1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari ribuan pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Dari sekian banyaknya pulau beserta dengan masyarakatnya tersebut lahir, tumbuh dan berkembang. Seni tradisi merupakan identitas, jati diri, media ekspresi dari masyarakat pendukungnya. Hampir diseluruh wilayah Indonesia mempunyai seni musik tradisional yang khas. Keunikan tersebut bisa dilihat dari teknik permainannya, penyajiannya, maupun bentuk instrumen musiknya. Hampir seluruh seni tradisional Indonesia mempunyai semangat golongan yang tinggi sehingga dapat dikenali karakter khas orang masyarakat Indonesia, yaitu ramah dan sopan. Sehingga alat musik tradisional alat musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun, dipertahankan sebagai sarana hiburan. Dan alat musik tradisional merupakan salah satu aset bangsa yang tak ternilai harganya, rasa khas dan lokalitas yang kental menjadi cirinya.
2 Gambar 1.1 Karinding
Di daerah lain seperti di Bali alat musik tradisional karinding disebut
“Genggong”, di Kalimantan disebut “Dunga” dan di Jawa disebut “Rinding”. Karinding mungkin kurang pelestarianya diantara alat musik tradisional lainnya jika kita melihat pementasan kesenian tradisional seperti Tari Kecak Bali atau Reog Ponorogo, mungkin kita akan membayangkan pertunjukan yang sarat dimensi sakral didalamnya. Namun, jika kita mendengar nama alat musik tradisional Karinding, pemahaman kita tentang kesenian tradisional akan sangat berbeda. Jika kita perhatikan di kota-kota besar di Jawa Barat, sebagian besar masyarakat yang notabene lahir dan tinggal di dataran Sunda sudah melupakan tradisi Sunda. Di lain pihak, banyak pula yang tidak mengetahui bahkan sama sekali belum pernah mendengar alat musik tradisional tersebut, ditengah derasnya industri musik moderen alat musik tradisional ini semakin tersisihkan.
3 1.2 Identifikasi Masalah
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi secara terperinci, diantaranya :
1. Masyarakat kurang mengenal alat musik tradisional karinding.
2. Pengguna alat musik karinding masih terbatas, hanya orang-orang tertentu saja seperti budayawan Sunda, komunitas anak muda, seniman dan musisi.
3. Sedikitnya informasi komunitas yang mengembangkan untuk mempelajari alat musik tradisional karinding.
4. Alat musik tradisional Karinding merupakan warisan dari leluhur masyarakat Sunda yang perlu di pertahankan keberadaannya.
1.3. Fokus Masalah
Setelah melakukan identifikasi, muncul sebuah fokus permasalahan yang terangkum dalam satu gagasan untuk menginformasikan atau mensosialisasikan alat musik tradisional Karinding, langkanya sumber-sumber yang memberitahukan atau menjelaskan keberadaan alat musik Karinding menyebabkan masyarakat enggan untuk mempelajari atau mengetahui kesenian tradisional alat musik Karinding.
4 1.4. Tujuan Perancangan
Memberikan informasi berupa film dokumenter tentang cara memainkan alat musik tradisional Karinding, serta mengajak kembali masyarakat untuk melestarikan alat musik tradisional Karinding. Sebagai tindakan nyata membantu melestarikan alat musik tradisional di Jawa Barat, khususnya di daerah perkotaan untuk sekolah menengah ke atas, maupun siswa siswi yang aktif pada kegiatan ekstrakuler kesenian sehingga keberadaan alat musik tradisional Karinding tetap bertahan.
1.5 Batasan Masalah
Melihat permasalahan yang dipaparkan sebelumnya, maka batasan masalah yang didapatkan adalah:
Memberikan media informasi tentang proses cara memainkan alat musik Karinding beserta perkembangannya.
Mengangkat alat musik tradisional Karinding di Jawa Barat khususnya di Bandung.
