• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBAIKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MUATAN IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBAIKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MUATAN IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERBAIKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MUATAN IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING (PBL) SISWA KELAS 4 SD

Maulida Ilfin Muasaroh 1) , Nyoto Harjono 2) , Gamaliel Septian Airlanda 3) Universitas Kristen Satya Wacana

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

URL : http://e-jurnalmitrapendidikan.com

© 2018 Kresna BIP. e-ISSN 2550-0481 p-ISSN 2614-7254

Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)

Dikirim : 22 Juli 2018 Revisi pertama : 26 Juli 2018 Diterima : 28 Juli 2018 Tersedia online : 30 Juli 2018

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar muatan IPA tema 8 subtema 1 siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui model pembelajaran Problem Based Learning. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, kajian dokumen dan tes. Hasil observasi prasiklus aktivitas guru dan siswa memperoleh persentase 66,69% dan 42,89%. Hasil ulangan harian muatan IPA kelas 4 memperoleh nilai tertinggi 95, nilai terendah 36, dan rata-rata 63. Siswa yang mencapai KKM, 14 siswa dari 34 siswa. Simpulan hasil penelitian adalah penerapan model PBL dapat memperbaiki proses dan hasil belajar muatan IPA tema 8. Pada siklus I, persentase ketercapaian aktivitas guru sebesar 88,1% meningkat pada siklus II menjadi 97,62%. Ketercapaian aktivitas siswa pada siklus I sebesar 72,6% meningkat pada siklus II menjadi 95,24%. Peningkatan hasil belajar muatan IPA dilihat dari aspek kognitif persentase ketuntasan untuk siklus I mencapai 67,65%, meningkat pada siklus II menjadi 88,24%.

Kata Kunci : Proses, Hasil Belajar, Muatan IPA, Problem Based Learning

Email : 292014241@student.uksw.edu 1) , har.john59@gmail.com 2) ,

(2)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pemerintah menerapkan kurikulum 2013 secara serentak di sekolah dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi berdasarkan Permendikbud No 68 Tahun 2013. Penerapan kurikulum 2013 diharapkan dapat memperbaiki dan menyempurnakan mutu pendidikan. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang penilaiannya tidak mengutamakan pada aspek pengetahuan, tetapi juga pada aspek keterampilan dan sikap. Dalam Kurikulum 2013 proses pembelajaran harus menggunakan pendekatan scientific learning. Dalam kenyataannya proses pembelajaran kurikulum 2013 belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

SD Negeri Dukuh 01 Salatiga adalah salah satu SD yang menerapkan kurikulum 2013. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti ditemukan masalah dalam proses pembelajarannya yaitu siswa kurang antusias bertanya dan tidak berani maju didepan kelas untuk presentasi. Aktivitas belajar yang belum optimal dapat berdampak pada nilai muatan IPA tema 8 masih kurang maksimal, hal ini terlihat dari 34 siswa yang mengikuti ulangan harian, ada 20 siswa harus mengikuti program perbaikan atau remedial karena nilai di bawah KKM yang ditentukan yaitu 70. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara guru kelas 4 yang mengungkapkan bahwa siswa kelas 4 kurang antusias dalam bertanya saat guru meminta siswa untuk bertanya alasan siswa tidak antusias bertanya dan tidak berani maju ke depan kelas karena, siswa takut dan malu jika jawaban serta hasil diskusi yang disampaikan salah, maka mereka akan diejek oleh satu kelas.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang ditemukan, maka rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana menerapkan model Problem Based Learning dalam memperbaiki proses pembelajaran muatan IPA Tema 8 subtema 1 siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 Salatiga semester II tahun 2017/2018.

2. Apakah perbaikan proses melalui model Problem Based Learning dapat memperbaiki hasil belajar IPA Tema 8 subtema 1 siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 Salatiga semester II tahun 2017/2018.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.

1. Menerapan model Problem Based Learning dalam memperbaiki proses pembelajaran muatan IPA Tema 8 subtema 1 siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 Salatiga semester II tahun 2017/2018.

