• Tidak ada hasil yang ditemukan

GLOBAL REPORTING INITIATIVE INDEX: SEBAGAI MODEL PENGUKURAN TRIPLE BOTTOM LINE PADA INDUSTRI KATEGORI ENVIRONMENT HIGH RISK (STUDI KOMPARASI INDONESIA DAN MALAYSIA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GLOBAL REPORTING INITIATIVE INDEX: SEBAGAI MODEL PENGUKURAN TRIPLE BOTTOM LINE PADA INDUSTRI KATEGORI ENVIRONMENT HIGH RISK (STUDI KOMPARASI INDONESIA DAN MALAYSIA)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

GLOBAL REPORTING INITIATIVE INDEX: SEBAGAI MODEL PENGUKURAN TRIPLE BOTTOM LINE PADA INDUSTRI KATEGORI

ENVIRONMENT HIGH RISK

(STUDI KOMPARASI INDONESIA DAN MALAYSIA)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai

Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh:

MOHAMAD RIYANTO GOBEL NIM: 201110170311104

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

SKRIPSI

GLOBAL REPORTING INITIATIVE INDEX: SEBAGAI MODEL PENGUKU--..

TRIPLE BOTTOM LINE PADA INDUSTRI KATEGORI ENVIRONMENT HIGH RHl

(Studi Komparasi Indonesia

dan

Malaysia)

Oleh:

Mob. Riyanto Gobel

201110170311104

Diterima dan disetujui

pada tanggal 24 April 2015

Pembimbing I

,

Pembimbing II

,

Djoko Sigit S., S.E., M.Acc., Ph.D.

Drs. Adi Prasetyo, M.Si.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

,

(3)

Y

.

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

GLOBAL REPORTING INITIATIVE INDEX: SEBAGAI MODEL PENGUKU

TRIPLE BOTTOM LINE PADA INDUSTRI KATEGORI ENVIRONMENT HIGH R

(Studi Komparasi Indonesia

dan

Malaysia)

Yang disiapkan dan disusun oleh :

Nama

: Moh. Riyanto Gobel

:201110170311104

Jurusan

: Akuntansi

Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 24 April 2015 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Muhammadiyah Malang.

Gina Harventy, S.E., M.Si., Ak.

Drs. Adi Prasetyo, M.Si.

Djoko Sigit S., S.E., M.Acc., Ph.D.

&' ultas Ekonomi dan Bisnis,

:f:'

:

(4)

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb

Segala puji dan syukur hanyalah bagi Allah SWT pencipta alam semesta

yang telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya, dengan dibekali sebuah

akal untuk menjalankan amanah-Nya sebagai khalifah dimuka bumi. Atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Global

Reporting Initiative Index: Sebagai Model Pengukuran Triple Bottom Line pada Industri Kategori Environment High Risk (Studi Komparasi Indonesia dan Malaysia)”. skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam program studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada penerang hati umat,

Nabi Besar Muhammad SAW, sang kekasih yang selalu menebarkan senyum,

berkat perjuangan dan pengorbanan beliaulah kita dapat hidup dengan cahaya ilahi.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan, inspirasi,

dan motivasi dari berbagai pihak, yaitu:

1. Bapak Djoko Sigit Sayogo, M.Acc.,Ph.D. Selaku Dosen pembimbing satu dan

Bapak Drs. Adi Prasetyo, M.Si.,Ak. Selaku Dosen Pembimbing dua yang telah

membimbing dan selalu dengan sabar memberikan pengarahan didalam proses

penyusunan skripsi ini.

2. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Malang

(5)

ii

4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Akuntansi dan staf Tata Usaha

FEB-UMM.

5. Teman diskusi saya Bapak Dhaniel Syam, MM.,Ak. Terima kasih atas motivasi,

serta ilmunya, yang telah membantu saya dari yang tidak tahu Akuntansi

menjadi orang yang tahu.