1.6. Kata Kunci
Adapun kata kuncinya adalah sebagai berikut :
5 BAB II
PERANCANGAN FILM DOKUMENTER MENGENAI ALAT MUSIK
TRADISIONAL KARINDING
2.1. Film Dokumenter Sebagai Media Informasi 2.1.1. Definisi Film Dokumenter
Film adalah gambar hidup, juga sering disebut juga movie. Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk popular dari hiburan dan juga bisnis. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk hiburan dan
figure palsu dengan kamera dan atau oleh animasi. (Malaky, 2004)
Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Kunci utama dari dokumenter adalah penyajian fakta. Film dokumenter berhubungan dengan orang-orang, tokoh, peristiwa, dan lokasi yang nyata. Film dokumenter ini tidak menciptakan suatu peristiwa atau kejadian namun merekam peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi. Tidak seperti film fiksi, film dokumenter tidak memiliki plot (rangkaian peristiwa dalam film yang disajikan pada penonton secara visual dan audio), namun memiliki struktur yang umumnya didasarkan oleh tema atau argumen dari sineasnya. Film dokumenter juga tidak memiliki tokoh peran baik dan peran jahat, konflik serta penyelesaian seperti halnya film fiksi. (Pratista, 2008)
6 Film dokumenter memiliki beberapa karakter teknis yang khas tujuan utamanya untuk mendapatkan kemudahan, kecepatan, fleksibilitas, efektifitas, serta otentitas peristiwa yang akan direkam. Film dokumenter memberikan informasi pada penontonnya sering menggunakan narator untuk membawakan narasi atau dapat pula menggunakan metode langsung tanya jawab dengan narasumber.
2.1.2. Definisi Informasi
Menurut George R. Terry, Ph. D informasi adalah “data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang”. Untuk memperoleh informasi yang berguna, tindakan yang pertama adalah mengumpulkan data, kemudian mengolahnya sehingga menjadi informasi. Dari data-data tersebut informasi yang didapatkan lebih terarah dan penting karena telah dilalui berbagai tahap dalam pengolahannya diantaranya yaitu pengumpulan data, kemudian data apa yang terkumpul dan menemukan informasi apa yang diperlukan. Berdasarkan definisi diatas, berguna atau tidaknya informasi tergantung pada beberapa aspek, yaitu :
1. Tujuan penerima
Informasi itu harus membantu penerima dalam usahanya untuk mendapatkannya.
2. Ketelitian penyampaian dan pengolahan data
Penyampaian dan mengolah data, inti dan pentingnya info harus dipertahankan.
3. Waktu
7 4. Ruang dan tempat
Informasi yang didapat harus tersedia dalam ruangan atau tempat yang tepat agar penggunaannya lebih terarah bagi audience.
5. Bentuk
Dalam hubungannya bentuk informasi harus disadari oleh penggunaannya secara efektif, hubungan-hubungan yang diperlukan, kecenderungan-kecenderungan dan bidang-bidang yang memerlukan perhatian manajemen serta menekankan informasi tersebut ke situasi-situasi yang ada hubungannya.
6. Semantik
Agar informasi efektif informasi harus ada hubungannya antara kata-kata dan arti yang cukup jelas dan menghindari kemungkinan salah tafsir.
2.2. Unsur-Unsur Pembentuk Film
Film, secara umum dapat dibagi atas dua unsur pembentuk yakni, unsur naratif dan unsur sinematik. Dua unsur tersebut saling berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk sebuah film. Masing-masing unsur tersebut tidak akan dapat membentuk film jika hanya berdiri sendiri. Unsur naratif adalah bahan (materi) yang akan diolah, sementara unsur sinematiknya adalah cara (gaya) untuk mengolahnya. Dalam film cerita, unsur naratif adalah perlakuan terhadap cerita film. Sementara unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis pembentuk film. Unsur sinematik terbagi menjadi empat elemen pokok yakni, mise-en-scene, sinematografi,
8
FILM
Unsur naratif Unsur sinematik Mise en scene waktu untuk memberikan informasi yang kuat dalam mendukung cerita filmnya), tata cahaya, kostum dan tata rias wajah, serta pergerakan pemain.
