BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan
49
d. menghindari dari adanya berbagai pungutan liar dan memberikan kesempatan bagi UMKM untuk mendapatkan insentif dari kalangan stakeholder terutama Pemerintah dalam berbagai bentuk seperti fasilitasi kegiatan usaha, pendidikan pelatihan dan pengembangan jaringan usaha. Kepentingan UMKM mendapatkan formalitas usaha dalam meningkatkan daya saing harus dapat meningkatkan efisiensi dengan memperluas jaringan usaha dan kemitraan diwujudkan dengan adanya formalisasi perijinan usaha dan legalitas badan usaha yang harus didukung komitmen Pemerintah Propinsi Jawa Timur.
Sehingga UMKM harus diberikan kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan usahanya dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan serta UMKM dapat meningkatkan daya saing yang tinggi di berbagai sektor terutama produk impor dengan pelaku usaha lain. Sehingga jaringan usaha dan kemitraan akan lebih mudah diwujudkan dengan adanya formalisasi perijinan usaha dan legalitas badan usaha produk pangan UMKM yang harus didukung oleh komitmen Pemerintah, khususnya Pemerintah Propinsi Jawa Timur.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan UMKM
50
produk pangan UMKM untuk melindungi hasil produksi pangannya berdasarkan ketentuan yang peneliti uraikan dibawah ini.
Penggunaan Kemasan Produk Pangan Berdasarkan UU No. 18 Tahun 2012 Pasal 83 ayat 1 dan PP Nomor 28 Tahun 2004 Pasal 16 ayat 1, 2, 17, 18 yaitu PerKa Badan POM RI HK.03.1.23.07.11.6664 tahun 2011 tentang Pengawasan Kemasan Pangan.
Penggunaan Kemasan Pangan berfungsi untuk mencegah terjadinya pembusukan dan kerusakan, melindungi produk dari kotoran, dan membebaskan pangan dari jasad renik patogen. ( UU No. 18 Tahun 2012 Pasal 82 (1) ). Oleh karena itu, pengemasan pangan yang diedarkan dilakukan melalui tata cara yang dapat menghindarkan terjadinya kerusakan dan/atau pencemaran.( UU No.18 Tahun 2012 Pasal 83(2), PP Nomor 28 Tahun2004 Pasal 19 ayat (1) ).
Setiap orang yang memproduksi dan memperdagangkan Pangan wajib memenuhi standar Keamanan Pangan dan Mutu Pangan. (UU Nomor 18 tahun 2012 Pasal 86 (2). Salah satu upaya pelaksanaan keamanan pangan yaitu melalui pemberian jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan oleh Industri Pangan, khusus UMKM Produk Pangan.
Oleh karena itu, semua industri pangan khususnya UMKM Produk pangan di Propinsi Jawa Timur yang melakukan produksi pangan dalam kemasan yang dipasarkan/diedarkan wajib menggunakan bahan Kemasan Pangan yang tidak membahayakan kesehatan manusia. (UU Nomor 18 Tahun 2012 Pasal 82 (1) atau tidak melepaskan cemaran yang membahayakan kesehatan
51
manusia. (UU Nomor 18 Tahun 2012 Pasal 83(1), PP Nomor 28 Tahun 2004 Pasal 10 (1).
Ketentuan Mengenai Kemasan Pangan, tata cara Pengemasan Pangan (PP Nomor 28 Tahun 2004 Pasal 19 (2), dan bahan yang dilarang digunakan sebagai Kemasan Pangan diatur dalam Peraturan Pemerintah . ( UU Nomor 18 Tahun 2012 Pasal 83(3). Tata Cara Pengemasan pangan ditetapkan Badan POM RI (PP Nomor 28 Tahun 2004).
Bahan kemasan yang diizinkan untuk digunakan oleh industri pangan diatur oleh Kepala Badan POM RI ( PP Nomor 28 Tahun 2004 Pasal 16 (2);17;18, yaitu PerKa Badan POM RI HK.03.1.23.07.11.6664 Tahun 2011 tentang Pengawasan Kemasan Pangan.
Pada PerKa Badan POM ini diatur antara lain :
- Bahan yang dilarang digunakan sebagai kemasan pangan (Pasal 5 dan Lampiran 1)
- Bahan yang dizinkan digunakan sebagai kemasan pangan, diizinkan dengan persyaratan batas migrasi ( Pasal 6-8, Lampiran 2A-2C)
- Bahan yang harus dilakukan penilaian dahulu keamanannya oleh Badan POM RI sebelum dapat digunakan sebagai kemasan Pangan (Pasal 9-10) yaitu : selain yang terdapat pada lampiran 2A dan 2B
- Sanksi administratif (Pasal 11)
52
Penting bagi UMKM Pangan khususnya UMKM Produk Pangan di Propinsi Jawa Timur untuk memilih kemasan pangan dari plastik yang ada Logo tara pangan dan kode daur ulang ( Permenperind no.24/M-IND/PER/2/2010 ) : (a) Logo Tara Pangan adalah penandaan yang menunjukkan bahwa suatu
kemasan pangan aman untuk digunakan untuk pangan.
