Analisis Pengaruh Pengetahuan Dasar Perpajakan,
Kemampuan Numerik dan Sikap Disiplin Kerja Aparat
Pajak Terhadap Efisiensi Kerja Aparat Pajak
(Studi Empiris Pada 4 KPP Pratama di Wilayah Jakarta Selatan)
Disusun Oleh :
AHMAD SYAFI’I HAZAMI NIM : 204082002298
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Analisis Pengaruh Pengetahuan Dasar Perpajakan,
Kemampuan Numerik dan Sikap Disiplin Kerja Aparat
Pajak Terhadap Efisiensi Kerja Aparat Pajak
(Studi Empiris Pada 4 KPP Pratama di Wilayah Jakarta Selatan)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
AHMAD SYAFI’I HAZAMI
NIM : 204082002298
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Afif Sulfa, SE, Ak., M.Si NIP : 195 706 171 985 031 002
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Hari ini Kamis Tanggal 19 November Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Ahmad Syafi’I Hazami NIM: 204082002298
dengan judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN DASAR PERPAPAJAKAN, KEMAMPUAN NUMERIK DAN SIKAP DISIPLIN KERJA APARAT PAJAK TERHADAP EFISIENSI KERJA APARAT PAJAK”. (Studi Empiris Pada 4 KPP Pratama di Wilayah Jakarta Selatan). Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 19 November 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Amilin, SE, Ak., M.Si Hepi Prayudiawan, SE, Ak., MM Ketua Serketaris
Hari ini Kamis Tanggal 03 Desember Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan
Ujian Skripsi atas nama Ahmad Syafi’I Hazami NIM: 204082002298 dengan
judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN DASAR
PERPAPAJAKAN, KEMAMPUAN NUMERIK DAN SIKAP DISIPLIN KERJA APARAT PAJAK TERHADAP EFISIENSI KERJA APARAT PAJAK”. (Studi Empiris Pada 4 KPP Pratama di Wilayah Jakarta Selatan). Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 03 Desember 2009
Tim Penguji Ujian Skripsi
Yessi Fitri, SE, Ak., M.Si Afif Sulfa, SE, Ak., M.Si Ketua Serketaris
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Pribadi
Nama : Ahmad Syafi'I Hazami
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Mei 1986
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. H. Amsar Rt 11 Rw 05 No.6 Cipulir
Kebayoran Lama - Jakarta Selatan 12230
Telp / Hp : 0217255566 / 02192688736
E-mail : zami_37@yahoo.co.id
II. Pendidikan
MI : Al-Falah Kebon Nanas Jakarta Barat Lulus tahun 1998
MTs : Al-Falah Kebon Nanas Jakarta Barat Lulus tahun 2001
MA : An-Najah Jakarta Selatan Lulus tahun 2004
Analysis Influence Basic Knowledges of Taxation, Capability of Numeric and
Attitude of Discipline the Iease Officer to Efficiency work the Iease Officer
By
Ahmad Syafi’i Hazami
ABSTRACT
The research purpose is to explain the influence of basic knowledge of taxation, capability of numerik, and attitude of discipline the lease with efficiency work the lease officer. The research has been done admission filling questionnares by taxpayer. The respondent are taxpayer’s while doing the duty of taxation in 4 Pratama’s Service Tax Office in region at South Jakarta which of 60 respondent. To analyze data researcher used SPSS 12 version.
The result of this research shows that analysis influence basic knowledge of taxation, capability of numeric and attitude of discipline the lease officer variable have significantly of efficiency work the lease officer. Partially, basic knowledge of taxation the lease officer variable have significantly influence of efficiency work the lease officer, capability of numeric the lease officer variable didn’t have significantly influence of efficiency work the lease officer and attitude of discipline the lease officer variable have significantly influence of efficiency work the lease officer.
ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN DASAR PERPAJAKAN, KEMAMPUAN NUMERIK DAN SIKAP DISIPLIN KERJA APARAT
PAJAK TERHADAP EFISIENSI KERJA APARAT PAJAK
Oleh
Ahmad Syafi’i Hazami
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik dan sikap disiplin kerja aparat pajak terhadap efisiensi kerja aparat pajak. Penelitian dilakukan melalui pengisian kuisioner oleh wajib pajak. Responden penelitian adalah para wajib pajak yang sedang melakukan kewajiban perpajakannya di 4 Kantor Pelayanan Pajak Pratama di wilayah Jakarta Selatan sebanyak 60 responden. Sedangkan untuk metode analisis data dan uji hipotesis penulis menggunakan metode regresi berganda yang didukung program SPSS versi 12.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik dan sikap disiplin aparat pajak secara bersama berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja aparat pajak. Secara parsial, variabel pengetahuan dasar perpajakan berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja aparat pajak, variabel kemampuan numerik aparat pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja aparat pajak dan variabel sikap disiplin aparat pajak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi kerja aparat pajak.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur selalu terpanjatkan kehadirat Allah SWT, sumber
ilmu pengetahuan, sumber segala kebenaran, yang selalu memberikan limpahan
rahmat, kasih sayang dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu terhaturkan kepada Nabi akhir
zaman, kekasih Allah, Nabi Muhammad SAW, yang telah menaburkan
benih-benih cahaya Islam dalam kegelapan, pembimbing umat dalam belenggu
kebodohan, sehingga mencapai suatu kebenaran dengan ajaran Islam yang hakiki.
Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi
syarat-syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa segala kerja keras demi
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, dukungan serta bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ucapkan terimakasih yang
sedalam-dalamnya kepada:
1. Kedua orang tuaku yang tercinta yang telah memberikan begitu banyak
perhatian dan kasih sayang, dan yang selalu mengiringi penulis dengan doa
dan restu.
2. Kakak-kakakku dan adikku, yang telah memberikan motivasi yang tidak
henti-hentinya sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, Dekan Fakultas Ekonomi, dan juga selaku
dosen pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
4. Bapak Afif Sulfa, SE, Ak., M.Si. Ketua jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi,
dan juga selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan saran dan
masukan untuk penulisan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan
5. Seluruh dosen, staf administrasi, staf perpustakaan, staf keamanan dan staf
kebersihan Fakultas Ekonomi atas semua ilmu, bantuan, kemudahan, perhatian
dan pelayanan yang telah diberikan
6. Semua teman seperjuangan akuntansi angkatan 2004, Rudi, Faisal, Andi,
Argo, Arya, Dika, Tika, Shiti, Fredy, Imam. dan WWO Family (Mario, Sandy,
Danang, Nanda, Bhasz, Tb, Ambon, Edy, Nanang, Aldy, Icam, Soleh, Ipay)
terimakasih atas kebersamaan dan motivasinya
7. Pihak KPP Pratama Kebayoran Lama, KPP Pratama Pondok Pinang, KPP
Pratama Pasar Minggu dan KPP Pratama Cilandak yang telah mengizinkan
penulis untuk melakukan penyebaran kuisioner demi selesainya penulisan
skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat
kekurangan karena terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima saran dan
kritik. Pada akhiryna penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang memerlukan.
