PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN
DI SMPN 03 TANGGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Andi Dewi Puspita Sari
(1110018200052)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
i
ABSTRAK
Andi Dewi Puspita Sari, NIM: 1110018200052, Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di SMPN 03 Tanggerang Selatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan
kompetensi profesional guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran di SMPN
03 Tanggerang Selatan. Pendekatan kuantitatif deskriptif untuk menjawab
permasalahan mengenai pengaruh kompetensi profesional guru dalam
meningkatkan mutu pembelajaran di SMPN 03 Tanggerang Selatan. Penelitian ini
memusatkan perhatian pada pengaruh kompetensi guru terhadap mutu
pembelajaran di SMPN 03 Tanggerang Selatan.
Hasil Penelitian menunjukan korelasi Product moment, hubungan antara
kompetensi profesional guru dengan mutu pembelajaran terdapat hubungan yang
positif, dengan “rxy” sebessar 0.406. Sedangkan rtabel pada taraf signifikan 5% di
peroleh dari rtabel 0,250, dan jika di tafsirkan hasil tersebut dalam tabel product
moment maka angka tersebut menunjukkan korelasi yang positif, walaupun
hubungan positif tersebut itu hanya pada tingkat sedang atau cukup.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wbAlhamdulillaah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis diberi
kesempatan dan kemudahan untuk menyelesaikan skripsi dengan judul
“PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM
MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMPN 03 TANGSEL ”
sesuai dengan harapan.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan
kita yakni Nabi besar kita Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, arahan dan
bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dra. Nurlena Rifai, M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim As’yari, MPd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Salam Tumangor, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik yang
selalu memberikan nasehatan , saran yang membangun selama 8 semester.
4. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil, selaku dosen pembimbing yang selalu
memberikan ilmu, bimbingan, arahan dan kritik yang sangat membangun
selama penulis mengerjakan skripsi ini.
5. Dr.Sholeh selaku wakil kepala sekolah SMPN 03 TANGSEL yang
membantu memberikan informasi tentang pengaruh kompetensi profesional
dan mutu pembelajaran di SMPN 03 TANGSEL.
6. Ayahanda tercinta H. Andi Tenri Weru yang selalu memberikan do’a,
iv
7. Ibunda tersayang Hj. Siti Narisah, yang telah membesarkan dan selalu
mendidik penulis, serta mendoakan selama penulis menyelesaikan skripsi
ini.
8. Kakak tersayang Andi Muhammad Yushar , Andi Muhammad Yusuf , SH
dan Andi Muhammad Sadli, Lc yang selalu menjadi semangat dan motivasi
bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman - teman MP angkatan 2010 dan khusunya kelas B yang telah
memberikan semangat dan pengaruh positif selama pe
10. nulis menyelesaikan skripsi.
11. Sahabat-sahabat seperjuangan Ayu Istiqomah, Ismania Choirunisa, Amelia
Yulizha, Mariatul Kiftiah Iis Istianah, Anisa, Siti maryam, linda yang selalu
menjadi tempat berbagi ilmu dan tempat menyampaikan keluh dan kesah
12. Shifatwi Shofwa yang selalu menjadi tempat penulis untuk mengadu,
berbagi ide dan saran dalam menyusun skripsi ini .
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Tidak ada gading yang tak retak, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik dari semua pihak guna perbaikan skripsi ini. Akhir kata, harapan penulis
semoga skripsi ini bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Jakarta, 2015
v
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR UJI REFERENSI
PENGESAHAN PENGUJI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Maslah ... 4
D. Perumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitihan. ... 4
F. Manfaat Hasil Penelitian ... 4
BAB II KAJIAN TEORETIK A. Kompetensi Profesional... 5
1. Pengertian Kompetensi Profesional ... 5
2. Ciri-ciri Kompetensi Profesioanl ... 8
3. Karakteristik kompetensi profesional ... 9
4. Syarat-syarat kompetensi profesional ... 10
B. Mutu Pembelajaran ... 12
a. Pengertian Mutu Pembelajaran ... 12
b. Bentuk-Bentuk Pembelajaran Bermutu ... 13
c. Jenis-jenis Pembelajaran ... 15
d. Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran Bermutu ... 17
C. Hasil Penelitian yang Relevan ... 19
vi
C. Sample dan populasi ... 24
D. Teknik Pengumpulan data ... 24
E. Teknik pengelolahan data dan Analisis Data ... 25
F. Kisi-kisi Angket... 28
BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMPN 03 TANGSEL ... 32
1. Profil Sekolah ... 32
2. Sejarah SMPN 03 TANGSEL ... 32
3. Visi dan Misi SMPN 03 TANGSEL ... 33
4. Struktur Organisasi ... 34
5. Tenaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan ... 35
6. Jumlah Siswa SMPN 03 TANGSEL ... 36
7. Sarana dan Prasarana di SMPN 03 TANGSEL ... 36
8. Kelompok Mata Pelajaran ... 38
9. Kegiatan Ekstra Kulikuler ... 42
B. Deskripsi Data ... 44
1. Hasil Angket Pengaruh Komepetensi Profesional Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran ... 45
2. Analisis dan Intrepretasi Data ... 66
3. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dalam Meningkat Mutu Pembelajaran ... 70
a. Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Guru ... 70
b. Mengadakan Pemeriksaan RPP Terhadap Guru ... 70
vii
d. Mengadakan Workshop Dan Pelatihan Dalam
Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Dan
Mutu Pembelajaran ... 73
e. Upaya Sekolah Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru ... 74
f. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran... 75
g. Mengadakan Evaluasi Dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Dan Mutu Pembelajaran ... 76
4. Proses Pembelajaran Dalam Kelas ... 78
a. Penjelasan Guru Terhadap Materi ... 79
b. Guru Menggunakan Metode Pembelajaran Kreatif ... 80
c. Guru Menjawab Pertanyaan Dengan Jelas ... 81
d. Guru Meberikan Tugas Sesuai Dengan Materi ... 81
e. Guru Membantu Siswa Yang Mengalami Kesulitan ... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 83
B. Saran ... 84
viii
Tabel 3.4 Interpretasi Data ...27
Tabel 3.2 Kisi- Kisi Angket ...28
Tabel 4.1 Guru Dapat Menguasai Konsep Dasar Tentang Materi Yang Diajarkan ...45
Tabel 4,2 Guru Dapat Menjelaskan Materi Dengan Benar ...45
Tabel 4.3 Guru Dapat Menjawab Pertanyaan Siswa Dengan Memuaskan ...46
Tabel 4.4 Guru Mengembangkan Isi Silabus ...47
Tabel 4.5 Guru Membuat Dan Mengembangkan RPP Secara Cermat ... 47
Tabel 4.6 Guru Memahami Pontensi Akademik ...48
Tabel 4.7 Guru Memahami Tujuan Kegaiatan Pembelajaran ...48
Tabel 4.8 Guru Memilih Materi Pelajaran Secara Kreatif ...49
Tabel 4.9 Guru Mengelolah Materi Sesuai Dengan Kebutuhan Peserta Didik ...49
Tabel 4.10 Guru Mengembangkan Materi Yang dikembangkan Sesuai Dengan Kemampuan Siswa Untuk Menerimanya ... 50
Tabel 4.11 Guru Mengembangkan Minat Belajar Terhadap Siswa ...50
Tabel 4.12 Guru Mengembangkan Materi Agar Dapat Mendorong Siswa Memiliki Rasa Ingin Tahunya ...51
Tabel 4.13 Guru Melakukan Refleksi Kinerja Secara Terus Menerus ...52
Tabel 4.14 Guru Melakukan Penelitihan Tindak Kelas Untuk Meningkatkan Keprofesionalan ...52
