• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENULISAN OTOBIOGRAFI SEBAGAI ALAT UNGKAP MASALAH PADA SISWA DI SEKOLAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENULISAN OTOBIOGRAFI SEBAGAI ALAT UNGKAP MASALAH PADA SISWA DI SEKOLAH"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adzkia. “Laut”. Adzkia, Oktober 2011.

Adzkia. 2011. “Adzkia, Oktober 2011.

Bobo. “Impianku”. Bobo, 9 September 2011

Bobo. 2011. “Impiaku”. Bobo, 20 September 2011.

Bobo. “Hantu.” Bobo, 29 september 2011

Bobo. 2011. “Mejaku yang Merah.” Bobo,

Dinar Pratisti, Wiwein. 2011. “Peran Kehidupan Emosional Ibu dalam

Perkembangan Regulasi Anak: Studi Meta Analisis. Jurnal Penelitian Humaniora. Edisi Pebruari 2011.

Dwi Astuti, Retno. 2005. ”Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap

Kemandirian Siswa dalam Belajar pada Siswa Kelas XI SMA Negeri Sumpiuh, Kabupaten Banyumas Tahun Ajaran 2005/2006. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Irmawati. 2004. ”Motivasi Berprestasi dan Pola Pengasuhan pada Suku

Bangsa Batak Toba di Desa Parpareran II Tapanuli Utara. Makalah yang disampaikan pada Temu Ilmiah Nasional dan Kongres IX Himpunan Psikologi Indonesia. Surabaya, 15-17 Januari 2004.

Joglosemar. Bunga Matahari. Joglosemar. 13 maret 2011

Joglosemar. 2011. “Sawah di Desaku”. Joglosemar. 8 Mei 2011.

Joglosemar. “Guru.”. Joglosemar, 26 juni 2011

Khalid al-’Am, Najib. 1990. Mendidik Cara Nabi Saw. Bandung: Pustaka Hidayah.

Kompas. 2011. “Eskul Tepat Sesuai Minat.” Kompas, 15 Agustus 2011.

(2)

Kompas. 2011. “Pesan dalam Sepucuk Surat sebelum Gantung Diri”. Kompas, 15 Agustus 2011.

Kompas. 2011. “Pembayaran Tunjangan Guru Masih Bermasalah”. Kompas, 10 September 2011.

Kompas. “Laba-laba di Rumahku.” Kompas, 22 Mei 2011

Kompas. 2011. “Paman-paman Tani Utun.” Kompas, 3 juli 2011

Kompas. 2011.”Yang Kulihat”. Kompas, 24 Juli 2011.

Kompas. 2011.”Naik Kelas.” Kompas, 14 Agustus 2011.

Kompas. 2011. “Aku Bukan Lagi si Bungsu.” Kompas, 21 Agustus 2011.

Kompas. 2011. “Tempat Tidurku.”. Kompas, 28 Agustus 2011.

Kompas. 2011. “Sepeda Baru.” Kompas, 2 Oktober 2011.

Kompas. 2011. “Bersama Angin”. Kompas, 4 September 2011

Kompas. 2011. “Lautan”. Kompas, 18 September 2011.

Kompas. 2011. “Tawuran.” Kompas, 25 September 2011.

Kompas. 2011. “Mengenal Kecerdasan Emosional.” Kompas, 26 September 2011.

Lestari; Setia Asyanti. 2009. ”Area Konflik Remaja Awal dengan Orang

Tua: Studi Kuantitatif pada Keluarga di Surakarta”. Jurnal Penelitian Humaniora. Volume 10. Nomor 2, Agustus 2009.

Maryadi; Atiqa Sabardila; Nanik Prihartanti; Markhamah. 2009. Pedoman

dan Silabus Pembelajaran Menulis Otobiografi. Jurnal Penelitian Humaniora. Volume 10, Nomor 1, Pebruari 2009.

P. Satiadarma; Fidelis E. Waruwu. 2003. Mendidik Kecerdasan. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Prasetiyanti, Herlin. 2005. “Pola Asuh Orang Tua dalam Meningkatkan

Disiplin Anak di Perumahan Muria Indah, Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kudus”. Fakultas Ilmu Sosial, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Semarang.

(3)

Pendidikan Nilai terhadap Kecerdasan Emosi Anak” Jurnal Penelitian Humaniora. Volume 9, Nomor 1, Pebruari 2008. Hal.

