• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN BEHAVIORISTIK TEKNIK SYMBOLIC MODELS TERHADAP PENYESUAIAN DIRI DENGAN TEMAN SEBAYA MAHASISWA BK NON REGULER 2016 FIP UNIMED T.A 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN BEHAVIORISTIK TEKNIK SYMBOLIC MODELS TERHADAP PENYESUAIAN DIRI DENGAN TEMAN SEBAYA MAHASISWA BK NON REGULER 2016 FIP UNIMED T.A 2016/2017."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN BEHAVIORISTIK TEKNIK SYMBOLIC MODELS TERHADAP

PENYESUAIAN DIRI DENGAN TEMAN SEBAYA MAHASISWA BK NON REGULER 2016

FIP UNIMED T.A 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan

Oleh:

SAKINAH HASIBUAN NIM. 1133151040

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

i ABSTRAK

SAKINAH HASIBUAN, NIM : 1133151040, Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Pendekatan Behavioristik Teknik Symbolic Models Terhadap Penyesuaian Diri Dengan Teman Sebaya Mahasiswa BK Kelas Non Reguler 2016 T.A 2016/2017 Fip Unimed. Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Medan.2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh layanan konseling kelompok pendekatan behavioristik teknik symbolic models terhadap penyesuaian diri dengan teman sebaya mahasiswa kelas BK non reguler 2016 T.A 2016/2017 FIP UNIMED. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari s/d April 2017. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan Pre experimental design dengan jenis Pre test-post test one group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Bimbingan Konseling stambuk 2016. Sampel ditarik dengan menggunakan metode purposive sampling sebanyak 7 orang yang berasal dari kelas BK Non Reguler dengan sampel yang heterogen. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan angket penyesuaian diri dengan teman sebaya berjumlah 53 item pernyataan yang telah valid dan reliabel kemudian data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon. Dari analisis data diperoleh J hitung = 13 dengan  = 0,05, adapun J tabel = 2. Dari data tersebut terlihat bahwa Jhitung > JTabel dimana 13 > 2. Artinya hipotesis diterima. Data pre-test penyesuaian diri dengan teman sebaya diperoleh skor rata-rata 127, sedangkan data post-test penyesuaian diri dengan teman sebaya diperoleh skor rata-rata sebesar 164. Artinya skor rata-rata mahasiswa setelah mendapat layanan konseling kelompok pendekatan behavioristik teknik symbolic models lebih tinggi daripada sebelum mendapat layanan konseling kelompok pendekatan behavioristik teknik symbolic models. Layanan konseling kelompok pendekatan behavioristik teknik symbolic models memberikan kontribusi sebesar 29,13% terhadap peningkatan penyesuaian diri dengan teman sebaya mahasiswa BK Non Reguler 2016.

(8)

ii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis penjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa

ta‟ala atas rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Selanjutnya Sholawat dan Salaam kepada Ruh Nabi Muhammad

Shollalloohu „alayhi wasallam yang kita harapkan syafa‟atnya di yaumul akhir.

Adapun judul skripsi penulis adalah “Pengaruh Layanan Konseling Kelompok

Pendekatan Behavioristik Teknik Symbolic Models Terhadap Penyesuaian Diri

dengan Teman Sebaya Mahasiswa BK Non Reguler 2016 T.A 2016/2017 FIP

Unimed”

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat

memperoleh gelar sarjana pendidikan bagi mahasiswa program S1 pada program

studi Bimbingan dan Konseling jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

sehingga pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh

rasa hormat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil secara langsung

maupun tidak langsung kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga

selesai, terutama kepada yang penulis hormati dan cintai Dosen Pembimbing

Skripsi Ibunda Dra. Zuraida Lubis, MPd., Kons., yang telah memberikan

bimbingan, motivasi dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan skripsi

(9)

iii

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Medan beserta stafnya.

2. Bapak Dr. Nasrun, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Wajil Dekan Bidang Akademik Keuangan Fakultas Ilmu

Pendidikan.

4. Bapak Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Ilmu

Pendidikan.

5. Bapak Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Pendidikan

6. Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd., Kons. Selaku Ketua Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Medan. Sekaligus sebagai

dosen pembimbing skripsi penulis, Serta Ibu Dra. Nurarjani, M.Pd selaku

Sekretaris Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas

Negeri Medan.

7. Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetti, Ms. Kons., S.Psi, Ibu Dra. Pastiria Sembiring.

M.Pd., Kons, dan Bapak Mirza Irawan S.Pd., M.Pd., Kons selaku Dosen

Penguji yang telah banyak memberi masukan dan mengkoreksi dalam

kesempurnaan skripsi ini.

8. Seluruh staff FIP Unimed yang telah memberikan kemudahan dalam

pengurusan pengajuan judul skripsi hingga pengajuan sidang, khususnya

jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah memberikan

(10)

iv

9. Teristimewa sekali untuk kedua orangtua penulis, Ayahanda tercinta Drs.

H. Ansor Hasibuan dan Ibunda tercinta Hj. Derhanni Daulay S. Ag.,

terimakasih atas segala perhatian, kasih sayang, dukungan moril dan

materil yang tiada henti, serta do‟a yang selalu dipanjatkan kepada Sang

Maha Pengabul Do‟a, sehingga ananda dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Sungguh tiada terbalas kasih sayang yang ayahanda dan

Ibunda berikan kepada ananda, semoga Allaah balas dengan Syurga.

Uhibbukum Fillaah, Alloohummaghfirlii Dzunuubii Waliwaalidayya

Warhamhumaa Kamaa Robbayaanii Shogiiro. Aamiin.

10.Abang tersayang Syarto Musthofa, S.Si Hasibuan, adik tersayang

Munawir Anas Hasibuan, adik tersayang Hilman Rizky Hasibuan yang

selalu memberikan motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

11.Sahabat-sahabat seperjuangan yang tersayang Sajidah nasution dan Naipa

Hanum Siregar, terimakasih banyak sahabat untuk segala bantuan,

dukungan dan pengertian kalian, Semoga Allah menjaga persahabatan ini

Lillaah meskipun kelak kita akan berpisah

12.Teman-teman yang membantu menyelesaikan video symbolic Models

Oskay, Mamakek, Rika, Chimung, Icha, Sani, Nurul, Irma, Sarni, dan

adik-adik semuanya yang tidak bisa disebutkan satu persatu

13.Adik-Adik kelas Non Reguler stambuk 2016 terutama kepada adinda

Deni, Eka, Laba, April, Anas, Syarifah, Faliq atas kesediaannya mengikuti

rangkaian kegiatan penelitian ini.

14.Seluruh teman-teman stambuk 2013 terutama kelas BK Reguler B.

(11)

v

15.Serta semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesaian skripsi

ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu–persatu.

Semoga bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis

mendapat balasan dari Allah Subhanahu Wa ta‟ala. Penulis telah berupaya dengan

semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari

skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi

skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya dalam memperkaya Ilmu

Pendidikan di bidang Bimbingan dan Konseling. Akhir kata penulis mengucapkan

terima kasih.

Medan, April 2017

(12)

vi 1. Tugas Perkembangan Mahasiswa Menurut Chickering ... 9

2. Penyesuaian diri dengan teman sebaya ... 11

a. Pengertian Penyesuaian Diri dengan Teman Sebaya ... 11

b. Aspek-Aspek penyesuaian Diri ... 13

c. Karakteristik Penyesuaian Diri ... 14

d. Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian diri ... 20

3. Bimbingan Kelompok ... 22

a. Pengertian Bimbingan Kelompok ... 22

b. Tahap-Tahap Bimbingan Kelompok ... 21

4. Konseling Kelompok ... 24

a. Pengertian Konseling Kelompok ... 24

b. Tujuan Layanan Konseling Kelompok ... 26

c. Asas-Asas Konseling Kelompok ... 28

5. Pendekatan Behavioristik ... 30

a. Sekilas Tentang Pendekatan behavioristik ... 30

b. Teknik-Tekhnik dalam Pendekatan Behavioristik ... 31

c. Teknik Modelling ... 32

6. Teknik Symbolic Models ... 34

a. Pengertian Tekhnik Symbolic Models ... 34

b. Langkah-langkah Tekhnik Symbolic Models ... 38

7. Langkah-Langkah Konseling Kelompok Pendekatan Behavioristik Tekhnik Symbolic Models ... 37

(13)

vii

B. Kerangka Konseptual... 39

C.Hipotesis Penelitian ... 41

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 42

B. Desain Penelitian ... 42

C.Populasi dan Sampel Penelitian ... 42

D.Operasional Variabel Penelitian ... 43

E. Prosedur Penelitian ... 44

F. Tekhnik Pengumpulan Data ... 45

G.Uji Coba Instrumen Penelitian ... 47

H.Tekhnik Analisis Data ... 48

I. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 51

B. Persiapan Penelitian ... 53

C.Pelaksanaan Penelitian... 53

D.Hasil Uji Coba Instrumen ... 55

E. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 57

F. Pengujian Hipotesis ... 65

G.Pembahasan Penelitian ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 73

(14)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Teknik Symbolic Models... 36

Tabel 3.1 Pemberian skor angket berdasarkan skala likert ... 45

Tabel 3.2 Kisi-kisi angket penyesuaian diri dengan teman sebaya ... 44

Tabel 4.1 Jadwal penelitian ... 54

Tabel 4.2 Kisi - kisi angket penyesuaian diri dengan teman sebaya yang sudah valid ... 56

Tabel 4.3 Hasil data observasi mahasiswa terhadap BKP ... 57

Tabel 4.4 Hasil data observasi mahasiswa terhadap KKP I ... 58

Tabel 4.5 Hasil data observasi mahasiswa terhadap KKP II ... 59

Tabel 4.6 Hasil data observasi mahasiswa terhadap KKP III ... 60

Tabel 4.7 Hasil data observasi mahasiswa terhadap KKP IV ... 60

Tabel 4.8 Tabel Distribusi Tergolong ... 62

Tabel 4.9 Hasil Pre-Test ... 62

Tabel 4.10 Hasil post-Test ... 63

Tabel 4. 11 Data Hasil Angket Pre-Test dan Angket Post-Test ... 64

(15)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Angket uji coba ... 79

Lampiran 2. Sebaran data uji coba ... 84

Lampiran 3. Perhitungan validitas ... 85

Lampiran 4. Perhitungan reliabilitas ... 91

Lampiran 5. Angket penyesuaian diri dengan teman sebaya ... 97

Lampiran 6. Hasil Pre-test ... 101

Lampiran 7. Perhitungan kategori pre-test... 103

Lampiran 8. Hasil Post-test ... 107

Lampiran 9. Perhitungan kategori Post-test ... 108

Lampiran 10. Perhitungan rata-rata dan standar deviasi pre-test ... 109

Lampiran 11. Perhitungan rata-rata dan standar deviasi post-test ... 111

Lampiran 12. Tabulasi data penelitian ... 113

Lampiran 13. Uji Hipotesis ... 114

Lampiran 14. Perhitungan perubahan penyesuaian diri dengan teman sebaya 117 Lampiran 15. Lembar observasi aktivitas mahasiswa ... 118

Lampiran 16. Rencana Pelaksanaan Layanan dan Materi ... 123

Lampiran 17. Laiseg KKP (BMB3 Format Akurs) ... 179

Lampiran 18. APKK ... 180

Lampiran 19. Daftar Hadir ... 200

Lampiran 20. Laporan Penelitian ... 205

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai homo socius (makhluk sosial) tidak bisa hidup tanpa

keberadaan orang lain. Setiap manusia akan saling ketergantungan dalam

memenuhi kebutuhannya. Hal itu diwujudkan dengan adanya interaksi antar

individu maupun kelompok dalam lingkungannya masing-masing.

Untuk mewujudkan interaksi yang baik dibutuhkan adanya keselarasan

antar individu dengan orang lain dalam lingkungannya. Keselarasan itu akan

tercapai jika individu mampu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungannya

dimana individu bisa menyatu dan diterima sebagai bagian dari lingkungannya.

Kemampuan untuk menyesuaikan diri ini perlu dimiliki seseorang terlebih ketika

memasuki lingkungan baru. Salah satunya adalah lingkungan pendidikan yang

akan berubah seiring dengan meningkatnya jenjang pendidikan yang dijalani.

Kondisi yang dialami seorang siswa SMA akan jauh berbeda dengan yang

dialami oleh mahasiswa di perguruan tinggi. Perbedaan itu meliputi banyak hal

misalnya mahasiswa menjadi lebih gelisah dengan penampilan, gaya mengajar di

perguruan tinggi membuat mereka kesulitan dalam memahami pelajaran dan

kesulitan untuk berkonsentrasi, takut terhadap pola tugas yang diberikan dan

cemas dengan permasalahan yang tidak terduga yang akan muncul serta merasa

kesulitan dalam menjalin relasi dengan mahasiswa lain dari latar belakang yang

berbeda. Banyak dari mahasiswa tersebut dilaporkan mempunyai ketegangan

mental dan menjadi mudah marah, cemas, menghindari lingkungan sosial, merasa

kesepian dan menjadi pesimis (Sharma, dalam Irfan 2014: 173).

(17)

2

Dalam kondisi seperti ini seorang mahasiswa yang berada di tahun

pertama perkuliahan dituntut untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya

tanpa merasa tertekan dan ditolak oleh lingkungan barunya. Penyesuaian diri

adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada

lingkungannya (Sunarto dan Hartono, 2002)

Penyesuaian diri yang paling utama dan paling sulit dilakukan mahasiswa

sebagai seorang remaja adalah penyesuaian diri dengan teman sebayanya

(Hurlock 1980: 213). Yang dimaksud dengan teman sebaya adalah anak atau

remaja yang kurang lebih berada pada taraf usia yang sama atau berada pada taraf

perkembangan yang sama pula (Padmomartono, 2014: 66)

Penyesuaian diri dengan teman sebaya sangat penting karena remaja

memiliki ketergantungan yang tinggi dengan teman sebayanya, hal ini ditandai

dengan banyaknya waktu yang dilalui oleh remaja bersama teman sebaya lebih

besar dibanding bersama keluarga sehingga teman sebaya memberikan pengaruh

yang besar bagi remaja pada sikap, pembicaraan, penampilan serta perilaku yang

lebih besar daripada pengaruh keluarga (Hurlock, 1980: 213).

Kebanyakan remaja menemukan jalan keluar dari kesulitannya setelah

mereka berkumpul dengan rekan sebayanya untuk melakukan kegiatan bersama.

Mereka melakukan suatu kegiatan secara berkelompok sehingga berbagai kendala

dapat diatasi bersama-sama ( Singgih D. Gunarsa, dalam Hartinah, 2008: 68)

Lebih jauh lagi kelompok teman sebaya adalah sumber kasih sayang, simpati,

pengertian, dan tuntutan moral, serta sarana untuk mencapai otonomi dan

(18)

3

Selain itu, salah satu tugas perkembangan remaja sebagai mahasiswa

adalah mampu mengembangkan hubungan yang matang dengan teman sebayanya

(Chickering dalam Evans et all. 2010: 66). Hal ini sependapat dengan Laursen

(dalam Papalia et all, 2013: 95) mengatakan bahwa kelompok teman sebaya

adalah tempat untuk membentuk hubungan dekat yang berfungsi sebagai latihan

bagi hubungan yang akan mereka bina di masa dewasa. Mahasiswa hanya akan

mampu mencapai tugas perkembangan ini apabila ia diterima sebagai bagian dari

kelompok teman sebaya tersebut. Dengan demikian penyesuaian diri dengan

teman sebaya merupakan kunci utama penerimaan suatu kelompok teman sebaya.

Namun kemampuan dalam menyesuaikan diri setiap individu

berbeda-beda. Ada mahasiswa yang mudah melakukan penyesuaian diri dengan

lingkungan baru terutama dengan teman sebayanya sehingga ia tidak mengalami

kesuliatan dalam bersosialisasi dan memenuhi kebutuhannya. Ada juga

mahasiswa yang tidak mampu melakukan penyesuaian diri dengan teman sebaya

sehingga ia mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dan memenuhi

kebutuhannya serta akan mendapatkan hambatan dalam kehidupan sehari-hari di

perkuliahannya.

Banyak faktor yang menyebabkan mahasiswa tidak mampu melakukan

penyesuaian diri dengan lingkungannya seperti kondisi fisik yang tidak sehat,

faktor kepribadian, proses belajar, kondisi lingkungan serta pengaruh agama dan

budaya (Scneiders, dalam Ali & Asrori 2001: 181). Ada juga faktor lain yang

sangat erat kaitannya dengan kemampuan penyesuaian diri mahasiswa yaitu faktor

kesehatan mental dimana seseorang yang memiliki mental yang sehat akan mudah

(19)

4

untuk melakukan penyesuaian diri dengan baik menandakan adanya masalah

kesehatan mental (Tiyaningsih, 2013: 3)

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari hasil angket di kelas BK

Reguler D stambuk 2016 Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED. Sebanyak 56%

mahasiswa mengalami masalah penyesuaian diri yang rendah dalam berhubungan

sosial terutama dengan teman sebaya.

Sedangkan berdasarkan hasil data yang diperoleh dari penelitian pada

mahasiswa Fakultas Psikologi UNISBA dinyatakan bahwa 53,2% mahasiswa

memiliki penyesuaian diri yang rendah dengan teman sebaya yang ditandai

dengan ketidakmampuan melihat dari sudut pandang orang lain dalam menilai dan

memperlakukan dirinya, kurang mampu dalam menghadapi kesulitan, serta

kurang mampu melibatkan diri dalam situasi sosial (Rosiana, 2011: 494).

Apabila masalah tersebut tidak segera diatasi maka akan timbul masalah

yang lebih besar lagi bagi para mahasiswa dalam hubungan sosial mereka baik

didalam maupun diluar lingkungan pendidikan. Untuk mengatasi hal tersebut

perlu diberikan salah satu layanan bimbingan konseling. Layanan yang dinilai

lebih tepat oleh peneliti dalam memecahkan masalah ini adalah dengan

melakukan konseling kelompok teknik symbolic models.

Konseling kelompok adalah suatu bantuan kepada individu dalam situasi

kelompok yang besifat pencegahan, penyembuhan, serta diarahkan pada

pemberian kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. ( Nurihsan

dalam Kurnanto, 2013: 7). Konseling kelompok dianggap sangat efektif karena

dengan dinamika kelompok yang dibangun saat proses konseling dapat

(20)

5

dalam kegiatan kelompok yang secara tidak langsung menjadi sarana dalam

berkomunikasi dan menjalin hubungan baik serta melakukan penyesuaian diri

masing-masing anggota kelompok secara inovatif. Hal ini sesuai dengan pendapat

Mc Clure (dalam kurnanto, 2013: 1) melalui kelompok individu mencapai

tujuannya dan berhubungan dengan yang lainnya dengan cara yang inovatif dan

produktif.

Selain itu, Konseling kelompok juga bisa melayani banyak konseli dalam

satu pertemuan sehingga konselor bisa memberikan pelayanan yang meluas.

Kemanfaatan yang lebih meluas inilah yang paling menjadi perhatian semua pihak

berkenaan dengan layanan kelompok itu, apalagi pada zaman yang menekankan

perlunya efisiensi, perlunya pelayanan perluasan jasa yang lebih mampu

menjangkau lebih banyak konsumen secara tepat dan cepat (Prayitno, 2004: 307).

Adapun Symbolic Models adalah tokoh yang dilihat melalui film, video

atau media lain. Tokoh tersebut akan dijadikan sebagai model yang akan ditiru

perilakunya sehingga terjadi perubahan positif bagi individu yang mampu

menyerap perilaku model tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari (Singgih D.

Gunarsa, dalam Astuti 2015: 221).

Adapun symbolic model yang dipilih dalam penelitian ini adalah model

berupa video yang dibuat oleh peneliti yang disesuaikan dengan indikator

penyesuaian diri. Pemilihan media video sebagai model karena video merupakan

media audiovisual yang melibatkan indera penglihatan dan pendengaran sehingga

konseli lebih mudah memahami dan mempraktikkan pesan yang disampaikan dari

(21)

6

Teknik ini sangat efektif diterapkan di era serba modern ini, karena

pengaruh film serta video yang disaksikan oleh remaja lebih mempengaruhi diri

mereka jika dibandingkan dengan nasihat yang diberikan secara verbal.

Film/video menyajikan contoh tingkah laku yang tidak terhitung yang mungkin

mempengaruhi pengamatannya. Dengan demikian nilai-nilai serta kemampuan

yang seharusnya dimiliki oleh remaja dapat ditransfer kedalam diri mereka

melalui apa yang mereka saksikan (Alwisol, dalam Arumsari 2016: 6).

Selain itu, dengan media interaktif yang ditampilkan maka palaksanaan

konseling kelompok akan semakin menarik sehingga klien tidak merasa bosan.

Apalagi media ini bisa disaksikan oleh klien secara berulang diluar sesi konseling

sehingga membantu dalam proses latihan modelling.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul “Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Pendekatan Behavioristik

Teknik Symbolic Models Terhadap Penyesuaian Diri dengan Teman Sebaya

Mahasiswa BK Non Reguler 2016 FIP UNIMED T.A 2016/2017”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, masalah

penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Mahasiswa belum siap menghadapi segala perbedaan antara lingkungan

SMA dengan Perguruan Tinggi.

2. Mahasiswa mengalami ketegangan mental dan menjadi mudah marah dan

cemas

3. Mahasiswa menghindari lingkungan sosial, merasa kesepian dan menjadi

(22)

7

4. Mahasiswa kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

5. Mahasiswa tidak mampu memenuhi salah satu tugas perkembangannya.

6. Ketidakmampuan penyesuaian diri disebabkan masalah kesehatan mental

C. Batasan Masalah

Setelah permasalahan diidentifikasi, maka perlu adanya pembatasan

masalah yang diteliti. Dengan keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, baik dari

segi waktu, fikiran, dan biaya maka penelitian ini dibatasi untuk membahas

pengaruh layanan konseling kelompok pendekatan behavioristik teknik symbolic

models terhadap penyesuaian diri dengan teman sebaya mahasiswa BK Non

Reguler 2016 FIP UNIMED T.A 2016/2017.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka

rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut: “Apakah ada Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Pendekatan

Behavioristik Teknik Symbolic Models Terhadap Penyesuaian Diri dengan Teman

Sebaya Mahasiswa BK Non Reguler 2016 FIP UNIMED T.A 2016/2017?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Layanan

Konseling Kelompok Pendekatan Behavioristik Teknik Symbolic Models

Terhadap Penyesuaian Diri dengan Teman Sebaya Mahasiswa BK Non Reguler

(23)

8

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan positif bagi

pengembangan ilmu Bimbingan dan Konseling terutama dalam hal penyesuaian

diri mahasiswa dengan teman sebaya melalui layanan konseling kelompok teknik

Symbolic Models

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti sebagai sarana memberikan pengalaman penelitian dan

mengaplikasikan ilmu bimbingan konseling di lapangan.

b. Bagi Mahasiswa sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan

penyesuaian diri dengan teman sebaya

c. Bagi Peneliti lain sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan

(24)

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil analisa data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah nilai hitung

=13 dengan  = 0,05 dan n= 7. Maka berdasarkan daftar, J tabel = 2. Dari data tersebut terlihat bahwa Jhitung > JTabel dimana 13 > 2. Artinya hipotesis diterima.

Data pre-test diperoleh rata-rata 127, sedangkan data post-test setelah diberikan

layanan konseling kelompok pendekatan behavioristik teknik symbolic models

diperoleh rata-rata sebesar 164. Artinya skor rata-rata mahasiswa setelah

mendapat layanan konseling kelompok pendekatan behavioristik teknik symbolic

models lebih tinggi daripada sebelum mendapat layanan konseling kelompok

pendekatan behavioristik teknik symbolic models. Perubahan peningkatan interval

perilaku penyesuaian diri dengan teman sebaya mahasiswa setelah diberi layanan

konseling kelompok pendekatan behavioristik teknik symbolic models sebesar

29,13%. Hal ini menunjukkan ada pengaruh layanan konseling kelompok

pendekatan behavioristik teknik symbolic models terhadap penyesuaian diri

dengan teman sebaya mahasiswa BK Non Reg 2016 T.A 2016/2017 FIP Unimed

atau hipotesis dapat diterima.

B. Saran

Adapun saran yang dapat dikemukakan peneliti adalah:

1. Diharapkan bagi mahasiswa penelitian ini dapat membantu untuk

(25)

74

2. Diharapkan bagi ketua jurusan penelitian ini dapat bermanfaat untuk

mempermudah ketua jurusan dalam membina mahasiswa dalam

membentuk kepribadian yang lebih baik terutama dalam membantu

penyesuaian diri mahasiswa dengan teman sebaya

3. Diharapkan bagi dosen pembimbing skripsi penelitian ini dapat

bermanfaat dalam menindaklanjuti kegiatan layanan konseling kelompok

khususnya kegiatan konseling kelompok yang menggunakan pendekatan

behavioristik teknik symbolic models untuk membantu mahasiswa lebih

terbuka dalam mengungkapkan permasalahan dan membantu

menyelesaikan masalah penyesuaian diri dengan teman sebaya.

4. Diharapkan bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan

sumber referensi dalam penelitian di bidang yang sama terutama untuk

menumbuhkembangkan kemampuan dan keterampilan meneliti serta

(26)

75

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. dan M. Asrori. 2011. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Anggraeni, Andina. 2010. Penggunaan Media Film untuk meningkatkan Motivasi Siswa Mengikuti Layanan Informasi Belajr dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Kelas VII SMP N 1 Semarang. Skripsi FIP UNNES. Tersedia di http://lib.unnes.ac.id/3058/1/6550.pdf. Diakses pada 12 januari 2017.

Arifin, Bambang Samsul.2015. Dinamika Kelompok. Bandung: CV Pustaka Setia.

Arikunto, Suharismi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cita.

Arumsari, Cucu. 2016. Konseling Individual dengan Teknik Modeling Simbolis Terhadap Peningkatan Kemampuan Kontrol Diri. Jurnal Konseling

GUSJIGANG Vol. 2 No. 1. (Online). Tersedia di

http://jurnal.umk.ac.id/index.php/gusjigang/article/view/549/586

Astuti, Dwi Rochayatun.2015. Teknik Modeling dalam Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa. Skripsi FDK UIN Sunan Kalijaga Yogyakatra: Tidak diterbitkan.

Astutik, Endang. 2007. Keefektifan Teknik modeling Simbolis dalam Meningkatkan Aktifitas Pembelajaran pada Siswa Kelas VII SDN Sekaran 01 Gunung Pati Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi FIP Universitas Negeri Semarang. (Online) Tersedia di http://lib.unnes.ac.id/2622/

Burks, Herbert dan Buford Steffllre. 1979. Theories of Counseling. Newyork: McGraw-Hill, Inc.

Corey, Gerald.1995. Teori dan Praktik dari Konseling dan Psikoterapi. Terj. Mulyarto, Semarang: IKIP Semarang Press.

Corey, Gerald. 2013. Teori dan Praktik Konseling dan Psikoterapi. Terj. E. Koswara, Bandung : PT Refika Aditama.

Evans, Nancy J at all. 2010. Student Development in College: Theory, Research, And Practice. United State of America: Jossey-Bass.

Hartinah, Siti. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Refika Aditama.

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

(27)

76

Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. JURNAL Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Volume 3, No. 3, hal 172-178. Tersedia di http://journal.unair.ac.id diakses apda 12 januari 2017

Istirohah, Nur. 2015. Frustasi Sebagai Dampak Psikologis Kegagalan Keberangkatan Para Calon Jamaah Haji Tahun 2013 Di Kota Semarang Dan Solusinya Dalam Perspektif Bimbingan Dan Konseling Islam. Skripsi Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. Tersedia di http://eprints.walisongo.ac.id/4789/1/101111030.pdf diakses pada 03 februari 2017.

Kurnanto, E. 2013. Konseling Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Kusdiyati, Sulisworo dan Lilim Halimah Faisaluddin. 2011. Penyesuaian Diri Di Lingkungan Sekolah Pada Siswakelas Xi Sma Pasundan 2 Bandung. Jurnal

Humanitas, Vol. VIII No.2. Hal 172-194. Tersedia di

http://journal.uad.ac.id/index.php/HUMANITAS/article/view/463

Lestari, Indah. 2015. Pengembangan Layanan Informasi Teknik Symbolic Model Dalam Membantu Mengembangkan Kemandirian Belajaranak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 1 No. 1. (Online) Tersedia http://jurnal.umk.ac.id/index.php/gusjigang/article/view/261 diakses pada 20 desember 2016

Lestari, Sri. 2013. Meningkatkan Penyesuaian Diri Terhadap Program Keahlian Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas X Smk Negeri 1 Purbalingga Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang (Online). Diakses di

http://lib.unnes.ac.id/17338/1/1301409063.pdf pada 03 Februari 2017.

Natalia, Alvia Esra. 2015. Perbedaan Regulasi Emosi pada mahasiswa yang Bersuku Karo dan Bersuku Jawa. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta (Online). Tersedia di

https://repository.usd.ac.id/1373/2/099114017_full.pdf diakses pada 03 Februari 2017.

Nurdin. 2009. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Penyesuaian Sosial Siswa Di Sekolah. Jurnal Administrasi Pendidikan Vol. Ix No. 1 (Online) di http://File.Upi.Edu/Direktori/Fip/Jur._Administrasi_Pendidikan/197907122 005011-Nurdin/Karya_Ilmiah_8.Pdf diakses pada 03 Februari 2017.

Nurfuad, Achlis. 2013. Meningkatkan Penyesuaian Diri Terhadap Lingkungan Sekolah Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas Viii B SMP N 2 Juwana Tahun 2012/2013. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang (Online). Tersedia di

(28)

77

Nursalim, Mochamad. 2012 Penerapan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial Siswa Di Lingkungan Sekolah. Jurnal Psikologi Pendidikan dan bimbingan Vol. 13.

No.1, Juli 2012. (Online) Tersedia di

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/cons/article/download/727/404 diakses pada 12 januari 2017.

Padmomartono, Sumarjono.2014. Konseling Remaja. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Papalia, Diane E. et all. 2009. Human Development. Jakarta: Salemba Humanika

Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Rosiana, Dewi. 2011. Penyesuaian Akademis Mahasiswa Tingkat Pertama. Jurnal Sosial, Ekonomi dan Humaniora Vol. 2, No, 1, Th, 2011. (Online) Tersedia http://prosiding.lppm.unisba.ac.id/index.php/sosial/article/viewFile/173/111

Sanyata, Sigit. 2012. Teori dan Aplikasi Pendekatan Behavioristik dalam Konseling. Jurnal Paradigma, No. 14 Th. VII hal 1-10. (Online) tersedia di http://staffnew.uny.ac.id/upload/132297302/penelitian/B.1c.Artikel+Ilmiah-Teori+dan+Aplikasi+Behavioristik+dalam+Konseling.pdf diakses pada 12 januari 2017

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: tarsito

Sukisma, Palti Ovu. 2014. Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Motivasi Berprestasi Pada Siswa Kelas Vii C Dan Vii G Smpn 6 Kota Bengkulu. Skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Kependidikan Universitas

Bengkulu. (Online) Tersedia Di

Http://Repository.Unib.Ac.Id/8333/1/I,Ii,Iii,Ii-14-Pal.Fk.Pdf diakses pada 25 desember 2016

Sunarto, dan Agung Hartono, Agung. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Tiyaningsih, Trilis. 2013. Hubungan Kesehatan Mental Dengan Penyesuaian Diri Peserta Didik Di Smp Muhammadiyah 6 Padang. Jurnal Program Studi Bimbingan Dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

(Stkip) Pgri Sumatera Barat. (Online) Diakes Di

Http://Download.Portalgaruda.Org/ diakses pada 1 januari 2017

(29)

78

Wicaksono, Okky. 2014. Hubungan Antara Pergaulan Teman Sebaya Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V Sd Gugus Jenderal Sudirman, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Yogyakarta. (Online). Tersedia di

http://eprints.uny.ac.id/13339/1/Skripsi%20Okky%20Wicaksono%20NIM% 2010108244031.pdf diakses pada 24 Desember 2016

Widiarsono, Wahyu. 2010. Skala Pengembangan Psikologi: Lima kategori respons ataukah empat kategori respons?. Fakultas Psikologi UGM.

(Online) tersedia di

http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/2_-_skala_psikologi.pdf diakses pada 22 Desember 2017 diakses pada 26 januari 2017.

Referensi

Dokumen terkait

Apabila rasio ini kurang dari satu, maka penggunaan faktor produksi (input) sudah tidak efisien dan harus dikurangi. Agar penggunaan input efisien dan dapat menghasilkan

Di atas telah disebutkan perihal hubungan timbal balik antara kompetensi penerjemahan dan kualitas terjemahan. Jika kompetensi penerjemahan yang dimiliki seseorang

Pendidikan manajemen melibatkan orang yang salah (mahasiswa dan dosen), menggunakan kriteria seleksi yang salah, menerapkan metode pedagogik yang salah, dan menghasilkan

Dalam penulisan ilmiah ini penulis menggunakan program aplikasi Borland Delphi 7.0 yang sudah dikenal sebagai program aplikasi pembuat program yang berbasis object dan juga

This document (Spec.Spec.) is clearer than the original (Mod.Spec.) and has a narrower focus. This new version focuses on \'well written\' rather than \'modular\' since that,

sesuai dengan anjuaran yang ditetapkan oleh dinas pertanian setempat. Petani mitra dapat mengurangi risiko produksi dengan cara meningkatkan penggunaan pupuk TSP dan

Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah: Jumlah telur yang ditetaskan, bobot telur dan bentuk telur (indeks), bobot tetas atau bobot DOD (Day Old Duck) dan nisbah

Menurut Pan dan Kosicki dalam tulisannya di jurnal an approach to news discourse yang membedakan analisis framing miliknya dengan analisis framing lainnya adalah, pertama