PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Kajian Pustaka
- Teori Sistem Hukum
 - Teori Kemasan Pangan
 - Pengertian UMKM
 
Pengemasan memegang peranan penting dalam upaya menjaga mutu dan keamanan pangan serta meningkatkan daya tarik produk pangan UMKM. Desain kemasan dibuat sesuai dengan isi produk pangan UMKM yang menarik agar konsumen tidak salah dalam memilih produk pangan UMKM yang diinginkan. Meskipun kemasan makanan merupakan salah satu bentuk pemasaran yang efektif, namun perhatian harus diberikan pada desain dan bentuk kemasan yang diminati konsumen.
Jatim, Disperindag, Konsumen (masyarakat) dan UMKM pemilik pangan dengan membuat kemasan pangan UMKM sesuai standar kemasan yang baik. Oleh karena itu, diperlukan pengemasan yang baik agar pengemasan pangan UMKM dapat berjalan dengan baik, yaitu. Pemilihan jenis kemasan pangan sebagian besar ditentukan oleh preferensi konsumen yang semakin menuntut.
Kerangka Pikir
Hal di atas dapat mempengaruhi pengembangan model kemasan ramah lingkungan8 untuk meningkatkan daya saing produk pangan UMKM, seperti yang akan diuraikan di bawah ini. Dengan demikian, pengemasan produk pangan UMKM menjadi salah satu kunci agar produk pangan mempunyai nilai jual dan nilai tambah yang lebih tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini fokus pada legalitas kemasan produk makanan UMKM di provinsi Jawa Timur (Sidoarjo, Mojokerto, Malang.
Pengembangan Kemasan Ramah Lingkungan Untuk Meningkatkan Daya Saing Produk Pangan Olahan Lokal UMKM Terhadap Pasar Global, Prosiding Seminar Nasional Peningkatan Kapabilitas UMKM Dalam Berprestasi Kelas UMKM, UNS, Solo, 2016...dan Surabaya) merupakan sebuah simbol suatu produk pangan UMKM yang menunjukkan sejauh mana UMKM mematuhi aturan hukum mengenai kemasan pangan, seperti yang akan peneliti uraikan pada hasil penelitian ini.
METODE PENELITIAN
- Pendekatan dan Jenis Penelitian
 - Fokus Penelitian
 - Setting dan Subyek Penelitian
 - Rancangan Tindakan
 - Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
 - Teknik Analisa Data
 - Indikator Keberhasilan
 
Bahan hukum primer11 adalah bahan hukum yang mempunyai kekuatan atau kewenangan mengikat, yaitu peraturan hukum yang berkaitan dengan kemasan pangan UMKM. 13 Bahan hukum tersebut dapat berasal dari kamus atau ensiklopedi yang berkaitan dengan ketentuan hukum kemasan pangan dan ketentuan hukum kemasan pangan UMKM. Jadi dapat disimpulkan25 bahwa setiap pelaku usaha makanan harus memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan UMKM dalam memenuhi peraturan hukum terkait pengemasan produk makanan. Pentingnya Legalitas Kemasan Makanan UMKM di Provinsi Jawa Timur (Studi pada UPT Industri Makanan, Minuman, dan Kemasan Provinsi Jawa Timur di Sidoarjo, UKM Lembaga Pengembangan Kemasan Indonesia di Mojokerto, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur, Dinas Provinsi Jawa Timur Perindustrian dan Perdagangan), karena legalitas atau perizinan produk pangan UMKM digunakan untuk membangun kepercayaan (Trust) dikalangan konsumen terhadap produk yang membuktikan bahwa produk pangan UMKM sudah dalam pengawasan pemerintah dan aman untuk dikonsumsi. Sah atau izin produk makanan industri rumah tangga/UMKM adalah P-IRT (Izin Industri Rumah Tangga) yang dikeluarkan oleh dinas kesehatan setempat.
Sehingga diharapkan produk pangan UMKM menjadi lebih dikenal konsumen, dan konsumen dapat meningkatkan jumlah pembeliannya, sehingga produk yang dihasilkan oleh UMKM dapat lebih banyak jumlahnya dan mengandung produk pangan yang lebih baik. Legalitas atau perizinan bagi pelaku UMKM industri makanan adalah izin industri rumah tangga/P-IRT dari dinas kesehatan setempat. Fitur mutu disini meliputi informasi halal, kadaluarsa, BPOM, gizi pada produk pangan UMKM yang dikonsumsi.