(b)Kode daur ulang adalah penandaan yang menunjukkan bahwa suatu kemasan pangan dapat didaur ulang.
Penting untuk UMKM Produk pangan bahwa” dilarang membuka kemasan akhir pangan” untuk dikemas kembali dan diperdagangkan kecuali pangan yang pengadaannya dalam jumlah besar dan lazim dikemas kembali dalam jumlah kecil untuk diperdagangkan lebih lanjut dan dilakukan secara benar untuk menghindari terjadinya pencemaran terhadap pangan. ( UU No.18 Tahun 2012 Pasal 84; PP No.28 Tahun 2004 ).
Kemasan akhir pangan adalah kemasan final terhadap produk pangan yang lazim dilakukan pada tahap akhir proses atau kegiatan produksi pangan yang siap diperdagangkan bagi konsumsi manusia. (Penjelasan Pasal 20 pada PP Nomer 28 Tahun 2004).
Kemasan eceran merupakan kemasan akhir pangan yang tidak boleh dibuka untuk dikemas kembali menjadi kemasan yang lebih kecil untuk diperdagangkan. ( PerKa Badan POM RI : HK. 03.1.5.12.11.09955 Tahun 2011 Pasal 2 (3) ).
53 Pemberian Sanksi Bagi Pelaku Usaha
Pelaku Usaha Pangan yang menggunakan bahan Kemasan Pangan yang membahayakan kesehatan manusia, melepaskan cemaran yang membahayakan kesehatan manusia, maupun membuka kemasan akhir pangan untuk dikemas kembali dan diperdagangkan dikenai sanksi administratif. ( UU Nomor 18 Tahun 2012 Pasal 85 ).
Pelaku Usaha Pangan yang sengaja menggunakan bahan apapun sebagai kemasan Pangan yang dapat melepaskan cemaran yang membahayakan manusia dipidana dengan pidana penjara 2 tahun atau denda paling banyak Rp.4.000.000.000,00 ( empat miliar rupiah ). ( UU Nomor 18 Tahun 2012 Pasal 138 )
Pelaku usaha pangan sengaja menggunakan bahan kemasan pangan yang dapat melepaskan cemaran yang membahayakan kesehatan manusia, hingga mengakibatkan :
(a) Luka berat atau membahayakan nyawa orang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp.10.000.000.000,00 ( sepuluh miliar rupiah ).
(b)Kematian orang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun atau denda paling banyak Rp.20.000.000.000,00 ( duapuluh miliar rupiah ).
( Pasal 146 UU No.18 Tahun 2012 ).
54
Dengan demikian maka peneliti menyimpulkan bahwa sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomer 69 Tahun 1999 tentang Label Halal dan Iklan Pangan Pasal 2 ayat 1 yang berbunyi bahwa setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label pada, didalam dan atau di kemasan pangan. Label merupakan alat penyampai informasi mengenai nama produk, daftar bahan yang terkandung dalam produk, berat bersih, daya tahan, nilai ataupun kegunaan produk serta keterangan tentang halal.
Kehalalan suatu produk makanan sangat penting, karena itu diperlukan regulasi dan lembaga yang mampu memberikan kenyamanan kepada konsumen, khususnya yang beragama Islam, agar tidak ada keraguan mengenai kehalalan suatu produk makanan yang dikonsumsinya.
Label Halal yang dikeluarkan oleh LP.POM (MUI) yaitu lembaga yang bertugas untuk meneliti, mengkaji, menganalisa dan memutuskan apakah produk-produk pangan dan turunannya, obat-obatan dan kosmetika apakah aman untuk dikonsumsi baik dari segi agama Islam yakni halal atau boleh atau baik untuk dikonsumsi umat muslim khususnya di wilayah Indonesia, dan memberikan rekomendasi, merumuskan ketentuan dan bimbingan kepada masyarakat (Surat Keputusan Majelis Ulama Indonesia Nomor 018/MUI/1989).
