• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan dan Pengukuran Watt dengan Sensor Arus Seri ACS 712 Menggunakan Mikrokontroller ATM 8535

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pembuatan dan Pengukuran Watt dengan Sensor Arus Seri ACS 712 Menggunakan Mikrokontroller ATM 8535"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN DAN PENGUKURAN DAYA MENGGUNAKAN SENSOR ARUS SERI ACS 712 BERBASIS MIKROKONTROLLER ATM 8535

TUGAS AKHIR

ASTRIANA CHRISTY BANGUN 112411038

PROGRAM STUDI D-3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PEMBUATAN DAN PENGUKURAN DAYA MENGGUNAKAN SENSOR ARUS SERI ACS 712 BERBASIS MIKROKONTROLLER ATM 8535

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

ASTRIANA CHRISTY BANGUN 112411038

PROGRAM STUDI D-3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PEMBUATAN DAN PENGUKURAN WATT

DENGAN SENSOR ARUS SERI ACS 712

MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATM

8535

Kategori : Tugas Akhir

Nama : ASTRIANA CHRISTY BANGUN

Nomor Induk Mahasiswa : 112411038

Program Studi : D3 Metrologi dan Instrumentasi

Departemen : Fisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Sumatera Utara

Diluluskan di

Medan, Juli 2014

Diketahui Oleh :

Ketua Jurusan D3 Metrologi dan Instrumentasi Pembimbing

Dr.Diana Alemina Barus,M.Sc Dr.KeristaTarigan,M.Eng.Sc.

(4)

PERNYATAAN

PEMBUATAN DAN PENGUKURAN WATT DENGAN ARUS SERI ACS 712 MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATM 8535

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa

kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2014

Astriana Christy Bangun

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan kesehatan, kekuatan, kesempatan serta limpahan rahmat dan karunia-Nya

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini

dengan baik dan selesai pada waktunya.

Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Pendidikan Diploma III Program Studi Metrologi dan Instrumentasi Departemen

Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Medan dengan judul : “PEMBUATAN DAN PENGUKURAN WATT DENGAN

SENSOR ARUS SERI ACS 712 MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATM

8535”.

Dalam melaksanakan dan penyusunan Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan

banyak terima kasih atas dukungan dan bantuan dari semua pihak. Penulis diberikan

dukungan, bimbingan, pengalaman serta pengetahuan yang dapat membantu penulis,

terutama kepada :

1. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Marhaposan Situmorang, selaku Ketua Departemen Fisika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Diana Alemina Barus, M.Sc., selaku Ketua Program Studi D-3 Metrologi

(6)

4. Kedua orang tua penulis yang selalu mengarahkan, mendukung serta mendo’akan penulis. Semoga mereka diberikan kesehatan dan kemurahan rezeki serta umur

yang panjang, sehingga penulis dapat membalas jasa mereka berdua nantinya.

5. Bapak Dr. Kerista Tarigan, M.Eng.Sc, selaku Dosen Pembimbing Penulis selama

melakukan Penulisan Tugas Akhir.

6. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Matemaika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh mahasiswa/i khususnya stambuk 2011 yang saling membantu dan

mendukung dalam Penulisan Tugas Akhir.

8. Teman – teman yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir diantaranya Ardilla Charolus Sitepu, Stefiana

Karina Tarigan, Iche, Angela, Rika, Annisayyubbi Izzati Ferdian.

Penulis menyadari masih banyak bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat

penulis ucapkan. Namun atas bantuannya kiranya Tuhanlah yang akan membalasnya.

Penulis juga menyadari ketidaksempurnaan Tugas Akhir ini, baik dari isi maupun

penyusunan kalimatnya. Oleh karena itu setiap kritik dan saran guna perbaikan di

masa depan sangat diperlukan. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi

pembacanya

Medan, Juli 2014

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

Kata pengantar ... i

Daftar Isi ... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1LatarBelakang ... 1

1.2TujuanPenulisan ... 1

1.3BatasanMasalah ... 2

1.4SistemPenulisanLaporan ... 2

BAB 2 LandasanTeori... ... 4

2.1 Watt Meter ... 5

2.2HukumDasarKelistrikan 2.2.1Hukum Ohm ... .5

2.2.2 DayaListrik ... 5

2.3 Sensor Suhu ... 6

2.3.1 Hall Effect Allegro ACS 712 ... 6

2.3.2 Karakteristik Dan FiturPenting ACS 712 ... 7

2.4 MikrokontrolerATmega 8535 ... 8

2.4.1 Fitur-FiturMikrokontroller ATMega8535 ... 10

2.4.2 Diagram Blok ATMega 8535 ... 11

(8)

2.4.4 Karakteristik ADC Internal MikrokontrollerATMega 8535 ... 13

2.5 LCD ... 13

2.6 Pemrograman C ... 13

2.6.1 StrukturPenulisanBahasa C ... 14

2.6.2 DeklarasiVariabeldanKonstanta ... 14

2.6.3 OperasiLogikadanBilanganBiner ... 15

BAB 3 RancanganSistem ... 16

3.1 Diagram Blok rancangan ... 16

3.2 Cara KerjaRangkaian... 17

3.3 AlurKerjaRangkaian ... 17

3.4 RangkaianPengkondisi Sensor Arus... 18

3.5 Rangkaian LCD ... 19

3.6 Listing Program ... 20

BAB 4 Pengujian,Kalibrasi,DanAnalisisRangkaian ... 21

4.1 PengujianRangkaian Sensor Arus ACS 712... 21

4.2 PengujianMikrokontrol ATM 8535 ... 22

4.3 KalibrasiTegangan ... 23

4.4 Analisis Data ... 24

4.4.1Analisis Hasil Data Sensor ... 39

(9)

BAB 5 Kesimpulan Dan Saran ... 42

5.1 Kesimpulan ... 42

5.2 Saran ... 42

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rangkaian Dasar Wattmeter Analog ... 5

Gambar 2.2 IC Sensor ACS 712 ... 7

Gambar 3.1 Gambar Karakteristik Tegangan Vs Arus IC ACS 712 ... 8

Gambar 3.2 Beberapa Seri Mikrokontroller AVR Buatan Atmel ... 9

Gambar 3.3 Blok Diagram ATMega 8535 ... 11

Gambar 3.4 Pin Mikrokontroller ATMega 8535 ... 12

Gambar 3.5 Rangkaian Blok Rangkaian Pengukuran Watt ... 16

Gambar 3.6 Alur Proses Kerja Rangkaian ... 18

Gambar 3.7 Rangkaian Driver ACS 712 ... 19

Gambar 3.8 Rangkaian Interface LCD Dengan Mikrokontrol ... 20

Gambar 4.1 Rangkaian Uji Mikrokontroller ATM 8535 ... 22

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Umumnya wattmeter banyak dipergunakan untuk mengukur atau untuk menentukan

seberapa besar suatu komponen atau beban memerlukan energi dalam suatu satuan

waktu tertentu. Peralatan seperti kwh meter dapat dipergunakan untuk mengukur watt

dengan arus yang sedang hingga besar, puluhan Ampere.

Untuk megukur daya yang lebih kecil dan dapat dikalibrasi serta lebih presisi

maka kwh meter tidaklah efisien. Hal ini disebabkan oleh penggunaan kwh meter

sudah dispesifikasi secara khusus untuk penggunaan daya listrik dari PLN yang

berdaya 450 W hingga ribuan Watt.

Wattmeter adalah instrument atau alat penguk uran daya listrik

khususnya daya listrik nyata yang pembacaannya diberikan dalam satuan Watt.

Wattmeter berfungsi sebagai alat yangmengukur daya listrik pada beban - beban yang

sedang beroperasi dalam suatu sistem kelistrikandengan beberapa kondisi beban,

seperti beban dc, beban AC satu phase serta beban AC tiga phase.

(12)

digunakan sebagai alat peraga untuk mengetahui daya yang dipakai dalam suatu

rangkaian beban. Sebelum mempelajari alat ini l ebih lanjut, ada baiknya kita

pelajari sedikit mengenai parameter yang diukur oleh alat ini. Daya listrik

dalam pengertiannya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok sesuai dengan

catu tenaga listriknya, yaitu daya listrik DC dan daya listrik AC. Daya listrik DC

dirumuskan sebagai :P = V . I dimana : P = daya (Watt)V = tegangan (Volt)I = arus

(Amper) Daya listrik AC ada 2 macam yaitu: daya untuk satu phase dan

daya untuk tiga phase

Wattmeter analog yang paling sederhana adalah wattmeter jenis elektrodinamis,

dimana terdiri dari sepasang kumparan tetap yang disebut kumparan arus

dan kumparan bergerak yang disebut kumparan potensial . K u m p a r a n a r u s

d i h u b u n g k a n s e c a r a s e r i d e n g a n r a n g k a i a n , s e d a n g k a n k u m p a r a n

p o t e n s i a l d i h u b u n g k a n s e c a r a p a r a l e l . S e l a i n i t u p a d a w a t t m e t e r

i n i , k u m p a r a n p o t e n s i a l m e m b a w a j a r u m y a n g b e r g e r a k d i

a t a s s k a l a u n t u k m e n u n j u k k a n p e n g u k u r a n . S e b u a h a r u s

y a n g m e n g a l i r m e l a l u i a r u s k u m p a r a n m e n g h a s i l k a n m e d a n

elektromagnetik di sekitar kumparan. Kekuatan bidang ini adalah sebanding dengan

baris saat inidan di fase dengan itu. sebuah resistor bernilai tinggi

dihubungkan secara seri dengan alat ini u n t u k m e n g u r a n g i a r u s y a n g

m e n g a l i r m e l e w a t i n y a . K u m p a r a n p o t e n s i a l p a d a w a t t m e t e r

(13)

Rangkaian dari alat pengukur watt bias rusak oleh arus berlebih. Berbeda dengan

voltmeter. Jika voltmeter kelebihan beban, pointer akan menunjukkan melampaui

batas atas skala. Tetapi pada wattmeter tidak bias seperti voltmeter. Hal ini karena

posisi pointer tergantung pada factor daya tegangan dan arus. Dengan demikian,

rangkaian dengan factor daya yang rendah akan memberikan pembacaan alat

pengukur watt rendah, bahkan ketika kedua sirkuit yang dimuat ke batas

keamanan maksimum. Oleh karena itu, sebuah alat pengukur watt dinilai

tidak hanya dalam watt, tetapi juga dalam volt dan ampere.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka pada proyek ini, penulis

membuat proyek dengan judul

“PEMBUATAN DAN PENGUKURAN WATT DENGAN SENSOR ARUS SERI

ACS 712 MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATM 8535”

Yaitu, suatu rangkaian alat yang dapat difungsikan sebagai pengukur Watt sederhana

secara digital untuk dapat digunakan secara portabel.

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam proyek ini hanya mencakup beberapa point utama,

diantaranya adalah sebagai berikut :

(14)

2. Mikrokontrol yang digunakan adalah ATmega 8535 yang hanya difungsikan

sebagai pembaca arus dan menghitung besaran daya.

3. Display LCD yang digunakan hanya difungsikan sebagai penampil hasil

proses input dan output.

4. Pengujian sistem dilakukan dengan beban yang rendah.

5. Kalibrasi alat hanya dengan teknik regulator.

1.4. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan penelitian ini adalah :

1. Pengembangan kreatifitas mahasiswa dalam bidang alat Metrologian,

Instrumentasi, dan Kalibrasi.

2. Untuk memperdalam konsep maupun cara kerja sensor Arus dan

merangkainya dengan komponen lain sehingga menjadi suatu alat ukur Watt.

3. Membuat suatu alat yang tepat guna dan berkualitas dalam pengukuran

sampai ketelitian yang diperkecil atau mendekati benar.

4. Memenuhi syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Projek Akhir dan

menyelesaikan pendidikan di program studi D-III Metrologi dan

Instrumentasi FMIPA USU.

1.5. Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

(15)

Mencari data-data yang berkaitan dengan alat yang akan dibuat, dari literatur

buku -buku, jurnal - jurnal, majalah - majalah elektronika dan situs-situs

internet untuk mempelajari hal-hal sebagai berikut :

1. Karakterisitik mikrokontroler ATmega 8535 termasuk cara pemrograman dan

interface-nya.

2. Karakterisitik sensor arus ACS 712

b. Metode perencanaan dan pembuatan alat

Untuk membuat alat ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mencoba-coba alat atau rangkaian sesuai dengan data-data yang telah

diperoleh sesuai spesifikasi alat yang diinginkan.

2. Melaksanakan perencanaan tiap-tiap blokdiagram dari hasil coba-coba yang

dianggap rangkaian paling efektif yang kemudian digabungkan sehingga

menjadi satu sistem.

c. Mempersiapkan komponen yang diperlukan antara lain sebagai berikut :

1. Mikrokontroler ATmega 8535 sebagai pengendali sistem. Komponen ini

dipakai karena mudah diperoleh dipasaran dengan harga yang relatif murah,

bisa digunakan untuk berbagai macam keperluan serta mudah memrogramnya

karena memiliki fitur ISP (In-System Programming).

2. Sensor arus, banyak metode yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus

listrik, diantaranya adalah dengan metode shunt resistif, tranformer arus, dan

sensor magnetik. Dengan metode tersebut maka telah dikembangkan beberapa

teknologi dalam perealisasian dalam bentuk kemasaan yang telah dikenal

(16)

3. LCD sebagai penampil hasil pengujian kualitas udara yang terdapat pada suatu

tempat.

d. Pembuatan alat

Perakitan tiap-tiap blok dan penggabungan tiap-tiap blok menjadi satu sistem.

e. Pengujian alat

Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat telah

bekerja dengan baik. Pengujian dilakukan pada tiap-tiap blok, kemudian

dilakukan pengujian sistem secara keseluruhan.

f. Kalibrasi alat

Membandingkan hasil pengukuran dengan alat ukur standar melalui beberapa

tahap.

g. Konsultasi dengan dosen pembimbing serta mencari sumber informasi

yang berhubungan dengan pembuatan tugas akhir.

1.6. Tinjauan Pustaka

Studi pustaka dimaksudkan untuk mendapatkan landasan teori, data-data atau

informasi sebagai bahan acuan dalam melakukan perencanaan, percobaan, pembuatan

(17)

Agar lebih mudah untuk dibaca penulis berusaha untuk menyusun laporan ini

dengan urutan yang sistematis. Untuk itu penulis membaginya ke dalam beberapa bab

agar lebih mudah dimengerti dan dipahami dan lebih mudah dipahami dan lebih

tersetruktur.

Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi

masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan, metode penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pada bab ini dijelaskan tentang teori dasar yang melandasi tentang

komponen yang terlibat pada pembuatan alat pengukur watt.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada rancangan sistem dijelaskan sistem kerja dalam diagram blok.

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM

Rangkaian sensor Arus diuji sedemikian rupa sehingga dapat

dipergunakan sebagaimana semestinya.

(18)

Pada bagian bab 5 tersebut akan disimpulkan beberapa point sebagai

kesimpulan rancangan alat dan memberikan saran pada penelitian

(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pengukuran daya pada suatu sirkit pada umumnya dapat dibedakan dengan dua tipe,

yaitu tipe daya resistif dan induktif. Namun pada tulisan ini hanya daya resistif yang

akan dibicarakan. Hal ini dibuat untuk mempermudah baik dalam pembuatan,

pengukuran, dan pengkalibrasian Wattmeter Digital yang waktunya dapat diprogram.

Untuk merealisasikan pembuatan dan pengkalibrasian alat ukur tersebut maka

di bawah ini akan dijelaskan terlebih dahulu beberapa konsep atau teori dasar yang

melatarbelakanginya. Diantaranya adalah, konsep dasar Wattmeter, hukum Ohm, daya

listrik, sensor arus, mikrokontroller, penampil LCD, beberapa komponen dasar

sebagai pendukung, dan pemrograman dengan Code Vision AVR.

2.1. Watt meter

Wattmeter adalah instrument atau alat pengukuran daya listrik khususnya daya

listrik nyata yang pembacaannya diberikan dalam satuan Watt. Wattmeter berfungsi

sebagai alat yangmengukur daya listrik pada beban - beban yang sedang beroperasi

dalam suatu sistem kelistrikandengan beberapa kondisi beban, seperti beban dc, beban

AC satu phase serta beban AC tiga phase. Wattmeter biasanya digunakan pada lab – lab fisika dimana alat ini digunakan sebagai alat peraga untuk mengetahui daya yang

(20)

baiknya kita pelajari sedikit mengenai parameter yang diukur oleh alat ini. Daya listrik

dalam pengertiannya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok sesuai dengan catu

tenaga listriknya, yaitu daya listrik DC dan daya listrik AC. Daya listrik DC

dirumuskan sebagai :P = V . I dimana : P = daya (Watt)V = tegangan (Volt)I = arus

(Amper) Daya listrik AC ada 2 macam yaitu: daya untuk satu phase dan daya untuk

tiga phase.

Wattmeter analog yang paling sederhana adalah wattmeter jenis elektrodinamis,

dimana terdiri dari sepasang kumparan tetap yang disebut kumparan arus dan

kumparan bergerak yang disebut kumparan potensial. Kumparan arus dihubungkan

secara seri dengan rangkaian, sedangkan kumparan potensial dihubungkan secara

paralel. Selain itu pada wattmeter ini, kumparan potensial membawa jarum yang

bergerak di atas skala untuk menunjukkan pengukuran. Sebuah arus yang mengalir

melalui arus kumparan menghasilkan medan elektromagnetik di sekitar kumparan.

Kekuatan bidang ini adalah sebanding dengan baris saat inidan di fase dengan itu.

sebuah resistor bernilai tinggi dihubungkan secara seri dengan alat ini untuk

mengurangi arus yang mengalir melewatinya. Kumparan potensial pada wattmeter

umumnya memiliki resistansi yang tinggi.

Umumnya, daya dalam rangkaian listrik adalah merupakan hasil kali dari

tegangan dan arus dengan satuan Watt. Secara khusus, pengukuran daya dibuat

berdasarkan pergerakan jarum meter yang disebut pergerakan dynamometer yang

gerakannya sama dengan meter D’Arsonval.

Rangkaian dasar dari Wattmeter analog dikenal sebagai Pergerakan jarum pada

(21)

Gambar 2.1. Rangkaian Dasar Wattmeter Analog.

2.2. Hukum Dasar Kelistrikan

2.2.1. Hukum Ohm

Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir

melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang

diterapkan kepadanya atau juga menyatakan bahwa besar arus yang mengalir pada

suatu konduktor pada suhu tetap sebanding dengan beda potensial antara kedua

ujung-ujung konduktor.

Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila

nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang

dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua

jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah.

(22)

dimana I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam

satuan Ampere, Vadalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar

dalam satuan volt, dan Radalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada

suatu penghantar dalam satuanohm.

Hukum ini dicetuskan oleh George Simon Ohm, seorang fisikawan dari

Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The

Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827.

ada 2 bunyi hukum Ohm yaitu :

1) Besarnya arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya beda potensial

(Tegangan). Untuk sementara tegangan dan beda potensial dianggap sama walau

sebenarnya kedua secara konsep berbeda. Secara matematika di tuliskan I ∞ V atau V

∞ I, Untuk menghilangkan kesebandingan ini maka perlu ditambahkan sebuah

konstanta yang kemudian di kenal dengan Hambatan (R) sehingga persamaannya

menjadi V = I.R. Dimana V adalah tegangan (volt), I adalah kuat arus (A) dan R

adalah hambatan (Ohm).

2) Perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu bilangan konstan

yang disebut hambatan listrik. Secara matematika di tuliskan V/I = R atau dituliskan

V = I.R.

Fungsi utama hukum Ohm adalah digunakan untuk mengetahui hubungan

tegangan dan kuat arus serta dapat digunakan untuk menentukan suatu hambatan

beban listrik tanpa menggunakan Ohmmeter. Kesimpulan akhir hukum Ohm adalah

(23)

tegangan dan arus listrik. Konsep ini salah, besar kecilnya hambatan listrik tidak

dipengaruhi oleh besar tegangan dan arus listrik tetapi dipengaruhi oleh panjang

penampang, luas penampang dan jenis bahan.

Hukum dasar tentang arus listrik adalah mengacu terhadap hukum Ohm, yang

menyatakan bahwa:

I = V/R

Dimana, I adalah arus dalam satuan Ampere, V adalah tegangan dalam satuan

Volt, dan R adalah hambatan dalam satuan Ohm.

2.2.2. Daya Listrik

Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam sirkuit

listrik. Satuan SI daya listrik adalah watt yang menyatakan banyaknya tenaga

listrik yang mengalir per satuan waktu (joule/detik).

Arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dengan hambatan listrik

menimbulkan kerja. Peranti mengkonversi kerja ini ke dalam berbagai bentuk yang

berguna, seperti panas (seperti pada pemanas listrik), cahaya (seperti pada bola

lampu), energi kinetik (motor listrik), dan suara (loudspeaker). Listrik dapat diperoleh

(24)

Daya adalah hasil kali antara arus listrik I dan tengangan V dengan satuan

Watt. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

P = VxI

atau

P = V2R

Dalam hal ini, daya yang dimaksud adalah daya resistif saja.

Sedangkan daya dalam selang waktu tertentu adalah perkalian antara daya dengan

waktu dalam satuan watt jam.

2.3. Sensor Arus

Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik,

diantaranya adalah dengan metode shunt resistif, tranformer arus, dan sensor

magnetik. Dengan metode tersebut maka telah dikembangkan beberapa teknologi

dalam perealisasian dalam bentuk kemasaan yang telah dikenal sebagai sensor

magnetic fluxgate, digital clamp ampere meter, dan efek Hall.

2.3.1. Hall Effect Allegro ACS 712

(25)

tegangan. Tegangan tersebut biasanya diumpankan ke current transformer terlebih

dahulu sebelum masuk ke pengkondisi signal.

Teknologi Hall Effect yang diterapkan oleh Allegro menggantikan fungsi

resistor shunt dan current transformer menjadi sebuah sensor dengan ukuran yang

relative jauh lebih kecil. Aliran arus listrik yang mengakibatkan medan magnet yang

menginduksi bagian dynamic offset cancellation dari ACS 712. Bagian ini akan

dikuatkan oleh amplifier dan melalui filter sebelum dikeluarkan melalui kaki 6 dan 7,

modul tersebut membantu penggunaan untuk mempermudah instalasi arus ini ke

dalam system. ACS 712 adalah Hall Effect current sensor. Hall effect allegro ACS

712 merupakan sensor yang presisi sebagai sensor arus AC atau DC dalam pembacaan

arus dalam dunia industry, otomitif, komersil dan system – system komunikasi.

Pada umumnya aplikasi sensor ini digunakan untuk mangontrol motor, deteksi

beban listrik, switched-mode power supplies dan proteksi beban berlebih. Sensor ini

memiliki pembacaan dengan ketepatan yang tinggi, karena didalamnya terdapat

rangkaian low-offset linear Hall dengan satu lintasan yang terbuat dari tembaga. Cara

kerja sensor ini adalah arus yang dibaca mengalir melalui kabel tembaga yang terdapat

didalamnya yang menghasilkan medan magnet yang ditangkap oleh integratet Hall IC

dan diubah menjadi tegangan proporsional.

Ketelitian dalam pembacaan sensor dioptimalkan dengan cara pemasangan

komponen yang ada didalamnya antara penghantar yang menghasilkan medan magnet

(26)

rendah akan menstabilkan Bi CMOS Hall IC yang didalamnya yang telah dibuat untuk

ketelitian yang tinggi oleh pabrik.

Sensor arus yang telah dikemas dalam bentuk IC seperti Hall effect buatan

Allegro dengan tipe ACS 712 adalah merupakan sensor arus yang menggunakan

prinsip mengukur/ merespon medan magnet disekitar kawat berarus.

Prinsip kerja IC tersebut adalah mengkombinasikan fungsi resistor shunt dan

current transformer sehingga dapat difungsikan sebagai sensor arus ac maupun dc

yang mempunyai pembacaan dengan ketepatan tinggi.

Agar supaya medan magnetnya cukup kuat dan terukur oleh sensor efek Hall

maka telah dilengkapi dengan lilitan dengan inti ferit. Isyarat dari sensor efek Hall ini

pada umumnya dikalibrasi pada medan sama dengan Nol pada tegangan 2,5 V.

Bentuk komponen ACS 712 tersebut adalah seperti pada Gambar 2.1 berikut.

(27)

2.3.2. Karakteristik Dan Fitur Penting ACS 712

Beberapa fitur penting dari sensor arus ACS 712 adalah sebagai berikut.

- Response time : 5 µs

- Bandwith : 50 kHz

- Resistansi internal : 1,2 mΩ - Operasi catu daya : 5.0 V

- Sensitivitas out : 66 – 185 mV/A - Tegangan out : ac atau dc

- Total error out : 1,5 % pada TA = 25 °C, dan 4 % pada -40 °C

sampai 85 °C.

- Akurasi : aturan pabrik

Karakteristik Tegangan terhadap arus dari komponen tersebut, diperlihatkan

pada Gambar 2.3. berikut :

(28)

2.4. Mikrokontroler ATmega-8535

Banyak komponen mikrokontrol yang telah beredar di pasaran elektronik

sekarang ini, diantaranya adalah mikrokontroller ATmega seri 8535. Mikrokontroller,

sesuai namanya adalah suatu komponen pengontrol atau pengendali yang berukuran

mikro. Mikrokontroller suatu sistem elektronika yang terdiri dari beberapa bagian,

diantaranya adalah bagian mikroprosesor, memori, sistem input/output, dan beberapa

fasilitas seperti timer, pulsa modulasi dan sebagainya yang telah dikemas menjadi

suatu IC. Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s RISC processor) standar memiliki

arsitektur 8-bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16- bit dan sebagian

besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock.

Mikrokontroler merupakan sebuah sistem komputer yang seluruh atau

sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut single

chip microcomputer. Lebih lanjut, mikrokontroler merupakan sistem komputer yang

mempunyai satu atau beberapa tugas yang sangat spesifik, berbeda dangan PC

(Personal Computer) yang memiliki beragam fungsi. Perbedaan lainnya adalah

perbandingan RAM dan ROM yang sangat berbeda antara komputer dengan

mikrokontroler.

Mikrokontroler adalah sebuah system microprocessor dimana didalamnya

sudah terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya yang

sudah saling terhubung dan terorganisasi (teralamati) dengan baik oleh pabrik

(29)

memprogram isi ROM sesuai aturan penggunaan oleh pabrik yang membuatnya

menurut Winoto (2008:3).

Teknologi yang digunakan pada mikrokontroler AVR berbeda dengan

mikrokontroler seri MCS-51. AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set

Computer), sedangkan seri MCS-51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set

Computer). Mikrokontroler AVR dapat dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu

keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega, dan keluarga AT89RFxx.

Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, kelengkapan

periperal dan fungsi-fungsi tambahan yang dimiliki.

ATMega8535 adalah mikrokontroler CMOS 8 bit daya rendah berbasis

arsitektur RISC. Instruksi dikerjakan pada satu siklus clock, ATMega8535

mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz, hal ini membuat ATMega8535

dapat bekerja dengan kecepatan tinggi walaupun dengan penggunaan daya rendah.

Mikrokontroler ATmega8535 memiliki beberapa fitur atau spesifikasi yang

menjadikannya sebuah solusi pengendali yang efektif untuk berbagai keperluan.

Berikut adalah tabel perbandingan beberapa seri mikrokontroler AVR buatan

Atmel.

Tabel 3.2 Beberapa Seri Mikrokontroller AVR buatan Atmel

(30)

ATmega8 8 1024 0.5 23 1 1 1 3 6/8 1 Ya

ATmega853

5

8 512 0.5 32 2 2 1 4 8 1 Ya

ATmega16 16 1024 0.5 32 1 2 1 4 8 1 Ya

ATmega162 16 1024 0.5 35 2 2 2 6 8 1 Ya

ATmega32 32 2048 1 32 1 2 1 4 8 1 Ya

ATmega128 128 4096 4 53 2 2 2 8 8 1 Ya

ATtiny12 1 - 0.0625 6 - 1 - - - - Ya

ATtiny2313 2 128 0.125 18 1 1 1 4 - 1 Ya

ATtiny44 4 256 0.25 12 1 1 - 4 8 1 Ya

ATtiny84 8 512 0.5 12 1 1 - 4 8 1 Ya

Keterangan:

 Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan

program hasil buatan manusia yang harus dijalankan oleh mikrokontroler.

 RAM (Random Acces Memory) merupakan memori yang membantu CPU

untuk penyimpanan data sementara dan pengolahan data ketika program

sedang running.

 EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) adalah

memori untuk penyimpanan data secara permanen oleh program yang sedang

running.

(31)

 Timer adalah modul dalam hardware yang bekerja untuk menghitung

waktu/pulsa .

 UART (Universal Asynchronous Receive Transmit) adalah jalur komunikasi

data khusus secara serial asynchronous.

 PWM (Pulse Width Modulation) adalah fasilitas untuk membuat modulasi

pulsa.

 ADC (Analog to Digital Converter) adalah fasilitas untuk dapat menerima

sinyal analog dalam range tertentu untuk kemudian dikonversi menjadi suatu

nilai digital dalam range tertentu.

 SPI (Serial Peripheral Interface) adalah jalur komunikasi data khusus secara

serial secara serial synchronous.

 ISP (In System Programming) adalah kemampuan khusus mikrokontroler

untuk dapat diprogram langsung dalam sistem rangkaiannya dengan

membutuhkan jumlah pin yang minimal.

2.4.1 Fitur – Fitur Mikrokontroller ATmega8535

Adapun fitur-fitur dari mikrokontroller ATmega8535 adalah sebagai berikut :

1. Saluran I/O Sebanyak 32 buah, yaitu port A sampai port D (Port A, B, C dan

D)

2. ADC (Analog to Digital Converter) 10 bit sebanyak 8 chanel.

3. Tiga buah timer/ counter dengan kemampuan perbandingan, yaitu 2 buah

timer/ counter 8 bit dan 1 buah timer/ counter 16 bit.

(32)

5. 131 instruksi yang hanya membutuhkan 1 siklus clock.

6. Watchdog timer dengan osilator internal.

7. Tegangan operasi 2,7 V – 5,5 V. 8. Internal SRAM sebesar 512 byte.

9. Memori flash sebesar 8 KB dengan kemampuan Read While Write.

10.Unit interupsi internal dan eksternal.

11.Port antarmuka SPI (Serial Pheripheral Interface).

12.Kecepatan hampir mencapai 16 MPIS pada kristal 16 MHz.

13.Internal downloader USB AVR (In-system Programming dilengkapi LED

programming indicator).

14.Tidak membutuhkan power tambahan saat melakukan downloader proram.

15.EEPROM (Electrically Erasble Programmable Read Only Memory), sebesar

512 byte yang dapat doprogram saat operasi.

16.Antarmuka komparator analog.

17.Port USART untuk komunikasi serial.

2.4.2. Diagram Blok ATmega 8535

Pada diagram blok ATMega8535 digambarkan 32 general purpose Working

register yang dihubungkan secara langsung dengan Arithmetic Logic Unit (ALU).

Sehingga memungkinkan dua register yang berbeda dapat diakses dalam satu

siklus clock.

(33)
[image:33.595.122.550.106.550.2]

:

Gambar 3.3 Blok Diagram ATmega8535

Dari diagram blok tersebut dapat dilihat bahwa ATmega 8535 memiliki

bagian-bagian antara lain adalah sebagai berikut:

1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D.

(34)

3. Tiga buah timer/counter dengan kemampuan pembanding.

4. CPU yang terdiri dari 32 buah register.

5. Watchdog timer dengan osilator internal.

6. SRAM sebesar 512 byte.

7. Memori flash sebesar 8KB dengan kemampuan Reead While Write.

8. Intterupt internal dan eksternal.

9. Port antarmuka SPI (Serial Pheripheral Interface).

10.EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.

11.Antarmuka komparator analog.

12.Port USART untuk komunikasi serial.

2.4.3.Konfigurasi Pin Mikrokontroller AVR ATmega 8535

Konfigurasi pin mikrokontrol ATmega 8535 tersebut adalah seperti pada

[image:34.595.213.413.502.721.2]

Gambar 2.5.

(35)

Konfigurasi pin ATmega 8535 dapat dilihat pada gambar di atas. Dari Gambar

dapat dijelaskan secara fungisional konfigurasi pin ATmega 8535 sebagai berikut :

1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin input catu daya.

2. GND sebagai pin ground.

3. Port A (PA0-PA7) merupakan pin I/O dua arah dan input ADC.

4. Port B (PB0-PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu

Timer/Counter, komparator analog dan SPI.

5. Port C (PC0-PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu

TWI, komparator analog dan timer osilator.

6. Port D (PD0-PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu

komparator analog, interupsi eksternal dan komunikasi serial.

7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroller.

8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin input clock eksternal.

9. AVCC merupakan pin input tegangan untuk ADC.

10.AREF merupakan pin input tegangan referensi ADC.

2.4.4. Karakteristik ADC Internal Mikrokontroller ATmega 8535

Karakteristik ADC internal mikrokontroller ATmega 8535 adalah:

1. Medan dalam pengoperasian.

2. Resolusi 10 bit.

3. Memiliki 8 masukan analog.

4. Konversi pada saat CPU sleep.

(36)

2.5. LCD

Banyak model dan tipe LCD sebagai penampil hasil suatu proses, baik tampilan

karakter maupun grafis. Salah satu penampil karakter adalah model H1602B dengan

karakter 16 x 2. Artinya, mempunyai dua baris penampil yang masing-masing 16

karakter. Keterangan lebih lanjut tentang LCD dari tipe H1602B dapat dilihat pada

Lampiran I.

2.6. Pemrograman C

Banyak pemrograman yang dapat digunakan untuk memprogram mikrokontrol

khususnya seri AVR dari Atmel diantaranya adalah dengan pemrograman bahasa C.

2.6.1. Struktur Penulisan Bahasa C

Umumnya penulisan pada pemrograman bahasa c didahului dengan tanda pagar

seperti berikut ini.

#include<[library1.h]> // optional

#define [nama1] [nilai]; // optional

[global variables] // optional

[functions] // optional

Int main (void) // optional

{

(37)

}

Keterangan

- Opsional artinya boleh ditulis atau tidak, sesuaikan dengan kebutuhan

- Penulisan variabel di awal agar supaya dapat digunakan pada sepanjang

program dan dengan deklarasi fungsi-fungsi yang terlibat.

2.6.2. Deklarasi Variabel dan Konstanta

Variabel adalah merupakan suatu memori penyimpan data yang nilainya dapat

di ubah-ubah.

Penulisannya adalah sebagai berikut :

[tipe data] [nama] = [nilai];

Konstanta adalah merupakan suatu memori penyimpan data yang nilainya tidak

dapat di ubah-ubah.

Penulisannya adalah sebagai berikut :

const [nama] = [nilai];

pernyataan atau statement adalah setiap operasi dalam pemrograman yang harus

diikuti dengan tanda [;] atau [}].

Contoh suatu pernyataan:

(38)

2.6.3. Operasi Logika dan Bilangan Biner

Operator Logika : AND &&

NOT !

OR ||

Biner : AND &

OR |

XOR ˆ

Shift right ˃˃

(39)

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1. Diagram Blok Rancangan

Rancangan sistem pengukur watt listrik berikut ini terdiri dari beberapa bagian,

yaitu: bagian sensor arus (ACS 712), bagian pengolah dengan mikrokontroler (ATM

8535), display LCD H1602B (16x2), dan bagian beban resistif seperti bohlam.

Penggunaan regulator pada bagian masukan berfungsi sebagai penstabil tegangan.

Rancangan rangkaian alat pembaca watt digital secara diagram blok dapat

(40)
[image:40.595.188.548.108.368.2]

Gambar 3.1. Diagram Blok Rangkaian Pengukur Watt

3.2. Cara Kerja Rangkaian

Cara kerja rangkaian seperti pada diagram blok pada Gambar 3.1 adalah sebagai

berikut. Jika beban terpasang maka sensor arus ACS 712 mengesan arus yang lewat

dan sekaligus membaca tegangan yang telah disearahkan telebih dahulu.

Selanjutnya, jika besaran arus dan tegangan dikalikan melalui pemrograman C

maka hasil dayanya dapat di tampilkan pada layar LCD.

Fungsi regulator dalam diagram blok tersebut adalah unuk penstabil tegangan jala Mikrokontrol

ATM 8535 Sensor I,V

Display

Watt Beban

(Resistif)

Regulator

(41)

3.3. Alur Kerja Rangkaian

Untuk menyederhanakan proses perhitungan dan pembacaan sistem ditunjukkan

[image:41.595.298.471.197.712.2]

seperti pada Gambar 3.2 berikut ini.

Gambar 3.2. Alur proses kerja rangkaian

Mulai

Inisialisasi Port

Reset Komunikasi

Kirim Perintah Membaca I,V, t

Baca I, V, t

Tampilkan I, t, dan P

Stop

(42)

3.4. Rangkaian Pengkondisi Sensor Arus

Rangkaian sensor arus yang dipergunakan pada rancangan ini adalah sensor arus

buatan Allegro dengan metode Hall Effect dari tipe ACS 712, dikenal sebagai IC Hall

effect tipe ACS 712. Sensor ini adalah merupakan sensor arus yang menggunakan

prinsip mengukur/ merespon medan magnet disekitar kawat berarus. Rancangan

rangkaian pengkondisi sinyal dan driver sensor ke bagian interface ke mikrokontrol

[image:42.595.134.527.369.609.2]

ditunjukkan seperti pada Gambar 3.3 berikut :

(43)

3.5. Rangkaian LCD

Rangkaian interface penampil LCD tipe H1602B, dua baris dengan

masing-masing baris terdiri dari 16 karakter, dengan mikrokontrol adalah seperti pada Gambar

[image:43.595.227.455.247.436.2]

3.4 berikut ini.

Gambar 3.4. Rangkaian interface LCD dengan Mikrokontrol.

3.6. Listing Program

Program Watt meter pada tulisan ini dibuat dengan program AVR seperti Listing

berikut ini.

(44)

BAB IV

IMPLEMENTASI SISTEM

Sebelum dilakukan pengukuran watt dengan berbagai beban resistif pada alat

maka terlebih dahulu dilakukan beberapa prosedur pengujian yang penting,

diantaranya adalah pengujian dan kalibrasi terhadap :

1. Pengujian Sensor Arus ACS 712

2. Pengujian Mikrokontroller ATM 8535

3. Kalibrasi Tegangan

4.1. Pengujian Rangkaian Sensor Arus ACS 712

Pengujian sensor arus ACS 712 dilakukan dengan rangkaian seperti pada

Gambar 3.3 dengan hasil data yang diperoleh adalah seperti pada Tabel 4.1 sebagai

berikut.

Tabel 4.1. Tabel Pengujian Sensor ACS 712

Kondisi Tegangan PLN : Rata-rata 205 Volt

Ampere meter : AVO Meter Sunwa 360 TYR

(45)

No. Beban Bohlam, W Arus I rerata (Pengujian),

Ma

Arus I (Teori), mA

1. 25 121 114

2. 40 195 182

3. 75 365 341

4. 100 488 455

4.2. Pengujian Mikrokontrol ATM 8535

Pengujian mikrokontrol ATM 8535 dengan menggunakan suatu program sesuai

[image:45.595.161.503.415.735.2]

dengan rangkaian seperti pada Gambar 4.1 adalah sebagai berikut.

(46)

Pengujian pada rangkaian mikrokontroler ATmega8535 ini dilakukan dengan

menghubungkan rangkaian tersebut terhadap power supply sebagai sumber tegangan.

Kaki 10 dihubungkan dengan sumber tegangan 5 volt, sedangkan kaki 11

dihubungkan dengan ground. Kemudian tegangan pada kaki 10 diukur dengan

menggunakan Voltmeter. Dari hasil pengujian didapatkan tegangan pada kaki 10

sebesar 4,9 volt.

Langkah selanjutnya adalah memberikan program pengujian pada

mikrokontroler ATmega 8535 yaitu seperti listing program sebagai berikut:

Listing Program Pengujian Mikrokontrol

#include <mega8535.h>

#include <delay.h>

#include <stdio.h>

while (1)

{

// Place your code here

PORTA=0xFF;

DDRA=0xFF;

{

delay_us(100);

PORTA=0x00;

(47)

4.3. Kalibrasi Tegangan

Umumnya tegangan jala PLN tidaklah stabil, oleh karena itu maka dilakukan

dengan penstabil tegangan menggunakan Stabilisator. Pengkalibrasian dilakukan

seperti pada diagram blok pada Gambar 3.1.

Hasil kalibrasi dengan regulator tegangan tersebut, maka diperoleh data

pengukuran besar arus terhadap beberapa beban resistif seperti pada Tabel 4.2

[image:47.595.101.531.551.723.2]

berikut ini.

Tabel 4.2. Tabel arus hasil kalibrasi tegangan

Kondisi Tegangan PLN : Rata-rata 220 Volt

Ampere meter : AVO Meter Sunwa 360 TYR

Regulator : Stabilator 5000 VA

Percobaan : Masing-masing 5X

No. Beban Bohlam, W Arus I rerata (Pengujian),

mA

Arus I (Teori), mA

1. 25 118 114

2. 40 188 182

3. 75 350 341

(48)

4.4. Analisis Data

4.4.1. Analisis Hasil Data Sensor

Berdasarkan hasil data pengujian terhadap sensor arus ACS 712 yang sesuai

dengan data pada Tabel 4.1 maka diperoleh suatu hasil yang kurang sesuai bila

dibandingkan terhadap nilai secara hitungan teoritis. Dengan demikian, jika dihitung

daya sesaatnya maka diperoleh daya yang lebih besar. Hal ini disebabkan oleh karena

tegangan tidak mencapai 220 Volt.

Persentasi ralat akibat tegangan jala PLN yang kurang normal, 205 V pada

pengukuran pada Tabel 4.1 diatas, maka dapat ditentukan ralat rata-rata arus pada

beban masing-masing bohlam adalah: 94,21+93,33+93,42+93,23 / 5 = 374,19/4 =

93,55 %.

Kemudian, persentasi ralat setelah tegangan dikalibrasi dengan regulator, maka

sesuai dengan data pada Tabel 4.2 dan dengan cara perhitungan yang sama dengan

diatas, maka diperoleh besar rata-rata arus adalah: 0,966+0,968+0,974+0,978 / 4 =

96,89 %. Hal ini diperkuat dengan karakteristik sensor antara tegangandan arus, yaitu

[image:48.595.214.452.591.726.2]

seperti pada Gambar 4.2 berikut.

(49)

Jadi, berdasarkan perhitungan dengan dan tanpa regulator terjadi kenaikan daya

yang direpresentasikan dengan arus adalah sebesar:96,89 % - 93,55 = 3,34 %. Artinya,

jika tegangan stabil maka alat ukur daya yang telah dibuat akan menunjukkan hasil

yang cukup akurat. Dan, jika dibandingkan dengan nilai setelah dikalibrasi dengan

nilai teoritisnya maka diperoleh hasil sebesar 100 % - 96,89 % = 3,11 %.

4.4.2. Analisis Hasil Pengujian Mikrokontroller

Sesuai dengan Gambar rangkaian 4.1 dan dengan Listring program tersebut,

maka jika dijalankan program listing tersebut maka diperoleh hasilnya yaitu nyala

lampu LED berkedip. Hal ini membuktikan bahwa rangkaian telah bekerja dengan

baik, dan dapat disambungkan ke bagian input sensor arus dan output pada penampil

(50)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan kalibrasi alat ukur Watt yang telah dibuat maka

dapat dilaporkan hasilnya sebagai berikut :

1. Sensor arus ACS 712 bekerja dengan persentasi kesalahan umum sebesar 3,34

% dibandingkan terhadap nilai hasil perhitungan teoritisnya.

2. Secara keselurukan sistem alat ukur daya dalam Watt bekerja dengan baik,

yaitu persentasi ralat daya terukur sebesar 3,34 %.

3. Persentasi ralat daya hasil kalibrasi untuk beban resistif terhadap nilai

teoritisnya diperoleh sebesar 3,11 %.

5.2Saran

Alat yang telah dibuat dapat dipergunakan untuk mempelajari sistem pengukur

daya secara umum, beban resistif, namun jika dipakai untuk alat ukur yang real

tentunya perlu dikaji lebih dalam khususnya pada pensinkronisasian sensor arus

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Halawa, Edward E.H dan Setyawan P. Sakti. 1995. Pemrograman Dengan C/C++ Dan

Aplikasi Numerik. Jakarta: Erlangga

Malvino, Albert paul. 2003. Prinsip-prinsip Elektronika. Jilid 1 & 2. Edisi Pertama.

Jakarta: Salemba Teknika.

Malvino, Albert paul. 2004 . Prinsip-prinsip Elektronika. Jilid 1 & 2, Edisi Keempat,

Jakarta : Salemba Teknika.

Naimah F Nasution. 2008. Perancangan Alat Bantu Pengukur Jarak Bagi Penyandang

Tuna Netra Dengan Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler

A8T9S51.TugasAkhir. Medan, Indonesia: Universitas Sumatera Utara

Opim S. Sitompul. 1995. Prinsip Dasar Pemrograman C. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Bhisop, Owen. 2004. Dasar – dasarElektronika. Surabaya: Erlangga

Petruzella, Frank D. 2001. Elektronik Industri. Terjemahan sumanto. Edisi kedua.

Yogyakarta: Andi

Pitowarno, Endra. 2005. Mikrokontroller& Interfacing. Yogyakarta: Andi

Pratamo, Andi. 2005. Panduan Praktis Pemograman AVR Mikrokontroler.

Yogyakarta : Penerbit ANDI.

Widodo, Budiharto. 2004. Elektronika Digital Dan Mikrokontroller. Yogyakarta: Andi

Offset

Bejo,Agus. 2008. C dan AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroller

ATMEGA8535 Edisi I. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Linga,Wardana. 2006. Belajar Sendiri Mikrokontroller AVR Seri ATMega8535

Gambar

Gambar 2.1. Rangkaian Dasar Wattmeter Analog.
Gambar 2.2. IC  sensor ACS 712
Gambar 2.3. Karakteristik Tegangan-vs Arus IC ACS 712.
Tabel 3.2 Beberapa Seri Mikrokontroller AVR buatan Atmel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak, yang artinya secara simultan perubahan laba bersih, perubahan arus kas operasi, perubahan arus kas investasi, perubahan

Dalam sistem demokrasi yang sihat, peranan kerajaan bukan sahaja menyediakan peluang untuk rakyat terlibat dalam sistem pilihan raya, bahkan kerajaan perlu

Sistem atau aplikasi ini dapat melakukan perhitungan kalori dan usulan makanan yang baik sehinggga dapat membantu para pendaki gunung untuk melakukan persiapan

Bagian ini berisi tentang bagaimana rancangan dibuat menjadi kode program dan menghasilkan aplikasi Sistem Informasi Geografis Merchant Bank BNI Kanwil Jawa Barat

Halaman Pemesanan Saya Pada Gambar 11, merupakan halaman pemesanan saya yang diakses oleh member setelah melakukan pemesanan untuk melihat data pemesanan yang belum

Dalam percobaan kali ini kita akan mengidentifikasi keberadaan kandungan alkaloid dalam Kristal kafein yang merupakan hasil isolasi dengan menggunakan pereaksi Mayer dan pereaksi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi disiplin ilmu Psikologi, terutama bidang Psikologi Perkembangan dan Psikologi Pendidikan Khusus. Bagi

Pada sesi ini anak dikenalkan pada contoh-contoh kegagalan dalam berelasi dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman anak akan pentingnya ketrampilan berkomunikasi secara