Kepatuhan UMKM terhadap peraturan pengemasan pangan merupakan suatu keharusan bagi para pelaku usaha. Hal di atas menandakan “rasa aman” konsumen terhadap pangan UMKM yang dikonsumsinya dapat tercapai dengan baik. Untuk itu perlu dilakukan penguatan UMKM pangan melalui pelatihan pengolahan dan pengemasan produk, pelayanan konsumen serta fasilitator yang kompeten untuk meningkatkan daya saing.
Desain komunikasi visual tidak hanya diperuntukkan bagi wirausahawan tangguh saja, namun dapat dibagikan kepada para pelaku UMKM di bidang pangan yang berpotensi memperkuat perekonomian Indonesia khususnya di provinsi Jawa Timur.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pembahasan
- Tingkat Kepatuhan UMKM Dalam Memenuhi Aturan-Aturan
 - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan
 
Oleh karena itu peran pengemasan sangat penting untuk menjaga keamanan produk pangan yang dipasarkan27 seperti yang dijelaskan oleh Mudra alasan utama suatu produk dikemas yaitu untuk melindunginya. Dalam hal ini, pemerintah memberikan bantuan kepada UMKM untuk meningkatkan daya saing produk pangan UMKM melalui promosi teknik pasar dalam mewujudkan efisiensi yang mencakup kepercayaan terhadap legalitas, sumber daya manusia, dan teknologi pengemasan yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, para pemilik usaha UMKM makanan hendaknya memantapkan usahanya dalam bentuk pelatihan agar mampu berinovasi dan mengembangkan kreativitasnya untuk meningkatkan kemampuan wirausaha melalui label kemasan.
Jadi legalitas produk pangan UMKM adalah kepercayaan, membangun kepercayaan konsumen terhadap produk pangan UMKM terbukti dengan produk tersebut sudah dalam pengawasan pemerintah dan aman dikonsumsi oleh konsumen produk pangan UMKM. Maka label produk pangan UMKM hendaknya memuat gambar, tulisan tentang mutu, legalitas, merek/logo suatu produk agar mudah diingat oleh konsumen. Pengemasan menjadi kunci agar produk memiliki nilai jual lebih dan nilai tambah bagi produk pangan dalam memasarkan produk pangan UMKM di wilayah Provinsi Jawa Timur.
Sehingga jaringan usaha dan kemitraan akan semakin mudah terwujud dengan adanya formalisasi izin usaha dan legalitas badan usaha produk pangan UMKM yang harus didukung dengan komitmen Pemerintah khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Salah satu upaya penerapan keamanan pangan adalah melalui pemberian jaminan keamanan pangan dan mutu pangan oleh Industri Pangan, khususnya Produk Pangan UMKM. Oleh karena itu, seluruh industri pangan khususnya produk pangan UMKM di Provinsi Jawa Timur yang melakukan produksi pangan dalam kemasan yang dipasarkan/didistribusikan harus menggunakan bahan kemasan pangan yang tidak membahayakan kesehatan manusia.
Pengemasan akhir pangan adalah pengemasan akhir produk pangan yang biasanya dilakukan pada tahap akhir proses produksi pangan atau kegiatan pangan yang siap dipasarkan untuk konsumsi manusia. Penampilan produk merupakan identitas produk pangan UMKM, dengan adanya label ini diharapkan konsumen dapat mengenali dan mengingatnya. Masukan bagi perusahaan produk pangan UMKM, akademisi, desainer komunikasi visual dan desain produk, kalangan pemerintah terkait UMKM.
Peningkatan daya saing UMKM menerapkan formula TQM (Total Quality Management), TQC (Total Quality Control/Kualitas Prima Produk), QCC (Quality Control Circle/Kelompok Pengendalian Mutu) pada UMKM di Provinsi Jawa Timur, melalui kegiatan pelatihan, bantuan pangan UMKM perusahaan, studi banding/praktik di lokasi usaha UMKM, sosialisasi peraturan industri, fasilitasi permodalan/sarana produksi, pemasaran, sertifikasi. Dengan demikian, kemasan dan legalitas pangan UMKM menjadi faktor terpenting untuk mengembangkan pemasaran pangan UMKM dalam persaingan global sehingga pemerintah dapat menjalin kemitraan dengan pelaku usaha UMKM. Untuk menjaga legalitas kemasan pangan, diharapkan adanya kerjasama antara pelaku usaha, konsumen dan masyarakat, sehingga mampu meningkatkan pemasaran pangan UMKM melalui kemasan pangan UMKM yang ramah lingkungan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pangan. kemasan.
PENUTUP
Kesimpulan
Legalitas kemasan pangan UMKM menjadi faktor penentu utama konsumen dalam menilai dan memilih produk yang menjaga keamanan produk pangannya, walaupun kemasannya sederhana namun tidak boleh melupakan aturan hukum yang mengatur pengemasan pangan yang harus dilaksanakan oleh UMKM. Produsen Pangan UMKM yaitu: Sertifikat P IRT, Izin Pelayanan Kesehatan, Izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Sertifikat Halal, Izin Usaha Industri jika diterbitkan oleh P-IRT untuk produk pangan UMKM. Oleh karena itu, Izin Usaha Industri harus berdasarkan PERMERIN 41/-M-IND/PER/2008 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Tanda Daftar Usaha Industri dan Industri. Peranan kemasan dalam pemasaran lokal produk UMKM merupakan salah satu upaya pengamanan media, media pemasaran dan media komunikasi bagi konsumen produk pangan UMKM, guna meningkatkan kepercayaan konsumen secara hukum dan memenuhi syarat sah gizi UMKM. pengemasan produk berdasarkan legalitas usaha, izin P-IRT dan badan hukum usaha di Indonesia sehingga produk pangan UMKM dapat dipasarkan.
Kepatuhan UMKM terhadap peraturan pengemasan produk pangan meliputi produksi produk pangan UMKM yang higienis, kebersihan alat produksi, standar higienitas produk, kemasan yang menarik, bersih, dapat didaur ulang, memperoleh persetujuan mutu produk (MUI/BPOM/P-IRT), sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas produk pangan. intensitas pasokan UMKM, produk makanan selalu ada di pasaran dan mudah ditemukan oleh konsumen.
Saran
Afifah, Gustina, Mengkaji Orientasi Bisnis dan Pengembangan Model Penguatan Usaha Kecil dan Menengah: Studi Empiris, Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol. Peranan pemangku kepentingan dalam peningkatan perekonomian daerah melalui industri kecil dan menengah (IKM) (studi pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi Kota Kediri), Jurnal Administrasi Negara, Vol.2 no.5 Hal : 844-850. Cahyani Tunggal Sari, Suryo Triono, Peranan Kemasan dan Legalitas Produk dalam Pemasaran Produk Kuliner Solo Dalam dan Luar Negeri, Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia, Vol.3, Nomor 3, Juni 2016.
Fereshti D, Edy Purwo Saputro, Didit Purnomo, Penguatan kapasitas klaster usaha kecil dan menengah: Kasus Serenano, Klaten, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol.9, No.1, Juni 2008, hal. Gordon, A, Finlay, K dan Watts T, 1994, Efek Psikologis Warna pada Kemasan Produk Konsumen, Canadian Journal of Marketing Research, Vol.13, PP.3-11. Handiani, Eka, 2011, Pengaruh internal, eksternal, kewirausahaan, strategi dan kinerja terhadap daya saing usaha kecil dan menengah, Jurnal Dinamika Manajemen Vol.3.
Zyrtare Nanda, Tri Wismiarsi, Pengaruh kemasan dan harga terhadap keputusan pembelian minuman isotonik, Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol.13 No.1 Maret 2015. Nur Priati Ningsih, Kirwani, Peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dalam Meningkatkan Tingkat Produksi Dan Tingkat Pendapatan UKM Pisang Ledre Di Desa Dukohlor Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro Vol.3 No.3 Tahun 2015. Pradana, Candra Arysta Putra, Tjahjanulin Domai, Suwondo, 2014, Peran Dinas Perdagangan Dalam Pemberdayaan Perak Pengrajin Sebagai Produk Unggulan Daerah (Studi Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojokerto), Jurnal Administrasi Negara, Vol.2, No.1, hal.
Meningkatkan kinerja pasar UMKM melalui peran lingkungan, inovasi produk dan kreativitas strategi pemasaran, akreditasi EKUITAS ISSN no. 110/DIKTI/kep/2009. Setiono, Betsy, 2012, Peran Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya dalam Perolehan Hak Merek Bagi UKM Inovatif, Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, Vol.4 no.4. Verniaputri Agussetyaningrum, M.Khalid Mawardi, Edriana Pangestuti, Strategi pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) untuk meningkatkan citra kota.
Wisber Wiryanto, 2012, Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah di Kota Banjarbaru dalam rangka Millennium Development Goals 2015, disampaikan pada Seminar Nasional Demokrasi dan Masyarakat Sipil, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Terbuka pada bulan Juli 2012. Peran Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Sekolah Menengah Pertama di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jurnal Kebijakan dan Ekonomi Masyarakat, Vol.4 No.1. 41/M-IND/PER/2008 Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Agama No.427/MENKES/SKB/VIII/1985 tentang Pencantuman Kata “Halal”.