MAKNA NASIONALISME DALAM TAYANGAN KOMPETISI
FILM DOKUMENTER
(Studi Resepsi Tentang Eagle Awards Competition Metro TV pada Para
Sineas Universitas Muhammadiyah Malang)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)
Jatra Merie Ardhiana NIM: 08220308
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Jatra Merie Ardhiana NIM : 08220308
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Judul Skripsi :
Makna Nasionalisme dalam Tayangan Kompetisi Film Dokumenter (Studi Resepsi Tentang Eagle Awards di Metro TV pada Sineas Film
Universitas Muhammadiyah Malang)
Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Muhammadiyah Malang
dan dinyatakan LULUS Pada Hari : Sabtu
Tanggal : 3 November 2012 Tempat : Ruang 607
Mengesahkan, Dekan FISIP UMM
Dr. Wahyudi Winaryo, M.Si
Dewan Penguji:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya sehingga akhirnya penulis bisa meyelesaikan penyusunan skripsi ini. Dengan terselesaikannya Skripsi saya yang berjudul “Makna Nasionalisme Dalam Tayangan kompetisi Film Dokumenter (Studi Resepsi Tentang Eagle Awards Competition Metro TV pada Para Sineas Universitas Muhammadiyah Malang)”, maka selesai sudah masa studi Strata 1 saya. Walaupun masih terdapat kelemahan pada penelitian yang saya lakukan, Insyaallah skripsi ini menjadikan acuan saya guna mengembangkan terus keilmuan saya di bidang komunikasi.
Dunia mahasiswa sangatlah dekat dengan dunia (kerja) profesional. Sehingga seorang mahasiswa tidak hanya dituntut sekedar menuntut ilmu, juga menimba pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja yang nyata. Melalui penelitian ini, saya mendapatkan ilmu dan pengetahuan tentang bagaimana media mengkonstruksikan sesuatu yang bersifat nasionalisme ke dalam media yang masih mementingkan komersialisme di dalamnya dan bagaimana khalayk memaknai hal tersebut.
media yang mencoba mengomersilkan nasionalisme demi keuntungan media itu sendiri. Sebagaimana kita tahu bahwa Metro TV adalah media atau televisi swasta yang komersil. Proses selanjutnya saya lebih banyak berkonsultasi dengan Bapak Nurudin, S,Sos, M.Si (Pembimbing I) dan bapak M. Himawan Sutanto, S,Sos, M.Si (Pembimbing II) untuk pengerjaan dan penyelesaian skripsi ini. Untuk saat ini mungkin hanya itu yang dapat saya berikan, karena memang masih banyak kajian komunikasi yang masih perlu saya pelajari lebih dalam. Namun harapan saya, skripsi ini dapat menjadi pemicu untuk penelitian sejenis selanjutnya.
Dalam hal ini penulis hanya manusia yang tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan baik dari segi penulisan maupun yang lainnya. Untuk itu, penulis mengharapkan saran agar dapat memberikan masukan dalam penulisan selanjutnya.
Malang, 3 November 2012 Penulis
DAFTAR ISI
Cover
LEMBAR PERSETUJUAN ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iv
ABSTRAKSI ... v
D. Kegunaan Penelitian ... 10
E. Fokus Penelitian... 11
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN ... 12
A. Penelitian Terdahulu ... 12
B. Nasionalisme Sebagai Harga Diri Bangsa Dalam Bingkai Televisi... 14
C. Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa ... 18
D. Program Acara dalam Siaran Televisi... 23
E. Gambaran Umum Eagle Awards Competition Metro TV ... 25
F. Sejaran Film Dokumenter dan Perkembangannya ... 27
G. Studi Resepsi dalam Tayangan Televisi ... 29
H. Televisi dan Masyarakat ... 35
I. Kompetisi Membuat Film dalam Program Acara Televisi... 38
BAB III Metode Penelitian ... 57
G.1. Pendekatan Penelitian ... 57
G.2. Tipe dan Dasar Penelitian ... 58
G.3. Subjek Penelitian... 58
G.4. Waktu dan Tempat Penelitian ... 61
G.5. Teknik Pengumpulan Data ... 62
G.6 Teknik Analisis Data ... 63