Jakarta, 03 Desember 2009
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI...i
LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF...ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI...iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...iv
ABSTRACT...v
ABSTRAK...vi
KATA PENGANTAR...vii
DAFTAR ISI...ix
DAFTAR GAMBAR...xii
DAFTAR TABEL...xiii
DAFTAR LAMPIRAN...xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1
B. Perumusan Masalah ...7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Dasar Perpajakan...10
1. Dasar-dasar Pengetahuan Perpajakan ...12
B. Kemampuan Numerik ...19
D. Efisiensi Kerja ...24
E. Penelitian Terdahulu ...25
F. Kerangka Pemikiran ...29
G. Hipotesis ...32
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ...33
B. Metode Penentuan Sampel ...33
C. Metode Pengumpulan Data ...33
D. Metode Analisis dan Data ...35
1. Deskriptif data ...35
2. Uji kualitas data ...35
a. Uji validitas...35
b. Uji reliabilitas...35
3. Uji Asumsi Klasik...36
a. Normalitas...36
b. Heterokedastisitas ...36
c. Multikolinieritas...37
4. Uji Hipotesis ...38
a. Uji statistik t (uji parsial) ...38
b. Uji F (uji simultan)...38
c. Uji R² (koefisien determinasi)...39
d. Analisis regresi berganda...39
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian...45
1. Tempat dan Waktu Penelitian...45
2. Deskriptif Data...46
B. Penemuan dan Pembahasan ...48
1. Uji kualitas data ...48
a. Uji validitas...48
b. Uji reliabilitas...50
3. Uji Asumsi Klasik...51
a. Normalitas...51
b. Heterokedastisitas ...52
c. Multikolinieritas...53
4. Uji Hipotesis ...54
a. Uji statistik t (uji parsial) ...54
b. Uji F (uji simultan)...59
c. Uji R² (koefisien determinasi)...61
d. Analisis regresi berganda...62
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan...64
B. Implikasi...64
DAFTAR PUSTAKA...68
DAFTAR GAMBAR
Keterangan Halaman
Jenis-jenis Pajak 13
Skema Kerangka Pemikiran 32
Normal P-P Plot 52
DAFTAR TABEL
Keterangan Halaman
Skala Likert 34
Operasional Variabel Penelitian 43
Data Penyebaran Kuisioner 46
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 46
Deskripsi Responden Berdasarkan Usia 47
Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 48
Hasil Uji Validitas Pengetahuan dasar Perpajakan (Variabel X1) 49
Hasil Uji Validitas Kemampuan Numerik
(Variabel X2) 49
Hasil Uji Validitas Sikap Disiplin (Variabel X3) 49
Hasil Uji Validitas Efisiensi Kerja (Variabel Y) 50
Hasil Uji Reliabilitas 51
Hasil Uji Multikolinieritas 54
Hasil Uji t (coeffientsª) 55
Hasil Uji F (ANOVA) 60
Hasil Uji R² (Model Summary) 61
DAFTAR LAMPIRAN
Keterangan Halaman
Kuisioner Penelitian 71
Matriks Jawaban Responden 79
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang berlaku diberbagai
negara. Hampir semua negara di dunia mengenakan pajak kepada warga
negaranya, kecuali beberapa negara yang kaya akan sumber daya alam yang
dijadikan sebagai sumber penerimaan utama negara tidak mengenakan pajak.
Tiap negara membuat aturan dan ketentuan dalam mengenakan dan memungut
pajak di negaranya, yang umumnya mengikuti prinsip-prinsip atau kaidah
dalam perpajakan.
Bagi Indonesia, penerimaan pajak sangat besar peranannya dalam
mengamankan anggaran negara dalam APBN setiap tahun. Kondisi itu
tercapai ketika harga minyak bumi yang berfluktuasi di pasar internasional
dalam kurun waktu relatif panjang pada awal periode tahun 1980-an.
Fluktuasi harga itu telah membuat struktur penerimaan negara yang saat itu
sangat mengandalkan penerimaan dari minyak bumi dan gas alam (migas)
tidak bisa diandalkan lagi untuk kesinambungannya. Dari aspek budgeting
bila penerimaan andalan dari migas tetap dipertahankan saat itu, maka akan
dapat merusak tatanan atau struktur penerimaan negara di APBN. Akibatnya,
pelaksanaan program pembangunan nasional yang telah direncanakan
diberbagai bidang dan membutuhkan biaya saat itu, bisa jadi tidak dapat
Dilihat dari struktur penerimaan negara yang ada di APBN saat itu, hanya
penerimaan yang diperoleh dari pajak yang paling memungkinkan dan layak
untuk dibangun dan dikembangkan sebagai suatu penerimaan negara yang
berkesinambungan. Untuk itu pemerintah segera mengambil kebijakan
dengan melakukan reposisi andalan bagi penerimaan negara yakni dari migas
menjadi dari pajak.
Untuk dapat merealisasikan dan memaksimalkan peningkatan tabungan
negara melalui penerimaan negara terutama yang berasal dari sumber
pendapatan nonmigas melalui pajak. Direktorat Jendral Pajak (DJP) sebagai
penerima otoritas untuk pemungutan pajak tingkat pusat menetapkan rencana
strategis yang mengarah pada tugas utama yaitu mengamankan rencana
penerimaan yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) setiap tahun. Maka untuk pertama kalinya dilakukan pembaruan
sistem perpajakan nasional melalui reformasi perpajakan (tax reform).
Pembaruan itu dimulai dengan membuat Undang-undang Perpajakan yang
Undang-undang sebelumnya dipandang sudah tidak akomodatif lagi dan tidak
sesuai dengan perkembangan zaman dan perekonomian nasional. Selain itu
juga dilakukan perubahan atas sistem pemungutan pajak official assessment
system menjadi self assessment system (Toruan. 2008).
Self assesment system membutuhkan kepatuhan dan sukarela dari wajib
pajak dalam menghitung, melapor, dan membayar pajak terutang. Dengan
sistem pemungutan yang demikian ini maka wajib pajaklah yang berperan
atau penyuluhan (memberikan informasi) pengawasan atas pelaksanaan
kewajiban pajaknya dan untuk mengetahui kepatuhan wajib pajak. Adapun
tingkat kepatuhan dan sukarela ini dapat terwujud jika terpenuhinya unsur
kesadaran perpajakan dan unsur tindakan penegakan hukum. Tindakan
penegakan hukum tersebut dilaksanakan terutama melalui tindakan
pemeriksaan, penyidikan dan pemungutan pajak.
Untuk melaksanakan upaya penegakan hukum disektor perpajakan
diantaranya melalui tindakan pemeriksaan, penyidikan dan pemungutan pajak
wajib diperlukan sumber daya aparat pajak dalam kuantitas dan kualitas yang
memadai. Serta untuk mendapatkan jaminan mutu atas hasil kerja
pemeriksaan tidak hanya dibutuhkan kuantitas dan kualitas dari para aparat
pajak (fiskus), tetapi diperlukan juga prosedur pemeriksaan serta norma dan
kaidah dari ketetapan dan kebijakan Undang-undang Perpajakan yang
mengatur tentang kode etik aparat pajak.
