• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di SMPN 03 Tanggerang Selatan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di SMPN 03 Tanggerang Selatan."

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN

DI SMPN 03 TANGGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Andi Dewi Puspita Sari

(1110018200052)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

i

ABSTRAK

Andi Dewi Puspita Sari, NIM: 1110018200052, Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di SMPN 03 Tanggerang Selatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan

kompetensi profesional guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran di SMPN

03 Tanggerang Selatan. Pendekatan kuantitatif deskriptif untuk menjawab

permasalahan mengenai pengaruh kompetensi profesional guru dalam

meningkatkan mutu pembelajaran di SMPN 03 Tanggerang Selatan. Penelitian ini

memusatkan perhatian pada pengaruh kompetensi guru terhadap mutu

pembelajaran di SMPN 03 Tanggerang Selatan.

Hasil Penelitian menunjukan korelasi Product moment, hubungan antara

kompetensi profesional guru dengan mutu pembelajaran terdapat hubungan yang

positif, dengan “rxy” sebessar 0.406. Sedangkan rtabel pada taraf signifikan 5% di

peroleh dari rtabel 0,250, dan jika di tafsirkan hasil tersebut dalam tabel product

moment maka angka tersebut menunjukkan korelasi yang positif, walaupun

hubungan positif tersebut itu hanya pada tingkat sedang atau cukup.

(8)
(9)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdulillaah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis diberi

kesempatan dan kemudahan untuk menyelesaikan skripsi dengan judul

“PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM

MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMPN 03 TANGSEL ”

sesuai dengan harapan.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan

kita yakni Nabi besar kita Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, arahan dan

bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada

waktunya. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Nurlena Rifai, M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Hasyim As’yari, MPd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Salam Tumangor, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik yang

selalu memberikan nasehatan , saran yang membangun selama 8 semester.

4. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil, selaku dosen pembimbing yang selalu

memberikan ilmu, bimbingan, arahan dan kritik yang sangat membangun

selama penulis mengerjakan skripsi ini.

5. Dr.Sholeh selaku wakil kepala sekolah SMPN 03 TANGSEL yang

membantu memberikan informasi tentang pengaruh kompetensi profesional

dan mutu pembelajaran di SMPN 03 TANGSEL.

6. Ayahanda tercinta H. Andi Tenri Weru yang selalu memberikan do’a,

(10)

iv

7. Ibunda tersayang Hj. Siti Narisah, yang telah membesarkan dan selalu

mendidik penulis, serta mendoakan selama penulis menyelesaikan skripsi

ini.

8. Kakak tersayang Andi Muhammad Yushar , Andi Muhammad Yusuf , SH

dan Andi Muhammad Sadli, Lc yang selalu menjadi semangat dan motivasi

bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman - teman MP angkatan 2010 dan khusunya kelas B yang telah

memberikan semangat dan pengaruh positif selama pe

10. nulis menyelesaikan skripsi.

11. Sahabat-sahabat seperjuangan Ayu Istiqomah, Ismania Choirunisa, Amelia

Yulizha, Mariatul Kiftiah Iis Istianah, Anisa, Siti maryam, linda yang selalu

menjadi tempat berbagi ilmu dan tempat menyampaikan keluh dan kesah

12. Shifatwi Shofwa yang selalu menjadi tempat penulis untuk mengadu,

berbagi ide dan saran dalam menyusun skripsi ini .

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Tidak ada gading yang tak retak, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan

kritik dari semua pihak guna perbaikan skripsi ini. Akhir kata, harapan penulis

semoga skripsi ini bermanfaat.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Jakarta, 2015

(11)

v

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR UJI REFERENSI

PENGESAHAN PENGUJI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Maslah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitihan. ... 4

F. Manfaat Hasil Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORETIK A. Kompetensi Profesional... 5

1. Pengertian Kompetensi Profesional ... 5

2. Ciri-ciri Kompetensi Profesioanl ... 8

3. Karakteristik kompetensi profesional ... 9

4. Syarat-syarat kompetensi profesional ... 10

B. Mutu Pembelajaran ... 12

a. Pengertian Mutu Pembelajaran ... 12

b. Bentuk-Bentuk Pembelajaran Bermutu ... 13

c. Jenis-jenis Pembelajaran ... 15

d. Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran Bermutu ... 17

C. Hasil Penelitian yang Relevan ... 19

(12)

vi

C. Sample dan populasi ... 24

D. Teknik Pengumpulan data ... 24

E. Teknik pengelolahan data dan Analisis Data ... 25

F. Kisi-kisi Angket... 28

BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMPN 03 TANGSEL ... 32

1. Profil Sekolah ... 32

2. Sejarah SMPN 03 TANGSEL ... 32

3. Visi dan Misi SMPN 03 TANGSEL ... 33

4. Struktur Organisasi ... 34

5. Tenaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan ... 35

6. Jumlah Siswa SMPN 03 TANGSEL ... 36

7. Sarana dan Prasarana di SMPN 03 TANGSEL ... 36

8. Kelompok Mata Pelajaran ... 38

9. Kegiatan Ekstra Kulikuler ... 42

B. Deskripsi Data ... 44

1. Hasil Angket Pengaruh Komepetensi Profesional Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran ... 45

2. Analisis dan Intrepretasi Data ... 66

3. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dalam Meningkat Mutu Pembelajaran ... 70

a. Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Guru ... 70

b. Mengadakan Pemeriksaan RPP Terhadap Guru ... 70

(13)

vii

d. Mengadakan Workshop Dan Pelatihan Dalam

Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Dan

Mutu Pembelajaran ... 73

e. Upaya Sekolah Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru ... 74

f. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran... 75

g. Mengadakan Evaluasi Dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Dan Mutu Pembelajaran ... 76

4. Proses Pembelajaran Dalam Kelas ... 78

a. Penjelasan Guru Terhadap Materi ... 79

b. Guru Menggunakan Metode Pembelajaran Kreatif ... 80

c. Guru Menjawab Pertanyaan Dengan Jelas ... 81

d. Guru Meberikan Tugas Sesuai Dengan Materi ... 81

e. Guru Membantu Siswa Yang Mengalami Kesulitan ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 83

B. Saran ... 84

(14)

viii

Tabel 3.4 Interpretasi Data ...27

Tabel 3.2 Kisi- Kisi Angket ...28

Tabel 4.1 Guru Dapat Menguasai Konsep Dasar Tentang Materi Yang Diajarkan ...45

Tabel 4,2 Guru Dapat Menjelaskan Materi Dengan Benar ...45

Tabel 4.3 Guru Dapat Menjawab Pertanyaan Siswa Dengan Memuaskan ...46

Tabel 4.4 Guru Mengembangkan Isi Silabus ...47

Tabel 4.5 Guru Membuat Dan Mengembangkan RPP Secara Cermat ... 47

Tabel 4.6 Guru Memahami Pontensi Akademik ...48

Tabel 4.7 Guru Memahami Tujuan Kegaiatan Pembelajaran ...48

Tabel 4.8 Guru Memilih Materi Pelajaran Secara Kreatif ...49

Tabel 4.9 Guru Mengelolah Materi Sesuai Dengan Kebutuhan Peserta Didik ...49

Tabel 4.10 Guru Mengembangkan Materi Yang dikembangkan Sesuai Dengan Kemampuan Siswa Untuk Menerimanya ... 50

Tabel 4.11 Guru Mengembangkan Minat Belajar Terhadap Siswa ...50

Tabel 4.12 Guru Mengembangkan Materi Agar Dapat Mendorong Siswa Memiliki Rasa Ingin Tahunya ...51

Tabel 4.13 Guru Melakukan Refleksi Kinerja Secara Terus Menerus ...52

Tabel 4.14 Guru Melakukan Penelitihan Tindak Kelas Untuk Meningkatkan Keprofesionalan ...52

Tabel 4.15 Guru Mengikuti Perkembangan Zaman Dengan Belajar Dari Berbagai Macam Sumber ...53

(15)

ix

Tabel 4.18 Guru mengembangkan Pembelajaran Secara Kelompok ...54

Tabel 4.19 Guru menempatkan Siswa Dalam Belajar Untuk Mewujudkan Pembelajaran Yang Aktif ...55