6. Kedua orang tua saya Yulians Gobel dan Ratni Mohi yang senantiasa

memberikan dukungan kepada saya serta nasehat, dan kedua adik saya Aldi dan

Ipay dan seluruh keluarga besar yang ada di Gorontalo, nenek, kakek, tante, om,

sisa, sepupu serta ponakan terima kasih atas kasih sayang dan kekeluargaannya.

7. Sahabat hatiku Anisa Nadia Hijriani, yang kurang lebih 3 tahun ini bersama saya,

yang selalu memberikan dukungan, serta nasehat selama proses penyusunan

skripsi ini dan selama saya tinggal di Kota Malang.

8. Teman-teman Asrama Gorontalo atau yang tergabung dalam HPMIG.

9. Keluarga besar Laboratorium Akuntansi UMM; Bapak/Ibu Pengurus, Dra. Sri

Wahjuni Latifah selaku Ka. Laboratorium Akuntansi UMM, Lutfirrahman, SE

selaku Kabag.Operasional Laboratorium Akuntansi UMM yang senatiasa

memberikan motivasi, semangat, dan inspirasi, segenap sahabat-sahabat asisten

angkatan 2011 (Nadia, Easty, Panca, Luky, Anis, Joko, Rian, Azizah, Farhan,

Nurina, Uni, dan Ravy) love you all dan terima kasih atas segala bentuk kasih

sayang kalian; adik-adik asisten angkatan 2012, dan partime terima kasih atas

dukungan kalian.

10. Seluruh kawan-kawan kelas Akuntansi B yang tidak bisa saya sebutkan satu

(6)

iii

11. Owner dari “Warung Nasi Kuning Begadang” Fahri Al-katiri terima kasih

atas kebersamannya.

12. Seluruh kawan-kawan Pengurus HMJ-Akuntansi tahun 2013/2014, terima

kasih atas pengalaman dan kebersamannya.

13. Teman- teman KKN 30 (Supri, Sandi, Zendy, Novi, Natalie, Rega, Deny,

Anton, Sony, Rykino, Apoy, Maulvi, Dhio) serta lainnya yang tidak bisa saya

sebutkan satu-persatu, terima kasih atas kebersamaan kalian di Desa

Sumbermanjing Kulon

14. Bunda dan Ayah Yanto selaku pengurus rumah tinggal KKN 30 yang

senantiasa memberikan kasih sayang kepada saya serta memperlakukan saya

layaknya seperti anak sendiri

Disadari bahwa penelitian masih memiliki kekurangan dan keterbatasan,

oleh karena itu peneliti mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini

bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Malang, 13 April 2015

Penulis

(7)

5

D. Tujuan Penelitian. ... 6

E. Manfaat Penelitian. ... 7

BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu. ... 9

B. Kajian Pustaka 1. Konsep Triple Bottom Line ... 12

(8)

6

3. Corporate Social Responsibility ... 17

4. Stakeholder Theory ... 20

5. Global Reporting Initiative ... 21

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian. ... 23

B. Objek Penelitian. ... 23

C. Jenis dan Sumber Data ... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ... 24

E. Teknik Analisis Data ... 25

F. Tahapan Analisis Data ... 26

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian. ... 28

1. Environment High Risk Industry Indonesia ... 28

2. Environment High Risk Industry Malaysia ... 29

B. Analisis Data 1. Content Analysis ... 30

a. Environment High Risk Industry Indonesia ... 30

b. Environment High Risk Industry Malaysia ... 33

2. Statistik Deskriptif. ... 44

3. Uji Mann-Whitney ... 48

(9)

7

B. Keterbatasan Penelitian. ... 56

C. Saran. ... 57

(10)

8

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Industri Environment High Risk Indonesia ... 27

