• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERSEPSI IBU DENGAN PEMENUHAN KECUKUPAN GIZI BALITA (Studi di Posyandu Delima Desa Tiron Kabupaten Kediri)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERSEPSI IBU DENGAN PEMENUHAN KECUKUPAN GIZI BALITA (Studi di Posyandu Delima Desa Tiron Kabupaten Kediri)"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERSEPSI IBU

DENGAN PEMENUHAN KECUKUPAN GIZI BALITA

(Studi di Posyandu Delima Desa Tiron Kabupaten Kediri)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Kesehatan Program Studi Kedokteran Keluarga

Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh:

INTAN CANDRA DEWI

NIM S-5401091-10

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERSEPSI IBU

DENGAN PEMENUHAN KECUKUPAN GIZI BALITA

(Studi di Posyandu Delima Desa Tiron Kabupaten Kediri)

Disusun oleh :

INTAN CANDRA DEWI

S-

5401091-10

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I

Ruben Darmawan,dr.,Ir.,PhD.,Sp.ParK.,Sp.AK ... ... NIP. 19551021 199412 1 001

Pembimbing II

Pancrasia Murdani, dr. MHPEd ... ... NIP. 19621022 199503 1 001

Mengetahui

Ketua Program Kedokteran Keluarga

(3)

commit to user

iii

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERSEPSI IBU

DENGAN KECUKUPAN GIZI BALITA

(Studi di Posyandu Delima Desa Tiron Kabupaten Kediri)

Disusun oleh :

INTAN CANDRA DEWI

S-

5401091-10

Telah disetujui oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua

Prof.Dr. Didik Gunawan Tamtomo, dr,MM,M.Kes,PAK ... ... NIP. 19480313 197610 1 001

IP. 19480313 197610 1 001 Sekretaris

Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.Pd. ... ... NIP. 196611081990032001. 19661108 199003 2 001

Anggota :

1. Ruben Darmawan,dr.,Ir.,PhD.,Sp.ParK.,Sp.AK ... ... NIP. 19551021 199412 1 001

2. Pancrasia Murdani, dr. MHPEd ... ... NIP. 19621022 199503 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Kedokteran Keluarga

Prof.Dr. Didik Gunawan Tamtomo, dr,MM,M.Kes,PAK ... ... NIP. 19480313 197610 1 001

Direktur Program Pasca Sarjana

(4)

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Intan Candra Dewi

NIM : S-5402091-10

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul Hubungan Pengetahuan,

Sikap dan Persepsi Ibu tentang Pemenuhan Kecukupan Gizi Balita di Posyandu

Delima Desa Tiron Kabupaten Kediri adalah karya sendiri. Hal-hal yang bukan

karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar

pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh tersebut.

Surakarta, Agustus 2010

Yang membuat pernyataan

(5)

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas menyusun

tesis dengan judul “Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Persepsi Ibu Dengan

Pemenuhan Kecukupan Gizi Balita di Posyandu Delima Desa Tiron Kabupaten

Kediri”. Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai

derajad Magister Kesehatan pada Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Dalam penyusunan ini penulis banyak mengalami kesulitan namun berkat

bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan dapat teratasi, untuk itu penulis

sampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Moch. Syamsul Hadi, dr, Sp.Kj (K), selaku Rektor Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan wawasan ilmu pengetahuan

untuk menyelesaikan tesis ini.

2. Prof. Dr. Suranto, M.Sc, Ph.D, selaku Direktur Program Pasca Sarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan surat keputusan

pengangkatan Dosen Pembimbing tesis mahasiswa program studi Magister

Kedokteran Keluarga

3. Prof. Dr. Didik Gunawan Tamtomo, dr, PAK, MM, M.Kes, selaku Ketua

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

(6)

commit to user

vi

4. Ruben Darmawan, dr.,Ir.,PhD.,Sp.ParK.,Sp.AK, selaku dosen pembimbing I

yang senantiasa membimbing dan mengarahkan dalam penulisan tesis ini.

5. P. Murdani K, dr, MHPEd, selaku dosen pembimbing II yang senantiasa

membimbing dan mengarahkan dalam penulisan tesis ini dan selaku Ketua

Minat Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah menyetujui permohonan ijin penelitan ini.

6. Suamiku dan anakku tercinta yang senantiasa memberikan dorongan dan

semangat sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.

7. Kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan dorongan dan semangat

sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.

8. Teman seperjuangan mahasiswa pasca sarjana program Magister Kedokteran

Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menjalin kerjasama

dalam menempuh pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Akhirnya semoga semua kebaikan yang diberikan memperoleh imbalan

dari Tuhan Yang Maha Esa dan dicatat sebagai amal ibadah. Demi kesempurnaan

dan perbaikan tesis ini sangat penulis harapkan kritik dan saran dari berbagai

pihak. Terima kasih.

(7)

commit to user

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN TESIS ... iii

PERNYATAAN ... iv A. Kajian Teori, Kerangka Berpikir dan Hipotesis Penelitian ... 8

B. Penelitian Yang Relevan ... 31

C. Populasi, Sampel dan Sampling Penelitian ... 35

D. Instrumen Penelitian ... 37

(8)

commit to user

viii

F. Pengumpulan Data ... 38

G. Identifikasi Variabel Penelitian ... 38

H. Definisi Operasional Variabel ... 38

I. Test Validitas dan Reliabilitas ... 40

J. Analisis Data Penelitian ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Karakteristik Responden ... 45

B. Analisis Data ... 49

C. Pembahasan ... 51

D. Keterbatasan Penelitian... 57

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 58

C. Implikasi ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(9)

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Interpretasi Nilai r ... 41

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Pengetahuan ... 42

Tabel 3. Hasil Uji Validitas Sikap... 42

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Persepsi ... 43

Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas Pengetahuan ... 43

Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas Pengetahuan ... 44

Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Pengetahuan ... 44

Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Nilai Pengetahuan di Posyandu Delima Desa Tiron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri Tahun 2010 ... 47

Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Nilai Sikap di Posyandu Delima Desa Tiron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri Tahun 2010 ... 47

Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Nilai Persepsi di Posyandu Delima Desa Tiron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri Tahun 2010 ... 48

Tabel 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Pemenuhan Kecukupan Gizi di Posyandu Delima Desa Tiron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri Tahun 2010 ... 48

Tabel 12. Hubungan Pengetahuan dengan Pemenuhan Kecukupan Gizi Balita ... 49

Tabel 13. Hubungan Sikap dengan Pemenuhan Kecukupan Gizi Balita ... 49

Tabel 14. Hubungan Persepsi dengan Pemenuhan Kecukupan Gizi Balita ... 50

(10)

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi ... 29

Gambar 2. Faktor Penyebab Gizi Kurang ... 30

Gambar 3. Kerangka Penelitian ... 37

Gambar 4. Diagram Bar Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu di Posyandu Delima Desa Tiron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri Tahun 2010 ... 45

Gambar 5. Diagram Bar Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Anak di Posyandu Delima Desa Tiron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri Tahun 2010 ... 45

Gambar 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di Posyandu Delima Desa Tiron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri Tahun 2010 ... 46

(11)

commit to user

xi

DAFTAR SINGKATAN

AKG : Angka Kecukupan Gizi

BB : Berat Badan

BGM : Bawah Garis Merah

Depkes : Departemen Kesehatan

Dinkes : Dinas Kesehatan

DKBM : Daftar Komposisi Bahan Makanan

DKGA : Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan

DKGJ : Daftar Kandungan Gizi Makanan Jajanan

DKMM : Daftar Koversi Mentah Masak

DKPM : Daftar Konversi Penyerapan Minyak

DURT : Daftar Ukuran Rumah Tangga

KEP : Kurang Energi Protein

LB : Laporan Bulanan

RI : Republik Indonesia

RDA : Recommended Dietary Allowance

SD : Sekolah Dasar

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMP : Sekolah Menengah Perama

PSG : Pemantauan Status Gizi

PSP : Pengetahuan, Sikap, Perilaku

(12)

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 61

Lampiran 2. Inform Consent ... 62

Lampiran 3. Kisi-Kisi Soal Tes Pengetahuan Tentang Kecukupan Gizi ... 63

Lampiran 4. Petunjuk Pengisian Soal Tes Pengetahuan Tentang Kecukupan Gizi... 64

Lampiran 5. Soal Tes Pengetahuan Tentang Kecukupan Gizi ... 65

Lampiran 6. Kunci Jawaban Tes Pengetahuan Tentang Kecukupan Gizi .... 67

Lampiran 7. Kisi-Kisi Angket Sikap Tentang Kecukupan Gizi ... 68

Lampiran 8. Petunjuk Pengisian Soal Angket Sikap Tentang Kecukupan Gizi ... 69

Lampiran 9. Soal Angket Sikap Tentang Kecukupan Gizi ... 70

Lampiran 10. Soal Angket Persepsi Tentang Kecukupan Gizi ... 72

Lampiran 11. Lembar Observasi Pemenuhan Kecukupan Gizi ... 74

Lampiran 12. Ukuran Rumah Tangga ... 75

Lampiran 13. Daftar Faktor Konversi Berat Bahan Makanan ... 76

Lampiran 14. Daftar Bahan Makanan Penukar ... 77

Lampiran 15. Daftar Kandungan Zat Gizi Makanan Jajanan ... 81

Lampiran 16. Angka Kecukupan Gizi Rata-rata yang Dianjurkan (Per Orang Per Hari) ... 85

Lampiran 17. Rekapitulasi Hasil Penelitian Pengetahuan untuk Uji Validitas dan Reabilitas ... 86

Lampiran 18. Output Uji Validitas dan Reabilitas Pengetahuan ... 87

(13)

commit to user

xiii

Lampiran 20. Output Uji Validitas dan Reabilitas Sikap ... 90

Lampiran 21. Rekapitulasi Hasil Penelitian untuk Uji Validitas dan Reabilitas Persepsi ... 92

Lampiran 22. Output Uji Validitas dan Reabilitas Persepsi ... 93

Lampiran 23. Rekapitulasi Hasil Penilaian Pengetahuan ... 95

Lampiran 24. Rekapitulasi Hasil Penilaian Sikap ... 97

Lampiran 25. Rekapitulasi Hasil Penilaian Persepsi ... 99

Lampiran 26. Rekapitulasi Hasil Pemenuhan Kecukupan Gizi ... 101

(14)

commit to user

xiv

ABSTRAK

Intan Candra Dewi. S540109110. 2010. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan

Persepsi Ibu dengan Pemenuhan Kecukupan Gizi Balita di Posyandu Delima Desa Tiron Kabupaten Kediri. Tesis Program Studi Magister Kedokteran

Keluarga Minat Utama Profesi Pendidikan Kesehatan. Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Setiap anak balita diharapkan hidup sehat, tumbuh normal dengan status gizi normal. Harapan tersebut tampaknya belum tercapai hingga saat ini. Hasil penimbangan balita di posyandu setiap bulan menunjukkan masih ada anak balita dengan status gizi lebih (obesitas) dan status gizi kurang (marasmus) maupun buruk (kwasiorkor). Oleh karena itu diharapkan setiap orang tua memiliki pengetahuan, sikap dan persepsi mengenai pemenuhan kecukupan gizi bagi anaknya. Berdasarkan Laporan Bulanan Pemantauan Pertumbuhan Balita Desember 2008, Desa Tiron Kabupaten Kediri termasuk paling tinggi prevalensi Bawah Garis Merah-nya (BGM) yaitu sebesar 2,46% diantara 284 balita ditimbang, angka ini belum mencapai target status gizi buruk sebesar 0,1% untuk Kabupaten Kediri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan persepsi ibu dengan pemenuhan kecukupan gizi balita di desa Tiron Kabupaten Kediri.

Desain penelitian yang digunakan adalah studi analitik korelasional. Populasi sumber addalah semua ibu balita di Posyandu Delima Desa Tiron sebanyak 75 ibu dengan sampel 63 ibu diambil dengan teknik purposive sampling. Data pengetahuan, sikap, persepsi dan pemenuhan kecukupan gizi dikumpulkan dengan kuesioner.

Dari hasil penelitian didapatkan tidak ada hubungan pengetahuan dengan pemenuhan kecukupan gizi (p = 0,362), ada hubungan sikap dengan pemenuhan kecukupan gizi (p = 0,028), dan ada hubungan persepsi dengan pemenuhan kecukupan gizi (p = 0,031) serta ada hubungan pengetahuan, sikap dan persepsi dengan pemenuhan kecukupan gizi ( p = 0,003).

Dapat disimpulkan ada hubungan pengetahuan, sikap dan persepsi ibu dengan pemenuhan kecukupan gizi balita. Disarankan agar tenaga kesehatan puskesmas tetap melakukan penyuluhan dengan penekanan pada perubahan sikap dan persepsi tentang pemenuhan kecukupan gizi.

(15)

commit to user

xv ABSTRACT

Intan Candra Dewi. S540109110. 2010. Relationship of Knowledge, Attitudes

and Perceptions of mother about Child Nutrition Adequacy Fulfillment in “Posyandu Delima” Village of Tiron of Kediri District. Thesis Study Program

of Family Medicine Magister, Concentration of Health Education Profession. Post Graduate Program of Sebelas Maret University of Surakarta.

Every child under five are expected to live healthy, growing normally with normal nutritional status. Hope is apparently not reached until today. The results of child's weight at posyandu in each month shows there are still children under five with better nutritional status (obesity) and underweight status (marasmus) or bad (kwashiorkor). Therefore expected that each parent has the knowledge, attitudes and perceptions regarding the fulfillment of nutritional adequacy for their children. Based on monthly report of Toddlers Growth Monitoring in December 2008, the Village of Tiron Kediri including has the highest below red line prevalence that is equal to 2.46% among 284 infants weighed, this figure has not reached the target of poor nutritional status of 0.1% for Kediri. The purpose of this study to determine the relationship of knowledge, attitudes and perceptions of mothers with the fulfillment of the child nutritional adequacy in the Village of Tiron of Kediri District.

Research design is correlational analytic study. Source population are 75 mothers of children under five at Delima Posyandu in the Tiron village with a sample of 63 mothers were taken with purposive sampling. The data of knowledge, attitudes, perceptions and nutrition adequacy fulfillment were collected by questionnaire.

From the results of the research, were found no relation between knowledge to the fulfillment of nutritional adequacy (p = 0.362), there is a correlation between attitude to the fulfillment of nutritional adequacy (p = 0.028), and there is a relationship of perception to the fulfillment of nutritional adequacy (p = 0.031) and there are correlation between knowledge, attitude and perceptions to the fulfillment of nutritional adequacy (p = 0.003).

It can be concluded there is correlation between knowledge, attitudes and perceptions of mothers with the fulfillment of nutritional adequacy. It is recommended that health centers continue to do counseling with an emphasis on changing attitudes and perceptions about the fulfillment of nutritional adequacy.

(16)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Dinkes Jatim, 2007).

Dalam kerangka pemikiran tersebut terkandung makna bahwa setiap generasi

harus hidup sehat, salah satunya golongan anak balita. Harapannya setiap anak

balita tumbuh normal yang dapat dilihat dari indikator status gizinya. Saat ini

diperkirakan sekitar 50 persen penduduk Indonesia atau lebih dari 100 juta jiwa

mengalami beraneka masalah kekurangan gizi, yaitu gizi kurang dan gizi lebih.

Masalah gizi kurang sering luput dari penglihatan atau pengamatan biasa dan

seringkali tidak cepat ditanggulangi, padahal dapat memunculkan masalah besar.

Selain gizi kurang, secara bersamaan Indonesia juga mulai menghadapi masalah

gizi lebih dengan kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu.

(www.bappenas.go.id)

Secara nasional ditargetkan anak balita status gizi buruk harus kurang dari

15% dan Bawah Garis Merah (BGM) kurang dari 30% (Dinkes Jatim, 2007). Pada

kenyatannya harapan tersebut belum tercapai hingga saat ini. Hasil penimbangan

balita di posyandu setiap bulan menunjukkan masih ada anak balita dengan status

gizi lebih (obesitas) tetapi juga ada yang kurang (marasmus) maupun buruk

(kwasiorkor).

(17)

commit to user

Bukti dapat dilihat dari hasil Survei Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun

2006 di Jawa Timur terdapat 17,5% balita status gizi Kurang Energi Protein

(KEP), terdiri atas 2,6% gizi buruk dan 14,96% gizi kurang (Dinkes Jatim, 2007).

Di Kabupaten Kediri tahun 2008 dari 17.407 balita, yang menderita gizi buruk 21

balita (0,15%) dan gizi kurang 267 balita (1,9%) (Dinkes Kab. Kediri, 2008).

Khusus Kecamatan Banyakan berdasarkan LB Pemantauan Pertumbuhan Balita

Desember 2008, Desa Tiron termasuk paling tinggi prevalensi BGM-nya yaitu

sebesar 2,46% diantara 284 balita ditimbang. Angka ini belum mencapai target

status gizi buruk sebesar 0,1% untuk Kabupaten Kediri.

Faktor penyebab masih adanya anak balita gizi buruk atau BGM tersebut

dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara umum dipengaruhi oleh dua faktor

yaitu konsumsi makanan dan kesehatan. Konsumsi makanan meliputi zat gizi

dalam makanan, ada tidaknya pemberian makanan di luar keluarga, daya beli

keluarga dan kebiasaan makan. Sedangkan faktor kesehatan meliputi

pemeliharaan kesehatan, lingkungan fisik dan sosial (Supariasa, 2002 : 20).

Sedangkan menurut Persagi (Supariasa, 2002) adalah karena asupan makanan dan

penyakit infeksi. Asupan makanan berkaitan dengan persediaan makanan

dirumah, kemiskinan, kurang pendidikan, kurang ketrampilan dan krisis ekonomi.

Sedangkan penyakit infeksi berkaitan dengan pelayanan kesehatan dan perawatan

anak dan ibu hamil.

Pada umumnya anak-anak yang masih kecil (balita) mendapat

makanannya secara dijatah oleh ibunya dan tidak memilih serta mengambil

sendiri mana yang disukainya (Djaeni, 2000:12). Untuk dapat menyusun menu

(18)

commit to user

dan zat gizi, kebutuhan gizi seseorang serta pengetahuan hidangan dan

pengolahannya. Umumnya menu disusun oleh ibu (Soegeng dan Anna, 1999:123).

Pengetahuan ibu dalam penyediaan makanan dalam tingkat rumah tangga sangat

penting untuk mendukung perbaikan gizi. Pengetahuan ibu tentang memasak,

dalam memberi makanan anak, bagaimana sayur dapat masuk ke mulut anak dan

bagaimana keragaman bahan dan jenis makanan dapat mempengaruhi kebosanan,

keragaman bahan dan jenis masakan dapat dipakai sebagai ukuran kualitatif

masalah gizi (Saragih, 2004).

Penyediaan makanan di tingkat keluarga dipengaruhi oleh pengetahuan,

sikap dan perilaku terutama ibu tentang gizi dan kesehatan. Cara seseorang

berpikir atau berpengetahuan dan berpandangan tentang makanan, akan

dinyatakan dalam bentuk tindakan makan dan memilih makanan. Pengetahuan ibu

yang baik tentang gizi dan kesehatan diharapkan dapat mempengaruhi sikap dan

perilakunya dalam menyediakan dan mendistribusikan makanan dalam

keluarganya yang dapat mempengaruhi konsumsi makan sehari harinya dan

dampak lebih lanjutnya adalah pada status gizi, khususnya golongan rawan gizi

(www.undip.ac.id).

Menurut Suprihatin Guhardja lewat penelitian yang dilakukan di pedesaan

dan perkotaan ditemukan bahwa kepedulian ibu pada gizi anak baik di kota

maupun di pedesaan pada umumnya masih rendah. Bentuk kepedulian pada gizi

anak merupakan salah satu tanggung jawab dari keluarga dalam hal ini ibu rumah

tangga dan secara tidak langsung merupakan tanggung jawab masyarakat. Dalam

masyarakat, kegiatan-kegiatan yang menyangkut perbaikan gizi banyak

(19)

commit to user

gizi anak. Keterbatasan-keterbatasan perilaku ibu dapat berbentuk kurangnya

pengetahuan, tidak ada motivasi kuat untuk menyelenggarakan atau menyiapkan

makanan yang baik bagi anak, dan ada persepsi yang salah tentang gizi (Guhardja,

2003). Perbaikan praktek pengasuhan anak terutama pada akhir pendampingan

gizi berkaitan erat dengan peningkatan pengetahuan ibu yang memegang peranan

yang dominan dalam pengasuhan anak. Artinya, pesan-pesan gizi dan kesehatan

yang berkaitan dengan pengasuhan anak dapat dilaksanakan oleh ibu sebagai

pengasuh anak (Dara Ayu, 2008).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di posyandu delima desa

tiron terhadap 10 ibu yang mempunyai balita tentang pengetahuan diperoleh 6 ibu

(60%) mempunyai pengetahuan kurang, 2 ibu (20%) mempunyai pengetahuan

cukup dan 2 ibu (20%) mempunyai pengetahuan yang baik tentang kecukupan

gizi balita. Dari latar belakang pendidikan yaitu SD 5 ibu (50%), SMP 3 ibu

(30%), SMA 2 ibu (20%), sedangkan dari pekerjaannya 5 (50%) ibu sebagai ibu

rumah tangga, 3 ibu sebagai pedagang (30%) dan 2 ibu (20%) sebagai buruh tani.

Berdasarkan permasalahan diatas perlu dilakukan pengkajian mengenai

asupan makanan bagi anak balita yang dikenal dengan Angka Kecukupan Gizi

(AKG). Hal ini digunakan untuk melakukan perbandingan antara konsumsi zat

gizi dengan keadaan gizi seseorang. Menurut Darwin Karyadi dan Muhilal dalam

Supariasa (2001 : 11) untuk menentukan AKG individu dapat dilakukan dengan

melakukan koreksi terhadap BB (berat badan) nyata individu dengan BB standar

pada tabel AKG. Interpretasi AKG berdasarkan berdasarkan Buku Pedoman

Patugas Gizi Puskesmas Depkes RI (1990) dibagi empat dengan cut of point : baik

(20)

commit to user

AKG. Adapun metode pengukuran konsumsi makanan individu dapat dilakukan

dengan beberapa cara diantaranya metode recall 24 jam, metode estimated food

records, metode penimbangan makanan, metode dietory history dan metode

frekuensi makanan (Supariasa, 2001 : 94).

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas peneliti ingin

melakukan penelitian tentang : Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Persepsi Ibu

dengan Pemenuhan Kecukupan Gizi Balita di Posyandu Delima Desa Tiron

Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Adakah hubungan pengetahuan ibu dengan pemenuhan kecukupan gizi balita

di Posyandu Delima Desa Tiron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri ?

2. Adakah hubungan sikap ibu dengan pemenuhan kecukupan gizi balita di

Posyandu Delima Desa Tiron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri ?

3. Adakah hubungan persepsi ibu dengan pemenuhan kecukupan gizi balita di

Posyandu Delima Desa Tiron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri ?

4. Adakah hubungan pengetahuan, sikap dan persepsi ibu dengan pemenuhan

kecukupan gizi balita di Posyandu Delima Desa Tiron Kecamatan Banyakan

(21)

commit to user

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan persepsi ibu dengan

pemenuhan kecukupan gizi balita di Posyandu Delima Desa Tiron Kecamatan

Banyakan Kabupaten Kediri.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu dengan pemenuhan kecukupan

gizi balita di Posyandu Delima Desa Tiron Kecamatan Banyakan

Kabupaten Kediri.

b. Menganalisis hubungan sikap ibu dengan pemenuhan kecukupan gizi

balita di Posyandu Delima Desa Tiron Kecamatan Banyakan Kabupaten

Kediri.

c. Menganalisis hubungan persepsi ibu dengan pemenuhan kecukupan gizi

balita di Posyandu Delima Desa Tiron Kecamatan Banyakan Kabupaten

Kediri.

d. Menganalisis hubungan pengetahuan, sikap dan persepsi ibu dengan

pemenuhan kecukupan gizi balita di Posyandu Delima Desa Tiron

Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan informasi

tentang hubungan pengetahuan, sikap dan persepsi ibu dengan pemenuhan

(22)

commit to user

2. Manfaat praktis

a. Bagi Masyarakat

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan pengetahuan

bagi masyarakat terutama mengenai perlunya peningkatan pengetahuan,

sikap dan persepsi guna pemenuhan Angka Kecukupan Gizi pada balita

sehingga dapat meningkatkan status gizi balita yang akhirnya dapat

menurunkan incidence rate balita gizi kurang dan buruk.

b. Bagi Petugas Kesehatan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi bagi

petugas kesehatan puskesmas maupun dinas kesehatan mengenai

hubungan pengetahuan, sikap dan persepsi dengan pemenuhan angka

kecukupan gizi.

c. Bagi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan kepustakaan

untuk memperkaya pustaka yang sudah ada sehingga dapat

dimanfaatkan oleh peserta didik berikutnya dalam proses pendidikan di

profesi pendidikan kesehatan.

d. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang metodologi

penelitian beserta aplikasinya dalam penelitian sehingga dapat

(23)

commit to user

8

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR,

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teori

1. Konsep Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003: 114).

Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil

penggunaan panca inderanya menurut Soekanto, 2003 : 8 dalam (Mubarak,

dkk, 2007 : 8) yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs), takhayul

(superstition), dan penerangan yang keliru (misinformation). Menurut

Wahit, dalam Mubarak dkk, pengetahuan adalah merupakan hasil

mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah

dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah

orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu.

Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep,

dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya,

(24)

commit to user

b. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

1) Cara kuno atau cara non ilmiah

a) Cara coba-coba atau salah

Cara ini telah dipakai sebagaimana adanya kebudayaan, bahkan

sebelum ada peradapan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak

berhasil, mencoba memungkinkan yang lain sampai masalah

tersebut dapat dipecahkan.

b) Cara kebiasaan

Cara ini dapat berupa pengetahuan yang diambil dari pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal. Prinsip ini adalah orang

lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang

mempunyai otoritas tanpa terlebih dahulu menguji atau

membuktikan kebenarannya baik berdasarkan faktor empiris

ataupun berdasarkan penalaran sendiri.

c) Berdasarkan pengalaman

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan

(25)

commit to user

d) Melalui jalan pemikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia

menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi.

Apabila pembuatan kesimpulan melalui pernyataan khusus kepada

yang umum dinamakan induksi, dan deduksi adalah pembuatan

kesimpulan dari pernyataan yang umum kepada yang khusus.

2) Cara Modern

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah. Cara ini lebih sistematis,

logis dan ilmiah. Namun demikian dari penelitian selanjutnya

disimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati

tahap-tahap tersebut seperti diatas.

c. Tingkat Pengetahuan

Menurut Bloom (Notoatmodjo, 2003), tingkat pengetahuan di

dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan yaitu :

1) Pengetahuan

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang dipelajari

sebelumnya. Termasuk dalam tingkat pengetahuan ini adalah

mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah. Contoh kata kerja untuk tahu

antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan

(26)

commit to user

2) Pemahaman

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar, orang yang faham terhadap materi harus

dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan

dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

3) Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau riil (sebenarnya) aplikasi disini

dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum, rumus,

metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.

4) Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi

atau suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam

suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Termasuk dalam tahap ini adalah dapat menggambarkan (membuat

bagan), membedakan, memisahkan atau mengelompokkan.

5) Sintesis

Sintesis menunjuk pada kemampuan menghubungkan bagian-bagian di

dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Termasuk dalam tahap ini

adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

(27)

commit to user

meningkatkan, atau menyesuaikan terhadap suatu teori atau

rumusan-rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

(pembenaran) atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.

d. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

1) Faktor Internal

a) Umur

Makin tua umur seseorang, maka proses-proses perkembangan

mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur-umur tertentu,

bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat

seperti umur belasan tahun. Selain itu juga memori atau daya ingat

seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian

tersebut maka kita simpulkan bahwa bertambahnya usia seseorang

dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang

diperolehnya, akan tetapi pada umur tertentu atau pra usia lanjut

kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan

berkurang.

b) Intelegensi

Intelegensi adalah tingkat kemampuan pengalaman seseorang

(28)

commit to user

merupakan suatu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses

belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal

untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah

sehingga mampu menguasai lingkungan. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi seseorang akan

berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuannya.

2) Faktor Eksternal

a) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk

mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga

sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Dan tingkat

pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang

menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh.

Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu hasil peradapan bangsa

yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri

(nilai dan norma masyarakat) yang berfungsi sebagai filsafat

pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan

pendidikannya (Ihsan, 2008 : 2).

b) Pengalaman

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dapat dilakukan

dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

(29)

commit to user

c) Informasi

Informasi akan memberi pengaruh pada pengetahuan seseorang.

Meskipun seseorang mempunyai tindakan yang rendah tetapi jika

mendapatkan informasi yang benar dan baik dari berbagai media,

maka hal ini dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk

yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil

keputusan (Darmawan, 2008).

d) Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh sosial

pertama, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik

dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya.

Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang

berpengaruh pada cara berfikir seseorang.

e. Kriteria Pengetahuan

Pengetahuan dapat dikategorikan menjadi beberapa tingkat.

Beberapa ahli memberikan pengkategorian yang bervariasi, salah satunya

adalah menurut Nursalam (2003) yang mengkategorikan pengetahuan

menjadi :

1) Kategori baik jika mendapat skor 76-100% dari skor maksimum.

2) Kategori cukup jika mendapat skor 56-75% dari skor maksimum.

(30)

commit to user

2. Konsep Sikap

a. Definisi Sikap

Sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung

atau memihak ataupun perasaan tidak mendukung terhadap objek tersebut.

Formulasi menurut Thrustone sikap adalah derajad afek positif atau afek

negatif yang dikaitkan dengan suatu objek psikologis (Azwar, 2008 : 5).

Sementara definisi lain sikap adalah respon tertutup seseorang

terhadap stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan faktor

pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak

setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2005 : 52).

Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang

mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya

perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk

membuat respons atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang

dipilihnya (Walgito, 2004 : 127).

Sikap ialah suatu hal yang menentukan sifat, hakikat, baik

perbuatan sekarang maupun yang akan datang. Ahli psikologi Thomas

memberi batasan sikap sebagai suatu kesadaran individu yang menentukan

perbuatan nyata ataupun yang mungkin akan terjadi di dalam kegiatan

sosial. Dalam hal ini Thomas menyatakan bahwa sikap seseorang selalu

diarahkan terhadap suatu hal atau suatu objek tertentu. Tidak ada satu

(31)

commit to user

b. Komponen Pokok Sikap

Menurut Alport yang dikutip Notoatmodjo (2005 : 53) sikap terdiri

dari 3 komponen pokok, yaitu 1) kepercayaan atau keyakinan, ide, dan

konsep terhadap obyek. Artinya, bagaimana keyakinan dan pendapat atau

pemikiran seseorang terhadap objek, 2) Kehidupan emosional atau evaluasi

orang terhadap obyek. Artinya, bagaimana penilaian (terkandung

didalamnya faktor emosi) orang tersebut terhadap objek, 3) Kecenderungan

untuk bertindak. Artinya, sikap merupakan komponen yang mendahului

tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk

bertindak atau berperilaku terbuka.

c. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap

Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap

adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, pengaruh orang lain yang

dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan

lembaga agama serta faktor emosi dalam diri individu (Azwar, 2008 : 31).

1) Pengalaman pribadi

Apa yang kita alami akan membentuk dan mempengaruhi penghayatan

kita terhadap stimulus. Tanggapan akan menjadi dasar terbentuknya

sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang

harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis.

Apakah penghayatan itu kemudian akan membentuk sikap positif

ataukah sikap negatif akan tergantung pada berbagai faktor lain. Akan

(32)

commit to user

bahwa tidak adanya pengalaman sama sekali dengan sesuatu objek

psikologis cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek

tersebut.

2) Kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh

besar terhadap pembentukan sikap kita. Tanpa kita sadari, kebudayaan

telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah.

Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya karena

kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman individu-individu

yang menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya. Hanya

kepribadian individu yang kuat yang dapat memudarkan dominasi

kebudayaan dalam pembentukan sikap individual.

3) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial

yang dapat mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap

penting bagi kita, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi

setiap gerak-tindak dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita

kecewakan, atau seseorang yang berarti khusus bagi kita, akan banyak

mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Diantara

orang yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah orang tua,

orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat,

guru, teman kerja, isteri atau suami dan lain-lain. Pada umumnya

(33)

commit to user

dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara

lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk

menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

4) Media massa

Sebagai sarana komunikasi, media massa seperti televisi, radio, surat

kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh dalam pembentukan

opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai

tugas pokok, media masa membawa pesan sugesti yang dapat

mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru memberikan

landasan kognitif terbentuknya sikap. Pesan sugesti yang dibawa

informasi apabila cukup kuat akan memberikan dasar afektif dalam

menilai suatu hal sehingga terbentuk arah sikap tertentu.

5) Institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan serta agama mempunyai pengaruh dalam

pembentukan sikap karena keduanya meletakkan dasar pengertian dan

konsep moral dalam diri individu. Pemahaman baik dan buruk, garis

pemisah sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari

pendidikan dan keagamaan serta ajarannya. Dikarenakan konsep moral

dan ajaran agama sangat menentukan sistem kepercayaan, maka

tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut

ikut berperan dalam menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal.

Apabila terdapat suatu hal yang bersifat kontroversial, pada umumnya

(34)

commit to user

atau mungkin juga orang tersebut tidak mengambil sikap memihak.

Dalam hal seperti itu, ajaran moral yang diperoleh dari lembaga

pendidikan atau dari agama seringkali menjadi determinan tunggal yang

menentukan sikap.

6) Faktor emosi dalam diri individu

Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan

pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang suatu bentuk sikap

merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai

semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme

pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara

dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang, akan tetapi dapat pula

merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama.

d. Konsep Tingkatan Sikap

Menurut Notoatmojo (2003) sikap memiliki tingkat dari yang

terendah hingga yang tertinggi yaitu menerima. Pada tingkat ini individu

ingin dan memperhatikan rangsangan stimulus yang diberikan. Merespons,

pada tingkat ini sikap individu dapat memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang di berikan. Menghargai, sikap

individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah. Bertanggungjawab, sikap individu akan bertanggungjawab dan

siap menanggung resiko atas segala sesuatu yang telah dipilihnya (Sunaryo,

(35)

commit to user

e. Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap tidak dapat dilakukan secara cermat melalui cara

penanyaan langsung maupun observasi tingkah laku. Metode pengukuran

sikap yang dianggap dapat diandalkan dan dapat memberikan penafsiran

terhadap sikap manusia adalah pengukuran melalui skala sikap (Azwar,

2008 : 87).

Dilihat dari bentuknya, skala sikap tidak lain daripada kumpulan

pernyataan. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan

sesuatu mengenai objek sikap yang diukur.

Suatu pernyataan sikap dapat berisi hal-hal positif mengenai objek

sikap, yaitu berisi pernyataan yang mendukung atau memihak pada objek

sikap. Pernyataan ini disebut pernyataan yang mendukung.

Sebaliknya suatu pernyataan sikap dapat pula berisi hal-hal negatif

mengenai objek sikap. Hal negatif dalam pernyataan sikap ini sifatnya tidak

memihak atau tidak mendukung objek sikap, dan karenanya disebut dengan

pernyataan yang tidak mendukung (Azwar, 2008 : 107).

Lebih lanjut dijelaskan sebagai kumpulan pernyataan mengenai

sikap, maka suatu skala sikap hendaknya berisi sebagian pernyataan positif

dan sebagian pernyataan negatif. Untuk membuat banyak pernyataan sikap,

penyusun skala harus merencanakan langkah penulisan pernyataan sesuai

prosedur yang semestinya serta menuruti suatu kaidah penulisan pernyataan

(36)

commit to user

3. Konsep Persepsi

a. Pengertian

Persepsi menurut Potter & Perry (2005, 309) merupakan pandangan

pribadi atas apa yang terjadi ".

b. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Ada banyak faktor yang akan menyebabkan stimulus dapat masuk

dalam rentang perhatian kita. Faktor penyebab ini dapat dibagi menjadi

dua bagian besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal

meliputi kontras (kontras warna, kontras ukuran, kontras bentuk, kontras

gerakan), perubahan intensitas (intensitas suara, cahaya), pengulangan,

sesuatu yang baru, sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak. Faktor

internal (pengalaman/pengetahuan, harapan, kebutuhan, motivasi, emosi,

budaya) (Notoatmodjo, 2005 : 104).

c. Penilaian Persepsi

Penilaian persepsi dapat menggunakan skala Likert dimana skala ini

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok kejadian atau gejala sosial (Riduwan dan Sunarto, 2007 : 32).

4. Konsep Angka Kecukupan Gizi

a. Pengertian Angka Kecukupan Gizi

Angka kecukupan gizi (AKG) adalah penilaian untuk konsumsi

makanan (energi dan zat gizi) dan merupakan standar kecukupan yang

dianjurkan atau Recommended Dietary Allowance (RDA) (Supariasa, 2001

(37)

commit to user

Menurut Hardinsyah dan Tampubolon kecukupan gizi adalah

rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi

hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin

dan fisiologis tertentu (www.damandiri.or.id).

b. Pengukuran Angka Kecukupan Gizi

Pengukuran konsumsi makanan adalah suatu cara penentuan status

gizi secara tidak langsung yang dapat dipakai sebagai bukti awal akan

terjadinya kekurangan gizi pada seseorang atau masyarakat (Supariasa,

2001 : 94). Hasil pengukuran konsumsi makanan dapat dipakai untuk

berbagai macam tujuan antara lain : menentukan tingkat kecukupan

konsumsi gizi masyarakat, sebagai dasar perencanaan program gizi,

pendidikan gizi dan sebagainya.

Metode yang digunakan untuk pengukuran konsumsi ada yang

bersifat kualitatif seperti dietary history dan frekuensi makanan; serta

bersifat kuantitatif seperti recall 24 jam, penimbangan makanan, food

record, pencatatan makanan, food account, dan metode inventaris.

Masing-masing metode tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan

masing-masing sehingga sangat diperlukan pengujian presisi dan akurasi

atau validitas dari metode yang dipilih.

Pengolahan dan analisis data hasil pengumpulan data konsumsi

makanan memerlukan sejumlah daftar antara lain : Daftar Komposisi

Bahan Makanan (DKBM), Daftar Kandungan Gizi Makanan Jajanan

(38)

commit to user

Penyerapan Minyak (DKPM) dan Daftar Ukuran Rumah Tangga (DURT).

Sedangkan untuk interpretasi data dibandingkan dengan AKG yang

berlaku untuk penduduk Indonesia yaitu hasil Widya Karya Nasional

Pangan dan Gizi VI tahun 1998.

c. Standar Angka Kecukupan Gizi

Angka Kecukupan Gizi yang digunakan di Indonesia saat ini secara

nasional adalah hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun

1998. Daftar AKG yang dimaksud dapat dilihat pada lampiran.

Dasar penyajian Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah : kelompok

umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan dan aktivitas. Zat gizi yang

terdapat pada AKG hanyalah zat gizi yang penting, antara lain : energi,

protein, vitamin A, tiamin, riboflavin, niasin, vitamin B12, asam folat,

vitamin C, kalsium, fosfor, zat besi, zinc, yodium.

Macam Angka Kecukupan Gizi antara lain AKG tingkat nasional,

AKG untuk kelompok rumah tangga, AKG untuk perorangan atau

individu. Pada penulisan ini pembahasan difokuskan pada AKG untuk

perorangan atau individu (Supariasa, 2001 : 113).

Apabila ingin melakukan perbandingan antara konsumsi zat gizi

dengan keadaan gizi seseorang, biasanya dilakukan perbandingan

pencapaian konsumsi zat gizi individu tersebut terhadap AKG. Berhubung

AKG yang tersedia bukan menggambarkan AKG individu, tetapi untuk

golongan umur, jenis kelamin, tinggi badan dan berat badan standar,

(39)

commit to user

individu dapat dilakukan dengan melakukan koreksi terhadap BB (berat

badan) nyata individu/perorangan tersebut dengan BB standar yang ada

pada tabel AKG.

Contoh perhitungan :

Misalnya diketahui BB seorang laki-laki usia 18 tahun adalah 45 kg.

Berdasarkan hasil recall 24 jam diketahui tingkat konsumsi energi sehari

adalah 2750 kalori. Pada daftar AKG diketahui BB standar laki-laki usia

16-19 tahun adalah 56 kg dan AKG untuk energi adalah 2500 kalori.

Jadi AKG energi laki-laki tersebut adalah :

45 kg

AKG individu = x 2500 kalori

56 kg

= 2009 kalori

Pencapaian AKG (Tingkat Konsumsi Energi) individu tersebut adalah :

2750 kalori

AKG Individu = x 100% = 137%

2009 kalori

d. Klasifikasi Tingkat Konsumsi

Untuk klasifikasi dari tingkat konsumsi kelompok/rumah tangga atau

perorangan belum ada standar. Berdasarkan Buku Pedoman Petugas Gizi

Puskesmas, Depkes RI (1990) dalam Supariasa (2001 : 114), klasifikasi

tingkat konsumsi dibagi menjadi empat dengan cut of point

masing-masing sebagai berikut :

1) Baik : ≥100% AKG

(40)

commit to user

3) Kurang : 70-80% AKG

4) Defisit : <70% AKG

e. Metode Pengukuran Angka Kecukupan Gizi

Metode pengukuran Angka Kecukupan Gizi atau konsumsi

makanan tingkat individu atau perorangan antara lain dengan metode

recall 24 jam. Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan

mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode

24 jam yang lalu. Dalam metode ini, responden, ibu atau pengasuh (bila

anak masih kecil) disuruh menceritakan semua yang dimakan dan

diminum selama 24 jam yang lalu (kemarin). Biasanya dimulai sejak ia

bangun pagi kemarin sampai dia istirahat tidur malam harinya, atau dapat

juga dimulai dari waktu saat dilakukan wawancara mundur ke belakang

sampai 24 jam penuh. Misalnya, petugas datang pukul 07.00 ke rumah

responden, maka konsumsi yang ditanyakan adalah mulai pukul 07.00

(saat itu) dan mundur ke belakang pukul 07.00 pagi hari sebelumnya.

Wawancara dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih dengan

menggunakan kuesioner terstruktur.

Hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan recall 24

jam data yang diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif. Oleh karena

itu, untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan

idividu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat URT (sendok,

gelas, piring dan lain-lain) atau ukuran lainnya yang biasa dipergunakan

(41)

commit to user

Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali (1x24 jam) maka data

yang diperoleh kurang repentatif untuk menggambarkan kebiasaan makan

individu. Oleh karena itu recall 24 jam sebaiknya dilakukan

berulang-ulang dan harinya tidak berturut-turut.

Beberapa penelitian mcnunjukan bahwa mininimal 2 kali recall 24

jam tanpa berturut-turut dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi

lebih optimal dan memberi variasi yang lebih besar tentang intake harian

individu (Sanjur, 1997 dalam Supariasa 2001 : 94).

Langkah pelaksanaan recall 24 jam pertama adalah petugas dan

pewawancara menanyakan kembali dan mencatat semua makanan dan

minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga (URT)

selama kurun waktu 24 jam yang lalu. Dalam membantu responden

mengingat apa yang dimakan, perlu diberi penjelasan waktu kegiatannya

seperti waktu baru bangun, setelah sembahyang, pulang dari

sekolah/bekerja, sesudah tidur siang dan sebagainya. Selain dari makanan

utama, makanan kecil atau jajan juga dicatat. Termasuk makanan yang dia

makan diluar rumah seperti di restorant, di kantor, di rumah teman atau

saudara. Untuk masyarakat perkotaan konsumsi tablet yang mengandung

vitamin dan mineral juga dicatat serta adanya pemberian tablet besi atau

kapsul vitamin A.

Berikutnya petugas melakukan konversi dari URT ke dalam ukuran

berat (gram). Dalam menaksir kedalam ukuran berat (gram) pewawancara

(42)

commit to user

(piring, gelas, sendok, dan lain-lain) atau model dari makanan. Makanan

yang dikonsumsi dapat dihitung dengan alat bantu ini atau dengan

menimbang langsung contoh makanan yang akan dimakan berikut

informasi tentang komposisi makanan jadi.

Dilanjutkan dengan menganalisis bahan makanan kedalam zat gizi

dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM).

Kemudian membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang

Dianjurkan (DKGA) atau Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk Indonesia.

Agar wawancara berlangsung secara sistematis, perlu disiapkan kuesioner

sebelumnya sehingga wawancara terarah menurut urut-urutan waktu dan

pengelompokan bahan makanan.

Pengelompokan bahan makanan dapat berupa makanan pokok,

sumber protein nabati, sumber protein hewani, sayuran, buah-buahan, dan

lain-lain. Contoh kuesioner recall 24 jam dapat dilihat pada lampiran.

Metode recall 24 jam ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.

Kelebihannya antara lain mudah melaksanakan serta tidak terlalu

membebani responden, biaya relatif murah karena tidak memerlukan alat

khusus dan tempat yang luas untuk wawancara. Cepat, sehingga dapat

mencakup banyak responden. Dapat digunakan untuk responden yang buta

huruf. Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi

individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.

Kelemahannya antara lain tidak dapat menggambarkan asupan

(43)

commit to user

ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat responden. Oleh karena

itu responden harus mempunyai daya ingat yang baik, sehingga metode ini

tidak cocok dilakukan pada anak di bawah usia 7 tahun, orang tua berusia

diatas 70 tahun dan orang yang hilang ingatan atau orang yang pelupa.

Kecenderungan bagi resporden yang kurus untuk melaporkan

konsumsinya lebih banyak dan bagi resporden yang gemuk cenderung

melaporkan lebih sedikit. Membutuhkan tenaga atau petugas terlatih dalam

menggunakan alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai

menurut kebiasaan masyarakat. Pewawancara harus dilatih untuk dapat

secara tepat menanyakan apa yang dimakan responden, dan mengenal cara

pengolahan makanan serta pola pangan daerah yang akan diteliti secara

umum. Responden harus dimotivasi dan diberi penjelasan tujuan

penelitian. Untuk mendapat gambaran konsumsi makanan sehari-hari

recall jangan dilakukan pada saat panen, hari pasar, hari akhir pekan, pada

saat melakukan upacara keagamaan, selamatan dan lain-lain.

f. Angka Kecukupan Gizi Mempengaruhi Status Gizi Anak

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam

bentuk variabel tertentu, contoh gondok endemik merupakan keadaan

tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh

(Supariasa, 2002 : 18). Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah

dengan pengukuran antropometri yang menggunakan indeks Berat Badan

(44)

commit to user

Pada dasarnya status gizi dipengaruhi dua faktor yaitu konsumsi

makanan dan kesehatan. Konsumsi makanan meliputi faktor zat gizi dalam

makanan, ada tidaknya program pemberian makanan di luar keluarga, daya

beli keluarga dan kebisaaan makan. Sedangkan faktor kesehatan meliputi

pemeliharaan kesehatan dan lingkungan fisik dan sosial (Supariasa, 2002 :

20). Lebih jelasnya dapat digambarkan seperti dibawah ini.

Gambar 1. Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi (Supariasa, 2002 : 20)

Sesuai bagan tersebut dapat dipahami status gizi dipengaruhi

langsung oleh kondisi kesehatan seseorang. Kondisi kesehatan dipengaruhi

faktor daya beli keluarga terhadap makanan yang dikonsumsi setiap hari,

pemeliharaan kesehatan dan lingkungan fisik maupun sosial. Faktor lain

adalah konsumsi makanan baik kualitas maupun kuantitasnya. Konsumsi

makanan dipengaruhi zat gizi dalam makanan, ada tidaknya program

pemberian makanan di luar keluarga, dan kebisaaan makan keluarga.

(45)

commit to user

Sedangkan faktor yang mempengaruhi gizi kurang menurut

Persagi (1999) dapat dijelaskan seperti bagan ini :

Gambar 2. Faktor Penyebab Gizi Kurang (Supariasa, 2001 : 20) 5. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Persepsi dan Pemenuhan AKG

Pemenuhan AKG dalam kontek ini adalah perilaku dalam pemberian

makanan agar anak tercukupi kebutuhan gizi berdasarkan umur dan jenis

kelamin. Dengan demikian dapat dikaji berdasarkan konsep perilaku, dimana Gizi Kurang

Asupan makanan Penyakit Infeksi

(46)

commit to user

dalam konsep P-S-P (pengetahuan-sikap-perilaku) artinya perilaku terwujud

didahului sikap dan sikap didahului pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

Dalam kontek ini harus dipahami bahwa perilaku dipengaruhi banyak

faktor lain selain pengetahuan maupun sikap. Hal ini dapat dilihat dari

berbagai pendapat atau teori perilaku yang dikemukakan beberapa ahli.

Menurut L.W. Green perilaku dipengaruhi faktor predisposisi atau

faktor pendahulu seperti pengetahuan, sikap, nilai, persepsi, dan keyakinan,

faktor pemungkin seperti sumberdaya, keterjangkauan, dan pendorong seperti

sikap dan keterampilan petugas kesehatan atau teman (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Snehendu B.Karr perilaku seseorang dipengaruhi faktor niat

untuk bertindak, dukungan, informasi, kebebasan pribadi untuk mengambil

keputusan dan situasi yang memungkinkan (Notoatmodjo, 2005).

Sedangkan menurut tim kerja WHO, faktor yang mempengaruhui

perilaku meliputi pemikiran dan perasaan, acuan atau referensi dari seseorang

yang dipercayai, sumber daya untuk berperilaku dan sosio budaya (Suliha,

2007).

B. Penelitian Yang Relevan

“Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Balita Di

Wilayah Puskesmas Jatilawang Kabupaten Banyumas” oleh Triyani Widiastuti

Tahun 2005. Jenis penelitian yang digunakan Explanatory research atau penelitian

penjelasan. Dalam penelitian ini populasinya adalah kelompok anak balita

(47)

commit to user

balita. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dengan

menggunakan kuesioner untuk mengetahui langsung keadaan ekonomi yang

nampak dari keadaan rumah. Dari penelitian ini diperoleh hasil yaitu sebagian

besar balita berumur 20-39 bulan, jumlah kelamin laki-laki sebesar 53,3% dan

perempuan sebesar 46,7%, status gizi baik sebesar 55,2% balita, gizi kurang

sebesar 34,3% balita dan gizi buruk sebesar 10,5% balita. Sebagian besar sampel

dengan jumlah anggota keluarga < 4 orang sebesar 67,6% sebagian besar

pendapatan keluarga tidak miskin sebesar 86,7%, ibu tidak bekerja sebesar 87,6%,

tamat pendidikan dasar ibu sebesar 61,9%, pengetahuan gizi ibu cukup sebesar

64,8%, konsumsi energi sedang sebesar 52,4%, konsumsi protein baik sebesar

76,2%, penyakit infeksi sebesar 42,9%, dan sanitasi lingkungan cukup sebesar

66,7%. Setelah dilakukan uji statistik Rank Spearman tidak ada hubungan yang

signifikan antara variabel jumlah anggota keluarga, pendapatan keluarga,

pendidikan ibu, dengan konsumsi energi dan protein (p>0,05), uji Pearson

Corelation tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dengan

konsumsi energi dan protein, tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi

energi dan protein, konsumsi energi dan protein dengan status gizi balita (p>0,05),

uji chi Square tidak ada hubungan yang signifikan antara sanitasi lingkungan

dengan penyakit infeksi (p=0,05), tidak ada hubungan yang signifikan pekerjaan

ibu dengan konsumsi energi dan protein (p>0,05) dan ada hubungan penyakit

infeksi dengan status gizi balita (p<0,05). Untuk itu perlu meningkatkan

penyuluhan sanitasi lingkungan dan makanan bergizi dan sehat kepada ibu-ibu

(48)

commit to user

C. Kerangka Berfikir

Kerangka konsep atau kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut : 3. Pengaruh orang lain 4. Media massa

5. Lembaga pendidikan dan agama

6. Emosi dalam diri individu

Persepsi ibu

(49)

commit to user

Dari kerangka berfikir diatas dijelaskan bahwa pemenuhan kecukupan gizi

pada balita dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah pengetahuan ibu

tentang kecukupan gizi balita, sikap ibu tentang kecukupan gizi balita, persepsi

ibu tentang kecukupan gizi balita dan faktor – faktor inilah yang akan diteliti oleh

penulis. Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu pendidikan,

pengalaman, usia, IQ, penyuluhan, madia masa dan sosial budaya. Sikap

dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, kebudayaan, pengaruh orang lain, media

masa, lembaga pendidikan, emosi dalam diri individu. Sedangkan persepsi sendiri

dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal.

D. Hipotesis

1. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemenuhan kecukupan gizi balita di

Posyandu Delima Desa Tiron Kabupaten Kediri.

2. Ada hubungan sikap ibu dengan pemenuhan kecukupan gizi balita di

Posyandu Delima Desa Tiron Kabupaten Kediri.

3. Ada hubungan persepsi ibu dengan pemenuhan kecukupan gizi balita di

Posyandu Delima Desa Tiron Kabupaten Kediri.

4. Ada hubungan pengetahuan, sikap dan persepsi ibu dengan pemenuhan

(50)

commit to user

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik korelasional dengan

pendekatan cross sectional dimana variabel pengetahuan, sikap, persepsi dan

pemenuhan kecukupan gizi balita hanya dinilai satu kali saja pada saat yang

bersamaan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Tiron Kecamatan Banyakan

Kabupaten Kediri tepatnya di Posyandu Delima.

Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Desember 2009 sampai

bulan Juli 2010.

C. Populasi, Sampel Penelitian dan Sampling

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai balita

yang ada di Desa Tiron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri sebanyak 75 ibu.

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang memenuhi kriteria

inklusi :

1. Ibu yang memiliki anak usia balita (bawah lima tahun)

2. Ibu berada di kawasan Posyandu Delima, tinggal di Desa Tiron Kecamatan

Banyakan Kabupaten Kediri.

(51)

commit to user

Besar sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan perhitungan

statistik estimasi proporsi suatu populasi (Notoatmodjo, 2005).

Keterangan :

N = Besar populasi

n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

Sesuai dengan rumus tersebut didapatkan besar sampel :

n = N

1 .+ N 0,05 0,05

n = 75

1 .+ 75 0,0025

n = 63 sampel

Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan besar sampel

sebanyak 63 ibu balita.

Sampling atau cara pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

purposive sampling (pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih

secara sengaja menyesuaikan dengan tujuan penelitian) (Purwanto, 2008). N

n =

(52)

commit to user

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner.

Kuesioner terdiri dari beberapa kelompok pertanyaan meliputi :

1. Identitas Responden

2. Kuesioner : Pengetahuan ibu tentang kecukupan gizi balita

Sikap ibu tentang kecukupan gizi balita

Persepsi ibu tentang kecukupan gizi balita

Pemenuhan kecukupan gizi balita

E. Kerangka Penelitian

Gambar 3. Kerangka Penelitian

Populasi : semua ibu yang mempunyai balita yang ada di Desa Tiron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri sebanyak 75 ibu

Sampel : sebagian ibu yang mempunyai balita yang ada di Desa Tiron Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri sebanyak 63 ibu

Sampling : purposive sampling

Pengetahuan : Kuesioner

Sikap : Kuesioner

Persepsi : Kuesioner

Kecukupan Gizi : Metode Recall

Pengolahan data : editing, scoring, coding, tabulating, analisys regresi logistic

(53)

commit to user

F. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui kuesioner yang berisi pernyataan dan

pertanyaan yang telah disusun sesuai dengan tujuan penelitian. Data langsung

diperoleh dari hasil penelitian dengan pengisian kuesioner meliputi data

pengetahuan, sikap, persepsi dan pemenuhan kecukupan gizi balita.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri,

Puskesmas Banyakan dan Desa Tiron Kecamatan Banyakan Kabupaten

Kediri.

G. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas : Pengetahuan tentang pemenuhan kecukupan gizi balita

Sikap tentang pemenuhan kecukupan gizi balita

Persepsi tentang pemenuhan kecukupan gizi balita

2. Variabel terikat : Pemenuhan kecukupan gizi balita

H. Definisi Operasional Variabel

1. Pengetahuan tentang pemenuhan kecukupan gizi balita adalah segala sesuatu

yang diketahui tentang upaya pemenuhan kebutuhan gizi bagi anak balita

ditinjau dari pemberian makanan dengan indikator pengertian AKG.

Alat ukur : kuesioner, dengan skor 1 jika jawaban benar dan 0 jika salah.

Gambar

Gambar 1. Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi .....................................
Gambar 1. Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi (Supariasa, 2002 : 20)
Gambar 2. Faktor Penyebab Gizi Kurang (Supariasa, 2001 : 20)
Gambar 3. Kerangka Penelitian commit to user
+7

Referensi

Dokumen terkait

8. Setelah membaca buku batik Plumpungan Salatiga, apakah anda memahami tentang sejarah batik Plumpungan Salatiga?.. Setelah membaca buku batik Plumpungan Salatiga, apakah

6 Jumlah folikel limfoid, diameter rata-rata folikel limfoid, serta kepadatan populasi sel limfosit pada organ limfonodus mencit dengan penggunaan bedding kain

Bila pada waktu yang ditentukan Saudara tidak dapat memenuhi undangan pembuktian Kualifikasi ini maka perusahaan Saudara dinyatakan “GUGUR”. Demikian Kami sampaikan atas

[r]

Pada tahap ini dilakukan karakterisasi morfologi permukaan limbah pati aren dan zeolit lokal sebelum dan sesudah aktivasi dengan SEM, XRD dan

[r]

Kemampuan Pengisian Lembar Partograf Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta, Diploma IV Bidan Pendidik. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Sesuai dengan mjuan penehtian, data/informasi yang diperlukan berkenaan dengan peramusan perencanaan strategik pengembangan Program Smdi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi