• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN BAKAR DAN PELUMAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAHAN BAKAR DAN PELUMAS"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun oleh Dodi Setiawan

5202413064

Pendidikan Teknik Otomotif

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

(2)

karunia serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Bahan Bakar Pelumas ini yang membahas mengenai pelumas sintetis. Makalah ini berisi tentang karakteristik pelumas, terutama pelumas sitetis, serta klasifikasi pelumas itu sendiri.

Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bagi kami juga dapat memberikan ilmu pengetahuan kepada semua pembaca agar dapat memahami tentang demokrasi dan agar dapat menambah wawasan yang sudah dimiliki mengenai demokrasi itu sendiri. Makalah ini merupakan sumber pembelajaran yang efektif untuk semua mahasiswa.

Dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Kritik dan saran yang dapat membangun dan membantu kami mengembangkan isi dari makalah ini

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Kepada semua pihak yang telah memberikan sumber dan referensi untuk kami dalam penyusunan makalah ini

Semarang, 8 Mei 2016

Tim Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...1

1.3 Tujuan ...2

1.4 Manfaat...2

BAB II PEMBAHASAN ...3

2.1 Pembahasan...3

a. Pengertian pelumas...3

b. Jenis-jenis pelumas...3

c. Bahan dasar pelumas sintetis...5

d. Sifat pelumas sintetis...6

e. Keunggulan dan kelemahan yang dimiliki pelumas sintetis...6

f. Contoh pelumas sintetis...8

BAB III PENUTUP ...11

3.1 Simpulan...11

3.2 Saran...11

DAFTAR PUSTAKA iv

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Oli adalah penopang utama dari kerja sebuah mesin, bahkan oli juga menentukan performa dan daya tahan mesin. Fungsi oli yang utama adalah untuk melumasi dan mengurangi gesekan antar komponen mesin, kemudian fungsinya meluas sebagai penyalur panas sehingga membuat mesin tidak over heat. Oli mengandung lapisan-lapisan halus, berfungsi mencegah terjadinya benturan antar logam dengan logam komponen mesin seminimal mungkin, mencegah goresan atau keausan. Lebih jauh lagi sebagai pembersih mesin dari sisa pembakaran dan deposit senyawa karbon yang masuk dalam ruang bakar supaya tidak muncul endapan lumpur. Teknologi mesin yang terus berkembang menuntut kerja pelumas semakin lengkap, seperti penambahan anti karat dan anti foam.

Secara teknik tak ada istilah sebuah pelumas lebih baik dari yang lain bila memiliki spesifikasi yang setara. Hal yang perlu diperhatikan adalah rekomendasi dari buku manual kendaraan. Jadi, mesin dapat memakai merek apapun asal dengan spesifikasi yang sama akan mempunyai tingkat perlindungan yang sama pula terhadap mesin. Perbedaan oli yang satu dengan oli yang lain adalah penambahan zat adiktifnya, sehingga mempunyai karakter khusus, seperti usia pakai yang lebih lama, low smoke dan sebagainya. Oli mempunyai kekentalan yang berbeda-beda, sehingga pemakainnya disesuaikan dengan jenis mesin yang dilumasi. Pada suhu mesin yang tinggi kekentalan oli cenderung turun dan oli mengalami pemuaian volume, sebaliknya bila suhu mesin rendah maka kekentalan oli cenderung meningkat, dan oli mengalami penyusutan volume. Oli mengalami perubahan volume bila terjadi perubahan temperatur. Volume suatu zat berhubungan dengan besarnya massa jenis zat tersebut.

Jenis – jenis oli sendiri memiliki beberapa macam, di klasifikasikan menjadi beberapa sesuai jenis dan bahan pembuatannya. Dari bahan dasarnya, oli mesin yang beredar terbagi 2 jenis, yaitu oli mineral dan oli sintetik. Oli mineral diperoleh dari hasil tambang minyak bumi. Sedangkan, bahan oli sintetis terdiri atas Polyalphaolifins (PAO).

