• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL SIR DENGAN IMIGRAN DAN VAKSINASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL SIR DENGAN IMIGRAN DAN VAKSINASI"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

oleh

NANANGMUALIM

NIM. M 0105053

SKRIPSI

ditulis dan diajukanuntuk memenuhi sebagianpersyaratan

memperoleh gelar SarjanaSains Matematika

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

MODEL SIR DENGAN IMIGRAN DAN VAKSINASI

yang disusun oleh

NANANGMUALIM

NIM. M0105053

dibimbing oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. PurnamiWidyaningsih, M.App.S. Drs. Siswanto, M.Si.

NIP. 131 695 204 NIP. 132 000 805

telah dipertahankandi depan DewanPenguji

pada hari Jumat, tanggal23Januari 2009

dan dinyatakantelah memenuhi syarat.

Anggota Tim Penguji TandaTangan

1. SriKuntari, M.Si. 1. ...

NIP. 132 240 173

2. Dr. Sutanto,DEA 2. ...

NIP. 132 149 079

3. Dra. Etik Zukhronah, M.Si. 3. ...

NIP. 132 000 009

Disahkanoleh

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Dekan Ketua Jurusan Matematika

Prof. Drs. Sutarno, M.S, Ph.D Drs. Kartiko, M.Si.

(3)
(4)

Untuk Ayahdan Ibu terinta

Semoga dengansegala yang telah terapaidapat menjadi kebahagiaan atas

(5)

Nanang Mualim, 2009. MODEL SIR DENGAN IMIGRAN DAN V

AK-SINASI. Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam,UniversitasSebelas

Maret.

Model SIR merupakan model matematika yang dapat digunakan untuk

menggambarkanpenyebaran penyakit infeksi. Ada dua model SIR klasik, yaitu

model SIR epidemik dan endemik. Kedua model SIR klasik digunakan untuk

menggambarkan penyebaran penyakit pada suatu wilayah dengan populasi

ter-tutupsehinggafaktor imigrandiabaikan. Namun, padakota-kota besar, imigran

turut memberikan pengaruh dalam penyebaran penyakit infeksi. Penyebaran

penyakit inidapat diegahmelalui programvaksinasi.

Tujuan daripenulisaniniadalahmenurunkan ulangmodelSIR dengan

pe-ngaruhimigrandanvaksinasi,sertamenentukantitikkesetimbangandananalisis

kestabilan (interpretasi model). Metode yang digunakan pada penulisan skripsi

iniadalah studi literatur.

Model SIR merupakan sistem autonomous, berbentuk sistem persamaan

diferensialnonlinearordesatu. Untukmengamatiperilakusistemdiperlukan

kon-sep kestabilandititik kesetimbangan. Dengan metode linearisasi,kestabilan

sis-temdapatditentukanberdasarkankriterianilaieigendarimatriksJaobian. Ada

dua maam titikkesetimbanganpada model SIR denganimigran dan vaksinasi,

yaitutitikkesetimbangan bebaspenyakit danendemik. Titikkesetimbangan

be-bas penyakit diperoleh jika tidak terdapat individu yang terinfeksi ketika laju

perubahannya nol. Sedangkantitikkesetimbangan endemikdiperolehjika

terda-pat individu yang terinfeksi dalam populasi saat laju perubahannya nol. Pada

ontoh kasus, titikkesetimbanganyang diperolehadalahtitikkesetimbangan

en-demik. Keparahandaripenyakitdiukurberdasarkanpunakendemik,yaitu

jum-lahmaksimalindividuyangterinfeksi. Eksperimennumerikmenunjukkanbahwa

punak endemik dapat diturunkan dengan menurunkan laju kontak, menaikkan

(6)

Nanang Mualim, 2009. SIR WITH IMMIGRANT MODEL AND V

ACCI-NATION. Faulty of Mathematis and Natural Sienes, Sebelas Maret

Univer-sity.

Thespreading ofinfetious diseasesan beexplained bymathematial

mo-dels. Themodels usedare SIRmodels. Thereare2SIR lassimodels,epidemi

andendemiSIRmodel. Thesemodelsareusedtodesribetheinfetiousdiseases

ina losed area. So, the immigrantfator is ignored. In fat, the immigrantis a

signiant fator in spreading of diseases. A vaination is a treatment believed

to reduethe infeted individuals.

Here, we re-derive SIR with immigrant models. We also nd equilibrium

points, analyze the equilibrium points and interprete the model. The method

used in this researh isliterature study.

The SIR models are autonomoussystem and are given as system of

dier-ential equations. A behaviour outbreaks of infetious diseases an be observed

by stability in the equilibrium point. Stability analysis is given as eigenvalues

from Jaobian matrix omputed by linearitation method. There are 2

equilibri-um points in the model, a disease-free equilibrium and an endemi equilibrium.

The disease-freeequilibriumisobtainedif thereisnoindividualinfetedwhereas

the endemi equilibrium obtained if there are still individuals infeted. In this

example,the equilibriumobtained isan endemi equilibriumand asymptotially

stable. The level of seriousness endemi is measured by an endemi peak. The

endemi peak is asituation whih the number of individual infeted reahes the

maximum. The numerial experiments show that to derease the endemi peak

that anbeobtained by dereasingaontat rate,inreasing areovery rateand

(7)

PujisyukurpenulispanjatkankehadiratAllahSWT.Dengansegalarahmat

dan hidayah-Nya,akhirnya penulisan skripsiinidapat diselesaikan.

Dalampenulisan skripsiini,penulismemperolehbantuan dari berbagai

pi-hak. Uapan terima kasih penulissampaikan kepada

1. IbuDra. PurnamiWIDdan Bapak Drs. Siswanto, M.Si. sebagai

Pembim-bing I dan Pembimbing II, atas kesabaran dan ketekunannya memberikan

pengarahan dan petunjuk dalampenyelesaian skripsiini,

2. Ibu Sri Kuntari, M.Si. dan Ibu Dra. Respatiwulan, M.Si. sebagai dosen

dalam tim riset yang telah memberikan kesempatan berbagi pengalaman

dalam melakukan riset, memberikan motivasi dan saran dalam penulisan

skripsiini,

3. Susilo Nugroho,Fajar, Rina, BudiPras dan Ajengyang telah memberikan

bantuan, masukandan dukungan kepadapenulis.

Semogaskripsi inibermanfaat bagi semuapembaa.

Surakarta, Januari 2009

(8)

JUDUL . . . i

PENGESAHAN . . . ii

MOTO . . . iii

PERSEMBAHAN . . . iv

ABSTRAK . . . v

ABSTRACT . . . vi

KATA PENGANTAR . . . vii

DAFTAR ISI . . . viii

DAFTAR TABEL . . . x

DAFTAR GAMBAR . . . xi

I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah . . . 1

1.2 Perumusan Masalah . . . 4

1.3 Batasan Masalah . . . 4

1.4 Tujuan . . . 5

1.5 Manfaat Penelitian . . . 5

II LANDASAN TEORI 6 2.1 TinjauanPustaka . . . 6

2.1.1 Pemodelan Matematika . . . 6

2.1.2 Sistem Autonomous dan BidangFase . . . 6

2.1.3 ModelSIR Klasik . . . 7

(9)

2.2 KerangkaPemikiran . . . 11

IIIMETODE PENELITIAN 13 IVPEMBAHASAN 14 4.1 KonstruksiModel . . . 14

4.2 KesetimbanganModel . . . 17

4.3 Rasio ReproduksiDasar . . . 18

4.4 Analisis Kestabilan . . . 19

4.4.1 Kestabilan diTitik KesetimbanganE 1 . . . 19

4.4.2 Kestabilan diTitik KesetimbanganE 2 . . . 20

4.5 Penerapan Kasus . . . 20

V PENUTUP 28 5.1 Kesimpulan . . . 28

5.2 Saran. . . 29

(10)

2.1 Kriteriakestabilanberdasarkan nilaieigen . . . 11

4.1 Proporsi individu infeted di 5titik tertinggi . . . 23

4.2 Nilaipunak endemik dengansimulasi variasi nilai . . . 25

4.3 Nilaipunak endemik dengansimulasi variasi nilai . . . 26

(11)

2.1 Tipekestabilandari titik kesetimbangan . . . 12

4.1 Dinamikapopulasi dalammodelSIR denganimigran dan vaksinasi 15

4.2 Proporsi individu suseptible (garis tebal), infeted (garis tipis),

dan reovered (garis putus-putus) . . . 22

(12)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika dapat diterapkan untuk mempelajari fenomena yang terjadi

dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bidang biologi maupun kedokteran,

mate-matika dapat digunakan untuk mengamati perilaku penyebaran suatu penyakit

infeksi. Menurut Lewis [14℄perilaku tersebut dapat digambarkanmelalui

pemo-delan matematika.

