• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA (PTK pada siswa Kelas VII di SMP PGRI 2 Braja Selebah T.P. 2012/2013)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA (PTK pada siswa Kelas VII di SMP PGRI 2 Braja Selebah T.P. 2012/2013)"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR MATA PELAJARAN IPA

(PTK Pada Siswa Kelas VII SMP PGRI 2 Braja Selebah T.P. 2012/2013)

Oleh

FATMA DWI HARTINI

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

i

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA

(PTK pada siswa Kelas VII di SMP PGRI 2 Braja Selebah T.P. 2012/2013) Oleh

Fatma Dwi Hartini

Rendahnya aktivitas dan hasil belajar biologi siswa pada mata pelajaran IPA

merupakan indikasi bahwa proses pembelajaran yang dilakukan selama ini belum

optimal. Hal ini dilihat dari hasil belajar IPA siswa SMP PGRI 2 Braja Selebah

kelas VII masih rendah. Rata-rata hasil belajar siswa adalah 64 % dari 25 siswa

belum mencapai nilai KKM ≥ 65. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar IPA siswa pada sub materi peran manusia dalam

pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas yang berkalaboratif,

dilakukan sebanyak 3 siklus, siklus I terdiri atas 3 kali pertemuan, siklus II dan

III terdiri atas 2 kali pertemuan. Model pembelajaran yang digunakan adalah

model inkuiri terbimbing. Data yang ditampilkan adalah aktivitas yang terdiri

atas : bertanya pada teman, menjawab pertanyaan, mengisi LKS, memperhatikan

penjelasan guru, dan melakukan kegiatan diskusi. Data hasil belajar diperoleh dari

(3)

ii

sebesar 88% indikator sangat tinggi pada kegiatan mengisi LKS yaitu 91%

dengan kriteria sangat tinggi, pada siklus ini siswa sangat antusias mengerjakan

dan melengkapi lembar kerja siswa. Sedangkan yang terendah pada siklus I

sebesar 61% indikator terendah pada bertanya pada teman dan menjawab

pertanyaan 28% dengan kriteria rendah, pada siklus I kebanyakan siswa tidak

mempunyai keberanian dan takut salah serta siswa belum terbiasa belajar

mengunakan model inkuiri terbimbing. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar

IPA siswa pada siklus I sebesar 58, siswa tuntas (48%) siklus II sebesar 64 siswa

tuntas (60%) dan siklus III sebesar 72 siswa tuntas (84%) . Dengan persentase

siswa tuntas belajar pada pra PTK 45 % . Kesimpulan penelitian ini menunjukkan

dengan penerapan model inkuiri terbimbing ada peningkatan aktivitas dan hasil

belajar siswa kelas VII semester ganjil T.P. 2012-2013 pada materi peran manusia

dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan

lingkungan.

(4)
(5)
(6)
(7)

xi

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 16

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 29

(8)

xi

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN 1. Silabus ... 65

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 67

3. Lembar Kerja Siswa ………. 81

4. Soal tes formatif . ... 108

5. Kisi-kisi Soal Formatif ... 111

6. Catatan Lapangan Guru ……… 117

7. Data Aktivitas Siswa Yang Relevan ……… 120

8. Data Aktivitas Siswa Yang Tidak Relevan……… 124

9. Data Hasil Belajar Siswa……… 128

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap guru menginginkan proses pembelajaran yang dilaksanakannya

menyenangkan dan berpusat pada siswa. Siswa antusias mengacungkan

tangan, untuk menjawab pertanyaan atau memberikan pendapat, bersorak

merayakan keberhasilan mereka, bertukar informasi, dan saling

memberikan semangat. Dan tujuan akhir dari semua proses itu adalah

peningkatan aktivitas dan hasil belajar yang memuaskan (Nasution,

2000:94).

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengamatan individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungan. Pada saat siswa belajar, maka responnya menjadi lebih baik.

Sebaliknya, bila siswa tidak belajar maka responnya menurun (Skinner,

dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 9).

