• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH NO. 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGALIHAN TERMINAL GADANG MENUJU TERMINAL HAMID RUSDI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH NO. 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGALIHAN TERMINAL GADANG MENUJU TERMINAL HAMID RUSDI"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH NO. 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGALIHAN TERMINAL GADANG MENUJU

TERMINAL HAMID RUSDI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk

Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh:

Ainun Zaki Amalia 201020050311078

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

hanya dengan ridho dan rahmat-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan penelitian

dengan judul implementasi kebijakan peraturan daerah no.14 tahun 2011 tentang

pengalihan terminal gadang menuju terminal hamid rusdi dengan lancar. Hasil

dari penelitian ini peneliti harapkan dapat menjadi masukan bagi Mahasiswa-Mahasiswi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik berikutnya dalam meneliti

fenomena-fenomena terkini, yang tentunya peneliti harapkan harus lebih baik dari penelitian

ini.

Dalam Penyusunan Penelitian ini tentunya tidak akan lepas dari segala

kekurangan dan kelemahan yang tidak dengan sengaja atau secara sengaja. Oleh

karenanya dalam perbaikan dan penyempurnaan tugas skripsi ini, alangkah

baiknya saran dan kritik yang membangun dari pihak-pihak yang tertarik terhadap

hal ini sangat berarti bagi peneliti.

Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti,

sehingga penelitian ini bisa peneliti selesaikan tepat pada waktunya.

1. Ayah dan Ibuku, yang telah membesarkan saya hingga menjadi seperti saat

ini, karena berjuta-juta pengorbanan dan motivasinya, sehingga saya dapat

menyelesaikan perkuliahan sekaligus penulisan skripsi ini.

2. Kakakku Dr. Salman Yasin dan Adikku Bagus Hidayatullah yang selalu

mendampingi dan memberi semangat mulai awal proses pembuatan skripsi

(6)

3. Bapak DR. Asep Nurjaman, M.Si, kepada beliau kami sampaikan terima

kasih sebesar-besarnya atas motivasi dan bimbingan, serta masukan— masukan yang beliau berikan pada penyelesaian tugas akhir skripsi ini.

4. Bapak Drs. Krishno Hadi, M.A, kepada beliau juga kami sampaikan

banyak terimakasi atas pengorbanan dan waktu yang diberikan serta

masukan-masukan ilmu yang beliau berikan dalam proses bimbingan

skripsi sampai penyelesaian tugas akhir ini.

5. Teman-teman seperjuangan di jurusan Ilmu Pemerintahan, khususnya

seluruh penghuni kelas IP.B, terimakasih saudara-saudaraku kalian telah

mengantarkanku, mewarnai hidupku, serta memberikan banyak pelajaran

tentang persahabatan hingga saya bisa mendapatkan gelar sarjana ini.

thanks for everything guys.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan seluruh pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini

dapat terselesaikan dengan sempurna, Amin.

Akhirnya peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi

siapapun yang membacanya khususnya bagi mahasiswa Ilmu Pemerintahan dan

kalangan yang tertarik dengan kajian politik.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Malang, 09 – April - 2014

(7)

Halaman Motto

“wa man jaahada fa-innamaa yujaahidu linafsihi.”

“Barangsiapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah untuk dirinya sendiri.” (QS Al-Ankabut 29: 6)

“Learn from the mistakes in the past, try by using a different way, and always hope for a successful future.”

Tugas kita bukanlah untuk berhasil Tugas kita adalah mencoba

Krena didalam mencoba itulah kita menemukan D an belajar membangun kesempatan untuk berhasil

(8)

Ha l a ma n Per semba Ha n

Dengan terselesaikannya tugas akhir skripsi yang berjudul “Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah No.4 Tahun 2011 tentang Pengalihan Terminal Gadang Menuju Terminal Hamid Rusdi” yang merupakan pengamalan dan tugas terhebat selama menjalani masa studi, peneliti mengucapkan beribu-ribu rasa syukur kepada Allah SWT atas segala kelancaran yang telah diberikan.

Dengan berlinang airmata kebahagiaan, sebagai rasa bangga dan ucapan terimakasih yang teramat dalam, maka saya mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada pihak-pihak sebagaimana berikut:

1. Untuk kedua pelita hati saya Ibu Hj.Afifatul Karimah & H.M. Taufiqurrahman yang tak pernah henti-hentinya memberikan doa dan dukungan dari mulai saya terlahir didunia hingga saya bisa menjadi seorang sarjana yang seperti beliau impikan saat ini, tanpa kalian saya mungkin tidak akan menjadi seperti saat ini.Terimakasih Ibu, terimakasih ayah.Terimakasih juga teruntuk papaku H.Suwignyo yang telah membarikan doa dan dukungannya sampai saat saya telah menjadi sarjana ini.

2. Untuk Pakde beserta bude H. Ahmad Zain & Hj. Nunik yang selama ini sudah merawat saya sejak kecil dan selalu memberikan pendidikan-pendidikan agama sebagai bekal sampai saat ini.

3. Untuk Masku pak dokter salman, Abangku Wimo, adekku Bagus, Eka, dan Ovi yang selalu mondar-mandir mengantarku kemana-mana,yg selalu cerewet, nyebelin, dan sekaligus yg sangat perhatian selama ini,khususnya waktu proses penyelesaian skripsi ini,

4. Untuk Pembimbingku yang tercinta Bapak Drs.Krishno Hadi. M.A, & Dr. Asep Nurjaman. M.Si, untuk dewan penguji Bapak Drs. Jainuri. M.Si & Yana. S. Hijri S.IP M.IP, serta bapak dan ibu dosen (Bu.hevy, Bu.Tri, Pak.Heru, Pak Udin, dll) yang salama ini selalu membimbing dan memberikan ilmu termbaik kepada saya.

5. Untuk teman hidupku my dearest someone “Nasrudin Bachtiar” yang selama 2

tahun ini setia menemaniku,yang selalu menyemangati dan mewarnai hari-hariku, serta memberikan masukan-masukan pada skripsi ini walaupun kita sering terpisahkan oleh lautan dan semoga Allah segera memberikan “keindahan” kita unutk segera bersatu dan dihalalkan unutk selamanya (amiin).

6. Kepada sahabat-sahabatku “cacad bersaudara” Gita, Lidya, Itty, terimakasih atas

(9)

7. Untuk sahabat-sahabat baruku “FFS” dr. Lisong, Syelong S.Ikom, Cicong S.Pd,

terimakasih krena telah dipertemukan dengan orang-orang gila yang hebat seperti kalian mesti dalam waktu yang singkat, serta dini,shelly, akbar, nadhir, yopa, dan semua keluarga KKN kelompok 89 Banjarsari,Jombang.

8. Untuk teman-teman seperjuangan Ip.B 2010 abang Dhadoy, daris, febri, hyan,

bagas,nyinyut, novel, dhias “geng GJ”, serta semua teman-teman IP.B & IP.A 2010 terimakasih untuk kebahagiannya selama ini.

9. Yang terakhir untuk Partner-partnerku di lab.Ip Mas Bagus dan Mashurraii,

(10)

ABSTRAKSI

AINUN ZAKI AMALIA, 201010050311078. Universitas Muhammadiyah Malang. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Pemerintahan. “Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2011 Tentang Pengalihan Terminal Gadang Menuju Terminal Hamid Rusdi, Pembimbing I: Dr. Asep Nurjaman, M.Si; Pembimbing II: Drs. Krishno Hadi. M.A.

Kata Kunci: Implementasi Kebijakan, Transportasi, Pengalihan Terminal.

Pada skripsi ini, penulis mengangkat permasalahan mengenai Implementasi Kebijakan mengenai pasal 14 ayat 3 (c) Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 tentang pengalihan terminal Gadang menuju terminal Hamid Rusdi. Pemilihan tema tersebut dilatarbelakangi oleh pertumbuhan penduduk kota Malang yang begitu cepat sehingga menuntut pemerintah untuk mampu memenuhi berbagai sarana dan pemenuhan hidup rakyatnya. Pembangunan kota pada umumnya dihadapkan pada tata kota yang tidak dapat mengantisipasi cepatnya pertumbuhan di berbagai bidang dengan baik. Berbagai bentuk dan ketersediaan ruang (misalnya ruang publik, jalan raya, pasar, terminal, maupun perumahan) tidak mampu mengejar pertumbuhan penduduk yang sangat cepat. Begitu pula dengan sarana transportasi yang ada di kota Malang, pemerintah kota Malang dalam upayanya untuk memenuhi sarana dan prasarana transportasi yang ada di kota Malang dilakukan dengan salah satu cara yaitu mengalihkan terminal Gadang menuju terminal Hamid Rusdi sesuai dengan yang ada dalam pasal 14 ayat 3 (c) Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan alasan agar dapat menggali informasi yang mendalam mengenai implementasi kebijakan Pengalihan terminal gadang menuju terminal hamid rusdi. Metode deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada, Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui: Observasi dan wawancara serta dokumentasi. Setelah dilakukan pemeriksaan keabsahanya, data dianalisis dengan cara penyajian data sekaligus dianalisis dan penarikan kesimpulan.

(11)

penumpang. (3)Jalan yang dilalui untuk menuju terminal hamid rusdi masih terhalang oleh para pedagang yang ada di pasar gadang.dan masih banyak faktorlainnya. Akibatnya sampai saat ini yang tujuan awalnya adalah mengatasi kemacetan dengan mengalihkan terminal gadang menuju terminal hamid rusdi tetap kurang berjalan maksimal, sehingga daerah terminal lama masih dilanda kemacetan. Menyikapi fakta-fakta dan temuan di lapangan, maka perlu kiranya Dinas Perhubungan Kota Malang, UPT.Terminal Hamid Rusdi serta Pemerintah Kota Malang untuk mengatasi permasalahan tersebut sehingga pasal 14 ayat 3 (c) Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 dapat berjalan dengan baik dan dipatuhi oleh seluruh warga masyarakat.

Menyetujui,

DosenPembimbing I DosenPembimbing II

(12)

ABSTRACT

AINUN ZAKI AMALIA,201010050311078. Muhammadiyah University Of Malang, Faculty of Social and Politics Science. Govermental Science Department. “Implementation of Regional Constitution No. 4 on 2011 Regarding with Relocating Gadang Station to Hamid Rusdi Station”. Supervisor I: DR. Asep Nurjaman, M.Si; Supervisor II: Drs. Krishno Hadi, M.A

Keywords: Policy Implementation, Transportation, Station Relocation.

In this section, the researcher investigates the implementation of law session 14 point 3(c) regional constitution No. 4 on 2011 Regarding with Relocating Gadang Station to Hamid Rusdi Station. It happens since there is a rapid increase in malang population so that it demands the government to provide the society needs. Developing a city faces a general obstacle wich is in the part of urban planning, this part commonly can not anticipate well a rapid growth of another sides. The Process of providing space and its variation such as public space, roads, market, station, or houses is left behind instead of rapid growth of population. It happens to public transportation as well in Malang city. To resolve this problem, gornment of Malang relocated Gadang station to Hamid Rusdi station wich is in line with law session 14 point 3(c) regional constitution No. 4 on 2011.

This research employs descriptive qualitative method to get deep information from this case. Descriptive method is utilized to be a solving procedure based on the real facts. The research describe a particular society with its social phenomena. To get the data, the researcher does observation, interview and taking pictures. Moreover, the researcher checks the authenticity of data, and analyzes the result on observation and takes a conclusion from it.

(13)
(14)

Daftar Isi

Lembar Persetujuan ……… Lembar Pengesahan ……… Berita Acara Bimbingan Skripsi ……… Kata Pengantar ……… Halaman Motto ……… Halaman Persembahan ……… Abstraksi ……… Daftar Isi ……… BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ………... 1

B.Rumusan Masalah ……….. 10

C.Tujuan Penelitian ……… 10

D.Manfaat Penelitian ……….. 10

E.Kerangka Teori ……… 11

F.Definisi Konsep ………14

G.Definisi Operasional ……… 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kebijakan dan Implementasi Kebijakan………... 23

B. Model Implementasi Kebijakan ………... 35

1. Analisis Model Implementasi Kebijakan ……… 35

(15)

C. Kerangka Kerja Implementasi Kebijakan ……… 41

BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran Umum Kota Malang ………. 46

1. Sejarah awal terbentuknya kota malang ……… 46

2. Letak Geografis dan Kondisi Iklim ……… 50

3. Luas Wilayah dan Batas Wilayah ……….. 50

4.Pembagian Wilayah Administratif ……….. 51

5. Kondisi Sosial Kependudukan ……… 51

6.Jumlah Kepadatan Penduduk ………... 52

7. Komposisi penduduk menurut umur ……….. 54

8. Keadaan Sosial Ekonomi ………. 55

B. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Malang ……….. 56

1. Struktur organisasi Dinas Perhubungan ……… 58

2. Visi dan Misi Dinas Perhubungan ………. 58

C. Desain Tata Ruang Bidang Transportasi ……….. 59

1.Transportasi yang ada di Kota Malang ……….. 60

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Sosialisasi Kebijakan Pengalihan Terminal Gadang Menuju Terminal Hamid Rusdi ………. 66

B. Penyediaan kerangka kelembagaan Implementasi ……… 72

1. Pelaksana / Penanggungjawab pengalihan terminal ……….. 72

(16)

1. Masa uji coba kebijakan pengalihan terminal ……… 76

2. Masa pelaksanaan kebijakan pengalihan terminal ………. 81 3. Penegakan hukum ……….. 86

D. Evaluasi Implementasi Kebijakan Pengalihan Terminal …………... 88

1. Faktor pendukung dan faktor penghambat kebijakan

pengalihan terminal ……….. 89

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……… 92

B. Saran ……….. 94

(17)

Daftar Pustaka

Morlok, K Edward, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Cetakan ketiga, Erlangga: Jakarta. 1991.

Peter S.Clave, Implementation Amid Scarity and Apathy: Political Power

anda Policy Design in M.S. Grindle (ed), Politiccs and Policy

Implementation in the Third World, Princeton University Press,

Princeton, 1980.

Sallim,Abbas. Manajemen Transportasi, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. 1993

Singarimbun, Masri dan Sofan Efendi, Metode Penelitian survey, Jakarta: LP3ES, 1981 dan 1995

Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial (Suatu Teknik Penelitian

Bidang Kesejahteraan Sosial Lainnya). Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. 2002

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung Alfabeta. 2005 Undang-undang No. 26 Tahun 2007

Peraturan Daerah (PERDA) No. 2 Tahun 2006 tentang RTRW Provinsi Jawa

Timur

Keputusan Menteri (KEPMEN) Perhubungan No.31 Tahun 1995

Peraturan Daerah Kota Malang No.4 Tahun 2011

http://wisatamalangtransport.blogdetik.com/2012/07/27/pemerintah-kota-malang-kota-malang profil-kota-malang/ diakses pada tanggal 25 Desember 2013 pada pukul 08.30

http://wikipedia.org/wiki/trasnportasi_darat. Diakses pada tanggal 16

(18)

11.30

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dan pertumbuhan kota pada akhirnya akan menuntut

ketersediaan ruang lebih yang disebabkan oleh perkembangan dan

pertumbuhan penduduk serta kegiatan fungsionalnya dan interaksi antar

kegiatan tersebut. Pertumbuhan dan perkembangan kota dapat berjalan dengan

sendirinya tetapi pada suatu saat dapat menimbulkan masalah yang sulit untuk

diatasi yang bersifat keruangan, struktural dan fungsional. Secara alamiah,

gejala perubahan iklim global telah memberi dampak pada berbagai aspek

kehidupan di berbagai tempat, termasuk di Indonesia sendiri.

Termasuk dengan adanya urbanisasi yang membuat kebutuhan akan

tersedianya fasilitas fisik di perkotaan semakin meningkat. Tidak jarang

pembangunan fisik perkotaan yang disusun secara baik, kurang mampu

mengimbangi tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan sarana dan prasarana

fisik yang semakin meningkat. Pertumbuhan kota yang cukup tinggi

membawa dampak dalam berbagai bidang kehidupan, tidak hanya terbatas

pada masalah fisik saja, tetapi juga dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan

politik. Kota sebagai lingkungan kehidupan perkotaan dapat tumbuh dan

berkembang melalui dua macam proses yaitu: (1) Proses perubahan yang

terjadi dengan sendirinya (proses alamiah). (2) Proses perubahan yang

(20)

2 Pembangunan kota pada umumnya dihadapkan pada tata kota yang tidak

dapat mengantisipasi cepatnya pertumbuhan di berbagai bidang dengan baik.

Berbagai bentuk dan ketersediaan ruang (misalnya ruang publik, jalan raya,

pasar, terminal, maupun perumahan) tidak mampu mengejar pertumbuhan

penduduk yang sangat cepat. Kebijakan-kebijakan pembangunan kota pada

umumnya sulit untuk mengatur dan melembagakan pengembangan kota secara

vertikal atau menyediakan ruang yang cukup longgar. Setidaknya ada dua

faktor utama yang sulit untuk dipenuhi, yaitu mengubah budaya hidup dari

warga yang tinggal di dalamnya dan tingginya biaya untuk melakukan upaya

perluasan ruang yang diperlukan bagi berbagai fasilitas kota.

Transportasi berbagai kota di Indonesia pun semakin padat, semrawut dan

tidak efisien. Minimalnya sarana angkutan kota yang aman dan nyaman telah

memaksa warga kota memilih sarana transportasi pribadi. Tingginya harga

BBM tampaknya juga tidak akan dapat menekan kepadatan transportasi,

kecuali jika pemerintah kota memberikan alternatif sarana transportasi umum

yang memadai. Lebih jauh, masalah ini juga terkait dengan perluasan jalan

raya yang tidak memadai untuk memberikan ruang yang cukup bagi

kendaraan dan pejalan kaki. Kebijakan pembangunan kota terlalu sering

mengorbankan sarana dan prasaran umum yang cenderung condong terhadap

masyarakat menengah kebawah dan tidak dapat menjamin kelestarian dan

perluasannya. Sebagai contoh, pembangunan jalan seringkali diikuti dengan

penebangan pohon-pohon perindang yang membutuhkan waktu berpuluh

(21)

3 dan pertokoan pun tidak disertai dengan perencanaan yang matang.

Sepertihalnya di Jakarta pada kasus penutupan Terminal Lebak Bulus

sebagaimana mestinya terminal lebak bulus adalah terminal untuk bus-bus

antar provinsi yang mudah dijangkau tersebut dialihkan ke tiga terminal,

antara lain ke Terminal Pulo Gadung dan Kampung Rambutan di Jakarta

Timur serta Terminal Kalideres di Jakarta Barat yang menurut para

masyarakat pengguna jasa bus tersebut terlalu jauh dan sulit di jangkau,

pengalihan tersebut diakibatkan adanya pengerjaan depo dalam proyek mass

rapid transit. Contoh kasus yang lainnya adalah di Surabaya pada kasus

pengalihan trayek bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dari Terminal

Purbaya agar dikembalikan ke Terminal Tambak Oso Wilangun lagi yang

lebih mudah dijangkau oleh masyarakat. Contoh lainnya yaitu di Kota Malang

pada kasus pemindahan Pasar Tradisional Dinoyo ke Pasar Tradisional

Merjosari hanya demi proyek pembangunan Pasar Modern atau yang sering

disebut dengan Mall di daerah kawasan pasar dinoyo tersebut. Dan kasus yang

penulis teliti untuk tugas akhir ini adalah pengalihan Terminal Gadang menuju

Terminal Hamid Rusdi yang menurut kami sangatlah tidak efisien,

dikarenakan terlalu jauhnya lokasi terminal yang baru, kurang adanya paktor

penarik agar para konsumen tersebut mau sampai pada terminal tersebut.

Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan akibat aktivitas

ekonomi, sosial, dan sebagainya. Transportasi merupakan tulang punggung

perekonomian nasional, regional, dan lokal, baik di perkotaan maupun di

(22)

4 jaringan dimana kinerja pelayanan transportasi sangat dipengaruhi oleh

integrasi dan keterpaduan jaringan. Menurut Abbas Salim (1993), transportasi

adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu

tempat ke tempat lain. Dimana dalam transportasi terdapat dua unsur penting

yaitu pemindahan / pergerakan, secara fisik tempat dari barang (komoditi) dan

penumpang ke tempat lain.1

Menurut Utomo, transportasi adalah pemindahan barang dan manusia dari

tempat asal ke tempat tujuan. Didalam transportasi, terdapat unsur-unsur yang

terkait erat dalam berjalannya konsep transportasi itu sendiri. Unsur-unsur

tersebut adalah :

1. Manusia yang membutuhkan 2. Barang yang dibutuhkan 3. Kendaraan sebagai sarana/ alat

4. Jalan dan terminal sebagai prasarana transportasi 5. Organisasi (pengelola transportasi)

Salah satu jenis transportasi yang paling sering dan umum digunakan oleh

seluruh lapisan masyarakat adalah transportasi darat. Transportasi darat sendiri

adalah segala bentuk transportasi yang menggunakan jalan untuk mengangkut

penumpang atau barang. Bentuk awal dari transportasi darat adalah

menggunakan kuda, keledai atau bahkan manusia untuk membawa barang

melewati jalan setapak seiring dengan perkembangan perdagangan, jalan

diratakan atau dilebarkan untuk mengakomodir aktivitas.2 Transportasi darat

sendiri sangat identik dengan yang namanya terminal. Hal ini di karenakan

sektor transportasi darat yang khususnya dalam hal ini adalah terminal

1

Sallim,Abbas. 1993. Manajemen Transportasi, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada Hlm 35

2

(23)

5 merupakan suatu sarana transportasi yang sangat penting dan dibutuhkan oleh

seluruh lapisan masyarakat, yang cenderung lebih didominasi oleh masyarakat

kelas menengah kebawah. Tanpa sarana transportasi yang memadai maka sulit

untuk menghubungkan seluruh daerah yang ada di Negara kita ini.

Secara umum terminal didefinisikan sebagai tempat berakhirnya dan

berawalnya suatu perjalanan dengan menggunakan berbagai jenis moda

angkutan seperti bus, truk, pesawat udara, kapal laut, kereta api dan moda

angkutan lainnya. Terminal juga sebagai tempat perpindahan orang atau barang

dari moda angkutan satu ke moda angkutan yang lain sehingga titik / tempat

dimana penumpang dan barang masuk serta barang keluar dari system

merupakan komponen penting dalam system transportasi.3 Terminal ini bukan

saja merupakan komponen fungsional utama dari system transpostasi tetapi

juga sering merupakan prasarana pemberhentian suatu moda transportasi.

Ada banyak terminal di Indonesia, bahkan di tiap daerah di kota besar

terdapat terminal untuk penghubung transportasi baik terminal dengan skala

besar maupun dengan skala kecil. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) pengertian terminal adalah perhentian atau penghabisan. Sedangkan

pengertian terminal bedasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 tahun

1995 tentang terminal transportasi jalan menyatakan bahwa terminal

penumpang adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan

3

Morlok, K Edward, 1991, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Cetakan ketiga,

(24)

6 dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan atau antar modatransportasi

serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.4

Kota Malang adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur Indonesia. Kota

ini berada di dataran tinggi cukup sejuk terletak pada 90 km sebelah selatan

kota Surabaya dan wilayahnya di kelilingi oleh Kabupaten Malang. Malang

merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur yang memiliki fungsi dan

regional. Peran regional sendiri berfungsi sebagai pusat satuan wilayah

pembangunan, sebagai pusat perdagangan, jasa industri yang telah mengalami

kemajuan pesat. Perkembangan kota Malang yang pesat dari tahun ke tahun

selalu mempengaruhi perkembangan kota Malang dalam jangka waktu yang

panjang sehingga keberadaan rencana tata kota harus dipertahankan dan

dijadikan acuan program pembangunan. Jumlah penduduk Kota Malang

768.000 (data sensus statistik 2010), dengan tingkat pertumbuhan 3,9 % per

tahun. Sebagian besar adalah suku jawa, dengan tingkat pertumbuhan 3,9 %

per tahun. Sebagian besar adalah suku jawa, serta sejumlah suku-suku

minoritas seperti Madura, Arab, dan Tionghoa. Pada tahun 1879 di Kota

Malang mulai beroperasi kereta api dan sejak itu Kota Malang berkembang

dengan pesatnya. Berbagai kebutuhan masyarakat semakin meningkat terutama

akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya terjadilah

perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun bermunculan tanpa kendali,

4

(25)

7 perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari fungsi

pertanian menjadi perumahan dan industri.5

Kota Malang dalam perkembangannya, dihadapkan pada berbagai

masalah, baik masalah fisik spasial, sosial, ekonomi maupun lingkungan.

Kondisi ini berpengaruh terhadap semakin meningkatnya kebuttuhan

penyediaan fasilitas dan sarana prasarana wilayah di Kota Malang. Untuk

itulah diperlukan suatu arahan alokasi yang tertuang dalam Rencana Tata

Ruang Wilayah.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang menjadi hal yang perlu untuk

segera dilaksanakan, didorong oleh adanya perubahan yang signifikan

berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang.6 Peraturan daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang

RTRW Provinsi Jawa Timur maupun perkembangan yang ada di Kota Malang

sendiri.7 Selanjutnya dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 26 Tahun

2007 tentang Penataan Ruang tersebut, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota

dan Pemerintah Kabupaten seluruh Indonesia harus melakukan penyesuaian.

Dengan adanya perencanaan yang lebih rinci terhadap RTRW, pemerintah

kota Malang dalam hal ini perlu bergegas untuk segera menyusun rencana

detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan, terutama pada sektor perencanaan

sarana dan prasarana transportasi.

Banyaknya terminal yang ada di kota Malang ini yang terdiri dari

Terminal Arjosari, terminal Gadang, terminal Landungsari dan 2 sub terminal

5

http: // profil Kota Malang. Htp diakses pada tanggal 16 Januari 2014 pkl 17.30

6

Undang-undang No. 26 Tahun 2007

7

(26)

8 lainnya adalah Sub-Terminal Madyopuro di bagian timur Kota Malang,

tepatnya di daerah Madyopuro (dekat Sawojajar) dan Sub-Terminal Mulyorejo

yang terlatak di sebelah barat daya Kota Malang, tepatnya di daerah

Mulyorejo Kecamatan Sukun.8 Dengan adanya kelima terminal ini,

dimungkinkan sarana transportasi yang ada di kota Malang ini dapat terpenuhi

ke segala tujuan baik dalam kota maupun keluar kota. Kelima terminal ini

tidak hanya memberikan dampak positif bagi transportasi di kota Malang,

melainkan juga menimbulkan dampak negatif.

Pandangan masyarakat Indonesia khususnya Kota Malang masih tergolong

sebagai masyarakat yang menganut disiplin yang relatif rendah dalam semua

lini aktifitas kehidupan, termasuk berdisiplin berlalu lintas di jalan raya dan

berdisiplin untuk menganut dan menerapkan sebuah peraturan yang ada. Hal

ini dapat dilihat dari banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh warga

masyarakat kota Malang terutama pengemudi/sopir angkutan kota dan

seringnya warga masyarakat beserta sopir angkutan kota tidak memperdulikan

dan menghiraukan peraturan yang ada. Dari segi penegak hukum, kurangnya

pengawasan di tempat yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan dan kurang

tegasnya para penegak hukum dalam mengatasi para pengemudi/sopir yang

tidak mematuhi peraturan tersebut. Dari segi faktor masyarakat, masih

banyaknya pengemudi/sopir angkutan kota dan bus yang tidak menghiraukan

peraturan tersebut terbukti dengan masih banyaknya pengemudi/sopir

8

(27)

9 angkutan kota dan bus yang masih berada di sekitar Pasar Induk Gadang atau

yang sering disebut dengan terminal gadang.

Penyebab kemacetan mulai dari tak tertibnya pengendara, hingga

pedagang yang meluber sampai ke jalan. Di perempatan Gadang contohnya,

pengemudi bus jurusan Blitar dan sekitarnya, menaikan dan menurunkan

penumpang seenaknya di ujung barat PIG. Termasuk pos polisi yang ada

disekitar PIG juga nyaris tak berarti. Pengemudi bus dan angkot beralasan

terpaksa menurunkan penumpang diujung barat PIG.

Oleh karena itu, untuk menanggulangi dampak negatif tersebut pemerintah

kota Malang dalam hal ini melakukan proses penataan ulang terhadap terminal

yang ada di kota Malang. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah kota

Malang dalam memberikan pelayanan jasa transportasi yang nyaman dan

sesuai dengan keinginan masyarakat diwujudkan dengan menata kembali

terminal yang ada di kota Malang ini, salah satu contohnya adalah kebijakan

mengalihkan terminal Gadang menuju terminal Hamid Rusdi sebagai bentuk

upaya pemerintah menanggulangi kemacetan yang ada di sekitar terminal

Gadang. Upaya pemindahan terminal Gadang menuju terminal Hamid Rusdi

yang dilakukan pemerintah kota Malang termuat dalam pasal 14 ayat 3 (c)

Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kota Malang Tahun 2010-2030 yang berbunyi “mengalihkan

Terminal Gadang menuju ke Terminal Hamid Rusdi“.9

9

(28)

10

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis mengambil judul

tentang “Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011

Tentang Pengalihan Terminal Gadang Menuju Terminal Hamid Rusdi (Study

di Dinas Perhubungan Kota Malang)”.

B. Rumusan Masalah

1. Permasalahan apa saja yang muncul dalam proses Implementasi Kebijakan

pengalihan Terminal Gadang menuju Terminal Hamid Rusdi?

2. Dampak apa saja yang ditimbulkan oleh adanya Kebijakan Pengalihan

Terminal Gadang menuju Terminal Hamid Rusdi?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendekripsikan permasalahan apa saja yang muncul dalam proses

Implementasi Kebijakan Pengalihan Terminal Gadang menuju Terminal

Hamid Rusdi.

2. Untuk mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan oleh adanya

Kebijakan Pengalihan Terminal Gadang menuju Terminal Hamid Rusdi.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik

Mengembangkan kajian politik untuk menambah referensi bagi jurusan

(29)

11 dalam melaksanakan keefektifitasan pengalihfungsian terminal gadang

menuju terminal hamid rusdi.

2. Manfaat Praktis

Memberikan rekomendasi perbaikan kinerja Dinas Perhubungan dalam

pelaksanaan Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun

2011 Tentang Pengalihan Terminal Gadang Menuju Terminal Hamid

Rusdi.

E. Kerangka Teori

Dalam sub bagian ini penulis akan mengembangkan kerangka teori

sebagai bahan analisa dari permasalahan yang di angkat dalam skripsi ini.

Penulis akan mendeskripsikan bagaimana konsep implementasi kebijakan,

tahapan-tahapan implementasi kebijakan, serta evaluasi kebijakan.

1. Konsep Implementasi

Salah satu tahapan penting dalam siklus kebijakan publik adalah

implementasi kebijakan. Implementasi sering dianggap hanya merupakan

pelaksanaan dari apa yang telah diputuskan oleh legislatif atau para

pengambil keputusan, seolah-olah tahapan ini kurang berpengaruh. Akan

tetapi dalam kenyataannya, tahapan implementasi menjadi begitu penting

karena suatu kebijakan tidak akan berarti apa-apa jika tidak dapat

(30)

12 merupakan tahap dimana suatu kebijakan dilaksanakan secara maksimal

dan dapat mencapai tujuan kebijakan itu sendiri.

Secara Etimologis, implementasi menurut kamus Webster yang

dikutib oleh Solichin Abdul Wahab adalah sebagai berikut:

“Konsep implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu to implement.

Dalam kamus besar webster, to implement (mengimplementasikan) berati to providethe means for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); dan to give practical effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu (Webster dalam Wahab (2006:64)”

Definisi lain juga diutarakan oleh Daniel Mazmanian dan Paul

Sabatier yang menjelaskan makna implementasi dengan mengatakan

bahwa: Hakikat utama implementasi kebijakan adalah memahami apa

yang seharusnya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau

dirumuskan. Pemahaman tersebut mencakup usaha-usaha untuk

mengadministrasikannya dan menimbulkan dampak nyata pada

masyarakat atau kejadian-kejadian (Mazmanian dan Sabatier dalam

Widodo (2010:87) . Berdasarkan definisi yang disampaikan para ahli

diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi merupakan suatu kegiatan

atau usaha yang dilakukan oleh pelaksana kebijakan dengan harapan akan

memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran dari kegiatan

tersebut.

2. Tahapan Implementasi

Untuk mengefektifkan implementasi kebijakan yang ditetapkan, maka

diperlukan adanya tahapan-tahapan dari implementasi kebijakan tersebut.

(31)

13 a) Bersifat self executing atau yang berarti bahwa dengan dirumuskannya

dan disahkannya suatu kebijakan maka kebijakan tersebut akan

terimplementasikan dengan sendirinya, misalnya pengakuan suatu

Negara terhadap kedaulatan Negara lain.

b) Bersifat non – self executing atau yang berarti bahwa suatu kebijakan

publik perlu diwujudkan dan dilaksanakan oleh berbagai pihak supaya

tujuan pembuatan kebijakan tercapai.

3. Evaluasi Kebijakan

Menurut Abidin evaluasi secara lengkap mengandung tiga pengertian

yaitu:

1. Evaluasi awal, sejak dari proses perumusan kebijakan sampai saat sebelum dilaksanakan.

2. Evaluasi dalam proses pelaksanaan atau monitoring.

3. Evaluasi akhir, yang dilakukan setelah selesai proses pelaksanaan kebijakan.

Evaluasi dilakukan karena tidak semua program kebijakan public mencapai

hasil yang sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Kebijakan publik

seringkali terjadi kegagalan dalam meraih maksud dan tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Wibawa dkk mengemukakan bahwa evaluasi

kebijakan bermaksud untuk mengetahui 4 aspek yaitu :

1. Proses pembuatan kebijakan. 2. Proses Implementasi.

(32)

14 F. Definisi Konsep

Konsep merupakan definisi yang dpakai dalam unsur dari suatu

generalisasi serta fenomena-fenomena tertentu, yang dimaksud konsep adalah:

merupakan suatu definsi dari apa yang kita amati, konsep-konsep yang

dinyatakan antara variabel-variabel mana kita ingin menentukn hubungan

empiris.10

Dengan demikian yng dimaksud dengan definisi konsep adalah

merupakan konsep-konsep yang dinyatakan sebagai variabel-variabel yang

akan penulis pelajari, jadi variabel yang ada merupakan penjabaran dari

konsep itu sendiri, variabel yang terdapat didalam konsep itu adalah:

1. Implementasi Kebijakan

Implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan

baik individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok

pemerintah atau pihak swasta yang diarahkan pada tercapainya

tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan. Dari uraian

10

(33)

15 tersebut dapat disimpulkan, bahwa kebijakan merupakan aspek yang

penting dari keseluruhan proses kebijakan.

Implementasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses tindakan

administrasi dan politik, hal ini ditegaskan dengan pendapat Peter S.

Cleaves yaitu “ a process of moving towrd a policy objective by means of

dminstrative and political steps”, kemudin dari itu proses implementasi

kebijakan dapat di evaluasi dengan cara mengukur atau membandingkan

antara hasil akhir dari program-program tersebut dengan tujuan-tujuan

kebijakan.11

2. Peraturan Daerah

Menurut Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang dimaksud dengan

Peraturan Daerah (Perda) adalah peraturan perundang-undangan yang

dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan persetujuan

bersama Kepala Daerah. Definisi lain adalah peraturan perundang-

undangan yang dibentuk bersama oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

dengan Kepala Daerah baik di Propinsi maupun di Kabupaten/Kota

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (UU Pemda), Perda dibentuk dalam rangka penyelenggaraan

otonomi daerah Propinsi/Kabupaten/Kota dan tugas pembantuan serta

merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan

yang lebih tinggi dengan memperhatikan cirri khas masing-masing daerah.

11

(34)

16 Sesuai ketentuan Pasal 12 Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2004

tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, materi muatan

Perda adalah seluruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan

otonomi daerah dan tugas pembantuan dan menampung kondisi khusus

daerah serta penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang

lebh tinggi. Rancangan Peraturan Daerah dapat berasal dari Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Gubernur atau Bupati/Walikota.

Apabila dalam satu kali masa sidang Gubernur atau Bupati/Walikota dan

DPRD menyampaikan rancangan Perda dengan materi yang sama, maka

yang dibahas adalah rancangan Perda yang disampaikan oleh DPRD,

sedangkan rancangan Perda yang disampaikan oleh Gubernur atau

Bupati/Walikota dipergunakan sebagai bahan persandingan. Program

penyusunan Perda dilakukan dalam satu Program Legislasi Daerah 4,

sehingga diharapkan tidak terjadi tumpang tindih dalam penyiapan satu

materi Perda.

3. Pengalihan Terminal Gadang menuju Terminal Hamid Rusdi

Untuk mengatasi dan menghindari kemacetan yang semakin parah di

daerah pasar Gadang tersebut, pemerintah kota Malang mengambil

inisiatif untuk melakukan pemindahan atau pengalihan terminal Gadang

menuju terminal Hamid Rusdi kota Malang dengan tujuan menguraikan

kemacetan yang ada di daerah terminal/pasar Gadang. Hal tersebut

dilakukan dengan pertimbangan luasnya terminal Hamid Rusdi kota

(35)

17 sepi, sehingga apabila para sopir angkutan kota berhenti dipinggiran jalan

sekitar terminal Hamid Rusdi tidak menggangu jalannya kendaraan umum

lainnya dan tidak terjadi kemacetan kembali.

Selain berfungsi untuk mengurangi atau menguraikan kemacetan

yang terjadi di daerah sekitar terminal/pasar Gadang, pengalihan terminal

ini juga bertujuan untuk memberikan sarana dan prasarana yang

bermanfaat dan dapat memuaskan warga masyarakat yang menggunakan

jasa terminal Hamid Rusdi beserta para sopir angkutan kota tersebut.

G. Definisi Operasional

Definsi Operasional adalah menyatakan bagaimana operasi atau kegiatan

yang harus dilakukan untuk memperoleh data atau indicator yang

menunjukkan konsep yang dimaksud.12

Definisi Operasional perlu menetapkan gejala bentuk atau indicator

lainnya, hal ini bertujuan untuk memperoleh data yang relevan dan dapat

diolah dengan baik. Sedangkan indicator dari penelitian Implementasi

Kebijakan Peraturan Daerah No.14 Tahun 2011 Tentang Pengalihan Terminal

Gadang Menuju Terminal Hamid Rusdi, diantaranya sebagai berikut :

1. Sosialisasi Kebijakan Pengalihan Terminal Gadang menuju Terminal

Hamid Rusdi.

2. Penyediaan kerangka kelembagaan implementasi

a. Siapa yang melaksanakan kebijakan pengalihan terminal.

12

(36)

18 3. Pelaksanaan Implementasi Kebijakan Pengalihan Terminal Gadang

menuju Terminal Hamid Rusdi.

a. Masa uji coba kebijakan pengalihan terminal.

b. Masa pelaksanaan kebijakan pengalihan terminal.

c. Penegakan Hukum

4. Evaluasi Implementasi Kebijakan Pengalihan Terminal Gadang menuju

Terminal Hamid Rusdi.

a. Faktor yang mendukung berjalannya kebijakan pengalihan terminal.

b. Faktor yang menghambat berjalannya kebijakan pengalihan terminal.

H. Metode Penelitian 1) Jenis Penelitian

Penelitian ini dikategorikan dalam penelitian deskriptif dengan

menggunakan teknis deskriptif. Penelitian deskriptif yang dimaksudkan

yaitu bisa dipahami sebagai serangkaian prosedur yang digunakan dalam

upaya pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/

melukiskan obyek penelitian atau subyek penelitian (seseorang, lembaga,

masyarakat, nilai-nilai, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan

fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya sehingga akan dapat

diperoleh gambaran dan analisis tentang implementasi kebijakan peraturan

daerah no.4 tahun 2011 tentang pengalihan terminal gadang menuju

(37)

19 2) Lokasi Penelitian

Pada Penelitian tentang Implementasi Kebijakan Peraturan Derah No.4

Tahun 2011 Tentang Pengalihan Terminl Gadang Menuju Terminl Hamid

Rusdi, penulis melakukan penelitian di Dinas Perhubungan Kota Malang,

serta di Terminal Gadang dan Terminal Hamid Rusdi.

3) Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian tentang Implementasi Kebijakan Peraturan

Daerah No.4 Tahun 2011 Tentang Pengalihan Terminal Gadang Menuju

Terminal Hamid Rusdi, Adapun yang menjadi subyek dari penelitian ini

yaitu terdiri dari :

a. Ketua Dinas Perhubungan Kota Malang

b. Ketua Bagian Angkutan Dalam Trayek Dinas Perhubungan

c. Sopir Bis atau Angkutan di Terminal Gadang 2 orang

d. Masyarakat disekitar Terminal Gadang dan Terminal Hamid Rusdi 4

orang

4) Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dar sumber-sumber,

pihak-pihak yang menjadi objek penelitian ini, antara lain data yang didapat

(38)

Sopir-20 sopir angkutan di terminal gadang, serta masyarakat yang berada

disekitar terminal gadang.

b. Sumber Data Sekunder

Data ini dapat diperoleh dari arsip-arsip atau dokumen-dokumen yang

ada sebelumnya, terutama berkenaan dengan arsip-arsip laporan,

buku-buku literatur, majalah, internet, dan lain sebagainya yang menunjang

dalam penulisan ini mengenai implementasi kebijakan pengalihan

terminal gadang menuju terminal hamid rusdi.

5) Tekhnik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan melalu Tanya jawab

secara langsung dengan responden untuk melengkapi kebutuhan data

yang tidak dapat diperoleh dengan cara observasi. Dalam hal ini Ketua

Bagian Angkutan Dalam Trayek, Dinas Perhubungan Kota Malang dan

para sopir-sopir yang bersangkutan dengan kebijakan pengalihan

terminal gadang menuju terminal hamid rusdi.

b. Observasi

Yaitu suatu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara

melihat dari dekat obyek penelitian. Metode ini dimaksudkan untuk

mengamati tingkah laku yang aktual, dengan menggunakan

(39)

21 gambarn penjelasan keadaan wilayah terminal, para sopir-sopir yang

bersangkutan dan srana prasarana yang ada di lokasi penelitian.

c. Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data dengan melalui pencatatan terhadap dokumen

yang ada di lapangan yang berfungsi sebagai data pelengkap dan

pendukung kedua teknis diatas, sejauh data tersebut masih berhubungn

dengan masalah-masalah yang diteliti, seperti arsip, catatan-catatan,

buku laporan, monografi, statistik dan sebagainya.

6) Tekhnik Analisa Data : Kualitatif

Tenik analisa data merupakan bagian yang sangat penting dalam penulisan

metode ilmiah, karena dengan analisa data dapat diberikan arti tentang

makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Untuk

penelitian ini penulis menggunakan teknik analisa data kualitatif. Untuk

penelitian ini penulis menggunakan teknik analisa data kualitatif. Menurut

Miles dn Huberman13 analisa data kualitatif terdiri dari :

a. Pengumpulan data

Peneliti mencari dan mengumpulkan semua data yang ada dilapangan

mengenai atau yang sesuai dengan program-program pengentasan

kemiskinan, untuk kemudian dapat dijadikan sebagai tambahan sesuai

judul penulisan.

13

(40)

22 b. Reduksi data

Proses penyajian, kompilasi data setelah direduksi kedalam bentuk

symbol yang dapat menggambarkan keseluruhan data utamanya hasil

penelitian terkait program pengalihan terminal gadang menuju terminal

hamid rusdi. Maksudnya penyederhanaan data yang kompleks menjadi

narasi pendek sesuai criteria dn klasifikasi data berdasarkan rumusan

masalah sehngga mudah untuk dipahami.

c. Penarikan Kesimpulan

Merupakan upaya mengkonstruksikan dan menafsirkan data

menggunakan metode tertentu untuk menggambarkan secara

mendalam dan utuh mengenai masalah yang diteliti. Sehingga data

(41)

23 I. Daftar Pustaka

Morlok, K Edward, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi,

Cetakan ketiga, Erlangga: Jakarta. 1991.

Peter S.Clave, Implementation Amid Scarity and Apathy: Political Power

anda Policy Design in M.S. Grindle (ed), Politiccs and Policy

Implementation in the Third World, Princeton University Press,

Princeton, 1980.

Sallim,Abbas. Manajemen Transportasi, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

1993

Singarimbun, Masri dan Sofan Efendi, Metode Penelitian survey, Jakarta:

LP3ES, 1981 dan 1995

Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial (Suatu Teknik Penelitian

Bidang Kesejahteraan Sosial Lainnya). Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. 2002

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung Alfabeta. 2005

Undang-undang No. 26 Tahun 2007

Peraturan Daerah (PERDA) No. 2 Tahun 2006 tentang RTRW Provinsi Jawa

Timur

Keputusan Menteri (KEPMEN) Perhubungan No.31 Tahun 1995

Peraturan Daerah Kota Malang No.4 Tahun 2011

(42)

24 http://wikipedia.org/wiki/trasnportasi_darat. Diakses pada tanggal 16

Desember 2014 pkl

11.30

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi penelitian dan pengembangan mekanisasi pengolahan hasil perikanan, dan adanya perubahan organisasi dan

idak ter4adi i*eksi sete-ah di-ak)ka* ti*daka* keperawata* Kriteria Hasi-. idak ter4adi per)baha* persepsi se*sori sete-ah di-ak)ka* ti*daka* keperawata*$ Kriteria Hasi-..

Karena kita telah belajar penggunaan kata sifat, maka dengan metode yang sama kita pun juga bisa memodifikasi sebuah kata benda dengan frase keadaan benda maupun frase kata kerja

kisi instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel stres kerja yang. diujicobakan dan juga sebagai kisi-kisi intrumen final yang

Dari hasil simulasi model penjalaran gelombang terlihat gelombang mengalami refraksi yang mennjalar dari perairan dalam menuju perairan dangkal, sehingga ketinggian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi gelombang laut yang dihasilkan dari penjalaran gelombang swell dengan periode panjang dan gelombang angin dengan

Tujuan akhir dari metode dilusi adalah untuk mengetahui seberapa banyak jumlah zat antimikroba yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri

Vegetasi adalah suatu kelompok atau kumpulan komunitas tumbuhan yang terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat dan saling berinteraksi (Ardhana,