G.7. Teknik Keabsahan Data ... 65
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 67
A. Latar Belakang Informan ... 68
B. Makan Hadirnya Program Televisi Tentang Kompetisi Film Eagle Awards di Metro TV ... 74
B.1 Manfaaat Hadirnya Program Televisi Tentang Kompetisi Film Eagle Awards di Metro TV ... 74
B.2 Keuntungan Televisi atas Hadirnya Program Televisi Tentang Kompetisi ... 78
Film Eagle Awards di Metro TV C. Penilaian Khalayak Tentang Adanya Nasionalisme dalam Program Eagle Awards di Metro TV ... 81
D. Penerimaan Nasionalisme dalam Film-film yang Ditayangkan Program Eagle Awards di Metro TV ... 89
E. Pemaknaan Adanya Nasionalisme dalam Program Eagle Awards di Metro TV ... 97
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Logo Metro TV ... 49
Gambar 2 Logo Eagle Awards ... 52
Gambar 3 Poster Film Hutanku Sekolahku ... 55
Gambar 4 Poster Film Adeus, Timor Lorosae! ... 55
Gambar 5 Poster Film Garamku Tak Asin Lagi ... 56
Gambar 6 Poster Film Presiden Republik Abu-abu ... 56
Gambar 7 Poster Film Mutiara Pesisir Pantai ... 56
DAFTAR TABEL Table 1 Matriks Penelitian Terdahulu ... 12
Table 2 Isi Program Siaran Televisi ... 24
Table 3 Kekuatan dan kelemahan Reception Theory ... 34
Table 4 Struktur Dewan Direksi Metro TV ... 52
Table 5 Tim Progran Eagle Awards Competition ... 54
Table 6 Poster Jadwal Penayangan Program Eagle Awards Competition 2011 ... 55
Table 7 Penentuan Informan... 59
Table 8 Identitas Informan... 68
Table 9 Kategorisasi wawancara Informan 1 ... 128
Tabel 10 Kategorisasi wawancara Informan 2 ... 135
Tabel 11 Kategorisasi wawancara Informan 3 ... 142
Tabel 12 Kategorisasi wawancara Informan 4 ... 149
Tabel 13 Kategorisasi wawancara Informan 5 ... 154
Daftra Pustaka
Buku
Sudibyo, Agus. 2009. Penjajahan Baru di Langit Media. Jakarta : PT. Kompas Madia Nusantara.
Badjuri, Adi. 2010. Jurnalistik Televisi.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Burton, Grame. 2000. Membincangkan Televisi; Sebuah Pengantar Kajian Televisi. Yogjakarta: Jalasutra.
Effendy, Heru. 2002. Mari Membuat Film; Panduan Menjadi Produser. Jakarta: Yayasan Konfiden.
Effendy, Onong Uchjana.1993. Televisi Siaran Teori dan Praktek. Bandung: CV. Mandar Maju.
Eriyanto. 2000. Analisis wacana, Pengantar analisis teks media. Yogyakarta : PT LKIS Pelangi Aksara.
Hall, Stuart. Hobson, Dorothy. Lowe, Andrew. dan Willis, Paul. 2011. Budaya, Media, Bahasa. Yogyakarta : Jalasutra.
Herdiansyah, Harris. 2010. Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanuka.
Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis: Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group.
Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa sebuah Ananlisis Media Televisi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Littlejohn, Stephen W. dan Foss, Karen A. 2009. Teory Komunikas. Jakarta: Salemba Humanika.
McQuail, Denis.1989. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Moleong, J. Lexi. 2008. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Penerbit PT Remaja Rosdakarya: Bandung.
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Naratama. 2004. Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: Gramedia.
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Pragiwaksono, Pandji. 2011. Nasional.Is.Me. Yogyakarta: Bentang.
Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rusbiantoro, Dadang. 2008. Generasi MTV. Yogyakarta: Jalasutra.
Sobur, Alex. 2006 . Analisis Teks Media; Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Anilisis Framing. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sugyiono. 2009. Metode Penelitian Kuanitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfbeta.
Wahyudi, JB. 1994. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran. Jakarta: Gramedia Wazis, Kun. 2012. Media Massa dan Konstruksi realitas. Yogyakarta: Aditya
http://www.eagleawards-doc.com/index_new.php/ diakses pada tanggal 16 Mei 2012 pukul 20.00 WIB.
http://www.eagleawards-doc.com/index_new.php/judges diakses pada tanggal 16 Mei 2012 pukul 20.04 WIB.
http://www.eagleawards-doc.com/index_new.php/tor diakses pada tanggal 16 Mei 2012 pukul 20.10 WIB.
http://lydagama.wordpress.com/2007/12/29/menjadikan-televisi-sebagai-media-hiburan-edukasi-yang-aman-untuk-dinikmati/ diakses pada tanggal 27 Mei 2012 pukul 10.32 WIB.
http://fizhy.wordpress.com/2011/06/27/media-massa-televisi/ diakses pada
tanggal 27 Mei 2012 pukul 10.40 WIB.
http://fizhy.wordpress.com/2011/06/27/8/ diakses pada tanggal 27 Mei 2012 pukul 10.56 WIB.
http://www.iep.utm.edu/germidea/ diakses pada tanggal 20 Juni 2012 pukul 13.30 WIB.
http://abduh87.multiply.com/journal/item/7/Filsafat-Idealisme-Berkeley-Kant-dan-Hegel diakses pada tanggal 20 Juni 2012 pukul 13.46 WIB.
http://muminatus.blog.com/filsafat-idealisme/ diakses pada tanggal 20 Juni 2012 pukul 14.20 WIB.
http://id.wikipedia.org/wiki/Idealisme diakses pada tanggal 20 Juni 2012 pukul 14.30 WIB.
Artikel/ Jurnal
Lestari, Ika. “Pemaknaan Komodifikasi Anak-Anak di Televisi kajian Resepsi Khalayak oleh Para Ibu Rumah Tangga Terhadap Idola Cilik 2”. Jurnal penelitian Ilmu Komunikasi Thesis, Depok: Universitas Idonesia.
Penelitian terdahulu
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia dengan segala permasalahan yang ada merupakan negara yang memiliki lebih banyak kelebihan baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya dibandingkan dengan negara-negara lain. Negara kepulauan Indonesia ini memiliki belasan ribu pulau dengan lebih dari 250 juta jiwa penduduk. Keragaman Indonesia ini juga diperkuat dengan banyaknya etnis bahkan ribuan. Ratusan bahasa yang dipakai serta agama yang diyakini oleh penduduknya. Dengan demikian banyak yang sebernanya bisa dibahas tentang negara Indonesia dengan segala macam kelebihan dan kekurangannya dari segi ilmu komunikasi tentunya.
Nasionalisme sebenarnya adalah sebuah kata yang wujudnya pun tidak terlalu jelas atau abstrak. Nasionalisme pada masa penjajahan Indonesia mungkin bisa kita rasakan dalam cerita yang disajikan dalan buku pelajaran sejarah saat kita masih duduk di bangku sekolah dasar, menengah pertama maupun menengah atas. Tapi nasionalisme pada akhirnya mengalami pergeseran makna saat ini. Kita bahkan hanya tahu kata tersebut tanpa tahu apa maknanya dan apa yang bisa dilakukan dengan nasionalisme.
mengagung-2 agungkan Indonesia tapi justru penduduknya sendiri meronta dan memilih melarikan diri ke luar Negri. Bagaimana tidak ketika hadirnya sebuah media justru tidak memberikan rasa bangga dan nyaman bagi penduduk Negrinya sendiri.
Media Massa dibagi menjadi tiga jenis yaitu media cetak, media elektronik dan juga media online. Contoh dari media cetak antara lain adalah koran, tabloid, majalah, dll. Sedangkan media elektronik antara lain, televisi dan radio. Media online contohnya internet. Media cetak dan media elektronik adalah media massa yang paling banyak diakses oleh masyarakat, baik masyarakat kelas bawah maupun kelas menengah bahkan kelas atas. Sedangkan media online biasanya hanya diakses oleh masyarakat kelas menengah ke atas.
Media massa merupakan sarana penting dimana masyarakat mendapatkan banyak informasi disana, sebut saja televisi. Banyak masyarakat yang sejak kemunculan televisi mulai mendapatkan angin segar akan pemikiran bagaimana mudah nantinya mereka mendapatkan informasi dan hiburan tentu saja. Mereka menganggap informasi tidak lagi menjadi sebuah kebutuhan sekunder. Tetapi setiap harinya mereka merasa wajib untuk mendapatkan informasi, itulah akhirnya mengapa media massa khususnya televisi harusnya menjadi sarana baik bagi masyarakat tentang bagaimana rasa nasionalisme itu dibangun dan dibentuk oleh masyarakat Indonesia.
3 nasional maupun lokal. Dengan semakin banyaknya stasiun televisi yang bermunculan maka program acara yang disajikan pun semakin beragam. Tujuannya tidak lain adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh khalayak.
Dalam memenuhi kebutuhannya akan informasi, masyarakat Indonesia pastinya akan selektif dalam memilih program yang mereka minati dan butuhkan. Masyarakat tidak lagi menjadi penonton pasif akan hadirnya banyak informasi baru. Apalagi saat ini banyak program-program televisi yang tidak mendidik bahkan program yang dibuat menyalahi standar yang sudah diberikan oleh Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI.
Media massa kini sudah banyak melakukan konstruksi akan sebuah realitas tertentu di benak masyarakat. Sebagaimana mereka juga memaknai akan hadirnya konstruksi realitas tertentu. Media massa bukanlah saluran bebas, ia juga subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan bias dan pemihaknya (Eriyanto: 2009:23).
4 Metro TV merupakan satu dari sangat sedikit program acara televisi yang menyajikan hiburan dan juga menampilkan pendidikan khususnya mengenai pembuatan sebuah film bergenre dokumenter.
Program ini menyoroti hal-hal tentang perkembangan bangsa dengan segala permasalahan yang dimiliki dan mengemasnya secara apik dan menarik untuk dinikmati. Membuat cerita dengan banyak permasalahan menjadi sebuah film dokumenter yang tidak hanya bernilai hiburan tapi juga pendidikan.
Kini film dokumenter sudah menjadi sebuah tren tersendiri dalam perfilman dunia dan khususnya di Indonesia. Para pembuat film akan bisa bereksperimen dan belajar banyak hal ketika terlibat dalam sebuah produksi film dokumenter. Selain hanya untuk kepentingan program penayangan pada sebuah stasiun televisi, film dokumenter juga lazim untuk diikutsertakan pada berbagai festival film baik di dalam maupun luar Negri. Dan akhirnya pada tahun 1992, Festival Film Indonesia (FFI) memiliki kategori tersendiri untuk penjurian dengan jenis film dokumenter.
5 satu stasiun televisi yang akhirnya meyiarkan program tersebut, meskipun konten dalam acara tersebut tergolong berbeda dengan yang pernah ada sebelumnya.
Delapan (8) tahun lalu Metro TV membuat sebuah program alternatif tentang sebuah kompetisi film dokumenter. Judul program acara tersebut yakni Eagle Awards Documentary Competition. Tayangan ini mencoba mengajak dan berusaha menjadikan anak muda Indonesia membuat dan menjadikannya sutradara film dokumenter baru Indonesia. Selain itu tayangan ini juga mencoba untuk mengajak masyarakat melihat berbagai potensi dan kemampuan bangsa Indonesia dibalik semua permasalahan dan keterpurukan yang sedang dihadapi. Karena film dokumenter tidak lepas dari tujuannya untuk menyebarkan berbagai informasi, pendidikan dan sebagai media propaganda bagi orang atau pada kelompok tertentu (Effendy,2002:12).
6 merumuskan ide cerita yang telah diusulkan hingga menjadi sebuah treatment
film yang siap diproduksi.
Dari konsistensi Metro TV menayangkan acara Eagle Awards selama delapan tahun, meskipun dengan tema-tema yang berbeda di tiap tahunnya Eagle Awards tetap mencoba mengajak masyarakat untuk melihat berbagai potensi bangsa Indonesia yang ada dibalik banyaknya permasalahan yang sedang dihadapi (www.eagleAwards.com).
Eagle Awards adalah program televisi dengan jam tayang prime time di Metro TV. Tapi tidak dapat dipungkiri jika Metro TV adalah stasiun TV swasta yang juga bersifat komersil di Indonesia. Sehingga muncul sebuah pertanyaan apakah mereka yang lolos menjadi peserta memiliki sikap nasionalisnya ketika memutuskan untuk bergabung dengan program ini, karena selama ini film yang dibuat oleh pengkarya selalu bercerita tentang bagaimana masyarakat kaum marjinal tetap hidup dan berupaya mencerdaskan kaumnya ditengah krisis Negara dimana mereka tinggal. Meskipun tema yang diberikan setiap tahunnya berbeda oleh Metro TV dan tim yang mengurusi program Eagle Awards sendiri. Bukankah mereka justru menambah daftar panjang program televisi yang menampilkan keburukan negaranya, bahkan mempertontonkannya di negara lain.
7 Muhammadiyah Malang yang berjudul “Garamku Tak Asin Lagi”. Film
tersebut menceritakan perjuangan para janda Aceh yang tetap memproduksi garam lokal ditengah monopoli pemerintah atas garam-garam impor. Film ini mendapatkan juara dengan kategori terfavorit pilihan pemirsa.
Selain itu ada juga film yang bejudul “Presiden Republik Abu-abu” yang
menceritakan perjuangan seorang untuk mendapatkan pengakuan atas daerah yang ditinggalinya yang juga berada di wilayah Indonesia. daerah tersebut diberi nama grey area karena tidak memiliki status daerah, dan penduduknya pun sulit mendapatkan pendidikan dan fasilitas kesehatan termasuk juga fasilitas berupa kartu kependudukan. Tokoh utama yang terdapat dalam film tersebut menjadi pahlawan yang berjuang untuk mendapatkan pengakuan atas status daerah yang ditempatinya dari negara. Dalam film-film yang ditampilkan tersebut terlihat sisi nasionalisme dari seorang sineas film yang membuat, dan dalam film itu juga diperlihatkan sebuah bentuk nasionalisme lain oleh warga negara di suatu tempat. Film itu juga ditayangkan dalam program yang sengaja dibuat sebagai kritik untuk pemerintah melalui cara dan media yang berbeda dan lebih mudah dipahami.
8 setiap audien akan memaknai secara berbeda fenomena tersebut. Bisa jadi mereka memaknai bahwa program ini hanya dibuat untuk menaikan rating
dan memberikan iklan yang banyak untuk kebutuhan hidup media tersebut, namun bisa jadi audien memaknai secara berbeda stasiun televisi yang menayangkan program tersebut. Terlebih program ini menayangkan sebuah identitas nasionalisme kaum muda kreatif dengan paket atau sajian yang bisa dinikmati dengan cara yang berebeda.
Universitas Muhammadiyah Malang merupakan satu dari banyak perguruan tinggi yang mencetak banyak sineas muda kreatif bagi Indonesia. Melihat banyak prestasi yang sudah diukir oleh mahasiswa khusunya dibidang sinema dalam berbagai kompetisi dengan banyak jenis genre juga yang dikerjakan. Bahkan 6 mahasiswanya juga telah mengikuti sebuah ajang bergengsi dan menjadi peserta dengan mendapatkan beasiswa di kompetisi membuat film documenter Eagle Awards Metro TV tahun 2007, 2008 dan tahun 2011 lalu.
9 hadirnya nasionalisme program dan peserta pastinya juga terlintas di benak mereka.
Berawal dari fenomena yang telah dijabarkan oleh peneliti di atas, maka peneliti tertarik dan bermaksud untuk melakukan penelitian tentang pemaknaan yang diberikan oleh audien khususnya para sineas muda Universitas Muhammadiyah Malang pada nasionalsme yang ada pada program acara kompetisi membuat film bergenre dokumenter pada sebuah televisi komersil, program tersebut adalah Eagle Awards Competition di Metro TV.
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini menginterpretasikan makna yang dihasilkan oleh khalayak dalam hal ini adalah mahasiswa sekaligus sineas yang ada di Universitas Muhammadiyah Malang tentang bagaimana nasionalisme dibangun dan digambarkan oleh sebuah media yang membawa orang luar yang tersebut sebagai bagian dari media mereka. Sehingga rumusan masalahnya adalah bagaimana pemaknaan nasionalisme pada program tayangan Eagle Awards
Documentary Competition Metro TV menurut sineas Universitas Muhammadiyah Malang?.
C. Tujuan Penelitian
10 para sineas di Universitas Muhammadiyah Malang dalam memaknai nasionalisme pada program tayangan televisi swasta yang dianggap komersil dalam program yang dibuatnya yaitu Eagle Awards Documentary Competition
di Metro TV.
D. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian pastinya mengharapkan sebuah hasil yang baik dan hasil itu dapat dimanfaatkan oleh peneliti maupun oleh orang lain. Manfaat dari penelitian ini antara lain adalah:
D.1 Manfaat Akademis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi jurusan Ilmu Komunikasi khususnya mengenai kajian analisis resepsi dan nasionalisme pada sebuah program tayangan televisi swasta yang dinilai komersil.
b. Penelitian ini nantinya dapat dijadikan rujukan sebagai referensi dan penambah ilmu bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sejenis.
D.2 Manfaat Praktis
11 E. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini ada pada pemaknaan yang diberikan oleh