Dalam proses pembelajaran, guru perlu membangkitkan aktivitas siswa

dalam berfikir maupun berbuat. Ada dua macam aktivitas, yaitu on task

(10)

pembelajaran,seperti memperhatikan pembelajaran yang sedang

berlangsung, sedangkan off task adalah aktivitas siswa yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran (Hopkins;1993: 83).

Hasil refleksi di sekolah SMP PGRI 2 Braja selebah,75% siswa kurang

bergairah, kurang aktif, kelas kurang berpusat pada siswa, dan

kadang-kadang ada yang bermain-main sendiri di dalam kelas. Dampak buruknya

adalah peningkatan aktivitas dan ketuntasan belajar siswa ≥ 65% . Kondisi

yang seperti ini tentunya sangat tidak diharapkan dalam proses belajar

mengajar. Sebenarnya guru telah berusaha menciptakan pembelajaran

agar siswa lebih aktif, diantaranya: pengamatan objek langsung, diskusi

kelompok mengerjakan LKS, menggunakan media yang ada di sekolah,

dan mengunakan metode tanya-jawab. Namun hasilnya belum dapat

meningkatkan gairah dan aktivitas secara maksimal.

Di temukan beberapa aktivitas siswa yang tidak relevan diantaranya adalah

: Berbicara yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran (19%),

berkeliling ke kelompok lain (7%), mengerjakan tugas lain (10%),

mengganggu teman kelompok (15%), tidak mendengarkan atau

memperhatikan penjelasan guru (25%).

Jika kondisi di atas ini tidak dicarikan alternatif pemecahan masalahnya,

maka guru tetap sebagai sumber informasi satu-satunya dikelas, tidak ada

tukar informasi, penguasaan konsep dan hasil belajar IPA terpadu siswa

(11)

alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk memenuhi

tuntutan tersebut adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan kegiatan yang mana

masalah dikemukakan oleh guru atau nara sumber dari buku teks

kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah

tersebut dibawah bimbingan yang intensif dari guru, (Oliver-Hoyo, et al

2004 :82).

Selain itu, hasil penelitian Rahayu (2007: 49) menunjukkan terjadinya

peningkatan kemampuan berpikir rasional siswa melalui pembelajaran

kontekstual. Oleh karena itu, peneliti menganggap perlunya diadakan

penelitian dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri dalam

menggali kemampuan berpikir rasional siswa, pada sub materi pokok

peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi

pencemaran dan kerusakan lingkungan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana model inkuiri terbimbing meningkatan aktivitas belajar

siswa kelas VII dalam pembelajaran IPA terpadu.

2. Bagaimana model inkuiri terbimbing meningkatan hasil belajar bagi

(12)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan penelitian

ini adalah:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII dengan model inkuiri

terbimbing dalam pembelajaran IPA peran manusia dalam pengelolaan

lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.

2. Meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VII dengan model inkuiri

terbimbing dalam pembelajaran IPA peran manusia dalam pengelolaan

lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.

D. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi siswa memberi suasana baru bagi siswa dalam proses

pembelajaran yang dapat mendorong peningkatan aktivitas dan hasil

belajar siswa.

2. Bagi guru memperoleh pengalaman dalam menggunakan metode

inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

siswa.

3. Bagi sekolah, diharapkan dapat dijadikan masukan dalam usaha

meningkatkan mutu, proses, dan hasil belajar dalam mata pelajaran

(13)

E. Ruang lingkup penelitian

1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah model yang mana

masalah dikemukakan oleh guru atau nara sumber dari buku teks

kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah

tersebut dibawah bimbingan yang intesif dari guru. Siswa dibimbing

secara hati-hati untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang

dihadapkan kepadanya. Di metode ini siswa juga diharapkan

menemukan sendiri prinsip dan konsep merumuskan masalah,

merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan

merumuskan kesimpulan.

2. Aktivitas belajar siswa adalah kegiatan yang dilakukan siswa meliputi

aspek perilaku siswa yang relevan yaitu; (1) bertanya, (2) menjawab,

(3) memberikan sanggahan, (4) saling bertukar informasi, (5)

kerjasama kelompok.

3. Hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti

kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode inkuiri

terbimbing.

4. Nilai yang diperoleh siswa pada tes setiap akhir siklus akan

dibandingkan dengan KKM yang ada. Jika nilai sudah melebihi KKM

± 65% yang ada berarti siklus sudah selesai.

5. Siswa yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII,

semester 2 SMP PGRI 2 Braja Selebah Lampung Timur Tahun ajaran

(14)

F. Kerangka Pikir

Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri

seseorang setelah melakukan aktivitas belajar. Aktivitas belajar siswa

dipengaruhi oleh model pembelajaran yang diterapkan oleh guru.

Mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas

maka guru dapat menentukan model yang tepat dalam pembelajaran untuk

meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa.

Belajar merupakan proses dari seseorang yang berusaha untuk

memperoleh suatu bentuk perubahan tingkah laku yang relatif tetap.

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang sangat beragam sehingga

sudah tentu tidak tiap perubahan diartikan sebagai belajar. Perubahan

tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Untuk itu dalam

belajar diperlukan aktivitas, karena tanpa adanya aktivitas maka proses

belajar tidak akan berjalan efektif.

Dalam pembelajaran guru perlu menumbuhkan aktivitas siswa dalam

berfikir maupun bertindak. Aktivitas siswa dipengaruhi oleh model

pembelajaran yang diterapkan guru, dengan adanya aktivitas belajar maka

pembelajaran akan memberikan perubahan bagi siswa dan guru. Dengan

mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas,

maka guru dapat menentukan model yang tepat dalam pembelajaran untuk

meningkatkan aaktivitas yang berpengaruh terhadap meningkatnya hasil

(15)

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

proses belajar. Adanya aktivitas dan model pembelajaran yang tepat

disertai dengan pembelajaran yang benar, maka akan terjadi peningkatan

hasil belajar diri siswa tersebut. Aktivitas dan hasil belajar itu penting

dalam pembelajaran, karena menentukan keberhasilan siswa dalam proses

belajar dan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat dalam

prosesbelajar itu sendiri.

Dengan menganalisis masalah untuk melatih aktivitas belajar siswa.

Dengan menganalisis masalah untuk melatih aktivitas belajar siswa dengan

cara merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan

merumuskan kesimpulan. Siswa mendapat pengalaman baru dalam

pembelajaran dengan menggunakan konsep, sehingga konsep tersebut

dapat tersimpan lebih lama dalam ingatan siswa.

Penerapan model inkuiri terbimbing akan membantu siswa memahami sub

materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk

mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Materi ini dapat

membantu siswa untuk mengenal dan membedakan pencemaran dan

kerusakan lingkungan sekitar dan memahami solusi yang harus dilakukan

agar pencemaran dan kerusakan lingkingan tersebut dapat diatasi. Siswa

(16)

membuat hipotesis dari rumusan masalah yang telah diajukan oleh guru,

selanjutnya siswa melakukan pengamatan dan mengumpulkan data yang

relevan untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat.

Pemecahan masalah yang diperoleh dari hasil diskusi kelompok

dipersentasikan didepan kelas. Evaluasi pembelajaran akan dilakukan

untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memecahkan masalah.

G. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut.

Metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

IPA Biologi siswa kelas VII pada semester genap tahun 2012/2013 di

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Inkuiri

Inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah

yang diajukan. Inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan

mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen

untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan

atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berfikir kritis

dan logis (Schmidt, 2003: 56).

Inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang berperan penting

dalam membangun paradigma pembelajaran konstruktivistik yang

menekankan pada keaktivan belajar siswa (De Boer, 1991: 76). Inkuiri

yang diterapkan guru dapat mengembangkan motivasi siswa menjadi lebih

baik, memberikan kesempatan untuk belajar dengan mempraktekkan

keterampilan intelektual, belajar berfikir rasional, memahami

proses-proses intelektual dan belajar bagaimana cara belajar yang lebih baik

(18)

fundamental mengenai konsep, fakta,prinsip, hokum dan teori, (2)

keterampilan yang mendorong perolehan pengetahuan dan pemahaman

mengenai fenomena alam, (3) pengayaan disposisis untuk menemukan

jawaban pertanyaan dan menguji kebenaran pernyataan-pernyataan, (4)

pembentukan sikap positif terhadap sains, dan (5) perolehan pengertian

mengenai sifat-sifat sains.

