PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
DAN PERTANYAAN TERBUKA TERHADAP HASIL BELAJAR
BIOLOGI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
PADA KONSEP FUNGI DI KELAS X SMA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
M. DANIL
NIM. 8116173011
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
M. DANIL. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pertanyaan Terbuka
Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Konsep Fungi di Kelas X SMA. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah, pertanyaan terbuka dan konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa; (2) Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah, pertanyaan terbuka dan konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep fungi di kelas X SMA Negeri 1 Peusangan Kabupaten Bireuen Propinsi Aceh. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment bentuk pretest dan postest control group design yang melibatkan siswa terdiri dari tiga kelas yaitu X1 sebagai kelas model pembelajaran berbasis masalah berjumlah 34 siswa, kelas X3 sebagai model pembelajaran pertanyaan terbuka berjumlah 32 siswa, dan kelas X2 sebagai kelas kontrol berjumlah 30 siswa. Instrument penelitian ini terdiri dari tes pilihan ganda. Teknik analisis data menggunakan software SPSS versi 19.0 dan hipotesis diuji dengan teknik Analisis Kovariat (Anacova) dengan uji lanjut Least Signifikan Difference (LSD). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (x̄=76.71), pertanyaan terbuka (x̄=70.28) terhadap hasil belajar lebih tinggi dibandingkan kelas konvensional (x̄=59.70); dan (2) Terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (x̄=64.91), pertanyaan terbuka (x̄=57.63) terhadap kemampuan berpikir kritis lebih tinggi dibandingkan kelas konvensional (x̄=46.27). Uji lanjut (LSD) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar antara kelas model pembelajaran berbasis masalahdengan kelas model pembelajaran pertanyaan terbuka dengan nilai sig. 0.000, dan juga terdapat perbedaan yang signifikan dengan hasil belajar biologi pada kelas konvensional dengan nilai sig. 0.000. Sedangkan Uji lanjut (LSD) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis antara kelas model pembelajaran berbasis masalahdengan kelas pertanyaan terbuka dengan nilai sig. 0.000, dan juga terdapat perbedaan yang signifikan dengan kemampuan berpikir kritis pada kelas konvensional dengan nilai sig. 0.000. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah dan pertanyaan terbuka dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa.
ii ABSTRACT
M. DANIL. The Effect of Problems Based Learning Model and Opended Question To
Biology Learning Result and Critical Thinking Ability Students of Fungi Concept in Class X SMA. Thesis. Postgraduated Program University of Medan. 2015.
This study aims are to know: (1) The effect of problemsbased learning model, opended question and conventional to biology learning result of students; (2) The effect of problems based learning model, opended question and conventional to critical thinking ability students of fungi concept in class X senior high school 1 Peusangan Bireuen district at Aceh province. The study method using is quasi eksperiment with pretest and postest control group design involving students consist of three class is X1 as the class of problems based learning model amount is 34 student, class X3 as opended question learning model amount is 32 student, and class X2 as control model amount is 30 student. This study Instrument consist of multiple choice test. Data analysis techniq using software from SPSS v.19.0 and hypothesis tested with Analysis of Covariat (Anacova)
with Tukey test Least Signifikan Difference (LSD). This study result show that: (1) There is effect of problems based learning model (x̄=76.71), opended question
(x̄=70.28) to learning result highest more than conventional class (x̄=59.70); and (2) There is effect of problems based learning model (x̄=64.91), opended question
(x̄=57.63) to critical thinking ability highest more than conventional class (x̄=46.27). The tukey test show that there is different significant of learning result between class of problems based learning model with opended question learning model with value sig. 0.000, and then there is different significant with biology learning result of conventional class with value sig. 0.000. Whille tukey test show that there is different significant of critical thinking ability between problems based learning model with opende question class with value sig. 0.000, and then there is different significant with critical thinking ability of conventional class with value sig. 0.000. Based on this study research can conclude that problemsbased learning model and opended question can increase learning result and critical thinking ability of students.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan
Pertanyaan Terbuka Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa pada Konsep Fungi di Kelas X SMA”.
Tesis ini disusun dengan penuh perjuangan serta do’a dari semua pihak
yang selalu mendukung dan memberi semangat kepada penulis sampai hasil
penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan yang
direncanakan. Hal ini ucapan terima kasih kepada semua pihak.
Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak akan dapat tersusun dengan baik
tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak, yang mana
oleh mereka semua yang telah berkenan merelakan waktu, tenaga, serta pikiran
demi terwujudnya tesis yang penulis laksanakan. Semoga ALLAH SWT Tuhan
Yang Maha Esa berkenan melimpahkan rahmat dan ridha-Nya serta dapat
membalas semua amal baik yang telah diberikan kepada penulis. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini sudah sepantasnya penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang tulus dan paling dalam kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri
Medan beserta para pejabat dijajaran Civitas Akademika UNIMED.
2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., selaku Direktur Program
iv
3. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., selaku Ketua Prodi Biologi Pascasarjana dan
Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., selaku Sekretaris Prodi Biologi.
4. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., dan Bapak Dr. Rachmat Mulyana, M.Si., selaku
Pembimbing I dan Pembimbing II.
5. Bapak Dr. Mahmud, M.Sc., Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si., dan Ibu Dr.
Fauziyah Harahap, M.Si selaku dewan penguji di Pasacasarjana Unimed.
6. Bapak dan Ibu dosen serta pegawai yang berada di lingkungan Program Studi
Pendidikan Biologi yang telah banyak memberikan bantuan, motivasi dan
ilmu pengetahuan yang bermakna bagi penulis.
7. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Abdullah dan Ibunda Rohama yang telah
bersusah payah melahirkan, merawat, membimbing, serta senantiasa selalu
mendo’akan penulis dalam menggapai cita-cita demi hari esok yang bahagia
dunia dan akhirat.
8. Terima kasih yang teristimewa penulis sampaikan kepada istri tercinta
Rahmani, S. Pd, beserta kedua ananda tercinta, yakni Muhammad Daffa
Shiddiq dan Fathin Sidqia, beserta seluruh keluarga yang selalu memberi
semangat, dorongan serta doa kepada penulis dalam menempuh pendidikan
selama ini.
9. Ibu Ana sebagai tata usaha Program Studi Pendidikan Biologi yang telah
banyak membantu dalam hal pengurusan surat-menyurat di Pascasarjana.
10. Bapak/Ibu guru SMA Negeri 1 Peusangan Kabupaten Bireuen Propinsi Aceh
v
11. Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan dalam lingkup Program Studi
Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
12. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis
ini, yang oleh penulis tidak dapat menyebutkan satu persatu.
Menyadari akan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh
penulis, maka kritik dan saran yang bersifat konstruktif dan inovatif dari berbagai
pihak sangat diharapkan demi sempurnanya tesis ini. Terima kasih untuk semua,
semoga aktivitas yang dilakukan selalu bermanfaat untuk semua orang.
Medan, September 2015 Penulis,
vi
2.1.1.Belajar dan Hasil Belajar Biologi ... 11
2.1.2.Befikir Kritis ... 13
2.1.3.Model PembelajaranBerbasis Masalah ... 21
2.1.4.Pertanyaan Terbuka (Open Ended Question) ... 28
2.1.5.Model Pembelajaran Konvensional ... 30
2.1.6.Penelitian yang Relevan ... 35
2.2. Kerangka Konseptual ... 36
2.2.1. Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Model Pembelajaran Konvensional ... 36
2.2.2.Kemampuan Berpikir Kritis Siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 38
3.5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 42
vii
Halaman
3.8.2.Tes Kemampuan Berfikir Kritis ... 52
3.9.Analisis Instrumen ... 53
3.9.1.Validitas Hasil Belajar ... 53
3.9.2.Validitas Butir Tes Kemampuan Berfikir ... 53
3.9.3.Indeks Kesukaran ... 54
3.9.4.Daya Pembeda ... 54
3.9.5.Reliabilitas Soal Hasil Belajar ... 55
3.9.6.Reliabilitas Butir Tes Kemampuan Berfikir ... 56
3.10.Teknik Analisis Data ... 56
3.10.1. Teknik Analisis Deskriptif ... 56
3.10.2. Teknik Analisis Inferensial ... 56
3.10.2.1. Uji Prasyarat Normalitas Data ... 56
3.10.2.2. Uji Prasyarat Homogenitas Data ... 57
3.10.2.3. Uji Hipotesis ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian ... 59
4.1.1. Hasil Belajar Biologi ... 59
4.1.2. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Biologi ... 61
4.1.3. Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Biologi ... 62
4.1.4. Pengujian Hipotesis ... 62
4.1.5. Kemampuan Berpikir Kritis (KBK) ... 65
4.1.6. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Berpikir Kritis ... 67
4.1.7. Hasil Uji Homogenitas Data Kemampuan Berpikir Kritis ... 67
4.1.8. Pengujian Hipotesis ... 68
4.2.Pembahasan ... 70
4.2.1.Peningkatan Hasil Belajar Biologi... 70
4.2.2.Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis ... 75
4.3. Keterbatasan Penelitian ... 79
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 81
5.2. Implikasi ... 81
5.3. Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 84
