• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PERTANYAAN TERBUKA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP FUNGI DI KELAS X SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PERTANYAAN TERBUKA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP FUNGI DI KELAS X SMA."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

DAN PERTANYAAN TERBUKA TERHADAP HASIL BELAJAR

BIOLOGI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PADA KONSEP FUNGI DI KELAS X SMA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

M. DANIL

NIM. 8116173011

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

M. DANIL. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pertanyaan Terbuka

Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Konsep Fungi di Kelas X SMA. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah, pertanyaan terbuka dan konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa; (2) Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah, pertanyaan terbuka dan konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep fungi di kelas X SMA Negeri 1 Peusangan Kabupaten Bireuen Propinsi Aceh. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment bentuk pretest dan postest control group design yang melibatkan siswa terdiri dari tiga kelas yaitu X1 sebagai kelas model pembelajaran berbasis masalah berjumlah 34 siswa, kelas X3 sebagai model pembelajaran pertanyaan terbuka berjumlah 32 siswa, dan kelas X2 sebagai kelas kontrol berjumlah 30 siswa. Instrument penelitian ini terdiri dari tes pilihan ganda. Teknik analisis data menggunakan software SPSS versi 19.0 dan hipotesis diuji dengan teknik Analisis Kovariat (Anacova) dengan uji lanjut Least Signifikan Difference (LSD). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (x̄=76.71), pertanyaan terbuka (x̄=70.28) terhadap hasil belajar lebih tinggi dibandingkan kelas konvensional (x̄=59.70); dan (2) Terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (x̄=64.91), pertanyaan terbuka (x̄=57.63) terhadap kemampuan berpikir kritis lebih tinggi dibandingkan kelas konvensional (x̄=46.27). Uji lanjut (LSD) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar antara kelas model pembelajaran berbasis masalahdengan kelas model pembelajaran pertanyaan terbuka dengan nilai sig. 0.000, dan juga terdapat perbedaan yang signifikan dengan hasil belajar biologi pada kelas konvensional dengan nilai sig. 0.000. Sedangkan Uji lanjut (LSD) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis antara kelas model pembelajaran berbasis masalahdengan kelas pertanyaan terbuka dengan nilai sig. 0.000, dan juga terdapat perbedaan yang signifikan dengan kemampuan berpikir kritis pada kelas konvensional dengan nilai sig. 0.000. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah dan pertanyaan terbuka dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa.

(5)

ii ABSTRACT

M. DANIL. The Effect of Problems Based Learning Model and Opended Question To

Biology Learning Result and Critical Thinking Ability Students of Fungi Concept in Class X SMA. Thesis. Postgraduated Program University of Medan. 2015.

This study aims are to know: (1) The effect of problemsbased learning model, opended question and conventional to biology learning result of students; (2) The effect of problems based learning model, opended question and conventional to critical thinking ability students of fungi concept in class X senior high school 1 Peusangan Bireuen district at Aceh province. The study method using is quasi eksperiment with pretest and postest control group design involving students consist of three class is X1 as the class of problems based learning model amount is 34 student, class X3 as opended question learning model amount is 32 student, and class X2 as control model amount is 30 student. This study Instrument consist of multiple choice test. Data analysis techniq using software from SPSS v.19.0 and hypothesis tested with Analysis of Covariat (Anacova)

with Tukey test Least Signifikan Difference (LSD). This study result show that: (1) There is effect of problems based learning model (x̄=76.71), opended question

(x̄=70.28) to learning result highest more than conventional class (x̄=59.70); and (2) There is effect of problems based learning model (x̄=64.91), opended question

(x̄=57.63) to critical thinking ability highest more than conventional class (x̄=46.27). The tukey test show that there is different significant of learning result between class of problems based learning model with opended question learning model with value sig. 0.000, and then there is different significant with biology learning result of conventional class with value sig. 0.000. Whille tukey test show that there is different significant of critical thinking ability between problems based learning model with opende question class with value sig. 0.000, and then there is different significant with critical thinking ability of conventional class with value sig. 0.000. Based on this study research can conclude that problemsbased learning model and opended question can increase learning result and critical thinking ability of students.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan

Pertanyaan Terbuka Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa pada Konsep Fungi di Kelas X SMA”.

Tesis ini disusun dengan penuh perjuangan serta do’a dari semua pihak

yang selalu mendukung dan memberi semangat kepada penulis sampai hasil

penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan yang

direncanakan. Hal ini ucapan terima kasih kepada semua pihak.

Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak akan dapat tersusun dengan baik

tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak, yang mana

oleh mereka semua yang telah berkenan merelakan waktu, tenaga, serta pikiran

demi terwujudnya tesis yang penulis laksanakan. Semoga ALLAH SWT Tuhan

Yang Maha Esa berkenan melimpahkan rahmat dan ridha-Nya serta dapat

membalas semua amal baik yang telah diberikan kepada penulis. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini sudah sepantasnya penulis menyampaikan ucapan terima

kasih yang tulus dan paling dalam kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri

Medan beserta para pejabat dijajaran Civitas Akademika UNIMED.

2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., selaku Direktur Program

(7)

iv

3. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., selaku Ketua Prodi Biologi Pascasarjana dan

Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., selaku Sekretaris Prodi Biologi.

4. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., dan Bapak Dr. Rachmat Mulyana, M.Si., selaku

Pembimbing I dan Pembimbing II.

5. Bapak Dr. Mahmud, M.Sc., Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si., dan Ibu Dr.

Fauziyah Harahap, M.Si selaku dewan penguji di Pasacasarjana Unimed.

6. Bapak dan Ibu dosen serta pegawai yang berada di lingkungan Program Studi

Pendidikan Biologi yang telah banyak memberikan bantuan, motivasi dan

ilmu pengetahuan yang bermakna bagi penulis.

7. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Abdullah dan Ibunda Rohama yang telah

bersusah payah melahirkan, merawat, membimbing, serta senantiasa selalu

mendo’akan penulis dalam menggapai cita-cita demi hari esok yang bahagia

dunia dan akhirat.

8. Terima kasih yang teristimewa penulis sampaikan kepada istri tercinta

Rahmani, S. Pd, beserta kedua ananda tercinta, yakni Muhammad Daffa

Shiddiq dan Fathin Sidqia, beserta seluruh keluarga yang selalu memberi

semangat, dorongan serta doa kepada penulis dalam menempuh pendidikan

selama ini.

9. Ibu Ana sebagai tata usaha Program Studi Pendidikan Biologi yang telah

banyak membantu dalam hal pengurusan surat-menyurat di Pascasarjana.

10. Bapak/Ibu guru SMA Negeri 1 Peusangan Kabupaten Bireuen Propinsi Aceh

(8)

v

11. Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan dalam lingkup Program Studi

Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

12. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis

ini, yang oleh penulis tidak dapat menyebutkan satu persatu.

Menyadari akan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh

penulis, maka kritik dan saran yang bersifat konstruktif dan inovatif dari berbagai

pihak sangat diharapkan demi sempurnanya tesis ini. Terima kasih untuk semua,

semoga aktivitas yang dilakukan selalu bermanfaat untuk semua orang.

Medan, September 2015 Penulis,

(9)

vi

2.1.1.Belajar dan Hasil Belajar Biologi ... 11

2.1.2.Befikir Kritis ... 13

2.1.3.Model PembelajaranBerbasis Masalah ... 21

2.1.4.Pertanyaan Terbuka (Open Ended Question) ... 28

2.1.5.Model Pembelajaran Konvensional ... 30

2.1.6.Penelitian yang Relevan ... 35

2.2. Kerangka Konseptual ... 36

2.2.1. Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Model Pembelajaran Konvensional ... 36

2.2.2.Kemampuan Berpikir Kritis Siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 38

3.5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 42

(10)

vii

Halaman

3.8.2.Tes Kemampuan Berfikir Kritis ... 52

3.9.Analisis Instrumen ... 53

3.9.1.Validitas Hasil Belajar ... 53

3.9.2.Validitas Butir Tes Kemampuan Berfikir ... 53

3.9.3.Indeks Kesukaran ... 54

3.9.4.Daya Pembeda ... 54

3.9.5.Reliabilitas Soal Hasil Belajar ... 55

3.9.6.Reliabilitas Butir Tes Kemampuan Berfikir ... 56

3.10.Teknik Analisis Data ... 56

3.10.1. Teknik Analisis Deskriptif ... 56

3.10.2. Teknik Analisis Inferensial ... 56

3.10.2.1. Uji Prasyarat Normalitas Data ... 56

3.10.2.2. Uji Prasyarat Homogenitas Data ... 57

3.10.2.3. Uji Hipotesis ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian ... 59

4.1.1. Hasil Belajar Biologi ... 59

4.1.2. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Biologi ... 61

4.1.3. Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Biologi ... 62

4.1.4. Pengujian Hipotesis ... 62

4.1.5. Kemampuan Berpikir Kritis (KBK) ... 65

4.1.6. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Berpikir Kritis ... 67

4.1.7. Hasil Uji Homogenitas Data Kemampuan Berpikir Kritis ... 67

4.1.8. Pengujian Hipotesis ... 68

4.2.Pembahasan ... 70

4.2.1.Peningkatan Hasil Belajar Biologi... 70

4.2.2.Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis ... 75

4.3. Keterbatasan Penelitian ... 79

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 81

5.2. Implikasi ... 81

5.3. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 84

(11)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1. Hasil Ujian Akhir Semester SMA Negeri 1 Peusangan

