MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR MATA PELAJARAN IPA
(PTK Pada Siswa Kelas VII SMP PGRI 2 Braja Selebah T.P. 2012/2013)
Oleh
FATMA DWI HARTINI
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
i
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA
(PTK pada siswa Kelas VII di SMP PGRI 2 Braja Selebah T.P. 2012/2013) Oleh
Fatma Dwi Hartini
Rendahnya aktivitas dan hasil belajar biologi siswa pada mata pelajaran IPA
merupakan indikasi bahwa proses pembelajaran yang dilakukan selama ini belum
optimal. Hal ini dilihat dari hasil belajar IPA siswa SMP PGRI 2 Braja Selebah
kelas VII masih rendah. Rata-rata hasil belajar siswa adalah 64 % dari 25 siswa
belum mencapai nilai KKM ≥ 65. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar IPA siswa pada sub materi peran manusia dalam
pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas yang berkalaboratif,
dilakukan sebanyak 3 siklus, siklus I terdiri atas 3 kali pertemuan, siklus II dan
III terdiri atas 2 kali pertemuan. Model pembelajaran yang digunakan adalah
model inkuiri terbimbing. Data yang ditampilkan adalah aktivitas yang terdiri
atas : bertanya pada teman, menjawab pertanyaan, mengisi LKS, memperhatikan
penjelasan guru, dan melakukan kegiatan diskusi. Data hasil belajar diperoleh dari
ii
sebesar 88% indikator sangat tinggi pada kegiatan mengisi LKS yaitu 91%
dengan kriteria sangat tinggi, pada siklus ini siswa sangat antusias mengerjakan
dan melengkapi lembar kerja siswa. Sedangkan yang terendah pada siklus I
sebesar 61% indikator terendah pada bertanya pada teman dan menjawab
pertanyaan 28% dengan kriteria rendah, pada siklus I kebanyakan siswa tidak
mempunyai keberanian dan takut salah serta siswa belum terbiasa belajar
mengunakan model inkuiri terbimbing. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar
IPA siswa pada siklus I sebesar 58, siswa tuntas (48%) siklus II sebesar 64 siswa
tuntas (60%) dan siklus III sebesar 72 siswa tuntas (84%) . Dengan persentase
siswa tuntas belajar pada pra PTK 45 % . Kesimpulan penelitian ini menunjukkan
dengan penerapan model inkuiri terbimbing ada peningkatan aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas VII semester ganjil T.P. 2012-2013 pada materi peran manusia
dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan
lingkungan.
xi
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 16
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 29
xi
DAFTAR PUSTAKA ... 63
LAMPIRAN 1. Silabus ... 65
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 67
3. Lembar Kerja Siswa ………. 81
4. Soal tes formatif . ... 108
5. Kisi-kisi Soal Formatif ... 111
6. Catatan Lapangan Guru ……… 117
7. Data Aktivitas Siswa Yang Relevan ……… 120
8. Data Aktivitas Siswa Yang Tidak Relevan……… 124
9. Data Hasil Belajar Siswa……… 128
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap guru menginginkan proses pembelajaran yang dilaksanakannya
menyenangkan dan berpusat pada siswa. Siswa antusias mengacungkan
tangan, untuk menjawab pertanyaan atau memberikan pendapat, bersorak
merayakan keberhasilan mereka, bertukar informasi, dan saling
memberikan semangat. Dan tujuan akhir dari semua proses itu adalah
peningkatan aktivitas dan hasil belajar yang memuaskan (Nasution,
2000:94).
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengamatan individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan. Pada saat siswa belajar, maka responnya menjadi lebih baik.
Sebaliknya, bila siswa tidak belajar maka responnya menurun (Skinner,
dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 9).
Dalam proses pembelajaran, guru perlu membangkitkan aktivitas siswa
dalam berfikir maupun berbuat. Ada dua macam aktivitas, yaitu on task
pembelajaran,seperti memperhatikan pembelajaran yang sedang
berlangsung, sedangkan off task adalah aktivitas siswa yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran (Hopkins;1993: 83).