Labelling dan Packaging secara langsung menjadi penampilan produk.Penampilan produk merupakan identitas produk pangan UMKM, dengan label tersebut diharapkan konsumen dapat mengenal dan mengingat
55
produk tersebut, karena memiliki informasi tentang produk meliputi siapa pembuatnya, dimana dibuat, kapan dibuat, apa isinya dan bagaimana menggunakannya, dan bagaimana menggunakan secara aman. Ada tiga macam label35 yang sering dipergunakan antara lain :
a) Brandlabel adalah label yang semata-mata sebagai brand.contohnya merek pada tekstil yang diproduksi.
b) Grade label adalah label yang menunjukkan tingkat kualitas tertentu dari suatu barang, ditulis dengan tulisan atau kata-kata. Contohnya produk pangan UMKM.
c) Description Label/Informative Label merupakan label yang menggambarkan tentang cara penggunaan, susunan, pemeliharaan, hasil kerja suatu barang.
Hal tersebut diatas memberikan rambu-rambu “rasa aman “ terhadap konsumen akan produk pangan UMKM yang dikonsumsinya dapat tercapai dengan baik. Begitupula tentang pengelolaan konsumen dalam setiap usaha pelaku usaha/UMKM untuk mencari informasi tentang segala hal berkaitan dengan konsumen baik keinginan konsumen, perubahan kebutuhan konsumen, dan tingkat kepuasan konsumen. Untuk itu diperlukan penguatan produk pangan UMKM melalui pelatihan pengolahan produk dan kemasan, pelayanan konsumen dan fasilitator yang berkompeten untuk meningkatkan daya saing.
35 . Basu Swasta dalam Strategi Labeling, Packaging dan Marketing Produk Hasil Industri Rumah Tangga, Sosio Didaktika : Social Science Education Journal, 3 (1), 2016, 17-26
56
Penguatan untuk inovasi sangat diperlukan disini, inovasi tidak hanya pada proses produksi akan tetapi juga usaha dituntut untuk dapat berinovasi dalam hal produk pangan UMKMnya. Seperti yang disampaikan Litutten (2000), bahwa “innovativenes became an important factor used to characterize enterpreunership”. Hal ini bermakna bahwa keinovatifan berperan besar dalam memberikan ciri khas kewirausahaan. IBSA (2009) mengatakan bahwa “innovation is consciously exploiting new ideas, or new uses for old ideas, to add social or economic value”artinya inovasi adalah penggalian gagasan secara berkelanjutan atau penggunaan gagasan lama dengan cara baru untuk peningkatan nilai sosial dan ekonomi. Harus diakui bahwa transfer inovasi pada UMKM sangat sulit dilakukan karena beberapa alasan seperti yang dikemukakan oleh Caputo et al. (2002) sebagai berikut :
a. Pelaku usaha hanya memiliki kapabilitas inovasi yang rendah, baik dalam inovasi produk maupun proses
b. Tingginya biaya memunculkan resiko tinggi yang berhubungan dengan aktivitas inovasi
c. Rasa takut atau justru antipati yang berimbas pada keengganan untuk melakukan inovasi
d. Rendahnya Informasi yang didapat dari pelaku usaha tentang manfaat inovasi bagi kelangsungan usaha mereka.
Caputo et al. (2002) menyarankan perlunya intervensi dari aktor intelektual seperti universitas, lembaga riset, dan perusahaan besar yang mengandeng UMKM sebagai pemasok.
57
Oleh karena itu, upaya dalam pemberian merek dan penguatan merek atas produk yang dihasilkan UMKM merupakan jaminan konsistensi kinerja produsen dan hendaknya menjadi kepercayaan konsumen dengan menyebut suatu merek, maka harapan konsumen terhadap produk pangan UMKM terpenuhi baik dari sisi legalitas maupun keamanan pangannya, khususnya di Propinsi Jawa Timur. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 mengatur tentang UMKM, Pasal 3 dimaksudkan bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. Provinsi Jawa Timur menjadi salah satu wilayah dengan jumlah UMKM sektor informal terbesar di Indonesia, juga merupakan penopang ekonomi Indonesia secara keseluruhan. UMKM juga perlu didorong untuk bisa berbadan hukum agar bisa berkembang, karena syarat untuk mendapat pinjaman bank harus punya legalitas dan pembukuan yang baik, sehingga secara legalitas UMKM produk pangan mendapatkan fasilitas dalam perbankan.