(3)

KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar

Kurikulum 2013 yang telah direvisi pada tahun 2016 menerapkan sistem pembelajaran tematik dengan pendekatan saintifik dan penilaian yang mengacu pada 3 ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Pembelajaran tematik dengan mengangkat tema-tema yang dekat dengan kehidupan dan lingkungan siswa sehingga akan memberikan makna bagi siswa karena memenuhi kebutuhan, meningkatkan minat, dan mengembangkan bakat serta membantu dalam menyelesaikan masalah di kehidupannya (Majid, 2013). Menurut Akbar (2013), pembelajaran tematik merupakan sistem pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk mencari, menggali dan menemukan konsep suatu ilmu secara keseluruhan, bermakna, dan autentik melalui tema tertentu dengan menggabungkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta pemikiran yang kreatif. Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tematik merupakan pembelajaran yang menggunakan tema yang dekat dengan kehidupan sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan siswa menjadi aktif mencari pengetahuannya sendiri, dapat meningkatkan minat, bakat, kreatifitas dan sikap melalui tema tertentu.

Pengertian Muatan IPA

Menurut Susanto (2013), IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam melalui pengamatan yang tepat, menggunakan prosedur, dan dapat dijelaskan dengan penalaran sehingga didapatkan sebuah kesimpulan. Menurut Trianto (2010) IPA merupakan kumpulan teori tentang gejala alam yang lahir dan berkembang yang menggunkan metode ilmiah yang menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur. IPA merupakan rumpun ilmu, yang memiliki ciri khusus dalam mempelajari fenomena alam berupa factual (factual), kenyataan (reality) atau kejadian

(event) dan hubungan sebab akibatnya (Wisudawati & Sulistyowati, 2014). Dari

pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang alam melalui pengamatan dengan menggunakan metode ilmiah sehingga mendapatkan kesimpulan yang dapat dijelaskan dengan penalaran. Pembelajran IPA merupakan pembelajaran yang yang berkaitan dengan kejadian yang dialami oleh siswa, selain itu pembelajaran IPA juga memberikan hal yang nyata sehingga memberikan pemahaman yang baik karena mengalami secara langsung kejadian tersebut.

Hasil Belajar

(4)

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, sehingga hasil belajar dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur penguasaan materi pada siswa.

Problem Based Learning

Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang membahas

suatu masalah, sehingga siswa dapat merangkai pengetahuannya sendiri, mengembangkan keterampilan, membuat siswa lebih mandiri dan membuat siswa percaya diri (Hosnan, 2014). Model PBL adalah model pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam memecahkan masalah nyata (Gunantara, Suarjana, & Riastini, 2014). PBL merupakan pembelajaran yang memberikan masalah kepada siswa dan diharapkan untuk memecahkan masalah dengan melaksanakan pembelajaran yang aktif (Wulan, Budi, & Suryandari, 2012). Jadi, dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa PBL merupakan model pembelajaran yang membahas suatu masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari secara kelompok atau individu, sehingga dalam memecahan masalah siswa menjadi aktif mencari pengetahuannya sendiri.

Menurut Hosnan (2014) Sintak model pembelajaran PBL mencakup 5 langkah sebagai berikut: (1) Orientasi siswa pada suatu masalah, (2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar, (3) Membimbing penyelidikan indivudual dan kelompok, (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya yang telah didiskusikan dalam kelompok belajar, (5) Menganalisis dan mengevaluasi hasil karya.

Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian relevan yang pertama disusun oleh Riana Rahmasari dalam Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem

Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD”. Hasil

penelitian menunjukkan siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 78,58. Nilai tersebut telah mengalami kenaikan jika dibanding dengan nilai rata-rata kelas pada prasiklus yang hanya 69,67. Persentase tuntas belajar klasikal mencapai 23 orang atau 95,83% mempunyai nilai lebih besar atau sama dengan 65 (telah memenuhi KKM) dan hanya 1 orang atau 4,17% siswa mempunyai nilai lebih kecil dari 65 (belum memenuhi KKM), jika dibandingkan pada nilai awal pra siklus yang persentase tuntas belajar klasikal belum mencapai indikator keberhasilan yaitu sebanyak 14 orang atau 58,33% mempunyai nilai lebih besar atau sama dengan 65 (telah memenuhi KKM). Sedangkan sebanyak 10 orang atau sebanyak 41,67% siswa mempunyai nilai lebih kecil dari 65 (belum memenuhi KKM) (Rahmasari, 2016).

Penelitian kedua disusun oleh Rizka Vitasari, Joharman, Kartika Chrysti Suryandari dalam Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Problem Based Learning Siswa Kelas V

(5)

85,4%. Jadi, dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 25,3 atau 31,2% % (Vitasari, Joharman, & Suryandari, 2012).

Persamaan penelitian dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran PBL, mengukur hasil belajar dan instrumen yang digunakan berupa tes dan non tes. Perbedaannya dengan penelitian penulis yaitu masalah, tujuan, tindakan, jumlah siswa yang berbeda, penulis dengan jumlah 34 siswa. Sekolah yang berbeda, penelitian penulis di SD Dukuh 01 Salatiga.

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: (1) Penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning dapat memperbaiki proses pembelajaran yang meliputi aktivitas guru dan

aktivitas siswa pada pembelajaran muatan IPA Tema 8 subtema 1 siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 Salatiga semester II tahun 2017/2018 secara signifikan dengan langkah-langkah yang sesuai dengan model pembelajaran PBL yaitu mengorientasi siswa pada suatu masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar secara individu maupun kelompok, membimbing penyelidikan indivudual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya yang telah didiskusikan dalam kelompok belajar, serta menganalisis dan mengevaluasi hasil karya. (2) Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar muatan IPA Tema 8 subtema 1 siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 Salatiga semester II tahun 2017/2018 secara individual mengalami ketuntasan belajar secara signifikan dengan

nilai diatas KKM (≥ 70).

METODE PENELITIAN

Tempat, Waktu dan SubjekPenelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri Dukuh 01 Salatiga yang terletak di kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Letak sekolah di pinggir jalan yaitu samping perempatan lampu merah grogol sehingga dapat dijangkau dengan mudah, baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum seperti angkot. Penelitian dilakukan pada semester II, tahun ajaran 2017/2018 di SD Negeri Dukuh 01. Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan, 2 kali tatap muka dan 1 ambil data yang dimulai pada Minggu ketiga bulan April sampai akhir bulan April 2018. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 tahun pelajaran 2017/2018. Siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 berjumlah 34 siswa terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan dengan karateristik siswa yang bervariasi dan rata-rata umur 10 tahun.

Rencana Pelaksanaan Tindakan

(6)

refleksi. Apabila pembelajaran pada siklus II sudah memenuhi pencapaian untuk aktivitas belajar meningkat secara signifikan, dan ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai rata-rata hasil belajar muatan IPA tema 8 meningkat dari nilai KKM (≥ 70) yang telah ditentukan atau ketuntasan belajar klasikal sebesar 80% dari 34 siswa. Maka tidak perlu diadakan perbaikan kembali dan penerapan model pembelajaran PBL pada pembelajaran IPA dinyatakan berhasil.

Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan teknik untuk menggumpulkan data yang akan dijadikan acuan penelitian dengan menggunakan teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes sebagai alat pengumpulan data hasil belajar siswa tema 8 muatan IPA dan tenik non tes untuk mengamati proses pembelajaran menggunakan lembar observasi. Nilai r pada α = 5% adalah 0,413 (Sugiyono, 2010). Pada siklus 1 uji reliablilitas

istrumen soal setelah diuji tingkat reliabilitasnya dengan Cronbach’s Alpha sebesar

0,854 dari 35 item yang diuji dan pada siklus 2 instrumen soal diuji tingkat reliabilitasnya dengan Cronbach’s Alpha sebesar 0,878 dari 35 item yang diuji.

