DAMPAK PENAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C PASIR
DAN KRIKIL TERHADAP LINGKUNGAN DESA PERTUMBUKAN
KECAMATAN WAMPU KABUPATEN LANGKAT
SKRIPSI
Di Ajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
ZULKIFLI HARAHAP
NIM. 3113331043
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Zulkifli Harahap. 3113331043. Dampak Penambangan Bahan Galian Golongan C Pasir dan Krikil Terhadap Lingkungan Desa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat, Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Proses Penambagan Bahan Galian C Pasir dan Krikil di Desa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat (2) Dampak penambangan bahan galian golongan C terhadap lingkungan fisik dan social ekonomi (pendapatan) di Desa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat.
Penelitian ini dilakukan di Desa PertumbukanKecamatan Wampu Kabupaten Langkat pada tahun 2015. Populasi sekaligus sampel dalam penelitian ini adalah 9 mesin penambang yang ada di sepanjang pinggiran aliran sungai wampu di Desa Pertumbukan KecamatanWampu Kabupaten Langkat,. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah komunikasi langsung dan observasi langsung. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Dampak Penambagan Bahan Galian Golongan C Terhadap Lingkungan Desa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat”. Adapun tujuan skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis masih banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kenadala yang dihadapi tersebut dapat diatasi sehingga terselesaikanya skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya khususnya buat kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Efril Suredi Harahap dan Ibunda Jerima Br Sianturi yang selalu menjadi motivator utama dalam menjalani perkuliahan sampai saat ini dan senantiasa memberikan do’a dan restunya pada penulis yang membuat penulis dapat menyelesaikan skripsi ini demi mendapatkan gelar sarjana pendidikan di Universitas Negeri Medan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada: membimbing selama mengikuti studi di Jurusan Pendidikan Geografi.
4. Dra. Asnidar, M.Si selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi
5. Dra. Rosni, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak waktu dan pemikiran dalam menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi ini
6. Drs. Mbina Pinem, M.Si selaku Dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan dalam penyelesain skripsi.
7. Bapak Drs. Kamarlin Pinem, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yag telah membimbing selama perkuliahan.
9. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan beserta para staf khususnya Bapak H. Siagian yang telah banyak membantu penulis.
10. Kepala Desa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat dan staff yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.
11. Buat abang Kuswandi Harahap, SE, Syamsul Harahap SST, Kakak Ratna Dewi M.Pd, dan adik-adik tersayang Evi Damai Ani Br Harahap Dan Loviana Br Harahap yang selalu memberi motivasi dan dukungan.
12. Sahabat-sahabat penulis yang sama-sama berjuang Wahyu fahreza, Musdalifa Nst, Winda Widya, Debby Patriani Ginting, Syintia Utami Daulay,Yogi Marulitua Ambarita, Sahala Fransiskus Marbun, Nova Rina Pasaribu, Eka Sandy Pritiwi, Diyah Sari Anjarika, Fahri Rawi Andika, Nur Aini Hutabarat, serta teman-teman Mahasiswa Geografi khususnya angkatan 2011.
13. Teman-teman PPLT UNIMED 2011 SMA N 1 HINAI (RH) yang telah memberikan semangat serta dukungannya dalam penulisan skripsi
14. Terimakasih buat Herman Samuel, S.Pd, M. Reja Fahrezi, S.Pd, Ridwan Nakasih Roli Yahim S.Pd, Fajrin Agung H Siagian S.Pd, Ali Badarun Harahap S.Pd, Zumadi Capah S.Pd yang telah memberi semangat, motivasi dan membantun dalam pembuatan skripsi.
15. Terimakasih juga kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah membantu penyelesaian skrips ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan manfaatnya kepada semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca khusnya Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan. Sekian dan terima kasih.
Medan, Januari 2016 Penulis
ii DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING………... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI………. ii
B. Identifikasi masalah ... . 6
C. Pembatasan Masalah ... . 6
B. Penelitian Yang Relevan……… 28
C. Kerangka Berfikir………... 30
BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian……… 32
B. Populasi dan Sampel.………. 32
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional……… 33
D. Teknik Pengumpulan Data………. 34
E. Teknik Analisa Data………... 35
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Fisik Wilayah……….. 36
B. Non Fisik Wilayah………. 38
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……….. 47
ii
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN……… 68
A. Kesimpulan……….... 68
B. Saran……….. 69
DAFTAR PUSTAKA……….. 71
LAMPIRAN………. 72
vii
DAFTAR TABEL
NO URAIAN HAL
1. Penggolongan Sumberdaya Mineral Berdasarkan Jenis Mineral ... 13
2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Pertumbukan ... 40
3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun ... 42
4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa Tahun ... 43
5. Sarana dan Prasarana Kesehatan di Desa Pertumbukan Tahun……... 44
6. Sarana dan Prasarana Transportasi di Desa Pertumbukan Tahun ... 45
7. Perbandingan Kondisi Fisik Sungai Bilah... 52
8. Debit Air Sungai Wampu... ... .. 53
9. Tingkat Sedimentasi di Sungai Wampu.……….. .54
10. Data Pemilik Tambang Bahan Galian C ... 57
11. Pendapatan Pemilik Tambang Bahan Galian C ... 58
12. Pendapatan Bersih Pemilik Tambang Galian C ... 59
13. Pendapatan Penambang Bahan Galian C ... 60
14. Pendapatan Buruh Angkut Bahan Galian C ... 61
15. Pendapatan Supir Pengangkut Bahan Galian C ... 63
viii
DAFTAR GAMBAR
NO URAIAN HAL
1. Skema Kerangka Berpikir ... 31
2. Erosi Tebing Sungai Yang Terjadi di Sungai Wampu ... 49
ix
DAFTAR LAMPIRAN
NO URAIAN HAL
1. Dokumentasi Penelitian... 72
2. Pedoman Wawancara Untuk Masyarakat ... 73
3. Pedoman Wawancara Untuk Penambang ... 74
4. Pedoman Wawancara Untuk Pemilik Tambang ... 75
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertambahan penduduk telah meningkatkan kebutuhan terhadap sandang,
pangan, papan, air bersih dan energi. Hal tersebut mengakibatkan eksploitasi
terhadap sumber daya alam semakin tinggi serta cenderung mengabaikan
aspek-aspek lingkungan hidup. Pertambahan jumlah penduduk dengan segala
konsekuensinya akan memerlukan lahan yang luas melakukan aktivitas dan
memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan akan berdampak pada penurunan
kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan (Kartodihardjo,2005).
Sumber daya alam berdasarkan sifatnya digolongkan menjadi SDA yang dapat
diperbaharui dan SDA yang tidak dapat diperbaharui. SDA yang dapat
diperbaharui adalah kekayaan alam yang dapat terus ada selama penggunaannya
tidak dieksploitasi secara berlebihan, seperti: tumbuhan, hewan, udara, angin, dan
air. Sedangkan SDA alam yang tidak dapat diperbaharui adalah SDA yang
jumlahnya terbatas karena penggunaannya lebih cepat daripada proses
pembentukannya dan apabila digunakan terus-menerus akan habis. Salah satu
contoh dari SDA yang tidak dapat diperbaharui adalah bahan galian atau bahan
2
Bahan galian selain sebagai SDA yang tidak dapat diperbaharui juga
merupakan salah satu sumber daya alam non hayati yang keterjadiannya
disebabkan proses-proses geologi. Berdasarkan kejadian dan sifatnya, bahan
galian dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu mineral logam, mineral
industri, serta batubara dan gambut. Karakteristik ketiga bahan galian tersebut
berbeda sehingga metode eksplorasi yang dilakukan juga berbeda. Oleh karena itu
diperlukan berbagai macam metode untuk mengetahui keterpadatan, sebaran,
kuantitas, dan kualitasnya (Rachimoellah, 2002).
Bahan-bahan galian menjadi primadona karena memiliki nilai jual yang sangat
tinggi. Bahan galian yang memiliki nilai tinggi antara lain adalah minyak bumi,
batubara, tembaga, emas, dan berlian. Dalam UU Nomor 11 Tahun 1976 tentang
pertambangan di Indonesia mengacu PP Nomor 25 Tahun 2000, secara rinci telah
menjelaskan mengenai kewenangan pemerintah dan provinsi sebagai daerah
otonomi termasuk di bidang pertambangan terdapat klasifikasi bahan galian
menurut kepentingannya bagi pemerintah. Pertama, golongan A atau bahan galian
strategis. Artinya bahan galian tersebut penting untuk pertahanan/keamanan
Negara atau untuk menjamin perekonomian Negara seperti semua jenis batubara,
minyak bumi dan gas alam, bahan radio aktif, aluminium, mangaan, timah putih,
besi, dan nikel. Kedua, golongan B atau bahan galian vital. Maksudnya bahan
galian ini dapat menjamin hajat hidup orang banyak seperti emas, perak, seng,
wolfram, asbes, dan magnesium. Dan ketiga, golongan C yaitu bahan galian yang
tidak termasuk golongan A dan golongan B. Contohnya: batu, kerikil dan pasir.
Indonesia memiliki persebaran bahan galian yang merata. Hampir di setiap
3
Sumatera Utara di daerah Tapanuli selatan. Minyak bumi dan gas alam yang
merupakan bahan galian golongan A terdapat di pesisit timur Pulau Sumatera.
Sedangkan bahan galian C seperti batu, kerikil dan pasir hampir terdapat di setiap
daerah di Indonesia karena terdapat di sekitar daerah aliran sungai.
Dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat drastis menyebabkan
kebutuhan akan pemukiman yang merupakan kebutuhan papan meningkat pesat.
Pada umunmya bahan galian C sering dianggap sebelah mata karena tidak
memiliki nilai yang setinggi bahan galian A dan B. Sekarang mulai
diperhitungkan karena memiliki permintaan dan kebutuhan yang meningkat.
Karena bahan galian C ini biasanya digunakan sebagai bahan dasar pembangunan
infrastruktur, baik bangunan pribadi, swasta maupun pemerintah. Oleh karena itu
mulai banyak orang yang melakukan penambangan bahan galian C.
Penambangan dan lingkungan, merupakan dua sisi dari satu keping mata uang
yang saling terkait. Munculnya aspek lingkungan merupakan salah satu faktor
yang ikut diperhitungkan dalam menentukan kegiatan usaha penambangan.
Menurut Salim (2007) setiap kegiatan pembangunan di bidang pertambangan pasti
menimbulkan dampak positif maupun dampak negatif. Kegiatan penambangan
bahan galian C mulai dari eksplorasi sampai eksploitasi dan pemanfaatannya
mempunyai dampak terhadap lingkungan baik dampak positif maupun dampak
negatif. Dampak positif yang ditimbulkan dari penambangan bahan galian C yaitu
(1) terserapnya tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran, (2) menambah
pendapatan masyarakat, (3) menambah pendapatan asli daerah (PAD) melalui
pajak, iuran-iuran dan retribusi penambangan, dan (4) memperlancar akses
4
penambangan bahan galian C tersebut. Pada umumnya pengusaha penambangan
bahan galian C menggunakan alat-alat berat untuk mengeruk bahan galian
tersebut sehingga meninggalkan lubang-lubang besar dan apabila tidak
direklamasi akan menyebabkan lingkungan sekitarnya menjadi rusak. Selain
menggunakan alat-alat berat, truk-truk besar digunakan untuk pendistribusiannya.
Sehingga menebang vegetasi penutup akibatnya akan meningkatkan erosi di
daerah tersebut. Rona awal lahan yang sebelumnya kebun tanaman budidaya
masyarakat sekitar di pinggiran sungai akibat penambangan terjadi pelebaran alur
sungai apabila sungai meluap akan merendam tanaman budidaya tersebut. akibat
dari pelebaran alur sungai yang akibatkan erosi lateral menyebabkan
pendangkalan sungai dan mengurangi debit air sungai. pada musim kemarau
daerah tersebut akan kesulitan mencari air disungai dan muka air sungai akan
menurun sejalan dengan menyusutnya debit air sungai.
Selain masalah fisik daratan terdapat juga masalah lain seperti pencemaran air.
Pencemaran air yang terjadi terutama disebabkan oleh tetesan minyak dari alat
yang digunakan dan disebabkan oleh proses pengerukan material di dalam air
sehingga air bercampur minyak sedangkan sungai-sungai tersebut sebagian besar
masih digunakan masyarakat sebagai sarana MC (mandi dan cuci) dan masih ada
juga yang menggunakannya sebagai sumber air bersih. Habitat yang ada di dalam
air terutama ikan-ikan dan berbagai hidup lainnya juga akan terganggu.
Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktivitas mesin yang digunakan akan sangat
5
Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara terdapat lokasi-lokasi
penambangan bahan galian C, khususnya batu, kerikil dan pasir. Pada beberapa
lokasi penambangan merupakan daerah aliran sungai. Akibat penambangan bahan
galin C ini, dapat mengakibatkan terjadinya pengikisan terhadap humus tanah,
yaitu lapisan teratas dari permukaan tanah yang dapat mengandung bahan organik
yang disebut unsur hara dan berwarna gelap karena akumulasi bahan organik.
Selain itu, terjadinya lubang-lubang yang besar akan mengakibatkan lahan itu
tidak dapat digunakan lagi dan pada saat menerima hujan lubang-lubang itu akan
digenangi air yang potensial menjadi sumber penyakit karena menjadi sarang
nyamuk. Pada sungai aktif lingkungan fisik akan mengalami perubahan,
permukaan sungai melebar, berpindahnya aliran sungai karena runtuhnya tepi
tebing sungai sehingga mengakibatkan terjadinya erosi. Sehingga perlu diadakan
reklamasi atau upaya mengatasi kerusakan lingkungan akibat penambangan
tersebut.
Kecamatan wampu Kabupaten Langkat terdapat penambangan pasir yang
merupakan bahan galian golongan C yang terletak di Desa Pertumbukan dan
sumber galian berasal dari alur Sungai Wampu. Jumlah penambangan yang
terdapat di desa pertumbukan terdapat 9 mesin penambang. Pada awalnya para
penambang menggunakan cara menyelam dan mengeruknya dengan kerukan dan
meletakkannya ke perahu. Tapi karena adanya intensifikasi dalam penambangan
akibat permintaan akan pasir yang melonjak maka tidak ada lagi yang
menggunakan cara seperti itu dan menggunakan mesin yang biasa disebut
dongfeng. Lebih dari itu karena adanya intensifikasi penambangan pasir dilakukan
6
sehingga dibutuhkan upaya-upaya untuk mengatasi dampak negatif dari
intensifikasi dari penambangan pasir tersebut sehingga penulis tertarik meneliti
tentang dampak penambangan bahan galian golongan C terhadap lingkungan di
Dessa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi masalah
dalam penelitian ini yaitu:
(1)Adanya perubahan metode atau cara dalam proses penambangan bahan
galian golongan C berupa pasir terhadap lingkungan di Desa Pertumbukan
Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat.(2)Adanya dampak positif dan negatif
dari penambangan bahan galian golongan C (pasirdan krikil) terhadap lingkungan
fisik dan social ekonomi di Desa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten
Langkat
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka pembatasan masalah dalam
penelitian ini adalah proses dan dampak dampak negatif dan positif dari
penambangan bahan galian golongan C terhadap lingkungan fisik dan social
7
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka yang menjadi perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses penambangan bahan galian golongan C di Desa
pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat?
2. Bagaimana dampak penambangan bahan galian golongan C terhadap
lingkungan fisik dan social ekonomi di Desa pertumbukan Kecamatan
Wampu Kabupaten Langkat?
E. Tujuan Penelitian
Di lihat dari rumusan masalah dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui:
1. Proses penambangan bahan galian golongan C di Desa Pertumbukan
Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat.
2. Dampak penambangan bahan galian golongan C terhadap lingkungan fisik
dan social ekonomi di Desa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten
8
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi masyarakat, untuk memberikan informasi mengenai dampak
penambangan bahan galian golongan C ( pasir dan krikil) di Desa
Pertumbukan.
2. Bagi penambang, untuk memberikan informasi agar dapat mengurangi
dampak penambangan bahan galian golongan C ( pasir dan krikil) di Desa
Pertumbukan.
3. Bagi Pemerintah Daerah, sebagai bahan masukan untuk mengurangi
dampak penambangan bahan galian golongan C ( pasir dan krikil) di Desa
Pertumbukan.
4. Sebagai bahan referensi untuk peneliti lain yang akan meneliti dengan
objek yang sama dengan lokasi yang berbeda.
5. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam menulis
68 BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang berjudul Dampak
Penambangan Bahan Galian Golongan C Terhadap Lingkungan di Desa
Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat adalah sebagai berikut :
1. Proses Penambagan Bahan Galian golongan C di Desa Pertumbukan yang dulu
mengunakan cara tradisional sekrang menggunakan alat yang mendren seperti
mesin dongfeng/ diesel
2. Dampak penambangan bahan galian golongan C terhadap lingkungan fisik di
Desa Pertumbukan bernilai negatif yaitu : a) Erosi tebing sungai yang berpotensi
longsor menyebabkan pinggiran sungai Wampu semakin lebar dan dalam b)
Berkurangnya debit air sungai Wampu dari debit maksimum adalah 97 M3/detik
dan minimum 0,85 M3/detik menjadi menjadi 90 M3/detik dan minimum 0,55
M3/detik c) Berkurangnya tingkat sedimentasi sungai Wampu sebelumnya dengan
berkisaran 0,50 – 14,00 Ton/Ha menjadi 0,30-12,00 Ton/Ha/Hari d) Kerusakan jalan
akibat dilalui oleh truk pengangkut pasir dan krikil dan meningkatnya debu di
musim kemarau.
3. Dampak penambangan bahan galian golongan C terhadap lingkungan ekonomi
69
penambangan yang meningkat 50 - 100% 2) Terbukanya lapangan kerja baru
dengan munculnya warung penjual makan di sekitar lokasi penambangan
berjumlah 18 unit.
B. Saran
Berdasarkan permasalahan dan pembahasan di atas mengenai dampak
aktivitas penambangan pasir dan krikil di Desa Pertumbukan Kecamatan Wampu
Kabupaten Langkat maka saran yang diajukan dalam rangka pengendalian
kerusakan lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah Kecamatan wampu, mengingat pentingnya lingkungan
khususnya sungai bagi kehidupan umat manusia, diharapkan pemerintah daerah
lebih bijaksana dalam pemberian izin usaha penambangan serta memberikan
sanksi yang tegas pada kegiatan penambangan tanpa izin, sehingga tidak terjadi
eksploitasi secara berlebihan yang akan menimbulkan kerusakan lingkungan dan
diperoleh pemanfaatan yang paling menguntungkan dari sumberdaya yang
terbatas.
2. Bagi para penambang, eksploitasi sumberdaya alam yang dilakukan secara
berlebihan atau kurang bijaksana akan menimbulkan kerusakan lingkungan.
Pemanfaatan sumberdaya alam harus dilakukan dengan memperhatikan dan
menerapkan azas-azas pelestarian lingkungan hidup sehingga sumberdaya yang
tersedia bisa dimanfaatkan dalam waktu yang lebih lama dan berkelanjutan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, dari beberapa dampak aktivitas penambangan bahan
galian C di Desa Pertumbukan yang dipaparkan di atas maka tidak menutup
kemungkinan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengingat banyaknya
70
seperti: dampak terhadap sosial masyarakat, kesehatan, kerusakan jalan,
penurunan kualitas dan kuantitas air, perubahan morfologi sungai, serta fenomena
aliran sungai yang sering berpindah-pindah, dari berbagai masalah tersebut dapat
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan cara dan metode yang
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Hasibuan. 2006. Dampak Penambangan Bahan Galian Golongan C Terhadap Lingkungan Sekitarnya Di Kabupaten Deli Serdang. (http://journal-equ-feb2006-4.pdf) diakses 29 April 2013 pukul 21.00
Natalia, Dina. 2012. Skripsi. Dampak Penambangan Emas Terhadap Lingkungan Di Desa Widodaren Kecamatan Sinunukan Kabupaten Mandailing Natal. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi, FIS.Unimed
Notohadiprawiro, T. 2006. Pengelolaan Lahan dan Lingkungan Pasca Penambangan.
(online). http:/iwww.soil.paperta.ugm.ac.id/pengelolaan/pdf. Diakses 17 Februari 2015
Novita, Kiki.201l. Studi Tentang Penambangan Bahan Galian C di Desa Kaloy
Kecamatan Tamiang Hulu Kabupaten Aceh Tamiang. Skripsi. Modan : Jurusan Pendidikan Geograf, FIS.Unimed
Siagian, Damelia. 2011. Skripsi. Dampak Pertambangan Galian Golongan C Terhadap Lingkungan Hidup di Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan (Studi Kasus Pertambangan Batu Cadas di Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan). Medan: Jurusan Pendidikan Geografi, FIS. Unimed
Soemarwoto, Otto. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan
2007. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Subagyo. P. Joko. 2002. Hukum Lingkungan Masalah dan Penanggulangannya. Rineka Cipta. Jakarta
Sulton, Ali. 2011. DAMPAK AKTTVITAS PERTAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C TERHADAP KONDISI KEHIDUPAhI il/TASYAIU{IA{T DESA (Analisis Sosial-Ekonomi dan Sosial-Ekologi Masyarakat Desa Cipinang