Hasil refleksi di sekolah SMP PGRI 2 Braja selebah,75% siswa kurang
bergairah, kurang aktif, kelas kurang berpusat pada siswa, dan
kadang-kadang ada yang bermain-main sendiri di dalam kelas. Dampak buruknya
adalah peningkatan aktivitas dan ketuntasan belajar siswa ≥ 65% . Kondisi
yang seperti ini tentunya sangat tidak diharapkan dalam proses belajar
mengajar. Sebenarnya guru telah berusaha menciptakan pembelajaran
agar siswa lebih aktif, diantaranya: pengamatan objek langsung, diskusi
kelompok mengerjakan LKS, menggunakan media yang ada di sekolah,
dan mengunakan metode tanya-jawab. Namun hasilnya belum dapat
meningkatkan gairah dan aktivitas secara maksimal.
Di temukan beberapa aktivitas siswa yang tidak relevan diantaranya adalah
: Berbicara yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran (19%),
berkeliling ke kelompok lain (7%), mengerjakan tugas lain (10%),
mengganggu teman kelompok (15%), tidak mendengarkan atau
memperhatikan penjelasan guru (25%).
Jika kondisi di atas ini tidak dicarikan alternatif pemecahan masalahnya,
maka guru tetap sebagai sumber informasi satu-satunya dikelas, tidak ada
tukar informasi, penguasaan konsep dan hasil belajar IPA terpadu siswa
alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk memenuhi
tuntutan tersebut adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan kegiatan yang mana
masalah dikemukakan oleh guru atau nara sumber dari buku teks
kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah
tersebut dibawah bimbingan yang intensif dari guru, (Oliver-Hoyo, et al
2004 :82).
Selain itu, hasil penelitian Rahayu (2007: 49) menunjukkan terjadinya
peningkatan kemampuan berpikir rasional siswa melalui pembelajaran
kontekstual. Oleh karena itu, peneliti menganggap perlunya diadakan
penelitian dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri dalam
menggali kemampuan berpikir rasional siswa, pada sub materi pokok
peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana model inkuiri terbimbing meningkatan aktivitas belajar
siswa kelas VII dalam pembelajaran IPA terpadu.
2. Bagaimana model inkuiri terbimbing meningkatan hasil belajar bagi
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan penelitian
ini adalah:
1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII dengan model inkuiri
terbimbing dalam pembelajaran IPA peran manusia dalam pengelolaan
lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.
2. Meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VII dengan model inkuiri
terbimbing dalam pembelajaran IPA peran manusia dalam pengelolaan
lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi siswa memberi suasana baru bagi siswa dalam proses
pembelajaran yang dapat mendorong peningkatan aktivitas dan hasil
belajar siswa.
2. Bagi guru memperoleh pengalaman dalam menggunakan metode
inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa.
3. Bagi sekolah, diharapkan dapat dijadikan masukan dalam usaha
meningkatkan mutu, proses, dan hasil belajar dalam mata pelajaran
E. Ruang lingkup penelitian
1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah model yang mana
masalah dikemukakan oleh guru atau nara sumber dari buku teks
kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah
tersebut dibawah bimbingan yang intesif dari guru. Siswa dibimbing
secara hati-hati untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang
dihadapkan kepadanya. Di metode ini siswa juga diharapkan
menemukan sendiri prinsip dan konsep merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan
merumuskan kesimpulan.
2. Aktivitas belajar siswa adalah kegiatan yang dilakukan siswa meliputi
aspek perilaku siswa yang relevan yaitu; (1) bertanya, (2) menjawab,
(3) memberikan sanggahan, (4) saling bertukar informasi, (5)
kerjasama kelompok.
3. Hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti
kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode inkuiri
terbimbing.
4. Nilai yang diperoleh siswa pada tes setiap akhir siklus akan
dibandingkan dengan KKM yang ada. Jika nilai sudah melebihi KKM
± 65% yang ada berarti siklus sudah selesai.
5. Siswa yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII,
semester 2 SMP PGRI 2 Braja Selebah Lampung Timur Tahun ajaran
F. Kerangka Pikir
Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri
seseorang setelah melakukan aktivitas belajar. Aktivitas belajar siswa
dipengaruhi oleh model pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
Mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas
maka guru dapat menentukan model yang tepat dalam pembelajaran untuk
meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa.
Belajar merupakan proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan tingkah laku yang relatif tetap.
