• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PADA WIRAUSAHAWAN PRODUK UNGGULAN USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PADA WIRAUSAHAWAN PRODUK UNGGULAN USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MALANG"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

KEWIRAUSAHAAN PADA WIRAUSAHAWAN PRODUK UNGGULAN USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MALANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh :

Muhammad Falikhin

08610210

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Karakteristik Individu dengan Sikap dan Perilaku Kewirausahaan Pada Wirausahawan Produk Ungulan Usaha Kecil Menengah Kota Malang”.

Dalam skripsi ini disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi profil singkat mengenai produk unggulan Usaha Kecil Menengah Kota Malang, karakteristik individu, sikap dan perilaku kewirausahaan para wirausahawan di Kota Malang.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Drs. Muhadjir Effendy, M.Ap selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Malang.

2. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dra. Aniek Rumijati, M.M. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Dra. Siti Nurhasanah, M.Si. dan Drs. Achmad Mohyi, M.M. selaku dosen pembimbing skripsi.

5. Dra. Sandra Irawati, M.M. dosen wali kelas D Manajemen angkatan 2008 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Bapak dan Ibu dosen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

7. Ayah, Ibu dan keluarga tercinta yang telah memberikan segala dukungan baik berupa do’a, materi, motivasi dan segala sesuatunya dari awal hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

8. Bapak dan Ibu wirausahawan produk unggulan Usaha Kecil Menengah Kota Malang yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi obyek penelitian. 9. Sahabat-sahabati PMII Komisariat UMM, dulur-dulur Hom Pim Pah, keluarga

(5)

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu disini, terima kasih banyak, semoga kesuksesan menyertai kita semua.

Pepatah mengatakan, tak ada gading yang tak retak dan kesempurnaan hanya milik Tuhan yang maha sempurna. Penulis menyadari bahwa masih begitu banyak kekurangan dalam skripsi ini, maka dari itu kritik, saran dan masukan-masukan pengetahuan yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan agar kelak skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

(6)

KATA PENGANTAR ... iii A.Landasan Penelitian Terdahulu ... 13

B.Landasan Teori ... 19

F. Definisi Operasional Variabel ... 41

G.Teknik Pengukuran Data ... 46

H.Uji Instrumen ... 47

I. Teknik Analisis Data ... 49

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Obyek Penelitian ... 53

(7)

C.Uji Instrumen Penelitian ... 61 D.Analisis Data ... 63 E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 137 V. KESIMPULAN DAN SARAN

(8)
(9)

Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan Edisi Revisi. Bandung: AlfaBeta.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Hendro. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan: Panduan bagi mahasiswa untuk mengenal, memahami, dan memasuki dunia bisnis. Jakarta: Erlangga.

Irjianto, Sirot. 2011. Analisis Jiwa Kewirausahawanan Dan Karakteristik Individu Pada Wirausaha Rambak Di Desa Bangsal Kecamatan Bangsal Kabupaten

Mojokerto. Universitas Muhammadiyah Malang.

Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Martono, Nanang. 2010. Metode Penlitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Meredith, Geoffrey G. 2002. Kewirausahaan Teori dan Praktek. Jakarta: PPM. Mohyi, Ach. 2009. Teori dan Perilaku Organisasi. Malang: Umm Press.

Robbins, Stephen P. 1990. Organization Theory: Structure, Design, and Aplications. London: Prentice-hall International, Inc.

_________________. 2003. Perilaku Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Indeks.

Sigit, Soehardi. Esensi Perilaku Organisasional. Yogyakarta: BPFE UST. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

(10)

Winardi, J. 2003. Entrepreneur & Entrepreneurship. Jakarta: Prenada Media.

(11)

1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Krisis yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang sangat menakutkan bagi perekonomian Indonesia. Krisis ini telah mengakibatkan kedudukan posisi pelaku sektor ekonomi berubah. Usaha besar satu persatu pailit karena harga bahan baku impor meningkat secara drastis, biaya cicilan utang meningkat sebagai akibat dari nilai tukar rupiah terhadap dolar yang menurun dan berfluktuasi. Sektor perbankan yang ikut terpuruk turut memperparah sektor industri dari sisi permodalan sehingga banyak perusahaan yang tidak mampu lagi meneruskan usahanya karena tingkat suku bunga Bank yang tinggi. Berbeda dengan Usaha Kecil dan Menengah yang tetap bertahan, bahkan cenderung bertambah jumlahnya.

(12)

Usaha Kecil dan Menengah dapat bertahan di tengah krisis moneter tahun 1997 lalu karena ada beberapa alasan. Pertama, sebagian besar Usaha Kecil dan Menengah memproduksi barang konsumsi dan jasa dengan elastisitas permintaan terhadap pendapatan rendah, maka tingkat pendapatan rata-rata masyarakat tidak banyak berpengaruh terhadap permintaan barang yang dihasilkan. Sebaliknya kenaikan tingkat pendapatan juga tidak berpengaruh terhadap permintaan. Kedua, sebagian besar Usaha Kecil dan Menengah tidak mendapat modal dari Bank sehingga implikasi keterpurukan sektor perbankan dan naiknya suku bunga Bank tidak banyak mempengaruhi sektor ini. Di Indonesia, Usaha Kecil dan Menengah masih mempergunakan modal sendiri dari tabungan dan aksesnya terhadap perbankan sangat rendah.