1.2 Rumusan Masalah

Berikut ini adalah rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini :

(5)

c. Apakah kelebihan oli sintetis dari oli yang lain?

1.3 Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui jenis pelumas pada mesin b. Untuk mengetahui pengertian dari oli sintetis

c. Untuk mengetahui kelebihan oli sintetis dibandingkan dengan jenis pelumas lain

1.4 Manfaat

(6)

BAB 11 PEMBAHASAN 2.1 Pembahasan

a. Pengertian pelumas

Pelumas dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang berada diantara dua permukaan yang bergerak secara relatif agar dapat mengurangi gesekan antar permukaan tersebut.

Sistem pelumasan merupakan salah satu sistem utama pada mesin, yaitu suatu rangkaian alat-alat mulai dari tempat penyimpanan minyak pelumas, pompa oli (oil pump), pipa-pipa saluran minyak, dan pengaturan tekanan minyak pelumas agar sampai kepada bagian-bagian yang memerlukan pelumasan. Oli mengandung lapisan-lapisan halus, berfungsi mencegah terjadinya benturan antar logam dengan logam komponen mesin seminimal mungkin, mencegah goresan atau keausan. Untuk beberapa keperluan tertentu, aplikasi khusus pada fungsi tertentu, oli dituntut memiliki sejumlah fungsi-fungsi tambahan. Mesin diesel misalnya, secara normal beroperasi pada kecepatan rendah tetapi memiliki temperatur yang lebih tinggi dibandingkan dengan Mesin bensin. Mesin diesel juga memiliki kondisi kondusif yang lebih besar yang dapat menimbulkan oksidasi oli, penumpukan deposit dan perkaratan logam-logam bearing.

Sistem pelumasan ini memiliki beberapa fungsi dan tujuan, antara lain:

a. Mengurangi gesekan serta mencegah keausan dan panas, dengan cara yaitu oli membentuk suatu lapisan tipis (oil film) untuk mencegah kontak

d. Mencegah karat pada bagian-bagian mesin.

e. Mencegah terjadinya kebocoran gas hasil pembakaran. f. Sebagai perantara oksidasi.

Fungsi oli yang lain adalah sebagai perapat, oli mengisi setiap celah komponen pada mesin sehingga mengurangi gesekan antar komponen, sehingga mengurangi keausan pada mesin.

b. Jenis-jenis pelumas 1. Oli Mineral

(7)

mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli mineral sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin.

2. Oli Atau Pelumas Sintetis

Pada awal tahun 1930 Standard Oil dari Indiana mengawali research tetnang oli sintetis. Pengembangan dan produksi oli sintetis yang lebih serius dimulai oleh Jerman selama perang dunia II, dimana pada saat itu pelumas konvensional mereka mengental dan membeku di front Timur dan menggagalkan rencana mereka untuk menyerang Uni Sovyet. Saat mesin jet dikembangkan setelah perang, dimana telah diketahui bahwa pelumas konvensional tidakbertahan pada temperatur dan tekanan tinggi, maka pelumas sintetiklah yang digunakan dalam semua mesin jet militer. Kemudian di tahun 1960-an sejarah terulang lagi dan cuaca dingin kembali memacu pengembangan oli sintetik ini, dimana pada saat itu tentara Amerika membutuhkan pelumas yang lebih baik untuk digunakan di artik dan antartika. NASA menspesifikkan pelumas sintetik untuk digunakan pada semua pesawat ruang angkasa termasuk pesawat terbang. Dewasa ini pelumas sintetik untuk otomotif berkembang sebagai dampak langsung dari kebutuhan militer dan keperluan perminyakan extraterrestial