Sinematografi secara umum dapat dibagi menjadi tiga aspek, yakni: kamera dan film, framing, serta durasi gambar. Kamera dan film mancakup teknik-teknik yang dapat dilakukan melalui kamera dan stok filmnya. Framing adalah hubungan kamera dengan objek yang akan diambil, seperti batasan wilayah gambar atau frame, jarak, ketinggian, pergerakan kamera dan seterusnya. sementara durasi gambar mencakup lamanya sebuah obyek diambil gambarnya oleh kamera.
Editing tahap pasca produksi: pemilihan serta penyambungan shot-shot yang telah diambil; tahap setelah filmnya selesai: tehnik yang digunakan untuk menghubungkan tiap shot-nya.
9 2.3. Film Dokumenter Sebagai Sarana penunjang Informasi Alat Musik
Karinding
Karinding merupakan alat musik tradisional dari Jawa Barat yang akan dibuatkan media film dokumenter oleh penulis sebagai media penunjang informasi untuk alat musik karinding tersebut.
Maka dari itu, diharapkan sebuah media film dokumenter yang dibuat secara rapih dan menarik, kemudian terarah akan menjadi sebuah media yang baik untuk pelestarian alat musik karinding. Selain itu, dapat menginformasikan tentang alat musik tradisional karinding yang merupakan turun temurun dari nenek moyang dan sekarang keberadaannya mengalami pergeseran oleh alat musik modern.
Atas dasar pemikiran tersebut maka penulis akan membuat sebuah solusi informasi melalui media film dokumenter ini dengan mengangkat tema media informasi alat musik tradisional Karinding.
2.4. Manfaat Film Dokumenter
Selain sebagai media informasi, film dokumenter ini bermanfaat untuk menyampaikan sebuah pesan tentang alat musik tradisional Karinding, secara lebih alami kemudian dikuatkan dengan pendapat para narasumber yang menguasai dibidang tersebut. Sehingga pesan yang ingin disampaikan terhadap masyarakat lebih terarah kemudian terkonsep dengan baik, dan dapat diterima dan dimengerti dengan baik oleh masyarakat.
2.5. Media Publikasi Untuk Sebuah Informasi
10 1. Program-program televisi, seperti Mandala Siliwangi dan Local Genius
(STV Bandung).
2. Pargelaran kebudayaan seperti saung udjo yang menyediakan cinderamata kebudayaan orang sunda.
3. Trend internet seperti MySpace, Facebook.
2.6. Segmentasi
Penentuan target audience sangat diperlukan dalam perancangan konsep media. Agar pendekatan kepada target sasaran dapat lebih terfokus dan pengamatan terhadap sesuatu tidak lagi tergantung pada perhatian, keinginan, hasrat dan kebutuhan saja, akan tetapi faktor-faktor luar sudah mulai mempengaruhi mereka dalam mengambil keputusan dan tindakan, apa lagi target lebih sering beraktifitas tepatnya sebagai pelajar.
Psikografis
11 Geografis
Secara geografis yang ingin dicapai khususnya masyarakat Bandung, masyarakat Jawa barat pada umumnya.
2.7. Analisa Permasalahan
Sebelum melakukan suatu program atau kegiatan apa yang akan dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan yang ada, maka diperlukan suatu analisa permasalahan. Berikut ini adalah analisa permasalahan-permasalahan, diantaranya :
2.5.1. Analisa 5w + 1H
Untuk menyelesaikan masalah tersebut maka disusunlah penyesuaian penerapan media komunikasi yang tepat melalui analisa 5w + 1H maka diperoleh hasil sebagai berkut :
2.5.2. Analisa 5w + 1H
What Mengangkat kembali alat musik tradisional Karinding
Why karena alat musik tradisional Karinding sudah tinggalkan oleh generasi muda yang kebanyakan beralih kemusik modern
Who Masyarakat Bandung di daerah kota
When Informasi ini akan dilaksanakan pada saat alat musik tradisional Karinding terancam punah saat ini
Where Di daerah pinggiran kota Bandung.
12 2.8. Pemecahan Masalah
Dari analisa-analisa yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan perlunya media informasi untuk memberitahukan terhadap masyarakat, bahwa alat musik karinding musik tradisional yang secara turun temurun, harus dilestarikan agar tidak punah keberadaanya.