Tabel 4.2 Daftar Industri Environment High Risk Malaysia ... 28

Tabel 4.3 Daftar Pengungkapan TBL Industri di Indonesia ... 28

Tabel 4.4 Persentase Pengungkapan TBL Industri di Indonesia ... 29

Tabel 4.5 Daftar Pengungkapan TBL Industri di Malaysia ... 31

Tabel 4.6 Persentase Pengungkapan TBL Industri di Malaysia ... 32

Tabel 4.7 Perbandingan Pengungkapan Economic Performance ... 33

Tabel 4.8 Perbandingan Pengungkapan Environmental Performance... 35

Tabel 4.9 Perbandingan Pengungkapan Social Performance ... 37

Tabel 4.10 Statistik Deskriptif TBL di Indonesia ... 42

Tabel 4.11 Statistik Deskriptif TBL di Malaysia ... 43

Tabel 4.12 Statistik Deskriptif Perbandingan Indonesia & Malaysia ... 45

Tabel 4.13 Hasil Uji Mann-Whitney Economic Performance... 46

Tabel 4.14 Hasil Uji Mann-Whitney Social Performance ... 47

Tabel 4.15 Hasil Uji Mann-Whitney Environmental Performance ... 48

(11)

9

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Dampak Beruntun Operasi Perusahaan. ... 15

(12)

1 0

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Content Analysis pengungkapan triple bottom line pada industri

environment high risk Indonesia dan Malaysia

Lampiran 2 EBRD Environmental and Social Risk Categorization List Revised

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Al-qur’anul Karim: Al-Ma’un 1-7

Aulia, Sandra. 2011. Analisis Pengungkapan Triple Bottom Line dan Faktor yang Mempengaruhi nya: Lintas Negara Indonesia dan Jepang. Thesis. Program Vokasi Akuntansi Universitas Indonesia TB Mh Idris Kartawijaya.

An Association of Australia’s Senior Finance Executives From The Nation’s

Business Enterprises. 2003. Sustainability: A Guide to Triple Bottom Line

Reporting. Group of Incorporated. Melbourne.

Biro Pusat Statistik (BPS). 2013

European Bank For Rescontruction and Development. EBRD Environment and

Social Risk Categorisation List-2014.

http://www.adb.org/sites/default/files/linked-documents/45230-001-arm- esms.pdf

Elkington, John. 1997. Cannibal With Forks: The Triple Bottom Line of 21st

Century Business. Capstone, Oxford.

Fuady, Tsamrotul. 2013. Analisis Praktek Pengungkapan Triple Bottom Line pada Annual Report Perusahaan.Skripsi.

Fitria, Soraya & Dwi Hartanti. 2010. Islam dan Tanggung Jawab Sosial: Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks

dan Islamic Social Reporting Index. Simposium Nasional Akuntansi XIII.

Purwokerto.

Gray, R.,D. Owen & C. Adams. 1996. Accounting and Accountability: Change and

Chalange Incorporate Social and Environmental Reporting. Prentice Hall.

New York.

http://about/Accounting_and_Accountability.html?id=KaJhQgAACAAJ&re dir_esc=y

Global Reporting Initiative. 1997. Sustainability Reporting Guidelines. Version 3.0

Lako, Andreas. 2011. Deskontruksi Corporate Social Responsibility (CSR) & Reformasi Paradigma Bisnis dan Akuntansi. Jakarta: Erlangga.

Limijaya, Amelia & Felisia. 2014. Triple Bottom Line dan Sustainability. Volume 18 Nomor 1. Bina Ekonomi Majalah Ilmiah Fakultas Ekonomi Unpar. Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan.

Madura, Jeff. 2001. Pengantar Bisnis. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

(14)

Rustiarini, Ni wayan. 2010. Pengaruh Corporate Governance pada Hubungan

Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional

Akuntansi XIII. Puwokerto. Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Syakhroza, Akhmad. 2005. Corporate Governance: Sejarah dan Perkembangan, Teori, Model, dan Sistem Governance serta Aplikasinya pada Perusahaan BUMN. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.

Slaper, T.F & Hall, T.J. 2011. The Triple Bottom Line: What is it and how does it

works ?. Indiana Business Review. Spring 2011.

Setyawanti Dandang, Djoko Suhardjanto & Hanung Triatmoko. 2013. Praktek

Social Disclosure (Kajian Komparatif Indonesia – Malaysia). Simposium

Nasional Akuntansi. Manado.

Solihin, Ismail. 2009. Corporate Responsibility: From Charity to Sustainability. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.

Sari, Anggita. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate

Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Nominal Volume 1 Nomor 1. Universitas Negeri Yogyakarta.

Suartana, I Wayan. 2010. Akuntansi Lingkungan dan Triple Bottom Line

Accounting: Paradigma Baru Akuntansi Bernilai Tambah. Jurnal Bumi

Lestari Volume 10 Nomor 1. Hlm 105 – 112. FE UNUD.

Sukaharsono, Eko Ganis. 2010. Metamorfosis Akuntansi Sosial dan Lingkungan: Mengkonstruksi Akuntansi Sustainabilitas Berdimensi Spiritualitas. Working

Paper. Universitas Brawijaya Malang.

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu informasi yang sering diminta untuk diungkapkan

perusahaan saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial

perusahaan.Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan dan

masyarakat menjadi salah satu isu yang menarik dalam dunia bisnis.

Perusahaan dituntut tidak hanya mementingkan kepentingan operasionalnya

dalam hal ini kaitannya dengan bisnis, melainkan harus mementingkan

kepentingan sosial kemasyarakatan dan lingkungan sekitar, hal ini diatur

dalam undang-undang No. 40 tahun 2007 pasal 74 ayat 1 yaitu “perseroan

yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan

sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan

lingkungan”.

Aktivitas perusahaan yang seharusnya memang tidak hanya

dilakukan atas dasar kepentingan sepihak saja, sosial dan lingkungan

merupakan salah satu urgency perusahaan (Sari,2012), mengingat isu

pemanasan global telah menjadi berita sehari-hari sekarang

(Suartana,2010). Salah satu upaya tersebut terangkum dalam beragam

kegiatan yang dikemas dalam program Corporate Social Responsibility

(CSR) sebagai bentuk praktek dari konsep Triple Bottom Line (Limijaya &

(16)

2

Hingga saat ini belum ada definisi tetap atas tanggung jawab sosial,

masing-masing pihak memiliki definisi dan interpretasi yang beragam

mengenai CSR. Secara umum CSR dapat didefinisikan sebagai tanggung

jawab yang dilakukan oleh perusahaan kepada para pemangku kepentingan

untuk berlaku etis dan memenuhi seluruh aspek ekonomi, sosial, dan

lingkungan dengan baik demi pembangunan yang berkelanjutan

(Wibisono,2007 dalam Fitria & Hartanti,2010).

Konsep CSR juga terdapat dalam ajaran islam. Islam mengajarkan

bahwa tidak cukup bagi seorang muslim hanya memfokuskan diri beribadah

kepada allah. Dalam islam, manusia merupakan Khalifah dimuka bumi,

sehingga manusia juga harus menyemarakkan kebaikan kepada sesama

makhluk ciptaan-Nya. Oleh sebab itu, kesempurnaan iman seorang muslim

tidak dapat hanya dicapai dengan hubungan vertikal kepada Allah saja

(Hablumminallah), tetapi harus dibarengi dengan hubungan yang baik

kepada sesama makhluk ciptaan Allah (Hablumminannas) (Alqur’anul

Karim Surat Al-ma’un ayat 1-7).

Jika perusahaan mau mempertahankan keberlangsungan perusahaan

(Going Concern) dalam jangka panjang, kondisi keuangan saja tidak cukup

menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (Sustainable).

Untuk memudahkan tercapainya pembangunan keberlanjutan, perusahaan

tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada konsep

Single Bottom Line, yaitu nilai perusahaan (Corporate Value) yang

(17)

3

berpijak pada konsep Triple Bottom Line yang telah mencakup seluruh

aspek kegiatan perusahaan yang seharusnya yaitu profit (economic), people

(social), dan planet (environment) (Rustiarini,2010).

Menurut sukaharsono (2010) profit (economic) disebut sebagai

keuntungan perusahaan, dimana aktivitas perusahaan tetap harus

berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan

untuk terus beroperasi dan berkembang. People (social) atau kesejahteraan

manusia/masyarakat, dalam hal ini perusahaan harus memiliki kepedulian

terhadap kesejahteraan manusia. Sedangkan planet (environment) dapat

dikatakan sebagai keberlanjutan lingkungan hidup dimana perusahaan

peduli terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan keragaman hayati.

Praktek pengungkapan dari kategori dalam konsep Triple Bottom

Line dalam setiap industri kemungkinan besar berbeda. Bentuk perusahaan

yang biasanya melaksanakan program CSR adalah perusahaan yang

menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan atau berkaitan dengan sumber

daya alam, seperti; perusahaan pertambangan, manufaktur terutama kimia

dasar dan tekstil atau garment, perkebunan, dan industri konstruksi

(Sari,2012).

Dari segi aktivitasnya, industri pertambangan, industri manufaktur

dasar dan kimia, perkebunan, dan konstruksi juga oleh European Bank For

Reconstruction and Development (EBRD) disebut-sebut sebagai industri

yang paling banyak merugikan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

(18)

4

untuk mengembangkan iklim investasi yang sehat didasarkan pada

kerangka hukum dan peraturan yang efektif dan mempromosikan tata kelola

perusahaan, termasuk praktek-praktek manajemen yang baik, sikap tegas

terhadap praktek korupsi, keterbukaan informasi akuntansi serta praktek

audit yang jelas. Dalam standar EBRD revisi tahun 2014 ini

mengungkapkan bahwa dari seluruh sektor industri yang ada, yang

termasuk industri dengan high risk level of social and Environment adalah

industri pertambangan, perkebunan dan manufaktur terutama kategori

perusahaan yang bergerak dalam bidang kimia dasar (EBRD;2014).

Indonesia mempunyai penduduk sebanyak 250 juta jiwa, 11% nya

adalah jumlah penduduk yang berpendapatan rendah atau miskin. Jumlah

angkatan kerja di indonesia pada tahun 2013 mencapai 121,2 juta orang

48% nya adalah pekerja yang hanya memiliki jenjang pendidikan SD (Biro

Pusat Statistik,2013). Indonesia menghadapi masalah sosial yang cukup

parah, seperti masalah isu HAM yaitu mempekerjakan anak dibawah umur,

gaji rendah dan korupsi (Setyawanti dkk ,2013).

Malaysia mempunyai penduduk sekitar 27,17 juta jiwa, juga

menghadapi masalah sosial yang serupa dengan indonesia, walaupun dalam

dua dekade terakhir yaitu tahun 1980-an dan tahun 1990-an mencatat

pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat (mencapai GDP diatas 7%).

Kemajuan perekonomian di kedua negara ternyata membawa dampak

(19)

5

pertumbuhan ekonomi tampaknya harus mulai memikirkan para

stakeholder dan juga lingkungan sosialnya (Setyawanti dkk,2013).

Di kedua negara belum ada panduan pelaporan untuk

mengungkapkan informasi sosial dan lingkungan kepada stakeholder nya.

Oleh karena tidak adanya standar disclusure isu-isu lingkungan sosial,

disclusure informasi sosial maupun lingkungan dapat bervariasi/berbeda

antar perusahaan maupun antar negara (Setyawanti dkk,2013).

Penelitian tentang Triple Bottom Line sangat menarik untuk diteliti,

melihat pada isu-isu sekarang perusahaan dituntut tidak hanya

mementingkan nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi ekonomi

(Financial/profit) tetapi lebih berpijak pada konsep Triple Bottom Line yang

telah mencakup seluruh aspek kegiatan perusahaan yang seharusnya yaitu

Profit (economic), People (social), dan planet (environment). Triple Bottom

Line dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan standar Global

Reporting Initiative Index (selanjutnya disingkat index GRI). Maka dari itu,

penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisa sejauh mana luas

pengungkapan triple bottom line dalam sustainability report pada industri

kategori environment high risk di Indonesia jika dibandingkan dengan

(20)

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka

permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana praktik pengungkapan Triple Bottom Line pada industri

kategori environment high risk di Indonesia dan Malaysia ditinjau

dengan menggunakan model Global Reporting Initiative (index GRI) ?

2. Apakah terdapat perbedaaan praktik pengungkapan Triple Bottom Line

yang dilaksanakan oleh industri kategori environment high risk di

Indonesia dan Malaysia ?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya membahas tentang perbedaan praktek

pengungkapan triple bottom line pada industri kategori environment high

risk di Indonesia dan Malaysia.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Setelah melakukan kajian masalah yang selanjutnya ditentukan

rumusan atas permasalahan yang telah terjadi, berikut ini akan dibuat

suatu tujuan dari penelitian, antara lain:

a. Mendeskripsikan dan menela’ah praktik pengungkapan Triple Bottom Line pada industri kategori environment high risk di Indonesia dan

(21)

7

b. Menjelaskan ada atau tidaknya perbedaan pengungkapan serta menjelaskan aspek yang membedakan praktek pengungkapan Triple

bottom Line pada industri kategori environment high risk di Indonesia

dan Malaysia yang ditinjau dengan model index GRI.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Bagi Perkembangan Kajian Akuntansi

penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu

akuntansi khususnya kajian dan serta pentingnya pengungkapan triple

bottom line yang meliputi economic, social responsibility, dan

enviromental responsibility sebagai suatu upaya keberlanjutan

perusahaan.

b. Manfaat Bagi Dunia Praktik Akuntansi

Penelitian ini diharapkan berguna dalam praktik akuntansi,

sehingga praktik pengungkapan konsep triple bottom line pada

industri environment high risk di Indonesia dan Malaysia dapat dilihat

aspek perbedaannya, hal ini diharapkan agar kelompok industri yang

beresiko tinggi baik resiko/dampak terhadap lingkungan, sosial, dan

ekonomi tersebut dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya

pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan serta dapat

mengadopsi praktik pengungkapan konsep triple bottom line yang

terbaik. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

acuan dan rekomendasi bagi para pemangku kepentingan untuk dapat

(22)

8

c. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Memberikan manfaat bagi peneliti selanjutnya dari segi

referensi, replikasi atau penyempurnaan penelitian sehingga dimasa

mendatang penelitian mengenai triple bottom line semakin kompleks

Referensi

Dokumen terkait

telah sangat berkembang dari awalnya hanya merupakan kegiatan yang dilakukan di dapur dan garasi kecil menjadi sebuah perusahaan yang memiliki nilai jutaan

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel kepuasan kerja dan komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai bank Kalsel baik

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini terfokus untuk mengetahui pengaruh etika bisnis Islam

Is there professional experts specialized in laws of tax in Ethiopia who challenges BTT:- the respondent describes this issue there is no specialized expert particularly in laws

Melalui kegiatan diskusi, siswa mampu membuat laporan tertulis hasil wawancara menggunakan kosa kata baku dan kalimat efektif dengan benar.. Bagian-bagian tubuh hewan

Dalam merancang alat penyimpan dan pendingin susu dengan memanfaatkan sumber energi dari biogas ada beberapa pekerjaan yang harus dilakukan, diantaranya

Kepemimpinan Masa Depan, Bandung, Refika Aditama, 2010.. Ruang lingkup penyelenggaraan pelayanan publik dewasa ini semakin meluas dan menyentuh tidak saja pemenuhan

idikator, (4) kesesuaian LKS dengan tujuan pembelajaran, (5) penggunaan kalimat yang disesuaikan dengan kecerdasan dan bahasa anak, (6) cerita yang di gunakan dalam LKS memiliki