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang sangat beragam sehingga
sudah tentu tidak tiap perubahan diartikan sebagai belajar. Perubahan
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Untuk itu dalam
belajar diperlukan aktivitas, karena tanpa adanya aktivitas maka proses
belajar tidak akan berjalan efektif.
Dalam pembelajaran guru perlu menumbuhkan aktivitas siswa dalam
berfikir maupun bertindak. Aktivitas siswa dipengaruhi oleh model
pembelajaran yang diterapkan guru, dengan adanya aktivitas belajar maka
pembelajaran akan memberikan perubahan bagi siswa dan guru. Dengan
mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas,
maka guru dapat menentukan model yang tepat dalam pembelajaran untuk
meningkatkan aaktivitas yang berpengaruh terhadap meningkatnya hasil
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
proses belajar. Adanya aktivitas dan model pembelajaran yang tepat
disertai dengan pembelajaran yang benar, maka akan terjadi peningkatan
hasil belajar diri siswa tersebut. Aktivitas dan hasil belajar itu penting
dalam pembelajaran, karena menentukan keberhasilan siswa dalam proses
belajar dan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat dalam
prosesbelajar itu sendiri.
Dengan menganalisis masalah untuk melatih aktivitas belajar siswa.
Dengan menganalisis masalah untuk melatih aktivitas belajar siswa dengan
cara merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan
merumuskan kesimpulan. Siswa mendapat pengalaman baru dalam
pembelajaran dengan menggunakan konsep, sehingga konsep tersebut
dapat tersimpan lebih lama dalam ingatan siswa.
Penerapan model inkuiri terbimbing akan membantu siswa memahami sub
materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk
mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Materi ini dapat
membantu siswa untuk mengenal dan membedakan pencemaran dan
kerusakan lingkungan sekitar dan memahami solusi yang harus dilakukan
agar pencemaran dan kerusakan lingkingan tersebut dapat diatasi. Siswa
membuat hipotesis dari rumusan masalah yang telah diajukan oleh guru,
selanjutnya siswa melakukan pengamatan dan mengumpulkan data yang
relevan untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat.
Pemecahan masalah yang diperoleh dari hasil diskusi kelompok
dipersentasikan didepan kelas. Evaluasi pembelajaran akan dilakukan
untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memecahkan masalah.
G. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut.
Metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
IPA Biologi siswa kelas VII pada semester genap tahun 2012/2013 di
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Inkuiri
Inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah
yang diajukan. Inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan
mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen
untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan
atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berfikir kritis
dan logis (Schmidt, 2003: 56).
Inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang berperan penting
dalam membangun paradigma pembelajaran konstruktivistik yang
menekankan pada keaktivan belajar siswa (De Boer, 1991: 76). Inkuiri
yang diterapkan guru dapat mengembangkan motivasi siswa menjadi lebih
baik, memberikan kesempatan untuk belajar dengan mempraktekkan
keterampilan intelektual, belajar berfikir rasional, memahami
proses-proses intelektual dan belajar bagaimana cara belajar yang lebih baik
fundamental mengenai konsep, fakta,prinsip, hokum dan teori, (2)
keterampilan yang mendorong perolehan pengetahuan dan pemahaman
mengenai fenomena alam, (3) pengayaan disposisis untuk menemukan
jawaban pertanyaan dan menguji kebenaran pernyataan-pernyataan, (4)
pembentukan sikap positif terhadap sains, dan (5) perolehan pengertian
mengenai sifat-sifat sains.
Menurut Nurhadi, (2004 :23) inkuiri merupakan salah satu komponen
penting dari pendekatan kontekstual dan konstruktivistik yang telah
berkembang pesat dalam proses pembaharuan pendidikan di Indonesia
dewasa ini.
Gulo (2002 : 91) menyatakan stategi inkuiri berarti suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
analitis, sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan
penuh percaya diri. Kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan
pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan Pertanyaan atau Permasalahan
Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaan dan permasalahan diajukan.
Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut
oleh guru dituliskan di papan tulis, kemudian siswa diminta untuk
b. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi
permasalahan yang dapat diuji dengan data. Memudahkan proses ini,
guru menanyakan kepada siswa mengenai hipotesis yang mungkin.
