• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Tentang Rasa Ingin tahu Adalah K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Makalah Tentang Rasa Ingin tahu Adalah K"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Tentang Rasa Ingin tahu Adalah Kodrat manusia

Disusun

Oleh :

HARTONO MPI 3

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

PALU

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami

juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun

pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih

baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami

sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

PALU, November 2015

(3)

Rasa Ingin Tahu adalah Kodrat Manusia

Salah satu kodrat manusia adalah untuk mencari tahu apa yang belum diketahui. Disadari atau tidak, sebenarnya seseorang lebih banyak belajar dari pertanyaan daripada jawaban. Anak kecil adalah penanya sejati, dia tanyakan semua apa yang di sekitarnya, dia menganggap segala sesuatu itu luar biasa, dia selalu ingin tahu, makanya banyak orang beranggapan bahwa anak kecil adala filosof sejati. Namun pada umumya setelah dewasa, orang menganggap hal-hal yang ada disekitarnya biasa- biasa saja.. jadi tidak perlu dipertanyakan. Memahami orang dan kodrat manusia hanyalah soal mangenali dan mengakui seseorang sebagaimana mareka adanya, bukan apa yang orang pikirkan tentang mereka, dan bukan orang menginginkan mereka menjadi apa. Tindakan manusia diatur oleh pikirannya sendiri, sifat ini sangat kuat dalam diri manusia sehingga pikiran yang menonjol dalam kasih sayang adalah kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh si pemberi dengan memberi, bukan dengan menerima. kodrat manusia sejak awal memang demikian dan akan tetap demikian sampai akhir zaman karena manusia ditempatkan di bumi dengan kodrat itu. manusia sebagai animal rational dibekali hasrat ingin tahu. Manusia selalu ingin tahu dalam hal apa sesungguhnya yang ada (know what), bagaimana sesuatu terjadi (know how), dan mengapa demikian (know why) terhadap segala hal. Orang tidak puas apabila yang ingin diketahui tidak terjawab.

(4)

pertanyaan itu; dari dorongan ingin tahu manusia berusaha mendapatkan pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakannya. Ilmu Pengetahuan berawal pada kekaguman manusia akan alam yang dihadapinya, baik alam besar (macro cosmos), maupun alam kecil (micro-cosmos). Di dalam sejarah perkembangan pikir manusia ternyata yang dikejar itu esensinya adalah pengetahuan yang benar, atau secara singkat disebut kebenaran.

Hasrat ingin tahu manusia terpuaskan kalau dia memperoleh pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakannya. . Rasa keingintahuan manusia dimulai dari rasa ingin mengenal dirinya sendiri yang kemudian berkembang kepada rasa keingintahuan manusia pada alam sekitarnya.

Rasa ingin tahu hanya akan mendorong seseorang untuk mengkaji fenomena alam semesta disaat hati nuraninya menyakini bahwa alam semesta ini telah diciptakan berdasarkan hukum kausalitas dan aturan yang selaras, keyakinan seperti ini tidak akan muncul kecuali dari keimanan terhadap Tuhan, dan ia tidak akan dimiliki oleh seorang materialis sejati. Oleh karenanya seorang materialis yang menghabisi usianya di dalam lab-lab dan pusat-pusat kajian guna mengkaji dan meneliti rahasia dan fenomena alam semesta, pada dasarnya hati nuraninya menyakini akan keberadaan Tuhan, walaupun secara zahir ia menampakkan dirinya sebagai seorang materialis.

Rasa keingintahuan tersebut terpuaskan dengan kemampuan bahasa manusia untuk berkomunikasi dan bertukar pengalaman tentang segala hal yang ada di alam serta kegunaannya bagi manusia. Meskipun demikian manusia masih mempunyai keterbatasan misalnya keterbatasan manusia dalam melihat, mendengar, berpikir dan merasakan tentang apa yang terjadi disekitarnya secara benar dan utuh.

(5)

Dalam manusia curiosity (rasa ingin tahu) pikiran manusia berkembang dari waktu kewaktu rasa ingin tahunya atau pengetahuannya selalu bertambah sehingga terjadi timbunan pengetahuan . Maka terjadilah perkembangan akal manusia sehingga justru daya pikirnya lebih berperan dari pada fisiknya. Dengan akal tersebut manusia memenuhi tujuan hidupnya disamping untuk melestarikan hidup untuk memenuhi kepuasan hidup serta juga untuk mencapai cita-cita.