Data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah data kuantitatif. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan statistik deskriptif. Sedangkan data hasil belajar muatan IPA tema 8 dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif untuk membandingkan hasil belajar setelah tindakan siklus I dan siklus II.

Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pelaksanakan PTK pada kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 adalah data yang berupa angka (data kuantitatif) yang menunjukkan nilai tes kondisi awal, nilai setelah siklus I, nilai setelah siklus II, observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran muatan IPA tema 8 melalui model pembelajaran PBL dari setiap siklusnya. Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa melalui model pembelajaran PBL menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Sedangkan untuk data nilai hasil belajar IPA dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif sehingga dapat dibandingkan nilai hasil belajar muatan IPA tema 8 setelah tindakan siklus I dan siklus II. Analisis hasil belajar muatan IPA tema 8 siswa dilakukan dengan menghitung persentase ketuntasan belajar IPA secara klasikal dan rata-rata nilai siswa

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Deskripsi Pra Siklus

(7)

Ternyata aktivitas belajar yang belum maksimal berdampak pada rendahnya hasil belajar. Berdasarkan hasil ulangan harian muatan IPA kelas 4 memperoleh hasil nilai tertinggi 95, nilai terendah 36, nilai rata-rata 63. Siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 14 siswa dari 34 siswa , itu artinya hasil belajar muatan IPA masih rendah.

Deskripsi Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I ini terdiri dari tiga pertemuan, yaitu pertemuan 1, 2 dan 3 yang berlangsung pada hari Selasa, Rabu dan Kamis tanggal 17, 18 dan 19 April 2018. Hal-hal yang dilakukan pada kegiatan Siklus I adalah Perencanaan antara lain : rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I, lembar observasi atau pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, lembar aktivitas guru saat mengajar dalam menerapkan model PBL, laptop, proyektor, LCD, gambar taman bermain, ayunan dan anak mengayun sepeda, meja serta pintu. Dalam kegiatan inti juga menerapkan model pembelajaran PBL.

Berdasarkan pengamatan terhadap proses pembelajaran muatan IPA tema 8 menggunakan model pembelajaran PBL pada siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 diperoleh data aktivitas belajar siklus I. Aktivitas belajar meliputi aktivitas guru dan aktivitas siswa disajikan pada tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I

No Aspek yang

Diamati Indikator

Guru Siswa

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2

1 Kegiatan Awal

1-6 100% 100% 83% 100%

2 Kegiatan Inti

7-16 86,68% 93,34% 70,02% 70,02%

3 Kegiatan Akhir

16-19 66,7% 66,7% 66,7% 66,7%

Rata-Rata 85,72% 90,48% 71,45% 73,82%

Sumber: Hasil Penelitian, diolah (2018)

Berdasarkan data tabel 1 dapat dilihat aktivitas guru pada pertemuan pertama dan kedua siklus I mengalami peningkatan.Pada pertemuan pertama memperoleh rata-rata presentase 85,72% meningkat menjadi 90,48%. Pada aktivitas siswa pertemuan pertama diperoleh presentase 71,45% dan pada pertemuan ke dua sebesar 73,82%. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 19 indikator aktivitas guru dan 19 indikator aktivitas siswa. Masing-masing

indikator diberi tanda centang √ apabila guru atau siswa melaksanakan kegiatan yang

ada pada indikator.

(8)

memenuhi indikator hasil pencapaian 80% dari 34 siswa tuntas, maka perlu dilakukan tindak lanjut pada siklus II.

Deskripsi Siklus II

Perencanaan pada siklus II yang dilakukan oleh peneliti adalah memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I dan mempersiapkan alat penunjang lain yang perlu dilakukan pada siklus II. Pelaksanaan tindakan siklus II ini terdiri dari tiga pertemuan, yaitu pertemuan 1, 2 dan 3 yang berlangsung pada hari Selasa, Rabu dan Kamis tanggal 24, 25 dan 26 April 2018. Hal-hal yang dilakukan pada kegiatan Siklus II adalah Perencanaan antara lain : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II, lembar observasi atau pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, lembar observasi atau pengamatan aktivitas guru saat mengajar dengan menerapkan model pembelajaran PBL, Laptop, Proyektor LCD, materi pelajaran gaya, gambar anak mengayuh sepeda, teks cerita dan menyiapkan meja.

