• Tidak ada hasil yang ditemukan

PSIKODRAMA UNTUK MENURUNKAN TINGKAT STRES PADA SISWA AKSELERASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PSIKODRAMA UNTUK MENURUNKAN TINGKAT STRES PADA SISWA AKSELERASI"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PSIKODRAMA UNTUK MENURUNKAN TINGKAT STRES

PADA SISWA AKSELERASI

SKRIPSI

Oleh:

Alysa Stivanie Kania Damanik

06810010

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

PSIKODRAMA UNTUK MENURUNKAN TINGKAT STRES PADA SISWA AKSELERASI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi (S-1)

Oleh :

Alysa Stivanie Kania Damanik NIM: 06810010

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul skripsi : Psikodrama Untuk Menurunkan Tingkat Stres

Pada Siswa Akselerasi

Nama Peneliti : Alysa Stivanie Kania Damanik

NIM : 06810010

Fakultas : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Waktu Penelitian : 7-16 April 2011

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji

Tanggal 2011

Dewan penguji

Ketua Penguji : ...

Anggota Penguji : 1. ...

2. ...

3. ...

Mengesahkan

Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

(5)

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Alysa Stivanie Kania Damanik

Tempat, Tanggal lahir: Manokwari, 7 Nopember 1988

NIM : 06810010

Fakultas/Jurusan : Psikologi

Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah berjudul:

Psikodrama Untuk Menurunkan Tingkat Stres Pada Siswa Akselerasi

1. Adalah bukan karya orang lain, baik sebagian maupun keseluruan kecuali

dalam bentuk kutipan yang telah digunakan dalam ini dan telah disebutkan

sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan

merupakan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif, apabila digunakan sebagai

sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila ini tidak benar, maka saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan

undang-undang yang berlaku.

Mengetahui, Malang, 28 April 2011

Ketua Program Studi Yang menyatakan,

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

yang cintaNya tidak pernah berhenti menaungi saya meskipun hambaNya ini

kerap lupa mengingatNya. Syukur kepada Allah yang telah menguatkan langkah

kaki saya, meniupkan harapan dalam tiap keluhan-keluhan saya, dan mengijinkan

saya akhirnya mampu menyelesaikan skripsi ini. Juga kepada Rasulullah

Muhammad SAW yang menjadi inspirasi untuk selalu bersemangat dalam

menyelesaikan segala permasalahan.

Selama pengerjaan skripsi yang berjudul “Psikodrama Untuk Menurunkan

Tingkat Stres Pada Siswa Akselerasi” ini, banyak pihak telah sangat berjasa dalam

membantu penyelesaiannya. Pihak-pihak yang mereka sadari atau tidak, telah

begitu banyak membantu dan menginspirasi saya.

1. Bapak Tulus Winarsunu, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang, atas segala dukungannya dalam

penyelesaian skripsi ini.

2. Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku Pembimbing I, atas segala

bantuan dan dukungannya dalam memberikan koreksi, masukan,

pemahaman, serta pencerahan bagi penulis selama bimbingan skripsi.

3. Bapak M. Salis Yuniardi, S.Psi, M.Psi selaku Pembimbing II dan Dosen

Wali, atas semua pengalaman berharga yang telah dibagi selama ini.

4. Ibunda tercinta Dachris Elys Naibaho, yang nama saya selalu disebutnya

dalam tiap doa-doa panjangnya. Ayahanda tercinta Ady Yusuf Damanik,

yang selalu jadi teman diskusi yang setia jika saya pulang kampung. Serta

adik yang saya sayangi Andy Riyan Damanik, jadilah pria yang baik, dik.

5. Keluarga besar dari Student Center lantai 2: LSO Kerohanian LISFA yang

super! Lima tahun ini luar biasa, saudara. Luar biasa! Terima kasih pada

Allah yang telah menyilangkan takdir saya dengan takdir kalian.

6. Barisan Merah Saga dari markasnya di Masjid AR.Fachruddin lantai 2:

(7)

hebat! Juga teman-teman EAMY Teknik, FPED Ekonomi, Al Faruq

FISIP, dan Tim FULDUMM.Semoga keberkahan selalu menaungi kita.

7. Teman-teman F Class 2006: ketawa bareng, nangis bareng, ngantri

bimbingan bareng, ngeluh bareng, makan di belakang kampus bareng, ah

indahnya.. Ngomong-ngomong kita belum pernah ke Bromo bareng lho.

8. Adik-adik akselerasi MAN 1 Malang yang sangat kooperatif selama

proses penelitian, Bu Khofifah selaku Penanggung Jawab BK akselerasi

MAN 1 Malang, serta semua pihak di MAN 1 Malang yang telah banyak

membantu saya.

9. Untuk The Sisters: Nisa, Leli, Ithy, Dewi, Ufah, Yani. Sampai bertemu

dikesuksesan selanjutnya, ukhty! Mari bersama mempersiapkan

kebangkitan Indonesia, kebangkitan yang rendah hati.

10.Dan akhirnya, skripsi ini saya persembahkan untuk dakwah yang tercinta

serta semua orang yang berjuang didalamnya.. Semoga ikhtiar kecil ini

cukup berarti untuk kebaikan yang selama ini kita perjuangkan.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

ini. Untuk itu, masukan yang membangun sangat penulis harapkan demi

perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi

ini dapat membawa manfaat bagi semua pihak.

Malang, 29 April 2011

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

KATA PENGANTAR ... v

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat penelitian ... 6

BAB II Tinjauan Pustaka ... 7

A. Psikodrama... 7

1. Pengertian Psikodrama ... 7

2. Tahapan-tahapan Psikodrama ... 8

3. Instrumen-instrumen Psikodrama... 9

4. Teknik-teknik Psikodrama ... 15

B. Stres ... 20

1. Pengertian Stres ... 20

2. Sumber-sumber Stres ... 21

3. Tanda-tanda Stres ... 25

(9)

C. Akselerasi ... 31

1. Pengertian Akselerasi ... 31

2. Tujuan Akselerasi ... 32

3. Panduan Penyelenggaraan ... 32

4. Manfaat Akselerasi ... 33

5. Kelemahan Akselerasi ... 34

D. Hubungan Antara Psikodrama, Stres dan Siswa Akselerasi ... 36

E. Kerangka Berpikir ... 37

BAB III Metode Penelitian ... 39

A. Rancangan Penelitian ... 39

B. Identifikasi Variabel ... 39

C. Definisi Operasional ... 39

D. Subyek Penelitian ... 40

E. Metode Pengumpulan Data ... 40

F. Prosedur Penelitian ... 41

G. Prosedur Intervensi ... 42

H. Metode Analisa Data ... 43

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 44

A. Identitas Subyek Penelitian ... 44

B. Gambaran Stres Subyek Sebelum Perlakuan Psikodrama ... 44

1. Subyek N ... 44

2. Subyek Q ... 45

3. Subyek A ... 46

4. Subyek D ... 46

C. Hasil Penelitian dan Analisa Data ... 47

1. Proses Perkembangan Subyek Per Sesi Psikodrama ... 47

a. Subyek N ... 47

b. Subyek Q ... 49

c. Subyek A ... 50

(10)

2. Perkembangan Tingkat Stres Subyek Per Sesi... 52

a. Tingkat Stres Subyek ... 52

b. Rangkuman Hasil Analisa Data... 53

3. Pembahasan ... 54

BAB V Penutup ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 59

1. Bagi Pihak Sekolah yang Menangani Kelas Akselerasi ... 59

2. Bagi Subyek Penelitian ... 59

3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 59

DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 4.1 Nama-nama subyek penelitian... 44

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : informed consent

Lampiran 2 : modul psikodrama

Lampiran 3 : wawancara dan observasi

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, R., & Hawadi. (2006). Akselerasi: A-Z informasi program percepatan

belajar dan anak berbakat intelektual. Jakarta : PT. Gramedia.

Barker, C., Pistrang, N., & Elliot, R. (2001). Research methods in clinical and counselling psychology. England : Wiley.

Casey, A.M.A. (2001). Journal of heart-centered therapies, psychodrama:

applied role theory in psychotherapeutic interventions. Heart-centered

therapies association.

Corey, G. (2000). Theory and practice of group counseling. USA : Thompson

learning.

Greenberg, J.S. (2002). Comprehensive stress management. New York :

McGraw-Hill.

Karp, M., Holmes, P., & Bradshaw T. K. (1998). The handbook of psychodrama.

New York : Routledge.

Kazdin, A.E. (1998). Research design in clinical psychology second edition.

United States of America : General psychology series.

Latipun. (2008). Psikologi eksperimen edisi kedua. Malang: UMM Press.

Munandar, U.S.C. (1982). Pemanduan anak berbakat: suatu studi psikologi.

Jakarta : CV. Rajawali.

Nevid, J.S. (2005). Psikologi abnormal edisi 5 Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Purwanto, M.N. (2007). Psikologi pendidikan. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Semium, Y. (2010). Kesehatan mental 3. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Somantri, T.S. (2007). Psikologi anak luar biasa. Bandung : PT. Refika Aditama.

Susilowati, T. (2010). Perbedaan penyesuaian diri dan stres belajar antara siswa

(15)

Skripsi. Tidak diterbitkan. Surakarta : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini perhatian terhadap anak berbakat khususnya di Indonesia

sudah memperlihatkan perkembangan yang cukup baik. Perkembangan ini dapat

dilihat dari beberapa sekolah di beberapa kota di Indonesia, sekolah-sekolah

tersebut telah melaksanakan program pendidikan bagi siswa yang berbakat

dibidang akademik, salah satunya dengan program akselerasi (percepatan

belajar). Program ini bertujuan bagi siswa yang berbakat istimewa di bidang

kecerdasan akademik sehingga dapat menyelesaikan studinya dengan lebih cepat

dari waktu yang di tentukan (Murtini dalam Susilowati, 2010). Hal ini selaras

dengan Undang-undang No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 8

ayat (2) yang berbunyi: warga negara yang memiliki kemampuan dan

kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus. Landasan hukum

akan perlunya pemberian perhatian khusus kepada peserta didik yang memiliki

kemampuan dan kecerdasan luar biasa (berbakat) memperkuat asumsi bahwa

kelompok peserta didik tersebut memiliki kebutuhan dan karakteristik yang

berbeda dari peserta didik yang berkemampuan dan memiliki kecerdasan normal

(Somantri, 2007).

Adapun untuk definisi berbakat telah mengalami banyak perubahan dan

penyempurnaan dari masa ke masa. Sehingga menimbulkan beberapa definisi.

Pada awal abad ke 20 dimana tes intelejensi mengalami perkembangan yang

cepat dan dimana orang mulai memperhatikan perbedaan-perbedaan individual

dalam kemampuan dan prestasi, anak gifted diartikan sebagai anak yang

mempunyai IQ sangat tinggi. IQ dipakai sebagai satu-satunya patokan dari

giftedness (Munandar, 1982). Pandangan ini disebut sebagai pandangan tunggal

untuk mendefinisikan anak berbakat.

Kemudian yang berkembang dewasa ini dan lebih banyak dianut,

menekankan bahwa masalah keberbakatan harus didekati dari sudut pandang

berdimensi ganda. Seperti definisi dari U.S Office of Education anak berbakat

(17)

2

anak tersebut karena kemampuannya yang sangat menonjol, dapat memberikan

prestasi yang tinggi. Anak-anak ini membutuhkan program pendidikan yang

berdiferensiasi dan atau pelayanan diluar jangkauan program sekolah yang biasa,

agar dapat mewujudkan sumbangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap

masyarakat (Munandar, 1982).

Dari penjelasan diatas terlihat bahwa cara untuk memfasilitasi

keberbakatan anak adalah dengan mengadakan sistem pendidikan yang bisa

mengakomodir kelebihan mereka. Yang selama ini dikenal dan telah dilakukan

khususnya di Indonesia adalah melalui program akselerasi di sekolah-sekolah.

Adapun istilah akselerasi menurut Colangelo (dalam Akbar-Hawadi,

2006) menunjuk pada pelayanan yang diberikan (service delivery) dan

kurikulum yang disampaikan (curriculum delivery). Sedangkan untuk manfaat

akselerasi seperti dikemukakan Southern dan Jones (dalam Akbar-Hawadi,

2006) yakni meningkatkan efisiensi, meningkatkan efektivitas, pengharapan,

meningkatnya waktu untuk karir, membuka siswa pada kelompok barunya dan

ekonomis.

Namun selain memiliki manfaat dan kelebihan, belakangan ini

keberadaan kelas akselerasi banyak menjadi perbincangan karena beberapa hal

lain. Ada yang mengatakan bahwa kelas akselerasi bisa menampung siswa yang

memang punya kecerdasan jauh di atas rata-rata anak-anak seusianya, tapi tak

sedikit pula yang berpendapat bahwa kelas akselerasi justru membuat siswanya

tertekan karena kurikulum yang terlalu banyak dan tidak bisa mengembangkan

kemampuan sosialisasi mereka. Selain itu, sebagian orang tualah yang

mendorong agar anaknya masuk ke kelas tersebut, padahal anak tersebut belum

tentu berminat (Santoso dalam Susilowati, 2010). Hal ini selaras dengan

pendapat Southern dan Jones (dalam Akbar-Hawadi, 2006) yang menyebutkan

program akselerasi memiliki beberapa kelemahan. Dari segi akademik,

penyesuaian sosial, berkurangnya kesempatan ekstrakulikuler, dan penyesuaian

emosional.

Padatnya kurikulum, ruang bersosialisasi yang terbatas, dan seringkali

juga tuntutan orang tua dapat menimbulkan masalah pada siswa akselerasi

(18)

3

MAN 1 Malang pada bulan Februari 2011 dengan cara interview guru BK dan

siswa akselerasi, didapatkan data bahwa siswa akselerasi mengalami tekanan

diakibatkan tuntutan kurikulum yang terasa berat, keharusan menyesuaikan diri

dengan lingkungan baru, dan merasa jenuh.

Kemudian penelitian yang dilakukan penelitian yang dilakukan oleh

Sholichah (dalam Susilowati, 2010) menjelaskan bahwa siswa akselerasi

mengalami perasaan takut gagal, kaget, jenuh, merasa terbebani, dan takut tidak

bisa membahagiakan orang tua. Semua hal ini bisa menyebabkan stres pada diri

siswa akselerasi. Stres sendiri merupakan suatu tekanan atau tuntutan yang

dialami individu atau organisme agar ia beradaptasi atau menyesuaikan diri

(Nevid dkk, 2005). Diperjelas oleh Korchin (dalam Susilowati, 2010) yang

menyatakan bahwa stres merupakan aspek alamiah dan tidak dapat dihindari

dalam kehidupan seseorang. Stres dapat bersumber dari kondisi-kondisi

fisiologis, psikologis dan sosial. Stres dapat mengancam jasmani, integritas

kepribadian dan sistem sosial bila intensitasnya tinggi.

Menurut Lazarus (Greenberg, 2002) stres meliputi semua faktor seperti

stimulus, respon, penilaian kognitif atas ancaman, bentuk-bentuk coping,

mekanisme pertahanan diri, dan lingkungan pergaulan. Definisi-definisi ini

menjelaskan bahwa stres dapat terjadi pada siapa saja dan dalam kondisi atau

ruang lingkup yang beragam,

Stres yang terjadi di lingkungan sekolah termasuk sebagai stres yang

terdapat dalam aktifitas belajar atau juga bisa disebut dengan stres belajar. Stres

belajar adalah respon yang adaptif terhadap situasi eksternal sekolah yang dapat

menyebabkan terjadinya penyimpangan secara fisik dan psikologis (dalam

Susolowati, 2010). Dijelaskan oleh Jewel dan Siegall (dalam Susilowati, 2010)

bahwa stres belajar adalah suatu respon adaptif yang dipengaruhi oleh karakteristik

individual atau proses psikologis sebagai konsekuensi dari perilaku-perilaku atau

kejadian di lingkungan sekolah yang menimbulkan akibat-akibat khusus secara

psikologis maupun fisiologis terhadap perilaku seseorang. Siswa akselerasi berbeda

dengan siswa reguler yang masih dapat menikmati cukup banyak waktu luang tanpa

harus terbebani oleh kegiatan sekolah yang cukup padat maupun program

(19)

4

Munculnya stres belajar itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan

menurut Ahmadi (dalam Susilowati, 2010) bahwa situasi yang menimbulkan stres

belajar bisa diklasifikasi yang meliputi empat macam yaitu: a) Stres yang

berhubungan dengan tugas-tugas sekolah; b) Stres yang disebabkan karena peran

yaitu adanya pertentangan peran dan kekaburan peran; c) Stres yang timbul karena

faktor sistem perilaku, hal ini sangat tergantung pada kemampuan individu untuk

membaca situasi serta memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada; d) Stres yang

timbul dari lingkungan fisik; e) Stres yang disebabkan karena lingkungan sosial,

faktor ini meliputi hubungan interpersonal guru, guru dan siswa, siswa dan orang

tua; f) Stres yang bersumber dari karakteristik individu, hal ini berhubungan dengan

aspek kepribadian tertentu. Misalnya: adanya kecemasan yang terus menerus,

ketakutan, dan lain-lain.

Dalam Atkinson dkk (2001) faktor yang paling dominan dalam stres adalah

faktor psikologis. Dimana faktor-faktor psikologis pembuat stres itu kerap kali

berasal dari dalam diri individu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Atkinson

dkk (2001) yang menyatakan bahwa suatu peristiwa bisa menjadi stres bagi orang

lain, tapi tidak bagi sebagian lainnya.

Ada berbagai macam teknik yang bisa digunakan untuk mengatasi

problem-problem psikologis penyebab stres pada diri seseorang seperti konseling kelompok,

self talk, meditasi, yoga dan hypnoterapi, salah satunya adalah teknik psikodrama.

Psikodrama adalah salah satu bentuk variasi terapi kelompok yang

dikembangkan oleh J.L Moreno pada tahun 1946, dimana pasien didorong untuk

memainkan suatu peran emosional didepan para penonton tanpa ia sendiri

pernah dilatih sebelumnya. Tujuan dari psikodrama ini adalah membantu

seorang pasien atau sekelompok pasien untuk mengatasi masalah-masalah

pribadi dengan menggunakan permainan peran, drama, atau terapi tindakan.

Lewat cara-cara ini pasien dibantu untuk mengungkapkan perasaan-perasaan

tentang konflik, kemarahan, agresi, perasaan bersalah dan kesedihan (Semium,

2006). Dalam penelitian ini, mekanisme psikodrama yang dilakukan adalah

psikodrama dalam berkelompok.

Psikodrama dipilih sebagai alternatif terapi yang diharapkan dapat

digunakan untuk menurunkan tingkat stres pada siswa akselerasi karena

(20)

5

lain, yang secara spesifik dapat digunakan untuk mengatasi problem stres

dengan subyeknya adalah siswa akselerasi. Terapi-terapi lain memang ada yang

memiliki beberapa aspek seperti psikodrama, akan tetapi jika subyeknya adalah

siswa akselerasi maka psikodrama memiliki kelebihan tersendiri. Aspek-aspek

tersebut adalah adanya media katarsis emosi, siswa akselerasi yang merasa

tertekan dengan lingkungan akselerasinya membutuhkan media untuk katarsis.

Kemudian media dinamika sosial dalam bentuk saling dukung, siswa akselerasi

adalah remaja-remaja berusia rata-rata 13-16 tahun yang sangat membutuhkan

lingkungan sosial sebagai tempatnya mendapatkan dukungan untuk mengatasi

permasalahannya. Dan yang tidak kalah pentingnya, psikodrama memiliki aspek

refreshing. Dimana siswa-siswa akselerasi yang telah jenuh dengan aktivitas

akselerasi selama ini sangat membutuhkan hiburan, dan psikodrama memiliki

sebagian besar aspek yang diperlukan untuk mengatasi stres pada siswa

akselerasi tersebut, yang mana teknik-teknik terapi lain tidak memilikinya.

Hal lain yang membuat psikodrama dapat digunakan untuk mengatasi

problem psikologis dalam hal ini stres belajar pada siswa akselerasi adalah

karena psikodrama menggabungkan antara role play dan dialog-dialog yang

dramatis sebagai faktor utama dalam membentuk perubahan yang menetap

(Journal of Heart-Centered Therapies, 2001). Psikodrama juga memiliki 4 teknik

utama yakni: 1). Membentuk dinamika interaksi kelompok. 2). Mendorong

terciptanya pengalaman berpartisipasi setiap individu. 3). Media katarsis yang

efektif. 4). Memudahkan teknik psikoterapeutik dasar (dalam Journal of

Heart-Centered Therapies, 2001). Sehingga ada efek katarsis emosi yang dapat

tereksplorasi melalui substansi psikodrama dan juga teknik-tekniknya

Menurut Moreno (dalam Journal of Heart-Centered Therapies, 2001) jika

seseorang memainkan peran-peran tentang fakta atau kejadian dalam sebuah

kelompok maka ia akan mengeksplorasi ketidaksadarannya, emosi-emosi yang

tidak menyenangkan, konflik-konflik yang mendalam, dan hidup yang

bermakna, dengan aman dalam kelompok terapeutiknya.

Beberapa penyebab stres belajar pada siswa akselerasi adalah perasaan

jenuh dan tertekan dengan tuntutan kurikulum, persaingan di kelas, dan

(21)

6

penyebab stresnya bertambah satu lagi yakni masih cenderung individualis

sehingga kurang bisa saling mendukung jika ada permasalahan di kelas.

Oleh karena itu psikodrama dapat digunakan dalam mengatasi problem

stres belajar siswa akselerasi karena akan menjadi sarana katarsis sehingga

emosi-emosi dan perasaan-perasaan negatif yang dirasakan selama menjadi

siswa akselerasi dapat disalurkan, mengeluarkan konflik-konflik mendalam

dengan diri sendiri, teman, orang tua maupun guru dalam bentuk role play dan

dialog-dialog dramatis, menumbuhkan dukungan moril antar sesama siswa

akselerasi peserta psikodrama dalam bentuk dinamika kelompok, dan sebagai

sarana refreshing disela-sela padatnya tuntutan kurikulum. Hal ini dikarenakan

poin penting dalam psikodrama yang bisa diterapkan untuk mengatasi

permasalahan stres belajar pada siswa akselerasi adalah dinamika kelompok

dalam bentuk saling support, dan media katarsis emosi berupa role play dengan

dialog-dialognya yang dramatis yang dapat membentuk perubahan yang

menetap.

Dari latar belakang diatas maka peneliti berminat untuk melakukan

penelitian dengan tema “Psikodrama Untuk Menurunkan Tingkat Stres Siswa

Akselerasi”.

B. Rumusan Masalah

Apakah psikodrama dapat digunakan untuk menurunkan tingkat stres pada siswa

akselerasi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menurunkan tingkat stres siswa akselerasi

melalui teknik psikodrama.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun praktis.

1. Manfaat teoritis. Diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran atau

(22)

7

mengenai pemberian teknik psikodrama untuk menurunkan tingkat stres

pada siswa akselerasi.

2. Manfaat praktis. Melalui penelitian ini diharapkan psikodrama dapat

dijadikan alternatif intervensi yang dapat digunakan untuk membantu

menurunkan tingkat stres pada siswa akselerasi. Selain itu diharapkan juga

penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai kondisi psikologis

yang terkait dengan stres pada siswa akselerasi jika penelitian ini terbukti

Referensi

Dokumen terkait

Interaksi antara konsentrasi sukrosa (A) dan suhu pasteurisasi (B) tidak berpengaruh nyata terhadap kadar gula total, kadar vitamin C, viskositas, total padatan

Tahap perencanaan tindakan dilakukan berdasarkan hasil kondisi awal. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan adalah :.. • Membuat rencana kegiatan

Ikan lele dumbo termasuk dalam jenis ikan air tawar dengan ciri-ciri tubuh yang memanjang, agak bulat, kepala gepeng, tidak memiliki sisik, mulut besar, warna

“ia mbk... saya disini sebagai satu-satunya guru yang mengajar PAI juga berusaha memberikan yang terbaik untuk anak didik saya. pada saat di akhir pembelajaran di kelas,

Diskominfo dengan adanya inovasi PIP tersebut sehingga meningkatkan rasa bangga dan kepuasan pengguna jasa yaitu masyarakat pada umumnya. Jangkauan terhadap Diskominfo

Going beyond the typical points of data collection, and diving deeper into things like trending products and location-based preferences, these companies are using sales data to

Sedangkan larangan penggunaan pukat hela di desa Kalianda Bawah sudah sesuai dengan peraturan yang ada dan sesuai dengan asas Islam karena dari aktivitas tersebut

---Kami yang bertandatangandibawahiniadalahahliwaris yang sahdarialmarhumAriefAlghifari bin Effendi Margurun yang meninggalduniapadatanggal 30 desember 2015 di rumahsakit R.K