MENINGKATKAN SIKAP EMPATI MELALUI BIMBINGAN
KELOMPOK TEKNIK PROBLEM SOLVING DI KELAS VIII
SMP NEGERI 1 BATANG ANGKOLA
TAHUN AJARAN
2015/2016
SKRIPSI
Oleh :
UMMI KALSUM HARAHAP NIM 1123151039
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MENINGKATKAN SIKAP EMPATI MELALUI BIMBINGAN
KELOMPOK TEKNIK PROBLEM SOLVING DI KELAS VIII
SMP NEGERI 1 BATANG ANGKOLA
TAHUN AJARAN
2015/2016
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh :
UMMI KALSUM HARAHAP NIM 1123151039
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
DATA PRIBADI
Nama : Ummi Kalsum Harahap
Tempat/Tanggal Lahir : P. Sidimpuan 9 November 1993 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Nama Ayah : Alm. Abdul Hamid Harahap Pekerjaan : -
Nama Ibu : Robiatun Adawiyah Dalimunthe Pekerjaan : Tani
Alamat Orang Tua : Jl. Mandailing- KM 17 Sigalangan, Kec. Batang Angkola, Kab.Tapanuli Selatan
RIWAYAT PENDIDIKAN
Sekolah Dasar : SD Negeri 100050 Sigalangan
T.A 2000 S/D 2006
Sekolah Menengah Pertama : MTs.N Batang Angkola
T.A 2006 S/D 2009
Sekolah Menengah Atas : MAN 1 Padangsidimpuan
T.A 2009 S/D 2012
PENGALAMAN KULIAH
1. Pernah melaksanakan PPLT di SMP Negeri 1 Pantai Cermin 2. Melakukan Penelitian di SMP Negeri 1 Batang Angkola
Hormat saya,
ABSTRAK
UMMI KALSUM HARAHAP, NIM: 1123151039. Meningkatkan Sikap Empati Melalui Bimbingan Kelompok Teknik Problem Solving di kelas VIII SMP NEGERI 1 Batang Angkola T.A. 2015/2016.
Tujuan penelitian adalah : ” Meningkatkan sikap empati siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Batang Angkola Tahun Ajaran 2015/2016 melalui layanan bimbingan kelompok teknik problem solving” Dalam penelitian ini diajukan hipotesis yakni “Sikap empati dapat meningkat melalui bimbingan kelompok teknik problem
solving di kelas VIII SMP Negeri 1 Batang Angkola Tahun Ajaran 2015/2016”.
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK), dengan menerapkan suatu tindakan nyata yaitu bimbingan kelompok dengan teknik problem solving. Dengan melakukan 3 siklus. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa-siswi Kelas VIII SMP Negeri 1 Batang Angkola sebanyak 24 orang. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII-A SMP Negeri 1 Batang Angkola yang sikap empatinya kurang atau sangat rendah sebanyak 10 orang. Data penelitian diambil dengan melakukan observasi dan melalui angket. Sedangkan data yang sudah diperoleh dianalisis dengan analisis regresi sederhana ditambah analisis korelasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan analisis data diketahui bahwa berdasarkan tabel keaktifan siswa dan perhatian siswa dalam mengikuti bimbingan kelompok dari sepuluh responden umumnya rendah, baru ada peningkatan pada siklus 2 dan ketiga. Pada siklus 2 keaktifan dan perhatian siswa mulai meningkat 12,5% dari siklus I. Pada siklus ke 3 responden dalam mengikuti bimbingan kelompok dikategorikan sangat aktif dan sangat perhatian walaupun belum maksimum (90%), dengan arti kata perhatian sudah mulai aktif dan tinggi karena ada peningkatan 17,5% dari siklus 1. Sesuai analisis data diketahui bahwa nilai F hitung = 13,581. Bila dibandingkan dengan nilai F tabel dengan sampel 10 diketahui F-tabel = 4,56, ternyata nilai F-hitung lebih besar dari nilai F-tabel = 4,58 (13,581 ≥ 4,58). Hal ini menggambarkan bahwa ada pengatuh positif bimbingan kelompok teknik problem solving terhadap peningkatan sikap empati siswa maka hipotesis diterima kebenarannya. Besar pengaruh bimbingan kelompok terhadap peningkatan sikap empati siswa sebesar 6,29%. Dengan demikian dapat disebutkan bahwa apabila bimbingan kelompok teknik problem
solving dilakukan semakin baik maka sikap empati siswa akan semakin baik atau
meningkat.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, semoga
kesejahteraan senantiasa dilimpahkan kepada junjungan besar kita Nabi
Muhammad S.A.W beserta keluarga dan sahabatnya, serta kepada semua umatnya
yang setia mengikuti ajarannya.
Syukur Alhamdulillah atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Meningkatkan Sikap Empati Melalui
Bimbingan Kelompok Teknik Problem Solving di Kelas VIII SMP Negeri 1
Batang Angkola Tahun Ajaran 2015/2016”, yang disusun untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Banyak kendala yang penulis hadapi dalam mengerjakan skripsi ini,
namun Alhamdulillah semuanya bisa diatasi berkat bantuan berbagai pihak yang
tidak mungkin penulis lupakan. Pada kesempatan ini penulis sampaikan rasa
hormat, ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Universitas Negeri
Medan
2. Bapak Dr. Nasrun, MS selaku Dekan, Prof. Dr. Yusnadi, MS selaku Wakil
Dekan Bidang Akademik, Bapak Drs. Aman Simaremare, MS selaku Wakil
Dekan Bidang Umum dan Keuangan dan Bapak Drs. Edidon Hutasuhut,
M.Pd selaku Wakil Dekan Kemahasiswaan.
3. Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd.,Kons selaku Ketua Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan dan kepada Ibu Dra. Nur Arjani, M.Pd sebagai
4. Bapak Dr. M. Rajab Lubis, MS selaku Dosen Pembimbing Skripsi ( PS )
penulis, yang telah banyak memberikan bimbingan serta masukan yang
membangun kepada penulis sehingga penulis mampu melewati dinamika
perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Rahmulyani, M.Pd., Kons , Prof. Dr. Sri Milfayetty, MS. Kons,
S.Psi dan Prof. Dr. Asih Menanti, MS, S.Psi selaku dosen penyelaras
sekaligus dosen penguji yang telah banyak memberikan saran, arahan, dan
kritikan dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
yang telah banyak memberikan Ilmu, bimbingan, dukungan, saran dan
motivasi kepada penulis selama berada didalam maupun diluar perkuliahan.
7. Seluruh Staf dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Medan atas kerjasama dan bantuan kepada penulis terutama dalam usaha
surat – menyurat.
8. Khusus buat keluarga tercinta teristimewa kedua orang tua yang telah
banyak memberi kasih sayang kepada penulis dalam segi moril, materil, dan
spiritual, sehingga penulis dapat menyelesaikan Pendidikan S1 pada
Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan / BK FIP Universitas
Negeri Medan. Terimakasih tiada henti mendoakan dan menjadi
penyemangat untuk penulis dalam menyelesaikan studi sampai keperguruan
tinggi.
9. Buat seseorang yang spesial, terimakasih atas doa, cinta, serta dukungan
yang selama ini menjadi penyemangat penulis untuk menyelesaikan skripsi
iv
10. Kawan kawan BK reguler 2012 dan BK Ekstensi 2012 tanpa terkecuali..
Terimakasih untuk bantuan dan dukungan yang pernah diberikan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Dan tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Kepala Sekolah SMP Negeri
1 Batang Angkola , Lanna Seri Rangkuti S.Pd, Ibu Rita Syofia S.Pd Selaku
Guru Bk disana, Begitu juga dengan siswa/i SMP Negeri 1 Batang Angkola
yang membantu penulis dalam pengisian angket, dan kesediannya menjadi
subjek penelitian dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Atas segala dukungan dan jasa mereka penulis tidak dapat membalasnya,
Seiring doa semoga ALLAH SWT membalas segala kebaikan yang telah
diberikan kepada penulis, serasa mengharap ridho-Nya dan dengan segala
kerendahan hati penulis menyerahkan karya ilmiah ini dan semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat
bagi kita semua terutama dalam dunia pendidikan pada umumnya dan khusus
dalam bidang bimbingan dan konseling. Akhirnya penulis mengucapkan
terimakasih semoga skripsi ini berguna bagi kita semua khususnya para pembaca.
Medan, Juni 2016 Penulis,
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………. i
KATA PENGANTAR ………. ii
DAFTAR ISI ……….. v
DAFTAR TABEL ……… viii
DAFTAR GAMBAR ……… ix
DAFTAR LAMPIRAN ………… ………. x
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ……… 1
1.2. Identifikasi Masalah ………. 6
1.3. Batasan Masalah ……… 7
1.4. Rumusan Masalah ……… 7
1.5. Tujuan Penelitian ………. 7
1.6. Manfaat Penelitian ……… 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sikap Empati ………. 9
a. Pengertian Sikap………. 9
b. Pengertian Empati……….. 10
c. Aspek Empati ………. 11
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Empati ………… 13
2.2. Pentingnya Bimbingan di Sekolah ……… 16
2.3. Pengertian Bimbingan Kelompok ……….. 17
vi
2.5. Model dan Bentuk Bimbingan Kelompok ……… 25
2.6. Struktur Bimbingan Kelompok ……….. 29
2.7. Asas Bimbingan Kelompok ……….. 30
2.8. Tahapan dan Proses Bimbingan Kelompok ……….. 32
2.9. Bimbingan Kelompok Teknik Problem Solving ……….. 33
2.10. Kerangka Konseptual ……… 36
2.11. Hipotesis ……….. 38
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ……… 39
3.2. Subjek Penelitian ………. 39
3.3. Operasional Variabel ………. 39
3.4. Desain Penelitian ……….. 41
3.5. Teknik Pengumpulan Data ……….. 44
3.5.1. Angket ……… 44
a. Uji Validitas ……… 44
b. Uji Reliabilitas ……….. 46
3.5.2. Observasi ……… 47
3.6. Analisis Data ……… 48
3.7. Lokasidan Waktu Penelitian ……… 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Penelitian ……….. 51
4.2. Uji Coba Instrumen Penelitian ………. 53
4.4. Pembahasan ………. 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ……… 68
5.2. Saran ……… 69
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Jumlah Guru ………. 52
Tabel 4.2. Jumlah Siswa ……… 53
Tabel 4.3. Uji Validitas Item Angket Bimbingan Kelompok Teknik Problem Solving (X)……….. 54
Tabel 4.4. Uji Validitas Item Angket Meningkatkan Empati Siswa (Y) …… 55
Tabel 4.5. Hasil Observasi Bimbingan Kelompok pada siklus I ……… 56
Tabel 4.6. Hasil Observasi Bimbingan Kelompok pada siklus II……… 57
Tabel 4.7. Hasil Observasi Bimbingan Kelompok pada siklus I ……… 58
Tabel 4.8. Hasil Observasi Bimbingan Kelompok pada setiap siklus I,II,III.. 59
Tabel 4.9. Jumlah Skor Hasil Angket sebelum melakukan bimbingan kelompok ……….. 61 Tabel 5.0. Jumlah Skor Hasil Angket setelah melakukan bimbingan kelompok
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Konsep ……… 38
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Kuesioner ……….. 73
Lampiran B. Data Uji Coba Kuesioner………... 75
Lampiran C. Uji Validitas dan Reliabilitas Bimbingan Kelompok ……… 77
Lampiran D.Uji Validitas dan Reliabilitas Empati Siswa ………. 79
Lampiran E. Data Hasil Penelitian ……… 81
Lampiran F. Analisis Data Penelitian ………. 85
Lampiran G. Jadwal Pelaksaan Penelitian ……… 87
Lampiran H. RPL, dan Alat Penilaian ……… 88
Lampiran I. Lembar Pengamatan Tentang Keaktifan dan Perhatian dalam Mengikuti Bimbingan Kelompok……… 123
Lampiran J. Absensi Siswa ……… 126
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa
karena pendidikan adalah proses penyampaian kebudayaan dari satu generasi ke
generasi berikutnya, yang di dalamnya termasuk keterampilan, pengetahuan,
sikap-sikap dan nilai-nilai serta pola-pola perilaku tertentu. Dalam arti luas,
pendidikan mencakup setiap proses yang membentuk pikiran, karakter atau
kapasitas fisik seseorang yang berlangsung seumur hidup, karena seseorang harus
mempelajari cara berpikir dan bertindak dalam setiap perubahan besar dalam
hidup ini. Sekolah adalah salah satu sarana pendidikan formal untuk pembentukan
kepribadian siswa, baik yang bersifat kognitif, afektif, maupun psikomotorik
Tujuan yang diharapkan dari kegiatan belajar mengajar yang sifatnya
instruksional maupun sementara akan tercapai secara optimal apabila dapat
diciptakan dan dipertahankan kondisi yang menguntungkan (efektif) bagi siswa.
Dalam setiap proses belajar mengajar kondisi ini harus direncanakan dan
diusahakan oleh guru secara sengaja agar dapat dihindarkan kondisi yang
merugikan. Usaha guru dalam menciptakan kondisi yang menguntungkan
sebagaimana dikemukakan Ahmadi (1991) apabila ; Pertama, diketahui secara
tepat faktor-faktor mana sajakah yang dapat menunjang terciptanya kondisi yang
menguntungkan dalam proses belajar mengajar; Kedua, dikenal masalah-masalah
2
belajar mengajar; Ketiga dikuasainya berbagai pendekatan dalam pengelolaan
kelas dan diketahui pula kapan dan untuk masalah mana suatu pendekatan
digunakan (Ahmadi, 1991).
Pernyataan Ahmadi di atas memberi gambaran bahwa agar dapat tercipta
kondisi yang menguntungkan bagi siswa dalam proses belajar guru harus
mengetahui faktor penunjang belajar, faktor yang merusak iklim belajar mengajar
dan menguasai pengelolaan kelas dengan menguasai berbagai pendekatan seperti
membimbing siswa. Dalam dunia pendidikan, guru harus menyadari bahwa dalam
kegiatan pembelajaran di kelas, guru tidak bisa bertindak seperti juru masak
dengan hanya memegang buku resep masaknya. Suatu masalah yang timbul
mungkin dapat berhasil diatasi dengan cara tertentu pada saat tertentu dan untuk
seorang atau kelompok siswa tertentu. Akan tetapi cara tersebut mungkin tidak
dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah yang sama, pada waktu yang
berbeda, terhadap seorang atau sekelompok siswa lain. Di samping itu aktivitas
guru dalam mengajar di kelas berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, seperti
metode mengajar.
Jelaslah bahwa setiap kegiatan belajar mengajar, tujuan yang diharapkan
baik yang sifatnya instruksional maupun tujuan sementara akan tercapai secara
optimal apabila dapat diciptakan dan dipertahankan kondisi yang menguntungkan
bagi siswa. Dalam setiap proses belajar mengajar kondisi ini harus direncanakan
dan diusahakan oleh guru secara sengaja agar dapat dihindarkan kondisi yang
3
Perlu disadari bahwa dalam dunia pendidikan, khususnya dalam kegiatan
pembelajaran di kelas, banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pengajaran misalnya dari faktor guru yang menggunakan model yang
digunakannya, model yang digunakan harus lebih mengaktifkan siswa dalam
menyerap materi. Faktor lingkungan sekolah juga berpengaruh terhadap
keberhasilan pembelajan misalnya kondisi sekolah yang nyaman dan kelengkapan
sarana prasarana sekolah. Selain kedua faktor di atas juga pengaruh siswa itu
sendiri. Interaksi antara siswa dengan guru dan interaksi sesama siswa.
Akibat perkembangan ilmu dan teknologi selain berdampak positif juga
berdampak negatif, akibat perkembangan teknologi dapat saja mempengaruhi
seorang siswa terhadap guru misalnya kurangnya atau rendahnya perhatian siswa
terhadap sesama siswa. Seorang siswa misalnya kurang perduli pada
permasalahan yang dihadapi siswa lain, atau permasalahan siswa lain tidak mau
tahu bagi siswa lainnya akhir kata dapat dikatakan sikap empati siswa rendah
bahkan dapat dikatakan tidak ada. Adanya perubahan-perubahan lingkungan dan
gerakan-gerakan yang terjadi di masyarakat dan keluarga dapat mempengaruhi
siswa. Secara umum empati dapat diartikan sebagai bagian dari kehidupan fsikis,
yang merupakan ikut tergeraknya hati dan pikiran seseorang terhadap situasi dan
kondisi fsikis orang lain. Dengan perkataan lain perasaan empati dapat dilakukan
atau ditingkatkan apabila ada kemauan untuk ikut merasakan segala sesuatu yang
dirasakan orang lain (siswa) kapan saja dan dimana saja berada. Jelasnya sikap
empati sangat perlu dalam kehidupan sehari-hari dan perlu dikembangkan, karena
4
sesama. Manusia yang kurang memiliki sikap empati akan bersikap acuh tak acuh
dan cenderung berperilaku semaunya, tidak perduli dengan keadaan sesamanya,
dan tidak memiliki kepekaaan terhadap kehidupan sesamanya.
Berdasarkan penelitian awal pada tanggal 15 Februari 2016 didapati
bahwa 65% siswa di Kelas VIII SMP Negeri 1 Batang Angkola memiliki sikap
empati rendah dan bahkan sangat rendah. Oleh sebab itu diperlukan program
pelayanan bimbingan di sekolah untuk membantu para siswa agar mereka
memiliki sikap empati yang tinggi, sehingga permasalahan-permasalahan siswa
yang satu dapat dirasakan oleh siswa lain dan semua siswa sama-sama mencari
solusi atau jalan keluarnya. Akibat perkembangan zaman dan teknologi banyak
permasalahan-permasaslahan dan tantangan-tantangan yang mereka hadapi di
zaman modern ini. Di sekolah-sekolah terdapat bimbingan individual dan
bimbingan kelompok, inilah tugas para guru pembimbing agar dapat menjadikan
kondisi kelas yang menguntungkan dan agar siswa-siswi memiliki minat dan
perhatian yang besar terhadap pelajaran yang diberikan guru sehingga proses
pembelajaran berjalan dengan lancar.
Bimbingan kelompok adalah upaya untuk membimbing
kelompok-kelompok tertentu siswa agar kelompok-kelompok itu memiliki sikap empati yang tinggi
sebagaimana diharapkan. Akan tetapi yang dimaksud dalam bimbingan kelompok
disini adalah bimbingan kelompok kepada siswa-siswa yang sikap empatinya
rendah bahkan sangat rendah. Di SMP Negeri 1 Batang Angkola kelompok
5
rendah juga terlihat dari minat dan perhatiannya terhadap pelajaran juga rendah,
malas-malasan, kurang perhatian terhadap pelajaran yang diberikan guru.
Kelompok siswa minat dan perhatiannya terhadap pelajaran digolongkan
rendah perlu diberi bimbingan agar menjadi siswa yang memiliki sikap empati
yang tinggi sehingga siswa yang memiliki masalah merasa bebannya semakin
ringan dan minat serta perhatiannya terhadap setiap pelajaran tetap tinggi.
Pemberian bimbingan kelompok difokuskan pada pemberian informasi kepada
sekelompok informan (siswa) yang memiliki sikap empati yang rendah.
Bimbingan kelompok bermaksud memanfaatkan dinamika kelompok sebagai
media dalam upaya membimbing kelompok siswa, bergerak dan aktif berfungsi
untuk menjadikan siswa-siswi memiliki sikap empati yang tinggi.
Guru pembimbing yang menyelenggarakan bimbingan kelompok sangat
berkepentingan dengan pengembangan dinamika kelompok dalam kelompoknya
itu. Bahkan pengembangan dinamika kelompok itu merupakan tugas utama.
Tanpa berkembangnya dinamika kelompok sampai pada taraf keefektifan tertentu
tidak dapat diharapkan kegiatan bimbingan kelompok itu akan membuahkan hasil
sebagaimana diharapkan.
Dalam bimbingan kelompok peranan dinamika kelompok tidaklah kurang
dibandingkan dengan peranannya dalam konseling kelompok. Para peserta yang
secara langsung terlibat dan menjalani dinamika kelompok dalam bimbingan
kelompok juga akan dapat mencapai tujuan ganda, yaitu mendapat kesempatan
untuk memperkembangkan diri untuk diperolehnya kemampuan-kemampuan
6
informasi, wawasan, pemahaman, nilai dan sikap serta berbagai alternatif yang
akan memperkaya dan mungkin bahkan dapat mereka praktikkan.
Umumnya diketahui bahwa problem solving adalah juga merupakan
strategi belajar mengajar dalam upaya penyelesaian masalah, maka dalam
bimbingan penyuluhan problem solving ini juga dapat diterapkan dalam
pelaksanaan bimbingan kelompok, yang mana setiap hari, setiap saat ada
sekelompok siswa yang berhadapan dengan berbagai masalah yang menuntut
penyelesaian, mulai dari masalah yang paling sederhana sampai persoalan yang
paling rumit, yang semuanya akan berpengaruh terhadap siswa sehingga minat
dan perhatian siswa terhadap pelajaran terganggu. Diharapkan dengan bimbingan
kelompok sikap empati siswa semakin berkembang sehingga masing-masing
siswa merasa tidak merasakan beban yang berat akibat masalah yang dihadapinya
dan siswa terus semangat penuh perhatian mengikuti proses belajar mengajar,
pada akhirnya pelaksanaan proses belajar mengajar juga berjalan lancar.
Berdasarkan latar belakang ini, maka penulis tertarik melakukan penelitian
tentang meningkatkan sikap empati melalui bimbingan kelompok teknik problem
solving dengan judul “Meningkatkan sikap empati melalui bimbingan kelompok
teknik Problem Solving di Kelas VIII SMP Negeri 1 Batang Angkola
T.A.2015/2016”
1.2. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah
yang akan dibahas didalam penelitian ini adalah:
7
2. Sikap empati siswa yang rendah menunjukkan sikap yang saling tak perduli
secara tidak langsung dapat mengganggu proses belajar siswa.
3. Bimbingan kelompok yang diberikan guru bimbingan selama ini belum
maksimum dan belum dapat meringankan masalah yang dihadapi siswa
1.3. Batasan Masalah
Dari latar belakang dan identifikasi masalah, maka penulis membatasi
permasalahan mengenai bimbingan kelompok dengan teknik problem solving
sehingga dapat meningkatkan sikap empati siswa yang rendah.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah ada, maka penulis merumuskan
masalah agar terperinci lebih jelas. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
“Apakah sikap empati siswa dapat meningkat melalui layanan bimbingan
kelompok terknik problem solving di kelas VIII SMP Negeri 1 Batang Angkola
T.A 2015/2016 ?.
1.5.Tujuan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran data
mengenai peningkatan empati siswa melalui layanan problem solving, secara
jelas tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : “Meningkatkan sikap
empati siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Batang Angkola T.A.2015/2016 melalui
8
1.6. Manfaat Penelitian
Dari kegiatan penelitian ini kiranya dapat diambil beberapa manfaat demi
kepentingan peneliti, guru bimbingan, lembaga sekolah. Dengan demikian
penelitian ini akan diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak antara lain:
1. Bagi siswa, Siswa semakin berani mengutarakan segala masalah dan
tantangan yang dihadapinya kepada guru pembimbing
2. Bagi Guru Pembimbing
Guru pembimbing (konselor) semakin menyadaari akan pentingnya
pelaksanaan bimbingan kelompok dengan teknik problem solving
3. Bagi Kepala sekolah
Kepala Sekolah menyadari bahwa sikap empati siswa akan berhubungan erat
dengan proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini sebagai masukan bagi
kepala sekolah untuk menyusun segala yang berkaitan dengan proses belajar
mengajar.
4. Bagi Peneliti dapat mengaplikasikan teori yang telah didapat dan mengetahui
kaitan antara teori dengan penerapan di masyarakat. Selain itu juga dapat
dijadikan referensi untuk kajian lebih lanjut dalam perkembangan teori-teori
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dan setelah data-data yang
diperoleh dianalisis pada Bab IV maka dapat disimpulkan :
1.
Keaktifan dan perhatian siswa kelas VIII-A SMP Negeri 1 Batang Angkola
dapat dikatakan rendah, hal ini terbukti dari hasil observasi penulis dalam
pelaksanaan bimbingan kelompok teknik ptoblem solving pada siklus 1. Setelah
dilaksanakan siklus ke 2 ternyata keaktifan dan perhatian siswa meningkat tentu
sikap empati akan meningkat dari sebelumnya. Begitu juga meningkat terus pada
siklus ke 3, dimana keaktifan dan perhatian siswa mengikuti bimbingan
kelompok ada peningkatan sebesar 27,5% artinya sikap empati siswa juga akan
meningkat karena selama bimbingan kelompok materi yang dibahas adalah
masalah sikap empati dan tujuan penulis melaksanakan bimbingan kelompok
teknik problem solving adalah untuk meningkatkan sikap empati siswa.
2.
Setelah siklus ke 3 selesai dan angket penulis bagikan pada siswa (sampel
penelitian) dan penulis melakukan analisis ternyata diperoleh bahwa nilai F
hitung lebih besar dari nilai F tabel ((13,581
≥ 4,58). Hal ini member
i arti bahwa
sikap empati siswa meningkat melalui bimbingan kelompok teknik problem
69
3.
Adanya pengaruh signifikan bimbingan kelompok teknik problem solving
mengatakan bahwa hubungan variable bebas (X) dengan variable Y adalah kuat.
Terbukti dari nilai determinasi bahwa besar pengaruh bimbingan kelompok
terhadap sikap empati siswa sebesar 6,29%. Dengan demikian dapat disebutkan
bahwa apabila bimbingan kelompok teknik problem solving dilakukan semakin
baik maka sikap empati siswa akan semakin baik atau meningkat.
5.2. Saran
Berdasarkan data dan analisis data yang penulis lakukan dan berdasarkan hasil
penelitian yang diperoleh maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut :
1.
Bagi pihak sekolah terutama Guru bimbingan konseling hendaknya
bimbingan kelompok teknik problem solving ini semakin ditingkatkan karena
mempangaruhi atau meningkatkan sikap empati siswa sebagaimana masalah
penelitian yang dilakukan. Dengan demikian bimbingan kelompok ini dapat
diterapkan semakin baik dan rutin sehingga dapat meningkatkan sikap siswa
yang kurang dan tidak baik misalnya sikap belajar yang kurang akan
meningkat, disiplin siswa yang rendah dapat ditingkatkan.
2.
Kepala sekolah dapat mendukung dan menyarankan kepada guru-guru BK
untuk menyusun program bimbingan kelompok dengan teknik yang lain yang
dapat meningkatkan sikap siswa ke arah yang lebih positif seperti
meningkatkan cara belajar dan lain-lain. Tidak berarti bimbingan kelompok
70
3.
Mengingat bahwa bimbingan kelompok teknik problem solving berpengaruh
dalam meningkatkan sikap empati siswa maka diharapkan dan disarankan
kepada guru BK agar terus dilaksanakan dalam materi atau topik yang
71
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, S. 1991, Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi, Yogyakarta : Bumi Aksara.
---. 2005. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung : Yrama Widya.
Boom, A. 2008. Organisasi dan Perkembangan Manajemen. Jakarta : Erlangga.
Gulo, W. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo.
Gunawan, Y. 2001. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : .Prenhalindo.
Hurlock, E. 2003. Psikologi Perkembangan, Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
Johnson.E. & Johnson. 2007. Penyelesian Masalah dalam Bimbingan. Jakarta : Grasindo.
King, M. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Lubis, N L. 2011. Memahami dasar-dasar Konseling dalam Teori dan Praktek. Jakarta : Kencana.
Ohlsen dan Corey. 1991. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Dalam Winkel, W.S. Jakarta : Grasindo.
Prayitno. 2001. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta : Ghalia Indonesia.
---. 2014. Konsep Manajemen Stres. Yogyakarta : Nuhamedia
Roger, S. 2012.Perkembangan Pribadi. Jakarta : Rineka Cipta
Sarlito. 2010. Konseling dalam Teori dan Praktek. Jakarta : Kencana
Shapiro. 2010. Perkembangan Sumber Daya Manusia. Jurnal, Vol.17.no.5, Thn 2010
Supriyatna. 2011. Strategi Layanan Bimbingan Kelompok. Bandung : Refika Aditama.
72
Taufik. 2002. Materi Pokok Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Grasindo.
Tohirin. 2012. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. (Berbasis Integrasi). Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Winkel, W.S. 1991. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Grasindo.
Winkel dan Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta : Grasindo
Zulkifli, L. 2002. Psikologi Perkembangan, Remaja. Bandung : Rosdakarya.
http://eprints.umk.ac.id/4368/3/laporan_penelitian_CBT.13-32.pdf, 23 Pebruari 2016
http://dokumen.tips/documents/makalah-empati-5620660b7f1af.html, 8 April 2016.