RESPON TANAMAN TOMAT TERHADAP RADIASI SURYA DAN
SUHU PADA PENGGUNAAN PLASTIK PERPROTEKSI UV
OLEH
:ABD. SYAKUR
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN
BOGOR
ABD. SYAKUR. Respon Tanaman Tomat Terhadap Radiasi Surya dan Suhu Pada Penggunaan Plastik Berproteksi W , dibawah bibingan YONNY KOESMARYONO
sebagai ketua dan RINI HIDAYATI sebagai anggota.
Fenomena kebocoran ozon (ozone depletion) mengakibatkan meningkatnya
radiasi ultraviolet ( W ) yang diterirna oleh permukaan bumi. Radiasi UV dengan tingkat
energinya yang tinggi memberikan efek negatif pada organisme, tak terkecuali pada
tanaman. Radiasi ini juga menyebabkan perubahan dalam tanggap tanaman terhadap
jurnlah dan kualitas rdiasi surya dan mempengaruhi unsur iklim/cuaca secara langsung.
Salah satu upaya untuk mengatasi penetrasi radiasi W yang berlebihan dan
sekaligus mengatasi iklim yang bervariasi adalah rpelakukan teknik modifikasi r a d i i
surya dan suhu dengan penggunaan rumah plastik dan mulsa berproteksi UV untuk
memperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman tomat yang optimal.
Penelitian dilaksanakan pada Bulan Juni sampai September 2001 di Kebun
Percobaan Balai Penelitian Tanaman Hias (BPTH) Segunung, Cipanas, Jawa Barat
dengan ketinggian 1 100 dpl.
Percobaan disusun dengan menggunakan rancangan petak terpisah (split plot
design)
d
h
pola RAK. Sebagai petak utamaadalah
naungan rumah plastik dengan 3level: plastik W (U), plastik biasa (B), dan tanpa rumah plastik/kontrol (K); sebagai
anak petak yaitu mulsa dengan 3 level : mulsa perak/UV (P), mulsa hitarn (H), dan tanpa
mulsa (N). Kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 27 unit
Hasil penelitian menunjukkan terjadi perbedaan besaran rata-rata inensitas
dan intersepsi radiasi surya (global) oleh naungan rumah plastik UV, plastik biasa,
dan kontrol. Plastik berproteksi UV untuk rumah plastik dapat mengintersepsi radiasi
surya sebesar 14,58% dan sekaligus mengintersepsi radiasi UV-A, UV-B, dan UV-C
masing-masing sebesar 70%, 76,46% dan 71,24%. Naungan plastik UV dapat menurunkan suhu udara rata-rata pada kondisi cerah, sebaliknya dapat meningkatkan
suhu udara pada kondisi mendunghujan.
Hasil analisis ragam menu4ukkan bahwa perlakuan naungan rumah plastik
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman; perlakuan mulsa berpengaruh nyata
terhadap jumlah daun dan serangan penyakit bercak daun; tetapi perlakuan tidak
berpengaruh nyata terhadap saat munculnya bunga, jumlah dan berat buah per
tanaman.
Secara umum, hasil analisis statistik menunjukkan perbedaan karakteristik
radiasi surya (global) dan radiasi UV serta suhu udara dan suhu tanah tidak
mengakibatkan perbedaan secara signifikan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
tomat. Hal ini diduga karena : pertarna, tanaman tomat dapat melakukan adaptasi
anatomis, morfologis, dan biokimia terhadap intensitas radiasi dalam selang
perlakuan dan mengembangkan toleransi terhadapnya; kedua, tanaman tomat dan
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul :
"Respon Tanaman Tomat Terhadap Radiasi Surya dan Suhu Pada
Penggunaan Plastik Berproteksi UV"
adalah benar karya saya dan belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data
RESPON TANAMAN TOMAT TERHADAP
RADLASI SURYA
DAN
SUHU PADA PENGGUNAAN PLASTIK BERPROTEKSI W
ABD. SYAKUR
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program S tudi Agroklimatologi
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
~udul Tesis : Respon Tanaman Tomat Terhadap Radiii Surya dan Suhu
Pada penggunaan Plastik Berproteksi UV
Nama Mahasiswa : Abd. Syakur
Nomor Pokok : 99296
Program Studi : Agroklimatologi
Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing
Dr. If. Yomv Koesmaryono, MS Ketua
Ir. Rini ~ i d a ~ a t i . MS A%gota
Mengetahui,
2. Ketua Program Studi 3. Direktur Program Pascasarjana
P
Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MSRIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Donggala (Sulawesi Tengah) pada 16 Januari 1968 sebagai
anak kedua dari lima bersaudara dari ayah M. Wahis dan ibu Rohana. Menarnatkan
pendidikan sarjana pertanian pada Jurusan Budidaya Pertmian Fakultas Pertanian
Universitas Tadulako, Palu pada Tahun 1992. Sebelum diangkat sebagai staf pengajar
tetap pada Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada Tahun 1995, penulis menimba
pengalaman sebagai tenaga peneliti pada Balai Penelitian dan Sertifikasi Benih (BPSB)
Sidera sembari mengajar pada Fakdtas Perkmian Alkhaeraat Palu.
Pada Bulan September 1999 penulis diterima sebagai rnahasiswa Program Studi
Agroklirnatologi Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor dengan beasiswa BPPS
PRAKATA
Sepatutnya penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas izii dan
karuniaNya sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Demikian pula pada
Rasulullah Muhammad SAW atas safkat yang dilirnpahkan pada urnmat dan pengikutnya.
Karya tulis ini melalui perjalanan cukup panjang sejak saat perenCanaan,
penelitian lapangan sampai kepada bentuk penulisan seperti ini. Untuk itu, perkenankan
penulis menghaturkan terima kasih dan penghargaan setingi-tingginya kepada:
1. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS selaku pembimbing utama sekaligus Ketua Program
Studi Agroklimatologi Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor atas dorongan,
bimbingan dan bantuan sejak perencanaan penelitian sampai pada penulisan tesis ini.
2. Ir. Rini Hidayati, MS, selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu
mengarahkan penulis dan menunjukkan bahan bacaan yang perlu dalam penulisan.
3. Seluruh staf pengajar PS. Agroklimatologi PPS IPB atas kesabaran dan ketulusannya
dalam mengajar dan mendidik selama penulis menempuh studi. Kepada staf
karyawan/karyawati PS. AgroMimatologi PPS IPB terima kasih atas bantuan dan
kerjasamanya selama penulis menempuh pendidikan di PPS IPB.
4. Dr. Ir. Koesuma, MS selaku Kepala Balai Penelitian Tanaman Hias (BPTH) Segunung
beserta staf; Pak Suhardi selah kcpala kebun percobaan BPTH beserta
karyawanlkaryawati (Pak Yus, Bu Fit& Bu Mumun, Pak Dad- Pak Ruhiat dan Pak
Udin,).
5. Yayasan R v.G. Van Deventer Maas (Jakarta), terima kasih atas beasiswanya selama
6. Bapak H. Husaini Mansw, SE sekeluarga, paman penulis yang begitu banyak memberikan dorongan dan bantam moril dan mated. Entah dengan cara apa saya
membalas kebaikan tersebut.
7. Bapak Samsudin MAP dan Ibu Mardiyah H. Sarkawi, bapak dan ibu mertua terima kasih atas pengertian, juga bantuan moril
dan
rnaterialnya.8. Kawan-kawan seangkatan di PS AGK IPB (AGK-99): Aris Pramudia, Djazim
Saehllah, Nani Her- Petrus Siregar, dan R Pollo; terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya selama sama-sama belajar.
9. Adii Dilla Hikrnayanti, isteriku, terima kasih atas pengertian dan kesabarannya selama mendampingi penulis.
10. Akhirnya kepada ibunda penulis (mama Rohana) dan nenek Hj. Fatima Mansur yang telah mengasuh penulis sejak kecil tak cukup dengan hanya kata terima kasih,
kepada kakakku Hasan dan a d i i - a d i i : Muh. Arifin. Muhlisah, dan Mardiah, terima
kasih atas segala dorongan dan pengertiannya dimana kesempatan kalian m p i r telah
DAFTAR IS1
DAFTAR TABEL
...
ivDAFTAR GAMBAR
...
v I.
PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang
...
11.2. Tujuan dan Kegmaan
...
21.3. Hipotesis
...
-2I1
.
TINJAUAN PUSTAKA2.1. Respon Tanaman Terhadap Radiasi Surya
...
42.2. Ultraviolet (UV) dan Pengarulu~ya Terhadap Tanaman
...
92.3. Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
...
112.4. Pengaruh Rumah Plastik
dan
Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan...
Perkembangan Tanaman 14
...
2.5. Syarat Tumbuh Tanaman Tomat 15
I11
.
METODE PENELITIAN...
3.1. Waktu dan Tempat 18
3.2. Bahan dan Alat
...
183.3. Metode Penelitian
...
183.4. Analisis Data
...
23IV
.
HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Unsur Iklim
...
254.2. Performa Tanaman
...
324.3. Pembahasan Umum
...
37V
.
KESIMPULAN DAN SARAN5.1. Kesimpulan
...
-415.2. Saran
...
41DAFTAR PUSTAKA
...
-42Halaman
...
1. Panjang gelombang radiasidan
pengaruhnya pada tumbuhan.. 6...
2. Pengaruh spektrum cahaya terhadap pertumbuhan.. 83. Rata-rata intensitas radiasi total dan intersepsi radiasi oleh plastik UV
...
dan plastik b i i . 25
4. Rata-rata intensitas dan intersepsi radiasi ultraviolet pada pagi dan
siang oleh oleh plastik UV dan plastik biasa.
...
285. Suhu uciara rata-rata pada pagi, siang, dan harian pads saat kondisi
...
cerah dan mendung.. 3 1
6. Suhu tanah rata-rata pada kedalaman 0,5, clan 10 cm pada naungan
...
nunah plastik dan mulsa. 32
7. Pengaruh perlakuan naungan terhadap tinggi tanaman pada 3 , 5 , 6 dan
...
7MST 33
8. Pengaruh perlakuan naungan dan mulsa terhadap jumlah dam pada
2
dan
3 MST...
339. Pengaruh perlakuan mulsa terhadap rata-rata jumlah daun yang
DAFTAR GAMBAR
1. Diagram proses pemencaran, pemencaran dan pemantulan radiasi
surya di atmosfer sampai mencapai permukaan vegetasi..
...
52. Integrator solarimeter dan termocouple yang digunakan
.
.
dalam...
penehtm.. -22
3. Profil intensitas radiasi UV-A di pagi hari pada berbagai naungan..
...
.264. Profil intensitas radiasi UV-A di siangi hari pada berbagai naungan..
...
.265. Profil intensitas radiasi UV-E di pagi hari pada berbagai naungan..
...
.27 6. Profil intensitas radiasi UV-B di siangihari
pada berbagai naungan....
.277. Profil pengamatan suhu udara rata-rata h a r i i dibawah naungan
rumah plastii UV, rumah plastik biasa, dan diluar rumah plastik..
...
..308. Performa tanaman tomat pada rurnah plastik dan mulsa UV..
...
.349. Histogram jumlah dan berat buah per tanaman total panen pada
berbagai perlakuan.
...
-3410. Pertumbuhan tanarnan tornat pada naungan rumah plastik
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 . Rata-rata intensitas radiasi surya (W m-') pada berbagai naungan ... 44
2 . Hail pengamatan intensitas radiasi surya (cal cm-' min")
...
dengan interval pengamatan 1 jam 45
3 . Intensitas radiasi ultraviolet (W m-2) di pagi hari pada berbagai
...
naungan -46
4 . Intensitas radiasi ultraviolet (W m-') di siang hari pada berbagai
...
naungan 47
5 . Suhu udara rata-rata harian dari berbagai naungan selama
...
pertumbuhan tanaman 48
6 . Data hasil pengamatan suhu udara ( O C ) pada kondisi cerah dan
mendung dengan interval pengamatan 1 jam ... 49
... 7 . Suhu tanah rata-rata ("C) pada kedalaman0. 5. dan 10 cm 50
8 . Rata-rata tinggi tanaman (cm) pada 2.3.4.5.6. dan 7 MST ... 51 ... 9 . Rata-rata jumlah daun pada 2.3.4.5.6. dan 7 MST 51
10 . Rata-rata saat munculnya bunga. total panen jumlah buah dan
...
berat buah per tanaman 51
1 1
.
Rata-rata jumlah daun yang terserang penyakit bercak daun (%)...
5212 . Kuadrat tengah hasil analisis ragam (anova) total panen jumlah
...
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Cuaca dan iklim merupakan peubah utama yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Oleh karena itu perlu dipelajari dengan alasan tertentu.
Dua alasan utama yang melandasi pentingnya mempelajari pengaruh cuaca pada
tanaman; Pertama, pengetahuan tentang cuaca tersebut akan membantu pemulia
tanaman untuk memilih kultivar yang cocok terhadap kondisi iklim tempat tumbuh
tanaman. Kedua, dasar tersebut akan mengizinkan ahli agronomi dan ahli fisiologi
untuk menghitung efek cuacs! pada pertumbuhan, perkembangan, dan hasil tanaman
sehingga mereka dapat memutuskan pengaruh perlakuan dalam setiap percobaannya.
Radiasi surya merupakan salah satu unsur cuaca dan iklim yang sangat penting
dipelajari karena merupakan sumber utama kehidupan karena mempengaruhi sistem
atmosfer bumi dan sekaligus menjadi sumber energi bagi lingkungan dan makhluk
hidup, terutarna bagi tumbuhan yang mampu "memanen" energi surya melalui proses
konversi energi ke dalam bentuk termal, biokimia dan pancaran. Oleh karena itu,
pemahaman yang baik dari segi kualitas dan kuantitas terhadap radiasi surya akan
memberikan dasar ilmiah untuk melakukan modifikasi sehingga diperoleh kondisi
optimum bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
.
Fakta adanya kebocoran lapisan ozon (ozone depletion) pada lapisan stratosfer
sejak dua dekade lalu yang disebabkan oleh kegiatan manusia seperti kebakaran dan
oleh permukaan burni juga semakin meningkat. Intensitas radiasi W dengan tingkat energinya yang tinggi dapat memberikan efek negatif (photodestructive) pa&
organisme, termasuk tanaman karena diketahui radiasi W dapat mereduksi konsentrasi dclorofil, kerusakan pada asam inti dan protoplasma sel (Kulandaivelu
1997). Dengan demikian radiasi W dapat mengakibatkan penurunan produksi dan kualitas hasil pertanian.
Pada perturnbuhan tanaman hampir semua unsur cuaca sangat
mempengaruhinya, sedangkan faktor yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman adalah suhu udara dan panjang hari (Handoko 1994).
Produk fotosintesis bruto sangat ditentukan oleh intensitas radiasi PAR, sedangkan
suhu udara dan radiasi inframerah sangat menentukan laju respirasi. Kebocoran ozon
akan menyebabkan perubahan dalam penerimaan jumlah dan kualitas radiasi surya
dan mempengaruhi unsur-unsur iklimlcuaca lainnya, termasuk dalam ha1 tanggap
tanaman terhadapnya.
Untuk menghambat penetrasi radiasi W yang berlebihan dan mengatasi iklim yang bervariasi maka perlu teknik modifikasi radiasi surya dan suhu yang mengarah
pada keadaan lingkungan yang dibutuhkan tanaman. Salah satu teknik modifikasi
tersebut yaitu dengan menggunakan rumah plastik dan mulsa berproteksi W untuk
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkaji respon perturnbuhan dan
produksi tanaman tomat pada penggunaan naungan rumah plastik clan mulsa
berproteksi W.
1.3. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini yaitu:
1. Penggunaan plastik berproteksi W untuk rumah plastik dan mulsa akan menghasilkan modifikasi radiasi surya dan suhu yang khas dibanding perlakuan
lainnya.
11. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Respon Tanaman Terhadap Radiasi Surya
Radiasi surya merupakan energi yang dipancarkan oleh sinar matahari ke seluruh jagad raya dan sebagian kecil mencapai permukaan atmosfer kemudian diteruskan (transmission) ke permukaan bumi setelah melalui proses pemancaran (scattering), dan penyerapan (absorption) oleh atmosfer bumi. Proses dan besaran radiasi surya yang terjadi di atmosfer diilustrasikan pada gambar 1. Nilai radiasi surya yang tiba di puncak atmosfer sekitar 1350-1400 ~ m yang sering juga disebut - ~ tetapan surya (Rosenberg dan Verna 1983), namun radiasi yang sampai dipermukaan bumi tidak sebesar nilai tersebut karena telah mengalami proses pemantulan, penyerapan, dan pemencaran di atmosfer.
Akibat modifikasi radiasi surya di atmosfer maka terjadi perubahan kualitas, kuantitas, dan arah radiasi surya yang tiba dipermukaan bumi. Dari segi kualitas clan
Yang menjadi perhatian kita adalah sabuk ultraviolet, cahaya, dan infiamerah.
Radiasi surya dengan intensitas 2 kal cm-2 menit-1 atau sekitar 1396 Wm-2 (tetapan
surya). Bagian terbesar (99%) dari pancaran ini berada dalam kisaran panjang
gelombang 0,2-4 pm. Ditinjau dari segi energi, maka pancaran yang tiba di
permukaan kurang lebih 4% adalah ultraviolet, 44% adalah cahaya (pancaran kasat
[image:90.565.73.457.234.655.2]mata dan 52% adalah inframerah).
Kira-kira 29% pancaran surya bbih panjang dari 1 pi. Kualitas ini tidak banyak
berubah jika ketinggian matahari lebih dari 90. Di bawah ketinggian
ini
bauran langit bertambah pada langit cerah. Pada langit berawan bagian biru akan lebih besar. Dipermukaan, panjang gelombang kurang dari 29 pm tidak ada karena diserap ozon di
stratosfer.
Radiasi surya sangat diperlukan oleh komunitas tanaman karena memiliki
energi untuk proses fotosintetis, terutama energi dari cahaya tampak (400-700 nm),
yang disebut PAR (photosinthetically active radiation). Interaksi antara radiasi surya
dan tanaman hidup dapat dibagi atas tiga kategori yaitu efek termal, efek foto-energi,
dan efek fotostimulus yang dapat diringkaskan dalam bentuk Tabel 1.
Tabel 1. Panjang gelombang radiasi dan pengaruhnya pada tumbuhan (Ross, 1975)
Pengaruh interaksi radiasi terhadap tumbuhan dibagi tiga bagian (Ross,1975):
1. Pcngaruh termal radiasi hampir 70% diserap oleh tanaman dan diubah sebagai
Fotomor- fogenetik Moderate
+
+
+
Tipe Radiasi Ultraviolet PAR Infia Merah Dekat (NIR) Radiasi Gelombang Panjangbahang dan energi untuk transpirasi, serta untuk pertukaran panas dengan Keterangan:
-
= tidak nyata berpengaruh,+
= nyata berpengaruhlingkungannya. Wilayah Spektral 0.29-0.38 0.38-0.71 0.7 1-4.0 3.0-100 Persen Radiasi Surya
0-4 '
2. Pengaruh fotosintesis karena hampir 28% dari energi yang a& diserap untuk
fotosintesis dan disimpan dalam bentuk energi kimia.
3. Pengaruh fotomorfogenetik yaitu sebagai regulator dan pengendali proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Contoh proses ini adalah untuk proses
gerakan nastik, orientasi, pembentukan pigmen, dan pembungaan.
Radiasi surya memegang peranan penting dalam kehidupan tanaman. Waren
(1967) dalam Langer dan Hill (1982) menguraikan penggunaan energi surya sampai
terbentuknya bahan kering tanaman secara bertahap sebagai berikut :
Energi surya yang niengenai daun (100%)
Panjang gelombang yang aktif (45%)
Tidak aktif untuk fotosintesis (55%)
Diserap daun (38%) . Refleksi dan transmisi (7%)
I
Diikat kloroplas (35%) Diserap dinding sel(3%)
Diikat untuk fotosintesis (4%) Hilang sebagai panas (3 1%)
Produksi bahan kering untuk Hilang karena respirasi pertumbuhan dan penyimpanan (2%) (2%)
Produksi bahan kering untuk pertumbuhan dan penyimpanan pada akhirnya
kering tanaman yang merupakan keseimbangan antara fotosintesis dan respirasi
(Gardner et al. 1 99 1).
Tiga karakteristik radiasi surya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman adalah intensitas, lama penyinaran, dan panjang gelombang
cahaya seperti dapat dilihat pada tabel 2.
c
Tabel 2. Pengaruh spektrum cahaya terhdap pertumbuhan tanaman
Sumber: Chang (1968) dalam Impron (1999).
Pengaruh terhadap tanaman
Tidak ada pengaruh spesifk yang diketahui. Radiasi diserap dan diubah menjadi panas tanpa mempengaruhi proses biokimia.
Pengaruh khas terhadap aktivitas pemanjangan organ tanaman. Wilayah infra merah jauh penting bagi fotoperiodisme, perkecambahan biji, kontrol pembungaan, dan warna buah.
Diserap oleh klorofil. Menghasilkan proses aktivitas fotosintesis yang kuat. Terkadang menunjukkan adanya aktivitas fotoperiodik yang kuat.
Wilayah spektrum hijau dengan efektivitas fotosintesis rendah dan aktivitas formatif lemah. Wilayah serapan terkuat oleh klorofil dan pigmen kuning. Merupakan wilayah aktivitas fotosintesis yang kuat pada cahaya biru violet. Mempunyai pengaruh formatif yang kuat.
Mznghasilkan pengaruh formatif. Tanaman menjadi lebih pendek dan daun lebih tebal.
Umumnya merugikan tanaman.
Secara cepat mematikan tanaman. Mempunyai aksi germisidal. Band 1 2 3 4 5 6 7 8
h (micron)
>1,0
1
,O
- 0,720,72 - 0,61
0,61-0,51
,0,51- 0,40
0,40 - O,S 15
[image:93.565.69.509.240.683.2]2.2. Ultraviolet (UV) dan Pengaruhnya Terhadap Tanaman
Adanya kebocoran lapisan ozon di lapisan straosfer yang terjadi dua dekade
lalu mengakibatkan radiasi ultraviolet (W) dapat 1010s sampai ke permukaan bumi. Dari tiga spektra radiasi W yang paling berpengaruh terhadap proses fisiologi dan biokimia tanaman yaitu pada spektra W B (280 - 320 nm).
Sebagaimana dikemukakan di atas, matahari memancarkan radiasi dalam
beberapa rentang panjang gelombang. Warna yang kita lihat sehari-hari berada
dalam rentang panjang gelombang antara 410-740 nm, rentang ini menyusun 45%
dari total radiasi matahari. Selcitar 46% dari total radiasi matahari berada pada daerah
infiamerah dengan panjang gelombang lebih dari 740 nm, sementara ultraviolet yang
memiliki panjang gelombang antara 100-400 nm menyusun 9% dari total radiasi matahari yang dipancarkan (Prawirowardoyo 1996).
Radiasi ultraviolet (UV) dapat dibagi ke dalam tiga kategori dasar, yaitu: 1.
W
A (320-
400 nm), umurnnya spektrum W dan paling banyak di biosfer.Pengaruhnya sedikit terhadap ozon.
2. W B (280
-
320 nm); terdapat banyak di biosfer dan sangat kuat dipengaruhi oleh ozon.3. W C (100
-
280 nm); sedikit di biosfer, sebagian besar di pencarkan (scattered) dan diserap oleh oksigen, nitrogen, dan ozon atmosfer.Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa secara fisiologis tanaman menyerap
radiasi dalam spektrum cahaya tampak, termasuk juga radiasi W yang memberikan pengaruh negatif pada tanaman. Bagian tanarnan yang paling kuat menyerap radiasi
panjang gelombang 290 nrn
(UV
B). Klorofil juga dapat dirusak oleh radiasi W. Meskipun demikian, tanaman juga mempunyai resistensi terhadap radiasi W dengan cara melindungsi sel-selnya dari UV clan mengembangkan toleransi terhadapnya.Sehingga dikenal ada tanaman yang sensitif dan tanaman yang resisten terhadap
radiasi UV (Levitt 1980). Seberzipa besar sensitivitas dan resistensi tanaman terhadap
radiasi UV sangat bergantung pada spesies dan kultivar serta tahap perkembangan
tanaman (Barnest et al. 1983; Terramura et al. 199 1 dalam Kulandaivelu 1997).
