ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SEBELUM
DAN SESUDAH MEMPUNYAI UNIT USAHA SYARIAH (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbaukan yang terdaftar di BI)
PujiRahayu
Oiteri•n·.. NNNNLNMMMMᄋセᄋMNセセBMMMMN@ .... セ@ .. - - { NIM : 206082004242i : ... エᄋᄋᄋセᄋ@ ...
-.. I
00 -
l 'I- . 0',g · : "
n•,.;":.:"'FZ:'.::"""
セQZ⦅GOa@No. lnduk : ... :-,r.,J ... '.)
klasifihsi : ... ..
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDA YATULLAH
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SEBELUM DAN SESUDAH MEMPUNYAI UNIT USAHA SY ARIAH
(Stodi Emp;,;, Podo
pッセィBB@
"''""""l
BGZZZセZZZZセ@
UTAMA1
UIN SVAHID JAKARTASkripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Pembimbing I
Prof., Dr., Abdul Hamid, MS NIP. 195706171985031002
Disusun Oleh :
Puji Rahayu 206082004242
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN AKUNTANSI
Pembimbing II
Rin Ak. M.Si NIP. 197603152005012002
FAKULTASEKONOMIDANILMUSOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Hari ini Kamis Tanggal Sembilan Betas November Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukam Ujian Komprehensifatas nama Puji Rahayu NIM: 206082004242 dengan judul Skripsi "ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SEBELUM DAN SESUDAH MEMPUNY AI UNIT USAHA SY ARIAH (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bank Indonesia)". Memperlihatkan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Smjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 19 November 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
---, SE.---, Ak.---, M.Si Rah
Ketua
Hari ini Jum'at Tanggal Empat Desember Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Puji Rahayu NIM: 206082004242 dengan judul Skripsi "ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SEBELUM DAN SESUDAH MEMPUNYAI UNIT USAHA SYARIAH (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bank Indonesia)". Memperhatikan penmpilan mahasiswa tersebut selama uj ian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Rahm wati, SE., MM Ke tu a
Jakarta, 04 Desember 2009
Tim Penguji Ujian Skripsi
Sekretaris
DAFTARRIWAYATIIlDUP
Nama : Puji Rahayu
Tempat!rgl Lahir : Jakarta 07 Januari 1983
Alamat : JI. Benda Barnt 12, blok D 29/16
Komp. Pamulang Permai II, Pondok Benda Ciputat-Tangerang 15416
No Tip/Hp : 021-68768142/08170090400 Email : spirit_putih@yahoo.com Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan Go!Darah : 0
Kebangsaan : Warga Negara Indonesia Nama Orang Tua
1. Bapak : Slamet 2. Ibu : Tumiyem
Riwayat Pendidikan
1) SDN 1 Pondok Benda Lulus Th 1995 2) SLTPN 1 Pamulang Lulus Th 1998 3) SMUN I Pamulang Lulus Th 2001
4) Universitas Gunadanna Jakarta (Diploma III) Lulus Th 2004
ANALYSIS ON MONETARY PERFORMANCE OF BANKS BEFORE AND AFTER ESTABLISHMENT OF SYARIA DIVISION
(Emperical Study On Member Banks Of Indonesian Bank)
By: Puji Rallayu
ABSTRACT
The purpose of this research is to determine the financial performance of banks before and after a syaria business unit, whether there are significant differences before a syaria business unit by business unit after having syaria. Objects in this study is a company registered banking services at Bank Indonesia, the study sample is determined by judgement sampling, testing is done using Paramatrik test of independent samples T test and Mann Whitney Non Paramatrik to the amount of research data is less than thirty (30) with a nominal type or ordinal, a significant rate used is 0.05.
This study used a comparative descriptive analysis method and quantitative. This analysis by comparing the 6 (six) the level of financial ratios owned banks for a period of three years. So by comparing the financial ratios banks before a syaria business unit (2001-2003) and after a syaria business unit (2006-2008), it will get the desired results in this study.
These results indicate that the financial pe1formance of banks after a syaria business unit has a performance level better than before has a syaria business unit. This can be seen the average value of capital ratio (CAR), the profitability ratio (ROA and BOPO), and the ratio of non performing loan (NPL) which has a better percentage. Whereas if viewed from the financial pe1formance of the average value of ROE and LOR ratio decreased levels of financial perfonnance. However, the ratio is still in ideal conditions or in accordance with the BI standard.
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SEBELUM DAN SESUDAII MEMPUNYAI UNIT USAHA SY ARIAH (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BI)
Oleb : Pnji Rahayu
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan perbankan sebelum dan sesudah mempunyai unit usaha syariah, apakah terdapat perbedaan secara signifikan sebelum mempunyai unit usaha syariah dengan sesudah mempunyai unit usaha syariah. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa perbankan yang terdaftar di Bank Indonesia, sampel penelitian ditentukan berdasarkan judgement sampling, pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Paramatrik T test Sampel independent dan Non Paramatrik Mann Whitney untuk jumlah data peneliti kurang dari tiga puluh (30) dengan bertipe nominal atau ordinal, tingkat sinifikan a yang digtmakan adalah 0.05.
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif komparatif dan kuantitatif. Analisis ini dengan membandinglcan 6 (enan1) tingkat rasio keuangan perbankan yang dimiliki selama jangka waktn tiga tahun. Sehingga dengan membandingkan tingkat rasio keuangan perbankan sebelum mempunyai unit usaha syariah (2001-2003) dan sesudah mempunyai unit usaha syariah (2006-2008), maka akan didapat basil yang diinginkan dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini mennnjukan bahwa kine1ja keuangan perbankan sesudah mempunyai unit usaha syariah memiliki tingkat kinerja yang Jebih baik dibandingkan dengan sebelum mempunyai unit usaha syariah. Hal ini dapat dilihat nilai rata-rata dari rasio pe1modalan (CAR), rasio Rentabilitas pada (ROA dan BOPO), dan rasio kredit bennasalah (NPL) yang memiliki prosentase yang lebih baik. Sedangkan jika dilihat dari kinerja keuangan nilai rata-rata rasio ROE dan LDR mengalami penurunan tingkat kinerja keuangan. Akan tetapi tingkat rasio tersebut masih dalam kondisi ideal atau telah sesuai dengan standar BI.
KATA PENGANTAR
Alliamdulillalz wasyukurillalz, segala puji bagi Allah swt dengan segala kenikmatan yang selalu Ia berikan meajadikan hamba yang harus senantiasa bersyukur. Kepada-Nya kita memohon pertolongan dan pengampunan dan berlindung dari kejahatan dan keburukan perilaku kita. Semoga Allah swt selalu senantiasa memberikan hidayahnya, sehingga kita selalu berada di jalan yang benar yang di ridhoi oleh Allah swt. Amin.
Skripsi yang telah penulis selesaikan adalah mernpakan salah satu nikmat terbesar didalam hidupku yang Allah swt berikan. Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Yang kusayangi dan selalu ada di hatiku, Ibunda dan Ayahanda tercinta., kasih sayang dan doa yang selalu mereka berikan kepadaku tidak kan pernah hilang dan akan terus menyayangi dan mendoakanku sepanjang hidupku. Terima kasih ku yang tak terhingga atas segala perhatian, kasih sayang, dukungan moral, spiritual dan material (sampai menemaniku menulis hingga larut malam, terima kasih Ibu ku). Ibu, Bapak kasih sayang kalian telah menjadi inspirasi dan motivasi bagi ku dalam menjalani hidup dan untuk menggapai cita-cita
2. Bapak Prof. Dr Abdul Hamid, Ms, selaku Dosen Pembimbing I atas segala arahan dan bimbingannya.
3. !bu Rini, SE, Ak, Msi selaku Dosen Pembimbing II yang telah rela meluangkan waktunya dan motivasinya untuk membimbing dan mengarahkan penulis selama ini.
4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, selaku Dosen Penguji Ahli Skripsi. 5. Bapak Prof. Dr. Azzam Jasin., MBA, selaku Dosen Penguji Ahli Uji
Komprehensif.