Tabel 4.15 Guru Mengikuti Perkembangan Zaman Dengan Belajar Dari Berbagai Macam Sumber ...53
ix
Tabel 4.18 Guru mengembangkan Pembelajaran Secara Kelompok ...54
Tabel 4.19 Guru menempatkan Siswa Dalam Belajar Untuk Mewujudkan Pembelajaran Yang Aktif ...55
Tabel 4.20 Guru Meminta Setiap Kelompok Mempresentasikan Hasil Kegiatan Pembelajaran ...56
Tabel 4.21 Guru Mengembangkan Pembelajaran Aktif ...56
Tabel 4.22 Guru Mengembangkan Variasi Metode Pembelajaran ...57
Tabel 4.23 Guru Memberikan Tugas Sesuai Dengan Materi Yang Diajarkan ...58
Tabel 4.24 Guru Memberikan Umpan Balik (Feed Back) Terhadap Tugas Yang Diberikan ...58
Tabel 4.25 Guru Menerapkan Keterampilan Penelitian Studi Kasus ...59
Tabel 4.26 Guru Dapat Mengembangkan/Menganalisis Dalam Diskusi Terhadap Hasil Pembelajaran Yang Diperoleh ...58
Tabel 4.27 Guru Memberikan Arahan Dalam Menyusun Laporan Hasil Kegiatan ...60
Tabel 4.28 Guru Dapat Menghubungkan Pelajaran dan Pengalaman ...61
Tabel 4.29 Guru Memberikan Solusi Berdasarkan Kehidupan Nyata ...61
Tabel 4.30 Guru Menyimpulkan Pelajaran Berdasarkan Kehidupan Nyata...62
Tabel 4.31 Perhitungan untuk mencari variabel X ... 62
Tabel 4.32 Perhitungan untuk mencari Variabel Y ...64
x
Lampiran II Instrumen Wawancara Wakil Kepala Sekolah, dan Guru ... 6
Lampiran III Hasil Wawancara Kepala Sekolah ... 7
Lampiran IV Hasil Wawancara Guru ... 9
Lampiran V Hasil Wawancara Guru ... 11
Lampiran VI Instrumen Wawancara Siswa ... 13
Lampiran VII Hasil Wawancara Siswa ... 14
Lampiran VIII Hasil Wawancara Siswa ... 15
Lampiran IX Hasil Wawancara Siswa ... 16
Lampiran X Visi Misi SMPN 03 TANGSEL ... 17
Lampiran XI Struktur Organisasi SMPN 03 TANGSEL ... 18
Lampiran XII Penilaian di SMPN 03 TANGSEL ... 20
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peerta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya di masa
datang.1
Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa pendidikan merupakan
suatu upaya yang dirancang pemerintah untuk mecerdaskan dan memajukan
bangsa. Suatu Negara dapat dikatakan maju jika Negara tersebut
mengedepankan pendidikan, karena tanpa pendidikan suatu bangsa tidak akan
memiliki kemampuan untuk mengelolah kekayaan alam, bahkan jika putra
putri Indonesia tidak mempunyai skil yang memadai, dikhawatirkan akan
menjadi penghambat pembangunan nasional. Hal ini perkuat oleh fakta bahwa
sebagian Negara-negara maju berkembang dengan pesat bukan karena
memiliki sumber alam yang melimpah ruah akan tetapi ditunjang pula dengan
intelektualitas, disiplin, etos kerja rakyatnya.
Guru adalah salah satu faktor penting dalam penyelenggaran
pendidikan di sekolah. Oleh karena itu meningkatakan mutu pendidikan,
berarti juga meningkatkan mutu guru.Meningkatkan mutu guru bukan hanya
dari kesejahteraan tetapi juga profesionalitasnya. Dalam UU no 14 tahun 2005
pasal 1 ayat (1) menyatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal pendidikan dasar dan pendidikan menegah.2
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia adalah rendahnya mutu pembelajaran pada setiap jenjang dan satuan
pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah.Berbagai usaha telah
dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.Namun demikian,
1
Hasbullah,Dasar-dasar Ilmu Pendidikan ,(Jakarta, Ilmu Grafindo Prasada, 2008)h 284
2
merata.Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukkan peningkatan
mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian lainnya
masih memprihatinkan. Sepertinya sama dengan halnya sekolah yang ingin
saya telitih di SMPN 03 TANGSEL bahwa berdasarkan hasil pengamatan
sementara, dan mengadakan wawancara kepada beberapa siswa kelas tujuh
bahwa guru masih kurang bisa menerapkan disiplin dalam proses belajar
mengajar , masih terdapat beberapa guru masih berada diluar kelas ketika jam
pelajaran sudah dimulai,dan pada akhirnya ketika bel berbunyi masih
banyaknya siswa yang berada diluar didepan kelas.Terkadang juga siswa yang
piket harus memanggil guru keruangannya karena guru belum juga masuk ke
ruang kelas, sehingga proses belajar mengajar berkurang karena kurang
disiplinnya guru. Dan ketika proses belajar akan dimulai terdapat guru belum
mempersiapkan RPP dan tidak membawa RPP ketika pelajaran akan dimulai.
Kompetensi profesional guru memegang peranan penting uuntuk
meningkatkan mutu pembalajaran sisiwa, di sekolah ini sering ada siswa yang
malas, sering keluar masuk kelas ketika jam belajar sedang berlangsung
dengan alasan ingin pergi ke kamar mandi dan terkadang tidak memperhatikan
pelajaran.Apabila kondisi ini tejadi dapat diartikan bahwa guru dianggap tidak
berhasil menciptkan mutu pembelajaran yang tepat dalam proses belajar
mengajar dan kurangnya motivasi kepada siswa agar dapat giat belajar.
Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan
yang bermutu. Untuk dapat menjadi profesional, mereka harus mampu
menemukan jati diri dan mengaktualkan diri sesuai dengan kemampuan dan
kaidah-kaidah guru profesional.3
Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan dan dianggap
sebagai orang yang berperanan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan
yang merupakan percerminan mutu pendidikan. Guru merupakan unsur
penting dan berpengaruh dalam proses pendidikan dan pengajaran.Kunci
3
keberhasilan pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran sangat
ditentukan oleh guru yang melaksanakan proses pembelajaran secara
profesional.
Kompetensi profesional guru ialah menguasai materi, struktur, konsep
dan pola pikir keilmuan yang mendukung pelajaran yang diampu, menguasai
standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/ bidang
pengembangan yang diampu.Mengembangkan materi pembelajaran yang
diampu secara kreatif, mengembangkan keprofesionalan secara berkelanajutan
dengan melakukan tindakan reflekstif, memanfaakan TIK untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri.4
Kompetensi profesional guru sangat dibutuhkan upaya proses
pembelajaran yang lebih baik, sehingga peserta didik akan termotivasi untuk
belajar dan berprestasi. Karena guru yang professional akan mampu
melakasanakan strategi pembelajaran dan menyajikan materi dengan baik dan
menyenagkan dan tidak hanya berorentasi kepada ketuntasa belajar saja tetapi
pada proses tumbuh kembang potensi peserta didik yang meliputi aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik. Berdasarkan pegamatan beberapa kelas di
SMPN 03 TANGSEL juga masih banyaknya guru menggunakan metode
konvesional seperti halnya metode ceramah, jadi disini guru yang lebih aktif
dalam proses pembelajaran dibandingkan siswa. Dalam penguasaan materi
pelajaran yang meliputi sistematika dalam penyampian, tepat dalam
memberikan contoh, mampu menjawab pertanyaan serta kualitas dalam
menjelaskan, cenderung akan menciptakan mutu pembelajaran, hal ini terbukti
bahwa semakin guru tidak mengusai materi pelajaran maka hasil belajar siswa
akan menurun.
Adapun alasan penulis memilih penelitihan di SMPN 03 Tanggerang
Selatan karena sekolah tersebut menyandang sebagai sekolah yang unggulan.
Karena pada dasarnya sekolah unggulan adalah sekolah yang memiliki guru
yang professional apakah pada kenyataannya itu benar atau tidak.
