• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA CITA-CITAKU DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS IVA SD NEGERI 4 NATAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA CITA-CITAKU DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS IVA SD NEGERI 4 NATAR"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA CITA-CITAKU DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING

PADA SISWA KELAS IVA SD NEGERI 4 NATAR

Oleh

Ai Dasima

Masalah penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa dan kinerja guru. Rendahnya persentase ketercapaian KKM pada pembelajaran, terlihat dari ulangan tengah semester ganjil siswa kelas IVA SD Negeri 4 Natar, diantaranya terdapat 34,6% siswa belum tuntas dalam hasil belajar kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIA SD Negeri 4 Natar dan sekaligus meningkatkan kinerja guru menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing pada tema cita-citaku.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penilaian tindakan kelas. Instrumen penelitian berupa lembar pengamatan untuk mengetahui kinerja guru, hasil belajar afektif dan psikomotor siswa serta soal tes untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa. Analisis data menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar dan kinerja guru tema cita-citaku dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata nilai hasil belajar kognitif siswa pada siklus I (73,08%), siklus II (84,62%) dan siklus III (88,46%). Persentase rata-rata nilai hasil belajar afektif siswa pada siklus I (46,15%), siklus II (69,23%) dan siklus III (80,77%). Persentase rata-rata nilai hasil belajar psikomotor siswa pada siklus I (76,92%), siklus II (80,77%) dan siklus III (88,46%). Sementara nilai kinerja guru pada siklus I (75), siklus II (81,25) dan siklus III (81,25).

(2)
(3)

xi

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar ... 9

2.1.1 Pengertian Belajar ... 9

2.2 Hasil Belajar ... 10

2.3 Pendekatan Inkuiri Terbimbing ... 12

2.3.1 Tinjauan tentang Inkuiri Terbimbing ... 12

2.3.2 Jenis-jenis Pendekatan Inkuiri ... 13

2.3.3 Ciri-ciri Pendekatan Inkuiri Terbimbing ... 14

2.3.4 Kebaikan dan Keburukan Inkuiri Terbimbing ... 15

2.3.5 Langkah-langkah Pendekatan Inkuiri Terbimbing dan Pendekatan Scientific ... 16

2.4 Pembelajaran Tematik Terpadu ... 19

2.4.1 Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu ... 19

2.4.2 Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu ... 20

2.4.3 Penilaian Pembelajaran Tematik Terpadu ... 20

(4)

xii

3.2.2 Lokasi Penelitian ... 26

3.2.3 Waktu Penelitian ... 26

3.3 Prosedur Penelitian ... 26

3.4 Jenis Data ... 32

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.6 Instrumen Penelitian ... 33

3.7 Teknik Analisis Data ... 35

3.8 Indikator Keberhasilan ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Awal ... 40

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 41

4.2.1 Deskripsi Laporan Tindakan Kelas Siklus I ... 41

4.2.2 Deskripsi Laporan Tindakan Kelas Siklus II ... 52

4.2.3 Deskripsi Laporan Tindakan Kelas Siklus III ... 59

4.3 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar dan Kinerja Guru per- Siklus . 65 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 66

4.4.1 Hasil Belajar Kognitif ... 67

4.4.2 Hasil Belajar Afektif ... 68

4.4.3 Hasil Belajar Psikomotor ... 70

4.4.4 Kinerja Guru ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(5)
(6)

xiv

(7)

xv

DAFTAR GAMBAR

(8)

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif per-Siklus ... 68

4.2 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Afektif per-Siklus ... 70

4.3 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Psikomotor per-Siklus ... 71

(9)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pemetaan Kompetensi Siklus I ... 80

2. Pemetaan Kompetensi Siklus II ... 81

3. Pemetaan Kompetensi Siklus III ... 82

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 83

5. Rencana Perbaikan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 92

6. Rencana Perbaikan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 101

7. Lembar Kegiatan Siswa Siklus I ... 109

8. Lembar Kegiatan Siswa Siklus II ... 113

9. Lembar Kegiatan Siswa Siklus III ... 117

10. Kunci Jawaban Lembar Kegiatan Siswa Siklus I ... 121

11. Kunci Jawaban Lembar Kegiatan Siswa Siklus II ... 122

12. Kunci Jawaban Lembar Kegiatan Siswa Siklus III ... 123

13. Tes Siklus I ... 124

14. Kunci Jawaban Tes Siklus I ... 126

15. Tes Siklus II ... 127

16. Kunci Jawaban Tes Siklus II ... 129

17. Tes Siklus III ... 130

18. Kunci Jawaban Tes Siklus III ... 132

19. Rekapitulasi Hasil Belajar Pengetahuan Siklus I ... 133

20. Rekapitulasi Hasil Belajar Pengetahuan Siklus II ... 135

21. Rekapitulasi Hasil Belajar Pengetahuan Siklus III ... 137

22. Rekapitulasi Hasil Belajar Sikap Siklus I ... 139

23. Rekapitulasi Hasil Belajar Sikap Siklus II ... 142

(10)

xviii

25. Rekapitulasi Hasil Belajar Keterampilan Siklus I ... 148

26. Rekapitulasi Hasil Belajar Keterampilan Siklus II ... 152

27. Rekapitulasi Hasil Belajar Keterampilan Siklus III ... 155

28. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 158

29. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 160

30. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 162

(11)
(12)
(13)

MOTO

(14)
(15)

KATA PERSEMBAHAN

Dengan penuh hormat serta cinta, kasih dan sayang, karya sederhana ini kupersembahkan kepada:

Ayahanda dan Ibundaku tercinta yang selalu memberi dukungan, semangat dan do’a untuk keberhasilanku

Kakak laki-lakiku (Firdaus Liberty), Kakak perempuanku (Fatmawati) dan Adik perempuanku (Titin Kartini) yang selalu mendo’akan dan memberi

semangat untuk keberhasilanku

Keponakan kecilku tersayang (Akifa Naila) yang selalu menggangguku dengan tingkah lucu dan senyumannya

Orang-orang yang ku sayangi, staf pengajar serta teman-teman PGSD Universitas Lampung yang selalu memberi motivasi dan membantu ku hingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik

Organisasiku “Pramuka dan HIMAJIP” yang senantiasa menghiasi hariku

(16)

RIWAYAT HIDUP

Ai Dasima lahir di Bandarlampung pada tanggal 29 April 1992, sebagai anak ketiga dari empat bersaudara, dari Bapak S. Herman dan Ibu Nurhayati. Pendidikan penulis dimulai dari TK Tunas Harapan yang diselesaikan tahun 1998, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri 1 Tanjungsari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan yang diselesaikan tahun 2004. Pada tahun 2007 penulis menyelesaikan pendidikan di SMP Negeri 3 Natar dan kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Natar yang diselesaikan tahun 2010.