13 BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL FILM DOKUMENTER KARINDING
3.1. STRATEGI KOMUNIKASI
Media komunikasi visual, merupakan media yang tepat dan efektif dalam menyampaikan sebuah informasi. Keberhasilan sebuah media sebagai alat penyampaian informasi sangat dipengaruhi oleh komunikasi sebagai unsur penting didalamnya. Dalam media ini terdapat suatu bentuk komunikasi yang berfungsi untuk serta memberi informasi sehingga audience
terpengaruh hingga melakukan tindakan.
3.1.1 Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi perancangan media film dokumenter ini untuk mengenalkan kembali alat musik tradisional karinding, yang keberadaannya hampir hilang yang sudah tergeser oleh alat musik modern, tujuannya agar tidak sampai melupakan warisan dari nenek moyang tentang keberadaan alat musik tradisional.
3.1.2 Tema Dasar Komunikasi
Tema dasar komunikasi diambil dari alat musik tradisional itu sendiri
yaitu “Karinding” yang akan diangkat sebagai tema perancangan film
dokumenter.
3.1.3 Rasional Visual
14 3.1.4 Materi Pesan
Materi pesan yang ingin disampaikan adalah untuk mengajak orang agar mengetahui dan melestarikan alat musik tradisional karinding, supaya tidak melupakan salah satu budaya yang diwariskan nenek moyang secara turun temurun.
3.2 Strategi Kreatif
3.2.1 Pendekatan Verbal
Penyampaian komunikasi dalam film dokumenter ini lebih menitik beratkan pada pemakain narasi dan narasumber, sehingga akan lebih mudah dan cepat dipahami oleh masyarakat. Karena dalam filmnya narasumber menggunakan bahasa lokal (sunda) maka dibuat teks berbahasa Indonesia, agar maksud dan tujuan yang disampaikan dapat dimengerti semua masyarakat.
3.2.2 Pendekatan Visual
15 tampak lebih besar atau raksasa).
Kemiringan kamera
Kemiringan terhadap garis horizontal obyek dalam sebuah
frame.
3.3 Strategi Media
16 3.3.1 Pemilihan Media
Pemilihan media berfungsi untuk membatasi media yang akan digunakan dalam perancangan menginformasikan alat musik karinding agar tidak terlalu luas dengan pertimbangan disesuaikan dengan target yang dituju. Maka pemilihan media yang akan digunakan haruslah efesien dan tepat sasaran.
Media dapat dibedakan menjadi dua, yaitu media utama dan media pendukung.
1. Media Utama
Film Dokumenter
Media film dokumenter ini menjelaskan secara detail tentang alat musik tradisional karinding, dari mulai asal muasal, filosofi, sejarah, cara membuatnya, memainkan, serta perkembangan alat musik tradisional karinding itu sendiri.
Informasi yang disuguhkan dalam media utama ini memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi, sehingga mudah di cerna oleh target audien.
2. Media Pendukung
Media pendukung ini bersifat menunjang, melengkapi atau mempertegas media utama agar penyampaiannya mudah di terima oleh masyarakat.
17 Poster 1
Gambar 3.3.1 Sketsa Poster 1
Poster merupakan media lini atas yang juga merupakan media luar ruang yang informasinya mudah tersampaikan. Poster ini disebarkan di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi.
Poster 2
Gambar 3.3.2 Sketsa Poster 2
18 Brosur
Gambar 3.3.3 Sketsa Brosur
Media ini cukup efektif untuk memberikan informasi-informasi secara langsung pada sasaran yang berisi tentang pengetahuan mengenai alat musik tradisional karinding yang dijelaskan secara singkat.
X–banner
Gambar 3.3.4 Sketsa x-banner
19 Baligho
Gambar 3.3.5 Sketsa Baligho
Fungsi Baligho adalah untuk menyampaikan informasi-informasi secara langsung yang akan dilaksanakan pada tahap selanjutnya.