Mudradjad Kuncoro dalam Harian Bisnis Indonesia pada tanggal 21 Oktober 2008 mengemukakan bahwa Usaha Kecil dan Menengah terbukti tahan terhadap krisis dan mampu survive karena beberapa hal. Pertama, tidak memiliki utang luar negeri. Kedua, tidak banyak utang ke perbankan karena mereka dianggap unbankable. Ketiga, menggunakan input lokal. Keempat, berorientasi ekspor. Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak berlebihan apabila pengembangan sektor swasta difokuskan pada Usaha Kecil dan Menengah, terlebih lagi unit usaha ini seringkali terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam skala kecil dan belum mampu bersaing dengan unit usaha lainnya.

(13)

lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan pemerintah kedepan perlu diupayakan lebih kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya Usaha Kecil dan Menengah. Pemerintah perlu meningkatkan perannya dalam memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah disamping mengembangkan kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya.

Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Permasalahan yang dihadapi oleh usaha kecil menengah pada umumnya berkaitan dengan kemampuan manajemen atau pengelolaan yang kurang profesional, hal ini disebabkan karena pengetahuan yang dimiliki wirausahawan masih terbatas.

Masalah-masalah manajemen ini meliputi masalah struktur permodalan, personalia dan pemasaran. Selain itu, masalah teknis yang sering dijumpai seperti masalah sistem administrasi keuangan dan manajemen yang masih belum dipisahkan dari kepemilikan dan pengelolaan usaha dengan keluarga. Melihat kinerja Usaha Kecil dan Menengah selama ini tidak sepenuhnya mendapat dukungan dari pemerintah, karena mereka dapat bekerja secara mandiri. Hal terpenting yang dibutuhkan oleh Usaha Kecil dan Menengah adalah peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia yang dimilikinya.

(14)

seorang wirausaha adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dengan yang lain atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.

Kewirausahaan merupakan kemauan keras, berkeyakinan kuat atas kekuatan pribadi, kejujuran dan tanggung jawab, ketahanan fisik dan mental, ketekunan dan keuletan yang dijadikan sebagai dasar dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari sikap kewirausahaan menurut Drucker (1959) adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif, tindakan inovatif berani mengambil resiko demi terciptanya peluang, banyak orang baik pengusaha maupun yang bukan pengusaha meraih sukses karena memiliki kemampuan berfikir kreatif, inovatif dan berani mengambil resiko.

(15)

terus muncul dan produk akan semakin banyak jenisnya sehingga konsumen akan memiliki banyak pilihan dalam menentukan produk yang ingin dibeli.

Tidak sedikit orang dan perusahaan yang berhasil meraih sukses karena memiliki kemampuan kreatif, inovatif dan berani mengambil resiko. Proses kreatif, inovatif dan berani mengambil resiko tersebut biasanya diawali dengan munculnya ide-ide dan pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Menjadi seorang wirausahawan merupakan suatu pilihan yang tidak terlepas dari resiko, karena semua pekerjaan pasti ada resikonya, oleh karena itu jiwa kewirausahawanan mempunyai peran yang sangat penting dalam mendorong para wirausahawan untuk bergerak mencapai kesuksesan.

Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah di Kota Malang dewasa ini cukup pesat, hal ini terlihat dari makin bertambahnya jumlah pelaku usaha kecil menengah yang mulai menunjukkan geliat usahanya. Dari data Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang total ada 145 Usaha Kecil dan Menengah yang tergabung dalam paguyuban dibawah naungan Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang tersebut, dengan tiga produk yang menjadi unggulan diantaranya adalah kripik tempe Sanan, batik tulis Blimbing, dan keramik Dinoyo.

(16)

prospektif untuk perkembangan Usaha Kecil dan Menengah kedepannya. Selain itu Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang juga membantu dalam penyelenggaraan pelatihan-pelatihan bagi anggotanya sehingga anggota dapat memiliki pengetahuan yang dapat membantu dalam menjalankan usahanya.

Usaha Kecil Menengah yang menghasilkan produk kripik tempe ada di kawasan yang menjadi sentra industri yang terletak di Jalan Sanan, sebuah perkampungan yang sebagian besar warganya memproduksi tempe dan ada juga yang mengolahnya menjadi kripik tempe. Di Sanan, setidaknya ada 32 pengrajin kripik tempe yang tergabung dalam Primkopti “Bangkit Usaha” yang

merupakan koperasi penyedia bahan baku tempe berupa kedelai yang nantinya akan diolah menjadi tempe dan tahu kemudian ada pula yang mengolahnya menjadi makanan siap saji berupa keripik tempe.

Pada tahun 1980-an kripik tempe Sanan mulai berproduksi dengan beberapa orang pengrajin, kemudian usaha ini mulai berkembang dan semakin banyak jumlah pengrajin kripik tempe di Sanan. Para pengrajin kebanyakan masih berstatus saudara dengan pengrajin lainnya, karena pada mulanya usaha milik orang tuanya dan setelah anaknya dewasa mereka membuka usaha baru untuk memenuhi permintaan yang datang pada usaha orang tuanya. Jadi bisa dikatakan usaha kripik tempe ini merupakan usaha keluarga yang berkembang secara turun-temurun.

(17)

yang diproduksi disana, selain itu juga wilayah pemasarannya sudah sampai ke berbagai kota-kota besar di indonesia seperti Jakarta, Kalimantan, Bali, Lombok, Semarang, Merauke bahkan sampai ke Malaysia.

Produk unggulan kedua yaitu kerajinan kain batik dengan corak khas Malang juga menjadi daya tarik tersendiri karena karakter dari kain batik tersebut. Batik tulis khas Malangan yang mempunyai ciri unik dan tidak dimiliki oleh pengrajin yang lain, karena corak batik yang diproduksi mencerminkan daerah asal tempat produksi kain batik tersebut yaitu Blimbing yang merupakan nama salah satu daerah di kota Malang.