viii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1. Hasil Ujian Akhir Semester SMA Negeri 1 Peusangan
Kabupaten Bireuen Propinsi Aceh ... 5
Tabel 2.1. Tahap-tahap Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 21
Tabel 2.2. Perbedaan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Strategi Pembelajaran Konvensional ... 34
Tabel 3.1. Desain Penelitian ... 42
Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar ... 51
Tabel 3.3. Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 52
Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Nilai Pretest dan Postest Hasil Belajar Biologi pada Tiga Kelas Sampel ... 60
Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Postest Hasil Belajar Biologi ... 62
Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Postest Hasil Belajar Biologi ... 62
Tabel 4.4. Hasil Uji Lanjut Post Hoc Least Signifikan Difference (LSD) ... 64
Tabel 4.5. Statistik Deskriptif Nilai Pretest dan Postest Kemampuan Berpikir Kritis pada Tiga Kelas Sampel ... 65
Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Postest Kemampuan Berpikir Kritis ... 67
Tabel 4.7. Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Postest Kemampuan Berpikir KritisPenelitian ... 68
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Bagan Tahapan Proses Kemampuan Berpikir ... 18 Gambar 3.1. Bagan Prosedur Penelitian ... 46 Gambar 4.1. Diagram Perbandingan Nilai Pretest dan postest
Hasil Belajar Biologi pada Tiga Kelas Sampel. ... 60 Gambar 4.2. Diagram Perbandingan Hasil Belajar Biologi
pada Tiga Kelas Sampel ... 63 Gambar 4.3. Perbandingan Nilai Rata-rata Pretest dan Postest
dalam Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 66 Gambar 4.4. Diagram Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Silabus Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam
Mata Pelajaran Biologi SMA ... 89
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Model Pembelajaran Berbasis Masalah)... 92
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) (Pertanyaan Terbuka) ... 100
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) (Model Pembelajaran Konvensional) ... 106
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa (LKS) Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 111
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertanyaan Terbuka ... 112
Lampiran 7. Tes Pretest dan Postest pada Hasil Belajar Biologi ... 114
Lampiran 8. Tes Kemampuan Berpikir Kritis... 120
Lampiran 9. Hasil Validitas Tes Hasil Belajar Biologi ... 124
Lampiran 10. Hasil Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 125
Lampiran 11. Hasil Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar Biologi ... 126
Lampiran 12. Hasil Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis .... 128
Lampiran 13. Indeks Tingkat Kesukaran Tes Hasil Belajar Biologi ... 130
Lampiran 14. Indeks Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 131
Lampiran 15. Daya Pembeda Tes Hasil Belajar Biologi ... 132
Lampiran 16. Daya Pembeda Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 133
Lampiran 17. Data Hasil Penelitian ... 134
Lampiran 18. Hasil Uji Normalitas Data Pretest Hasil Belajar Biologi ... 136
Lampiran 19. Hasil Uji Normalitas Data Postes Hasil Belajar Biologi ... 137
Lampiran 20. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Hasil Belajar Biologi ... 138
Lampiran 21. Hasil Uji Homogenitas Data Postest Hasil Belajar Biologi ... 139
Lampiran 22. Hasil Uji Anacova Hasil Belajar Biologi ... 140
Lampiran 23. Hasil Uji Normalitas Data Pretest Kemampuan Berpikir Kritis ... 143
Lampiran 24. Hasil Uji Normalitas Data Postest Kemampuan Berpikir Kritis ... 144
Lampiran 25. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Kemampuan Berpikir Kritis ... 145
Lampiran 26. Hasil Uji Homogenitas Data Postest Kemampuan Berpikir Kritis ... 146
Lampiran 27. Hasil Uji Anacova Kemampuan Berpikir Kritis... 147
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Berbagai macam permasalahan yang harus dihadapi oleh dunia
pendidikan Indonesia dewasa ini, antara lain adalah masih lemahnya proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Seperti penggunaan model pembelajaran
yang kurang tepat. Pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang tepat
perlu dipertimbangkan oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran,
karena dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat akan berpengaruh
terhadap siswa dalam penguasaan materi pelajaran yang dibelajarkan, yang pada
akhirnya akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Sejalan dengan hal tersebut Brandt (1993) menyatakan bahwa hampir
semua usaha reformasi dalam pendidikan, seperti pembaharuan kurikulum dan
penerapan metode pembelajaran baru akhirnya tergantung kepada guru.