Pelumas adalah minyak lumas dan gemuk lumas yang berasal dari minyak bumi, bahan sintetik, pelumas bekas dan bahan lainnya yang tujuan utamanya untuk pelumasan mesin dan peralatan lainnya (Kepres RI No.21 Th. 2001). Sunardi (dalam kharisuddin, 2006) mengklasifikasikan minyak pelumas berdasarkan bahan dasar yaitu pelumas dengan bahan dasar nabati, mineral dan sintesis. Pelumas berbahan dasar nabati diperoleh dari biji atau buah tumbuhan tersebut, misalnya minyak dari biji jarak, minyak kelapa, dan minyak biji kapas (Amanto dalam Gufron, 2006). Pelumas berbahan dasar mineral diperoleh dari destilasi atau penyulingan minyak bumi secara bertahap. Pelumas sintetik berbahan dasar campuran berbagai macam bahan kimia yang dibuat di laboratorium. Minyak pelumas sintetik dibuat dari proses pencampuran minyak pelumas dasar yang berasal dari bahan sintetik (bukan dari minyak bumi) ditambah dengan bahan aditif. Bahan aditif yang ditambahkan berfungsi untuk mengurangi gesekan dan melincinkan, meningkatkan viskositas, menambah indek viskositas, menghambat korosi dan oksidasi dari reaktan atau kontaminan

(8)

Minyak pelumas sintetik memiliki sifat lebih unggul dalam hal stabilitas termalnya, sifat alirnya, indeks viskositas, dan stabilitas penguapannya. Oleh karena itu minyak pelumas sintetik memberikan unjuk kerja yang lebih baik daripada minyak pelumas mineral (Suhardono, dkk. Mulyana dan Tjahjono, 2003).

3. Bahan Dasar Pelumas Sintetik Miller (dalam Justiana dan Hardanie, 2007) menemukan bahan dasar baru untuk membuat pelumas sintetis yaitu dari limbah plastik jenis polietilena. Poly-alpha-olefin (PAO) yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pelumas khususnya pelumas sintetik mesin kendaran adalah yang memiliki berat molekul rendah (www.wikipedia.com). Polialfaolefin adalah sebuah polimer yang dibuat dari polimerisasi alfaolefin (α-olefin). α-olefin merupakan suatu alkena yang ikatan rangkap karbon-karbon terletak diantara atom karbon nomor 1 dan 2. Umumnya α-olefin digunakan sebagai ko-monomer pada golongan cabang polimer alkil seperti pada 1-heksena berikut.

Banyak polialfaolefin memiliki golongan cabang alkil yang fleksibel pada setiap karbon dari rantai polimernya. Golongan alkil ini dapat membentuk dirinya dalam berbagai konformasi. Hal ini menyebabkan golongan ini “ very difficult for the polimer molecules to line themselves up side-by-side in an orderly way” (www.wikipedia.com). Oleh karena itu, banyak polialfaolefin yang tidak mengkristal atau tidak menjadi padatan dengan mudah dan dapat tetap berminyak, cairan kental pada temperatur rendah. Biasanya kopolimer polietilena dari alfa olefin yang memiliki berat molekul kecil (misalnya seperti 1-heksena, 1-oktena) lebih fleksibel daripada polietilena rantai lurus dengan densitas tinggi. Golongan cabang metil pada polimer polipropilena tidak cukup lama membuat tipe propilena secara komersial lebih fleksibel dibandingkan polietilena.

Salah satu bahan kimia yang banyak dipakai sebagai bahan dasar minyak pelumas sintetis adalah polyolester. Mulyana dan Tjahjono (2003) dalam risetnya telah berhasil mensintesis suatu senyawa polyolester dimana berdasarkan hasil analisa viskositas dan densitas terlihat bahwa senyawa tersebut menyerupai pelumas hidolik dengan tipe VG 5 atau PG 10 jenis pelumas dari pertamina. Tahap-tahap reaksi yang terjadi dalam proses pembuatan senyawa polyolester yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pelumas sintetik adalah: metanolisis, produksi asam peracetate, epoksidasi, dan hidrolisis. Parameter yang diobservasi adalah konsentrasi dan komposisi reaktan, katalis dan waktu reaksi.