Pada awal mulanya ada program Dana Hibah dari Pemerintah Kota Malang pada tahun 2009 untuk pelatihan tentang batik tulis dan cara membuat batik tulis. Kegiatan ini dilaksanakan pada tiap-tiap kecamatan di Kota Malang dengan melibatkan semua anggota PKK yang ada pada setiap kecamatan. Namun karena faktor biaya untuk kegiatan produksi yang dirasa cukup tinggi sehingga sangat sedikit sekali yang berminat untuk menindak-lanjuti kegiatan pelatihan tersebut untuk dijadikan sebagai salah satu sumber penghasilan bagi warga yang menjalankannya.

(18)

kontemporer dengan motif topeng malangan dan motif blimbing yang menjadi ciri khas batik tulis Blimbing ini.

Produk unggulan lain yang menjadi khas kota malang adalah keramik yang ada di kelurahan Dinoyo. Pada tahun 1993 di Kampung Keramik Dinoyo awalnya merupakan pasar keramik dengan beberapa orang pengrajin keramik. Pada saat krisis moneter tahun 1998 harga-harga barang naik begitu juga dengan permintaan keramik Dinoyo yang dianggap harganya paling murah dari semua keramik produk daerah lain, hal ini mengakibatkan permintaan keramik Dinoyo sangat tinggi dan memberikan keuntungan yang sangat besar bagi para pengrajinnya. Pada awal tahun 2000 warga kampung keramik Dinoyo mulai banyak yang tertarik dan berprofesi menjadi pengrajin keramik.

Setelah terjadinya program konversi minyak tanah ke gas dan kenaikan harga minyak tanah membuat sebagian besar warga tidak dapat melanjutkan aktifitas produksinya karena harga minyak tanah yang tinggi dan jika harus beralih ke gas maka mereka harus membeli peralatan baru berupa tungku pembakaran yang harganya cukup mahal sehingga mereka lebih memilih untuk memesan atau hanya mengambil dari pengrajin disekitar tempat usaha dan luar daerah yang masih memproduksi keramik dengan produk-produk souvenir dari keramik dan berbagai kerajinan keramik yang beraneka ragam jenisnya.

(19)

jika ditinjau dari lama mereka berwirausaha mayoritas sudah menjalankan usahanya lebih dari lima tahun dengan tingkat penghasilan antara Rp 500.000,- sampai Rp 5.000.000,- perbulan terkadang lebih besar dari itu tergantung berapa banyak jumlah pesanan yang datang dalam bulan tersebut.

Aktifitas produksi yang dilakukan sehari-hari dalam menjalankan usaha, para wirausahawan lebih banyak melakukan kegiatan produksi yang bertujuan untuk memenuhi pesanan yang datang dari berbagai kota di Indonesia, selain itu juga mereka produksi untuk mengisi stok di showroom yang ada didepan rumah mereka masing-masing sehingga proses produksi mereka akan terus berlangsung karena jumlah pesanan yang datang cukup besar dan menjadi aktifitas produksi yang dikerjakan sepanjang hari.

Usaha yang dilakukan untuk memasarkan produk mereka biasanya dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan pameran yang ada dengan biaya sendiri maupun dibiayai oleh instansi terkait, dan sampai saat ini produk mereka sudah dipasarkan di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Jogja, Bali, Batam dan lain-lain serta beberapa Negara lain seperti Jepang, Thailand, Singapura dan Malaysia.

(20)

psikologis antara lain persepsi, sikap, kepribadian, belajar, pengalaman dan motivasi, faktor demografi antara lain umur, jenis kelamin dan etnis. Faktor lingkungan antara lain lingkungan kerja terdiri dari kebijakan dan aturan organisasi, kepemimpinan, struktur organisasi, desain pekerjaan dan sistem kompensasi, sedangkan lingkungan non kerja terdiri dari keluarga, masyarakat dan budaya, pendidikan / sekolah.

Dalam menjalankan usahanya agar dapat menjadi wirausahawan yang sukses maka para wirausahawan harus memiliki karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan seperti pendapat Thomas F. Zimmerer yang terdiri dari komitmen dan tekad yang bulat terhadap usahanya, rasa tanggung jawab, berambisi mencari peluang, tahan terhadap resiko dan ketidakpastian, percaya diri, kreatif dan fleksibel, memerlukan umpan balik yang cepat, tingkat energi yang tinggi, motivasi untuk unggul, berorientasi pada masa depan, selalu belajar dari kegagalan, dan kemampuan memimpin.

Mengenai hasil produksi tentunya mereka harus mempertimbangkan masalah kualitas dan harga agar produknya dapat bersaing dipasaran, selain itu produk harus memiliki keorisinilan yang membedakan dengan produk dari tempat lain sehingga produk akan memiliki ciri khas yang dapat diingat oleh konsumen. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah para wirausahawan ini harus memiliki orientasi pada masa depan agar nantinya mereka dapat mempertahankan serta mengembangkan usahanya di masa yang akan datang.

(21)

meskipun tidak secara keseluruhan karakteristik tersebut ada pada diri seorang wirausahawan namun semakin banyak karakteristik yang dimiliki maka kemungkinan untuk berhasil dan meraih kesuksesan akan semakin besar peluangnya. Dari latar belakang tersebut, maka penelitian ini mengambil judul

“Analisis Karakteristik Individu dengan Sikap dan Perilaku

Kewirausahaan pada Wirausahawan Produk Unggulan Usaha Kecil dan Menengah Kota Malang”.

B.Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah karakteristik individu wirausahawan produk unggulan Usaha Kecil dan Menengah Kota Malang?

2. Bagaimanakah karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan para wirausahawan produk unggulan Usaha Kecil dan Menengah Kota Malang? 3. Bagaimanakah karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan para

wirausahawan produk unggulan Usaha Kecil dan Menengah Kota Malang jika ditinjau dari karakteristik individu wirausahawan?

C.Pembatasan Masalah

(22)

resiko dan ketidakpastian, percaya diri, kreatif dan fleksibel, memerlukan umpan balik yang cepat, tingkat energi yang tinggi, motivasi untuk unggul, berorientasi pada masa depan, selalu belajar dari kegagalan, dan kemampuan memimpin.

D.Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui karakteristik individu wirausahawanan di Kota Malang yang terdiri dari jenis kelamin, usia, lama berwirausaha, pendidikan, dan penghasilan.

b. Untuk mengetahui karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan pada wirausahawan di Kota Malang.

c. Untuk mengetahui karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan para wirausahawan di Kota Malang jika ditinjau dari karakteristik individu wirausahawan.

2. Kegunaan penelitian

a. Bagi wirausahawan, diharapkan dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam usaha memaksimalkan pencapaian tujuan yang ditetapkan serta sebagai bahan masukan informasi dari luar yang berlandasan teori sehingga dapat digunakan sebagai bahan introspeksi terhadap usaha yang dilakukan. b. Bagi peneliti lain, sebagai dasar untuk mengadakan penelitian

(23)

13

TINJAUAN PUSTAKA

A.Landasan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai landasan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Fonny Setiawati dan Maria Fransisca Lenniawati (2004) dengan judul yang diteliti adalah “Analisis Karakteristik

Wirausahawan Dalam Pengembangan Usaha Sendiri Di Surabaya Pusat”.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik yang paling dominan yang dibutuhkan dalam berwirausaha. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan menggunakan analisis faktor.

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa karakteristik wirausaha yang terdiri dari 12 variabel karakteristik wirausaha terdapat 4 faktor variabel karakteristik wirausaha yang paling dominan yaitu variabel tanggung jawab, hasrat untuk mendapatkan umpan balik langsung, tingkat energi yang tinggi dan orientasi ke depan.

Penelitian kedua yang dijadikan sebagai landasan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Yohanes Oktavianus dan Tan Tjien Hin (2005) dengan judul yang diteliti adalah “Analisis Karakteristik Wirausaha Dalam

Mendorong Kesuksesan Pengrajin Kulit Di Tanggulangin”. Tujuan penelitian

(24)

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa karakteristik wirausaha pengrajin yang paling menonjol adalah percaya diri dan yang paling rendah keorisinilan usaha. Kesuksesan yang paling menonjol dari pengrajin kulit yaitu menjaga kualitas lingkungan dan yang paling rendah adalah perspektif penyediaan lapangan pekerjaan. Hubungan antara karakteristik dengan kesuksesan usaha menunjukkan bahwa variabel orientasi pada masa depan merupakan variabel yang paling kuat dengan kesuksesan usaha.

Penelitian ketiga yang dijadikan sebagai landasan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Sirot Irjianto (2011) dengan judul “Analisis Jiwa Kewirausahawanan Dan Karakteristik Individu Pada Wirausaha Rambak Di Desa Bangsal Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto”. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui jiwa kewirausahawanan para wirausahawan rambak di Desa Bangsal, untuk mengetahui karakteristik individu wirausahawan rambak di Desa Bangsal Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto. Teknik analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan rentang skala dan tabulasi silang.

(25)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti yang tercantum pada landasan penelitian terdahulu diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang karakteristik individu, sikap dan perilaku kewirausahaan yang terdapat pada wirausahawan produk unggulan di Kota Malang. Apakah terdapat persamaan antara karakteristik kewirausahawanan pada lokasi yang dilakukan oleh para peneliti terdahulu dengan penelitian sekarang yang sedang saya lakukan.

Selain berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti terdahulu, penelitian sekarang juga berdasarkan pendapat Thomas F. Zimmerer yang menyatakan bahwa terdapat dua belas karakteristik sikap dan perilaku wirausahawan yang sukses. Berdasarkan teori tersebut saya ingin mengetahui apakah karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan yang terdapat pada para wirausahawan produk ungulan UKM Kota Malang sesuai dengan teori tersebut atau hanya beberapa karakteristik saja yang terdapat pada para wirausahawan.

(26)

Fonny Setiawati dan Maria Fransisca Lenniawati (2004)

Analisis Karakteristik Wirausahawan Dalam Pengembangan Usaha Sendiri Di Surabaya Pusat

1. Tanggung jawab

2. Lebih menyukai resiko menegah 3. Keyakinan atas kemampuan untuk berhasil 4. Hasrat untuk mendapatkan umpan balik

langsung

5. Tingkat energi yang tinggi 6. Orientasi ke depan

7. Keterampilan mengorganisasi

8. Menilai prestasi lebih tinggi daripada uang 9. Komitmen yang tinggi

10. Toleransi terhadap keraguan 11. Fleksibilitas

12. Keuletan

Analisis Faktor

Karakteristik wirausaha pada wirausahawan di Surabaya pusat menunjukkan bahwa dari 12 variabel karakteristik wirausaha terdapat 4 faktor variabel karakteristik wirausaha yang paling dominan yaitu variabel tanggung jawab, hasrat untuk mendapatkan umpan balik langsung, tingkat energi yang tinggi dan orientasi ke depan.

Yohanes Oktavianus dan Tan Tjien Hin (2005)

Analisis Karakteristik Wirausaha Dalam Mendorong Kesuksesan Pengrajin Kulit Di Tanggulangin

1. Karakteristik Wirausaha a. Percaya diri

b. Berorientasi pada tugas dan hasil c. Pengambilan resiko

d. Kepemimpinan e. Keorisinilan

f. Berorientasi ke masa depan 2. Kesuksesan Usaha

a. Penyediaan lapangan kerja b. Peningkatan kesejahteraan c. Peningkatan kualitas lingkungan

Analisa Korelasi

1. Karakteristk wirausaha pengrajin yang paling menonjol adalah percaya diri dan yang paling rendah keorisinilan usaha

2. Kesuksesan yang paling menonjol dari pengrajin kulit yaitu kemampuan untuk menjaga kualitas lingkungan dan yang paling rendah perspektif penyediaan lapangan pekerjaan

(27)

Sirot Irjianto (2011) Analisis Jiwa Kewirausahawanan Dan Karakteristik Individu Pada Wirausaha Rambak Di Desa Bangsal Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto

Jiwa Wirausaha 1. Rasa percaya diri

2. Berorientasi pada tugas dan hasil 3. Pengambilan resiko

4. Jiwa kepemimpinan 5. Sifat keorisinilan

6. Berorientasi pada masa depan Karakteristik Individu

1.Hasil perhitungan rentang skala jiwa kewirausahawanan terhadap pengusaha rambak menunjukkan bahwa jiwa kewirausahawanan yang melekat pada para pengusaha dapat menunjang kesuksesan usahanya.

2.Karakteristik individu yang dimiliki oleh pengusaha rambak adalah keseluruhan berjenis kelamin laki-laki, mayoritas berusia 31-40 tahun, mayoritas sudah berwirausaha lebih dari 10 tahun, mayoritas pendidikan terakhir SMA dan memiliki penghasilan antara 5- 8 juta perbulan. 3.Hasil cross tabulation antara jiwa

kewirausahawanan dengan karakterisik individu, bila dilihat dari jenis kelamin seluruh individu adalah laki-laki. Sedangkan yang memiliki jiwa kewirausahawanan dengan kategori sangat tinggi sebesar 67.5%. Berdasarkan usia individu yang memiliki jiwa kewirausaha-wanan dengan kategori sangat tinggi yakni kelompok usia 30-40 tahun dan usia lebih dari 30-40 tahun sebesar 55%. Berdasarkan lama berwira-usaha individu mayoritas yang memiliki jiwa kewirausahawanan dengan kategori sangat tinggi yakni kelompok individu yang telah menjalankan usahanya lebih dari 10 tahun sebesar 35%. Berdasarkan pendidikan yang yang dimiliki individu, mayoritas individu yang memiliki jiwa kewirausahawanan dengan kategori sangat tinggi yakni kelompok individu yang berpengha-silan 5 – 8 juta perbulan sebesar 32.5%.

(28)

Muhammad Falikhin (2012) Analisis Karakteristik Individu, Sikap dan Perilaku Kewirausahaan pada Wirausahawan Produk Unggulan Usaha Kecil Menengah Kota Malang

Karakteristik Individu 1. Jenis kelamin 2. Usia 3. Pendidikan 4. Lama berwirausaha 5. Penghasilan

Karakteristik Sikap dan Perilaku Kewirausahaan

1. Komitmen dan tekad yang bulat terhadap usahanya

2. Rasa tanggung jawab 3. Berambisi mencari peluang

4. Tahan terhadap resiko dan ketidakpastian 5. Percaya diri

6. Kreatif dan fleksibel

7. Memerlukan umpan balik yang cepat 8. Tingkat energi yang tinggi

9. Motivasi untuk unggul 10. Berorientasi pada masa depan 11. Selalu belajar dari kegagalan 12. Kemampuan memimpin

(29)

B.Landasan Teori

1. Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan berasal dari terjemahan entrepreneurship, yang dapat diartikan sebagai “the backbone of economy”, yaitu syaraf pusat

perekonomian atau sebagai “tailbone of economy” yaitu pengendali

perekonomian suatu bangsa. Secara epistimologi, kewirausahaan merupakan nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha atau suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan berbeda.

Kewirausahaan menurut Peter F. Drucker adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. (Kasmir; 2006:17). Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dengan yang lain atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.

Menurut Meredith berwirausaha berarti memadukan watak pribadi, keuangan, dan sumber daya. Oleh karena itu, berwirausaha merupakan suatu pekerjaan atau karier yang harus bersifat fleksibel dan imajinatif, mampu merencanakan, mengambil resiko, mengambil keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan. (Suryana; 2006:12).

2. Karakteristik Individu a. Pengertian Karakteristik

(30)

atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Karakteristik dapat juga berarti tabiat, watak, perangai, perbuatan yang selalu dilakukan dan mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku. Dalam kamus Oxford, karakteristik (noun) diartikan a typical feature or quality. Jadi karakteristik memiliki cakupan yang lebih luas yaitu

mencakup pula ciri-ciri fisik dan cara berpenampilan seseorang, bukan sekedar sifat-sifat batiniah saja.

Menurut Zimmerman terdapat beberapa karakteristik individual, antara lain :

1) Sifat istimewa atau beberapa sifat yang membedakan seseorang dari orang lain yang ditandai dengan tabiat atau pembawaan, pendidikan atau kebiasaan.

2) Kekuatan pikiran, keputusan, kemerdekaan dan individualitas. 3) Individu yang mempunyai sifat unik atau luar biasa, seseorang

yang dikarakteristikkan dengan sifat yang aneh atau istimewa. b. Karakteristik Wirausahawan

(31)

beberapa karakteristik yang diperlukan untuk menjadi wirausaha yang sukses, meliputi :

1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas,

2. Bersedia menanggung resiko waktu dan uang, 3. Berencana, mengorganisasi,

4. Kerja keras sesuai dengan tingkat kepentingannya,

5. Mengembangkan hubungan dengan pelanggan, pemasok, pekerja dan yang lainnya,

6. Bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan

Thomas F. Zimmerer menggabungkan pandangan Timmons dan Mc Clelland, memperluas karakteristik sikap dan perilaku kewirausahaan yang berhasil adalah sebagai berikut :

1. Commitment and determination, yaitu memiliki komitmen dan tekad yang bulat untuk mencurahkan semua perhatiannya pada usaha. Sikap yang setengah hati mengakibatkan besarnya kemungkinan untuk gagal dalam berwirausaha.

2. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab baik dalam mengendalikan sumber daya yang digunakan maupun tanggung jawab terhadap keberhasilan berwirausaha. Oleh karena itu akan mawas diri secara internal.

(32)

untuk mencapai tujuan, dan pencapaian tujuan terjadi apabila ada peluang.

4. Tolerance for risk, ambiguity, and uncertainty, yaitu tahan terhadap resiko dan ketidakpastian. Wirausaha harus belajar untuk mengelola resiko dengan cara mentransfer resiko ke pihak lain seperti Bank, investor, konsumen, pemasok dll. Wirausaha yang berhasil biasanya memiliki toleransi terhadap pandangan yang berbeda dan ketidakpastian.

5. Self confidence, yaitu percaya diri. Ia cenderung optimis dan memiliki keyakinan yangkuat terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk berhasil.

6. Creativity and flexibility, yaitu berdaya cipta dan luwes. Salah satu kunci penting adalah kemampuan untuk menghadapi perubahan permintaan. Kekakuan dalam menghadapi perubahan ekonomi dunia yang serba cepat sering kali membawa kegagalan. Kemampuan untuk menggapai perubahan yang cepat dan fleksibel tentu saja memerlukan kreativitas yang tinggi.

(33)

8. High level of energy, yaitu memiliki tingkat energi yang tinggi. Wirausaha yang berhasil biasanya memiliki daya juang yang lebih tinggi dibanding rata-rata orang lainnya, sehingga ia lebih suka kerja keras walaupun dalam waktu yang relatif lama.

9. Motivation to excel, yaitu memiliki dorongan untuk selalu unggul. Ia selalu ingin lebih unggul, lebih berhasil dalam mengerjakan apa yang dilakukannya dengan melebihi standar yang ada. Motivasi ini muncul dari dalam diri (internal) dan jarang dari eksternal.

10. Orientation to the future, yaitu berorientasi pada masa yang akan datang. Untuk tumbuh dan berkembang, ia selalu berpandangan jauh ke masa depan yang lebih baik.

11. Willingness to learn from failure, yaitu selalu belajar dari kegagalan . wirausaha yang berhasil tidak pernah takut gagal, ia selalu memfokuskan kemampuannya pada keberhasilan.

12. Leadership ability, yaitu kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang berhasil memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan (power), ia harus lebih memiliki taktik mediator dan negosiator daripada diktator.

3. Sikap Kewirausahaan a. Pengertian Sikap

Menurut G.W Allport yang dikutip David O. Sears (1999:137) “Sikap adalah keadaan mental dari kesiapan, yang diatur melalui

(34)

individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannnya”.

Sedangkan menurut Sunarto dan Agung Hartono (2002:170) “Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek tersebut”. Sedangkan

menurut Soehardi Sigit (2003:86) “Sikap adalah tanggapan seseorang

terhadap suatu stimulus yang menimbulkan tangkapan kognitif (pikiran), afektif (penilaian), dan konatif (kecenderungan perilaku)”.

b. Ciri-Ciri Sikap

Ciri-ciri sikap menurut Abu Ahmadi (1999) adalah: 1) Sikap itu dipelajari (learnability)

Sikap merupakan hasil belajar dari individu. 2) Memiliki kestabilan (stability)

Sikap bermula dari apa yang dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap dan stabil melalui pengalaman.

3) Personal - societal significance

Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dan orang lain dan juga antara orang dan barang atau situasi.

4) Berisi cognisi dan affeksi

Komponen cognisi berupa pengetahuan yang berhubungan dengan obyek, sedangkan komponen affeksi menunjukkan emosi yang berhubungan obyek.

(35)

Jika sesorang memiliki sifat favorable terhadap suatu obyek maka mereka akan mendekatinya, sebaliknya jika seseorang memiliki sikap yang unfavorable maka mereka akan menghindarinya.

c. Komponen Sikap

Sikap terdiri dari tiga komponen yang saling menunjang. Ketiga komponen tersebut merupakan indikator sikap seseorang terhadap suatu obyek. Adapun komponen tersebut adalah :

1) Aspek kognitif

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap. Menurut Soehardi Sigit (2003:88) yang dimaksud kognitif (cognitif) ialah sejauh mana tahu-nya orang mengenai informasi tentang obyek yang ditanggapi itu. Apakah ia benar-benar mengetahuinya, jika mengetahui sejauh mana tahunya, apakah sepenuhnya tahu, agak tahu, atau samar-samar, bahkan sama sekali tidak tahu. Sedangkan menurut Mann dalam Saifuddin Azwar (2002:24) “Komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan, dan

(36)

seseorang yang mempunyai pengalaman pribadi atau melihat pengalaman orang lain yang berhasil dalam berwirausaha atau seseorang yang telah mendapatkan pendidikan kewirausahaan akan yakin bahwa profesi ini baik dan mulia.

2) Aspek afektif

Menurut Soehardi Sigit (2003:88) afektif (affective) ialah sejauh manakah afeksinya (penilaiannya) kepada obyek yang disikapi mengenai baik-buruknya, menyenangkan-tidaknya, menarik-tidaknya, atau favorable-unfavorable, terlepas dari keinginan untuk memilikinya. Sedangkan menurut Saifuddin azwar (2002:26) “Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap obyek sikap dan menyangkut masalah emosi”. Aspek emosi ini biasanya

yang berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang. Reaksi emosianal terhadap suatu obyek dipengaruhi oleh keyakinan atau apa yang dipercayai kebenarannya. Misalnya, keyakinan bahwa profesi berwirauasaha adalah profesi yang mulia akan membentuk perasaan suka sesorang terhadap profesi ini.

3) Aspek konatif

(37)

setelah mengerti (tahu) dan menilai terhadap obyek yang disikapi. Misalnya, sejauh manakah kemungkinannya membeli, akan membeli, atau sama sekali tidak akan membeli. Atau kecenderungan perilaku untuk mencaci, membiarkan, atau menghindari; tergantung apa yang disikapi, seberapa kognisi dan afeksinya. Sedangkan menurut Saifuddin Azwar (2002:28) “Komponen perilaku atau konatif menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada pada diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapinya”. Kaitan ini didasari bahwa keyakinan dan perasaan

banyak mempengaruhi perilaku. Komponen konatif meliputi pula bentuk perilaku yang berupa pernyataan atau perkataan yang diucapkan seseorang. Misalnya, siswa yang bersikap positif terhadap profesi wirausaha tidak harus tercermin pada perilakunya dalam membuka usaha baru, tetapi dapat juga disimpulkan dari pernyataan yang ingin menjadai wirausahawan jika kelak telah lulus atau telah menamatkan studinya.

d. Fungsi Sikap

Menurut Abu Ahmadi (1999), sikap berfungsi untuk : 1) Sebagai alat untuk menyesuaikan diri

(38)

anggota kelompok yang lain. oleh karena itu anggota-anggota kelompok yang mengambil sikap yang sama terhadap obyek tertentu dapat meramalkan tingkah laku terhadap anggota lainnya.

2) Sebagai alat pengatur tingkah laku

Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk merespon terhadap sesuatu yang ada disekitarnya, baik yang beupa respon positif maupun respon negatif.

3) Sebagai alat pengatur pengalaman

Semua pengalaman yang berasal dari dunia luar tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih pengalaman yang perlu dan pengalaman mana yang tidak perlu dilayani. Pemilihan ini ditentukan atas tinjauan apakah pengalaman-pengalaman itu mempunyai arti baginya atau tidak. Semua pengalaman ini diberi penilaian, lalu dipilih. Jadi manusia setiap saat akan mengadakan pilhan-pilihan dan tidak semua perangsang dapat dilayani.

4) Sebagai pernyataan kepribadian

Sikap sering mencerminkan kepribadian seseorang karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya, oleh karena itu dengan melihat sikap-sikap pada obyek-obyek tertentu sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Jadi sikap dapat sebagai pernyataan pribadi seseorang.

(39)

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap seseorang menurut Saifuddin Azwar (2000) adalah:

1) Pengalaman pribadi.

Pengalaman pribadi yang meninggalkan kesan kuat akan menjadi dasar pembentukan sikap. Middlebrook mengemukakan bahwa tidak ada pengalaman sama sekali dengan suatu obyek psikologis cenderung akan membentuk sikap yang negatif terhadap obyek tersebut.

2) Pengalaman orang lain yang dianggap penting

Pengalaman orang lain yang kita anggap penting, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan, atau seseorang yang berarti khusus bagi kita (significant other) akan mempengaruhi kita terhadap sesuatu. 3) Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan tempat kita hidup dan dibesarkan akan mempengaruhi pembentukan sikap kita. Seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan wirausahawan akan membentuk pola perilaku wirausaha pada dirinya. 4) Media massa

Informasi mengenai suatu hal baru yang disampaikan melalui media massa, akan memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama

(40)

Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.

6) Pengaruh faktor emosional

Sikap terkadang juga merupakan bentuk pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyalur frustasi atau pengalihan bentuk pertahanan ego. Salah satu sikap yang didasari emosi adalah prasangka (prejudice).

f. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Perubahan Sikap Faktor yang menyebabkan perubahan sikap yaitu : 1) Faktor intern

Yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi seseorang itu sendiri, faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh dari luar.

2) Faktor ekstern

Yaitu faktor yang terdapat diluar pribadi manusia. Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok.

g. Pengukuran Sikap

Para ahli psikologi sosial telah berusaha untuk mengukur sikap dengan berbagai cara. Dalam Abu Ahmadi (1999) beberapa bentuk pengukuran sikap sebagai berikut :

(41)

Pada umumnya digunakan test psikologi yang berupa sejumlah item yang telah disusun secara hati-hati, seksama, selektif, sesuai dengan kriteria tertentu, test psikologi ini kemudian dikembangkan menjadi skala sikap. Skala ini diharapkan dapat memberikan jawaban atas pertanyan dangan bebagai cara oleh responden terhadap obyek psikologi, skala ini kemudian lebih dikenal dengan skala sikap. Adapun skala sikap yang sering digunakan adalah sebagi berikut: a) Skala Thrustone

Metode Thrustone terdiri atas kumpulan pendapat yang memiliki rentangan dari sangat positif kearah sangat negatif terhadap obyek sikap. Pernyataan-pernyataan itu kemudian diberikan kepada sekelompok individu yang diminta untuk menentukan pendapatnya pada suatu rentangan 1 sampai 11, di mana angka 1 mencerminkan paling positif (menyenangkan) dan angka 11 mencerminkan paling negatif (tidak menyenangkan).

b) Skala Likert

(42)

c) Skala Bogardus

Skala ini disebut juga skala jarak sosial (social distance scale) yang secara kuatitatif mengukur tungkatan jarak seseorang yang diharapkan untuk memelihara hubungan orang denga kelompok-kelompok lain. Dalam skala Bogardus responden diminta untuk mengisi atau menjawab satu atau semua dari 7 pernyataan untuk melihat jarak sosial terhadap kelompok etnik group lainnya. d) Skala Perbedaan Semantik (The Semantic Different Scale)

Dalam skala ini responden diminta untuk menetukan suatu ukuran skala yang bersifat berlawanan, yaitu positif atau negatif. Skala ini terbagi atas 7 (tujuh) ukuran dan angka 4 (empat) menunjukkan ukuran yang secara relatif netral.

2) Pengukuran sikap secara tidak langsung

(43)

4. Perilaku Individu

a. Pengertian Perilaku Individu

Perilaku adalah sikap dan tindakan atau semua yang dilakukan manusia, misalkan bekerja dengan giat atau malas, berbicara dengan teman dan atasannya, menolak atau menerima tugas yang dibebankan dan sebagainya. Perilaku individu dalam organisasi adalah sikap dan tindakan (tingkah laku) seorang manusia (individu) dalam organisasi sebagai ungkapan dari kepribadian, persepsi dan sikap jiwanya, dimana bisa berpengaruh terhadap prestasi (kinerja) dirinya dan organisasinya. (Ach. Mohyi; 2009:102-103).

Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa unsur-unsur perilaku individu terdiri dari kepribadian, persepsi dan sikap, dimana ketiganya bergabung membentuk sebuah perilaku.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Individu Dalam Organisasi Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seorang individu berperilaku tertentu, seperti yang diungkapkan Gibson, Ivancevich dan Donnely, bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dikelompokkan kedalam dua faktor yaitu :

1) Faktor (Karakteristik) Individu, yang terdiri dari :

a) Faktor Fisiologis, yaitu kemampuan dan keterampilan phisik yang dimiliki manusia. Faktor ini terdiri dari :

(44)

b) Faktor Psikologis, yaitu tanggapan psikologis individu yang bersangkutan. Faktor ini terdiri dari :

(1) Persepsi (2) Sikap (3) Kepribadian (4) Belajar (5) Pengalaman (6) Motivasi

c) Faktor Demografi, terdiri dari : (1) Umur

(2) Jenis kelamin (3) Etnis

2) Faktor Lingkungan

a) Lingkungan kerja (didalam organisasi kerja), terdiri dari : (1) Kebijakan dan aturan organisasi

(2) Kepemimpinan (3) Struktur organisasi (4) Desain pekerjaan (5) Sistem kompensasi

b) Lingkungan non kerja (diluar organisasi kerja), terdiri dari : (1) Keluarga

(45)

5. Perilaku Kewirausahaan

David McClelland (Suryana; 2003:31) mengemukakan enam ciri perilaku kewirausahaan yaitu :

a. Keterampilan mengambil keputusan dan resiko yang moderat dan bukan atas kebetulan belaka

b. Energik, khususnya dalam bentuk berbagai kegiatan inovatif c. Tanggung jawab individual

d. Mengetahui hasil-hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya dengan tolak ukur satuan uang sebagai indikator keberhasilan

e. Mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan dimasa datang

f. Memiliki kemampuan berorganisasi, yang meliputi kemampuan kepemimpinan, dan manajerial.

C.Kerangka Pikir

(46)

Dari kerangka pikir diatas secara teoritis dapat dikatakan bahwa seorang wirausahawan memiliki karakteristik individu yang akan berpengaruh terhadap kegiatan usaha yang dijalankan, sedangkan untuk menjadi seorang wirausahawan yang sukses paling tidak harus mempunyai sikap dan perilaku kewirausahaan menurut Thomas F. Zimmerer diatas, meskipun tidak secara keseluruhan karakteristik tersebut dapat dimiliki namun semakin banyak karakteristik yang dimiliki maka kemungkinan untuk berhasil dan meraih kesuksesan akan semakin besar peluangnya.

Karakteristik Sikap dan

7. Memerlukan umpan balik yang cepat

8. Tingkat energi yang tinggi 9. Motivasi untuk unggul 10. Berorientasi pada masa

depan

11. Selalu belajar dari kegagalan 12. Kemampuan memimpin

Gambar

Tabel 1 Penelitian Terdahulu
Penelitian SekarangTabel 2
Gambar 1 : Kerangka Pikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Ketiga , Variabel X 3 (Kompetensi Wira- usaha) Hasil analisis regresi diperoleh nilai t hitung = 21,869 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, sehingga terbukti

Dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan judul: “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Karakteristik Individu terhadap

Bersama ini saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner penelitian dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Karakteristik Individu terhadap

“ Pengaruh Karakteristik Individu, Kewirausahaan, Gaya Kepemimpinan Terhadap Kemampuan Usaha Serta Keberhasilan Usaha Industri Kecil Tenun dan Bordir di Sumatera

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel orientasi kewirausahaan, inovasi dan karakteristik wirausahawan baik secara simultan maupun secara parsial

sar 0,000 lebih kecil dari a = 0,05 (0,000 < 0,05), maka variabel bebas: Karakteristik ke- wirausahaan (X 1 ), Karakteristik perusahaan (X 2 ), Kompetensi wirausaha (X 3 )

Kerangka Pikir Dalam penelitian ini, peneliti memberikan penyuluhan kepada UMKM/pelaku usaha dan konsumen untuk mencantumkan simbol dan kode segitiga serta keterangan pada setiap

Jala Dara Ilham 2018 Pengaruh orientasi Kewirausahaan, Inovasi dan Karakteristik Wirausahawan terhadap Kinerja Usaha Studi UKM Laundry yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UKM Kota