Kabupaten Bireuen Propinsi Aceh ... 5

Tabel 2.1. Tahap-tahap Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 21

Tabel 2.2. Perbedaan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Strategi Pembelajaran Konvensional ... 34

Tabel 3.1. Desain Penelitian ... 42

Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar ... 51

Tabel 3.3. Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 52

Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Nilai Pretest dan Postest Hasil Belajar Biologi pada Tiga Kelas Sampel ... 60

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Postest Hasil Belajar Biologi ... 62

Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Postest Hasil Belajar Biologi ... 62

Tabel 4.4. Hasil Uji Lanjut Post Hoc Least Signifikan Difference (LSD) ... 64

Tabel 4.5. Statistik Deskriptif Nilai Pretest dan Postest Kemampuan Berpikir Kritis pada Tiga Kelas Sampel ... 65

Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Postest Kemampuan Berpikir Kritis ... 67

Tabel 4.7. Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Postest Kemampuan Berpikir KritisPenelitian ... 68

(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Bagan Tahapan Proses Kemampuan Berpikir ... 18 Gambar 3.1. Bagan Prosedur Penelitian ... 46 Gambar 4.1. Diagram Perbandingan Nilai Pretest dan postest

Hasil Belajar Biologi pada Tiga Kelas Sampel. ... 60 Gambar 4.2. Diagram Perbandingan Hasil Belajar Biologi

pada Tiga Kelas Sampel ... 63 Gambar 4.3. Perbandingan Nilai Rata-rata Pretest dan Postest

dalam Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 66 Gambar 4.4. Diagram Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis

(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Silabus Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam

Mata Pelajaran Biologi SMA ... 89

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Model Pembelajaran Berbasis Masalah)... 92

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) (Pertanyaan Terbuka) ... 100

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) (Model Pembelajaran Konvensional) ... 106

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa (LKS) Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 111

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertanyaan Terbuka ... 112

Lampiran 7. Tes Pretest dan Postest pada Hasil Belajar Biologi ... 114

Lampiran 8. Tes Kemampuan Berpikir Kritis... 120

Lampiran 9. Hasil Validitas Tes Hasil Belajar Biologi ... 124

Lampiran 10. Hasil Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 125

Lampiran 11. Hasil Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar Biologi ... 126

Lampiran 12. Hasil Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis .... 128

Lampiran 13. Indeks Tingkat Kesukaran Tes Hasil Belajar Biologi ... 130

Lampiran 14. Indeks Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 131

Lampiran 15. Daya Pembeda Tes Hasil Belajar Biologi ... 132

Lampiran 16. Daya Pembeda Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 133

Lampiran 17. Data Hasil Penelitian ... 134

Lampiran 18. Hasil Uji Normalitas Data Pretest Hasil Belajar Biologi ... 136

Lampiran 19. Hasil Uji Normalitas Data Postes Hasil Belajar Biologi ... 137

Lampiran 20. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Hasil Belajar Biologi ... 138

Lampiran 21. Hasil Uji Homogenitas Data Postest Hasil Belajar Biologi ... 139

Lampiran 22. Hasil Uji Anacova Hasil Belajar Biologi ... 140

Lampiran 23. Hasil Uji Normalitas Data Pretest Kemampuan Berpikir Kritis ... 143

Lampiran 24. Hasil Uji Normalitas Data Postest Kemampuan Berpikir Kritis ... 144

Lampiran 25. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Kemampuan Berpikir Kritis ... 145

Lampiran 26. Hasil Uji Homogenitas Data Postest Kemampuan Berpikir Kritis ... 146

Lampiran 27. Hasil Uji Anacova Kemampuan Berpikir Kritis... 147

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Berbagai macam permasalahan yang harus dihadapi oleh dunia

pendidikan Indonesia dewasa ini, antara lain adalah masih lemahnya proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Seperti penggunaan model pembelajaran

yang kurang tepat. Pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang tepat

perlu dipertimbangkan oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran,

karena dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat akan berpengaruh

terhadap siswa dalam penguasaan materi pelajaran yang dibelajarkan, yang pada

akhirnya akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Sejalan dengan hal tersebut Brandt (1993) menyatakan bahwa hampir

semua usaha reformasi dalam pendidikan, seperti pembaharuan kurikulum dan

penerapan metode pembelajaran baru akhirnya tergantung kepada guru.

Tanpa guru yang mampu menguasai bahan ajar dan strategi belajar-mengajar,

maka segala upaya peningkatan mutu pendidikan tidak akan mencapai hasil yang

optimal. Hal ini berarti seorang guru tidak hanya diharapkan mampu menguasai

bidang ilmu yang diajarkan, tetapi juga menguasai strategi dan model

pembelajaran dengan mempertimbangkan aspek materi yang mau disampaikan.

Hakikat pembelajaran merupakan proses yang dapat membantu siswa

untuk memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, dan

cara-cara belajar bagaimana belajar (Arifah, 2012). Proses pembelajaran harus

(15)

2

sekolah menengah masih menekankan pada perubahan kemampuan berpikir pada

tingkat dasar, belum memaksimalkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

Padahal kemampuan berpikir tingkat tinggi juga sangat penting bagi

perkembangan mental dan perubahan pola pikir siswa sehingga diharapkan

proses pembelajaran dapat berhasil dengan baik. Salah satu kemampuan berpikir

tingkat tinggi yang dapat menyelesaikan permasalahan pembelajaran yang

dihadapi oleh siswa dalam rangka meningkat hasil belajar adalah kemampuan

berpikir kritis. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru harus menyediakan peluang

di dalam kelas yang mempertimbangkan prakarsa dan keterlibatan siswa lebih

besar. Menurut Blosser (1990) dalam bukunya yang berjudul “Research

Matters-to the Science Teacher Using Question In Science Classrooms”, salah satu

metode untuk merangsang siswa berkomunikasi dan terlibat aktif dalam

pembelajaran adalah dengan pertanyaan.

Bertanya adalah seni dalam mengajar, karena bertanya merupakan salah

satu kegiatan yang lazim dilakukan dalam proses pembelajaran. Guru seringkali

bertanya untuk berbagai tujuan, misalnya untuk mengukur pemahaman siswa,

untuk mendapatkan informasi dari siswa, untuk merangsang siswa berpikir, dan

untuk mengontrol kelas. Demikian juga halnya dengan siswa. Pertanyaan yang

mereka ajukan juga mempunyai berbagai tujuan, misalnya untuk mendapatkan

penjelasan, sebagai ungkapan rasa ingin tahu, atau bahkan sekedar untuk

mendapatkan perhatian. Tampaknya tidak ada yang menyangkal peran penting

pertanyaan dalam proses belajar mengajar. Meskipun demikian para ahli ada

(16)

3

proses pembelajaran. Sebagian pihak berpendapat bahwa gurulah yang harus

banyak bertanya sebab dengan demikian guru bisa membimbing dan mendorong

siswa untuk berpikir (Costa, 1991). Sedangkan menurut (Dillon, 1988)

berpendapat bahwa siswa yang harus banyak bertanya sebab siswa yang

sesungguhnya belajar. Dengan bertanya sesungguhnya siswa didorong utuk

berpikir.

Meskipun diakui bahwa pertanyaan memegang peranan penting dalam

proses pembelajaran, namun masih sedikit sekali penelitian tentang pertanyaan

(guru dan siswa) dalam proses pembelajaran. Penelitian yang dilakukan Lestari

(2002) menemukan bahwa sebagian besar pertanyaan yang ditanyakan guru

merupakan pertanyaan tertutup dan pada jenjang hafalan (C1) dan pemahaman

(C2). Penelitian lain tentang pertanyaan yang diajukan siswa (Farihah, 1997)

mengungkapkan bahwa sebagian besar pertanyaan yang diajukan siswa dalam

pembelajaran merupakan pertanyaan pada jenjang kognitif rendah (hafalan dan

pemahaman).

Untuk memudahkan menganalisis pertanyaan, pertanyaan biasanya

diklasifikasikan berdasarkan pertimbangan tertentu. Dalam literatur tentang

pertanyaan terdapat bermacam klasifikasi pertanyaan, diantaranya yaitu:

(1) Pertanyaan akademik dan pertanyaan non akademik. Pertanyaan akademik

adalah pertanyaan yang berkaitan dengan materi subjek, baik materi yang telah

lalu maupun materi yang sedang dibahas. Pertanyaan-pertanyaan yang terkait

dengan sosial, organisasi, disiplin, dan sebagainya yang tidak terkait dengan

(17)

4

dan pertanyaan terbuka (Widodo, 2006). Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan

yang hanya mengundang satu atau beberapa respon yang terbatas dan biasanya

langsung menuju satu kesimpulan. Pertanyaan tertutup mempunyai jawaban yang

pasti dan terbatas. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengundang

sejumlah jawaban. Pada pertanyaan terbuka rentangan kemungkinan respon yang

dapat diberi adalah lebih luas jika dibandingkan dengan pertanyaan tertutup;

(3) Pertanyaan terkait proses kognitif (Bloom, 2004). Taksonomi Bloom

merupakan salah satu taksonomi yang telah sejak lama digunakan dalam dunia

pendidikan Indonesia. Pertanyaan juga dapat diklasifikasikan dalam berbagai

proses kognitif seperti yang dikemukakan dalam taksonomi Bloom. Dalam versi

revisi taksonomi Bloom (Anderson, et al., 2001) dilakukan pemisahan antara

dimensi pengetahuan (knowledge) dan dimensi proses kognitif. Dimensi

pengetahuan mencakup pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual,

pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognitif. Dimensi proses kognitif

mencakup menghafal (remember), memahami (understand), menerapkan (apply),

menganalisis (analyse), mengevaluasi (evaluate), dan membuat (create).

