DI
SMP ISLAMIY AH CIPUT AT
Skripsi:
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Ill llllllllllllm&
Ull
I
Universitas Islam Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Oleh:
FINTA NURY ANI nャセiZ@ QPTPQQPPPゥWセ@
ヲャhエ^イィセNNN@ -·,., .. ,,,,"" ''""'''""-"""'"'"""-·'1 oari , , """"'"''"""""""'!'""""''"'".
セ[Lエ@ ヲセエAQQセᄋ@
•6f
セエ[VZサ@
[jエZセZZNg@
' '""'•«•«•<-<••>< ... .
JURUSAN PENDIDIKAN AGAl"1A ISLAM
FAKULTAS !LMU TARBIYAH DAN KEGURUA.N
UNIVERSIT AS ISLAl\l NEGERI
SY ARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA
LEMBARPERNYATAAN
Bismilldhirrahmdnirrahim
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Narna : Finta Nuryani
Ternpatrranggal Lahir: Tega!, 14 Januari 1986
NIM : 104011000174
Jurusan : Pendidikan Agarna Islam
Judul Skripsi : Efektivitas Perr.binaan Akhlaq Siswa Melalui Kegiatan
Birnbingan Mental di SMP lslarniyah Ciputat
Dengan ini saya mengatakan bahwa:
I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya sendiri yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (SI) di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Jika di kemudian hari tebukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, I 0 November 2008
DI SMP ISLAMIY AH CIPUT AT
Skripsi:
Diajukan Kepada Fakultas I!mu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh .
Gel?r Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.l)
Oleh:
Finta Nurvani NIM: 104011000174
dイNz。ゥュセ@
NIP: 150 247 331 セ@JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS IlMU
taNセiy@AH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SY ARIF HIDA YATIJILAH
JAKARTA
ABSTRAK
Finta Nuryani. NIM: 104011000174, Efcktivitas Pcmbinaan Akhlaq Siswa Mclalui Kegiatan Bimbingan Mental di SMP Islamiyah Ciputat. Skripsi, .Jurusan Pcndidikan Agama Islam, Fakultas llnrn Tarbiyah dan Keguruan, Univcrsitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, Oktober 2008.
Kegiatan Bimbingan Mental merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di SMP Islamiyah Ciputat sebagai tambahan jam pelajaran agama di kelas yang berisi pemberian ajaran-ajaran Islam untuk menanamkan nilai-nilai akhlaq kepada para siswa. Kegiatan Bimbingan Mental ini salah satu cara yang dilakukan oleh pihak sekolah sebagai pembinaan akhlaq untuk menjawab permasalahan-pe1masalahan yang terjadi pada siswa. Karena melalui kegiatan tersebut, sekolah sangat berharap bahwa kegiatan tersebut akan membantu bidang study Pendidikan Agama Islam dalam rangka membentuk para siswa berkepribadian muslim dan berakhlaq mulia. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur efektivitas pelaksanaan pembinaan akhlaq melalui kegiatan Bimbingan Mental yang ada di sekolah tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskrifiif-kuantitatif yaitu kombinasi pengamatan lapangan dengan kuantifikasi data. Peneliti menggambarkan mengenai status suatu gejala yang ada di lapangan kemudian data penelitian yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kemudian dilakukan interpretasi dan penjabaran data dari informasi lapangan yang didapatkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Dan teknik analisis datanya antara lain melalui tahap pengeditan, tabulasi, diberi skor, dianalisis, kemudian data yang telah diperoleh diinterpretasi.
Alb_amdulilldhirabbil 'dlamfn segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayat dan inayah-Nya dan tidak lupa shalawat serta salam
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini bukanlah suatu pekerjaan
yang mudah karena untuk menyelesaikannya memerlukan persiapan yang matang
baik fisik, materi maupun mental spiritual. Namun dengan niat, do'a dan
semangat yang tinggi serta bantuan dari berbagai pihak, yang kesemuanya juga
merupakan pertolongan Allah SWT, maka penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
beserta seluruh stafnya.
3. Bapak Dr. Zaimuddin, M. Ag selaki1 dosen pembimbing skripsi yang tclah
membimbing, memberikan arahan dan meluangkan キ。ォエオョケ。セエオォ@ penulis.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan khususnya Dosen
Pendidikan Agama !slam yang telah memberikan bekal ilmu J>engetahuan.
5. Bapak Mudalih, S. Ag., sebagai Kepala Sekolah SMP Islamiyah Ciputat yang
telah membantu, memfasilitasi dan memberikan izin kepada penulis serta
dewan guru yang telah membantu dalam mengadakan pene!itian serta seluruh
siswa dan siswi kelas VII! dan IX yang telah bersedia meluangkan waktunya
menjadi responden sehingga penulis dengan mudah mendapatkan data.
6. Perpustakaan Utama dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
7. Rental Alicia dan Arina yang telah melayani dan membantu penulis dalam
penulisan skripsi ini.
8. Segenap keluarga tercinta Abah (H. Masani), Mamah (Hj. Farikha) dan
kakak-kakak tersayang Mba Hikmah, Mas Hakim, Mas Khusnul, Mba Via, Mas
Syahrul, Mba Lia yang selalu memberikan kasih sayang yang tak terhingga
baik moril maupun materil, motivasi serta do'a yang selalu dipanjatkan setiap
saat bagi kelancaran dan kesuksesan studi penulis, serta
keponakan-keponakanku Y afie, Fiqhan, Mayza, Selvi dan Aida dengan kelucuannya yang
selalu memberi semangat kepada penulis.
9. Sahabat-sahabatku PAI kelas E angkatan 2004; Nur, Zahra, Feni, Hanifah,
Uswah, Marina, Aida, CK, Ana, Lina, Ika dan lainnya dan saudara-saudaraku
di !MT (Ikatan Mahasiswa Tega!) Ciputat; Indah, Desi, D'ning, Melly, Ziyar,
Metha, beserta lainnya, dan tidak lupa juga sahabat-sahabatku di kost; Fera,
Maya, Ayu, lcha, Lucky, Anis, Desi, Tini, Nayla, Syifa, Nabil, Mulan dan
lainnya yang selalu membantu, memberikan saran, dan semangat kepada
penulis selama perjalanan menuntut ilmu di kampus tercin!a.
10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun tidak
mengurangi sedikit pun rasa terima kasih dan hormat penulis.
Penulis ucapkan terima kasih atas segala bantuan dan dukungan semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Tidak banyak yang bisa penulis
lakukan untuk membalas segala kebaikan mereka semua kecuali rngkapan do'a,
semoga mereka semua mendapatkan limpahan rahmat dan 「・iセセ@ dari Allah
SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi semua yang berkepentingan. Amfn Ya Rabbal 'dlamin ...
Ciputat, November 2008 M Dzulqa'dah 1429 H
Penulis
LEMBAR PERNY ATAAN ... .
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .. . II
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... . 111
ABSTRAK ... . IV KA TA PEN GANT AR ... . v
DAFT AR ISi ... . Vlll DAFT AR T ABEL ... ... ... ... x
DAFT AR LAMPIRAN ... XIV TRANSLITERASI ARAB-LA TIN ... xv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... : ... . B. ldentifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... .... ... ... ... .... .. S D. Perumusan Masalah ... S E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6
BAB II. :(AJIAN TEORI A. Efektivitas Pembinaan Akhlaq Siswa Melalui Kegiatan Bimbingan Mental... 7
' I. Pembinaan Akhlaq ... '.·... .. 1
a) Pengertian Pembinaan Akhlaq ... 7
b) Tujuan Pembinaan Akhlaq . . . . .. . . .. . . .. . .. . . .. 9
c) Sendi-sendi Akhlaq ... 12
d) Urgensi Pembinaan Akhlaq ... .... ... ... 17
BAB 111. METODOLOGI PENELITIAN
J\ . .lenis Penelitian ... .
B. Populasi. Sampcl dan Teknik Pengambilan Sampd
C. Tcmpat dan Waktu Penelitian ... .
D. Teknik Pengumpulan Data ... .
E. Teknik Analisa Data ... .
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP lslamiyah Ciputat
1. Sejarah Singkat ... .
2. Identitas sekolah ... .
3. Yisi dan Misi SMP lslamiyah Ciputat ... .
24
24
25
27
29
29
30
30
4. Keadaan Guru ... ... .... ... .... . 30
5. Keadaan Kary a wan . ... .... ... . .. . . .. . .. . .. . . . .. . . 3 1 6. Keadaan Siswa ... .. .. ... . 31
7. Sarana dan Prasarana ... . . ... .. . ... 31
8. Prestasi Yang Pernah Diraih ... ... 32
9. Kegiatan Ekstrakurikuler ... . 32
10. Struktur Organisasi SMP Islamiyah Ciputat ... 32
B. Oeskripsi Data ... .. ... ... ... 34
C. Analisis Data ... .. . .. .... ... .. . ... ... .... ... . ... 78
D. Interpretasi Data ... , ... ;... 82
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan 85 B. Saran-Saran ... ... ... ... ... 85
DAFT AR PUST AKA... 87
Tabel l. Kisi-Kisi lnstrumen Angket Mengenai Akhlaq Siswa ... .
