GLOBAL REPORTING INITIATIVE INDEX: SEBAGAI MODEL PENGUKURAN TRIPLE BOTTOM LINE PADA INDUSTRI KATEGORI
ENVIRONMENT HIGH RISK
(STUDI KOMPARASI INDONESIA DAN MALAYSIA)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai
Derajat Sarjana Ekonomi
Oleh:
MOHAMAD RIYANTO GOBEL NIM: 201110170311104
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
SKRIPSI
GLOBAL REPORTING INITIATIVE INDEX: SEBAGAI MODEL PENGUKU--..
TRIPLE BOTTOM LINE PADA INDUSTRI KATEGORI ENVIRONMENT HIGH RHl
(Studi Komparasi Indonesia
dan
Malaysia)
Oleh:
Mob. Riyanto Gobel
201110170311104
Diterima dan disetujui
pada tanggal 24 April 2015
Pembimbing I
,
Pembimbing II
,
Djoko Sigit S., S.E., M.Acc., Ph.D.
Drs. Adi Prasetyo, M.Si.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
,
Y
.
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
GLOBAL REPORTING INITIATIVE INDEX: SEBAGAI MODEL PENGUKU
TRIPLE BOTTOM LINE PADA INDUSTRI KATEGORI ENVIRONMENT HIGH R
(Studi Komparasi Indonesia
dan
Malaysia)
Yang disiapkan dan disusun oleh :
Nama
: Moh. Riyanto Gobel
:201110170311104
Jurusan
: Akuntansi
Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 24 April 2015 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Muhammadiyah Malang.
Gina Harventy, S.E., M.Si., Ak.
Drs. Adi Prasetyo, M.Si.
Djoko Sigit S., S.E., M.Acc., Ph.D.
&' ultas Ekonomi dan Bisnis,
:f:'
:
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb
Segala puji dan syukur hanyalah bagi Allah SWT pencipta alam semesta
yang telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya, dengan dibekali sebuah
akal untuk menjalankan amanah-Nya sebagai khalifah dimuka bumi. Atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Global
Reporting Initiative Index: Sebagai Model Pengukuran Triple Bottom Line pada Industri Kategori Environment High Risk (Studi Komparasi Indonesia dan Malaysia)”. skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam program studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada penerang hati umat,
Nabi Besar Muhammad SAW, sang kekasih yang selalu menebarkan senyum,
berkat perjuangan dan pengorbanan beliaulah kita dapat hidup dengan cahaya ilahi.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan, inspirasi,
dan motivasi dari berbagai pihak, yaitu:
1. Bapak Djoko Sigit Sayogo, M.Acc.,Ph.D. Selaku Dosen pembimbing satu dan
Bapak Drs. Adi Prasetyo, M.Si.,Ak. Selaku Dosen Pembimbing dua yang telah
membimbing dan selalu dengan sabar memberikan pengarahan didalam proses
penyusunan skripsi ini.
2. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang
ii
4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Akuntansi dan staf Tata Usaha
FEB-UMM.
5. Teman diskusi saya Bapak Dhaniel Syam, MM.,Ak. Terima kasih atas motivasi,
serta ilmunya, yang telah membantu saya dari yang tidak tahu Akuntansi
menjadi orang yang tahu.
6. Kedua orang tua saya Yulians Gobel dan Ratni Mohi yang senantiasa
memberikan dukungan kepada saya serta nasehat, dan kedua adik saya Aldi dan
Ipay dan seluruh keluarga besar yang ada di Gorontalo, nenek, kakek, tante, om,
sisa, sepupu serta ponakan terima kasih atas kasih sayang dan kekeluargaannya.
7. Sahabat hatiku Anisa Nadia Hijriani, yang kurang lebih 3 tahun ini bersama saya,
yang selalu memberikan dukungan, serta nasehat selama proses penyusunan
skripsi ini dan selama saya tinggal di Kota Malang.
8. Teman-teman Asrama Gorontalo atau yang tergabung dalam HPMIG.
9. Keluarga besar Laboratorium Akuntansi UMM; Bapak/Ibu Pengurus, Dra. Sri
Wahjuni Latifah selaku Ka. Laboratorium Akuntansi UMM, Lutfirrahman, SE
selaku Kabag.Operasional Laboratorium Akuntansi UMM yang senatiasa
memberikan motivasi, semangat, dan inspirasi, segenap sahabat-sahabat asisten
angkatan 2011 (Nadia, Easty, Panca, Luky, Anis, Joko, Rian, Azizah, Farhan,
Nurina, Uni, dan Ravy) love you all dan terima kasih atas segala bentuk kasih
sayang kalian; adik-adik asisten angkatan 2012, dan partime terima kasih atas
dukungan kalian.
10. Seluruh kawan-kawan kelas Akuntansi B yang tidak bisa saya sebutkan satu
iii
11. Owner dari “Warung Nasi Kuning Begadang” Fahri Al-katiri terima kasih
atas kebersamannya.
12. Seluruh kawan-kawan Pengurus HMJ-Akuntansi tahun 2013/2014, terima
kasih atas pengalaman dan kebersamannya.
13. Teman- teman KKN 30 (Supri, Sandi, Zendy, Novi, Natalie, Rega, Deny,
Anton, Sony, Rykino, Apoy, Maulvi, Dhio) serta lainnya yang tidak bisa saya
sebutkan satu-persatu, terima kasih atas kebersamaan kalian di Desa
Sumbermanjing Kulon
14. Bunda dan Ayah Yanto selaku pengurus rumah tinggal KKN 30 yang
senantiasa memberikan kasih sayang kepada saya serta memperlakukan saya
layaknya seperti anak sendiri
Disadari bahwa penelitian masih memiliki kekurangan dan keterbatasan,
oleh karena itu peneliti mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini
bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Malang, 13 April 2015
Penulis
5
D. Tujuan Penelitian. ... 6
E. Manfaat Penelitian. ... 7
BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu. ... 9
B. Kajian Pustaka 1. Konsep Triple Bottom Line ... 12
6
3. Corporate Social Responsibility ... 17
4. Stakeholder Theory ... 20
5. Global Reporting Initiative ... 21
BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian. ... 23
B. Objek Penelitian. ... 23
C. Jenis dan Sumber Data ... 24
D. Teknik Pengumpulan Data ... 24
E. Teknik Analisis Data ... 25
F. Tahapan Analisis Data ... 26
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian. ... 28
1. Environment High Risk Industry Indonesia ... 28
2. Environment High Risk Industry Malaysia ... 29
B. Analisis Data 1. Content Analysis ... 30
a. Environment High Risk Industry Indonesia ... 30
b. Environment High Risk Industry Malaysia ... 33
2. Statistik Deskriptif. ... 44
3. Uji Mann-Whitney ... 48
7
B. Keterbatasan Penelitian. ... 56
C. Saran. ... 57
8
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar Industri Environment High Risk Indonesia ... 27
Tabel 4.2 Daftar Industri Environment High Risk Malaysia ... 28
Tabel 4.3 Daftar Pengungkapan TBL Industri di Indonesia ... 28
Tabel 4.4 Persentase Pengungkapan TBL Industri di Indonesia ... 29
Tabel 4.5 Daftar Pengungkapan TBL Industri di Malaysia ... 31
Tabel 4.6 Persentase Pengungkapan TBL Industri di Malaysia ... 32
Tabel 4.7 Perbandingan Pengungkapan Economic Performance ... 33
Tabel 4.8 Perbandingan Pengungkapan Environmental Performance... 35
Tabel 4.9 Perbandingan Pengungkapan Social Performance ... 37
Tabel 4.10 Statistik Deskriptif TBL di Indonesia ... 42
Tabel 4.11 Statistik Deskriptif TBL di Malaysia ... 43
Tabel 4.12 Statistik Deskriptif Perbandingan Indonesia & Malaysia ... 45
Tabel 4.13 Hasil Uji Mann-Whitney Economic Performance... 46
Tabel 4.14 Hasil Uji Mann-Whitney Social Performance ... 47
Tabel 4.15 Hasil Uji Mann-Whitney Environmental Performance ... 48
9
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Dampak Beruntun Operasi Perusahaan. ... 15
1 0
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Content Analysis pengungkapan triple bottom line pada industri
environment high risk Indonesia dan Malaysia
Lampiran 2 EBRD Environmental and Social Risk Categorization List –Revised
DAFTAR PUSTAKA
Al-qur’anul Karim: Al-Ma’un 1-7
Aulia, Sandra. 2011. Analisis Pengungkapan Triple Bottom Line dan Faktor yang Mempengaruhi nya: Lintas Negara Indonesia dan Jepang. Thesis. Program Vokasi Akuntansi Universitas Indonesia TB Mh Idris Kartawijaya.
An Association of Australia’s Senior Finance Executives From The Nation’s
Business Enterprises. 2003. Sustainability: A Guide to Triple Bottom Line
Reporting. Group of Incorporated. Melbourne.
Biro Pusat Statistik (BPS). 2013
European Bank For Rescontruction and Development. EBRD Environment and
Social Risk Categorisation List-2014.
http://www.adb.org/sites/default/files/linked-documents/45230-001-arm- esms.pdf
Elkington, John. 1997. Cannibal With Forks: The Triple Bottom Line of 21st
Century Business. Capstone, Oxford.
Fuady, Tsamrotul. 2013. Analisis Praktek Pengungkapan Triple Bottom Line pada Annual Report Perusahaan.Skripsi.
Fitria, Soraya & Dwi Hartanti. 2010. Islam dan Tanggung Jawab Sosial: Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks
dan Islamic Social Reporting Index. Simposium Nasional Akuntansi XIII.
Purwokerto.
Gray, R.,D. Owen & C. Adams. 1996. Accounting and Accountability: Change and
Chalange Incorporate Social and Environmental Reporting. Prentice Hall.
New York.
http://about/Accounting_and_Accountability.html?id=KaJhQgAACAAJ&re dir_esc=y
Global Reporting Initiative. 1997. Sustainability Reporting Guidelines. Version 3.0
Lako, Andreas. 2011. Deskontruksi Corporate Social Responsibility (CSR) & Reformasi Paradigma Bisnis dan Akuntansi. Jakarta: Erlangga.
Limijaya, Amelia & Felisia. 2014. Triple Bottom Line dan Sustainability. Volume 18 Nomor 1. Bina Ekonomi Majalah Ilmiah Fakultas Ekonomi Unpar. Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan.
Madura, Jeff. 2001. Pengantar Bisnis. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
Rustiarini, Ni wayan. 2010. Pengaruh Corporate Governance pada Hubungan
Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional
Akuntansi XIII. Puwokerto. Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Syakhroza, Akhmad. 2005. Corporate Governance: Sejarah dan Perkembangan, Teori, Model, dan Sistem Governance serta Aplikasinya pada Perusahaan BUMN. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.
Slaper, T.F & Hall, T.J. 2011. The Triple Bottom Line: What is it and how does it
works ?. Indiana Business Review. Spring 2011.
Setyawanti Dandang, Djoko Suhardjanto & Hanung Triatmoko. 2013. Praktek
Social Disclosure (Kajian Komparatif Indonesia – Malaysia). Simposium
Nasional Akuntansi. Manado.
Solihin, Ismail. 2009. Corporate Responsibility: From Charity to Sustainability. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
Sari, Anggita. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate
Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Nominal Volume 1 Nomor 1. Universitas Negeri Yogyakarta.
Suartana, I Wayan. 2010. Akuntansi Lingkungan dan Triple Bottom Line
Accounting: Paradigma Baru Akuntansi Bernilai Tambah. Jurnal Bumi
Lestari Volume 10 Nomor 1. Hlm 105 – 112. FE UNUD.
Sukaharsono, Eko Ganis. 2010. Metamorfosis Akuntansi Sosial dan Lingkungan: Mengkonstruksi Akuntansi Sustainabilitas Berdimensi Spiritualitas. Working
Paper. Universitas Brawijaya Malang.
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu informasi yang sering diminta untuk diungkapkan
perusahaan saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial
perusahaan.Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan dan
masyarakat menjadi salah satu isu yang menarik dalam dunia bisnis.
Perusahaan dituntut tidak hanya mementingkan kepentingan operasionalnya
dalam hal ini kaitannya dengan bisnis, melainkan harus mementingkan
kepentingan sosial kemasyarakatan dan lingkungan sekitar, hal ini diatur
dalam undang-undang No. 40 tahun 2007 pasal 74 ayat 1 yaitu “perseroan
yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan
sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan”.
Aktivitas perusahaan yang seharusnya memang tidak hanya
dilakukan atas dasar kepentingan sepihak saja, sosial dan lingkungan
merupakan salah satu urgency perusahaan (Sari,2012), mengingat isu
pemanasan global telah menjadi berita sehari-hari sekarang
(Suartana,2010). Salah satu upaya tersebut terangkum dalam beragam
kegiatan yang dikemas dalam program Corporate Social Responsibility
(CSR) sebagai bentuk praktek dari konsep Triple Bottom Line (Limijaya &
2
Hingga saat ini belum ada definisi tetap atas tanggung jawab sosial,
masing-masing pihak memiliki definisi dan interpretasi yang beragam
mengenai CSR. Secara umum CSR dapat didefinisikan sebagai tanggung
jawab yang dilakukan oleh perusahaan kepada para pemangku kepentingan
untuk berlaku etis dan memenuhi seluruh aspek ekonomi, sosial, dan
lingkungan dengan baik demi pembangunan yang berkelanjutan
(Wibisono,2007 dalam Fitria & Hartanti,2010).
Konsep CSR juga terdapat dalam ajaran islam. Islam mengajarkan
bahwa tidak cukup bagi seorang muslim hanya memfokuskan diri beribadah
kepada allah. Dalam islam, manusia merupakan Khalifah dimuka bumi,
sehingga manusia juga harus menyemarakkan kebaikan kepada sesama
makhluk ciptaan-Nya. Oleh sebab itu, kesempurnaan iman seorang muslim
tidak dapat hanya dicapai dengan hubungan vertikal kepada Allah saja
(Hablumminallah), tetapi harus dibarengi dengan hubungan yang baik
kepada sesama makhluk ciptaan Allah (Hablumminannas) (Alqur’anul
Karim Surat Al-ma’un ayat 1-7).
Jika perusahaan mau mempertahankan keberlangsungan perusahaan
(Going Concern) dalam jangka panjang, kondisi keuangan saja tidak cukup
menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (Sustainable).
Untuk memudahkan tercapainya pembangunan keberlanjutan, perusahaan
tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada konsep
Single Bottom Line, yaitu nilai perusahaan (Corporate Value) yang
3
berpijak pada konsep Triple Bottom Line yang telah mencakup seluruh
aspek kegiatan perusahaan yang seharusnya yaitu profit (economic), people
(social), dan planet (environment) (Rustiarini,2010).
Menurut sukaharsono (2010) profit (economic) disebut sebagai
keuntungan perusahaan, dimana aktivitas perusahaan tetap harus
berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan
untuk terus beroperasi dan berkembang. People (social) atau kesejahteraan
manusia/masyarakat, dalam hal ini perusahaan harus memiliki kepedulian
terhadap kesejahteraan manusia. Sedangkan planet (environment) dapat
dikatakan sebagai keberlanjutan lingkungan hidup dimana perusahaan
peduli terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan keragaman hayati.
Praktek pengungkapan dari kategori dalam konsep Triple Bottom
Line dalam setiap industri kemungkinan besar berbeda. Bentuk perusahaan
yang biasanya melaksanakan program CSR adalah perusahaan yang
menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan atau berkaitan dengan sumber
daya alam, seperti; perusahaan pertambangan, manufaktur terutama kimia
dasar dan tekstil atau garment, perkebunan, dan industri konstruksi
(Sari,2012).
Dari segi aktivitasnya, industri pertambangan, industri manufaktur
dasar dan kimia, perkebunan, dan konstruksi juga oleh European Bank For
Reconstruction and Development (EBRD) disebut-sebut sebagai industri
yang paling banyak merugikan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
4
untuk mengembangkan iklim investasi yang sehat didasarkan pada
kerangka hukum dan peraturan yang efektif dan mempromosikan tata kelola
perusahaan, termasuk praktek-praktek manajemen yang baik, sikap tegas
terhadap praktek korupsi, keterbukaan informasi akuntansi serta praktek
audit yang jelas. Dalam standar EBRD revisi tahun 2014 ini
mengungkapkan bahwa dari seluruh sektor industri yang ada, yang
termasuk industri dengan high risk level of social and Environment adalah
industri pertambangan, perkebunan dan manufaktur terutama kategori
perusahaan yang bergerak dalam bidang kimia dasar (EBRD;2014).
Indonesia mempunyai penduduk sebanyak 250 juta jiwa, 11% nya
adalah jumlah penduduk yang berpendapatan rendah atau miskin. Jumlah
angkatan kerja di indonesia pada tahun 2013 mencapai 121,2 juta orang
48% nya adalah pekerja yang hanya memiliki jenjang pendidikan SD (Biro
Pusat Statistik,2013). Indonesia menghadapi masalah sosial yang cukup
parah, seperti masalah isu HAM yaitu mempekerjakan anak dibawah umur,
gaji rendah dan korupsi (Setyawanti dkk ,2013).
Malaysia mempunyai penduduk sekitar 27,17 juta jiwa, juga
menghadapi masalah sosial yang serupa dengan indonesia, walaupun dalam
dua dekade terakhir yaitu tahun 1980-an dan tahun 1990-an mencatat
pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat (mencapai GDP diatas 7%).
Kemajuan perekonomian di kedua negara ternyata membawa dampak
5
pertumbuhan ekonomi tampaknya harus mulai memikirkan para
stakeholder dan juga lingkungan sosialnya (Setyawanti dkk,2013).
Di kedua negara belum ada panduan pelaporan untuk
mengungkapkan informasi sosial dan lingkungan kepada stakeholder nya.
Oleh karena tidak adanya standar disclusure isu-isu lingkungan sosial,
disclusure informasi sosial maupun lingkungan dapat bervariasi/berbeda
antar perusahaan maupun antar negara (Setyawanti dkk,2013).
Penelitian tentang Triple Bottom Line sangat menarik untuk diteliti,
melihat pada isu-isu sekarang perusahaan dituntut tidak hanya
mementingkan nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi ekonomi
(Financial/profit) tetapi lebih berpijak pada konsep Triple Bottom Line yang
telah mencakup seluruh aspek kegiatan perusahaan yang seharusnya yaitu
Profit (economic), People (social), dan planet (environment). Triple Bottom
Line dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan standar Global
Reporting Initiative Index (selanjutnya disingkat index GRI). Maka dari itu,
penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisa sejauh mana luas
pengungkapan triple bottom line dalam sustainability report pada industri
kategori environment high risk di Indonesia jika dibandingkan dengan
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka
permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana praktik pengungkapan Triple Bottom Line pada industri
kategori environment high risk di Indonesia dan Malaysia ditinjau
dengan menggunakan model Global Reporting Initiative (index GRI) ?
2. Apakah terdapat perbedaaan praktik pengungkapan Triple Bottom Line
yang dilaksanakan oleh industri kategori environment high risk di
Indonesia dan Malaysia ?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini hanya membahas tentang perbedaan praktek
pengungkapan triple bottom line pada industri kategori environment high
risk di Indonesia dan Malaysia.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Setelah melakukan kajian masalah yang selanjutnya ditentukan
rumusan atas permasalahan yang telah terjadi, berikut ini akan dibuat
suatu tujuan dari penelitian, antara lain:
a. Mendeskripsikan dan menela’ah praktik pengungkapan Triple Bottom Line pada industri kategori environment high risk di Indonesia dan
7
b. Menjelaskan ada atau tidaknya perbedaan pengungkapan serta menjelaskan aspek yang membedakan praktek pengungkapan Triple
bottom Line pada industri kategori environment high risk di Indonesia
dan Malaysia yang ditinjau dengan model index GRI.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Bagi Perkembangan Kajian Akuntansi
penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu
akuntansi khususnya kajian dan serta pentingnya pengungkapan triple
bottom line yang meliputi economic, social responsibility, dan
enviromental responsibility sebagai suatu upaya keberlanjutan
perusahaan.
b. Manfaat Bagi Dunia Praktik Akuntansi
Penelitian ini diharapkan berguna dalam praktik akuntansi,
sehingga praktik pengungkapan konsep triple bottom line pada
industri environment high risk di Indonesia dan Malaysia dapat dilihat
aspek perbedaannya, hal ini diharapkan agar kelompok industri yang
beresiko tinggi baik resiko/dampak terhadap lingkungan, sosial, dan
ekonomi tersebut dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya
pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan serta dapat
mengadopsi praktik pengungkapan konsep triple bottom line yang
terbaik. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
acuan dan rekomendasi bagi para pemangku kepentingan untuk dapat
8
c. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya
Memberikan manfaat bagi peneliti selanjutnya dari segi
referensi, replikasi atau penyempurnaan penelitian sehingga dimasa
mendatang penelitian mengenai triple bottom line semakin kompleks