Selain itu, model pembelajaran berbasis masalah juga meningkatkan

kemampuan menjawab pertanyaan terbuka dengan banyak alternatif jawaban

benar dan pada akhirnya mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis berupa

peningkatan dari pemahaman ke aplikasi, sintesis dan analisis (Griffin, 2000), dan

menjadikannya sebagai pebelajar mandiri (Hmelo, dkk. 1995). Selama ini

pembelajaran biologi dalam kelas di sekolah menengah atas (SMA) cenderung

(18)

5

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa akan sulit

diatasi hanya dengan strategi pembelajaran konvensional. Anderson (2001) telah

melaporkan strategi pembelajaran berbasis masalah dapat digunakan sebagai

strategi yang berhasil untuk meningkatkan diskusi, meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa termasuk hasil belajarnya. Hal senada juga diungkapkan oleh

Sanjaya (2007) bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah siswa diajak aktif

berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan menyimpulkan,

menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran tersebut,

artinya tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran.

Rendahnya kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa juga

terdapat di SMA Negeri 1 Peusangan Kabupaten Bireuen Propinsi Aceh, hal ini

terlihat dari perilaku guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung

di dalam kelas, yaitu dimana rasa ingin tahu siswa dalam mencari informasi

masih sangat rendah. Hal ini terbukti dari siswa yang hanya menerima informasi

dari guru saja. Sehingga pemahaman siswa terhadap suatu informasi tersebut

masih lemah. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi dalam

tiga tahun terakhir untuk hasil ujian akhir semester disajikan pada Tabel 1.1

berikut ini:

Tabel 1.1. Hasil Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Peusangan Kabupaten Bireuen Propinsi Aceh

No. Tahun Pelajaran Nilai Rata-Rata 1. 2011-2012 6,30 2. 2012-2013 6,40 3. 2013-2014 6,50

(19)

6

Jika dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh oleh siswa tersebut maka

nilai ujian semester yang dicapai masih jauh dari standar ketuntasan belajar yang

diharapkan yaitu 7,0.

Penelitian-penelitian sebelumnya telah menyelidiki bahwa materi-materi

biologi membutuhkan kemampuan berpikir kritis siswa. Salah satunya adalah

pada materi keanekaragaman tumbuhan, sistem klasifikasi (Holling dan

McLoughlin, 2007). Mengenai strategi, model atau pendekatan belajar untuk

meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa pada penelitian biologi khususnya

pada materi jamur (fungi) hingga saat ini relatif terbatas.

Berdasarkan hasil observasi awal selama ini ternyata proses pembelajaran

yang terjadi di SMA Negeri 1 Peusangan Kabupaten Bireuen Propinsi Aceh

khususnya pada kelas X adalah masih menggunakan model pembelajaran

konvensional, ini membuktikan bahwa guru masih belum berusaha untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam proses pembelajaran

tersebut. Proses pembelajaran yang hanya menghandalkan model pembelajaran

konvensional saja tidak akan menumbuh kembangkan kemampuan berpikir krtitis

siswa karena siswa dipaksa untuk dapat menerima informasi dari guru dengan

kata lain proses pembelajaran ini hanya berpusat pada guru (teacher center). Jika

hal tersebut tidak segera diusahakan untuk dilakukan perubahan (penggunaan

model pembelajaran) dalam proses pembelajaran maka akan berpengaruh pada

hasil belajar yang kurang optimal.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin mencoba melakukan

(20)

7

Pertanyaan Terbuka Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa Pada Konsep Fungi di Kelas X SMA.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, dapat

diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Pembelajaran biologi dalam kelas cenderung menggunakan model

pembelajaran konvensional (tradisional).

2. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk

menghafal informasi.

3. Masih rendahnya kemampuan berpikir dan hasil belajar siswa.

4. Banyaknya materi pada pelajaran biologi seperti sistem klasifikasi,

keanekaragaman tumbuhan, jamur, dan lain-lain yang membutuhkan

kemampuan berpikir kritis siswa.

5. Model pembelajaran berbasis masalah dan pertanyaan terbuka belum banyak

diterapkan dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan

hasil belajar siswa.

