HUBUNGAN ANTARA DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN RENANG 25 METER GAYA
DADA PADA MAHASISWI PENJASKESREK 2010 UNIVERSITAS LAMPUNG
Oleh
Yuanda Nugroho S
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA DAYA TAHAN OTOT LENGAN OTOT
TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN RENANG 25 METER
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara daya tahan otot lengan dan otot tungkai dengan kemampuan renang 25 meter gaya dada pada mahasiswi Penjaskesrek 2010 Universitas Lampung. Penelitian ini bertujuan agar peneliti mengetahui seberapa besar kontribusi masing-masing variabel. Kepada guru penjaskes agar penelitian ini dapat memberikan landasan pembelajaran penjaskes khususnya renang gaya dada,bahwa faktor apa saja yang memberikan dukungan untuk melakukan olahraga tersebut .
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Sampel yang digunakan adalah populasi sampel yaitu mahasiswi Penjaskesrek 2010 Universitas Lampung yang berjumlah 10 orang. Pengumpulan data menggunakan teknik test yang diambil secara langsung.
Dari hasil penelitian ini didapat bahwa daya tahan otot lengan dan otot tungkai sangat signifikan mempengaruhi kemampuan renang gaya dada. Hasil penelitian menunjukan korelasi daya tahan otot lengan dengan renang sebesar 0.179 selanjutnya koefesien korelasi daya tahan otot tungkai dengan renang sebesar 0.489. Ini berarti bahwa variable daya tahan otot lengan lengan memiliki hubungan yang lemah, dan variable daya tahan otot tungkai memiliki hubungan yang kuat, dengan kemampuan renang 25 meter gaya dada mahasiswi Penjaskesrek 2010 Universitas Lampung.
DAFTAR ISI
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR, DAN HIPOTESIS A. Belajar ... 8
G. Alat dan Perlengkapan Pengambilan Data ... 26
H. Teknik Analisa Data ... 27
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 28
B. Pengujian Hipotesis ... 30
DAFTAR PUSTAKA ...
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan berkesinambungan, meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan nasional seperti yang termaktub dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
Olahraga merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan masyarakat apabila diberdayakan dengan pola dan metode yang tepat dan merupakan salah satu upaya yang kongkrit dibutuhkan dalam kerangka pembentukan watak, disiplin, keunggulan daya saing, produktivitas dan etos kerja yang tinggi dari individu-individu yang melakukannya. Olahraga menjadi penting artinya bagi upaya peningkatan kualitas manusia dan seluruh masyarakat untuk memperoleh dan meningkatkan daya saing yang dibutuhkan suatu bangsa dalam persaingan ditengah-tengah pasar global.
dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
Perkembangan olahraga di Indonesia dari tahun ke tahun semakin manampakkan kemajuannya, keadaan ini sejalan pula dengan apa yang telah diprogramkan oleh pemerintah untuk menggalakkan kegiatan olahraga dengan semboyan “Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat”.
Olahraga merupakan salah satu cara untuk mengembangkan dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani. Dengan berolahraga, sistem sirkulasi dan kerja jantung akan meningkat, peningkatan kekuatan , kelentukan, stamina, kecepatan, dan kondisi fisik lainnya ( Harsono,2001), sedangkan dari segi rohani, tubuh yang bugar, tentu akan menumbuhkan rasa percaya diri, bersemangat, dan optimis.
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang mengaktualisasikan potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah untuk menuju kebulatan kepribadian sesuai dengan cita-cita kemanusiaan, untuk menjaga keseimbangan antara perkembangan kecerdasan otak dan keterampilan jasmani, maka di sekolah-sekolah di Indonesia, diberikan pendidikan olahraga.
nasional (Pekan Olahraga Wilayah, Kejuaraan Renang Antar Pelajar Nasoinal, Pekan Olahraga Pelajar Nasional, Pekan Olahraga Nasional, dll. Untuk mencapai prestasi tinggi diperlukan suatu proses latihan, sistematis, yang berlanjut dan harus dimulai pada usia dini ( < 8 tahun ). Apabila pembinaan renang diawali pada usia dini, maka pada usia-usia emas ( > 15 tahun ) dapat menunjukan prestasi yang tinggi. Ini semua tergantung kepada para pembina dan orang tua sebagai pendukungnya.
Peneliti masih sering menjumpai bahwa masih ada sebagian besar masyarakat yang melakukan olahraga renang tanpa disertai kesadaran dan pemahaman akan manfaat renang serta perlunya berenang. Olahraga renang tampaknya belum merupakan kebutuhan, ini dapat terlihat dari tidak terlalu banyaknya masyarakat yang datang ke kolam renang secara rutin untuk berolahraga.
Banyak faktor untuk dapat mencapai prestasi yang diharapkan seperti :
1. Aspek Fisik : Biomotor dasar yang harus dikembangkan adalah daya tahan, kecepatan, Fleksibilitas, koordinasi.
2. Aspek Teknik : Pull, Push, recovery, dan entry 3. Aspek Taktik : Strategi dalam prestasi
4. Aspek Mental : Kepercayaan diri dan motivasi
Dari keempat aspek tersebut diatas, aspek fisik merupakan komponen dasar yang harus dikembangkan sesuai usia, komponen tersebut yaitu daya tahan, kecepatan, fleksibilitas, dan koordinasi.
Daya tahan yang akan penulis teliti adalah daya tahan otot lengan dan otot tungkai. Bila daya tahan otot lengan dan otot tungkainya baik, maka akan mempermudah menguasai teknik maupun mencapai kecepatan tinggi yang diharapkan oleh pelatih ataupun perenang. Persiapan kondisi fisik merupakan aspek paling penting untuk latihan olahraga sebelum menuju arah pengembangan aspek lainnya dalam usaha menuju prestasi atau kemampuan yang optimal.
Dari fungsi daya tahan diatas, penulis dapat menyimpulkan, bahwa seorang perenang harus memiliki unsur-unsur fisik. khususnya daya tahan otot lengan dan otot tungkai, tentunya unsur tersebut mutlak diperlukan bagi atlet renang. Mengingat luasnya permasalahan, maka peneliti mengambil salah satu bentuk kemampuan fisik untuk mengetahui seberapa besar sumbangan yang diberikan pada cabang olahraga renang. Peneliti menganggap bahwa salah satu bentuk kemampuan fisik yang berpengaruh terhadap kemampuan renang adalah daya tahan otot lengan dan otot tungkai.
Mahasiswi Penjaskesrek diharapkan memiliki kondisi fisik yang lebih baik dari mahasiswi lain pada umumnya, mengingat mereka telah melalui berbagai tes atau ujian untuk dapat menjadi mahasiswi Penjaskesrek, semestinya daya tahan ototnya juga lebih baik, dari hal tersebut penulis ingin mengetahuai apakah ada Hubungan antara daya tahan otot lengan dan otot tungkai terhadap kemampuan renang 25 meter gaya dada pada mahasiswi Penjaskesrek di Universitas Lampung.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka muncul beberapa masalah yang perlu diidentifikasi, yaitu :
1. Kurangnya daya tahan otot lengan dan otot tungkai 2. Kurangnya aspek kecepatan
3. Kurangnya aspek fleksibility 4. Kurangnya aspek koordinasi gerak
5. Kurangnya aspek teknik berenang gaya dada
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, maka penelitian ini dibatasi pada aspek daya tahan otot lengan dan tungkai renang gaya dada 25 meter pada mahasiswi Penjaskesrek angkatan 2010 Universitas Lampung.
D. Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hubungan antara daya tahan otot lengan terhadap kemampuan renang 25 meter gaya dada ?
2. Apakah ada hubungan antara daya tahan otot tungkai terhadap kemampuan renang 25 meter gaya dada ?
4. Seberapa besar kontribusi daya tahan otot tungkai terhadap kemampuan renang 25 meter gaya dada ?
5. Seberapa besar kontribusi daya tahan otot lengan dan otot tungkai terhadap kemampuan renang 25 meter gaya dada
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, dan batasan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Ingin mengetahui hubungan daya tahan otot lengan terhadap kemampuan renang 25 meter gaya dada ?
2. Ingin mengetahui hubungan daya tahan otot tungkai terhadap kemampuan renang 25 meter gaya dada ?
3. Ingin mengetahui pengaruh daya tahan otot lengan dan daya tahan otot tungkai terhadap kemampuan renang 25 meter gaya dada ?
4. Ingin mengetahui seberapa besar kontribusi daya tahan otot lengan terhadap kemampuan renang 25 meter gaya dada ?
5. Ingin mengetahui seberapa besar kontribusi daya tahan otot tungkai terhadap kemampuan renang 25 meter gaya dada ?
F. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
faktor daya tahan otot lengan dan otot tungkai sangat penting dalam meningkatkan prestasi.