SebagaimanadituliskanHethote[11℄,modelmatematikamempunyai

peran-an penting dalam menganalisis penyebaran dan kontrolpenyakit infeksi. Dalam

memformulasikanmodel, diperlukanproses klarikasiasumsi,batasan dan

para-meteryangberpengaruh. Bersamadenganmodel,simulasikomputer merupakan

alateksperimen yang berguna untuk mengembangkan dan menguji seara teori,

menaksir seara kuantitatif, menjawab pertanyaan spesik, menentukan

sensi-tivitasperubahan nilaiparameter, danmengestimasi parameter kuni dari data.

Dengan mengetahui karakteristik penyebaran penyakit infeksi dalam suatu

ko-munitas, wilayahatau pun negara, dapat dilakukanpendekatan yang lebih baik

dalam menurunkan penyebaran penyakit infeksi tersebut. Model matematika

digunakan untuk membandingkan, merenanakan, mengimplementasi,

mengeva-luasi dan mengoptimasi beberapa variasi deteksi, penegahan, terapi dan

kon-trolprogram. Modelepidemiologi memberikankontribusi dalam mendesain dan

menganalisis survei epidemiologi, memberikan saran tentang data penting yang

sebaiknya dikumpulkan, dikelompokkan, dibuat ramalan umum dan dilakukan

estimasi ketidakpastian dalam penerapan.

Fenomena penyebaran penyakit infeksi dapat digambarkan melalui model

(13)

Model SIR merupakan model pengelompokan standar yang digunakan dalam

menggambarkan beberapa penyakit. Penyakit yang dimaksud antara lain

in-uenza, polio, smallpox, measles, mumps, rubella dan hiken pox. Model SIR

pertama kali diperkenalkan oleh O. Kermak dan Anderson Gray MKendrik

(Weisstein [20℄). Modelmatematika ini berbentuk sistem persamaan diferensial

orde satu.

Menurut Hethote [11℄, ada dua model SIR klasik, yaitu model SIR

epi-demikdanmodelSIRendemik. ModelSIRepidemikdigunakanuntuk

menggam-barkan penyebaran penyakit ketika proses kejadiannya epat (kurang dari satu

tahun). Sedangkan model SIR endemik digunakan pada penyebaran penyakit

dalam jangkawaktu yang lama.

Model SIR epidemik tidak memuat vital dynami. Dalam hal ini,

popu-lasi bersifat tertutup. Dilihat dari jangka waktunya yang sangat singkat, pada

modelSIR epidemik,faktorkelahirandan kematiantidakdiperhatikan. Dengan

demikian, jumlahpopulasiadalah konstan.

Tidak semua penyakit infeksi menyebar dalam waktu yang singkat. Ada

penyakit-penyakit tertentu seperti measles, mumps, rubella, dan poliomyelitis,

penyebarannya terjadi dalam jangka waktu yang lama. Keadaan yang demikian

disebut endemik. Karena terjadi dalam jangka waktu lama, perlu diperhatikan

faktor kelahiran dan kematian dalam populasi. Model yang digunakan untuk

menggambarkan keadaan ini adalah model SIR endemik. Diasumsikan laju

ke-lahiranseimbang dengan laju kematian,sehingga jumlah populasikonstan.

Keefektifandariperbaikansanitasi,antibiotik,danprogramvaksinasi

menim-bulkankeperayaanbahwapenyakitinfeksidapatdikurangikeberadaannya.

Teta-pi, penyakit infeksi telah berlanjut menjadi kasus mayor dan penyebab

kema-tian di negara-negara berkembang. Bahkan, penyakit infeksi telah

beradap-tasi dan berkembang menjadi penyakit infeksi yang baru. Manusia ataupun

in-vansi binatang pada ekosistem baru, pemanasan global, degradasi lingkungan,

(14)

kon-(Hethote [11℄).

PiollodanBillings[13℄menyatakanbahwapenyakitpadaanak-anak

meru-pakan permasalahan yang dihadapi setiap negara. Penyakit seperti measles,

mumps, rubella dan pertussis sekarang ini melanda di sebagian besar dunia.

Penyakit-penyakit infeksiini masihmenjadi endemik.

Masih menurut Piollo dan Billings[13℄,di kota-kota besar, faktorimigran

turut memberikan pengaruh dalam penyebaran penyakit. Dalam hal ini,

imi-gran diartikan sebagai suatu penduduk yang memasuki wilayah populasi baru

(kota,pulau, atau negara). Penyakit inidibawaoleh penduduk melaluiimigrasi.

Penyakit akan menyebar ke tempat-tempat pemukiman penduduk. Selanjutnya,

Shim [19℄ juga menyatakan bahwa faktor imigran memegang peranan penting

dalam penyebaran penyakit. Penyebaran ini akan terus meningkat dan

berpelu-ang menjadi endemik.

Perkembangan dalam bidang teknologidan kedokteran membawa harapan

baruuntukmenegahpenyebaranpenyakitinfeksi. Berdasarkandata WHO[21℄,

penyebaranpenyakit-penyakit seperti measles,mumps, rubella, dan poliomyelitis

dapat ditekan melalui program vaksinasi. Vaksinasi diberikan kepada individu

suseptible sehinggaindividu yang telah divaksinakan kebal dan tidak akan

ter-infeksi. Program vaksinasi diperaya sebagai ara yang efektif dalam menekan

penyebaran penyakit infeksi.

ModelSIRklasikendemiksesuaiditerapkanpadasuatuwilayahdenganlaju

migrasikeilsehinggafaktorimigrantidakdiperhatikan. Dalamhalini,dinamika

populasipendudukhanyadipengaruhisearasignikanolehfaktorkelahirandan

kematian. Model SIR tanpa pengaruh imigran telah dipelajari oleh Nugroho

[16℄. Pada suatu wilayah dengan laju migrasi yang tinggi, faktor imigran juga

memberikan pengaruh terhadap penyebaran penyakit infeksi, terutama apabila

penyakit tersebut dibawa dari luar wilayah. Pengaruh imigran pada model SIR

sedangdipelajariolehBudiantoro[3℄. Melihatpentingnyaprogramvaksinasidan

(15)

Model SIR klasik berbentuk sistem persamaan diferensial. Untuk

menge-tahuiperilaku sistem disetiap titik,diperlukanpenyelesaian eksaknya. Menurut

Grassly dan Fraser [8℄, tidak semua sistem persamaan diferensial dapat diari

penyelesaiannya eksaknya. Seandainya penyelesaian eksaknya diperoleh,

perhi-tungannyajuga sulit sehinggaperilakunyajuga sulit diamati.

MasihmenurutGrasslydanFraser[8℄,menjadipentinguntukdapat

menge-tahuitentangperlakuandaripenyelesaiansistemtanpaharusmenari

penyelesai-aneksaknya. Informasipenting yang diari adalahkestabilandari titik

kesetim-bangan. Dengan demikian, diperlukan kestabilan dari titik kesetimbangan dari

sistem untukdapat mengamati perilaku sistem.

ModelSIRdenganmemperhatikanfaktorkelahiran,kematian,imigrandan

pengaruh program vaksinasi telah dituliskan Piollo dan Billings [13℄. Lebih

lanjut, model tersebut akandikaji ulang dalamskripsi ini.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikandapat diangkat

3 perumusan masalah sebagaiberikut.

1. Bagaimana menurunkan ulang model SIR dengan memperhatikan faktor

kelahiran, kematian, imigrandan pengaruh programvaksinasi?

2. Bagaimana menentukan titik kesetimbangan dan melakukan analisis tipe

kestabilan?

3. Bagaimanamenginterpretasikanmodel?

1.3 Batasan Masalah

Dalam penulisan ini permasalahan dibatasi pada masa inkubasi inkubasi

penyakit. Dalam hal ini,masa inkubasi diabaikan sehinggaindividu yang

(16)

Tujuan dari penelitianini adalah

1. dapatmenurunkanulangmodelSIRdenganmemperhatikanfaktor

kelahir-an, kematian,imigrasi dan pengaruh program vaksinasi,

2. dapat menentukan titik kesetimbangan dan melakukananalisis tipe

kesta-bilan,

3. dapat menginterpretasikan model.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaatdari penelitianiniadalahmengetahuiseara matematispengaruh

dari programvaksinasi terhadap penyebaran penyakit infeksi, dimana

kejadian-nya pada suatu wilayah dengan faktor imigran yang signikan. Dengan model

yang diperoleh, dapat dilakukan suatu pendekatan pada parameter-parameter

yangberpengaruh untukmenurunkanpunakendemik. Dengan demikian,dapat

dibuat suatulangkahuntukmenegah penyebaran infeksi,salah satunya dengan

(17)

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Di sini diberikan denisi-denisi dan teori-teori relevan yang diperlukan

untukmenapaitujuanpenulisan. Berikutinidiberikandenisipemodelan

mate-matika, sistem autonomous dan bidang fase, model SIR klasik, kesetimbangan

dan kestabilan, dan metode linearisasi.

2.1.1 Pemodelan Matematika

Menurut Meyer [15℄, pemodelan matematika adalah penggunaan bahasa

matematika yang digunakan untuk mendeskripsikan kejadian di dunia nyata ke

dalambentukmatematika. Dengan pemodelan,suatu objek ataukonsep diubah

ke bentuk model matematika. Selanjutnya, model matematika tersebut

meru-pakan model yang disusun oleh konsep-konsep matematika, seperti konstanta,

variabel,fungsi, persamaan, pertidaksamaan,dan lain-lain.

2.1.2 Sistem Autonomous dan Bidang Fase

Model matematikadisusununtuk mendeskripsikankeadaannyata ke

ben-tukmatematika. Untukmenggambarkankeadaanyangberubahtiapsatuan

wak-tu, modeldapatdisusundalambentukpersamaandiferensial. Jikakeadaanyang

diamatilebih dari satu, modeldisusunsebagai sistem persamaan diferensial.

(18)

dx 1 dt =f 1 (t;x 1 ;x 2 ;:::;x

n ) dx 2 dt =f 2 (t;x 1 ;x 2 ;:::;x

n ) . . . . . . dx n dt =f n (t;x 1 ;x 2 ;:::;x

n )

(2.1)

denganf

i

adalahfungsinonlinear,untuki=1;2;:::;n. Sistem(2.1)mempunyai

penyelesaian jika untuk setiap f

i

adalah fungsi kontinu. Sistem (2.1) disebut

sistemautonomous jikavariabelbebas ttidakmunulsearaeksplisit (Boye[2℄,

Giordanoet al. [5℄dan Ross [18℄)

Selanjutnya, sistem (2.1) dapat diekspresikandalam bentuk

_

x=f(x) (2.2)

dengan x_ = dx 1 dt ; dx 2 dt ;:::; dx n dt

;x=x

1 ;x

2

;:::;x

n

dan f =f

1 ;f

2 ;:::;f

n

. Dalamhal

ini,pasangan(x

1 ;x

2

;:::;x

n

)disebutfasedanbidangyangdibentukx

1 ;x

2 ;:::;x

n

disebut bidang fase. Kurva yang digambarkan oleh penyelesaian sistem (2.2)

seara parameter dalambidang fase disebuttrayektori atau orbit.

2.1.3 Model SIR Klasik

Untuk menggambarkan epidemi penyakit infeksi dapat digunakan

mo-del SIR. Model ini berbentuk sistem persamaan diferensial nonlinear orde satu.

Dalammodelini,populasidibagidalam3kelas,yaitukelassuseptible yang

meru-pakan kelompok individu rawan terinfeksi atau rawan terkena penyakit, kelas

infeted yang merupakan kelompok individu terinfeksi dan kelas reovered yang

merupakan kelompok individu telah sembuh dari penyakit. Sedangkan S;I;R

menyatakanjumlahindividumasing-masingkelassuseptible, infeted dan

reov-ered (Hethote [11℄ dan Iannelli [12℄).

Masih menurut Hethote [11℄, ada dua model klasik SIR, yaitu model

(19)

dS

dt =

SI

N

dI

dt =

SI

N

I

dR

dt =I

(2.3)

dengan adalah laju kontak individu suseptible dengan infeted dan adalah

laju kesembuhan individu infeted. Karena kejadiannya singkat, faktor

kelahir-an dan kematian tidak diperhatikan. Model ini digunakan pada populasi yang

tertutup dengan tidak ada populasi yang masuk dan keluar. Dengan demikian

jumlahpendudukadalahkonstansebanyakN danmemenuhisifatS+I+R=N.

Tidaksemuapenyebaranpenyakitterjadidalamkurunwaktuyangsingkat.

Adapenyakit-penyakittertentu, misalnyapenyakitpadaanak-anak,yang

kejadi-annya berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Keadaan yang demikian ini

disebut endemik. Karena jangka waktunya lama, perlu diperhatikan faktor

ke-lahirandan kematian padapopulasi. Dimisalkan, adalah laju kelahiran dalam

populasi. Diasumsikan laju kelahiran seimbang dengan laju kematian, sehingga

jumlah populasikonstan. ModelSIR endemik,menurut Hethote [11℄

diekspre-sikan sebagai

dS

dt

=N S

SI

N

dI

dt =

SI

N

I I

dR

dt

=I R :

2.1.4 Kesetimbangan dan Kestabilan

Untuk mengamati perilaku sistem, diperlukan konsep kesetimbangan dan

kestabilan. Menurut Meyer [15℄, suatu sistem dinamisdikatakandalam keadaan

setimbang jika keadaan dalam sistem tersebut tidak ada perubahan sepanjang

waktu. Dengan kata lain, suatupopulasi dalamkeadaansetimbang jika populasi

tersebut tetap berada dalam ukuran yang sama.

Denisikesetimbangandan kestabilansearamatematikadapatditemukan

(20)

Denisi 2.1.1. Jika x

e

adalah titik pada bidang fase yang memenuhi f(x

e )= 0

dan derivatif d(x

e )

dt

=0 maka x

e

dikatakan titik kesetimbangan.

Denisi 2.1.2. Titik kesetimbangan x

e

dikatakan stabil jika untuk setiap " > 0

terdapatÆ(")>0sedemikiansehinggauntuksetiapnilaiawalx(0)yangmemenuhi

kx(0) x

e k<Æ

berlaku

kx(t) x

e

k<"; 8t0:

Jika tidak demikian makatidak stabil.

Denisi 2.1.3. Titik kesetimbanganx

e

disebutstabil asimtotis jikatitik tersebut

stabil dan terdapat persekitaran N

e

sedemikian sehingga untuk x(0)2N

"

berlaku

lim

t!1

x(t)=x

e :

DisinidiberikanjugakonsepkestabilansebagaimanadituliskanFiniziodan

Ladas[7℄. Stabilberartibahwaperubahankeildalamsistemhanyaakan

menye-babkanpengaruh keilpada penyelesaian. Sedangkan tidakstabil berarti bahwa

perubahantersebutmempunyaipengaruhbesardalampenyelesaian. Stabil

asim-totisartinyapengaruhdarisuatuperubahankeiltersebutenderungmenghilang.