Ambient Media
Gambar 3.3.6 Sketsa Ambient media
20
Sign System
Gambar 3.3.7 Sektsa Sign system
Sign system ditempatkan di area pemutaran film tepatnya dipasang pada pintu masuk menuju gedung pemutaran film, media ini bertuliskan “Ikuti Tanda Ini”, media ini juga merupakan salah satu media pengikat.
Media Gimmick
Sebagai media pelengkap yang diberikan secara cuma-cuma, media
gimmick tersebut diantaranya adalah :
- Pin dan Gantungan kunci
Gambar 3.3.8 Sketsa Pin
21 - Gantungan kunci
Gambar 3.3.9 Sketsa Gantungan kunci
Sebagai media pelengkap yang diberikan secara cuma-cuma, yang berfungsi sebagai media pengikat.
- Baju
Gambar 3.3.10 Sketsa Baju
Sebagai media pelengkap yang di berikan secara cuma-cuma, yang berfungsi sebagai daya tarik kepada masyarakat.
- Karinding
22 Sebagai media pelengkap yang di berikan secara cuma-cuma. yang berfungsi sebagai pengingat dan pengikat.
3.3.2 Pertimbangan Dasar Penyebaran Media
Untuk mengenalkan alat musik tradisional karinding, penulis membuat media dalam bentuk film dokumenter dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Format media melalui film dokumenter ini merupakan suatu hal yang menarik mengingat alat musik tradisional Karinding masih jarang untuk dibuat sebagai dokumentasi dalam bentuk audio visual dengan berkerja sama dengan DEPDIKNAS dan DISBUDPAR untuk target pelajar dan lembaga-lembaga yang berkepentingan lainya.
b. Film dokumenter adalah sebuah media komunikasi yang efektif, karena dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap pemirsanya, dengan audio visual sebagai penjelas dapat memperindah dan memperkuat pesan serta makna yang terkandung dalam film dokumenter ini.
c. Lewat media audio visual keistimewaan yang terdapat dalam objek yang diteliti dapat ditampilkan dalam bentuk gambar gerak yang membuat mudah dipahami.
d. Dapat menginformasikan dan menampilkan dokumentasi alat musik tradisional Karinding senyata mungkin.
23 3.3.3 Jadwal Penyebaran Media
Jadwal penyebaran dalam 2 (dua) bulan, dengan berbagai pertimbangan yang disesuaikan dengan kebutuhan promosi dan dibagi 3 tahap.
Tabel 3.3.3. penyebaran media
3.4 Strategi Distribusi
24 3.4.1 Jalur Distribusi
Atas dasar pelestarian budaya alat musik tradisional, maka pendistribusian ini melalui jalur kerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Dinas Pendidikan Jawa Barat. Untuk dokumentasi guna mendukung pendidikan dan kebudayaan sehingga sangat tepat untuk mengejar target pelajar.
Wilayah penyebaran film dokumenter ini dilakukan di kota Bandung terlebih dahulu kemudian kota-kota besar lainya. Pengenalan atau pelestarian harus dilakukan didaerah itu sendiri terlebih dahulu kemudian kemudian pengenalan ke daerah-daerah lain. Dikarenakan segmentasi dari perancangan ini dikhususkan untuk siswa Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi se Bandung.
3.5 Konsep Visual
Konsep visual dalam pembuatan film dokumenter ini menggunakan elemen berupa tata suara, musik, tehnik pengambilan gambar dan elemen-elemen visual seperti fotografi, serta tifografi agar penyampain media informasi tersebut tidak membosankan dan menarik perhatian remaja serta mudah dimengerti.
3.5.1 Tata Suara
Proses perekaman dialog dalam film dokumenter ini dilakukan dengan cara, yaitu :
Perekaman secara langsung atau dengan dialog
Yaitu bahasa komunikasi verbal yang digunakan semua karakter didalam maupun diluar cerita film (narasi)
Bahasa bicara
25 diperhatikan menyangkut bahasa bicara adalah wilayah dan waktu. Dan kebanyakan menggunakan bahasa induk mereka masing-masing.