Menurut Nurhadi, (2004 :23) inkuiri merupakan salah satu komponen

penting dari pendekatan kontekstual dan konstruktivistik yang telah

berkembang pesat dalam proses pembaharuan pendidikan di Indonesia

dewasa ini.

Gulo (2002 : 91) menyatakan stategi inkuiri berarti suatu rangkaian

kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan

siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,

analitis, sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan

penuh percaya diri. Kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan

pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:

a. Mengajukan Pertanyaan atau Permasalahan

Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaan dan permasalahan diajukan.

Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut

oleh guru dituliskan di papan tulis, kemudian siswa diminta untuk

(19)

b. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi

permasalahan yang dapat diuji dengan data. Memudahkan proses ini,

guru menanyakan kepada siswa mengenai hipotesis yang mungkin.

Semua gagasan yang ada, dipilih bertanya dan kerjasama kelompok

merupakan salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan

yang diberikan.

c. Mengumpulkan Data

Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data

yang dihasilkan dapat berupa tabel, matrik, atau grafik.

d. Analisis Data

Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan

dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam

menguji hipotesis adalah pemikiran “benar” atau “salah”. Setelah

memperoleh kesimpulan, dari data percobaan, siswa dapat menguji

hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau

ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang

telah dilakukannya.

e. Membuat Kesimpulan

Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat

(20)

Tahapan pembelajaran yang digunakan mengadaptasi dari tahapan

pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak

(1996 :98).

Menurut Amin (1987 :77), inkuiri sebagai strategi pembelajaran memiliki

beberapa keuntungan seperti: (a) mendorong siswa untuk berfikir dan

bekerja atas inisiatifnya sendiri, (b) menciptakan suasana akademik yang

mendukung berlangsungnya pembelajaran yang berpusat pada siswa, (c)

membantu siswa mengembangkan konsep diri yang positif, (d)

meningkatkan pengharapan sehingga siswa mengembangkan ide untuk

menyelesaikan tugas dengan caranya sendiri, (e) mengembangkan bakat

individual secara optimal, (f) menghindarkan siswa dari cara belajar

menghafal.

B. Aktivitas belajar

Aktivitas belajar merupakan suatu proses dalam pencapaian hasil belajar.

Sardiman (2004 ;95) mengemukakan bahwa pada perinsipnya belajar

adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan

kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Kata lain, bahwa

dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses

belajar tidak mungkin berhasil dengan baik. Aktivitas siswa tidak cukup

mendengarkan dan mencatat. Dalam proses pembelajaran, guru perlu

(21)

Hamalik (2003:175-176) menyatakan manfaat lain dengan meningkatnya

aktivitas belajar siswa, yaitu: (1) Para siswa mencari pengalamannya

sendiri dan mengalami sendiri, (2) berbuat sendiri untuk mengembangkan

seluruh aspek pribadi menjadi demokrasi, (3) Para siswa belajar menurut

minat dan kemampuannya sendiri, (4) Memupuk disiplin dan kerjasama

dikalangan siswa dan suasana belajar yang menjadi demokrasi, (5)

Mempererat hubungan dengan sekolah, masyarakat, orang tua dan guru,

(6) Pengajaran dilakukan secara realitis dan konkrit untuk

mengembangkan pemahaman dan pemikiran yang kritis, (7) Pengajaran

disekolah menjadi hidup, sebagaiman kehidupan dalam masyarakat.

Menurut Sardiman (2004:101) aktivitas yang melibatkan fisik maupun

mental dapat dibedakan menjadi delapan jenis yaitu:

1. Visual activities, misalnya: membaca, mempehatikan pelajaran, memperhatikan gambar, demontrasi, percobaan, dan memperhatikan

pekerjaan orang lain.

2. Oral activities, misalnya: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara,

diskusi, dan interupsi.

3. Listening activities, misalnya: mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, dan pidato.

(22)

5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat peta, membuat grafik, dan membuat diagram.

6. Motor activities, misalnya: melakukan percobaan, membuat kerangka, membuat model, mereparasi, bermain, berkebun dan beternak.

7. Mental activities, misalnya: menanggapi, mengingat, mengerjakan soal, menganlisa, melihat hubungan da mengambil keputusan.

8. Emotional activities, misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, bermain tenang dan gugup.

C. Hasil Belajar

Mujiono (2002:3-4) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan hasil dari

suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar dari sisi guru, tindak

mengajar diakhiri dengan proses hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar

merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Menurut Masidjo (1995 :

48), penilaian hasil belajar adalah membandingkan hasil pengukuran

(skor) terhadap suatu obyek dengan acuan yang relevan sehingga dapat

diperoleh suatu kualitas yang kuantitatif. Dari pendapat diatasmaka dapat

dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa

setelah siswa menerima suatu pengetahuan yang duwujudkan dalam

bentuk skor atau telah mengikuti tes.

Abdurrahman (1999:3) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari

(23)

pembelajaran dan pembelajar. Berdasarkan pendapat Abdurrahman diatas

dapat dikatakan bahwa hasil interaksi antara siswa sebagai pihak yang

belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar mencerminkan hasil dari

suatu proses pembelajaran atau disebut hasil belajar.

Bloom (dalam Sudjana 2002:22) menyatakan bahwa ranah psikomotoris

berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemempuan bertindak.

Ada empat aspek ranah psikomotoris yaitu: gerak refleks, gerak

kemampuan (abilities), kemampuanberpendapat (perceptual abilities), komunikasi (communication). Pendapat Bloom yang lain dalam Nasution (2004:165) ranah kongnitif berkenaan dengan hasil belajar yang meliputi:

pengetahuan (C1), pemehaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan waktu

Penelitian dilaksanakan di SMP PGRI 2 Braja Selebah pada semester Genap

Tahun Pelajaran 2012-2013 Kabupaten Lampung Timur pada bulan Mei 2013.

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII, yang berjumlah 25 siswa yang

terdiri dari 11 siswa putra dan 14 siswa putri pada SMP PGRI 2 Braja Selebah

Kabupaten Lampung Timur.

B. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu prapenelitian dan pelaksanaan

penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :

a. Membuat izin untuk melakukan penelitian di sekolah.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

c. Mengambil data yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan

kelompok.

(25)

nilai akademik siswa, setiap kelompok terdiri atas 5 siswa dengan

ketentuan 2 siswa nilai tinggi,1 siswa dengan nilai sedang, dan 1 siswa

dengan nilai yang rendah. Nilai diperoleh dari dokumentasi guru kelas.

e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)

untuk setiap pertemuan serta instrumen evaluasi.

f. Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan catatan lapangan.

g. Membuat perangkat test untuk mengetahui hasil belajar siswa

2. Tahap pelaksanaan

Rencana terdiri 3 siklus dan setiap siklus 2 kali pertemuan, Tugas guru

mitra mencatat aktivitas siswa yang relevan dan yang tidak relevan serta

mencatat aktivitas peneliti dari kegiatan pembukaan sampai penutup dan

memasukan kedalam tabel yang tersedia dalam proses pembelajaran inkuiri

terbimbing.

Skenario Pembelajaran

Kegiatan guru Kegiatan siswa

Pendahuluan:

a. Guru membacakan tujuan pembelajaran

b. Guru memberikan apersepsi: tentang pencemaran

lingkungan

c. Guru memberi motivasi:

a. Siswa memperhatikan dan mendengarkan guru

b. Siswa menjawab pertanyaan- pertanyaan guru

(26)

tentang pencemaran lingkungan.