Adapun DJP dengan program modernisasinya senantiasa berupaya
menerapkan prinsip-prinsip good governance. Salah satunya adalah dengan
cara pembuatan dan penegakan kode etik pegawai yang secara tegas
mencantumkan kewajiban dan larangan bagi para pegawai DJP dalam
pelaksanaan tugasnya, termasuk sanksi-sanksi bagi setiap pelanggaran kode
etik pegawai tersebut
Departemen Keuangan secara keseluruhan telah meluncurkan program
Reformasi Birokrasi sejak akhir tahun 2006. Fokus program reformasi ini
direncanakan perubahan yang dilakukan sifatnya lebih menyeluruh. Hal ini
perlu dan mendesak untuk dilakukan, karena disadari bahwa elemen yang
terpenting dari suatu sistem organisasi adalah manusianya. Secanggih apapun
struktur, sistem, teknologi informasi, metode dan alur kerja suatu organisasi,
semua itu tidak akan dapat berjalan dengan optimal tanpa didukung sumber
daya aparat pajak yang capable dan berintegritas.
Harus disadari bahwa yang perlu dan harus diperbaiki sebenarnya adalah
sistem dan manajemen SDM, bukan semata-mata melakukan rasionalisasi
pegawai, karena sistem yang baik dan terbuka dipercaya akan bisa
menghasilkan SDM yang berkualitas. Diharapkan ke depannya DJP dan
seluruh KPP dengan system administrasi perpajakan modern akan dapat
didukung oleh sistem SDM yang berbasis kompetensi dan kinerja. Dengan
sistem dan manajemen SDM yang lebih baik dan terbuka akan dapat
menghasilkan SDM yang juga lebih baik, khususnya dalam hal produktivitas
dan profesionalisme.
Beberapa unsur sumber daya aparat pajak seperti, pengetahuan dasar
perpajakan, kemampuan dan sikap disiplin aparat pajak guna mencapai
efisiensi dalam kerja merupakan kebutuhan yang utama. Dengan pengetahuan,
kemampuan dan sikap disiplin aparat pajak diharapkan mampu untuk
memahami dan mematuhi seluruh Undang-undang Perpajakan dan dapat
melaksanakan kewajiban sebagai aparat pajak yang mengemban tugas
melakukan pembinaan atau penyuluhan (memberikan informasi) pengawasan
yang tinggi, pelaksanaan tugas aparat pajak akan meningkat, dan berpengaruh
besar terhadap tercapainya tujuan Direktorat Jendral Pajak, khususya dalam
meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Penelitian tentang kemampuan dan disiplin pernah dilakukan oleh
Achmad. (2003) meneliti tentang Pengaruh Kemampuan Pegawai dan Disiplin
Kerja Terhadap Efektifitas Pelayanan. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa kemampuan pegawai dan disiplin kerja secara simultan maupun parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektifitas pelayanan.
Penelitian lain tentang disiplin dan efisiensi pernah dilakukan oleh W.
Saragih dkk. (1999) dengan judul penelitian Faktor-faktor Profesionalisme,
Disiplin dan Efisiensi Aparat Pajak Serta Efektifitas Pencapaian Target PBB,
tujuan dan hasil penelitiannya sebagai berikut:
1. Ingin mengetahui hubungan antara variabel profesionalisme, disiplin, dan
efisiensi terhadap efektifitas dalam pencapaian target PBB.
2. Untuk melakukan identifikasi perihal efektifitas pencapaian target PBB
dan melakukan observasi sejauh mana peran aparat PBB dan wajib pajak
terhadap keberhasilan PBB di Kodya Manado.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa profesionalisme, disiplin, dan
efisiensi mempunyai hubungan yang positif terhadap efektifitas pencapaian
target PBB di Kodya Manado.
Selanjutnya penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Djazoeli Sadhani (1999) dengan judul
Efisiensi kerja. Tujuan penelitiannya untuk mengetahui apakah pengetahuan
dasar perpajakan, kemampuan numerik dan budaya organisasi mimiliki
hubungan terhadap efisiensi kerja pemeriksa pajak. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa:
1. Pengetahuan dasar perpajakan mempunyai hubungan yang positif dengan
efisiensi kerja, semakin tinggi pengetahuan dasar masalah perpajakan yang
dikuasai oleh pemeriksa pajak maka akan semakin tinggi efisiensi kerja,
begitu juga sebaliknya.
2. Budaya organisasi memiliki hubungan yang positif dengan efisiensi kerja
aparat pajak, semakin tinggi apresiasi aparat pajak terhadap budaya
organisasi maka semakin tinggi pula efisiensi kerja.
3. Kemampuan numerik juga memiliki hubungan yang positif tehadap
efisiensi kerja aparat pajak, hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat
kemampuan numerik, semakin tinggi pula tingkat efisiensi kerja aparat
pajak.
Adapun yang menjadi perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya dalam beberapa hal, diantaranya:
1. Penulis merubah salah satu variabel budaya organisasi (X), dengan
variabel sikap disiplin (X).
2. Selain itu penulis melakukan penelitian untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh yang signifikan dari faktor pengetahuan dasar perpajakan,
kemampuan numerik dan sikap disiplin yang dimiliki oleh aparat pajak
3. Peneliti sebelumnya Djazoeli Sadhani (1999). Melakukan penalitian di
Kantor Pemeriksaan Pajak Jakarta Khusus II, Jakarta (1998). Sedangkan
penelitian ini berlokasi di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di Wilayah
Jakarta Selatan.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul ”Analisis Pengaruh Pengetahuan Dasar Perpajakan, Kemampuan Numerik dan Sikap Disiplin Kerja Aparat Pajak Terhadap Efisiensi Kerja Aparat Pajak”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang yang telah penulis jabarkan, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah pengetahuan dasar perpajakan aparat pajak berpengaruh terhadap
efisiensi kerja aparat pajak?
2. Apakah kemampuan numerik aparat pajak berpengaruh terhadap efisiensi
kerja aparat pajak?
3. Apakah sikap disiplin kerja aparat berpengaruh terhadap efisiensi kerja
aparat pajak?
4. Apakah secara bersama-sama terdapat pengaruh antara pengetahuan dasar
perpajakan, kemampuan numerik, dan sikap disiplin kerja aparat pajak
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menganalisis pengaruh tingkat pengetahuan dasar perpajakan
aparat pajak terhadap efisiensi kerja aparat pajak?
b. Untuk menganalisis pengaruh tingkat kemampuan numerik aparat
pajak terhadap efisiensi kerja aparat pajak?
c. Untuk menganalisis pengaruh sikap disiplin kerja aparat pajak
terhadap efisiensi kerja aparat pajak?
d. Untuk menganalisis pengaruh secara bersama-sama antara
pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik dan disiplin kerja
aparat pajak terhadap efisiensi kerja aparat pajak?
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Dari penelitian ini penulis berharap dapat memberikan banyak manfaat
dari segi ilmu pengetahuan dan lebih memahami bidang perpajakan.
Meliputi tata cara perpajakan di Indonesia yang berguna dimasa depan.
b. Bagi Masyarakat
Penulis berharap dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai media
informasi yang berguna bagi masyarakat. Mengenai perpajakan yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban wajib pajak guna terciptanya
c. Bagi Instansi Terkait
Sebagai bahan masukan atau saran berupa rekomendasi, pemikiran dan
pertimbangan guna mencapai perbaikan kinerja pemeriksaan dan
pemungutan pajak dalam rangka mengatasi hambatan penerimaan
negara disektor pajak.
d. Bagi Aparat Pajak
Dapat memberikan kritik, saran dan pendapat kepada aparat pajak
selaku pelaksana pengawas pemeriksaan pajak dengan sistem self
assesment yang dilakukan oleh wajib pajak, untuk dapat memahami
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan Dasar Perpajakan
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari
oleh manusia dari berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh melalui
pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan
indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang
belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Irmayanti. 2007) dalam
(Wikipedia. 2007).
Pengetahuan adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan
pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan
dengan lingkungan dan alam sekitarnya. Pengetahuan ini meliputi emosi,
tradisi, keterampilan, informasi, akidah, dan pikiran-pikiran. (Abdullah. 2008)
Manusia merupakan mahluk Tuhan yang paling sempurna, dengan karunia
sebuah akal dan pikiran yang digunakan untuk berpikir dan bernalar.
Kemampuan berpikir dan nalar yang baik, dapat membedakan manusia
dengan mahluk Tuhan yang lainnya. Manusia mampu mengembangkan ilmu
pengetahuan yang kemudian menjadi kekuatan manusia untuk tidak
semata-mata tunduk kepada kodrat alam, tetapi mencoba mengelola alam serta selalu
sadar dan aktif berupaya untuk menjadikan dirinya sesuatu. Manusia adalah
satu-satunya mahluk yang mampu mengembangkan pengetahuan secara
lebih inovatif. Memanfaatkan sumber daya, mengembangkan kebudayaan dan
memberikan makna didalam kehidupannya. Dengan pengetahuan manusia
mampu menguasai dan mempengaruhi perilaku. (Gordon. 1991:413) dalam
Djazoeli Sadlani (1999). Pada umumnya pengetahuan dibagi menjadi
beberapa jenis diantaranya. Abdullah. (2008) :
1. Pengetahuan langsung (immediate)
Pengetahuan langsung adalah pengetahuan yang hadir dalam jiwa tanpa
melalui proses penafsiran dan pikiran. Kaum realis (penganut paham
Realisme) mendefinisikan pengetahuan seperti itu. Umumnya dibayangkan
bahwa kita mengetahui sesuatu itu sebagaimana adanya, khususnya
perasaan ini berkaitan dengan realitas-realitas yang telah dikenal
sebelumnya.
2. Pengetahuan tak langsung (mediated)
Pengetahuan mediated adalah hasil dari pengaruh interprestasi dan proses
berpikir serta pengalaman-pengalaman yang lalu, yaitu apa yang kita
ketahui dari benda-benda eksternal banyak berhubungan dengan
penafsiran dan penerapan pikiran kita.
3. Pengetahuan indrawi (perceptual)
Pengetahuan indrawi adalah sesuatu yang dicapai dan diraih melalui
indra-indra lahiriah. Pada pengetahuan indra-indrawi terdapat beberapa faktor yang
berpengaruh, seperti adanya cahaya yang menerangi objek-objek eksternal
4. Pengetahuan konseptual (conceptual)
Pengetahuan konseptual juga tidak terpisah dari pengetahuan indrawi.
Pikiran manusia secara langsung tidak dapat membentuk suatu konsep
tentang objek-objek dan perkara-perkara eksternal tanpa berhubungan
dengan alam eksternal. Alam luar dan konsepsi saling berpengaruh satu
dengan lainnya dan pemisahan diantara keduanya merupakan aktivitas
pikiran
Dari beberapa uraian hakikat pengetahuan diatas, dapat dilihat bahwa
pengetahuan merupakan modal utama yang harus dimiliki oleh aparat pajak.
Setiap aparat pajak dituntut untuk memiliki pengetahuan, dengan pengetahuan
diharapkan aparat pajak mampu memahami dasar-dasar perpajakan meliputi,
fungsi-fungsi pajak, jenis-jenis pajak, asas-asas pemungutan pajak, hak dan
kewajiban aparat pajak serta manfaat dari perpajakan dan menjalankan
ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang Perpajakan disertai dengan
peraturan pelaksanaannya. Dengan bekal pengetahuan yang memadai
diharapkan aparat pajak mampu memahami setiap masalah yang dihadapi
dalam setiap melaksanakan kewajibannya, dan mampu menerapkan dan
menggunakan pengetahuan yang dimiliki guna penyelasaian masalah yang
dihadapi.
1. Pengetahuan Dasar-dasar Perpajakan
Beberapa hal mengenai pengetahuan dasar-dasar perpajakan yang
a. Pengertian Pajak
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Aviantara. (2009)
b. Fungsi Pajak
1) Fungsi Budgetair (Finansial)
Pajak berfungsi sebagai budgetair yaitu memasukkan uang
sebayak-banyaknya ke kas negara dengan tujuan untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara yang ditujukan untuk kegiatan
pembangunan.
2) Fungsi Regulerend (Mengatur)
Fungsi regulerend pajak yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk
mengatur masyarakat disegala bidang, baik dibidang ekonomi,
sosial maupun politik dengan tujuan tertentu.
Dari gambar diatas, berdasarkan golongannya pajak dibagi menjadi
dua:
1) Pajak Langsung
Pajak langsung adalah pajak yang bebannya harus ditanggung
sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan dan tidak dapat
dialihkan kepada pihak lain.
2) Pajak tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan
atau digeserkan kepada pihak lain sehingga sering disebut juga
sebagai pajak tidak langsung.
Berdasarkan wewenang pemungutannya pajak dapat dibedakan
menjadi dua:
1) Pajak Pusat
Pajak pusat adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada
pemerintah pusat yang pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen
Keuangan melalui Direktorat Jendral Pajak. Pajak pusat diatur
dalam Undang-undang dan hasilnya akan masuk ke Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
2) Pajak Daerah
Pajak daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada
pada Pemerintah Daerah yang pelaksanaannya dilakukan oleh
Undang-undang yang hasilnya akan masuk ke Anggaran Pendapatan dan
Belanja Dearah (APBD).
Berdasarkan sifatnya pajak dibagi menjadi dua yaitu:
1) Pajak Subjektif
Pajak subjektif adalah pajak yang memperhatikan kondisi atau
keadaan wajib pajak. Dalam menentukan pajaknya harus ada
alasan-alasan objektif yang berhubungan erat dengan keadaan
materialnya, yaitu gaya pikul (kemampuan wajib pajak setelah
dikurangi biaya hidup minimum).
2) Pajak Objektif
Pajak objektif adalah pajak yang awalnya memperhatikan objek,
yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar, kemudian
dicari subjeknya baik orang pribadi maupun badan. Jadi dengan
kata lain, pajak objektif adalah pengenaan pajak yang hanya
memperhatikan kondisi objeknya saja.
d. Asas-asas Pemungutan Pajak
Menurut Erly Suandy (2005:27) mengungkapkan bahwa asas-asas
pemungutan pajak yang dikenal dengan The Four Maxims dengan
uraian sebagai berikut:
1) Equality
Dalam asas ini disebutkan bahwa pembebanan pajak hendaknya
seimbang dengan kemampuannya, yaitu seimbang dengan
Tidak diperbolehkan suatu Negara mengadakan diskriminasi
diantara sesama wajib pajak. Dalam hal yang sama wajib pajak
harus diperlakukan sama dan dalam keadaan berbeda wajib pajak
harus diperlakukan berbeda.
2) Certainty
Pajak yang dibayar oleh wajib pajak harus jelas dan tidak
mengenal kompromi (not arbitary), dalam asas ini kepastian
hukum yang diutamakan adalah mengenai subjek pajak, objek
pajak, tarif pajak, dan ketentuan mengenai pembayarannya.
3) Convenience of Payment
Pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi wajib
pajak, yaitu saat sedekat-dekatnya wajib pajak menerima
penghasilan atau keuntungan yang dikenakan pajak.
4) Economic of Collection
Pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat (seefisien)
mungkin, jangan sampai biaya pemungutan pajak lebih besar dari
penerimaan pajak itu sendiri. Karena tidak ada artinya pemungutan
pajak jika biaya yang dikeluarkan lebih besar dari penerimaan
pajak yang diperoleh.
e. Tata Cara Pemungutan Pajak
Pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan 3 stelsel yaitu
1) Stelsel nyata (riel stelsel)
Pemungutan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang
nyata), sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir
tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya
diketahui. Kebaikan dari stelsel ini adalah pajak yang dikenakan
lebih realistis. Sedangkan kelemahannya adalah pajak baru dapat
dikenakan pada akhir periode.
2) Stelsel anggapan (fictieve stelsel)
Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh
Undang-undang. Kebaikan dari stelsel adalah pajak dapat dibayar
selama tahun berjalan, tanpa harus menunggu pada akhir tahun.
Sedangkan kelemahannya adalah pajak yang dibayarkan tidak
berdasarkan pada keadaan yang sesungguhnya.
3) Stelsel campuran
Adapaun stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan
stelsel anggapan. Yaitu pada awal tahun, besarnya pajak dihitung
berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya
pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya.
f. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak dan Aparat Pajak (Fiskus)
1) Hak wajib pajak
Hak-hak wajib pajak yang diatur dalam Undang-undang
(a) Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pengarahan dari
fiskus.
(b)Hak untuk membetulkan Surat Pemberitahuan (SPT).
(c) Hak untuk memperpanjang waktu penyampaian SPT.
(d)Hak untuk menunda atau mengangsur pembayaran pajak.
(e) Hak untuk memperoleh kembali kelebihan pembayaran pajak.
(f) Hak untuk mengajukan keberatan dan banding.
2) Kewajiban wajib pajak
Kewajiban wajib pajak yang diatur dalam Undang-undang
Perpajakan adalah:
(a) Kewajiban untuk mendaftarkan diri.
(b)Kewajiban untuk mengisi dan menyampaikan Surat
Pemberitahuan (SPT).
(c) Kewajiban untuk membayar atau menyetor pajak.
(d)Kewajiban untuk membuat pembukuan dan atau pencatatan.
(e) Kewajiban mentaati pemeriksaan pajak.
(f) Kewajiban melakukan pemotongan atau pemungutan pajak.
(g) Kewajiban untuk membuat faktur pajak.
3) Hak fiskus
Hak-hak fiskus yang diatur dalam Undang-undag Perpajakan
adalah sebagai berikut:
(a) Menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
(c) Melakukan pemeriksaan dan penyegelan.
(d)Melakukan penyidikan.
(e) Menerbitkan Surat Paksa dan melaksanakan penyitaan.
4) Kewajiban fiskus
(a) Kewajiban untuk melakukan penyuluhan kepada wajib pajak.
(b)Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak.
(c) Merahasiakan data wajib pajak.
B. Kemampuan Numerik
Robbin dan Judge. (2008:57) kemampuan berarti kapasitas seorang
individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.
Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan
seseorang. Secara kemampuan (ability) manusia diciptakan berbeda-beda
dengan yang lainnya. Ada yang memiliki kemampuan tinggi dan ada pula
yang memiliki kemampuan rendah. Setiap manusia pasti mempunyai
kekuatan dan kelemahan pada satu atau beberapa bidang aktivitas tertentu.
Sebagai mahluk yang mampu mengelola lingkungan hidupnya, maka
kekuatan dan kelemahan manusia pada masing-masing bidang dapat
dioptimalisasi dengan cara menempatkan individu dengan kemampuan
tertentu pada bidang kerja yang tepat atau sesuai dengan kemampuannya.
Kemampuan yang memadai adalah salah satu kunci untuk mencapai prestasi
kerja yang optimal. Kemampuan menunjukkan potensi seseorang untuk
dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan
kepadanya (Pertiwi. 2008).
Kemampuan bersama-sama dengan bakat adalah faktor utama yang
menentukan prestasi kerja seseorang. Sementara prestasi itu sendiri antara
lain ditentukan oleh inteligensinya. Kemampuan intelektual merupakan suatu
daya yang diperlukan untuk menjalankan mental. Menurut Zainun (1994)
dalam Lestari (2008) kemampuan (ability) dimaksudkan sebagai kesanggupan
(capasity) karyawan untuk melaksanakan pekerjaannya. Kemampuan
mengandung unsur seperti keterampilan manual dan intelektual, bahkan
sampai kepada sifat-sifat pribadi yang dimiliki. Unsur-unsur ini juga
mencerminkan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang dituntut sesuai
dengan rincian kerja.
Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan numerik adalah
kemampuan berhitung dengan cepat, tepat dan akurat. Kemampuan numerik
atau kecerdasan angka merupakan salah satu dari 7 (tujuh) dimensi yang
membentuk suatu kemampuan intelektual. Robbin dan Judge (2008:58)
mengemukakan tujuh dimensi yang membentuk kemampuan intelektual
adalah:
1. Kecerdasan angka, adalah kemampuan melakukan aritmatika dengan cepat
dan akurat.
2. Pemahaman verbal, adalah kemampuan memahami apa yang dibaca atau
3. Kecepatan persepsi, kemampuan mengidentifikasi kemiripan dan
perbedaan visual secara tepat dan akurat.
4. Penalaran induktif, adalah kemampuan mengidentifikasi urutan logis
dalam sebuah masalah dan kemudian memecahkan masalah tersebut.
5. Penalaran deduktif, adalah kemampuan menggunakan logika dan menilai
implikasi dari sebuah argumen.
6. Visualisasi spasial, adalah kemampuan membayangkan bagaimana sebuah
objek akan terlihat bila posisinya dalam ruang diubah.
7. Daya ingat, adalah kemampuan menyimpan dan mengingat pengalaman
masa lalu.
Dari beberapa uraian pengertian kemampuan diatas, disimpulkan bahwa
kemampuan numerik adalah suatu keahlian yang harus dimiliki oleh seluruh
aparat pajak sebagai pelaksana dalam pemungutan pajak. Berkewajiban
melakukan pembinaan (termasuk pemberian informasi) dan pengawasan atas
pelaksanaan self assesment system yang dilakukan oleh wajib pajak.
C. Sikap Disiplin
Kata disiplin berasal dari bahasa latin yang berarti mengajar atau belajar.
Secara tradisional, disiplin dianggap sebagai kegiatan negatif yang bertujuan
untuk menghukum para karyawan yang tidak berhasil mematuhi standar
organisasi. Untuk menegakkan disiplin kerja pegawai suatu organisasi,
terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan yaitu (Prijodarminto. 1994) dalam
a. Sikap mental, yang merupakan sikap taat, tertib sebagai hasil atau
pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran dan pengendalian watak.
b. Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma dan
kriteria yang sedemikian rupa.
c. Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati untuk
mentaati secara cermat dan tertib.
”Disiplin adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu mentaati tata tertib. Dua faktor penting disiplin adalah waktu dan perbuatan, dan sumber disiplin adalah kesadaran”(Anoraga. 1992) dalam (W. Saragih dkk. 1999).
Pemahaman tentang disiplin mencakup sikap hidup dan perilaku serta
tanggung jawab atas kehidupan tanpa paksaan dari luar, dengan yakin bahwa
hal yang dianutnya benar dan penuh keinsyafan menyadari manfaatnya bagi
diri sendiri dan masyarakat.
1. Macam-macam disiplin kerja
a. Disiplin diri
Menurut Jasin. (1989) dalam Helmi. (1996) disiplin diri merupakan
disiplin yang dikontrol oleh diri sendiri. Disiplin diri merupakan hasil
proses belajar (sosialisasi) dari keluarga dan masyarakat. Penanaman
nilai-nilai yang menjunjung disiplin, baik yang ditanamkan oleh orang
tua, guru atau pun masyarakat, merupakan bekal positif bagi tumbuh
dan berkembangnya disiplin kerja.
b. Disiplin kelompok
Kegiatan organisasi bukanlah kegiatan yang bersifat individual. Selain
akan tercapai jika disiplin diri telah tumbuh dalam diri karyawan.
Artinya, kelompok akan menghasilkan pekerjaan yang optimal jika
masing-masing anggota kelompok dapat memberikan andil yang
sesuai dengan hak dan kewajibannya.
Dari beberapa uraian pengertian disiplin diatas, tujuan utama pendisiplinan
adalah untuk mendorong karyawan (aparat pajak) berperilaku sepantasnya
ditempat kerja. Perilaku yang sepantasnya ditetapkan sebagai kepatuhan
terhadap peraturan dan prosedur didalam organisasi perusahaan. Pada
dasarnya peraturan dan prosedur berfungsi sama dengan peraturan
perundang-undangan dimata masyarakat.
“Kedisiplinan adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis”. (Sastrohadiwiryo,2003) dalam (Triwulansari. 2008)
Adapun ciri-ciri dari sikap disiplin kerja berkaitan dengan sikap disiplin
kerja aparat adalah sebagai berikut :
1. Selalu memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan yang ada
2. Melaksanakan segal tugas dengan penuh pengabdian, kesadaran dan
mentaati ketentuan jam kerja
3. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat (wajib pajak)
4. Mentaati peraturan perundang-undangan.
Disiplin kerja dalam suatu pekerjaan merupakan kehendak dan kesediaan
karyawan untuk memenuhi dan mentaati segala peraturan dan
kerja yang dimaksud tidak akan terbentuk dengan sendirinya tanpa disertai
upaya yang dilakukan oleh perusahaan atau pemimpin. (Triawulansari. 2008)
D. Efisiensi Kerja
Dalam hakikat efisiensi kerja ini terdapat beberapa konsep yang
dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah yang dikemukakan oleh
Mondy dan Premeaux (1993) dalam Djazoeli Sadlani (1999). Efisiensi adalah
suatu cara untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari jumlah input yang
paling minimum. Dengan kata lain, bagaimana memanfaatkan suatu
kapabilitas hasil produksi atau operasi yang diinginkan dengan menggunakan
energi, waktu, uang, material dan input lain yang minimum. Menurut
Handayaningrat (2003) dalam Nurhidayani. (2008) menjelaskan bahwa:
”Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input dan output, antara keuntungan dengan biaya”.
Seorang pengelola dikatakan efisien jika mampu mencapai suatu prestasi
berupa output atau hasil, dengan memanfaatkan biaya seminimal mungkin.
Jika dikaitkan dengan organisasi maka efisiensi dapat digunakan sebagai salah
satu alat ukur keberhasilan organisasi, setara dengan tingkat keuntungan,
keefektifan, kemampuan mengembangkan dan memuaskan karyawan
(Harvey. 1982:18) dalam (Djazoeli Sadlani. 1999).
“Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara suatu kegiatan dengan hasilnya. Menurut definisi ini, efisiensi terdiri atas 2 unsur yaitu kegiatan dan hasil dari kegiatan tersebut” (Liang Gie. 2008).
Dari uraian diatas terkandung pengertian pengaruh antara efisiensi dengan
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang pada dasarnya
merupakan upaya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Secara lebih sederhana efisiensi dapat dikatakan sebagai berikut:
1. Pekerjaan menghasilkan perbandingan output-input yang maksimal
2. Pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan rencana
3. Rangkaian pekerjaan disusun sesuai dengan urutan pekerjaan
4. Pekerjaan dilakukan dengan seketika dan cepat
Dalam hal ini efisiensi berkaitan dengan seberapa baik berbagai input itu
dikombinasikan satu sama lain atau bagaimana suatu atau semua pekerjaan
dilaksanakan, sehingga dapat diperoleh output yang optimum.
E. Penelitian Terdahulu
1. Djazoeli Sadhani. (1998)
a. Judul Penelitian
Hubungan antara pengetahuan dasar perpajakan, budaya organisasi dan
kemampuan numerik terhadap efisiensi kerja pemeriksa pajak.
b. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah pengetahuan dasar perpajakan, budaya
organisasi dan kemampuan numerik memiliki hubungan terhadap
efisiensi kerja pemeriksa pajak.
c. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survei yang dilakukan pada
Kantor Pemeriksaan Jakarta Khusus II..
Pengambilan sampel menggunakan teknik acak sederhana berjumlah
90 reponden.
e. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian tersebut disebutkan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan dasar
perpajakan, budaya organisasi dan kemampuan numerik terhadap
efisiensi kerja pemeriksaan pajak.
2. W. Saragih. dkk.,(1999)
a. Judul Penelitian
Hubungan faktor-faktor profesionalisme, disiplin dan efisiensi aparat
pajak serta efektifitas pencapaian target PBB.
b. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan antara variabel profesionalisme, disiplin
dan efisiensi serta efektivitas pencapaian target PBB dan untuk
mengidentifikasi sejauh mana peran aparat PBB dan Pemerintah
daerah Tk.II.
c. Metodologi Penelitian
Penelitian menggunakan metode survei dan teknik pengumpulan data
dengan menggunakan kuesioner, observasi dan wawancara terhadap
wajib pajak PBB di Kodia Tk.II Manado pada Kantor Pelayanan PBB
d. Sampel
Pengambilan sampel menggunakan sample proporsional, dengan
jumlah seluruh sample adalah 152 reponden.
e. Hasil Penelitian
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa profesionalisme, disiplin dan
efisiensi mempunyai hubungan yang positif terhadap efektifitas
pencapaian target PBB di Kodia Manado.
3. Achmad. (2003)
a. Judul Penelitian
Pengaruh kemampuan pegawai dan disiplin kerja terhadap efektifitas
pelayanan.
b. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara
kemampuan pegawai dan disiplin kerja terhadap efektifitas pelayanan.
c. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Unit Pelayanan Umum Terpadu Kota
Pekanbaru dengan metode survei menggunakan kuesioner
d. Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Unit Pelayanan Umum
Terpadu Kota Pekanbaru, yang berjumlah 31 orang. Teknik
e. Hasil Penelitian
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa kemampuan pegawai dan
disiplin kerja baik secara simultan dan parsial mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap efektivitas pelayanan.
4. Eka Lestari (2008)
a. Judul Penelitian
Sistem informasi perpajakan dan lama masa kerja sebagai pemeriksa
pajak terhadap kemampuan pemeriksaan pajak.
b. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan sistem informasi perpajakan
dan lama masa kerja sebagai pemeriksa pajak terhadap kemampuan
pemeriksaan pajak
c. Metodologi Penelitian
Metode penelitian menggunakan metode survey dengan kuisioner
d. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik judgment sampling
dengan subjek yaitu para pemeriksa pajak yang bekerja di KPP yang
berada di wilayah jakarta selatan.
e. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa Sistem Informasi
Perpajakan dan Lama Masa Kerja sebagai Pemeriksa Pajak
memberikan pengaruh yang simultan dan signifikan terhadap variabel
F. Kerangka Pemikiran
1. Pengaruh antara pengetahuan dasar perpajakan terhadap efisiensi kerja
aparat pajak.
Pengetahuan dasar perpajakan adalah segenap apa yang diketahui,
yang bersifat umum tentang prinsip, teori-teori perpajakan, dan struktur
mengenai dasar-dasar perpajakan, yang harus dimiliki oleh seluruh aparat
pajak. Aparat pajak (pemeriksa pajak) adalah petugas pajak yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menegakkan peraturan
perpajakan serta meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Didalam
melaksanakan tugasnya, pengetahuan dasar perpajakan dapat dianggap
sebagai sumber daya input bagi aparat pajak.
Aparat pajak yang mempunyai pengetahuan dasar perpajakan akan
lebih baik, karena dapat melaksanakan tugas pemeriksaan dalam bidang
perpajakan dengan lebih baik dan lebih bermutu dibandingkan dengan
mereka yang memiliki pengetahuan dasar perpajakan minim. Semakin
tinggi pengetahuan dasar perpajakan yang dikuasai oleh seorang aparat
pajak, diduga akan semakin tinggi efisiensinya dalam melaksanakan tugas.
2. Pengaruh kemampuan numerik terhadap efisiensi kerja aparat pajak.
Kemampuan numerik adalah kemampuan berhitung dengan cepat dan
tepat. Kemampuan numerik juga merupakan suatu daya untuk melakukan
suatu tindakan yang merupakan hasil dari pembawaan atau latihan.
Kemampuan memiliki fungsi untuk menunjukkan bahwa seseorang dapat
dalam kemampuan yang dimiliki sangatlah berbeda-beda, ada yang
memiliki tingkat kemampuan yang tinggi, adapula yang rendah.
Kemampuan manusia merupakan bagian dari inteligensi, dimana hal itu
merupakan hasil perkembangan dari semua fungsi otak manusia.
Kemampuan merupakan suatu daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
kegiatan mental dan menunjukkan prestasi individu.
Kemampuan numerik adalah salah satu dimensi yang menyusun
inteligensi manusia. Disimpulkan bahwa individu dengan kemampuan
numerik yang tinggi mempunyai sensitivitas dan kapasitas, untuk melihat
dengan cerdas permasalahan dengan logika matematik, serta mempunyai
kemampuan untuk menyelasaikan permasalahan yang berantai.
Aparat pajak adalah orang yang didalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya banyak berhubungan dengan angka-angka dan
perhitungan numerik. Dengan kemampuan numerik yang tinggi, maka
aparat pajak didalam melaksanakan tugas khususnya yang berhubungan
dengan angka-angka akan lebih cepat dan tepat. Jadi semakin tinggi
tingkat kemampuan numerik aparat pajak, tugas dan kewajiban akan dapat
terselesaikan dengan cepat dan tepat. Dengan demikian diduga bahwa
terdapat pengaruh yang positif antara kemampuan numerik terhadap
efisiensi kerja.
3. Pengaruh disiplin kerja terhadap efisiensi kerja aparat pajak.
Disiplin adalah suatu sikap, perbuatan atau tindakan untuk selalu
aturan-aturan yang berlaku. Aparat pajak sebagai petugas pajak mengemban
tanggung jawab yang besar terhadap tugasnya sebagai aparat pajak. Selain
itu, mendapatkan hak dan melaksanakan kewajibannya sebagai aparat
pajak adalah salah satu ketentuan yang telah ditentukan dalam
Undang-undang Perpajakan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh aparat
pajak.
Aparat pajak yang memiliki tingkat disiplin kerja yang tinggi,
merupakan salah satu input bagi aparat pajak. Aparat pajak yang memiliki
disiplin kerja yang baik tidak mustahil efisiensi kerja akan tercapai dan
kepuasan akan didapat oleh wajib pajak atas pelayanan yang diberikan.
Definisi dari efisiensi adalah berhubungan dan berpengaruh dengan
input dan output yang dihasilkan, dengan cara mendapatkan hasil yang
lebih baik dengan menggunakan input yang seminim mungkin. Dengan
demikian, diduga bahwa disiplin kerja yang tinggi mempunyai pengaruh
positif terhadap efisiensi kerja aparat pajak.
Dari uraian ketiga faktor diatas diduga bahwa pengetahuan dasar
perpajakan, kemampuan numerik, dan disiplin kerja sebagai variabel bebas
berpengaruh terhadap efisiensi kerja aparat pajak sebagai variabel terikat,
dimana pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik, dan disiplin
kerja merupakan input bagi aparat pajak yang outputnya adalah hasil dari
pemungutan pajak yang efisien yaitu kepuasan wajib pajak dan
meningkatnya kepatuhan wajib pajak. Kerangka berfikir ini dapat
Gambar 2.2
Skema Kerangka Pemikiran
G. Hipotesis
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan
diatas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Ha1: Pengetahuan dasar perpajakan aparat pajak berpengaruh terhadap
efisiensi kerja aparat pajak
Ha2: Kemampuan numerik aparat pajak berpengaruh terhadap efisiensi kerja
aparat pajak.
Ha3: Sikap disiplin kerja aparat pajak berpengaruh terhadap efisiensi kerja
aparat pajak.
Ha4: Pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik, dan sikap disiplin
kerja aparat pajak secara bersama-sama berpengaruh terhadap efisiensi
kerja aparat pajak.
Efisiensi Kerja Aparat Pajak (Y) Kemampuan
Numerik (X2)
Sikap Disiplin Kerja (X3) Pengetahuan Dasar
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memilih objek penelitian pada beberapa
Kantor Pelayanan Pajak yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi kerja aparat pajak yang mungkin
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dasar perpajakan, kemampuan numerik,
dan disiplin kerja aparat pajak dalam melakukan pemungutan pajak terhadap
wajib pajak selama melakukan self assessment system terhadap pajak terutang.