1.3. Pembatasan Masalah

Identifikasi masalah yang telah disebutkan sebelumnya, menunjukkan

bahwa banyaknya permasalahan yang perlu dicari jalan pemecahannya

(21)

8

proses pembelajaran biologi. Berkaitan dengan hal tersebut maka penelitian ini

mencoba membatasi permasalahan pada ruang lingkup:

1. Model pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi dengan menggunakan

model pembelajaran berbasis masalah, pertanyaan terbuka dan konvensional.

2. Materi pelajaran dalam penelitian ini mengenai jamur (fungi) yang

berdasarkan pada kurikulum 2013.

3. Hasil belajar siswa dibatasi pada ranah kognitif taksonomi Bloom C3, C4, C5

dan C6 pada pokok bahasan Jamur (fungi) kelas X semester ganjil.

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah, permasalahan yang dapat diteliti dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah, pertanyaan

terbuka dan konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep

fungi di kelas X SMA Negeri 1 Peusangan Kabupaten Bireuen Propinsi Aceh?

2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah, pertanyaan

terbuka dan konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada

konsep fungi di kelas X SMA Negeri 1 Peusangan Kabupaten Bireuen

Propinsi Aceh?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan dalam

(22)

9

1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah,

pertanyaan terbuka dan konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa

pada konsep fungi di kelas X SMA Negeri 1 Peusangan Kabupaten Bireuen

Propinsi Aceh.

2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah,

pertanyaan terbuka dan konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa pada konsep fungi di kelas X SMA Negeri 1 Peusangan Kabupaten

Bireuen Propinsi Aceh.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis,

a. Sebagai bahan referensi yang digunakan untuk memperoleh gambaran

mengenai pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dan pertanyaan

terbuka terhadap hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa.

b. Sebagai bahan pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka acuan

bagi peneliti pendidikan yang relevan di masa yang akan datang.

c. Memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan untuk

meningkatkan kwalitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan

penerapan model pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis siswa.

2. Manfaat Praktis,

a. Sebagai bahan acuan dalam pengambilan kebijakan pendidikan dalam

(23)

10

b. Sebagai umpan balik bagi guru biologi dalam upaya meningkatkan hasil

belajar dan kemampuan berpikir kritis melalui strategi pembelajaran

berbasis masalah.

c. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan inovasi dalam

(24)

81

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1.Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses belajar mengajar dengan model pembelajaran berbasis masalah memberikan pengaruh yang lebih terhadap hasil belajar siswa dan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran pertanyaan terbuka berpengaruh juga dalam hasil belajar siswa dibandingkan siswa yang mengikuti proses belajar mengajar dengan model pembelajaran konvensional.

2. Proses belajar mengajar dengan model pembelajaran berbasis masalah memberikan pengaruh yang lebih terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran pertanyaan terbuka juga berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dibandingkan dengan proses belajar mengajar dengan model pembelajaran konvensional.

5.2.Implikasi

Hasil penelitian ini diharapan dapat memberikan masukan kepada guru (tenaga pendidik) serta pemangku kebijakan. Implikasi dalam penelitian berdasarkan pembahasan dan simpulan penelitian adalah model pembelajaran berbasis masalah

(25)

82

dan pertanyaan terbuka dapat meningkatkan hasil belajar sekaligus kemampuan berpikir kritis siswa.

Proses pembelajaran awal dalam model pembelajaran berbasis masalah dan pertanyaan terbuka siswa merasa khawatir karena gugup dalam melakukan tugas yang diberikan, namun setelah satu materi tugas ditemukan mereka merasa senang, semakin termotivasi dan tertantang dengan tugas-tugas yang diberikan. Hasil pencarian yang mereka lakukan kemudian didiskusikan, dipresentasikan, dan diberi kesempatan untuk bertanya secara terbuka sesuai dengan materi yang dipelajari serta mendapat bimbingan dari guru. Hal ini menjadi pemicu sekaligus memacu siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dan optimal.

Proses pembelajaran berbasis masalah dan pertanyaan terbuka ini memberikan dampak yang positif terhadap siswa diantaranya meningkatnya hasil belajar, daya kritis, mampu memberikan solusi, menghargai pendapat orang lain, mandiri, inovatif, dan bijaksana dalam menyampaikan pesan yang bermakna.

5.3. Saran

Saran-saran dalam penelitian ini berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian di atas adalah sebagai berikut:

(26)

83

2. Bagi guru agar dapat memberikan kebebasan kepada siswa dalam menyampaikan pertanyaan yang bermanfaat sebagai kebebasan siswa untuk bisa lebih mengerti dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan. 3. Kepada peneliti lain untuk mengkaji pengaruh, faktor, sebab-sebab lain yang

(27)

84

DAFTAR PUSTAKA

Alquryah, Y., Suciati., Prayitno, B.A. 2014. Pengembangan Modul Biologi berbasis Reasoning and Problem Solving disertai Concept Mapping Tipe

Network Tree pada Materi Pencemaran Lingkungan untuk

Memberdayakan Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Mengevaluasi. Jurnal Bioedukasi. 7 (2): 27-31.