8. Para Dosen dan Staf Administrasi & Keuangan yang telah memberikan ilmu dan pelayanannya.
9. My motivator and precious one, yang selalu hadir untuk memberikan motivasi, inspirasi, dan spirit hingga terselesainya penulisan skripsi ini,
thank you, my Dear "Yuda Menggala ".
10. Sahabatku Liana, mba Lolo, Nisa, Nining dan Kukuh yang selalu memberikan semangat, doa dan motivasinya.
11. Teman seperjuanganku, Ipan, Santo, Edi, Maya, Farid, Oca dan yang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah bersama-sama dan sating membantu untuk menyelesaikan skripsi ini, semoga persahabatan kita abadi dan tercapai semua yang kita cita-citakan. Untuk Ana dan Reza, tetap semangat kejar mimpi dan cita-cita kalian.
12. Semua teman-teman sekantorku, terutama mba Melly dan Eva yang telah memberikan motivasinya dan rela menggantikan posisiku disaat aku cuti untuk skripsi.
13. Ka Mulya dan ka Denis yang telah membantu ku untuk motivasi dan pengajarannya sehingga terselesaikannya skripsi ini.
Semoga mereka semua mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda dan selalu dijaga dan dilindungi, serta benar-benar menjadi orang yang dilindungi dan dikashi oleh Allah swt. Amin.
Penulis menyadari, masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik yang diharapkan oleh pennlis agar lebih baik Jagi. Semoga skripsi ini berguna untuk semna pihak. Amin.
Jakarta, Desember 2009
DAFTARISI
LEMBAR PENGESAHAN ...•... i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP... iv
ABSTRA
CK...
vABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFT AR 181... ix
DAFTAR TABEL... xi
DAFT AR GAMBAR ...•... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pernmusau Masalah ...•...•...•...•..•... 10
C. Tujuan dan Manfaat ...•...•...•..•... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perbankan Syariah ... 12
I. Awai Kelahiran Sistem Perbankan Syariah ... 13
2. Pengertian Bank Syariah... 15
3. Prinsip Syariah ... 16
4. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Umum Konvensional... 17
5. Efisiensi Terhadap Kinerja Perbankan Syariah... 22
B. Sistem Perbankan Syariah ... 22
1. Snmber Dana... 22
2. Penyaluran Dana... 28
C. Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan ...•...•.•. 32
1. Analisa Rasio Liquiditas ... 32
2. Analisa Rasio Solvabilitas ... ... 34
3. Analisa Rasio Rentabilitas ... 35
4. Analisa Rasio Kredit Bermasalah ... 36
D. Kerangka Pemiltiran ... 36
E. Perumusan Hipotesis... 38
BAB Ill METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 41
B. Metode Penentnan Sampel... 41
C. Metode Peng11mpula11 Data... 42
D. Data Penelitian ... 43
E. Metode Analisis ... 43
F. Definisi Operasional Variabel dan Pe11gukuran11ya ... 46
l. Kinerja Keuangan Perbankan... 46
2. Perbedaan Secara Sgnifikan atas Kinerja Keuangan Perbankan Sebelum dan Sesudah Mempunyai UUS ... 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambarau Um um Objek Penelitian... 50
B. Hasil dau Pembahasan ... 53
l. Analisis Deskriptif... .... ... 54
2. Analisis KuantitatifUji Normalitas ... 68
3. Analisis KuantitatifUji Mann-Whitney... 70
4. Analisis KuantitatifUji T test Sampel Independent... 77
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 79
B. Implikasi ... 81
DAFTAR TABEL
No Keterangau Halaman
2.1 Klasifikasi Perbankan di Indonesia... 21
4.1 Daftar Pernsahaan Bidang Perbankan Konvensional dan Syariah ... 52
4.2 Statistik DeskriptifCAR ... 54
4.3 Hasil Perhitungan rasio rata-rata CAR... 56
4.4 Statistik DeskriptifNPL ... 57
4.5 Hasil Perhitungan rasio rata-rata NPL ... 58
4.6 Statistik Deskriptif ROE... 59
4.7 Hasil Perhitungan rasio rata-rata ROE... 60
4.8 Statistik DeskriptifROA ... 62
4.9 Hasil Perhitungan rasio rata-rata ROA... 63
4 .10 Statistik Deskriptif BOPO .. ... ... ... .... ... ... .... 64
4.11 Hasil Perhitungan rasio rata-rata BOPO ... 65
4.12 Statistik DeskriptifLDR... 66
4.13 Hasil Perhitungan rasio rata-rata LDR... 67
4 .14 Uj i Kolmogorov Smirnov ...•...•... ... ...• 69
4.15 Uji Mann-Whitney CAR ... 71
4 .16 Uj i Mann-Whitney NP L. ... .. .. ... .. ... ... ... .. ... . ... ... ... .. 72
4.17 Uji Mann-Whitney ROE ... 74
4.18 UjiMann-WhitneyROA ... 75
4.19 Uji Mann-Whitney BOPO ... 76
4.20 Uji T test Sampel Independent LDR ... 77
4.21 Tabel Uji Rata-Rata Keselurnhan ... 78
[image:12.519.61.420.173.629.2]DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
2.1 Rekapitulasi Institusi Perbankan di Indonesia... 20 2.2 Sumber Dana Sistem Perbankan Syariah ... 23 2.3 Penyaluran Dana Sistem Perbankan Syariah... 28 2.4 Kerangka Pemikiran... 3 7
DAFTAR LAMPIRAN
No
Keterangan1 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: l l/28/DPbs/2009 tentang Unit Usaha Syariah.
2 Ikhtisar Undang-Undang No. 21tahun2008 Tentang Perbankan Syariah 3 Peraturan Bank Indonesia Nomor:9/1/Pbi/2007 Tentang Sistem Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah 4 Descriptive statistics
5 Uji Mann whitney
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Gelombang krisis finansial global tidak akan mengguncang kinerja
perbankan syariah di tanah air karena sistem dan mekanisme perbankan
Syariah tidak mengenal bunga maupun volatilitas layaknya sistem
perbankan umum konvensional. Sedangkan untuk menjaga kondisi
keuangan perbankan umum konvensional pasca krisis financial global agar
tetap stabil maka Bank Indonesia melalui Badan Penjamin Simpanan untuk
bank-bank yang kondisi keuangannya di bawah 2 miliar akan dijaminkan
agar kondisi keuangan perbankan tersebut tetap stabil.
Kantor-kantor cabang dari bank umum konvensional pada dasarnya
merupakan unit yang mempunyai karakteristik kegiatan usaha yang berbeda,
serta mempunyai pencatatan dan pembukuan yang terpisah dari
kantor-kantor konvensionalnya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu unit kerja khusus
yang disebut Unit Usaha Syariah (UUS) yang berfungsi sebagai kantor
induk dari seluruh kantor cabang syariah. Unit tersebut berada di kantor
pusat bank dan dipimpin oleh seorang anggota direksi atau pejabat satu
Masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim
melihat bahwa adanya peningkatan didalam perkembangan sektor perbankan
syariah dimana informasi dan pengenalan produk perbankan yang berbasis
syariah mulai dikenal oleh masyarakat umum. Hal ini dikarenakan pada
sistem perbankan syariah tidak menggunakan sistem bunga melainkan bagi
hasil atau revenue sharing. Menurut bahasa interest atau bunga adalah uang
yang dikenakan atau dibayar atas penggunaan uang, sedangkan usury adalah
pekerjaan meminjamkan uang dengan mengenakan bunga yang tinggi. Dari
definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa interest dan usury merupakan dua
konsep yang serupa dengan satu jiwa, yaitu keuntungan yang diharapkan
oleh pemberi pinjaman atas peminjaman uang atau barang yang sebenamya
barang atau uang tersebut apabila tidak ada unsur tenaga kerja tidak akan
menghasilkan apa-apa. Usury muncul akibat proses peminjaman dan bukan
akibat jual beli, dengan kata lain tambahan dari harga pokok dalam jual beli
bukanlah usury atau interest, tetapi laba atau keuntungan. (Slamet Wiyono,
2005:20).
Semakin meningkatnya tingkat kepercayaan masyarakat akan
perbankan syariah ini, sehingga banyak dari perbankan konvensional yang
mendirikan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah, hal ini
berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah sebagaimana telah mengalami beberapa perubahan mengenai
Undang-Undang Perbankan Syariah. Undang undang No. 21 tahun 2008
yang disahkan pada tanggal 16 Juli 2008 ini menjelaskan mengenai asas
demokrasi ekonomi dan prinsip kehati-hatian. Prinsip syariah adalah
kegiatan usaha yang tidak mengandung riba, maisir, gharar, objek haram dan
menimbulkan kezaliman. Sedangkan yang dimaksud dengan berasaskan
demokrasi ekonomi adalah kegiatan usaha yang mengandung nilai keadilan,
kebersamaan, pemerataan dan kemanfaatan.
Tujuan dari perbankan syariah adalah menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional (Pasal 2 dan Pasal 3 UU Perbankan Syariah No. 21,
2008). Fungsi dari perbankan syariah, selain melakukan fungsi
penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat, juga melakukan fungsi
sosial yaitu :
I. Dalam bentuk lembaga baitul maal yang menerima dana zakat, infak,
sedekah, hibah dan lainnya untuk disalurkan ke organisasi pengelola
zakat,
2. Dan dalam bentuk lembaga keuangan syariah penerima wakafuang yang
menerima wakaf uang dan menyalurkannya ke pengelola (nazhir) yang
ditunjuk (Pasal 4).
Pihak - pihak yang akan melakukan kegiatan usaha Bank Syariah atau
UUS wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai Bank Syariah
atau Unit Usaha Syariah (UUS) dari Bank Indonesia. Dalam rangka
memperoleh izin usaha dimaksud Bank Syariah harus memenuhi persyaratan
sekurang-kurangnya tentang susunan organisasi dan kepengurusan;
permodalan, kepemilikan, keahlian di bidang Perbankan Syariah dan
kelayakan usaha. Sedangkan Bank Umum Konvensional yang akan
UUS di kantor pusat Banlc dengan izin Bank Indonesia (Pasal 5 UU
Perbankan Syariah No. 21, 2008).
Bank Syariah yang telah mendapatkan izin usaha setelah berlakunya
UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah ini, wajib
mencantumkan dengan jelas kata "syariah" setelah kata "banlc" atau nama
bank. Sedangkan UUS yang telah mendapatkan izin usaha setelah
berlakunya UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah ini, wajib
mencantumkan dengan jelas frase "Unit Usaha Syariah" setelah nama Banlc
pada kantor UUS yang bersangkutan. (Pasal 5 UU Perbanlcan Syariah No.
21, 2008).
Selain mendirikan Bank Syariah atau UUS baru, pihak-pihak yang
ingin melakukan kegiatan usaha perbankan syariah dapat melakukan
pengubahan (konversi) bank konvensional menjadi Bank syariah.
Pengubahan dari Banlc Syariah menjadi bank konvensional merupakan ha!
yang dilarang dalam UU ini. (Pasal 5 UU Perbanlcan Syariah No. 21, 2008).
Menurut Ikhtisar Undang -Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang
Perbanlcan Syariah bahwa pendirian Bank Umum Syariah baru dapat
dilakukan dengan cara pemisahan (spin ojj) UUS dari induknya yang
dilakukan secara sukarela atau dilakukan dalam rangka memenuhi
kewajiban. Bank Syariah atau UUS dapat membuka !cantor cabang dan /atau
!cantor di bawah kantor cabang. Pembukaan !cantor cabang hanya dapat
dilakukan setelah memperoleh izin dari Bank Indonesia. Sedangkan
pembukaan !cantor di bawah !cantor cabang cukup dilaporkan kepada Bank
Indonesia dan dapat segera beroperasi setelah mendapat surat penegasan dari Bank Indonesia.
Pembukaan Kantor Cabang, kantor perwakilan dan jenis-jenis kantor lainnya di luar negeri oleh Bank Umum Syariah dan UUS hanya dapat dilakukan dengan izin Bank Indonesia. Sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) tidak diizinkan membuka !cantor cabang, !cantor perwakilan dan jenis kantor lainnya di luar negeri. (lkhtisar Undang -Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah).
Menurut peraturan UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah pasal 19 mengenai kegiatan Unit Usaha Syariah adalah merupakan Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan usaha bank syariah antara lain:
1. Mudharabah, pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil 2. Musyarakah, pernbiayaan berdasarkan prinsip usaha patungan 3. Murabahah, jual beli barang dengan mernperoleh keuntungan 4. ljarah, pernbiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa
Sampai saat ini terdapat Bank Umum Kovensional dan Bank
Perkreditan Rakyat yang mendirikan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah diantaranya adalah :
I. Unit Usaha Syariah adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum yang
melakukan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai
kantor induk dari kantor cabang syariah atau unit syariah atau unit kerja
di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan diluar negeri yang
melaksanakan kegiatan usaha sebagai induk dari kantor cabang
pembantu syariah/unit syariah.
2. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank yang melaksanakan
kegiatan usaha tertentu berdasarkan prinsip syariah dalam kegiatan tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan dengan wilayah
operasi yang terbatas.
3. Kantor Cabang adalah kantor cabang Bank Syariah yang bertanggung
jawab kepada kantor pusat Bank yang bersangkutan dengan alamat
tempat usaha yang jelas sesuai dengan lokasi kantor cabang tersebut
melakukan usahanya.
4. Bank Umum Syariah adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha
Bank Umum berdasarkan prinsip syariah. Bank Umum Syariah bersifat
independent dan tidak bemaung dibawah sistem perbankan
konvensional.
Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam
kerangka dual-banking sistem atau sistem perbankan ganda dalam kerangka
Arsitektur Perbankan Indonesia (API), untuk menghadirkan altematif jasa
perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia. Secara
bersama-sama, sistem perbankan syariah dan perbankan konvensional secara
sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk
meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian
nasional. (http://www.bi.go.id/web/id/Perbankan/Perbankan+Syariah/).
Perbankan syariah yang memiliki karakteristik berdasarkan prinsip
bagi hasil, memberikan alternatif sistem perbankan yang saling
mengnntungkan bagi masyarakat dan Bank. Selain itu perbankan syariah
menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika,
mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam
berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi
keuangan. Dengan menyediakan beragam produk se1ta layanan jasa
perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang Jebih bervariatif,
perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan
dapat dinikmati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa
terkecuali. (http:l/www.bi.go.id/web/id/Perbankan/Perbankan+Syariah/)
Dengan melihat peningkatan sistem perbankan syariah di Indonesia
saat ini, yang dapat membantu masyarakat dalam konteks pengelolaan
perekonomian makro, diharapkan dapat merekatkan hubungan antara sektor
keuangan dengan sektor riil serta menciptakan harmonisasi di antara kedua
syariah disamping akan mendukung kegiatan keuangan dan bisnis
masyarakat juga akan mengurangi transaksi-transaksi yang bersifat
spekulatif, sehingga mendukung stabilitas sistem keuangan secara
keseluruhan, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap pencapaian kestabilan harga jangka menengah-panjang.
Sehingga dari uraian tersebut diatas penulis termotivasi untuk
mengetahui kinerja perbankan syariah dengan judul "Analisis Kinerja
Kenangan Perbankan Sebelum dau Sesudah Mempunyai Unit Usaha
Syariah (Studi Empiris Pada Pernsahaan Perbankan Yang Terdaftar
Di BI)".
Dengan tuntutan yang harus diambil dalam rangka meningkatkan mutu
dan kinerja perbankan syariah didalam meningkatkan pengelolaan bank
semaksimal dan seefisien mungkin, sehingga penulis ingin menguji dan
mengetahui kinerja perbankan syariah dengan menganalisis laporan
keuangan sebelum dan sesudah menjadi unit usaha syariah. Untuk
mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan, suatu bank
memerlukan adanya ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam
menganalisis adalah rasio. Rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam
aritmatika yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua atau
lebih data keuangan. Dari rasio tersebutlah dapat diketahui kinerja bank
yang disajikan dalam bentuk angka yang dapat dianalisis, dan basil analisis
rasio itulah yang akan dijadikan sumber informasi dan pedoman prosedur
kerja oleh pihak bank dan orang-orang yang berkepentingan terhadap bank
tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Lisa Narulia (2006), yang menganalisis
kinerja Bank Syariah Mandiri, salah satu hasil pengujian menyimpulkan
bahwa untuk mengukur Kinerja Bank Syariah Mandiri dengan menganalis
rasio keuangannya untuk aspek likuiditas (rasio pembiayaan terhadap
simpanan) dan aspek rentabilitas serta rasio solvabilitas (rasio utama, rasio
kecukupan modal) dan Quick Ratio Bank, disini penulis ingin lebih
menjelaskan aspek-aspek rasio keuangan perbankan syariah dalam melihat
kinerja keuangannya.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Malik Cahyadin (2008),
menganalisis prediksi pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia, ia
menyimpulkan bahwa prospek perbankan syariah di indonesia tahun 2008
cukup baik. Kondisi ini dilihat dari indikator perbankan yaitu aset, DPK, dan
kredit (financing). Perkembangan ketiga indikator tersebut, cenderung
meningkat tetapi pertumbuhannya menurun.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Alunad Faisol (2007),mengenai
kinerja perbankan syariah pada Bank Muamalat Indonesia. Bank Muamalat
Indonesia untuk rasio Liquiditas cenderung baik, meskipun jika dilihat
secara histories untuk rasio Loan to Deposit Ratio pada tahun 2006 menurun
dan dibawah standar yang telah di tetapkan Bank Indonesia, maka dapatlah
ditarik kesimpulan, bahwa rasio liquiditas Bank Muamalat Indonesia
cenderung liquid dan berkinerja baik. Dengan ini penulis ingin
membuktikan apakah kinerja keuangan bank syariah sudah menjadi Iebih
Penelitian yang dilakukan oleh Toto Warsoko Pikir (2004), mengenai
prospek Bank Syariah pada masa yang akan datang, ia menyimpulkan
bahwa perbankan syariah sampai dengan talmn 2004 mengalami
peningkatan secara signifikan. Hal ini tercermin dengan adanya peningkatan
total asset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan pembiayaan yang
disalurkan (PYD) baik nilai maupun proporsinya terhadap perbankan
nasional. Dengan demikian, penulis ingin mengetahui prospek perbankan
syariah di masa yang akan datang yang di mulai dari periode 2003
-sekarang.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari permasalahan yang ada, peneliti akan membatasi
masalah hanya pada rasio keuangan yang dipergunakan oleh perbankan
syariah yang diproksikan dengan 6 ( enam) rasio keuangan yaitu CAR, NP L,
ROA, ROE, LDR dan BOPO serta untuk data perusahaan jasa perbankan
yang dipakai dalam penelitian ini adalah tiga tahun sebelum mempunyai
Unit Usaha Syariah (2001-2003) dan tiga tahun sesudah mempunyai Unit
Usaha Syariah (2006-2008), hal ini bertujuan agar peneliti dapat lebih fokus
dalam pembahasan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah yang ada
maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
I. Bagaimana kinerja keuangan perbankan yang diproksikan dengan 6
(enam) rasio yaitu CAR, NPL, ROA, ROE, LDR, BOPO sebelum dan
sesudah mempunyai unit usaha syariah ?
2. Adakah terdapat perbedaan secara signifikan atas kinerja keuangan
perbankan yang diproksikan dengan 6 (enam) rasio yaitu CAR, NPL,
ROA, ROE, LDR, BOPO sebelum dan sesudah mempunyai unit usaha
syariah?
C. Tujuan dan Maufaat Peuelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka dapat diketahui tujuan dari
penelitian ini yaitu:
I. Untuk menganalisis kinerja keuangan perbankan sebelum dan sesudah
mempunyai unit usaha syariah.
2. Untuk menganalisis perbedaan secara signifikan atas kinerja keuangan
perbankan syariah sebelum dan sesudah mempunyai unit usaha syariah.
Penelitian ini diharapkan bermanfaat guna memperluas wawasan serta
ilmu pengetahuan bagi penulis dan penelitian ini juga diharapkan
bermanfaat juga bagi masayarakat luas mengenai perbankan syariah dan
prospek di masa yang akan datang.
A. Perbankan Syariah
BABll
TINJAUAN PUSTAKA
Bank Syariah baru diperkenalkan dan didirikan di Indonesia pada
tahnn 1990. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agnstns
1990 menyelengarakan lokakarya Bunga Bank dan perbankan yang
berlokasi di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil lokakarya tersebnt dibahas
lebih mendalam pada Musyawarah Nasional IV MUI yang berlangsung di
Hotel Syahid Jaya Jakarta pada tanggal 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan
amanat Munas IV MUI, dibentuk kelompok kerja untuk mendirikan bank
islam di Indonesia. (Muhammad S. Antonio, (2001:25).
Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia ditandai dengan
perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Kebijakan pemerintah
terhadap perbankan syariah di lndoensia terdapat dalam Undang-Undang
Perbankan No.7 tahun 1992 tentang perbankan dan Undang-Undang No.7
tahun 1992. Berdasarkan kebijakan tersebut, perkembangan kebijakan
perbankan Islam di Indonesia dapat diklasifikasikan dalam dua periode,
yaitu periode 1992-1998 dan periode 1998-1999. (Muhammad & Dwi
Perubahan yang dilakukan pada Undang-Undang No. 10 tahun 1998 atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan lebih banyak berkaitan dengan dua aspek, yaitu aspek semakin kuatnya kewenangan Bank Indonesia clan aspek diakomodasinya sistem perbankan Islam dalam sistem perbankan nasional. (Muhammad & Dwi Suwiknyo, 2009: 8).
Namun perubahan perundang-undangan tentang perbankan syariah tersebut belum spesifik sehingga perlu diatur secara khusus dalam suatu undang-undangan tersendiri. Dengan menimbang dari perubahan perundang-undangan perbankan syariah tersebut, maka Bank Indonesia dan pemerintah membentuk perundang-undangan yang baru yaitu Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah.
1. Awai Kelahiran Sistem Perbankan Syariab
Meski sebagian besar institusi ini akhimya gulung tikar, tetapi
setidaknya telah memberikan pondasi dan pijakan konsep yang kuat untuk
pengembangan berikutnya. Wilayah Asia-Pasifik juga tidak ketinggalan
untuk turut serta memberikan andil dan menjadi snmbangsih yang sangat
berharga dalam uji coba perintisan perbankan bebas bunga ini. Bank bebas
bunga didirikan dengan nama Philippine Amanah Bank (PAB) tahun 1973
melalui Keputusan Presiden sebagai institusi perbankan khusus meski tanpa
mereferensi karakter Islam didalam piagam banknya.
(http://www.iei.or.id/publicationfiles/Perbankan Syariah)
Pendirian P AB adalah respon Pemerintah Pilipina atas pemberontakan
Muslim di wilayah selatan, perbankan ini dirancang untuk melayani secara
khusus kebutuhan masyarakat Muslim. Tugas utama PAB membantu
rehabilitasi dan rekonstruksi masyarakat di Mindanao, Sulu dan Palawan di
wilayah selatan. Diikuti kemudian dengan berdirinya Islamic Development
Bank (IDB) tahun 1974 dengan dukungan dari pemerintah Arab Saudi dan
Organisasi Konferensi Islam (OKI) dengan suntikan dana dua milyar Dinar.
Hal ini menjadikan IDB menjadi Bank Syariah terbesar.
(http://www.iei.or.id/publicationfiles/Perbankan Syariah)
IDB adalah bank antar pemerintahan (intergovernmental bank) yang
bertujuan untuk mendanai proyek-proyek pembangunan di negara-negara
anggota, yang sebagian besamya adalah negara-negara berpenduduk
muslim. Keberadaan IDB ini memberikan momentum kepada gerakan
perbankan syariah pada umumnya, yang ditandai dengan berdirinya
pemikiran tentang perlunya menerapkan prinsip Islam dalam berekonomi
muncul pada 1974. Tepatnya digagas dalam sebuah seminar 'Hubungan
Indonesia-Timur Tengah' yang diselenggarakan oleh Lembaga Studi Ilmu-Ilmu
Kemasyarakatan (LSIK). Perkembangan pemikiran tentang perlunya umat
Islam Indonesia memiliki lembaga keuangan Islam sendiri mulai berhembus
sejak itu, seiring munculnya kesadaran barn kaum intelektual dan
cendekiawan muslim dalam memberdayakan ekonomi masyarakat.
(http://www.iei.or.id/publicationfiles/Perbankan Syariah).
2. Pengertian Bank Syariah
Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah, adalah bank
yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah juga
dapat diartikan sebagai lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan
produknya dikembangkan berlandaskan Al-Qur'an dan Hadits Nabi SAW.
(Muhammad Syafi 'I Antonio, 200I:18).
Menurut Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir
Indonesia, (2002:20), bahwa secara umum tujuan utama bank Islam
seharusnya adalah mendorong dan mempercepat kemajuan ekonomi suatu
masyarakat dengan melakukan kegiatan perbankan, financial, komersial dan
investasi sesuai dengan prinsip Islam. Upaya ini tentu saja hams didasari
oleh larangan atas bunga pada setiap transaksi, prinsip kemitraan pada
semua aktivitas bisnis yang atas dasar kesetaraan, keadilan dan kejujuran,
hanya mencari keuntungan yang sah semata-mata, pembinaan manajemen
menghidupkan lembaga zakat dan pembentukan ukhuwah (networking)
dengan lembaga keuangan Islam lainnya baik di dalam maupun di luar negeri.
3. Prinsip Syariab
Menurut Muhammad Syafi'i Antonio (2001:10), prinsip syariah adalah aturan perjanj ian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah.
Bank Syariah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Prinsip Keadilan
yaitu Prinsip yang tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati bersama antara Bank dan Nasabah
b. Prinsip Kemitraan
Bank Syariah menempatkan nasabah penyimpanan dana, nasabah pengguna dana, maupun Bank pada kedudukan yang sama dan sederajat dengan mitra usaha. Hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, resiko dan keuntungan yang berimbang di antara nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana maupun Bank. Dalam hal ini bank berfungsi sebagai
c. Prinsip Kctcrbnkaan
Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan,
nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas
manajemen bank
d. Univcralitas
Bank dalam mendukung operasionalnya tidak membeda-bedakan suku,
agama, ras dan golongan agama dalam masyarakat dengan prinsip Islam
sebagai rahmatan lil'alamiin
4. Pcrbedaan Bank Syariah dengan Bank Um nm Konvcnsional
a. Bank Syariah
1. Islam memandang harta yang dimiliki oleh manusia adalah titipan/amanah Allah SWT sehingga cara memperoleh,
mengelola, dan memanfaatkannya harus sesuai ajaran Islam
2. Bank syariah mendorong nasabah untnk mengupayakan
pengelolaan harta nasabah (simpanan) sesuai ajaran Islam
3. Bank syariah menempatkan karakter/sikap baik nasabah
maupun pengelola pada posisi yang sangat penting dan
menempatkan sikap akhlakul karimah sebagai sikap dasar
hubungan antara nasabah dan bank
4. Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat didasarkan
prinsip keadilan, prinsip kesederajatan dan prinsip ketentraman
antara Pemegang Saham, Pengelola Bank dan Nasabah atas
5. Prinsip bagi basil:
(a) Penentuan besamya resiko bagi basil dibuat pada waktu akad
dengan berpedoman pada kemungkinan untung dan rugi
(b) Besamya nisbab bagi basil berdasarkan pada jumlah
keuntungan yang diperoleh
( c) Jumlah pembagian bagi basil meningkat sesuai dengan
peningkatan jumlah pendapatan
( d) Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi basil
( e) Bagi basil tergantung kepada keuntungan proyek yang
dijalankan. Jika proyek itu tidak mendapatkan keuntungan
maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah
pihak
b. Bank Umum Konvensional
1. Pada bank umum konvensional, kepentingan pemilik dana
( deposan) adalah memperoleh imbalan berupa bunga simpanan
yang tinggi, sedang kepentingan pemegang saham adalah
diantaranya memperoleh spread yang optimal antara suku
bunga simpanan dan suku bunga piltjaman (mengoptimalkan
interest difference). Dilain pihak kepentingan pemakai dana
( debitor) adalah memperoleh tingkat bunga yang rendah (biaya
murah). Dengan demikian terhadap ketiga kepentingan dari tiga
pihak tersebut terjadi antagonisme yang sulit diharmoniskan.
Dalam ha! ini bank konvensional berfungsi sebagai lembaga
2. Tidak adanya ikatan emosional yang kuat antara Pemegang Saham, Pengelola Bank dan Nasabah karena masing-masing pihak mempunyai keinginan yang bertolak belakang
3. S istem bunga:
(a) Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman hams selalu untung untuk pihak Bank
(b) Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan. Penentuan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu untung untuk pihak Bank (c) Jumlah pembayaran bunga tidak mengikat meskipun jumlah
keuntungan berlipat ganda saat keadaan ekonomi sedang baik ( d) Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama
te1masuk agama Islam
Gambar2.l
Rekapitulasi Institusi Perbankan di Indosnesia September 2009
BankUmum BankPrekr editan Rakyat
I
I
I
Bank Bank Swasta BPR
Pemerintah Konvensional
I
Bank Pemerintah
(UUS)
I
I
Bank BankUmum BankUmum
Pembangnan Swasta Syariah
Dae rah
I
BPD BPDUnmm
UnitUsaha Swasta
Syariah (UUS)
Sumber : Ilchtisar Perbankan pada Bank Indonesia
Tabel 2.1
Klasifikasi Perbankan Indonesia Tahun 2009
No Bank Umum Konvensional Bank Umum Swasta (UUS) Bank Umum Swasta Svariah <BUS) 1 PT. Bank Negara PT. Bank Negara Indonesia PT. Bank Muamalat
Indonesia rPersero ), Tbk (Persero ), Tbk Indonesia
2 PT. Bank Rakyat PT. Bank Tabungan ·PT. Bank Syariah Indonesia (Persero ), Tbk Negara (Persero) Mandiri
3 PT. Bank Tabungan CIMB Niaga, Tbk Bank Mega Syariah Negara (Persero)
4 PT. Bank Bukopin Danamon Indoensia, Tbk Bank Rakyat Indonesia
*
5 CIMB Niaga, Tbk !FI Bank Bukopin*
6 Danamon lndoensia, Tbk Internasional Indonesia, Tbk
7 !FI Permata, Tbk
8 Internasional Indonesia, Tbk BPD Kalimantan Selatan
9 Permata, Tbk BPDDKI
10 BPD Kalimantan Selatan BPD Jabar & Banten
11 BPDDKI BPD Kalimantan Barat
12 BPD Jabar & Banten BPD Nusa Tenggara Barat 13 BPD Kalimantan Barat BPDRiau
14 BPD Nusa Tenggara BPD Sumatera Selatan Ba rat
15 BPDRiau BPD Sumatera Utara 16 BPD Sumatera Selatan BPD Kalimantan Timur 17 BPD Sumatera Utara BPDDIY
18 BPD Kalimantan Timur BPD Kalimantan Barat
19 BPDDIY BPD Sumatera Barat
20 BPD Kalimantan Barat BPD Sulawesi Selatan 21 BPD Sumatera Barat BPD Jawa Tengah 22 BPD Sulawesi Selatan HSBC Indonesia 23 BPD Jawa Tengah Bank Ekspor Indonesia 24 HSBC Indonesia BankLippo
25 Bank Ekspor Indonesia BTPN
26 Bank Lippo Bank ABN Amro
27 BTPN Standard Chartered Bank
28 Bank ABN Amro Bank Tabungan Pensiun Nasional (BTPN) 29 Standard Chartered Bank
30 Bank Tabungan Pensiun Nasional (BTPN)
Jika dilihat dari tabel tersebut diatas bahwa Unit Usaha Syariah bernaung dibawah sistem bank umum konvensional dan belum bersifat independent, ha! ini dikarenakan pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-bankig.
Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional. Berdasarkan data tabel tersebut diatas, perusahan-perusahaan perbankan yang akan dilakukan penelitian adalah perusahaan-perusahaan bank umum konvensional yang mendirikan unit usaha syariah.
5. Efisiensi Terltadap Kinerja Pcrbankan Syariah
Efisiensi bank merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisa
pe1formance suatu bank dan juga sebagai sarana untuk lebih meningkatkan efektifitas kebijakan moneter.
Ukuran untuk menilai tingkat efisiensi perbankan dalam memanfaatkan sumber dana yang dimilikinya dapat kita hitung dengan menggunakan rasio aktivitas (BOPO).
B. Sistcm Perbankan Syarialt 1. Somber Dana
terlebih dahulu sumber dana masyarakat dan transaksi-transaksinya yang tidak bertentangan dengan syariat islam. (Institut Bankir Indonesia, 2001:57).
Sumber dana tersebut terdiri dari modal yaitu dana terdiri dari pendiri lembaga keuangan tersebnt. Yang kedua adalah dana titipan masyarakat yang dikelola oleh bank dalam Islam dikenal dengan istilah
[image:37.519.68.431.196.638.2]Wadiah. Yang ke tiga adalah dana masyarakat yang diinvestasikan melalui bank, dan yang keempat adalah dana investasi khusus atau investasi terbatas. Sumber dana tersebut akan dijelaskan oleh peneliti dengan menunjukan gambar 2.2 berikut penjelasannya. (Institut Bankir Indonesia, 2001 :57).
Gambar2.2
Sumber Dana Sistem Perbankan Syariah
BANK
SYARlAH
<--M_._o_n __ AL __ __,
<
TITIPAN I W ADIAH INVESTASI/ MUDARABAHINVESTASI KHUSUS/ MUDARABAH MUQAYYADAH
Sumber : Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia
Menurut Institut Bankir Indonesia (2001:58), Jika kita Iihat
diagram diatas, sumber dana yang terhimpun dari masyarakat terdiri
dari empat jenis dana, yaitn :
a. Modal
Islam mengenal modal suatu komponen utama dalam
usaha, dan hale atas modal diakui dalam islam sebagai hak individu
atau golongan yang berbeda dengan hak atas modal menurut
pandangan kapitalis. Pada kapitalis, modal merupakan hak mutlak
individu.
Modal disini merupakan modal yang bersumber dari
pemilik bank yang akan digunakan untuk terutama untnk kegiatan
operasional bank dan investasi bank itn sendiri pada sektor-sektor
yang dibenarkan menurut syariat.
Dalam ha! ini seseorang atau sekumpulan orang bersepakat
untuk mendirikan sebuah usaha bank yang akan dikelola oleh
sebagian pemilik modal tersebut. Dalam ekonomi islam ha! ini
dikenal dengan istilah Syirkah atau Musyarakah. Atau
diserahkannya pengelolaan usaha bank kepada manajer-manajer
yang profesional dengan target usaha yang telah ditentukan.
Jika dilaksanakan pengelolaan kepada manajer-manajer
profesioanal maka ha! ini diakadkan sebagai mudarabah. Para
manajer disebut juga sebagai Dewan Direksi (Mudarib) diberi
mandat oleh seorang atau sekelompok orang pemilik dana (sahibul
Untuk menjalankan fungsi bank, sebagai penghimpun dana
masyarakat, bank syariah pun dapat menghimpun dana pihak
ketiga. Dalam menghimpun dana masyarakat, bank syariah
memiliki tekhnik sendiri yang diantaranya dapat dimasukkan
produk-produk bank konvensional seperti giro, tabungan atau
deposito dengan formulasi yang berbeda dengan cara bank
konvensional, karena bank syariah tidak mengenal bunga.
Produk-produk syariah penghimpunan dana tersebut adalah Wadiah dan
Mudarabah.
b. Wadialt
Insitut Bankir Indonesia (2001 :61) Pengertian wadiah
menurut bahasa adalah meninggalkan atau meletakkan sesuatu
pada orang lain untuk dipelihara atau dijaga. Sedangkan menurut
istilah adalah memberikan kekuasaan kepada orang lain untuk
menjaga hartanya/barangnya dengan secara terang-terangan atau
dengan isyarat yang semakna dengan itu.
Jenis produk perbankan yang dapat diaplikasikan dengan
menggunakan akad wadiah adalah giro bank. Karena giro bank
pada dasamya adalah titipan dana masyarakat di bank untuk tujuan
pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat, ha! ini
sesuai dengan UU No. 7 tahun 1992. Artinya giro hanyalah titipan
Selanjutnya bank syariah memberlakukan giro sebagai
titipan wadiah yad ad-damanah. Dana titipan ini dapat
dipergunakan oleh bank sebagai penerima titipan selama dana
tersebut mengendap di bank. Tetapi bank mempunyai kewajiban
untuk membayarnya setiap saat jika nasabah mengambil titipan
tersebut. Sebagai imablan dari titipan yang dimanfaatkan oleh bank
syariah, nasabah mendapatkan imbalan berupa bonus.
Bonus ini tidak boleh di perjanjikan sebelumnya dan
merupakan hak penuh bank untuk memberikannya atau tidak.
Bentuk dana pihak ketiga lainnya yang dapat dikelompokan
kedalam wadiah yad ad damanah adalah rekening tabungan yang
memberlakukan ketentuan dapat ditarik setiap saat dan bukan
tabungan berjangka.
c. Mudarabah
Dalam istilah fikih muamalah, mudarabah sebagian ahlinya
menyebutnya qirad, adalah suatu bentuk perniagaan dimana si
pemilik modal yang juga disebut dengan sahibul maal
menyetorkan modalnya kepada pengusaha yang selanjutnya
disebut mudarib, untuk diusahakan dengan keuntungan akan dibagi
bersama sesuai dengan kesepakatan dari kedua belah pihak
sedangkan kerugian, jika ada, ditanggung oleh si pemilik modal.
Perbankan syariah menggunakan tekhnik mudarabah untuk
atau banyak dikenal pada beberapa bank syariah di Indonesia dan
Malaysia sebagai Deposito Mudarabah. Imbalan dari simpanan
dalam bentuk investasi mudarabah ditetapkan dengan nisbah (porsi
pembangian keuntungan).
d. Investasi Klrnsus ( Mudarabah Muqayyadalt)
Dana lain yang dikelola oleh bank syariah adalah dana yang
berasal dari zakat, infaq dan shadaqah. Salah satu ciri khas dari
bank syariah adalah selain mengelola dana untuk keperluan
komersial, bank syariah juga harus berfungsi sebagai pengelola
dana untuk kepentingan sosial.
Dana ZIS (Zakat, Ifaq, Shadaqah) akan diterima oleh bank
syariah sebagai sumber dana yang pengelolaannya pun dilakukan
secara khusus pula. Aktivitas pengelolaan dana ZIS serta dana
sosial lainnya harus dicatat dan dilaporkan dalam laporan keuangan
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan bank syariah yang bersangkutan.
Dalam pelaksanaannya bank syariah dapat bekerjasama
dengan lembaga-lembaga sosial lainnya yang bergerak dibidang
pemberdayaan perekonomian masyarakat seperti Dompet Duafa,
Forum Zakat (FOZ), Badan Amil Zakat (BAZ) dan lain
2. Penyaluran Dana
[image:42.519.66.430.199.603.2]Fungsi lain dari bank adalah menyalurkan dana kepada masyarakat. Didalam bank islam metode penyaluran dana jauh berbeda dengan bank konvensional, karena bank islam tidak mengenal kredit dengan segala macam derivatifnya. Kredit akan sangat berhubungan erat dengan uang dan bunga (riba). (Institut Bankir Indonesia, 2001:65).