Kegiatan inti:

a. Gurumembagi dalam kelompok 4-5 siswa

b. Guru membagikan LKS

c. Guru meminta siswa mengerjakan LKS

d. Guru membimbing dan fasilitator dalam kelompok belajar

e. Guru meminta salah stu kelompok untuk

mempersentasikan hasil

f. Guru memberi kesempatan bertanya atau menanggapi hasil presentasi

g. Guru membahas kembali hasil diskusi

a. Siswa membentuk kelompok

b. Siswa menerima LKS

c. Siswa mengerjakan LKS

d. Siswa bertanya kepada guru

e. Kelompok yang ditunjuk mempersentasikan hasil

f. Siswa bertanya atau menanggapi hasil presentasi

b. Guru memberikan predikat kepada masing-masing kelompok

c. Guru memerintahkan siswa mempelajari materi yang akan dipelajari selanjutnya

a. Siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan

b. Masing-masing kelompok memperoleh predikat

(27)

Mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru.

Aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas yang relevan dan yang tidak

relevan dengan kegiatan pembelajaran Inkuiri terbimbing, demikian juga

aktivitas kinerja guru.

C. Tahap evaluasi

Evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan berdasarkan jurnal

harian, lembar observasi aktivitas guru dan siswa, dan tes hasil belajar

yang telah diisi oleh siswa, pengamat, dan guru mitra. Mencatat kelebihan

dan kekurangan selama proses pembelajaran dengan model inkuiri

terbimbing baik guru peneliti atau siswa oleh pengamat atau guru mitra.

A. Refleksi .

Kegiatan pada tahap refleksi meliputi kegiatan menganalisis, memahami

dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil observasi setiap siklus.

Menemukan kelebihan dan kelemahan tindakan perbaikan pembelajaran.

Hasil analisis data yang dilaksanakan pada tahap ini akan dipergunakan

untuk menemukan kelebihan dan kelemahan diri dalam merancangdan

(28)

Desain Penelitian

SIKLUS 1 SIKLUS II SIKLUS III

RENCANA 1 REFLEKSI II RENCANA

PERBAIKAN

PELAKSANAAN EVALUASI II PELAKSANAAN

TINDAKAN I TINDAKAN III

OBSERVASI I PELAKSANAAN EVALUASI III TINDAKAN II

REFLEKSI I PERBAIKAN REFLEKSI III RENCANA

(29)

B. Instrumen

Instrumen penelitian yang digunakan adalah:

(1). Lembar Kerja Siswa (LKS)yang digunakan untuk membantu guru dalam

proses pembelajaran.

(2). Lembar observasi aktivitas belajar untuk mengetahui aktivitas belajar siswa.

(3). Lembar tes hasil belajar yang berupa tes formatif untuk mendapatkan nilai

hasil belajar siswa.

Petunjuk :

1. Isilah tiap kolom dalam rentan waktu 10 menit kejadian/aktivitas siswa

yang relevan dan masukan dalam tabel yang tersedia dibawah ini

2. Gunakan tanda ijiran sesuai dengan jumlah siswa yang melakukan

aktivitas yang relevan pada waktu KBM.

Tabel 1. Aktivitas belajar siswa yang relevan

No Aktivitas Waktu (menit) 10 20 30 40 50 60 70 80 Jml % Ket

1 Memperhatikan penjelasan guru

2 Mengisi LKS

3 Bertanya pada teman

4 Melakukan kegiatan diskusi

(30)

Tabel 2. Aktivitas siswa yang tidak relevan

2 Keliling ruangan kelas

3 Menganggu kelompok lain

4 Tidak memperha tikan pelajaran 5 Mengerjakan tugas

yang lain Rata-rata

Tabel 3. Hasil belajar siswa

(31)

Tabel 4. Aktivitas guru yang relevan

2 Membimbing diskusi

3 Memberi tugas rumah

4 Menguasai materi

5 Mengatur waktu

Keterangan : Kurang = Skor 1 Cukup = Skor 2

Baik = Skor 3

Sangat baik = Skor 4

Tabel 5. Aktivitas guru yang tidak relevan

No Aktivitas

Keterangan

Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

1. Bicara diluar materi pelajaran

2. Banyak menjelaskan

3. Penyampaian dengan bahasa daerah

4. Banyak diam/pasif

(32)

. CATATAN LAPANGAN GURU

Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas : VII

Semester : Genap

Materi : Pencemaran Lingkungan Siklus : I/II/III

1 Kegiatan awal waktu 07.30 – 07.40

………..