Anderson, L. W., Krathwohl, D. R., Airasian, P. W., Cruikshank, K. A., Mayer, R. E., Pintrich, P. R., et al. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives.

New York: Longman.

Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

.2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Pustaka Pelajar.

Arifah. 2012. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Problem Based Pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA. Jurnal Pendidikan BiologiFKIP Universitas Sebelas Maret, 4 (3): 1-13.

Atkinson, L. Smith, E., Bem, D. 2007. Pengantar Psikologis Edisi Kesebelas Jilid Satu. Harcourt Brace Company: Interaksara.

Atikasari, S., Wiwi, I., dan Andreas, P.B.P. 2012. Pengaruh Pendekatan Problem

Based Learning dalam Materi Pencemaran Lingkungan Terhadap

Kemampuan Analisis, Universitas Negeri Semarang (UNNES) Journal of Biology Education. 18-25.

Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: ALFABETA.

Brandt. 1993. What Do You Mean Profesional. Educational Leadership. No.650

Bloom & Benjamin. S. 2004. The Taxonomy of Educational Objectives, pp 1-2.

(28)

85

Cooper, S. Harmer, D., Cerbin, B. 2006. Problem-Solving Modules in Large Introductory Biology Enhance Student Understanding. The American Biologi Taecher, 68 (9): 524.

Dasna, I Wayan. 2005. Penggunaan Model Pembelajaran Problem-Based Learning dan Kooperatif Learning untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kuliah Metodologi Penelitian, Malang: Lembaga

Penelitian Universitas Malang (UM).

David, T. 1990. Problem Based Learning in Medicine. Canada: RMS Press

Limited.

Dillon, J. T. 1988. The Remedial Status of Student Questioning. Journal of Curriculum Studies. 20 (3): 197-210.

Dimyanti dan Mudjiono. 1999. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rieneka

Cipta.

DIKBUD Edisi 1 No. 01. Februari 2013. Majalah. Laman:www.kemdikbud.go.id.

Diakses: tanggal 12 Juli 2014.

Dick, W. and Carey, L. 2005. The Systematic Design of Instruction. Fourth

Edition New York: Harper Colins College Publisher.

Djamarah dan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Renika Cipta.

. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Renika Cipta.

Ehreberg, R.G., Brewer, D.J., Gamoran, A., Wilms, J.D. 2001. Class Size and Student Achievement. American Psychologycal Society, 2 (1): 1:28.

Ennis, R. H. 1964. The Cornell Class-Reasoning Test, Form X. Departement Of

Educational Policy Studies, University of Illinois at Urbana-Champaign: Illinois Critical Thinking Project.

Erminingsih, Sudarisman, S.,Suparm. 2012. Pembelajaran Biologi Model PBM Menggunakan LK Terbimbing dan LK Bebas Termodifikasi Ditinjau dari KPS dan Kemampuan Berpikir Analitis. Jurnal. Penddikan Sains Universiatas Surakarta. 203-210.

Farihah, I. 1997. Profil Pertanyaan Siswa SMU dalam Proses Belajar Mengajar

Biologi. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak

diterbitkan.

Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Gagne, R.M. 1997. The Condition of Learning. New York: Halt Rinerhart and

(29)

86

Garvey, J. 2006. The Twenty Greatest Philosophy Book. London: Continum

Internasional Publishing Group.

Griffin, M.S., Kranbers, Y.R. 2000. Analysis Problem-Arneans to Develop Student Critical Thinking Skill. Journal of College Science Teaching.

Haryono. 2006. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. Jurnal Pendidikan Dasar. 7(1): 1-13.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Ghalia Indonesia : Jakarta.

Harahap, N. 1990. Teknik Hasil Belajar. Bandung: Mabar Jaya.

Hmelo, C. E., Shikano, T., Realff, M., Brass, B., Mullholland, J., Venegas,J.A. 1995. A Problem-Based Course in Sustainable Technology. Atlanta:

Georgia Institut of Tecnology.

Hollingworth, R dan McLoughlin, C. 2007. The Development of Metacognitive

Skill Among First Year Science Student. http:// file online

www.pendidikansains.blogspot.com. Diakses: tanggal 22 Agustus 2014.

Ismawati, H. 2007. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Sains-Fisika Melalui

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Untuk Sub-Pokok Bahasan Pemantulan

Cahaya pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 13 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. Universitas Negeri Semarang.