Tabel 4.20 Guru Meminta Setiap Kelompok Mempresentasikan Hasil Kegiatan Pembelajaran ...56

Tabel 4.21 Guru Mengembangkan Pembelajaran Aktif ...56

Tabel 4.22 Guru Mengembangkan Variasi Metode Pembelajaran ...57

Tabel 4.23 Guru Memberikan Tugas Sesuai Dengan Materi Yang Diajarkan ...58

Tabel 4.24 Guru Memberikan Umpan Balik (Feed Back) Terhadap Tugas Yang Diberikan ...58

Tabel 4.25 Guru Menerapkan Keterampilan Penelitian Studi Kasus ...59

Tabel 4.26 Guru Dapat Mengembangkan/Menganalisis Dalam Diskusi Terhadap Hasil Pembelajaran Yang Diperoleh ...58

Tabel 4.27 Guru Memberikan Arahan Dalam Menyusun Laporan Hasil Kegiatan ...60

Tabel 4.28 Guru Dapat Menghubungkan Pelajaran dan Pengalaman ...61

Tabel 4.29 Guru Memberikan Solusi Berdasarkan Kehidupan Nyata ...61

Tabel 4.30 Guru Menyimpulkan Pelajaran Berdasarkan Kehidupan Nyata...62

Tabel 4.31 Perhitungan untuk mencari variabel X ... 62

Tabel 4.32 Perhitungan untuk mencari Variabel Y ...64

(16)

x

Lampiran II Instrumen Wawancara Wakil Kepala Sekolah, dan Guru ... 6

Lampiran III Hasil Wawancara Kepala Sekolah ... 7

Lampiran IV Hasil Wawancara Guru ... 9

Lampiran V Hasil Wawancara Guru ... 11

Lampiran VI Instrumen Wawancara Siswa ... 13

Lampiran VII Hasil Wawancara Siswa ... 14

Lampiran VIII Hasil Wawancara Siswa ... 15

Lampiran IX Hasil Wawancara Siswa ... 16

Lampiran X Visi Misi SMPN 03 TANGSEL ... 17

Lampiran XI Struktur Organisasi SMPN 03 TANGSEL ... 18

Lampiran XII Penilaian di SMPN 03 TANGSEL ... 20

(17)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peerta didik melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya di masa

datang.1

Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa pendidikan merupakan

suatu upaya yang dirancang pemerintah untuk mecerdaskan dan memajukan

bangsa. Suatu Negara dapat dikatakan maju jika Negara tersebut

mengedepankan pendidikan, karena tanpa pendidikan suatu bangsa tidak akan

memiliki kemampuan untuk mengelolah kekayaan alam, bahkan jika putra

putri Indonesia tidak mempunyai skil yang memadai, dikhawatirkan akan

menjadi penghambat pembangunan nasional. Hal ini perkuat oleh fakta bahwa

sebagian Negara-negara maju berkembang dengan pesat bukan karena

memiliki sumber alam yang melimpah ruah akan tetapi ditunjang pula dengan

intelektualitas, disiplin, etos kerja rakyatnya.

Guru adalah salah satu faktor penting dalam penyelenggaran

pendidikan di sekolah. Oleh karena itu meningkatakan mutu pendidikan,

berarti juga meningkatkan mutu guru.Meningkatkan mutu guru bukan hanya

dari kesejahteraan tetapi juga profesionalitasnya. Dalam UU no 14 tahun 2005

pasal 1 ayat (1) menyatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal pendidikan dasar dan pendidikan menegah.2

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa

Indonesia adalah rendahnya mutu pembelajaran pada setiap jenjang dan satuan

pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah.Berbagai usaha telah

dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.Namun demikian,

1

Hasbullah,Dasar-dasar Ilmu Pendidikan ,(Jakarta, Ilmu Grafindo Prasada, 2008)h 284

2

(18)

merata.Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukkan peningkatan

mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian lainnya

masih memprihatinkan. Sepertinya sama dengan halnya sekolah yang ingin

saya telitih di SMPN 03 TANGSEL bahwa berdasarkan hasil pengamatan

sementara, dan mengadakan wawancara kepada beberapa siswa kelas tujuh

bahwa guru masih kurang bisa menerapkan disiplin dalam proses belajar

mengajar , masih terdapat beberapa guru masih berada diluar kelas ketika jam

pelajaran sudah dimulai,dan pada akhirnya ketika bel berbunyi masih

banyaknya siswa yang berada diluar didepan kelas.Terkadang juga siswa yang

piket harus memanggil guru keruangannya karena guru belum juga masuk ke

ruang kelas, sehingga proses belajar mengajar berkurang karena kurang

disiplinnya guru. Dan ketika proses belajar akan dimulai terdapat guru belum

mempersiapkan RPP dan tidak membawa RPP ketika pelajaran akan dimulai.

Kompetensi profesional guru memegang peranan penting uuntuk

meningkatkan mutu pembalajaran sisiwa, di sekolah ini sering ada siswa yang

malas, sering keluar masuk kelas ketika jam belajar sedang berlangsung

dengan alasan ingin pergi ke kamar mandi dan terkadang tidak memperhatikan

pelajaran.Apabila kondisi ini tejadi dapat diartikan bahwa guru dianggap tidak

berhasil menciptkan mutu pembelajaran yang tepat dalam proses belajar

mengajar dan kurangnya motivasi kepada siswa agar dapat giat belajar.

Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan

yang bermutu. Untuk dapat menjadi profesional, mereka harus mampu

menemukan jati diri dan mengaktualkan diri sesuai dengan kemampuan dan

kaidah-kaidah guru profesional.3

Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan dan dianggap

sebagai orang yang berperanan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan

yang merupakan percerminan mutu pendidikan. Guru merupakan unsur

penting dan berpengaruh dalam proses pendidikan dan pengajaran.Kunci

3

(19)

keberhasilan pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran sangat

ditentukan oleh guru yang melaksanakan proses pembelajaran secara

profesional.

Kompetensi profesional guru ialah menguasai materi, struktur, konsep

dan pola pikir keilmuan yang mendukung pelajaran yang diampu, menguasai

standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/ bidang

pengembangan yang diampu.Mengembangkan materi pembelajaran yang

diampu secara kreatif, mengembangkan keprofesionalan secara berkelanajutan

dengan melakukan tindakan reflekstif, memanfaakan TIK untuk

berkomunikasi dan mengembangkan diri.4

Kompetensi profesional guru sangat dibutuhkan upaya proses

pembelajaran yang lebih baik, sehingga peserta didik akan termotivasi untuk

belajar dan berprestasi. Karena guru yang professional akan mampu

melakasanakan strategi pembelajaran dan menyajikan materi dengan baik dan

menyenagkan dan tidak hanya berorentasi kepada ketuntasa belajar saja tetapi

pada proses tumbuh kembang potensi peserta didik yang meliputi aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik. Berdasarkan pegamatan beberapa kelas di

SMPN 03 TANGSEL juga masih banyaknya guru menggunakan metode

konvesional seperti halnya metode ceramah, jadi disini guru yang lebih aktif

dalam proses pembelajaran dibandingkan siswa. Dalam penguasaan materi

pelajaran yang meliputi sistematika dalam penyampian, tepat dalam

memberikan contoh, mampu menjawab pertanyaan serta kualitas dalam

menjelaskan, cenderung akan menciptakan mutu pembelajaran, hal ini terbukti

bahwa semakin guru tidak mengusai materi pelajaran maka hasil belajar siswa

akan menurun.

Adapun alasan penulis memilih penelitihan di SMPN 03 Tanggerang

Selatan karena sekolah tersebut menyandang sebagai sekolah yang unggulan.

Karena pada dasarnya sekolah unggulan adalah sekolah yang memiliki guru

yang professional apakah pada kenyataannya itu benar atau tidak.

Berdasarkan latar belakang di atas. maka penulis tertarik untuk

4

(20)

Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SMPN 03 Tanggerang Selatan ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, menurut penelitih dapat

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Masih adanya sebagian guru kurang disiplin dalam proses pembelajaran, dan

masih terdapat guru kurang menguasai materi secara mendalam, kurangnya

kemampuan mengelolah kegiatan kelas, sehingga masih banyaknya guru

menggunakan metode konfesional (ceramah).

