• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANGGAPAN PENGELOLA ATAS DILARANGNYA PERLAKUAN KEGIATAN BACA, TULIS, DAN HITUNG DI LEMBAGA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus pada Satuan PAUD di Kota Pematangsiantar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TANGGAPAN PENGELOLA ATAS DILARANGNYA PERLAKUAN KEGIATAN BACA, TULIS, DAN HITUNG DI LEMBAGA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus pada Satuan PAUD di Kota Pematangsiantar."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

TANGGAPAN PENGELOLA ATAS DILARANGNYA PERLAKUAN

KEGIATAN BACA, TULIS, DAN HITUNG DI LEMBAGA

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

(Studi Kasus pada Satuan PAUD di Kota Pematangsiantar)

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

RAVON ROLAN TUA NIM : 1123371019

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

RAVON ROLAN TUA. NIM. 1123371019 : Tanggapan Pengelola atas Dilarangnya Perlakuan Kegiatan Baca, Tulis, dan Hitung di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (Studi pada Satuan PAUD di Kota Pematangsiantar). Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2016.

Masalah dalam penelitian ini adalah masih diterapkannya pembelajaran calistung di lembaga PAUD untuk peserta didiknya, sementara Pemerintah dan Dinas Pendidikan sudah melarang penerapan tersebut karena dianggap tidak sesuai dengan anak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tanggapan pengelola PAUD atas larangan Calistung di Kota Pematangsiantar.

Teori yang digunakan adalah menurut Piaget serta Dahar yang menyatakan bahwa pembelajaran calistung tidak sesuai untuk anak Usia dini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 159 pengelola PAUD di kota Pematangsiantar terdiri dari 6 jenis satuan PAUD. Sampel dalam penelitian ini ada sebanyak 36 sampel atau 22% dari populasi satuan PAUD kota Pematangsiantar serta teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan menggunakan angka random.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi yang berjudul

“Tanggapan Pengelola atas Dilarangnya Perlakuan Kegiatan Baca, Tulis, dan

Hitung di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (Studi pada Satuan PAUD di Kota Pematangsiantar).”merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana kedokteran gigi. Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari partisipasi dan bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Nasrun Nasution, M.S. selaku dekan Fakultas Ilmu Pendidikan.

3. Ibu Dra. Rosdiana, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah.

4. Bapak Dr. Sudirman, SE, M.Pd selaku dosen pembimbing penulis dalam

melakukan penelitian ini, penulis mengucapkan terimakasih atas bimbingan,

saran, dan motivasi yang diberikan kepada penulis.

5. Bapak Drs. Resman Panjaitan selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota

Pematangsiantar yang telah memberi kesempatan penulis yang akan

melakukan penelitian di lembaga yang beliau pimpin.

6. Bapak Hotma Aritonang S.Pd selaku Kabid Pendidikan Non-formal yang

selalu memberikan informasi arahan dan bimbingan kepada penulis pada saat

penulis melakukan penelitian di lokasi penelitian.

7. Kepada orangtua saya ayahanda Humuntal Marbun dan ibunda Hotnida

(8)

iii

memberikan dukungan, doa, nasehat, dan motivasi hingga sampai detik ini

penulis tetap kuat dan bersemangat dalam menyelesaikan studi.

8. Seluruh civitas akademika Jurusan Pendidikan Luar Sekoah yang telah

memberikan dukungan moril kepada penulis.

9. Kepada sahabat-sahabat saya Jetro Sinurat, Eva Marito Febrinaya Marbun,

Ardiles Tumanggor, Fyan Samosir, Henky Sipahutar, Rio Napitupulu, Andri

F Simbolon terima kasih atas kasih sayang dan dukungan yang diberikan

hingga saat ini.

10.Serta seluruh pihak yang ikut membantu, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Penulis hanya bisa berdoa, semoga Tuhan membalas

kebaikan-kebaikan mereka dengan setimpal. Amin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, penulis memohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan skripsi

ini. Kritik dan saran kami hargai demi penyempurnaan penulisan serupa dimasa yang

akan datang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat

bernilai positif bagi semua pihak yang membutuhkan.

Medan, Agustus 2016 Peneliti,

(9)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah. 1

B. Indentifikasi Masalah 4

C. Batasan Masalah 5

D. Perumusan Masalah 5

E. Tujuan Penelitian 5

F. Manfaat Penelitian 5

BAB II : KAJIAN TEORI

A. Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 7

1.1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini 7

1.2. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini 12

1.3. Prinsip-prinsip Pendidikan Anak Usia Dini 13

(10)

v

B. Tanggapan Penyelenggara PAUD 16

1.1. Pengertian Tanggapan 16

1.2. Pengertian Pengelola PAUD 17

C. Pelarangan Penerapan Calistung di Lembaga PAUD 19

1.1. Calistung di Lembaga PAUD 19

1.2. Larangan Calistung 24

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian 28

B. Populasi dan Sampel 28

C. Teknik Pengumpulan Data 31

D. Teknik Analaisis Data 32

E. Lokasi dan Waktu Penelitian 35

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Lokasi Penelitian 36

B. Deskripsi hasil Penelitian 41

1.1. Rata-Rata dan Standart Deviasi 41

1.2. Kategori Tanggapan Pengelola PAUD 41

C. Pembahasan 48

1.1. Aspek Perasaan 48

1.2. Aspek Penerimaan 49

1.3. Aspek Pemahaman 50

(11)

vi

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan 53

B. Saran 53

DAFTAR PUSTAKA 55

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Jumlah Pengelola PAUD di Pematang Siantar 29

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket 31

Tabel 3.3 Kategori Tanggapan Pengelola 33

Tabel 3.4 Kategori Berdasarkan Aspek Tanggapan 34

Tabel 4.1 Kategori Tanggapan Pengelola PAUD 42

(13)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kabid Pendidikan Non Formal 40

Gambar 4.2 Diagram Tanggapan Atas Larangan Calistung 43

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang cukup

penting dan bahkan menjadi landasan kuat untuk mewujudkan generasi yang

cerdas dan kuat. Dewasa ini banyak anggota masyarakat yang mendirikan

berbagai lembaga pendidikan anak-anak usia dini. Hal ini terjadi bukan saja di

negara-negara yang sudah maju, melainkan juga di beberapa negara yang belum

semaju negara adidaya, termasuk Indonesia. Masyarakat Indonesia pada

umumnya, terutama melalui yayasan-yayasan pendidikan swasta dan organisasi,

telah banyak yang menyelenggarakan pendidikan anak usia dini di seluruh

pelosok tanah air. Fungsi PAUD juga dianggap sebagai salah satu cara untuk

menciptakan bibit-bibit unggul untuk masa depan bangsa, karena pada usia dini

itulah anak-anak akan melewati masa keemasan (golden age). Masa-masa dimana

kemampuan otak anak untuk menyerap informasi apapun yang diberikan akan

berdampak bagi si anak dikemudian hari.

PAUD berfungsi membina, menumbuhkan dan mengembangkan seluruh

potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan

dasar sesuai dengan tahap perkembangannya. Hal tersebut sejalan dengan

undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasionalpasal

1 point 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam

tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan

(15)

2

tua dan satuan PAUD di Indonesia menginginkan adanya pelaksanaan Calistung

(Baca, Tulis, Hitung) untuk anak usia dini, demi mempersiapkan bekal anak

dalam menghadapi jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Keinginan orang tua ataupun para pendidik untuk mulai mengajarkan

calistung pada anak sejak usia dini adalah wajar. Karena ingin memanfaatkan

masa keemasan dimana kemampuan otak anak untuk menyerap banyak informasi.

Sehingga tidak heran rata-rata orang tua menginginkan agar anak-anak mereka di

ajarkan calistung. Namun hal ini tidak sesuai dengan salah satu prinsip PAUD

yaitu bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Dimana kegiatan

bermain adalah hal yang lebih diutamakan sebagai sarana untuk belajar anak. Hal

ini juga senada dengan Vygotsky, 1920 dalam Saniy, (2014) bahwa bermain dan

berkreatifitas yang bersifat konkrit dapat memberikan momentum alami bagi anak

untuk belajar sesuatu sesuai dengan tahap perkembangannya dan kebutuhan

spesifik anak.

Bermain juga merupakan tuntutan dan kebutuhan bagi anak usia dini,

dengan bermain anak dapat memuaskan tuntutan dan perkembangan anak.

Dengan menciptakan lingkungan bermain anak akan siap untuk berpartisipasi

dalam dunia pendidikan awalnya, sebaliknya, bila anak mengalami tekanan

dengan suasana akademis, secara umum anak usia dini tidak akan merasakan

momentum alami sesuai dengan perkembangannya. Hal ini sejalan dengan

pendapat Dahar (1989) bahwa pada sel otak anak usia dibawah 7 tahun belum seluruhnya terhubung secara sempurna. Pendapat tersebut juga sesuai dengan

surat edaran Departemen Pendidikan nasional Direktorat Jendral manajemen

(16)

3

bahwa prinsip pendidikan pra-sekolah yaitu “Bermain sambil belajar dan belajar

seraya bermain, bermain merupakan cara terbaik untuk mengembangkan potensi

anak didik. Sebelum bersekolah, bermain merupakan cara alamiah untuk

menemukan lingkungan, oranglain dan dirinya sendiri”. Selain itu, surat edaran

tersebut juga melarang adanya calistung, belajar bahasa asing, adanya pemberian

pekerjaan rumah, serta adanya kegiatan wisuda bagi anak usia dini. Namun yang

terjadi dilapangan khususnya seluruh lembaga PAUD yang ada di kota

Pematangsiantar rata-rata masih melaksanakan hal tersebut

Alasan lembaga PAUD tentang pelaksanaan calistung memang bisa berbeda

satu sama lain, Berdasarkan informasi dari Kepala Bidang Pendidikan Non

Formal (Kabid PNF) di Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar menyatakan

larangan calistung keseluruh lembaga PAUD di seluruh kota Pematangsiantar, dan

rata-rata satuan PAUD di Pematangsiantar melakukan penerapan proses belajar

calistung didorong karena masih adanya lembaga pendidikan sekolah dasar (SD)

yang masih melakukan tes untuk penerimaan siswa baru. Hal ini tentu tidak

sejalan dengan PP No 17 Tahun 2010, pasal 69 butir 5 yang berisi bahwa

penerimaan peserta didik kelas 1 (satu) SD/MI atau bentuk lain yang sederajat

tidak didasarkan pada hasil tes kemampuan calistung, atau bentuk seleksi lainnya.

Rata-rata lembaga PAUD kota Pematangsiantar yang melaksanakan calistung

berpendapat bahwa kemampuan penyerapan otak anak yang baik harus

dimanfaatkan untuk memulai membaca menulis dan berhitung, anak akan lebih

siap untuk jenjang pendidikan selanjutnya, bahkan dengan mengajarkan calistung

juga untuk menarik perhatian orang tua yang ingin anaknya cepat pintar demi

(17)

4

calistung tentu tidak ingin mengambil resiko untuk perkembangan yang baik bagi

anak usia dini, karena memang perkembangan anak usia dini bukan dari segi

akademis saja, tetapi juga harus mengutamakan motorik serta sikap dan perilaku

peserta didik. Keragaman persepsi yang demikian itu wajar terjadi pada kalangan

masyarakat awam. Namun hal demikian tidaklah tepat terjadi pada kalangan

pendidik profesional khususnya tutor PAUD di kota Pematangsiantar yang

memang secara khusus dipersiapkan untuk perkembangan anak usia dini demi

generasi muda kota Pematangsiantar yang lebih baik.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti merasa tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Tanggapan Penyelenggara atas Dilarangnya

Perlakuan Kegiatan Baca, Tulis, dan Hitung di Lembaga Pendidikan Anak

Usia Dini (Studi pada Satuan PAUD di Kota Pematangsiantar

)

.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi

masalahnya sebagai berikut:

a. Kurangnya pengetahuan orangtua terhadap pemberian pembelajaran

perkembangan anak yang sesuai dengan tahapan usianya.

b. Kurangnya kesadaran orangtua dan pengelola PAUD akan pentingnya

mengembangkan potensi peserta didik dengan bermain.

c. Banyaknya penerimaan siswa/I baru sekolah dasar yang masih melakukan

(18)

5

d. Kurangnya pengetahuan pengelola PAUD terhadap pemberian pembelajaran

berdasarkan perkembangan anak yang sesuai dengan tahapan usianya.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, Fokus penelitian yang dibatasi

hanya pada tanggapan pengelola atas dilarangnya perlakuan kegiatan baca, tulis,

dan hitung di Lembaga pendidikan anak usia dini.

D. Rumusan masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah maka penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai: Bagaimana tanggapan pengelola PAUD terhadap larangan

calistung ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, Tanggapan pengelola

PAUD di kota Pematangsiantar terhadap larangan calistung.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai

berikut:

a. Manfaat Teoritis

Bermanfaat untuk: (1) Memberikan pengetahuan dan wawasan pada

pengelola PAUD untuk mengenal kesesuaian pemberian pembelajaran calistung

dengan tahap tumbuh kembangpeserta didiknya (2) Sebagai bahan informasi bagi

peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian tentang calistung di

(19)

6

b. Manfaat Praktis

Bermanfaat untuk: (1) meningkatkan pemahaman pengelola PAUD Hasil

penelitian inidiharapkan anak menjadi lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan

belajaryang mengutamakan bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain.

(2) Penelitian ini sebagai sumber informasi dan referensi kajian dalam

pengambilan keputusan bagi sekolah dasar menyangkut dilakukannya

penyelenggaraan test untukpenerimaan siswanya.(3) Penelitian ini juga

diharapkan dapat merubah pemikiran orang tua yang menganggap bahwa belajar

membaca, menulis, dan berhitung adalah yang terutama, serta pengetahuan

(20)

1

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan didapat kesimpulan

hasil penelitian, yaitu :

1.1. Besaran rata-rata ini menunjukkan bahwa rata-rata tanggapan pengelola

atas larangan calistung di PAUD kota Pematangsiantar berada pada

kategori sedang (kurang setuju). Dengan kata lain hasil rata-rata tersebut

menunjukkan bahwa larangan calistung merupakan tindakan pemerintah

yang masih kurang diterima oleh pengelola.

1.2.Aspek perasaan dan penerimaan memiliki sumbangan frekuensi yang

dominan dan diikuti dengan aspek pemahaman berada pada kategori

sangat tidak setuju, dan dapat dilihat bahwa adanya tendensi bahwa

tanggapan pengelola PAUD terhadap larangan calistung lebih cenderung

sangat tidak setuju, dengan kata lain tanggapan pengelola PAUD kota

Pematangsiantar memiliki kecenderungan sangat menolak larangan

calistung.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka peneliti

meberikan beberapa saransebagai berikut:

1.1. Perlu adanya kegiatan sosialisasi dari pihak pemerintah dan Dinas

Pendidikan terhadap orangtua murid.

(21)

2

1.2. Sebaiknya dalam mensosialisasikan larangan calistung disertai psikolog

untuk anak usia dini atau bukti ilmiah yang mendukung larangan

calistung.

1.3. Perlu adanya sanksi tegas untuk PAUD yang melaksanakan calistung.

Serta sekolah dasar (SD) yang mengadakan kegiatan test untuk

penerimaan murid baru.

1.4. Perlu adanya penelitian lanjutan tentang objek larangan calistung baik

dari peserta didik maupun orangtua.

(22)

56

Daftar Pustaka

Sumber Buku:

Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Dahar, Ranta Willis. 1989. Teori teori belajar. Jakarta: Erlangga.