Berdasarkan latar belakang di atas. maka penulis tertarik untuk
4
Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SMPN 03 Tanggerang Selatan ”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, menurut penelitih dapat
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Masih adanya sebagian guru kurang disiplin dalam proses pembelajaran, dan
masih terdapat guru kurang menguasai materi secara mendalam, kurangnya
kemampuan mengelolah kegiatan kelas, sehingga masih banyaknya guru
menggunakan metode konfesional (ceramah).
2. Adakah pengaruh kompetesi profesional guru dengan mutu pembelajaran di
SMPN 03 Tanggerang Selatan
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan indentifikasi masalah yang telah dikemukan di atas maka
masalah yang ditelitih dibatasi dalam hal pengaruh kompetensi profesional
guru dengan mutu pembelajaran di SMPN 03 Tanggerang Selatan
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka masalah penelitian
dirumuskan Sejauh mana pengaruh kompetensi profesional guru dalam
meningkatkan mutu belajar di SMPN 03 Tanggerang Selatan
E. Tujuan penelitihan
Untuk mengetahui pengaruh kompetensi profesional guru dalam
meningkatkan mutu pembelajaran di SMPN 03 Tanggerang Selatan
F. Manfaat Hasil Penelitihan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi
semua pihak yang berhubungan dengan dunia pendidikan diantaranya:
1. Sebagai masukan bagi pendidik terutama dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran
2. Sebagai tolak ukur bagi guru dan sekolah dalam melaksanakan peran
profesionalitasnya.
3. Menambah pengetahuan keilmuan penelitih pada khususnya dan pembaca
5
PEMBAHASAN
A. Kompetensi Profesional Guru
1. Pengertian Kompetensi Profesional
Berikut di bawah ini dijelaskan tentang pengertian kompetensi
profesional yang terdiri dari dua kata yang pertama kata kompetensi dan
yang kedua kata profesional, berikut penjelasannya mengenai pengertian
dari kompetensi profesional menurut para ahli.
Menurut Pupuh Fathurohmman dan Aa Suryana, menjelaskan
bahwa kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar
yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Arti lain dari
kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang dimiliki seseorang serta penerapannya didalam pekerjaan, sesuai
dengan standar kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan. 5
Hamzah B. Uno, mengatakan bahwa kemampuan atau kompetensi
sebagai karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan mengindikasikan
cara-cara berperilaku, berfikir dalam segala situasi yang berlangsung terus
menerus dalam periode waktu yang lama. 6
Dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan,
pengetahuan, keterampilan, kinerja seseorang dalam sebuah pekerjaan
yang berlangsung dalam periode waktu yang lama dalam mencapai tujuan
yang diinginkan.
Selanjutnya Pengertian tentang profesional menurut dalam UUD
NO 14 TAHUN 2005 tentang guru dan dosen yang di kutip oleh
Kunadar, dalam buku guru profesional menjelaskan profesional adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan kemahiran, atau
5
Pupuh Fatuhrohmah dan Aa Suryana, Guru Profesional,(Bandung: PT Radika Aditama,2012)Cet 1, h .32
6
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norman tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.7
Menurut Syahruddin Nurdin Mengatakan bahwa profesi adalah
bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keterampilan, kejujuran dan
sebagainya.8
Berdasarkan definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
profesi adalah suatu pekerjaan atau keahlian yang mensyaratkan
kompetensi intelektualitas, dan keterampilan tertentu yang diperoleh
melalui proses pendidikan secara akademis.
Sedangkan kata profesional menurut Sudarwan Danim, profesional
mengacu kepada sifat khusus yang harus ditampilkan oleh orang yang
memegang profesi tertentu.9
Sedangkan dalam undang – undang no 14 yang dikutip oleh
Fahruddin Sudagar dan Ali Idrus Profesional adalah pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi. 10
Dari uraian di atas dapat disimpulkan profesional adalah suatu
pekerjaan yang berdasarkan kemampuan dan mampu melaksanakan tugas
dan profesinya sesuai dengan keahlian dan bidang kerjanya serta memiliki
pendidikan profesi.
Menurut Djejen Musfah Kompetensi profesional adalah
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: konsep, struktur, metode keilmuan, teknologi, seni yang menaungi, materi ajar yang ada dalam kurikululm sekolah hubungan konsep antara mata pelajaran yang terkait, penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari dan kompetensi secara profesional dalam
7
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. Ke 7, h. 45
8
Syahruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum,( Jakarta, Ciputat Press, 2002) h.15
9
Sudarwan Danim, Media komunikasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi aksara, 1995) Cet, 1, h.60
10
konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.11 Sedangkan menurut Sudarwan Danim kompetensi profesional adalah kompetensi ini terdiri dari dua ranah sub kompetensi. Pertama sub kompetensi menguasai subtansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator esensial memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep dan metode keilmuan menaungi atau koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antara mata pelajaran terkait dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua sub kompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai langkah-langkah penelitian kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/ materi
bidang studi.12
Kompetensi profesional sebagaimana yang diamatkan oleh
peraturan pemerintah no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan yang terkait terhadap struktur keilmuan dari mata pelajaran
yang diasuh secara luas dan mendalam, sehigga dapat membantu guru
membimbing siswa untuk menguasai keterampilan secara optimal. Secara
spesifik menurut Permendiknas No 16/2007, standar kompetensi ini
dijabarkan kedalam lima kompetensi inti yakni:
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
komunikasi dan mengembangkan diri.13
Dari beberapa pendapat diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa
kompetensi profesional adalah kemampuan menguasai materi
pembelajaran lebih dalam dan mengembangakan materi lebih kreatif,
mengerti dan dapat menerapkan landasan teori belajar sesuai taraf
perkembangan peserta didik.
11
Djejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru (Jakarta : Kencana, 2011) ,h.54
12
Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta, 2013), h.24
13
2. Ciri-ciri Kompetensi Profesional Guru
Selanjutnya mengenai cirinya, Menurut Oemar Hamalik sebagai
suatu profesi maka harus memenuhi kriteria profesional sebagai berikut:
a. Fisik, sehat jasmani dan rohani.
b. Mental/ kepribadian diantaranya berjiwa pancasila, mampu
menghayati GBHN, mencinta bangsa dan sesama manusia dan rasa kasih sayang kepada anak didik, berbudi pekerti, mampu menyuburkan sikap demokrasi, mampu mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab yang besar akan tugasnya, mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi, bersifat tebuka peka dan inovatif, menunjukan rasa cinta
kepada profesinya, ketaatannya yang disiplin, memilki sense of humor
c. Keilmuan/ pengetahuan yaitu memahamai ilmu yang dapat melandasi
pembentukan pribadi, memahami ilmu pendidikan dan keguruan mampu menerapkan dalam tugasnya sebagai pendidik, memahami, memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang-bidang yang lain, senang membaca buku ilmiah, mampu memecahkan persoalan secara sistemastis, terutama yang berhubungan dengan bidang studi, memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar
d. Keterampilan, mampu berperan sebagai orginisator proses belajar
mengajar, mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar pendekatan
structural, interdisipliner, fungsional, behavior, dan teknologi, mampu menyusun garis besar program pengajaran (GBPP), mampu memecahkan dan melaksanakan evaluasi pendidikan, mampu memecahkan dan melakasanakan kegiatan pendidikan diluar sekolah. 14
Sedangkan menurut Pupuh Fathurohman dan Aa Suryana, menyatakan ciri-ciri guru profesional dalam komponen ilmu pengetahuan dianataranya: mengalami pendidikan formal dalam waktu lama, memiliki pengetahuan tertentu spesifik, mendalam dan memperluas pengetahuan dalam bidangnya secara terus menerus, penegetahuan guru harus terintegrasi sebagai alat mengorganisasi, memotivasi, dan membantu murid belajar, guru menilai, mencatat, dan melaporkan hasil belajar murid,
mampu melaksanakan pekerjaan administrasi sekolah.15
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kompetensi
profesional, guru harus memilki fisik sehat secara jasmani dan rohani,
mental dan keperibadian yang baik, pengetahuan yang luas, serta memiiki
keterampilan dalam proses belajar mengajar. Bahwa ciri dalam
kompetensi profesional juga guru harus memperdalam ilmu pengetahuan
14
Oemar Malik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,(Jakarta: PT Bumi Aksar, 2006), h.37-38
15
secara terus menerus, selalu memberikan arahan kepada peserta didik,
menilai dan mengevaluasi hasil belajar siswa.
3. Karakteristik Kompetensi Profesional Guru
Pembahasan Selanjutnya adalah karakteristik kompetensi
profesional guru. Seorang guru harus mencerminkan lima karakteristik
dasar yang dituntun dari padanya, dan yang dijadikan sebagai modal
terpenting untuk meningkatkan kompetensinya dari segi profesional
diantaranya:
a. Mereka yang amanah, menerima tugas sebagai ibadah.
Manusia ini menerima tanggung jawab mengajar sebagai pengabdian.
b. Mereka yang memiliki sifat interpersonal yang kuat.
Manusia ini secara alami menyukai, hangat dan mudah bergaul dengan sesama manusia, khususnya anak didiknya.
c. Mereka yang berpandangan hidup moral yang beradab.
Manusia ini mempunyai prinsip dan pola hidup yang jelas dan konsisten.
d. Mereka yang menjadi teladan dalam kehidupan.
Manusia ini hidup dengan moral yang bersih, jujur, teratur dan efesien.
e. Yang mempunyai hasrat untuk terus berkembang.
Manusia ini pembelajar. Dia gemar ilmu dan kemajuan, dan merima
perubahan sebagai syarat kemajuan16
Sedangkan menurut Oemar Malik mengenai karakteristik
kompetensi profesional guru diantaranya:
a) Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawabnya dengan
sebaik-baiknya
b) Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-perananya secara
berhasil
c) Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan
pendidikan
d) Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses
mengajar dan belajar dalam kelas.17
16
Direktoral Jenderal Kelembagaam Agama Islam, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan,(Jakarta: Departemen Agama Islam 2005) h. 15-16
17
Menurut Gary dan Margaret yang di kutip oleh E. Mulyasa,
berpendapat karakteristik kompeten secara profesional sebagai berikut:
a. Kemampuan menciptakan iklim belajar yang kondusif,
menciptakan iklim untuk tumbuhnya kerjasama, melibatkan peserta didik dalam mengorganisasikan dan merencenakan pembelajaran
b. Kemampuan mengembangkan strategi dan manajemen
pembelajaran, berkaitan dengan kemampuan untuk menghadapi dan menagani peserta didik yang bermasalah,
c. Memiliki kemampuan memberikan umpan balik (feed back) dan
pengutan (reinforcement) antara lain: memberikan umpan balik
yang positif terhadap respon peserta didik, memberikan respon yang sifatnya membantu terhadap peserta didik yang lamban belajar, memberikan tindak lanjut terhadap jawaban peserta didik yang kurang memuaskan dan kemampuan memberikan bantuan profesional kepada peserta didik jika diperlukan.
d. Memiliki kemampuan peningkatan diri antara lain menerapkan
kurikulum dan metode mengajar secara inovatif, memperluas dan
menambah pengetahuan tentang metode pembelajaran.18
Dari pendapat beberapa ahli tentang karakteristik kompetensi
profesional dapat disimpulkan bahwa seseorang pendidik harus memiliki
tanggung jawab dengan baik, menjalankan tugasnya dengan baik,
kemampuannya dalam menciptakan iklim belajar, kemampuan dalam
mengembangkan strategi pembelajaran mampu memberikan umpan
balik(feed back) dalam proses pembelajaran, kemampuan peningkatan diri
dalam mengajar menciptakan pembelajaran yang kondusif dan
menyenagkan, inovatif serta memperluas ilmu pengetahuannya tentang
metode pembelajaran.
4. Syarat – Syarat Kompetensi Profesional Guru
Setelah membahas tentang karakteristik kompetensi profesional
guru, maka pembahasan selanjutnya adalah syarat-syarat guru profesional
guru.
Menurut Oemar Malik yang di kutip Martinis Yamin mengatakan
syarat-syarat guru profesional harus memiliki persyaratan sebagai berikut:
memiliki bakat sebagai guru, memiliki keahlian sebagai guru, memiliki
18
keahlian yang baik dan terintergrasi, memiliki mental yang sehat, berbadan
sehat, memiliki pengetahuan yang luas, guru adalah manusia yang berjiwa
pancasila, guru sebagai warganegara yang baik.19 Selain itu ada juga syarat
profesi keguruan dari National Education AS Sacation (NEA) menyatakan
sebagai berikut:
a. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual. Karena mengajar
melibatkan upaya-upaya yang sifatnya yang sangat didominasi kegiatan intelektual.
b. Jabatan yang mengeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus. Semua
jabatan mempunyai monopoli pengetahuan yang memisahkan anggota mereka dari orang awam dan memungkinkan mereka mengadakan pengawasan tentang jabatannya.
c. Jabatan yang memerlukan persiapan yang lama. Konsep ini
menjelaskan keharusannya memenuhi kurikulum perguruan tinggi yang terdiri dari pendidikan umum, profesional dan khusus sekurangnya empat tahun bagi guru pemula.
d. Jabatan yang memperlukan latihan dalam jabatan sinabung. Jabatan
guru cenderung menunjukan bukti yang kuat sebagai jabatan profesional, sebab hampir setiap tahun guru melakukan berbagai kegiatan latihan profesional
e. Jabatan yang menjanjikan karier kehidupan dan keanggotaan yang
permanen
f. Jabatan yang menentukan bakunya sendiri. Dalam setiap jabatan
profesi setiap anggota kelompok diangap sanggup untuk membuat keputusan profesional berhubungan dengan iklim kerjanya.
g. Jabatan yang memetingkan layanan di atas keuntungan pribadi. Jabatan
mengajar adalah jabatan yang mempunyai nilai sosial yang tinggi, guru yang baik akan sangat berperan dalam mempengaruhi kehidupan yang lebih baik dari warga negara masa depan
h. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin
rapat. Semua profesi yang dikenal mempunyai organisasi profesional yang kuat untuk dapat mewadahi tujuan bersama dan melindungi
anggotanya.20
Dari uraian diatas syarat-syarat kompetensi profesional guru, dapat
disimpulkan bahwa guru bukan hanya sekedar mengajar dan menyampaikan
materi saja, guru juga harus memiliki keterampilan, bakat, pengetahuan luas,
mental yang sehat, guru sebagai teladan harus menjadi warga negara yang baik.
19
Martinis Yamin, Serifikasi Guru di Indonesia,( Jakarta: Pusta Grafika, 2007), h.24
20
B.Mutu Pembelajaran
1. Pengertian Mutu Pembelajaran
Selanjutnya akan dijelaskan mengenai mutu pembelajaran yang
terdiri dari dua kata mutu dan pembelajaran. Penjaminan mutu pendidikan
formal, non formal dan informal sebagaimana yang tersurat dalam
peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 63 tahun 2009 tentang
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, merupakan kegiatan yang sistematik
dan terpadu pada penyelenggaraan pendidikan untuk meningkatkan tingkat
kecerdasaan bangsa dan negara. Menurut Nanang Fattah mutu adalah
kemampuan (ability) yang dimiliki oleh suatu produk atau jasa (services)
yang dapat memenuhi kebutuhan atau harapan, kepuasaan (satisfaction)
pelanggan (customers) yang dalam penddikan dikelompokan menjadi dua
yaitu internal customer dan eksternal. Internal customer yaitu siswa
sebagai pembelajar dan eksternal customer adalah masyarakat dan dunia
industri.21
Sedangkan menurut Jarome S. Arcaro mutu adalah sebuah proses
terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan.22
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa mutu adalah
terpenuhnya harapan serta ada rasanya kepuasan seorang pelangan dengan
hasil yang berkualitas. Suatu produk atau jasa dapat dikatakan bermutu atau
berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan sesuai dengan harapan.