(9)

adalah sebagai berikut: plastik polietilena dipanaskan dengan menggunakan metode pirolisis, kemudian terbentuk suatu senyawa hidrokarbon cair yang memiliki bentuk mirip lilin (wax), sifat kimia senyawa hidrokarbon cair hasil pemanasan limbah plastik tersebut mirip dengan senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak mentah sehingga dapat diolah menjadi minyak pelumas. Proses selanjutnya adalah mengubah senyawa hidrokarbon cair menjadi pelumas dengan menggunakan metode hidroisomerisasi.

4. Sifat-Sifat Pelumas Sintetik

Pelumas sintetik memiliki sifat-sifat yang lebih unggul dibandingkan dengan pelumas mineral. Tabel 1. berikut menggambarkan perbandingan sifat-sifat pelumas sintetik (Amsoil sintetik 10W-40) dengan Petroleum 10W-40 :

Tabel 1. Perbandingan Sifat-sifat Amsoil sintetik 10W-40 dan Petroleum 10W-40

No Sifat Amsoil sintetik

10W-40

Petroleum 10W-40 1 Keefektifan range lubrikasi Suhu -60F – 400F Suhu 0F – 300F 2 Tingkat kekentalan setelah

single sequence (64 jam) Olds III-D test

9% 102% – 400 %

3 Fluiditas ( pada suhu -40 F) Mengalir bebas padatan 4 Volatilitas (penguapan pada

suhu 300 F selama 22 jam ) 1% 28%

5 Suhu bak mesin (pada track

test) 240 F 290 F

6 Titk nyala (D92 test) 470 F 400 F

7 Konsumsi oli (50.000 mile test) 42 % kurang dari oli

petroleum

-8 Kerak/endapan pada katup

masuk (pad jarak 50.000 mil) 32.1 gram 75.5 gram

5. Keunggulan dan Kelemahan yang Dimiliki Pelumas Sintetik Berikut beberapa keunggulan oli sintetik dibandingkan oli mineral :

1. Lebih stabil pada temperatur tinggi.

2. Mengontrol/Mencegah terjadinya endapan karbon pada mesin 3. Sirkulasi lebih lancar pada waktu start pagi hari/cuaca dingin.

4. Melumasi dan melapisi metal lebih baik dan mencegah terjadi gesekan antar logam yang berakibat kerusakan mesin.

5. Tahan terhadapan perubahan/oksidasi sehingga lebih tahan lama sehingga lebih ekonomis dan efisien.

(10)

7. Mengandung detergen yang lebih baik untuk membersihkan mesin dari kerak.

Selain memiliki beberapa keunggulan pelumas sintetik juga memiliki kelemahan, adapun kelemahannya adalah sebagai berikut: 1. Harga jual pelumas sintetik lebih mahal dibandingkan pelumas

mineral. Hal ini dikarenakan proses pembuatan pelumas sintetik lebih mahal dibandingkan pelumas mineral.

2. Pelumas sintetik kurang cocok digunakan pada mesin berteknologi lama (mesin tua), dan mesin sepeda motor. Gufron (2006) menyatakan penggunaan pelumas sintetik pada mesin berteknologi lama menjadi boros dan mesin menjadi kasar karena pada mesin tersebut celah antar komponen biasanya sangat besar/renggang sehingga pelumas dapat ikut masuk ke ruang pembakaran dan ikut terbakar sehingga pelumas cepat habis dan knalpot berasap. Bila mengisi pelumas full syntetic yang khusus bukan untuk sepeda motor, bisa menyebabkan pelat kupling slip karena terlalu licinnya pelumas sintetis. Dampaknya, tenaga mesin menjadi berkurang karena cengkeraman antara pelat kupling berkurang, tenaga mesin akan terasa berat. Bila kondisi ini dibiarkan terus-menerus, kupling pun dapat terbakar

3. Berpotensi dalam masalah dekomposisi kimiawinya pada lingkungan Oli sintetis dianggap memiliki lebih banyak kelebihan bila dibandingkan dengan oli mineral. Namun demikian keduanya sama-sama memiliki kelebihan maupun kekurangan masing-masing. Berikut adalah rangkuman perbedaan antara oli sintetis dengan oli mineral ditinjau dari berbagai aspek.

Aspek Oli Mineral Oli Sintetis

Bahan baku Minyak bumi Bahan organik atau minyak

bumi

Proses Pembuatan Relatif sederhana Sangat Rumit Homogenitas

(11)

Harga Lebih murah Mahal 2 hingga 3 kali harga oli mineral

Penggunaan Kendaraan sehari-hari Kendaraan sport

1. Pour point adalah temperatur terendah dari oli pada saat ia kehilangan sifat mampu alirnya. Semakin rendah nilainya maka semakin baik.

2. Flash point adalah temperatur tertinggi dari oli pada saat molekul-molekulnya mulai pecah dan berubah fase menjadi uap. Semakin tinggi nilainya semakin baik.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa oli sintetis memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan oli mineral, namun untuk penggunaan masing-masing oli memiliki pengaplikasian yang berbeda sesuai dengan harga dan kebutuhan.

6. Contoh pelumas sintetis a. Shell Helix Ultra 5W-30

Pelumas mesin full sintetis – Formulasi Shell paling canggih untuk mesin dengan performa tinggi. Kendaraan masa kini membutuhkan Pelumas mesin yang dapat memenuhi tuntutan yang terus berubah yang juga meningkatkan performa dan umur mesin. Inilah sebabnya Shell berinovasi dengan menggunakan cara terbaru untuk memproduksi Pelumas mesin sintetis, yang terbuat dari gas alam dengan teknologi Shell PurePlus.

Shell Helix Ultra adalah Pelumas mesin mutakhir yang diformulasikan menggabungkan teknologi Shell Pureplusdan , bahan dasar yang terbuat dari gas alam, dengan teknologi Active Cleansing, aditif pembersih, menghasilkan Pelumas mesin yang secara aktif membantu menjaga kebersihan mesindan untuk memberikan tingkat kebersihan dan perlindungan yang lebih tinggi daripada pelumas lainnya.

Shell Helix Ultra 5W-30 memberikan:

1. Perlindungan dari endapan kotoran yang tak tertandingi – tidak ada Pelumas lain yang dapat menjaga mesin anda bersih seperti baru dari pabrikan. 1

2. Tingkat viskositas yang rendah dengan karakteristik gesekan yang rendah sehingga bahan bakar 1,4% lebih efisien2

3. Unggul dalam perlindungan terhadap keausan dan korosi 3

(12)

Spesifikasi : API SL/CF; ACEA A3/B3, A3/B4; BMW LL-01; MB approval 229.5, 226.5; VW 502.00/505.00; Renault RN0700, RN0710. Memenuhi persyaratan API SN/CF

b. Shell Helix Ultra 5W-40

Pelumas mesin full sintetis – Formulasi Shell paling mutakhir untuk mesin dengan performa tinggi. Kendaraan masa kini membutuhkan Pelumas mesin yang dapat memenuhi tuntutan yang terus berubah dan juga meningkatkan performa dan umur mesin. Inilah sebabnya Shell berinovasi dengan menggunakan cara terbaru untuk memproduksi Pelumas mesin sintetis, yang terbuat dari gas alam dengan teknologi Shell PurePlus. Shell Helix Ultra adalah Pelumas mesin mutakhir yang diformulasikan menggabungkan teknologi Shell Pureplusdan , bahan dasar yang terbuat dari gas alam, dengan teknologi Active Cleansing, aditif pembersih, menghasilkan Pelumas mesin yang secara aktif membantu menjaga kebersihan mesindan untuk memberikan tingkat kebersihan dan perlindungan yang lebih tinggi daripada pelumas lainnya.

Shell Helix Ultra 5W-40 memberikan:

1. Perlindungan dari endapan kotoran yang tak tertandingi – tidak ada Pelumas lain yang dapat menjaga mesin anda bersih seperti baru dari pabrikan.

2. Kebersihan mesin tetap terjaga hingga penggantian oli berikutnya, bahkan untuk rentang yang paling lama dari rekomendasi pabrikan.

3. Mendapatkan persetujuan dari berbagai pembuat kendaraan performa tinggi dan merupakan satu-satunya Pelumas yang digunakan oleh Ferrari Spesifikasi : API SN/CF; ACEA A3/B3, A3/B4; BMW LL-01; MB approval 229.5, 226.5; VW 502.00/505.00; Porsche A40; Renault RN0700, RN0710; PSA B71 2296, Ferrari. Memenuhi persyaratan Fiat 9.55535-Z2 dan Chrysler MS-10725

c. Shell Helix HX8 Full Sintetis 5W-30 API SN

Pelumas mesin full sintetis – Kinerja maksimal, membersihkan dan melindungi mesin.

1. Membantu memperpanjang umur mesin dengan melindungi dari keausan, bahkan dalam kondisi berkendara ekstrim.

2. Meningkatkan efisiensi bahan bakar, dan mengurangi tingkat emisi* 3. Tingkat penguapan Pelumas yang rendah sehingga mengurangi

penambahan pelumas (top up).

Untuk mesin berbahan bakar bensin, solar dan gas; dapat juga digunakan untuk mesin biodiesel dan campuran bensin/ethanol

Spesifikasi: API SL/CF; ACEA A3/B3, A3/B4; MB approval 229.3; VW 502.00/505.00; Renault RN0700, RN0710

(13)

Oli mobil TOP 1 HP PLUS 10W-40 diformulasikan secara khusus untuk mesin bensin teknologi modern. Oli ini dirancang dengan synthetic base oil Syngen 2000 dan teknologi aditif VX-12 yang akan memberikan perlindungan maksimal pada semua komponen mesin kendaraan Anda

 Kemurnian bahan dasar sintetik bikin mesin menjadi lebih bersih

 Permukaan logam pada mesin lebih terlindungi

 Viskositas (kekentalan) pelumas lebih stabil

 Indeks viskositas ekstra tinggi memudahkan pelumas meresap ke seluruh bagian mesin

 Ketahanan terhadap oksidasi dan korosi lebih tinggi

 Direkomendasikan untuk mesin mobil Toyota, Honda, Daihatsu, Suzuki, Mitsubishi, Nissan, Mazda, Chevrolet, Ford, KIA, Hyundai, Datsun, TATA dan sebagainya.

e. TOP 1 ACTION MATIC 20W-40 JASO MB

TOP 1 ACTION MATIC 20W-40 merupakan pelumas yang diformulasikan khusus untuk motor skutik (motor matik). TOP 1 ACTION MATIC 20W-40 mampu mengurangi gesekan dan oksidasi yang terjadi dalam mesin, sekaligus melindungi mesin dengan lebih sempurna dari perubahan cuaca yang ekstrim. TOP 1 ACTION MATIC 20W-40 sangat direkomendasi untuk semua motor matic seperti: Honda, Yamaha, Kawasaki, Kymco, Suzuki dan Vespa.

Keunggulan

 Menjaga kebersihan piston

 Perlindungan optimal terhadap oksidasi

 Mengandung sintetik, jangka waktu ganti oli lebih lama

 Kinerja mesin maksimal, tenaga optimal, bahan bakar irit

 Pelumas akan melubrikasi dengan cepat mulai dari waktu start-up awal

(14)

BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan

Setelah melihat uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pelumas merupakan material penting dalam proses kinerja mesin, selain sebagai pengurang gesekan juga sebagai pendingin pada mesin

2. Pelumas memiliki beberapa macam, yaitu oli mineral dan oli sintetis.

3. Oli sintetis memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan oli mineral, namun harga dari oli sintetis cukup mahal.

4. Penggunaan jenis pelumas bergantung pada setiap kondisi mesin, jenis mobil serta letak geografisnya

3.2 Saran

(15)

Anton, 1985, Teknologi Pelumas, Jurnal PPPTMG Lemigas Jakarta.

Endro Wahju Tjahjono, 2009, Rancangan Teknologi Pengolahan Pelumas, Mpi, Perekayasa Pada Pusat Teknologi IndustryProses, Deputi TIRBR- BPPT.

http://www.shell.co.id/id/products-services/on-the-road/oils-lubricants/helix-range/helix-fully-synthetic/hx8-synth-5w-30.html

http://www.shell.co.id/id/products-services/on-the-road/oils-lubricants/helix-range/helix-fully-synthetic/ultra-5w40.html

http://www.shell.co.id/id/products-services/on-the-road/oils-lubricants/helix-range/helix-fully-synthetic/ultra-5w30.html

Irfan, 2010, Karakteristik Dasar Pelumas” Jurnal Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra.

Maimuzar, Oong Hanwar, 2005. Pengaruh Pencampuran Oli Treatment Dengan Minyak Pelumas Mesin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Pada Motor Bensin, Jurusan TeknikMesin Politeknik Unand

Sukirno, 1988, Pelumasan dan Teknologi Pelumas”, Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Supraptono, 2004, Bahan Bakar Dan Pelumas.Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Anonymus, 2015. “Apa Bedanya Oli Synthetic Dengan Yang Biasa”. 9 Mei 2016.

http://agenoli.com/apa-bedanya-oli-synthetic-dengan-yang-biasa/

Arif, Muhammad. 2015. “Oli sintetik dan Oli mineral”. 9 Mei 2016.

https://iksanarifmuh.wordpress.com/2015/05/31/oli-sintetik-dan-oli-mineral/

Onny, 2015. “Perbdaan Oli Sintetis dan Oli Mineral”. 9 Mei 2016. http://artikel-teknologi.com/perbedaan-oli-sintetis-dan-oli-mineral/2/

(16)

otomotif.blogspot.com.

Gambar

Tabel 1. Perbandingan Sifat-sifat Amsoil sintetik 10W-40 dan Petroleum 10W-40

Referensi

Dokumen terkait

Adalah temperatur awal pada proses pembakaran terjadi, apabila yang diisap udara bertemperatur terlalu panas akan terjadi detonasi karena campuran bahan bakar dengan udara akan

Dari hasil penelitian antara Gasoline dan Gas dengan menggunakan tipe kendaraan bermotor (mobil) diketahui energi bahan bakar yaitu daya indikator pada mesin berbahan bakar gas

Volume impor bahan bakar dan pelumas olahan di Indonesia pada tahun 1989- 2018 secara simultan dipengaruhi positif oleh jumlah penduduk (JP), volume kendaraan (VK), Produk Domestik

Analisis data, pendekatan yang dilakukan untuk mengestimasi pengaruh bahan bakar bensin, solar dan pelumas terhadap produksi industri besar dan sedang furniture dan

Pada pengamatan selama tujuh hari pada keadaan suhu ruang dan suhu 65 °C pada jenis oli mesin kekentalan monograde SAE 40 dan pelumas Multigrade (SAE 80W-90) dengan

Diharapkan dengan penambahan pelumas pada bahan bakar kerosene ini akan didapatkan komposisi campuran terbaik dimana produk jelaga yang dihasilkan akan mendekati

Pada rumus power diatas teoritis ini menunjukan bahwa kemampuan aliran untuk melumasi bagian mesin yang munggunakan pelumas mineral lebih baik dari pada pelumas

Pada rumus power diatas teoritis ini menunjukan bahwa kemampuan aliran untuk melumasi bagian mesin yang munggunakan pelumas mineral lebih baik dari pada pelumas