Gambar2.3
Penyaluran Dana Sistem Perbankan Syariah
<
JUALBELI<
BAGIHASIL<
PEMBIAYAAN<
PINJAMANINVESTASI KHUSUS/MUDARABAH MUQAYYADAH
Jika dilihat dari diagram diatas, maka penyaluran dana kepada masyarakat terdiri dari :
a. Jual Beli
Islam melarang riba dan menghalalkan jual beli seperti yang dinyatakan kitab suci al-Qur'an dalam surat Al-Baqarah ayat 275. Ada beberapa konsep jual beli yang diperbolehkan dalam islam, anatar lain adalah Murabahah yaitu jual beli murni, tanpa syarat-syarat khusus. Jual beli seperti ini sah dilakukan baik tunai maupun secara tangguh.
b. Bagi Hasil
Bagi hasil adalah konsep yang paling lazim dan tidak ada keraguan didalamnya. Transaksi bagi hasil yang dapat diterapkan dalam perbankan Islam pada umumnya dibagi dalam 2 jenis transaksi yaitu : Mudarabah dan Musyarakah
Mudarabah adalah salah satu konsep bagi hasil antara pemilik modal (sahibul maal) dengan pengelola/pengusaha
(mudarib). Bank Islam untuk menjalankan fungsinya menyalurkan dana masyarakat adalah dengan tekhnik mudarabah. Dalam hal ini bank sebagai pemilik dana (sahibul Maal) yang menginvestasikan dananya kepada suatu proyek atau pekerjaan yang dikelola oleh pengusaha (mudarib). Pengusaha mengajukan proposal untuk menge1jakan suatu proyek atau pekerjaan kepada bank dengan pola bagi hasil. Dalam hal ini bank akan memberikan modal (maal)
jika proyek tersebut menghasilkan keuntungan atau pendapatan
dari proyek tersebut maka akan dibagi menmut porsi yang
ditentukan (nisbah) misal, 67% untuk pemilik modal dan 33%
untuk pengusaha.
Musyarakah adalah percampuran dana untuk tujuan
pembagian keuntungan. Musyarakah sepintas hampir sama dengan
Mudarabah, perbedaannya adalah kalau lvludarabah, modal 100%
dari pemilik dana dan pengelola hanya menyediakan keahlian dan
tenaga kerja untuk menjalankan usahanya. Pada Musyarakah,
sesuai definisi diatas adalah percampuran dana. Jika bank Islam
melakukan transaksi Musyarakah dengan mitranya (nasabah),
maka nasabah harus memiliki dana sebagian selain keahlian dan
tenaga ke1ja untuk mengelola usaha tersebut.
c. Pembiayaan
Ada dua jenis transaksi yang dibolehkan dalam syariat
Islam kedalam kelompok pembiayaan, yaitu Hawalah dan Rahn.
Hmvalah adalah perpindahan piutang nasabah (muhal) ke Bank
(Muha! Alih). Nasabah meminta bank membayarkan terlebih
dahulu piutang yang timbul dari jual beli maupun transaksi lainnya
yang halal. Atas bantuan bank untuk melunaskan piutang nasabah
terlebih dahulu, bank dapat meminta jasa pada nasabah yang
besamya dengan mempertimbangkan faktor resiko bila piutang
Rahn adalah menahan sesuatu dengan hak yang
memungkinkan pengambilan manfaat darinya atau menjadikan
sesuatu yang bemilai ekonomis pada pandangan syariah sebagai
kepercayaan atas hutang yang memungkinkan pengambilan hutang
secara keseluruhan atau sebagian dari barang itu. Secara umum,
kegiatan Rauh dapat diartikan sebagai gadai.
d. Pinjaman
Pinjaman atau Qard adalah apa yang diberikan dari harta
yang terukur yang dapat ditagih/dituntut, atau akad yang
dikbususkan yang dikembalikan pada membayar harta yang terukur
kepada orang lain agar dikembalikan.
Salah satu fungsi bank Islam adalah memberikan kegiatan
sosial. Dalam ha! untuk dapat mengaplikasikan fungsi ini, bank
Islam menyalurkan dana dalam bentuk qard dari dana yang
dihimpun dari basil kegiatan sosial seperti zakat, infaq dan
shadaqah. Qard yang sumber dananya dari intern (modal bank)
disajikan dalam laporan keuangan pada aktiva lainnya sebagai
pinjaman qard. Sedangkan qard yang bersumber dari ektem (dana
kebijakan yang diterima oleh bank) disajikan dan diungkapkan
C. Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Perbaukan
Didasarkan pada peraturan Bank Indonesia No:9/1/PBI/2007, maka
langkah untuk menilai peiformance atau kinerja suatu Bank dapat
menggunakan alat-alat analisa berupa rasio keuangan. Rasio keuangan
terhadap kinerja perbankan sebelum dan sesudah mempunyai unit usaha
syariah yang dianalisa oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Analisa Rasio Liquiditas
yaitu analisa yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah
jatuh tempo. Beberapa rasio likuiditas yang sering digunakan dalam
menilai kinerja suatu bank antara lain sebagai berikut:
a. Loan to Deposit Ratio (LDR), yaitu rasio antara jumlah seluruh
kredit yang diberikan Bank dengan dana yang diterima oleh Bank.
LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank untuk
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah
kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi
pennintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang
telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Semakin
tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya
kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan
karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit
kemampuan dari suatu bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu bank adalah sekitar 80%. Namun batas toleransi berkisar antara 85%-100%.
b. Cash Ratio, yaitu Likuiditas minimum yang harus dipelihara oleh Bank dalam membayar kembali pinjaman jangka pendek bank. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan, namun dalam prakteknya akan dapat mempengaruhi profitabilitas. Rasia ini merupakan perbandingan antara jumlah alat liquid yang dimiliki bank dengan pinjaman yang harus segera dibayar.
c. Reserve Requirement (RR), yaitu likuiditas wajib minimum yang wajib dipelihara dalam bentuk Giro pada BI. Reserve requirement merupakan ketentuan bagi setiap bank umum untuk menyisihkan sebagian dari dana pihak ketiga yang berhasil dihimpunnya dalam bentuk giro wajib minimum yang berupa rekening bank yang bersangkutan pada Bank Indonesia. Menurut surat edaran BI tahun
1997, besarnya RR minimal 5%.
2. Analisa Rasio Solvabilitas
yaitu rasio yang dignnakan nntuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan Bank untuk
memenuhi kewajibanjika terjadi liquidasi Bank.
a. Capital Adequacy Ratio (CAR), adalah rasio yang memperlihatkan
seberapa jauh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit,
penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai
dari dana modal sendiri bank di samping memperoleh dana-dana
dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat,
pinjaman (hutang), dll. Dengan kata lain CAR adalah rasio untuk
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menmtjang
aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya
kredit yang diberikan. CAR merupakan indikator terhadap
kemampuan bank untuk menntupi penurunan aktivanya sebagai
akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva
beresiko. Berdasarkan Deregulasi BI tertanggal 29 Februari 1993,
bank yang dinyatakan termasuk bank sehat (berkinerja baik)
apabila memiliki CAR paling sedikit sebesar 8%, sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank for International Settlements
(BIS).
b. Debt to Equity Ratio (DER), yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh
hutanghutangnnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek,
rasio ini mengukur seberapa besar total pasiva yang terdiri atas
persentase modal bank sendiri dibandingkan dengan besarnya
hutang.
3. Analisa Rasio Rentabilitas
adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha
atau profitabilitas yang dicapai oleh Bank yang bersangkutan.
(Lukman Dendawijaya, 2001 : 116 - 124).
a. Return On Asset (ROA), yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu
bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
terse.but dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam
penggunaan asset. Dalam rangka mengukur tingkat kesehatan bank
ada perbedaan sedikit antara ROA berdasarkan teoritis dan cara
perhitungan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. Secara teoritis,
laba yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak, sedangkan
dalam sistem CAMEL laba yang diperhitungkan adalah laba
sebelum pajak.
b. Return On Equity (ROE), yaitu perbandingan diantara laba bersih
bank dengan modal sendiri. ROE ini merupakan indikator yang
amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk
mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang
berarti te1jadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan.
Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga
saham.
c. Rasio Behan Operasional (BOPO), yaitu perbandingan antara
beban operasional dengan pendapatan operasional. Rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi bank dalam
melakukan kegiatan operasinya. Untuk bank syariah, pendapatan
operasional bank terdiri atas pendapatan bagi hasil, keuntungan
atas kontrakjual-beli,.fee, biaya administrasi, dll.
4. Analisa Rasio Kredit Bermasalah (NPL)
Non Peiforming Loan (NPL) merupakan aktiva produktif dengan
kualitas aktiva kurang lancar, diragukan dan macet.
D. Keranglra Pemildran
Kerangka pemikiran merupakan sintesa tentang hubungan antar
variable yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.
(Sugiyono, 2007:49). Berdasarkan teori yang telah dideskripsikan tersebut,
maka alat ukur untuk menganalisa kinerja keuangan perbankan yang
digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan rasio. Rasia
merupakan alat yang dinyatakan dalam aritmatika yang digunakan untuk
menjelaskan hubungan antara dua atau lebih data keuangan. Model
penelitian ini dapat ditunjukan dengan kerangka pemikiran teoritis yang
Gambar2.4 Kerangka Pemikiran
I
Annual Report PerusahaanI
!
!
!
!
Laporan La po ran Laporan Laporan Kualitas Laporan Neraca Laba/Rugi Kewajiban Modal Aktiva Produktif Rasio
Minimum Keuangan
I
I
I
,,
Indikator Kine1ja Keuangan Perbankan
Peraturan Bank Indonesia N0.9/l!PBU2007
Uji Normalitas
1. Bila data normal menggunakan Analisis Uji T test Sample Independent 2. Bila data tid&k normal menggunakan Analisis Uji Mann-Whitney
Kinerja Keuangan Perbankan Syariah
E. Perumusan Hipotesis
Penelitian yang dilakukan oleh Lisa Narulia (2006), yang menganalisis
kinerja Bank Syariah Mandiri, salah satu hasil pengujian menyimpulkan
bahwa untuk mengukur Kine1ja Bank Syariah Mandiri dengan menganalis
rasio keuangannya untuk aspek likuiditas (rasio pembiayaan terhadap
simpanan) dan aspek rentabilitas serta rasio solvabilitas (rasio utama, rasio
kecukupan modal) dan Quick Ratio Bank, disini penulis ingin lebih
menjelaskan aspek-aspek rasio keuangan perbankan syariah dalam melihat
kinerja keuangannya.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Malik Cahyadin (2008),
menganalisis prediksi pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia, ia
menyimpulkan bahwa prospek perbankan syariah di indonesia tahnn 2008
cukup baik. Kondisi ini dilihat dari indikator perbankan yaitu aset, DPK, dan
kredit (financing). Perkembangan ketiga indikator tersebut, cenderung
meningkat tetapi pertumbuhannya menurun.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ahmad Faisol (2007),mengenai
kinerja perbankan syariah pada Bank Muamalat Indonesia. Bank Muamalat
Indonesia untuk rasio Liquiditas cenderung baik, meskipun jika dilihat
secara histories untuk rasio Loan to Deposit Ratio pada tahun 2006 menurun
dan dibawah standar yang telah di tetapkan Bank Indonesia, maka dapatlah
ditarik kesimpulan, bahwa rasio liquiditas Bank Muamalat Indonesia
cenderung liquid dan berkinerja baik. Dengan ini penulis ingin
membuktikan apakah kinerja keuangan bank syariah sudah menjadi lebih
Penelitian yang dilakukan oleh Toto Warsoko Pikir (2004), mengenai
prospek Bank Syariah pada masa yang akan datang, ia menyimpulkan
bahwa perbankan syariah sampai dengan tahun 2004 mengalami
peningkatan secara signifikan. Hal ini tercermin dengan adanya peningkatan
total asset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan pembiayaan yang
disalurkan (PYD) baik nilai maupun proporsinya terhadap perbankan
nasional. Dengan demikian, penulis ingin mengetahui prospek perbankan
syariah di masa yang akan datang yang di mulai dari periode 2003
-sekarang.
Dengan adanya unit usaha syariah sekarang ini, diharapkan dapat
membantu perekonomian di Indonesia dapat merekatkan hubungan antara
sektor keuangan dengan sektor riil serta menciptakan harmonisasi di antara
kedua sektor tersebut. Untuk menguji apakah kine1ja perusahaan berbeda
secara signifikan untuk tahun-tahun sebelum dan sesudah mempunyai unit
usaha syariah, maka peneliti merumuskan hipotesis alternative sebagai
berikut:
Ha Terdapat perbedaan kinerja keuangan perbankan sebelum dan
sesudah mempunyai unit usaha syariah
Hal Terdapat perbedaan tingkat rasio CAR perbankan sebelum dan
sesudah mempunyai unit usaha syariah
I-Ia2 Terdapat perbedaan tingkat rasio NPL perbankan sebelum dan
sesudah mempunyai unit usaha syariah
I-Ia3 Terdapat perbedaan tingkat rasio ROE perbankan sebelum dan
Ha4 Terdapat perbedaan tingkat rasio ROA perbankan sebelum dan
sesudah mempunyai unit usaha syariah
Ha5 Terdapat perbedaan tingkat rasio BOPO perbankan sebelum dan
sesudah mem punyai unit usaha syariah
Ha6 Terdapat perbedaan tingkat rasio LDR perbankan sebelum dan
sesudah mempunyai unit usaha syariah
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Linglmp Penelitian
Tujuan studi dalam penelitian ini adalah untuk meni,>uji (Hypothesis
Testing) yang merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam
bentuk hubungan variabel, penelitian ini ingin menguji apakah ada
perbedaan secara signifikan antara kinerja keuangan sebelum mempunyai
unit usaha syariah dengan kinerja keuangan sesudah mempunyai unit usaha
syariah.
Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan go public yang
bergerak dibidang jasa perbankan yang terdaftar Bank Indonesia (BI).
Penelitian disini akan menganalisis kinerja keuangan perusahaan yang
terdapat didalam laporan keuangan tahunan (annual Report)
perusahaan-perusahan perbankan tersebut.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak
dibidang jasa perbankan, periode populasi penelitian mencakup data objek
penelitian tiga tahun sebelum memiliki unit usaha syariah dan tiga tahun
sesudah mendirikan unit usaha syariah .
Sedangkan untuk sampel perusahaan yang terdaftar di Bank Indonesia
yang dipilih, dillakukan dengan menggunakan metode sampel bertujuan
(purposive sampling), metode sampel ini disebut juga dengan judgment sampling yaitu sample yang digunakan dengan menentukan kriteria khusus terhadap sample. (Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah, 2005: 135)
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Perusahaan yang bergerak dibidang jasa perbankan
2. Bank Umnm Konvensional yang telah mempnnyai Unit Usaha Syariah 3. Laporan keuangan tersedia untuk tiga tahun sebelum mempunyai unit
usaha syariah (2001-2003) dan tiga tahun sesudah mempunyai unit usaha syariah (2006-2008)
4. Bank Umum Konvensional yang sudah mempunyai Unit Usaha Syariah yang akan diteliti adalah empat belas Unit Usaha Syariah dari tiga puluh Unit Usaha Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia
C. Metode Pcngumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data skunder yang biasanya berupa bukti, catatan, atau laporan yang telah di susun di dalam arsip (dokumenter data) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (lndriantoro dan supomo, 2002:147).
Sebagai periode pengamatan data adalah laporan keuangan tiga tahun sebelum mempunyai unit usaha syariah dan laporan keuangan tiga tahun sesudah mempunyai unit usaha syariah
C. Data Penelitian
Data penelitian ini adalah data skunder yang berasal dari Japoran
keuangan B