Manusia ingin mengetahui segala sesuatu. Segala sesuatu yang terjadi (situasi, kondisi, keadaan, sifat, karakter, ciri-ciri, peristiwa, kejadian) maupun apa saja yang ada (benda, hewan, tumbuhan, dll.) baik yang ada/terjadi di lingkungannya (environment) maupun yang ada/terjadi di dalam dirinya sendiri (peredaran darah, degup jantung, rasa senang, sedih, dll.)

Semua hal yang ingin diketahui manusia disebut realitas.

Hasilnya adalah Pengetahuan (Knowledge), dan setelah melalui 3 tahap tadi akan berubah menjadi ilmu (Science).

Realitas tunggal (single reality) disebut Fakta (fact) yang kebenarannya tidak perlu diperdebatkan lagi, misalnya "Tahun 1963 John F. Kennedy ditembak mati."

Realitas yang satu dirangkaikan dengan realitas lain menghasilkan Phenomenon

(Fenomena- fenomena) Beberapa sifat realitas:

1. bersifat statik sekaligus dinamik

Realitas bersifat statik sekaligus dinamik berarti dalam setiap realitas diasumsikan terdapat hal-hal yang tetap (regular) dan hal-hal yang berubah-ubah. Ketegangan dalam memahami apa yang berubah dan apa yang tetap itu menjadikan manusia selalu ingin tahu tentang realitas

2. bersifat denotatif dan konotatif

Relitas bersifat denotatif, artinya realitas "harfiah" menyangkut simbol-simbol terhadap benda-benda konkrit atau peristiwa konkrit, sedangkan makna konotatif menyangkut simbolisasi terhadap peristiwa yang imagined (terbayang) atau "abstrak." 3. bersifat realitas yang disepakati (agreement reality) dan realitas yang dialami

(6)

Realitas bersifat disepakati, misalnya seorang anak diberitahu oleh orang tuanya bahwa cacing adalah binatang menjijikkan, maka persepsi sang anak terhadap hewan itu adalah hewan menjijikkan, sehingga dihindarinya, namun kalau sang anak mengalami sendiri makan masakan yang bahan utamanya daging cacing yang ternyata bergizi, lezat, dan bahkan menjadi makanan favoritnya, maka pengalamannya (experience) itu bertentangan dengan kesepakatannya semula dengan orang tuanya (agreement).

Perkembangan rasa keingintahuan.

- Mitos dan mitologi, mitos adalah cerita rakyat yang dibuat-buat atau dongeng yang ada kaitanya dengan kejadian, gejala yang terdapat di alam, manusia pada alam sekitarnya.

Mitos sebenarnya adalah manusia dengan imajinasinya berusaha secara sungguh-sungguh menrangkan gejala alam yang ada, namun usahanya belum dapat tepat karena kurang memiliki pengetahuan sehingga untuk bagian tersebut orang mengaitkannya dengan seorang tokoh, dewa, atau dewi.

Tujuan manusia menciptakan MITOS,

karena pada saat itu penduduk masih dalam tingkat mistis peradabannya. Mereka percaya akan adanya kekuatan-kekuatan gaib yang melebihi kekuatan manusia biasa. Dalam zaman demikianlah, mitos dipercayai kebenarannya karena beberapa faktor.

PERTAMA, karena keterbatasan pengetahuan manusia KEDUA, karena keterbatasan penalaran manusia

KETIGA, karena keingintahuan manusia untuk sementara telah terpenuhi. Telah dikemukakan bahwa kebenaran memang harus dapat diterima oleh akal, tetapi sebagian lagi dapat diterima secara intuisi, yaitu penerimaan atas dasar kata hati tentang sesuatu itu benar. Kata hati yang irasional dalam kehidupan masyarakat awam sudah dapat diterima sebagai suatu kebenaran (pseudo science), kebenaran dan hasaratnya ingin tahu sudah terpenuhi,paling tidak untuk sementara waktu.

(7)

Rasional adalah menerima sesuatu atas dasar kebenaran pikiran atau rasio. Pham tersebut bersumber pada akal manusia yang diolah dalam otak. Dengan berpikir rasional, manusia dapat meletakkan hubungan dari apa yang telah diketahui dan yang sedang dihadapi. Kemampuan manusia mempergunakan daya akalnya disebut inteligensi, sehingga dapat disebutkan adanya manusia yang mempunyai intelegensinya rendah,, normal dan tinggi. Dalam perkembangan sejarah manusia, terdapat kesan bahwa pada mulanya perasaan manusialah yang lebih berperan dalam kehidupannya, sehingga timbul kepercaayaan atau agama dan rasa sosial. Dengan makin banyaknya persoalan yang harus dihadapi, manusia makin banyak mempergunakan akalnya dan kurang mementingkan perasaan.

Logika dan pengetahuan

Logika adalah pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir dengan lurus, tepat dan sehat. Dalam mempergunakan logika manusia mengenal logika kodratih dan logka ilmiah. Logika kodratiah merupakan cara berpikir secara spontan dalam menanggapi atau memecahkan suatu persoalan. Logika ilmiah dapat memperhalus dan mempertajam pikiran dan akal budi, sehingga hasil pemikirannya dapat benar-benar lurus, tepat, dan sehat sehingga terhindar dari kesesatan.

Beruntunglah manusia yang telah dianugerahi akal (rasio) yang memiliki kemampuan luar biasa, sehingga manusia dapat memiliki kemampuan belajar untuk memperoleh pengetahuannya. Dari hal-hal yang semula tidak diketahuinya, kemudian menjadi tahu dan bahkan dari pengetahuan yang telah diketahuinya itu kemudian dikembangkan sedemikian rupa, dari mulai pengetahuan atau ilmu yang berguna bagi sesamanya sampai yang dapat menghancurkan atau membinasakan sesamanya (bom hydrogen). Jika hasil-hasil penemuan yang ada saat ini, bila diceritakan pada zaman dulu, niscaya akan dianggap sebagai omong kosong atau juga bisa dianggap sebagai hal yang tidak masuk akal (irrasional).

(8)

construct to explain the same behavior. Berlyne (1960) believes that curiosity is a motivational prerequisite for exploratory behavior”.

Menurut Berlyne, ketidak pastian muncul ketika kita mengalami sesuatu yang baru, mengejutkan, tidak layak, atau kompleks. Hal ini akan menimbulkan rangsangan yang tinggi dalam sistim saraf kita. Respon manusia ketika menghadapi suatu ketidak pastian inilah yang disebut dengan curiosity atau rasa ingin tahu. Curiosity akan mengarahkan manusia kepada perilaku yang berusaha mengurangi ketidak pastian. Rasa ingin tahu yang tinggi dapat juga dikaitkan dengan teori Maslow, yang menyatakan bahwa manusia memiliki kebutuhan yang salah satunya adalah kebutuhan untuk memahami.

Rasa ingin tahu (curiosity) akan sesuatu hal, apakah itu rasa heran, takjub, bahkan keinginan menyingkap Kebenaran akan sesuatu yang menarik hatinya, sebenarnya dimiliki oleh setiap orang, namun hasrat besar atau kecilnya rasa keingintahuan pada setiap orang itu bisa jadi berbeda-beda antara yang satu dengan lainnya, akan tetapi rasa keingintahuan itu tetap ada dan merupakan sifat alami yang positif yang dimiliki oleh setiap orang. Ambil contoh, seorang anak yang akal-nya mulai berkembang sering menanyakan hal-hal yang masih belum dipahaminya, dan apapun yang ada disekelilingnya maupun dihadapannya yang belum diketahuinya, misalnya seorang anak kecil tidak tahu bahaya daripada air yang baru dimasak oleh ibunya, sebelum ia berhasil menjangkau benda panas tersebut. Rasa keingintahuannya mendorong untuk menjangkau benda panas tersebut, dan setelah ia merasakan panasnya benda itu, barulah ia menyadari bahaya dari air yang baru dimasak itu

(9)

Karena pengkondisian seperti inilah, maka rasa ingin tahu (curiosity) itupun mulai tersingkirkan dengan diawali rasa tidak mau tahu yang disebabkan oleh adanya hal-hal lain yang menurutnya lebih penting untuk dipikirkan dan didahulukan untuk dikerjakan. Ironisnya, hal lain yang lebih penting itu adalah program rutinitas dan mekanisasi hidup, dan segala sesuatu yang berlangsung disekelilingnya dipandang memang harus berjalan seperti itu, tanpa berusaha mencari kejelasan apa sebenarnya yang berkeliaran dan terjadi disekelilingnya itu.

PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN MANUSIA Manusia sebagai HOMO SAPIENS :

Homo SAPIENS adalah mahluk yang berpikir sehingga merupakan mahluk yang cerdas dan bijaksana. Dengan daya pikirnya manusia dapat berpikir apakah yang sebaiknya dilakukan pada masa sekarang atau masa yang akan datang berdasar kan pertimbangan masa lalu yang merupakan pengalaman. Pemikiran yang sifatnya abstrak merupakan salah satu wujud budaya manusia yang kemudian diikuti wujud budaya lain, berupa tindakan atau perilaku, ataupun kemampuan mengerjakan suatu tindakan.

Manusia sebagai HOMO FABER:

Homo Faber : artinya manusia dapat membuat alat-alat dan mempergunakannya atau disebut sebagai manusia kerja dengan salah satu tindakan atau wujud budayanya berupa barang buatan manusia (artifact). Manusia menciptakan alat-alat karena menyadari kemampuan inderanya terbatas, sehingga diupayakan membuat peralatan sebagai sarana pembantu untuk mencapai tujuan. Misalnya, karena indera matanya tidak mampu melihat angkasa luar atau mahluk kecil-kecil maka diciptakan teropong bintang dan mikroskop, karena terbatasnya kekuatan fisik maka diciptakannya roda sebagai sarana utama keretauntuk mengangkut barang-barang berat.

Manusia sebagai HOMO LANGUENS:

(10)

suku bangsa lain terdapat perbedaan bahasa. Di tingkat bangsa, perbedaan bahasa tersebut akan semakin jauh. Perbedaan lebih tinggi diwujudkan dalam tulisan sehingga sebuah pemikiran dapat diterima oleh bangsa atau generasi bangsa lain (bila tahu mengartikannya).

Manusia sebagiai HOMO SOCIUS:

Manusia sebagai HOMO SOCIUS artinya manusia dapat hidup bermasyarakat, bukan bergerombol seperti binatang yang hanya mengenal hukum rimba, yaitu yang kuat yang berkuasa. Manusia bermasyarakat diatur dengan tata tertib demi kepentingan bersama. Dalam masyarakat manusia terjadi tindakan tolong-menolong. Dengan tindakan itu, walaupun fisiknya relatif lemah, tetapi dengan kemampuan nalar yang panjang tujuan-tujuan bermasyarakat dapat dicapai.

Manusia sebahai HOMO ECCONOMICUS

Artinya manusia dapat mangadakan usaha atas dasar perhitungan ekonomi (homo economicus). Salah satu prinsip dalam hukum ekonomi adalah, bahwa semua kegiatan harus atas dasar untung-rugi, untung apabila input lebih besar daripada output, rugi sebaliknya. Dalam tingkat sederhana manusia mencukupi kebutuhannya sendiri, kemudian atas dasar jasa maka dikembangkan sistem pasar sehingga hasil produksinya dijual di pasaran. Makin luas pemasaran barang makin banyak diperoleh keuntungan. Salah satu usaha meningkatkan produktivitas kerja dapat dijalankan dengan mempergunakan teknologi modern sehingga dapat ditingkatkan produktivitas kerja manusia.

Manusia sebagai HOMO RELIGIUS

Artinya manusia menyadari adanya kekauatan ghaib yang memiliki kemampuan lebih hebat daripada kemampuan manusia, sehingga menjadikan manusia berkepercayaan atau beragama. Dalam tahap awal lahir animisme, dinamisme, dan totenisme yang sekarang dikategorikan sebagai kepercayaan, kadang-kadang dikatakan sebagai agama alami. Kemusian lahirlah kepercayaan yang disebut sebagai agama samawi yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, percaya kepada nabiNya, dan kitab suciNya yang dipergunakan sebagai pedoman.

(11)

Artinya manusia berbudaya, sedangkan homo aesteticus artinya manusia yang tahu akan keindahan. Dari perbedaan-perbedaan yang sedemikian banyak makin nyata bahwa manusia memang memilki sifat-sifat yang unik yang jauh berbeda dari pada hewan apalagi tumbuhan. Sehingga manusia tidak dapat disamakan dengan binatang atau tumbuhan

Daftar Pustaka

Aisyah.2008.Memahami Kodrat manusia.www.aisyah_sweet.com.19 Desember 2008. Harico.2008. Filsafat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. www.ricows.wordpress.com.19

Desember 2008

SMA N1 Bangil Pasuruan Jawa Timur.2008. Forum Diskusi. http://www.sman1bangil.sch.id.19 Desember 2008.

(12)

Referensi

Dokumen terkait