• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSISTENSI MASYARAKAT ETNIS TIONGHOA DI DELI TUA PADA MASA ORDE BARU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSISTENSI MASYARAKAT ETNIS TIONGHOA DI DELI TUA PADA MASA ORDE BARU."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

EKSISTENSI MASYARAKAT ETNIS TIONGHOA

DI DELI TUA PADA MASA ORDE BARU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

KALIN NOVIANTI NIM 3122121005

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Kalin Novianti. NIM 3122121005 Eksistensi Masyrakat Tionghoa Pada Masa Orde Baru. Skripsi S-1 Jurusan Pendidikan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sejarah singkat kedatangan masyarakat Etnis Tionghoa ke Deli Tua, interaaksi sosial masyrakat Etnis Tioghoa dengan masyarakat Deli Tua pada masa Orde baru, Eksistensi masyrakat Etnis Tioghoa di bidang Mata pencarian, Pendidikan, dan pemukiman di Deli Tua pada masa Orde baru.Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah dengan menerapkan penelitian lapangan (field Research) dan penelitian Pustaka (Library Research) yang bertujuan untuk mendapatkan sejarah yang diinterpretasikan menjadi historiografi sejarah. Berdasarkan sumber informasi yang relevan dengan penelitian. Data yang diperoleh dikelompokkan melalui verifikasi dan kritik sumber, interpretasi dan historiografi (menyusun hasil-hasil penelitian berdasarkan fakta). Menjadi naskah laporan penelitian.Dari hasil penelitian, dapatlah diketahui Sejarah singkat kedatangan masyrakat Etnis Tionghoa di Deli Tua yang berkaitan dengan perdagangan dan perkawinan yang di lakukan melalui interkasi sosial, karena keterbatasan pendidikan yang mereka dapatkan penyeberan mereka di kembangkan melalui perdagangan dan pertanian.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas berkat kasih dan karunia yang di anugerahkan-Nya, penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “EKSISTENSI MASYARAKAT

TIONGHOA DI DELI TUA PADA MASA ORDE BARU”. Skripsi ini

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

pada Jurusan Pendidikan Sejarah.

Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini masih terdapat banyak sekali

kekurangan, baik dari segi isi maupun dalam hal penyajian data, mengingat

keterbatasan yang penulis miliki dalam hal pengetahuan dan pengalaman menulis

karya ilmiah. Oleh sebab itu, dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan

kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis

menyadari banyak kendala dan tantangan dalam penulisan skripsi ini, tetapi atas

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk

itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Cinta dan dukungan berupa moril maupun material dari kedua orang

tua penulis terkasih. Terima kasih atas segala yang telah dilakukan

demi penulis, dan terimakasih atas setiap cinta yang terpancar serta doa

dan restu yang selu mengiring tiap langkah penulis. Terimaksih ayah

Zulkifli dan mamak Rosita Br. Sinaga yang senantiasa memberikan

(7)

iii

2. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom,

M.Pd beserta jajaran stafnya yang telah memberikan kelancaran dalam

urusan akademik dari awal kuliah sampai dengan akhir perkuliahan.

3. Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd beserta

jajaran pegawai fakultas yang telah mengelola birokrasi

kemahasiswaan dengan baik sehingga proses perkuliahan berjalan

dengan lancar.

4. Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah, Ibu Dr. Ida Liana Tanjung, M.Hum

dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah, Ibu Lister Eva

Simangunsong, M.A yang telah memberikan kelancaran dan

kemudahan dalam segala urusan akademik.

5. Bapak Dr. Hidayat, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak membantu, membimbing dan mengarahkan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Drs. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si selaku Dosen Pembimbing

Akademik dan sekaligus Dosen Pembanding Utama yang memberikan

kritik dan saran yang membangun kepada penulis. Begitupun tak lupa

saya ucapkan terimakasih kepada ibu Dr. Rosmaida Sinaga, M.Si dan

Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si sebagai Dosen Pembanding Bebas,

atas kritik dan saran yang diberikan untuk membuat skripsi ini semakin

baik.

7. Para Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Jurusan Pendidikan Sejarah,

(8)

iv

8. Kepada para narasumber yang senantiasa membantu memberikan

informasi yang penulis butuhkan Terkhusus untuk Bapak Burhan

S.Ag, dan seluruh masyarakat tionghoa di Deli tua yang senantiasa

membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini.

9. Kepada abang kandung saya, Septian Arisandi terimakasih atas doa,

dukungan, dan macam-macam bantuan dalam menyelesaikan Skripsi

ini.

10.Buat seorang teman spesial penulis, Raden Hasan yang senantiasa ada

untuk memberikan dukungan, melantunkan doa serta mengusahakan

segala macam bantuan terkait penyelesaikan Skripsi ini. Terimakasih

atas semua yang telah dilakukan, terima kasih telah senantiasa

menguatkan dikala penulis terpuruk dan sempat merasa tidak mampu

melakukan apa-apa.

11.Teman-teman seperjuangan dari Kelas B Reguler Pendidikan Sejarah

2012 Seluruhnya, dan Khususnya kepada Mesmiati, Jonuel Hutahaean,

indah sari Hsb (bundo), Metha, Novi, Funny, Sity dan sahabat sahabat

lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terima kasih atas

segala ukiran hati bertemakan persahatan yang tulus dan murni

sepanjang masa pendidikan sejarah hingga terselesainya pendidikan.

12.Terima kasih buat sahabat penulis Dina Ndut, khairinnisa, Sahara,

Amel, Tyo terimakasih atas dukungan dan bantuan dalam

menyelesaikan skripsi ini. Jalinan persahabatan ini semoga allah jaga

(9)

v

13.Buat teman-teman remaja mesjid Al-hijrah (IPRAM) dan seluruhnya,

khususnya kepada Irma Sofia, Popon, Fauzan, Imam, Joko, Yasir, Eni.

Atas segala bantuan, doa, dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi

ini.

14.Team PPLT Unimed 2015 SMA NEGERI 1 BATANG KUIS.

Khususnya untuk Nova cunuk, Meme centil, abang tina, Wirdah,

Memes, Dimasek, Khaidir .

Medan, Maret 2017

Penulis

(10)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 4

1.3Batasan Masalah ... 5

1.4Rumusan Masalah ... 6

1.5Tujuan Penelitian ... 6

1.6Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS 2.1Kajian Pustaka ... 8

2.2Kerangka Teori... 10

2.2.1 Teori Akulturasi ... 10

2.2.2 Teori Asimilasi ... 11

2.2.3 Teori Adaptasi ... 13

2.3 Kerangka Konseptual ... 15

2.3.1 Konsep Eksistensi ... 15

(11)

vii

2.3.3 Konsep Masyarakat ... 19

2.3.4 Konsep Orde Baru ... 20

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.5 Teknik Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 30

4.1.1 Sejarah Kabupaten Deli Serdang ... 30

4.2 Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Deli Tua...33

4.2.1 Letak dan Geografis kecamatan Deli Tua ... 51

4.2.2. Kependudukan Luas Desa/Kelurahan ... 34

4.2.3. Kependudukan Berdasarkan Agama ... 35

4.2.4 Kependudukan WNI cina berdasarkan jenis kelamin ... 36

4.2.5 Kependudukan Berdasarkan Mata Pencaharian ... 37

4.2.6 Kependudukan Berdasarkan Rumah Ibadah ... 38

4.2.7 Kependudukan Berdasarkan Sekolah ... 39

4.2.8 Kependudukan Murid dan Jenjang Sekolah ... 39

(12)

viii

4.4 Keadaan Etnis Tionghoa di Indonesia... 41

4.4.1 Etnis Tionghoa Di Indonesia ... 41

4.5 Sejarah Singkat Kedatangan Etnis Tionghoa di Deli Tua ... 45

4.6 Interaksi Etnis Tionghoa dengan Masyarakat Deli Tua pada masa Orde Baru ... 48

4.7 Keadaan Etnis Tionghoa pada masa Orde Baru ... 52

4.7.1 Mata Pencarian ... 53

4.7.2 Pendidikan ... 58

4.7.3 Pemukiman ... 62

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Pedoman wawancara

Daftar Informan

Pedoman Observasi

Peta Deli Serdang

Peta Kecamatan Deli Tua

(13)

ix

DAFTAR BAGAN

(14)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Luas wilayah Kecamatan Deli Tua Menurut Desa/

Kelurahan ... ... .. ... ....34

Tabel 2. Jumlah penganut agama di Kecamatan Deli

Tua………... ...35

Tabel 3. Jumlah penduduk WNI cina menurut Jenis kelamin di Deli Tua...36

Tabel 4. Tabel komposisi penduduk menurut mata pencaharian

di Kecamatan Deli Tua ... ... 37

Tabel 5. Jumlah Rumah Ibadah di Kecamatan Deli Tua ... ... 38

Tabel 7. Jumlah sekolah yang ada di Kecamatan Deli Tua ... ... 39

Tabel 8. Jumlah Murid Sekolah dan jenjang sekolah di Kecamatan

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Salah satu kajian menarik dari keberadaan kaum Etnis Tionghoa di

Indonesia adalah dengan munculnya komunitas-komunitas Tionghoa di kota-kota

besar, salah satunya ialah keberadaan Etnis Tionghoa yang berada di kota Medan

seperti yang berada di wilayah Deli Tua. Dapat di lihat dalam ruang lingkup yang

kita lihat bahwa keberadaan Etnis Tionghoa di Deli Tua tepatnya di kecamatan

Deli Tua Barat banyak para Etnis Tiongha yang berbeda dengan Cina-cina di kota

yang kita lihat, yang dapat di ketahui bahwa Etnis Tionghoa ini orang yang

hidupnya cukup berada (kaya) tetapi cina di Deli Tua ini di katakan cina kebun

sayur yang kehidupannya menengah.

Deli Tua merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Deli Tua Barat, di

jalan Bayur tempat bangsa Tionghoa di Deli Tua ditempatkan, dan ada juga

jalan-jalan lain seperti gang kebun sayur, jalan-jalan Teratai berada di kawasan ini.

Masyarakat di daerah ini 80% merupakan WNI keturunan. Dengan adanya Vihara

dan klenteng di kawasan ini menjadi mencolok tersendiri Etnis Tionghoa di Deli

Tua tersebut.

Mayarakat Tionghoa adalah warga pendatang yang bertempat tinggal,

menetap atau menjalankan usaha dalam suatu wilayah berdasarkan etnisitas.

(16)

2

Indonesia, Interaksi sosial masyarakat majemuk dan beda adat istiadat

mengharuskan mereka utuk beradaptasi dengan baik agar hidup mereka

berdampingan dengan masyarakat sekitarnya.

Adapun keunikan dari masyarakat cina tersebut bahwa mereka tersebut

sudah berakulturasi dan beradaptasi dengan lingkungan dan kebudayan lokal.

Dalam berbahasa bicara misalnya, mereka sering berbahasa biasa di karanakan

mereka sudah berbaur dalam lingakungan yang sebagian suku karo. Dengan

demikian meraka masih mempertahankan dan melestarikan adat nenek moyang

meraka yang sudah ratusan tahun lalu, ini terlihat pada saat tata upacara kematian

yang tampak pada keberadaan Meja Abu di setiap rumah orang cina tersebut .

Sudah menjadi kenyataan bahwa manusia adalah makhluk sosial, makluk

yang mempunyai keterbatasan dan tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri,

sebagai makhluk sosial manusia saling bergantung kehidupannya satu sama lain.

Oleh karena itu, manusia harus berinteraksi dengan manusia lainnya.

Manusia adalah mahluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan

orang lain, adanya rasa memerlukan bantuan orang lain, maka manusia akan

melakukan kontak maupun komunikasi satu sama lainnya dari itu terjadilah suatu

interaksi sosial dimana dalam interaksi tersebut terjadi suatu kontak sosial baik

secara langsung maupun tidak langsung, dengan interaksi tersebut semua manusia

hidup sebagai mahluk sosial.

Pada masa pemerintahan Orde Baru, keberadaan Etnis Tionghoa

merupakan masalah yang krusial dalam tatanan pemerintahan Soeharto. Masalah

(17)

3

masalah politik, pendidikan, ekonomi dan kebudayannya yang berkembang di

Indonesia. Citra Etnis Tionghoa akhirnya dinilai memliki pandangan yang negatif

dikalangan pemerintahan Soeharto yang terlihat dalam kebijakan-kebijakannya.

Kerusuhan pada bulan mei menjadi bulan kelabu bagi WNI keturunan

cina. Kisah-kisah sedih dan tragedi kehidupan mereka yang paling memukul,

terukir dibulan yang sama ketika Soeharto lengser mengundurkan diri disebabkan

Indonesia dilanda krisis ekonomi Asia. Namun, pemerintah malah menjadikan

EtnisTionghoa sebagai sasaran krisis ekonomi dan nenuntut meraka untuk

bertanggung jawab. akibatnya kerusuhan anti-Tionghoa dalam skala besar

meledak pada Mei 1998.

Intruksi presiden (Inpres) no. 14 tahun 1967 melarang segala sesuatu yang

berbau cina di Indonesia baik itu dari agamanya, pendidikan, kepercayaan, seni,

kebudayaan maupun sastra. Keluarnya Inpres ini menjadikan sentiment anti cina

di berbagai daerah banyak Etnis Tionghoa dibunuh tanpa diadili bahkan

rumah-rumah dan toko-toko mereka jiarah dan di bakar. Dalam Liem (2000: pengantar).

Untuk menghindari dari tekanan, banyak dari mereka yang mengadopsi nama

yang bernuansa Indonesia. Namun pergantian nama tersebut tidak secara

keseluruhan agar tidak menghilangkan identitas. Contohnya nama “Han” menjadi

nama jawa “Handoko” atau “Handoyo”. Liem (2000 : 3).

Pada masa Orde Baru, pencarian jati diri bertambah rumit dan sulitmereka

di timpah pengalaman pahit pada pertenghan 1998 tentu beertanya-tanya apakah

mereka memang diterima dan akan di terima seterusnya sebagi orang Indonesia.

(18)

4

pengakuan jati diri cina atau Tionghoa secara kultural. Orang-oarang ini meminta

pengakuan sebagai suku tersendiri yaitu suku Tionghoa, di antara ratusan suku di

Indonesia, oleh karena itu mereka sangat perlu untuk membentuk organisasi atau

partai yang sebenarnya eksklusif untuk keturunan Tionghoa saja. Gondomono

(2002:10)

Yakni, dengan adanya perbedaan profesi dan suku, sering menjadi pemicu

terjadinya pelapiasan sosial dan konflik antara mereka sering saling mengejek.

Pada peristiwa kekerasan pada tahun 1966, banyak kaum Etnis Tionghoa kebun

sayur di Deli Tua menjadi korban kekerasan walau tidak separah di daerah lain.

Rumah mereka yang terpencar-pencar menjadi sasaran empuk masa. Dan pada

krisis moneter tahun 1997 yang melanda Indonesia juga berdampak pada Etnis

Tionghoa di Deli Tua dimana sebagian rumah dan ruko-ruko milik mereka ada

yang dirusak oleh masa karena di anggap merekalah (Etnis Tionghoa) yang

menjadi penyebab terjadinya krisis moneter.

Oleh karena itu, dengan latar belakang tersebut maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “Keberadaan Masyarakat Etnis

Tionghoa di Deli Tua (1966-1999)“

1.1. Identifikasi Masalah

Dalam setiap penelitian, permasalahan merupakan hal yang paling utama

dan diiringi bagaimana cara memecahkannya. Namun hal itu dilakukan kita harus

(19)

5

Agar penelitian ini menjadi terarah dan jelas maka perlu dirumuskan

identifikasi masalah yang akan di teliti. Berdasarkan paparan latar belakang di

atas, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah:

1. Sejarah singkat kedatangan masyarakat Tionghoa di Deli tua.

2. Kebijakan ekonomi dan pendidikan pemerintah Orde Baru pada Etnis

Tionghoa di Deli Tua.

3. Krisis moneter pada Etnis Tionghoa di Deli Tua

4. Mata pencarian Etnis Tionghoa pada masa Orde Baru di Deli Tua

1.2. Pembahasan Masalah

Dalam hal ini penulis membatasi permasalahan karena mengingat luas dan

panjangnya kurun waktu masalah dalam penelitian ini. Analisis masalah juga

membatasi masalah ruang lingkup masalah. Disamping itu masih perlu dinyatakan

secara khusus batas-batas masalah agar peneliti lebih terarah, maka untuk

permudah penelitian ini penulis membatasi masalah hanya mengkaji di bidang

mata pencarian, pendidikan, Pemukiman Etnis Tionghoa. Dan untuk membatasi

kurun waktu masalah penelitian membagi kurun waktu yaitu pada tahun 1960-an

sampai 1990-an.

maka dibuat pembatasan masalah untuk memudahkan bagi peneliti dalam

melaksanakan penelitiannya dalam hal ini peneliti membatasi penelitiannya yaitu :

Keberadaan Masyarakat Etnis Tionghoa di Deli Tua pada Masa Orde

(20)

6

1.3. Rumusan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka rumusan masalah dalam penelitian

ini sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah singkat kedatangan masyarakat Etnis Tionghoa ke Deli

Tua?

2. Bagaimnainteraksi soaial masyarakat Etnis Tionghoa dengan masyarakat

Deli Tua pada masa Orde Baru ?

3. Bagaimana keberadaan masyarakat Etnis Tionghoa dibidang mata

pencarian, pendidikan dan pemukiman di Deli Tua pada masa Orde Baru ?

1.4. Tujuan penelitian

Menetapkan tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena

setiap penelitian yang dilakukan harus memiliki tujuan tertentu. Dengan

berpodoman kepada tujuannya, maka akan lebih mempermudah mencapai sasaran

yang di harapkan. Dengan demikian yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sejarah singkat datangnya masyarakat Tionghoake Deli

Tua.

2. Untuk mengetahui interaksimasyarakat Etnis Tionghoa dengan masyarakat

Deli Tua pada masa Orde Baru.

3. Untuk mengetahui gambaranmata pencarian, pendidikan dan pemukiman

(21)

7

1.5. ManfaatPenelitian

Adapun manfaat yang ingin di peroleh sesudah melaksanakan penelitian

ini adalah :

1. Menambah wawasan peneliti tentang sejarah singkat datangnya

masyarakat Tionghoa ke Deli Tua.

2. Memberi pengetahuan atau informasi bagi para pembaca baik dari

kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum tentang eksistensi

masyarakat Etnis Tionghoa di Deli Tua pada masa Orde Baru .

3. Memperkaya informasi bagi masyarakat umum mengetahui eksistensi

masyarakat Tionghoa di Deli Tua pada masa Orde Baru

4. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa jurusan

pendidikan sejarah yang ingin melakukan penelitian lanjutan tentang

eksistensi masyarakat Tionghoa di Deli Tua pada masa Orde Baru.

5. Dapat dimanfaatkan untuk referensi bahan perbandingan terhadap

hasil-hasil penelitian yang telah ada maupun yang akan dilaksanakan.

6. Sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan umumnya dan

UNIMED khususnya.

7. Menambah daftar bacaan kepustakaan ilmiah UNIMED khususnya

(22)

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian diatas maka kesimpulan yang dapat di peroleh adalah

sebagai berikut

1. Masyarakat Etnis Tionghoa masuk ke Delitua dikarenakan kedatangan

Etnis Tionghoa di Deli Tua adalah karena kebijakan yang memberikan

lahan untuk perkebunan pada penguasa belanda yang akhirnya

membutuhkan tenaga kerja hingga didatangkan mereka dari berbagai

dearah dan juga dengan berdagang, kedatangan para perantau Tionghoa

yang menjadi pendorong terjadinya perkawinan campuran antara Etnis

Tionghoa dengan masyarakat pribumi di Deli Tua. Dalam perkawinan

campuran ini yang disebut masyarakat keturunan Tionghoa secara garis

besar Etnis Tionghoa ada 2 yaitu tinghoa totok dan peranakan. Etnis

Tionghoa sekarang ini berada dalam posisi terbaik untuk lebih aktif

terlibat dalam kehidupan, tidak seperti masa Orde Baru yang sangat

memojokkan mereka.

2. Berinteraksi sosial masyarakat pribumi dengan Etnis Tionghoa di Deli

Tuapada masa ORBA (Orde Baru) hingga sekarang memang pada

(23)

70

adanya prasangka yang kurang baik terhadap Etnis Tionghoa ataupun

sebaliknya meskipun tidak pernah terlontarkan secara nyata (real).

3.Keberadaan Etnis Tionghoa pada saat Orde Baru sangatlah

memperhatikan dila dapat dilihat dari sudut mata pencarian, Etnis

Tionghoa di Deli Tua pada saat Orde Baru sanggatlah beragam yaitu ada

berdagang obat-obatan, petani, pertukangan. Pada awal dari kedatangan

Orde Baru para mata pencarian Etnis Tionghoa di Deli Tua adalah petani

dan pedagang. Dan terus mengalami peningkatan hingga bejalan waktu

mereka mengalami kesuksesan dalam kelangsungan hidup pada masa Orde

Baru sehingga mereka sering menjadi korban pemerasan pada masyarakat

setempat karena menanggap mereka kaya raya.

Pendidikan Etnis Tionghoa pada masa Orde Baru di Deli Tua juga sangat

terancam bahkan putus sekolah, sebab pada saat Orde Baru sekolah yang

berbau dengan Etnis Tinghoa ditutup pemerintah dan segara di gantikan

dengan Sekolah Nasional Proyek Chusus (SNPC), dimana jumlah anak

Etnis Tionghoa jumlahnya tidak boleh lebih dari 40 persen dari

pendaftaran dan Keterbatasan tersebut mengakibatkan bnayka anak-anak

Etnis Tionghoa yang sama sekali tidak bisa bersekolah.

Pemukian Etnis Tionghoa di Deli Tua pada Orde Baru dimana berisi

larangan mengenai segala sesuatu yang berbau cina, oleh karena itu pada

masa Orde Baru di Deli Tua, Etnis Cina (yang kini disebut sebagai Etnis

Tionghoa) dalam melakukan kegiatan yang menyangkut kebudayaan

(24)

71

lainnya pun yang masih berbau kebudayaan Cina pada masa itu sangat

dilarang. Dan dimana pada masa ini Etnis Tionghoa menjadi sasaran

prasangka dalam hal ini Etnis Tionghoa harus mampu beradaptasi dengan

situasi yang tidak memungkinkan tersebut

5.2. SARAN

Berdasarkan pengalaman saat melakukan penelitian dan analisa

terhadap hasil penelitian, peneliti mencoba memberikan saran-saran

sebagai berikut :

1. Bagi EtnisTionghoa

Masyarakat EtnisTionghoa selaku dari kelompok minoritas dapat

membukan diri secra terbuka lagi dengan masyarakat dimana tempat

tinggal mereka. Sehingga dapat mewujudkan intergritas yang harmonis

dan nyaman antar masyarakat sekitar tempat tinggal mereka (masyarakat

pribumi)

2. Bagi Pemerintah Setempat

Dari hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan tambahan

dalam untuk melayani masyarakat tanpa ada perbandingan dan tanpa

pandang bulu terhadap masyarakat sekitar termasuk EtnisTionghoa. Dan

tidak membangun seteorotip terhadap Etnisminoritas, agar membangun

(25)

72 3. Bagi Masyarakat Setempat

Diharapkan dengan hasil penelitian ini agar dapat menjadi sumber

pembelajaran kedepannya agar tidak ada lagi terjadi disintegrasi antar

kaum entis lainnya terkhusus EtnisTionghoa agar dapat terjalinnya

interaksi sosial yang lebih harmonis tanpa adanya prasangka-prasangka

yang negative terhadap Etnis Tionghoa.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Utuk peneliti selanjutnya agar bisa menjadi tambahan bahan untuk

melakukan peneliti selanjutnya yang lebih rinci terhadap eksistensi Etnis

Tinghoa di Deli Tua serta dapat memberikan pandangan kepada

(26)

73

Darftar Pustaka

Achmadi, Asmoro.1995. fisafat umum. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Berry, david. 2003. Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Budiharjo, eko. 1992. Sejumlah Masalah Pemukiman Kota. Bndung: Alumni

Buku pedoman. 2013. Panduan penulisan Skripsi. Jurusan Pendidikan Sejarah

Daljoni, N. 1998. Geografi Kota dan Desa. Bandung: Alumni

Daliman, A . 2012. Metode Penelitian Sejarah.Yogyakarta: Ombak

Gondomono. 2002. Pelangii Cina Indonesia. Jakarta: Duta Prima

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Koentjaraningrat.2010. Sejarah Antropologi II. Jakarta: Universitas Indonesia

Liem, Yusiu. 2000. Prasangka Terhadap Etnis Cina: Evaluasi33 Tahun di Bawah Rezim Soeharto. Jakarta: Djambatan Berkerjasama Dengan Penerbit Klasik

Lubis, M Rajab. 1995. Pribumi di Mata Orang Cina. Medan: Pustaka Widyasrana

Muzairi, H. 2002. Eksistensialisme Jean Paul Sarte Seumur tanpa dasar Kebebasan Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

Poerwanto, Harri. 2014. Cina Khek di Singkawang. Depok: Komunitas Bambu

Pelly, Usman. 2013. Urbanisasi dan Adaptasi. Medan: Unimed Press

(27)

74

Sjamsudidin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Suparno,Basuki A. 2012. Reformasi dan Jatuhnya Soekarno. Jakarta: Pt Kompas Nusantara

Suryadianata,Leo. 1998. Kebudayaan Minoritas Tionghoa. Jakarta: LP3ES

Tan, Sofyan. 2004. Jalan Menuju Masyarakat Anti Diskriminasi. Medan: Kompas

Tan, G. Melly. 1981. Golongan Etnis Tionghoa di Indonesia. Jakarta: Gramedia

Usman, A. 2009. Etnis Cina di Perantauan Aceh. Jakarta: Yayasan Obor

Wood, Michael.2013. Sejarah Resmi Indonesia Modren. Yogyakarta: Ombak

Gambar

Tabel 1. Luas wilayah Kecamatan Deli Tua Menurut Desa/

Referensi

Dokumen terkait

metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan

Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas

Pengadaan barang/jasa dilaksanakan secara elektronik, dengan mengakses aplikasi Sistem. Pengadaan Secara Elektronik (aplikasi SPSE) pada alamat website

Kegiatan University Research Colloquium (URECOL) ini merupakan yang ketigakalinya dan InsyaAllah akan diselenggarakan tiap semester oleh LPPM yang tergabung

Berdasarkan hasil analisis pengujian secara simultan menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara suku bunga kredit (X1), inflasi (X2), investasi (X3), pendapatan nasional

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan sambungan kayu yang memenuhi persyaratan sebagai bahan elemen struktur dengan memperhatikan teknik penyambungan finger

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan kepada penulis

[r]