Kulandaivelu (1997) juga mengemukakan bahwa tanaman yang
ditumbuhkan dalam bilik (chamber) dan nunah kaca (green house) lebii rentan
terhadap UV B daripada tanaman yang tumbuh dibawah kondisi alami. Komponen cahaya tampak (350
-
750 nm) boleh dikatakan mempengaruhi rasio W B/UV AIPAR di lapang berbeda dengan pertumbuhan didalam bilik atau rumah kaca.Tingkat radiasi UV B yang tinggi dengan radiasi PAR yang rendah dapat mereduksi konsentrasi klorofil (Garrard et al. 1976; Terrini et al. 1981; Vu et al. 1982b dalam
Kulandaivelu et al. 1997).
Meskipun W B hanya sebagian kecil dari radiasi swya yang mengenai permukaan bumi, namun pengaruhnya terhadap proses biologi sangat penting.
Radiasi UV B diketahui berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman (Caldwell 1981; Teramura 1983; Rozema et al. 1990;
Runeckles dan Krupa 1 994; Correia 1995 dalam Correia et al. 1998).
Menurut Hale (1995) tidak semua tahap pertumbuhan tanaman sensitif
tanaman, dalam ha1 ini radiasi W - B menurunkan asimilasi netto karbon yang
dihasilkan oleh fotosintesis tanaman.
Tanaman mengembanglcan adaptasi anatomis, morfologis dan biokimia
untuk melindungi diri mereka terhadap W (Teramura, 1991). Selanjutnya dikatakan
bahwa tanaman dataran tinggi lebih toleran terhadap paparan W daripada tanaman
dataran rendah, ha1 ini dikarenakan dataran tinggi mendapatkan intensitas W - B lebih
besar daripada dataran rendah sehingga tanaman yang mampu bertahan memiliki
toleransi yang lebih tinggi terhadap UV-B bila dibandingkan dengan tanaman di dataran rendah.
2.3. Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
Perkembangan maupun pertumbuhan tanaman sangat ditentukan oleh unsur-
unsur cuaca seperti suhu udara. Namun faktor yang paling berpengaruh terhadap
perkembangan tanarnan adalah suhu dan panjang hari, sedangkan pada pertumbuhan
hampir semua unsur cuaca sangat mempengaruhinya (Handoko 1994).
Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan terutarna pa& respirasi dan kecepatan
proses biokimia dalam fotosintesis. Dalam proses respirasi, hasil fotosintesis akan
diubah menjadi C02 dan H20, sehingga semakin besar respirasi laju pertumbuhan
tanaman menjadi berkurang. Fotosintesis dan respirasi merupakan reaksi kimia yang
dikenal dengan narna proses biokimia. Intensitaslkecepatan reaksinya sangat
ditentukan oleh aktivitas katalisator. Hanya saja pada proses biokimia katalisatornya
adalah enzim, yang daya toleransinya terhadap suhu lingkungan sangat terbatas dan
spesifik. Pada batas kisaran toleransi optimum, semakin tinggi suhu akan semakin
meningkatkan aktivitas dari enzim, yang akhirnya akan meningkatkan produk
fotosintesis dan respirasi. Meningkatnya cahaya dari angka optimumnya akan
mengakibatkan p e n m a n produk, karena mulai terjadi perusakan enzim, yang
akhirnya proses fotosintesis dan respirasi akan berhenti bila seluruh enzim rusak
(mengurai) oleh suhu yang terlalu tinggi ( Nasir 1999).
Produk fotosintesis bruto sangat ditentukan oleh intensitas radiasi PAR dan tingginya suhu dam yang diakibatkan oleh penyerapan radiasi gelombang pendek
tersebut. Terutama pada ciaun ymg memperoleh radiasi surya langsung di puncak
tajuk, laju fotosintesis tidak terlalu terpengaruh oleh suhu udara. Sedangkan untuk
respirasi berlangsung terus menerus selama 24 jam dan kecepatannya sangat dipengaruhi oleh suhu udara dan radiasi infiamerah.
Intensitas cahaya tinggi di siang hari berakibat meningkatkan hasil fotosintesis
bruto. Bila siang hari cahaya surya terik kemudian diikuti oleh suhu udara rendah di
malam hari, ha1 tersebut menguntungkan bagi tanaman karena meningkatkan prod&
fotosintesis neto. Pengurangan produk fotosintesis oleh respirasi sangat ditentukan
oleh suhu udara. Suhu udara yang terus menerus tinggi akan mengurangi produk
fotosintesis neto. Suhu rendah akan mengurangi kecepatan reaksi metabolisme (fotosintesis dan respirasi), sehiigga pertumbuhan generatif untuk menghasilkan biji
menurun. Ditinjau terhadap respon suhu udara, terdapat tiga batas suhu penting (suhu
Untuk tanaman tomat, suhu optimumnya adalah 18-240C, suhu minimum 140C, dan
suhu maksimum 260C (Nasir 1999).
Tanaman mengalami dua proses hidup yakni turnbuh (bertambah ukuran
panjang, luas, volume dan bobot) dan berkembang yakni mengalami penggandaan
dan pemisahan h g s i organ melalui fase-fase benih, kecambah, perturnbuhan
vegetatif dan perturnbuhan generatif bunga, buah dan biji untuk memperoleh generasi
baru (benih baru). Dalam batas kisaran toleransi kenaikan suhu udara akan diikuti
oleh laju pertumbuhan dan semakii pendeknya periode antar fase perkembangan.
Dalam ha1 ini u n t k tanaman semusim peningkatan suhu udslra &an menyebabkan
semakii pendek umurnya.
Suhu tanah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertukaran panas
(bahang) di permukaan tanah, selain sifat-sifat fisik tanah seperti struktur dan tekstur
tanah dan kandungan air (kelengasan). Mekanisme pertukaran bahang di permukaan
tanah ini menentukan proses-proses yang terjadi di udara dekat permukaan.
Pertukaran panas ini merupakan masalah pokok karena keadaan seluruh atmosfer
ditentukan oleh proses ini (Rozari 1987).
Variasi suhu tanah harian maupun menurut kedalaman ditentukan oleh
kondisi cuaca yang berhubungan dengan neraca energi. Pada kondisi yang normal
pola fluktuasi suhu tanah diurnal sarna dengan suhu udara, namun tidak demikian
dengan pola fluktuasi menwut kedalaman. Variasi suhu tanah harian ditentukan oleh
2.4. Pengaruh Rumah Plastik dan Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan Tanaman
Salah satu bentuk modifikasi iklim mikro pada tanaman yaitu dengan
penggunaan rumah plastik dan mulsa atau penutup tanah. Menurut Nelson dan
Suharsih (1996) rumah plastik atau rumah kaca adalah suatu bangunan yang ditutup
dengan benda transparan untuk melindungi tanaman dari pengaruh negatif
lingkungan. Akibat penutupan ini akan diatur jenis spektrum matahari nyang
dibutuhkan oleh tanaman dengan menggunakan jenis penutup. Sumiati (1990)
mengernukakan pexlggunaan naungan plastik bening dapat menekan evaporasi yang
mungkin terjadi akibat tiupan angin, sehingga kelembaban tanah tetap terjamin untuk
perturnbuhan dan perkembangan tanaman tomat. Selanjutnya dikemukakan bahwa
naungan dapat menahan percikan air hujan yang deras, sehingga dapat menekan
gugurnya bunga dan buah tomat serta menekan kemungkinan timbulnya penyakit.
Hasil penelitian Sumiati (1990) yang dilaporkan Nurtika dan Abidin (1999)
menunjukkan bahwa naungan plastik bening secara nyata dapat meningkatkan bobot
buah per hektar. Selain itu, manfaat rumah plastik di
daerah
tropis antara lain yaitumelindungi tanaman dari curah hujan, angin dan sinar matahari yang terlalu kuat
serta mengatur kelembaban ruang. Rumah plastik dapat menyerap sinar W yang berlebihan yang tidak menguntungkan bagi tanaman.
Dengan penggunaan mulsa maka terjadi perubahan pada iklim tanah dan
iklim mikro dekat permukaan tanah. Secara umum, pemanfaatan mulsa yang
menutup permukaan tanah dengm sisa tanaman atau plastik akan mempengaruhi
dan fisik tanah, hama dan penyakit, pertumbuhan gulma serta terhadap pertumbuhan
clan produksi tanaman (Davies 1975). Selanjutnya dikemukakan bahwa mulsa dapat
mencegah tanah dari curah hujan langsung sehingga mengurangi evaporasi dan
mengurangi fluktuasi suhu tanah. Hal ini akan meningkatkan lengas tanah dan
meningkatkan kapasitas panas.
Penggunaan mulsa atau penutup tanah pada tanaman ditujukan untuk menjaga
kelembaban tanah. Mulsa yang dikenal selama ini adalah mulsa yang dibuat dari
jerami kering atau jenis rumput lainnya yang dikeringkan. Akhir-akhir ini juga telah
dikembangkan mulsa plastik untuk budidaya tanaman seperti mulsa plastik h i t m
perak (silver black) dan lain-lain. Pada mulsa hitam perak, warna hitam berfungsi
sebagai
UV
stabilizer sehingga plastiknya tahan sengatan sinar matahari dalam waktuyang lama. Sedang warna perak berfimgsi untuk memantulkan sinar matahari yang
intensitasnya berlebihan.
Fungsi mulsa hitam perak (silver black) antara 1ain:menekan pertumbuhan
gulma; menjaga kestabilan kelembaban udara saat musim penghujan ataupun m u s h
kemarau; mengontrol jumlah air yang tersedia; mengirit pemupukan karena distribusi
yang baik, tidak hilang menguap, d m tidak dikonsumsi oleh tumbuhan lain (tanaman
pesaing); mengurangi serangan hmna dan penyakit karena pantulan sinar bagian
plastik yang berwarna putih, dan menghemat tenaga ke rja, waktu, dan biaya.
2.5. Syarat Tumbuh Tanaman Tomat
Tanaman tomat merupakan tanaman berbentuk perdu atau semak Di daerah
merupakan tanaman tahunan yang hidup pendek. Tomat menghendaki penerimaan
radiasi minimum 3 1 mWIcrn2, meskipun begitu tomat merupakan tanaman hari netral
(day-neutral vegetables) yang tidak terpengaruh oleh panjang hari (Yamaguchi
1983).
Tanaman tomat tergolong kedalam warm season crop yang memerlukan suhu
optimum 200C
-
280C dengan variasi pergantian suhu sebesar 180C pada malamhari dan 250C pada siang hari pada masa pembungaannya. Nasir (1999)
mengemukakan bahwa suhu udara optimum untuk tanaman tomat yaitu 18
-
240Cdengan suhu minimum dan suhu maksimum masing-masing 140C dan 260C. Suhu
udara yang terlalu panas dan kering akan menyebabkan kepala putik cepat kering dan
tabung sari tidak banyak tumbuh sehingga tidak banyak te rjadi pembentukan buah.
Tanaman tomat akan tumbuh optimal bila tanah dan iklim di mana tanaman
ini tumbuh sesuai dengan yang diinginkan. Tekstur tanah yang baik yaitu medium
dengan kedalaman akar medium (60 - 90 cm). Tingkat kesuburan tanah tinggi dengan pH 5.0-7.0. Tingkat kedalaman air tanah minimum selama periode
pertumbuhan yaitu 50 em. Bila target penanaman tomat adalah kegenjahannya, maka tanaman tomat cocok ditanam di tanah lempung berpasir yang baik drainasenya.
Namun bila yang ditargetkan adalah jumlah total produksi yang tinggi maka yang
cocok adalah tanah lempung liat dan lempung berdebu.
Tanaman tomat sangat rentan terhadap iingkungan sehingga perlu
sekitar akar tanaman. Selain faktor tanah, iklim yang bervariasi perlu modifhsi
yang mengarah kepada keadaan lingkungann yang diinginkan tanaman tomat.
Tanaman tomat menyenangi tempat yang terbuka dan cukup sinar matahari.
Kurangnya sinar matahari menyebabkan pertumbuhan memanjang (etiolasi), lemah
dan pucat karena pembentukan kloroplas tidak sempurna. Namun radiasi surya yang
terlalu terik kurang baik karena transpirasi akan meningkat serta bunga dan buah
muda gugur. Tanaman tomat tergolong tanaman C3 yang cepat jenuh radiasi.
.
Jarak tanam yang baik yaitu 80 x 50 cm. Lama periode pertumbuhansekitar 100
-
145 hari dengan hasil per buah 50 - 100 g. Tanaman tomat sangat sesuai ditanam di daerah tropik dengan ketinggian lebih dari 700 m. Produksi maksimum dapat mencapai 20 tonha atau sekitar 5-
8 tonha pada musim hujan111. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juni sampai September 2001 di lahan
percobaan Balai Penelitian Tanaman Hias Segunung di Desa Ciherang, Kecamatan
Pacet, Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Secara geografis tempat ini terletak pada
koordinat 6 ' 4 7 ' ~ ~ dan 1 0 7 ' 0 5 ' ~ ~ serta terletak pada ketinggian 1100 m diatas
permukaan laut.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: benih tanaman tomat
varietas Wisanggeni, plastik
UV,
plastik biasa, mulsa hitam p e r a m (silver black),mulsa hitarn, pupuk urea, TSP, dan KCL, pupuk kandang, pestisida, bakterisida, baterai, tali rafia, kayu, paku, label, dan lain-lain.
Alat yangdigunakan yaitu: meteran, sensor suhu udara (termocouple), sensor
suhu tanah LM-35 (termocouple multiflexer), sensor radiasi surya (solari meter),
sensor ultraviolet (radio meter), digital volt meter (DVM), alat-alat pengolah tanah,
alat tulis-menulis dan lain-lain.
3.3. Metode Penelitian
3.3.1. Perlakuan
Untuk mengetahui pengaruh
UV
terhadap performa tanaman tomat danpetak terbagi (split plot design) dengan pola rancangan acak kelompok
(RAK).
Sebagai petak utama (main plot) adalah nunah plastik dengan tiga taraf perlakuan
yaitu:
-
Rumah
plastikW
(U)
0-
Rumah
plastik biasa (B)-
Tanpa rurnah plastik (K)Sedang sebagai anak petak (sub plot) yaitu tipe mulsa dengan tiga taraf
perlakuan yaitu:
-
Mulsa plastik W ( P )-
Mulsa plastik hitam(H)-
Tanpa mulsa (T).Dengan demikian diperoleh sembilan kombinasi perlakuan yang diulang
sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 27 unit percobaan. Untuk melihat pengaruh perlakuan dilakukan analisis ragam (ANOVA), sedang untuk membandingkan
pengaruh perlakuan dilakukan uji beda nyata terkecil (LSD). Model linear dari
rancangan percobaan diatas yaitu:
Y i j k = , u + p k + A i + S i k + p j + ABij+aij
Yijk : nilai pengamatan pada faktor A taraf ke-i faktor B taraf ke-j dan
ulangan ke-k;
ABij : komponen interaksi dari faktor A dan faktor B;
6ik : komponen acak dari petak utama yang menyebar normal;
~ i j k : pengaruh acak dari anak petak juga menyebar normal.
Rwnah plastik dibuat dengan arah timur-barat, sedang bedengan untuk
tanaman dibuat dengan arah utara-selatan. Setiap rumah plastik berisi tiga bedengan.
Benih tanaman tomat terlebih dahulu disemaikan dalam bak semai selama seminggu
untuk selanjutnya ditanarn di kantong plastik (polybag) selama 21 hari (transplanting). Kemudian dilakukan penanaman pada masing-masing unit
percobaan. Tiap bedengadunit percobaan terdiri dari 20 tanaman dengan jarak tanam
65 x 50 cm, sehingga secara keseluruhan terdapat 540 tanama.. Jarak tanaman antar Q
baris 65 cm sedang jarak tanaman dalam baris 50 cm
3.3.2. Pengukuran unsur-unsur iklim
Untuk melihat pengaruh cuacdiklim terhadap pertumbuhan tanaman,
dilakukan pengamatan parameter cuacdiklim pada tiap unit perlakuan selama waktu
penelitian meliputi:
a. Radiasi surya
Radiasi surya diukur dengan menggunakan solarimeter digital hasil rakitan
bagian instrumentasi meteorologi, Jurusan Geofisikan dan Meteorologi, Institut
Pertanian Bogor. Alat ini kemudian dikalibrasikan dengan solarimeter kipp.
Solarimeter ditempatkan setinggi 120 cm pada masing-masing perlakuan
rumah
intersepsi radiasi surya dalam rumah plastik UV dan rumah plastik biasa terhadap
kontrol.
b. Intensitas Ultraviolet (UV)
Ultraviolet ( W A, UV B, dan UV C) diukur dengan menggunakan digital W
radiometer (UVX, UV Inc, USA). Radiasi W A dan W B (sesaat) diukur pada pagi dan siang hari setiap hari selama penelitian. Intersepsi radiasi UV A dan W B dihitung dengan membandingkan intersepsi radiasi UV A dan W B dalam rurnah plasti
UV
dan rumah plastik biasa terhadap kontrol.c. Suhu udara
Suhu udara diukur dengan menggunakan termocouple rakitan bagian
instrumentasi meteorologi, Program Studi Agroklimatologi, Program Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor. Termocouple dipasang secara paralel pada semua unit
percobaan, kemudian suhu udara diukur secara jam-jaman mulai dari pukul 7.00
sampai 17.00. Untuk melihat pengaruh perlakuan dilakukan analisis terhadap suhu
..,.'
udara pada saat cerah dan mendung (hujan).
d. Suhu tanah
Suhu tanah diukur pada kedalaman 0,5, dan 10 cm pada setiap unit perlakuan
dengan menggunakan termocouple sistem multiflexer hasil rakitan bagian
instrumentasi meteorologi, Program Studi Agroklimatologi, Program Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor. Titik pengamatan untuk pengukwan suhu
tanah
diambil3.4. Analisis Data
Untuk mengetahui perlakuan dilakukan perbandingan kondisi radiasi surya,
radiai W, dan suhu udara antar perlakuan dengan: Beda nilai tengah :
&: pl = p2 atau p1
-
p2 = 0HI: PI 'p2ataup1
-
p2#0 uji dua arah :t = ((XI
-
X2)-
do)/(~dj (l/nl+
lln2)) derajat bebas: v-
nl+
n2-
2Data komponen agronomis dianalisis dengan menggunakan program
Statistical Analysis System (SAS)
untuk analisis ragam (ANOVA) dan Uji Lanjut
(BNTILSD).
Persiapan :
Perakitan sensor
a
a
Pengukuran unsur iWim
H
Analisis data
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1. Unsur Iklim
4.1.1. Radiasi Surya
Hasil pengukuran intensitas radiasi surya dan perhitungan intersepsi radiasi
surya pada masing-masing perlakuan disajikan pada Tabel 3 dan Tabel lampiran 1
dan 2. Pada Tabel 3 terlihat bahwa rata-rata intensitas radiasi dibawah naungan
plastik W , plastik biasa dan kontrol berbeda nyata satu dengan lainnya. Rata-rata
intersepsi rasiasi total harian oleh plastik W berbeda nyata dengan plastik biasa.
Tabel 3. Rata-rata intensitas radiasi total dan intersepsi radiasi oleh plastik UV dan plastik biasa
I
Parameter IklimI
KontrolI
Plastik BiasaI
Plastik W(
(
Rata-rata intensitas Radiasi (wm-2)I
1
530,461
475,01b1
452,35"1
I
Rata-rata intersepsi radiasi surya (%) 10,35a 1 4 3 8b1
Keterangan: huruf yang berbeda baris y L g Sama rnenunjt!kkan basil yang berbeda nyata menurut uji-t pada taraf nyata 0,05.
4.1.2. Radiasi Ultraviolet
(UV)
Hasil pengamatan intensitas radiasi ultraviolet disajikan pada Tabel lampiran
3 dan 4. Pengukuran intensitas radiasi UV-A, W - B dan UV-C dilakukan dalarn
skala harian selama pertumbuhan tanaman pada pagi dan siang hari. Profil radiasi
W - A dan UV-B pada pagi dan siang hari secara berturut-turut dapat dilihat pada
Tanggal Pengamatan
! _ - . ._ . - - - _ __ --
1-
*
-
Kontrol .. -H- Plastik W+
Plastik~4
.. . . - - -. --- -- . .. - - - .- .-
Galnbar 3. Profil intensitas radiasi UV-A di pagi hari pada berbagai naungan.
CL Q
@
'&\b8
A"."
.+
,\a
,\@ A+$$'
dp,$*
+@oh
Tanggal Pengamatan
-
k*:
Kontrol-+
Plastik UV -k- Plastik BiasaI
[image:110.565.84.497.51.304.2]- - -. .- - - . - - . . - -
,a
d%b 4'a
,,*
,P
$, 4% ' 4%'z &,' %Tanggal Pengamatan
I-u~n!rol---cPlastikui -+-- P 1sBiasaj
C . - - - -- --
Gambar 5. Profil intensitas radiasi UV-B di pagi hari pada berbagai naui~gan.
z
,2.
p
+
\ \P\,+
p
( 9 $D g)% ,$$' Tanggal Pengamatan
[image:111.565.85.503.59.371.2]Gambar 6 . Profil intensiks radiasi UV-B di siang hari pada berbagai naungan.
Hasil pengukuran sesaat intensitas radiasi ultraviolet (UV-A, UV-B, dan UV-
C) serta perhitungan intersepsi radiasi dibawah rumah plastik disajikan pada Tabel 4.
Hasil pacia Tabel 4 menunjukkan bahwa intensitas radiasi UV-A dibawah plastik UV
tidak berbeda nyata dengan plastik biasa, namun keduanya berbeda nyata dengan
kondisi intensitas radiasi UV-A diluar (kontrol). Intensitas radiasi UV-B dibawah
plastik UV, plastik biasa dan kontrol berbeda nyata satu dengan lainnya. Intersepsi
radiasi UV-A dan UV-B oleh plastik
b T
berbeda nycta dengan plastik biasa.Intensitrs radiasi UV-C tidak berbeda nyata pada pagi hari tetapi berbeda nyata pada
siang hari. Intersepsi UV-C oleh plastik UV dan plastik biasa berbeda nyata pada
siang hari.
Tabel 4. Rata-rata intensitas dan intersepsi radiasi ultraviolet pada pagi dan siang hari oleh plastik UV dan plastik bi.asa
Keterangan: lluruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan lmil yang berbeda nyata menurut uji-t pada taraf nyata 0,051.
Parameter iklim
Rata-rata intensitas r a d i i W
-
A (W m-2)Rata-rata intensitas radiasi
w
- B(W
m-2)Ratam intensitas radiasi W - C w m - 2 )
Rata-rata intersepsi ladiasi W - A ( % )
Rata-rata intersepsi d a s i W - B (5%)
Rata-rata intersepsi radiasi w - C ( % )
Pagi hari
Plastik W
0 , s '
0,550a
0, 5a
70,00. 76,46a ,24a Siang hari Plastik W
0,31a .
0,41a 0,42a 72,81a 83,07" 36,71a Plastik biasa 0,95a 0,98b 0, 14a
~ 2 , 9 8 ~
4 1 , 0 2 ~
79,37'
Kontrol
1 , 6 8 ~
2,45' O,lSa Plastik biasa 0,50a !,3ob
0 , 0 7 ~
74,93'
70,64~
72,81b
Kontrol
1 , 1 8 ~
2,03'
[image:112.565.76.528.432.652.2]Sebagai perbandingan, Hulaesuddin (2001) mengukur intersepsi radiasi W
A dan W B dari plastik W masing-masing sebesar 68,37% dan 67,20%. Radiasi W - C meskipun dikatakan sedikit di biosfer, namun hasil pengukuran menunjukkan
bahwa jumlah radiasi ini hampir selalu ada, baik pada pagi maupun siang hari.
Radiasi W - C pada plastik W di siang hari memiliki jurnlah yang relatif kecil
dibanding dengan plastik biasa dan kontrol (Tabel lampiran 4).
4.1.3. Suhu Udara
Hasil pengukuran suhu udara rata-rata harian yang dilakukan secara jam-
jaman selama pertumbuhan tanaman disajikan pada Tabel lampiran 5 dan 6 . Rata-
rata besarnya suhu udara rata-rata harian pada masing-masing perlakuan selama
penelitian dari yang rendah sampai yang tertinggi masing-masing: suhu udara
didalam plastik W (24,65OC), suhu udara didalam plastik biasa (24,80C), dan diluar
nunah plastiWkontro1 (24,980C). Profil suhu udara rata-rata harian disajikan pada
lebih rendah dibandingkan kontrol. Secara stastistik suhu udara di dalarn nunah
plastik W berbeda nyata dengan suhu udara di dalam rumah plastik biasa dan
kontrol. Pada kondisi mendung terjadi sebaliknya, secara kuantitatif suhu udara di
dalam rumah plastik UV lebih tinggi dibandingkan suhu udara di dalam rumah plastik
biasa, dan keduanya lebih tinggi dibandingkan kontrol. Secara statistik, suhu udara
pada ketiga perlakuan tidak berbeda nyata.
Tabel 5. Suhu udara rata-rata pada pagi, siang dan harian pada kondisi cerah dan mendung
Parameter Iklim
I
Plastik UVI
Plastik BiasaI
KontrolI
Rata-rata suhu udara (OC) pada kondisi cerah:
-
Pagi-
Siang-
HarianRata-rata suhu udara (OC) pada
menurut uji-t pada taraaf nyata 0,05. kondisi mendung:
-
Pagi-
Siang-
Harian4. 1.4. Suhu tanah
22,3a 22,5a 22,4a
Dari tiga taraf perlakuan naungan dan tiga taraf mulsa yang di tempatkan Keterangan: huruf yang berbeda pada baris yang sarna menunjukkan hasil yang berbeda nyata
24,0a 25,ga 25,0a
dalam percobaan, maka sedikitnya dibutuhkan 27 tit& pengamatan suhu tanah, 24,8b
24,4b 24,6b
namun karena keterbatasan akurasi sensor (instrurnentasi), maka ada beberapa titik 25,6b 26,1 25,8b 23,7a 24,7a 24,3a
pengamatan yang tidak tenvakili. Namun, secara urnurn hasil pengamatan suhu tanah 23,Sa 24,0a 23,8a
rata-rata pada kedalaman 0, 5, dan 10 cm dapat dilihat pada Tabel lampiran 7. Suhu
[image:114.570.78.502.317.488.2]Tabel 6. Suhu tanah rata-rata pada kedalaman 0,5 dan 10 cm pada naungan rumah
Plastik dan Mulsa
Naungan
Plastik W
Plastik biasa
Kontrol
Keterangan :
-
= c ada data Kedalaman(cm)
Dari tabel diatas tampak bahwa pada kedalaman tanah 10 cm suhu tanah rata-
rata tertinggi yaitu pada perlakuan tanpa mulsa diluar rumah plastik (kontrol)
dibandig dengan mulsa perak dan mulsa hitam pada kontrol clan rumah plastik biasa.
Tabel diatas juga menunjukkan bahwa suhu tanah rata-rata cenderung semakin kecil
dengan bertambahnya kedalaman tanah.
Mulsa
4.2. Performa Tanaman
4.2.1. Tinggi Tanaman
Hasil pengukuran tinggi tanaman disajikan pada Tabel lampiran 8. Analisis
ragam menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman pada 2 dan 4 MST; sedang pada 3, 5,6 dan 7 MST perlakuan nunah plastik berpengaruh nyata, sebaliknya perlakuan mulsa tidak berpengaruh nyata.
Tanpa mulsa
[image:115.572.75.517.104.381.2]Tabel 7. Pengaruh perlakuan naungan terhadap tinggi tanaman pada 3, 5, 6, dan 7 minggu setelah tanam (MST)
Perlakuan Rata-rata tinggi tanaman (cm)
3 MST 5 MST 6 MST 7 MST
Plastik UV 38,161a 60,107a 67,856a 73,598b
Plastik biasa 37,591a 62,154a 70,822ab 80,449a
Kontrol 27,269b 52,616b 62,719b 69,209b
Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom ymg sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji BNT.
4.2.2. Jumlah Daun
Terhadap parameter jumlah daun, perlakuan naungan dan mulsa berpengaruh
nyata pada 2 MST, sedang pada 3 MST hanya perlakuan mulsa yang berpengaruh
nyata. Sebaliknya pada 4,5,6, dan 7 MST kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata
(Tabel 8).
Tabel 8. Pengaruh perlakuan naungan dan mulsa terhadap jurnlah daun pada 2 dan 3 MST
Perlakuan Rata-rata jurnlah daun (helai)
2 MST 3 MST
Naungan
Plastik UV 34,85a 38,85a
Plastik biasa 35,78a 39,13a
Kontrol 30,47a 34,21a
Mulsa
Hitam 34,47a 40,88a
Hitam perak 35,22a 37,14ab
Tanpa mulsa 31,41b 34,17b
4.2.5. Serangan hama penyakit
Dari hasil identifikasi jenis penyakit diketahui bahwa terdapat tiga jenis
penyakit yang menyerang pertanaman tomat di lapangan, yaitu : penyakit layu
bakteri, penyakit layu cendawan, dan penyakit bercak daun. Penyakit layu bakteri
diawali dengan adanya patogen yang menyerang jaringan pengangkutan air sehingga
mengganggu transportasi air tomat. Akibatnya tanaman tomat menjadi layu, kuning
dan kerdil. Beberapa hari berikutnya tanaman akan mati. Penyebab penyakit layu
bakteri ini adalah bakteri Pseudomonas solanacearum. Bakteri ini bisa masuk
kedalam tan~mafi tornat yang sehat melalui aliraa air, penggembwan tanah, dan
pemindahan tanaman.
Penyakit layu cendawan ditandai dengan gejala tanaman yang terserang
kelihatan layu dan kemudian mati. Tanaman yang terserang mulai dari yang masih
muda sampai yang telah dewasa. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan i;usarium
oxysporum. Pada saat tanaman tomat memasuki fase produksi juga terdapat beberapa
buah yang busuk yang merupakan penyakit fisiologis.
Penyakit lainnya yang menyerang pertanaman tomat di lapangan yaitu
penyakit bercak daun. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan dengan gejala: tampak
bercak-bercak coklat tua sampai hampir hitarn dan bentuknya bulat dengan lingkaan-
lingkaran yang konsentris. Bila bercak membesar, maka bercak tersebut akan bersatu
dan berhenti membesar bila sampai di tulang daun. Serangan biasanya dimulai dari
daun bagian bawah kemudian bergeser makin keatas. Daun yang terserang tepinya
jadi bergerigi dan pecah tidak teatur. Dan ketika bercak mengering, daun pun gugur.
menghebat daun akan menguning dan mengering dengan warna hijau hanya bagian
ujung tunasnya saja. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Alternaria solani.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan rurnah plastik tidak
berpengaruh terhadap serangan penyakit pada daun, sebaliknya perlakuan mulsa
berpengaruh nyata terhadap jumlah daun yang terserang penyakit pada 3 dan 7 MST
(Tabel 9).
Tabel 9. Pengaruh perlakuan mulsa terhadap jumlah rata-rata jumlah daun yang terserang penyakit (%)
Perlakuan Jurnlah daun yang terserang penyakit - -
3 MST 7 MST
Mulsa hitam 6,67a 14,46ab
Mulsa perak 6,62a 12,46b
Tanpa mulsa 7,57b 15,53a
Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji BNT.