(17)

SANWACANA

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Tema Cita-Citaku dengan Menggunakan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Pada Siswa Kelas IVA SD Negeri 4 Natar” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi S1 PGSD Universitas Lampung;

4. Bapak Drs. Hi. Syaifuddin Latif, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing

Akademik sekaligus Dosen Pembimbing Pertama yang telah membimbing, membantu, serta memberikan saran guna kelancaran skripsi ini;

(18)

skripsi ini;

6. Ibu Dra. Cut Rohani, M.Pd., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan banyak sekali masukan dan saran-saran yang membangun pada saat seminar; 7. Seluruh Staf pengajar PGSD FKIP Universitas Lampung, yang telah memberi

ilmu pengetahuan kepada penulis selama kuliah;

8. Ibu Lily Winarty, S. Pd., selaku Kepala Sekolah beserta seluruh pengajar dan staf tata usaha SD Negeri 4 Natar, Kabupaten Lampung Selatan yang telah memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian. 9. Bapak Bahnan, S.Pd., selaku Guru Kelas serta siswa-siswi kelas IVA SD

Negeri 4 Natar, Kabupaten Lampung Selatan, yang bersedia bekerja sama dan membantu dalam pelaksanaan penelitian;

10. Keluarga tercinta yang telah memberikan nasihat, pengertian, semangat, kesabaran, motivasi, arahan dan bimbingan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi serta kasih sayang dan do’a yang selalu dihaturkan

demi kesuksesan penulis;

11. Teman-teman seperjuanganku mahasiswa PGSD angkatan 2010, yang telah sama-sama berusaha dari awal sampai akhir, terimakasih atas kebersamaan kalian.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandarlampung, Agustus 2014 Penulis,

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi diri dan memperoleh pengetahuan melalui proses pembelajaran atau cara tertentu. Berdasarkan Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 dalam Zuriah (2007:7) bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Kemudian Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 dalam Zuriah (2007:7) menyebutkan bahwa:

ayat (1) menyebutkan Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Dan ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diasumsikan bahwa sudah sepantasnya pemerintah menyelenggarakan pendidikan demi terwujudnya tujuan pendidikan Indonesia.

(20)

2

dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3) tersebut dapat ditempuh melalui berbagai bidang pembangunan yang salah satu diantaranya adalah pembangunan dibidang pendidikan. Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan memegang peranan penting. Oleh karena itu, di Indonesia pendidikan mendapat perhatian yang utama.

Mengenai pelaksanaan pendidikan dalam praktek kesehariannya, berbagai usaha pemerintah telah banyak dilakukan dengan meningkatkan unsur-unsur sumber daya pendidikan seperti sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar mengajar termasuk pembangunan gedung dan fasilitas yang lain. Hal ini dapat dilihat dari sistem pendidikan dan pengajaran yang sudah banyak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Ini semua bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran di Indonesia. Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan unsur yang paling penting dalam dunia pendidikan karena merupakan kunci utama untuk mencapai sukses dalam dunia pendidikan.

(21)

3

mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarkat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.

Profesi guru dalam dunia pendidikan juga tidak kalah penting dalam mensukseskan kegiatan belajar mengajar, maka dari itu dalam melaksanakan tugasnya guru harus menentukan dan membuat perencanaan pembelajaran secara seksama untuk meningkatkan kemampuan belajar bagi siswa dan memperbaiki strategi pembelajaran. Guru juga harus mengoptimalkan sarana dan prasarana pembelajaran yang ada di lingkungan serta menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi.

Meski telah disosialisasikan pembelajaran PAKEM, kebanyakan di lapangan guru lebih aktif dari pada siswa (Teacher Center). Guru banyak mengambil inisiatif dalam menetapkan dan menentukan cara memecahkan masalah. Segala sesuatu diinformasikan secara cermat kepada anak didiknya, sehingga anak didik tinggal menerimanya. Kegiatan seperti itu memang mengasyikkan bagi guru, tetapi membosankan bagi siswa karena siswa hanya sebagai penonton dan pendengar. Cara pembelajaran seperti ini, akan menghasilkan manusia yang kurang kreatif dan kurang berkemampuan untuk menghadapi tantangan hidup dimasa yang akan datang.

(22)

4

macam pendekatan dalam mengajar. Dalam Jihad (2012:24), Pendekatan pembelajaran adalah sebagai proses penyajian isi pembelajaran kepada siswa untuk mencapai kompetensi tertentu dengan suatu metode atau beberapa metode pilihan. Dalam memilih pendekatan pembelajaran, guru juga harus berorientasi pada keikutsertaan siswa. Saat ini dalam kegiatan pembelajaran, siswalah yang dituntut untuk lebih aktif (student center) sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Dengan begitu, siswa menjadi kreatif dan inovatif karena mendapatkan pengalaman ketika pembelajaran berlangsung.

Sementara itu berdasarkan observasi peneliti pada tanggal 21 Februari 2013 didapatkan hasil bahwa proses pembelajaran belum menggunakan tematik terpadu. Penyampaian materi ajar yang terpaku dengan buku membuat guru lebih mendominasi kegiatan pembelajaran di kelas (teacher centered). Siswa kurang diberi kesempatan untuk mengalami dan memperoleh sendiri pengetahuan yang didapat, maka siswa cenderung pasif. Selain itu, kurangnya kreatifitas guru dalam menggunakan pendekatan pembelajaran, karena menyampaikan materi ajar menggunakan metode ceramah.

