• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK PADA SISTEM INFORMASI RAPOR ONLINE MENGGUNAKAN METODE BLACKBOX TESTING DENGAN TEKNIK EQUIVALENCE CLASS PARTITIONING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK PADA SISTEM INFORMASI RAPOR ONLINE MENGGUNAKAN METODE BLACKBOX TESTING DENGAN TEKNIK EQUIVALENCE CLASS PARTITIONING"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan software sekarang ini sudah semakin maju. Banyak software-software yang berkualitas telah diciptakan. Permintaan terhadap software dalam negeri pun meningkat. Namun, kualitas software yang dikembangkan terkadang kurang baik. Banyak software yang dikembangkan tanpa melalui proses pengujian yang baik. Hasilnya adalah banyaknya bug yang terjadi pada software yang dikembangkan.

Proses pengujian yang kurang baik terjadi karena beberapa hal, yaitu :

Waktu proses pengembangan software yang terlalu singkat.

Budaya para programmer yang yakin bahwa software yang dibuatnya sempurna. Hal tersebut membuat mereka malas untuk melakukan pengujian.

Proses pengujian yang dapat memakan waktu, sehingga membuat pengembang melakukan pengujian yang seperlunya saja.

(2)

2

Kurangnya pengetahuan akan proses pengujian yang baik.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat dan kebutuhan akan pentingnya informasi, memberikan pemikiran kritis untuk menghasilkan media informasi yang mudah dan cepat. Melalui serangkaian uji coba, aplikasi Rapor Online ternyata masih mengandung beberapa kesalahan (bug error), yang dapat mengurangi kenyamanan pengguna (user). Selain itu kinerja sistem tersebut masih belum sesuai dengan kebutuhan (requirement) yang telah ditetapkan. Untuk itu pada penelitian ini dilakukan pengujian sistem tersebut berdasarkan indicator dan variable yang telah ditentukan dan sesuai dengan standar pengujian perangkat lunak. Dengan proses demikian diharapkan dapat menjadi sistem yang lebih baik dari sebelumnya, yaitu perangkat lunak yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna dan sesuai dengan yang diharapkan.

(3)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini dilakukan pengujian perangkat lunak dengan menerapkan metode kotak hitam (black box besting). Selanjutnya hasil pengujian digunakan sebagai dasar pengembangan perangkat lunak selanjutnya, sehingga sistem yang dikembangkan memenuhi kebutuhan pengguna dan sesuai dengan requirement yang ditetapkan. Dalam pengujian ini, sistem yang diuji adalah Sistem Informasi Rapor Online, yang merupakan hasil penyelesaian tugas akhir dari kakak tingkat D3 Manajemen Informatika angkatan 2008 yaitu Mery Diana Fitri kemudian di lanjutkan oleh Giska Putri Wulandari D3 Manajemen Informatika angkatan 2009, sehingga menjadi lebih kompleks lagi, setelah itu baru dilakukan pengujian agar sistem menjadi lebih baik dan dapat diimplementasikan. Adapun kelebihan dan kekurangan dalam pengujian menggunakan metode Black Box Testing diantaranya, yaitu :

1. Kelebihan :

a. Kemudahan penggunaan: Karena tester tidak diharuskan untuk memiliki pengetahuan tentang coding internal, lebih mudah bagi penguji untuk menguji aplikasi dan menciptakan uji kasus.

b. Mudah uji kasus persiapan: Sejak tester akan memiliki peduli terhadap fungsi dan uji kasus GUI persiapan akan lebih mudah.

(4)

4

d. Tester dapat menjadi non-teknis. e. Tes kotak hitam direproduksi.

f. Pengujian yang dilakukan dari titik akhir pengguna pandang yang

berarti kualitas yang lebih baik, memenuhi kebutuhan pelanggan. g. Paparan ambiguitas dan kompleksitas dalam aplikasi.

h. Kasus uji dapat dirancang segera setelah spesifikasi lengkap

2. Kekurangan :

a. Alasan kegagalan tidak dapat diketahui.

b. Tidak semua sifat-sifat perangkat lunak atau aplikasi diuji.

c. Mempertahankan uji kasus sulit jika persyaratan yang terus berubah. d. Hanya sejumlah kecil kasus uji dapat dilaksanakan.

e. Tanpa kasus uji spesifikasi yang jelas tidak bisa disiapkan. f. Pengulangan uji kasus mungkin terjadi.

g. Kualitas coding dan kepatuhan terhadap standar pengkodean akan diketahui

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini :

(5)

c) Proses pengembangan kembali perangkat lunak ini setelah pengujian

menggunakan bahasa pemrograman PHP dan aplikasi Database Management System MySQL.

1.4 Tujuan

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk :

a) Melakukan pengujian perangkat lunak RAPOR ONLINE SMAN 1 Gedong

Tataan, sehingga perangkat lunak yang dihasilkan menjadi sangat baik dan dapat segera diimplementasikan.

b) Menerapkan metode kotak hitam (Black Box Testing) dalam pengujian tersebut.

1.5 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

a) Pemahaman terhadap teknik-teknik yang digunakan pada pengujian kotak hitam (black box testing).

(6)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian adalah proses eksekusi program untuk menemukan kesalahan. Pengujian perangkat lunak (testing) merupakan bagian terpenting dalam pengembangan perangkat lunak (software engineering). Pengujianya atau uji coba tersebut bertujuan untuk mencari sebanyak mungkin kesalahan (bug error) dan menemukan kesalahan yang sebelumnya tidak ditemukan, serta untuk mengurangi resiko yang terkandung dalam suatu sistem komputer. Suatu pengujian dikatakan berhasil apabila menemukan kesalahan-kesalahan yang belum terdeteksi. Secara umum pengujian dilakukan untuk menentukan perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan hasil sebenarnya.

Beberapa aturan yang berfungsi sebagai sasaran pengujian pada perangkat lunak, yaitu :

a) Pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud

menemukan kesalahan.

(7)

c) Pengujian yang sukses adalah pengujian yang mengungkap semua

kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya.

[image:7.595.128.502.232.406.2]

Fase-fase pengujian perangkat lunak digambarkan sebagai berikut (Mediarman, 2009) :

Gambar 2.1. Fase Pengujian

Ada 2 tingkat yang tersedia pada proses uji coba, yaitu :

a) Konfigurasi perangkat lunak yang mencakup spesifikasi keperluan perangkat lunak, spesifikasi perancangan, test case dan program sumber. b) Konfigurasi uji coba yang mencakup rencana dan prosedur uji coba, test

case dan hasil yang diharapkan.

2.1.1 Strategi Pengujian

(8)

8

a) Faktor pengujian, merupakan resiko atau isu-isu yang ada yang perlu

menjadi perhatian.

b) Fase pengujian, merupakan siklus pengembangan sistem dimana akan

dilakukan proses pengujian.

2.1.2 Faktor Pengujian

Dalam merancang suatu pengujian, faktor-faktor yang menjadi resiko merupakan basis atau tujuan dari proses pengujian. Resiko-resiko yang berhubungan dengan proses pengujian ini disebut dengan faktor pengujian. Faktor-faktor pengujian tersebut merupakan kunci sukses suatu perangkat lunak :

a) Correctness (keakuratan dan kelengkapan data). b) File integrity (pengelolaan file secara benar).

c) Authorization (kesesuaian data yang diproses dengan ketentuan-ketentuan secara manajemen).

d) Audit trail (kemampuan untuk mereka ulang suatu proses yang pernah terjadi).

e) Continuity of processing (kemampuan untuk selalu berjalan meskipun terjadi suatu problem).

f) Service level (pelayanan yang diberikan tidak mengecewakan pemakai). g) Access control (perlindungan dari modifikasi, perusakan, salah

penggunaan, yang disengaja atau tidak). h) Compliance (kesesuaian sistem).

(9)

j) Ease of use (pemahaman sistem oleh pemakai).

k) Maintenance (kemampuan untuk mencari dan memperbaiki kesalahan dalam pengoperasian sistem).

l) Portability (kemampuan untuk mentransfer program dari satu konfigurasi perangkat keras dan atau perangkat lunak ke konfigurasi yang lain).

m) Coupling (kemampuan untuk menghubungkan komponen dalam sistem aplikasi dengan semua sistem aplikasi dalam suatu lingkungan proses). n) Performance (rata-rata dari sumber daya komputasi dari kode yang

diperlukan oleh sistem untuk menjalankan fungsi yang telah ditetapkan). o) Ease of operation (kemampuan untuk mengintegrasikan sistem ke dalam

lingkungan operasi dan kemudian mengoperasikan sistem apliakasi, baik yang manual maupun otomatis).

2.1.3 Membuat Srategi Pengujian

Strategi pengujian disusun berdasarkan resiko-resiko yang telah dipilih. Pada umumnya terdapat empat langkah dalam pembuatan strategi pengujian, sedangkan untuk perangkat lunak yang bersifat khusus memerlukan sedikit modifikasi. Langkah-langkah adalah :

a) Seleksi dan perangkingan faktor pengujian. Dalam banyak kasus, dari

(10)

10

b) Identifikasi fase pengembangan sistem. Biasanya sesuai dengan

metodologi pengembangan sistem yang digunakan. Fase-fase yang ada kemudian ditulis menjadi salah satu komponen dalam matriks.

c) Identifikasi resiko-resiko bisnis yang berhubungan dengan sistem yang sedang dikembangkan. Resiko-resiko tersebut kemudian dirangking dari tingkat high, medium, low.

d) Menempatkan resiko yang diperoleh ke dalam matriks. Kemudian menentukan fase dan faktor yang berhubungan dengan resiko yang telah dibuat.

2.2 Pengujian Kotak Hitam (Black Box Testing)

Pengujian kotak hitam (black box testing) dilakukan tanpa pengetahuan detail struktur internal dari sistem atau komponen yang dites. Testing ini juga disebut sebagai behavioral testing, specification-based testing input/output atau fungsional testing (Busono, 2009).

(11)
[image:11.595.212.403.78.347.2]

Gambar 2.2. Pengujian Kotak Hitam (Black Box Testing)

Berdasarkan prosedur untuk melakukan pengujian kotak hitam, perlu dilakukan pembentukan test case untuk mengerjakan seluruh keperluan fungsional program. Tujuan dari metode ini mencari kesalahan pada :

Fungsi yang tidak benar atau tidak ada (hilang).

Kesalahan antar-muka (interface errors).

Kesalahan pada struktur data dan akses database. Kesalahan performansi (performance errors).

Kesalahan inisialisasi dan terminasi.

(12)

12

Bagaimana fungsi-fungsi diuji agar dapat dinyatakan valid ?

Input seperti apa yang dapat menjadi bahan test case yang baik ? Apakah sistem sensitif terhadap input-input tertentu ?

Bagaimana sekumpulan data dapat diisolasi ?

Berapa banyak rata-rata data dan jumlah data yang dapat ditangani sistem ?

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kebutuhan yang diperlukan untuk pengujian secara sistematis, yaitu :

a) Dalam pembutan test case yang efektif, harus dilakukan pengelompokan dari test case yang bersifat umum pada suatu sistem menjadi test case yang lebih khusus, sehingga tercapai test case individual.

b) Dalam penentuan desain test case, juga digunakan mekanisme untuk memastikan bahwa test case yang ada telah cukup mencakup semua aspek dari sistem.

c) Dalam pendesainan test case secara manual, tidak ada alat bantu otomasi guna menentukan test case yang dibutuhkan oleh sistem. Hal ini disebabkan setiap sistem memiliki perbedaan, sedangkan alat bantu tes tidak dapat mengetahui aturan benar dan salah sari suatu operasi.

d) Pendesainan test case membutuhkan pengalaman, penalaran dan intuisi dari

seorang tester.

(13)

spesifikasi fungsional, spesifikasi kinerja, spesifikasi keamanan, spesifikasi skenario pengguna, atau spesifikasi berdasarkan pada resiko sistem. Spesifikasi tersebut menggambarkan kriteria yang digunakan untuk menentukan operasi yang benar atau dapat diterima sebagai acuan pelaksanaan tes.

2.2.1 Equivalence Partitioning

Equivalence Partitioning adalah teknik pengujian kotak hitam di mana setiap input dari suatu program yang diuji, dibagi menjadi kelas-kelas data yang dapat digunakan untuk menggenerasi setiap klasifikasi test case (William, 2000). Teknik ini bertujuan untuk menemukan kelas-kelas input yang berdasarkan pada keseragaman kondisi input. Contohnya dapat berupa nilai numerik tertentu, rentang nilai, kumpulan nilai yang berkaitan, maupun kondisi boolean. Setiap kelas yang ekivalen merupakan representasi dari kumpulan status/kondisi yang valid atau tidak valid.

Kelas ekivalen dapat didefinisikan dengan kondisi berikut :

a) Jika kondisi input mensyaratkan rentang nilai, maka sebuah kelas ekivalen yang valid dan dua buah kelas ekivalen yang tidak valid akan terbentuk. b) Jika kondisi input mensyaratkan nilai yang spesifik, maka sebuah kelas

ekivalen yang valid dan dua buah kelas ekivalen yang tidak valid akan terbentuk.

(14)

14

d) Jika sebuah kondisi input mensyaratkan sebuah boolean, maka sebuah

kelas ekivalen yang valid dan sebuah kelas ekivalen yang tidak valid dapat terbentuk.

2.2.2 Boundary Value Analysis (BVA)/Limit Testing

Boundary value analysis (BVA) adalah teknik desain test case yang merupakan komplemen dari equivalence partitioning (Pressman, 2002). Teknik ini cenderung memilih elemen-elemen di dalam kelas ekivalen pada bagian sisi batas dari kelas.

Kondisi pada BVA memiliki banyak persamaan dengan equivalence partitioning, adalah sebagai berikut :

a) Jika kondisi input untuk rentang yang dibatasi nilai a dan b, maka test case

didesain dengan nilai (a-1), a, (a+1), (b-1), b, (b+1).

b) Jika kondisi input mensyaratkan sejumlah n nilai, maka test case didesain dengan sejumlah nilai (n-1), n, (n+1).

c) Petunjuk a dan b diberlakukan bagi kondisi output (buat tabel pengujian hasil keluarannya untuk nilai maksimal dan minimal).

(15)

2.3 Pengujian Sistem Berbasis Web

Sistem berbasis web (web-based system) adalah sistem yang menggunakan internet (gabungan interkoneksi jaringan), intranet (jaringan khusus dalam suatu institusi/lembaga), atau ekstranet (jaringan khusus yang mengijinkan akses dari eksternal dengan menggunakan web). Dengan karakteristik tersebut, suatu sistem berbasis web akan banyak menerima resiko dari pengguna web.

Risk atau faktor-faktor yang dapat diambil dari sistem berbasis web antara lain : a) Security

Resiko utama dari sistem berbasis web adalah masalah keamanan. Pengembang dan pengelola sistem perlu meyakinkan bahwa aplikasi dan data telah diproteksi dari penyusup atau akses yang illegal. Kata kunci yang dapat dipakai untuk pengujian ini :

external intrusion, protection of secured transaction, viruses, access control,

authorization control.

b) Performance

Pentingnya performance pada suatu sistem, mengakibatkan aplikasi berbasis web dengan performa internet yang jelek menjadi sulit untuk digunakan. Hal ini dapat menyebabkan pengunjung atau pengguna sistem menjadi frustasi. Akibatnya para pengunjung dapat dengan mudah beralih menggunakan sistem lain yang serupa tetapi dengan performa yang baik. Kata kunci yang dapat dipakai untuk pengujian ini :

(16)

16

c) Correctness

Faktor ini sangat penting pada proses pengujian. Dalam sistem berbasis web fungsi dan informasi yang dihasilkan harus benar. Kata kunci yang dapat dipakai untuk pengujian ini :

functionally, calculation.

d) Compatibility

Aplikasi berbasis web harus dapat berjalan dengan baik pada berbagai macam sistem dengan aneka konfigurasi browser serta perangkat keras. Kata kunci yang dapat dipakai untuk pengujian ini :

operating system, browser.

e) Reliability

Aplikasi yang berbasis web harus memiliki tingkat ketersediaan yang tinggi, informasi yang disediakan harus konsisten dan reliable terhadap pemakai. Kata kunci yang dapat dipakai untuk pengujian ini :

consistently correct result, server and system availability.

f) Data Integrity

Data yang diolah dalam sistem berbasis web harus divalidasi untuk menyakini kebenaran data tersebut. Selain itu juga data harus selalu benar setelah tersimpan di dalam sistem. Kata kunci yang dapat dipakai untuk pengujian ini :

(17)

g) Usability

Aplikasi harus mudah digunakan oleh user. Dalam konteks ini, kemudahan penggunaan sistem mencakup navigasi menu, informasi mudah dipahami oleh pengguna sistem, dan lain-lain. Kata kunci yang dapat dipakai untuk pengujian ini :

ensuring the application is easy to use and understand, ensuring that users

know how to interpret and use the information delivered from application,

ensuring that navigation is clear and correct.

h) Recoverability

Pada saat sistem down, sistem harus bisa dipulihkan kembali termasuk di dalamnya transaksi yang hilang ataupun komunikasi yang terputus. Recoverability juga meliputi tindakan back up yang benar menjadi bagian perawatan sistem secara regular. Kata kunci yang dapat dipakai untuk pengujian ini :

lost connection, timeouts, dropped lines, client system crashes, server system

crashes or other application problem.

(18)

III. ANALISIS SISTEM

Melihat pentingnnya pengujian terhadap perangkat lunak tersebut, maka pada penelitian ini melakukan pengujian terhadap perangkat lunak berbasis web (web-based) dengan menggunakan pendekatan pengujian kotak hitam (black box testing). Sistem yang diujikan adalah Sistem Informasi Perpustakaan pada SMA N 1 Gedong Tataan, merupakan sistem yang berisi data siswa, guru, dan nilai akhir siswa.

(19)

Pengujian terhadap perangkat lunak dalam penelitian ini menggunakan kotak hitam (black box) sebagai teknik untuk pengujian. Teknik ini menitikberatkan pada pengujian terhadap fungsional dari sistem yang sudah dikembangkan tersebut tanpa melihat struktur source code sistem.

Dalam melakukan pengujian ini terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu :

1. Penentuan faktor-faktor pengujian yang tepat, untuk pelaksanaan pengujian sistem tersebut. Pada penelitian ini dipilih 5 faktor pengujian yang akan digunakan dalam pengujian tersebut.

2. Mendesain test case yang sesuai dengan faktor pengujian yang telah ditentukan. Berdasarkan teknik pengujian kotak hitam beberapa kemungkinan kelas yang terjadi dalam partisi ekuivalensi, adalah :

Nilai masukan yang valid atau tidak valid. String yang kosong atau tidak kosong.

Daftar (list) yang kosong atau tidak kosong.

File data yang ada dan tidak ada, yang dapat dibaca/ditulis atau tidak.

Format tanggal yang berada setelah tahun 2000 atau sebelum tahun 2000, termasuk tahun kabisat atau bukan tahun kabisat (khususnya pada tanggal 29 bulan Februari).

Format tanggal yang setiap bulan yang berjumlah 28, 29, 30, atau 31 hari.

Tipe file data seperti data gambar dan artikel.

(20)

20

misalnya dalam bentuk matriks tes yang merupakan partisi dari masukan dan keluaran komponen yang diujikan.

4. Mengidentifikasi hasil pengujian yang telah dilakukan, sehingga diperoleh kekurangan atau error apa saja yang terdapat pada sistem tersebut.

5. Membuat analisis yang berkaitan dangan hasil pengujian yang telah diperoleh, sehingga pengembang perangkat lunak dapat menggunakan hasil analisis tersebut untuk melakukan perbaikan terhadap sistem. Pada akhirnya sistem tersebut siap untuk dipublikasikan dan telah sesuai dengan user requirement yang dibutuhkan.

[image:20.595.113.512.390.699.2]

Alur penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

(21)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pengujian dan pengembangan perangkat lunak berbasis web dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penggunaan black box testing sebagai metode pengujian perangkat lunak Rapor Online merupakan pilihan yang tepat untuk pengujian perangkat lunak. Hal ini dikarenakan proses pengujian pada metode ini dilakukan hanya pada pemeriksaan dan ekplorasi fungsional sistem. Selain itu waktu pengujian yang relatif singkat menjadi alasan digunakannya metode ini. 2. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian, tidak diperoleh

(22)

53

5.2 Saran

1. Proses pengujian perangkat lunak pada penelitian ini lebih ditekankan

pada faktor pengujian. Mekanisme pengujian dapat lebih diarahkan dengan menggunakan mekanisme pengujian standar yang lebih lengkap.

2. Dengan adanya pengujian perangkat lunak ini, peneliti lain dapat melakukan pengujian serupa dengan objek (perangkat lunak) yang berbeda. Hasil pengujian ini tidak akan persis sama dengan pengujian pada objek lainnya.

3. Pengujian dalam penelitian ini juga dapat dilakukan dengan teknik-teknik lain misalnya menggunakan pendekatan white box testing. Selain itu juga jenis-jenis pengujian lainnya dapat pula diterapkan seperti unit testing, regression testing, user acceptance testing dan lain-lain.

(23)

Oleh Lusi Aprilia

PROGRAM STUDI D3 MANAJEMEN INFORMATIKA JURUSAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

Gambar

Gambar 2.1. Fase Pengujian
Gambar 2.2. Pengujian Kotak Hitam (Black Box Testing)
Gambar 3.1. Prosedur Black Box Testing

Referensi

Dokumen terkait

Seperti dalam kegiatan gotong-royong menjaga kebersihan, setelah ada ekowisata masyarakat semakin kompak karena adanya kesadaran yang lebih untuk menjaga kebersihan,

Berdasarkan Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3 dan Tabel 4 dapat dikatakan bahwa perangkat pembelajaran matematika diskrit yang digunakan oleh dosen sudah memasukkan

(1) Pengolahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d dilakukan dengan mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah yang dilaksanakan di TPS/TPST clan cli

Skripsi dengan Judul: EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia) DAN ANTING-ANTING (Acalypha indica) SEBAGAI ANTIBAKTERI Staphylococcus aureus (Sebagai

Dengan memasukkan data yang diambil langsung dari hasil pengujian performance di PLTU Tanjung Balai Karimun dihasilkan efisiensi boiler sebesar 82,7 %, dan Hasil

untuk perbandingan hasil digitalisasi SU secara keseluruhan Kelurahan Genuksari masih lebih baik dibanding Kelurahan Karangroto dalam hal kesesuaian luas, lokasi pada citra,

Pada skenario 3 ini, disimulasikan kapal KM Suryajaya yang dicurigai sebagai kapal Pada skenario 3 ini, disimulasikan kapal KM Suryajaya yang dicurigai sebagai kapal yang

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan penarikan kesimpulan melalui analisis statistik. Populasi dalam penelitian ini adalah