3.5.2 Musik
Musik merupakan salah satu elemen yang paling berperan penting dalam memperkuat mood, nuansa, serta suasana sebuah film. Musik dapat kita kelompokan menjadi 2 macam, yakni ilustrasi musik dan lagu. Ilustrasi musik yaitu musik latar yang mengiringi aksi selama cerita berjalan, sedangkan lagu yaitu pengiring sebuah film yang membentuk karakter serta mood suasana adegannya.
Elemen musik disini dimasukan untuk mempertegas suasana agar lebih kuat maknanya.
Ilustrasi musik : musik karinding
Judul lagu : musik yang kental tradisional yang dapat memberikan kesadaran tentang kembalinya mencintai alam.
3.5.3 Teknik Pengambilan Gambar
Pengambilan gambar film dokumenter ini dilakukan dengan cara, yaitu:
Sudut pengambilan gambar
Sudut kamera adalah sudut pandang kamera terhadap obyek yang berada dalam frame.
Ukuran gambar
Menggunakan aspect ratio perbandingan ukuran lebar serta tinggi frame.
Gerakan kamera
26 juga sering digunakan untuk menggambarkan situasi dan suasana sebuah lokasi atau suatu panorama.
Gerakan objek
Secara umum komposisi pengambilan gambar terkait dengan posisi obyek dalam frame dapat dikelompokan dua jenis, yakni komposisi simetrik dan komposisi dinamik.
- Komposisi simetrik sifatnya statis. Obyek terletak persis ditengah-tengah frame dan proporsi ruang disisi kanan dan kiri obyek relatif seimbang.
- Komposisi dinamik sifatnya fleksibel dan posisi obyek dapat berubah sejalan dengan waktu.
3.6 Layout
Memberikan kesan kesederhanaan disertai penegasan yang jelas tentang sejarah permainan karinding, perpindahan gambar secara halus dari gambar satu ke gambar yang lain dimana ada hubungan menerangkan dan diterangkan.
27 3.7 Tipografi
Huruf yang baik mengarah kepada keterbacaan dan keaslian, mudah dibaca dan nyaman baik dari segi proporsi, spasi, ukuran maupun penempatannya. Penggunaan jenis huruf lebih diarahkan kepada kesan menarik, dan karakter huruf yang lembut dan tidak kaku sehingga tidak melelahkan mata audience. Dengan tingkat keterbacaan yang baik.
Harrington
28 Tokoh para narasumber yang akan menjelaskan segala sesuatu yang menjadi konten dari film dokumenter ini. Serta memakai elemen-elemen visual agar tampilan yang disajikan menarik perhatian.
29 Serta memakai elemen-elemen visual.
Gambar Elemen Visual 3.8.2
3.9 Warna
Setiap warna memiliki karakteristik tertentu, yang dimaksudkan dengan karakteristik dalam hal ini adalah ciri-ciri atau sifat khas yang dimiliki oleh suatu warna. setiap warna memiliki suatu makna yang luas dan menunjukan suatu perlambangan. Menggunakan kombinasi warna-warna yang menarik dan tidak melelahkan audience. Pemilihan dan kombinasi warna disesuaikan dengan kesan yang ingin ditampilkan yaitu kesan alamiahnya. Warna yang dipakai dalam perancangan media film dokumenter ini adalah :
30 telah dikumpulkan sebelumnya akan proses untuk menjadi sebuah tampilan yang diharapkan. Guna memberikan hasil yang maksimal dalam proses eksekusi akhir ini diperlukan juga beberapa tahapan yang harus di persiapkan terlebih dahulu secara teknis antara lain : hardware dan sofware
yang dibutuhkan. Tahap ini sangat penting dalam proses perancangan media promosi ini, agar pada pelaksanaanya dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan.
Tahap berikutnya adalah tahap perencanaan, tahap ini terdiri dari penentuan ide atau gagasan, pemetaan, studi kasus dan penempatan elemen-elemen media serta desain dan produksinya.