………

……….

.………

2. Kegiatan Inti waktu 07.40 - 09.10

………..

……….

………..

………..

3. Kegiatan Penutup waktu 09.10 – 09.20

………..

………..

………..

Braja Selebah, M e i 2013

Observer

(33)

ANGKET SISWA

Berikan tanda ( √ ) pada pilihan jawaban ya atau tidak dari pernyataan – pernyataan di bawah ini !

Tabel 6. Angket siswa

No Pernyataan – pernyataan Ya Tidak

1 Pembelajaran IPA hari ini sangat menbosankan

2 Pembelajaran IPA hari ini saya rasakan lebih membingungkan

3 Pembelajaran hari ini membuat saya semakin tidak senang terhadap pelajaran IPA

4 Pembelajaran IPA hari ini sangat membantu saya dapat berbagi dengan kawan

5 Saya merasa senang belajar karena mendapat perhatian dari kawan dalam kelompok

6 Saya hari ini dapat lebih aktif dalam belajar

7 Saya dapat lebih akrab dengan teman sekelas

8 Guru membantu dan membimbing saya dalam belajar

9 Saya mendapatkan perhatian guru yang sama dengan teman saya

10 Saya mengharapkan proses pembelajaran untuk selanjutnya dengan cara yang seperti ini

(34)

F. Data dan metode Pengumpulan data

Data dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan kuantitatif, data

kualitatif didapat melalui lembar observasi dan jurnal harian , data

kuantitatif diperoleh melalui ters formatif.

Tabel 7. Jenis data dan instrumen pengambilan data

No Jenis data Instrumen

1

Kualitatif

a. Aktifitas siswa selama pembelajaran

b. Kinerja guru dalam mengelola

pembelajaran inkuiri

1. Lembar Observasi 2. Catatan lapangan

2 Kuantitatif

- Hasil belajar Tes tertulis

G. Tehnik Analisis Data

1. Data Kualitatif

Data kualitatif diambil dengan cara mengamati aktivitas siswa yang tidak

relevan dengan kegiatan pembelajaran inkuiri terbimbing. Periode

pengamatan dilakukan tiap 10 menit. Aktivitas siswa digolongkan

menjadi dua yaitu aktivitas yang relevan dan aktivitas yang tidak relevan.

Aktivitas yang relevan aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan

pembelajaran seperti memperhatikan pembelajaran yang yang sedang

(35)

pembelajaran seperti ngobrol pada waktu berlangsungnya kegiatan

pembelajaran.

Dari hasil observasi aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan

pembelajaran dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu : tinggi (85 –

100)%, sedang (70 – 84)% dan rendah (55 – 69)%.

Cara pengelompokkan siswa untuk aktivitas yang relevan

1) Rentang kelas (R) = aktivitas tertinggi – aktivitas terendah

= 100 – 56 = 44

2) Panjang interval (P) = �3 = 44

3 = 15

(1) Menentukan batas-batas kelompok

a. Kelompok Tinggi (T) = Skor 85% - 100% b. Kelompok Sedang (S) = Skor 70% - 84%

c. Kelompok Rendah (R) = Skor 55% - 69% (Sudjana, 1996)

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang dianalisis.

Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes tiap-tiap siklus ,

berdasarkan kriteria ketuntasan minimal sekolah, maka siswa

dikategorikan tuntas apabila memperoleh nilai test akhir siklus ≥ 65

Untuk menentukan persentase siswa tuntas belajar mengunakan rumus :

(36)

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan

aktivitas belajar siswa berkategori aktif mencapai 75% dari jumlah siswa,

85% siswa mencapai nilai hasil belajar ≥ 65 dan, kinerja guru dalam

merencanakan dan melaksanakan pembelajaran berkategori baik mencapai

(37)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran menggunakan model Inkuiri terbimbing dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa pada sub materi pokok peran manusia dalam

pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan

lingkungan pada siswa kelas VII SMP PGRI 2 Braja Selebah Kabupaten

Lampung Timur T.P 2012/2013.