Tanpa guru yang mampu menguasai bahan ajar dan strategi belajar-mengajar,
maka segala upaya peningkatan mutu pendidikan tidak akan mencapai hasil yang
optimal. Hal ini berarti seorang guru tidak hanya diharapkan mampu menguasai
bidang ilmu yang diajarkan, tetapi juga menguasai strategi dan model
pembelajaran dengan mempertimbangkan aspek materi yang mau disampaikan.
Hakikat pembelajaran merupakan proses yang dapat membantu siswa
untuk memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, dan
cara-cara belajar bagaimana belajar (Arifah, 2012). Proses pembelajaran harus
2
sekolah menengah masih menekankan pada perubahan kemampuan berpikir pada
tingkat dasar, belum memaksimalkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
Padahal kemampuan berpikir tingkat tinggi juga sangat penting bagi
perkembangan mental dan perubahan pola pikir siswa sehingga diharapkan
proses pembelajaran dapat berhasil dengan baik. Salah satu kemampuan berpikir
tingkat tinggi yang dapat menyelesaikan permasalahan pembelajaran yang
dihadapi oleh siswa dalam rangka meningkat hasil belajar adalah kemampuan
berpikir kritis. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru harus menyediakan peluang
di dalam kelas yang mempertimbangkan prakarsa dan keterlibatan siswa lebih
besar. Menurut Blosser (1990) dalam bukunya yang berjudul “Research
Matters-to the Science Teacher Using Question In Science Classrooms”, salah satu
metode untuk merangsang siswa berkomunikasi dan terlibat aktif dalam
pembelajaran adalah dengan pertanyaan.
Bertanya adalah seni dalam mengajar, karena bertanya merupakan salah
satu kegiatan yang lazim dilakukan dalam proses pembelajaran. Guru seringkali
bertanya untuk berbagai tujuan, misalnya untuk mengukur pemahaman siswa,
untuk mendapatkan informasi dari siswa, untuk merangsang siswa berpikir, dan
untuk mengontrol kelas. Demikian juga halnya dengan siswa. Pertanyaan yang
mereka ajukan juga mempunyai berbagai tujuan, misalnya untuk mendapatkan
penjelasan, sebagai ungkapan rasa ingin tahu, atau bahkan sekedar untuk
mendapatkan perhatian. Tampaknya tidak ada yang menyangkal peran penting
pertanyaan dalam proses belajar mengajar. Meskipun demikian para ahli ada
3
proses pembelajaran. Sebagian pihak berpendapat bahwa gurulah yang harus
banyak bertanya sebab dengan demikian guru bisa membimbing dan mendorong
siswa untuk berpikir (Costa, 1991). Sedangkan menurut (Dillon, 1988)
berpendapat bahwa siswa yang harus banyak bertanya sebab siswa yang
sesungguhnya belajar. Dengan bertanya sesungguhnya siswa didorong utuk
berpikir.
Meskipun diakui bahwa pertanyaan memegang peranan penting dalam
proses pembelajaran, namun masih sedikit sekali penelitian tentang pertanyaan
(guru dan siswa) dalam proses pembelajaran. Penelitian yang dilakukan Lestari
(2002) menemukan bahwa sebagian besar pertanyaan yang ditanyakan guru
merupakan pertanyaan tertutup dan pada jenjang hafalan (C1) dan pemahaman
(C2). Penelitian lain tentang pertanyaan yang diajukan siswa (Farihah, 1997)
mengungkapkan bahwa sebagian besar pertanyaan yang diajukan siswa dalam
pembelajaran merupakan pertanyaan pada jenjang kognitif rendah (hafalan dan
pemahaman).
Untuk memudahkan menganalisis pertanyaan, pertanyaan biasanya
diklasifikasikan berdasarkan pertimbangan tertentu. Dalam literatur tentang
pertanyaan terdapat bermacam klasifikasi pertanyaan, diantaranya yaitu:
(1) Pertanyaan akademik dan pertanyaan non akademik. Pertanyaan akademik
adalah pertanyaan yang berkaitan dengan materi subjek, baik materi yang telah
lalu maupun materi yang sedang dibahas. Pertanyaan-pertanyaan yang terkait
dengan sosial, organisasi, disiplin, dan sebagainya yang tidak terkait dengan
4
dan pertanyaan terbuka (Widodo, 2006). Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan
yang hanya mengundang satu atau beberapa respon yang terbatas dan biasanya
langsung menuju satu kesimpulan. Pertanyaan tertutup mempunyai jawaban yang
pasti dan terbatas. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengundang
sejumlah jawaban. Pada pertanyaan terbuka rentangan kemungkinan respon yang
dapat diberi adalah lebih luas jika dibandingkan dengan pertanyaan tertutup;
(3) Pertanyaan terkait proses kognitif (Bloom, 2004). Taksonomi Bloom
merupakan salah satu taksonomi yang telah sejak lama digunakan dalam dunia
pendidikan Indonesia. Pertanyaan juga dapat diklasifikasikan dalam berbagai
proses kognitif seperti yang dikemukakan dalam taksonomi Bloom. Dalam versi
revisi taksonomi Bloom (Anderson, et al., 2001) dilakukan pemisahan antara
dimensi pengetahuan (knowledge) dan dimensi proses kognitif. Dimensi
pengetahuan mencakup pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual,
pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognitif. Dimensi proses kognitif
mencakup menghafal (remember), memahami (understand), menerapkan (apply),
menganalisis (analyse), mengevaluasi (evaluate), dan membuat (create).
Selain itu, model pembelajaran berbasis masalah juga meningkatkan
kemampuan menjawab pertanyaan terbuka dengan banyak alternatif jawaban
benar dan pada akhirnya mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis berupa
peningkatan dari pemahaman ke aplikasi, sintesis dan analisis (Griffin, 2000), dan
menjadikannya sebagai pebelajar mandiri (Hmelo, dkk. 1995). Selama ini
pembelajaran biologi dalam kelas di sekolah menengah atas (SMA) cenderung
5
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa akan sulit
diatasi hanya dengan strategi pembelajaran konvensional. Anderson (2001) telah
melaporkan strategi pembelajaran berbasis masalah dapat digunakan sebagai
strategi yang berhasil untuk meningkatkan diskusi, meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa termasuk hasil belajarnya. Hal senada juga diungkapkan oleh
Sanjaya (2007) bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah siswa diajak aktif
berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan menyimpulkan,
menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran tersebut,
artinya tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran.
Rendahnya kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa juga
terdapat di SMA Negeri 1 Peusangan Kabupaten Bireuen Propinsi Aceh, hal ini
terlihat dari perilaku guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung
di dalam kelas, yaitu dimana rasa ingin tahu siswa dalam mencari informasi
masih sangat rendah. Hal ini terbukti dari siswa yang hanya menerima informasi
dari guru saja. Sehingga pemahaman siswa terhadap suatu informasi tersebut
masih lemah. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi dalam
tiga tahun terakhir untuk hasil ujian akhir semester disajikan pada Tabel 1.1
berikut ini:
Tabel 1.1. Hasil Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri 1 Peusangan Kabupaten Bireuen Propinsi Aceh
No. Tahun Pelajaran Nilai Rata-Rata 1. 2011-2012 6,30 2. 2012-2013 6,40 3. 2013-2014 6,50
6
Jika dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh oleh siswa tersebut maka
nilai ujian semester yang dicapai masih jauh dari standar ketuntasan belajar yang
diharapkan yaitu 7,0.
Penelitian-penelitian sebelumnya telah menyelidiki bahwa materi-materi
biologi membutuhkan kemampuan berpikir kritis siswa. Salah satunya adalah
pada materi keanekaragaman tumbuhan, sistem klasifikasi (Holling dan
McLoughlin, 2007). Mengenai strategi, model atau pendekatan belajar untuk
meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa pada penelitian biologi khususnya
pada materi jamur (fungi) hingga saat ini relatif terbatas.
Berdasarkan hasil observasi awal selama ini ternyata proses pembelajaran
yang terjadi di SMA Negeri 1 Peusangan Kabupaten Bireuen Propinsi Aceh
khususnya pada kelas X adalah masih menggunakan model pembelajaran
konvensional, ini membuktikan bahwa guru masih belum berusaha untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam proses pembelajaran
tersebut. Proses pembelajaran yang hanya menghandalkan model pembelajaran
konvensional saja tidak akan menumbuh kembangkan kemampuan berpikir krtitis
siswa karena siswa dipaksa untuk dapat menerima informasi dari guru dengan
kata lain proses pembelajaran ini hanya berpusat pada guru (teacher center). Jika
hal tersebut tidak segera diusahakan untuk dilakukan perubahan (penggunaan
model pembelajaran) dalam proses pembelajaran maka akan berpengaruh pada
hasil belajar yang kurang optimal.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin mencoba melakukan
7
Pertanyaan Terbuka Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Pada Konsep Fungi di Kelas X SMA.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Pembelajaran biologi dalam kelas cenderung menggunakan model
pembelajaran konvensional (tradisional).
2. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk
menghafal informasi.
3. Masih rendahnya kemampuan berpikir dan hasil belajar siswa.
4. Banyaknya materi pada pelajaran biologi seperti sistem klasifikasi,
keanekaragaman tumbuhan, jamur, dan lain-lain yang membutuhkan
kemampuan berpikir kritis siswa.
5. Model pembelajaran berbasis masalah dan pertanyaan terbuka belum banyak
diterapkan dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
hasil belajar siswa.
1.3. Pembatasan Masalah
Identifikasi masalah yang telah disebutkan sebelumnya, menunjukkan
bahwa banyaknya permasalahan yang perlu dicari jalan pemecahannya
8
proses pembelajaran biologi. Berkaitan dengan hal tersebut maka penelitian ini
mencoba membatasi permasalahan pada ruang lingkup:
1. Model pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi dengan menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah, pertanyaan terbuka dan konvensional.
2. Materi pelajaran dalam penelitian ini mengenai jamur (fungi) yang
berdasarkan pada kurikulum 2013.
3. Hasil belajar siswa dibatasi pada ranah kognitif taksonomi Bloom C3, C4, C5
dan C6 pada pokok bahasan Jamur (fungi) kelas X semester ganjil.
1.4. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah, permasalahan yang dapat diteliti dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah, pertanyaan
terbuka dan konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep
fungi di kelas X SMA Negeri 1 Peusangan Kabupaten Bireuen Propinsi Aceh?
2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah, pertanyaan
terbuka dan konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada
konsep fungi di kelas X SMA Negeri 1 Peusangan Kabupaten Bireuen
Propinsi Aceh?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan dalam
9
1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah,
pertanyaan terbuka dan konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa
pada konsep fungi di kelas X SMA Negeri 1 Peusangan Kabupaten Bireuen
Propinsi Aceh.
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah,
pertanyaan terbuka dan konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa pada konsep fungi di kelas X SMA Negeri 1 Peusangan Kabupaten
Bireuen Propinsi Aceh.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis,
a. Sebagai bahan referensi yang digunakan untuk memperoleh gambaran
mengenai pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dan pertanyaan
terbuka terhadap hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa.
b. Sebagai bahan pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka acuan
bagi peneliti pendidikan yang relevan di masa yang akan datang.
c. Memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan untuk
meningkatkan kwalitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan
penerapan model pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis siswa.
2. Manfaat Praktis,
a. Sebagai bahan acuan dalam pengambilan kebijakan pendidikan dalam
10
b. Sebagai umpan balik bagi guru biologi dalam upaya meningkatkan hasil
belajar dan kemampuan berpikir kritis melalui strategi pembelajaran
berbasis masalah.
c. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan inovasi dalam
81
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1.Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses belajar mengajar dengan model pembelajaran berbasis masalah memberikan pengaruh yang lebih terhadap hasil belajar siswa dan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran pertanyaan terbuka berpengaruh juga dalam hasil belajar siswa dibandingkan siswa yang mengikuti proses belajar mengajar dengan model pembelajaran konvensional.
2. Proses belajar mengajar dengan model pembelajaran berbasis masalah memberikan pengaruh yang lebih terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran pertanyaan terbuka juga berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dibandingkan dengan proses belajar mengajar dengan model pembelajaran konvensional.
5.2.Implikasi
Hasil penelitian ini diharapan dapat memberikan masukan kepada guru (tenaga pendidik) serta pemangku kebijakan. Implikasi dalam penelitian berdasarkan pembahasan dan simpulan penelitian adalah model pembelajaran berbasis masalah
82
dan pertanyaan terbuka dapat meningkatkan hasil belajar sekaligus kemampuan berpikir kritis siswa.
Proses pembelajaran awal dalam model pembelajaran berbasis masalah dan pertanyaan terbuka siswa merasa khawatir karena gugup dalam melakukan tugas yang diberikan, namun setelah satu materi tugas ditemukan mereka merasa senang, semakin termotivasi dan tertantang dengan tugas-tugas yang diberikan. Hasil pencarian yang mereka lakukan kemudian didiskusikan, dipresentasikan, dan diberi kesempatan untuk bertanya secara terbuka sesuai dengan materi yang dipelajari serta mendapat bimbingan dari guru. Hal ini menjadi pemicu sekaligus memacu siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dan optimal.
Proses pembelajaran berbasis masalah dan pertanyaan terbuka ini memberikan dampak yang positif terhadap siswa diantaranya meningkatnya hasil belajar, daya kritis, mampu memberikan solusi, menghargai pendapat orang lain, mandiri, inovatif, dan bijaksana dalam menyampaikan pesan yang bermakna.
5.3. Saran
Saran-saran dalam penelitian ini berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian di atas adalah sebagai berikut:
83
2. Bagi guru agar dapat memberikan kebebasan kepada siswa dalam menyampaikan pertanyaan yang bermanfaat sebagai kebebasan siswa untuk bisa lebih mengerti dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan. 3. Kepada peneliti lain untuk mengkaji pengaruh, faktor, sebab-sebab lain yang
84
DAFTAR PUSTAKA
Alquryah, Y., Suciati., Prayitno, B.A. 2014. Pengembangan Modul Biologi berbasis Reasoning and Problem Solving disertai Concept Mapping Tipe
Network Tree pada Materi Pencemaran Lingkungan untuk
Memberdayakan Keterampilan Proses Sains dan Kemampuan Mengevaluasi. Jurnal Bioedukasi. 7 (2): 27-31.
Anderson, L. W., Krathwohl, D. R., Airasian, P. W., Cruikshank, K. A., Mayer, R. E., Pintrich, P. R., et al. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives.
New York: Longman.
Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.
.2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Pustaka Pelajar.
Arifah. 2012. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Problem Based Pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA. Jurnal Pendidikan BiologiFKIP Universitas Sebelas Maret, 4 (3): 1-13.
Atkinson, L. Smith, E., Bem, D. 2007. Pengantar Psikologis Edisi Kesebelas Jilid Satu. Harcourt Brace Company: Interaksara.
Atikasari, S., Wiwi, I., dan Andreas, P.B.P. 2012. Pengaruh Pendekatan Problem
Based Learning dalam Materi Pencemaran Lingkungan Terhadap
Kemampuan Analisis, Universitas Negeri Semarang (UNNES) Journal of Biology Education. 18-25.
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: ALFABETA.
Brandt. 1993. What Do You Mean Profesional. Educational Leadership. No.650
Bloom & Benjamin. S. 2004. The Taxonomy of Educational Objectives, pp 1-2.
85
Cooper, S. Harmer, D., Cerbin, B. 2006. Problem-Solving Modules in Large Introductory Biology Enhance Student Understanding. The American Biologi Taecher, 68 (9): 524.
Dasna, I Wayan. 2005. Penggunaan Model Pembelajaran Problem-Based Learning dan Kooperatif Learning untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kuliah Metodologi Penelitian, Malang: Lembaga
Penelitian Universitas Malang (UM).
David, T. 1990. Problem Based Learning in Medicine. Canada: RMS Press
Limited.
Dillon, J. T. 1988. The Remedial Status of Student Questioning. Journal of Curriculum Studies. 20 (3): 197-210.
Dimyanti dan Mudjiono. 1999. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rieneka
Cipta.
DIKBUD Edisi 1 No. 01. Februari 2013. Majalah. Laman:www.kemdikbud.go.id.
Diakses: tanggal 12 Juli 2014.
Dick, W. and Carey, L. 2005. The Systematic Design of Instruction. Fourth
Edition New York: Harper Colins College Publisher.
Djamarah dan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Renika Cipta.
. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Renika Cipta.
Ehreberg, R.G., Brewer, D.J., Gamoran, A., Wilms, J.D. 2001. Class Size and Student Achievement. American Psychologycal Society, 2 (1): 1:28.
Ennis, R. H. 1964. The Cornell Class-Reasoning Test, Form X. Departement Of
Educational Policy Studies, University of Illinois at Urbana-Champaign: Illinois Critical Thinking Project.
Erminingsih, Sudarisman, S.,Suparm. 2012. Pembelajaran Biologi Model PBM Menggunakan LK Terbimbing dan LK Bebas Termodifikasi Ditinjau dari KPS dan Kemampuan Berpikir Analitis. Jurnal. Penddikan Sains Universiatas Surakarta. 203-210.
Farihah, I. 1997. Profil Pertanyaan Siswa SMU dalam Proses Belajar Mengajar
Biologi. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak
diterbitkan.
Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Gagne, R.M. 1997. The Condition of Learning. New York: Halt Rinerhart and
86
Garvey, J. 2006. The Twenty Greatest Philosophy Book. London: Continum
Internasional Publishing Group.
Griffin, M.S., Kranbers, Y.R. 2000. Analysis Problem-Arneans to Develop Student Critical Thinking Skill. Journal of College Science Teaching.
Haryono. 2006. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. Jurnal Pendidikan Dasar. 7(1): 1-13.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Ghalia Indonesia : Jakarta.
Harahap, N. 1990. Teknik Hasil Belajar. Bandung: Mabar Jaya.
Hmelo, C. E., Shikano, T., Realff, M., Brass, B., Mullholland, J., Venegas,J.A. 1995. A Problem-Based Course in Sustainable Technology. Atlanta:
Georgia Institut of Tecnology.
Hollingworth, R dan McLoughlin, C. 2007. The Development of Metacognitive
Skill Among First Year Science Student. http:// file online
www.pendidikansains.blogspot.com. Diakses: tanggal 22 Agustus 2014.
Ismawati, H. 2007. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Sains-Fisika Melalui
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Untuk Sub-Pokok Bahasan Pemantulan
Cahaya pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 13 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. Universitas Negeri Semarang.
Jacobsen, David A. et al. 2009. Methods for Teaching Metode-metode Pengajaran
Meningkatkan Belajar Peserta Didik TK-SMA. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Kronberg, J. R. dan Griffin, M. S. 2000. Analysis Problem a Means to Develoving Students’ Critical-Thinking Skills. Journal of College Science Teaching. March/April 2000. 348-352.
Lestari, A. T. 2002. Berbagai Pertanyaan yang Dikembangkan dalam Buku, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Proses Belajar Mengajar Sub-konsep
Pemencaran Para Tumbuhan di SMU.
Muadab, H. 2009. Problem Dasar Pembelajaran Sains. www.doctoc.com.
Diakses: tanggal 22 Agustus 2014.
Nasution, S. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Edisi
Pertama. Jakarta: Bina Aksara.
.2003. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
87
. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam Kurikulum Berbasis Kompetentsi (KBK). Malang: Universitas Malang Press.
Nurhayati, N. 2009. Biologi Bilingual untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2.
Bandung: CV. Yrama Widya.
Pratiwi, D.A., Maryati, S., Srikini, Suharno, dan Bambang, S. 2007. Biologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Rahayu, E. 2001. Keterampilan Siswa SMU dalam Mengajukan Pertanyaan Tertulis Pada Konsep Alat Indera. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI): Tidak Diterbitkan
Ratna, W. 2011. Teori-teori Belajar. Bandung: Gelora Aksara Pratama.
Rideout, E. 2006. Pendidikan Keperawatan Berdasarkan Problem Based Learning. Jakarta: EGC.
Rohani, A. dan Ahmadi, A. 1995. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rieneka
Cipta.
Roestiyah, NK. 1998. Pembelajaran Tradisional. Jakarta: Bina Cipta.
Runi. (2005). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Mata Pelajaran Sains Konsep Pencemaran Lingkungan di Kelas VII SMP
Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis pada Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI): Tidak Diterbitkan.
Ruseffendi, E.T. 2001. Dasar-dasar Penelitian pendidikan dan Bidang Non-Eksata lainnya. Semarang: Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP)
Semarang Press.
Rustaman, Y. Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
.2007. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Pranada Media Grup.
Siswanto. 2011. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Subiyanto. 1998. Pengaruh Pembelajaran. Jakarta: Gramedia.
88
. N. 1991. Teori-teori Belajar untuk Pengajaran. Jakarta: Lembaga
Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Subarni, N. dan Shidiq Pramono. 2009. Biologi 1 untuk SMA dan MA untuk kelas X.
Jakarta: Usaha Makmur.
Suparman, A. 1997. Desain Instruksional. Jakarta: Dikti Depdikbud.
Sullivan, P. & Clarke, D. 1991. Communication in the Classroom: The Importance of Good Questioning. Melbourne: Deakin University Press.
Sunarto. 2009. Pembelajaran Konvesional Banyak di Kritik namun paling disukai. (Online) (http://sunartombs.wordpress.com/, Dikses 04 april 2015).
Turiman, P., Omar, J,. & Osman, R. 2012 Fostering the 21st Century Skills Through Scientific Literacy and Science Process Skills. Procedia - Social and Behavioral Sciences Faculty of Education, Malaysia: UKM, (59):
110-116.
Wasonowati. 2014. Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Pada
Pembelajaran Hukum-Hukum Dasar Kimia Ditinjau Dari Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia, 3, hlm.66-75.
Widodo, A. 2006. Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sains.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. 4 (2): 139-148.
Zain, N. 2014. Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning) Terhadap Kemampuan Bertanya, Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Tentang
Bioteknologi di SMP Negeri 7 Medan. Tesis pada Pascasarjana Unimed.