Rahmah Nur Anganthi, Nisa. et al. 2009. „Persepsi Anak terhadap Delinquency

Penyalahgunaan Nafza.“ Jurnal Penelitian Humaniora. Volume 10. Nomor 2, Agustus 2009.

Sabardila, Atiqa; Maryadi; Nanik Prihartanti; Markhamah. 2009. ”Model

Penggalian Potensi Menulis melalui Penulisan Otobiografi”. Jurnal Penelitian Humaniora Volume 10, Nomor 1, Pebruari 2009.

Solopos. 2011. “Hujan.” Solopos, 14 Agustus 2011

Solopos. 2011. “Bung Karno”. Solopos, 11 September 2011.

Solopos. 2011. “Ibu”. Solopos, 8 Mei 2011.

Solopos. 2011. “Lestarikan Hutan.” Solopos, 1 Mei 2011.

Solopos. 2011. “Cangkul.” Solopos, 31 Juli 2011.

Solopos. “Adikku Sayang.” Solopos, 4 September 2011.

Solopos. 2011. “Membaca”. Solopos, 7 Agustus 2011.

Solopos. 2011. “Melati Putih”. Solopos, 2 Oktober 2011.

Suara Merdeka. 2011. “Saudara Sejatiku.” Suara Merdeka, 11 September 2011.

Suara Merdeka. 2011. “Pohon-pohon Indah.”. Suara Merdeka, 25 September 2011.

Suara Merdeka. 2011. “Indonesiaku”. Suara Merdeka, 2 Oktober 2011.

(4)

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL

TAHUN 2011

PENULISAN OTOBIOGRAFI SEBAGAI ALAT

UNGKAP MASALAH PADA SISWA DI SEKOLAH

DIBIAYAI OLEH DP2M, DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

SESUAI DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN HIBAH PENELITIAN NOMOR: 242/SP2H/PL/Dit-Litabnas/IV/2011

TERTANGGAL 14 APRIL 2011

Peneliti

DrA. Atiqa Sabardila, M. Hum.

Dr. Nanik Prihartanti, M. Si., Psi.

(5)

HALAMAN PENGESAHAN HASIL LAPORAN TAHUN I

PENELITIAN FUNDAMENTAL

A. Judul Penelitian :

Penulisan Otobiografi sebagai Alat Ungkap Masalah pada Siswa di Sekolah

B. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dra. Atiqa Sabardila, M.Hum.

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. Pangkat/Golongan/NIK : Lektor Kepala/IVb/472 d. Bidang Keahlian : Linguistik Terapan

e. Fakultas/Jurusan : FKIP/Pendidikan Bahasadan Sastra Indonesia dan Daerah

f. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Surakarta Anggota

a Anggota : Dr. Hj. Nanik Prihartanti, M. Psi.

C. Biaya Tahun Kedua yang Disetujui : Rp 31. 500. 000, 00

Surakarta, 20 Nopember 2011 Mengetahui,

Dekan FKIP, Ketua Peneliti ,

Drs. H. Sofyan Anif, M. Si. Dra. Atiqa Sabardila, M. Hum.

NIK 485 NIK. 472

Mengetahui,

Ketua Lembaga Penelitian,

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penelitian tentang ”Penulisan Otobiografi sebagai Alat Ungkap Masalah pada Siswa di Sekolah” berhasil peneliti selesaikan dengan tepat waktu. Penelitian tahap I ini menyampaikan informasi tentang pemetaan tentang isi pesan pada karangan otobiografi yang ditulis oleh siswa bermasalah di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Surakarta.

Penelitian ini ”dibesarkan” oleh banyak pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada: (1) Rektor UMS yang telah membuka ”kran” penelitian sehingga peneliti amat leluasa mengembangkan tridarma PT, khususnya bidang pengabdian dan penelitian; (2) Direktur DP2M yang memberikan kepercayaan kepada peneliti di UMS untuk mempertanggungjawabkan proposal melalui penulisan laporan yang siap didiskusikan di forum ilmiah yang sifatnya nasional; (3) Rekan-rekan di jurusan PBSID yang meluangkan waktu untuk mendiskusikan temuan dan meluruskan argumentasi yang peneliti sampaikan; (4) Siswa-siswa di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta yang mampu mewujudkan tulisan otobiografi, dan (5) Kepala Sekolah beserta guru-guru di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta yang secara terbuka mengijinkan peneliti untuk meneliti peserta didiknya.