4.2. Film Dokumenter
Sebelum memasuki tahap produksi pada film dokumenter ada beberapa tahap yang harus dilakukan seperti:
-pra produksi -produksi
-pasca produksi
4.2.1 Pra produksi
31 kemudian diambil menjadi sebuah dokumenter. Kemudian dibuatlah visualisasi secara sketsa, setelah itu perlu juga dipikirkan pengambilan gambar seperti apa yang akan dibuat dan cut to cut
yang tidak membosankan. Untuk lebih mempermudah dalam produksi harus dibuat story board untuk penentuan pengambilan gambar yang telah ditentukan, agar pada saat produksi semuanya telah terkonsep.
32 4.2.2 Produksi
Produksi adalah tahap saat melakukan sebuah produksi pada film dokumenter yang menerapkan ide dan konsep yang telah dicari atau dirancang pada saat pra produksi kemudian diterapkan pada saat produksi berlangsung.
33 4.2.3 Pasca Produksi
Pasca Produksi adalah tahap terakhir setelah melakukan produksi, Pasca adalah tahap editing video dan untuk mixing hasil dari sebuah dari sebuah produksi hingga finishing.
34 4.3. Media Pendukung
1. Poster I
Gambar 4.3.1 Poster
Poster merupakan kelompok media lini atas yang juga merupakan media luar ruang.
Karakteristik
Mempunyai jangkauan yang luas Menarik perhatian
Memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi
35 Deskripsi titik penempatan media poster pertama :
Penempatan poster pertama akan ditempatkan di sekolah-sekolah, dan perguruan tinggi, Bandung.
Ukuran teknis media
Format : Persegi empat Ukuran : A2 ( 42 x 59.4 cm ) Material : Art Paper laminasi doff
Teknis Produksi : Cetak Ofset
2. Banner web
Gambar 4.3.2. Banner web
36 Fungsi banner web sebagai media yang memberikan pemahaman mengenai alat musik tradisioanal karinding di media online.
Ukuran teknis media
Format : Persegi panjang Ukuran : 200 x 576 px Material : animasi gif
Teknik Produksi : Photoshop dan Flash
3. Poster II
Gambar 4.4.3Poster II
Poster kedua ini adalah poster penegas dari poster pertama. Setelah pertama menjadi sebuah opini dikalangan target market, maka dikeluarkan poster kedua dengan informasi lebih lengkap dan untuk menjawab opini yang telah terjadi dikalangan target market.
Deskripsi titik penempatan media poster kedua :
37 Ukuran teknis media
Format : Persegi panjang Ukuran : 42 cm x 59.4cm Material : Art paper
Teknik Produksi : Cetak Ofset
4. Flyer
Gambar 4.4.4Flyer
Flyer digunakan karena didalamnya dapat mencakup informasi pemahaman mengenai pesan dan materi yang ingin disampaikan dalam sebuah informasi.
Fungsi flyer sebagai media yang memberitahukan mengenai tempat dan waktu alat musik tradisional karinding itu sendiri.
Deskripsi titik penempatan media :
Penempatan akan ditempatkan di sekolah – sekolah, di persimpangan lampu merah, kampus-kampus.
Ukuran teknis media
38 Ukuran : 14 cm x 21 cm
Material : Art paper 120 gr Teknik Produksi : Cetak Ofset
5. Baligho
Gambar 4.4.5 Baligho
Sama halnya dengan poster fungsi poster I dan poster II, tetapi ukuran baligho lebih besar dapat dengan jelas terlihat oleh target sasaran sehingga informasinya pun bisa dengan cepat sampai pada target sasaran.
Fungsi baligho adalah untuk memberikan informasi pemutaran film dokumenter yang akan dilaksanakan pada tahap selanjutnya.
Format / bentuk : Persegi empat
Ukuran : 500 cm X 700 cm
Material : Flexi frontlight outdoor
39 6. Mobile Ads
Gambar 4.4.6Mobile Ads
Mobile Ads digunakan karena di dalamnya dapat mencakup informasi pemahaman mengenai pesan dan materi informasi.
Fungsi mobile ads sebagai media yang memberikan pemahaman mengenai alat musik karinding dan informasi mangenai alat musik tradisional karinding itu sendiri.
Deskripsi titik penempatan media mobile ads :
Penempatan mobile ads akan ditempatkan di mobil-mobil yang melewati jalur station kereta api, sekolah penerbangan Husein, jalan insinyur juanda.