2. Bagi Dosen Pengasuh Mata Kuliah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bahwa daya tahan otot lengan dan otot tungkai merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang kemampuan renang 25 meter gaya dada.
3. Bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) khususnya Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan.
Bagi fakultas, penelitian ini berguna untuk menambah referensi perpustakaan dan sebagai bahan acuan dan pengembangan bagi para mahasiswa dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.
4. Bagi guru-guru Penjaskesrek
Dapat dijadikan acuan guru pendidikan jasmani, bahwa dalam pembelajaran renang, daya tahan otot lengan dan tungkai menunjang kemampuan renang bagi siswa.
5. Bagi Pengurus Daerah PRSI Lampung
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar
Pada dasarnya belajar mengandung arti luas. Namun, secara prinsip belajar itu adalah perubahan dalam diri seseorang. Artinya, bahwa perbuatan belajar mengandung semacam perubahan diri seseorang yang melakukan perbuatan belajar itu.
Menurut Skinner (1950), belajar ialah tingkah laku ketika subjek belajar responnya meningkat dan bila terjadi hal kebalikannya, angka respon menurun karena itu belajar resminya didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam kemungkinan/peluang terjadi respon, sedangkan menurut (Brooks, 1994) belajar adalah pembaharuan dalam bidang pendidikan harus dimulai dari ” bagaimana
anak belajar ” dan ” bagaimana cara guru mengajar ”, bukan dari ketentuan
-ketentuan hasil.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulan bahwa belajar adalah tingkah laku yang menghasilkan pembaharuan.
1. Tujuan belajar
Bloom membagi tiga ranah atau domain ( Winkel,1996 ) yaitu :
- Afektif : 1) Penerimaan, 2) Partisipasi, 3) Penilaian atau penentuan sikap, 4) Organisasi, 5) Pembentukan pola hidup
- Psikomotor : 1) Persepsi, 2) Kesiapan, 3) Gerakan terbimbing, 4) Gerakan yang terbiasa, 5) Gerakan yang kompleks, 6) Motivasi belajar
2. Manfaat Belajar
- Akan terjadi perubahan kearah yang lebih baik, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi kreatif
- Dengan belajar akan memunculkan pemahaman atau pengertian baru
3. Keunggulan dan kelemahan belajar psikomotor Keunggulan :
- Bila seseorang melakukan aspek psikomor, maka pengetahuan yang dia terima akan lebih melekat dalam dirinya.
- Akan lebih mengetahui kekurangannya secara langsung Kelemahan :
- Akan banyak kesalahan yang ia lakukan karena kurang memahami teori - Ditakutkan akan menjadi bingung dalam mempraktekkan antara teori dan
fakta
B. Renang
melakukannya. Dan berenang sangat ekonomis, karena dengan uang yang sangat sedikit saja orang dapat masuk kolam renang dan berenang sepuas-puasnya. Renang dapat dilakukan kapan saja. tidak mengenal waktu. dapat dilakukan pada siang hari maupun sore hari. Selain itu dapat juga dilakukan perorangan.
Olahraga ini telah dilakukan semenjak adanya manusia, untuk usaha memenuhi kebutuhan hidup maupun mempertahankan hidup manusia Renang pada mulanya menirukan gerakan anjing menyeberangi sungai. Abad 18 hanya ada satu gaya renang, yaitu gaya anjing (dog style) yang dilombakan.
Ukuran kolam renang yang digunakan untuk perlombaan harus sesuai dengan standar nasional atau internasional yang telah disahkan oleh PRSI atau FINA. Menurut Irwansyah (2004: 81) syarat-syarat kolam renang adalah: panjang kolam 50 meter, lebar 21 meter, dinding harus vertikal, banyaknya lintasan adalah 8 lintasan, lebar lintasan 2,5 meter, suhu air berkisar antara 23 - 25 "C, kedalaman air minum 1.80 meter untuk perlombaan, tempat start tidak bolah licin, kemiringannya tidak boleh lebih dari 10 derajat dan garis-garis tanda lintasan dapat dibuat di dasar kolam untuk memberi petunjuk kepada perenang.
Pada olahraga renang ada 4 gaya yang diperlombakan, gaya-gaya tersebut adalah gaya dada (free style- crawl), gaya dada/katak (breast sroke), gaya punggung (back-stroke), dan gaya kupu-kupu (butterfly) (Irwansyah, 2004: 80).
Untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam olahraga renang harus latihan sesuai dengan prinsip-prinsip latihan. Latihan adalah memperkembangkan atlet baik teknik, taktik, fisik maupun mental secara optimal agar siap menghadapi tantangan yang akan dijumpai dalam latihan maupun perlombaan. Renang adalah olahraga individu, maka untuk mencapai prestasi, dari setiap atlet harus mempunyai kemampuan yang menunjang prestasi renang. Dalam olahraga renang syarat yang harus dimiliki oleh seorang atlet renang adalah memiliki kondisi fisik yang prima. Kondisi fisik merupakan salah satu aspek terpenting dalam latihan untuk mencapai suatu prestasi tinggi.
Harsono (2001), mengatakan bahwa kondisi fisik yang baik adalah sebagai berikut :
a. Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung b. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina. kecepatan dan
lain-lain kondisi fisik
c. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan
d. Akan ada pemulihan yang lehih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan e. Akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu
respon demikian diperlukan.
Menurut Sharkey (1986) Unsur-unsur kondisi fisik meliputi : a) strength, b) endurance, c) power, d) speed, e) flexibility, f) balance, g) agility
yang berlebihan. Menurut Harsono (2001) berpendapat bahwa macam-macam kondisi fisik dalam olahraga, antara lain:
1) kekuatan (strength), 2) daya tahan (endurance), 3) daya ledak (muscular power), 4) kecepatan (speed), 5) kelentukan (fleksibilitas), 6) kelincahan (agility), 7) koordinasi (coordination), 8) stamina.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa fisik mutlak diperlukan dalam cabang olahraga, khususnya dalam cabang olahraga renang. Berkaitan dengan cabang olahraga renang kemampuan unsur fisik yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan (Strength) : Kemampuan otot untuk menahan beban.
2. Daya tahan (Endurance) : Kemampuan untuk melakukan kerja dalam jangka waktu yang lama menghadapi kelelahan.
3. Kecepatan (Speed) : Kemampuan melakukan gerakan dengan waktu yang singkat.
4. Kelincahan (Agility) : Kemampuan mengubah arah saat bergerak, mengubah posisi tubuh dengan cepat.
5. Kelentukan ( Fleksibilty) : Keluasan gerak persendian yang merupakan kemampuan unit otot tendon melentuk dengan tekanan fisik dipersendian. 6. Power : Kemampuan otot untuk melakukan kontraksi otot
dengan gerak cepat.
Berdasarkan uraian di atas ternyata begitu penting sekali keberadaan kondisi fisik pada perenang untuk mencapai prestasi olahraga secara optimal, juga begitu banyak komponen-komponen kondisi fisik yang telah penulis uraikan. sesuai dengan permasalahan dalam variabel penelitian ini maka penulis hanya mengangkat beberapa unsur penunjang fisik renang antara lain daya tahan otot lengan dan otot tungkai yang mana unsur tersebut merupakan bagian yang penting untuk dimiliki oleh seorang perenang disamping unsur-unsur yang lain.
Dapat dilihat pada gambar, bahwa unsur daya tahan diperlukan dalam cabang olahraga renang.
C. Daya tahan
Daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu berlatih untuk waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan latihan tersebut. Oleh karena itu, maka latihan-latihan untuk mengembangkan komponen daya tahan harus sesuai dengan batasan tersebut. Jadi, latihan-latihan yang kita pilih haruslah berlangsung untuk waktu yang lama, misalnya lari jarak jauh, renang, lari lintas alam, fartlek, latihan interval, atau bentuk latihan apapun yang memaksa tubuh kita untuk bekerja dalam waktu yang lama.
Latihan daya tahan adalah latihan di tingkat aerobik, artinya suplai oksigen masih cukup untuk melakukan intensitas latihan yang dilakukan. Karena itu pada waktu latihan daya tahan tidak akan terjadi akumulasi asam laktat yang berlebihan
Tiga sistem latihan atau basic forms yang dapat menjamin peningkatan daya tahan kardiovaskular ialah (Rushall dan Pyke: 1990) :
a. Latihan kontinyu (continuous training) b. Latihan fartlek
c. Latihan interval ( interval training)
1. Latihan kontinyu.
2. Fartlek
Fartlek adalah sistem latihan yang sangat baik untuk semua cabang olahraga, terutama untuk cabang olahraga yang memerlukan daya tahan. Fartlek adalah latihan yang berupa lari di alam terbuka untuk selama 1 sampai 3 jam.Pada hakikatnya fartlek sama dengan latihan kontinyu, namun bisa menyelingi larinya dengan sprints. Karena itu, fartlek bisa dianggap sebagai ”induksi” untuk kerja lebih efektif.
3. Interval training
Sesuai dengan namanya, latihan interval yang merupakan masa istirahat. Misalnya lari – istirahat – lari – istirahat – lari lagi – istirahat dst.
Interval training untuk daya tahan aerobik, intensitas larinya biasanya rendah sampai medium, sekitar 60-70% dari kemampuan maksimal. Ada beberapa faktor yang harus dipenuhi dalam menyusun interval training, yaitu (Harsono:1998) : a. Lamanya latihan (jarak lari atau renang)
b. Beban atau intensitas latihan (kecepatan lari) c. Ulangan (repetition) lari
d. Masa istirahat (recovery interval) setelah setiap repetisi latihan.
Dalam cabang olahraga renang daya tahan merupakan salah satu unsur yang penting dalam mendukung serta mempertinggi prestasi.
Sedangkan menurut Mochamad Sajoto (1988: 58) mengatakan bahwa daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan kelompok ototnya untuk berkontraksi terus-menerus dalam waktu relatif cukup lama, dengan beban tertentu. Menurut Sharkey (1986:41), muscular endurance is the ability to lift a load repeatedly.
Bedasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan kelompok ototnya untuk melawan kelelahan dalam menjalankan aktivitas fisik dalam waktu yang lama.
Daya tahan otot adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan sebab:
1. Daya tahan merupakan daya penggerak pada setiap aktivitas fisik.
2. Daya tahan memegang peranan penting dalam melindungi atlet atau orang dari kemungkinan cidera.
3. Dengan daya tahan atlet akan dapat lari lebih cepat, menendang atau melempar lebih jauh dan dapat memperkuat stabilitas sendi-sendi.
D. Daya Tahan Otot Lengan
Daya tahan adalah kemampuan untuk melakukan kerja dalam jangka waktu yang lama dalam menghadapi kelelahan (Suharno,1990). Daya tahan otot merupakan faktor penting dalam aktivitas fisik, dengan daya tahan otot yang baik, maka kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan akan semakin baik. Cabang olahraga yang sangat menuntut daya tahan otot lengan yang baik adalah renang.
Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang bergantung pada kekuatan dan daya tahan lengan. Dalam cabang olahraga renang terdapat 4 gaya renang, yaitu gaya kupu, gaya dada, gaya punggung, gaya dada/gaya katak. Gaya dada merupakan gaya renang yang membutuhkan daya tahan otot lengan yang baik, gerakan lengan dalam gaya dada meliputi, gerakan masuk, menarik, mendorong, dan pemulihan. Dengan daya tahan otot lengan yang baik, maka kemampuan renang akan menjadi lebih baik, daya tahan otot lengan dapat dilatih. Seorang perenang yang memiliki kemampuan renang yang baik, tentu memiliki daya tahan otot lengan yang baik.
pasti daya tahannya lebih besar dalam mengangkat suatu beban daripada yang lemah. (Sadoso. 1978:144).
Berdasarkan uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa daya tahan dalam hal ini daya tahan otot lengan dan otot tungkai memegang peranan yang sangat penting dan mutlak dimiliki oleh seorang perenang dalam mencapai prestasi maksimal.
E. Daya Tahan Otot Tungkai
Kita ketahui bahwa semua cabang olahraga seringkali berlangsung dalam waktu yang lama. Menurut (Dick dkk, 1978) mengatakan bahwa daya tahan otot, yang diistilahkannya dengan strength endurance, adalah kemampuan seluruh organisasi tubuh untuk mengatasi lelah pada waktu melakukan aktivitas yang menuntut strength dalam waktu yang lama. Jadi atlet-atlet yang mampu aktif terus dalam aktivitas –aktivitas yang menuntut strength dalam waktu yang lama. Dan bila kita telusuri, hampir semua cabang olahraga membutuhkan daya tahan otot yang tinggi, khususnya dayung, renang, senam alat, gulat, tinju dan sebagainya.
strenght dan latihan power. Hal ini berarti bahwa beban weight training lebih ringan daripada beban untuk strenght dan power.
Setelah suatu tingkatan daya tahan otot tercapai, daya tahan otot tersebut harus dipertahankan dengan sedikitnya berlatih 1 kali seminggu weight training untuk endurance.
Renang membutuhkan daya tahan otot tungkai untuk mencapai kecepatan maksimal, bila daya tahan otot tungkainya kurang baik maka koordinasi gerakannya tidak sempurna. Tak jarang pelatih mengesampingkan daya tahan otot tungkai dalam pemberian materi pembelajaran kepada anak didiknya. Padahal daya tahan otot tungkai dapat dilatih sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat berjalan dengan baik.
F. Kerangka pikir
Perenang yang baik adalah perenang yang memiliki daya tahan otot lengan dan otot tungkai yang baik pula. Dengan daya tahan otot tungkai yang baik perenang dapat melakukan tolakan pada saat start dan pembalikan dengan kuat sehingga menghasilakan dorongan maju yang cepat dan jauh, dan dengan daya tahan otot lengan yang baik perenang dapat mengayuh dengan kuat dan cepat tanpa kelelahan yang berarti sehingga dapat menghasilkan kecepatan yang maksimal.
G. Hipotesis
Menurut Sutrisno Hadi (1990) Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar mungkin salah yang dapat dibuktikan kebenarannya. Dari definisi tersebut dapatlah dikatakan hahwa hipotesis terdiri dari sesuatu yang ditolak atau sesuatu yang diterima. Menurut hasil penelitian dalam penulisan hipotesis haruslah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan bukan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Berdasarkan rumusan masalah tentang hubungan antara daya tahan otot lengan dan otot tungkai terhadap kemampuan renang 25 meter gaya dada pada mahasiswi Penjaskesrek Angkatan 2010 Universitas lampung, maka dapat dirumuskan hipotesa sebagai berikut:
H01 : Tidak ada hubungan antara daya tahan otot lengan terhadap kemampuan renang 25 meter gaya dada pada mahasiswa Penjaskesrek angkatan 2010 yang mengikuti mata kuliah renang di Universitas Lampung.
Ha2 : Ada hubungan antara daya tahan otot tungkai terhadap kemampuan renang 25 meter gaya dada pada mahasiswa Penjaskesrek angkatan 2010 yang mengikuti mata kuliah renang di Universitas Lampung.
III. METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan metode atau alat yang tepat penelitian yang dilaksanakan akan lebih terarah dan dapat memperoleh hasil yang baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Suharsimi Arikunto, 1991).
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional adalah penelitian yang dilakukan untuk menemukan hubungan antara variabel dada dan variabel terikat. Seberapa erat hubungan antara kedua variabel tersebut tentu akan dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya faktor bakat (bawaan), kondisi fisik / psikomotor, minat, dan lain-lain. Variabel dada dalam penelitian ini ada dua yaitu daya tahan otot lengan dan otot tungkai, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan renang 25 meter gaya dada.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998: 99). Sedangkan menurut Ibnu Hadjar (1996: 56) variabel penelitian dapat diartikan sebagai objek pengamatan atau fenomena yang diteliti.
Berdasarkan kutipan pendapat di atas, variabel penelitian adalah objek pengamatan yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini ditetapkan dua macam variabel, yaitu variabel dada dan variabel terikat.
1. Variabel dada
2. Variabel terikat
Menurut Hadari Nawawi dan Mimi Martini (1996: 51), yang dimaksud dengan variabel terikat adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki pula sejumlah aspek atau unsur yang di dalamnya, yang berfungsi menerima atau menyesuaikan diri dengan kondisi variabel lain yang disebut variabel dada. Yang menjadi variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kemampuan renang 25 meter gaya dada pada mahasiswi Penjaskesrekrek angkatan 2010 Universitas Lampung.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara daya tahan otot lengan (X 1) dan otot tungkai (X2) dengan kemampuan renang 25 meter gaya dada (Y ). Desain penelitian dibuat agar peneliti mampu menjawab pertanyaan penelitian dengan objektif, tepat dan sehemat mungkin. Adapun desain pada penelitian ini adalah:
Keterangan :
X1 : Daya Tahan Otot Lengan
X2 : Daya tahan Otot Tungkai
Y : Renang Gaya Dada
Gambar 5. Desain hubungan antara Variabel X dan Variabel Y
X1
X2
D. Penempatan Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sejumlah individu atau penduduk yang dimaksudkan untuk diteliti (Sutrisno Hadi, 1985). Menurut Sudjana (1992) yang dimaksud dengan populasi adalah totalitas nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pengukuran kualitatif atau kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1998) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Berdasarkan pendapat di atas. maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek yang diteliti dan yang akan diketahui hasil totalitas yang mungkin baik secara kualitatif maupun kuantitatif, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi Penjaskesrekrek angkatan 2010 Universitas Lampung. Jumlah populasi adalah 10 orang.
2. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (1998) menjelaskan untuk ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. selanjutnya jika jumlah subyeknva besar dapat diambil antara 10 - 15 % atau 20 - 25 %. Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel total atau populasi sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi putri yaitu mahasiswi.
E. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di kolam renang Universitas Lampung
2. Waktu penelitian
Setelah observasi ke kolam renang dan konfirmasi dengan mahasiswi bahwa disepakati penelitian ini dilakukan pada sore hari.
F. Teknik Pengambilan data
Sesuai dengan judul yang diteliti ada tiga macam data yang dikumpulkan, yaitu: 1) Data hasil tes daya tahan otot lengan,
2) Data hasil tes daya tahan otot tungkai,
3) Data hasil tes kemampuan renang 25 meter gaya dada.
Untuk mendapatkan data tersebut digunakan tiga macam tes yaitu tes push up untuk mengukur daya tahan otot lengan, squat jump untuk mengukur daya tahan otot tungkai dan pengukuran kemampuan renang 25 meter gaya dada dengan tes renang 25 meter gaya dada.
G. Alat dan Perlengkapan Pengambilan Data - Peluit
Gambar 6. Peluit Gambar 7. Stopwatch
H. Teknik Analisa Data
Setelah diperoleh dari dua kali pengetesan selanjutnya dapat ditentukan analisa statistik yang tepat pengolahannya. Adapun rumus yang digunakan : Rumus Korelasi Linier, menurut (Suharsimi, 2010:213), sebagai berikut :
Tabel 1: Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r.
Interval Koefisien Korelasi Interpretasi Hubungan
0,80 – 1,00 Sangat kuat
0,60 – 0,79 Kuat
0,40 – 0,59 Cukup kuat
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat rendah
Sumber : Riduwan. 2005
Setelah diketahui besar kecilnya r xy maka taraf signifikan dilihat dengan :
Kriteria pengujian hipotesis tolak H0 jika t hitung > t tabel. Untuk dk distribusi t diambil n-2 dengan α = 0,05, dan untuk mencari besarnya sumbangan (kontribusi) antara variabel X dan variabel Y maka menggunakan rumus Koefisian Determinansi :
Keterangan:
KP = Nilai Koefisien Detreminansi r = Koefisien Korelasi
2
r
n-2
t =
1-r
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian pembahasan permasalahan yang disampaikan di atas serta hasil pembahasan dari proses analisis data hasil penelitian, maka dapat ditarik suatu kesimpulan penelitian sebagai berikut :
1. Untuk cabang olahraga renang khususnya gaya dada, daya tahan otot lengan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampuan renang 25 meter gaya dada mahasiswi Penjaskesrek Universitas Lampung.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara daya tahan otot tungkai terhadap kemampuan renang 25 meter gaya dada mahasiswi Penjaskesrek Universitas Lampung.
B. Saran
Ali Nur. (2006). Belajar Gerak (makalah). Menpora, Yogyakarta.
Anonimus. 2013. Format Penelitian Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Arikunto Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian; Edisi Revisi. PT Rineka Cipta Jakarta.
Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Pamungkas. 1999. Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan. EYD. Surabaya: Giri Surya.
Riduwan, (2005) Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru- Karyawan Dan Peneliti Pemuda.
Sajoto M, (1989) Pembinaan Dan Peningkatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga, Dahara Prize: Semarang.
Soejoko Hendromartono. 1992, Olahraga Pilihan Renang. Jakarta : Depdikbud Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Thomas, G. David, 2000, Renang Tingkat Mahir. Diterjemahkan oleh Alfons Palangkaraya, Jakarta: PT. Raja Grafindo PersadaAlat – Alat Tes. Tri Tunggal Setiawan, 2004, Buku Ajar Renang I, Semarang : FIK UNNES. http://www.slideshare.net/Vdika17/renang-gayadada