Lebihlanjut,kriteriakestabilanjugadapatdiamatiberdasarkanarah

trayek-tori pada bidang fase, sebagaimana dituliskan Giordano et al. [5℄. Titik

kese-timbangandikatakanstabiljikauntuksembarangsyarat awalyangdekatdengan

titikkesetimbangan,makaarahtrayektoripenyelesaianmasihtetapdekatdengan

penyelesaian di titik kesetimbangannya untuk sepanjang waktu t. Sebaliknya,

titikkesetimbangandikatakantidakstabiljikauntuksembarangsyaratawalyang

diberikan, menghasilkanpenyelesaian denganarah trayektori yang menjauhdari

titik tersebut. Titikkesetimbangan dikatakanstabil asimtotis jika titik tersebut

stabildan sembarangtrayektoriyang dekatdengantitikkesetimbangan, arahnya

(21)

Untukmengetahuikriteriakestabilandarititikkesetimbangandapat

digu-nakankonsep linearisasi. Menurut Bellomodan Presziosi[1℄serta Haberman[9℄,

jikax

e

adalahtitikkesetimbangansistem(2.2) makauntukxyang dekatdengan

x

e

,fungsi f dapatdidekatidengan deret Taylor disekitar x

e

f (x)f(x

e

)+(x x

e )rf

i (x

e

)+O(x x

e )

2

:

Daridenisikestabilandan(x x

e

)merupakanperubahanyangkeildarikeadaan

setimbang, suku-suku dengan orde yang lebih tinggi dapat diabaikan. Sehingga

sistem (2.2) dapat didekatidengan bentuk linear

_

x=J(x

e )(x x e ) dengan J(x e )= 0 B B B B B B B B B f1 x1 (x e ) f1 x2 (x e ) ::: f1 xn (x e ) f 2 x 1 (x e ) f 2 x 2 (x e ) ::: f 2 x n (x e ) . . . . . . . . . fn x 1 (x e ) fn x 2 (x e ) ::: fn x n (x e ) 1 C C C C C C C C C A (2.4)

adalah matriks Jaobiandari fungsif. Masih menurut Bellomodan Presziosi [1℄

serta Haberman [9℄, kestabilandari sistem linear dapat ditentukan dengan

men-ari nilaieigen dari J(x

e ).

Nilai eigen matriks Jaobian (2.4) dapat bernilai positif, negatif,

bertan-da sama atau pun tidak sama, bilangan real atau pun kompleks. Berikut ini

diberikan kriteria kestabilan menurut Bellomodan Presziosi [1℄, Farlow [6℄ dan

Ross [18℄ yang disajikanpada Teorema2.1.1 dan Tabel2.1.

Teorema 2.1.1. Jika

i

adalah nilai eigen dari matriks Jaobian J(x) yang

dievaluasi pada titik kesetimbangan (x

e

) dan R e(

i

) adalahreal dari

i maka

1. untuk setiap R e(

i

)<0;x

e

disebut stabil asimtotis,

2. untuk setiap R e(

i

)>0;x

e

(22)

Nilaieigen Nama Kestabilan

real,tidak sama, simpul stabil asimtotis: semuanyanegatif

bertandasama tidakstabil: semuanya positif

real,tidak sama, sadel tidakstabil

berlawanantanda

real,sama simpul stabil asimtotis: semuanyanegatif

tidakstabil: jikasemuanya positif

komplekskonjugate spiral stabil asimtotis: bagian real negatif

bukan imajinermurni tidakstabil: bagian real positif

imajinermurni pusat stabil (tidakasimtotis)

Disinidiberikan6gambartrayektoritipekestabilandarititik

kesetimbang-anyang dapat dilihat pada Gambar 2.1.

2.2 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka dapat disusun kerangka pemikiran sebagai

berikut. Penyakitinfeksi merupakanpenyakit yang dihadapiolehsebagianbesar

negara di dunia ini. Penyakit ini dapat menjadi endemik dalam populasi yang

berpotensiuntukefekpenyebaranyanglebihluas,sepertikota-kotapadat. Salah

satu faktoryang berpengaruh dalam penyebaran penyakitinfeksi iniadalah

imi-grasi. Dengan adanya imigran, penyebarannya dapat menjadi semakin luas dan

berpotensi menjadiendemik. Penyebaran penyakitinfeksidapat diegahmelalui

programvaksinasi. Vaksinasimerupakanaraefektif untukmenekanpenyebaran

penyakit infeksi. Untuk mendeskripsikanpenyebaran penyakit infeksi ini,

diper-lukanpendekatan suatu model.

Model matematika yang dapat digunakan dalam penyebaran penyakit

in-feksiadalahmodelSIR.Modeliniberupasistempersamaandiferensialnonlinear

orde satu. Untuk memperoleh model tersebut diperlukan batasan-batasan dan

(23)

sistem autonomous. Untuk mengetahui perilaku sistem diperlukan konsep

ke-setimbangan dan kestabilan. Namun, tidak mudah menentukan kestabilan dari

titikkesetimbangansistem persamaandiferensialnonlinear. Sehingga diperlukan

metode linearisasiuntuk pendekatan dengan sistem persamaan diferensial linear

yang sesuai. Tipe kestabilan dapat diamati dengan menghitung nilai eigen dari

matriks Jaobian yang dievaluasi pada titik kesetimbangan. Selanjutnya,

mo-delmatematikainidiinterpretasikankedunia nyata dan diterapkanpadaontoh

(24)

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakanpada penelitianiniadalahstudi literatur. Adapun

langkah-langkahyang ditempuh sebagaiberikut.

1. Mempelajari perilaku interaksi dan kejadian dalam populasi.

2. Menentukan batasan, asumsi dan parameter yang diperlukan.

3. Memformulasikan ulang model SIR berupa sistem persamaan diferensial

nonlinear orde satu berdasarkan asusmsi, batasan, dan parameter yang

telah ditentukan.

Langkah (1){(3)dilakukanuntuk menapai tujuan pertama.

4. Menentukan titikkesetimbangandari modelyang diperolehdalam langkah

(3)dengan menggunakanDenisi 2.1.1.

5. MenentukankriteriakestabilandarititikkesetimbanganmenggunakanT

eo-rema 2.1.1 dan Tabel 2.1.

Langkah (4){(5)dilakukanuntuk menapai tujuan kedua.

6. Menentukan nilai-nilaiparameter pada kasus yang diamati.

7. MenggambarkangrakfungsiS;I danRuntukmembantumendeskripsikan

perilaku modelSIR.

8. Melakukansimulasinumerikdenganparameteryangbervariasiuntuk

menen-tukanpunak endemik.

9. Membandingkanhasil-hasilyang diperoleh pada langkah(8).

10. Menginterpretasikanhasil yang diperoleh.

(25)

PEMBAHASAN

4.1 Konstruksi Model

PadabagianiniditurunkanulangmodelSIRdenganimigrandanvaksinasi.

Penurunannyamengau padaPiollo dan Billings[13℄. Modelditulis dalam

ben-tuk sistem persamaan diferensialnonlinear orde satu.

Sebagaimana dituliskan Hethote [11℄ dan Iannelli [12℄, dalam model

epi-demiologi, untuk menggambarkan penyebaran penyakit infeksi dapat dilakukan

dengan ara mengelompokan populasi ke dalam tiga kelas, yaitu suseptible,

infeted, dan reovered. Jadi, ada tiga variabel dasar untuk mengidentikasi

keadaan populasi dalam model epidemiologi, yaitu S(t) menyatakan banyaknya

individu suseptible pada waktu t, I(t)menyatakanbanyaknya individu infeted

padawaktut, dan R (t)menyatakanbanyaknyaindividureovered padawaktut.

Dalampenurunanmodel,termasukmodelepidemiologi,diperlukan

asumsi-asumsi yang harus dipenuhi. Berikut ini diberikan asumsi-asumsi dasar dalam

penurunan modelepidemiologi,sebagaimana dituliskanoleh Hethote[10℄.

1. Jumlahpopulasidianggapkonstandanukupbesar. Sehinggaukuran

tiap-tiap kelas dapat dianggap sebagai variabel kontinu. Jika model memuat

vital dynami, maka diasumsikan kelahiran dan kematianmempunyai laju

yang sama.

2. Semua individu yang lahir adalah suseptible. Individu yang keluar dari

tiap-tiap kelas melalui kematian mempunyai laju yang proporsional di

se-tiap kelasnya.

3. Populasi berampur seara homogen, artinya setiap individu mempunyai

(26)

Berdasarkan Hethote [11℄, laju kematian dalam tiap-tiap kelas seimbang

dengankelahirandan imigrasisehinggajumlahpopulasinyakonstan,N. Dengan

demikian, laju kematiandi tiap-tiapkleasadalah (

1 +

2 ).

Dinamika populasi dalam model SIR dengan imigran dan vaksinasi

di-sajikanpada Gambar 4.1. Nilaiparameter dariN;

1 ;

2

; dan adalahpositif.

Batas dari lajuvaksinasi adalah0

1 ; 2 1. (1 1 ) 1 (1 2 ) 2

-S I R

- -

IS I (

1 + 2 )R ? ? 6 6 ( 1 + 2 )S ( 1 + 2 )I 2 2 1 1

Gambar 4.1. Dinamika populasi dalam model SIR dengan imigran dan

vaksinasi

Berdasarkan asumsi yang telah ditentukan, dapat diturunkan model SIR

denganpengaruh faktorimigrandan vaksinasi. Dalampopulasi,setiaptahunnya

terjadikelahirandanimigranyangmasuk denganlaju

1 dan

2

. Setiapindividu

yang lahir dan imigranyang masuk, dianggap rawanterinfeksi. Oleh karena itu,

jumlah individu suseptible semakin bertambah. Untuk menegah penyebaran

penyakit yang lebih luas, dilakukan program vaksinasi terhadap setiap individu

yang lahir, maupun imigranyang masuk, dengan laju vaksinasi

1

dan

2

.

Den-gan demikian, jumlah individu suseptible berkurangdan berpindah ke kelas

re-overed karenatelahkebal. Penularanpenyakitinfeksimunuljikaterjadikontak

antara individu infeted dengan suseptible. Individu yang terinfeksi berpindah

kelas infeted, sehingga jumlah individu suseptible berkurang, sedangkan

jum-lahindividuinfeted bertambah. Lajukontakantaraindividususeptible dengan

infeted adalah sebesar . Artinya, satu individu infeted dapat menyebabkan

S individuinfeted baruperhari. Jikaterdapat I individuinfeted, maka

(27)

1 2

vidususeptible,makaterdapat rata-rata(

1 +

2

)S yangmati. Lajuperubahan

individususeptible yangberukuranN setiapwaktu dapatdiekspresikansebagai

dS dt = 1 N + 2 N 1 1 N 2 2 N SI N ( 1 + 2 )S =(1 1 ) 1

N +(1

2 ) 2 N SI N ( 1 + 2 )S: (4.1)

BerdasarkanGambar4.1,padakelasIterdapatindividuyangmasukmaupun

keluar kelas. Individu yang masuk pada kelas infeted berasal dari individu

ke-las suseptible yang telah terinfeksi. Sedangkan individu yang keluar dari kelas

infeted adalah individu yang telah sembuh ataupun individu yang telah mati.

Berdasarkan persamaan (4.1), rata-rata banyaknya individu yang masuk ke

ke-las infeted adalah SI. Laju kesembuhan adalah , artinya rata-rata per hari

terdapat N individu yang sembuh (keluar dari kelas infeted) dan masuk pada

kelas reovered. Laju kematian adalah (

1 +

2

). Jadi, laju perubahan individu

infeted dalamsetiap waktu dapat dinyatakansebagai

dI dt = IS N I ( 1 + 2 )I = IS N (+ 1 + 2 )I: (4.2)

Berdasarkan pembahasan pada kelas suseptible dan infeted, terdapat

in-dividu suseptible dan infeted yang berpindah kekelasreovered. Jadi, terdapat

penambahan (

1

1

)N +(

1

2

)N dari kelas suseptible dan I dari kelas infe

t-ed. Namun, terdapat juga laju kematian di kelas R sebesar (

1 +

2

). Dengan

demikian, laju perubahan individu reovered dalam setiap satuan waktuadalah

dR dt =( 1 1

)N +(

1

2

)N +I (

1 +

2

)R : (4.3)

Daripersamaan(4.1),(4.2)dan (4.3)diperolehsistempersamaannonlinear

orde satu untuk menggambarkan model SIR dengan mempertimbangkan faktor

imigrandan programvaksinasi. Model selengkapnya adalah

dS dt =(1 1 ) 1

N +(1

2 ) 2 N SI N ( 1 + 2 )S: dI dt = IS N (+ 1 + 2 )I dR dt =( 1 1

)N +(

1

2

)N +I (

1 +

2 )R

(28)

Sistem (4.4) dapat diskala dengan populasi N. Dari sini munul variabel

baru s = S=N, i = I=N dan r = R =N, yang menyatakan proporsi individu

masing-masing kelas. Jadi harus memenuhi s+i+r = 1. Sehingga model SIR

dengan skalaadalah

ds dt =(1 1 ) 1 +(1 2 ) 2 si ( 1 + 2 )s di dt

= si (+

1 + 2 )i dr dt = 1 1 + 1 2

+i (

1 +

2 )r:

(4.5)

4.2 Kesetimbangan Model

KeadaansetimbangdarisuatupopulasipadamodelSIRdiapaiketikatidak

adaperubahanjumlahindividususeptible,infeted danreovered sepanjang

wak-tu. Menurut Diekmann dan Hesterbeek [4℄ada dua maam titikkesetimbangan,

yaitu titik kesetimbangan bebas penyakit dan endemik. Titik kesetimbangan

bebas penyakit diperoleh ketika tidak ada individu infeted (i = 0) saat laju

perubahannya nol. Sedangkan titik endemik diperoleh ketika terdapat individu

infeted saat laju perubahnnya nol, untuk t!1.

Kelompok individu yang penting untuk diamati pada model SIR adalah

individu suseptible dan infeted. Dengan demikian, dalammenentukan titik

ke-setimbanganhanya digunakanpersamaan pertama dan kedua pada sistem (4.5).

BerdasarkanDenisi 2.1.1,kondisi setimbangdipenuhi ketika

(1 1 ) 1 +(1 2 ) 2 si ( 1 + 2

)s=0 (4.6)

si (+

1 +

2

)i=0:

Dari persamaan (4.6) diperoleh dua titikkesetimbangan.

1. E

1 =

(1 1)1+(1 2)2

1+2

;0

TitikkesetimbanganE

1

adalahtitikkesetimbanganbebaspenyakit. Halini

bisa dilihat dari nilai i =0, yang berarti tidak ada individu infeted yang

dapat menyebarkanpenyakit. Selanjutnya, titik kesetimbangan E

1

ini

dit-uliskandengan s

0 ;i

0

(29)

2. E 2 = 1+2+ ; (1 1 ) 1 +(1 2 ) 2 ( 1 + 2 )( 1 + 2 +) (1+2+)

Titik kesetimbangan E

2

merupakan titik kesetimbangan endemik. Hal ini

bisa dilihat dari nilai i yang tidak nol. Artinya, masih terdapat individu

infeted yang dapatmenyebarkanpenyakit. TitikkesetimbanganE

2

ini

ke-mudiandituliskandengan s

e ;i

e

. Dalamkeadaanini,penyebaranpenyakit

akanmeluas dan menyebabkanendemik.

4.3 Rasio Reproduksi Dasar

Tingkat penyebaran infeksi saat terjadi kontak antara individu infeted

dengan individu suseptible dinyatakan dalam suatu ukuran. Dalam

epidemi-ologi, nilai tersebut biasa disebut dengan rasio reproduksi dasar (R

0

). Istilah

R

0

pertamakalidigunakanGeorge MaDonald(1952)untuk mengkonstruksikan

penyebaran penyakit malaria (Wikipedia [22℄).

Menurut Diekmann dan Hesterbeek [4℄, Hethote [11℄, serta Shim [19℄, R

0

didenisikansebagai rata-ratabanyaknya infeksi sekunder jika satu individu

in-feted dimasukkan ke dalam suatu kelompok yang semuanya suseptible. Nilai

R

0

digunakanuntuk mengetahui apakahpenyakit akanmenghilang sendiri atau

menyebar dalam populasi.

Pada persamaan kedua sistem (4.5), diperoleh

di

dt

= si +

1 + 2 i = + 1 + 2 i 1 s + 1 + 2 Jika s + 1 + 2

< 1 maka di

dt

< 0, yang berarti bahwa penyakit berangsur-angsur

menghilangdaripopulasidantidakakanmenyebar. Sebaliknya,jika s + 1 + 2 >1 maka di dt

>0,yangberartipenyakitakanmeluasdan menjadiendemik. Sehingga

rasio reproduksidasar dapat dituliskansebagai

R 0 = s + 1 + 2 : (4.7)

Selanjutnya,saatkeadaansetimbang,jikasemuaindividuadalahsuseptible

(30)

0 0 R 0 = (1 1 ) 1 +(1 2 ) 2 ( 1 + 2 )( 1 + 2 +) : (4.8)

4.4 Analisis Kestabilan

Perilaku penyebaran penyakit dapat diamati berdasarkan kestabilan dari

titik-titikkesetimbanganyangtelahdiperoleh. Kestabilanditentukanberdasarkan

nilaieigen dari matriks Jaobianyang diperoleh melaluimetode linearisasi.

MatriksJaobianbaris satu dan dua sistem (4.5) adalah

J = 0 i ( 1 + 2

) s

i s (+

1 + 2 ) 1 A : (4.9)

Kestabilandarititik-titikkesetimbanganE

1

danE

2

ditentukanberdasarkannilai

eigen dari matriks Jaobiandi titik-titiktersebut.

4.4.1 Kestabilan di Titik Kesetimbangan E

1

DenganmengevaluasimatriksJaobian(4.9)dititikE

1 =(s 0 ;i 0 ),diperoleh J(E 1 )= 0

0 s

0

0 s

0 (+ 1 + 2 ) 1 A (4.10) dengan s 0 = (1 1 ) 1 +(1 2 ) 2 1+2

. Persamaan karakteristik dari J(E

1 ) adalah p()= 2 s 0 (+ 1 + 2 ) : (4.11)

Nilai eigen dari matriks Jaobian (4.10) dapat ditentukan dengan menghitung

akarkarakterisikdari persamaan(4.11). Adaduaakarkarakteristik(4.11), yaitu

1

= 0 atau

2 = s

0

(+

1 +

2

). Selanjutnya, kestabilan di titik

kesetim-banganini ditentukan berdasarkanTeorema 2.1.1 dan Tabel 2.1.

Diperhatikankembali denisi R

0

pada persamaan (4.8). Nilai

2

bertanda

negatif jika R

0

< 1. Konsekuensinya, titik kesetimbangan E

1 = (s 0 ;i 0 ) akan

stabil. Sebaliknya, jika R

0

> 1 maka nilai

2

bertanda positif sehingga titik

kesetimbangan ini tidak stabil. Jadi, titik kesetimbangan bebas penyakit akan

stabiljikaR

0

<1. Demikianjugasebaliknya,titikkesetimbanganbebaspenyakit

tidakstabil jikaR

(31)

2

DenganmengevaluasititikE

2 =(s

e ;i

e

)padamatriksJaobian(4.9),

diper-oleh J = 0 i e ( 1 + 2 +) i e 0 1 A ; (4.12) dengan i e = (1 1 ) 1 +(1 2 ) 2 ( 1 + 2 )( 1 + 2 +)

(1+2+)

. Persamaan karakteristik dari

J(E

2

) adalah

p()= 2

+ i

e + i

e (+ 1 + 2 ): (4.13)

Dengan langkahyang sama, ada dua akar karakteristik persamaan (4.13), yaitu

1;2 = 1 2 i e + p

( i

e ) 2 4 i e ( 1 + 2 +) :

DaridenisiR

0

padapersamaan(4.8)dantitikkesetimbanganE

2 ,diperoleh hubungan i e =( 1 + 2 )R 0

. Nilaidiskriminandari(4.13)akanbertandanegatif

ketika R 0 < 4( 1 + 2 +) 1 + 2 : (4.14)

Kondisi (4.14)memberikankonsekuensi bahwa nilaieigen dari matriks Jaobian

(4.12)adalah bilangankomplekskonjugate denganbagianreal bertanda negatif.

Berdasarkan Teorema 2.1.1,titik kesetimbanganE

2

akan stabil asimptotis.

Namun, apabila R 0 > 4( 1 + 2 +) 1 + 2 ;

nilaieigendarimatriksJaobian(4.12)adalahberupabilanganreal. Nilai

bilang-an tersebut dapat sama atau tidak sama, dan bertanda sama atau tidak sama.

Untuk menentukan kriteria kestabilan inidapat dilihatberdasarkan Tabel 2.1.

4.5 Penerapan Kasus

Padabagianinidiberikan1kasusyangdiambildariPiollodanBillings[13℄,

dengan parameter yang telah ditetapkan. Diberikan laju kesembuhan = 100.

Parameter yang digunakanberdasarkansensusdatadikotaNew York[17℄. Total

(32)

lajukelahiranpendudukadalah

1

=0:015875dan lajuimigrasiawal

2

=0:015

pertahunnya. Rata-ratakontakadalah=1700. Diberikanparametervaksinasi

dengan laju vakinasi individu lahir adalah

1

=0:6 dan laju vasinasi penduduk

imigranadalah

2

=0:5. Jumlah individu awal yang terinfeksi adalah I(0)=50

orang. Dengan demikian,model(4.4) untuk kasus inidisajikansebagai

dS

dt

=110800 0:0002125SI 0:030875S

dI

dt

=0:0002125SI 100:031I

dR

dt

=136200+100I 0:030875R ;

(4.15)

dengan S(0)=7999950;I(0)=50and R (0)=0.

Model SIR (4.15) yang telah diperoleh diterapkan dalam kasus tersebut

untuk mengetahui proporsi individu suseptible, infeted dan reovered.

Diten-tukan pola titik kesetimbangan pada model serta analisis kestabilan dari titik

kesetimbangan tersebut. Tingkat keparahan dari penyakit diukur berdasarkan

banyaknya individu yang terinfeksi. Punak endemik, atau jumlah maksimal

individu infeted ditentukan untuk menyatakan tingkat endemik. Penyelesaian

model pada kasus ditentukan dengan menggunakan metode Runge-Kutta orde

empat, denganbantuan programsoftware Matlab 7.0.

Berdasarkanpersamaan (4.8),rasio reproduksidasarpada kasus iniadalah

R

0

= 16:9948. Karena nilai R

0

> 1, dalam kasus ini kemungkinan terjadi

en-demik. Artinya,dimungkinkanpenyakitinfeksiakanmenyebar lebihluas. Untuk

menegahpenyebaraninfeksiiniperludilakukanprogramvaksinasi. Selanjutnya,

proporsiindividu suseptible, infeted dan reovered pada ontoh kasus tersebut

disajikanpada Gambar 4.2.

Dari Gambar 4.2 tampak bahwa pada awalnya proporsi individu

susepti-ble mendekati 1. Namun, seiring berjalannya waktu jumlah individu suseptible

semakin berkurang. Halini terjadi karena adanya individu suseptible yang

ter-infeksi. Dengan demikian,terjadi perpindahankelas dari S keI.

PadakelasI,padaawalnyaproporsiindividuinfeted keil,bahkanmendekati

(33)

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

1.8

2

x 10

5

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

t

susceptible, infected, recovered

susceptible

infected

recovered

Gambar4.2. Proporsiindividususeptible(garistebal),infeted (garistipis),dan

reovered (garisputus-putus)

lalu terjadi penurunan kembali. Kenaikan jumlah individu infeted berasal dari

kelas S saat terjadi infeksi. Sedangkan penurunanindividu infeted terjadi

kare-naterjadiperpindahanke kelas R . Dalamhalini,individuinfeted telah banyak

yang sembuh.

Denganmemperhatikanperilakugrakproporsiindividuinfeted,yang

pa-da awalnya naik kemudian turun kembali, maka penting untuk melihat seara

ermat punaknya. Punak endemik terjadi ketika proporsi individu infeted

menapai maksimal. Berdasarkan Gambar4.2, punak endemik terjadi disekitar

i 0:7. Berikut diberikan 5 proporsi individu infeted tertinggi yang disajikan

pada Tabel 4.1. BerdasarkanTabel 4.1punak endemiknya yaitu i

maks

0:7746

dan terjadi ketikat 0:744410 5

.

Selanjutnyapada kelas R ,pada awalnyaproporsijumlahindividureovered

adalahnol,kemudianmengalamikenaikansepanjangberjalannyawaktu.

Propor-si iniberkebalikan denganindividu suseptible. Dengan demikian, pada awalnya

tidak ada individu yang sembuh dari penyakit. Kemungkinan adanya

(34)

t i

0:718510 5

0.7674

0:731510 5

0.7727

0:744410 5

0.7746

0:757310 5

0.7737

0:770210 5

0.7706

penyakit terus bertambah.

Titik kesetimbangan ditentukan untuk mengetahui letak di mana laju

pe-rubahan jumlah individu pada pada masing-masing kelas adalah nol. Dengan

kata lain, banyaknya individu pada masing-masing kelas adalah konstan.

Pa-da kasus ini hanya terdapat satu titikkesetimbangan, yaitu titik kesetimbangan

endemik, di mana s

e

= 0:0588;i

e

= 0:2904910 3

. Dengan demikian, pada

keadaan yang semaam ini penyakit masih tetap ada (belum musnah). Nilai

eigendarititikkesetimbanganiniadalah

1

= 3:08610 8

+8:7810 7

i;

2 =

3:086 10 8

8:7810 7

i. Berdasarkan Teorema 2.1.1 dapat disimpulkan

bahwa titik kesetimbangan ini stabil asimtotis. Lebih lanjut, kriteria kestabilan

di titikkesetimbangan inidigambarkanpada bidang fasesuseptible infeted

yangdisajikanpadaGambar4.3. DariGambar4.3tampakbahwaarahtrayektori

berbentuk spiral yang menuju titik kesetimbangan sehingga dapat disimpulkan

bahwa titikkesetimbangan inistabil.

Makna seara sik keadaan ini adalah pada infeksi tingkat awal, sudah

terdapatsejumlahindividusehat. Kemudian,terjadiinfeksidanmulaimengalami

kenaikan sampai proses inilebih epat daripada banyaknya individu sehat yang

menjadi bertambah pada populasi. Pada akhirnya, hanya sedikit individu yang

dapat menginfeksi,dan penyebaran penyakit akan berhenti. Lalu, individuyang

sehat akanbertambah lagi(Piollo dan Billings[13℄).

Pada kasus ini, individu yang menarik diamati adalah individu infeted.

(35)

0.05

0.052

0.054

0.056

0.058

0.06

0.062

0.064

0.066

0.068

0

2

4

6

8

10

12

14

16

x 10

−4

susceptible

infected

Gambar 4.3. Trayektori individususeptible, infeted

berdasarkan banyaknya individu yang terinfeksi. Dengan demikian, menjadi

penting untuk dapat mengetahui titik punak endemik. Dari titik puak

en-demik, dapat diperkirakan keadaan terparah dari suatu penyebaran penyakit.

Selanjutnya, dapat dilakukan suatu antisipasi saat keadaan itu terjadi.

Misal-nya, dengan mempersiapkan perawatan yang dibutuhkan kepada individu yang

terinfeksi. Hal inidilakukanagar penyakit tidaksemakin menyebar.

Dari Gambar 4.2 terlihat bahwa pada awalnya proporsi individu infeted

keil kemudian mengalami kenaikan. Proporsi individu tertinggi, atau punak

endemik terjadi di i

maks

0:7746 dan terjadi ketika t 0:7444 10 5

. Titik

punak endemik yang diperoleh bukan titik kesetimbangan. Titik punak

en-demikinimasihbisa berubahdenganmelakukanperubahankeilpadanilai-nilai

parameter. Dari keadaan ini maka perlu dilakukansimulasi. Tujuan dari

simu-lasidisiniadalahuntukdapatmengetahuipengaruh perubahan dari

paramater-parameter tersebut terhadap punak endemik. Dengan demikian, dapat diambil

suatu strategi yang bertujuan untuk menurunkanpunak endemik. Jika punak

endemik turun,maka keparahan dari penyakityang terjadi juga berkurang.

(36)

1

2

. Simulasi dilakukanuntuk mengetahui pengaruh dari laju kontak individu

infeted dengan suseptible terhadap punak endemik. Sedangkan simulasi

untuk mengetahui pengaruh dari laju kesembuhan. Juga diberikan simulasi

1

dan

2

untukmengetahuipengaruhdariprogramvaksinasipadapenduduktetap

dan imigran.

Hasileksperimen numerik untuk laju kontak individu infeted dengan

sus-eptibledengannilai-nilai=1700;1600;1500dan1400disajikanpadaTabel4.2.

Berdasarkan Tabel 4.2 tampak bahwa semakin keil nilai , punak endemik

akan semakin turun. Pada eksperimen ini, punak endemik terendah terjadi

ketika = 1400. Dengan demikian, untuk menurunkan punak endemik dapat

dilakukandengan menurunkan laju kontak individu infeted dengan suseptible.

Hal yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi atau menurunkan kontak

terhadap individu yang terinfeksi. Dengan tingkat penurunan yang sama pada

nilai , tingkatpenurunan punak endemik terbesar terjadi ketika =1400.

Tabel 4.2. Nilai punakendemik dengan simulasi variasi nilai

Punak endemik(I

maks )

1700 6.19563910 6

1600 6.11306710 6

1500 6.02165710 6

1400 5.91968410 6

Tabel 4.3 menunjukkan eksperimen numerik terhadap nilai untuk =

100;150;200dan 250. Dari Tabel4.3tampak bahwasemakin besar nilai,

pun-ak endemikakan semakinturun. Dengan demikian,untuk menurunkanpunak

endemik dapat dilakukan denganmeningkatkanlaju kesembuhan. Strategiyang

disarankanadalahdenganmeningkatkanperawatanmedisdan pemberiannutrisi

terhadap individuyang terinfeksi. Dengan tingkatpenambahanyang sama pada

nilai, tingkat penurunan terbesar terjadi ketika =150.

(37)

Punak endemik(I maks ) 100 6.19563910 6 150 5.57976710 6 200 5.04054110 6 250 4.56849710 6

pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 kiri menunjukkan pengaruh dari program vaksinasi

yang diberikan pada penduduk tetap. Pada kasus, mula-mula diberikan nilai

1

= 0:6. Untuk mengetahui pengaruhnya, simulasi dilakukan dengan

menu-runkan dan menaikkan nilai

1

. Di sini diambil nilai

1

= 0:4;0:5;0:6;0:7 dan

0.8. Dari Tabel 4.4 kiri tampak bahwa semakin besar

1

, punak endemik

se-makin menurun. Dengan demikian, agar penyakit infeksi tidak menyebar,

pro-gram vaksinasi pada penduduk tetap masih perlu diadakan. Semakin banyak

penduduk yang divaksin, semakin meningkat pula penduduk yang mempunyai

kekebalan tinggi terhadap penyakit infeksi. Sehingga penduduk yang terinfeksi

jumlahnya akanmenurun. Artinya, punak endemik jugaakan menurun.

Tabel4.4. Nilai punak endemikdengan simulasi variasi nilai

1

1

Punak endemik(I

maks

)

2

Punak endemik(I

maks ) 0.4 6.19488110 6 0.3 6.19496710 6 0.5 6.19544210 6 0.4 6.19546110 6 0.6 6.19563910 6 0.5 6.19563910 6 0.7 6.19465710 6 0.6 6.19481110 6 0.8 6.19403610 6 0.7 6.19365510 6

Hasilsimulasi numerik untuk mengetahui pengaruh programvaksinasi

pa-dapendudukimigran dapatdilihat pada Tabel 4.4kanan. Pada kasus diberikan

nilai

2

=0:5. Seperti simulasi pada

1

, disini simulasi numerik jugadilakukan

dengan menurunkan dan menaikkannilai

2

. Diambil nilai

2

=0:3;0:4;0:5;0:6

(38)

la-program vaksinasi pada penduduk imigran juga dapat menurunkan punak

en-demik, sebagaimanavaksinasi terhadappenduduktetap. Dengan demikian,

pro-gram vaksinasi untuk penduduk tetap maupun imigran perlu dilakukan untuk

menurunkan punak endemik. Simulasi pada parameter

1

menunjukkan bahwa

penurunantingkatendemikterbesarterjadiketika

1

=0:7. Demikianjugapada

2

, penurunan tingkat endemikterbesar terjadi ketika

2

(39)

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Daripembahasan yang telah dilakukan,dapat diambilkesimpulan sebagai

berikut.

1. Model SIR dengan imigrandan vaksinasi dapat diekspresikansebagai

dS dt =(1 1 ) 1

N +(1

2 ) 2 N SI N ( 1 + 2 )S: dI dt = IS N (+ 1 + 2 )I dR dt =( 1 1

)N +(

1

2

)N +I (

1 +

2 )R

dengan

S(t)+I(t)+R (t) =N;

1 0; 2 0;0 1 1;0 2

1;>0;>0:

2. Adadua maam titikkesetimbangan pada modelSIR denganimigrandan

vaksinasi,yaitutitikkesetimbanganbebaspenyakit s

0 ;i

0

=

(1 1)1+(1 2)2

1 + 2 ;0

dan titik kesetimbangan endemik s

e ;i e = 1 + 2 + ;

(1 1)1+(1 2)2 (1+2)(1+2+)

( 1 + 2 +) .

3. Pada ontoh kasus, titik kesetimbangan yang diperoleh adalah titik

kese-timbangan endemik. Berdasarkan kriteria nilai eigen, titik kesetimbangan

tersebut stabil asimtotis. Lebih lanjut, kriteria kestabilan tersebut dapat

jugadisimpulkan berdasarkangambar trayektori dalam bidangfase.

4. Eksperimen numerik menunjukkan bahwa untuk menurunkan punak

en-demikdapatdilakukandenganmenurunkanlajukontakindividuterinfeksi,

meningkatkannilailajukesembuhan,sertameningkatkanlajuvaksinasi

(40)

Dalam skripsi ini, penulis membahas model SIR yang dipengaruhi faktor

imigran dengan keadaan jumlah populasi konstan. Pada model ini tidak

ter-dapat pemisahan populasi penduduk tetap dan imigran. Bagi pembaa yang

tertarik dengan topik ini, model tersebut dapat dikembangkan dengan

memba-gi populasi menjadi dua subpopulasi, yaitu penduduk tetap dan imigran. Hal

ini untuk mengetahui penyebaran penyakit seara lebih spesik pada tiap-tiap

(41)

[1℄ Bellomo,N. and L. Preziosi,Modeling Mathematial Methods and Sienti

Computation, CRC Press, Florida,1995.

[2℄ Boye, W. E. and R. C. DiPrima, Elementary Dierential Equations and

Boundary Value Problems, John Wiley and Sons, In., New York,1986.

[3℄ Budiantoro,F.,AnalisisKestabilanLokaldanGlobalpadaModel SIRdengan

Imigran, Proposal Tugas Akhir Jurusan Matematika (sedang dikerjakan),

FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2008.

[4℄ Diekmann, O. and J. A. P Heesterbeek, Mathematial Epidemiology of

In-fetious Diseases, John Wiley and Sons, In., New York, 2000.

[5℄ Weir,M.D., F.R.GiordanoandW.P. Fox,A Firts Coursein Mathematial

Modeling, 3 ed., Brooks/Cole-Thomson Learning, In., 511 Forest Lodge

Road, Pai Grove, USA,2003.

[6℄ Farlow, S.J., An Introdution to Dierensial Equations and Their

Applia-tions, MGraw-Hill,In., New York,1994.

[7℄ Finizio, N. and G. Ladas, Persamaan Diferensial Biasa dengan Penerapan

Modern, 2 ed., Alihbahasa: W.Santoso, Erlangga, Jakarta, 1988.

[8℄ Grassly,N.C.andC. Fraser,SeasonalInfetiousDiseaseEpidemiology,

Pro-eedings of the RoyalSoiety B, Departmentof Infetious Disease

(42)

Dynami, and TraÆ Flow),Prentie-Hall,In., New Jersey, 1971.

[10℄ Hethote,H.W.,ThreeBasiEpidemiologialModels,Springer-VerlagBerlin

Heidelberg 18 (1989), 119{142.

[11℄ Hethote, H.W., TheMathematis of InfetiousDiseases, SIAMReview 42

(2000), no. 4,599{653.

[12℄ Iannelli, M., The Mathematial Modeling of Epidemis, Mathematis

De-partment University of Toronto,2005.

[13℄ Piollo, C. III and L. Billings, The Eet of Vainations in an Immigrant

Model, Mathematial and Computer Modeling (2005),no. 42,291{299.

[14℄ Lewis, M., MathematialModels and InfetiousDisease Dynamis,Wieslaw

Krawewiz (2004).

[15℄ Meyer, W. J., Conepts of Mathematial Modeling, MGraw-Hill,In., New

York,1984.

[16℄ Nugroho, S., Pengaruh Vaksinasi terhadap Penyebaran Penyakit dengan

Model SIR, Skripsi, Matematika, FMIPA, Universitas Sebelas Maret,

Surakarta, 2009.

[17℄ New York Department of City Planning, 2000 Cenus Summary,

http://www.ny.gov/html/enus/pop2000.html, 2000

[18℄ Ross, S. L.,Dierential Equations, John Wiley and Sons, In., New York,

1984.

[19℄ Shim, E., A Note on Epidemis Models with Infetive Immigrants and

Va-ination, Mathematial Biosienesand Engineering(2006).

[20℄ Weisstein, E. W., Sir model, A Wolfram Web Resoure, http://mathworld.

(43)

2007.

[22℄ Wikipedia, Basi reprodution number, http://en.wikipedia.org/wiki/Basi

Referensi

Dokumen terkait

Magistef Administrasi Publik Pcngaruh Disiplin KeQa dan Molivasi Kaja Tahadap Kinaja Pega",'ai di DiOllll Pekajllllll Umum Provinsi KepulalWl Bangka Iklitung.. Telah dipenahankan

Dengan memperhatikan RPJPD Kabupaten Kaimana Tahun 2005-2025 dan dengan melihat implementasi dan capaian pembangunan daerah dalam 10 tahun terkahir serta Nawacita

Salam Sejahtera, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Isa Almasih atas rahmat, karunia dan hidayahNya yang tiada terhitung sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

 Buat teman satu perjuangan, satu bimbingan, satu siding proposal, satu siding skripsi selalu bareng-bareng trus Rini dan Marissa perjuangan kita bersusah susah mendapatkan Ttd

– Pengobatan kencing nanah kitni lebih condong kepada pengobatan herbal alami tanpa efek samping dan ketergantungan .Pengobtan kencing nanah juga dapat di racik sendiri di

Gambaran simulasi promodel didapat hasil 6 stasiun kerja, dengan utilization terhadap operator yang bekerja adalah sebesar 89,34%, Untuk area yang digunakan operator

Dari hasil pengujian didapatkan model warna yang paling optimal dan rata-rata akurasi pada Sapi Betina dan Jantan dengan ukuran citra tertentu.. Model warna tersebut sangat

Berdasarkan hasil pengujian perbandingan rasio keuangan antar bank syariah murni dan bank syariah campuran (Islamic Branches Conventional Bank) menunjukkan bahwa