Semua gagasan yang ada, dipilih bertanya dan kerjasama kelompok
merupakan salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan
yang diberikan.
c. Mengumpulkan Data
Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data
yang dihasilkan dapat berupa tabel, matrik, atau grafik.
d. Analisis Data
Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan
dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam
menguji hipotesis adalah pemikiran “benar” atau “salah”. Setelah
memperoleh kesimpulan, dari data percobaan, siswa dapat menguji
hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau
ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang
telah dilakukannya.
e. Membuat Kesimpulan
Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat
Tahapan pembelajaran yang digunakan mengadaptasi dari tahapan
pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak
(1996 :98).
Menurut Amin (1987 :77), inkuiri sebagai strategi pembelajaran memiliki
beberapa keuntungan seperti: (a) mendorong siswa untuk berfikir dan
bekerja atas inisiatifnya sendiri, (b) menciptakan suasana akademik yang
mendukung berlangsungnya pembelajaran yang berpusat pada siswa, (c)
membantu siswa mengembangkan konsep diri yang positif, (d)
meningkatkan pengharapan sehingga siswa mengembangkan ide untuk
menyelesaikan tugas dengan caranya sendiri, (e) mengembangkan bakat
individual secara optimal, (f) menghindarkan siswa dari cara belajar
menghafal.
B. Aktivitas belajar
Aktivitas belajar merupakan suatu proses dalam pencapaian hasil belajar.
Sardiman (2004 ;95) mengemukakan bahwa pada perinsipnya belajar
adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan
kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Kata lain, bahwa
dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses
belajar tidak mungkin berhasil dengan baik. Aktivitas siswa tidak cukup
mendengarkan dan mencatat. Dalam proses pembelajaran, guru perlu
Hamalik (2003:175-176) menyatakan manfaat lain dengan meningkatnya
aktivitas belajar siswa, yaitu: (1) Para siswa mencari pengalamannya
sendiri dan mengalami sendiri, (2) berbuat sendiri untuk mengembangkan
seluruh aspek pribadi menjadi demokrasi, (3) Para siswa belajar menurut
minat dan kemampuannya sendiri, (4) Memupuk disiplin dan kerjasama
dikalangan siswa dan suasana belajar yang menjadi demokrasi, (5)
Mempererat hubungan dengan sekolah, masyarakat, orang tua dan guru,
(6) Pengajaran dilakukan secara realitis dan konkrit untuk
mengembangkan pemahaman dan pemikiran yang kritis, (7) Pengajaran
disekolah menjadi hidup, sebagaiman kehidupan dalam masyarakat.
Menurut Sardiman (2004:101) aktivitas yang melibatkan fisik maupun
mental dapat dibedakan menjadi delapan jenis yaitu:
1. Visual activities, misalnya: membaca, mempehatikan pelajaran, memperhatikan gambar, demontrasi, percobaan, dan memperhatikan
pekerjaan orang lain.
2. Oral activities, misalnya: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara,
diskusi, dan interupsi.
3. Listening activities, misalnya: mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, dan pidato.
5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat peta, membuat grafik, dan membuat diagram.
6. Motor activities, misalnya: melakukan percobaan, membuat kerangka, membuat model, mereparasi, bermain, berkebun dan beternak.
7. Mental activities, misalnya: menanggapi, mengingat, mengerjakan soal, menganlisa, melihat hubungan da mengambil keputusan.
8. Emotional activities, misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, bermain tenang dan gugup.
C. Hasil Belajar
Mujiono (2002:3-4) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan hasil dari
suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Menurut Masidjo (1995 :
48), penilaian hasil belajar adalah membandingkan hasil pengukuran
(skor) terhadap suatu obyek dengan acuan yang relevan sehingga dapat
diperoleh suatu kualitas yang kuantitatif. Dari pendapat diatasmaka dapat
dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa
setelah siswa menerima suatu pengetahuan yang duwujudkan dalam
bentuk skor atau telah mengikuti tes.
Abdurrahman (1999:3) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari
pembelajaran dan pembelajar. Berdasarkan pendapat Abdurrahman diatas
dapat dikatakan bahwa hasil interaksi antara siswa sebagai pihak yang
belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar mencerminkan hasil dari
suatu proses pembelajaran atau disebut hasil belajar.
Bloom (dalam Sudjana 2002:22) menyatakan bahwa ranah psikomotoris
berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemempuan bertindak.