Semoga penelitian ini dapat menjadi wacana diskusi untuk pengembangan ilmu bahasa dan ilmu-ilmu lain yang terkait. Otobiografi siswa dapat ”mengundang” para peneliti di bidang pendidikan dan psikologi untuk mengidentifikasi penulis, latar belakang, serta isi pesan yang mereka sampaikan. Dengan mengungkap semua itu kita dapat menyelamatkan anak bangsa melalui berbagai solusi seseuai dengan karakter permasalahannya.

Surakarta, 20 Nopember 2011

(7)

RINGKASAN

Penelitian ini direncanakan berlangsung dua tahun. Tujuan tahun 1 (2011) adalah pemetaan tentang isi pesan pada karangan otobiografi yang ditulis oleh siswa bermasalah di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Surakarta. Adapun tujuan tahun II (2012) adalah penerapan pola asuh (: sekolah dan atau orang tua) berdasarkan spesifikasi karakter anak yang bermasalah.

Berikut hasil yang didapat tahun I (2011). Praktik menulis otobiografi yang dilakukan anak bermasalah memerlukan waktu 2 bulan. Karakter anak berlainan dalam penyelesaian tulisan. Ada yang secara rutin menulis; ada yang melakukannya secara mendadak, yakni menjelang akhir penugasan. Judul yang mereka hasilkan berkisar 1 - 12 judul. Ada 25 kata kunci yang disimpulkan dari pilihan judul, yakni TK, SD, SMP, belajar bersepeda, nonton bola, di BP, bermain layang-layang, berlibur, dilempar sepatu, berkemah, umur tertentu, masa kecil, masa lalu, mengambil mangga, membawa HP, rekreasi di desa, memancing, jatuh dari sepeda, mudik, mencari ikan, jalan-jalan, pengalamanku, asal-usul, dan disusui ibu. Otobiografi mereka berkaitan dengan aktivitas keseharian, yakni dalam asuhan orang tua, permainan, pertemanan, atau dalam kegiatan belajar di kelas dan aktivitas lain di sekitar sekolah.

Otobiografi memberikan informasi tentang kejujuran , potensi, hobi, bakat anak, kebiasaan, keberanian, kemandirian, kesukaan, kerajinan, ketaatan, pengalaman, kenakalan, perubahan perilaku, cita-cita, dan emosi (: positif dan negatif). Siswa SMP cenderung menceritakan kehidupan di seputar sekolah dan keluarga. Pertemanan, perselisihan, kesalahpahaman, keteledoran, kekurangdisiplinan, dan kekurangpatuhan menyebabkan konflik dengan orang-orang yang mereka kenal. Meski pernah muncul benturan, perilaku mereka masih dapat dikendalikan guru. Emosi positif dan negatif hampir seimbang – meski lebih banyak emosi negatifnya -- diekspresikan oleh siswa dalam otobiografi mereka. Hal itu berkaitan dengan respon terhadap orang dekat di lingkungan sekolah dan keluarga, seperti kecewa terhadap orang yang dipercaya atau terhadap sikap orang tua yang lebih memilih pekerjaan dibandingkan dengan anaknya, sangat sedih ditinggal orang yang dipercaya, marah dan menangis karena harus menulis surat pengganti hukuman karena melanggar perintah orang tua, atau sangat senang terhadap orang yang setia menemani, atau senang bertemu orang tua di kampung atau bertemu teman lama.

(8)

Secara keseluruhan jumlah jenis emosi positif yang muncul jauh lebih sedikit dari emosi negatif. Jenis emosi positif (7 jenis), yaitu: bahagia, senang, bangga, gembira, cinta, kagum dan suka. Jenis emosi negatif (16 jenis) yaitu: takut, malu, putus asa, malas, kesal, sedih, marah, sakit hati, jengkel, terkejut, tegang, cemas, gugup, pedih, dendam, dan benci. Fakta ini menunjukkan bahwa pengalaman hidup siswa bermasalah lebih banyak diwarnai peristiwa tidak menyenangkan yang memunculkan emosi negatif. Kemungkinan besar siswa bermasalah kurang mendapatkan perhatian dan pengalaman-pengalaman positif yang mendukung perkembangan emosi yang sehat.

Oleh karena itu, dari hasil penelitian tahun I (2011) perlu dilanjutkan dengan aplikasi/penerapan pola asuh (: sekolah dan atau orang tua) berdasarkan spesifikasi karakter anak yang bermasalah. Diharapkan proses belajar-mengajar menjadi kondusif karena problematika siswa bermasalah dapat diminimalisasi.

Temuan tahun I dipresentasikan di depan wali murid, wali kelas, guru BP, kepala sekolah, dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Selanjutnya, mereka berdiskusi tentang pola asuh dan aplikasinya untuk siswa bermasalah dengan narasumber dari peneliti. Diskusi berakhir dengan dihasilkan rangkuman yang dibacakan di depan peserta. Hasil rangkuman ini menjadi data untuk penyusunan laporan penelitian tahun II yang dilengkapi kajian teoretis dan hasil penelitian yang relevan.

Ada hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian berkaitan dengan penanganan anak bermasalah di sekolah tersebut untuk tahun II berdasarkan analisis data. Pertama, anak bermasalah diusulkan menjadi materi rapat dalam Komite Sekolah, khususnya berkaitan dengan perilaku malak kepada rekan mereka. Ditawarkan kepada wali siswa yang mampu untuk turut menjadi anak asuh. Bila memberatkan, biaya uang saku mereka dapat ditanggung secara iuran. Kedua, ditawarkan kepada pihak sekolah untuk meneruskan kegiatan home visit, khususnya ke rumah anak-anak yang sering malak atau keluarga mereka yang broken home agar perilaku patologis tersebut dapat diminimalisasi. Ketiga, ditawarkan kepada pihak sekolah untuk mengadakan pelatihan atau workshop kepada guru untuk peningkatan kualitas proses belajar-mengajar agar tidak ada lagi siswa yang keluar saat pembelajaran berlangsung. Materi pelatihan berupa strategi dan metode pembelajaran yang membuat siswa senang, nyaman di kelas, dan produktif.

(9)

SUMMARY

This study is expected to last in two years. The goal the first year (2011) is a mapping of the contents of messages on an autobiographical essay written by troubled students in SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. The purpose of the second year (2012) is the application of parenting (: school and/or parents) based on the specific character of the problematic students.

The results obtained in I (2011) are the practice of otobiography writing was done in two months. Their atitudes are different in completing their writing. Some students write continuously and the others write at time before dedline task submittion. Their ideas are around 1-12 titles. There are 24 key words of the choiced titles, such as, kinergarten, elementary school, yunior high school, learning to ride bycicle, watching football, have been called by guidance counseling, fying a kite, having holiday, thrown shoes, camping, a certain age, childhood, the past, take a mango , bringing HP, recreation in the village, fishing, fell off his bicycle, going home, fishing, sightseeing, experiences, origins, and breastfed. Their writings related to daily activities, namely in the care of older people, games, friendship, or learning activities and other activities at school. thrown shoes, camping, certain year, childhood, last time, take a manggo, bringing HP, having holiday in in a country, fishing, fell off his bicycle, going home, fishing, sightseeing, experiences, origins, and breastfed. Their writings related to daily activities, namely in the care of parents, games, friendship, or learning activities, and other activities at school.

Autobiography informs the honesty, potential, hobbies, talents of children, habits, courage, independence, joy, crafts, obedience, experience, delinquency, behavioral changes, ideals, and emotions (: postitif and negative). Junior high school students tend to tell about their lives in school and family. Friendship, conflict, misunderstanding, carelessness, lack of discipline, and lack of adherence led to conflicts with people they know. Although they ever have conflick, their behaviour can still be controlled by the teachers. Positive and negative emotions is almost balanced - although more negative emotions - expressed by students in their autobiographies. It is related to the response towards close person in school and family environments, such as disappointed with a trusted person or on the attitudes of parents who prefer a job to their son, feeling very sad because of left by trusted people, feeling angry and crying at having to write a letter substitute the punishment for disobeying parents, or really feeling happy towards the faithfully accompanied people, or feeling happy to meet parents in the village or seeing an old friend.

(10)

of negative emotions. Overall, the type number of positive emotions arise far less than negative emotions. There are 7 types of positive emotions, namely, happy, glad, proud, excited, love, admiration, and love. The negative emotions are 16 types, namely, fear, shame, despair, lazy, upset, sad, angry, hurt, annoyance, surprise, tense, anxious, nervous, pain, resentment, and hatred. This fact indicates that the students life experience have more unpleasant events that rise negative emotions. Mostly, the troubled students get less attention and positive experiences supporting healthy emotional development.

Therefore, the research results of the first year (2011) needs to proceed with the application/implementation of parenting (: school and/or parents) based on the specific character of the troubled children. Teaching-learning process is expected to be so favorable that the problems of troubled students can be minimized.

The first year findings were presented in front of students' parents, homeroom teacher, guidance counselor, principal, and vice principal of student affairs. Next, they discuss parenting and its application to the troubled students with the researchers as the speakers. The discussion ended with the generated summary read in front of the participants. These summary becomes the data for the second year research paper completed theoretical review and the relevant research result.

Based on the second year research analysis, there are some problem solvings to handle the troubled students. Firstly, the troubled students are proposed to be the material of school board meetings, particularly with the malak behavior to their colleagues. It is also offered to the student parents who are able to participate in foster parents. When it is hard to give the students’ pocket money, it can be paid in dues. Secondly, It is offered to continue the school activities of home visit, especially to the house of the children who often malak or to the house of broken home families in order to minimize their pathological behavior. Thirdly, It is offered to the school to provide training or workshops for teachers to improve the quality of teaching and learning process so that no more students who come out during the lesson. The training materials are in the form of strategies and methods that make students happy, comfortable in the classroom, and productive.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN ………... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RINGKASAN DAN SUMMARY ... iv

DAFTAR ISI ………....………... viii

BAB I. PENDAHULUAN ...……... 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

BAB III. METODE PENELITIAN ... 11

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 13

BABA VI. PENUTUP ... 61

4.1 Simpulan ... 61

4.2 Implikasi ... 63

4.3 Saran ... 63

DAFTAR ACUAN ………... 65

LAMPIRAN ... 68

1. DRAF ARTIKEL ILMIAH ... 69

(12)

RINGKASAN

PENULISAN OTOBIOGRAFI SEBAGAI ALAT UNGKAP MASALAH PADA SISWA DI SEKOLAH

OTOBIOGRAPHY WRITING AS AN EXPRESSING MEANS OF STUDENTS’ PROBLEM AT SCHOOL

Atiqa Sabardila Nanik Prihartanti

Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417-719483 Fax. (0271) 715448 Surakarta 57102

e-mail mbakatiq@gmail.com.

Penelitian ini direncanakan berlangsung dua tahun. Tujuan tahun 1 (2011) adalah pemetaan tentang isi pesan pada karangan otobiografi yang ditulis oleh siswa bermasalah di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Surakarta. Adapun tujuan tahun II (2012) adalah penerapan pola asuh (: sekolah dan atau orang tua) berdasarkan spesifikasi karakter anak yang bermasalah.

Berikut hasil yang didapat tahun I (2011). Praktik menulis otobiografi yang dilakukan anak bermasalah memerlukan waktu 2 bulan. Karakter anak berlainan dalam penyelesaian tulisan. Ada yang secara rutin menulis; ada yang melakukannya secara mendadak, yakni menjelang akhir penugasan. Judul yang mereka hasilkan berkisar 1 - 12 judul. Ada 25 kata kunci yang disimpulkan dari pilihan judul, yakni TK, SD, SMP, belajar bersepeda, nonton bola, di BP, bermain layang-layang, berlibur, dilempar sepatu, berkemah, umur tertentu, masa kecil, masa lalu, mengambil mangga, membawa HP, rekreasi di desa, memancing, jatuh dari sepeda, mudik, mencari ikan, jalan-jalan, pengalamanku, asal-usul, dan disusui ibu. Otobiografi mereka berkaitan dengan aktivitas keseharian, yakni dalam asuhan orang tua, permainan, pertemanan, atau dalam kegiatan belajar di kelas dan aktivitas lain di sekitar sekolah.

(13)

sangat sedih ditinggal orang yang dipercaya, marah dan menangis karena harus menulis surat pengganti hukuman karena melanggar perintah orang tua, atau sangat senang terhadap orang yang setia menemani, atau senang bertemu orang tua di kampung atau bertemu teman lama.

Berdasarkan otobiografi ke-27 siswa digambarkan bahwa siswa bermasalah dapat ditandai dengan adanya hambatan untuk mengenali dan mengungkapkan emosi. Bahkan 8 dari 27 siswa (29, 62 %) sama sekali tidak menunjukkan ungkapan emosi dalam tulisannya. Padahal bila dicermati, tulisan mereka terdapat pengalaman/peristiwa yang memungkinkan menunjukkan suasana emosi. Tulisan mereka dipenuhi rentetan kegiatan yang mengalir, namun pada umumnya dijumpai loncatan berpikir dari satu ingatan ke ingatan lain. Dapat dikatakan uraian tulisan yang tanpa disertai ungkapan perasaan. Ada 10 siswa (37,03 %) yang sama sekali tidak mengenali adanya emosi positif, dan 16 siswa (59,25 %) sama sekali tidak mengenali adanya emosi negatif. Secara keseluruhan jumlah jenis emosi positif yang muncul jauh lebih sedikit dari emosi negatif. Jenis emosi positif (7 jenis), yaitu: bahagia, senang, bangga, gembira, cinta, kagum dan suka. Jenis emosi negatif (16 jenis) yaitu: takut, malu, putus asa, malas, kesal, sedih, marah, sakit hati, jengkel, terkejut, tegang, cemas, gugup, pedih, dendam, dan benci. Fakta ini menunjukkan bahwa pengalaman hidup siswa bermasalah lebih banyak diwarnai peristiwa tidak menyenangkan yang memunculkan emosi negatif. Kemungkinan besar siswa bermasalah kurang mendapatkan perhatian dan pengalaman-pengalaman positif yang mendukung perkembangan emosi yang sehat.

Oleh karena itu, dari hasil penelitian tahun I (2011) perlu dilanjutkan dengan aplikasi/penerapan pola asuh (: sekolah dan atau orang tua) berdasarkan spesifikasi karakter anak yang bermasalah. Diharapkan proses belajar-mengajar menjadi kondusif karena problematika siswa bermasalah dapat diminimalisasi.

Temuan tahun I dipresentasikan di depan wali murid, wali kelas, guru BP, kepala sekolah, dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Selanjutnya, mereka berdiskusi tentang pola asuh dan aplikasinya untuk siswa bermasalah dengan narasumber dari peneliti. Diskusi berakhir dengan dihasilkan rangkuman yang dibacakan di depan peserta. Hasil rangkuman ini menjadi data untuk penyusunan laporan penelitian tahun II yang dilengkapi kajian teoretis dan hasil penelitian yang relevan.

Ada hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian berkaitan dengan penanganan anak bermasalah di sekolah tersebut untuk tahun II berdasarkan analisis data. Pertama, anak bermasalah diusulkan menjadi materi rapat dalam Komite Sekolah, khususnya berkaitan dengan perilaku malak kepada rekan mereka. Ditawarkan kepada wali siswa yang mampu untuk turut menjadi anak asuh. Bila memberatkan, biaya uang saku mereka dapat ditanggung secara iuran. Kedua, ditawarkan kepada pihak sekolah untuk meneruskan kegiatan home visit, khususnya ke rumah anak-anak yang sering malak atau keluarga mereka yang broken home agar perilaku patologis tersebut dapat diminimalisasi. Ketiga, ditawarkan kepada pihak sekolah untuk mengadakan pelatihan atau workshop kepada guru untuk peningkatan kualitas proses belajar-mengajar agar tidak ada lagi siswa yang keluar saat pembelajaran berlangsung. Materi pelatihan berupa strategi dan metode pembelajaran yang membuat siswa senang, nyaman di kelas, dan produktif.

(14)

SUMMARY

This study is expected to last in two years. The goal the first year (2011) is a mapping of the contents of messages on an autobiographical essay written by troubled students in SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. The purpose of the second year (2012) is the application of parenting (: school and/or parents) based on the specific character of the problematic students.

The results obtained in I (2011) are the practice of otobiography writing was done in two months. Their atitudes are different in completing their writing. Some students write continuously and the others write at time before dedline task submittion. Their ideas are around 1-12 titles. There are 24 key words of the choiced titles, such as, kinergarten, elementary school, yunior high school, learning to ride bycicle, watching football, have been called by guidance counseling, fying a kite, having holiday, thrown shoes, camping, a certain age, childhood, the past, take a mango , bringing HP, recreation in the village, fishing, fell off his bicycle, going home, fishing, sightseeing, experiences, origins, and breastfed. Their writings related to daily activities, namely in the care of older people, games, friendship, or learning activities and other activities at school. thrown shoes, camping, certain year, childhood, last time, take a manggo, bringing HP, having holiday in in a country, fishing, fell off his bicycle, going home, fishing, sightseeing, experiences, origins, and breastfed. Their writings related to daily activities, namely in the care of parents, games, friendship, or learning activities, and other activities at school.