Jacobsen, David A. et al. 2009. Methods for Teaching Metode-metode Pengajaran

Meningkatkan Belajar Peserta Didik TK-SMA. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Kronberg, J. R. dan Griffin, M. S. 2000. Analysis Problem a Means to Develoving Students’ Critical-Thinking Skills. Journal of College Science Teaching. March/April 2000. 348-352.

Lestari, A. T. 2002. Berbagai Pertanyaan yang Dikembangkan dalam Buku, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Proses Belajar Mengajar Sub-konsep

Pemencaran Para Tumbuhan di SMU.

Muadab, H. 2009. Problem Dasar Pembelajaran Sains. www.doctoc.com.

Diakses: tanggal 22 Agustus 2014.

Nasution, S. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Edisi

Pertama. Jakarta: Bina Aksara.

.2003. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

(30)

87

. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam Kurikulum Berbasis Kompetentsi (KBK). Malang: Universitas Malang Press.

Nurhayati, N. 2009. Biologi Bilingual untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2.

Bandung: CV. Yrama Widya.

Pratiwi, D.A., Maryati, S., Srikini, Suharno, dan Bambang, S. 2007. Biologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Rahayu, E. 2001. Keterampilan Siswa SMU dalam Mengajukan Pertanyaan Tertulis Pada Konsep Alat Indera. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI): Tidak Diterbitkan

Ratna, W. 2011. Teori-teori Belajar. Bandung: Gelora Aksara Pratama.

Rideout, E. 2006. Pendidikan Keperawatan Berdasarkan Problem Based Learning. Jakarta: EGC.

Rohani, A. dan Ahmadi, A. 1995. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rieneka

Cipta.

Roestiyah, NK. 1998. Pembelajaran Tradisional. Jakarta: Bina Cipta.

Runi. (2005). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Mata Pelajaran Sains Konsep Pencemaran Lingkungan di Kelas VII SMP

Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis pada Program

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI): Tidak Diterbitkan.

Ruseffendi, E.T. 2001. Dasar-dasar Penelitian pendidikan dan Bidang Non-Eksata lainnya. Semarang: Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP)

Semarang Press.

Rustaman, Y. Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia.

.2007. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri

Malang.

Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Pranada Media Grup.

Siswanto. 2011. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Subiyanto. 1998. Pengaruh Pembelajaran. Jakarta: Gramedia.

(31)

88

. N. 1991. Teori-teori Belajar untuk Pengajaran. Jakarta: Lembaga

Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Subarni, N. dan Shidiq Pramono. 2009. Biologi 1 untuk SMA dan MA untuk kelas X.

Jakarta: Usaha Makmur.

Suparman, A. 1997. Desain Instruksional. Jakarta: Dikti Depdikbud.

Sullivan, P. & Clarke, D. 1991. Communication in the Classroom: The Importance of Good Questioning. Melbourne: Deakin University Press.

Sunarto. 2009. Pembelajaran Konvesional Banyak di Kritik namun paling disukai. (Online) (http://sunartombs.wordpress.com/, Dikses 04 april 2015).

Turiman, P., Omar, J,. & Osman, R. 2012 Fostering the 21st Century Skills Through Scientific Literacy and Science Process Skills. Procedia - Social and Behavioral Sciences Faculty of Education, Malaysia: UKM, (59):

110-116.

Wasonowati. 2014. Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Pada

Pembelajaran Hukum-Hukum Dasar Kimia Ditinjau Dari Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia, 3, hlm.66-75.

Widodo, A. 2006. Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sains.

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. 4 (2): 139-148.

Zain, N. 2014. Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning) Terhadap Kemampuan Bertanya, Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Tentang

Bioteknologi di SMP Negeri 7 Medan. Tesis pada Pascasarjana Unimed.

Gambar

Gambar 2.1. Bagan Tahapan Proses Kemampuan Berpikir  ...................   Gambar 3.1
Tabel 1.1.  Hasil Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri 1

Referensi

Dokumen terkait

Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan keyakinan.Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden dapat

Kesimpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan tingkat depresi postpartum pada primipara di RSUD Banjarsari. Saran : Perlu ditekankan

Kelompok Kerja II Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Pontianak.

Kasugihan Baru Way Empulau Ulu Balik Bukit Lampung Barat Jl.. Gajah Mada gg Cempedak Seranggas/Ps Liwa Balik

Hasil dari penelitian ini adalah iklan, brand awareness dan harga memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap niat pembelian secara bersamaan TOP produk

[r]

Solusi yang ditawarkan oleh tim pengabdian untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah (1) pembuatan laporan keuangan simpan pinjam berbasis IT yang bisa digunakan oleh

Tesis berjudul “PENGARUH DERAJAT DEASETILASI KITOSAN DARI CANGKANG BELANGKAS (Tachypleus gigas) YANG DIIKAT SILANG DENGAN MODIFIKASI GENIPIN” ini dibuat sebagai salah satu syarat