• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH KOTA PANGURURAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SEJARAH KOTA PANGURURAN."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

LASTRIKA DEBORA MARBUN NIM. 3123121029

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

LASTRIKA DEBORA MARBUN. NIM.3123121029. SEJARAH KOTA PANGURURAN. SKRIPSI S-1 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH. FAKULTAS ILMU SOSIAL. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah Pangururan, untuk mengetahui latar belakang dijadikannya Pangururan sebagai ibukota Kabupaten Samosir, dan untuk mengetahui kondisi dan perkembangan Pangururan setelah

menjadi ibukota. Penelitian ini dilaksanakan di kota Pangururan.

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan dari skripsi ini digunakan metode penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan deskriptif kualitatif, dimana data diperoleh dari lapangan yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Data juga diperoleh dari hasil wawancara dengan para tokoh yang mengetahui tentang sejarah dan perkembangan dari kota Pangururan, selain itu data juga diperoleh dari hasil observasi dan dokumentasi. Dari hasil penelitian, peneliti dapat mengetahui tentang asal mula nama Pangururan. Kota Pangururan mengalami perkembangan dengan tahapan-tahapan yang sangat panjang yang terbagi meliputi perkembangan Pangururan di bidang jumlah penduduk, pendidikan, kesehatan dan transportasi. Dari keseluruhan hasil penelitian di lapangan diperoleh kesimpulan bahwa perkembangan Pangururan terjadi pada awal kota Pangururan menjadi ibukota Kabupaten Samosir baik dalam bidang pertumbuhan jumlah penduduk, pendidikan, kesehatan dan mata pencaharian.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas segala anugerah yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis. Dan hanya

melalui penyertaan-Nya penulis dimampukan menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Sejarah Kota Pangururan”.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisannya, penggunaan tata bahasa

bahkan dalam penyajiannya. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati

penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Begitu banyak

pihak yang terlibat mendukung dalam penulisan sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu penulis sepatutnya mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya, antara lain kepada:

- Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

- Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

- Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Sejarah sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi penulis.

Terimakasih untuk bimbingan dan semua masukan yang telah Bapak

berikan yang sangat membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

- Ibu Dr. Samsidar Tanjung, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik

penulis. Terimakasih untuk arahan serta bimbingan yang selalu diberikan

kepada penulis selama masa perkuliahan.

- Bapak Dr. Hidayat, M.Si selaku Dosen penguji atau pembanding bebas

yang banyak memberi inspirasi bagi peneliti.

- Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku Dosen penguji yang banyak memberi

inspirasi bagi peneliti.

- Seluruh staf pengajar di Fakultas Ilmu Sosial Unimed khususnya Jurusan

Pendidikan Sejarah yang selama ini telah mentransferkan ilmunya dengan

(7)

- Terimakasih kepada semua informan yang telah membantu, bersedia

meluangkan waktu, dan menyumbangkan pemikirannya kepada penulis.

- Ayahanda tercinta Hasiholan Marbun dan Ibunda tercinta Magdalena

Siallagan. Mereka adalah pahlawan terhebat dalam hidup penulis. Terima

kasih untuk kasih sayang, pengorbanan, serta dukungan yang selalu

diberikan. Semoga Tuhan memberikan kesehatan dan umur yang panjang.

Dan tak lupa juga kepada saudara penulis Enansya Marbun, Rolexton

Manurung, Elfrida Marbun, Jaya Ambarita, Enjel LT Marbun, Rejekinta

Marbun, Fraude Marbun, Elfonsyah Marbun dan Glenn Alvaro Manurung.

Semoga pengorbanan kedua Orang Tua kita tidak sia-sia dan semoga kita

bisa membahagiakan mereka selalu.

- Kak Nova Situmorang dan bang Moren Naibaho. Terimakasih untuk

tempat tinggal yang diberikan selama penulis mengadakan penelitian.

- Sahabat-Sahabat penulis di Five Girls (Eva Susanti, Jelita Simbolon, Sister

Togatorop dan Dewi Sihaloho). Santi Malau dan Waty Sitanggang

- Teman satu kelas penulis Reguler A 2012. Terima kasih untuk

persahabatan selama perkuliahan.

- Terimakasih kepada Josef Leon Pinsker yang telah memberikan semangat

dan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

- Keluarga Cemara Kak Desy Sitanggang, Kak Renyta, Kak Siska, Novela,

Bang Tunggul, Bang Nuel, Jody, Indra, Merdeka, Akung, Manri, Helpin,

Anto. Semoga Tuhan menyertai kita senantiasa.

- Teman PPL SMANDU LUPA (SMA N 2 Lubuk Pakam).

Teman-Teman di GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia)

- Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Medan, Agustus 2016

(8)

DAFTAR ISI

4. Perkembangan Kota Pangururan ... 15

B. Kerangka Berpikir ... 22

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 24

A. Metode Penelitian ... 24

B. Lokasi Penelitian ... 24

C. Sumber Data ... 24

D. Teknik Pengumpulan Data... 25

(9)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 26

1. Kondisi Geografis ... 26

2. Iklim ... 28

B. Sejarah Kota Pangururan ... 29

1. Asal Mula Nama Pangururan ... 29

2. Pangururan Sebelum Masuknya Kolonial ... 31

a. Keadaan Penduduk ... 31

3. Pangururan Setelah Masuknya Kolonial ... 44

C. Pangururan Sebagai Ibukota Kabupaten Samosir... 58

D. Perkembangan Pangururan Setelah Menjadi Ibukota Pangururan . 61 1.Keadaan Penduduk Kecamatan Pangururan ... 62

a. Jumlah Penduduk... 62

c. Monumen Perjuangan Liberty Malau ... 73

d. Komunitas Tenun Ulos Batak Huta Raja Lumban Suhi-suhi 73 e. Pantai Pasir Putih ... 74

f. Open Stage Pasar Pangururan ... 74

(10)

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(11)

Tabel 4. 1 Statistik Geografi Kecamatan Pangururan ... 28

Tabel 4.2 Statistik Iklim Kecamatan Pangururan ... 29

Tabel 4.3. Statistik Penduduk Kecamatan Pangururan ... 63

Tabel 4.4 Luas wilayah, penduduk dan kepadatan penduduk menurut Desa di Kecamatan Pangururan... 64

Tabel 4.5 Statistik tingkat pendidikan Guru di Kecamatan Pangururan... 66

Tabel 4.6 Statistik Kesehatan Umum Kecamatan Pangururan ... 68

(12)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota merupakan tempat bermukimnya warga kota, tempat bekerja,

tempat kegiatan dalam bidang ekonomi, pemerintahan dan lain-lain dimana proses

pembentukannya bukan serta merta, ada begitu saja, melainkan ada proses

kultural yang panjang disana. Sebagai suatu entitas yang utuh, apapun realitas

kota, merupakan wahana hidup bagi seluruh warganya, dengan daya dukung

material kewilayahan apapun yang ada di kota itu.

Pada awalnya kota merupakan sebuah desa yang kemudian mengalami

perubahan secara terus-menerus hingga membentuk sebuah kota, karena pada

hakikatnya segala sesuatunya di dunia ini akan mengalami perubahan tidak

terkecuali dengan perubahan pada sebuah wilayah. Desa-desa akan berubah

menjadi kota kecil, kota kecil akan berubah menjadi kota sedang, kota sedang

akan berubah menjadi kota besar, kota besar akan berubah menjadi kota

metropolis (kota yang amat besar), dan kota metropolis akan berubah mejadi kota

megalopolis (kota yang super besar).

Ketika sebuah kota mengalami perubahan baik itu perubahan secara

lambat maupun perubahan secara drastis, manusia sebagai penghuni utama dari

sebuah kota tidak akan diam begitu saja melainkan akan ikut juga berubah sejalan

dengan perubahan yang terjadi di kota tersebut. Karena pada dasarnya manusia

(13)

2

dengan cara mengikuti dan menyesuaikan diri terhadap adanya perubahan

tersebut.

Lain dengan di desa, perubahan yang terjadi di kota biasanya terjadi

secara drastis (sangat cepat) hal ini disebabkan karena ransangan dari luar

biasanya sangat berpengaruh terhadap percepatan perubahan di kota. Dimana

dalam tempo yang tidak terlalu lama, banyak kota-kota yang berubah wajahnya

secara drastis. Salah satu faktor pemicunya adalah perkembangan teknologi yang

serba cepat pula. Tidak hanya dari teknologi, di kota jugalah berkembang

kebudayaan umat manusia. Hal ini bisa kita lihat pada tingginya keterampilan

teknis, berkembangnya gagasan manusia, majunya berbagai bidang kesenian, dan

munculnya segala penemuan-penemuan baru.

Munculnya kota untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia

terjadi di tempat yang strategis seperti di lembah sungai Nil dan Efrat-Tigris.

Dimana faktor yang menyebabkan lahirnya permukiman berupa kota itu

diakibatkan karena telah cukupnya bahan pangan yang dihasilkan oleh pedesaan.

Dengan sendirinya ada orang-orang yang terbebaskan dari pekerjaan mengolah

tanah. Mereka itulah yang nanti mulai hidup dari kegiatan non-agraris, misalnya

dagang transportasi.

Melihat perkembangan kota-kota di Indonesia saat ini, Menno dan Alwi

(1994:26) mengatakan bahwa kota-kota di Indonesia dapat dilihat dan dikenali

(14)

3

ibukota Kabupaten atau Kecamatan. Setingkat lebih tinggi adalah Kotamadya

(Kotapraja), yang sejajar dengan daerah otonom tingkat II.

Kota Pangururan adalah ibukota Kabupaten Samosir yang berkembang

cukup pesat dalam segala bidang dan menjadi kota yang sangat penting di

Kabupaten Samosir. Karena pada hakikatnya ibukota merupakan suatu sistem

jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan pusat permukiman dan kegiatan

penduduk, serta sebagai pusat aktivitas manusia yang meliputi pusat

pemerintahan, pusat perekonomian dan lainnya

Kota Pangururan memiliki letak yang cukup strategis. Konon, sejak

jaman kemerdekaan hingga tahun 1980-an satu-satunya tempat transit yang paling

populer di Samosir adalah Tano Ponggol yang terdapat di kecamatan Pangururan.

Tempat ini menjadi tempat persinggahan bagi orang-orang yang akan melakukan

aktivitas perdagangan hasil-hasil bumi dari Samosir seperti bawang, jagung,

kacang (hasil utama saat itu) dengan tujuan kota dagang kecil yaitu Haranggaol

setiap hari seninnya dan Tigaras setiap hari Jumat, dengan menggunakan

kendaraan lewat danau yaitu Kapal (seperti kapal/solu-solu penumpang Tomok –

Ajibata sekarang). Selain Tano Ponggol sebagai transit perdagangan juga

satu-satunya jalan transportasi keluar dari Samosir dengan berbagai tujuan, salah

satunya ialah perjalanan para anak-anak yang akan melanjutkan pendidikan ke

jenjang pendidikan yang lebih tinggi, kebanyakan mereka memulai perjalanan

(15)

4

mempunyai bangunan-bangunan perumahan yang berjarak cukup rapat dan

mempunyai sarana-sarana serta fasilitas-fasilitas yang memadai yang berguna

untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduknya. Terlepas dari besarnya jumlah

penduduk yang paling utama disini adalah gedung-gedung dan

bangunan-bangunan yang letaknya berdekatan, dari memiliki sarana dan prasana umum

seperti jalanan, air dan penerangan, sarana ibadah, pemerintahan, rekreasi,dan

olahraga, ekonomi, komunikasi, serta lembaga-lembaga yang mengatur kehidupan

bersama penduduknya.

Kota Pangururan merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Samosir,

disana terdapat banyak kantor-kantor penting yang selalu dikunjungi orang

banyak, baik itu orang yang memang bertugas disana maupun orang-orang yang

sedang mengurus kepentingan administrasi dalam menjalankan kewajibannya

sebagai warga Negara. Kantor-kantor penting itu misalnya adalah kantor dinas

pendidikan, kantor DPRD. Selain itu juga terdapat tempat-tempat bersejarah

seperti Tano ponggol, Tugu juang, Mesjid Al-Hasanah, Rumah sakit, dan juga

terdapat tempat bermain atau tempat wisata yang bisa kita nikmati di kota

tersebut. Ini semua merupakan pendukung kemajuan kota Pangururan hingga

sampai saat ini.

Masyarakat kota mempunyai lingkungan fisik dan lingkungan sosial

tersendiri. Mayarakat kota dengan lingkungan fisik pada umumnya memiliki

sumber perekonomian yang besar seperti pasar atau supermarket, gedung-gedung

(16)

5

materialistis, terjadi kesenjangan sosial antara orang miskin dan orang kaya dan

norma-norma agama tidak terlalu ketat. Semuanya itu turut membentuk dan

memperngaruhi gagasan-gagasan dan tingkah laku serta membentuk nilai-nilai

yang dianut oleh mereka yang berada atau berdiam didalamnya. Mereka

mempunyai pola-pola budaya pola-pola tingkah laku, lembaga-lembaga dan

pranata-pranata serta struktur sosial yang berbeda dari masyarakat primitif

maupun masyarakat desa.

Seperti diketahui bahwa adanya latar belakang geografis suatu kota akan

memberikan corak yang khas mengenai kehidupan kotanya. Dalam perkembangan

kehidupannya, kota dapat saja mengalami perubahan fungsi dari suatu fungsi

tertentu menjadi fungsi yang lain. Seperti yang terjadi di kota-kota Eropa Barat

pada abad pertengahan. Dimana kota-kota yang ada sekarang mempunyai fungsi

sebagai pusat perdagangan tetapi dulunya kota tersebut berfungsi sebagai pusat

keagamaan atau pusat pemerintahan. Perubahan fungsi tersebut sejalan dengan

makin majunya fasilitas-fasilitas perkotaan yang ada, dan kemajuan teknologi.

Pada masa sekarang ini kebanyakan kota-kota yang ada dan mempunyai

fungsi jamak (multi function city). Hal ini disebabkan karena manusia mempunyai

kegiatan-kegiatan yang beranekaragam seperti kegiatan politik, kegiatan sosial,

kegiatan ekonomi, kegiatan budaya, yang pada umumnya berpusat di kota-kota

(17)

6

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi

identifikasi masalah adalah sebagai berikut :

a. Sejarah terbentuknya kota Pangururan

b. Pangururan dijadikan sebagai Ibukota Kabupaten Samosir

c. Perkembangan kota Pangururan setelah menjadi Ibukota Kabupaten

Samosir

d. Perkembangan transportasi kota Pangururan setelah menjadi Ibukota

Kabupaten.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penelitian ini dibatasi

mengenai”Sejarah Kota Pangururan”

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan

masalah adalah:

a. Bagaimana sejarah terbentuknya kota Pangururan ?

b. Mengapa Pangururan dijadikan sebagai ibukota Kabupaten Samosir ?

c. Bagaimana perkembangan kota Pangururan setelah menjadi Ibukota

(18)

7

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui sejarah terbentuknya kota Pangururan.

b. Untuk mengetahui mengapa kota Pangururan yang dijadikan sebagai

Ibukota Kabupaten Samosir.

c. Untuk mengetahui perkembangan kota Pangururan setelah menjadi

ibukota Kabupaten Samosir.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

a. Menambah wawasan peneliti tentang Sejarah Kota Pangururan

b. Untuk menambah pengetahuan atau informasi bagi para pembaca baik

dari kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum tentang sejarah kota

Pangururan

c. Memperkaya informasi bagi masyarakat khususnya Pangururan untuk

mengetahui sejarah kota Pangururan dijadikan sebagai ibukota kabupaten

Samosir

d. Memperkaya informasi bagi akademisi UNIMED, khususnya jurusan

pendidikan sejarah untuk dapat kiranya mengetahui dan memahami

(19)

76

1. Sejarah kota Pangururan, sejak dulunya hingga sampai saat ini merupakan

sejarah yang begitu panjang. Mulai dari Pangururan berbentuk huta atau

perkampungan sederhana yang dihuni oleh orang-orang Batak Toba

awalnya hingga terbentuk menjadi kota seperti sekarang ini.

2. Pangururan berasal dari kata urur yang artinya kasau atau kayu bulat.

Pangururan sebagai jalur perlintasan lewat Tano Ponggol yang merupakan

daerah transit dalam melakukan aktivitas perdagangan oleh orang-orang

dari Sidikalang, Tanah Karo, dan Sumbul.

3. Masuknya Belanda ke kota Pangururan tahun 1906 membawa perubahan

yang cukup berpengaruh dalam bidang infrastruktur, seperti pembangunan

jembatan, jalan, rumah ibadah, dan gedung-gedung.

4. Setelah ditetapkan sebagai Ibukota Kabupaten Samosir, kota Pangururan

sebagai pusat pemerintahan, selain itu Pangururan juga merupakan tempat

perdagangan, adanya fasilitas-fasilitas diperkotaan seperti sarana hiburan

dan tempat wisata.

5. Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi membuat kota Pangururan

(20)

77

pendukung yang menuliskandan mencantumkan tentang kota Pangururan. Dengan

bagitu peneliti menyarankan kepada lembaga-lembaga yang mengurusi masalah

tersebut untuk menambah, mengusahakan dan mencari sumber-sumber yang

berhubungan dengan Kota Pangururan. Agar kedepannya, jika ada penelitian

lanjutan atau para peneliti yang ingin meneliti Kota Pangururan dapat

memperoleh hasil yang benar-benar objektif.

Hal yang paling penting adalah perhatian pemerintah Kota Pangururan

yang sangat kurang terhadap sejarah daerahnya sendiri dan

peninggalan-peninggalan bersejarah yang ada sampai saat ini. Tidak banyak masyarakat yang

tau tentang sejarah Kota Pangururan. Untuk itu, diperlukan penggalian dan

penelusuran tentang sejarah yang ada di daerah tersebut.

Terakhir, untuk pengembangan selanjutnya diharapkan semua unsur

masyarakat dan pemerintah agar saling bekerja sama untuk memajukan

potensi-potensi yang ada di Kota Pangururan. Seperti potensi-potensi wisatam Ekonomi, dan

memanfaatkan peninggalan-peninggalan bersejarah sebagai objek wisata agar

(21)

78

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, D, (2007), Metodologi Penelitian Sejarah, Ar-ruzzmedia: Yogyakarta

Aksara, B,(1977), Masyarakat Kuno dan Kelompok-kelompok Sosial ,Penerbit Obor:Jakarta

Bintarto, R, (1983), Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya, Ghalia Indonesia:Jakarta

BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Samosir. Statistik Daerah Kecamatan Pangururan 2013,

Branch, M, (1996), Perencanaan Kota Komprehensif Pengantar dan Penjelasan.Gadjah Mada University Press : Yogyakarta

Castles, L, (2001), Kehidupan Politik Suatu Keresidenan di Sumatra: Tapanuli 1915-1940, KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) bekerjasama dengan Yayasan Adikarya IKAPI dan The Ford Foundation: Jakarta

Daldjoeni, N, (1998), Geografi Kota dan Desa ,Penerbit Alumni : Bandung

Daldjoeni, N,(1992), Seluk Beluk Masyarakat Kota, Penerbit Alumni :Bandung

Gallion, A, Eisner Simon, (1992), Pengantar Perancangan Kota. Penerbit Erlangga:Jakarta

Kuntowijoyo, (2003), Metodologi Sejarah, PT. Tiara Wacana Yogya: Yogyakarta

Kusno, A, (2012), Pengantar Sejarah Kota. PenerbitOmbak:Yogyakarta

Menno S, Alwi Mustamin, (1992), Antropologi Perkotaan, Rajawali Pers : Jakarta

Mirsa, R, (2012), Elemen Tata Ruang Kota, Graha ilmu: Yogyakarta

Rahmad, (2013), Sejarah Kota Kisaran,Unimed Press: Medan

Sugiharto, (2008), Pembangunan dan Pengembangan Wilayah, USU Press:Medan

Gambar

Tabel 4. 1 Statistik Geografi Kecamatan Pangururan ........................................

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah: (1) Gambaran kompetensi gur u di lapangan secara keseluruhan dilihat dari hasil penelitian yaitu kompetensi pedagogik

Perkembangan kota (dalam hal ini ibukota kecamatan) secara fisik dipengaruhi oleh empat faktor yaitu faktor fisik kota, faktor kependudukan dan sosial, faktor

Kesimpulan penelitian diperoleh gambaran bahwa secara keseluruhan Kinerja Lurah dalam Pelayanan Publik di Kelurahan Gunung Lingai Kota Samarinda masih belum

Berdasarkan pengembangan produk yang dikembangkan melalui uji ahli dan uji lapangan maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa keseluruhan model latihan telah memenuhi

2.. 28| LKIP RSUD Kota Yogyakarta Realisasi belanja yang dicapai dalam Program Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja tahun 2020 secara keseluruhan cenderung

dipindahkan termasuk perpindahan ibuKota ke Banyuwangi. Pada zaman pemerintahan Banyuwangi dipegang Bupati Mas Alit, perkembangan agama Islam tidak dapat dibendung

dipindahkan termasuk perpindahan ibuKota ke Banyuwangi. Pada zaman pemerintahan Banyuwangi dipegang Bupati Mas Alit, perkembangan agama Islam tidak dapat dibendung

Perkembangan Struktur Kota Periode Kolonial Belanda Pada Periode kolonial Struktur ruang kota ibukota Jambi berkembang sepanjang sungai Batanghari, dengan membangun kawasan-kawasan