BADAN HUKUM PEMILIK JARINGAN LISTRIK YANG ADA DI
MASYARAKAT
BERTUJUAN UNTUK MENGETAHUI TENTANG BADAN
HUKUM PEMILIK JARINGAN LISTRIK YANG ADA
DIMASYARAKAT INDONESIA
DISUSUN OLEH
DEDEN MUHAMMAD ARIF LUKMAN HAKIM
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada Bpk Cecep selaku dosen mata kuliah Instalasi listrik serta
semua pihak yang telah memberikan saran-saran kepada kami dalam
membuat makalah ini.
Dalam penyusunan makalah “INSTALASI LISTRIK” dengan judul
“BADAN HUKUM PEMILIK JARINGAN LISTRIK YANG ADA DI
MASYARAKAT”, kami menyadari bahwa makalah yang kami buat
masih jauh dari sempurna, walaupun kami berusaha dengan sekuat
tenaga. Maka, dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan
saran serta kritik yang menuju kearah perbaikan serta penyempurnaan
makalah ini dari para pembaca sekalian.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Purwakarta, 24 Agustus
2014
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
3
BAB I : Pendahuluan
4
1.1.
Latar Belakang
1.2.
Tujuan
1.3.
Manfaat
BAB II : Pasal pasal yang memuat undang undang kelistrikan
...
5
2.1 PP No 10 tahun 1989 pasal 25 dan 26
...
5
2.2. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 30 TAHUN 2009 pasal 1
...
6
BAB III : Penutup
3.1. Kesimpulan
...
8
3.2. Saran-saran
...
8
3.3.
Lampiran-lampiran...8
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sebagai masyarakat Indonesia pada umumnya tentu kita tidak asing lagi
dengan namanya listrik,karena kita hampir setiap saat menggunakannya.
Tapi apakah kita pernah terpikirkan secara hukum perundangan di Indonesia
sebenarnya milik siapakah jaringan listrik yang ada di setiap rumah yang ada
Sering kali kita mendapati berbagai masalah tentang kelistrikan,baik dalam
hal pemasangan instalasinya dan juga complain pengaduan ketika terjadi
masalah tersebut.
1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini agar kita sebagai konsumen listrik di republik
Indonesia ini mengetahui dengan baik dan benar bagaimana hukum perundang
undangan kelistrikan yang ada di republik Indonesia ini,dan ketika terjadi
masalah kita dapat mengajukan complain sesuai dengan hokum perundang
undangan yang berlaku.
1.3 Manfaat
Semoga dengan dibuatnya makalah ini kita dapat menjadikan sebagai
2.1 Berikut adalah petikan dari PP no10 tahun 1989 tentang kelistrikan pasal
25 dan 26
Pasal 25
(1) Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan dan Pemegang Izin Usaha
Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan Umum dalam menyediakan tenaga
listrik diberi
hak untuk :
a. memeriksa instalasi ketenagalistrikan yang dipergunakan oleh masyarakat,
baik
sebelum maupun sesudah mendapat sambungan tenaga listrik;
b. mengambil tindakan atas pelanggaran perjanjian penyambungan listrik oleh
pemakai;
c. mengambil tindakan penertiban atas pemakaian tenaga listrik secara tidak
sah.
(2) Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan dan Pemegang Izin Usaha
Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan Umum tidak bertanggung jawab atas
bahaya
terhadap kesehatan, nyawa, dan barang yang timbul karena penggunaan
listrik yang tidak sesuai dengan peruntukannya atau salah dalam
pemanfaatannya.
(3) Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan dan Pemegang Izin Usaha
Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan Umum dalam menyediakan tenaga
listrik wajib
:
a. memberikan pelayanan yang baik;
b. menyediakan tenaga listrik secara terus menerus dengan mutu dan
keandalan
yang baik;
c. memberikan perbaikan, apabila ada gangguan tenaga listrik;
d. bertanggung jawab atas segala kerugian atau bahaya terhadap nyawa,
kesehatan, dan barang yang timbul karena kelalaiannya.
Hak dan Kewajiban Masyarakat
Dalam Pemanfaatan Tenaga Listrik
Pasal 26
(1) Masyarakat di daerah usaha Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan
atau
Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan Umum berhak
mendapat tenaga listrik yang disediakan oleh Pemegang Kuasa Usaha
Ketenagalistrikan atau Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan Untuk
Kepentingan
(2) Masyarakat yang telah mendapat tenaga listrik mempunyai hak untuk :
a. mendapat pelayanan yang baik;
b. mendapat tenaga listrik secara terus menerus dengan mutu dan keandalan
yang
baik;
c. mendapat pelayanan untuk perbaikan apabila ada gangguan tenaga listrik.
(3) Masyarakat yang telah mendapat tenaga listrik mempunyai kewajiban :
a. melaksanakan pengamanan terhadap bahaya yang mungkin timbul akibat
pemanfaatan tenaga listrik;
b. menjaga dan memelihara keamanan instalasi ketenagalistrikan;
c. menggunakan tenaga listrik sesuai dengan peruntukannya.
(4) Masyarakat yang telah mendapat tenaga listrik bertanggung jawab karena
kesalahannya mengakibatkan kerugian bagi Pemegang Kuasa Usaha
Ketenagalistrikan atau Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan Untuk
Kepentingan
Umum.
2.2 Undang undang Republik Indonesia no 30 tahun 2009
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
2. Tenaga listrik adalah suatu bentuk energi sekunder yang dibangkitkan,
ditransmisikan, dan didistribusikan untuk segala macam keperluan, tetapi
tidak meliputi listrik yang dipakai untuk komunikasi, elektronika, atau
isyarat.
3. Usaha penyediaan tenaga listrik adalah pengadaan tenaga listrik meliputi pembangkitan, transmisi, distribusi, dan penjualan tenaga listrik kepada konsumen.
4. Pembangkitan tenagu listrik adalah kegiatan memproduksi tenaga
listrik.
5. Transmisi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik dari
pembangkitan ke sistem distribusi atau ke konsumen, atau penyaluran
tenaga listrik antarsistem.
6. Distribusi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik dari sistem
transmisi atau dari pembangkitan ke konsumen.
7. Konsumen adalah setiap orang atau badan yang membeli tenaga
listrik dari pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik.
8. Usaha . . .
8. Usaha penjualan tenaga listrik adalah kegiatan usaha penjualan tenaga
9. Rencana umum ketenagalistrikan adalah rencana pengembangan sistem penyediaan tenaga listrik yang meliputi bidang pembangkitan, transmisi,
dan distribusi tenaga listrik yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
tenaga listrik.
10. Izin usaha penyediaan tenaga listrik adalah izin untuk melakukan
usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum.
11. Izin operasi adalah izin untuk melakukan penyediaan tenaga listrik
untuk kepentingan sendiri.
12. Wilayah usaha adalah wilayah yang ditetap Pemerintah sebagai tempat badan usaha distribusi dan/atau penjualan tenaga listrik
melakukan usaha penyediaan tenaga listrik.
13. Ganti rugi hak atas tanah adalah penggantian atas pelepasan atau
penyerahan hak atas tanah berikut bangunan,tanaman, danlatau benda lain
yang terdapat diatas tanah tersebut.
14. Kompensasi adalah pemberian sejumlah uang kepada pemegang hak atas tanah berikut bangunan, tanaman, danlatau benda lain yang terdapat
di atas tanah tersebut karena tanah tersebut digunakan secara tidak
langsung untuk pembangunan ketenagalistrikan tanpa dilakukan pelepasan
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan keterangan diatas dapat kita simpulkan bahwasanya jaringan
listrik yang ada di setiap rumah kita adalah milik masyarakat yang
penggunaannya diatur dan diawasi oleh pemerintah,Artinya secara hukum
perundangan yang berlaku.kita sebagai masyarakat pengguna listrik
diwajibkan untuk menggunakan dan menjaga juga memelihara keamanan
instalasi listrik yang ada di setiap rumah kita.
Kita juga kan mendapatkan ganti rugi,atau juga konpensasi apabila ada tanah
atau bangunan kita yang terkena pembangunan ketenaga listrikan sesuai
dengan undang no 30 tahun 2009
Demikian kesimpulan kecil yang kami dapat tentang status hukum pemilik
jaringan listrik yang ada dimasyarakat,semoga informasi ini bermanfaat bagi
pembaca sekalian.
3.2 Saran saran
Sebagai masyarakat Indonesia sudah seharusnya kita mengetahui bagaimana
hukum perundang undangan tentang kelistrikan,dan alangkah lebih baiknya
kalau pemerintah lewat instansi yang terkait yaitu PLN juga mensosialisasikan
undang undang dan peraturan tersebut
3.3 Berikut juga kami lampirkan copy asli dari Undang undang dan peraturan