B. Metode Penentuan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode Simple Random Sampling atau metode pemilihan sampel secara acak
sederhana. Sampel ini memberikan kesempatan yang sama yang bersifat tidak
terbatas pada setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai sampel. Metode ini
relatif sederhana karena hanya memerlukan satu tahap prosedur pemilihan
sampel. (Santoso 2000). Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak
yang terdaftar pada 4 Kantor Pelayanan Pajak di wilayah Jakarta Selatan.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan oleh penulis untuk
memperoleh data yang diperlukan berupa data primer, yang merupakan
melalui media perantara). Data primer secara khusus dikumpulkan oleh
peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian yang dilakukan dengan metode
survey, menggunakan kuisioner yang disebarkan sendiri oleh penulis dengan
cara mendatangi langsung kantor-kantor pelayanan pajak yang berada di
wilayah Jakarta Selatan dengan objek atau responden para wajib pajak yang
sedang melakukan kewajiban perpajakannya pada 4 KKP di wilayah Jakarta
Selatan. Untuk mendukung penulisan skripsi ini, penulis juga melakukan studi
pustaka dengan mencari buku-buku, jurnal perpajakan, artikel-artikel dan
sumber-sumber serta bahan-bahan acuan dalam menganalisis masalah yang
dibahas dalam penulisan skripsi ini. Instrumen penelitian yang digunakan
pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survey melalui
kuisioner yang digambarkan dalam skala Likert yang merupakan pengukuran
sikap yang menyatakan setuju atau ke-tidak setujuan terhadap subjek, objek
atau kejadian tertentu. Dalam skala Likert ini menggunakan lima angka
penilaian yaitu (Nur Indriantoro dkk., 2002)
Tabel 3.1 Skala Likert
Jawaban Keterangan Skor
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
TP Tidak Pasti 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
D. Metode Analisis Data
1. Deskriptif Data
Skripsi ini disusun dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif
dengan menggunakan pendekatan analisis regresi berganda (Multiple
Regresion Analysis), umumnya digunakan untuk menguji dua atau lebih
variabel independent (X) yaitu pengetahuan dasar, kemampuan numerik
dan sikap disiplin aparat pajak terhadap variabel dependen (Y) yaitu
efisiensi kerja aparat pajak.
2. Uji Kualitas Data
Uji kualitas data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pernyataan pada
kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuisioner tersebut (Imam Ghozali, 2005:45).
Kriteria pengambilan keputusan untuk menentukan valid yakni jika
nilai r hitung sama dengan atau lebih besar dari r tabel pada taraf
signifikan 5%. Begitu juga sebaliknya, jika nilai r hitung lebih kecil
dari nilai r tabel maka data tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk menguji konsistensi
jawaban dari responden. Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat
coefficient sama dengan atau lebih besar dari 0,6 maka instrument
penelitian tersebut dapat dikatakan reliable.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel dependen, variabel independent atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Uji
normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dari grafik (Imam Ghozali, 2005:110).
Menurut Singgih Santoso (2000:214) yang menjadi dasar
pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut:
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
b. Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu
pengamatan lain, jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas dan jika
Untuk mendeteksi heterokedastisitas dapat melihat grafik
scatterplot. Deteksi adanya heterokedastisitas adalah dengan melihat
ada tidaknya pola pada grafik, dimana sumbu x adalah sumbu y yang
telah diprediksi dan sumbu y adalah residual (y prediksi-y
sesungguhnya) yang telah di studentized (Singgih Santoso, 2000:210)
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola
tertentu yang diatur bergelombang, melebar kemudian menyempit,
maka telah terjadi heterokedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu y maka tidak terjadi
heterokedastisitas.
c. Multikolinieritas
Bertujuan untuk meneliti apakah dalam model regresi terjadi
korelasi antara variabel independent, jika terjadi korelasi maka terdapat
problem multikolinieritas. Model regrasi yang baik adalah tidak
terjadi korelasi diantara variabel independent, deteksi adanya
multikolinieritas digunakan besaran VIF (Variance Inflation Factor)
dan Tolerance.
Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah
(Singgih Santoso, 2000:206):
1) Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1
4. Uji Hipotesis
a. Uji statistik t (uji parsial)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel independent yang dimasukkan dalam model regresi secara
individual terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2005:84).
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel
independent secara individual terhadap variabel maka digunakan
tingkat signifikansi dengan syarat pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut :
1) Jika nilai probabilitas sig lebih kecil dari probabilitas 0,05 atau (sig
0,05) dan nilai t lebih besar dari nilai 2 atau (t 2), maka Ha
diterima dan Ho ditolak, artinya signifikan (variabel independent
secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen).
2) Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari probabilitas 0,05 atau
(sig 0,05) dan nilai t lebih kecil dari nilai 2 atau (t 2), maka Ha
ditolak dan Ho diterima, artinya tidak signifikan (variabel
independent secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen).
b. Uji F Hitung.
Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh seluruh
variabel independent yang dimasukkan dalam model regresi secara
Untuk mengetahui apakah variabel independent secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen, maka digunakan taraf signifikansi
sebesar 0,05 dengan syarat pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05
atau (sig 0,05) dan nilai F lebih besar dari nilai 4 atau (F 4),
maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya signifikan (variabel
independent secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen).
2) Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05
atau (sig 0,05) dan nilai F lebih lebih kecildari nilai 4 atau (F
4), maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak signifikan
(variabel independent secara simultan tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen).
c. Uji R² (koefisien determinan)
Uji koefisien determinan digunakan untuk menentukan seberapa
besar variabel independent dapat menjelaskan variabel dependen.
Nilai koefisien determinan antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas (Imam Ghozali, 2005:83).
d. Analisis Regresi Berganda
Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis
adalah metode regresi linier berganda, yaitu regresi yang digunakan
terhadap variabel dependen. Model ini digunakan penulis ingin
mengetahui tentang pengaruh variabel pengetahuan dasar perpajakan
(X1), kemampuan numerik (X2) dan sikap disiplin aparat pajak (X3)
terhadap efisiensi kerja aparat pajak (Y).
Adapun rumus persamaan regresi berganda secara statistik adalah
sebagai berikut :
Y = a + 1 X1 + 2 X2 + 3 X 3 + e Keterangan:
= Subyek dalam variabel yang diprediksikan.
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan).
= Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada variabel independent. Bila b (+) maka naik, dan
bila b (-) maka terjadi penurunan.
e = Galat (error terms)
X1 = Pengetahuan dasar.
X2 = Kemampuan numerik.
X3 = Sikap disiplin.
E. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
1. Variabel Independent
Variabel independent adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain, variabel independent dinamakan dengan
yang diduga sebagai akibat. Nur Indriantoro dkk.,(2002). Dalam penelitian
ini variabel independent terdiri dari, pengetahuan dasar, kemampuan
numerik, dan sikap disiplin.
a. Pengetahuan Dasar Perpajakan
Pengetahuan dasar perpajakan merupakan pengetahuan aparat
pajak mengenai dasar-dasar perpajakan meliputi, fungsi-fungsi pajak,
jeni-jenis pajak, asas-asas pemungutan pajak, hak dan kewajiban
aparat pajak dan manfaat dari perpajakan, serta memahami dan
menjalankan ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang
Perpajakan disertai dengan peraturan pelaksanaannya
Dengan pengetahuan perpajakan yang dimiliki, manusia (aparat
pajak) dapat memikirkan hal-hal yang baru, memanfaatkan sumber
daya, mengembangkan kebudayaan dan memberikan makna didalam
kehidupannya (Djazoeli Sadhani. 1999).
b. Kemampuan Numerik
Dari segi kemampuan (ability) manusia diciptakan tidak sama, ada
yang memiliki kemampuan tinggi, ada pula yang memiliki
kemampuan rendah, dan setiap manusia pasti mempunyai kekuatan
dan kelemahan pada satu atau beberapa bidang aktivitas.
Kemampuan numerik adalah suatu kemampuan untuk berhitung
dengan cepat dan tepat. Kemampuan dan bakat merupakan bagian dari
iteligensi. Kemampuan merupakan suatu daya untuk melakukan suatu