2. Pembelajaran menggunakan model Inkuiri terbimbing berpengaruh dalam

peningkatan hasil belajar siswa pada sub materi pokok peran manusia

dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatsi pencemaran dan kerusakan

lingkungan pada siswa kelas VII SMP PGRI 2 Braja Selebah Kabupaten

Lampung Timur T.P 2012/2013.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, saran-saran yang

ingin disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Model Inkuiri Terbimbing memiliki sintaks yang setiap tahapnya

(38)

memanfaatkan waktu secara efektif antara lain membatasi presentasi

kelompok di depan kelas dengan cara memilih beberapa kelompok saja

yang mewakili presentasi. Sehingga sintaks Inkuiri terbimbing dapat

dilaksanakan secara keseluruhan sesuai waktu pelajaran yang ditentukan.

Pada saat proses pembelajaran menggunakan model Inkuiri Terbimbing

siswa diberikan kesempatan untuk aktif dan mandiri dalam pemecahan

masalah antara lain dengan berdiskusi, sehingga guru harus pandai

mengendalikan kondisi kelas dengan cara bersikap tegas terhadap siswa -

siswa yang tidak fokus terhadap pembelajaran, sehingga tercipta suasana

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 1999. Metode Pembelajaran Tindakan Kelas. Jakarta : Grafindo. Arikunto,A. dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas. 2003. Pedoman khusus Pengembangan Instrumen dan penilaian

ranah kognitif , Afektif., Psikomotorik. Jakarta : Depdiknas. De Porter, dan Sarah S. 2005. Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum

Learning di Ruang Kelas. Bandung: Kaifa.

Dimyati dan Mudjiono.1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Eggen, P D. dan Kauchak, D P. 1996. Strategies for teachers teaching content and

thinking Skill. Boston : Allyn and Bacon.

Gulo.2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Indonesia. Hamalik, O. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Kunandar. 2009. Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers

Michael J. Wallace.1998. Action Reaserch Language Teachers. Cambridge. Printed in the united Kingdom at the Iminating Press

Nasution. 2004 Didaktik Azas-azas mengajar, Jakarta: Bumi Akasara. Sanjaya. 2007 . Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses

Pendidikan.Jakarta : kencana Prenada .

Sardiman. 2004 Interaksi dan motivasi belajar Mengajar. Jakarta : Grafindo Persada

Slameto. 2003 Belajar dan faktor - faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

(40)

Suryosubroto. 2002. Proses belajar Mengajar disekolah. Jakarta : Rineka Cipta. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta :

Gambar

Gambar 1. Diagram Rencana Kegiatan Penelitian siklus I sampai dengan                    siklus III (Hopkins 1993 ; 48)
Tabel 1. Aktivitas belajar siswa yang relevan
Tabel 2. Aktivitas siswa yang tidak relevan
Tabel 4. Aktivitas guru yang relevan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Khalayak sasaran strategis dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah binaan dari Koperasi Serba Usaha Peternak Sapi Perah (KSU) “Margo Makmur Mandiri” yang berdiri tahun 2002

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perbedaan jenis kelamin dan usia dengan tingkat keparahan kesembuhan pasien di ICU Rumah Sakit Umum Pusat

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai bentuk pelatihan untuk menerapkan teori yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui optimasi konsentrasi bahan pengisi yang tepat sehingga akan diperoleh formula tablet hisap ekstrak biji pinang yang

dari penelitian ini yaitu ada perbedaan hasil belajar matematika menggunakan metode Guide Note Taking dengan peta konsep pada siswa MTs Al Huda Kedungwaru.

Majlis Agama Islam di provensi Patani adalah sebuah lembaga swasta yang telah didirikan oleh sekumpulan alim ulama yang tujuan utama didirikan adalah berkhidmat kepada

 Komoditas yang mendorong laju inflasi adalah kenaikan harga cabe rawit, beras, bawang merah, cabe merah, telur ayam ras, terong panjang, tarif kereta api, daging