Ukuran teknis media
Format : Persegi panjang Ukuran : 90 cm x 60 cm Material : Stiker front lite
40 7. Brosur
Gambar 4.4.7 Brosur
Brosur digunakan karena didalamnya dapat mencakup informasi pemahaman detail, mengenai pesan dan materi informasi alat musik tradisional karinding.
Fungsi brosur sebagai media yang memberikan pemahaman mengenai, alat musik tradisional Karinding.
Ukuran teknis media
41 8. X-banner
Gambar 4.4.8 X-banner
Penggunaan X-banner sebagai media pendukung promosi dalam kegiatan media informasi.
Fungsi X-banner untuk mempromosikan pesan yang di informasikan.
Deskripsi titik penempatan media X-banner :
Penempatan X-banner akan ditempatkan lokasi pintu masuk gedung Indonesia Menggugat.
Ukuran teknis media
Format : Persegi panjang Ukuran : 60 cm x 160 cm
Material : Flexi frontlight outdoor
42 9. Sign system
Gambar 4.4.9 Sign system
Fungsi sign system sebagai media pengikat dan petunjuk arah. Deskripsi titik penempatan media sign system :
Penempatan sign system akan ditempatkan lokasi gedung Indonesia Menggugat.
Ukuran teknis media
Format : Persegi panjang Ukuran : 15 cm x 10 cm Material : Art paper
Teknik Produksi : Cetak Ofset
10. Ambient media
43
Ambient media merupakan media lini atas yang merupakan media luar ruang dan juga media dalam ruang. Ambient media juga merupakan media baru yang digunakan pada saat-saat tertentu saja, dan tidak semua kegiatan promosi atau informasi menggunakan media ini.
Ambient media ini berfungsi sebagai media pengikat dari informasi.
Deskripsi titik penempatan media ambient media :
Penempatan ambient media akan ditempatkan di layar pemutaran film dokumenter.
Ukuran teknis media
Format : Disesuaikan Ukuran : 1 m x 2.5 m
Material : Kayu dan infra board Teknik Produksi : Meubel
11. Baju
44 Fungsi baju sebagai media yang memberikan pemahaman mengenai Alat musik tradisional karinding dan informasi mengenai alat musik tradisional karinding itu sendiri.
Deskripsi titik penempatan media baju :
Penempatan baju akan dibagikan dalam pemutaran film dokumenter.
Ukuran teknis media
Format : Disesuaikan Ukuran : L/M
Material : Cat sablon Teknik Produksi : Sablon
12. Dvd dan Karinding
Gambar 4..4.12 Dvd dan karinding
Dvd dan karinding digunakan karena didalamnya dapat mencakup informasi pemahaman detail, mengenai pesan dan materi informasi alat musik tradisional karinding.
Dvd dan karinding berfungsi sebagai media pengikat dan pengingat
45 Deskripsi titik penempatan media Dvd dan Karinding :
Dvd dan karinding ini akan dibagikan dalam berlangsung pemutaran film dokumenter.
Ukuran teknis media
Format : Disesuaikan
Ukuran : Dvd 12 cm x 12 cm Karinding 1 cm x 10 cm Material : Dvd dan
Bambu gombong Teknik Produksi : Transper Dvd dan
Menggunakan pisau raut. 13. Gantungan kunci
Gambar 4.4.13 gantungan kunci
Sebagai media pelengkap yang diberikan secara cuma-cuma, yang berfungsi sebagai media pengikat dan pengingat tentang alat musik tradisional karinding.
Format / bentuk : Persegi panjang
Material : Art paper
46 14. Pin
Gambar 4.4.14 Pin
Berfungsi sebagai media pengikat dan pengingat tentang alat musik tradisional karinding.
Format / bentuk : Persegi panjang Material : Art paper
Teknik Produksi : Digital printing 15. Ikat
Gambar 4.4.15 Ikat
Berfungsi sebagai media pengikat dan pengingat tentang alat musik tradisional karinding.
47
Material : Kain Asahi