• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODAL SOSIAL DALAM KOPERASI CREDIT UNION (STUDI KASUS DI KOPERASI CREDIT UNION TUNAS MEKAR MEDAN DAN HARAPAN MAJU LINTONGNIHUTA, SAMOSIR).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODAL SOSIAL DALAM KOPERASI CREDIT UNION (STUDI KASUS DI KOPERASI CREDIT UNION TUNAS MEKAR MEDAN DAN HARAPAN MAJU LINTONGNIHUTA, SAMOSIR)."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

MODAL SOSIAL DALAM KOPERASI CREDIT UNION

(Studi Kasus di Koperasi Credit Union Tunas Mekar Medan dan Harapan Maju Lintongnihuta Kabupaten Samosir)

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat

mendapatkan gelar Magister Sains pada Program Studi Antropologi Sosial

Oleh:

ZANRISON NAIBAHO

NIM : 8146152017

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

iii

ABSTRAK

ZANRISON NAIBAHO, NIM. 8146152017. Modal Sosial dalam Koperasi Credit Union (Studi Kasus di Koperasi Credit Union Tunas Mekar Medan dan Harapan Maju Lintongnihuta, Samosir), Tesis Pascasarjana Universitas

Negeri Medan, 25 Agustus 2016.

Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya kajian terhadap modal sosial dalam lembaga keuangan koperasi Credit Union, yang berakibat dalam

kehidupan sosial-ekonomi anggotanya. Penelitian ini bertujuan : untuk mengetahui bentuk, pengelolaan dan dampak modal sosial dalam koperasi Credit Union Tunas Mekar Medan koperasi Credit Union Harapan Maju Lintongnihuta,

Samosir. Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif, dan lokasi penelitian di Koperasi Credit Union Tunas Mekar Medan dan Harapan Maju

Lintongnihuta, Samosir. Kedua koperasi tersebut merepresentasikan perkotaan dan pedesaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan versi Miles dan Huberman dengan tahapan : reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Hasil Penelitian bahwa bentuk modal sosial dalam koperasi Credit Union

yakni nilai dan norma yang membangun sikap kejujuran, saling percaya, keterusterangan, kekeluargaan, resiprositas, toleransi, demoktaris, tanggung jawab, kerjasama,. kerjasama, jaringan, keterbukaan, kemandirian, empati, kekeluargaan, kepercayaan. Pengelolaan modal sosial dalam koperasi Credit Union dilaksanakan dalam kegiatan simpan-pinjam, daperma, dakesma, diskusi,

gotongroyong, kegiatan suka dan duka, pembuatan pupuk organik dan pestisida, bibit unggul dan pengolahan tanah, pelatihan pengelolaan pembukuan, bimbingan rohani, pelatihan tentang hukum dan politik, pelatihan pembuatan bantal dari plastik, toko sembako milik bersama, pelatihan pembuatan ternak lebah. Dampak pengelolaan modal sosial dalam koperasi Credit Union yakni keberhasilan

terlihat melalui perkembangan jumlah unit, jumlah anggota, besarnya asset yang

dimiliki, besarnya sisa hasil usaha, besarnya kepercayaan masyarakat kepada koperasi, terbentuknya kemandirian anggota dan perubahan sosial-ekonomi anggota koperasi Credit Union.

Kesimpulan dari hasil penelitian bahwa koperasi Credit Union memiliki

makna kumpulan orang yang saling percaya. Koperasi credit union telah berhasil

mengembangkan konsep modal sosial dengan baik yang merupakan faktor penting dalam ekonomi kerakyatan. Bentuk dan pengelolaan modal sosial yang dilaksanakan dalam koperasi berdasarkan pada kebutuhan dan potensi yang dimiliki anggota. Pelaksanaan modal sosial tujuan utamanya untuk membentuk karakter anggota, yang memiliki mental tanggung jawab, resiprositas, terbuka dan saling percaya.

(6)

iv ABSTRACT

ZANRISON NAIBAHO, NIM. 8146152017. Social Capital in Credit Cooperative Union (Case Study in Cooperative Credit Union Tunas Mekar Medan and Harapan Maju Lintongnihuta, Samosir), Post Graduate Thesis Medan State University, August 25, 2016.

The background of this study is the lack of study of social capital in the cooperative financial institutions Credit Union, which resulted in socio-economic life of its members. This study aims: to determine the shape, management and the impact of social capital in the Cooperative Credit Union Tunas Mekar Medan and Cooperative Credit Union Harapan Maju Lintongnihuta in Samosir. The research was conducted by using descriptive qualitative method and research sites were in the Cooperative Credit Union Tunas Mekar Medan and Harapan Maju Lintongnihuta in Samosir. Both of these cooperatives represent urban and rural areas. Data collection techniques used in this study include: observation, interviews and documentation. Analysis of the data used version of Miles and Huberman phases: data reduction, data presentation, and drawing a conclusion or verification.

The result of studi described the social capital in the Cooperative Credit Union values and norms that build a sense of honesty, mutual trust, candor, kinship, reciprocity, tolerance, democracy, responsibility, cooperation,networking, openness, independence, empathy, familiarity, trust. Management of social capital in the Cooperative Credit Union implemented in saving and borrowing activities,

daperma, dakesma, discussion, cooperative, activities joy and sorrow, organic

fertilizer and pesticides, quality seeds and soil cultivation, bookkeeping management training, spiritual guidance, training about legal and political, training manufacture of plastic pillow, jointly owned grocery store, making training beekeeping. There are some impacts on implementing the social capital in Credit Union; namely, the development of number of the units, number of members, the amount of owned asset, net income, public confidence in the cooperative, the establishment of the independence of members and socio-economic changes in th members cooperative Credit Union.

Conclusions from the study that Credit Union means a group of people who trust each other. This credit union has been able to develop social capital concept well which is very important for the economy of the society. The form and the implementation of the social capital are employed in the credit union is based on the members’ necessity and capacity. The main purpose of the social capital is to from the character of the members who own mental responsibility, reciprocity, opened mind and trust.

(7)

v

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan, karena dengan berkah dan

limpahan rahmat serta hidayahNya, sehingga Tesis yang berjudul “Modal Sosial dalam Koperasi Credit Union (Studi Kasus di Koperasi Credit Union Tunas

Mekar Medan dan Harapan Maju Lintongnihuta Kabupaten Samosir” ini dapat

penulis selesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan suatu karya ilmiah tidaklah

mudah, oleh karena itu tidak tertutup kemungkinan dalam penyusunan Tesis ini

terdapat kekurangan, sehingga penulis sangat mengharapkan masukan, saran, dan

kritikan yang bersifat membangun guna kesempurnaan Tesis ini. Proses penyusunan

Tesis ini tidak terlepas dari berbagai rintangan, mulai dari pengumpulan literatur,

pengumpulan data sampai pada pengolahan data maupun dalam tahap penulisan.

Namun dengan kesabaran dan ketekunan yang dilandasi dengan rasa tanggung jawab

selaku mahasiswa dan juga bantuan dari berbagai pihak, baik material maupun moril.

Olehnya itu dalam kesempatan ini izinkanlah penulis mengucapkan

terimakasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menyelesaikan studi Strata Dua (S2) di Program Pascasarjana Universitas

Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., selaku Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta seluruh stafnya.

3. Bapak Dr. Hidayat, M.Si., selaku Ketua Prodi Antropologi Sosial, dan sekaligus sebagai pembimbing I juga mentor dalam berbagai hal bagi penulis,

yang telah mendorong, membantu, dan mengarahkan penulis hingga

penyelesaian Tesis ini.

4. Bapak Dr. Daulat Saragi, M.Hum., sebagai pembimbing II juga mentor dalam berbagai hal bagi penulis, yang telah mendorong, membantu, dan mengarahkan

(8)

vi

5. Bapak Prof. Usman Pelly. M.A, Ph.D, selaku penguji dan banyak memberi masukan kepada penulis sehingga tesis ini dapat lebih baik, dan sekaligus

dosen pengampu mata kuliah Antropologi Ekonomi, yang memberi inspirasi

bagi penulis untuk mengkaji tentang modal sosial.

6. Bapak Dr. Deny Setiawan. M.Si, selaku penguji dan banyak memberi masukan kepada penulis sehingga Tesis ini dapat lebih baik.

7. Bapak Dr.Phil. Ichwan Azhari, M,S., selaku penguji dan banyak memberi masukan kepada penulis sehingga Tesis ini dapat lebih baik.

8. Seluruh staf pengajar (dosen) dan staf pegawai di lingkup Pascasarjana Prodi Antropologi Sosial Universitas Negeri Medan.

9. Kedua orang tuaku tercinta, ayahanda St.K.Naibaho dan ibunda T.Simbolon yang telah mencurahkan seluruh cinta, kasih sayang, cucuran keringat dan air

mata, untaian doa serta pengorbanan tiada henti.

10.Bapak ketua Koperasi Credit Union Tunas Mekar Medan dan Harapan Maju Lintongnihuta, beserta jajaranya dan seluruh anggota.

11.Bapak Kepala Sekolah SMP/SMA Sutomo yang memberi izin untuk melanjutkan studi, teman satu angkatan 2014 Pasca-Ansos, tentor bimbel SSC,

GO, JSPC, SCC, dan OSCI, Baho Mandiri Privat, teman KTB Filadelphia. 12.Bapak/Ibu guru di SMP/SMA Sutomo, Bapak/Ibu dosen di Akademi

Radiodiagnostik, adik saya: Friden,S.T., Eduarto, S.Kom, Nenti, A.Md, Sri

Mahyuni, A.Md. dan Eva, M.Pd. Sepupu : Bolon S.Pd, Pande,S.Kom,

Juniro,S.Sn, Wiro,M.Si.

Akhirnya, penulis berharap bahwa apa yang disajikan dalam Tesis ini dapat

bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Semoga kesemuanya ini dapat

bernilai ibadah di sisi-Nya, Amin! Sekian dan terimakasih.

Medan, 25 Agustus 2016

(9)

vii

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Komisi Pembimbing ... i

Lembar Persetujuan dan Pengesahan ... ii

Abstrak ... iii

Abstract ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar... xi

Daftar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 9

1.3. Batasan Masalah ... 10

1.4. Rumusan Masalah ... 11

1.5. Tujuan Penelitian ... 11

1.6. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA ... 13

2.1 . Modal Sosial ... 13

2.1.1. Dimensi Modal Sosial ... 24

2.1.2. Tipologi Modal Sosial ... 26

2.2. Pengelolaan Modal Sosial ... 29

2.2.1. Konsep Pemberdayaan Modal Sosial ... 31

2.2.2. Bantuan Modal ... 33

2.3. Dampak Modal Sosial ... 35

2.4. Penelusuran Penelitian terdahulu yang Relevan ... 40

(10)

viii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 47

3.1. Jenis Penelitian ... 47

(11)

ix

4.4.1. Pengelolaan Modal Sosial dalam Koperasi Credit Union

Tunas Mekar dan Harapan Maju ... 125

4.4.2. Perbandingan Pengelolaan Modal Sosial dalam Koperasi Credit Union Tunas Mekar dan Harapan Maju ... 148

4.4.3. Analisis Pengelolaan Modal Sosial dalam Koperasi Credit Union Tunas Mekar dan Harapan Maju ... 153

4.5. Dampak Pengelolaan Modal Sosial dalam Koperasi Credit Union .... 155

4.5.1. Keberhasilan Koperasi Credit Union Tunas Mekar dan Harapan Maju ... 155

4.5.2. Perubahan Sosial-Ekonomi Anggota dalam Koperasi Credit Union ... 156

4.5.3. Analisis Dampak Pengelolaan Modal Sosial dalam Koperasi Credit Union Tunas Mekar dan Harapan Maju ... 160

4.5.4. Analisis Dukungan Bentuk dan Pengelolaan Modal Sosial terhadap perkembangan dalam Koperasi Credit Union ... 162

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 165

5.1. Kesimpulan ... 165

5.2. Implikasi ... 168

5.2. Saran ... 169

(12)

x

DAFTAR TABEL

Tabel : 1 Pengurus Koperasi Credit Union Tunas Mekar Medan ... 67

Tabel: 2 Komposisi Anggota Credit Union Berdasarkan Agama ... 70

Tabel : 3 Komposisi Anggota Credit Union Berdasarkan Usia ... 72

Tabel : 4 Komposisi Anggota Credit Union Berdasarkan Etnik ... 73

Tabel : 5 Komposisi Anggota Credit Union Berdasarkan Profesi ... 75

Tabel : 6 Komposisi Anggota Credit Union Tunas Mekar Berdasarkan unit/kelompok ... 78

Tabel : 7 Matrix perbandingan bentuk modal sosial pada Koperasi Credit Union Tunas Mekar dan Harapan Maju ... 119

Tabel : 8 Matrix perbandingan pengelolaan modal sosial pada Koperasi Credit Union Tunas Mekar dan Harapan Maju ... 149

Tabel : 9 Matrix perbandingan dampak modal sosial pada Koperasi Credit Union Tunas Mekar dan Harapan Maju ... 158

(13)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar : 1 Kantor Koperasi Credit Union Tunas Mekar ... 175

Gambar: 2 Peneliti dengan Informan ... 175

Gambar : 3 Pengurus Koperasi Credit Union Tunas Mekar ... 175

Gambar : 4 Informan peternak Lebah di Koperasi Harapan Maju ... 175

Gambar : 5 Pelatihan dan Pengarahan di Koperasi Credit Union Harapan Maju ... 175

Gambar: 6 Informan yang berprofesi Petani ... 175

Gambar: 7 Karikatur Gambaran Koperasi Credit Union ... 175

(14)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel : 1 Pengurus Koperasi credit union Tunas Mekar Medan... 66

Tabel: 2 Komposisi Anggota Credit Union Tunas Mekar

berdasarkan agama ... 67

Tabel : 3 Komposisi Anggota Credit Union Tunas Mekar

berdasarkan usia ... 68

Tabel : 4 Komposisi Anggota Credit Union Tunas Mekar

Berdasarkan unit/kelompok ... 69

Tabel : 5 Komposisi Anggota Credit Union Tunas Mekar

berdasarkan etnik ... 70

Tabel : 6 Komposisi Anggota Credit Union Tunas Mekar

berdasarkan profesi ... 71

Tabel : 7 Komposisi Anggota Credit Union Harapan Maju

berdasarkan agama ... 80

Tabel : 8 Komposisi Anggota Credit Union Harapan Maju

berdasarkan usia ... 81

Tabel : 9 Komposisi Anggota Credit Union Harapan Maju

berdasarkan profesi/pekerjaan ... 82

Tabel : 10 Matrix perbandingan bentuk modal sosial pada

Koperasi Credit Union Tunas Mekar dan Harapan Maju ... 98

Tabel : 11 Matrix perbandingan pengelolaan modal sosial pada

Koperasi Credit Union Tunas Mekar dan Harapan Maju ... 127

Tabel : 12 Matrix perbandingan dampak modal sosial pada

Koperasi Credit Union Tunas Mekar dan Harapan Maju ... 136

Tabel : 13 Matrix bentuk dan pengelolaan modal sosial terhadap

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada zaman sekarang ini, terjadi krisis ekonomi global yang hampir terjadi di

berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Salah satu akibat terjadinya krisis ekonomi

global yang terjadi adalah warga negara mengalami kesulitan dalam mendapatkan

pekerjaan sehingga terjadi banyak pengangguran dimana-mana. Hal ini juga berpengaruh

terhadap kondisi perekonomian warga sehingga ada beberapa warga yang kurang

menerima penghidupan yang layak serta kurangnya kesejahteraan hidup yang dialami oleh

mereka.

Pemerintah sudah berupaya untuk meminimalisir tingkat krisis ekonomi yang

terjadi di Indonesia, namun keberhasilan masih rendah dalam kinerja pembangunan

hingga saat ini, karena seringkali mengabaikan sistem sosial masyarakat yang menjadi

obyek pembangunan. Pengabaian sistem sosial masyarakat lebih lanjut berakibat pada

tidak dipahaminya dan tidak termanfaatkannya modal sosial masyarakat terkait (Pontoh,

2010:125).

Tingkat pendapatan masyarakat yang rendah diakibatkan oleh produktivitas

rendah, menyebabkan kemampuan masyarakat untuk menabung rendah, pada akhirnya,

tingkat pembentukan modal juga rendah. Efek dari pembentukan modal rendah adalah

negara menghadapi kekurangan barang modal, implikasinya tingkat produktivitas tetap

rendah (Suman 2007:65). Kemiskinan dalam masyarakat bukan saja muncul karena malas

kerja, tidak ulet, dan sebagainya. Konsekuensi dari kemiskinan adalah tidak adanya

pilihan bagi penduduk miskin (poverty giving most people no option) untuk mengakses

(16)

2

kebutuhan-kebutuhan dasar, misalnya : kebutuhan pendidikan; kesehatan; dan kebutuhan

ekonomi; kepemilikan alat-alat produksi yang terbatas, penguasaan teknologi dan

kurangnya keterampilan (Suman, 2007:65).

Pada umumnya, manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang memenuhi

kebutuhan hidupnya selalu membutuhkan bantuan dari orang lain. Dalam hal ini manusia

tidak pernah terlepas dengan gotong royong. “Di desa-desa daerah itu, gotong royong

disebut sebagai sambatan….”. Istilah sambatan itu berasal dari kata sambat yang artinya

“meminta bantuan” (Koentjaraningrat, 2002: 57-58). Sebagaimana layaknya warga

bermasyarakat, setiap warga masyarakat memerlukan bantuan dari orang lain, karena

manusia terlahir menjadi makhluk sosial, disinilah suatu sistem pertukaran dalam segala

aspek kehidupan terjadi.

Sistem pertukaran mempunyai peranan yang penting dalam memenuhi setiap

kebutuhan masyarakat terhadap barang maupun jasa. Pada dasarnya suatu sistem

pertukaran tidak hanya dilakukan dengan menggunakan uang disebut sebagai resiprositas,

tetapi juga dalam bentuk jasa. Saling menyumbang ketika ada resepsi pernikahan ataupun

ketika ada kematian, pertukaran hadiah, saling membantu ketika dalam kesusahan, pinjam

meminjam yang tidak dibatasi jenis barang dan waktu pengembalian, namun ada

kewajiban moral untuk mengembalikannya dalam bentuk yang sama ataupun berbeda.

Resiprositas merupakan ciri sistem pertukaran dalam perekonomian pada masyarakat

tradisional, tetapi resiprositas tidak hanya saja terjadi pada masyarakat tradisional saja,

melainkan terjadi pula pada masyarakat kota. Secara sederhana resiprositas merupakan

pertukaran timbal balik antara individu atau antar kelompok (Sairin, 2002: 43).

Resiprositas ini telah terjadi pada Koperasi Credit Union Tunas Mekar Medan dan

(17)

3

menemukan kemiskinan masyarakat di kota Medan, bukan hanya karena malas, namun

ada karena termiskinkan oleh situasi, seperti masih banyaknya rentenir yang mejajakan

uang kepada masyarakat.

Modal sosial ditinjau aspek network (hubungan), norm (norma) dan trust

(kepercayaan), dari berbagai lembaga yang dinaungi oleh pemerintah, hanya dapat ditemui

dengan jelas dan baik pada lembaga koperasi. Pilar ekonomi Indonesia yang berazaskan

Pancasila, dengan segala aspek nilai luhur tokoh pendahulu bangsa Indonesia yang

menggariskan semangat gotong-royong, kerjasama, toleransi, keterbukaan dan nilai sosial

yang tinggi menjadi penopang koperasi. Koperasi tidak dipandang hanya sebagai

kumpulan modal financial/ uang tetapi merupakan bagian kumpulan orang-orang yang

memiliki kebersamaan, sharing (saling berbagi), tolong menolong baik dalam aspek

ekonomi, sosial, pengetahuan, informasi dan komunikasi.

Keberadaan lintah darat (rentenir) sangat meresahkan masyarakat yang menjadi

korbannya. Rentenir di saat tertentu bisa menjadi dewa dalam orang yang membutuhkan

uang, dalam waktu cepat dapat mendapatkan uang kontan, tetapi ketika membayarnya

dengan sistem kredit dan bunga yang sangat tinggi, sehingga terkesan dalam pandangan si

nasabah (peminjam) menyebut rentenir adalah lintah darat. Lingkaran setan kemiskinan

ini disebabkan oleh keadaan yang menyebabkan timbulnya hambatan terciptanya

pembentukan modal. Ada dua jenis lingkaran perangkap kemiskinan, yaitu dari sisi

penawaran dan permintaan modal (Suman, 2007:65).

Dari hasil survey awal penulis menemukan bahwa, meminjam uang kepada

rentenir biasanya sangat mudah syaratnya dan prosesnya sangat cepat, namun bunga yang

melambung tinggi sekitar 10% sampai 20% dan jangka waktu yang relatif singkat yakni

(18)

4

pada masyarakat yaitu apa yang dimiliki masyarakat, itulah yang dibangun atau

dikembangkan secara bersama. Dengan kata lain, Koperasi Credit Union memberdayakan

masyarakat itu sendiri, sehingga mampu berdikari dalam memenuhi hidupnya. Peran

Koperasi Credit Union dalam pemberdayaan masyarakat adalah sebagai fasilitator yaitu

melayani masyarakat dalam bentuk konsultasi tentang bagaimana peluang usaha yang

akan dibangun dan bagaimana mengelolanya agar dapat berkembang.

Salah satu bentuk upaya pemerintah adalah dengan menggalakkan usaha

perkoperasian sesuai dengan UU no. 25 tahun 1992. Koperasi adalah salah satu bentuk

usaha berbadan hukum yang berdiri di Indonesia. Koperasi Indonesia adalah badan usaha

yang beranggotakan orang-orang, seseorang, atau badan hukum koperasi dengan

melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan

ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Sejak pertama kali didirikan koperasi telah memfokuskan dalam bidang usaha

simpan pinjam, dimana hasil dari simpanan para anggota koperasi dapat dipinjamkan

kembali kepada para anggotanya. Selain sebagai media untuk simpan pinjam pegawai,

koperasi juga memiliki usaha perdagangan untuk para anggota dan umum sebagai

tambahan pendapatan yang dikelola agar dapat memberikan keuntungan tambahan bagi

kesejahteraan koperasi dan anggotanya.

Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problema yang muncul

dalam kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat di negara yang sedang berkembang.

Masalah kemiskinan ini dikatakan sebagai salah satu problema, karena masalah

kemiskinan menuntut adanya suatu pemecahan masalah secara berencana, terintegrasi dan

menyeluruh. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan ini sangat diperlukan suatu

(19)

5

berbagai faktor pendukung sebagai persyaratannya. Penulis menemukan masyarakat

sangat rendah menabung. Tabungan (saving) dapat dimaknai, dalam arti sempit, sebagai

bagian dari pendapatan uang yang pembelanjaannya disimpan/ditunda sampai di

kemudian hari. Uang yang disimpan dalam sebuah bank dapat menciptakan pendapatan

bagi pihak lain. Dalam sistem perbankan, tabungan atas nama pihak deposan menjadi dana

bank untuk disalurkan kepada pihak debitur dalam bentuk kredit. Jika kredit ini dipakai

oleh debitur untuk membiayai kegiatan usaha produktifnya, maka ia bisa menciptakan

keuntungan bagi debitur dan memberikan pendapatan bagi para tenaga kerja yang terlibat

dalam kegiatan usaha itu (Suman, 2007:66).

Secara konseptual, pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh suatu masyarakat sehingga mereka dapat

mengaktualisasikan jati dirinya. Dalam rangka penanggulangan kemiskinan, maka perlu

dilakukan upaya untuk meningkatkan bantuan kepada masyarakat melalui unit simpan

pinjam. Unit simpan pinjam menjadi bagian dari koperasi, sesuai dengan namanya maka

peran koperasi simpan pinjam adalah menyalurkan sumber-sumber daya (resource) dari

sektor yang mempunyai tingkat penghasilan yang tinggi menuju ke sektor tingkat

penghasilan yang lebih rendah.

Dalam hal ini, perannya dapat meningkatkan modal yang pada gilirannya akan

mendorong tingkat tabungan sebagai akibat dari adanya peningkatan tingkat penghasilan

modal yang lebih tinggi. Terlepas bagaimana sikap masyarakat tersebut, koperasi simpan

pinjam dituntut untuk mampu berperan dalam perekonomian nasional dimana koperasi

merupakan saluran untuk pemupukan dan pengarahan usahawan golongan ekonomi lemah

dan menengah agar kita benar-benar ikut aktif dalam “proses” pembangunan. Sejalan

(20)

6

Bronislaw Malinowski dalam Sairin (2002:2) mengatakan bahwa kebutuhan hidup

manusia dapat dibagi atas tiga kategori besar yaitu kebutuhan biologis, kebutuhan sosial

dan kebutuhan psikologis. Kebutuhan hidup tersebut dapat terpenuhi apabila memiliki

pendapatan yang mendukung, tetapi akan mengalami kesulitan pada masyarakat yang

pendapatannya rendah. Untuk mengatasi masalah di atas pemerintah membentuk suatu

program pembangunan desa yaitu: dengan mendirikan koperasi. Koperasi ini diharapkan

dapat membantu mayarakat untuk dapat mandiri dalam mengatasi masalah-masalah

kebutuhan hidupnya untuk mendapatkan pinjaman uang.

Cerita tentang perkembangan indikator kemiskinan belum berakhir. Ketika

mengamati dan kemudian harus menjelaskan kemiskinan berdasarkan tingkat pendapatan

uangnya, kecukupan sandang, pangan, dan kecukupan papan, kemudian disadari atau

tidak akan segera mengaitkan apa yang terlihat dengan anugerah-anugerah lainnya yang

bersifat non-uang (non-ekonomi murni) dan non-fisik seperti kesehatan dan pendidikan

(Suman 2007:64).

Kemiskinan yang terjadi membuat masyarakat cenderung mengambil tindakan

untuk meminjam kepada rentenir. Hal ini dikarenakan adanya kemudahan mendapatkan

pinjaman uang dan tidak membutuhkan proses yang panjang. Namun, meminjam kepada

rentenir mengakibatkan mereka semakin menderita karena bunga pinjaman yang sangat

tinggi yang harus dikembalikan. Koperasi dalam pelaksanaanya bersinggungan langsung

dengan adanya konsep modal sosial, yang menjadi acuan dan pokok utama dalam

menopangnya. Modal sosial merupakan salah satu faktor sosial yang banyak disoroti

akhir-akhir ini dalam pemberdayaan masyarakat. Sejauh manusia yang ditopang oleh

jaringan, modal sosial belum dimanfaatkan sebagai strategi dan pendekatan dalam

(21)

7

modal sosial memiliki tiga elemen dasar yang saling berinteraksi, yaitu jaringan, saling

kepercayaan dan norma yang dapat dimanfaatkan secara optimal dalam pemberdayaan

masyarakat.

Dengan demikian Koperasi Credit Union dibutuhkan kehadirannya sebagai

lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang mampu menjangkau dan

menyentuh kebutuhan masyarakat golongan ekonomi lemah dan menengah disamping

keikutsertaannya dalam memperkokoh dan memperluas pasar keuangan formal. Dengan

demikian Koperasi Credit Union berperan dalam mengatasi masalah kemiskinan yang

masih menjadi problema di masyarakat. Agar koperasi simpan pinjam ini dapat berperan

seperti yang diharapkan serta kelangsungan hidupnya terjamin, dituntut keterampilan dan

kreatifitas pimpinan (ketua) Koperasi Credit Union dalam mengelola kegiatan usahanya

yaitu bagaimana menghimpun dana seoptimal mungkin serta bagaimana memenuhi

keperluan anggotanya dalam bentuk pemberian kredit.

Dalam hal ini Koperasi Credit Union memungut bunga yang ditetapkan dari para

peminjam dan membayar bunga pada penyimpannya. Selisih antara suku bunga para

peminjam dengan suku bunga yang harus dibayar merupakan penerimaan atas jerih payah

Koperasi Credit Union. Pemanfaatan selisih harga (pendapatan) untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran administrasi dan pendukung lancarnya usaha (biaya perasional)

haruslah diusahakan seefisien mungkin sehingga dapat menguntungkan yang optimal serta

memberikan manfaat bagi anggota dan masyarakat bagi kelangsungan eksistensinya.

Selain itu, dalam koperasi simpan pinjam juga sering terjadi masalah dimana para

peminjam melakukan keterlambatan dalam pembayaran angsuran atau lebih dikenal

dengan kredit bermasalah atau kredit macet. Secara luas kredit bermasalah adalah kredit

(22)

8

diperjanjikan, misalnya persyaratan mengenai pembayaran bunga, mengenai

pengembalian pokok pinjaman, peningkatan margin deposit, pengikatan dan peningkatan

agunan dan sebagainya.

Kredit bermasalah atau kredit macet memberikan dampak yang kurang baik bagi

Koperasi Credit Union, masyarakat dan bagi perbankan Indonesia. Bahaya atas kredit

macet yakni tidak terbayarkan kembali kredit yang diberikan, baik sebagian maupun

seluruhnya. Semakin besar kredit macet yang dihadapi oleh koperasi, makin menurun pula

tingkat kesehatan operasi koperasi tersebut. Penurunan mutu kredit dan tingkat kesehatan

koperasi mempengaruhi likuiditas keuangan dan solvabilitasnya, yang dapat

mempengaruhi kepercayaan para penitip dana atau para nasabah dan calon nasabah.

Semakin besar jumlah kredit yang bermasalah, maka semakin besar jumlah dana

cadangan yang harus disediakan, semakin besar pula tanggungan koperasi untuk

menyediakan dana cadangan tersebut karena kerugian yang ditanggung koperasi akan

mengurangi modal sendiri. Dampak yang ditimbulkan oleh kredit bermasalah tersebut

menguatkan keharusan koperasi untuk berusaha mengupayakan penanggulangan ataupun

pencegahan bahaya yang mungkin timbul akibat kredit bermasalah.

Koperasi meluluskan permintaan kredit setelah penilaian mutu melalui analisis

kredit, sehingga resiko berkembangnya kredit macet dapat diperkecil. Penulis menemukan

adanya kredit macet yang terjadi pada Unit Simpan Pinjam Koperasi Credit Union Tunas

Mekar Medan Harapan Maju Lintongnihuta. Koperasi Credit Union Tunas Mekar

merupakan salah satu koperasi kredit yang ada di wilayah Medan, yang bergerak dalam

bidang pelayanan jasa keuangan, sedangkan Harapan Maju Lintongnihuta yang berada di

Kabupaten Samosir yang bergerak dalam pelayanan jasa keuangan dan pelatihan

(23)

9

manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup terutama modal usaha dan sebagainya, tetapi

juga menyangkut masalah membangun modal sosial (social capital). Artinya, selain

menyangkut aktivitas ekonomi juga menyangkut pembentukan modal sosial di dalam

Credit Union dengan para anggotanya, sehingga dapat tercipta hubungan kerjasama

sesama anggota dan memberi pendidikan bagi anggota.

Pemberian pinjaman bagi anggota yang jumlah pinjamannnya dibawah

Rp.10.000.000,- tidak diberi angunan (boroh) atau jaminan. Dalam hal ini tampaknya

besarnya modal sosial yang terbentuk dalam organisasi koperasi. Hal ini menunjukkan

bahwa kepercayaan merupakan modal utama dalam Koperasi Credit Union sebagai

lembaga keuangan.

Pemberdayaan masyarakat melalui koperasi Credit Union dapat diibaratkan

dengan credit union itu tidak memberikan pancing, akan tetapi mengajarkan bagaimana

membuat pancing, menunjukkan tempat pemancingan dan bagaimana caranya mengetahui

tempat pemancingan. Artinya, koperasi Credit Union tidak membuat program apa yang

harus dilakukan masyarakat, tetapi mengarahkan dan menemani masyarakat untuk

mencapai hidup sejahtera. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian ditempat

tersebut untuk mengetahui secara sosial (modal sosial) , akvitas yang dilakukan dalam unit

simpan pinjam Koperasi Credit Union Tunas Mekar Medan dan Harapan Maju

Lintongnihuta. Sehingga berbagai macam persoalan dapat diatasi dan benahi.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, maka penulis

(24)

10

1. Masyarakat lebih mempercayai Koperasi Credit Union Tunas Mekar Medan dan

Harapan Maju Lintongnihuta dari pada lembaga keuangan lainnya.

2. Kurangnya strategi-strategi yang dilaksanakan Koperasi Credit Union Tunas

Mekar dan Harapan Maju Lintongnihuta ini dalam memberdayakan masyarakat

serta kendala-kendala yang terjadi dalam proses pemberdayaan anggota

3. Manfaat modal sosial yang diperoleh anggota dari Koperasi Credit Union Tunas

Mekar Medan dan Harapan Maju Lintongnihuta.

4. Bentuk modal sosial yang terbentuk dalam Koperasi Credit Union Tunas Mekar

Medan dan Harapan Maju Lintongnihuta.

5. Bentuk resiprositas yang terjadi pada Koperasi Credit Union Tunas Mekar Medan

dan Harapan Maju Lintongnihuta.

6. Munculnya perubahan peningkatan ekonomi setelah masuk Koperasi Credit

Union Tunas Mekar Medan dan Harapan Maju Lintongnihuta.

7. Meningkatnya sosial-ekonomi keluarga anggota Koperasi Credit Union Tunas

Mekar Medandan Harapan Maju Lintongnihuta.

8. Faktor yang mendorong anggota menabung di Koperasi Credit Union Tunas

Mekar Medan dan Harapan Maju Lintongnihuta.

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat dilakukan dengan baik dan tidak mengambang diperlukan

batasan masalah. Untuk itu penulis membatasi masalah yaitu :

” Bentuk, pengelolaan dan dampak modal sosial yang terdapat pada Koperasi

Credit Union Tunas Mekar Medan dan Koperasi Credit Union Harapan Maju

(25)

11

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka, ada beberapa rumusan masalah yang

perlu dikaji nantinya dalam penelitian antara lain :

1. Bagaimanakah bentuk-bentuk modal sosial dalam koperasi Credit Union Tunas

Mekar Medan dan koperasi Credit Union Harapan Maju Lintongnihuta,

Samosir?

2. Bagaimanakah pengelolaan modal sosial dalam koperasi Credit Union Tunas

Mekar Medan koperasi Credit Union Harapan Maju Lintongnihuta, Samosir?

3. Bagaimanakah dampak pengelolaan modal sosial bagi anggota dan pengurus

koperasi Credit Union Tunas Mekar Medan koperasi Credit Union Harapan

Maju Lintongnihuta, Samosir?

1.5. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk modal sosial dalam Koperasi Credit Union

Tunas Mekar Medan Koperasi Credit Union Harapan Maju Lintongnihuta,

Samosir.

2. Untuk mendeskripsikan pengelolaan modal sosial dalam Koperasi Credit

Union Tunas Mekar Medan Koperasi Credit Union Harapan Maju

Lintongnihuta, Samosir.

3. Untuk mengetahui dampak pengelolaan modal sosial bagi anggota dan

pengurus Koperasi Credit Union Tunas Mekar Medan Koperasi Credit Union

(26)

12

1.6. Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini kiranya dapat memberikan sumbangsih dan kontribusi

positif yang ilmiah bagi kajian ilmu sosial, khususnya dalam bidang

pengembangan masyarakat dan modal sosial dalam Koperasi Credit Union.

1.6.2 Manfaat Praktis

1. Manfaat praktis dari penelitian ini harapannya adalah selain meningkatkan

kemampuan dan wawasan penulis dalam menulis karya ilmiah serta penerapan

ilmu ditengah-tengah masyarakat, harapannya penelitian ini juga dapat

memberikan sumbangsih dan kontribusi bagi ilmu sosial dan masyarakat.

2. Sebagai masukan bagi masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan hidup

melalui Koperasi Credit Union dengan cara memberdayakan masyarakat itu

sendiri.

3. Informasi dan acuan bagi daerah lain yang ingin memberdayakan masyarakat

untuk mencapai kesejahteraan hidup.

4. Intropeksi bagi Koperasi Credit Union Tunas Mekar dan Koperasi Credit

Union Harapan Maju Lintongnihuta, Samosir dalam membuat suatu program

untuk memajukan kesejahteraan anggotanya.

5. Menemukan salah satu metode dan strageti dalam pemecahan masalah

(27)

165

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Bentuk modal sosial yang dikembangkan dalam koperasi Credit Union Tunas

Mekar adalah nilai dan norma yang membangun sikap kejujuran, saling percaya,

tangungjawab, keterusterangan, moralitas dan kekeluargaan yang bersumber pada

agama, pandangan hidup dan tata kelakuan sehari-hari. Resiprositas yakni rasa

saling berbagi yang diwujudkan secara ekonomis adanya jasa simpan-pinjam dan

jasa pengurus, dan secara sosial memiliki ikatan sosial secara kekeluargaan yang

di wujudkan dalam kegiatan suka dan duka. Modal sosial toleransi meliputi

pemberian kesempatan waktu kepada tertunggak untuk membayar pinjaman dan

menciptakan kepercayaan yang kuat sesama pengurus dan anggota, sehingga rasa

saling percaya yang dorong oleh kejujuran, keterbukaan dan mengutamakan

kebersamaan. Memiliki rasa tanggungjawab terhadap tugas dan kewajiban, seperti

pembayaran pinjaman maupun mengikuti kegiatan koperasi Credit Union. Sikap

keterbukaan terutama dalam semua transaksi keuangan, tujuan peminjaman dan

pengolahan keuangan koperasi.

Tujuan akhir pelaksanaan modal sosial adalah terciptanya kemandirian bagi

anggota, serta kerjasama untuk memperluas jaringan dalam memajukan

koperasi karena menyangkut partisipasi anggota.Selain bentuk modal sosial

diatas koperasi Credit Union juga melaksanakan bentuk modal sosial yang lain

antara lain setiap anggota mengetahui keadaan keuangan / operasional koperasi

Credit Union, menghadiri rapat anggota (diatur khusus dalam pola kebijakan

pengurus), mendapat dana perlindungan atas simpanan/pinjaman (daperma),

(28)

166

mendapat dana santunan duka (dakesma), melaksanakan trilogi koperasi credit

union yaitu pendidikan, swadaya dan solidaritas.

Bentuk modal sosial yang dikembangkan koperasi Credit Union Harapan

Maju adalah nilai dan norma bersumber pada agama, filosofi hidup, dan adat

istiadat yakni adanya kebersamaan dan gotongroyong. Resiprositas prinsip

berbagi dan hubungan timbale balik menciptakan toleransi yang kuat yakni

memberikan kelonggaran waktu dalam pembayaran pinjaman, didorong juga

oleh nilai religious “orate labora” berarti bekerja sambil berdoa.Memiliki rasa

tanggungjawab secara moral dan administratif agar tercipta keterbukaan dalam

tujuan peminjaman, demokratisasi dalam hak dan kewajiban setiap anggota dan

pengurus. Kerjasama dan jaringan terwujud dalam aktivitas simpan pinjam,

pembuatan pupuk organik beternak lebah dan lain-lain. Bentuk modal sosial

lainnya yang dikembangkan adalah pembuatan pupuk organik dan pestisida

yang selaras alam, pembuatan bibit unggul, pengolahan tanah,

bimbingan/penyuluhan kesehatan, pelatihan pengelolaan pembukuan,

bimbingan rohani, pelatihan tentang hukum dan politik, pelatihan pembuatan

bantal dari plastik (barang-barang bekas), pelayanan toko sembako milik

bersama, dan pelatihan tentang pembuatan ternak lebah.

2. Pengelolaan modal sosial dalam koperasi Credit Union lebih mengedepankan

keterbukaan sesama anggota, rasa kekeluargaan yang dilakukan dalam upacara

suka maupun duka, perlakuan toleransi bagi anggota yang belum mampu

membayar kredit kepada koperasi, mengembangkan jaringan seperti diskusi,

dialog dan konsultasi apabila mengalami masalah. Membenahi sistem pelayanan

(29)

167

bagi setiap pengurus dan angggota. Pelaksanaan modal sosial tujuan utamanya

untuk membentuk karakter anggota yang memiliki mental tanggung jawab,

kerja keras, peduli, bergotongroyong, dan berkemanusiaan. Tujuan menabung

adalah mempersiapkan masa depan yang gemilang, menabung juga memberi

pendidikan kepada generasi muda untuk berkarya dan berhemat dalam membuat

pengeluaran. Secara tidak sadar pendidikan koperasi Credit Union adalah

membantu tugas negara dalam mensejahterakan rakyatnya.

3. Dampak pelaksanaan modal sosial dalam koperasi Credit Union adalah

tumbuhnya sikap saling percaya antar individu dan antar institusi dalam

masyarakat, adanya hubungan yang erat dan padu dalam membangun

solidaritas sesame anggota dan pengurus koperasi, terbentunya sifat

mendahulukan kepentingan orang lain, perasaan tidak egois dan tidak

individualistik yang mengutamakan kepentingan umum dan orang lain di atas

kepentingan sendiri, gotong-royong, sikap empati dan perilaku yang mau

menolong orang lain dan bahu-membahu dalam melakukan berbagai upaya

untuk kepentingan bersama, jaringan, dan kolaborasi sosial, membangun

hubungan dan kerjasama antar individu dan antar institusi baik di dalam

komunitas sendiri/ kelompok maupun di luar komunitas/kelompok dalam

berbagai kegiatan yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Dampak lain

pelaksanaan modal sosial dalam koperasi Credit Union adalah adanya

keberhasilan koperasi ditandai dengan semakin besarnya asset, jumlah dan

partisipasi anggota dalam koperasi.

Adanya perubahan kemajuan sosial-ekonomi pada setiap anggota setelah

(30)

168

pendapatan keluarga, semakin tinggi semangat untuk menyekolahkan anak ke

perguruan tinggi, manajemen keuangan keluarga yang baik, berhemat dan kerja

keras. Secara sosial dengan bergabung menjadi anggota koperasi credit union

maka semakin tinggi toleransi dalam kehidupan masyarakat majemuk.

5.2 Implikasi

Dari temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang yang telah

dikemukakan maka dapat diambil beberapa implikasi yang diusulkan untuk

mengembangkan dan membangun modal sosial dalam Koperasi Credit Union Tunas

Mekar dan Harapan Maju :

1. Dengan semangat peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran anggota Koperasi

Credit Union maka salah satu komponen penting dalam masyarakat adalah modal

sosial dalam pembangunan ekonomi. Agar modal sosial ini menjadi terarah perlu

adanya pengorganisasian yang baik untuk kemajuan ekonomi maupun sosial

budaya. Pengorganisasian ini dibentuk benar-benar berakar dari masyarakat yang

didasari oleh persamaan nilai dan norma-norma. Pelaksanaan modal sosial secara

optimal dengan memperhatikan seluruh potensi yang dimiliki anggota koperasi

Credit Union akan berdampak besar dalam upaya peningkatan kesejahteraan

anggotanya.

2. Memanfaatkan seoptimal mungkin potensi-potensi yang dimiliki oleh masyarakat

maupun potensi yang dimiliki oleh daerah. Melaksanakan proses pembangunan

yang disesuaikan dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat, seperti tradisi,

nilai historis, agama dan sebagainya.

3. Mengembangkan dan menyertakan modal sosial dalam setiap kegiatan

(31)

169

menumbuhkan inisiatif dan dinamika masyarakat sehingga tumbuh rasa tanggung

jawab terhadap pelaksanaan pembangunan di segala bidang.

4. Menumbuhkan tingkat kepercayaan di dalam masyarakat anggota koperasi Credit

Union terhadap pengurus dengan jalan menumbuhkan kewajiban moral secara

timbal balik.

5.3 Saran

1. Pengurus koperasi Credit Union diharapkan selalu berpegang teguh pada tugas

dan tanggungjawab karena bekerja di koperasi Credit Union, bukan mencari

keuntungan semata namun lebih mengutamakan kepentingan bersama.

2. Pentingnya peningkatan pelayanan dan peningkatan kualitas pengelolaan keuangan

dan modal sosial yang dimiliki anggota. Sehingga prinsp dasar koperasi dalam

terlaksana dengan baik. Terutama kepada kepala unit di koperasi credit union

Tunas Mekar, pentingnya kejujuran dan keterbukaan kepada setiap anggota, karena

kepercayaan tidak dapat dibeli dengan uang, tetapi hanya dengan perbuatan dan

kejujuran. Kepada bendahara koperasi Credit Union Harapan Maju, tinggalkan

segera cara-cara kapitalis yang menguntungkan kepentingan pribadi walaupun

secara pembukuan sudah profesional.

3. Kepada staff KSPPM (Kelompok Studi Pengembangan Prakarsa Masyarakat), agar

tetap teguh dan sabar untuk mendidik dan memberi penyuluhan kepada anggota

koperasi credit union Harapan Maju, karena secara intelektual dan karakter

masyarakat masih jauh dari yang diharapkan. Berilah penyuluhan yang variarif

dan berkesinambungan, kiranya masyarakat yang ada di desa Lintongnihuta,

Kecamatan Ronggurnihuta dapat berubah keaarah lebih baik, sifat dan karakter,

(32)

170

4. Kepada anggota koperasi Credit Union Tunas Mekar, agar tetap mengikuti

pendidikan dan pelatihan yang dilakukan pengurus. Mengikuti setiap pertemuan

agar pengetahuan dan pengalaman semakin banyak, dan tentu akan berpengaruh

kepada pola pikir dan kemajuan keluarga. Gunakanlah pinjaman dari koperasi

untuk kepentingan yang potensial, berhemat dan aturlah keuangan keluarga

sehingga hidup akan lebih sejahtera. Berterusterang dan terbuka kepada pengurus

apabila mengalami masalah keuangan, kiranya solusi yang terbaik akan muncul

ketika melalui dialog dan diskusi. Jangan lagi menggantungkan hidup kepada

rentenir malalui pinjaman yang cepat cair, tetapi bunga yang sangat tinggi,

mulailah mandiri dalam segala usaha dan tanggungjawab. Kepada anggota

koperasi Credit Union Harapan Maju, utamakan kebersamaan diatas kepentingan

pribadi, bertanggungjawab dalam segala pinjaman dari koperasi, ikutilah semua

pelatihan dan bimbingan serta penyuluhan yang diberikan oleh staff KSPPM

(Kelompok Studi Pengembangan Prakarsa Masyarakat). Manfaatkan semua

pinjaman dari koperasi untuk kepentingan yang produktivitas, sehingga hidup akan

(33)

171

DAFTAR PUSTAKA

Al Arif , M. Nur Rianto. 2010. Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Wakaf Uang. Jurnal

Asy-Syir’ah Fak.Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Vol. 44, No. II tahun 2010

Anoraga, Pandji dan Widiyanti , Ninik.1995. Manajemen Koperasi Teori dan Praktek.

Jakarta : Penerbit Pustaka Jaya.

Ameliana, Ayu., (2012), “Perbedaan serta Persamaan Koperasi dengan Credit Union”,

diakses dari http://amelianaayu.wordpress. com/2015 / 10/09/ perbedaan serta- persamaan-koperasi-dengan-credit-union-cu/ pada tanggal 22 Februari 2015.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Barombo, Ayub dkk. 2014. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Koperasi Credit Union

(CU) Studi Pada CU. Khatulistiwa Bakti Pontianak Community Empowerment by Means of Credit Union Cooperative (CU) (Studies at CU. Khatulistiwa Bakti Pontianak). Jurnal : Ilmiah Ilmu Sosial. Vol.02.2014. Magister Ilmu Sosial

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak. PMIS-Untan.

Budiyanto S, Albert. 2013. Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Kartika Kuwera Jaya

dengan Menggunakan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. No : 14/PER/M.KUKM/ XII/ 2009. Jurnal.

Esensi, Vol.16 No.1 / 2013

Cahyono, Budhi dan Ardian Adhiatma. 2012. Peran Modal Sosial Dalam Peningkatan

Kesejahteraan Masyarakat Petani Tembakau Di Kabupaten Wonosobo.

Proceedings of Conference In Business, Accounting and Management (CBAM) 2012. Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

Carollina, Monica, dan Ag. Edi Sutarta. 2013. Peranan Credit Union Sebagai Lembaga

Pembiayaan Mikro (Studi Kasus: Pada Usaha UMKM Di Desa Tumbang Manggo

Kecamatan Sanaman Mantikei, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013). Jurnal. Ekonomi dan Bisnis. Vol.4 No.2.2013.Program Studi Ilmu Ekonomi-Fakultas Ekonomi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Chambers, Robert.1995. Pembangunan Desa Mulai dari Belakang.Yogyakarta : LP3ES

(Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial)

Coleman, J, 1999. Social Capital in the Creation of Human Capital. Cambridge Mass:

Harvard University Press.

(34)

172

Fied, John. 2005. Modal Sosial. Medan : Bina Media Perintis

Firmansyah, Hairi. 2012. Tingkat Keberdayaan Masyarakat dalam Program

Pemberdayaan Masyarakat di Kota Banjarmasin dan Kabupaten Tanah Laut.

Jurnal Agribisnis Perdesaan.Volume 02 Nomor 01 Maret 2012. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian . Fakultas Pertanian. Universitas Lambung Mangkurat

Fukuyama, Francis, 2002, Trust; Kebijakan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran.

Yogyakarta : Penerbit Qalam.

---, 2001, Sosial Capital; Civil Society and Development, Third World

Quarterly, Vol 22.

George Ritzer & Douglas J. Goodman. 2008. Teori sosiologi. Yogyakarta : Kreasi Wacana

Hasbullah, 2006. Social Capital (Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia). Jakarta : MR-United Press

Handoyo, Eko. 2013. Kontribusi Modal Sosial dalam Meningkatkan Kesejahteraan

Pedagang Kaki Lima Pascarelokasi. Semarang: Jurnal Komunitas. Research &

Learning in Sociology and Anthropology.

Inayah. 2012. Peranan Modal Sosial dalam Pembangunan. Jurnal Pengembangan

Humaniora Vol. 12 No. 1, April 2012. Politeknik Negeri Semarang

Kamarni, Neng. 2012. Analisis Modal Sosial Sebagai Salah Satu Upaya dalam

Pengentasan Kemiskinan (Studi Kasus : Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang). Padang. : Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3,

No.3. Universitas Andalas

Ketaren, Nurlela. 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Koperasi

Credit Union Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Koperasi Credit

Union Partisipasi Sukamakmur Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang). Jurnal Harmoni Sosial, Mei 2007, Volume I, No. 3. Fakultas Ilmu Sosial Politik. Universitas Sumatera Utara.

Koentjaraningrat. 2007. Sejarah Teori Antropologi I. Jakrta: UI Press.

---. 2002. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta : PT.

Gramedia . Pustaka Utama.

--- 1992. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: PT Dian Rakyat.

Kurniawan , Benny dan Daru Purnomo. 2013. Membangun Modal Sosial Melalui Credit

(35)

173

Kemusu, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah). Jurnal : Cakrawala. Vol.02.No.2. Universitas Negeri Semarang

Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitataif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Miles, Mattew B dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Buku Sumber

Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UI Press.

Munandar, Sulaeman. 2012. Pengembangan (modifikasi) Teori Modal Sosial dan

Aplikasinya yang Berbasis Masyarakat Petani Peternak (studi kasus pendekatan sosiologis pada kelompok dan organisasi usaha tani ternak sapi perah kecamatan Pangalengan Kab. Bandung. Dikti Penelitian Hibah Bersaing P3M Jakarta

Ninik, Widiyanti dan Y.W. Sunindhia. 2003. Koperasi dan Perekonomian Indonesia.

Jakarta : Penerbit. Rineka Cipta.

Pohan, H. L. Masniarita. dkk.2014. Perilaku Menabung Kelompok Masyarakat

Berpenghasilan Rendah(MBR) di Perkotaan dan Perdesaan: sebuah kajian awal.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Katolik Parahyangan.

Pontoh, Otniel.2010. Identifikasi dan Analisis Modal Sosial dalam Rangka Pemberdayaan

Masyarakat Nelayan Desa Gangga Dua Kabupaten Minahasa Utara. Manado.

Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis. Vol. VI-3, Desember 2010. UNSRAT.

Portes, Alejandro, 2000, The Two Meanings of Social Capital. Sociological Forum, Vol.

15, No. 1. Journal of Latin American Studies

Putnam R. 1993. The Prosporous Community, Social Capital and Public Life. The

American Prospect, 13-65-78.

Rusydi, Syahra. 2003. Modal Sosial : Konsep dan Aplikasi. Jurnal Masyarakat dan

Budaya .VoL:V No. 1/ 2003. PMB.LIPI Jakarta

Sairin, Sjafri dkk. 2002. Pengantar Antropologi Ekonomi. Yogyakarta: pustaka Pelajar.

Sembiring, Sri Alem dan Berutu, Lister. 2004. Modal Sosial dalam Komunitas Kuta

Etnis Karo dan Relevansinya dengan Otonomi Daerah. Medan : Fakultas Ilmu

Sosial Dan Politik Universitas Sumatera Utara.

Sibarani, Robert.2014. Kearifan Lokal, Hakekat, Peran, dan Metode Tradisi Lisan. Jakarta

: ATL (Asosiasi Tradisi Lisan).

Simorangkir, O.P. 1988. Seluk Beluk Bank Komersial. Jakarta.Aksara Persada Indonesia .

Sitio, Arifin dan , Tamba Halomoan. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta: Penerbit

(36)

174

Spradlay, James P. 1997. Metode Etnografi. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.

Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali.

Suandi.2007.Modal Sosial dan Kesejahteraan Ekonomi Keluarga di Daerah Perdesaan

Provinsi Jambi. Disertasi : Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya

Keluarga. Pascasarjana. IPB

Sugiyono.2006. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suman, Agus. 2007. Pemberdayaan Perempuan, Kredit Mikro, dan Kemiskinan: Sebuah

Studi Empiris. Surabaya : Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 9, No. 1,

Maret 2007. Universitas Kristen Petra.

Sumarsono, Sonny. 2003. Manajemen Koperasi Teori dan Praktek. Penerbit: Graha Ilmu.

Gambar

Tabel : 1  Pengurus Koperasi Credit Union Tunas Mekar Medan ..............  67
Gambar : 1  Kantor Koperasi Credit Union Tunas Mekar ...........................  175

Referensi

Dokumen terkait