Tabel 2. Siswa memahami contoh dari perbuatan terpuji ... .
Tabel 3. Siswa mengetahui perbuatan yang tidak pantas dilakukan ..
Tabel 4. Siswa mengetahui tokoh yang harus dijadikan idola dan tcladan
dalam hidupnya ... .
Tabel 5. Siswa memahami pengertian dari kemarahan yang tidak dapat
25
35
36
36
dikenda!ikan dan berusaha untuk membalasnya ... 37
Tabel 6. Siswa memahami sifat orang munafikjika berada di hadapan orang-orang muslim ... 37
Tabel 7. Sis\va n1en1ahan1i cara adab terhadap orang tua ... 38
Tabel 8. Siswa hafal do'a orang tua ... 38
Tabel 9. Siswa memahami pengertian adab bergaul dengan guru ... 39
Tabel I 0. Harapan siswa ketika membantu teman yang membutuhkan pertolongan ... 39
Tabel 11. Siswa memahami manfaat dari menjaga kebersihan kclas ... 40
Tabel 12. Sikap siswa ketika ada yang menghinanya ... 40
Tabel 13. Perasaan siswa melihat peristiwa tawuran yang dilakukan oleh para s1swa ... ... 41
Tabel 14. Sikap siswa terhadap teman yang melakukan kesalahan kepadanya ... 41
Tabel 15. Perasaan siswa melihat teman yang selalu min ta maaf alas kesalahan yang dilakukannya ... 42
Tabcl 16. Perasaan siswa mclihat teman-temannya yang suka membantu orang tuanya di rumah ... 42
Tabel 17. Perasaan siswa dalam melaksanakan perintah orang tua ... 43
[image:9.595.37.426.132.702.2]Tabel 4 I. Yang siswa lakukan kctika ada seekor kucing > ang kclaparan 56 Tabel 42. Sis\\ a memahami contoh dari perbuatan terpuji
Tabel 43. Siswa mengetahui perbuatan yang tidak pantas dilakukan ... .
Tabcl 44. Siswa 111e?1getahui tokoh yang hams dijadikan idola clan teladan
dalam hidupnya ... .
Tabel 45. Siswa memahami pcngertian dari kemarahan yang 1idak
dapal dikendalikan dan berusaha untuk membalasnya
Tabel 46. Siswa memahami sifat orang munafik jika berada di hadapan
57
57
58
58
orang-orang muslim ... 59
Tabel 47. Siswa memahami cara adab terhadap orang tua ... 59
Tabel 48. Siswa hafal do'a untuk orang tua ... 60
Tabel 49. Siswa memahami pengertian adab bergaul dengan guru ... 60
Tabel 50. Harapan siswa ketika membantu teman yang membutuhkan pertolongan ... 61
Tabel 51. Siswa memahami manfaat dari menjaga kebersihan kelas ... 61
Tabel 52. Sikap siswa ketika ada yang menghinanya ... 62
Tabcl 53. Perasaan siswa melihat peristiwa tawuran yang dilakukan oleh para s1swa ... 62
Tabel 54. Sikap siswa terhadap teman yang melakukan kesalahan kepadanya .. . .. .... . .. . .. . . . .. .... .... ... ... .. . ... . .. . .. . . .. . . .. .. ... ... . ... ... . . .. 63
Tabel 55. Perasaan siswa melihat teman yang selalu minta maaf alas kesalahan yang dilakukannya ... ;;... 64
Tabel 56. Perasaan siswa melihat teman-temannya yang suka mcmbantu orang tuanya di rumah ... 64
Tabel 57. Perasaan siswa da!am melaksanakan perintah orang tua ... 65
Tabel 58. Perasaan siswa melihat teman-temannya yang berbicara dengan lemah lembut kepada guru ... 65
Tabel 59. Situasi yang siswa pilih ketika akan membantu tcman ... 66
Tabel 60. Sikap siswa terhadap teman yang berbuat salah kcpadanya ... 66
[image:10.595.36.425.215.626.2]Tabel 64. Yang siswa lakukan ketika ada temannya yang 111elakukan
kcsalahan kepadanya ... . 69
Tabcl 65. Yang siswa lakukan ketika sedang di111arahi okh orang Iua 70
Tabel 66. Yang siswa lakukan ketika menghilangkan pcnsil 111ilik
ternannya ... ... ... 70
Tabel 67. Yang siswa lakukan apabila disuruh oleh orang Iuanrn 71
Tabel 68. Yang siswa lakukan kepada orang tuajika akan bcrangkal
sekolah ... 71
Tabel 69. Yang siswa lakukan ketika guru memberikan tugas ... 72
Tabel 70. Yang siswa lakukan terhadap guru dalam kehidupan schari-hari
di sekolah/di kelas ... .. 72
Tabel 71. Yang siswa lakukan ketika bertemu guru di jalan 73
Tabel 72. Yang siswa lakukan ketika berrnain dengan teman-tcrnannya dan
ternyata mereka minum minun1an keras ... ... ... .. .. ... .. . .. .. ... . 73
Tabel 73. Yang siswa lakukan apabila berjanji untuk bertemu dcngan
te111an ... 74
Tabel 74. Yung siswa lakukan ketika di sekolah tiba-tiba ada tcman yang
sakit ... 74
Tabel 75. Yang siswa lakukan ketika ada ternan yang mengajak untuk
tawuran ... ;:... 75
Tabel 76. Yang siswa lakukan setelah ditolong oleh temannya ... 75
Tabel 77. Yang biasanya siswa lakukan ketika sedang berkurnpul dengan
teman-teman ... 76
Tabel 78. Yang siswa lakukanjika melihat ternannya terlibat perkclahian ... 76
Tabel 79. Yang siswa lakukan ketika rnelihat sampah berserakan di kelas ... 77
Tabel 80. Yang siswa lakukan ketika melihat temannya rnernbuang
[image:11.595.38.428.118.698.2]PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
1.
Konsonan
HL1ruf Arab HLlrufLatin HL1ruf Arab
MセセセセQヲ@
l。エセQ@
I
i Tidak .b l
dilarnbangkan
...:..:
s
I
.1 t'
c
h
t
'c
kht
g
:,
z
0 h,_} sy
er" セ@
er" d
2. Vokil Tunggal
Tanda HL1rufLatin Tandadan
HL1rufLatin
- a HL1ruf
.
-1
'
- LI
<.,?"
セ@
.
-.J- LI
Contoh:
seperti alif.
Contoh:
) o.- ;
:.::...bl
=
akaltub. Bila /wmzoh di tengah dan di akhir ditransliterasikan dengan apostrof.
Contoh:
,, )) 2
0:,.ts'Ll' = ta'ku!Cma
8. Huruf Ka pita I
Huruf kapital dimulai pada awal nama diri, nama tempat, bukan pada kata
sandangnya.
Contoh:
} " • J ...
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Bclakang Masalah
Generasi muda adalah calon penerus bangsa. Mereka merupakan masa depan
bangsa yang harus mendapat perhatian, pengarahan dan pembinaan yang baik
serta sungguh-sungguh. karena mereka adalah penerus yang akan memimpin dan
membawa bangsa di masa yang akan datang. Jika melihat ajaran agama Islam,
maka yang terpenting adalah akhlaq (moral) sehingga ajarannya yang terpokok
adalah untuk memberikan bimbingan moral. Sabda Nabi Muhammad SAW:
, l '
, , 'U ' . '
セMセ@
( ..L?-1
o\).J) (( jセ@';II
bersabda: ((Bahwasanya saya diutus untuk menyempurnukun ukhlaq yang mulia)). (HR. Ahmad;'
Penyair besar Syauqi pernah menulis:
,, j.,, ,, ,, 0 ,,
1:;,,)
セIXMQ@
セIセ@
Pセ@
"Sua/u bangsa itu tetap hidup selama akhlaqnya /e/ap baik; Bila akh!aq mereka
sudah rnsak, maka sirnalah bangsa itu ". 2
Dari syair di atas dapat di lihat bahwa akhlaq dalam ajaran Islam rnerupakan
suatu ha! yang menernpati posisi yang penting sekaii di sarnping akidah dan
syari'ah, sehingga dengan akhlaq akan terbina mental dan jiwa rnanusia untuk
rnerniliki hakekat kernanusiaan yang tinggi. Dengan demikian rnanusia tersebut
bisa menjaga suatu bangsanya dari kesirnaan dan kehancuran.