Berdasarkan pengamatan terhadap proses pembelajaran muatan IPA tema 8 menggunakan model pembelajaran PBL pada siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 diperoleh data aktivitas belajar siklus II. Aktivitas belajar meliputi aktivitas guru dan aktivitas siswa disajikan pada tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II

No Aspek yang

Diamati Indikator

Guru Siswa

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2

1 Kegiatan Awal

1-6 100% 100% 100% 100%

2 Kegiatan Inti

7-16 93,34% 100% 86,67% 100%

3 Kegiatan Akhir

16-19 100% 100% 100% 100%

Rata-Rata 95,24% 100% 90,48% 100%

Sumber: Hasil Penelitian, diolah (2018)

Berdasarkan data tabel 2 dapat dilihat aktivitas guru pada pertemuan pertama dan kedua siklus II mengalami peningkatan. Pada pertemuan pertama memperoleh rata-rata presentase 95,24% meningkat menjadi 100%. Pada aktivitas siswa pertemuan pertama diperoleh presentase 90,48% dan pada pertemuan ke dua sebesar 100%.

Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 19 indikator aktivitas guru dan 19 indikator aktivitas siswa. Masing-masing indikator diberi tanda centang √ apabila guru atau siswa melaksanakan kegiatan yang terdapat pada indikator.

(9)

pembelajaran PBL dalam pembelajaran muatan IPA pada kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 dinyatakan berhasil meningkatkan proses dan hasil belajar.

Analisis Komparatif a. Aktivitas Belajar

Setelah dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran muatan IPA tema 4 siklus I dan siklus II telah diperoleh data perbandingan hasil observasi aktivitas belajar yang disajikan dalam tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3. Perbandingan Analisis Rata-Rata Observasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan tabel 3 tentang perbandingan analisis rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas guru dan siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II dengan penerapan model pembelajaran PBL. Setelah pelaksanaan tindakan pra siklus rata-rata 66,69%, siklus I rata-rata aktivitas guru mencapai 88,1%. Pada siklus II rata-rata aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 97,62%. Seiring dengan peningkatan aktivitas guru, rata-rata aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada pra siklus dengan rata-rata 42,89%, siklus I rata-rata aktivitas siswa 72,6%, kemudian pada siklus II rata-rata skor meningkat menjadi 95,24%.

b. Hasil Belajar

Hasil belajar diperoleh dari tes evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Dari Pra Siklus, siklus I, dan siklus II telah terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan belajar pada pembelajaran muatan IPA tema 8. Adapun data perbandingannya dasajikan dalam tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4. Perbandingan Ketuntasan Belajar Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan Belajar

Nilai KKM

Prasiklus Siklus I Siklus II Banyak

(10)

yang belum mencapai KKM sejumlah 20 siswa atau 58,82% dengan rata-rata hasil belajar muatan IPA 63. Ketuntasan belajar pada siklus I siswa yang mencapai KKM sejumlah 23 siswa atau 67,65%, yang belum mencapai KKM sejumlah 11 siswa atau 32,35% dengan rata-rata hasil belajar IPA 74,5. Sedangkan katuntasan siswa pada siklus II siswa yang mencapai KKM sejumlah 30 siswa atau 88,24%, yang belum mencapai KKM sejumlah 4 siswa atau 11,76% dengan rata-rata hasil belajar IPA 80. Dari hasil belajar IPA dan ketuntasan belajar siswa siklus II tersebut dapat diketahui bahwa indikator keberhasilan tindakan penelitian menggunakan model pembelajaran PBL yang telah ditentukan oleh peneliti sudah tercapai (ketuntasan belajar siswa ≥ 80%).