Autobiography informs the honesty, potential, hobbies, talents of children, habits, courage, independence, joy, crafts, obedience, experience, delinquency, behavioral changes, ideals, and emotions (: postitif and negative). Junior high school students tend to tell about their lives in school and family. Friendship, conflict, misunderstanding, carelessness, lack of discipline, and lack of adherence led to conflicts with people they know. Although they ever have conflick, their behaviour can still be controlled by the teachers. Positive and negative emotions is almost balanced - although more negative emotions - expressed by students in their autobiographies. It is related to the response towards close person in school and family environments, such as disappointed with a trusted person or on the attitudes of parents who prefer a job to their son, feeling very sad because of left by trusted people, feeling angry and crying at having to write a letter substitute the punishment for disobeying parents, or really feeling happy towards the faithfully accompanied people, or feeling happy to meet parents in the village or seeing an old friend.

(15)

existence of positive emotions, and 16 students (59.25%) do not recognize the existence of negative emotions. Overall, the type number of positive emotions arise far less than negative emotions. There are 7 types of positive emotions, namely, happy, glad, proud, excited, love, admiration, and love. The negative emotions are 16 types, namely, fear, shame, despair, lazy, upset, sad, angry, hurt, annoyance, surprise, tense, anxious, nervous, pain, resentment, and hatred. This fact indicates that the students life experience have more unpleasant events that rise negative emotions. Mostly, the troubled students get less attention and positive experiences supporting healthy emotional development.

Therefore, the research results of the first year (2011) needs to proceed with the application/implementation of parenting (: school and/or parents) based on the specific character of the troubled children. Teaching-learning process is expected to be so favorable that the problems of troubled students can be minimized.

The first year findings were presented in front of students' parents, homeroom teacher, guidance counselor, principal, and vice principal of student affairs. Next, they discuss parenting and its application to the troubled students with the researchers as the speakers. The discussion ended with the generated summary read in front of the

participants. These summary becomes the data for the second year research paper completed theoretical review and the relevant research result.

Based on the second year research analysis, there are some problem solvings to handle the troubled students. Firstly, the troubled students are proposed to be the material of school board meetings, particularly with the malak behavior to their colleagues. It is also offered to the student parents who are able to participate in foster parents. When it is hard to give the students’ pocket money, it can be paid in dues. Secondly, It is offered to continue the school activities of home visit, especially to the house of the children who often malak or to the house of broken home families in order to minimize their pathological behavior. Thirdly, It is offered to the school to provide training or workshops for teachers to improve the quality of teaching and learning process so that no more students who come out during the lesson. The training materials are in the form of strategies and methods that make students happy, comfortable in the classroom, and productive.

Referensi

Dokumen terkait

Ayat di atas menerangkan bahwah Allah tidak membebankan pekerjaan kepada hambanya kecuali sesuai dengan kemampuannya dan tuntutan kebutuhannya. Dari unsur

Obzirom na sve navedeno, odnosno utjecaj prometne infrastrukture u odvijanju gospodarske aktivnosti razvijenih zemalja, ali i zemalja u razvoju, predmet istraživanja ovog rada

Lebih baik membeli jajan dari pada menyisihkan uang untuk DANSOS disetiap hari senin Saya belajar bersama teman dengan menggunakan buku catatan milik saya Saya tidak peduli kepada

Kewarganegaraan, diketahui bahwa di sekolah ini telah menerapkan praktik belajar Kewarganegaraan dalam pembelajaran PKn melalui model pembelajaran praktik belajar

Untuk menyelesaikan permasalahan apa yang menjadi penyebab keterlambatan pekerjaan interior proyek ini, saya akan mencoba mendapatkan data dengan survey langsung dan

Penyakit ini termasuk dalam penyakit daerah tropis dan penyakit ini sangat sering di jumpai di Asia termasuk di Indonesia Tujuan : Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada

Diperkuat dengan bukti bulan seperti planet logam titanium berongga yang diciptakan manusia, maka tidak sulit untuk membayangkan bahwa bulan seyogianya dipasang dan diletakkan di

Belum diketahuinya peningkatan kemampuan teknik dasar passing bawah permainan bolavoli dengan bentuk bermain 3 lawan 3 pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMA