• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL-MODEL LATIHAN PASSING ATAS BOLAVOLI UNTUK USIA PEMULA DI KLUB BOLAVOLI GAJAYANA KOTA MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL-MODEL LATIHAN PASSING ATAS BOLAVOLI UNTUK USIA PEMULA DI KLUB BOLAVOLI GAJAYANA KOTA MALANG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODEL-MODEL LATIHAN PASSING ATAS BOLAVOLI UNTUK USIA PEMULA DI KLUB BOLAVOLI GAJAYANA KOTA MALANG

Khurotul Aini1

Universitas Islam "45" Bekasi

khurotul_turtle@yahoo.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model latihan passing atas bolavoli dengan bentuk penyampaian menggunakan media buku untuk peserta latihan usia pemula di Klub Bolavoli Gajayana Kota Malang. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pegembangan dan memanfaatkan model pengembangan (Research and Development) Borg dan Gall (1983) yang telah dimodifikasi oleh peneliti. Berdasarkan pengembangan produk yang dikembangkan melalui uji ahli dan uji lapangan maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa keseluruhan model latihan telah memenuhi teori latihan yakni bertahap, berepetisi, adanya kompetisi, berfungsi untuk penyempurnaan kualitas atlet untuk mencapai prestasi, serta dilengkapi dengan tugas pelatih pada tiap model latihan.

Kata kunci: pengembangan model latihan, passing atas, bolavoli

Keseluruhan proses kehidupan manusia melalui tahapan-tahapan dengan kegiatan belajar. Kegiatan belajar merupakan hal yang penting untuk pencapaian suatu pendidikan atau ilmu pengetahuan. Hukum belajar yang penting menurut Throndike dalam Rahantoknam (1988:26) antara lain (a) Hukum latihan mengemukakan bahwa pengulangan memperkuat stimuli dan respon, hukum pengaruh; (b) Hukum pengaruh menekankan pada pentingnya hadiah dimana respon diikuti oleh kepuasaan; (c) Hukum kesiapan menekankan pada motivasi yakni ketika peserta didik siap untuk belajar.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:17) “Belajar merupakan kegiatan orang sehari-hari”, yang artinya kegiatan belajar merupakan kegiatan untuk melakukan peningkatan pada diri seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang.Para ahli menggunakan teori ini untuk mencegah pembentukan sikap yang tidak baik untuk mengarahkan ke arah yang baik dan benar. Menurut Piaget (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:38) “Belajar sebagai perilaku berinteraksi antara individu dan lingkungan sehingga terjadi perkembangan intelek individu”. Menurut Jihad dan Haris

1

Khurotul Aini: Dosen PJKR FKIP Universitas Islam "45" Bekasi

(2)

Motion, Volume VII, No. 2, September 2016

120

(2008:1) menyatakan bahwa “Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan”.

Beberapa ciri belajar menurut Hamalik (dalam Jihad dan Haris, 2008:3) antara lain: (a) Proses belajar harus mengalami, berbuat, mereaksi, dan melampaui, (b) melalui bermacam-macam pengalaman dan mata pelajaran yang berpusat pada suatu tujuan tertentu, (c) bermakna bagi kehidupan tertentu, (d) bersumber dari kebutuhan dan tujuan yang mendorong motivasi secara keseimbangan, (e) dipengaruhi pemawaan dan lingkungan, (f) dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual, (g) berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan sesuai dengan kematangan sebagai peserta didik, (h) dapat diketahui status dan kemajuannya, (i) kesatuan fungsional dari berbagai prosedur, (j) hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain tetapi dapat didiskusikan secara terpisah, (k) di bawah bimbingan yang merangsang dan bimbingan tanpa tekanan dan paksaan, (l)hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,

apresiasi abilitas dan keterampilan, (m) dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik, (n) lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan berbeda-beda, (o) bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah, sehingga tidak sederhana dan statis.

Berdasarkan teori-teori tersebut mendukung bahwa keterampilan dalam aktivitas fisik memerlukan adanya stimulus untuk merespon dan menyerap informasi dari tahapan paling mudah hingga pada tahapan gabungan yang diberikan pendidik atau pelatih pada proses belajar. Untuk itu, dengan adanya tingkat tahapan-tahapan teknik dasar dari tahapan paling mudah hingga tahapan paling sulit hendaknya mampu membantu peserta didik atau atlet untuk meningkatkan kemampuan yang dimilki.

Berkembangnya informasi seakan mewajibkan tiap individu menggali informasi sebanyak-banyaknya baik melalui media cetak dan media elektronik.Untuk itu Sebagai sarana penyampaian informasi belajar digunakanlah media yang mendukung. Dwiyogo (2010:229) menyatakan bahwa “Media adalah alat atau cara yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan informasi (pesan) agar dapat diterima oleh penerima informasi sepenuhnya”. Disebut dengan media belajar yakni jika digunakan untuk menyampaikan pesan dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran.Gagne dan Briggs

(3)

Motion, Volume VII, No. 2, September 2016

121

(dalam Dwiyogo, 2010:229) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah alat untuk menyampaikan isi pengajaran (media yang dimaksud adalah buku, tape-recorder, kaset, film, video, slide televisi, dan lain-lain).

Salah satu media yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan yakni jenis media cetak yang juga berfungsi untuk menyalurkan pesan, saluran yang digunakan adalah indra penglihatan. Sedangkan penyampaian pesan menggunakan simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Melalui media cetak pula dapat digunakan untuk menarik perhatian dapat berupa gambar-gambar yang berwarna dan menarik yang mungkin cepat dilupakan jika tidak dilengkapi dengan penampilan gambar yang menarik.

Kegiatan belajar melalui media cetak juga diperlukan dalam mempelajari pemainan bolavoli seperti banyaknya model latihan passing atas bolavoli yang saat ini makin berkembang pesat dan lebih bervariasi mengakibatkan keingintahuan pelatih dan atlet terhadap model-model latihan yang diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah dalam melatih passing atas khususnya untuk anak usia pemula. Berbagai pendapat tentang prinsip permainan, Ma’mun dan Subroto (2001:43) menyatakan bahwa “Prinsip permainan bolavoli adalah memantulkan bola agar jangan sampai menyentuh lantai, bola dimainkan sebanyak-banyaknya tiga sentuhan dalam lapangan sendiri dan mengusahakan bola hasil sentuhan itu diseberangkan ke lapangan lawan melewati jaring masuk sesulit mungkin”.Bolavoli merupakan permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 6 orang setiap lapangan dipisahkan oleh net.

Pantulan bola dapat dimainkan seluruh tubuh (Roesdiyanto, 1992:1).Untuk dapat bermain dengan baik maka diperlukan adanya keterampilan teknik dasar bolavoli yang harus dikuasai oleh semua pemain.Teknik dasar yang terdapat dalam permainan bolavoli menurut Ma’mun dan Subroto (2001:51) adalah “(1) servis, (2) passing, (3)

smash, (4) bendungan (block)”.Teknik-teknik dasar yang terdapat dalam permainan

bolavoli sangat mempengaruhi keterampilan seseorang dalam permainan bolavoli.Salah satu teknik dasar yang harus dikuasai yakni passing, karena passing merupakan keterampilan dasar untuk menciptakan permainan yang baik dalam bolavoli.Passing

(4)

Motion, Volume VII, No. 2, September 2016

122

dalam permainan bolavoli adalah istilah cara memainkan bola pertama setelah bola berada dalam permainan akibat serangan lawan, servis lawan, atau permainan net (cover spike dan cover block) (Subroto dan Yudiana, 2010:47). Jenis-jenis passing ada dua yaitu passing atas dan passing bawah.

Dalam passing atas terdapat tahapan-tahapan yang harus diketahui, tahapan tersebut yakni sikap permulaan, sikap pelaksanaan dan sikap akhir.Untuk meningkatkan kemenarikan latihan maka diperluka adanya variasi model latihan.Menurut Bompa (dalam Budiwanto, 2012:27), model merupakan tiruan yakni suatu tiruan dari yang aslinya, mengatur bagian khusus suatu fenomena yang diamati atau diselidiki. Tujuan suatu model adalah untuk memperoleh suatu yang ideal dan meskipun keadaan abstrak ideal tersebut adalah kenyataan yang kongkrit yang juga menggambarkan sesuatu yang diusahakan untuk dicapai, suatu peristiwa yang akan dapat diperoleh. Untuk itu pelatih diharapkan mampu memberikan model latihan yang bervariasi, tetapi disesuaikan dengan perkembangan anak usia pemula khusunya. Agar tidak terjadi kesalahan dalam melatih sebaiknya para pelatih mengetahui usia-usia permulaan latihan olahraga dengan benar. Berikut merupakan usia-usia permulaan latihan olahraga, spesialisasi, dan pencapaian prestasi tertinggi:

Tabel 1.

Usia-Usia Permulaan Latihan Olahraga, Spesialisasi, dan Pencapaian Prestasi Tertinggi (Sumber: Yudiana, Subarjah, dan Juliantine, 2008: 2.11)

Cabang Olahraga Permulaan Latihan Olahraga (Usia) Usia Spesialisasi (Tahun) Usia Pencapaian Prestasi Tinggi Atletik 10—12 13—14 18—23 Basketball 7—8 10—12 20—25 Tinju 13—14 15—16 20—25 Balap sepeda 14—15 16—17 21—24 Loncat indah 6—7 8—10 18—22 Anggar 7—8 10—12 20—25 Senam (wanita) 6—7 10—11 14—18 Senam(laki-laki) 6—7 12—14 18—24 Mendayung 12—14 16—18 22—24 Sepak bola 10—12 11—13 18—24 Renang 3—7 10—12 16—18 Tenis 6—8 12—14 22—25 Bulutangkis 6—9 12—15 20—28

(5)

Motion, Volume VII, No. 2, September 2016

123

Bolavoli 11—12 14—15 20—25

Angkat besi 11—13 15—16 21—28

Gulat 13—14 15—16 24—28

Sedangkan keterampilan passing atas bolavoli sendiri harus dilakukan secara berulang-ulang melalui latihan, menurut Kosasih (1985:46) menyatakan bahwa “Latihan atau training adalah proses kerja yang harus dilakukan secara sistematis, berulang-ulang dan jumlah beban yang diberikan semakin bertambah”. Maka dari itu, model yang dikembangkan berprinsip pada jumlah beban yang ditambahkan dan berepetisi. Selain memperhatikan faktor-faktor penting dalam latihan, juga diperlukan adanya model latihan yang berprinsip pada permainan Permainan adalah sebagai bentuk kompetisi bermain penuh yang hasilnya ditentukan oleh keterampilan fisik, strategi, atau kesempatan yang dilakukan secara perorangan atau gabungan (Furqon, 2006:3).

Mu’arifin (2009:24) menyatakan bahwa permainan adalah bagian dari bermain yang telah dibatasi oleh peraturan yang sengaja dikembangkan untuk ditaati agar permainan itu dapat berlangsung secara lancar, aman, dan adil.Permainan yang telah dikondisikan dengan aturan resmi dalam kegiatan olahraga biasanya berbentuk kompetisi atau persaingan, baik berupa pertandingan maupun perlombaan yang berfungsi untuk menentukan keunggulan atau keberhasilan individu atau kelompok.

Diri aspek tujuan olahraga, Mu’arifin (2009:29) menyatakan tujuan olahraga adalah penampilan perilaku gerak setinggi-tingginya untuk memenangkan suatu pertandingan atau perlombaan. Menurut Loy, Mc Pherson, dan Kenyon (dalam Furqon, 2006:3) olahraga merupakan berbagai permainan yang terinstitusionalisasi atau terlembagakan yang menuntut demonstrasi atau peragaan kecakapan fisik. Sedangkan salah satu tahap perkembangan permainan adalah olahraga yang dimaksud adalah olahraga resmi yang biasa dipertandingkan seperti bolavoli (Furqon, 2006:10).

Kosasih (1985:46) menyatakan bahwa “Latihan atau training adalah proses kerja yang harus dilakukan secara sistematis, berulang-ulang dan jumlah beban yang diberikan semakin bertambah”. Selanjutnya, Harsono (dalam Budiwanto, 2012:16) menjelaskan bahwa latihan adalah suatu proses berlatih secara sistematis dan dilakukan secara berulang-ulang, dimana kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah. Kemudian Suharno (dalam Budiwanto, 2012:16) menjelaskan bahwa “Latihan

(6)

Motion, Volume VII, No. 2, September 2016

124

merupakan suatu proses penyempurnan kualitas atlet secara sadar untuk mencapai prestasi yang maksimal dengan diberi beban fisik dan mental secara teratur, teratur, terarah, bertahap, bertingkat, dan berulang-ulang waktunya”.

Dalam model-model latihan yang dikembangkan oleh peneliti terdapat sembilan model latihan yang dikembangkan, dalam salah satu bentuk model yang dikembangkan terdapat pula permainan yang dipertandingkan sehingga menuntut penguasaan gerak khususnya passing atas tetapi masih menyenangkan yang nantinya dapat dipergunakan untuk mencapai puncak prestasi.

Pada penelitian yang dilakukan diperlukan adanya peranan pelatih dalam kegiatan latihan. Yudiana (2008:15) menyatakan tugas pelatih pada saat proses latihan dan bertanding meliputi: (a) menyusun dan merencanakan rencana latihan, (b)menyusun dan menciptakan model, (c) menyusun, membuat, menyediakan, dan mencari perlengkapan latihan, (d) manajemen latihan dan pertandingan, (e) mengembangkan prestasi atlet, (f) membentuk sifat dan kepribadian atlet, (g) mengembangkan fungsi kognisi atlet, (h) mengevaluasi keterampilan atlet. Menurut Suharno (dalam Budiwanto, 2012:47) menjelaskan langkah-langkah latihan gerakan teknik sebagai berikut: (1) pelatih memberikan penjelasan dan memperagakan gerakan teknik dasar secara keseluruhan, (2) atlet melakukan latihan gerakan teknik dasar dengan memperhatikan kunci-kunci gerakan, (3) atlet melakukan latihan gerakan teknik dasar secara utuh dalam situasi dan kondisi yang sederhana, (4) tempo latihan ditingkatkan dan mengulang-ulng latihan teknik dasar dengan menggunakan kekuatan, kecepatan, dan koordinasi yang lebih sulit, (5) mempersulit jenis dan bentuk-bentuk latihan teknik, (6) latihan keterampilan teknik lanjutan yang lebih tinggi, (7) meningkatkan efektifitas gerakan teknik dibarengi dengan pembentukan fisik, (8) mencoba keterampilan teknik dalam situasi permainan sederhana, (9) penguasaan keterampilan teknik secara sempurna dan otomatis yang diterapkan dalam pertandingan.

Hasil pengembangan diperlukan adanya pelaksanaan semua langkah-langkah untuk latihan gerakan teknik. Untuk mendukung tugas pelatih maka dikembangkanlah produk model-model latihan passing atas bolavoli untuk usia pemula dengan harapan memberikan jalan keluar dari masalah yang dihadapi klub serta dilengkapi dengan tahapan pelaksanaan.

(7)

Motion, Volume VII, No. 2, September 2016

125 METODE

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pegembangan dan memanfaatkan model pengembangan (Research and Development) Borg dan Gall (1983) yang telah dimodifikasi oleh peneliti yakni (1) Melakukan penelitian dan pengumpulan data informasi dengan melakukan wawancara, menyebarkan angket, telaah pustaka, dan telaah penelitian terdahulu, (2) mengembangkan bentuk produk awal (peneliti membuat produk model-model latihan passing atas bolavoli dalam bentuk teks dilengkapi gambar), (3) melakukan uji ahli terhadap empat ahli, yakni dua ahli bolavoli yakni Drs. Imam Sugiono dan Drs. Agus Tomi, M.Pd dan dua ahli kepelatihan yakni Drs. Suyana dan Sunaryo S.H, (4) revisi produk (sesuai dengan hasil evaluasi para ahli), (5) kegiatan uji coba kelompok kecil yang dilakukan dengan melibatkan 10 subjek, (6) kegiatan uji kelompok besar (uji lapangan) dengan menggunakan 15 subjek, (7) revisi produk akhir, dan (8) membuat laporan mengenai produk pada jurnal.

Jenis data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif.Data kualitatif diperoleh dari dua hal yakni wawancara dan angket yang dinyatakan dalam bentuk narasi. Pertama, data hasil wawancara diperoleh pada kegiatan analisis kebutuhan terhadap satu orang pelatih bolavoli di Klub Bolavoli Gajayana Kota Malang. Selanjutnya data angket diperoleh pada kegiatan uji ahli dari empat orang validator yang dipergunakan sebagai dasar untuk merevisi produk.Sementara itu untuk data kuantitatif diperoleh dari persentase hasil validasi ahli dan uji lapangan. Analisis data yang dilakukan meliputi dua cara, yakni analisis data kualitatif dan kuantitatif. Pertama,

analisis data kualitatif.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data kualitatif terdiri dari tiga langkah yakni (1) langkah persiapan, (2) langkah tabulasi, dan (3) langkah penerapan. Langkah persiapan diawali dengan memastikan kelengkapan data sehingga siap untuk dianalisis lalu informasi dalam data tersebut dikelompokkan berdasarkan rumusan. Langkah tabulasi diawali dengan mereduksi data yang telah dikelompokkan. Dilanjutkan dengan langkah penerapan diawali dengan merumuskkan informasi dari sumber data menjadi kriteria-kriteria yang dipenuhi dalam mengembangkan model-model latihan passing atas bolavoli untuk usia pemula.

(8)

Motion, Volume VII, No. 2, September 2016

126 HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan tujuan penelitian dan pengembangan, hasil penelitian ini disajikan dalam lima aspek, yakni (1) hasil eksplorasi terhadap kebutuhan produk, (2) hasil validasi ahli, (3) hasil uji coba lapangan, (4) telaah pustaka, dan (5) telaah penelitian terdahulu.

Hasil Eksplorasi terhadap Kebutuhan Produk

Berdasarkan analisis kebutuhan yang dilakukan melalui wawancara dan angket diperoleh hasil bahwa pelatih membutuhkan media penunjang untuk pelaksanaan latihan, latihan passing bawah dan smash lebih mendominasi latihan, passing atas diberikan sekedarnya dan lebih banyak diberikan kepada anak yang cocok sebagai

tosser, kemenarikan metode latihan passing atas yang disampaikan pelatih diperoleh hasil 2 anak menjawab tidak menarik, 17 anak menjawab kurang menarik, dan 6 anak menjawab menarik. Untuk alat yang digunakan pelatih sebagai pendukung kegiatan latihan diperoleh hasil 16 anak menjawab bola, 15 anak menjawab cone, 6 anak menjawab gawang untuk lompat, dan 8 anak menjawab pembatas langkah. Berdasarkan hal ini dapat diketahui bahwa sarana pada klub ada dan telah digunakan dengan baik.Untuk kesetujuan dengan adanya model-model latihan passing atas, diperoleh 9 anak menjawab sangat setuju, 6 anak menjawab setuju, 6 anak menjawab kurang setuju, dan 4 anak menjawab tidak setuju. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan model-model latihan passing atas perlu dilakukan pada kegiatan latihan untuk usia pemula di Klub Bolavoli Gajayana Kota Malang.

Hasil Validasi Ahli

Berdasarkan data hasil evaluasi ahli bolavoli dan ahli kepelatihan dapat disimpulkan bahwa pengembangan model-model latihan passing atas bolavoli untuk usia pemula sudah sesuai dengan kegiatan latihan di Klub Bolavoli Gajayana Kota Malang. Secara keseluruhan berkategori “baik” sehingga, pengembangan model-model latihan ini dapat digunakandalam kegiatan latihan di Klub Bolavoli Gajayana Kota Malang.

Hasil Uji Coba Lapangan

Kegiatan uji lapangan dilakukan sebanyak dua kali yakni uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Berdasarkan kegiatan uj coba kelompok kecil yang

(9)

Motion, Volume VII, No. 2, September 2016

127

dilakukan terhadap sepuluh subjek penelitian data dapat disimpulkan bahwa pengembangan model-model latihan passing atas bolavoli untuk usia pemula sudah sesuai dengan kegiatan latihan di Klub Bolavoli Gajayana Kota Malang. Secara keseluruhan berkategori “baik” sehingga, pengembangan model-model latihan ini dapat digunakan dalam kegiatan latihan di Klub Bolavoli Gajayana Kota Malang. Sedangkan untuk kegiatan uji coba kelompok besar terhadap 15 subjek penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan model-model latihan passing atas bolavoli untuk usia pemula sudah sesuai dengan kegiatan latihan di Klub Bolavoli Gajayana Kota Malang. Secara keseluruhan berkategori “baik” sehingga, pengembangan model-model latihan ini dapat digunakan dalam kegiatan latihan di Klub Bolavoli Gajayana Kota Malang.

Telaah Pustaka

Telaah pustaka dilakukan dengan mencari teori mengenai metode yang terbukti mampu mengatasi hambatan-hambatan dalam passing atas. Berdasarkan kegiatan tersebut, ditemukan metode atau cara yang dapat secara tepat mengatasi hambatan-hambatan di dalam latihan passing atas bolavoli. Harsono (dalam Hadisasmita dan Aip, 1996:63) menyatakan “Dengan pembinaan olahraga yang dimulai dari sejak anak usia muda, apabila dilaksanakan dengan baik dan benar, serta dilakukan secara sistematis, berencana, dan memenuhi segala persyaratan di dalam melakukan latihannya yang dirancang untuk jangka waktu yang panjang maka akan dapat diharapkan akan dapat mencapai puncaknya”. Selanjutnya, peneliti mempertajam teori dengan mencari referensi sejenis.

Telaah Penelitian Terdahulu

Dari tahun 2005 hingga 2012 di Fakultas Ilmu Keolahragaan UM, terdapat 15 judul tentang bolavoli. Dari jumlah tersebut hanya terdapat satu penelitian yang membahas secara khusus tentang passing atas yakni penelitian dengan judul

Pengembangan Pembelajaran Teknik Passing Atas Bolavoli dengan Menggunakan Gaya Mengajar Inklusi untuk Siswa Kelas VIII-F SMP Ma’arif Pandaan Kabupaten Pasuruan yang diteliti oleh Evi Yulitasari. Sedangkan judul penelitian lainnya membahas secara umum tentang pola latihan, program latihan strategi pertahanan baik di klub maupun di kegiatan ekstrakurikuler dan survei kegiatan latihan di klub.

(10)

Motion, Volume VII, No. 2, September 2016

128

Berdasarkan hasil telaah tersebut, dapat disimpulkan bahwa belum ada penelitian yang mengembangkan secara khusus media untuk latihan passing atas usia pemula di Klub Bolavoli Gajayana Kota Malang, maka dikembangkan model-model latihan passing atas untuk usia pemula.

Hasil Revisi Produk

Berdasarkan kegiatan uji ahli dan uji lapangan yang dilakukan maka produk mengalami perubahan yakni terdiri atas satu produk yakni hard copy berupa buku model-model latihan.Produk hard copy ditujukan untuk mempermudah atlet memahami model latihan passing atas. Buku ini dicetak di kertas A5 seberat 80gr dan cover kertas

glossy berwarna kombinasi biru muda dan biru tua dengan total halaman 73 lembar. Berikut ini merupakan ringkasan revisi berdasarkan saran dari para ahli seperti produk awal yang dikembangkan oleh peneliti terdiri dari 9 model latihan passing atas oleh ahli disarankan agar pembagian anak dalam kelompok diperjelas, pada model latihan

passing duduk sebaiknya posisi awal anak dengan tidur terlentang, gambar-gambar model latihan lebih diperjelas lagi termasuk ikon-ikon penting pada lapangan. Ahli juga menyarankan agar tiap model untuk mengutamakan keselamatan dan kenyamanan anak dalam latihan, menyesesuaikan model-model latihan dengan durasi latihan di Klub, memberikan keterangan untuk pelatih agar memberikan contoh terlebih dahulu pada model latihan yang lebih kompleks, dan lebih banyak menambahkan repetisi dan mengurangi waktu pada tiap model latihan dan perjelas tugas pelatih serta mempertimbangkan faktor kelelahan pada anak.

SIMPULAN

Berdasarkan pengembangan produk yang dikembangkan melalui uji ahli dan uji lapangan maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa keseluruhan model latihan telah memenuhi teori latihan yakni bertahap, berepetisi, adanya kompetisi, berfungsi untuk penyempurnaan kualitas atlet untuk mencapai prestasi, serta dilengkapi dengan tugas pelatih pada tiap model latihan. Kelebihan secara umum produk yang dikembangkan berupa buku dengan ukuran kertas A5, sehingga produk dapat dibawa dan dipelajari dimanapun, dilengkapi dengan langkah-langkah persiapan dan pelaksanaan kegiatan

(11)

Motion, Volume VII, No. 2, September 2016

129

dengan menggunakan gambar skets yang lebih mudah untuk dimengerti dan lebih menarik untuk dipelajari.

Berdasarkan pengembangan ini, ditemukan bahwa model-model latihan passing

atas untuk usia pemula dibutuhkan oleh pelatih dan atlet. Produk yang telah dikembangkan bisa digunakan berdasrakan uji produk terhadap ahli kepelatihan dan ahli bolavoli. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti menyarankan tiga hal berikut.

Pertama, saran pemanfaatan yakni perlu dipertimbangkan situasi dan kondisi.Sebelum mengikuti latihan, hendaknya atlet melihat dan mempelajari variasi latihan ini, sehingga atlet dapat mengetahui dan mampu menguasai bolavoli terutama pada penguasaan

passing atas dengan baik. Kedua, saran diseminasi yakni untuk penyebarluasan produk pengembangan ke sasaran yang lebih luas, peneliti memberikan saran supaya produk ini dievaluasi ulang dan disesuaikan dengan sasaran yang ingin dituju. Dan Ketiga, saran pengembangan lebih lanjut peneliti memberikan dua saran yakni (1) Untuk subjek penelitian uji coba sebaiknya dilakukan pada subjek yang lebih luas, baik dari segi atlet maupun masyarakat yang tertarik untuk mengembangan bolavoli dan hasil pengembangan ini hanya sampai pada tersusunnya sebuah produk, belum sampai pada tingkat efektivitas produk yang dikembangkan. Jadi sebaiknya dilanjutkan dengan penelitian mengenai efektifitas produk yang dikembangkan dengan analisis data yang lebih kompleks.

DAFTAR PUSTAKA

Budiwanto, S. 2012. Metodologi Latihan Olahraga. Malang: UM PRESS.

Borg, W.R dan Gall, M.D. 1983. Educational Research An Introduction. New York: Longman.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dwiyogo, W. 2010.Dimensi Teknologi Pembelajaran Pendidikan Jasmani & Olahraga. Malang: Wineka Media.

Furqon H. M. 2006. Mendidik Anak dengan Bermain.Surakarta: Program Studi D-2 Pendidikan Jasmani Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

(12)

Motion, Volume VII, No. 2, September 2016

130

Hadisasmita dan Aip. 1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta: Departemen P dan K Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Tenaga Pendidikan Tenaga Akademik.

Jihad, A & Haris, A. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi Press.

Kosasih E. 1985. Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta: Akademi Pressindo. Ma’mun, A dan Subroto.2001.Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Permainan

Bolavoli. Jakarta: Depdiknas Dirjend Diksasmen.

Mu’arifin. 2009. Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Malang:Universitas Negeri Malang.

Rahantoknam, E. 1988.Belajar Motorik Teori dan Aplikasinya dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Proyek Lembaga Pendidikan Tenaga.

Roesdiyanto. 1992. Strategi, Teknik, dan Permainan Bolavoli. Malang:IKIP Malang. Yudiana, dkk. 2008. Dasar-Dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

1. 161) mengatakan wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan verbal kepada orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang

Menurut Pearce (2011) fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Pada pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan eksterna, oksigen dipungut melalui hidung

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh indikator GCG yaitu kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris dan komite audit terhadap Corporate Social

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan centellosida yaitu asiatikosida, madekasosida dan asam asiatik pada bagian atas (daun dan petiol) dan bagian

Fungsi pengentasan dilakukan dengan memberdayakan seluruh kemampuan konseli (siswa), sehingga keputusan yang diambil merupakan keputusan siswa dan bukan keputusan

Tabel 8 menunjukkan varietas Baluran mempunyai bobot biji yang tidak berbeda nyata dengan varietas Anjasmoro dan Sinabung demikian pula antar ketiga varietas. Rerata

Dengan terbentuknya Kabupaten Pesisir Barat sebagai daerah otonom, Pemerintah Provinsi Lampung berkewajiban membantu dan memfasilitasi terbentuknya kelembagaan

Berdasarkan perbandingan total biaya antara kondisi eksisting dengan skenario yang dibuat, diketahui bahwa total biaya service hingga 100.000 km akan lebih ekonomis