Penyakit-penyakit diatas tarnpak pada fase awal pertumbuhan, juga masih
tampak ketika tanaman memasuki fase produksi, namun jumlah tanarnan yang
terserang tidak begitu banyak.
Hama yang menyerang tanarnan tomat dalam penelitian yaitu ulat buah
(Heliothis armogera) dan belalang pada saat tanaman memasuki fase generatif.
Serangan ulat buah dapat diidentifikasi dengan melihat gejala pada saat buah yang
sudah agak tua tampak berlubang-lubang dan biasanya menjadi busuk karena infeksi
sekunder. Sebenarnya serangan dimulai ketika buah masih rnuda, namun baru jelas
kontrol saling berbeda nyata satu sama lain tetapi ha1 tersebut tidak memberikan
pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Diduga
intensitas radiasi surya yang lebih rendah pada rumah plastik W dan plastik biasa sudah cukup efisien untuk fotosintesis. Karena dari jumlah radiasi surya yang ada
pada masing-masing naungan dan kontrol hanya sebagian kecil yang digunakan untuk
fotosintesis. Selebihnya radiasi tersebut akan dipantulkan, dirubah kedalam bentuk
panas dan dimanfaatkan untuk transpirasi.
Ditinjau dari segi intersepsi radiasi, plastik berproteksi
UV
relatif lebih efektifdalam menghambat penetrasi radiasi
UV
dari sinar matahari, hanya saja plastik inijuga cenderung menyaring radiasi surya (global) dalam jumlah yang cukup besar.
Sehingga proporsi radiasi PAR dalam rumah plastik W juga ikut berkurang. Untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang ideal dibutuhkan proporsi
radiasi
UV
yang rendah dan radiasi PAR yang tinggi, karena tingkat radiasi W B yang tinggi dengan radiasi PAR yang rendah dapat mereduksi konsentrasi klorofil(Kulandivelu et al. 1997). Plastik yang ideal adalah bila plastik itu hanya menyaring
radiasi dalam spektrum
UV
dan meneruskan spektrum radiasi lainnya. Plastik biasayang beredar dipasaran juga dapat menyerap W dan sekaligus radiasi surya (global). Dari hasil pengamatan suhu udara rata-rata harian selama pertumbuhan
tanaman dari ketiga perlakuan semuanya masih memenuhi syarat dalam kisaran suhu
optimum untuk tanaman tomat, yaitu sekitar 20 - 280C.
Fluktuasi suhu udara didalam rumah plastik lebih rendah dibanding dengan
mengakibatkan berkurangnya radiasi surya yang sampai ke permukaan tanah;
meskipun demikian pada malam hari naungan dapat menahan radiasi gelombang
panjang yang dilepaskan oleh permukaan tanah dibawah naungan sehingga energi
dari pelepasan radiasi ini akan terakumulasi yang menyebabkan meningkatnya suhu
udara dibawah naungan.
Dari hasil di atas tampak bahwa terhadap parameter tinggi tanaman
penggunaan plastik (biasa dan berproteksi
UV)
relatif lebih baik dibandingkandengan tanpa rumah plastik (kontrol); nanlun ciari kedua jenis plastik tersebut,
penggunaan plastik biasa memberilcan pertwnbuhan tinggi tanaman lebih baik
dibanding plastik
UV
pada 3, 5, 6, dan 7 MST. Tinggi tanaman yang lebh rendah pada kontrol dibandingkan dengan dalam naungan nunah plastik juga membuktikanbahwa radiasi
UV
dapat menyebabkan tanarnan lebih pendek sebagaimanadikemukakan oleh Chang (1968) dalam Impron (1999).
Sedang terhadap parameter jumlah dam perlakuan hanya berpengaruh pada 2
dan 3 MST. Pada 2 dan 3 MST, perlakuan mulsa sebagai anak petak berpengaruh
nyata terhadap jurnlah dam sedang perlakuan penggunaan nunah plastik sebagai
petak utarna tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Penggunaan mulsa lebih
baik terhadap perturnbuhan tanarnan, selain karena dapat menekan pertumbuhan
gulma juga karena pengaruhnya menjaga kestabilan suhu dan kelembaban udara dan
tanah. Hal ini juga dapat dilihat pada tingkat serangan penyakit. Tanaman tomat
pada mulsa hitam perak lebih resisten terhadap serangan penyakit diduga karena
kelembaban di sekitar tanaman lebih rendah sehingga bakteri ataupun cendawan
Dari keseluruhan total panen (panen I - V), baik rumah plastik maupun mulsa tidak berpengaruh terhadap jumlah dan berat buah. Karena yang diharapkan dari
penanaman tomat adalah jumlah dan mutu buahnya, maka dari penelitian ini
diperoleh hasil bahwa penggunaan plastik W baik untuk rumah plastik maupun
untuk mulsa tidak memperlihatkan pengaruh yang signifikan dalam memperbaiki
performa tanaman tomat. Meskipun penggunaan plastik ini dapat memodifkasi iklim
mikro, namun iklim mikro yang terbentuk belum memberikan perturnbuhan dan
perkembangan tanaman tomat yang optimal. Namun demikian, kelebihan dari plastik
berproteksi W dibanding plastik biasa yaitu daya tahatlnya yang relatif lebih lama dan tidak mudah sobek. Hal ini dapat dilihat pada akhir penelitian dimana plastik
biasa sudah mulai tampak sobek namun plastik W masih dalam kondisi baik.
Meskipun diketahui proporsi radiasi W lebih banyak terdapat diluar rumah plastik (kontrol), namun spektrum radiasi ini tidak signifikan memberikan pengaruh
negatif pada tanaman. Hal ini diduga karena dua ha1 yaitu: pertama, tanaman tomat
dapat mengembangkan adaptasi anatomis, morfologis, dan biokimia untuk
melindungi sel-selnya terhadap W (Levit 1980; Teramura 199 1); kedua, tanaman tomat dan tahap perkembangannya yang digunakan dalam penelitian ini tidak sensitif
terhadap radiasi W. Meskipun belum ada informasi yang pasti apakah tanman
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Plastik berproteksi W untuk rumah plastik dan mulsa &pat menghasiikan karakteristik radiasi surya dan suhu yang berbeda dibandingkan dengan
perlakuan lainnya. Plastik berproteksi W unt& rurnah plastik dapat mengintersepsi radiasi surya sebesar 14,58% dan sekaligus mengintersepsi radiasi W - A , W - B dan W - C masing-masing sebesar 70%, 76,46% dan 7 1,24% serta dapat men&an suhu udara pada koildisi cerah.
2. Plastik berproteksi W yang digunakan pada penelitian ini baik untuk rumah plastik maupun mulsa tidak berpengaruh terhadap perforrna pertumbuhan dan produksi tanaman tomat.
5.2. Saran
Disarankan untuk penelitian selanjutnya :
-
dilakukan pengukuran dan analisis jaringan tanaman, khususnya tingkatkandungan klorofil daun untuk mengetahui tingkat radiasi surya dan
radiasi W dalam fotosintesis tanaman.
-
merubah rancangan penelitian sehingga dapat menguji pengaruh W danDAFTAR PUSTAKA
Correia, C.M, Areal E.L.V, Torres-Pereira M.S, Torres-Pereira J.M.G. 1998.
Intraspesific Variation in Sensitivity to Ultraviolet-B Radiation in Maize Grown Under Field Condiion.1. Growth and Morphological Aspects. Field Crop Research 59.
Davies, J.W. 1975. Mulching Effects on Plant Climate and Yield. Technical Note No.
136. World Meteorological Organization.
Gardner, F.P, Pearce R.B, Mitchel. 1991. Fisiologi Tanarnan Budidaya. Terjemhan Herawati Susilo. Cetakan I.
UI
Press.Geigher, R, Aron, R.H, Todhunter, P. 1950. The Climate Near The Ground. Harvard University Press, Cambridge.
Grace, J. 1983. Studies in ecology: Plant-Atmosphere Relationships, Departement of Forestry and Natural Resources University of Edinburgh.
Handoko. 1994. Dasar Penyusunan dan Aplikasi Model Simulasi Komputer Untuk Pertan