Dhieni, Dkk. 2007. Metode Pengembangan Bahasa: Hakikat Perkembangan Bahasa

Anak. Semarang : IKIP Veteran.

Djago Tarigan, H.G. Tarigan. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.

Djalaludin Rakhmat. 1999. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Djuanda, D. (2008). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di Sekolah

Dasar. Bandung: Pustaka Latifah.

Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Fadillah, Muhammad. 2014. Desain Pembelajaran PAUD Tinjauan Teoretik &

Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Cetakan II.

Gulo, Dali. 1982. Psikologi Umum. Jakarta: Erlangga.

Mitfah T. 1992. Tanggapan dan Jenisnya. Jakarta: Gholia Indonesia

Nuryanti L. 2008. Psikologi anak. Jakarta: Indeks

Riduwan, Dkk. 2012. Cara Menggunakan dan Memaknai Path Analysis. Bandung: Alfabeta.

Semi, Atar M. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.

Sobur Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Sudjana. 2001. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.

(23)

56

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sriningsih, N. 2008. Pembelajaran Matematika Terpadu Untuk Anak Usia Dini. Bandung : Pustaka Sebelas.

Slamet. 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah

Dasar. Surakarta: UNS Press.

Putro Widotoko Eko. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sumber jurnal:

Istiyani, Dwi. 2013. Model Pembelajaran Membaca Menulis Menghitung (Calistung)

Pada Anak Usia Dini Di Kabupaten Pekalongan. Jurnal Penelitian, X (1): hlm

1-18.

Saniy, Mawari. 2014. Perbandingan Prestasi Belajar Matematika Siswa SD Negeri Sampangan 02 Semarang Yang Mendapat Calistung Dan Tidak Mendapat Calistung Di Taman Kanak-Kanak. Educational Psychology Journal, III (1): hlm 14-18.

Sumber Skripsi:

S, Prayetno. 2014. Tanggapan Narapidana Terhadap Program Pembinaan di

Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Anak Tanjung Gusta Medan. Medan: FIP

UNIMED

Sumber Dokumen Resmi Pemerintah:

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Surat Edaran Departemen Pendidikan Nasional Direktorat

Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah tentang

Penyelenggaraan Pendidikan Taman Kanak-Kanak dan Penerimaan Siswa Baru Sekolah Dasar. SE No. 1839/C.C2/TU/2009.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2013.

Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penilik dan Angka Kreditnya. 2013.

Gambar

Tabel 3.1 Jumlah Pengelola PAUD di Pematang Siantar
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kabid Pendidikan Non Formal

Referensi

Dokumen terkait

Indeks keanekaragaman pada tiap stasiun menunjukkan nilai 1,49 pada stasiun 1, 1,29 pada stasiun 2 dan 1,12 pada stasiun 3 dimana nilai dari ketiga stasiun menunjukkan kisaran

a. Rata-rata pemakaian : tidak memakai, sedikit memakai, pemakai biasa dan pemakai berat. Tingkat kesiapan : tidak tahu, tahu, tertarik, ingin mencoba, mencoba

Penelitian yang berjudul “Perbedaan Tingkat Kecerdasan Emosional Mahasiswa Progam Studi Tasawuf dan Psikoterapi dengan Mahasiswa Progam Studi Psikologi Angakatan

polen dan inti sel telur harus sehat dan subur, polen juga harus mempunyai daya tumbuh atau kecepatan tumbuh tabung polen yang tinggi (Darjanto dan Satifah, 1990). Faktor luar

Dengan demikian, kebaikan Allah pada hakikatnya tak-terlukiskan (ineffable). Bahasa manusia tidak mampu menampung sepenuhnya kebaikan Allah. Merumuskan kesempurnaan Allah

On the other hand, the class with the highest average percentage of private interaction (12.8%) was found to be the Year 10X class where the teacher usually spends half of the

WISUDA PERIODE I TAHUN AKADEMIK 2012/2013 TANGGAL 22 SEPTEMBER 2012. FAKULTAS TEKNIK

Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka (Wahyu, 1999:81). Data Kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi untuk mengetahui gambaran