Selanjutnya, kata pembelajaran berasal dari kata belajar berarti
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (KBBI, 1989). Dalam bahasa
sederhana kata belajar dimaknai sebagai menuju kearah yang lebih baik
dengan cara sistematis. 23
Menurut Wina Sanjaya, pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan
21
Nanang Fattah, Sistem Penajaminan Mutu Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 1-2.
22
Jorome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,2007),Cet. 4, h.89
23
sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada diluar diri siswa seperti lingkungan,
sarana, dan sumber belajar sebagai upaya mencapai tujuan belajar tetentu.24
Sedangkan menurut Rusman pembelajaran pada hakikatnya
merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi
secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak
langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran.25
Dari Uraian diatas dapat disimpulkan mutu pembelajaran adalah
suatu rangkaian kegiatan pembelajaran antara guru dan siswa guna
mencapai tujuan pembelajaran yang berkualitas yang terwujud dalam
bentuk hasil belajar yang nyata berupa nilai yang dicapai oleh peserta
didik.
2. Bentuk –Bentuk Pembelajaran Yang Bermutu
Setelah menjelaskan tentang mutu pembelajaran selanjutnya membahas
tentang bentuk – bentuk dari mutu pembelajaran, maka selanjutnya akan
diuraikan mengenai tentang bentuk - bentuk pembelajaran.
MenurutLukman Hakim beberapa bentuk pembelajaran yang akan
diuraikan diantaranya :
a. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran aktif yang menekankan
aktivitas siswa bersama-sama secara berkelompok dan tidak individual.
b. Pembelajaran aktif adalah kegiatan mengajar yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan mata pelajaran yang dipelajarinya.
c. Pembelajaran langsung atau interaktif adalah model pembelajaran
secara langsung diarahkan oleh guru melalui tugas -tugas spesifikasi yang harus dilengkapi oleh siswa dibawah pengawasan guru secara langsung.
d. Pembelajaran inqury dalam pelaksanaan tahapan yang ditempuh dalam
pembelajaran inqury diantaranya adalah pemunculan data,
pengumpulan data (vervikasi), pengumpulan data (eksperimen), mengorganisasi dalam memformulasikan peryataan, analisis.
e. Pembelajaran Kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru
24
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Pernada Media Group, 2008), Cet.1, h 26.
25
mengaitkan antara materi pembelajaran yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membantu hubungan antara pengetahuan yang dimilkinya dan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari.26
Selanjutnya menjelaskan beberapa bentuk –bentuk strategi
pembelajaran yang aktif agar dapat menghasilkan pembelajaran yang
bermutu diantaranya adalah:
a. Critical Incident( Pengalaman Penting)
Startegi ini digunakan untuk memulai pelajaran, tujuan dari penggunaan starategi ini untuk melibatkan siswa sejak awal dengan melihat pengalaman mereka.
b. Prediction Guide (Tebak Pelajaran)
Strategi ini digunakan untuk melibatakan siswa dalam proses pembelajaran secara aktif dari awal sampai akhir.
c. Group Resume (Resume Kelompok)
Biasaya sebuah resume mengambarkan hasil dicapai oleh individu. Resume ini akan menjadi menarik untuk dilakukan dalam group dengan tujuan membantu siswa menjadi lebih akrab atau melakukan
team bulding (kerja sama kelompok) yang anggotanya sudah saling mengenal sebelumnya.
d. Assessment Search (Menilai Kelas)
Strategi ini dapat dilakukan dalam waktu yang cepat sekaligus melibatkan siswa untuk saling mengenal dan bekerja sama.
e. Questions Students Have ( Pertanyaan dan Siswa)
Teknik ini merupakan teknik yang mudah dilakukan dapat dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan siswa. Teknik ini menggunakan elisitas dalam memperoleh partisipasi siswa secara tertulis
f. Active Knowledge Sharing( Saling Tukar Pengetahuan)
Strategi ini dapat digunakan untuk melihat tingkat kemampuan siswa disamping untuk membentuk kerjasama tim.
g. Active debate (Debat Aktif)
Debat bisa menjadi satu metode berharga yang dapat mendorong pemikiran dan perenungan terutama kalau siswa diharapkan dapat mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinan mereka sendiri, ini merupakan strategi yang secara aktif melibatkan semua siswa dalam kelas bukan hanya pelaku debatnya saja.
h. Card Sort (Sortir Kartu)
Stategi ini merupakan kegiatan kalaboratif yang bisa digunkakan untuk mengerjakan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta tentang objek atau me- review ilmu yang telah diberikan sebelumnya.
i. Jigsaw Learning (Belajar Model Jigsaw)
26
Strategi ini merupakan starategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tidak mengaharuskan urutan penyampaian.
j. Student Team Achivement Division (STAD)
Strategi ini merupakan pendekatan pembelajaran koperatif yang paling sederhana.
k. Every One Is A Teacher Here ( Setiap Orang Adalah Guru)
Strategi ini sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara
keseluruhan dan secara individual.27
Dapat disimpulkan di atas bentuk- bentuk pembelajaran bermutu
bahwa bentuk pembelajaran bermutu terdapat empat bagian diantaranya
pembelajaran koperatif yang menekanakan pembelajaran aktif dan secara
berkelompok, kemudaian ada pembelajaran aktif memberikan kesempatan
siswa, siswa yang lebih aktif dalam proses pembelajaran seperti
mengadakan kuis, diskusi yang sesuai dengan materi pelajaran, sedangkan
dalam pembelajaran inquri lebih kepada siswa diharapkan dapat
menganalisis menghasilkan data pembelajaran, ekperimen seperti halnya
siswa mengadakan observasi lapangan, sedangkan pembelajaran
konseptual pembelajaran yang terfokus dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan sesuai dengan sub-sub materi, jadi bentuk pembelajaran yang
diuraikan di atas merupakan proses pembelajaran yang bermutu agar dapat
mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.bahwa pembelajaran yang
efektif harus menggunakan strategi yang tepat, dalam kegiatan
pembelajaran adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan
Gurulah yang menciptkannya pembelajara efektif, guru yang mengajar dan
anak didik yang di ajarkan.Disinilah tugas guru berusaha menciptakan
suasana belajar yang mengairahkan menyenagkan bagi semua peserta
didik agar dapat menciptakan mutu pembelajaran dan dapat mencapai dari
tujuan pembelajaran tersebut.
3. Jenis-jenis pembelajaran
Pembahasan selanjuntnya mengenai tentang jens-jenis pembelajaran.
Dalam kehidupan sehari-hari aktivitas pembelajaran yang dilakukan
27
individu jenisnya bermacam-macam, tergantung pada kebutuhan tujuan
apa yang dipelajari, cara melakukan aktivitas pembelajaran, sifat
perkembangannya dan sebagainya. Pembelajaran keterampilan berbeda
dengan pembelajaran pengetahuan berbeda dengan pembelajaran sikap
atau nilai . Dengan demikian kita perlu mengenal jenis-jenis pembelajaran
agar dapat melakukan pembelajaran secara efektif. Dari aspek
pembelajaran yang dicapai kita dapat membeedakan jenis-jenisnya sebagai
berikut:
Menurut Gagne yang dikutip oleh Nana Syaodih Sukmadinata
menjelaskan jenis pembelajaran menjadi delapan jenis mulai dari yang
sederhana sampai kompleks diantaranya :
1. Belajar tanda atau Signal learning
Individu belajar mengenal dan memberi respons kepada tanda-tanda.