Akhlaq seseorang merupakan manifestasi dari iman yang ada di dalam hati dan
sebagai sifat bagi seseorang yang ingin menjadi muslim sejati. Iman yang
tertanarn dalarn jiwa, rnengendalikan perbuatan seseorang dalam kehidupan
sehari-hari. Seseorang yang kuat irnannya, jiwanya tenang, tidak goncang dalam
menghadapi segala sesuatu, tidak mau melakukan perbuatan yang tidak pantas,
selalu semangat ibadah dan pengabdian yang terus menerus dalarn memikul rasa
tanggung jawab dan menanggulangi kesulitan atau bahaya yang dihadapinya.
Dcrnikian scbaliknya jika seseorang yang lernah 1mannya, maka akan
rnewujudkan akhlaq yang buruk,
1
Al-Imam Ahmad bin Hanbal, Al-Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, (Beirut: Dar Al-Fikr,
1991), Cet. I, Juz Ill, h. 323.
3
Kasus yang sedang banyak di bicarnkan akhir-akhir ini yaitu pcrbuatan yang
tidak diinginkan yang dilakukan oleh para rernaja. Salah satu kasusnya yaitu
tindak kekerasan Geng Nero alias Neko-neko Dikeroyok yang dilakukan oleh
siswi kelas X SMA di Pali Jawa Tengah terhadap siswi SMA di .luwana yang
terungkap melalui telepon seluler yang beredar hampir di seluruh Pati pada bulan
.luni 2008. Dalam rekaman tcrlihat anggota Geng Nero meminta korban
menghormati gengnya. Selain itu, mereka juga menampar wajah dan memukul
perut korban. Motif kekerasan sementara ini adalah masalah pribadi yang dibawa
ke solidaritas kelompok. Salah satu anggota Geng mengaku dihina teman
sekolahnya, kemudian dia menceritakan persoalan tersebut kepada teman-teman
gengnya clan akhirnya sepakat menyelesaikannya ala Geng.3
Kasus di atas menggambarkan bahwa munculnya Geng Nero atau
kelompok-kelompok lain yang scrupa merupakan pencarian identitas diri yang dilakukan
para remaja di lingkungannya. Sehubungan dengan ha! itu, para pendidik baik
orang tua di rumah, para guru di sekolah rnaupun para pendidik yang ada di
masyarakat atau pemerintah hendaknya melakukan pembinaan yang berdasar
sentuhan afektif, sosial clan khususnya agama. Seperti yang diungkapkan oleh
Zakiah Daradjat dalam bukunya bahwa dalam pembinaan moral, agama
mempunyai peranan yang penting, karena nilai-nilai moral yang datang dari
agama, tetap tidak berubah-ubah oleh waktu dan tempat.4
Dengan melihat kasus yang terjadi di daerah Pati tersebut, ha! itu menunjukkan
bahwa kasus-kasus yang , serupa bisa terjadi di sekolah-sekolah lain dan,
pembinaan akhlaq sangat perlu diadakan. Sehubungan dengan ha! tersebut,
muncul bcbcrapa pcrtanyaan. Apakah para siswa di SMP lsiamiyah Ciputat sudah
tertanam nilai-nilai akhlaq sehingga mereka berakhlaq mulia?, apakah di antara
siswa di sekolah tersebut ada yang suka membolos?, apakah di antara siswa di
sekolah tersebut ada yang suka merokok baik di kelas (sekolah) maupun di luar
sckolah?, apakah di sekolah 1.ersebut ada siswa yang sudah kecanduan dengan
narkoba?, apakah di antara para siswa di sekolah terse but ada yang suka meminta
3
uang kepada tcn1annya sccara paksa?, apakah di antara para sis\\a di sekolah
tersebut ada yang suka berkata tidak sopan atau kotor?, apakah di antara para
siswa di sekolah tcrsebut ada yang suka melanggar tata tertib sckolah, seperti
tcrlambat masuk, pakaian tidak seragam, atau pelanggaran yang lain?. Untuk
mencegah te1jadinya masalah yang tidak diinginkan, di SMP lslamiyah Ciputat
mengadakan kegiatan ekstrakurikuler Bimbingan Mental scbagai salah satu media
pembinaan akhlaq para siswa.
Kegiatan Bimbingan Mental merupakan salah satu kcgiatan ckstrakurikuler
yang diadakan di SMP Islamiyah Ciputat sebagai tambahan jam pelajaran agama
di kdas yang bcrisi pcmbcrian ajaran-ajaran Islam untuk mcmm<!mkan nilai-nilai
akhlaq kepada para siswa. Kegiatan Bimbingan Mental ini salah satu cara yang
dilakukan oleh pihak sekolah sebagai pembinaan akhlaq untuk menjawab
permasalahan-permasalahan yang terjadi. Karena melalui kegiatan tersebut,
sekolah sangat berharap bahwa kegiatan tersebut akan membantu bidang study
Pendidikan Agama Islam dalam rangka membentuk para siswa bcrkepribadian
muslim dan berakhlaq mulia.
Dcngan melihat permasalahan yang diuraikan di atas, maka pcnulis tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul skripsi "Efcktivitas Pembinaan
Akhlaq Siswa Mclalui Kcgiatan llimbingan Mental di SMI' lslamiyah
Ciputat''.
B. ldentifikasi Masalah
Dcngan mclihat latar belakang masalah di alas, muncul bcbcrapa ha! yang
menjadi masalah dalam penelitian ini, cliantaranya adalah:
I. Bagaimana pengaruh keluarga terhadap akhlaq para siswa di sekolah tersebut?
2. Bagaimana pengaruh lingkungan masyarakat terhadap akhlaq para siswa di
sckolah tcrscbut?
3. Bagaimana pengaruh media elektronik terhadap akhlaq siswa tersebut?
4. Bagaimana peran bimbingan mental dalam pembinaan akhlaq pada siswa di
s
S. llagaimana cfcktivitas pembinaan akhlaq siswa melalui kegial<ln 13imbingan
Mental?
6. 13agaimana model organisasi kegiatan 13imbingan Mental yang ada di sekolah
tersebut?
7. Bagaimana metode pembinaan akhlaq yang diterapkan dalam kegiatan
Bimbingan Mental?
8. Bagaimana penyediaan tenaga pendidik dalam kegiatan Bimbingan Mental di
sckolah tersebut?
9. Bagaimana motivasi siswa terhadap kegiatan Bimbingan Mental?
C.
Pembatasan Masalah
Dcngan memperhatikan masalah-masalah di atas, maka penulis akan
membatasi masalah ini agar penelitiannya lebih terfokus. Penulis membatasi
masalah ini dalam cfektivitas pembinaan akhlaq siswa melalui kegiatan·
Bimbingan Mental di SMP Jslamiyah Ciputat.
Akhlaq yang dimaksud meliputi akhlaq terhadap diri sendiri, akhlaq terhadap
sesama manusia (orang tua, guru clan teman) clan akhlaq terhadap lingkungan.
Bimbingan Mental yang dimaksud ada!ah salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang
ada di SMP lslamiyah Ciputat sebagai sarana pembinaan akhlaq dan sarana
praktek ibadah para siswa.
D. Perumusan Masalah
Setclah mcmfokuskan masalah yang akan diteliti, sclanjutnya agar
penelitiannya terarah maka penulis merumuskan masalahnya yaitu bagaimana
efektivitas pelaksanaan pembinaan akhlaq siswa mclalui kegiatan Bimbingan
E. Tujuan Dan Kcgunaan Pcnelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:
I. Untuk mengukur efektivitas pelaksanaan pembinaan akhlaq melalui
kegiatan Bimbingan Mental yang ada di sekolah tersebut.
2. Untuk mengetahui minat siswa terhadap kegiatan Bimbingan Mental di
sekolah tersebut.
3. Untuk mengetahui kendala apa saJa yang dihadapi para tenaga
kcpcndidikan yang ada di sekolah dalam pelaksanaan pembinaan akhlaq
melalui kegiatan Bimbingan Mental.
Kegunaan dari penelitian ini:
Hasil penelitian diharapkan akan berguna untuk menambah khazanah keilmuan
sesuai dengan judul penelitian ini dan memberikan kemarnpuan untuk
memberikan makna terhadap setiap fenomena yang te1jadi sesuai dengan kode
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Efektivitas Pembinaan Akhlaq Siswa Melalui Kegiatan
Bimbingan Mental
1. Pembinaan Akhlaq
a) Pengertian Pcmbinaan Akhlaq
Pembinaan berasal dari kata "bina" yang artinya mengusahakan supaya lebih
baik (maju, sempurna, dan lain sebagainya).1 Dalam Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia, "pembinaan adalah usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lcbih baik".2 Jadi, yang
dimaksud pembinaan adalah upaya yang dilakukan dengan bimbingan, arahan
secara sadar, berencana, terarah dan bcrtanggung jawab untuk memperoleh hasil
yanglebih baik.
Secara kebahasaan, kata akhlaq merupakan isim jamid atau isim ghairi mustaq,
yaitu isim yang tidak mempunyai akar kata, melainkan kata tersebut memang
begitu adanya. Kata akhlaq adalah jamak dari kata khulqun atau khuluq yang
artinya sama dengan arti akhlaq yaitu perangai, ta bi' at, watak dasar kebiasaan,
1
Tim Penyusun Ka111us Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Ka111us Besar Bahasa
sopan dan santun agama. Baik kata akhlaq atau khuluq kedua-duanya clijumpai
pemakaiannya di dalam al-Qur'an maupun haclits.3 Seperti dalam ayat berikut:
,, ,,., } ::;., ,, 0
(\'IV :
セャセiI@
:})Ui
Jb.:.
'Yl
1.D.-0)
, , ,
"(Agama kami) ini tidllk loin hanyalah odlll kebillsllan orang yang dahu/u ". (Q.S.
Al-Syu'ara (26): 137).
Para ahli mengemukakan berbagai pendapat tentang pengertian clan makna
akhlak. Di antara pendapat tersebut yaitu:
1) Menurut Ibnu Maskawaih, "khuluq ialah keaclaan JIWa yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa memerlukan
kepacla pemikiran dan penelitian".4
2) Adapun Al-Ghazali memberi pengertian akhlaq sebagai berikut:
"Al-Khuluq Qamaknya Al-Akhlaq) ialah ibarat (sifat atau keadaan) dari
perilaku yang konstan (tetap) dan meresap dalam jiwa, dari padanya
tumbuh perbuatan-perbuatan dengan wajar dan mudah, tanpa memerlukan
pikiran dan pertirnbangan".5
3) Menurut Ahmad Amin, yang dimaksud "akhlaq ialah menangnya
keinginan dari beberapa keinginan manusia dengan langsung dan
berturut-turuf'.6
Melihat definisi yang diungkapkan oieh al-Ghazali, akhlaq mempunyai empat
syarat yaitu:
1) Perbuatan baik dan buruk
2) Kesanggupan melakukannya
3) Mengetahuinya
4) Sikap mental yang membuat jiwa cenderung kepada salah satu dua sifat
tersebut, sehingga mudah me!akukan yang baik atau yang buruk.
3
Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf; ''Ni/ai Akhlakl Budi Pekerti da/am Jbadat & Tasawuf',
(Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005), Edisi Ke-2, h. 25.
4
Moh. Ardani, Al-Qur 'an dan Sz!fisme Mangkunegara JV (Studi Serat-SerctPiwulang),
(Yogyakarta, PT. Dana 13hakti Wakaf, 1995), h. 271.
5
Zainuddin, dkk., Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), Cet.
9
Akhlaq dalam konsep al-Ghazali tidak hanya terbatas pada apa yang dikenal
dcngan "teori menengah" dalam kcutamaan seperti yang disebut oleh Aristoteles,
dan pada sejumlah sifat keutarnaan yang bersifat pribadi, tapi juga menjangkau
sejumlah sifat keutamaan akali dan amali, perorangan dan masyarakat. Semua
sifat ini bekerja dalam suatu kcrangka umum yang mengarah kepada suatu sasaran
dan tujuan yang telah ditentukan.
Akhlaq menurut al-Ghazali rnempunyai tiga dimensi:
J) Dimensi diri, yakni orang dengan dirinya dan Tuhannya, seperti ibadah
dan shalat.
2) Dimensi sosial, yakni masyarakat, pemerintah dan pergaulannya dengan
sesarnanya.
3) Dimensi metafisis, yakni aqidah dan pegangan dasarnya.7
Dari definisi-definisi di alas, maka dapat disimpulkan bahwa akhlaq adalah
keinginan jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah tanpa
memerlukan pikiran dan pertimbangan terlebih dahulu.
Dengan demikian yang dimaksud dengan pembinaan akhlaq adalah upaya
penanaman nilai-nilai akhlaq dengan bimbingan, pengarahan secara efektif yang
dilakukan baik individu maupun kelompok kepada individu atau kelompok yang
menimbulkan perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pikiran dan
pertimbangan terlebih dahulu. Lebih jelasnya, pembinaan akhlaq adalah upaya
penanaman nilai-nilai akhlaq dengan bimbingan, pengarahan secara efektif yang
dilakukan baik individu maupun kelompok kepada individu atau kelompok agar
memiliki akhlaq yang baik atau lebih baik.
b) Tujuan Pembinaan Akhlaq
Pembinaan akhlaq merupakan tumpuan perhatian dalam Islam. Oleh karena
itu Islam memuji akhlaq yang baik, menyerukan kaum muslimin membinanya dan
mengembangkannya di hati mereka.
Allah SWT menyanjung Nabi Muhammad SAW, karena akhlaqnya yang baik
"Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerii vang
agung." (Q.S. Al-Qalam: 4)
Perhatian Islam dalam pembinaan akhlaq selanjutnya dapat dianalisa pada
rnuatan akhlaq yang terdapat pada seluruh aspck ajaran Islam. Ajaran Islam
tentang keimanan misalnya, sangat berkaitan erat dengan mcngerjakan
serangkaian amal shaleh dan perbuatan terpuji. Dalam al-Qur'an surat al-Baqarah
ayat 8 menjelaskan:
(A : o_A)I)
セセ@
セ@
G)
!°U1
f:;.i1)
セセ@
s1:
jセ[N@
;-1"81
セI@
"Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah SWT
dan hari kemudian, padahal mereka ilu sesungguhnya bukan orang-orang yang
beriman." (Q.S. Al-Baqarah: 8)
Ayat di atas menunjukkan dengan jelas bahwa iman yang dikehendaki Islam,
bukan hanya sampai pada ucapan dan keyakinan, melainkan sampai pada
perbuatan dan akhlaq yang mulia, seperti tidak ragu-ragu menerima ajaran yang
dibawa Rasul, mau memanfaatkan harta dan dirinya untuk berjuang di jalan Allah
SWT dan seterusnya. Ini menunjukkan bahwa keimanan harus membuahkan
akhlaq dan juga memperlihatkan bahwa agama Islam sangat mendambakan
terwujudnya akhlaq yang mulia.8
Dalam bukunya, Sudarsono menulis bahwa teori akhlaq lbnu Maskawaih lebih bercorak keagamaan. Pembinaan akhlaq menurutnya dititik beratkan kepada pembersihan pribadi dari sifat-sifat yang berlawanan dengan tuntunan agama, seperti takabur, pemarah dan penipu. Dengan pembinaan akhlaq ingin dicapai terwujudnya manusia yang ideal, bertakwa kepada Allah SWT, cerdas serta untuk menyempurnakan nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan ajaran Islam yang taat beribadah dan sanggup hidup bermasyaraka t yang bai k. 9
8
Abudin Nata. Akhlak Tasawuj (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), h. 159-160.
9 BQQセ^[GQイ\ZZNョョョ@
l l
Pada umumnya tujuan pe111binaan akhlaq ialah terbentuknya kepribadian
muslim yang utama, yaitu mengamalkan aJaran Islam sehingga dapat
berhubungan baik kepada Allah SWT, rnanusia dan lingkungannya. Pada akhirnya
akan mendatangkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak.
Senada dengan itu, para ahli bcrpendapal lentang tujuan pembinaan akhlaq,
sebagai berikut:
I) Sudarsono berpendapat bahwa "secara moralistik, pembinaan akhlaq
merupakan salah satu cara untuk membentuk mental manusia agar
memiliki pribadi yang bermoral, berbudi pekerti yang luhur dan
bersusila". 10
2) Athiyah Al-Abrasyi berpendapat bahwa "tujuan pembinaan akhlaq ialah
untuk membentuk orang-orang yang bermoral baik, keras kemauan, sopan
dalam berbicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku, bersifat
bijaksana, sempurna, sopan dan beradab, ikhlas, jujur dan suci".11
3) Omar Muhammad Al Toumy Al Syaibany mengatakan bahwa "tujuan
akhlaq adalah menciptakan kebahagiaan dua kampung (dunia dan akhirat)
kesempurnaan jiwa bagi individu, dan menciptakan kebahagiaan,
kemajuan, kekuatan dan keteguhan bagi masyarakat".12
Agar supaya tujuan pendidikan akhlaq dapat berhasil, maka perlu dilakukan
dengan cara:
I) Menumbuh-kembangkan dorongan dari dalam yang bersumber pada iman dan taqwa.
2) Meningkatkan pengetahuan tcntang akhlaq al-Qur'an lewat ilmu pengetahuan, pengalarnan dan latihan agar dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat.
3) Meningkatkan pendidikan kemauan yang menumbuhkan pada manusia kebebasan memilih yang baik dan melaksanakannya.
4) Latihan untuk melakukan yang baik serta mengajak orang lain untuk bersama-sama melakukan perbuatan baik tanpa paksaan.
5) Pembiasaan dan pc:ngulanga11 melaksanakan yang baik sehingga perbuatan baik itu menjadi keharusan moral dan perbuatan akhlaq terpuji, kebiasaan
'°
Sudarsono, Etika Islam ... , h. 151.11 M. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Terj. Busta•ni A., (Jakarta:
Bulan Bintang, 1987), Cet. 5, h. 109.
yang mendalam, tumbuh dan berkembang secara waiar dalam diri
. 13
manusia.
Jadi, tujuan pembinaan akhlaq adalah mcmbentuk manusia yang
「・イォセーイゥ「。、ゥ。ョ@ muslim dengan beriman teguh, berakhlak mulia, beramal shaleh
sehingga mcnjadi individu yang bermasyarakat dengan selalu berbakti kcpada
Allah SWT, sesama manusia dan lingkungannya.
c) Sendi-Scndi Akhlaq
Akhlaq dalam wujud pengamalannya dibedakan menjadi dua:
I) Akhlaq Terpuj i
2) Akhlaq Tercela14
I) Akhlaq Terpuji (al-Akhlaq al-Mahmudah)
Menurut al-Ghazali, berakhlaq mulia atau terpuji artinya menghilangkan
semua adat kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam agama Islam
serta menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan
adat kebiasaan yang baik, melakukannya dan mencintainya.15
Akhlaq yang terpuji berarti sifat-sifat atau tingkah laku yang sesuai dengan
norma-norma atau ajaran Islam. Menurut Zahruddin dan Hasanuddin Sinaga,
akhlaq yang terpuji dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
(a) Taat Lahir, berarti melakukan seluruh amal ibadah yang diwajibkan
Tuhan, termasuk berbuat baik kepada sesama manusia dan lingkungan,
dan dikerjakan oleh anggota lahir.16 Beberapa perbuatan yang
dikategorikan taat lahir antara lain:
(I) To bat, dilihat dari sikap dan tingkah laku seseorang, namun sifat
penyesalannya merupakan taat batin.
(2) Amar ma'ruf nahi munkar, perbuatan yang dilakukan kepada
manusia untuk menjalankan kebaikan dan meninggalkan
kemaksiatan dan kemungkaran.
13 Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah. (Jakarta: CV. Ruhama,
19951, Cet. 2, h. ! 1-12.
14 Ardani, Al-Qur'an dan Suftsme ... , h.
15 Asmaran As, Pengantar Studi Akhiok, , (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994), Cet. 2,
h. 204.
13
(3) Syukur, berterima kasih tcrhadap nikmat yang telah dianugerahkan
Allah SWT kepada rnanusia dan seluruh rnakhluk-Nya.
(b) Taat Batin, adalah segala sifat yang baik, yang terpuji yang dilakukan oleh
anggota batin (hati).17 13cbcrapa perbuatan yang dikategorikan taat lahir
antara lain:
(1) Tawakal, yaitu berscrah diri sepenuhnya kepada Allah SWT dalam
menghadapi, menanti atau menunggu basil pekerjaan.
(2) Sabar, dasarnya adalah keyakinan bahwa semua yang dihadapi
adalah ujian dan cobaan dari Allah SWT.
(3) Qana'ah, yaitu merasa cukup dan rela dengan pemberian yang
dianugerahkan oleh Allah SWT.
Akhlaq terpuji atau akhlaq al-karimah menurut Prof. Dr. Moh. Ardani, dilihat
dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia, akhlaq
yang mulia itu dapat dibagi kepada tiga bagian, yaitu akhlaq mulia kepada Allah,
akhlaq mulia terhadap diri sendiri, dan akhlaq mulia terhadap sesama manusia. :s
l) Akhlaq mulia terhadap Allah S WT
Quraish Shihab mengatakan bahwa titik tolak akhlaq terhadap Allah SWT
adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah SWT. Dia
memiliki sifat-sifat terpuji; demikian agung sifat itu, jangankan manusia, maiaikat
pun tidak akan mampu menjangkaunya.19
Menurut Abudin Nata. sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia perlu berakhlaq kepada Allah SWT. Pertama, karena Allah !ah yang telah menciptakan ュ。ョオセゥ。N@ Kedua, karena Allah-lab yang telah memberikan perlengkapan panca indera, berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari, disamping anggota badan yang kokoh dan sempurna kepada manusia. Ketiga, karena Allah-lab yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia.
Keempat, Allah-lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan menguasai daratan dan lautan.20
17
Zahruddin AR, dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak,h. 160.
"Ardani, Akh/ak Tasawuf ... h. 49.
l3anyak cara yang dapat dilakukan dalam berakhlaq kepada Allah SWT, amara
lain tidak menyekutukan-Nya, takwa kepada-Nya, mcncintai-Nya, ridla dan ikhlas
terhadap segala keputusan-Nya dan bertaubat, mensyukuri nikmat-Nya, se!alu
berdo'a kepada-Nya, beribadah, selalu meniru-niru sifat-Nya dan selalu berusaha
rnencari keridlaan-Nya.
2) Akhlaq mulia terhadap diri sendiri
l3erakhlaq baik pada diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati,
menyayangi, dan menjaga diri sendiri dcngan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa
dirinya itu sebagai ciptaan dan amanah Allah SWT yang harus dipertanggung
jawabkan dengan sebaik-baiknya. Dalam rangka inilah seorang muslim dalam
kehidupannya senantiasa berlaku hidup sopan santun dalam menjaga jiwanya agar
selalu bersih, dapat terhindar dari perbuatan dosa dan maksiat.
Untuk menjalankan perintah Allah SWT dan bimbingan Nabi Muhammad SAW maka setiap uma! Islam harus berakhlaq dan bersikap sebagai berikut: a) Hindarkan minuman beracun/keras
b) Hindarkan perbuatan yang tidak baik c) Memelihara kesucian j i wa
d) Pemaaf dan pemohon maaf e) Sikap sederhana danjujur.21
3) Akhlaq mulia terhadap sesama manusia
Manusia adalah sebagai makhluk sosiai yang kelanjutan eksistensinya secara
fungsional dan optinal banyak tergantung pada orang lain. Untuk itu, ia perlu
bekerja sama dan saling tolong menolong dengan orang lain.
Islam menganjurkan berakhlaq yang baik kepada saudara, karena ia berjasa
dalam ikut serta mendewasakan scseorang, dan merupakan orang yang paling
dekat dengannya, seperti orang tua, guru, teman, dan lain sebagainya. Caranya
dapat dilakukan dengan memuliakannya, menghormatinya, memberikan bantuan,
pertolongan, menghargainya dan sebagainya.
Selain ketiga akhlaq tersebut, seorang muslim sebaiknya dalam kehidupan
15
4) Akhlaq kepada Rasulullah SAW
Dalam hal mematuhi Rasul. Allah SWT rnenyuruh manusia agar meneladani
apa yang dicontohkan Rasulullah SAW. Rasul penuntun manusia seluruh dunia.
Sebagai Nabi penutup, beliau di tugasi mernbawa wahyu dan risalah yang berisi
pokok-pokok akidah, ibadah dan akhlaq yang bcrlaku scpanjang masa yang wajib
diteladani setiap muslim.
Seperti halnya akhlaq kepada Allah SWT harus beriman kepada-Nya, maka
akhlaq manusia kepada Nabi Muhammad SAW tentu saja pertama-tama ialah
beriman kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu percaya beliau adalah betul Nabi
dan Rasul (utusan) Allah SWT kepada seluruh umat manusia.
Di antara perilaku akhlaq yang harus dilakukan oleh setiap muslim terhadap
Rasulullah SAW antara lain:
(a) Ikhlas beriman kepada Nabi Muhammad SAW
(b) Mengucapkan shalawat dan salam
( c) Taat dan Cinta kepada Rasulullah SAW
(d) Percaya atas semua berita yang clisampaikan Rasulullah SAW
(e) Menghidupkan sunnah Rasulullah SAW
(t) Menghormati pewaris Nabi Muhammad SAW, dsb.22
5) Akhlaq terhadap lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang ada di
sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, mauriun bcnda-benda tidal<:
bemyawa.
Binatang, tumbuh-tumbuhan clan benda-bencla tidak bernyawa semuanya
cliciptakan oleh Allah SWT clan menjacli milik-Nya, serta scmuanya memiliki
ketergantungan kcpacla-Nya. Kcyakinan ini mengantarkan seorang muslim untuk
menyadari bahwa semuanya adalah "rnnat" Tuhan yang harus cliperlakukan secara
wajar clan baik.23
Di antara perilaku akhlaq yang harus dilakukan oleh setiap muslim terhadap
lingkungan antara lain tidak melakukan penganiayaan terhadap binatang,
mengambil buah setelah matang, memetik bunga setelah mekar, menebang
pepohonan yang sejalan dengan tujuan-tujuan penciptaan dan demi kemaslahatan
terbesar.
2) Akhlaq Tercela (al-Akhlaq al-Madzmumah)
Menurut Imam Ghazali, akhlaq tercela ini dikenal dengan sifat-sifat muhlikat,
yakni segala tingkah laku manusia yang dapat membawanya kepada kebinasaan
dan kehancuran diri, yang tentu saja bertentangan dengan fitrahnya untuk selalu
mengarah kepada kebaikan, Pada dasarnya sifat dan perbuatan yang tercela dapat
dibagi menjadi dua bagian, yaitu:2'
(a) Maksiat batin
Maksiat berasal dari bahasa Arab, ma 'siyah, artinya "pelanggaran oleh orang
yang berakal baligh (mukallaf), karena melakukan perbuatan yang dilarang, dan
meninggalkan pekerjaan yang diwajibkan oleh syari'at lslam.25 Maksiat batin
berasal dari dalam hati manusia, atau digerakkan oleh tabiat hati. Sedangkan hati
memiliki sifat yang tidak tetap, terbolak-balik, berubah-ubah, sesuai dengan
keadaan atau sesuatu yang mempengaruhinya. Beberapa contoh penyakit batin
(akhlaq tercela) antara lain:
( 1) Marah (ghadab ), dapat dikatakan seperti nyala api yang terpendam di
dalam hati, sebagai salah satu hasil godaan setan terhadap manusia.
(2) Dongkol (hiqd), perasan jengkel yang ada di dalam hati, atau buah dari
kemarahan yang tidak tersalurkan.
(3) Dengki (hasad), penyakit hati yang ditimbulkan kebencian, iri dan
ambisi
( 4) Sombong ( takabur ), perasaan yang terdapat di dalam ha ti seseorang,
17
(b) Maksiat Lahir
Maksiat lahir dibagi menjadi bebcrapa bagian, yaitu:
(1 ). Maksiat lisan, seperti bcrkata-kata yang tidak memberikan manfaat,
berlebih-lebihan dalam pcrcakapan, berbicara ha! yang batil, berdebat
dan berbantah yang hanya mencari menangnya sendiri tanpa
menghormati orang lain. bcrkata kotor, mencaci mal<i atau
mengucapkan kata laknat baik kepada manusia, binatang maupun
kepada benda-benda lainnya, menghina, menertawakan, atau
merendahkan orang lain, berkata dusta, dan lain sebagainya.
(2). Maksiat telinga, seperti rnendengarkan pembicaraan orang lain,
mendengarkan orang yang sedang mengumpat, mendengarkan
nyanyian-nyanyian atau bunyi-bunyian yang dapat melalaikan ibadah
kepada Allah SWT.
(3). Maksiat mata, seperti melihat aural wanita atau laki-laki yang bukan
muhrimnya, melihat orang lain dengan gaya menghina, melihat
kemungkaran tanpa berarnar rna'rufnahi mungkar.
(4). Maksiat tangan, seperti menggunakan tangan untuk mencuri,
merarnpok, mencopet, merarnpas, dan untuk mengurangi timbangan.
Menurut Prof. H. Muhammad DaLKl Ali, S. H., dalam garis besarnya, akhlaq
dibagi dua. Pertama, akhlaq terhadap Allah SWT atau Khalik (Pencipta), dan
Kedua, akhlaq. terhadap makhluk (scmua ciptaan Allah SWT). Akhlaq terhadap
Allah SWT dijelaskan dan dikembangkan olch ilmu tasawuf dan tarikat-tarikat,
sedang akhlaq terhadap makhluk dijelaskan oleh ilmu akhlaq ( dalam bahasa asing
disebut ethics).26
d) Urgensi Pembinaan Akhlaq
Pembinaan akhlaq merupakan turnpuan perhatian pertarna dalam Islam. Hal ini
dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhammad SAW yang utama
Pcrhatian Islam dalam pembinaan akhlaq dapat dianalisis pada muatan akhlaq
yang terdapal pada seluruh aspek ajaran Islam yaitu terintegrasi dengan
pclaksanaan rukun iman dan Islam. ivlisalnya pada ajaran Islam tentang keimanan
yaitu sangat berkaitan dengan menge1jakan serangkaian amal セ。ャゥィ@ dan perbuatan
yang tcrpuji. Iman yang tidak disertai dengan amal セ。ャゥィ@ dinilai scbagai iman yang
palsu, bahkan dianggap sebagai kemunafikan. Dalam Qur'an surat
Al-Khujurat ayat 8 menjelaskan:
セャケセ@
ャェセgLNI@
1):0';.
r-1
セ@ jZ[⦅NセI@
QBセ@
ャセャ@
:;11 0:;..:?-)1
LJ1
( \ 0
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ilu ialah mereka yang beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian itu mereka !idak ragu-ragu dan
senamiasa /mjuang dengan har/a dan dirinya di jct/an Allah. l!ulah orang-orang
yang benar (imannya)."
Pada kenyataan di lapangan, usaha-usaha pembinaan akhlaq melalui berbagai
lembaga pendidikan dan ュセャ。ャオゥ@ berbagai macam metode terns dikembangkan. lni
menunjukkan bahwa akhlaq memang perlu dibina, dan pembinaan ini ternyata
membawa hasil berupa terbentuknya pribadi-pribadi Muslim yang berakhlaq
mulia, taat kepada Alla!. SWT dan Rasul-Nya, hormat kepada lbu-Bapak, sayang
kepada sesama makhluk Tuhan dan seterusnya. Keadaan sebaliknya juga bisa
terjadi apabila anak-anak yang tidak dibina akhlaqnya maka akan membawa hasil
berupa anak-anak yang nakal, mengganggu masyarakat, melakukan berbagai
perbuatan tercela.
Menurut Muhammad Nur 'Abdul Hafizh Suwaid, arti sebuah pembinaan
akhlak adalah usaha untuk menjadikan perangai dan sikap yang baik sebagai
watak seorang anak. Untuk mewujudkan pembinaan akhlaq tidaklah mudah,
karena membutuhkan kerja keras serta kesabaran orang tua selaku pendidik.27
19
Menurut Al-Ghazali seperti yang dikutip oleh Fathiyah Hasan Sulaiman,
pembinaan akhlaq anak-anak mcmbutuhkan perhatian yang sangat besar. Di
antara pendapatnya yang terpenting mengenai ha! ini. ialah:
la mengumpulkan jiwa alau hati rnanusia dengan tubuh manusia. Tubuh manusia itu, jika ia sehat dan ticlak ada cacat di anlara anggotanya clan seirnbang maka tubuh itu berarli yang sakit atau ada yang kurang sifatnya tentu tubuh akan kehilangan kcscirnbangannya dan menjadi sakit. Demikian pula dengan halnya dengan jiwa clan hati. Keseimbangan dalam bucli pekerti dan perilaku aclalah pertanda bagi sehatnya jiwa dan hati. Sebaliknya, penyimpangan yang tak baik clalam perilaku adalah pertanda bagi sakitnya jiwa. Dengan ェセャ。ョ@ セQ・セァィゥャ。ョFイ。ョ@ penyakit dari tubuh manusia, akan
membuat manus1a menJad1
sehat.-Di clunia pendidikan, pembinaan akhlaq dititik beratkan kepada pembentukan
mental anak atau remaja agar tidak mengalami penyimpangan. Dengan demikian
akan mencegah te1jadinya "Juvenile Delinquency", sebab pembinaan akhlaq
berarti bahwa anak remaja dituntun agar belajar memiliki rasa tanggungjawab.29
Pembinaan, pendidikan dan penanaman nilai-nilai akhlaqulkarimah sangat
tepat bagi anak remaja agar di dalam perkembangan mentalnya tidak mengalami
hambatan dan penyimpangan ke arah ncgatif. Dalam ha! ini media yang clapat
digunakan yakni lewat contoh-contoh, latihan-latihan dan praktek-praktek nyata
yang dilakukan oleh kcdua orang tua di dalam kehidupan keluarga; oleh para guru
di lingkungan sekolah; juga juru-juru didik selain orang tua dan guru di dalam
kelas.
Terbentuknya akhlaq yang baik juga berkaitan dengan emosi dalan1 cliri
seseorang. Emosi yang tidak dibenahi, tidak ditata, atau tidak dikelola dengan
cara sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya bisa menyebabkan kehancuran clan
kebobrokan akhlaq. Pembenahan penataan, dan pengelolaan emosi biasa dikenal
dengan istilah keccrdasan emosional.
28
Fathiyah Hasan Sulaiman, Sis/em Pendidikon Menunll Al-Ghaza/i. Terj. Z.A. Nainggolan,
Scbagaimana yang diungkapkan olch Daniel Golerncn:
Semua emosi, pada dasarnya, aclalah dorongan untuk bertindak, rencana scketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanarnkan secara berangsur-angsur oleh evolusi. Akar kata emosi adalah movere, kata kerja Bahasa Latin yang berarti "menggerakkan. bcrgerak", ditarnbah awalan "e-" untuk rnernberi arti "bergerak menjauh", menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan ha! mutlak dalarn emosi.30
Kcccrdasan ernosional itu beroricntasi pada otak kiri dan kanan. Otak kiri
adalah otak intelektual dan otak kanan adalah otak ernosional. Otak kiri adalah
domain kognitif sedangkan otak kanan adalah domain afcktif. Dcngan demikian
seseorang agar bertindak positif maka harus berfungsi kedua-duanya antara otak
kiri dan kanan, antara kecerdasan intelektual clan kecerdasan emosionalnya.
Dengan memiliki kecerdaasan ernosional itulah diharapkan orang akan
memiliki keterarnpilan sosial, yakni keterampilan dalam berhubungan dengan
orang lain. Dengan kecerdasan emosional, seseorang bisa mengendalikan diri
"dalarn" situasi dan kondisi yang buruk dan negatif, dan ia bisa mencari situasi
clan kondisi yang sehat dan positif.31
Dengan mclihat pentingnya kecerdasan emosionaL seseorang pendidik dalam
membina anak didiknya supaya mereka menjadi manusia yang berakhlaq mulia
maka harus memperhatikan aspek afektif selain aspek kognitifnya. Anak-anak
tidak hanya cerdas secara intelektual akan tetapi cerdas emosional. Dengan cara
demikian, anak-anak didik akan memiliki keseimbangan peran dan fungsi antara
otak kiri dan otak kanan. Anak-anak akan sanggup mengembangkan pemikiran
intelektual sekaligus mengembangkan kecerdasan emosional.
Selain ha! tersebut, yang perlu diperhatikan dalarn proses pembinaan akhlaq
agar tercapai tujuan yang diinginkan adalah anak-anak tidak akan berlangsung
dengan sendirinya, ketiga lembaga pendidikan (keluarga, sekolah, masyarakat)
harus saling mendukung. Kadang-kadang satu sama lain terjadi tumpang tindih,
akan tetapi di sisi lain ketiganya saling melengkapi, kelengkapan ini dapat
30
Daniel Gole1nan, En1otional Intelligence, (Jakarla: PT. Gramcdia Pustaka Uta1na, 2000), Cet.
10,h 7
21
mewujudkan sistem pcndidikan yang sempurna sehingga dukungannya terhadap
perkembangan mental anak sangat kuat. Seperti yang diungkapkan oleh Zakiah
Daradjat dalam bukunya bahwa "pembinaan akhlaq akan berhasil apabila ketiga
lembaga pendidikan (rumah, sekolah, dan masyarakat) harus bekerja sama dan
berjalan seirama, tidak bertentangan salll sama lain".32
Berdasarkan uraian di atas, dapal diambil kesimpulan bahwa betapa
pcntingnya pembinaan akhlaq bagi remaja. Dengan akhlaq yang mulia, mereka
akan mampu mempcrtahankan nilai-nilai Islam. Akhirnya remaja muslim tidak
akan mudah terpengaruh oleh kebudayaan asing yang negatif yang dapat
menjerumuskan mereka kepada kemerosotan akhlaq.
2. Kegiatan Bimbingan Mental
Kegiatan Bimbingan Mental merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler
yang wajib diikuti oleh siswa siswi kelas VIII di SMP Islamiyah Ciputat yang
barn dilaksanakan pada tahun ajaran 2007/2008. Pada tahun tersebut kegiatan
Bimbingan Mental diadakan di mushalla setiap hari selasa, rabu dan kamis secara
bergiliran sebagai tambahan dari pengajaran Pendidikan Agama Islam yang
dilaksanakan di kelas. Melalui kegiatan terscbut, sekolah sangat berharap bahwa
kegiatan tersebut akan membantu bidang study Pendidikan Agama Islam dalam
rangka membentuk para siswanya berkepribadian muslim dan berakhlaq mulia.33
Latar bclakang didirikannya kegiatan Bimbingan Mental aclalah karcna melihat
kondisi akhlaq siswa secara 1unum dan khususnya di sekolah tersebut yang masih
perlu didikan dan pembinaan, juga karena kurangnya waktu untuk pembinaan
mental. Selain itu juga karena melihat ibadah para siswa yang masih kurang
benar. Jadi, Bimbingan Mental dijadikan sebagai sarana pembinaan akhlaq dan
sarana praktek ibadah para siswa. Adapun tujuan dari diadakannya Bimbingan
Mental adalah membina para siswa supaya lebih dekat dengan Allah SWT, taat
beribadah dan memiliki akhlaq yang mulia.34
32
Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: PT. Bulan Bintang,
t.l), h.
33
!-lasil observasi penulis selnma PPKT di SMP lslamiyah Ciputat.
Kcgiatan Bimbingan Mental dilaksanakan dengan memberikan tausiah-tausiah
secara ceramah yang disampaikan oleh tiga orang guru secara bergilir kepada para
siswa mengenai keimanan, ibadah dan akhlaq. Dalam masalah ibadah dijelaskan
tcntang isi atau kandungan dan makna dalam shalat, sedangkan dalam masalah
akhlaq dijelaskan tentang akhlaq kepada orang tua. guru, teman dan lain
sebagainya. Setelah pemberian tausiah kemudian dilaksanakan shalat dzuhur
. 3'i
secara berJamaah. ·
Kegiatan Bimbingan Mental pada tahun aJaran yang lalu terlihat belum ada
organisasi dan koordinasi yang bailcSelama pelaksanaan kcgiatan tersebut tidak
diadakan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan terhadap program yang telah
dilaksanakan. Begitu juga tidak ada tata tertib yang mengatur jalannya kegiatan
tersebut sehingga ketika pelaksanaannya terdapat siswa yang berani membolos.
Dari sisi para siswa juga terlihat bahwa mereka tidak serius mengikuti kegiatan
dan perhatiannya kurang. Mereka hanya datang dan mengikuti karena sebuah
kewajiban yang dituntut oleh sekolah, dari diri mereka belum ada rasa
;11embutuhkan dan niat yang tulus untuk menuntL:t ilmu dalam kegiatan tersebut.36
Selain itu, kegiatan Bimbingan Mental juga kurang mendapat dukungan dan
kerja samanya dari para guru selain yang rnengisi kegiatan tersebut, dari orang tua
siswa dan para kar;awan. Padahal kerja sama dan dukungan terscbut sangat
dibutuhkan demi kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan kegi<ttan Bimbingan
Mental tersebut.
Namun, pelaksanaan kegiatan Bimbingan Mental pada tahun ajaran barn ini
berbeda dari sebelumnya. Untuk tahun ajaran ini kegiatan tersebut dilaksanakan
sdilaksanakan di kelas masing-masing pada jam terakhir dan langsung diisi oleh
guru yang mengajar pada jam terakhir tersebut.
35
Hasil wawancara penulis dengan K.epala Sekolah dan para guru pengisi kegiatan Bimbingan
Mental pada tar.ggal 5, 7 dan 9 Agustus 2008.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini secara umum menggunakan pendekatan kuantitatif, artinya
penelitian yang lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk
menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh. 1 Dengan menggunakan pendekatan tersebut, data penelitian yang diperoleh mulai dari pengumpulan data,
penafsiran serta penampilan hasil penelitiannya dianalisis secara kuantitatif
dengan menggunakan angka.
Penulis juga menggunakan jenis penelitian deskriptif untuk menggambarkan
atau menerangkan mengenai status suatu gejala yang ada yaitu gejalu menurut apa
adanya pada saat penelitian dilakukan.2 Jadi, jenis penelitian yang digunakan
adalah deskr!fiif-kuanli/atif di mana dilakukan kombinasi pengamatan lapangan
dengan kuantifikasi data, dengan melakukan pembuktian uji variable signifikansi
sekaligus melakukan interpretasi dan penjabaran data dan informasi lapangan
yang didapatkan.
1
Syamsir Salam & Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. I, h. 36.
B. Populasi, Sampel dan Teknik Pcngambilan Sampel
Populasi adalah objek penelitian sebagai sasaran pengurnpulan data.3 Populasi
dalarn penelitian adalah sernua siswa yang menclapat pembinaan akhlaq di SMP
lslamiyah Ciputat. Adapun target populasi dalarn penelitian ini adalah siswa kelas
VIII sebagai sampel yang belum mendapatkan pernbinaan akhlaq dalam kegiatan
Bimbingan Mental dan siswa kelas IX sebagai sampel yang telah mendapat
pembinaan akhlaq dalam kegiatan Bimbingan Mental di SMP lslamiyah Ciputat.
Dari data yang diperoleh pada tahun ajaran 2008/2009 jumlah siswa kelas VIII
adalah 308 siswa dan kelas IX adalah 262 siswa.
Sampel adalah bagian dari populasi dan dianggap dapat mewakili
populasinya.4 Untuk memudahkan penelitian dan karena keterbatasan waktu,
tenaga, juga dana, maka peneliti hanya rnengambil sampel sebanyak 12% dari
jumlah populasi yaitu dari kelas VIII sejumlah 35 siswa dan clari kelas IX
sejumlah 35 siswa, dan masing-masing kelas diambil 5 siswa. Adapun teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah stratified random sampling
(teknik random herdasarkan s/rala).5
C.
Tern pat dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di SMP Islamiyah Ciputat Jl. Ki Hajar Dewantara
No. 23 Ciputat. Adapun waktu yang direncanakan dalam penelitian ini mulai dari
perumusan rencana penelitian, pengambilan data di lapangan sampai selesainya
penulisan penelitian ini adalah dari bulan Juni sampai Oktober.
3
Syamsir Salam & Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosia/, h. 49.
4 P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2004), Cet. 4, h. 23.
I
D. Tcknik Pcngumpulan Data
a. Angket
25
Angket (Kuesioner) merupakan alat pengurnpul data yang terdiri dari
serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk
rnengumpu!kan informasi penelitian yang dikehendaki6 Kuesioner (angket) yang digunakan bersifat tertutup yaitu pertanyaan atau pernyataan-pernyataannya telah
memiliki a!ternatif jawaban yang tinggal dipilih oleh responden. Angket ini
digunakan untuk mencari data tentang keefektivan pembinaan akhlaq.
Angket ini terdiri dari 40 item pertanyaan yang terdiri dari 10 item berupa
aspek kognitif, 10 item berupa aspek afektif dan 20 item berupa aspek
psikomotorik tentang akhlaq siswa yang menggunakan bentuk pertanyaan dan
pernyataan yang jawabannya bernpa pilihan ganda yang disebarkan kepada siswa
kelas VIII sebanyak 35 siswa dan kelas IX sebayak 35 siswa. Responden diminta
untuk memilih salah satu dari jawaban yang telah disediakan. Angket ini disusun
berdasarkan indikator berikut ini:
Tabcl I
Kisi-kisi Instrumen Angket Mcngcnai Akhlaq Siswa Kelas VIII dan IX
-No Dimensi lndikator Butir Soal
1 Akhlaq terhadap a) Dapat membedakan perbuatan 1,2,3,4
diri sendiri terpuji dan tercela
b) Bersikap jujur 22,25
c) Bersikap sabar 11
d) Menghindari perbuatan yang 5, 12, 13, 19,
tidak baik 3i,34,36
e) Pemaaf dan pemohon maaf 14, 23
2 Akhlaq kepada a) Dapat memahami arti adab 6,8
sesama manusia b) Berbakti kepada orang tua
a.Akhlaq terhadap c) Bertata krama terhadap orang tua 15, 16, 24, 26
- - - " ________ , .
---··--·--·--b.Akhlaq tcrhadap a) Taat kepada guru 7,28,29
Guru b) Bertata krama terhadap guru 17, 30
,:. Akhlaq terhadap a) Menghargai teman 35
Teman b) Peduli terhadap teman 20,37
3 Akhlaq kepada a) Menepati janji 32
Lingkungan b) Memberikan pertolongan 9, 18, 33
c) Mencintai lingkungan 21, 40
d) Menjaga kebsersihan lingkungan 10,38,39
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada
responden. Dalam ha! ini respondennya adalah kepala sekolah, guru-guru yang
memberikan materi dalam kegiatan Bimbingan Mental tersebut. Adapun pedoman
wawancara yang digunakan adalah bentuk "semi structured' artinya mula-mula
interviwer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian
satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih Ian jut. 7 Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variable, dengan
keterangan yang lengkap dan mendalam.
c. Observasi
Observasi merupakan prosedur yang digunakan ;.mtuk mengetahui
gejala-gejala yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang diteliti melalui
pengamatan dari dekat dengan harapan akan memperoleh suatu kelengkapan data.
Pengamatan ini diantaranya pelaksanaan kegiatan Bimbingan Mental ataupun
mengamati secara langsung oleh peneliti terhadap perilaku para siswa yang telah
mendapat pembinaan akhlaq dari kegiatan tersebut.
d. Dokumcntasi
Adapun data yang dicari melalui dokumentasi antara lain sejarah, profil dan
identitas, '1isi dan misi , keadaan guru, siswa dan karyawan, sarana dan prasarana,
27
E. Teknik Analisa Data
Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap. tahap bcrikutnya adalah
mengolah dan menganalisis data. Berikut ini adalah langkah-langkah yang penulis
lakukan untuk mengolah dan menganalisis data.
I. Ediling
Mengedit data ialah kegiatan memeriksa data yang tcrkurnpul. Memeriksa
angket-angket yang telah diisi; apakah sudah terisi secara sernpurna atau tidak,
lengkap atau tidak, cara pengisiannya sudah benar atau tidak; yang belum lengkap
atau belurn benar cara pengisiannya, dapat disisihkan (tidak ikut dianalisis) atau
menyempurnakannya dengan jalan melakukan pengumpulan data ulangan ke
sumber-sumber data bersangkutan.
2. Tabu/aling dan Skoring
Langkah selanjutnya adalah tabulating (menyuscm data ke dalam bentuk tabel),
merupakan tahap lanjutan dalam rangkaian proses analisis data. Dengan membuat
tabulasi maka data lapangan akan tampak ringkas dan tersusun dalam suatu label
sehingga dapat dengan mudah dianalisa. Setelah data dibuat dalam tabel kemudian
semua pernyataan angket diberi skor nilai setiap itemnya dengan cara jawaban
yang berupa huruf akan dirubah menjadi nilai angka sebagai berikut:
a) Untuk jawaban A, diberi nilai 4.
b) Untukjawaban B, diberi nilai 3.
c) Untuk jawaban C, diberi nilai 2.
d) Untuk jawaban D, diberi nilai 1.
3. Ana/iring dan Interpretasi
Kemudian langkah selanjutnya adalah menganalisis dan teknik yang digunakan
yaitu analisa statistik. Setelah data ditabulasikan dalam jumlah frekuensi jawaban
responden untuk setiap alternatif, kemudian diprosentasikan dengan rumus:
F
P= x 100%
Kctcrangan: P
F
N
=
Persentase untuk setiap katcgori jawaban= Frekucnsi jawaban responden
8
= Number of Cases (Jumlah responden)
Sctclah dilakukan perhitungan, selanjutnya penulis mengkategorikan hasil
angkel mengenai akhlak siswa tersebut berdasarkan skor yang diperoleh dengan
dua cara. yaitu:
a. Katcgori skor angket untuk seluruh aspek
l) Skor 40-64 : menunjukkan akhlak siswa dalam katcgori rendah
2) Skor 65-88 : menunjukkan akhlak siswa dalam kategori kurang tinggi
3) Skor 89-111 : menunjukkan akhlak siswa dalam kategori sedang
4) Skor 112-135 : menunjukkan akhlak siswa dalam kategori cukup
5) Skor 136-160 : menunjukkan akhlak siswa dalam kategori tinggi
b. Katcgori skor angkct untuk masing-masing aspek
1) Untuk aspek kognitif dan afektif
a) Skor I 0-16: menunjukkan akhlak siswa dalam katcgori rendah
b) Skor 17-22: menunjukkan akhlak siswa dalam kategori kurang tinggi
c) Skor 23-28: menunjukkan akhlak siswa dalam kategori sedang
d) Skor 29-34: menunjukkan akhlak siswa dalam kategori cukup
e) Skor 3 5-40: menunjukkan akhlak siswa dalam kategori tinggi
2) U ntuk aspek psikomotorik
a) Sko1; 20-31: menu1ojukkan akhlak siswa dalam kategori rendah
b) Skor 32-43: menunjukkan akhlak siswa dalam kategori kurang tinggi
c) Skor 44-55: menunjukkan akhlak siswa dalam kategori s.:dang
d) Skor 56-67: menunjukkan akhlak siswa dalam kategori cukup
e) Skor 68-80: menunjukkan akhlak siswa dalam kategori tinggi
Setelah tahap penganalisaan data selesai, kemudian langkah yang dilakukan
adalah menginterpretasikan data. Dalam menginterpretasikan data. Pendekatan
keilmuan yang dipakai adalah pendidikan Islam, sehingga hasil penelitian yang
telah diperoleh akan mudah dipahami.
<"---"'-BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Islamiyah Ciputat
1. Sejarah Singkat
SMP Islamiyah Ciputat merupakan peralihan dari Sekolah Kesejahteraan
Keluarga Pertama (SKKPNU) pada tahun 196611967 yang berada di bawah
naungan Yayasan lslamiyah yang berdiri di alas sebidang tanah seluas 1600 M2
seiring dengan berdirinya PGA (Pendidikan Guru Agama) lslamiyah pada tanggal
12 Mei l 965 M. Namun Yayasan Islamiyah ini baru resmi menjadi sebuah
yayasan yang berbadan hukum pada tanggal 5 Agustus 1978 M bertepatan dengan
tanggal l Ramadlan l 398 I-I berdasarkan akta Notaris Raden Soerjo
Wongsowidjojo, SH No. 16 tanggal 11 Agustus 1978 M.1
Sebagai pendirinya yaitu Drs. 1-1. Zarkasih Noor, I-I. Abdul Munir, B.A, M.
Anwar Nur, A. Saiful Millah, B.A, Ny.