Ada empat aspek ranah psikomotoris yaitu: gerak refleks, gerak
kemampuan (abilities), kemampuanberpendapat (perceptual abilities), komunikasi (communication). Pendapat Bloom yang lain dalam Nasution (2004:165) ranah kongnitif berkenaan dengan hasil belajar yang meliputi:
pengetahuan (C1), pemehaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan waktu
Penelitian dilaksanakan di SMP PGRI 2 Braja Selebah pada semester Genap
Tahun Pelajaran 2012-2013 Kabupaten Lampung Timur pada bulan Mei 2013.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII, yang berjumlah 25 siswa yang
terdiri dari 11 siswa putra dan 14 siswa putri pada SMP PGRI 2 Braja Selebah
Kabupaten Lampung Timur.
B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :
a. Membuat izin untuk melakukan penelitian di sekolah.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.
c. Mengambil data yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan
kelompok.
nilai akademik siswa, setiap kelompok terdiri atas 5 siswa dengan
ketentuan 2 siswa nilai tinggi,1 siswa dengan nilai sedang, dan 1 siswa
dengan nilai yang rendah. Nilai diperoleh dari dokumentasi guru kelas.
e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)
untuk setiap pertemuan serta instrumen evaluasi.
f. Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan catatan lapangan.
g. Membuat perangkat test untuk mengetahui hasil belajar siswa
2. Tahap pelaksanaan
Rencana terdiri 3 siklus dan setiap siklus 2 kali pertemuan, Tugas guru
mitra mencatat aktivitas siswa yang relevan dan yang tidak relevan serta
mencatat aktivitas peneliti dari kegiatan pembukaan sampai penutup dan
memasukan kedalam tabel yang tersedia dalam proses pembelajaran inkuiri
terbimbing.
Skenario Pembelajaran
Kegiatan guru Kegiatan siswa
Pendahuluan:
a. Guru membacakan tujuan pembelajaran
b. Guru memberikan apersepsi: tentang pencemaran
lingkungan
c. Guru memberi motivasi:
a. Siswa memperhatikan dan mendengarkan guru
b. Siswa menjawab pertanyaan- pertanyaan guru
tentang pencemaran lingkungan.
Kegiatan inti:
a. Gurumembagi dalam kelompok 4-5 siswa
b. Guru membagikan LKS
c. Guru meminta siswa mengerjakan LKS
d. Guru membimbing dan fasilitator dalam kelompok belajar
e. Guru meminta salah stu kelompok untuk
mempersentasikan hasil
f. Guru memberi kesempatan bertanya atau menanggapi hasil presentasi
g. Guru membahas kembali hasil diskusi
a. Siswa membentuk kelompok
b. Siswa menerima LKS
c. Siswa mengerjakan LKS
d. Siswa bertanya kepada guru
e. Kelompok yang ditunjuk mempersentasikan hasil
f. Siswa bertanya atau menanggapi hasil presentasi
b. Guru memberikan predikat kepada masing-masing kelompok
c. Guru memerintahkan siswa mempelajari materi yang akan dipelajari selanjutnya
a. Siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan
b. Masing-masing kelompok memperoleh predikat
Mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru.
Aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas yang relevan dan yang tidak
relevan dengan kegiatan pembelajaran Inkuiri terbimbing, demikian juga
aktivitas kinerja guru.
C. Tahap evaluasi
Evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan berdasarkan jurnal
harian, lembar observasi aktivitas guru dan siswa, dan tes hasil belajar
yang telah diisi oleh siswa, pengamat, dan guru mitra. Mencatat kelebihan
dan kekurangan selama proses pembelajaran dengan model inkuiri
terbimbing baik guru peneliti atau siswa oleh pengamat atau guru mitra.
A. Refleksi .
Kegiatan pada tahap refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami
dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil observasi setiap siklus.
Menemukan kelebihan dan kelemahan tindakan perbaikan pembelajaran.
Hasil analisis data yang dilaksanakan pada tahap ini akan dipergunakan
untuk menemukan kelebihan dan kelemahan diri dalam merancangdan
Desain Penelitian
SIKLUS 1 SIKLUS II SIKLUS III
RENCANA 1 REFLEKSI II RENCANA
PERBAIKAN
PELAKSANAAN EVALUASI II PELAKSANAAN
TINDAKAN I TINDAKAN III
OBSERVASI I PELAKSANAAN EVALUASI III TINDAKAN II
REFLEKSI I PERBAIKAN REFLEKSI III RENCANA
B. Instrumen
Instrumen penelitian yang digunakan adalah:
(1). Lembar Kerja Siswa (LKS)yang digunakan untuk membantu guru dalam
proses pembelajaran.
(2). Lembar observasi aktivitas belajar untuk mengetahui aktivitas belajar siswa.
(3). Lembar tes hasil belajar yang berupa tes formatif untuk mendapatkan nilai
hasil belajar siswa.
Petunjuk :
1. Isilah tiap kolom dalam rentan waktu 10 menit kejadian/aktivitas siswa
yang relevan dan masukan dalam tabel yang tersedia dibawah ini
2. Gunakan tanda ijiran sesuai dengan jumlah siswa yang melakukan
aktivitas yang relevan pada waktu KBM.
Tabel 1. Aktivitas belajar siswa yang relevan
No Aktivitas Waktu (menit) 10 20 30 40 50 60 70 80 Jml % Ket
1 Memperhatikan penjelasan guru
2 Mengisi LKS
3 Bertanya pada teman
4 Melakukan kegiatan diskusi
Tabel 2. Aktivitas siswa yang tidak relevan
2 Keliling ruangan kelas
3 Menganggu kelompok lain
4 Tidak memperha tikan pelajaran 5 Mengerjakan tugas
yang lain Rata-rata
Tabel 3. Hasil belajar siswa
Tabel 4. Aktivitas guru yang relevan
2 Membimbing diskusi
3 Memberi tugas rumah
4 Menguasai materi
5 Mengatur waktu
Keterangan : Kurang = Skor 1 Cukup = Skor 2
Baik = Skor 3
Sangat baik = Skor 4
Tabel 5. Aktivitas guru yang tidak relevan
No Aktivitas
Keterangan
Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
1. Bicara diluar materi pelajaran
2. Banyak menjelaskan
3. Penyampaian dengan bahasa daerah
4. Banyak diam/pasif
. CATATAN LAPANGAN GURU
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas : VII
Semester : Genap
Materi : Pencemaran Lingkungan Siklus : I/II/III
1 Kegiatan awal waktu 07.30 – 07.40
………..
………
……….
.………
2. Kegiatan Inti waktu 07.40 - 09.10
………..
……….
………..
………..
3. Kegiatan Penutup waktu 09.10 – 09.20
………..
………..
………..
Braja Selebah, M e i 2013
Observer
ANGKET SISWA
Berikan tanda ( √ ) pada pilihan jawaban ya atau tidak dari pernyataan – pernyataan di bawah ini !
Tabel 6. Angket siswa
No Pernyataan – pernyataan Ya Tidak
1 Pembelajaran IPA hari ini sangat menbosankan
2 Pembelajaran IPA hari ini saya rasakan lebih membingungkan
3 Pembelajaran hari ini membuat saya semakin tidak senang terhadap pelajaran IPA
4 Pembelajaran IPA hari ini sangat membantu saya dapat berbagi dengan kawan
5 Saya merasa senang belajar karena mendapat perhatian dari kawan dalam kelompok
6 Saya hari ini dapat lebih aktif dalam belajar
7 Saya dapat lebih akrab dengan teman sekelas
8 Guru membantu dan membimbing saya dalam belajar
9 Saya mendapatkan perhatian guru yang sama dengan teman saya
10 Saya mengharapkan proses pembelajaran untuk selanjutnya dengan cara yang seperti ini
F. Data dan metode Pengumpulan data
Data dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan kuantitatif, data
kualitatif didapat melalui lembar observasi dan jurnal harian , data
kuantitatif diperoleh melalui ters formatif.
Tabel 7. Jenis data dan instrumen pengambilan data
No Jenis data Instrumen
1
Kualitatif
a. Aktifitas siswa selama pembelajaran
b. Kinerja guru dalam mengelola
pembelajaran inkuiri
1. Lembar Observasi 2. Catatan lapangan
2 Kuantitatif
- Hasil belajar Tes tertulis
G. Tehnik Analisis Data
1. Data Kualitatif
Data kualitatif diambil dengan cara mengamati aktivitas siswa yang tidak
relevan dengan kegiatan pembelajaran inkuiri terbimbing. Periode
pengamatan dilakukan tiap 10 menit. Aktivitas siswa digolongkan
menjadi dua yaitu aktivitas yang relevan dan aktivitas yang tidak relevan.
Aktivitas yang relevan aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan
pembelajaran seperti memperhatikan pembelajaran yang yang sedang
pembelajaran seperti ngobrol pada waktu berlangsungnya kegiatan
pembelajaran.
Dari hasil observasi aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan
pembelajaran dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu : tinggi (85 –
100)%, sedang (70 – 84)% dan rendah (55 – 69)%.
Cara pengelompokkan siswa untuk aktivitas yang relevan
1) Rentang kelas (R) = aktivitas tertinggi – aktivitas terendah
= 100 – 56 = 44
2) Panjang interval (P) = �3 = 44
3 = 15
(1) Menentukan batas-batas kelompok
a. Kelompok Tinggi (T) = Skor 85% - 100% b. Kelompok Sedang (S) = Skor 70% - 84%
c. Kelompok Rendah (R) = Skor 55% - 69% (Sudjana, 1996)
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang dianalisis.
Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes tiap-tiap siklus ,
berdasarkan kriteria ketuntasan minimal sekolah, maka siswa
dikategorikan tuntas apabila memperoleh nilai test akhir siklus ≥ 65
Untuk menentukan persentase siswa tuntas belajar mengunakan rumus :
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan
aktivitas belajar siswa berkategori aktif mencapai 75% dari jumlah siswa,
85% siswa mencapai nilai hasil belajar ≥ 65 dan, kinerja guru dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran berkategori baik mencapai
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran menggunakan model Inkuiri terbimbing dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa pada sub materi pokok peran manusia dalam
pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan
lingkungan pada siswa kelas VII SMP PGRI 2 Braja Selebah Kabupaten
Lampung Timur T.P 2012/2013.
2. Pembelajaran menggunakan model Inkuiri terbimbing berpengaruh dalam
peningkatan hasil belajar siswa pada sub materi pokok peran manusia
dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatsi pencemaran dan kerusakan
lingkungan pada siswa kelas VII SMP PGRI 2 Braja Selebah Kabupaten
Lampung Timur T.P 2012/2013.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, saran-saran yang
ingin disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Model Inkuiri Terbimbing memiliki sintaks yang setiap tahapnya
memanfaatkan waktu secara efektif antara lain membatasi presentasi
kelompok di depan kelas dengan cara memilih beberapa kelompok saja
yang mewakili presentasi. Sehingga sintaks Inkuiri terbimbing dapat
dilaksanakan secara keseluruhan sesuai waktu pelajaran yang ditentukan.
Pada saat proses pembelajaran menggunakan model Inkuiri Terbimbing
siswa diberikan kesempatan untuk aktif dan mandiri dalam pemecahan
masalah antara lain dengan berdiskusi, sehingga guru harus pandai
mengendalikan kondisi kelas dengan cara bersikap tegas terhadap siswa -
siswa yang tidak fokus terhadap pembelajaran, sehingga tercipta suasana
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 1999. Metode Pembelajaran Tindakan Kelas. Jakarta : Grafindo. Arikunto,A. dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas. 2003. Pedoman khusus Pengembangan Instrumen dan penilaian
ranah kognitif , Afektif., Psikomotorik. Jakarta : Depdiknas. De Porter, dan Sarah S. 2005. Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum
Learning di Ruang Kelas. Bandung: Kaifa.
Dimyati dan Mudjiono.1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Eggen, P D. dan Kauchak, D P. 1996. Strategies for teachers teaching content and
thinking Skill. Boston : Allyn and Bacon.
Gulo.2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Indonesia. Hamalik, O. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Kunandar. 2009. Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers
Michael J. Wallace.1998. Action Reaserch Language Teachers. Cambridge. Printed in the united Kingdom at the Iminating Press
Nasution. 2004 Didaktik Azas-azas mengajar, Jakarta: Bumi Akasara. Sanjaya. 2007 . Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses
Pendidikan.Jakarta : kencana Prenada .
Sardiman. 2004 Interaksi dan motivasi belajar Mengajar. Jakarta : Grafindo Persada
Slameto. 2003 Belajar dan faktor - faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
Suryosubroto. 2002. Proses belajar Mengajar disekolah. Jakarta : Rineka Cipta. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta :