• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS BUDAYA RELIGIUS DI SMP NEGERI 4 BATU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS BUDAYA RELIGIUS DI SMP NEGERI 4 BATU"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS BUDAYA RELIGIUS DI SMP NEGERI 4 BATU

SKRIPSI

Oleh:

ARI KURNIA WINDAN SARI NIM. 201010010311013

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS BUDAYA RELIGIUS DI SMP NEGERI 4 BATU

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang Untuk memenuhi salah satu persyaratan

Dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S-1)

Oleh:

ARI KURNIA WINDAN SARI NIM. 201010010311013

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM

(3)
(4)
(5)
(6)

iv

MOTO

“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,

dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala sesuatu) ” (QS: An-Najm 39-42).

”M emandang kehidupan dari segala sisi untuk bisa mengerti arti kehidupan yang sesungguhnya sehingga bisa memilih dan melakukan segala sesuatu dengan bijak”

K esuksesan bukanlah diukur dari posisi yang telah diperoleh, melainkan diukur dari kesulitan-kesulitan yang berhasil diatasi

(7)

v

L E M BAR PE RSE M BAH AN

Rasa syukur kepada Allah SWT yang memberikan rahmat -Nya, nikmat-Nya, dan Hidayah-Nya. Serta Rosulullah SAW yang memberikan petunjuk ke jalan yang terang dan benar, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

K u persembahkan skripsi ini untuk orang-orang terkasih dalam hidupku.

1. Ayahanda tersayang, yang tanpa lelah selalu memberikan nasehatnya kepada ananda. 2. I bu tercinta yang merupakan motivator terpenting dalam hidup ananda.

3. Tak lupa untuk 9 saudara-saudaraku tersayang ”M as Bandi, M as Edi, M bak Fauziyah, M as Si’un, M as Hana, M as U sman, M bak Yayak, M as Bayot, dan maul. Akhirnya Saudaramu yang satu ini luus juga.

4. U ntuk keluarga besarku yang ada di Banaran, terima kasih atas do’a dan dukungannya yang telah diberikan.

5. Terima kasih yang tiada tara untuk seluruh Guru dan para Dosen yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman.

6. Terima kasihku juga untuk teman-temanku, Pula, Dina, Endog, M ance I rma dan semuanya yang tidak mungkin disebutkan satu persatu kalian sangat berarti bagiku. 7. Terimaksih yang tak terhingga kepada K epala Sekolah dan seluruh Staf SM P Negeri 4

(8)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Implementasi

Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Religius di SMP Negeri 4 Batu”. Shalawat serta

salam senantiasa tercurah limpahkan keharibaan Rosulullah Muhammad SAW, serta para sahabat. Berkat bimbingan beliau-lah yang telah mengantarkan umatnya kejalan yang diridhoi oleh Allah SWT.

Selama menyusun skripsi ini, peneliti banyak mendapat bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak berikut ini.

1. Bapak Suradi dan Ibu Sri tersayang yang telah menyayangi, mendidik, dan

mendo’akan yang terbaik bagi peneliti

2. Dr. Muhajir Efendy, M.AP. selaku rektor Unversitas Muhammadiyah Malang, Prof,

Dr. Bambang Widagdo, M.M selaku PR I, Drs. Fauzan, M.Pd selaku PR II, dan Dr.

Diah Karmiyati, Psi selaku PR III.

3. Drs. Faridi, M.Si selaku dekan fakultas Agama Islam, pembantu dekan I Drs. Hadi

Nur Taufiq, M.Ag., pembantu dekan II Syaiful Amin, M.Pd., dan pembantu dekan

III Drs. Muhammad Syarif, M.Ag

4. Drs. Sunarto, M.Ag, selaku selaku pembimbing I yang telah memberikan waktu,

kesempatan dan fasilitas bagi peneliti. Dra, Romelah, M.Ag, selaku pembimbing II

yang telah banyak meluangkan waktu untuk memotivasi, memberikan bimbingan

serta arahan yang sangat berharga bagi peneliti hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Tarbiyah yang senantiasa memberikan bimbingan dan

ilmu kepada peneliti selama menempuh perkuliahan di Jurusan Tarbiyah FAI-

UMM.

6. Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Batu yang telah memberikan izin penelitian.

7. Rekan-rekan sejawat yang telah banyak memberikan dukungan dan sumbangan

pikiran yang bermanfaat dalam penelitian skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu

(9)

vii Semoga Allah SWT membalas seluruh bantuan dan motivasi dengan balasan

yang lebih baik. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, harapan

peneliti mudah-mudahan Allah SWT meridhoi segala usaha amal kita semua sebagai

amalan jariyah, amin ya robbal’aalamin.

Malang, Juli 5

(10)

viii

DAFTAR ISI

LENBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

MOTTO... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian... 7

E. Definisi Operasional ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

A. Pembelajaran Pendidikan Karakter berbasis Budaya Religius ... 12

1. Pendidikan Karakter dan ruang lingkupnya ... 12

2. Makna Budaya Religius ... 22

3. Hubungan Pendidikan Karakter dengan Budaya Religius ... 24

4. Penerapan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya religius ... 26

B. Faktor Pendukung, Penghambat, dan Solusi dalam Penerapan Pendidikan Karakter berbasis Budaya Religius ... 33

1. Faktor Pendukung dalam Penerapan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Religius ... 33

2. Faktor Penghambat besrta solusi dalam Penerapan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Religius ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 44

(11)

ix

B. Lokasi Penelitian ... 45

C. Tehnik Pengumpulan Data ... 46

D. Analisis Data ... 52

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN ... 54

A. Latar Belakang Objek Penelitian ... 54

B. Penyajian dan Analisis Data ... 59

1. Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Religius ... 60

2. Faktor Pendukung, Penghambat dan Solusi dalam Implementasi pendidikan Karakter Berbasis Budaya Religius ... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 90

A. Kesimpulan ... 90

(12)

x

DAFTAR TABEL

(13)

xi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 2 Instrumen Penelitian

(14)

91

DAFTAR PUSTAKA

Albertus, Doni Koesoema. Kucing Hitam Pendidikan Karakter, diakses pada tanggal 16 Juni 2014 dari www.pendidikankarakter.org

Albertus, Doni Kusuma. Pendidikan Karakter, strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo

Ahmad Thontowi, Hakekat Religiusitas, diakses pada tanggal 6 Mei 2014 dari http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9

&cad=rja&uact=8&ved=0CGEQFjAI&url=http%3A%2F%2Fsumsel.ke

menag.go.id%2Ffile%2Fdokumen%2Fhakekatreligiusitas.pdf&ei=3A1o

U52IK4_d8AWN0oHIAw&usg=AFQjCNGANDhs5tSs-4DKELE95lFVsMwC5g&bvm=bv.65788261,d.dGc

Budiningsih, Asri. 2004. Pembelajaran Moral Berpijak pada Karakter Siswa. Jakarta: Rineka Cipta

Cece Rakhmat, Menyemai Pendidikan Karakter Berbasis Budaya dalam Menghadapi Tantangan Modernitas, diakses pada tanggal 6 Mei 2014

dari

http://file.upi.edu/Direktori/KD-TASIKMALAYA/SYARIF_HIDAYAT198007082005011002/Articles/P

ENDIDIKAN%20Karakter%20berbasis%20Budaya%20dalam%20meng

hadapi%20tantangan%20modernitas.doc

Darmani, Model-model Pembelajaran, (Disampaikan dalam Workshop Inovasi Pembelajaran di MAN 1 Tulung Agung)

Hariyanto, Muchlas Samani. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset

Khozin. 2011. School Culture: Instrumen Untuk Membentuk Karakter Peserta Didik. Progresiva. Vol. V No. 1 , 45.

Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Kotter, J.P, Heskett, J.L. 1992. Dampak Budaya Perusahaan Terhadap Kinerja. (terj. Benyamin Molan). Jakarta: Prenallindo

Mardalis. 2007. Metode Penelitian - Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara

Marzuki. Prinsip Dasar Pendidikan Karakter dalam Prespektf Islam, diakses

(15)

92

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-marzuki-mag/dr-marzuki-mag-prinsip-dasar-pendidikan-karakter-perspektif-islam.pdf

Moleong , Lexi J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:2002

Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009

Muchtar, Heri Januhari. 2005. Fikih Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Muhaimin. 2001. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Rosdakarya

Muhaimin. 2003. Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Pemberdayaan, Pengembangan hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan. Bandung: Nuansa

Muhaimin. 2009. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran : Upaya Reaktualisasi Pendidikan Islam. Malang: LKP21

Muhajir. 1989. Metode Penelitian kualitatif . Semarang : Bina Ilmu

Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensiona. Jakarta: Bumi Aksara

Reza, Khaerur. (2014). ICW : Tren Hukuman Berat untuk Koruptor Naik Tapi Belum Bikin Kapok, diakses pada tanggal 4 April 2014 dari

http://news.detik.com/read/2014/01/12/160830/2465250/10/icw-tren-hukuman-berat-untuk-koruptor-naik-tapi-belum-bikin-kapok

Romlah. 2010. Psikologi Pendidikan. Malang: UMM Press

Sagala, Syaiful. 2010. Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan: Membantu Mengatasi Kesulitan Guru Memberikan Layanan Belajar yang

Bermutu. Bandung: Alfabeta

Sahlan, Asma’un. 2010. Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah. Malang: UIN Maliki Press

Shinta Tomuka. 2013. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance dalam Pelayanan Publik di Kecamatan Girian Kota Bitung(Studi tentang

Pelayanan Akte Jual Beli). Jurnal Politico, Vol. 1,No. 3

Sriyono, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Beangsa Melalui Integrasi Mata Pelajaran, Pengembangan dan Budaya Sekolah, diakses

(16)

93

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:8hjt6KDNqmkJ:

www.pustaka.ut.ac.id/dev25/pdfprosiding2/fkip201031.pdf+&cd=4&hl=i

d&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a

Sudarwan Danim. 2008. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka setia Suharsini, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta

Sukmadinata, nana. 2009. Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Simanjuntak, Togi. (2014). Bangkit Indonesia Gemilang. (Sebuah Pemikiran untuk Kebangkitan Indonesia), diakses pada tanggal 4 April 2014 dari http://politik.kompasiana.com/2014/02/25/bangkit-indonesia-gemilang-sebuah-pemikiran-untuk-kebangkitan-indonesia-634383.html

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendekatan-pendekatan Kuntitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, nana. 2009. Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Usman, Husaini, Purnomo Setiady Akbar. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara

Tafsir, Ahmad. 1996. Pendidikan Agama dalam Keluarga. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling, Jakarta: PT. Raja Grafindo

________, Undang- undang SISDIKNAS (UU RI No. 20 th 2003). Jakarta: Sinar Grafika.

Vembrianto, St., dkk, 1994 Kamus Pendidikan. Jakatra: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo)

Warya Sulistiya Ningrum. Identifikasi Kebutuhan Pendidikan Karakterdi SDN INPRES Tondokecamatan Palu Timur, diakses pada tanggal 15 Juni 214 dari jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ESE/article/download/1311/941 Zuchdi, Darmiyati. 2008. Humanisasi Pendidikan: Menemukan Kembali

(17)

94

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karakter manusia tidak terlepas dari permasalahan tingkah laku manusia. Pembahasan mengenai tingkah laku manusia selalu berkaitan

dengan etika dan moral. Etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.1 Pengertian lain menyebutkan, etika berarti

ilmu tentanng apa yang baik dan buruk, tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).2 Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan etika merupakan ilmu tentang suatu yang baik dan buruk yang menjadi kebiasaan

atau budaya yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat tertentu. Sedangkan moral menurut Imam Sukardi merupakan suatu kebaikan yang

disesuaikan dengan ukuran-ukuran tindakan yang diterima oleh umum, meliputi kesatuan sosial atau lingkungan tertentu.3 Moral menjadi tolok ukur yang dipakai masyarakat untuk menentukan baik buruknya tindakan manusia

sebagai orang dengan jabatan tertentu atau profesi tertentu.4 Dengan demikian, moral adalah tolok ukur yang digunakan oleh masyarakat untuk

memenentukan baik buruknya tindakan.

1

Etika, diakses pada tanggal 6 April 2014 dari

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ipem4430/etika21.htm 2

Ibid., 3

Pengertian Moral, diaksespada tanggal 14 April 2014 dari

http://artikel2.com/kumpulan-bermacam2-artikel/04/pengertian-moral 4

(19)

2

Untuk menjalankan keduanya, diperlukan karakter kuat dalam diri manusia yang mampu melakukan semuanya dengan penuh kesadaran, bukan

dengan paksaan.5 Karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seseorang individu. Karena itu jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula

bagaimana ia akan bersikap pada kondisi-kondisi tertentu. Hubungan antara karakter, etika, dan moral tidak dapat dilepaskan dalam upaya mencetak

generasi yang bertanggung jawab dan kondisi masyarakat yang sejahtera.

Permasalahan tentang moral bukanlah hal yang tidak asing lagi untuk

dibicarakan oleh beberapa media massa di Indonesia. Angka kriminalitas yang semakin lama semakin bertambah mulai dari kasus korupsi yang dilakukan oleh pejabat negara, kasus tawuran pelajar, kasus penyalahgunaan

narkoba, dan kasus kriminal yang lain. Hal ini dapat dilihat dari catatan kriminalitas selama tahun 2011 hingga tahun 2014. Indonesia Corruption Watch (ICW) mengeluarkan hasil penelitian, mereka mencatat data vonis

putusan dari bulan Januari hingga Desember 2013, ada 185 kasus korupsi dengan 295 terdakwa. 6 Sementara itu komnas perlindungan anak mencatat

5

Hubungan Karakter, Etika, dan Moral, diakses pada tanggal 14 April 2014 dari http://www.referensimakalah.com/2012/10/hubungan-karakter-etika-dan-moral.html

6

ICW : Tren Hukuman Berat untuk Koruptor Naik Tapi Belum Bikin Kapok, diakses pada

(20)

3

sepanjang tahun 2013 terdapat 255 kasus tawuran antar pelajar dan 20 pelajar tewas sia-sia dalam kasus ini. 7

Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) jumlah pengguna narkoba mencapai 3,3 juta orang di tahun 2008, naik menjadi 3,8 juta orang di tahun 2011, dan di tahun 2013 naik menjadi 4 juta orang. Sebanyak 22 % pengguna Narkoba berasal dari kalangan pelajar.8 Belum lagi masalah sex bebas yang marak terjadi dikalangan remaja yang tidak lain adalah pelajar. Sementara itu, dalam dunia pendidikan kasus bertindak curang adalah perbuatan mencontek yang sudah tidak asing dilihat. Bahkan pada pelaksanaan UAN dibeberapa daerah ditengarai ada guru yang memberikan kunci jawaban pada siswanya. 9

Kenyataan tentang maraknya kasus-kasus penyimpangan moral inilah yang membuat dunia pendidikan harus menempatkan pentingnya pendidikan

karakter. Mengingat fungsi pendidikan yang tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, bahwa:

Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehudupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.10

Berdasarkan pada rumusan tersebut terlihat bahwa pendidikan nasional mengemban misi yang tidak ringan, yakni membangun manusia yang utuh

dan paripurna yang memiliki nilai-nilai karakter yang agung di samping juga harus memiliki keimanan dan ketaqwaan. Oleh karena itulah pendidikan

7

Bangkit Indonesia Gemilang (Sebuah Pemikiran untuk Kebangkitan Indonesia), diakses

pada tanggal 4 April 2014 dari http://politik.kompasiana.com/2014/02/25/bangkit-indonesia-gemilang-sebuah-pemikiran-untuk-kebangkitan-indonesia-634383.html

8

Ibid., hal.2 9

Hariyanto, Muchlas Samani, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung:

Remaja Rosdakarya Offset, 2012), hal. 5 10

(21)

4

menjadi agent of change yang harus mampu melakukan perbaikan karakter bangsa.11

Implementasi pendidikan karakter butuh kerjasama dari pihak sekolah baik itu kepala sekolah, guru, tatausaha, tukang kebun, satpam, ataupun

petugas kebersihan. Semua guru, kepala sekolah maupun tenaga pendidikan yang lain bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah masing-masing. Jadi, nilai-nilai dalam pendidikan karakter

diintegrasikan dalam mata pelajaran atau pembiasaan-pembiasaan dengan beragam cara yang tepat. Tidak kalah penting pula adalah peran orang tua dan

masyarakat. Orang tua harus menigkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan karakter, tidak hanya memaksakan kehendak agar putranya lulus dengan nilai terbaik saja, dan hal tersebut dibebankan pada guru

matapelajaran. Hendaknya orang tua juga berharap putranya memiliki moral dan perilaku yang baik, cerdas, dan berhati mulia.12 Oleh karena itu,

pendidikan karakter harus diberikan di sekolah begitu juga di rumah harus diajarkan pendidikan karakter dan orang tua mampu menjadi contoh bagi anaknya.

Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai etika, estetika untuk pembentukan karakter. Menurut Qurais Shihab, situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem nilai dan pandangan

11

Prinsip Dasar Pendidikan Karakter dalam Prespektf Islam, diakses pada tanggal 4 April dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-marzuki-mag/dr-marzuki-mag-prinsip-dasar-pendidikan-karakter-perspektif-islam.pdf

12

Efektivitas Pendidikan Karakter Butuh Kerjasama Guru dan Orang Tua, diakses pada

tanggal 17 April 2014 dari

(22)

5

mereka terbatas pada kini dan di sini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang sama.13

Kemerosotan moral yang dialami oleh bangsa Indonesia dianggap

masyarakat sebagai kegagalan dalam pelaksanaan pendidikan Agama Islam di sekolah. Kurang efektifnya pendidikan agama, menimbulkan kekhawatiran

dari berbagai pihak terhadap mentalitas bangsa pada masa yang akan datang.14

Oleh karena itu, pelaksanaan penddikan agama yang diwujudkan dengan membangun budaya religius di berbagai jenjang pendidikan, patut untuk dilaksanakan. Sebab pelaksanaan budaya religius di sekolah mempunyai landasan yang kokoh secara normatif religius maupun konstitusional, sehingga tidak ada alasan lagi bagi sekolah untuk mengelak dari usaha tersebut.15

Melalui penanaman nilai-nilai budaya religius pada diri siswa akan

memperkokoh imannya, dan aplikasi nilai-nilai keislaman dapat tercipta dari lingkungan sekolah. Oleh sebab itu membangun budaya religius akan sangat

membantu pembentukan karakter siswa sebab pelaksanaan budaya religius dalam sekolah akan mempengaruhi sikap, sifat, dan tindakan siswa secara tidak langsung.

Sekolah menempati posisi yang strategis dalam pelaksanaan pendidikan karakter, sebab hampir seluruh anak bangsa dapat dipastikan

mendapatkan kesempatan merasakan pendidikan sekolah, minimal

13

Pelaksanaan Pendidikan Karakter (Inpres No.1 tahun 2010), diakses pada tanggal 17

April 2014 dari https://mustafatope.wordpress.com/category/pendidikan-karakter/ 14

Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Pemberdayaan,

Pengembangan hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan, (Bandung: Nuansa, 2003), hal. 23

15

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran : Upaya Reaktualisasi

(23)

6

pendidikan dasar (SD-SMP).16 Jika kalkulasikan masa sekolah seseorang dari pendidikan TK, SD hingga SMP adalah selama 11 tahun ia berada dalam

pendidikan formal. Selama masa itu jika pendidikan karakter di sekolah-sekolah dilaksanakan secara maksimal maka akan tumbuh pribadi yang mengagumkan dan berkarakter.

SMP Negeri 4 Batu adalah SMP yang terletak di bagian utara kota Batu, dimana mayoritas masyarakat di bagian utara Batu adalah pemeluk

Agama Islam. Namun tentunya sebagai sekolah Negeri siswa-siswinya juga ada yang memeluk agama selain Agama Islam. Sekolah ini memiliki visi yakni, “ Beriman dan bertaqwa, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia, serta

berprestasi”. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti pelaksanaan pendidikan karakter berdasar pada budaya religius yang ada di SMP Negeri 4

ini.

Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas maka penelitian ini akan terfokus dan berkonsentrasi pada “PENERAPAN PENDIDIKAN

KARAKTER BERBASIS BUDAYA RELIGIUS SMP NEGERI 4 KOTA BATU”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut:

16

Khozin, School Culture: Instrumen Untuk Membentuk Karakter Peserta Didik, Jurnal

(24)

7

1. Bagaimana implementasi pendidikan karakter berbasis budaya religius di SMP Negeri 4 Kota Batu?

2. Apakah yang menjadi faktor pendukung dan penghambat serta solusi dalam mengimplementasikan pendidikan karakter berbasis budaya religius di SMP Negeri 4 Kota Batu?

C. Tujuan Penelitian

Berangkat dari rumusan masalah tersebut, maka dapat dijabarkan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter berbasis budaya

religius di SMP Negeri 4 Kota Batu

2. Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat beserta solusi dalam

mengimplementasikan pendidikan karakter berbasis budaya religius di SMP Negeri 4 Kota Batu

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan setidaknya memiliki tiga manfaat, diantaranya

sebagai berikut: 1. Bagi peneliti

Bagi penulis bermanfaat untuk menambah wawasan tentang pendidikan

(25)

8

2. Bagi guru

Menambah wawasan terkait pelaksanaan pendidikan karakter berbabasis

budaya religius untuk dapat diimplementasikan di SMP Negeri 4 Batu. 3. Bagi Orang Tua

Menambah wawasan tentang pendidikan karakter, agar dapat mendukung

sepenuhnya pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dan dapat diaplikasikan di rumah.

4. Bagi Siswa

Siswa dapat mengimplementasikan pendidikan karakter yang diselenggarakan di sekolah sebagai bekal dalam menghadapi kehidupan

bermasyarakat.

E. Definisi Operasional 1. Implementasi

Guntur setiawan yang mendefinisikan implementasi sebagai perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan

tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.17 Sedangkan menurut Usman Implentasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu

sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi berupa kegiatan

17

Guntur Setiawan, Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan, (Bandung: Remaja

(26)

9

terrencana dan untuk mencapai tujuan.18 Berdasarkan dua pengertian tersebut maka dapat diartikan Implementasi adalah sebuah tindakan yang

dilakukan baik secara individu maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Implementasi dalam penelitian ini adalah tindakan atau usaha yang dilakukan seluruh warga sekolah

untuk menerapkan pendidikan kerakter berdasar pada budaya religius di SMP Negeri 4 Batu.

2. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntutan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi

hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa.19 Sedangkan menurut Doni Koesuma Albertus, pendidikan karakter adalah pendidikan yang

menanamkan nilai-nilai tertentu pada anak didik, seperti nilai-nilai yang berguna bagi pengembangan dirinya.20 Bersandar pada pengertian diatas maka dapat disimpulkan pendidikan karakter adalah usaha pemberian

teladan kepada peserta didik untuk menjadi manusia yang berkarakter (berakhlak mulia) dan diwujudkan dengan sikap dan perilakunya dalam

kehidupan sehari-hari.

Pada penelitian ini pendidikan karakter diartikan sebagai usaha pemberian teladan pada peserta didik untuk menjadi manusia yang

berkarakter yang diwujudkan denga sikap dan perilakunya sehari-hari.

18

Nurudin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2002). Hal. 70

19

Ibid., hal.45 20

Doni Kusuma Albertus, Pendidikan Karakter, strategi Mendidik Anak di Zaman Global,

(27)

10

3. Budaya Religius

Budaya berasal dari kata “budhayah” yang merupakan bentuk

jamak dari buddhi yang berarti budi atau kekal. 21 Sedangkan religius menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah bersifat religi, bersifat keagamaan, atau hal yang bersangkut paut dengan religi.22 Budaya

religius adalah cara berfikir dan cara bertindak warga sekolah yang didasarkan atas nilai-nilai religius (keberagamaan). Religius menurut

Islam adalah menjalankan ajaran agama secara menyeluruh (kaffah). 23 Budaya religius sekolah adalah terwujudnya nilai-nilai ajaran agama sebagai tradisi dalam berperilaku dan budaya organisasi yang diikuti oleh

seluruh warga sekolah.

Pada penelitian ini budaya religius sekolah adalah terwujudnya

nilai-nilai ajaran agama dalam usaha menanamkan pendidikan budaya religius di SMP Negeri 4 Batu.

4. SMP Negeri 4 Kota Batu

SMP Negeri 4 Batu adalah sekolah dibawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Batu. SMP Negeri 4 beralamatkan di jalan

Diponegoro Tulungrejo Kec. Bumiaji Kota Batu. Sekolah ini terletak tidak jauh dari jalan raya sekitar 20 meter dari jalan raya. Akses transportasi menuju sekolah ini sangat mudah untuk siswa sekitar kota

21

Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), hal 73-74 22

Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses pada tanggal 17 April 2014 dari

http://kbbi.web.id/religius 23

(28)

11

Batu dapat menggunakan angkutan umum berwarna kuning orange jurusan Batu-Selecta atau Batu-Sumber Brantas.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan diperlukan dalam rangka mengarahkan tulisan agar

runtut dan sistematis. Adapun sistematika penulisan dibagi dalam lima bab, di antaranya sebagai berikut:

Bab I pendahuluan, dalam bab ini akan dijabarkan diantaranya latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, definisi operasional, dan sistematika penulisan.

Bab II kajian pustaka, yang membahas tentang pendidikan karakter berbasis budaya religius.

Bab III merupakan metode penelitian, yang isinya meliputi, jenis penelitian, lokasi penelitian, informan, sumber data, tehnik pengumpulan data dan analisis data.

Bab IV, bab ini menguraikan tetang hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan serta peyajian data dari lapangan.

Referensi

Dokumen terkait

Apabila dibandingkan dengan prevalensi anemi ibu hamil pada kontrol intervensi pangan fortifikasi kelompok perlakuan 42,9%, dan kontrol memberikan peningkatan kadar Hb

Sebaliknya jika semakin besar rasio BOPO maka bank tersebut tidak efisien dalam mengelola biaya operasionalnya sehingga pendapatan yang diterima oleh bank akan

Our findings were the following: (1) the lethal effects of toxins dissolved in milk were observed, with T-2 toxin being the most lethal and malathion being the least, (2) except

Lembaga Pendidikan di Kota Salatiga membutuhkan sistem informasi untuk mengelola data Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang diselenggarakan setiap tahunnya. Sistem

Pada hari ke-0 juga dilakukan pengujian sterilitas terhadap ekstrak kental daun T.erecta dan didapati hasil bahwa ekstrak yang digunakan juga steril. Pengujian

Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Dimensi Debat berdasarkan Tingkat Pendidikan Pegawai di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Tahun 2020 117 Tabel 71.. Distribusi

Saudi dan Indonesia-Malaysia termasuk ke dalam 10 angka migrasi tertinggi di tahun 2013. Di tahun yang sama, Indonesia juga termasuk dalam 10 tertinggi negara

Pengguna umum termasuk ke dalam entitas eksternal ini. Fasilitas yang diberikan yaitu melihat list tempat wisata dan informasi detail.. mengenai tempat wisata yang ada di Jakarta