IMPLEMENTASI
KONSEP PERENCANAAN STRATEGI
BAGI PENGEMBANGAN PROGRAM STU0
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(Studi Kasus di Sekolah Tinggi Agama Islam Tasikmalaya )
TESIS
Diajukan kepada Pan'rtia Ujian Tesis
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia untuk memperoleh gelar Magister Bidang Studi Administrasi Pendidikan
Oleh KHOLIS M-Nin- ^ a t ? ? ?
PROGRAM PASCASARJANA
▸ Baca selengkapnya: contoh program ekskul agama islam
(2)DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING TE
TESISPEMBIMBING I
PROF. DR. H. TB. AB
DINMAKMIJN,MA.
PEMBPMBING H
/CtoC&^^
PROF. DR H. ABDUL AZIS WAHAB,
M.APROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNGDISETUJUI DAN DISAHKAN
OLEH
KETUA PROGRAM STUDI
ADMINISTRASI PENDIDIKAN PPS UPI BANDUNG
PROF. DR H. TB A UDDIN MAKMUN, M.A.
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI -ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
ABSTRAK
IMPLEMENTASI KONSEP PERENCANAAN STRATEGIK
BAGI PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(Studi Kasus padaSekolah Tinggi Agama Islam Tasikmalaya)
Manajemen pendidikan tinggi di Indonesia dewasa ini dihadapkan kepada tantangan dinamika perubahan masyarakat. Untuk menghadapi tantangan ini perlu dikembangkan manajemen yang mengacu kepada paradigma baru. Manajemen dengan paradigma baru itu dikenal dengan manajemen strategik(strategic management). Manajemen strategik merupakan proses manajemen yang memiliki visi dan tujuan jauh ke depan, mempertimbangkan faktor internal (diri sendin) dan faktor ekstemal (lingkungan masyarakat) serta memperhatikan kebutuhan pihak yang berkepentingan (stakeholders). Salah satu unsur manajemen strategik adalah perencanaan strategik (strategic planning). Sebagaimana manajemen strategik, perencanaan strategik merupakan konsep perencanaan yang memperhatikan perubahan yang terjadi pada lingkungan internal dan eksternal serta mempertimbangkan aspirasi para pihak yang
berkepentingan(stakeholders).
Konsepsi dan model perencanaan strategik bagi pengembangan perguruan tinggi pada tingkat program studi dan institusi telah disosialisasikan DKTI sejak tahun 1998. STAI
Tasikmalaya telah mencobaterapkan konsepsinya ke dalam bentuk rumusan rencana strategik
pada tingkat Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI). Namun, masih mengalami kendala pada tingkat implementasi konsepsinya.
Tujuan umum penelitian ini adalah menemukan model implementasi konsep
perencanaan strategik bagi pengembangan Program Studi PAI STAI Tasikmalaya. Tujuan khususnya adalah (1) mendeskripsikan kondisi objektif implementasi konsep perencanaan
strategik pengembangan Program Studi PAI, (2) menemukan faktor-faktor penyebab yang menghambat upaya implementasi konsep perencanaan strategik, (3) mendeskripsikan profil
aspirasi/tuntutan stakeholders, (4) mendeskripsikan profil lingkungan internal dan ekstemal; dan (5) menyusun rencana strategik bagi pengembangan Program Studi PAI.
Metoda penelitian yang digunakan adalah deskriptif-studi kasus. Datanya dikumpulkan melalui teknik wawancara, angket, studi dokumen, partisipatory, dan observasi. Sedangkan teknik analisis datanya adalah teknik analitik-kualitatif.
Hasil penelitian ini adalah: (1) Program Studi PAI belum sepenuhnya dapat menerapkan konsep perencanaan strategik sesuai dengan kaidah-kaidah teoritis. Kesimpulan ini didasarkan
atas telaah terhadap empat indikator perencanaan strategik yakni rumusan mandat, visi, misi,
tujuan, dan tata nilai, aspirasi stakeholders, dan strategi pengembangan. (2) Faktor utama yang menghambat penerapan rencana strategik adalah kurangnya pemahaman konsep perencanaan strategik, rendahnya komitmen visi keberhasilan, rendahnya kesadaran terhadap adanya kelemahan dan ancaman, rendahnya partisipasi anggota organisasi, kurang terbukanya pengelola dalam menerima masukan, dan rendahnya sumber daya pendukung perencanaan strategik. (3) Tuntutanstakeholders Program Studi PAI adalah lulusan mampu bekerja sebagai
guru/ustadz, muballig, pengelola lembaga pedidikan, menguasai ilmu agama Islam, ilmu keguruan, manajemen pendidikan, terampil berdakwah/berpidato, memahami "kitab kuning", berakhlaq mulia, dan moderat dalam paham agama; hasil pendidikan ditandai IPK tinggi, waktu
studi tepat waktu, dan tingkat kegagalan studi rendah; proses pendidikan ditandai kinerja mengajar dosen dan kinerja belajar mahasiswa posistif, layanan administrasi akademik lancar; input pendidikan ditandai kualitas dosen memadai dan sarana belajar lengkap. (4) Profil
lingkungan internal Program Studi PAL secara keseluruhan menunjukkan lebih banyak kelemahan dari pada kekuatan, sedangkan profil lingkungan ekstemal, secara umum
DAFTAR ISI
ABSTARK
Halaman
KATA PENGANTAR
}.
UCAPAN TERTMA KASIH
.U
DAFTARISI 1V
DAFTAR TABEL
v
DAFTARGAMBAR .... VLU
x
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Batasan/Fokus Masalah C. Rumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
12
E. Kerangka Pemikiran/Paradigrna PeneUtian
16
BAB II PERENCANAAN STRATEGIK PENGEMBANGAN ORGANISASI
PERGURUAN TINGGI
lo
A. Konsep Administrasi Pendidikan
18
1. Pengertian dan Fungsi Administrasi Pendidikan
18
2. Pengertian dan Jenis Perencanaan
21
3. Perencanaan Bagi Pengembangan Organisasi ... 23
B. Manajemen strategik
1. Perkembangan Manajemen Strategik
26
2. Pengertian Manajemen Strategik
26
3. Komponen dan Proses Manajemen Strategik ... 31
C. Perencanaan Strategik
1. Pengertian Perencanaan Strategik
33
2. Model Proses Perencanaan Strategik
37
3. Langkah-langkah Proses Perumusan Perencanaan
Strategik
a. Mengidentifikasi Mandat
46
b.
Mengidentifikasi TuntutanStakeholders
47
c.
Memperjelas Visi
48
d. Memperjelas Misi (dan Tujuan umum)... 50
e.
AnaUsis Lingkungan Internal
55
f
AnaUsis Lingkungan Ekstemal
[[
58
g.
Mengidentifikasi Isu-Isu Strategis
g2
h. Merumuskan Strategi
66
E. Beberapa Studi yang Relevan 70
BAB IE METODOLOGI PENELITIAN 74
A. Metoda PeneUtian 74
B. Subyek Penelitian 75
C. Teknik PeneUtian 78
1. Data Yang Diperlukan 78
2. Teknik Pengumpul Data 82
3. Alat Pengumpul Data 84
4. Teknik Pengolahan Data 85
D. Kisi-Kisi Pengumpulan Data 87
E. VaUditas PeneUtian 88
BABIV HASIL PENELITIAN 92
A. Deskripsi Hasil PeneUtian 92
1. Kondisi Objektif Penerapan Konsep Perencanaan Strategik
Program Studi PAI 92
2. Faktor Penghambat Penerapan Konsep Perencanaan Strategik 100 3. Profil TuntutanAspirasiStakeholders Program 101 4. Profil Lingkungan Internal dan Ekstemal 122
B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 166
1. Penerapan Konsep Perencanaan Strategik 166 2. Faktor Penghambat Penerapan Perencanaan Strategik 170
3. Profil Tuntutan/AspirasiStakeholders 172 4. Profil Lingkungan Internal dan Ekstemal 176 5. AnaUsis SWOT terhadap Lingkungan Internal dan Ekstemal .... 192
6. Isu-Isu Srategis/Masalah Utama 198
BAB V IMPLEMENTASI KONSEP PERENCANAAN STRATEGIK PENGEM BANGAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 202
A. Mandat Program Studi PAI 202
B. Tuntutanstakeholders 204
C. Visi, Misi, Tata Nilai dan Tujuan Umum 207
D. Strategi Pengembangan 212
1. Altematif Strategi 217 2. Strategi Terpilih (Strategi, Sasaran,
dan Kegiatan Utama) 222
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 270
A. KESIMPULAN 236
B. IMPLIKASI 246
C. REKOMENDASI 247
DAFTAR PUSTAKA 252
LAMPIRAN-LAMPIRAN 253
ALAT PENGUMPUL DATA
256
RIWAYAT HIDUP
282
DAFTAR TABEL
Tabel
halaman
3.1 Subyek Penelitian Menurut Tujuan
77
3.2 Kisi-Kisi Pengumpulan Data
gg
3.3 Kriteria dan Teknik Keabsahan Data
90
4.1 Tuntutan Kinerja Menurat Mahasiswa 104
4.2 Tuntutan Kinerja Menurut Dosen 106
4.3 Tuntutan Kinerja Menurat Kepala Sekolah 107
4.4 Tuntutan Kinerja Menurut Pengawas X09
4.5 Tuntutan Kinerja Menurut Pimpinan Ormas Islam 110
4.6 Gabungan TuntutanStakeholders HI
4.7 Keadaan Mahasiswa Baru Tahun 1998 - 2000 125
4.8 Keadaan Dosen Tahun 2000 127
4.9 Rata-rata Beban Tugas Dosen Tetap 12g
4.10 Keadaan Tenaga Administrasi 129
4.11 Buku dan Majalah Yang Tersedia diPerpustakaan 130
4.12 Sarana dan Prasarana 131
4.13 Sarana Penunjang Program Studi
131
4.14 Pandangan Dosen tentang Kondisi Sarana
132
4.15 Ratio Mahasiswa dengan Dosen dan Staf Akademik
133
4.16 Rata-rata Kehadiran Dosen dan Mahasiswa
134
4.17 Kinerja Mengajar Dosen
135
4.18 Kinerja Belajar Mahasiswa Menurut Dosen 136
4.19 KeterUbatan Dosen dalam PeneUtian 137
4.20 Penyelenggaraan PeneUtian
13g
4.21 KuaUtas PeneUtian Dosen Tetap
13g
4.22 KeterUbatan Dosen dalam Pengabdian Masyarakat
139
4.23 Penyelenggaraan Pengabdian Masyarakat
140
4.24 Kelengkapan Peraturan Akademik
141
4.25 Kelengkapan dan Kemudahah Mengakses data
141
4.26 Pengelolaan Kenaikan Pangkat Dosen 142
4.27 Rata-rata Jumlah IPK Lulusan 143
4.28 Jumlah Kegagalan Studi Per semester 143
4.29 Rata-rata lama Studi Lulusan 143
4.30 Tingkat DO Mahasiswa Per Tahun 144
4.31 Pandangan Dosen Tentang kemampuan Lulusan 144 4.32 Pandangan Pengguna Tentang Kemampuan Lulusan 145
4.33 Jumlah PeneUtian Yang Dipublikasikan 146
4.34 Pendapat Pimpinan dan Dosen Mengenai Hasil PPM 146
4.35 Pekerjaan Lulusan/Alumni 148
4.36 Keluhan Kemampuan Alumni 149
4.37 SeUsih Saat Lulus dg Memperoleh Pekerjaan 149
4.38 Kinerja Profesional Lulusan 150
4.39 Keadaan Lembaga Pendidikan di Tasikmalaya 155
4.40 Keadaan Madrasah di Tasikmalaya 156
4.41 Keadaan Guru Agama Islam Pada Kandep Diknas Tsm 158 4.42 Proyeksi Kebutuhan Guru Agama di Tasikmalaya 158 4.43 Keadaan Guru Agama pada Lingkungan Kandepag Tsm 160
4.44 Jumlah Lulusan PAI dari PTAIS di Tasikmalaya 161
4.45 Keadaan Lulusan PAI se Jawa barat 1998/2000 162 4.46 Pengangkatan Lulusan Pada Kanwil Depag Jabar 162
4.47 Lembaga Pendidikan Islam di Tasikmalaya 163
4.48 Pencari Kerja Pada Depnaker Tasikmalaya 165
4.49 Pencari Kerja Sarjana Pada depnaker Tasikmalaya 165
4.50 Keadaan Dosen Menurut KeahUan 277
4.51 Sarana Ibadah, Dakwah, Pendidikan Islam dan Tenaga Agama 189
DAFTAR GAMBAR
Gambar , ,
halaman
1.1. Kerangka Berpikir/Paradigma Penelitian Perencanaan
Strategik .
2.1. RuangLingkup Administrasi Pendidikan
20
2.2. Model Proses Perencanaan Strategik dari Thomas L.
Wheelen dan David Hunger
33
2.3. Proses Perencanaan Strategik dari John M. Bryson
39
2.4. Model Perencanaan Strategi Perguruan Tinggi dari
Seta dan Wahab
40
2.5. Proses Perencanaan Strategik Menurut SharpUn
41
2.6. Tahapan Penyusunan Rencana Strategik dari Setadan Wahab ._
42
2.7. Proses Perumusan Perencanaan Strategik Perguruan
Tinggi dari Dikti Depdiknas
43
2.8. Model Perumusan Perencanaan Strategik Yang
digu-nakan dalam PeneUtian Ini ,,
2.9. Model AnaUsis Sistem Perguruan Tinggi
56
2.10 Matrik Strategi Berdasarkan AnaUsis SWOT
69
4.1 Gambaran Umum Profil Lingkungan,Internal
123
5.l.Pola Strategi berdasarkan Matrik SWOT
214
5.2 Faktor Strategi Internal
215
[image:10.595.54.472.120.552.2]BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
1.Fungsi Perguruan Tinggi dan Tantangannya
Perguruan tinggi sebagai satuan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi
memiliki kedudukan penting dalam proses perubahan sosial karena perguruan
tinggi mengemban fungsi sebagai agent of social change dalam melakukan
transformasi kultural ke arah kondisi masyarakat yang lebih maju. Penjelasan lebih
rinci dikemukakan Bamet dalam Depdikbud (1997:3). la mengidentifikasi
sedikit-dikitnya ada tiga fungsi perguruan tinggi, yaitu (1) sebagai penghasil tenaga kerja
yang bermutu (qualified manpower), (2) sebagai lembaga pelatihan bagi karir peneUti, dan (3) sebagai organisasi pengelola yang efisien. Perguruan tinggi di
Indonesia menjalankan tiga fungsi itu dengan mempertimbangkan ciri khas
nasional sesuai dengan latar belakang historis, sosio-kulturaL dan idiologis.
Dengan mempertimbangkan kekhasan itu, maka perguruan tinggi di
Indonesia merupakan salah satu penggerak pembangunan nasional (H.A.R. Tilaar,
1992:94). Peranannya dalam pembangunan nasional sekurang-kurangnya dapat
dilihat dalam tiga haL (1) sebagai penghasil agen-agen perabahan yang mampu
merancang, mendorong, dan memelopori perabahan dalam berbagai aspek menuju
masyarakat modern, (2) pencipta
dan pendukung ide-ide baru, dan (3) pemberi sumbangan bagi kemajuan intelektual
dan sosial di masyarakat (Sonhaji, 1990:45). Secara formal, misi (tujuan umum)
perguruan tinggi ditegaskan pada PP No.60 tahun 1999 sebagai berikut:
mengembangkan, dan/atau memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau kesenian;
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan tarap kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan
nasional;
Fungsi dan misi pendidikan tinggi tersebut diemban pula oleh Sekolah
Tinggi Agama Islam Tasikmalaya (yang menjadi objek peneUtian ini) karena ia merupakan bagian integral dari sistem pendidikan tinggi di Indonesia yang berarti terikat pula dengan misi pendidikan tinggi tersebut. Namun, sebagai
perguruan tinggi agama Islam, misi institusi pendidikan tinggi ini memiliki
kekhasan tersendiri, yakni mengembangkan ilmu pengetahuan yang didasarkan
kepada landasan normatif ajaran Agama Islam, untuk menghasilkan lulusan
yang cerdas sekahgus berakhlaq muUa (Ahmad Tafsir, 1991:46).
Untuk menjalankan misi itu, dtinia pendidikan tinggi dihadapkan kepada
berbagai tantangan. Bank Dunia (1994) mencatat bahwa di antara agenda penting pendidikan tinggi di banyak negara bericembang
termasuk Indonesia adalah meningkatkan pemerataart (equity) dan mutu
(quality). Sebagai contoh, angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi di
Indonesia baru mencapai 10 % sedikit di atas negara yang berpredikat Low
income country yang baru 6 %, tapi di bawah negara yang berpendapatan
menengah yang telah mencapai 21 %, apalagi dibandingkan negara maju yang
telah mencapai 51 % ( Dedi Supriadi, 1997:12-13). Dalam catatan Tilaar (1998:
49-51), agenda penting permasalahan sebagai tantangan dunia pendidikan pada
umumnya termasuk pendidikan tinggi adalah: (1) menuruimya akhlak dan moral
(3) rendahnya mutu pendidikan, (4) rendahnya efisiensi internal dan ekstemal
sistem pendidikan, (5) rendahnya kinerja l^lembagaan dan manajemen
pendidikan, dan (6) SDM pengelola yang belum profesional.
Tantangan lainnya yang dihadapi pendidikan tinggi berasal dari Ungkungan ekstemal dalam kaitan tuntutan pembangunan nasional dan tuntutan globaUsasi (Depdiknas, 1998: 8-10).Pertama, meningkatkan nilai tambah dalam rangka meningkatkan produktivitas nasional dan pertumbuhan ekonomi sehububungan terjadinya resesi ekonomi dunia yang berkepanjangan, sementara Indonesia tidak bisa lagi menyandarkan terhadap sumber daya alam, melainkan
mesti mengandalkan keunggulan sumber daya manusia.
Kedua,
Terjadinya
perabahan struktur masyarakat dari masyarakat tradisional ke masyarakat
modem yang ditandai pergeseran dari struktur masyarakt agraris ke masyarakat
industri. Perubahan struktur ini menimbulkan berbagai perubahan di dalamberbagai kehidupan masyarakat yang ditandai munculnya tuntutan dan harapan
baru terhadap dunia pendidikan.
Ketiga,
persaingan global yang sertiakin terbuka
dan ketat karena terjadinya proses globaUsasi dalam berbdgai bidang. Hal ini
menuntut peningkatan daya saing dalam menghasilkan karya-karya bermutusebagai hasil penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Keempat,
terjadinya
krisis moral dan nilai-nilai kemanusiaan. Kasus-kasus kemanusiaan danUngkungan hidup menunjukkan bahwa biarpun manusia itu modem dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi tetapi tetap ''primitir dalam nilai-nilai kemanusiaan.
manusia. Krisis ini merupakan krisis dalam dimensi intelektual, moral dan
spiritual. Suatu krisis, menurat Capra, yang belum pernah terjadi dalam sejarah
umat manusia.
Jadi, perguruan tinggi apa saja di Indonessia dewasa ini menghadapai
suatu masalah yang sama, yaitu bagaimana merancang dan merencanakan haridepannya sehubungan dengan tantangan yang dihadapai karena kecenderangan
perabahan masyarakat yang disebabkan oleh pengarah tata nilai, ilmu
pengetahuan dan teknologi.Tantangan yang dihadapi perguruan tinggi itu dihadapi pula oleh STAI
Tasikmalaya. Bahkan dibandingkan Pendidikan Tinggi Umum, kadar tantangan
yang dihadapi STAI Tasikmalaya cenderung lebih berat lagi sebagaimana
halnya tantangan yang dihadapi oleh PTA (Perguruan Tinggi Agama), baik
negeri maupun swasta pada umumnya, mengingat permasalahan yang mehlit
kondisi internalnya yang menyangkut input, proses dan out put. Sebagai
ilustrasi, masalah input misalnya, kondisi IAIN yang kinerjanya lebih baik daripada PTAIS pada umumnya, diUhat dari segi jumlah tenaga pengajamya, nisbah
dosen:mahasiswa IAIN pada umumnya masih timpang dengan rata-rata 1:31. Dibandingkan dengan PTN Umum yang nisbahnya 1:6 untuk MIPA, 1:10 untukteknik, dan 1:11 untuk ilmu-ilmu sosial, nisbah dosen:mahasiswa IAIN jauh
ketinggalan. Bahkan dibandingkan rata-rata PTS Umum yang bericisar antara 1:25 hingga 1:35 (Dedi Supriadi, 1997:36-38).(3,37 %) berpendidikan S.3. Dibandingkan dengan PTN Umum yang dosen
berkualifikasi magister dan doktomya mencapai 30 %, rata-rata kualifikasi
pendidikan dosen IAIN jugarelatif ketinggalan.Kondisi pada PTAIS dapat diduga jauh lebih burak lagi dibandingkan
dengan IAIN/STAIN. Kondisi PTAIS pada Kopertais wilayah JJ Jawa Barat
mengenai ratio dosen : mahasiswa agak lebih baik yakni 1:10 ( 1.457 dosen
berbanding 14.399 mahasiswa). Namun, kuaUtasnya rendah dari segi kondisi
kualifikasi pendidikan terakhir yakni S.3 sebanyak 32 orang (2,19 %), S.2
sebanyak 132 orang (9.05 %) dan sisanya sebanyak 1293 orang (88.74 %)
berpendidikan S.l. Kebanyakan dosen yang berkuaUfikasi S.3 dan S.2 itu pun
berstatus dosen luar biasa (Sumber data Kopertais Wil n Jawa Barat 25 Januari
2000). Walaupun tenaga pengajar hanyalah salah satu aspek dalam manajemen
pendidikan, namUn hal itu dapat dijadikan indikator awal untuk memahami
kinerja suatu perguruan tinggi. Dengan kondisi dosen seperti itu adalah tak
rational bisamemperoleh hasil pendidikan yang berkuaUtas.
STAI sebagai bagian dari PTAIS niehghadapi permasalahan yang sama.
Demikianlah fungsi dan tantangan perguruan tinggi di Indonesia,
termasuk STAI Tasikmalaya dalam era globaUsasi ini dihadapkan kepada
berbagai tantangan internal dan ekstemal. Dua aspek tantangan ini saling
berinteraksi dan
berpengarah tehadap kehidupan perguruan tinggi, sebab
perguruan tinggi dewasa ini tak bisa menghindar dari segalaperabahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Salah satu solusi untuk
2. Penerapan Manajemen Strategik
Untuk menanggapi tantangan itu dalam ra^igka pengembangan pendidikan tinggi perlu dikembangkan manajemen yang mengacu pada paradigma baru manajemen pendidikan tinggi sebagaimana sedang dikembangkan di Indonesia dewasa ini (oleh Ditjen Dikti Depdiknas). Target utama format manajemen baru itu adalah terwujudnya sistem pendidikan tinggi yang lebih dinamis dan efektif sehingga menjamin terjadinya peningkatan kualitas secara berkelanjutan, agar produk sistem pendidikan tinggi dapat selaras dengan kebutuhanmasyarakat dan pembangunan.
Manajemen dengan paradigma baru itu dikenal dengan manajemen
strategik (strategic management). Manajemen strategik didefinisikan sebagai
sekumpulan
keputusan dan tindakan yang menghasilkan rumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang diratlcarig untuk mencapai
sasaran-sasaran organisasi ( Pearce and Robinson, 1997:20). Manajemen
strategik mengandung makna suatu kohibinasi berfikir strategis digabung dengan proses manajemen. Berfikir strategis memiliki ciri-ciri : (1) memiUki tujuan dalam jangka panjang, (2) mengenal Ungkungan dengan baik, (3)
mengenal diri sendiri secara mendalam, dan (4) bersikap konsisten dan penuh
komitmen ( Agustinus S.W., 1995rvi). Sedangkan proses manajemen adalah
perencanaan (formulasi), penerapan (implementasi) dan evaluasi. Jadi,
manajemen strategik merupakan proses manajemen yang memiUki visi dan
ekstemal (Ungkungan)
serta memperhatikan kebutuhan pihak yang
berkepentingan(stakeholder).
Manajemen
strategik
sebagai
sebuah konsep
dirumuskan
dan
dipraktekkan pertama kaU pada organisasi bisnis. Namun, manajemen strategik
dapat diterapkan pula pada organisasi nirlaba seperti perguruan tinggi karena
pada keduanya memiUki kesamaan dalam aspek prinsip, proses, dan prosedur
manajemen serta menghadapi Ungkungan yang berabah-rubah. Karena praktek
manajemen pada perguruan tinggi pun perlu bertitik tolak dari visi ke depan,
mempertimbangkan lingkungan internal dan ekstemal serta mesti berorientasi
kepada pemuasan berbagai pihak yang berkepentingan, maka penerapan
manajemen strategik di perguruan tinggi menjadi suatu pilihan yang tak
terhindarkan bila perguruan tinggi ingin tetap "survive" dalam menjalankan
fungsinya sebagai agen perubahan sosial.
Salah satu tahapan penting dari manajemen strategik adalah perumusan
rencana strategik. Karena itu, tuntutan penerapan manajemen strategik berarti
menuntut pla penerapan perencanaan strategik.
3. Penerapan Perencanaan Strategik
Proses
manajemen
strategik
meUputi
perumusan/perencanaan,
implementasi/pelaksanaan, dan evaluasi/pengendaUan (Pearce and Robinson,
1997:20). Perencanaan strategik merupakan bagian dari manajemen strategik.
Sebagaimana manajemen strategik, perencanaan strategik merupakan konsep
perencanaan yang memperhatikan perabahan yang terjadi pada Ungkungan
internal dan ekstemal serta mempertimbangkan aspirasi para pihak yang
Selama ini perguruan tinggi cenderung mengabaikan intei
unsur-unsur internal dan ekstemal. Perguruan tinggi lebih bersika>
looking, sehingga perguruan tinggi tertingal dari perkembangan yang terjf
masyarakat dan kurang cocok dengan aspirasi yang hidup dalam masyarakat.
Tentu saja Kondisi ini sangat merugikan keberadaan dan perkembangan
perguruan tinggi itu sendiri. Sejalan dengan berkembangnya konsep manajemen
strategik di Indonesia, rupanya dewasa ini perguruan tinggi makin sadar bahwa
keberadaan dan perkembangannya sangat dipengarahi oleh segala sesuatu yang
terjadi di masyarakat. Karena itu, terjadi perabahan sikap di perguruan tinggi,
menjadi lebih outward lookingdan semakin sadar mengenai adanya keterkaitan antara perguruan tinggi dengan masyarakat.
Berdasarkan studi penjajagan, Program Studi PAI STAI Tasikmalaya
menyadari perlunya sikap responsif tefhadap perkembangan masyarakat. Karena
itu, Program Studi PAI menyadari pehtingnya penerapan perencanaan strategik
bagi pengembangan organisasitiya. Pada waktu peneUtian ini dilakukan sedang
berlangsung usaha-usaha dalam tahap p^rsiapan untuk merUmUskan perencanaan
strategikpengembangan Program Studi PAI STAI Tasikmalaya.
Penerapan perencanaan strategik di perguruan tinggi (dalam model yang
dikembangkan Dikti (Depdikbud, 1998: 14-17), harus didasarkan atas hasil
evaluasi diri yang dilakukan secara bertahap, dengan titik awal dari hasil
evaluasi diri di tingkat unit akademik yang paling dasar (program studi),
kemudian ke tingkat fakultas dan tingkat perguruan tinggi. Konsekwensinya,
perencanaan strategik harus pula diterapkan pada tingkat program studi,
program studi atau jurasan haras bermakna konstributif kepada organisasi
induknya. Pererapan perencanaan strategik pada tingkat proram studi
menemukan urgensinya ketika penerapan akreditasi nasional sebagai pola
standarisasi kinerja difokuskan kepadajurasan/programstudi.
Atas dasar itu, peneUtian ini bermaksud merumuskan implementasi
konsep perencanaan strategik bagi pengembangan Program Studi Pendidikan
Agama Islam (PAI) Sekolah Tinggi Agama Islam Tasikmalaya. Untuk sampai pada tujuan ini dideskripsikan terlebih dahulu potret unsur-unsur pembentuk
perencanaan strategik.
B. BATASAN/FOKUS MASALAH
Secara sederhana, proses perencanaan meUputi tahapan perumusan,
implementasi, dan evaluasi. Perencanaan strategik berada pada tahapan
perumusan, sedangkan tahap implementasi sudah masuk ke perencanaan
operasional (Sumarno, 1998:15; Anarito Kusuma Seta dan Rochmat Wahab,
1998:2;). PeneUtian ini memfokuskan pada tahap perencanaan strategik, tidak
pada tahap perencanaan operasional.
Adapun ruang lingkup atau unsur-unsur perencanaan strategik adalah
identifikasi mandat (penugasan), identifikasi tuntutan stakeholders, memperjelas
visi, memperjelas misi, analisis lingkungan internal dan eksternal, perumusan
isu-isu utama (masalah pokok), danperumusan strategi pengembangan.
Unsur-unsur perencanaan strategik itu menjadi acuan dalam
implementasi konsep perencanaan strategik pengembangan Pr<
Pendidikan Agama Islam STAI Tasikmalaya.
Identifikasi mandat dimaksudkan untuk memperjelas apa man!
diemban Jurusan Pendidikan Agama Islam; identifikasi stakeholders untuk
mengklarifikasi apa tuntutannya terhadap kinerja Program Studi. Fokus analisis
stakeholdersmeUputi: mahasiswa/orang tua, dosen, pemerintah, kepala sekolah, lembaga/yayasan, dan pesaing.
Visi, misi dan tujuan umum perguruan tinggi (pada umumnya) sudah ada
meskipun sering tidak merupakan hasil kajian dan pemikiran yang mendalam, dan sering pula tidak disajian dalam dokumen resmi (hanya dalam Laporan Tahunan atau Pidato Dies Natahs). Dalam kondisi seperti ini pernyataan visi, misi dan tujuan umum dijadikan fokus telaah guna mengetahui apakah telah dirumuskan sesuai dengan kaidah-kaidah teoritis.
Fokus AnaUsis Ungkungan internal Program Studi Pendidikan Agama
Islam STAI Tasikmalaya dimaksudkan untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan. Fokus peneUtianhya diarahkan kepada penggaUan informasi
mengenai kelaikaii perangkat sistem pendidikan, yang ierdiri atas komponen
input, komponen proses, dan komponen output (Model anaUsis Posisi dari Abin
Syamsuddin, 1998:8). Pertama, sasaran telaah komponen input meUputi: aspek mahasiswa, staf akademik, staf administratif, dan fasiUtas. Kedua, sasaran telaah
komponen proses meUputi: aspek penyelenggaraan pendidikan, penyelenggaraan peneUtian, penyeleng-garaan pengabdian masyarakat, penyelenggaraan administrasi akademik, dan penyelenggaraan adminsitrasi umum. Ketiga,
sasaran telaah komponen output meUputi: hasil pendidikan, hasil penelitian,
hasilpengabdian masyarakat, pekerjaan lulusan, dan kuaUtas lulusan.
AnaUsis Ungkungan ekstemal dimaksudkan untuk mengetahui peluang
dan ancaman. Fokus anahsisnya adalah kekuatan atau kecenderangan ekstemaldan Ungkungan kerja. Komponen kecenderangan meUputi: Sosial-politik,
ekonomi dan sosial-budaya. Komponen lingkungan kerja meUputi: sistem sekolah/madrasah, LSM Islam, profesi terbuka, dan ketenagakerjaan.C. RUMUSAN MASALAH
PeneUtian ini dilakukan atas dasar asumsi bahwa Program Studi
Pendidikan Agama Islam STAI Tasikmalaya telah mencobaterapkan konsep
perencanaan strategik, sekurang-kurangnya sebagian ciri perencanaan strategik, ke dalam suatu model rumusan perencanaan. Namun, pada waktu studipenjajagan ditemukan
adanya kerancuan
pemahaman
tentang
konsep
perencanaan strategik sehingga dimungkinkan terjadinya distorsi teoritis padaimplemeiitasinya ke dalam sebuah dokumen rumusan rencana strategik.
Program studi PAI telah dituntut untuk melakukan evaluasi diri sebagaimana dianjurkan Dirjen Dikti (melalui Buku Panduan Evaluasi Diri Program Studi, Depdikbud, 1998) untuk kemudian menjadi bahan penerapan perencanaan strategik bagi pengembangan program studi dan institusi.Berdasarkan asumsi itu serta uraian pada latar belakang masalah dan
fokus peneUtian dapat dinyatakan bahwa masalah pokok peneUtian ini adalah:
Bagaimanakah implementasi konsep perencanaan strategik bagi pengembangan
Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam
Tasikmalaya?
Berdasarkan masalah pokok tersebut, maka disusun pertanyaan peneUtian berikut:
1. Bagaimanakah kondisi objektif penerapan konsep perencanaan strategik
bagi pengembangan Program StudiPAI STAI Tasikmalaya ?
Untuk menjawab pertanyaan peneUtian ini, diungkap berdasarkan indikator
(a) kompilasi dan klarifikasi mandat, (b) rumusan visi, misi, tujuan, dan
tata nilai, (3) anaUsis stakeholders, dan (4) strategi pengembangan untuk
memecahkan isu-isu strategis.
2. Apa faktor penyebab yang menghambat implementasi konsep
perencananaan strategik ke dalam penyusunan dokumen rumusan rencana
strategik pada Program Studi PAI ?
3. Bagaimanakah profil aspirasi stakeholders Program Studi PAI STAI
Tasikmalaya ?
4. Bagaimanakah profil Ungkungan internal dan ekstemal Program Studi PAI
STAI Tasikmalaya ?
Untuk menjawab pertanyaanpeneUtian ini mendeksripsikan data tentang:
a. Kondisi komponen input, proses, dan hasil PS. PAI
b. Kondisi objektif kecenderangan dan Ungkungan kerja PS. PAI
5. Bagaimanakah model rumusan perencanaan strategik bagi pengembangan
Program Studi PAI STAI Tasikmalaya ?
D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELiTIAN
1. Tujuan PeneUtian
Tujuan umum peneUtian ini adalah menemukan model implementasi konsep perencanaan strategik bagi pengembangan Program Studi Pendidikan
Agama Islam pada STAI Tasikmalaya. Secara khusus, penelitian ini
bertujuan :
a. Mendeskripsikan
kondisi objektif rumusan perencanaan strategik
pengembangan Program Studi PAI;b. Menemukan faktor-faktor penyebab yang menghambat upaya implementasi
konsep perencanaan strategik ke dalam pembuatan dokumen perencanaan
strategik bagipengembangan Program Studi PAI;
c. Mendeskripsikan profil aspirasi/tuntutan stakeholders Program Studi PAI
d. Mendeksripsikan profil lingkungan internal dan ekstemal Program Studi
PAI;
e. Menyusun rencana strategik bagi pengembangan Program Studi PAI.
2. Manfaat PeneUtian
PeneUtian ini diharapkan memiUki manfaat teoritis dan praktis. Manfaat
teoritis diharapkan diperoleh melalui temuan empirik dari lapangan yang
berguna sebagai masukan bagi perbaikan dan penyempumaan konsep
perencanaan pendidikan yang merupakan salah satu fungsi administrasi
pendidikan. Hasil peneUtian inipun diharapkan dapat memberikan
manfaat praktis bagi perencanaan pengembangan Program Studi Sekolah Tinggi Aagama Islam Tasikmalaya, khususnya bagi penyusunan rencana
strategik institusi STAI Tasikmalaya. Selebihnya, model implementasi
perencanaan strategik Program Studi PAI STAI Tasikmalaya yang dihasilkan
peneUtian ini diharapkan berdampak analogis bagi Program Studi sejenis pada
perguruan tinggi lain.
E. KERANGKA PEMKJUAN/PARADIGMA PENELITIAN
Perencanaan strategik merupakan bagian dari proses manajemen
strategik. la berada pada tahap formulasi strategi dari proses manajemen strategik.
Karena itu, prinsip-prinsip manajemen strategik berlaku pula pada perencanaan
strategik (Wheelen and Hunger, 1983:14 ; Pearce and Robinson, 1997:24 ;
Sumarno, 1998:6). Menurut Djaslim Saladin (1999:23), strategi induk dari
manajemen strategik berada pada perencanaan strategik.John M Bryson (1999:7-8) membagi perencanaan ke dalam tiga jenis,
yakni perencanaan strategik, perencanaan jangka panjang, dan perencanaan
komprehensif. Ada juga para ahh yang menambahkan dengan perencanaan
fungsional. la membedakan perencanaan strategik dengan perencanaan lainnya
bahwa perencanaan strategik memiliki empat karakteristik, yaitu (1) memfokus
pada pemecahan isu-isu, (2) lebih menekankan penilaian terhadap lingkungan di
luar dan di dalam organisasi, (3) merumuskan apa yang dndealkan organisasi-visi
keberhasilan, dan (4) lebih berorientasi tindakan masa sekarang yang berimpUkasi
ke masa depan.
Berdasarkan ciri-ciri yang dikemukakan John M. Bryson di atas,
perencanaan strategik memperhatikan interaksi antara faktor Ungkungan internaldan faktor lingkungan ekstemal organisasi, serta dilandasi oleh sikap antisipatif
terhadap perabahan yang bakal tejadi pada masa depan. Ciri masa depan yang
dihadapi organisasi dalam hal ini perguruan tinggi penuh ketidakpastian. Dalam
menghadapi masa depan yang serba tidak pasti itu, perencanaan strategik
mengarahkan hari depan yang diinginkan
(desired future)
dalam keterpengarahan
kelaikan
(feasibility),
kemungkinan
(possibility),
dan keboleh-jadian
(probability).
Eksistensi suatu lembaga ditentukan oleh kemampuan mengantisipasi masa depan
dan menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakat sekitarnya. Karena itu,
pendekatan perencanaan tidak hanya didasarkan atas proyeksi masa depan, tetapi
juga mengantisipasi perabahan yang akan terjadi serta mengadaptasi perkembangan
yang terjadi di masyarakat. Perencanaan strategik tidak terlalu memasalahkan
angka dan harga, tetapi lebih peduli pada pengambilan keputusan untuk
mengantisipasi hari depan. Masalah angka dan harga ditangani pada rincian
perencanaan dan implementasi rencana (Depdikbud, 1998:5)
Dengan demikian, perencanaan strategik
(strategic planning)
merupakan
suatu tindakan manajemen, yang mengantisipasi perkembangan lembaga dalam
keterpengaruhan peluang dan ancaman yang akan terjadi dengan mendasarkan
kepada kekuatan dan kelemahan internal. Perencanaan strategik merupakan salah
satu cara untuk membantu organisasi dalam mengatasi perubahan lingkungan
dengan meramuskan dan memecahkan masalah terpenting yang dihadapi. Dertgan
kata lain, tujuan utama perencanaan srategik adalah mempersiapkan organisasi
memberi tanggapan secara efektif kepada dunia luar sebelum muncul krisis.
Tujuan utama perencanaan strategik seperti yang dikembangkan oleh LPPM
(1994:25) adalah untuk menemukan peluang-peluang dan ancaman-ancaman di
masa datang sehingga mampu menyusun rencana-rencana untuk memanfaatkan
ataupun menghindarinya seperti yang diinginkan. Perencanaan strategik membantu
organisasi membangun kekuatan dan mengambil keuntungan dari peluang-peluang,
sembari mengatasi atau meminimalkan kelemahan dan ancaman serius (John M.
Bryson, 1999:24).
Penerapan perencanaan strategis, menurut Tomazinis (1985:24) memfokus
pada organisasi dan ->pa yang harus dikerjakan organisasi untuk memperbaiki kinerjanya, bukan memfokuskan pada komunitas atau fungsi organisasi. Namun, menurut John M. Bryson dapat pula diterapkan pada fungsi khusus organisasi seperti kesehatan dan tranfortasi. Dengan mengikuti pendapat Tomazinis, maka penerapan perencanaan strategik pada penehtian ini memfokus pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Tasikmalaya.
Kerangka pemikiran di atas secara schematis, digambarkan pada gambar
l.lberikut:
Implemenasi Konsef
perencanaan strategi k
bagi pengembangan
Program Studi PAI
STAI Tasikmalaya
Kondisi obyektif
Perencanaan Strategik Mitndat
- Visi, misi, tujuan
- Tuntutan - Strategi
Hambatan
dan Faktor penyebabnya
4 Model rumusan
perencanaan strategik Program Studi PAI
Profil lingkungan Internal dan eksternal
[image:26.595.45.462.256.587.2]Kekuatan, kelemahan, peluang, ancamai Isu-isu strategis/isu-isu utama
Gambar 1.1
Kerangka Berpikir/Paradigma Penelitian Perumusan Perencanaan Strategik
Gambar di atas menunjukkan bahwa anaUsis dimulai dengan kajian terhadap
ondisi objektif rumusan perencanaan strategik yang dilaksanakan Program Studi PAI
<TAI Tasikmalaya yang difokuskan kepada penelaahan tentang (1) mandat, (2) visi,
.nisi, dan tujuan, (3) tuntutan stakeholders, dan (4) strategi pengembangan (kotak 2). emudian dianahsis tentang hambatan yang dihadapi dalam implementasi konsep
perencanaan strategik serta faktor-faktor penyebabnya (kotak 2). AnaUsis selanjutnya
ilakukan terhadap Ungkungan intemal dan ekstemal untuk menemukan kekuatan, lemahan, peluang, dan hambatan sebagai dasar untuk menemukan isu-isu strategis
ang dihadapi Program Studi PAI (kotak 3).
Atas dasar hasil anaUsis tersebut, selanjutnya disusun model rumusan rencana irategik bagi pengembangan Program Studi PAI STAI Taskmalaya (kotak 4). Dalam imusan ini ditetapkan strategi altematif untuk memecahkan isu-isu strategis yang telah itemukan pada langkah sebelumnya (kotak 3).
BABin
METODOLOGI PENELITIAN
V. METODA PENEUTIAN
PeneUtian ini bertujuan menemukan
model implementasi konsep
perencanaan strategik bagi pengembangan Program Studi Pendidikan Agama
Islam (PAI) pada Sekolah Tinggi Agama Islam Tasikmalaya.
Untuk sampai ke
mjuan ini, terlebih dahulu dideskripsikan potret penerapan perencanaan strategik
pada Program Smdi PAI STAI Tasikmalaya, profil Ungkungan intemal dan
ekstemal serta faktor-faktor apa yang menghambat penerapan konsep perencanaan
strategik.
PeneUtian ini
tidak bermaksud menguji
suam hipotesis,
tetapi
mendeskripsikan dan menganahsis data sehingga ditemukan suam kecenderangan
umum yang dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut. Metoda yang digunakan
adalah metoda
deskriptif karena penehtian ini dirancang unmk memperoleh
informasi tentang status gejala pada saat penehtian ini dilakukan, yakni unmk
memperoleh gambaran tentang profil-profil penerapan perencanaan strategik
pengembangan Program Smdi PAI.
Jenis metoda deskriptif yang digunakan adalah smdi kasus. Metoda smdi
kasus merapakan suam metoda unmk menganahsis kasus yang terdiri dari unit
tunggal dan dUakukan secara mendalam (Mohammad Ah, 1981). Metoda inidigunakan unmk mengkaji kasus lembaga, yang dalam hal ini Program Smdi PAI
STAI Tasikmalaya, tentang penerapan perencanaan strategik unmk memperoleh
generalisasi atau pola-pola kasus.
Penehtian ini pun menggunakan pendekatan kuahtatif. Melalui
pendekatan kuahtatif, diharapkan terangkat gambaran mengenai aktualitas, reaUtas
sosial dan persepsi subyek peneUtian tanpa menggunakan teknik pengukuran
formal. Pendekatan peneUtian ini mengungkapkan data, fakta dan
peristiwa-peristiwa nyata yang terjadi di lapangan dengan latar alamiah.Penggunaan smdi kasus-kuahtatif ini sejalan dengan smdi deskripif-anaUtik sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (1982), Lincoln dan
Guba (1985), Moleong (1989), bahwa penehtian kuahtatif mempunyai ciri-ciri : (a)
mempunyai latar alamiah (natural setting), (b) manusia sebagai instrumen penehtian, sehingga memungkinkan adaptabilitas, (c) menggunakan metodekuahtatif, (d) anahsis data secara induktif, (e) teori dari dasar
(grounded theory)
melalui anahsis secara induktif, (f) laporannya bersifat deskriptif, (g) lebih
mementingkan proses dari pada hasil (h) adanya "batas" yang ditenmkan olehfokus penehtian, (I) adanya kriteria khusus unmk keabsahan data, (j) desain bersifat
sementara, (k) hsh penehtian dirundingkan dan disepakati bersama (Manap
Somantri, 1993 : 104).
11 SUBYEK PENELTTIAN
Dalam penehtian kuahtatif; sampel penehtian disebut subyek penehtian.
Subyek penehtian di sini dimaksudkan sebagai informan, yaim "orang yang
dimanfaatkan unmk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penehtian" (Moleong, 1991 : 90). Subyek penehtian dalam penehtian kuahtatiftidak terbatas pada manusia saja, tetapi mencakup keseluruhan obyek termasuk
Ungkungan.Sampel berkenaan dengan subyek penehtian, dUakukan terus-meneras dan sifatnya tergantung kepada mjuan penehtian setiap saat. Nasution (1988:29) mengemukakan:
Tidak ada pengertian populasi dalam penehtan ini [kuahtatif]. Sampling berbeda tafsirannya. Sampling ialah pilihan penehti aspek apa dari peristiwa apa dan siapa yang dijadikan fokus pada saat dan situasi tertentu dan karena im dilakukan teras menerus sepanjang penehtian. Sampling bersifat purposif yakni tergantung pada mjuan fokus pada suam saat.
Lebih lanjut Nasution (1988:11) mengemukakan bahwa penehtian kuahtatif tidak menggunakan sampel yang acak dan juga tidak menggunakan sampel yang banyak. Menurat Nasution, dalam penehtian kuahtatif biasanya menggunakan sampel yang sedikit dan sampel im dipilih menurat mjuan peneUtian. Menurat Lincoln and Guba (1985:202) bahwa dalam penenhtian kuaUtatif (naturaUstik), sampel bukanlah dimaksudkan unmk generaUsasi statistik atau unmk memprediksi populasi, tetapi unmk memperoleh data sebanyak-banyaknya.
Berdasarkan landasan teoritik tersebut, maka populasi dalam peneUtian ini adalah berbagai karakteristik serta aspek-aspek yang berkenaan dengan proses perencanaan srtategik, baik aspek-aspek dalam lingkup lingkungan intemal Jurusan PAI maupun aspek-aspek dalam lingkup Ungkungan eksternalnya.
Walaupun sampel (subyek) peneUtian im kurang mempunyai batas-batas yang tegas, namun sebagai pedoman dapat dikelompokkan menurat mjuan sebagaimana kata Nasution tadl yaim sebagai berikut:
Tabel3.1
SUBYEK PENELITIAN MENURUT TUJUAN PENELITIAN
TUJUAN PENELITIAN
Mendeskripsikan profil
penerapan perencanaan
strategik Program Smdi PAI
Menemukan hambatan
penerapan konsep perencanaan strategik dan faktor penyebebnya
Mendeskripsikan profil
lingkungan internal dan
ekstemal
Mendeskripsikan data/infor masi unmk menyusun rencana strategik pengembangan
program smdi PAI
SUBYEK PENELITIAN MANUSIA
Pimpinan Institusi dan Program Smdi, pimpin an lembaga peneUtian dan pengabdian, serta
Stakeholders
Pimpinan institusi dan program smdi, Staf akademik, dosen
Pimpinan, dosen, mahasiswa, staf akademik, alumni. Kepala Kandepag Kepala Kandep Diknas, Kepala Dinas P &K Kepala Sekolah/ Mad rasah, pengawas.
Tokoh Islam
[image:31.595.44.476.87.659.2]TEKNIK PENELITIAN
1. Data yang Diperlukan
Sesuai dengan mjuan penehtian, data/informasi yang diperlukan
berkenaan dengan peramusan perencanaan strategik pengembangan Program Smdi
Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Tasikmalaya adalah :
a. Deskripsi tentang penerapan konsep perencanaan strategik Program Smdi PAIyang mehputi:
1) Mandat yang diemban Program SmdiPAI;
2) Tuntutanstakeholder Program Smdi PAI;
3) Visi, misi, danmjuan, dan tataiulai Program Smdi PAI;
b. Deskripsi hambatan dan faktor penyebabnya;
c. Profil lingkungan internal Jur. PAIyang terdiri atas:
1) Komponen Input, mehputi:
a) Aspek Mahasiswa, data/informasi:
(1) jumlah pelamar dan yang diterima
(2) Skor mlai tes mahasiswa baru (3) Tahun lulus SLTA mahasiswa baru (4) Daerah asal mahasiswa
(5) Ormas Islam orang ma b) Aspek Dosen, informasi/data:
(1) Jumlah dosen menurat jabatan fungsional pangkat, umur, dan masa
kerja
(2) Pendidikan terakhir dosen
(3) Jumlah dosen yang sedang smdi lanjut
(4) Bidang keahlian dosen
(5) Beban tugas mengajar dan asistensi (6) Beban tugas peneUtian
(7) Beban tugas pengabdian pada masyarakat (8) Beban tugas membimbing mahasiswa (9) Beban tugas administrasi
c) Aspek Tenaga Administrasi informasi/data:
(1) Jumlah tenaga administrasi menurut pangkat umur dan masa kerja (2) Pendidikan terkahir tenaga administrasi
d) Aspek fasilitas, informasi/data:
(1) jumlah dan luas kelas, kantor, ruang kerja dosen (2) sarana penunjang program smdi
(1) peralatan penunjang PBM
(2) jumlah buku majalah di perpustakaan
(3) pandangan dosen tentang kuahtas dan kuantitas sarana/peralatan
dibandingkan dengan kebutuhan 2) Komponen Proses, mehputi:
a) Aspek penyelenggaraan Pendidikan, informasi/data: (1) Rasio dosen: mahasiswa dalam kelas kuhah
(2) Prosentase kehadiran dosen dalam kegiatan akademik kuUah
(3) Prosentase kehadiran mahasiswa dalam kegiatan
akademik kuhah
(4) Kinerja mengajar dosen menurat pandangan mahasiswa
(5) Kinerja belajar mahasiswa menurat pandangan dosen
b) Aspek penyelenggaraan penehtian, informasi/data:
(1) jumlah proyek penelitiai.yang dilaksanakan
(2) jmlah dosen yang terlibat dalam penelitian
(3) kuahtas penehtian dosen menurut pandangan pimpinan unit peneUtian c) Aspek kegiatan pengabdian masyarakat, infonnasi/data:
(1) jenis danjumlahproyek PPMyang dUaksanakan per tahun
(2) jumlah dosenyang terlibat dalam proyek PPM
(3) Pandangan dosententang penyelenggaraan PPM
d) Aspek administrasi akademik dan umum, informasi/data:
(1) Kelengkapan peraturan akademik yang berlaku
(2) Kelengkapan administrasi umumdan keuangan
(3) Kelengkapan data unmk mengambh keputusan akademik
(4) Kemudahan dan kecepatan unmk mengakses data akademik
(5) Kecepatan memproses kenaikan pangkat
3)Komponen Hasil mehputi:
a) Aspek hash pendidikan, informasi/data:
(1) jumlah dan LP lulusan dalam setiap wisuda
(2) jumlah kegagalan smdi per mata kuhah per
semester
(3) rata-rata lama studi lulusan per tahun (4) tingkat DO per tahun
(5) pandangan dosen tentang kemampuan lulusan
(6) pandangan pengguna mengenai kuahtas kemampuan lulusan
b) Aspek HasU penehtian, informasi/data:
(1) jumlah hasil penehtian yang dipublikasikan
(2) jumlah hasil penehtian yang dipr:sentasikan dalam forum ilmiah c) Aspek hash pengabdian kepada masyarakat, informasi/data:
(1) Pendapat pimpinan unit pengabdian mengenai hash PPM;
(2) Dampak PPM pada perabahan sosial di masyarakat sasaran kegiatan PPM menurat pimpinan unit pengabdian;
d) Pekerjaan dan kuahtas lulusan, informasi/data:
(1) SeUsih waktu antara saat lulus dengan memperoleh pekerjaan
(2) Jumlah lulusan yang bekerja dalam bidang yang sesuai dengan pendidikannya
(3) Kinerja profesional lulusan menurat masyarakat pengguna;
d. Posisi Ungkungan ekstemal Jurusan PAI yang terdiri atas:
1) Kekuatan/kecenderungan, meUputi: a) Idiologi-poUtik, informasi/data:
(1) demokratisasi (masyarakat madani) (2) otonomi daerah
(3) otonomi perguruan tinggi b) Sosial -budaya, informasi/data:
(1) "daya beU" masyarakat terhadap pendidikan (2) Sikap terhadap pendidikan agama
2) Lingkungan kerja, meUputi: a) Sistem sekolah/madrasah b) Lembaga keagamaan (Islam) c) Profesi terbuka
d) Ketenagakerjaan
d. Deskripsi data/informa unmk penyusunan rencana strategik Program Smdi PAI 2. Teknik Pengumpul Data
Teknik pengumpul data berkaitan dengan alat-alat atau instrumen sebagai sarana unmk memperoleh data. Instrumen yang paling utama dalam penehtian kalitatif adalah penehti sendiri. Menurat Nasution (1988:55), dalam penelitian naturalistik (kuaUtatif) tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen penehtian utama.
Dengan demikian, alat-alat pengumpul data yang dikemukakan di bawah ini hanya merupakan pelengkap, yang penentuannya didasarkan kepada pendekatan yang digunakan dan jenis data yang diperlukan. Teknik pengumpul data yang akan digunakan adalah wawancara, observasi, angket,
dan telaah dokumen.
a. Teknik Wawancara
Teknik wawancara dUakukan kepada subyek penehtian, yaim (1) Ketua, (2) Pembantu Ketua I (3) Ketua dan Sekretaris Jurusan PAL (4) Ketua Lembaga PeneUtian, (7) Ketua Lembaga Pengabdian
Masyarakat, (5) Kepala Kandep Diknas Tasikmalaya, (6) Kepala Depag Kabupaten, (7) Pengawas SLTP/SMU, (8) Kepala Sekolah SLTP/SMU, (9) ketua lembaga/yayasan. Wawancara kepada tiga subyek yang disebut pertama dimaksudkan untuk memperoleh daWinformasi tentang mandat, visi, dan misi Jurusan PAI dalam kaitannya dengan mandat, visi, dan misi Sekolah Tinggi. Wawancara kepada Kepala Kandep Diknas dan Kepala Kandep Depag Tasikmalaya, Para Pengawas (SLTP/SMU), serta Kepala
Sekolah SLTP/SMU dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang tuntutannya (kebutuhannya) kepada kinerja Jurusan PAI. Khusus kepada dua kepala kandep im ditanyakan pula tentang daya serap terhadap lulusan berdasarkan kebutuhan rekraitmen guru agama. Sedangkan informasi yang diharapkan dari ketua Lembaga Penehtian dan Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat adalah informasinya tentang kinerja penehtian dan pengabdian masyarakat yang dUakukan dosen Jurusan PAI. Sedangkan wawancara kepada ketua lembaga/yayasan dimaksudkan unmk memperoleh informasi tentang tuntutannya terhadap kinerja jurusan dan peluang kerja bagi lulusan.
b. Teknik Observasi Partisipasi Aktif
Teknik observasi digunakan kepada sebagian subyek untuk memperoleh
sejumlah data tentang konteks nyata kelaikan sistem pendidikan pada
jurusan PAI. Fokus observasi mencakup prilaku manusia berdasarkan
tugas (task behavior) maupun hubungan antar manusia (human relation),
simasi dan tempat berlangsungnya proses manajemen pendidikan.
c. Teknik Angket (kuestioner)
Teknik angket dUakukan kepada (1) dosen, (2) mahasiswa, dan (3)
alumni. Angket kepada mahasiswa dimaksudkan unmk memperoleh informasi tentang kriteria dalam merulai kinerja Jurusan PAI guna mendeskripsikan tuntutannya. Informasi lain yang ingin diperoleh dari mahasiswa adalah pendapat mereka mengenai kinerja mengajar dosen,
sedangkan dari dosen ingin diperoleh informasi tentang kinerja belajar
mahasiswa. Dari alumni ingin diperoleh informasi mengenai pekerjaanya.
d. Telaah Dokumen
Teknik ini digunakan kepada sumber informasi/data pada tingkat jurusar., fakultas, instimt, dan bahkan pihak ekstemal seperti data pengangkatan guru agama di Kandep Dikbud dan Depag. Teknik ini digunakan unmk memperoleh sejumlah data tentang aspek-aspek yang menyangkut kelaikan perangkat sistem pendidikan Jurusan PAI dan mengenai aspek-aspek ekstemal yaim kecenderngan dan lingkungan kerja.
Alat Pengumpul Data (instrumen) a. Penentuan Alat Pengunpul Data
Penentuan alat pengumpul data didasarkan kepada jenis data yang diperlukan, teknik pengumpul data yang digunakan, serta subyek peneUtian. Alat pengumpul data yang akan digunakan adalah:
1) Pedoman wawancara, yakni daftar sejumlah pertanyaan mengenai:
• Mandat, visi, dan misi Jurusan PAI • Penehtian dan pengabdian masyarakat
• Aspirasi/tuntutan terhadap Jurusan PAI dari pengguna/stakeholders (Kandep Diknas dan Dikbud, dan Kepala sekolah) serta pendapatnya tentang kinerja lulusan;
2) Daftar pertanyaan (angket) tentang:
• Aspirasi/tunmtan stakeholder khusus mahasiswa; • Pendapat dosen tentang kinerja mahasiswa
• Pendapat mahasiswa tentang kinerja mengajar dosen;
• Pekerjaan dan kemampuan lulusan; 3) Pedoman observasi dan smdi dokumen;
4) Tape recorder;
5) catatan/laporan lapangan; 6) Lembar rangkuman; i Menyusun alat Pengumpul Data
Langkah awal dalam menyusun alat pengumpul data adalah menyusun
kisi-kisi pwngumpulan data (Uhat tabel 3), yang unsur-unsumya terdiri atas data
yang diperlukan, sumber, dan teknik pengumpul data. c. Pelaksanaan Pengumpulan Data
1) Tahap Penjajagan
Tahap ini dUakukan sejak penuUs merencanakan melakukan peneUtian
tentang proses perencanaan strategik, yaim ketika perkuUahan memasuki semester tiga. Secara teknis, tahap ini tidak terlalu sukar dUakukan karena
penuhs bekerja di lokasi penelitian, sebagai staf pengajar.
2) Tahap Eksplorasi
Pada tahap ini dilakukan penggaUan dan pengumpulan data sesuai dengan
permasalahan yang ditehti. DUakukan sejak bulan April 2000 saat ketika penuhs mendapat surat keputusan (SK) penyusunan thesis.
3) Tahap Member Check
Pada tahap im, dUakukan konfirmasi dan pengecekan kembah kepada
sumber data tentang setiap data yang diperoleh, baik pada saat berlangsungnya pengumpulan data maupun ketika semua data telah terkumpul.
4. Teknik Pengolahan Data (AnaUsis Data)
Anahsis data sudah dimulai sejak di lapangan, sejak saat im|fei4^i^aa(
^\ r%
M s »- \ '• "' Ofperghalusan data, penyusunan kategori dengan kawasannya, dan sucfahr ada
J j
upaya yang dimulai dalam rangka penyusunan hipotesis, yaim
teormyaVsgriSkir-(Moleong, 1991:198). Anahsis data dalam peneUtian kuaUtatif adalah proses
menyusun data (menggolong-golongkannya dalam tema dan kategori) agar dapat
ditafsirkan atau diinterpretasikan (S. Nasution, 1988:126).
Dalam proses anaUsis data peneUtian kuaUtatif diperlukan daya kreatif
peneUti unmk mengolah data sehingga bermakna. Oleh karena data yang
dikumplkan bervariasi tergantung pada fokus peneUtian, maka tidak ada cara
tertentu yang dapat diikuti unmk mengadakan anahsis. Setiap penehti perlu
mencarimetodanya sendiri yang cocok dengan sifat penelitiannya.
Berdasarkan konsep anaUsis data kuaUtatif tersebut, maka data yang
telah dihimpun dalam penehtian ini dianahsis atau ditafsirkan dengan mengikuti
pedoman berikut:
Ketika pengumpulan data berlangsung, peneUti membuat catatan
lapangan, kemudian disusun laporan lapangan, baik dari hasU wawancara,
angket, observasi maupun smdi dokumen. Terhadap laporan lapangan tersebut dUakukan member chek . Khusus kepada hash rangkuman smdi dokumentasi
dUakukan audit trail. Disusul dengan melakukan trianggulasi untuk
mendapatkan keabsahan data. Selanjutnya dilakukan perbaikan rangkuman
laporan data lapangan sehingga data yang diperoleh sesuai dengan yang
dimaksud oleh informan sebagai subyek peneUtian. Lalu memberi kode kepada
setiap laporan lapangan yang telah diperbaiki. Pemberian kode ini dUakukan beberapa kaU disesuaikan dengan perkembangan proses dan jenis data yang
86
diperoleh. AJdiimya memberi komentar, baik secara umum maupun unmk
bagian dari rangkuman laporan.
Setelah data tekumpul dUakukan reduksi data dengan cara merangkum
laporan lapangan tersebut. Berikutnya mencatat hal-hal pokok yang relevan
dengan fokus peneUtian, menyusunnya secara sistematis menurat kategori dan
klasifikasi tertentu. Lalu dUakukandisplaydata dalam benmk tabel atau gambar
sehingga hubungan antar data yang satu dengan data yang lainnya tampak jelas
sebagai satu kesatuan yang utuh. Langkah berikutaya melakukan cross site
analysis dengan cara membandingkan dan menganaUsis data yang satu dengan
yang lainnya secara lebih mendalam.
Setelah langkah-langkah di atas dUakukan, akhirnya menarik kesimpulan
berapa temuan kecenderungan umum dan beberapa temuan lainnya yang perlu
dipertimbangkan dan diperhatikan. Juga, dUakukan anaUsis bagi kepentingan
pengembangan sebagai impUkasi dalam benmk perumusan model perencanaan
strategik.
D. KISI-KISI PENGUMPULAN DATA
Gambaran tentang subyek peneUtian, teknik, dan datayang diperlukan
disajikan pada tabel 3.2 berikut:
TABEL 3.2
KISI-KISI PENGUMPULAN DATA
No- DATA YANG DIPERLUKAN SUMBER TEKNIK
~""1 5 3 4
1- Rumusan penerapan konsep
rencana strategik Program Studi PAI meliputi:
Ketua yayasan
-riandat PS PAI (serta Peraturann Studi dokumen
mandat STAI Tasikmalaya Ketua-, PK I Ketua Jurusan
Wawancara
-Tuntutan Stakeholders Mahasiswa/orang tua Angket
(masyarakat) terhadap Kepala Sekolah Wawancara
PS PAI Ka Kandep Depag
Ka Kandep Diknasn LSMt pesaing
-Visi dan misi PS- PAI Ketua Yayasan Jtudi dokumen (serta visin misi STAI) Ketuan Pem-Ketua
Ketua Jurusan STATUTAn RIP
Wawancara
E- Hambatan dan faktor penye-• Ketua institusi Wawancara
babnya penerapan konsep Ketua Program Studi Studi doken
perencanaan strategik Dokumen perencanaan Observasi
3. Profil lingkungan inter Tata Usaha studi dokumen
nal dan eksternal PS-PAI Borang Akreditasi observasi
Ketuai Pemb-Ketua w a w a n c a r a Ketjuri Sekjur angket
Ketua LPPH Doserii mahasiswan Alumni-r pengguna peraturan-peratuar Sosial-budaya Sistem Sekolah Birokrasi Profesi "•terbuka11
4- D,ita/informasi untuk pe- 1:.ngkungan internal Studi dokumen
nyusunan model implemen Lingkungan eksterna] Observasi
tasi konsep rencana stra Civitas akademika Wawancara
tegik angket
E. VALIDITAS PENELITIAN
88
Keabsahan data merapakan sesuam yang penting dari kesahihan
(validitas) dan keandalan (rehabiUtas) menurat versi "positivisme" (Manap
Somantri, 1993 : 117). VaUditas membuktikan bahwa apa yang diamati oleh
peneUti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dan terjadi dalam dunia
kenyataan (Nasution, 1988 : 105).
Untuk menentukan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Ada empat kriteria yang digunakan, yaim derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferabUity), kebergantungan (dependability) dan kepastian (comfirmability) (Moleong, 1991 : 73).
PeneUtian Umiah membedakan dua validitas yaitu, validitas internal (berkenaan denga intrumentasi) dan validitas eksternal (berkenaan denga generaUsasi). VaUditas internal dalam peneUtian kuaUtatif ialah kesesuaian konsep penehtian dengan konsep pada responden. Sedangkan vahditas ekstemal dalam penehtian kuahtatif berarti adanya kecocokan (fittingness) dan kemungkinan diterapkannya oleh peneUti mengadakan adaptasi seperlunya. NUai transfer tergantung pada si pemakai dalam menggunakan hash peneUtian dalam konteks dan
simasi tertentu.
VaUdasi atau pemeriksaan keabsahan data antara lain berpedoman pada : teknik perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, trianggulasl pengecekan sejawat, kecukupan referensial kajian kasus negatif, pengecekan anggota, uraian rinci serta audit kebergantungan dan audit kepastian seperti yang
dikemukakan pada ikhtisar Moleong (1991:175) berikut:
Kriteria KredibiUtas
[image:44.595.69.499.62.538.2]Keterangan
Tabel 3.3
Kriteria dan Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Teknik Pemeriksaan
(l)Perpanjangan keikutsertaan (2)Ketekunan pengamatan (3)Trianggulasi
(4)Pengecekan sejawat (5)Kecukupan referensial (6)Kajian kasus negatif (7)Pengecekan anggota (8) uraian rinci
Keberganmngan (9) Audit keberganmngan
Kepastian (10) Audit kepastian
Sumber : Moleong (1991 : 175).
VaUditas dalam peneUtian ini dUakukan dengan cara memperpanjang
keikutsertaan peneUti pada latar penelitian, ketekunan pengamatan, triangulasi,
pengecekan sejawat, kecukupan referensi serta uraian rinci. PeneUti dalam peneUtian
kuaUtatif adalah instrumen im sendiri. Karena itu, perpanjangan keikutsertaan penehti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang
dikumpulkan, yaim : (1) akan banyak mempelajari "kultur" perguruan tinggi yang
bersangkutan, (2) dapat menguji ketidakbenaran informasi yang diperoleh karena
distorsi dan (3) membangun kepercayaan subyek responden maupun peneUti sendiri.
Ketekunan pengamatan dimaksud untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam simasi yang sangat relevan dengan permasalahan atau isu yang sedang dicari dan
kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Perbedaan dalam
teknik ini ialah jika perpanjangan keikutsertaan menyediakan lingkup, maka ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman.
Selanjutnya dengan trianggulasi peneliti mencoba memeriksa keabsahan data jan penafsiran dengan membandingkan sumber lain (dokumentasl wawancara lengan sebyek-subyek lain yang relevan). Pengecekan sejawat dUakukan dengan cara mengekpos hasil sementara atau hasU akhir yang diperoleh dalam benmk diskusi
inalitik dengan rekan-rekan sejawat pada Ungkungan internal dan ekstemal.
Maksud penggunaan teknik ini ialah agar peneUti tetap mempertahankan sikap erbuka dan kejujuran. Demikian juga diskusi dengan sejawat ini dimaksudkan unmk memberikan kesempatan awal yang baik unmk memulai penjajakan dan pengujian lupotesis yang sekiranya muncul dari pemikiran peneUti. Kecukupan referensi digunakan sebagai alat unmk menampung dan menyesuaikan dengan kritik tertuUs untuk keperluan evaluasi. Jadi bahan-bahan yang tercatat atau terekam dapat digunakan sebagai acuan utuk menguji sewakm diadakan anaUsis dan penapsiran data. Kemudian uraian rinci (thic description) sebagai upaya membangun keteralihan
dalam konteks pengiriman dan penerimaan yang memungkinkan adanya
pembandingan (Moleong, 1991 : 178-183).
Langkah-langkah im dUakukan agar peneUtian ini memperoleh data dan informasi lengkap sehingga dapat dijadikan bahan unmk medeskripsikan potret
penerapan perencanaan strategik pengembangangan Program Smdi PAI dan
kemudian sebagai dasar dalam merumuskan model implementasi perencanaan
*trategiknya.
BAB VI
KESIMPULAN, LMPLIKASI DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasU peneUtian dan pembahasan sebagaimana dipaparkan pada bab
enam dengan mengacu kepada permasalahan dan tujuan penehtian, pada bab ini
dikemukakan kesimpulan, imphkasi dan rekomendasi. Khusus permasalahan nomor
satu, jawaban lengkapnya diungkapkan pada bab tersendiri, yakni bab lima.
A. KESIMPULAN
Manajemen pendidikan tinggi di Indonesia dewasa ini dihadapkan kepada
tantangan dinamika perabahan yang terjadi di masyarakat. Untuk menghadapi
tantangan itu perlu dikembangkan manajemen yang mengacu kepada paradigma
bara manajemen pendidikan tinggi. Manajemen dengan paradigma baru itu dikenal
dengan manajemen strategik (strategic management). Salah satu unsur manajemen strategik adalah perencanaan strategik (strategic planning). Perencanaan strategik merapakan konsep perencanaan yang memperhatikan perubahan yang terjadi pada
lingkungan internal dan eksternal serta mempertimbangkan aspirasi para pihak
yang berkepentingan(stakeholders).
Konsepsi dan model perencanaan strategik bagi pengembangan perguraan
tinggi pada tingkat program studi atau institusi telah disosiahsasikan DIKTI sejak
tahun 1998. STAI Tasikmalaya telah mencobaterapkan konsepsi itu ke dalam
bentuk rumusan rencana strategik pada tingkat Program Studi Pendidikan agama
Islam. Namun, masih mengalami kendala pada tingkat implementasi konsepsinya.
Dalam kerangka ini, penehtitan ini mencari tahu bagaimana kondisi objektif
penerapan konsep perencanaan strategik ke dalam rumusan rencana strategik, apa
saja penyebab utama yang menghambat implementasinya, bagiaimana profil
aspirasi
stakeholders,
dan bagaimana pula profil lingkungan internal dan ekstemal
Perogram Studi PAI. Atas dasar data/informasi yang diperoleh dari empat
pertanyaan peneUtian ini, maka diajukan model implementasi konsep perencanaan strategik bagi pengembangan Program Studi PAI STAI Tasikmalaya.Pertama, Kondisi Objektif Rumusan Rencana Strategik Program StudiPAI
Program Studi PAI belum dapat menerapkan konsep perencanaan strategik
ke dalam rumusan rencana strategik sesuai dengan kaidah-kaidah teoritis
perencanaan strategik. Kesimpulan ini didasarkan atas hasil anahsis terhadap empat
indikator, yakni (1) rumusan mandat, (2) rumusan visi, misi, dan tujuan, (3) anahsis
aspirasi
stakeholders,
(4) rumusan strategi pengembangan untuk memecahkan
isu-isu strategis yang ditemukan berdasarkan hasU anaUsis SWOT. Rencana
pengembangan Program Studi PAI terdapat dalam Rencana Induk Pengembangan (
RIP) tingkat institusi. Dalam batas minimal, sebagian indikator itu terdapat di
dalamnya.
Program Studi PAI belum pemah secara khusus melakukan klarifikasi
mandat untuk mengetahui mana mandat formal dan informal, mana mandat yang
diwajibkan, dibolehkan dan dUarang. Hal ini disebabkan belum adanya gagasan
untuk melihat kemungkinan dUakukannya perluasan mandat(wider mandat).
Program Studi PAI memang memiliki visi sebab tidak mungkin Program
Studi ini dapat bertahan hidup selama 26 tahun (hingga sekarang) dijalankan tanpa
visi betapa pun rninimamya konsep visi itu. Namun apa yang dianggap visi oleh
pimpinan Program Studi masih berapa butir-butir keinginan dan harapan dan
tercantum tersebar dalam dokumen risalah rapat, teks pidato dan Iain-lain.
Pimpinan Program Studi kurang memposisikan visi sebagai pendorong motivasi
dan pemandu aktivitas dalam mencapai tujuan.
Misi yang dimiliki Program Studi belum pemah direvisi untuk disesuaikan
dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam konteks lingkungan intemal dan
ekstemal. Misi yang ada pun kurang dipahami secara benar, sehingga aktvitas yang
dijalankan tidak atas dasar kontrol misi dan kesadaran dalam rangka menjalankan
misi.
Dalam batas mininal, aspirasistakeholdersdiakomodasi ke dalam rumusan perencanaan pengembangan program studi. Namun, materi aspirasi itu hanya
didasarkan atas perkiraan pimpinan mengenai apa yang dibutuhkan stakeholders,
karena belum pemah dUakukan pengumpulan informasi mengenai aspirasi
stakeholders. Kondisi ini menunjukkan bahwa pimpinan Program Studi belum memandang penting memperhatikan aspirasi stakeholders bagi pengembangan organisasi. Padahal dari segi stakeholders, ia mempunyai hak moral (bukan hak legal) untuk diperhatikan aspirasinya.
Strategi yang dirumuskan dalam RTP adalah strategi stabihtas danstrategi pertumbuhan dan penciutan. Rumusan strategi ini tidak didsarkan atas kajian
terhadap posisi sistem ( anahsis SWOT) untuk mengetahui isu-isu srategis,
sehingga kurang jelas arahnya dalam memecahkan isu-isu strategis yang dihadapi organisasi.
Kedua, Faktor Penyebab Utama yang Menghambat Penerapan Konsep
Perencanaan Strategik
Faktor penyebab utama yang menghambat penerapan konsep perencanaan
strategik adalah (a) kurangnya pemahaman tentang konsep perencanaan strategik,
pemahaman perencanaan strategik dirancukan dengan perencanaan jangka panjang; (b) rendahnya komitmen pimpinan untuk meraih keberhasUan di masa depan,
manajemen Program Studi cenderung dijalankan atas dasar ratinitas dalam
prosedur dan teknik yang telah ''terjilid" oleh kebiasaan-kebiasaan; (c) rendahnya
kesadaran untuk melihat kelemahan internal organisasi dan ancaman yang berasal
dari luar organisasi (d) rendahnya partisipasi para dosen dalam proses pengambilan
keputusan, (e) terbatasnya sumber daya material dan finansial untuk mendukung
beroperasinya perencanaan strategik.
Ketiga, Tuntutan StakeholdersProgram Studi PAI
Program Studi PAI dianggap berhasU olehstakeholders apabUa: (a) lulusan mampu bekerja di masyarakat sebagai guru/ustadz, mubaUig, pengelola pada
lembaga pendidikan Islam; (b) menguasai Umu agama Islam, ilmu keguruan,
manajemen pendidikan, terampU berdakwah/berpidato, memahami kitab kuning,
berakhlaq muha, moderat dalam paham agama; (c) hasU pendidUcan ditandai
rata-rata IPK lulusan tinggi-3,00 ke atas, waktu studi cepat, dan ketidaklulusan mata
kuUah rendah; (d) proses pendidikan ditandai kinerja belajar mahasiswa tinggi,
kinerja mengajar dosen tinggi, dan layanan administrasi akademik lancar; (e) input
pendidikan ditandai kuahtas dosen memadai yakni keahhan relevan dan
berpendidikan S2/S3, ruang kuhah memadai, sarana belajar lengkap, perpustakaan
lengkap, dan kuahtas mahasiswa baru tinggi.
Yang dapat membuat jurusan memiUki keunggulan atau kekhasan adalah
kesaUhan mahasiswa, kemampuan bahasa arab dan inggris, kemampuan memahami
kitab kuning, kemampuan berpidato/berdakwah.
Pesaing langsung Program Studi PAI adalah tiga program studi sejenis pada
PTAIS lain. Program Studi pesaing ini sedang melakukan usaha-usaha peningkatan
kinerjanya sehubungan tuntutan akreditasi nasional. Tantangan persauigan bukan
saja datang dari jurusan sejenis, tetapi juga dari jurasan lain (non-PAI) pada 17
perguraan tinggi yang ada di Tasikmalaya.
Keempat,
Profil Lingkungan Internal dan Eksternal Program Studi
a. Lingkungan Internal
1) Jumlah mahasiswa bara selama tiga tahun terakhir meningkat dengan
kenaikan rata-rata 30 %. Dari segi jumlah, telah melampaui standar mimmal
(SK Mendikbud No. 222/U/1998). Namun, kuahtas mahasiswa bara sangat
rendah.
2) Jumlah dosen tetap yayasan sebanyak 20 orang telah memenuhi satandar,
dengan ditambah dosen tidak tetap, perbandingannya dengan mahasiswa
1:9,7. Kuahtas dosen rendah diUhat dari segi indikator pendidikan terakhir
dan proporsi kepangkatan dengan umur dan masa kerja. Komposisi dosen
dari segi keahhan kurang proporsional. Dari segi, komposisi umur,
mengindikasikan bahwa regenerasi kurang berlangsung. Pelaksanaan tugas
dosen tetap rendah. Tugas mengajar dan bimbingan mahasiswa lebih banyak
dUakukan oleh dosen yunior.
3) Jumlah tenaga ad