(23)

5

anak akan memperoleh banyak pengalaman dari kegiatan pembelajaran. Keberhasilan belajar yang dicapai oleh siswa merupakan suatu yang didambakan dan diharapkan, baik oleh siswa itu sendiri maupun oleh orang tua, guru dan masyarakat.

Tabel 1.1 Persentase ulangan tengah semester ganjil dari 26 siswa di kelas IVA SDN 4 Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun 2013

Mata Pelajaran KKM Jumlah Siswa

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil ulangan tengah semester ganjil, 65,4% siswa tuntas dan 34,6% siswa belum tuntas dalam hasil belajar kognitif. Pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri 4 Natar masih belum menggunakan kurikulum 2013. Maka dari itu, peneliti akan mencoba meningkatkan hasil belajar tersebut yang dikemas kedalam pembelajaran tematik terpadu menggunakan kurikulum 2013.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka peneliti mengangkat penelitian tindakan kelas yang berjudul : “Meningkatkan Hasil Belajar Tema Cita-citaku dengan Menggunakan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Pada Siswa Kelas IVA

(24)

6

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan materi ajar secara terpisah, belum menggunakan tematik terpadu.

2. Guru cenderung mendominasi kegiatan pembelajaran di kelas (teacher centered).

3. Siswa kurang diberi kesempatan untuk mengalami dan memperoleh sendiri pengetahuan yang didapat, maka siswa cenderung pasif.

4. Kurangnya kreatifitas guru dalam menggunakan pendekatan pembelajaran, karena menyampaikan materi ajar menggunakan metode ceramah.

5. Rendahnya persentase ketercapaian KKM pada pembelajaran. Terlihat dari ulangan tengah semester ganjil siswa kelas IVA SDN 4 Natar Kabupaten Lampung Selatan dimana 65,4% siswa tuntas dan 34,6% siswa belum tuntas dalam hasil belajar kognitif.

1.3Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Rendahnya hasil belajar siswa. 2. Rendahnya kinerja guru.

Berdasarkan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(25)

7

Negeri 4 Natar?.

2. Apakah kinerja guru dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing pada guru kelas IVA SD Negeri 4 Natar?.

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan Penelitian ini adalah:

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar tema cita-citaku dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing pada siswa kelas IVA SD Negeri 4 Natar.

2. Mengetahui peningkatan kinerja guru dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing di kelas IVA SD Negeri 4 Natar.

1.5Manfaat Penelitian

Peneliti mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :

a. Bagi Siswa

Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik terpadu.

b. Bagi Guru

1) Memberikan informasi tentang pendekatan pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran tematik terpadu.

2) Menjadi refleksi untuk meningkatkan kualitas dan memperbaiki pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

(26)

8

pengetahuan, dan keterampilan yang diintegrasikan dalam suatu proses yang diimplementasikan melalui tindakan.

d. Bagi Peneliti Lainnya

(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Belajar

2.1.1 Pengertian Belajar

Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang. Sejalan dengan itu, R. Gagne dalam Susanto (2013:1) berpendapat, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dalam Prastowo (2013:48) merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.

(28)

10

seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar.

Berdasarkan beberapa pengertian belajar, dapat diasumsikan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang melalui interaksi dengan lingkungan yang melibatkan berbagai aspek.

2.2Hasil Belajar

Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar. Sudjana

dalam Jihad (2012:15) berpendapat, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dalam Susanto (2013:6) sebagaimana telah dijelaskan, meliputi pemahaman konsep, keterampilan proses dan sikap siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Pemahaman Konsep

(29)

11

b. Keterampilan Proses

Usman dan Setiawati dalam Susanto (2013:6) mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Dalam keterampilan proses, akan diketahui bakat, minat dan kreativitas siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, seperti cara siswa memecahkan masalah dalam suatu konsep pembelajaran dan dalam mengemukakan pemikirannya di depan umum. Pada penelitian ini, untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa keterampilan proses, digunakan penilaian unjuk kerja dan penilaian produk.

c. Sikap

Menurut Lange dalam Azwar dalam Susanto (2013:6), sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek respons fisik. Jadi, untuk mengamati sikap yang ditunjukkan seseorang, kedua aspek tersebut harus ada. Jika hanya salah satu aspek saja yang muncul, maka belum tampak secara jelas sikap seseorang. Aspek sikap dapat dinilai melalui observasi, penilaian diri, penilaian antarteman dan jurnal. Pada penelitian ini, untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa sikap, digunakan penilaian melalui observasi.

(30)

(http://dinulislami.blogspot.com/2013/02/faktor-12

faktor-yang-mempengaruhi-hasil.html) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa terdiri dari dua faktor yaitu faktor yang datangnya dari individu siswa (internal factor), dan faktor yang datang dari luar diri individu siswa (eksternal factor)”. Faktor internal anak meliputi faktor psikis (jasmani) dan psikologis (kejiwaan) seperti intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi. Faktor eksternal anak meliputi faktor lingkungan sosial (guru, teman-teman sekelas), lingkungan non-sosial (sarana belajar, letak rumah, cuaca) serta faktor pendekatan belajar (cara guru mengajar).

Berdasarkan penjabaran mengenai hasil belajar tersebut, dapat dikatakan bahwa pengertian hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar.

2.3Pendekatan Inkuiri Terbimbing

2.3.1 Tinjauan tentang Inkuiri Terbimbing

Inkuiri dalam Bahasa Inggris Inquiry berarti pernyataan atau

pemeriksaan, penyelidikan. Pengertian inkuiri dalam Poerwati

(31)

13

menerima dan menghafal pelajaran yang diberikan oleh guru. Kemudian dijelaskan lebih lanjut oleh Hidayati (2010:6-4), bahwa:

Melakukan inkuiri berarti melibatkan diri dalam tanya jawab, mencari informasi dan melakukan penyelidikan. Dalam pelaksanaan siswa bertanggungjawab untuk memberi ide atau pemikiran dan pertanyaan untuk eksplorasi, mengajukan hipotesis untuk diuji, mengumpulkan dan mengorganisasi data yang dipakai untuk menguji hipotesa dan sampai pada pengambilan kesimpulan yang masih tentatif (dalam arti dengan data yang digunakan pada saat itu).

2.3.2 Jenis-jenis Pendekatan Inkuiri

Menurut Hanafiah dan Cucu (2009:77), inkuiri terbagi atas 3 macam antara lain: (a) Inkuiri terbimbing atau terpimpin, (b) Inkuiri bebas dan. (c) Inkuiri bebas dimodifikasi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan inkuiri terbimbing. Jenis inkuiri akan dijelaskan oleh penulis sebagai berikut.

(a) Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry Approach)

(32)

14

(b)Inkuiri Bebas (Free Inquiry Approach)

Pada inkuiri bebas, bimbingan yang diberikan guru sangat sedikit atau bahkan tidak diberikan sama sekali. Ini dikarenakan pendekatan inkuiri bebas diperuntukkan bagi siswa yang telah terbiasa menggunakan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran. Siswa diberi kebebasan menentukan sendiri permasalahan serta pemecahan masalah. Kebebasan itulah yang membuat siswa dapat menemukan alternatif pemecahan masalah lebih dari satu cara, bahkan ada kemungkinan siswa dapat menemukan cara baru dari masalah yang diselidiki.

(c) Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan (modified free inquiry

approach)

Inkuiri bebas yang dimodifikasi merupakan modifikasi inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas. Dalam pelaksanaannya, siswa menerima permasalahan dari guru. Bimbingan tetap diberikan oleh guru, hanya saja bimbingan tersebut lebih sedikit dan tidak terstruktur. Bimbingan diberikan ketika siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah. Bimbingan dapat berupa pemberian contoh-contoh yang relevan maupun diskusi dengan siswa dalam kelompok lain.

2.3.3 Ciri-ciri Pendekatan Inkuiri Terbimbing

(33)

15

Menurut Kosasi dalam Hidayati (2010:6-6), untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri, guru dituntut memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Memiliki kemampuan sebagai perencana (planer), baik rencana program pengajaran, pelaksanaan maupun evaluasi.

b. Memiliki kemampuan untuk melaksanakan rencana tersebut dengan sebaik-baiknya menurut keputusan proses pembelajaran serta tujuan instruksionalnya.

c. Memiliki kemampuan sebagai penanya yang baik. d. Guru mempunyai kemampuan sebagai manajer.

e. Memiliki kemampuan sebagai pemberi hadiah, dapat berupa pujian sebagai cara untuk memotivasi belajar.

f. Memiliki kemampuan sebagai penguji kebenaran dari pada suatu sistem nilai.

2.3.4 Kebaikan dan Keburukan Inkuiri Terbimbimbing

Sama halnya dengan pendekatan ataupun metode yang lain, inkuiri juga memiliki kebaikan dan keburukan. Kebaikan inkuiri dalam Suryosubroto

(2009:185), antara lain:

(a) Membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa;

(b) Pengetahuan yang diperoleh bersifat sangat kukuh; dalam arti pendalaman dari pengertian; referensi, dan transfer;

(c) Membangkitkan gairah pada siswa,

(d) Memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri

(e) Menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar,

(f) Membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan diri siswa.

Adapun keburukan inkuiri dalam Suryosubroto (2009:186) antara lain : (a) Dipersyaratkan keharusan persiapan mental untuk cara belajar ini; (b) Kurang berhasil untuk mengajar kelas besar;

(34)

16

2.3.5 Langkah-langkah Pendekatan Inkuiri Terbimbing dan Pendekatan

Scientific

Langkah-langkah kegiatan inkuiri dalam proses pembelajaran menurut Gulo dalam Trianto (2007:137) menyatakan bahwa, inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangkan emosional dan keterampilan. Secara umum proses pembelajaran inkuiri dalam Hamruni (2012:95) dapat mengikuti langkah-langkah yaitu (a) orientasi; (b) merumuskan masalah; (c) merumuskan hipotesis; (d) mengumpulkan data; (e) menguji hipotesis; dan (f) merumuskan kesimpulan. Penjelasannya akan dijelaskan oleh penulis sebagai berikut.

(a) Orientasi

Pada tahap ini, guru membuat suasana kelas yang menjadikan siswa siap melaksanakan pembelajaran. Hal yang dilakukan adalah menjelaskan tema yang akan dipelajari, tujuan dan hasil yang diharapkan dicapai oleh siswa.

(b)Merumuskan Masalah

Dalam merumuskan masalah, siswa disajikan persoalan-persoalan yang membuat seseorang berpikir cara untuk mencari jawabannya. Proses mencari jawaban merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pembelajaran menggunakan inkuiri.

(c) Merumuskan Hipotesis

(35)

17

memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong siswa untuk merumuskan jawaban sementara.

(d)Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data merupakan proses mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk menguji jawaban sementara yang telah dirumuskan. Dalam mengumpulkan data, siswa memerlukan motivasi serta ketekunan dalam mengoptimalkan pemikirannya.

(e) Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis merupakan penentuan jawaban oleh siswa yang relevan dengan permasalahan berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Dalam menguji hipotesis, kebenaran atas jawaban tersebut harus bisa dipertanggungjawabkan dan berdasarkan data yang ditemukan.

(f) Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Sebaiknya, untuk mendapatkan kesimpulan yang akurat, guru menunjukkan data yang relevan kepada siswa.

(36)

18

Berdasarkan proses pembelajaran kedua pendekatan tersebut, pelaksanaan pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memadukan langkah-langkah pendekatan inkuiri terbimbing dengan pendekatan scientific yang dapat dirumuskan langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

1) Guru menyiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus, pemetaan kompetensi tema cita-citaku, RPP, instrumen penilaian, LKS, media/alat pembelajaran dan buku siswa.

2) Guru menyampaikan tema yang akan dipelajari, tujuan serta hasil yang diharapkan tercapai oleh siswa.

3) Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok.

4) Guru memberikan permasalahan kepada siswa. Penilaian afektif dan psikomotor dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

5) Guru memberikan beberapa pertanyaan yang menggiring siswa pada jawaban sementara.

6) Kemudian siswa dibagikan LKS. Media pembelajaran juga dapat diberikan pada setiap kelompok maupun setiap orang apabila dibutuhkan dalam pembelajaran

7) Siswa mendeskripsikan temuannya berdasarkan data yang telah dikumpulkan.

8) Siswa menyimpulkan, kemudian dipertegas kembali oleh guru. 9) Pelaksanaan penilaian kognitif berupa tes tertulis.

2.4 Pembelajaran Tematik Terpadu

(37)

19

(sikap, pengetahuan, keterampilan) dari berbagai mata pelajaran digabungkan menjadi satu untuk merumuskan pemahaman yang lebih mendalam dan bermakna bagi siswa. Makna pembelajaran Tematik Terpadu adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Pembelajaran tematik terpadu dalam kurikulum 2013 sejalan dengan pendekatan scientific yang sering dikenal dengan pendekatan ilmiah.

2.4.1 Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang ditandai berdasarkan tema-tema tertentu. Pembelajaran tematik termasuk kedalam pembelajan terpadu. Model pembelajaran tematik dalam Prastowo (2013:117) adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran, sehingga dapat memberi pengalaman bermakna pada siswa. Misalnya tema lingkungan dapat ditinjau dari mata pelajaran IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan pendidikan kewarganegaraan.

Humphreys dalam Prastowo (2013:118) mengemukakan definisi pembelajaran terpadu yang mendasar sebagai studi dimana para siswa dapat mengeksplorasi pengetahuan mereka dalam berbagai mata pelajaran yang berkaitan dengan aspek-aspek tertentu dari lingkungan mereka, bahwa:

(38)

20

memberdayakan pengetahuan dan pengalaman siswa untuk membantunya mengerti dan memahami dunia kehidupannya.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut, penulis mengartikan bahwa pembelajaran tematik termasuk kedalam pembelajaran terpadu yang mengaitkan antar mata pelajaran yang dipadukan dengan tema agar anak mendapatkan pengalaman yang bermakna.

2.4.2 Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu

Menurut Depag RI dalam Prastowo (2013:118) tidak sekadar mengungkap lima karakter, tetapi mengidentifikasi tujuh karakter pembelajaran tematik, yaitu sebagai berikut:

1) berpusat kepada siswa;

2) memberikan pengalaman langsung; 3) pemisahan aspek tidak begitu jelas; 4) menyajikan konsep dari berbagai aspek; 5) bersifat fleksibel;

6) hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa; dan

7) menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Berdasarkan karakter yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran tematik terpadu bersifat fleksibel disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa agar siswa mendapatkan pengalaman yang bermakna.

2.4.3 Penilaian Pembelajaran Tematik Terpadu

(39)

21

salah satu penilaian yang digunakan dalam pembelajaran tematik terpadu adalah menggunakan penilaian yang sebenarnya atau penilaian autentik (authentic assessment). Menurut Depdiknas dalam Jihad (2013:54) penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk memperoleh informasi secara objektif, berkelanjutan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang dicapai siswa, yang hasilnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan perlakuan selanjutnya. Pengertian Penilaian autentik dalam Kunandar (2013:35) adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

Dalam penilaian autentik dalam Kunandar (2013:42), selain memerhatikan aspek kompetensi sikap (afektif), kompetensi pengetahuan (kognitif) dan kompetensi keterampilan (psikomotorik) serta variasi instrumen atau alat tes yang digunakan juga harus memerhatikan input, proses dan output. Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan menurut Permendikbud Nomor 66 tahun 2013 dalam Kunandar (2013:52) sebagai berikut.

a. Penilaian Kompetensi Sikap

(40)

22

b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.

c. Penilaian Kompetensi Keterampilan

Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut siswa mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.

2.5 Hasil Penelitian yang Relevan

Data berikut adalah hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini tentang pendekatan inkuiri terbimbing di Sekolah Dasar.

Tabel 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan

No Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian

1. Kitri Nur Indah Sari Peningkatan kualitas pembelajaran IPA melalui

2. Noor Saadah Upaya meningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan pendekatan inkuiri terbimbing dalam pembelajaran IPA tentang materi gaya: di kelas IV SDN Darmaga IV

3. Siska Widiyanti Peningkatan kemampuan siswa kelas IV dalam

(41)

23

memanfaatkan pendekatan pembelajaran atau rendahnya kinerja guru. Pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kinerja guru.

Pendekatan inkuiri terbimbing merupakan pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan serta mengkomunikasikan hasil temuannya dan dapat membuat suasana belajar yang aktif. Pendekatan inkuiri terbimbing adalah pembelajaran yang mengaitkan materi dengan dunia nyata kehidupan siswa, sehingga akan terasa manfaat dari materi yang disajikan, motivasi belajar muncul, dan dunia pikiran siswa menjadi konkret.

Kondisi akhir yang diharapkan melalui pendekatan inkuiri terbimbing dalam pembelajaran adalah agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada tema cita-citaku sekaligus memperbaiki kinerja guru. Adapun skema kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

2.7 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka, dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut.

Penerapan Pendekatan Inkuiri Terbimbing yang

dikolaborasikan dengan Pendekatan Scientific

Hasil Belajar Tinggi

Kinerja Guru Tinggi Hasil Belajar Rendah

(42)

24

1. Jika dalam pembelajaran tema cita-citaku menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing sesuai langkah-langkah secara tepat, maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVA SD Negeri 4 Natar.

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan classroom action research. Dalam penelitian ini, penulis berkolaborasi dengan guru dalam memecahkan persoalan di kelasnya dan juga berupaya meningkatkan hasil belajar siswa. Pengertian PTK menurut Carr dan Kemmis dalam Wardhani (2007:1.4) merupakan penelitian dalam bidang sosial, yang menggunakan refleksi diri sebagai metode utama, dilakukan oleh orang yang terlibat didalamnya, serta bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam berbagai aspek.

(44)

26

3.2Setting Penelitian

3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IVA SD Negeri 4 Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah 26 orang siswa yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 13 orang perempuan, yang memiliki tingkat kemampuan yang bervariasi.

3.2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IVA SD Negeri 4 Natar yang berlokasi di Jalan Tanjung Rejo I Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Alasan peneliti menggunakan lokasi ini karena dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga memudahkan dalam mengumpulkan data.

3.2.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Kegiatan penelitian dimulai dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian.

3.3Prosedur Penelitian

(45)

27

Gambar 3.1 Tahapan PTK adopsi dari Arikunto (2008:16)

Berdasarkan gambar 3.1, penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran tematik terpadu pada tema Cita-citaku ini menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing, yang terdiri dari 3 siklus, yaitu siklus I, siklus II dan siklus III.

Siklus I

1. Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini, Peneliti dan guru kelas IVA mempersiapkan proses Perencanaan

Siklus I

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Siklus II

Pengamatan

Pelaksanaan

Refleksi

Perencanaan

Dst

Siklus III

Pengamatan

Pelaksanaan

Refleksi

(46)

28

pembelajaran tematik terpadu pada tema “Cita-citaku” dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing. Langkah-langkah perencanaannya adalah sebagai berikut.

a. Mengidentifikasi KI dan KD yang relevan dengan tema “Cita

-citaku” sub tema ke 2 “Hebatnya Cita-citaku” pembelajaran 1 yang

akan disampaikan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing. b. Mempersiapkan kelengkapan pembelajaran yang digunakan dalam

proses pembelajaran yaitu pemetaan kompetensi, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) dan alat peraga yang relevan dengan materi.

d. Menyiapkan instrumen penelitian, meliputi hasil belajar siswa (kognitif, afektif dan psikomotor), kinerja guru beserta pedoman penskoran.

e. Mempersiapkan alat dokumentasi.

2. Pelaksanaan (Action)

Pada tahap ini merupakan implementasi atau penerapan dari perencanaan yang telah disusun, yaitu sebagai berikut.

a. Kegiatan awal

1) Pengkondisian kelas (menata tempat duduk untuk pembelajaran, menertibkan siswa, berdoa, dan mengecek kehadiran siswa).

2) Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang ingin

(47)

29

3) Guru melakukan apersepsi misalnya dengan menanyakan kepada siswa, seperti:

“Siapa yang memiliki cita-cita?”.

“Apa cita-cita kalian?”.

b. Kegiatan inti

Guru melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing.

c. Kegiatan Penutup

1) Siswa dibantu oleh guru membuat penegasan atau kesimpulan dari materi yang baru dibahas.

2) Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan dan pesan selama mengikuti pembelajaran.

3) Siswa melaksanakan evaluasi pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana ia memahami materi yang telah diajarkan.

4) Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

3. Observasi/Pengamatan

Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut.

(48)

30

b. Mengamati kinerja guru menggunakan lembar instrumen penilaian kinerja guru untuk melihat kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

c. Mengamati keterampilan siswa yang muncul ketika pembelajaran berlangsung.

d. Sedangkan evaluasi hasil belajar kognitif siswa dilaksanakan dengan menggunakan tes formatif. Evaluasi digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam menyerap materi pelajaran yang telah disampaikan.

4. Refleksi (Reflection)

Berdasarkan data yang didapat dari hasil observasi, selanjutnya dilakukan analisis sebagai bahan kajian pada kegiatan refleksi sebagai berikut.

a. Menganalisis hasil pengamatan terhadap hasil belajar siswa. Analisis yang dilakukan adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa berpartisipasi dan antusias terhadap pembelajaran serta keberhasilan siswa dalam menyerap materi yang telah diajarkan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing.

b. Menganalisis keberhasilan dan kekurangan proses pembelajaran berlangsung. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang didapat dengan indikator keberhasilan

(49)

31

Siklus II

1. Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini peneliti dan guru melakukan perencanaan seperti perencanaan dalam siklus pertama. Di dalam siklus II ini, tema yang peneliti gunakan adalah tema Cita-citaku sub tema ke 2 “Hebatnya Cita-citaku” pembelajaran ke 2 yang disampaikan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing .

2. Pelaksanaan (Action)

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan pembelajaran seperti pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing yang dikolaborasikan dengan pendekatan scientific.

3. Observasi/Pengamatan

Pada tahap ini peneliti dibantu oleh guru kelas IVA melakukan observasi mengenai kegiatan pembelajaran pada siklus II.

4. Refleksi (Reflection)

Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi seperti refleksi dalam siklus pertama. Hasil refleksi ini akan dijadikan sebagai acuan untuk menyusun kegiatan pembelajaran pada siklus III.

Siklus III

1. Perencanaan (Planning)

(50)

32

perencanaan dalam siklus pertama. Di dalam siklus III ini, tema yang peneliti gunakan adalah tema Cita-citaku sub tema ke 2 “Hebatnya Cita-citaku” pembelajaran ke 3 yang disampaikan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing.

2. Pelaksanaan (Action)

Peneliti melakukan pelaksanaan pembelajaran seperti pelaksanaan pembelajaran pada siklus I menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing yang dikolaborasikan dengan pendekatan scientific.

3. Observasi/Pengamatan

Pada tahap ini peneliti dibantu oleh guru kelas IVA melakukan observasi mengenai kegiatan pembelajaran pada siklus III.

4. Refleksi (Reflection)

Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi seperti refleksi dalam siklus pertama dan kedua. Hasil refleksi ini akan dijadikan sebagai acuan untuk menyusun laporan.

3.4Jenis Data

(51)

33

3.5Teknik Pengumpulan Data

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan keseluruhan data yang diperoleh berdasarkan instrumen penelitian yaitu dengan teknik tes dan non tes.

1) Teknik tes dalam Jihad (2012: 67) adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites. Teknik tes yang digunakan adalah tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa.

2) Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data kinerja guru, hasil belajar afektif serta untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan hasil belajar psikomotor berupa penilaian produk dan unjuk kerja. Teknik nontes pada penelitian ini menggunakan lembar observasi.

3.6Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan soal tes.

1) Lembar Observasi

(52)

34

Tabel 3.1 Indikator Kinerja Guru dalam pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan inkuiri terbimbing dan Scientific

No. Aspek yang Diamati Indikator

1.

a. Bahan pembelajaran sesuai dengan tema b. Perumusan Tujuan Pembelajaran c. Pengorganisasian materi pembelajaran

d. Penentuan sumber belajar dan alat bantu mengajar

e. Susunan langkah-langkah dan penetapan alokasi waktu mengajar

f. Pilihan metode pembelajaran

g. Penentuan jenis, alat, dan prosedur penilaian

2.

a. Persiapan kondisi pembelajaran

b. Menyajikan permasalahan yang relevan dengan tema

c. Pembelajaran sesuai dengan tujuan, materi, dan tema

d. Mempergunakan variasi stimulus dalam pembelajaran

e. Mempergunakan variasi metode dalam pembelajaran

f. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran

a. Perumusan kesimpulan dalam pembelajaran b. Mempergunakan instrumen penilaian tes hasil

belajar kognitif dalam pembelajaran

Sumber: Modifikasi dari Alat Penilaian Kemampuan Guru FKIP Unila

Tabel 3.2 Indikator penilaian sikap sosial (afektif) dalam pembelajaran tema cita-citaku dengan pendekatan inkuiri terbimbing

No. Aspek yang

Diamati Indikator

1 Percaya diri a. Berani presentasi di depan kelas

b. Berani menyatakan pendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan

c. Tidak mudah putus asa/pantang menyerah d. Mampu membuat keputusan dengan cepat 2 Disiplin a. Masuk kelas tepat waktu

b. Memperhatikan ketika guru menjelaskan c. Patuh terhadap peraturan di kelas

d. Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan

(53)

35

Tabel 3.3 Penilaian keterampilan (psikomotor) dalam pembelajaran tema cita-citaku dengan Pendekatan inkuiri terbimbing

No. Siklus Jenis Penilaian Aspek yang Diamati

1 Siklus I

a. Topik pembicaraan jelas.

b. Kesesuaian antara pertanyaan dan jawaban.

c. Menggunakan kosa kata baku.

Produk

a. Menceritakan kembali teks bacaan secara lisan dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

a. Membaca naskah dengan suara nyaring, pengucapan yang jelas, intonasi dan jeda yang tepat.

Produk

a. Isi laporan percobaan. b. Penulisan laporan percobaan. c. Benda yang dibuat.

Sumber: Modifikasi dari Buku Guru tema cita-citaku (2013)

2) Soal Tes

Soal tes digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-nilai guna mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas IVA dalam pembelajaran tematik terpadu pada tema “Cita-citaku” menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing. Tes hasil belajar bisa berupa tes formatif yang diberikan pada akhir subtema atau pokok bahasan.

3.7Teknik Analisis Data

(54)

36

1) Analisis kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses yaitu sikap sosial siswa (afektif) dan kineja guru selama pembelajaran berlangsung.

a. Rumus analisis kinerja guru selama proses pembelajaran dalam Kemendikbud (2013:27)

Tabel 3.4Konversi nilai kinerja guru

Tingkat Keberhasilan Kategori

90-100 Sangat Baik

75-89 Baik

60-74 Kurang

< 60 Sangat Kurang

Sumber: Modifikasi dari APKG FKIP UNILA

b. Rumus analisis sikap adopsi Kemendikbud (2013:27)

Tabel 3.5 Konversi nilai sikap sosial (afektf) Konversi nilai akhir

Skala 100 Predikat Kategori

86-100 BS Baik Sekali

(55)

37

2) Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar kognitif dan psikomotor.

a. Rumus analisa pemerolehan nilai psikomotor dalam Kemendikbud (2013:27)

Tabel 3.6 Konversi nilai keterampilan (psikomotor)

Konversi nilai akhir

Skala 100 Predikat

86-100 A

81-85 A-

76-80 B+

71-75 B

66-70 B-

61-65 C+

56-60 C

51-55 C-

46-50 D+

0-45 D

Sumber: Kemendikbud (2013:8)

b. Menghitung ketuntasan belajar kognitif siswa secara individual adopsi Kemendikbud (2013:27).

Ketuntasan individual didapat jika siswa memperoleh nilai ≥66.

(56)

38

Tabel 3.7 Konversi nilai pengetahuan (kognitif)

Konversi nilai akhir

c. Menghitung nilai rata-rata seluruh siswa adopsi dari Arikunto (2006) dalam Sartini (skripsi, 2013).

Keterangan:

̅

= Nilai rata-rata siswa ∑X = Jumlah semua nilai siswa

∑N = Jumlah siswa yang mengikuti tes

d. Ketuntasan klasikal

Ketuntasan klasikal dikatakan berhasil apabila persentase yang tuntas belajar jumlahnya lebih besar atau sama dengan 75% dari jumlah siswa seluruhnya. Berikut ini rumus ketuntasan klasikal modifikasi dari Purwoko dalam Sartini (skripsi, 2013).

.

Keterangan:

P = Persentase ketuntasan ̅ ∑

(57)

39

Hasil analisis ini digunakan untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran.

3.8Indikator Keberhasilan

Penerapan pendekatan inkuiri terbimbing dengan tema cita-citaku ini dikatakan berhasil apabila:

1) Tingkat ketuntasan hasil belajar siswa berdasarkan KKM secara klasikal mencapai ≥75% dari jumlah siswa pada kelas yang diteliti. KKM hasil belajar kognitif dan keterampilan berdasarkan kurikulum 2013 adalah 66 (B-).

2) Ketuntasan aspek kognitif dan keterampilan mencapai ≥66 (B-).

(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas IVA SD Negeri 4 Natar Kabupaten Lampung Selatan pada pembelajaran tema cita-citaku menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar tema cita-citaku dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing. Hal ini terlihat dari:

a. Hasil belajar pengetahuan (kognitif) pada siklus I terdapat 19 siswa (73,08%) yang tuntas, kemudian meningkat pada siklus II menjadi 22 siswa (84,62%). Terjadi peningkatan persentase ketuntasan dari siklus I ke siklus II sebesar 11,54%. Pada siklus III terdapat 23 siswa (88,46%) yang tuntas. Terjadi peningkatan persentase ketuntasan dari siklus II ke siklus III sebesar 3,84%.

(59)

75

Terjadi peningkatan persentase ketuntasan dari siklus II ke siklus III sebesar 11,54%.

c. Hasil belajar keterampilan (psikomotor) pada siklus I terdapat 20 siswa (76,92%) yang tuntas, kemudian meningkat pada siklus II menjadi 21 siswa (80,77%) yang tuntas. Terjadi peningkatan persentase ketuntasan dari siklus I ke siklus II sebesar 3,85%. Pada siklus III terdapat 23 siswa (88,46%) yang tuntas. Terjadi peningkatan persentase ketuntasan dari siklus II ke siklus III sebesar 7,69%.

2. Kinerja guru dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing. Hal ini terlihat pada siklus I nilai kinerja guru mencapai 75. Pada siklus II nilai kinerja guru meningkat menjadi 81,25. Terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 6,25. Pada siklus III nilai kinerja guru mencapai 81,25.

Berdasarkan hasil yang diperoleh peneliti dari apa yang telah diungkapkan sebelumnya, maka dapat menjawab hipotesis penelitian ini, yaitu hasil belajar dan kinerja guru tema cita-citaku dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing dapat ditingkatkan.

5.2 Saran

1. Kepada Siswa

(60)

76

menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing, sehingga dapat lebih memahami dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik terpadu.

2. Kepada guru

Guru hendaknya dalam pembelajaran tematik terpadu dapat menggunakan pendekatan pembelajaran inkuiri terbimbing sebagai alternatif dalam penerapan pembelajaran, sehingga dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa serta meningkatkan kualitas dan memperbaiki pembelajaran.

3. Kepada Sekolah

Kepada sekolah hendaknya terus mendukung guru-guru untuk meningkatkan mutu sekolah dengan mengembangkan kreasinya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guna memperbaiki kinerjanya dan juga selalu mendukung untuk melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pembelajaran.

4. Kepada Peneliti Lain

(61)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. CV Yrama Widya. Bandung. Arikunto, S dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta. Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Insan Madani. Yogyakarta.

Hanafiah dan Cucu, S. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama. Bandung.

Hidayati dkk. 2010. Pengembangan Pendidikan IPS. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional. Jakarta.

Jihad, A dan Haris, A. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Multi Pressindo. Yogyakarta.

Kemendikbud. 2013. Panduan Teknis Penilaian Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar (Pdf). Jakarta.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Lapono, N. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Pakpahan, H. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar. http:// dinulislami. blogspot.com/2013/02/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil. html, (diakses tanggal 26 Februari 2014 pukul 20:32 WIB).

Poerwati, L E dan Amri, S. 2013. Panduan Memahami Kurikulum 2013. Prestasi Pustakarya. Jakarta.

Prastowo, A. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. DIVA Press. Yogyakarta. Sartini, M Y. 2013. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Pembelajaran

(62)

78

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah: Wawasan Baru, Beberapa Metode Pendukung dan Beberapa Komponenen Layanan Khusus. Rineka Cipta. Jakarta.

Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Kencana. Jakarta.

Tentor sertifikasi guru. 2013. Penilaian Pencapaian Kompetensi Sikap (pdf). http://p3g.unm.ac.id/index.php/download/category/19-rpp-dan-penilaian.ht ml?download=243%3Apenilaian-kompetensi-sikap (diakses tanggal 3 April 2014 pukul 20:40 WIB). Universitas Negeri Makassar. Makassar.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Universitas Lampung. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandarlampung.

Wahid. 2013. Scientific Approach dalam Kurikulum 2013. http://mrwahid. wordpress.com/2013/09/05/1015/ (diakses tanggal 29 April 2014 pukul 03:19 WIB).

Gambar

Tabel 1.1 Persentase ulangan tengah semester ganjil dari 26 siswa di kelas          IVA SDN 4 Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun 2013
Tabel 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Gambar 3.1 Tahapan PTK adopsi dari Arikunto (2008:16)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa peran teknologi informasi, kompetensi sumber daya manusia, serta peran internal audit telah baik dilakukan tapi masih ada beberapa hal

Penelitian ini berawal dari sebuah permasalahan terkait fungsi Lembar Kerja Siswa (LKS) yang mempunyai konsep sebagaimana dikatakan Andi Prastowo dalam bukunya

Fenomena dalam penelitian ini adalah mengenai peran UPTD III dalam pengelolaan Rusunawa Penjaringansari dimana pengelolaan tersebut tertulis dalam Surat Edaran

Pelaksanaan siklus 1 ini dimulai hari Jumat, tanggal 5 Juli 2018 dan berakhir pada hari Kamis, 12 Juli 2018. Berdasarkan hasil analisis deskriptif.. terhadap hasil belajar siswa

Tesis utama yang ditunjukkan oleh Shawki (2011: 176-177) adalah bahwa kelompok- kelompok advokasi yang terlibat dalam kampanye I-VAWA berakar pada konsep

Kegiatan ini merupakan koordinasi awal dengan pihak terkait setempat, dalam hal ini Kelurahan Mangunsuman Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo, Puskesmas Ronowijayan

Volume 10, Nomor 1 (Februari 2020) 18 Penjelasan lain juga menyebutkan bahwa kenikmatan abadi itu disiapkan juga bagi orang-orang yang benar-benar memenuhi seruan

OPETUS- JA KULTTUURIMINISTERIÖN JULKAISUJA 2017:26 YLIOPISTO-OPISKELIJOIDEN KANSAINVÄLINEN LIIKKUVUUS – LUONTEVA OSA TUTKINTOA.. Opiskelijan vanhempien koulutustaustoilla on