2. Belajar perangsang jawaban atau Stimutasi respone learning
Belajar ini merupakan upaya membentuk hubungan antara perangsang dengan jawab, umpannya: menjawab pertanyaan yang diberikan guru
3. Rantai perbuatan atau Chaining
Individu belajar melakukan suatu rentetan kegiatan yang membentuk satu kesatuan.
4. Hubungan verbal atau Verbal association
Kalau dalam rantai kegiatan, hubungan ini berbentuk perilaku maka dalam hubungan verbal ini berbentuk hubungan bahasa.
5. Belajar membedakan atau Discrimination learning
Individu belajar melihat perbedaan dan juga persamaan sesuatu benda dengan lainya.
6. Belajar konsep atau Concept learning
Tipe belajar ini menyangkut pemahaman konsep-konsep
7. Belajar aturan-aturan atau Rule learning
Individu belajar aturan- atauran yang ada di masyarakat, di sekolah, dirumah ataupun aturan dalam perdagangan, pemerintah bahkan ilmu pengetahuan.
8. Belajar pemecahan masalah atau Problem solving learning
Dalam kegiatan belajar ini individu dihadapkan kepada
masalah-masalah yang harus dipecahkannya.28
Menurut Slameto jenis-jenis pembelajaran terdiri dari :
1) Belajar bagian adalah umumnya belajar bagian dilakukan
seseorang bila ia dihadapakan pada materi belajar yang bersifat
28
luas atau ekstensif,
2) Belajar dengan wawasan adalah proses meorganisasikan pola-pola
tingkah laku yang telah terbentuk menjadi satu tingakah laku yang erat hubungannya dengan peneyelesaian suatu persoalan
3) Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih
beberapa sifat stuasi / simulasi dan kemudian menjadikannya sebagai pendoaman dalam tingkah laku.
4) Belajar global yaitu bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan
dan berulang sampai pelajar menguasinya
5) Belajar intensional yaitu konsep ini bertentangan dengan anggapan
bahwa belajar itu selalau berarah tujuan (intensional)
6) Belajar instrumental yaitu reaksi-reaksi seseoeang siswa yang
diperlihatkan dikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada apakah siswa tersebut akan mendapatkan hadiah berhasil atau gagal.
7) Belajar dalam arahah tujuan, merupakan lawan dari belajar
insidental.
8) Belajar laten, perubahan–perubahan tingkah laku yang tidak
terlihat tidak secara segera
9) Belajar mental, perubahan kemungkinan tingkah laku yang terjadi
disini tidak nyata terlihat, melainkan hanya berupa proses kognitif karena ada bahan yang dipelajari.
10)Belajar produktif, belajar disebut produktif bila individu mampu
mentransfer prinsip menyelesaikan satu persoalan dalam satu sitausi kesituasi lain.
11)Belajar verbal adalah belajar dengan menggunakan materi verbal
melalui latihan dan ingatan.29
Dari uraian di atas bahwa dalam pembelajaran terdapat beberapa
jenisnya baik dalam sikap dan keterampilan, dalam sikap pengetahuan
mengembangkan cara-cara untuk meningkatakan kefektifan dan efesiensi
proses berfikir dan proses pembelajaran. Sedakang sikap ranah afektif
adalah keadaan mental siswa yang dapat mempengaruhi untuk melakukan
tindaka-tindakan yang bersifat pribadi. Sikap keterampilannya
mengembangkan keterampilannya.
4. Faktor Yang Mepengaruhi Pembelajaran Bermutu
Selanjutnya akan membahas tentang faktor-faktor pembelajaran
bermutu akan dijelaskan menurut para ahlinya.
Menurut Muhibin Syah yang dikutip oleh Iif Khoiru Ahmadi, Hendro
29
Ari Setyono, DKK, dalam buku Pembelajaran Akselerasi secara global
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi
menjadi tiga yaitu:
a. Faktor interal
Aspek fisiologis yaitu aspek yang bersifat jasmaniah, atau kondisi tubuh seperti tingkat kesehatan, indera pengelihatan.
Aspek psikologi yang berpengaruh pada proses belajar siswa diantaranya: intelegasi siswa, sikap, bakat minat dan motivasi siswa
b. Faktor eksternal
Lingkungan sosial sekolah diantaranya seperti guru, staff tata usaha, teman-teman sekolah satu kelas. Lingkungan sosial di sekolah mencakup masyarakat, teman-teman serta lingkungan disekitar sekolah. Namun yang paling berpengaruh adalah lingkungan keluarga.
c. Faktor pendekatan belajar
Cara yang digunakan untuk menunjang efektifitas dan efesiensi belajar atau dapat didefinisikan sebagai perangkat operasional yang direkayasa
sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pembelajaran.30
Sedangkan menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi
pembelajaran dibagi menjadi dua bagian diantaranya:
a) Faktor interen dalam faktor intern dibagi lagi menjadi tiga faktor yaitu:
Faktor jasmani yaitu kesehatan dan cacat tubuh
Faktok psikologis terdiri dari tujuh yaitu intelegasi, perhatian,
minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
Faktor kelelahan dibagi menjadi dua macam kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani
b) Faktor ekesteren dalam faktor dapat di kelempokan menjadi tiga bagian
dianataranya :
Faktor keluarga yang terdiri dari: cara orang tua mendidik, relasi
antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.
Faktor sekolah yang mencakup kepada metode pengajaran,
kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung,metode belajar, tugas rumah
Faktor masyarakat diantaranya: kegiatan siswa dalam
bermasyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan
masyarakat. 31
Ada faktor-faktor pembelajaran menurut Oemar Hamalik sebagai berikut:
30
Iif Khoiru Ahmadi, Hendro Ari Setyono, DKK, Pembelajaran Akserelasi,
(Jakarta:Prestasi Pustaka,2011), h.15-17
31
a. Kegiatan belajar
b. Latihan dan ulangan
c. Kepuasan dan kesenagan
d. Asosiasi dan transfer
Berbagai pengalaman yang diperoleh, yaitu pengalaman lama dan baru, harus diasosiakan agar menjadi satu kesatuan. Pengalaman dari satu situasi perlu diasosiakan dengan pengalaman dari situasi lain, sehingga memudahkan transfer hasil belajar.
e. Pengalaman masa lampau dan pengertian
Berbagai pengalaman dan pengertian yang telah dimiliki siswa akan memudahkannya menerima pengalaman baru. Pengalaman dan pengertian masa lampau tersebut menjadi dasar serta pengalaman apersepsi.
f. Kesiapan dan kesedian belajar
Faktor kesiapan turut menentukan hasil belajar.
g. Minat dan usaha
Kegiatan belajar yang didasari degan penuh minat akan lebih mendorong siswa belajar lebih baik sehingga akan meningkatkan hasil belajar.
h. Fisikologis
Kesehatan dan keseimbangan jasmaniah siswa perlu mendapat perhatian sepenuhnya, karena kondisi fisikologis ini sangat berpengaruh terhadap konsentrasi, kegiatan,dan hasil belajar.
i. Intelegasi atau kecerdasan
Kemajuan belajar juga ditentukan oleh tingkat perkembangan
intelegasi siswa seperti cerdas, kurang cerdas, atau lamban.32
Dari beberapa penjelasan di atas faktor yang mempengaruhi
diantaranya faktor internal yang bersifat jasmaniah, faktor eksternal
diantanya guru, lingkungan masyarakat, teman, dan keluarga, serta faktor
pendekatan pembelajaran yang digunakan sebagai perangkat operasional
dalam mencapai tujuan faktor-faktor pembelajaran juga berpengaruh
terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa, sehingga dapat
menciptakan pembelajaran yang bermutu.
C. Penelitahan Yang Relevan
1. Masud Somad, penelitian dengan judul Hubungan Kompetensi Profesional
Guru Pendidikan Agama Islam Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama
Islamiyah di SMK Bina Putra skipsi tahun 2009 di UIN Jakarta
32
menyimpulkan kompetensi guru adalah kemampuan yang dimiliki seorang
guru yang akan melaksanakan tugasnya sebagai seoarang pegajar dan
pendidik. Prsetasi belajar PAI dapat diukur dengan menghitung nilai
rata-rata rapot khusus PAI. Dalam penelitian ini diperoleh nilai rata-rata-rata-rata rapot
siswa khusus pelajaran PAI sebsar 75,7 berdasarkan koefesien korelasi 75,5
atau 0,757 berada pada rentang 0,70-0,90 sehingga dalam penelitian ini
prestasi belajar PAI siswa tergolong tinggi. Maka semakin tinggi hasil
penilaian siswa terhadap kompetensi guru agama semakin tinggi atau baik
pula prsestasi siswa terhadap kompetensi guru agama, semakin tinggi atau
baik pula hasil prestasi belajar PAI siswa.
2. Nor Hadi, skripsi yang berjudul Hubungan Profesionalisme Guru Dengan
Kemampuan Mengajar Di SDN Selapanjang Jaya 2 Nelegasi Kota
Tanggerang, skripsi pada tahun 2012 tersebut menyimpulkan bahwa hasil
penyebaran angket tingkat profesionalisme guru atau variabel X dapat
didapatkan data berikut: nilai terkecil 75 dan nilai terbesar dan nilai-nilai
rata-rata sebesar 80.8 data tersebut menandakan bahw aprofesionalisme
guru di SDN Selapajang jaya 2 Neglarasi Kota Tanggerang tergolong baik,
karena rentangan nilai dari angketnya 20-100. Dan hasil penyebaran
angket tentang kemampuan mengajar guru atau variabel Y didapatkan data
berikut : nilai tekecil 73, nilai terbesar 84 dan nilai-nilai rata-rata 79,4. Data
tersebut menandakan bahwa kemampuan mengajar guru di SDN
Selapanjang Jaya 2 Negalasari kota Tanggerang tergolong baik, karena
rentang nilai dari angketnya adalah 20-10.
Setidaknya terdapat beberapa keterkaitan yang relevan antara
penelitan penulis yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Profesional Guru
Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SMPN 03 Tanggerang
Selatan
a. Skripsi yang pertama dengan judul berjudul Hubungan Kompetensi
Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Dengan Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islamiyah Di SMK Bina Putra skripsi tahun 2009
profesional guru namun peneilitan ini membahas tentang peningkatan
kompetensi profesional guru mempengaruhi prsetasi belajar siswa,
namun penulis meneliti tentang megenai pengaruh kompetensi
profesional dalam meningkatkan mutu pembelajaran . Jadi memiliki
kesamaan semakin guru dapat menigkatkan kompetensi profesional
maka akan siswa akan menghasilkan prestasi belajar yang baik bagi
siswa, dan semakin bisa meningkatkan kompetensi profesional maka
guru dapat menciptkan mutu pembeljaran dalam proses KBM.
b. Skripsi kedua “Hubungan Profesionalisme Guru Dengan kemampuan
mengajar Guru di SDN Selapajang Jaya 2 Neglasari Kota Tanggerang.” Penelitian ini memiliki keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan penulis mengenai kompetensi profesional guru dalam
meningkatkan mutu pembelajaran. Skripsi ini terkait dengan penelitian
kuantitatif, maka perhitungan menggunakan angka, sama dengan
metode yang digunakan penulis yaitu metode kuantitatif. Oleh karena
itu hasil yang akan diperoleh sama, yaitu semakin tinggi tingkat
profesional guru maka semakin tinggi kemampuan guru dalam
mengajar dan menguasai materi pembelajaran sehingga dapat
menciptakan mutu pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.
D. Kerangka Berfikir
Beberapa masalah yang terindentifikasi oleh penulis diantaranya: belum
sistematisnya guru dalam menyampaikan materi pelajaran, masih banyaknya
guru menggunakan metode konfesional, belum efektifnya metode yang
digunakan dalam pembelajaran, terbatasnya buku rujukan dalam mendukung
proses pembelajaran, rendah prestasi belajar siswa pada sebagian mata
pelajaran, rendahnya hasil ulangan dan harian dan hasil ujian, itu semua dapat
menyebabkan proses pembelajaran kurang efektif dan tidak dapat
menghasilkan mutu pembelajaran .
Selama guru di SMPN 03 TANGSEL kurang memiliki kompetensi
profesional seperti kurang menguasai materi pelajaran, dan mengajar dengan
peserta didik yang kurang baik.
Agar dapat menciptakan kompetensi profesional dalam meningkatkan
mutu pembelajaran maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Seorang guru harus meluangkan waktu dalam menguasai materi pelajaran
sebelum mengajar sehingga menciptakan proses pembelajaran yang
efektif
2. Guru harus memiliki banyak referensi buku pelajaran sehingga memiliki
pengetahuan yang luas
3. Sekolah seharusnya mengadakan seminar tentang profesional guru
4. Sekolah menambahkan sarana dan prasarana untuk memperlancar proses
23
METODOLOGI PENELITIHAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 03 Tanggerang Selatan yang
bertempatan di Ir. H. Juanda mulai dari bulan November sampai dengan
Desember 2014.
Proses penelitian dilakukan secara bertahap mulai dari observasi awal,
perencanaan persiapan instrument yang dilanjutkan dengan pengumpulan data
[image:39.595.66.576.193.664.2]lapangan, adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Waktu dan Jenis kegiatan Penelitihan
No Jenis kegiatan Waktu Penelitihan
FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEPT OKT NOV DEC
1 Konsultasi dengan
dosen pembimbing
2 Observasi awal
3 Memberikan Surat
Penelitian
4 Menyebarkan angket
5 Mengambil angket dari
wakil kepala sekolah
6 Pengumpulan Data
7 Pengelolahan Data
B. Pendekatan dan Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dimana masalah
pengumpulan data mengacu pada data empiris yakni dengan data dan fakta
kemudian data diolah menggunakan metode statistik untuk menjawab
permasalaan yang ada.
C. Populasi dan Sample
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMPN 03 TANGSEL,
sebanyak 60 guru. Karena jumlah respoden kurang dari 100 orang, maka
penelitian menggunakan sample populasi yakni sample penelitiaan sama
dengan jumlah populasi yakni 60 orang guru.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data diperlukan adanya teknik yang tepat dan relevan
dengan data yang akan dicari. Adapun teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
1. Angket
Teknik ini digunakan untuk menggali data tentang persepsi guru dan
tentang kompetensi profesional dan mutu pembelajaran. Sasaran teknik ini
seluruh guru yang menjadi sample penelitian
2. Observasi
Teknik ini digunakan untuk melihat proses KBM, khusus penguasaan
guru dan metode terhadap materi pembelajaran. Observasi dilakukan
dengan mengamati proses belajar mengajar di kelas dan
membandingkannya dengan pendoman karakteristik kompetensi
profesional dan faktor-faktor pembelajaran yang menjadi standar
kompetensi keguruan.
3. Wawancara
Teknik ini digunakan untuk mendalami data-data yang diperoleh melalui
angket dan observasi diantaranya tentang motivasi, latar belakang, harapan
dan strategi guru dalam melaksanakan KBM (kegiatan belajar dan
mengajar). Kedua teknik wawancara dan observasi penulis gunakan untuk
melengkapi data yang diperoleh dari angket. Hasil ketiga data tersebut
E. Teknik Pengelolahan Data dan Analisis data
Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk
menguraikan keterangan–keterangan atau data-data diperoleh agar data
tersebut dapat difahami bukan oleh orang yang mengumpulkan data saja, tapi
juga oleh orang lain . Adapun langkah –langkah yang ditempuh dalam teknik
penglolahan data adalah :
1. Editing
Adanya proses memeriksa keabsaan jawaban responden terhadap
pengisian jawaban responden didalam angket yang telah disusun oleh
penulis untuk mengetahui kompetensi profesional guru dalam
meningkatkan mutu pembelajaran di SMPN 03 Tanggerang Selatan
2. Coding
Adanya proses pemberian tanda atau kode terhadap jawaban –jawaban
responden dalam rangka memudahkan untuk melakukan analisis data lebih
lanjut.
3. Skoring
Proses pemberian bobot nilai terhadap jawaban –jawaban responden yang
[image:41.595.123.513.184.681.2]terdapat didalam angket
Tabel 3.2
Skor Item jawaban responden
Jawaban Skor
Selalu 4
Sering 3
Kadang-kadang 2
Tidak pernah
4. Tabulating
Proses menghitung jawaban-jawaban responden untuk kemudian diolah
statistik, yatu dengan menggunakan rumus statistik(prosentanse) yang
digunakan untuk mendeskripsikkan halsil penelitihan dengan rumus
sebagai berikut:
Analisis frekuensi
Keterangan :
f = frekuensi yang sedang dicari presentasenya
N = Number of cases (jumlah frekuensi/ banyak individu)
P = angka presentase33
Mencari angka korelasi dengan rumus produxt moment:
r xy =
√ –
Keterangan :
Rxy : angka Indeks Korelasi “r” Product Moment
∑xy : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Skor Y
∑ x : Jumlah seluruh skor X
∑ Y : Jumlah seluruh skor Y
∑ X2 : Jumlah kuadrat seluruh skor X
∑ Y2 : Jumkah kuadrat seluruh skor Y
N : Banyak Sample
Hasil perhitungan setiap butir akan dikonsultasikan dengan tabel “r”, dengan
ketentuan jika “r” hitung lebih besar dari”r” tabel, maka item tersebut valid dan dapat digunakan untuk menjaring data yang dibutuhkan, sebaliknya jika “r” tabel lebih besar dari “r” hitumg maka item tersebut tidak valid dan tidak dapat digunakan untuk menjaring data.
Kemudian memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product
moment
33
a. Interpretasi kasar atau sederhana yaitu dengan mencocokan perhitugan dengan angka indeks korelasi “r” product moment, berdasarkan tabel dibawah ini:
Tabel 3.4
Interpretasi Data
b. Interprestasi menggunakan tabel nilai “r” product moment , dengan terlebih
dahulu mencari derejat besarnya(db) atau degress of freedom (df) pada taraf
signifikasi 5%yang rumusnya adalah:
Df= N – nr
Keterangan
Df = Degrees freedom
N = Number of Cases
nr = Banyaknya variabel
Besarnya “r”
Product moment (rxy) Interpretasi
0,00-0,20 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi akan tetapi korelasi itu
sangat lemah dan sangat rendah sehingga korelasi diabaikan
0,20-0,40
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah
0,40-0,70
Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sedang dan cukup
0,70-0,90
Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,90-1,00
c. Selanjutnya penulis melakukan uji koefesien untuk mencari konstribusi
variabel X terhadap Y , menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r2 X 100%
Keterangan
KD = konstribusi variabel X terhadap variabel Y
R2 = koefesiensi korelasi anatara variabel X dan variabel Y
[image:44.595.108.541.114.757.2]F. Kisi-Kisi Angket
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrument Angket
No
A. Variabel Kompetensi Profesional
Aspek Jumlah
pertanyaan No pertanyaan 1 Penguasaan materi, struktur, konsep, pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu
a) Kemampuan menguasai
konsep dasar pelajaran tentang materi yang diajarkan
b) Kemampuan menjelaskan
materi pelajaran dengan benar
c) Kemampuan menjawab
pertanyaan siswa dengan memuaskan
3
1,2.3
2 Penguasaan
standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran bidang pengembangan yang diampu
a) Kemampuan dalam
mengembangkan silabus
b) Kemampuan dalam
membuat dan
mengembangkan RPP secara cermat
c) Kemampuan memahami
potensi akademik ( pemahaman pelajaran )
peserta didik
d) Memahami tujuan setiap
kegiatan pembelajaran
4 4.5.6.7
3 Penguasaan
materi
pembelajaran
a) Kemampuan memilih materi
secara kreatif
b) Kemampuan mengelolah
materi tersebut sesuai
yang diampu
secara kreatif
dengan kebutuhan siswa
c) Kemampuan
mengembangkan materi yang dikembangkan harus sesuai dengan kemampuan siswa untuk menerimanya
d) Kemampuan dalam
menanamkan rasa gemar membaca siswa
e) Kemampuan
mengembangkan materi materi agar dapat mendorong siswa mendalami rasa ingin tahunya
4 Mengembangkan
profesional
berekelanjutan
melalui tindakan
reflektif
a) Kemampuan dalam
melakukan refleksi kinerja secara terus menerus
b) Kemampuan dalam
penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keprofesionalan
c) Kemampuan mengikuti
zaman dengan belajar dari berbagai sumber
3 13,14,15
B.Mutu
Pembelajaran
5 Memanfaatkan
teknologi
informasi dan
komunikasi untuk
mengembangkan
diri
a) Kemampuan dalam
menerapkan teknolgi dalam
mengembangkan dirinya
b) Kemampuan
mengembangkan
keterampilan belajar
inovatif melalui penguasaan
teknologi
2 16,17
6 Pengembangan
pembelajaran
a) Mengembangakan
komperatif berkelompok
b) Kemampuan menempatkan
siswa dalam kelompok
belajar untuk mewujudkan
pembelajaran aktif
c) Meminta salah satu anggota
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
kegiatan
7 Pengembangan
pembelajaran
aktif
a) Mengembangkan
pembelajaran aktif seperti
menunjuk salah satu siswa
untuk maju kedepan
menjelaskan materi yang
sedang dibahas
b) Mengembangkan variasi
dalam pembelajaran
2 21,22
8 Pengembangan
pembelajaran
langsung atau
interaktif
a) Memberikan tugas sesuai
dengan materi yang
diajarkan
b) Kemampuan dalam
memberikan umpan balik
terhadap tugas yang
diberikan
2 23,24
9 Pengembangan
pembelajaran
inqury
a) Kemampuan menerapkan
penelitian studi kasus
b) Memberikan arahan dalam
menyusun laporan hasil
kegiatan
c) Kemampuan dalam
mengembangkan /
menganalisis hasil diskusi
terhadap hasil yang di
peroleh
10 Pengembangan
pembelajaran
kontekstual
a) Kemampuan
menghubungkan pelajaran
dan pengalaman
b) Kemampuan memberikan
solusi berdasarkan
kehidupan nyata
c) Kemampuan memberikan
kesimpulan pelajaran
berdasarkan kehidupan
nyata.
32
1. Profil Sekolah
a) Nama Sekolah : SMP Negeri 03 Tangerang Selatan
b) Alamat : Jl. Ir. H. Juanda Ciputat
c) Telp : (021) 7401312
d) No. Statistik Sekolah : 201 280 310 002
e) S K : 0220/0/1981
f) Tahun Berdiri : 1977
g) Luas Tanah : 4.039 m2
Lingkungan Sekolah SMPN 03 TANGSEL adalah salah satu dari 4
SMP Negri dan sekitar 24 SMP swasta yang berada di lingkungan wilayah
gugus 3 Ciputat kota Tanggerang Selatan yang secara geografis berada di
daerah perbatasan DKI Jakarta dengan kondisi demografisnya yang
memilki kesamaan dengan kondisi demografis DKI Jakarta.
2. Sejarah SMPN 03 TANGSEL
SMPN 2 Tangerang berdiri sejak tahun 1977 dan dikukuhkan menjadi
SMPN 2 Filial tahun 1979. Bulan Februari 1983 menjadi sekolah mandiri
dengan nama SMP Negeri 1 Ciputat. Perubahan nomenkelatur pada tahun