ABSTRAK
PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEMAMPUAN GURU MENGAJAR, PERENCANAAN PEMBELAJARAN, DAN EVALUASI
PEMBELAJARAN TERHADAP KINERJA GURU PADA SMA NEGERI 1 TUMIJAJAR
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
Miftakhul Khasanah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kinerja guru pada SMA Negeri 1 Tumijajar, diantaranya adalah persepsi guru tentang
kemampuan guru mengajar, perencanaan pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif verifikatif dengan pendekatan Ex Post Facto dan survey. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMA Negeri 1 Tumijajar Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 71 orang. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik probability sampling didapat sampel sebanyak 60 orang, dengan penarikan sampel simple random sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket.Berdasarkan analisis diperoleh hasil menunjukkan bahwa (1) Ada pengaruh positif dan signifikan kemampuan guru mengajar terhadap kinerja guru pada SMA Negeri 1 Tumijajar Tahun Pelajaran 2011/2012, (2) Ada pengaruh positif dan signifikan perencanaan pembelajaran terhadap kinerja guru pada SMA Negeri 1 Tumijajar Tahun
Pelajaran 2011/2012,(3) Ada pengaruh positif dan signifikan evaluasi pembelajaran terhadap kinerja guru pada SMA Negeri 1 Tumijajar Tahun Pelajaran 2011/2012,(4) Ada pengaruh positif dan signifikan kemampuan guru mengajar, perencanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran terhadap kinerja guru pada SMA Negeri 1 Tumijajar Tahun Pelajaran 2011/2012.
PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEMAMPUAN GURU MENGAJAR, PERENCANAAN PEMBELAJARAN, DAN EVALUASI
PEMBELAJARAN TERHADAP KINERJA GURU PADA SMA NEGERI 1 TUMIJAJAR
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
Miftakhul Khasanah
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEMAMPUAN GURU MENGAJAR, PERENCANAAN PEMBELAJARAN, DAN EVALUASI
PEMBELAJARAN TERHADAP KINERJA GURU PADA SMA NEGERI 1 TUMIJAJAR
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(Skripsi)
Oleh
MIFTAKHUL KHASANAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.Hubungan Alur Kinerja, Motivasi, dan Abilitas Guru ... 18
DAFTAR ISI
1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ... 17
1.3 Indikator-Indikator Kinerja Guru ... 21
2. Tinjauan Tentang Persepsi ... 28
3. Kemampuan Guru Mengajar ... 29
3.1 Pengertian Kemampuan Mengajar Guru ... 29
3.2 Kriteria dan Indikator Kemampuan Guru Mengajar ... 34
4. Perencanaan Pembelajaran ... 41
Halaman
2. Sampel ... 65
C. Variabel Penelitian ... 67
D. Definisi Konseptual Variabel Dan Definisi Operasional ... 67
1. Definisi Konseptual Variabel ... 67
2. Definisi Operasional Variabel ... 68
3. Rincian Variabel, Indikator, Sub indikator, dan Pengukuran ... 69
E. Teknik Pengumpulan Data ... 75
C. Pengujian Persyaratan Statistik Parametrik (Analisis Data) ... 111
1. Uji Normalitas ... 111
2. Uji Homogenitas ... 112
3. Uji Keberartian dan Kelinieran ... 112
a. Uji Keberartian dan Kelinieran Variabel X1 Terhadap Y ... 112
b. Uji Keberartian dan Kelinieran Variabel X2 Terhadap Y ... 113
c. Uji Keberartian dan Kelinieran Variabel X3 Terhadap Y ... 113
4. Uji Multikolinieritas ... 114
Halaman
6. Uji Heteroskedastisitas ... 116
D. Uji Hipotesis ... 117
1. Hipotesis Pertama ... 117
2. Hipotesis Kedua ... 119
3. Hipotesis ketiga ... 120
4. Hipotesis keempat ... 121
E. Pembahasan ... 123
1. Pengaruh Persepsi Guru Tentang Kemampuan Guru Mengajar Terhadap Kinerja Guru Pada SMA Negeri 1 Tumijajar Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 123
2. Pengaruh Perencanaan Pembelajaran Terhadap Kinerja Guru Pada SMA Negeri 1 Tumijajar Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 125
3. Pengaruh Evaluasi Pembelajaran Terhadap Kinerja Guru Pada SMA Negeri 1 Tumijajar Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 127
4. Pengaruh Kemampuan Guru Mengajar, Perencanaan Pembelajaran, Evaluasi Pembelajaran Terhadap Kinerja Guru Pada SMA Negeri 1 Tumjajar Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 129
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 132
A. Kesimpulan ... 132
B, Saran ... 133
DAFTAR PUSTAKA ... 135
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.Rekapitulasi Absensi Guru ... 8
2.Persentase Absensi Guru ... 8
3.Hasil Penelitian yang Relevan ... 58
4.Jumlah Guru Laki-laki dan Perempuan pada SMA Negeri 1 Tumijajar ... 63
5.Rincian Variabel, Indikator, Sub Indikator dan Pengukuran Variabel ... 70
6. Uji Validitas Y ... 76
7. Uji Validitas X1 ... 77
8. Uji Validitas X2 ... 78
9. Uji Validitas X3 ... 78
10. Ringkasan Anava Keberartian dan Kelinieran Regresi... 84
11. Daftar Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Tumijajar ... 97
12. Daftar Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Tumijajar ... 98
13. Kondisi Guru dan Karyawan SMA Negeri 1 Tumijajar ... 99
14. Distribusi Frekuensi Variabel X1 ... 101
15. Kategori Variabel X1 ... 102
17. Kategori Variabel X2 ... 104
18. Distribusi Frekuensi Variabel X3 ... 106
19. Kategori Variabel X3 ... 106
20. Distribusi Frekuensi Variabel Y ... 108
21. Kategori Variabel Y ... 108
Judul Skripsi EVALUASI PEMBELAJARAN TERHADAP KINERJA GURU PADA SMA NEGERI 1 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012
:
Miftakhul Khasanah
Nomor Pokok Mahasiswa : 0853031031
: Pendidikan Ekonomi
: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing
Drs. Hi. Nurdin, M. Si. 6103211986031003 NIP. 196008171986031003
2. Mengetahui
Ketua Program engetahuan Sosial, PendidikanEkonomi,
Buchori Asyik, M.Si. Drs. Hi. Nurdin,
601081985031002 NIP. 196008171986031003 PENGARUH, PERSEPSI GURU TENTANG KEMAMPUAN GURU MENGAJAR,
PERENCANAAN PEMBELAJARAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN TERHADAP KINERJA GURU PADA SMA NEGERI 1
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
MOTTO
“Ora et Labora” Belajarsambilberdo’a (Dra.Hj. KhairulMahmudah,)
“Semuaitupastiadawaktunya, yang Kita lakukanadalahberdoa, berusaha, danbersabar”
(Hi. SumantoSuroSentono)
““Sesungguhnya Allah
tidakakanmengubahkeadaansesuatukaumhinggamerekamengubahkeadaan yang adapadadirimerekasendiri..”
(QS Ar-Ra’du 13:1 )
“KekuatanDo’amengalahkansegalanya,
janganmelalaikankewajibanuntukselalumenyembahdanberdo’akepada-Nya .” (MiftakhulKhasanah)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Jl. Soemantri Brojonegoro No. 01 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 Telp. (0721) 704624 Faximile (0721) 7046
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah:
1. Nama : MiftakhulKhasanah
2. NPM : 0853031031
3. Program Studi : PendidikanEkonomi
4. Alamat : JalanJend. Sudirman, Dayamurni, Kec. Tumijajar,
Kab. TulangBawang Barat.
Denganinimenyatakanbahwadalamskripsiinitidakterdapatkarya yang
pernahdiajukanuntukmemperolehgelarkesarjanaan di suatuperguruantinggi,
dansepanjangpengetahuansayajugatidakterdapatkaryaataupendapat yang
pernahditulisatauditerbitkanoleh orang lain, kecuali yang
secaratertulisdiacudalamnaskahinidandisebutdalamdaftarpustaka.
Bandar Lampung, Juli 2012 Yang Membuat Pernyataan
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Skripsi ini untuk:
Bapak dan Ibuku tercinta yang tak pernah lupa mencurahan do;a,perhatian, dukungan serta semangat untukku meraih cita-cita. Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat dan kemulyaan di dunia dan di akherat.Amiin..
Mbak Api dan Mas Wix yang selalu memberikan motivasi dan perhatian.
Adekku Iskandar dan Sulthon tersayang yang selalu mewarnai hidup, memberikan motivasi dan perhatian.
Keponakanku Rakha yang tersayang, yang selalu membuatku tertawa atas tingkah kelucuanmu.
Simbah Kakung dan Mbah Uti tersayang yang selalu memberikan wejangan-wejangan, dan selalu berdo’a untuk keberhasilanku.
Seseorang yang telah menjadikanku dari Sebagian tulangrusuknya, yang selalu membuatku tertawa, bahagia dan memberikan
motivasi dan semangat.
Teman – teman, P Ekonomi 08, terima kasih atas kenangan-kenangan indah yang kalian berikan. Semoga pertemanan yang terjalin selama ini akan tetap abadi.
RIWAYAT HIDUP
Penulis di lahirkan di Desa Dayamurni, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat
pada tanggal 04 Juli 1990 dengan nama lengkap Miftakhul Khasanah. Penulis merupakan anak
kedua dari empat bersaudara, Putri pasangan Bapak Hi. Sumanto dan Ibu Hj. Khairul
Mahmudah.
Taman Kanak-Kanak (TK) Aisyiah Bustanul Athfal Dayamurni yang diselesaikan pada tahun
1996. Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Dayamurni yang diselesaikan pada tahun 2002. Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Tumijajar yang diselesaikan pada tahun 2005. Madrasah
Aliyah (MA) Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta yang diselesaikan pada tahun 2008.
Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswi program studi Pendidikan Ekonomi FKIP
Universitas Lampung melalui jalur Mandiri.Penulis melaksanakan kuliah kerja lapang (KKL) ke
Semarang – Yogyakarta – Bandung – Jakarta pada tanggal 23 – 29 Januari 2011. Penulis
melaksanakan praktek pengalaman lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Panca Jaya, Mesuji dan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Adi Luhur, Kecamatan Panca Jaya, Kabupaten Mesuji dari
SANWACANA
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Kemampuan Guru Mengajar, Perencanaan Pembelajaran, dan
Evaluasi Pembelajaran terhadap Kinerja Guru pada SMA Negeri 1 Tumijajar Tahun Pelajaran
2011/2012”adalahsalah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada.
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. M. Thoha.B.S.Jaya,M.S, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi dan
Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan
motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Dr.R.Gunawan S., S.E., M.M. selaku Penguji yang telah membantu mengarahkan
serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak Drs.Samsi, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
FKIP Unila, terima kasih kepada ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
10. Bapak Drs. Pujiyanta, M.Pd,selaku kepala SMA Negeri 1 Tumijajar dan Ibu/Bapak guru
yang telah membantu mengumpulkan data penelitian serta staf pengajar SMA Negeri 1
Tumijajar.
11. Bapak dan Ibu tersayang,mbak apie, mas wix, de’ iskandar, de’ sulthon dan si kecil “rakha”,
terimakasih atas semua yang telah diberikan untukku, doa, senyum, airmata, bahagia, kasih
sayang, dan semua pengorbanan mu untukku yang tiada pernah bisa dinilai dari segi apapun.
Semoga kelak Allah menyediakan jannahnya untuk keluarga ku. Amin Allahumma Amin.
12. Sahabat terbaikku Minaria (Mak Upik), terima kasih sudah menjadi teman yang selalu ada
dalam susah maupun senang,semoga Kita menjadi sahabat selamanya dan urusanmu
dimudahkan oleh Tuhan. Amiin.
13. Teman-teman seperjuangan Dani, Meri, Rahmat, ka Hendri kecil, ka Joko, ka Hendri Gede,
,Zie, Puji,Woe, Desi, Eka, Fadila, Sri, Elda, Devi, dan semua angkatan 2008 yang tak bisa
dan informasi dalam penyelesaian skripsi ini serta adik tingkat angkatan 2009, 2010 dan
2011.Terimakasih atas kebersamaannya selama ini.
14. Teman-teman PPL dan KKN:Reni, Inggrit, lina, Ernia, Intan, Warlan, Tono, Radit, Bung,
Ari, Irdi, Trio, Shofa, Ratih, Vidi terima kasih untuk kebersamaan dan kenangan yang kalian
berikan.
15. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu oleh penulis.
Semoga segala bantuan, bimbingan, dukungan dan doa yang diberikan kepada penulis mendapat
ridho dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Amin…
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung Penulis,
1. PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. Pembahasan secara rinci beberapa sub
bab tersebut dikemukakan sebagai berikut.
A.Latar Belakang Masalah
Belum optimalnya pemahaman masyarakat mengenai pentingnya pendidikan merupakan
salah satu fenomena yang terjadi dalam kondisi pendidikan saat ini. Masyarakat tidak
menyadari bahwa untuk mampu bertahan dan bersaing dengan yang lain harus memiliki
kualitas sumber daya manusia yang baik. Salah satu bentuk upaya meningkatkan kualitas
sumber daya manusia adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar yang
dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, salah satu contohnya melalui
proses pembelajaran di Sekolah. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan telah mendorong
berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap setiap perkembangan dunia
pendidikan. Namun, pada kenyataannya tidak semua lapisan masyarakat menyadari dan
memahami pentingnya pendidikan. Mereka beralasan lebih baik bekerja daripada
menghabiskan biaya untuk pendidikan. Fenomena yang terjadi adalah masih terdapat
sebagian besar lulusan dari Sekolah atau Perguruan Tinggi yang tidak bekerja atau menjadi
menjadikan salah satu alasan mereka untuk lebih memilih bekerja daripada menuntut ilmu.
Fenomena tersebut mencerminkan masih rendahnya pemahaman pentingnya pendidikan.
Peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan melakukan perbaikan-perbaikan, perubahan–
perubahan dan pembaharuan terhadap aspek-aspek yang mempengaruhi keberhasilan
pendidikan. Salah satu aspek yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan adalah guru.
Guru merupakan komponen utama dalam dunia pendidikan. Guru harus memiliki
kemampuan mengajar. Kemampuan guru mengajar merupakan kemampuan dalam
menyampaikan ilmu kepada siswa. Kemampuan ini tergolong menjadi tiga ranah, yaitu
kemampuan mengajar kognitif, kemampuan mengajar afektif dan kemampuan mengajar
psikomotorik. Namun pada kenyataannya, masih banyak guru memiliki kemampuan
mengajar yang sesuai dengan ketiga ranah tersebut.Belum optimalnya kemampuan guru,
dapat terlihat pada guru mengajar tidak sesuai dengan ijasah dan bidang ilmunya, tidak
menguasai materi yang akan diajarkan, kurang terampil menggunakan media pembelajaran,
tidak memahami karakteristik siswa dan kurang menguasai kelas serta berdampak pada
tingkat prestasi siswa. Hal ini merupakan gambaran masih belum optimalnya kemampuan
guru dalam mengajar di kelas dan menunjukkan masih rendahnya kualitas kinerja guru.
Perencanaan pembelajaran merupakan unsur terpenting dalam proses kegiatan belajar
mengajar. Sebelum guru mengajar di Kelas dan memulai kegiatan pembelajaran, guru harus
membuat perencanaan pembelajaran terlebih dahulu. Perencanaan pembelajaran merupakan
suatu pedoman atau acuan guru dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran di
Sekolah. Dalam perencanaan pembelajaran terdapat rangkaian-rangkaian atau tahapan yang
harus ditempuh guru selama proses kegiatan belajar berlangsung. Rangkaian-rangkaian atau
metode dan model pembelajaran serta penentuan prosedur kegiatan berdasarkan jadwal yang
telah ditentukan. Namun pada kenyataannya, sebagian besar guru tidak membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran tepat waktu atau kejar setoran. Guru membuat RPP ketika akan
mengajar di kelas atau apabila ada pengawas yang akan datang ke Sekolah tersebut. Guru
mengajar tidak sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, tidak menggunakan metode
dan model pembelajaran, tidak memperhatikan apakah siswa sudah mencapai kriteria
ketuntasan sesuai dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi yang telah ditentukan.
Hal ini menggambarkan masih rendahnya kualitas kinerja guru di Sekolah tersebut.
Pada setiap akhir proses kegiatan belajar, diperlukannya evaluasi pembelajaran. Evaluasi
pembelajaran merupakan kegiatan menilai kegiatan dari awal proses pembelajaran hingga
akhir proses pembelajaran. Kegiatan evaluasi pembelajaran ini sangat dibutuhkan guru dan
siswa. Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengoreksi apabila terdapat kekurangan
selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Tidak hanya koreksi terhadap guru
tetapi juga terhadap siswa. Siswa dapat mengetahui sebatas mana kompetensi yang mereka
miliki, apakah sudah sesuai dengan tujuan atau belum. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran
harus sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan pada rencana pelaksanaan
pembelajaran. Namun pada kenyataannya, pelaksanaan kegiatan evaluasi pembelajaran pada
setiap akhir pembelajaran belum dilaksanakan secara optimal oleh guru. Ketidaktepatan
membagi alokasi waktu dalam mengajar dapat menjadi salah satu penyebab belum optimalnya
pelaksanaan kegiatan evaluasi pembelajaran. Guru menyampaikan materi kepada siswa tidak
memperhatikan waktu, sehingga pada saat di akhir kegiatan pembelajaran yang seharusnya
mengadakan evaluasi pembelajaran, tidak dapat dilaksanakan karena sudah berakhirnya
Keberhasilan seorang guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan tercermin dalam
kinerjanya. Kinerja guru pada dasarnya merupakan unjuk kerja yang dilakukan oleh guru
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, misalnya dalam absensi, pembuatan
perangkat pembelajaran tepat waktu dan penguasaan metode dan model pembelajaran serta
penggunaan metode dan model pembelajaran. Kualitas kinerja guru akan sangat menentukan
pada kualitas hasil pendidikan, karena guru merupakan pihak yang paling banyak bersentuhan
langsung dengan siswa dalam proses pendidikan/pembelajaran di lembaga pendidikan
Sekolah. Namun pada kenyataannya, masih terdapat guru yang tidak memahami dan
melaksanakan tanggung jawabnya sesuai dengan kewajibannya. Guru tidak membuat
perencanaan pembelajaran tepat waktu, tidak memilih dan menggunakan metode dan model
pembelajaran yang sesuai dengan materi, dan ingkat kehadiran yang rendah. Ini
menggambarkan masih rendahnya kualitas kinerja guru di Sekolah.
Sarana belajar yang ada di Sekolah sangat menunjang kegiatan belajar mengajar, misalnya
adanya laboratorium dan perpustakaan. Dengan adanya fasilitas sarana belajar tersebut, dapat
memudahkan guru untuk menyampaikan materi pelajaran dan siswa pun tidak mengalami
kejenuhan dalam belajar. Namun pada kenyataannya, penggunaan sarana belajar di Sekolah
belum optimal, sarana belajar yang berupa laboratorium, perpustakaan hanya sebagai hiasan
pelengkap di Sekolah. Sebagian guru tidak menggunakan sarana tersebut dalam kegiatan
belajar mengajar. Seharusnya terdapat kegiatan belajar mengajar di Laboratorium tiga kali
dalam seminggu, tetapi pelaksanaannya hanya seminggu sekali bahkan tidak sama sekali.
Salah satu alasannya, adalah guru malas untuk mempersiapkan bahan ajar, dan membuat
berupa perpustakaan, guru tidak membiasakan Siswa untuk membaca buku, mencari materi
pelajaran di perpustakaan, dan kurang lengkapnya buku-buku di Perpustakaan. Sehingga
siswa pun tidak terbiasa menggunakan sarana tersebut dan kesulitan untuk mencari referensi
buku. Kondisi seperti ini menggambarkan masih kurangnya kesadaran pendidik untuk
memanfaatkan sarana belajar dan masih rendahnya kualitas kinerja guru.
Kedisiplinan akan menaati peraturan Sekolah sangat penting. Kedisplinan berlaku pada
semua orang di Sekolah. Guru harus dapat menjadi contoh bagi siswa di Sekolah untuk
melaksanakan disiplin sesuai dengan peraturan. kedisplinan di Sekolah dapat dimulai dari hal
yang terkecil, yaitu menggunakan seragam sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun
pada kenyataannya, pelaksanaan displin guru dan siswa di Sekolah masih belum optimal.
Terdapat sebagian guru dan siswa yang tidak berseragam sesuai dengan peraturan dan
ketentuan yang berlaku di Sekolah. Guru berpakaian tidak sesuai dengan seragam yang telah
ditentukan, memakai sepatu yang tidak sepatutnya digunakan pada saat ke Sekolah. Begitu
juga dengan siswa yang tidak berseragam sesuai dengan ketentuan dan tidak memakai sepatu
warna hitam. Kondisi ini menggambarkan masih rendahnya rasa displin menaati peraturan
dan rendahnya kualitas kinerja guru.
Menjadi seorang guru untuk menjalankan tugasnya secara profesional tidak mudah dilakukan,
apabila guru tidak memahami kurikulum yang berlaku. Dengan demikian, guru diharapkan
mampu memahami dan melaksanakan kurikulum yang berlaku. Kurikulum yang berlaku saat
ini ialah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan kurikulum yang
mengedepankan pendidikan karakter dan pembelajaran berpusat pada peserta didik atau
model-model pembelajaran. Seperti yang kita ketahui, terdapat sekitar 40-an macam model-model
pembelajaran yang dapat dipilih dan digunakan guru dalam melaksanakan proses kegiatan
pembelajaran untuk meningkatkan prestasi siswa. Setidaknya guru memahami tiga model
pembelajaran yang mudah diaplikasikan, misalnya STAD, Jighsaw, Make A Match. Namun
pada kenyataannya, pelaksanaan model pembelajaran sesuai dengan KTSP belum dilakukan
secara optimal.Guru masih menjadi pusat dalam kegiatan pembelajaran atau Contextual
Teacher Learning (CTL). Guru tidak menggunakan model pembelajaran, melainkan
menggunakan metode pembelajaran yang bersifat konvensional, misalnya ceramah.
Alasannya adalah guru malas merancang kegiatan belajar mengajar menggunakan model
pembelajaran karena menggunakan media pembelajaran. Ini menggambarkan rendahnya
kualitas kinerja guru di Sekolah.
Dalam meningkatkan kualitas pendidikan, pendidik harus dapat melakukan
perbaikan-perbaikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dalam kurikulum yang berlaku saat ini,
mengedepankan pembelajaran berpusat pada Siswa dimana siswa menjadi pusat dalam
pembelajaran. Siswa berperan aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar. Namun pada
kenyataannya, pembelajaran yang berpusat pada siswa belum terlaksna secara optimal. Masih
banyak guru yang menguasai proses kegiatan pembelajaran dari awal hingga akhir kegiatan
pembelajaran. Siswa hanya menjadi pendengar dan pasif. Hal ini menggambarkan masih
rendahnya Pendidikan dan kualitas kinerja guru.
Salah satu aspek yang mencerminkan kondisi kinerja adalah tingkat kehadiran atau absensi.
Karena tingkat absensi dapat menunjukkan tingkat kedisplinan, semangat, dan sikap kerja.
Tumijajar, diketahui masih terdapat guru yang tidak hadir pada jam kerjanya. Hal itu terlihat
dari persentase ketidakhadiran guru yang didasarkan pada absensi guru perbulan dibagi
dengan hari kerja dan jumlah guru yang ada di SMA Negeri 1 Tumijajar seperti yang terlihat
pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Rekapitulasi Absensi Guru pada Bulan Juli Sampai Dengan November Tahun Pelajaran 2011/2012 Pada SMA Negeri 1 Tumijajar Tulang Bawang Barat.
Bulan Absensi Guru
Izin Sakit Tanpa Keterangan Juli
Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 1 Tumijajar Tulang Bawang Barat
Pada Tabel 1 di atas, terlihat bahwa ketidak-hadiran Guru selama 5 bulan pada semester ganjil
tahun pelajaran 2011/2012 terdiri dari keterangan izin sebanyak 149 orang Guru, keterangan
sakit 64 orang Guru, dan tanpa keterangan sebanyak 74 orang Guru.
Tabel 2. Persentase absensi guru bulan Juli sampai dengan November Tahun Pelajaran 2011/2012 pada SMA Negeri 1 Tumijajar Tulang bawang Barat
Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 1 Tumijajar
Perhitung
an tingkat absensi Guru adalah sebagai berikut : Bulan Jumlah Guru
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa tingkat ketidakhadiran guru di SMA Negeri 1
Tumijajar Tulang Bawang Barat pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011 cukup tinggi
dengan persentase 19,82%. Kemudian total ketidakhadiran guru selama semester ganjil tahun
ajaran 2010/2011 sebanyak 287 absensi dibandingkan dengan jumlah hari kerja 108 hari dari
71 guru. Jumlah tersebut terbagi atas, guru yang tidak masuk karena alasan sakit (S) sebanyak
149 kali; alasan izin (I) sebanyak 64 kali; dan 74 kali dengan tanpa alasan (A). Hal ini berarti
masih rendahnya disiplin kerja guru dengan ditunjukkan tingginya tingkat absensi guru tiap
bulannya.
Berdasarkan penjelasan di atas, Keberhasilan seorang guru dalam meningkatkan kualitas
pendidikan tercermin dalam kinerjanya. Kinerja guru pada dasarnya merupakan kinerja atau
unjuk kerja yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
Kualitas kinerja guru akan sangat menentukan pada kualitas hasil pendidikan, karena guru
merupakan pihak yang paling banyak bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses
pendidikan pembelajaran di lembaga pendidikan sekolah.
“Kinerja guru yang ditunjukkan dapat diamati dari kemampuan guru dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya yang tentu sudah dapat mencerminkan suatu pola kerja yang
dapat meningkatkan mutu pendidikan ke-arah yang lebih baik”.(Saondi, dkk, 2010:59)
Hal senada diungkapkan Rivai, dkk, (2004:309),”penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem
formal dan terstruktur yang digunakan untuk mengukur, menilai, dan mempengaruhi
Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas Kinerja
Guru, adalah persepsi guru tentang kemampuan guru mengajar, perencanaan pembelajaran
dan evaluasi pembelajaran.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
diidentifikasi sebagai berikut.
1. Belum optimalnya pemahaman masyarakat mengenai pentingnya pendidikan.
2. Belum optimalnya kemampuan guru mengajar di kelas.
3. Belum optimalnya pelaksanaan perencanaan pembelajaran di Sekolah .
4. Evaluasi pembelajaran dibutuhkan guru dan Siswa.
5. Belum optimalnya kinerja guru.
6. Belum optimalnya penggunaan sarana belajar di Sekolah .
7. Pelaksanaan disiplin siswa dan guru belum optimal.
8. Belum terlaksananya model pembelajaran sesuai dengan KTSP.
9. Tingkat kehadiran Guru masih rendah.
C.Pembatasan Masalah
Sesuai dengan judul penelitian ini dan berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka ada
pembatasan masalah yang jelas agar lebih terarah pada tujuan yang ingin diungkapkan dalam
penelitian ini, sehingga masalah dalam penelitian ini dibatasi pada aspek pengaruh Persepsi
pembelajaran (X3) terhadap kinerja Guru (Y) pada SMA Negeri 1 Tumijajar masih tahun
pelajaran 2011/2012.
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai
berikut.
1. Apakah ada pengaruh persepsi guru tentang kemampuan guru mengajar terhadap kinerja guru
pada SMA Negeri 1 Tumijajar Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2011/2012?
2. Apakah ada pengaruh persepsi guru tentang perencanaan pembelajaran terhadap kinerja guru
pada SMA Negeri 1 Tumijajar Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2011/2012?
3. Apakah ada pengaruh persepsi guru tentang evaluasi pembelajaran terhadap kinerja guru pada
SMA Negeri 1 Tumijajar Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2011/2012?
4. Apakah ada pengaruh persepsi guru tentang kemampuan guru mengajar, perencanaan
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran terhadap kinerja pada guru SMA Negeri 1 Tumijajar
E.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai sebagai berikut.
a. Pengaruh persepsi guru tentang kemampuan guru mengajar terhadap kinerja guru pada SMA
Negeri 1 Tumijajar Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2011/2012.
b. Pengaruh persepsi guru tentang perencanaan pembelajaran terhadap kinerja guru pada SMA
Negeri 1 Tumijajar Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2011/2012.
c. Pengaruh persepsi guru tentang evaluasi pembelajaran terhadap kinerja guru pada SMA
Negeri 1 Tumijajar Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2011/2012.
d. Pengaruh persepsi guru tentang kemampuan guru mengajar, perencanaan pembelajaran dan
evaluasi pembelajaran terhadap kinerja guru pada SMA Negeri 1 Tumijajar Tulang Bawang
Barat Tahun Pelajaran 2011/2012.
F. Manfaat Penelitian
Pada hakekatnya penelitian yang dilakukan seseorang diharapkan akan mendapatkan manfaat
tertentu. Begitu pula dengan penelitian ini diharapkan mendatangkan manfaat sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
a. Merupakan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan
SMA pada khususnya.
b. Sebagai bahan atau referensi bagi para peneliti-peneliti lainnya yang ingin mengembangkan
dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru pada SMA Negeri 1
Tumijajar.
b. Bagi Kepala Sekolah
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai input bagi pimpinan dalam menentukan
kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja guru.
c. Bagi Guru
Dapat memberikan masukan kepada guru untuk meningkatkan kemampuan guru mengajar,
perencanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran agar tercapainya tujuan-tujuan
pendidikan.
d. Bagi Siswa
Mengatasi kejenuhan siswa dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar
yang optimal.
e. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi masyarakat dalam rangka
G.Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mencakup hal-hal sebagai berikut.
1. Subjek Penelitian
Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah seluruh guru pada SMA Negeri 1
Tumijajar Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Objek Penelitian
Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah Persepsi Guru Tentang Kemampuan Guru
Mengajar(X1), Perencanaan Pembelajaran (X2), Evaluasi Pembelajaran (X3) dan Kinerja
Guru (Y) pada SMA Negeri 1 Tumijaar Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2011/2012.
3. Tempat Penelitian
Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah pada SMA Negeri 1 Tumijajar Tulang Bawang
Barat.
4. Waktu Penelitian
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan tinjauan pustaka, pengaruh antara
variabel bebas (Persepsi Guru Tentang Kemampuan Guru Mengajar, Perencanaan Pembelajaran
dan Evaluasi Pembelajaran) dengan variabel terikat ( Kinerja Guru), penelitian yang relevan,
kerangka pikir, dan diakhiri dengan hipotesis. Pembahasan secara rinci beberapa sub bab tersebut
dikemukakan sebagai berikut.
A.Tinjauan Pustaka
1. Kinerja Guru
1.1. Pengertian Kinerja Guru
Kinerja atau unjuk kerja dalam konteks profesi Guru adalah kegiatan yang meliputi
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembeajaran/KBM, dan melakukan penilaian hasil
belajar.( Rusman, 2010 : 95)
Menurut Saondi dkk, (2010:21),”Kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukan oleh guru
dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya”.
Sulistyorini mengungkapkan,“Kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok
orang dalam standar melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk
Selanjutnya, definisi kinerja karyawan menurut Mangkunegara, (2010 : 9), “kinerja karyawan
(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
karyawan dalam melaksanakn tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya”.
Sedangkan menurut para ahli, kinerja sebagai berikut.
1. Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta.(Stolovicth dan Keep:1992)
2. Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri pekerja.(Griffn :1987)
3. Kinerja dipengaruhi oleh tujuan. (Mondy dan Premeaux:1993)
4. Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan, Seorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan tidak cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa
pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. ( Hersey and Blanchard:1993)
5. Kinerja merujuk kepada pencapaian tujuan kariyawan atas tugas yang diberikan (Casio: 1991)
6. Kinerja kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses apabila tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan baik. ( Donnelly,Gibson dan Ivabcevich: 1994) 7. Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan merupakan salah satu tolak ukur kinerja
individu.ada tiga kreteria dalam melakukan penilaian kinerja individu yakni: tugas individu, prilaku individu dan cirri individu.
( Robbin:1996)
8. Kinerja sebagi kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas baik yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun perusahaan. (
Schermaerhorn,Hunt And Osbron:1991)
9. Kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan atau ability (A) motivasi atau
motivation (M) dan kesempatan atau opportunity(O) yaitu kinerja = ƒ (A x M x O) artinya
kinerja merupakan fungsi dan kemampuan, motivasi dan kesempatan ( Robbins 1996) (Rivai, dkk. 2005; 14-15)
Berdasarkan kajian, dapat dipahami bahwa kinerja adalah hasil atau taraf kesuksesan
kuantitas, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Sedangkan kinerja guru
merupakan kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau
pekerjaannya yang berhubungan dengan proses kegiatan pembelajaran di Sekolah. Kinerja
dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja
Keith Davis mengungkapkan faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor kemampuan
(ability) dan faktor motivasi (motivation). Faktor ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
Human Performance = Ability x Motivation Motivation = Atitude x Situation Ability = Knowledge x Skill
Penjelasan.
a. Faktor Kemampuan (Ability)
Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan
Reality (Knowledge + Skill). Artinya, pimpinan dan karyawan yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) apalagi IQ superior, very superior, gifted dan genius dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari maka lebih mudah mencapai kinerja maksimal.
b. Faktor Motivasi ( Motivation)
Motivasi diartikan suau sikap (attitude) pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja (situation) di lingkungan organisasinya. Mereka yang positif (pro) terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap negatif (kontra) terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud mencakup hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijkan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi kerja.
(Mangkunegara, 2010 :13-14)
Berdasarkan uraian, dapat dipahami bahwa terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi
kinerja, yaitu faktor kemampuan dan faktor motivasi. Faktor kemampuan terdiri dari
kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan Reality, sedangkan faktor motivasi dapat diartikan
positif terhadap situasi kerjanya , menunjukkan motivasi kerja yang tinggi, sebaliknya apabila
sikap mereka negatif terhadap situasi kerja , menunjukkan motivasi kerja yang rendah. Situasi
kerja yang dimaksud mencakup hubungan kerja, fasilitas kerja, kebijakan pemimpin,iklim
kerja, pola kepemimpinan dan kondisi kerja.
Hubungan alur kinerja, motivasi, abilitas guru dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. Hubungan Alur Kinerja, Motivasi dan Abilitas Guru
( Rusman, 2010 : 95)
Berdasarkan gambar di atas, dapat dipahami hubungan antara alur kinerja, motivasi dan
abilitas guru. Motivasi berupa pelaksanaan jabatan fungsional guru,menunjukkan adanya
skill/keterampilan yang dikuasai guru, Kemampuan guru atau Abititas guru yang harus
dimiliki adalah kemampuan dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran atau
KBM dan melakukan evaluasi pembelajaran.
Menurut Saondi, dkk, (2010:24-43),Faktor yang mempengaruhi kinerja guru sebagai berikut.
5. Hubungan dengan Masyarakat 6. Kedisplinan
7. Kesejahteraan
Berdasarkan pendapat di atas,dapat dipahami beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja
guru, diantaranya adalah kepribadian dan dedikasi yang berkaitan dengan sikap pribadi guru,
Pengembangan profesi, kemampuan guru mengajar yang sesuai dengan ijasah dan bidang
ilmu yang dikuasai, komunikasi antar guru, siswa dan seluruh personil yang ada di Sekolah,
Hubungan dengan masyarakat, kedisplinan menaati dan melaksanakan peraturan yang
berlaku, dan kesejahteraan
Menurut Hennry Simamora, kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor, sebagai berikut.
1. Faktor individual
2. Faktor psikologis
3. Faktor Organisasi
(Mangkunegara, 2010:14)
Berdasarkan kajian, dapat dipahami bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kinerja
(Performance), yaitu faktor individual yang berkaitan dengan kemampuan dan keahlian, latar
belakang, demografi, faktor psikologis terdiri dari persepsi, attitude, personality,
pembelajaran, motivasi, sedangkan faktor organisasi terdiri dari sumber daya, kepemimpinan,
penghargaan, struktur,dan job-design.
Menurut Rivai, dkk, (2005:17), faktor-faktor yang menandai kinerja adalah hasil ketentuan sebagai berikut.
1. Kebutuhan yang dibuat pekerja 2. Tujuan yang khusus
5. Komitmenx 6. Umpan balik 7. Situasi 8. Pembatasan
9. Perhatian pada setiap kegiatan 10. Usaha
11. Ketekunan 12. Ketaatan
13. Kesediaan untuk berkorban 14. Memiliki standar yang jelas
Berdasarkan kajian di atas, dapat dipahami faktor yang menandai kinerja adalah hasil
ketentuan dari kebutuhan yang dibuat pekerja, adanya tujuan yang khusus, memiliki
kemampuan, kompleksitas, memiliki komitmen, adanya umpan balik, situasi, pembatasan,
perhatian pada setiap kegiatan, adanya usaha, ketekunan, ketaatan, kesediaan untuk berkorban
dan memiliki standar yang jelas.
1.3 Indikator-Indikator Kinerja Guru
Menurut Castetter dalam Mulyasa terdapat empat kriteria kinerja, sebagai berikut.
1. Karakteristik individu,
2. Proses,
3. Hasil, dan
4. Kombinasi antara karakter individu, proses dan hasil.
( Saondi, dkk, 2010:21)
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami terdapat empat kriteria kinerja, yaitu
karakteristik individu berkaitan dengan kepribadian dan sikap individu, proses berkaitan
dengan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam pelaksanaan pekerjaan, hasil dari proses
pelaksanaan pekerjaan dan kombinasi antara karakteristik individu, proses, dan hasil.
Standar kinerja dapat dijadikan patokan dalam mengadakan pertanggungjawaban terhadap apa
1. Hasil 2. Efesiensi 3. Kepuasan. 4. Keadaptasian
(Rusman, 2010 :51)
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami terdapat beberapa standar kinerja yang dapat
dijadikan patokan dalam mengadakan pertanggungjawaban terhadap sesuattu yang telah
dilakukan. Patokan tersebut meliputi Hasil, efesiensi yang mengacu pada penggunaan sumber
daya langka oleh organisasi, kepuasan mengacu pada keberhasilan organisasi dalam
memenuhi kebutuhan karyawan atau anggotanya, dan kedaptasian mengacu pada ukuran
tanggapan organisasi terhadap perubahan.
Hasibuan mengungkapkan ,
” apabila ditinjau dari aspek-aspek standar pekerjaan terdiri dari aspek kuantitatif dan
kualitatif. Aspek Kuantitatif, meliputi:(1) proses kerja dan kondisi pekerjaan, (2) Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan, (3) Jumlah kesalahan dalam
melaksanakan pekerjaan, dan (4) Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja. Sedangkan aspek kualitatif, yaitu : (1) Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan, (2) Tingkat kemampuan dalam bekerja, (3) kemampuan menganalisis
data/informasi,kemampuan/kegagalan, menggunakan mesin/peralatan, dan (4) kemampuan
mengevaluasi (keluhan/keberatan konsumen)”.
( Mangkunegara, 2010 : 18).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa kinerja dapat dari beberapa aspek.
Kinerja ditinjau dari aspek standar pekerjaan terdiri dari aspek kuantitatif yang berhubungan
dengan proses kerja, kondisi kerja, waktu kerja, jumlah dan jenis pekerjaan, sedangkan dalam
aspek kualitatif berhubungan dengan ketepatan kerja dan kemampuan-kemampuan bekerja.
Indikator jabatan fungsional kinerja guru sesuai dengan rincian kegiatan yang terdapat dalam SK Menpan No.84/1993, dilakukan dengan memfokuskan pada unsur sebagai berikut.
dilakukan untuk meneruskan/mengembangkan pendidikannya; dan (4) Pendidikan dan pelatihan kedinasan yang pernah diikuti.
2. Pengembangan Profesi, Upaya-upaya yang dilakukan guru dalam pengembangan profesi dapat dilihat seperti kegiatan-kegiatan yang diikutinya, seperti kegiatan karya tulis/karya ilmiah dalam bdang pendidikan, penemuan teknologi tepat guna dalam bidang pendidikan, dan mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
3. Kegiatan Penunjang Proses Pembelajaran dan Bimbingan, kegiatan ini adalah kegiatam yang menggambarkan guru dalam menambah wawasan dan pedoman sebagai kebutuhan yang akan menunjang kemampuan guru dalam proses pembelajaran. Salah satu kegiatan penunjang adalah penataran. Semakin sering seorang Guru mengikuti kegiatan penunjang, maka semakin tinggi motivasi Guru dalam mengembangkan wawasannya. ( Rusman, 2010:93-94)
Berdasarkan kajian di atas, terdapat indikator jabatan fungsional kinerja guru sesuai dengan
rincian kegiatan yang telah ditetapkan. Kegiatan tersebut memfokuskan pada unsur
pendidikan, unsur pengembangan profesi dengan mengikuti kegiatan-kegiatan berkaitan
dengan pendidikan, seperti kegiatan karya ilmiah,penemuan teknologi yang berkaitan dengan
pendidikan serta pengembangan kurikulum, dan unsur kegiatan penunjang proses
pembelajaran dan bimbingan berkaitan dengan kegiatan menambah wawasan dan pedoman
Guru dalam melaksanakan tugasnya, misalnya kegiatan penataran.
Saondi, dkk, (2010:23) menyimpulkan beberapa indikator guru, sebagai berikut.
1. Kemampuan membuat perencaanaan dan persiapan mengajar 2. Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada Siswa
3. Penguasaan metode dan strategi mengajar 4. Pemberian tugas-tugas kepada Siswa 5. Kemampuan mengelola kelas.
6. Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi pembelajaran
Berdasarkan kajian mengenai indikator kinerja guru, dapat disimpulkan mengenai indikator
kinerja guru tersebut, meliputi kemampuan membuat perencaanaan dan persiapan mengajar,
penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa,Penguasaan metode dan strategi
melakukan penilaian dan evaluasi pembelajaran. Beberapa indikator harus dimiliki oleh
guru, untuk meningkatkan kinerja guru.
Hubungan produktivitas dengan kinerja seseorang dikemukakan Sutermeister dalam Rusman,
(2010:52), sebagai berikut.
1. Produktivitas itu kira-kira 90% bergantung pada prestasi kerja dan 10% tergantung pada teknologi dan bahan yang digunakan
2. Prestasi kerja itu sendiri untuk 80-90% bergantung pada motivasi untuk bekerja, 10-20% bergantung pada kemampuan
3. Motivasi kerja 50% bergantung pada kondisi sosial, 40% bergantung pada kebutuhan-kebutuhannya, 10% bergantung pada kondisi-kondisi fisik.
Berdasarkan uraian, dapat dipahami hubungan produktivitas dengan kinerja seseorang
bergantung pada prestasi kerja dengan memperhatikan teknologi dan bahan yang digunakan,
prestasi kerja bergantung pada motivasi dengan memperhatikan kemampuan, serta motivasi
kerja bergantung pada kondisi sosial dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhannya dan
kondisi-kondisi fisik.
Saondi, dkk, (2010:22) mengungkapkan,
“Untuk mengetahui keberhasilan kinerja, perlu dilakukan evaluasi atau penilaian kinerja
dengan berpedoman pada parameter dan indikator yang ditetapkan yang diukur secara efektif
dan efesien,seperti produktivitasnya, efektivitas menggunakan waktu, dana yang dipakai serta
bahan yang dipakai.”
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa untuk mengetahui keberhasilan kinerja
perlu dilakukan evaluasi atau penilaian terhadap unjuk kerja seseorang. Evaluasi kinerja
merupakan penilaian secara sistematis yang dilakukan untuk mengetahui hasil pekerjaan
ditetapkan dan diukur secara efektif dan efesian sebagai produktivitasnya dan efektivitas
penggunaan waktu.
Hal senada diungkapkan Rusman, (2010:93), “penilaian merupakan kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis, serta menasirkan data tentang proses dan hasil yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami penilaian adalah kegiatan yang dilakukan
secara sistematis yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai
seseorang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sehingga dapat menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan.
Tujuan evaluasi atau penilaian kinerja adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja dari Sumber Daya Manusia organisasi. Agus Suryoto menyebutkan secara lebih spesifik, tujuan dari evaluasi kinerja, sebagai berikut.
1. Meningkatkan saling pengertian karyawan tentang persyaratan kinerja
2. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan,sehingga mereka termotivasi untuk berbuat lebih baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu.
3. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karier atau terhadap pekerjaan yang diembannya sekarang.
4. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan (Mangkunegara, 2010 : 10)
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan tujuan dari penilaian atau evaluasi kinerja,
diantaranya adalah meningkatkan saling pengertian karyawan, mencatat dan mengakui hasil
kerja seorang karyawan sehingga termotivasi untuk berbuat lebih baik, memberikan peluang
kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya, mendefinisikan atau
merumuskan kembali sasaran masa depan, dan memeriksa rencana pelaksanaan dan
Sulistyorini mengungkapkan,
”Menilai kualitas kinerja guru dapat ditinjau dari beberapa indikator , sebagai berikut.
1. Unjuk kerja 2. Penguasaan materi
3. Penguasaan professional keguruan dan pendidikan 4. Penguasaan cara-cara penyesuaian diri
5. kepribadian untuk melaksanakan tugasnya dengan baik”. (Saondi, dkk, 2010:23)
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan untuk menilai kualitas kinerja guru dapat
ditinjau dari beberapa indikator, diantaranya adalah unjuk kerja, penguasaan materi,
penguasaan professional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara penyesuaian diri,
kepribadian untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.
Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru. Georgia Departement of Education telah mengembangkan teacher performance assessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat
penilaian ini menyoroti tiga aspek utama kemampuan Guru, sebagai berikut.
1. Rencana Pembelajaran (teaching plans and material) atau sekarang disebut dengan renpen
atau RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
2. Prosedur Pembelajaran (classroom procedure), dan hubungan antarpribadi(interpersonal skill)
3. Penilaian Pembelajaran. (Rusman, 2010:75)
Berdasarkan kajian, dapat dipahami penilaian terhadap kinerja guru mencakup tiga aspek
utama kemampuan guru, yaitu kemampuan membuat Rencana Pembelajaran atau RPP,
kemampuan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan prosedur
pembelajaran dan hubungan antar pribadi, dan melakukan penilaian pebelajaran. Penilaian
Guru yang memiliki kinerja yang tinggi akan bernafsu dan berusaha meningkatkan
kompetensinya, baik dalam kaitannya dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian
pembelajaran, sehingga diperoleh hasil kerja yang optimal. (Mulyasa, 2007:227)
Berdasarkan kajian, dapat dipahami guru yang memiliki kinerja yang tinggi akan berusaha
meningkatkan kompetensinya baik dalam kaitannya perencnaan, pelaksanaan maupun
penilian pembelajaran sehingga diperoleh hasil kerja yang optimal. Penilaian kinerja adalah
penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan
kinerja organisasi. Adanya penilaian kinerja bertujuan untuk memberikan tanggung jawab
yang sesuai kepada karyawan sehingga dapat melaksanakan pekerjaan yang lebih baik di
masa mendatang. Penilaian kinerja guru menyoroti tiga aspek utama kemampuan guru, yaitu
kemampuan membuat rencana pembelajaran, prosedur pemhelajaran, dan penilaian
pembelajaran. Kinerja merupakan hasil dari fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu yang
terdiri dari tiga aspek, yaitu kejelasan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya,
kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan atau fungsi, dan kejelasan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan agar hasil yang diharapkan terwujud.
Namun, terdapat berbagai masalah mengenai kinerja guru, antara lain: tingkat kehadiran guru
yang rendah, ketidaksiapan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran, dalam
pelaksanaan pembelajaran, tidak menggunakan model dan metode pembelajaran ,menilai hasil
belajar dan kedisiplinan kerja guru yang masih rendah pula. Bertolak dari hal tersebut, maka
peneliti menjadikan kinerja guru untuk menjadi salah satu variabel penelitian.
2. Tinjauan tentang Persepsi
Kata persepsi berasal dari bahasa inggris “perception” yang berarti penglihatan atau
(1) tanggapan (penerimaan langsung dari suatu serapan), (2) proses seseorang mengetahui
beberapa hal dari panca indranya. Secara umum persepsi merupakan pengenalan, penilaian,
dan tanggapan seseorang terhadap objek.
Persepsi adalah proses menyangkut masuknya pesan atau informasi yang masuk ke dalam
otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan
lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat indranya, yaitu indra penglihatan, peraba,
perasa, dan pencium. (Slameto, 2003:102)
Menurut Sondang faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu:
1. Faktor pelaku persepsi, yaitu diri orang yang bersangkutan apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha memberikan interprestasi tentang apa yang dilihatnya itu. Ia dipengaruhi oleh karakteristik individual yang turut terpengaruh seperti sikap, motif kepentingan, minat, pengalaman dan harapan.
2. Faktor sasaran persepsi, dapat berupa orang, benda atau persitiwa. 3. Faktor situasi, merupakan keadaan seseorang ketika melihat sesuatu dan
mempersepsikannya. (Setyawan, 2010:12)
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan kemampuan
seseorang untuk menilai, mengenal, dan mengamati suatu objek. Penilaian, pengenalan, dan
pengamatan ini dapat dijadikan suatu pemahaman, pengetahuan, sikap, dan anggapan
seseorang terhadap suatu objek.
3. Kemampuan Guru Mengajar
3.1 Pengertian Kemampuan Guru Mengajar
Menurut Rusmini, “Kompetensi atau kemampuan guru mengajar adalah kemampuan atau
kesanggupan guru dalam mengelola pembelajaran. Titik tekannya adalah kemampuan guru dalam pembelajaran, bukan apa yang harus dipelajari, guru dituntut mampu menciptakan dan menggunakan keadaan positif untuk membawa mereka ke dalam pembelajaran agar anak
R.M Guion dalam spencer-spencer mengungkapkan bahwa “kemampuan atau kompetensi
adalah karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan mengindikasikan cara-cara berperilaku
atau berpikir, dalam segala situasi dan berlangsung terus dalam periode waktu yang lama”.
(Uno, 2010 : 78)
Menurut Kunandar, ( 2007 : 53), Kemampuan (skill ) adalah sesuatu yang dimiliki oleh
seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Berdasarkan kajian, dapat disimpulkan kemampuan merupakan sesuatu yang dimiliki
seseorang dengan karakteristik yang menonjol,yang digunakan untuk melakukan tugas atau
pekerjaan yang dibebankan. Sedangkan kemampuan guru adalah kesanggupan guru dalam
mengelola proses kegiatan pembelajaran. Guru dituntut mampu menciptakan dan
menggunakan keadaan positif untuk membawa mereka ke dalam pembelajaran, tujuannya
agar anak dapat mengembangkan kompetensinya.
Selanjutnya, menurut Darmadi, (2009 : 19-20) ada tiga kemampuan dasar yang harus dimiliki
Guru dalam mengajar,sebagai berikut.
1. Diktatik
2. Coaching
3. Socratic atau mauitic question,
Berdasarkan kajian, dapat dipahami bahwa terdapat tiga kemampuan dasar yang harus
dimiliki guru dalam mengajar, yaitu kemampuan Diktatik berkaitan dengan kemampuan
untuk menyampaikan sesuatu secara oral atau ceramah dengan dibantu buku teks,
kemampuan guru dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih dan
memperaktikkan keterampilan dan mengamati sejauhmana kompetensi siswa dalam
melakukannya, kemampuan Socratic/mauitic question,berkaitan pada kemampuan guru untuk
menggunakan pertanyaaan pengarah untuk membantu siswa dalam mengembangkan
pandangan atau pendapat terhadap materi yang dipelajari.
Cooper mengemukakan bahwa,“ guru harus memiliki kemampuan merencanakan pengajaran,
menuliskan tujuan pengajaran, menyajikan bahan pelajaran, memberikan pertanyaan kepada
siswa, mengajarkan konsep, berkomunikasi dengan siswa, mengamati siswa, dan
mengevaluasi hasil belajar. (Saondi, dkk, 2010:31)
Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa guru juga harus memiliki kemampuan
merencanakan pengajaran, menuliskan tujuan pengajaran, menyajikan bahan pelajaran,
memberikan pertanyaan kepada siswa, mengajarkan konsep, berkomunikasi dengan siswa,
mengamati siswa, dan mengevaluasi hasil belajar.
Menurut Darmadi, (2009 :52-53) syarat-syarat kemampuan guru, sebagai berikut.
1. Pengetahuan (knowledge)di bidang tertentu terutama di bidang keguruan dan pendidikan baik yang bersifat umum maupun khusus.
2. Keterampilan (Skill) di bidang keguruan sehingga mampu memimpin/ menguasai kelas secaa efektif.
3. Kemampuan Menilai/mengevaluasi (evaluation) sehingga guru mampu
menilai/mengevaluasi sejauh mana materi yang telah disampaikan dan sejauh mana Siswa mampu menguasi metri pelajaran itu.
Berdasarkan kajian, dapat dipahami untuk menjadi guru yang profesional, harus melalui
beberapa syarat kemampuan guru, yaitu pengetahuan dibidang pendidikan yang bersifat
umum maupun khusus, keterampilan dibidang keguruan sehingga mampu menguasai kelas
Rusman, (2010 : 58) mengungkapkan, ”Guru merupakan faktor penentu yang sangat dominan
dalam pendidikan pada umumnya, karena guru memegang peranan penting dalam proses
pembelajaran, di mana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan”.
Berdasarkan pendapat di atas, dipahami bahwa guru merupakan faktor penentu yang sangat
dominan dalam pendidikan. Peran guru dalam kegiatan pembelajaran tidak dapat digantikan
dengan unsur lain. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran,
dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan.
Hamalik menyatakan bahwa paling tidak ada 13 peranan guru di dalam kelas (dalam situasi belajar mengajar), sebagai berikut.
1. Guru sebagai pengajar menyampaikan ilmu pengetahuan 2. Guru sebagai pemimpin kelas
3. Guru sebagai pembimbing
4. Guru sebagai pengatur lingkungan 5. Guru sebagai partisipan
6. Guru sebagai ekspedditur 7. Guru sebagai perencana 8. Guru sebagai supervisor 9. Guru sebagai motivator 10. Guru sebagai penanya 11. Guru sebagai pengajar 12. Guru sebagai evaluator 13. Guru sebagai konsuler ( Kunandar, 2007 : 58 )
Berdasarkan uraian di atas, dipahami bahwa terdapat 13 peranan guru pada saat Kegiatan
Belajar Mengajar di Kelas, yaitu Guru sebagai pengajar menyampaikan ilmu pengetahuan,
Guru sebagai pemimpin kelas , Guru sebagai pembimbing, Guru sebagai pengatur
lingkungan, Guru sebagai partisipan, Guru sebagai ekspedditur, Guru sebagai perencana,
Guru sebagai supervisor, Guru sebagai motivator, Guru sebagai penanya, Guru sebagai
Sementara menurut Rusman, (2010 : 62) peranan yang dianggap paling dominan dan
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Guru sebagai demonstrator
2. Guru sebagai pengelola kelas
3. Guru sebagai mediator dan fasilitator
4. Guru sebagai evaluator
Berdasarkan uraian di atas,dipahami peranan Guru yang dianggap paling dominan pada saat
mengajar adalah Guru sebagai demonstrator, Guru sebagai pengelola kelas, Guru sebagai
mediator dan fasilitator dan Guru sebagai evaluator. Peranan ini ditujukan agar guru dapat
menjalankan tugas dan kewajiban sesuai dengan fungsi dan peranannya pada saat Kegiatan
Belajar Mengajar di Kelas.
Terdapat lima komponen Guru dikatakan bermutu dan berkualitas, sebagai berikut.
1. Bekerja dengan Siswa secara individual
2. Persiapan dan perencanaan mengajar
3. Pendayagunaan alat pengajaran
4. Melibatkan Siswa dalam pengalaman
5. Kepemimpinan aktif dari Guru
(Kunandar, 2007: 61)
Berdasarkan kajian di atas,dapat dipahami bahwa terdapat lima komponen guru dikatakan
perencanaan mengajar, pendayagunaan alat pengajaran, melibatkan siswa dalam pengalaman
dan kepemimpinan aktif dari guru.
Syarat-syarat kemampuan guru mengajar untuk mencapai kriteria ukuran keberhasilan
mengajar menurut Darmadi, (2009 : 53), sebagai berikut.
1. Persyaratan fisik, yaitu kesehatan jasmani yang artinya seseorang guru harus berbadan sehat dan tidak memiliki penyakit menular yang membahayakan.
2. Persyaratan Psikis, yaitu sehat rohani yang tidak mengalami gangguan jiwa. 3. Persyaratan Mental, yaitu memiliki sikap mental yang baik terhadap profesi
kependidikan, pengabdian serta memiliki dediksi yang tinggi pada tugas dan jabatannya. 4. Persyaratan Moral, yaitu memiliki budi pekerti yang luhur dan memiliki sikap susila yang
tinggi.
5. Persyaratan intelektual, yaitu pengetahuan dan keterampilan yang tinggi diperoleh dari lembaga pendidikan.
Berdasarkan kajian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pada hakikatnya gambaran
kualitatif dari perilaku guru atau tenaga kependidikan yang tampak sangat berarti. Terdapat
beberapa syarat kemampuan mengajar untuk mencapai keberhasilan mengajar, diantaranya
adalah persyaratan psikis, fisik, mental, moral, dan intelektual. Kemampuan guru mengajar
yang sesuai dengan tuntutan standar tugas yang diemban memberikan efek positif bagi hasil
yang ingin dicapai.
3.2. Kriteria dan Indikator Kemampuan guru mengajar
Uber Usman mengemukakan jenis-jenis kompetensi Guru,sebagai berikut.
(1.) Kompetensi Kepribadian,(2.) Kompetensi Profesional
(Saondi, dkk, 2010: 32)
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami jenis-jenis kompetensi guru, yaitu kompetensi
pribadi yang meliputi mengembangkan kepribadian, berinteraksi dan berkomunikasi,
profesional antara lain menguasai landasan kependidikan, menguasai bahan pengajaran,
menyusun program pengajaran, melaksanakan program pengajaran, dan menilai hasil proses
mengajar yang telah dilaksanakan.
Kriteria dan indikator tingkat kemampuan dasar mengajar guru secara umum dilihat dari prospek tugasnya, sebagai berikut.
1. Tingkat pendidikan (ijazah pendidikan formal dan tambahan sertifikat penataran atau kursus-kursus lainnya)
2. Pengalaman belajar 3. Kepribadian Guru
(Darmadi, 2009:57)
Berdasarkan kajian, dapat dipahami terdapat kriteria dan indikator tingkat kemampuan dasar
mengajar guru dilihat dari tugasnya, meliputi adalah tingkat pendidikan sesuai pada ijazah
pendidikan formal dan tambahan sertifikat atau kursus-kursus lainnya, pengalaman belajar,
dan kepribadian Guru berkaitan dengan sikap dan tingkah laku.
Kemampuan guru mengajar sebenarnya merupakan pencerminan penguasaan guru atas kompetensinya.Imron mengemukakan 10 kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh guru, meliputi:
1. menguasai bahan
2. menguasai landasan kependidikan 3. menyusun program pengajaran 4. melaksanakan program pengajaran 5. menilai proses dan hasil belajar
6. menyelenggarakan proses bimbingan dan penyuluhan 7. menyelenggarakan administrasi sekolah
8. mengembangkan kepribadian
9. berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat
10. menyelenggarakan penelitian sederhana untuk kepentingan mengajar.
( Saondi, dkk, 2010 : 32)
Berdasarkan kajian,dapat dipahami bahwa kemampuan guru mengajar merupakan
harus dikuasai oleh guru, yaitu menguasai bahan materi, menguasai landasan kependidikan,
menyusun program pengajaran, melaksanakan program pengajaran, menilai proses dan hasil
belajar, menyelenggarakan proses bimbingan dan penyuluhan, menyelenggarakan
administrasi sekolah, mengembangkan kepribadian, berinteraksi dengan sejawat dan
masyarakat dan menyelenggarakan penelitian sederhana untuk kepentingan mengajar.
Menurut Darmadi,(2009 : 57-58) , agar kriteria dan indikator tingkat kemampuan dasar mengajar guru berfungsi secara efektif dan efesien, maka guru perlu memiliki kemampuan, sebagai berikut.
1. Menggunakan metode dan media pembelajaran
2. Metode yang digunakan sesuai dengan tujuan pengajaran 3. Metode yang digunakan sesuai dengan situasi Siswa 4. Metode yang digunakan disesuaikan dengan fasilitas
5. Kemampuan berkomunikasi dengan Siswa dengan Siswa ditandai dengan : a. Memperhatikan situasi dan kondisi Siswa
b. Memperhatikan kepentingan dan keinginak Siswa c. Tidak memisahkan diri dari Siswa
d. Tidak menganggap Siswa lebih rendah e. Melakukan pembicaraan sepenuhnya f. Melakukan kontak batin
6. Kemampuan menggunakan Metode mengajar a. Selalu berorientasi pada tujuan
b. Tidak hanya terikat pada satu alternatif saja
c. Kerap dipergunakan satu kombinasi dari berbagai metode
7. Juga kerap kali dipergunakan berganti-ganti dari satu metode ke metode.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami agar kriteria dan indikator tingkat kemampuan
dasar mengajar guru untuk berfungsi efektif dan efesien, guru harus memiliki kemampuan
menggunakan metode dan media pembelajaran, metode yang digunakan sesuai dengan tujuan
pengajaran, metode yang digunakan sesuai dengan situasi siswa, metode digunakan sesuai
dengan fasilitas, kemampuan berkomunikasi dengan siswa, kemampuan menggunakan
metode mengajar dan pergantian metode pembelajaran.
”Setiap guru harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang bertanggungjawab dalam
bidang pendidikan. guru sebagai pendidik bertanggung jawab untuk mewariskan nilai-nilai
dan norma-norma kepada generasi berikutnya sehinggga terjadi proses konservasi nilai,
karena melalui proses pendidikan diusahakan terciptanya nilai-nilai baru”.
Berdasarkan kajian, dipahami bahw setiap guru harus memenuhi persyaratan sebagai manusia
yang bertanggungjawab dalam bidang pendidikan. Selain mengajar, guru juga
bertanggungjawab untuk mendidik dan mewariskan nilai dan norma kepada siswa, karena
melalui proses pendidikan inilah dapat terciptanya nilai-nilai baru yang lebih baik.
Menurut Darmad, (2009:45-46) kemampuan dasar mengajar guru tidak terlepas dari
kemampuan akademis dan non- akademis, sebagai berikut.
1. Kemampuan akademis terdiri dari: memiliki sertifikasi mengajar menguasai materi pembelajaran
mengembangkan metodologi, media dan sumber belajar ahli menyusun program
menilai/mengevaluasi pembelajaran mampu memberdayakan siswa
kesesuaian displin ilmu yang dimiliki dengan tugas memiliki pengalaman belajar
mengikuti training, workshop, pelatihan inovatif dan pro-aktif
senang mencari informasi baru
senang membaca dan menambah pengetahuan 2. Kemampuan non-akademis meliputi:
menguasai paradigma baru pendidikan tidak buta teknologi
memiliki persiapan mengajar tertulis memliki persiapan mengajar tidak tertulis memiliki kematangan emosi
dapat berkomunikasi dengan baik ceria, gemar membantu sesama bersikap toleransi