2. Adakah pengaruh kompetesi profesional guru dengan mutu pembelajaran di

SMPN 03 Tanggerang Selatan

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan indentifikasi masalah yang telah dikemukan di atas maka

masalah yang ditelitih dibatasi dalam hal pengaruh kompetensi profesional

guru dengan mutu pembelajaran di SMPN 03 Tanggerang Selatan

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka masalah penelitian

dirumuskan Sejauh mana pengaruh kompetensi profesional guru dalam

meningkatkan mutu belajar di SMPN 03 Tanggerang Selatan

E. Tujuan penelitihan

Untuk mengetahui pengaruh kompetensi profesional guru dalam

meningkatkan mutu pembelajaran di SMPN 03 Tanggerang Selatan

F. Manfaat Hasil Penelitihan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi

semua pihak yang berhubungan dengan dunia pendidikan diantaranya:

1. Sebagai masukan bagi pendidik terutama dalam upaya meningkatkan mutu

pembelajaran

2. Sebagai tolak ukur bagi guru dan sekolah dalam melaksanakan peran

profesionalitasnya.

3. Menambah pengetahuan keilmuan penelitih pada khususnya dan pembaca

(21)

5

PEMBAHASAN

A. Kompetensi Profesional Guru

1. Pengertian Kompetensi Profesional

Berikut di bawah ini dijelaskan tentang pengertian kompetensi

profesional yang terdiri dari dua kata yang pertama kata kompetensi dan

yang kedua kata profesional, berikut penjelasannya mengenai pengertian

dari kompetensi profesional menurut para ahli.

Menurut Pupuh Fathurohmman dan Aa Suryana, menjelaskan

bahwa kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar

yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Arti lain dari

kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap

yang dimiliki seseorang serta penerapannya didalam pekerjaan, sesuai

dengan standar kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan. 5

Hamzah B. Uno, mengatakan bahwa kemampuan atau kompetensi

sebagai karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan mengindikasikan

cara-cara berperilaku, berfikir dalam segala situasi yang berlangsung terus

menerus dalam periode waktu yang lama. 6

Dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan,

pengetahuan, keterampilan, kinerja seseorang dalam sebuah pekerjaan

yang berlangsung dalam periode waktu yang lama dalam mencapai tujuan

yang diinginkan.

Selanjutnya Pengertian tentang profesional menurut dalam UUD

NO 14 TAHUN 2005 tentang guru dan dosen yang di kutip oleh

Kunadar, dalam buku guru profesional menjelaskan profesional adalah

pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi

sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan kemahiran, atau

5

Pupuh Fatuhrohmah dan Aa Suryana, Guru Profesional,(Bandung: PT Radika Aditama,2012)Cet 1, h .32

6

(22)

kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norman tertentu serta

memerlukan pendidikan profesi.7

Menurut Syahruddin Nurdin Mengatakan bahwa profesi adalah

bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keterampilan, kejujuran dan

sebagainya.8

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

profesi adalah suatu pekerjaan atau keahlian yang mensyaratkan

kompetensi intelektualitas, dan keterampilan tertentu yang diperoleh

melalui proses pendidikan secara akademis.

Sedangkan kata profesional menurut Sudarwan Danim, profesional

mengacu kepada sifat khusus yang harus ditampilkan oleh orang yang

memegang profesi tertentu.9

Sedangkan dalam undang – undang no 14 yang dikutip oleh

Fahruddin Sudagar dan Ali Idrus Profesional adalah pekerjaan atau

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan

kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang

memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan

profesi. 10

Dari uraian di atas dapat disimpulkan profesional adalah suatu

pekerjaan yang berdasarkan kemampuan dan mampu melaksanakan tugas

dan profesinya sesuai dengan keahlian dan bidang kerjanya serta memiliki

pendidikan profesi.

Menurut Djejen Musfah Kompetensi profesional adalah

kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: konsep, struktur, metode keilmuan, teknologi, seni yang menaungi, materi ajar yang ada dalam kurikululm sekolah hubungan konsep antara mata pelajaran yang terkait, penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari dan kompetensi secara profesional dalam

7

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. Ke 7, h. 45

8

Syahruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum,( Jakarta, Ciputat Press, 2002) h.15

9

Sudarwan Danim, Media komunikasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi aksara, 1995) Cet, 1, h.60

10

(23)

konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.11 Sedangkan menurut Sudarwan Danim kompetensi profesional adalah kompetensi ini terdiri dari dua ranah sub kompetensi. Pertama sub kompetensi menguasai subtansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator esensial memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep dan metode keilmuan menaungi atau koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antara mata pelajaran terkait dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua sub kompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai langkah-langkah penelitian kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/ materi

bidang studi.12

Kompetensi profesional sebagaimana yang diamatkan oleh

peraturan pemerintah no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan yang terkait terhadap struktur keilmuan dari mata pelajaran

yang diasuh secara luas dan mendalam, sehigga dapat membantu guru

membimbing siswa untuk menguasai keterampilan secara optimal. Secara

spesifik menurut Permendiknas No 16/2007, standar kompetensi ini

dijabarkan kedalam lima kompetensi inti yakni:

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu

2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata

pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu

3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif

4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

komunikasi dan mengembangkan diri.13

Dari beberapa pendapat diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa

kompetensi profesional adalah kemampuan menguasai materi

pembelajaran lebih dalam dan mengembangakan materi lebih kreatif,

mengerti dan dapat menerapkan landasan teori belajar sesuai taraf

perkembangan peserta didik.

11

Djejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru (Jakarta : Kencana, 2011) ,h.54

12

Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta, 2013), h.24

13

(24)

2. Ciri-ciri Kompetensi Profesional Guru

Selanjutnya mengenai cirinya, Menurut Oemar Hamalik sebagai

suatu profesi maka harus memenuhi kriteria profesional sebagai berikut:

a. Fisik, sehat jasmani dan rohani.

b. Mental/ kepribadian diantaranya berjiwa pancasila, mampu

menghayati GBHN, mencinta bangsa dan sesama manusia dan rasa kasih sayang kepada anak didik, berbudi pekerti, mampu menyuburkan sikap demokrasi, mampu mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab yang besar akan tugasnya, mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi, bersifat tebuka peka dan inovatif, menunjukan rasa cinta

kepada profesinya, ketaatannya yang disiplin, memilki sense of humor

c. Keilmuan/ pengetahuan yaitu memahamai ilmu yang dapat melandasi

pembentukan pribadi, memahami ilmu pendidikan dan keguruan mampu menerapkan dalam tugasnya sebagai pendidik, memahami, memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang-bidang yang lain, senang membaca buku ilmiah, mampu memecahkan persoalan secara sistemastis, terutama yang berhubungan dengan bidang studi, memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar

d. Keterampilan, mampu berperan sebagai orginisator proses belajar

mengajar, mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar pendekatan

structural, interdisipliner, fungsional, behavior, dan teknologi, mampu menyusun garis besar program pengajaran (GBPP), mampu memecahkan dan melaksanakan evaluasi pendidikan, mampu memecahkan dan melakasanakan kegiatan pendidikan diluar sekolah. 14

Sedangkan menurut Pupuh Fathurohman dan Aa Suryana, menyatakan ciri-ciri guru profesional dalam komponen ilmu pengetahuan dianataranya: mengalami pendidikan formal dalam waktu lama, memiliki pengetahuan tertentu spesifik, mendalam dan memperluas pengetahuan dalam bidangnya secara terus menerus, penegetahuan guru harus terintegrasi sebagai alat mengorganisasi, memotivasi, dan membantu murid belajar, guru menilai, mencatat, dan melaporkan hasil belajar murid,

mampu melaksanakan pekerjaan administrasi sekolah.15

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kompetensi

profesional, guru harus memilki fisik sehat secara jasmani dan rohani,

mental dan keperibadian yang baik, pengetahuan yang luas, serta memiiki

keterampilan dalam proses belajar mengajar. Bahwa ciri dalam

kompetensi profesional juga guru harus memperdalam ilmu pengetahuan

14

Oemar Malik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,(Jakarta: PT Bumi Aksar, 2006), h.37-38

15

(25)

secara terus menerus, selalu memberikan arahan kepada peserta didik,

menilai dan mengevaluasi hasil belajar siswa.

3. Karakteristik Kompetensi Profesional Guru

Pembahasan Selanjutnya adalah karakteristik kompetensi

profesional guru. Seorang guru harus mencerminkan lima karakteristik

dasar yang dituntun dari padanya, dan yang dijadikan sebagai modal

terpenting untuk meningkatkan kompetensinya dari segi profesional

diantaranya:

a. Mereka yang amanah, menerima tugas sebagai ibadah.

Manusia ini menerima tanggung jawab mengajar sebagai pengabdian.

b. Mereka yang memiliki sifat interpersonal yang kuat.

Manusia ini secara alami menyukai, hangat dan mudah bergaul dengan sesama manusia, khususnya anak didiknya.

c. Mereka yang berpandangan hidup moral yang beradab.

Manusia ini mempunyai prinsip dan pola hidup yang jelas dan konsisten.

d. Mereka yang menjadi teladan dalam kehidupan.

Manusia ini hidup dengan moral yang bersih, jujur, teratur dan efesien.

e. Yang mempunyai hasrat untuk terus berkembang.

Manusia ini pembelajar. Dia gemar ilmu dan kemajuan, dan merima

perubahan sebagai syarat kemajuan16

Sedangkan menurut Oemar Malik mengenai karakteristik

kompetensi profesional guru diantaranya:

a) Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawabnya dengan

sebaik-baiknya

b) Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-perananya secara

berhasil

c) Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan

pendidikan

d) Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses

mengajar dan belajar dalam kelas.17

16

Direktoral Jenderal Kelembagaam Agama Islam, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan,(Jakarta: Departemen Agama Islam 2005) h. 15-16

17

(26)

Menurut Gary dan Margaret yang di kutip oleh E. Mulyasa,

berpendapat karakteristik kompeten secara profesional sebagai berikut:

a. Kemampuan menciptakan iklim belajar yang kondusif,

menciptakan iklim untuk tumbuhnya kerjasama, melibatkan peserta didik dalam mengorganisasikan dan merencenakan pembelajaran

b. Kemampuan mengembangkan strategi dan manajemen

pembelajaran, berkaitan dengan kemampuan untuk menghadapi dan menagani peserta didik yang bermasalah,

c. Memiliki kemampuan memberikan umpan balik (feed back) dan

pengutan (reinforcement) antara lain: memberikan umpan balik

yang positif terhadap respon peserta didik, memberikan respon yang sifatnya membantu terhadap peserta didik yang lamban belajar, memberikan tindak lanjut terhadap jawaban peserta didik yang kurang memuaskan dan kemampuan memberikan bantuan profesional kepada peserta didik jika diperlukan.

d. Memiliki kemampuan peningkatan diri antara lain menerapkan

kurikulum dan metode mengajar secara inovatif, memperluas dan

menambah pengetahuan tentang metode pembelajaran.18

Dari pendapat beberapa ahli tentang karakteristik kompetensi

profesional dapat disimpulkan bahwa seseorang pendidik harus memiliki

tanggung jawab dengan baik, menjalankan tugasnya dengan baik,

kemampuannya dalam menciptakan iklim belajar, kemampuan dalam

mengembangkan strategi pembelajaran mampu memberikan umpan

balik(feed back) dalam proses pembelajaran, kemampuan peningkatan diri

dalam mengajar menciptakan pembelajaran yang kondusif dan

menyenagkan, inovatif serta memperluas ilmu pengetahuannya tentang

metode pembelajaran.

4. Syarat – Syarat Kompetensi Profesional Guru

Setelah membahas tentang karakteristik kompetensi profesional

guru, maka pembahasan selanjutnya adalah syarat-syarat guru profesional

guru.

Menurut Oemar Malik yang di kutip Martinis Yamin mengatakan

syarat-syarat guru profesional harus memiliki persyaratan sebagai berikut:

memiliki bakat sebagai guru, memiliki keahlian sebagai guru, memiliki

18

(27)

keahlian yang baik dan terintergrasi, memiliki mental yang sehat, berbadan

sehat, memiliki pengetahuan yang luas, guru adalah manusia yang berjiwa

pancasila, guru sebagai warganegara yang baik.19 Selain itu ada juga syarat

profesi keguruan dari National Education AS Sacation (NEA) menyatakan

sebagai berikut:

a. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual. Karena mengajar

melibatkan upaya-upaya yang sifatnya yang sangat didominasi kegiatan intelektual.

b. Jabatan yang mengeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus. Semua

jabatan mempunyai monopoli pengetahuan yang memisahkan anggota mereka dari orang awam dan memungkinkan mereka mengadakan pengawasan tentang jabatannya.

c. Jabatan yang memerlukan persiapan yang lama. Konsep ini

menjelaskan keharusannya memenuhi kurikulum perguruan tinggi yang terdiri dari pendidikan umum, profesional dan khusus sekurangnya empat tahun bagi guru pemula.

d. Jabatan yang memperlukan latihan dalam jabatan sinabung. Jabatan

guru cenderung menunjukan bukti yang kuat sebagai jabatan profesional, sebab hampir setiap tahun guru melakukan berbagai kegiatan latihan profesional

e. Jabatan yang menjanjikan karier kehidupan dan keanggotaan yang

permanen

f. Jabatan yang menentukan bakunya sendiri. Dalam setiap jabatan

profesi setiap anggota kelompok diangap sanggup untuk membuat keputusan profesional berhubungan dengan iklim kerjanya.

g. Jabatan yang memetingkan layanan di atas keuntungan pribadi. Jabatan

mengajar adalah jabatan yang mempunyai nilai sosial yang tinggi, guru yang baik akan sangat berperan dalam mempengaruhi kehidupan yang lebih baik dari warga negara masa depan

h. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin

rapat. Semua profesi yang dikenal mempunyai organisasi profesional yang kuat untuk dapat mewadahi tujuan bersama dan melindungi

anggotanya.20

Dari uraian diatas syarat-syarat kompetensi profesional guru, dapat

disimpulkan bahwa guru bukan hanya sekedar mengajar dan menyampaikan

materi saja, guru juga harus memiliki keterampilan, bakat, pengetahuan luas,

mental yang sehat, guru sebagai teladan harus menjadi warga negara yang baik.

19

Martinis Yamin, Serifikasi Guru di Indonesia,( Jakarta: Pusta Grafika, 2007), h.24

20

(28)

B.Mutu Pembelajaran

1. Pengertian Mutu Pembelajaran

Selanjutnya akan dijelaskan mengenai mutu pembelajaran yang

terdiri dari dua kata mutu dan pembelajaran. Penjaminan mutu pendidikan

formal, non formal dan informal sebagaimana yang tersurat dalam

peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 63 tahun 2009 tentang

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, merupakan kegiatan yang sistematik

dan terpadu pada penyelenggaraan pendidikan untuk meningkatkan tingkat

kecerdasaan bangsa dan negara. Menurut Nanang Fattah mutu adalah

kemampuan (ability) yang dimiliki oleh suatu produk atau jasa (services)

yang dapat memenuhi kebutuhan atau harapan, kepuasaan (satisfaction)

pelanggan (customers) yang dalam penddikan dikelompokan menjadi dua

yaitu internal customer dan eksternal. Internal customer yaitu siswa

sebagai pembelajar dan eksternal customer adalah masyarakat dan dunia

industri.21

Sedangkan menurut Jarome S. Arcaro mutu adalah sebuah proses

terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan.22

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa mutu adalah

terpenuhnya harapan serta ada rasanya kepuasan seorang pelangan dengan

hasil yang berkualitas. Suatu produk atau jasa dapat dikatakan bermutu atau

berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan sesuai dengan harapan.

Selanjutnya, kata pembelajaran berasal dari kata belajar berarti

berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (KBBI, 1989). Dalam bahasa

sederhana kata belajar dimaknai sebagai menuju kearah yang lebih baik

dengan cara sistematis. 23

Menurut Wina Sanjaya, pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan

21

Nanang Fattah, Sistem Penajaminan Mutu Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 1-2.

22

Jorome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,2007),Cet. 4, h.89

23

(29)

sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada diluar diri siswa seperti lingkungan,

sarana, dan sumber belajar sebagai upaya mencapai tujuan belajar tetentu.24

Sedangkan menurut Rusman pembelajaran pada hakikatnya

merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi

secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak

langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran.25

Dari Uraian diatas dapat disimpulkan mutu pembelajaran adalah

suatu rangkaian kegiatan pembelajaran antara guru dan siswa guna

mencapai tujuan pembelajaran yang berkualitas yang terwujud dalam

bentuk hasil belajar yang nyata berupa nilai yang dicapai oleh peserta

didik.

2. Bentuk –Bentuk Pembelajaran Yang Bermutu

Setelah menjelaskan tentang mutu pembelajaran selanjutnya membahas

tentang bentuk – bentuk dari mutu pembelajaran, maka selanjutnya akan

diuraikan mengenai tentang bentuk - bentuk pembelajaran.

MenurutLukman Hakim beberapa bentuk pembelajaran yang akan

diuraikan diantaranya :

a. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran aktif yang menekankan

aktivitas siswa bersama-sama secara berkelompok dan tidak individual.

b. Pembelajaran aktif adalah kegiatan mengajar yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan mata pelajaran yang dipelajarinya.

c. Pembelajaran langsung atau interaktif adalah model pembelajaran

secara langsung diarahkan oleh guru melalui tugas -tugas spesifikasi yang harus dilengkapi oleh siswa dibawah pengawasan guru secara langsung.

d. Pembelajaran inqury dalam pelaksanaan tahapan yang ditempuh dalam

pembelajaran inqury diantaranya adalah pemunculan data,

pengumpulan data (vervikasi), pengumpulan data (eksperimen), mengorganisasi dalam memformulasikan peryataan, analisis.

e. Pembelajaran Kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru

24

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Pernada Media Group, 2008), Cet.1, h 26.

25

(30)

mengaitkan antara materi pembelajaran yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membantu hubungan antara pengetahuan yang dimilkinya dan penerapannya dalam kehidupan

mereka sehari-hari.26

Selanjutnya menjelaskan beberapa bentuk –bentuk strategi

pembelajaran yang aktif agar dapat menghasilkan pembelajaran yang

bermutu diantaranya adalah:

a. Critical Incident( Pengalaman Penting)

Startegi ini digunakan untuk memulai pelajaran, tujuan dari penggunaan starategi ini untuk melibatkan siswa sejak awal dengan melihat pengalaman mereka.

b. Prediction Guide (Tebak Pelajaran)

Strategi ini digunakan untuk melibatakan siswa dalam proses pembelajaran secara aktif dari awal sampai akhir.

c. Group Resume (Resume Kelompok)

Biasaya sebuah resume mengambarkan hasil dicapai oleh individu. Resume ini akan menjadi menarik untuk dilakukan dalam group dengan tujuan membantu siswa menjadi lebih akrab atau melakukan

team bulding (kerja sama kelompok) yang anggotanya sudah saling mengenal sebelumnya.

d. Assessment Search (Menilai Kelas)

Strategi ini dapat dilakukan dalam waktu yang cepat sekaligus melibatkan siswa untuk saling mengenal dan bekerja sama.

e. Questions Students Have ( Pertanyaan dan Siswa)

Teknik ini merupakan teknik yang mudah dilakukan dapat dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan siswa. Teknik ini menggunakan elisitas dalam memperoleh partisipasi siswa secara tertulis

f. Active Knowledge Sharing( Saling Tukar Pengetahuan)

Strategi ini dapat digunakan untuk melihat tingkat kemampuan siswa disamping untuk membentuk kerjasama tim.

g. Active debate (Debat Aktif)

Debat bisa menjadi satu metode berharga yang dapat mendorong pemikiran dan perenungan terutama kalau siswa diharapkan dapat mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinan mereka sendiri, ini merupakan strategi yang secara aktif melibatkan semua siswa dalam kelas bukan hanya pelaku debatnya saja.

h. Card Sort (Sortir Kartu)

Stategi ini merupakan kegiatan kalaboratif yang bisa digunkakan untuk mengerjakan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta tentang objek atau me- review ilmu yang telah diberikan sebelumnya.

i. Jigsaw Learning (Belajar Model Jigsaw)

26

(31)

Strategi ini merupakan starategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tidak mengaharuskan urutan penyampaian.

j. Student Team Achivement Division (STAD)

Strategi ini merupakan pendekatan pembelajaran koperatif yang paling sederhana.

k. Every One Is A Teacher Here ( Setiap Orang Adalah Guru)

Strategi ini sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara

keseluruhan dan secara individual.27

Dapat disimpulkan di atas bentuk- bentuk pembelajaran bermutu

bahwa bentuk pembelajaran bermutu terdapat empat bagian diantaranya

pembelajaran koperatif yang menekanakan pembelajaran aktif dan secara

berkelompok, kemudaian ada pembelajaran aktif memberikan kesempatan

siswa, siswa yang lebih aktif dalam proses pembelajaran seperti

mengadakan kuis, diskusi yang sesuai dengan materi pelajaran, sedangkan

dalam pembelajaran inquri lebih kepada siswa diharapkan dapat

menganalisis menghasilkan data pembelajaran, ekperimen seperti halnya

siswa mengadakan observasi lapangan, sedangkan pembelajaran

konseptual pembelajaran yang terfokus dalam mengembangkan ilmu

pengetahuan sesuai dengan sub-sub materi, jadi bentuk pembelajaran yang

diuraikan di atas merupakan proses pembelajaran yang bermutu agar dapat

mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.bahwa pembelajaran yang

efektif harus menggunakan strategi yang tepat, dalam kegiatan

pembelajaran adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan

Gurulah yang menciptkannya pembelajara efektif, guru yang mengajar dan

anak didik yang di ajarkan.Disinilah tugas guru berusaha menciptakan

suasana belajar yang mengairahkan menyenagkan bagi semua peserta

didik agar dapat menciptakan mutu pembelajaran dan dapat mencapai dari

tujuan pembelajaran tersebut.

3. Jenis-jenis pembelajaran

Pembahasan selanjuntnya mengenai tentang jens-jenis pembelajaran.

Dalam kehidupan sehari-hari aktivitas pembelajaran yang dilakukan

27

(32)

individu jenisnya bermacam-macam, tergantung pada kebutuhan tujuan

apa yang dipelajari, cara melakukan aktivitas pembelajaran, sifat

perkembangannya dan sebagainya. Pembelajaran keterampilan berbeda

dengan pembelajaran pengetahuan berbeda dengan pembelajaran sikap

atau nilai . Dengan demikian kita perlu mengenal jenis-jenis pembelajaran

agar dapat melakukan pembelajaran secara efektif. Dari aspek

pembelajaran yang dicapai kita dapat membeedakan jenis-jenisnya sebagai

berikut:

Menurut Gagne yang dikutip oleh Nana Syaodih Sukmadinata

menjelaskan jenis pembelajaran menjadi delapan jenis mulai dari yang

sederhana sampai kompleks diantaranya :

1. Belajar tanda atau Signal learning

Individu belajar mengenal dan memberi respons kepada tanda-tanda.

2. Belajar perangsang jawaban atau Stimutasi respone learning

Belajar ini merupakan upaya membentuk hubungan antara perangsang dengan jawab, umpannya: menjawab pertanyaan yang diberikan guru

3. Rantai perbuatan atau Chaining

Individu belajar melakukan suatu rentetan kegiatan yang membentuk satu kesatuan.

4. Hubungan verbal atau Verbal association

Kalau dalam rantai kegiatan, hubungan ini berbentuk perilaku maka dalam hubungan verbal ini berbentuk hubungan bahasa.

5. Belajar membedakan atau Discrimination learning

Individu belajar melihat perbedaan dan juga persamaan sesuatu benda dengan lainya.

6. Belajar konsep atau Concept learning

Tipe belajar ini menyangkut pemahaman konsep-konsep

7. Belajar aturan-aturan atau Rule learning

Individu belajar aturan- atauran yang ada di masyarakat, di sekolah, dirumah ataupun aturan dalam perdagangan, pemerintah bahkan ilmu pengetahuan.

8. Belajar pemecahan masalah atau Problem solving learning

Dalam kegiatan belajar ini individu dihadapkan kepada

masalah-masalah yang harus dipecahkannya.28

Menurut Slameto jenis-jenis pembelajaran terdiri dari :

1) Belajar bagian adalah umumnya belajar bagian dilakukan

seseorang bila ia dihadapakan pada materi belajar yang bersifat

28

(33)

luas atau ekstensif,

2) Belajar dengan wawasan adalah proses meorganisasikan pola-pola

tingkah laku yang telah terbentuk menjadi satu tingakah laku yang erat hubungannya dengan peneyelesaian suatu persoalan

3) Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih

beberapa sifat stuasi / simulasi dan kemudian menjadikannya sebagai pendoaman dalam tingkah laku.

4) Belajar global yaitu bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan

dan berulang sampai pelajar menguasinya

5) Belajar intensional yaitu konsep ini bertentangan dengan anggapan

bahwa belajar itu selalau berarah tujuan (intensional)

6) Belajar instrumental yaitu reaksi-reaksi seseoeang siswa yang

diperlihatkan dikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada apakah siswa tersebut akan mendapatkan hadiah berhasil atau gagal.

7) Belajar dalam arahah tujuan, merupakan lawan dari belajar

insidental.

8) Belajar laten, perubahan–perubahan tingkah laku yang tidak

terlihat tidak secara segera

9) Belajar mental, perubahan kemungkinan tingkah laku yang terjadi

disini tidak nyata terlihat, melainkan hanya berupa proses kognitif karena ada bahan yang dipelajari.

10)Belajar produktif, belajar disebut produktif bila individu mampu

mentransfer prinsip menyelesaikan satu persoalan dalam satu sitausi kesituasi lain.

11)Belajar verbal adalah belajar dengan menggunakan materi verbal

melalui latihan dan ingatan.29

Dari uraian di atas bahwa dalam pembelajaran terdapat beberapa

jenisnya baik dalam sikap dan keterampilan, dalam sikap pengetahuan

mengembangkan cara-cara untuk meningkatakan kefektifan dan efesiensi

proses berfikir dan proses pembelajaran. Sedakang sikap ranah afektif

adalah keadaan mental siswa yang dapat mempengaruhi untuk melakukan

tindaka-tindakan yang bersifat pribadi. Sikap keterampilannya

mengembangkan keterampilannya.

4. Faktor Yang Mepengaruhi Pembelajaran Bermutu

Selanjutnya akan membahas tentang faktor-faktor pembelajaran

bermutu akan dijelaskan menurut para ahlinya.

Menurut Muhibin Syah yang dikutip oleh Iif Khoiru Ahmadi, Hendro

29

(34)

Ari Setyono, DKK, dalam buku Pembelajaran Akselerasi secara global

faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi

menjadi tiga yaitu:

a. Faktor interal

Aspek fisiologis yaitu aspek yang bersifat jasmaniah, atau kondisi tubuh seperti tingkat kesehatan, indera pengelihatan.

Aspek psikologi yang berpengaruh pada proses belajar siswa diantaranya: intelegasi siswa, sikap, bakat minat dan motivasi siswa

b. Faktor eksternal

Lingkungan sosial sekolah diantaranya seperti guru, staff tata usaha, teman-teman sekolah satu kelas. Lingkungan sosial di sekolah mencakup masyarakat, teman-teman serta lingkungan disekitar sekolah. Namun yang paling berpengaruh adalah lingkungan keluarga.

c. Faktor pendekatan belajar

Cara yang digunakan untuk menunjang efektifitas dan efesiensi belajar atau dapat didefinisikan sebagai perangkat operasional yang direkayasa

sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pembelajaran.30

Sedangkan menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi

pembelajaran dibagi menjadi dua bagian diantaranya:

a) Faktor interen dalam faktor intern dibagi lagi menjadi tiga faktor yaitu:

 Faktor jasmani yaitu kesehatan dan cacat tubuh

 Faktok psikologis terdiri dari tujuh yaitu intelegasi, perhatian,

minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

 Faktor kelelahan dibagi menjadi dua macam kelelahan jasmani dan

kelelahan rohani

b) Faktor ekesteren dalam faktor dapat di kelempokan menjadi tiga bagian

dianataranya :

 Faktor keluarga yang terdiri dari: cara orang tua mendidik, relasi

antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.

 Faktor sekolah yang mencakup kepada metode pengajaran,

kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung,metode belajar, tugas rumah

 Faktor masyarakat diantaranya: kegiatan siswa dalam

bermasyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan

masyarakat. 31

Ada faktor-faktor pembelajaran menurut Oemar Hamalik sebagai berikut:

30

Iif Khoiru Ahmadi, Hendro Ari Setyono, DKK, Pembelajaran Akserelasi,

(Jakarta:Prestasi Pustaka,2011), h.15-17

31

(35)

a. Kegiatan belajar

b. Latihan dan ulangan

c. Kepuasan dan kesenagan

d. Asosiasi dan transfer

Berbagai pengalaman yang diperoleh, yaitu pengalaman lama dan baru, harus diasosiakan agar menjadi satu kesatuan. Pengalaman dari satu situasi perlu diasosiakan dengan pengalaman dari situasi lain, sehingga memudahkan transfer hasil belajar.

e. Pengalaman masa lampau dan pengertian

Berbagai pengalaman dan pengertian yang telah dimiliki siswa akan memudahkannya menerima pengalaman baru. Pengalaman dan pengertian masa lampau tersebut menjadi dasar serta pengalaman apersepsi.

f. Kesiapan dan kesedian belajar

Faktor kesiapan turut menentukan hasil belajar.

g. Minat dan usaha

Kegiatan belajar yang didasari degan penuh minat akan lebih mendorong siswa belajar lebih baik sehingga akan meningkatkan hasil belajar.

h. Fisikologis

Kesehatan dan keseimbangan jasmaniah siswa perlu mendapat perhatian sepenuhnya, karena kondisi fisikologis ini sangat berpengaruh terhadap konsentrasi, kegiatan,dan hasil belajar.

i. Intelegasi atau kecerdasan

Kemajuan belajar juga ditentukan oleh tingkat perkembangan

intelegasi siswa seperti cerdas, kurang cerdas, atau lamban.32

Dari beberapa penjelasan di atas faktor yang mempengaruhi

diantaranya faktor internal yang bersifat jasmaniah, faktor eksternal

diantanya guru, lingkungan masyarakat, teman, dan keluarga, serta faktor

pendekatan pembelajaran yang digunakan sebagai perangkat operasional

dalam mencapai tujuan faktor-faktor pembelajaran juga berpengaruh

terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa, sehingga dapat

menciptakan pembelajaran yang bermutu.

C. Penelitahan Yang Relevan

1. Masud Somad, penelitian dengan judul Hubungan Kompetensi Profesional

Guru Pendidikan Agama Islam Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama

Islamiyah di SMK Bina Putra skipsi tahun 2009 di UIN Jakarta

32

(36)

menyimpulkan kompetensi guru adalah kemampuan yang dimiliki seorang

guru yang akan melaksanakan tugasnya sebagai seoarang pegajar dan

pendidik. Prsetasi belajar PAI dapat diukur dengan menghitung nilai

rata-rata rapot khusus PAI. Dalam penelitian ini diperoleh nilai rata-rata-rata-rata rapot

siswa khusus pelajaran PAI sebsar 75,7 berdasarkan koefesien korelasi 75,5

atau 0,757 berada pada rentang 0,70-0,90 sehingga dalam penelitian ini

prestasi belajar PAI siswa tergolong tinggi. Maka semakin tinggi hasil

penilaian siswa terhadap kompetensi guru agama semakin tinggi atau baik

pula prsestasi siswa terhadap kompetensi guru agama, semakin tinggi atau

baik pula hasil prestasi belajar PAI siswa.

2. Nor Hadi, skripsi yang berjudul Hubungan Profesionalisme Guru Dengan

Kemampuan Mengajar Di SDN Selapanjang Jaya 2 Nelegasi Kota

Tanggerang, skripsi pada tahun 2012 tersebut menyimpulkan bahwa hasil

penyebaran angket tingkat profesionalisme guru atau variabel X dapat

didapatkan data berikut: nilai terkecil 75 dan nilai terbesar dan nilai-nilai

rata-rata sebesar 80.8 data tersebut menandakan bahw aprofesionalisme

guru di SDN Selapajang jaya 2 Neglarasi Kota Tanggerang tergolong baik,

karena rentangan nilai dari angketnya 20-100. Dan hasil penyebaran

angket tentang kemampuan mengajar guru atau variabel Y didapatkan data

berikut : nilai tekecil 73, nilai terbesar 84 dan nilai-nilai rata-rata 79,4. Data

tersebut menandakan bahwa kemampuan mengajar guru di SDN

Selapanjang Jaya 2 Negalasari kota Tanggerang tergolong baik, karena

rentang nilai dari angketnya adalah 20-10.

Setidaknya terdapat beberapa keterkaitan yang relevan antara

penelitan penulis yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Profesional Guru

Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SMPN 03 Tanggerang

Selatan

a. Skripsi yang pertama dengan judul berjudul Hubungan Kompetensi

Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Dengan Prestasi Belajar

Pendidikan Agama Islamiyah Di SMK Bina Putra skripsi tahun 2009

(37)

profesional guru namun peneilitan ini membahas tentang peningkatan

kompetensi profesional guru mempengaruhi prsetasi belajar siswa,

namun penulis meneliti tentang megenai pengaruh kompetensi

profesional dalam meningkatkan mutu pembelajaran . Jadi memiliki

kesamaan semakin guru dapat menigkatkan kompetensi profesional

maka akan siswa akan menghasilkan prestasi belajar yang baik bagi

siswa, dan semakin bisa meningkatkan kompetensi profesional maka

guru dapat menciptkan mutu pembeljaran dalam proses KBM.

b. Skripsi kedua “Hubungan Profesionalisme Guru Dengan kemampuan

mengajar Guru di SDN Selapajang Jaya 2 Neglasari Kota Tanggerang.” Penelitian ini memiliki keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan penulis mengenai kompetensi profesional guru dalam

meningkatkan mutu pembelajaran. Skripsi ini terkait dengan penelitian

kuantitatif, maka perhitungan menggunakan angka, sama dengan

metode yang digunakan penulis yaitu metode kuantitatif. Oleh karena

itu hasil yang akan diperoleh sama, yaitu semakin tinggi tingkat

profesional guru maka semakin tinggi kemampuan guru dalam

mengajar dan menguasai materi pembelajaran sehingga dapat

menciptakan mutu pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

D. Kerangka Berfikir

Beberapa masalah yang terindentifikasi oleh penulis diantaranya: belum

sistematisnya guru dalam menyampaikan materi pelajaran, masih banyaknya

guru menggunakan metode konfesional, belum efektifnya metode yang

digunakan dalam pembelajaran, terbatasnya buku rujukan dalam mendukung

proses pembelajaran, rendah prestasi belajar siswa pada sebagian mata

pelajaran, rendahnya hasil ulangan dan harian dan hasil ujian, itu semua dapat

menyebabkan proses pembelajaran kurang efektif dan tidak dapat

menghasilkan mutu pembelajaran .

Selama guru di SMPN 03 TANGSEL kurang memiliki kompetensi

profesional seperti kurang menguasai materi pelajaran, dan mengajar dengan

(38)

peserta didik yang kurang baik.

Agar dapat menciptakan kompetensi profesional dalam meningkatkan

mutu pembelajaran maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Seorang guru harus meluangkan waktu dalam menguasai materi pelajaran

sebelum mengajar sehingga menciptakan proses pembelajaran yang

efektif

2. Guru harus memiliki banyak referensi buku pelajaran sehingga memiliki

pengetahuan yang luas

3. Sekolah seharusnya mengadakan seminar tentang profesional guru

4. Sekolah menambahkan sarana dan prasarana untuk memperlancar proses

(39)

23

METODOLOGI PENELITIHAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 03 Tanggerang Selatan yang

bertempatan di Ir. H. Juanda mulai dari bulan November sampai dengan

Desember 2014.

Proses penelitian dilakukan secara bertahap mulai dari observasi awal,

perencanaan persiapan instrument yang dilanjutkan dengan pengumpulan data

[image:39.595.66.576.193.664.2]

lapangan, adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Waktu dan Jenis kegiatan Penelitihan

No Jenis kegiatan Waktu Penelitihan

FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEPT OKT NOV DEC

1 Konsultasi dengan

dosen pembimbing

2 Observasi awal

3 Memberikan Surat

Penelitian

4 Menyebarkan angket

5 Mengambil angket dari

wakil kepala sekolah

6 Pengumpulan Data

7 Pengelolahan Data

B. Pendekatan dan Metode

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dimana masalah

pengumpulan data mengacu pada data empiris yakni dengan data dan fakta

(40)

kemudian data diolah menggunakan metode statistik untuk menjawab

permasalaan yang ada.

C. Populasi dan Sample

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMPN 03 TANGSEL,

sebanyak 60 guru. Karena jumlah respoden kurang dari 100 orang, maka

penelitian menggunakan sample populasi yakni sample penelitiaan sama

dengan jumlah populasi yakni 60 orang guru.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data diperlukan adanya teknik yang tepat dan relevan

dengan data yang akan dicari. Adapun teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

1. Angket

Teknik ini digunakan untuk menggali data tentang persepsi guru dan

tentang kompetensi profesional dan mutu pembelajaran. Sasaran teknik ini

seluruh guru yang menjadi sample penelitian

2. Observasi

Teknik ini digunakan untuk melihat proses KBM, khusus penguasaan

guru dan metode terhadap materi pembelajaran. Observasi dilakukan

dengan mengamati proses belajar mengajar di kelas dan

membandingkannya dengan pendoman karakteristik kompetensi

profesional dan faktor-faktor pembelajaran yang menjadi standar

kompetensi keguruan.

3. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mendalami data-data yang diperoleh melalui

angket dan observasi diantaranya tentang motivasi, latar belakang, harapan

dan strategi guru dalam melaksanakan KBM (kegiatan belajar dan

mengajar). Kedua teknik wawancara dan observasi penulis gunakan untuk

melengkapi data yang diperoleh dari angket. Hasil ketiga data tersebut

(41)

E. Teknik Pengelolahan Data dan Analisis data

Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk

menguraikan keterangan–keterangan atau data-data diperoleh agar data

tersebut dapat difahami bukan oleh orang yang mengumpulkan data saja, tapi

juga oleh orang lain . Adapun langkah –langkah yang ditempuh dalam teknik

penglolahan data adalah :

1. Editing

Adanya proses memeriksa keabsaan jawaban responden terhadap

pengisian jawaban responden didalam angket yang telah disusun oleh

penulis untuk mengetahui kompetensi profesional guru dalam

meningkatkan mutu pembelajaran di SMPN 03 Tanggerang Selatan

2. Coding

Adanya proses pemberian tanda atau kode terhadap jawaban –jawaban

responden dalam rangka memudahkan untuk melakukan analisis data lebih

lanjut.

3. Skoring

Proses pemberian bobot nilai terhadap jawaban –jawaban responden yang

[image:41.595.123.513.184.681.2]

terdapat didalam angket

Tabel 3.2

Skor Item jawaban responden

Jawaban Skor

Selalu 4

Sering 3

Kadang-kadang 2

Tidak pernah

4. Tabulating

Proses menghitung jawaban-jawaban responden untuk kemudian diolah

(42)

statistik, yatu dengan menggunakan rumus statistik(prosentanse) yang

digunakan untuk mendeskripsikkan halsil penelitihan dengan rumus

sebagai berikut:

Analisis frekuensi

Keterangan :

f = frekuensi yang sedang dicari presentasenya

N = Number of cases (jumlah frekuensi/ banyak individu)

P = angka presentase33

Mencari angka korelasi dengan rumus produxt moment:

r xy =

√ –

Keterangan :

Rxy : angka Indeks Korelasi “r” Product Moment

∑xy : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Skor Y

∑ x : Jumlah seluruh skor X

∑ Y : Jumlah seluruh skor Y

∑ X2 : Jumlah kuadrat seluruh skor X

∑ Y2 : Jumkah kuadrat seluruh skor Y

N : Banyak Sample

Hasil perhitungan setiap butir akan dikonsultasikan dengan tabel “r”, dengan

ketentuan jika “r” hitung lebih besar dari”r” tabel, maka item tersebut valid dan dapat digunakan untuk menjaring data yang dibutuhkan, sebaliknya jika “r” tabel lebih besar dari “r” hitumg maka item tersebut tidak valid dan tidak dapat digunakan untuk menjaring data.

Kemudian memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product

moment

33

(43)
[image:43.595.54.565.183.740.2]

a. Interpretasi kasar atau sederhana yaitu dengan mencocokan perhitugan dengan angka indeks korelasi “r” product moment, berdasarkan tabel dibawah ini:

Tabel 3.4

Interpretasi Data

b. Interprestasi menggunakan tabel nilai “r” product moment , dengan terlebih

dahulu mencari derejat besarnya(db) atau degress of freedom (df) pada taraf

signifikasi 5%yang rumusnya adalah:

Df= N – nr

Keterangan

Df = Degrees freedom

N = Number of Cases

nr = Banyaknya variabel

Besarnya “r”

Product moment (rxy) Interpretasi

0,00-0,20 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi akan tetapi korelasi itu

sangat lemah dan sangat rendah sehingga korelasi diabaikan

0,20-0,40

Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah

0,40-0,70

Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sedang dan cukup

0,70-0,90

Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi

0,90-1,00

(44)

c. Selanjutnya penulis melakukan uji koefesien untuk mencari konstribusi

variabel X terhadap Y , menggunakan rumus sebagai berikut:

KD = r2 X 100%

Keterangan

KD = konstribusi variabel X terhadap variabel Y

R2 = koefesiensi korelasi anatara variabel X dan variabel Y

[image:44.595.108.541.114.757.2]

F. Kisi-Kisi Angket

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Instrument Angket

No

A. Variabel Kompetensi Profesional

Aspek Jumlah

pertanyaan No pertanyaan 1 Penguasaan materi, struktur, konsep, pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu

a) Kemampuan menguasai

konsep dasar pelajaran tentang materi yang diajarkan

b) Kemampuan menjelaskan

materi pelajaran dengan benar

c) Kemampuan menjawab

pertanyaan siswa dengan memuaskan

3

1,2.3

2 Penguasaan

standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran bidang pengembangan yang diampu

a) Kemampuan dalam

mengembangkan silabus

b) Kemampuan dalam

membuat dan

mengembangkan RPP secara cermat

c) Kemampuan memahami

potensi akademik ( pemahaman pelajaran )

peserta didik

d) Memahami tujuan setiap

kegiatan pembelajaran

4 4.5.6.7

3 Penguasaan

materi

pembelajaran

a) Kemampuan memilih materi

secara kreatif

b) Kemampuan mengelolah

materi tersebut sesuai

(45)

yang diampu

secara kreatif

dengan kebutuhan siswa

c) Kemampuan

mengembangkan materi yang dikembangkan harus sesuai dengan kemampuan siswa untuk menerimanya

d) Kemampuan dalam

menanamkan rasa gemar membaca siswa

e) Kemampuan

mengembangkan materi materi agar dapat mendorong siswa mendalami rasa ingin tahunya

4 Mengembangkan

profesional

berekelanjutan

melalui tindakan

reflektif

a) Kemampuan dalam

melakukan refleksi kinerja secara terus menerus

b) Kemampuan dalam

penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keprofesionalan

c) Kemampuan mengikuti

zaman dengan belajar dari berbagai sumber

3 13,14,15

B.Mutu

Pembelajaran

5 Memanfaatkan

teknologi

informasi dan

komunikasi untuk

mengembangkan

diri

a) Kemampuan dalam

menerapkan teknolgi dalam

mengembangkan dirinya

b) Kemampuan

mengembangkan

keterampilan belajar

inovatif melalui penguasaan

teknologi

2 16,17

6 Pengembangan

pembelajaran

a) Mengembangakan

(46)

komperatif berkelompok

b) Kemampuan menempatkan

siswa dalam kelompok

belajar untuk mewujudkan

pembelajaran aktif

c) Meminta salah satu anggota

kelompok untuk

mempresentasikan hasil

kegiatan

7 Pengembangan

pembelajaran

aktif

a) Mengembangkan

pembelajaran aktif seperti

menunjuk salah satu siswa

untuk maju kedepan

menjelaskan materi yang

sedang dibahas

b) Mengembangkan variasi

dalam pembelajaran

2 21,22

8 Pengembangan

pembelajaran

langsung atau

interaktif

a) Memberikan tugas sesuai

dengan materi yang

diajarkan

b) Kemampuan dalam

memberikan umpan balik

terhadap tugas yang

diberikan

2 23,24

9 Pengembangan

pembelajaran

inqury

a) Kemampuan menerapkan

penelitian studi kasus

b) Memberikan arahan dalam

menyusun laporan hasil

kegiatan

c) Kemampuan dalam

(47)

mengembangkan /

menganalisis hasil diskusi

terhadap hasil yang di

peroleh

10 Pengembangan

pembelajaran

kontekstual

a) Kemampuan

menghubungkan pelajaran

dan pengalaman

b) Kemampuan memberikan

solusi berdasarkan

kehidupan nyata

c) Kemampuan memberikan

kesimpulan pelajaran

berdasarkan kehidupan

nyata.

(48)

32

1. Profil Sekolah

a) Nama Sekolah : SMP Negeri 03 Tangerang Selatan

b) Alamat : Jl. Ir. H. Juanda Ciputat

c) Telp : (021) 7401312

d) No. Statistik Sekolah : 201 280 310 002

e) S K : 0220/0/1981

f) Tahun Berdiri : 1977

g) Luas Tanah : 4.039 m2

Lingkungan Sekolah SMPN 03 TANGSEL adalah salah satu dari 4

SMP Negri dan sekitar 24 SMP swasta yang berada di lingkungan wilayah

gugus 3 Ciputat kota Tanggerang Selatan yang secara geografis berada di

daerah perbatasan DKI Jakarta dengan kondisi demografisnya yang

memilki kesamaan dengan kondisi demografis DKI Jakarta.

2. Sejarah SMPN 03 TANGSEL

SMPN 2 Tangerang berdiri sejak tahun 1977 dan dikukuhkan menjadi

SMPN 2 Filial tahun 1979. Bulan Februari 1983 menjadi sekolah mandiri

dengan nama SMP Negeri 1 Ciputat. Perubahan nomenkelatur pada tahun

Gambar

Tabel 3.1 Waktu dan Jenis kegiatan Penelitihan
Tabel 3.2 Skor Item jawaban responden
Tabel 3.4 Interpretasi Data
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrument Angket
+7

Referensi

Dokumen terkait

The nearest integer continued fractions of Hurwitz, Minnegerode (NICF-H) and in Perron’s book Die Lehre von den Kettenbr¨ uchen (NICF-P) are closely related. Williams using

Pekerjaan : Pembangunan Jembatan Gantung untuk Usaha Tani Desa Banua Kepayang RT. Labuan Amas

Kelompok Kerja Pengadaan Barang, Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi Dinas PU Bina Marga Kabupaten Cianjur dengan ini mengumumkan bahwa untuk paket pekerjaan di bawah

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul : “ ANALISIS PENGARUH SIMPANAN DANA PIHAK KETIGA, KECUKUPAN MODAL, RISIKO KREDIT, DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP

The aims this research is to know defference client response with core problem hallucination to application implementation nursing care strategy and development with

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar

Ampas aren apabila dicampur dengan batubara dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif, sehingga perlu dilakukan penelitian ampas aren dan batubara untuk dijadikan

pendek, risk tolerance memiliki pengaruh terhadap orientasi jangka pendek dan risk tolerance sebagai variabel intervening hanya memperkuat pengaruh dari tipe