Pembahasan

Rendahnya aktivitas belajar muatan IPA diketahui berdasarkan hasil observasi pembelajaran muatan IPA prasiklus di kelas 4 SD Negeri Dukuh 01. Hasil aktivitas guru pra siklus yang memperoleh persentase 66,69%, kemudian aktivitas siswa pada prasiklus memperoleh persentase 42,89%. Ternyata dapat berpengaruh terhadap hasil belajar muatan IPA di kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 yang dibuktikan berdasarkan tingkat ketuntasan hasil belajar prasiklus, bahwa siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM (70) hanya 14 siswa atau 41,18% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM ada 20 siswa atau 58,82% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan kondisi yang demikian maka peneliti merasa diperlukan adanya tindakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar muatan IPA tema 8 siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 dengan menerapkan model pembelajaran PBL.

Setelah pembelajaran muatan IPA tema 8 dengan menerapkan model pembelajaran PBL dilaksanakan secara keseluruhan pada siklus I dan siklus II. Siswa menjadi lebih berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Terbukti dari data hasil observasi aktivitas siswa yang telah dipaparkan pada tabel 1. Meningkatnya aktivitas belajar siswa diikuti dengan meningkatnya hasil belajar muatan IPA tema 8 yang terlihat dari peningkatan nilai rata-rata kelas siklus I sebesar 74,5 dengan ketuntasan mencapai 67,65%. Pencapaian tersebut belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan peneliti yaitu sebesar 80%, maka diadakan reflekasi sebagai perbaikan pada siklus II. Pada pembelajaran siklus I, hal-hal yang perlu diperbaiki yaitu pada langkah mengorganisasi peserta didik untuk belajar, siswa kurang berperan aktif dalam pembentukan kelompok. Pada langkah membimbing penyelidikan individual dan kelompok, siswa kuarang berperan aktif dalam berdiskusi, hanya 2 atau 3 siswa yang berdiskusi dan siswa masih malu bertanya saat kesulitan dalam mengerjakan LKS. Pada langkah mengembangkan dan menyajikan hasil, siswa kurang aktif dalam memberikan tanggapan kepada hasil diskusi dari kelompok lain. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 80 dengan pencapaian ketuntasan belajar mencapai 88,24% tuntas. Berdasarkan pencapaian ketuntasan pada siklus II, maka hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah mencapai indikator ketuntasan yang ditetapkan peneliti sebesar 80% siswa tuntas.

(11)

mengaktifkan siswa, dan siswa juga belajar untuk menyelesaikan masalah. Model pembelajaran PBL dapat mengurangi perasaan takut dan malu yang dirasakan oleh siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan metode PBL juga menjadikan siswa dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan siswa yang lain.

Dengan menerapkan model pembelajaran PBL pada siklus I dan siklus II siswa dapat merespon pertanyaan dari guru, mengenal masalah, menyelidiki masalah sendiri, mengembangkan bakat dan kecakapan individu, menggunakan kemampuan untuk menyelesaikan masalah sehingga dapat meningkatkan keaktifan dalam bertanya dan hasil belajar siswa muatan IPA khususnya tema 8 Daerah Tempat Tinggalku. Penelitian yang disusun oleh Eni Wulandari, H. Setyo Budi, Kartika Chrysti Suryandari dalam Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Penerapan Model PBL

(Problem Based Learning) Pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SD” (Wulandari,

Budi, & Suryandari, 2012). Penilitian kedua yang disusun oleh Ni Luh Sri Ayu Karyaningsih, Nengah Suadnyana, I Gusti Agung Oka Negara dalam Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Pengetahuan IPA”

(Karyaningsih, Suadnyana, & Negara, 2016). Berdasarkan bukti dan uraian penelitian yang disajikan, maka penerapan model pembelajaran PBL dalam pembelajaran muatan IPA pada siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 terbukti bahwa penerapan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Setelah menerapkan model pembelajaran PBL dengan langkah-langkah meliputi orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya yang telah di diskusikan dalam kelompok belajar, dan menganalisis dan mengevaluasi hasil karya dalam model PBl berdampak pada meningkatnya antusias siswa dalam proses pembelajaran, sehingga aktivitas siswa meningkat pada proses pembelajaran muatan IPA tema 8. Menggunakan model pembelajaran PBL mempengaruhi hasil belajar siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga hasil belajar muatan IPA tema 8 yang diperoleh siswa mengalami peningkatan.

(12)

pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran PBL hasil belajar muatan IPA tema 8 mengalami peningkatan dari perolehan kondisi awal sebelumnya, nilai rata-rata yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I menjadi 74,5 dengan besarnya persentase ketuntasan 67,65%, kemudian setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II nilai rata-rata hasil evaluasi muatan IPA tema 8 meningkat menjadi 80 dengan persentase ketuntasan 88,24%. Sehingga penerapan model PBL terbukti dapat meningkatkan hasil belajar muatan IPA tema 8 siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 Tahun Pelajaran 2017/2018.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran untuk hasil setelah dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi Siswa

Siswa diharapkan lebih aktif dan sungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL, sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar secara langsung dan hasil belajar akan meningkat. 2. Bagi Guru

Guru diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung pada proses pembelajarannya yang dapat dilakukan dengan melihat hal-hal nyata yang ada disekitar lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, kemudian dapat dikaitkan dengan model pembelajaran yang inovatif dan materi yang akan disampaikan. Hal ini dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna dan meningkatkan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gunantara, G., Suarjana, M., & Riastini, P. N. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika Siswa Kelas V. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Ganesha

Jurusan PGSD (Vol:2 No: 1 Tahun 2014) , 2.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontektual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Karyaningsih, N. L., Suadnyana, N., & Negara, I. G. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan

Hasil Belajar Pengetahuan IPA. e-journal PGSD Universitas Pendidikan

Ganesha Jurusan PGSD Vol:4 No:1 Tahun 2016.

Majid, A. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja Rosydakarya Offset.

Permendikbud. 2013. Permendikbud No 68 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan

Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.

Rahmasari, R. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah

(13)

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana, N. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R& D. Bandung: Alfabeta.

Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara

Vitasari, R., Joharman, & Suryandari, K. C. 2012. Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika Malalui Model Problem Based Learning Siswa Kelas V SD

Negeri 5 Kutosari. Scholaria.

Wisudawati, A. W., & Sulistyowati, E. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Wulandari, E., Budi, H. S., & Suryandari, K. C. 2012. Penerapan Model PBL

(Problem Based Learning) pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SD.

Gambar

Tabel 3. Perbandingan Analisis Rata-Rata Observasi Pra Siklus, Siklus I

Referensi

Dokumen terkait

3- TELEPHONE INTERVIEWS : Is the process of gathering data using the telephone and asking a small number of general questions.. 4- ELECTRONIC E-MAIL INTERVIEWS : Consist of

Berdasarkan argumentasi tersebut, pe- nulis tertarik untuk meneliti secara menda- lam bagaimana solusi yang tepat untuk menghapus kekerasan dalam rumah tangga,

Dengan kecilnya adjusted R 2 menunjukkan bahwa variabilitas variabel penelitian hanya kecil saja ditentukan oleh waktu berbelanja, atau dapat dikatakan tidak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran lingkungan kerja non fisik, motivasi, dan kinerja karyawan di PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Regional

The purpose of the present research project was to assess the universal role of harmonious and obsessive passion in some of the positive and negative correlates derived from both

2015.. PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP NIAT PEMBELIAN YANG DI MEDIASI OLEH CITRA MEREK PADA.. PRODUK LAPTOP

Maka dari itu, akan sangat bermanfaat ketika menjelang MEA 2015 UIN Raden Fatah merangkul mahasiswanya untuk melihat peluang dan tantangan yang akan dihadapi

Kebijakan pelayanan kesehatan menjadi salah satu komponen yang utama (Pujowati, 2012). Peningkatan pelayanan kesehatan yang baik seharusnya tidak berhenti sampai pada