C. Rekomendasi
1. Sesuai amanah UU Nomer 12 Tahun 2012 bab VII tentang Label Pangan,maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Timur, Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Timur, UPTI Mamin Sidoarjo dan UKMI Mojokerto diharapkan lebih intensif membangun kerjasama dengan akademisi atau litbang, rumah kemasan, pemasar dan melakukan pembinaan pada UMKM khususnya pada UKM Maharani Crispy (Produksi : Crispy,
58
Presto, Asap, Otak-otak Oven, Otak-Otak Goreng, Sambal Bajak, Abon Bandeng) di Sidoarjo, UKM Hikmah Maharani (Produksi: Kue Kering Bandeng Sagu, Geprek Bandung) di Sidoarjo, UKM Ta’kei Almond and Cheese Crispy Taman Sidoarjo, dan UKM Aneka Bumbu Ganisa di Surabaya, UKM Sambel Pecel Brawijaya Hj, Djumaiyah Mojokerto, UKM Telor Asin Alsae Mojokerto.
2. Masukan bagi pelaku usaha produk pangan UMKM, kalangan akademik, desainer komunikasi visual dan desain produk, kalangan pemerintah yang terkait dengan UMKM. Desain Komunikasi Visual tidak hanya diperuntukkan bagi pengusaha kuat saja akan tetapi dapat berbagi dengan kalangan pelaku usaha produk pangan UMKM yang berpotensi memperkuat perekonomian Indonesia, khususnya di Propinsi Jawa Timur.
3. Peningkatan daya saing UMKM menerapkan rumus TQM (Total Quality Management/Manajemen Kualitas), TQC (Total Quality Control / Kualitas prima produk ), QCC (Quality Control Circle/ Gugus Kendali Mutu) yang ada dalam UMKM di Propinsi Jawa Timur, melalui kegiatan pelatihan, pendampingan terhadap pelaku usaha produk pangan UMKM, studi banding/magang di lokasi tempat usaha UMKM, sosialisasi peraturan perindustrian, memberikan fasilitasi permodalan/sarana produksi, pemasaran, sertifikasi.
59 BAB V.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Legalitas kemasan produk pangan UMKM merupakan faktor penentu utama konsumen dalam menilai dan memilih produk yang menjaga keamanan akan produk pangannya meskipun kemasan sederhana akan tetapi tidak boleh melupakan aturan-aturan hukum yang mengatur kemasan pangan yang harus dilaksanakan oleh produsen produk pangan UMKM yakni : Sertifikat P-IRT, Ijin Dinas Kesehatan, Perijinan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Sertifikat Halal, Ijin Usaha Industri jika menerbitkan P-IRT untuk UMKM produk pangan tersebut. Sehingga Ijin Usaha Industri harus berdasarkan kepada PERMERIN 41/-M-IND/PER/2008 mengenai ketentuan dan tata cara Pemberian Usaha Industri dan tanda daftar industri. Peran kemasan dalam pemasaran dalam negeri untuk produk UMKM sebagai salah satu upaya untuk media pengaman, media pemasaran dan media komunikasi kepada konsumen produk pangan UMKM, sehingga dalam aspek legalnya dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan memenuhi syarat legalitas suatu kemasan produk pangan UMKM berdasarkan legalitas usaha, ijin P- IRT, dan badan hukum usaha di Indonesia, sehingga produk pangan UMKM dapat dipasarkan. Dengan demikian, kemasan dan legalitas produk pangan UMKM merupakan faktor utama untuk pengembangan pemasaran produk pangan UMKM tersebut dalam persaingan global, sehingga pemerintah dapat menjalin kemitraan dengan pelaku usaha UMKM.
60
2. Kepatuhan UMKM terhadap aturan-aturan mengenai kemasan produk pangan meliputi produksi akan produk pangan UMKM hiegienis, kebersihan alat produksi, standar kebersihan produk, kemasan menarik, bersih dan dapat didaur ulang, mendapatkan pengesahan kualitas produk (MUI/BPOM/P- IRT), sebagai upaya untuk meningkatkan intensitas supply produk pangan UMKM selalu ada di pasaran dan mudah dijumpai oleh konsumen.
B. Saran
1. Untuk menjaga legalitas kemasan pangan diharapkan kerjasama diantara pelaku usaha, konsumen dan pemerintah, sehingga akan dapat meningkatkan pemasaran produk pangan UMKM melalui kemasan produk pangan UMKM ramah lingkungan, sesuai dengan peraturan hukum yang mengatur kemasan pangan.
2. Hendaknya tingkat kepatuhan dan kepedulian pelaku usaha UMKM terhadap produk yang dihasilkan, diharapkan dapat meningkatkan pembuatan standar kebersihan produksi, pembuangan limbah, standar kebersihan produk, bahan baku kemasan, kesesuaian identitas kemasan produk pangan UMKM serta UMKM mampu bersaing baik secara lokal maupun internasional dengan cara meningkatkan kemampuan SDM untuk memproduksi kualitas produk pangan UMKM, harga, desain kemasan dan faktor lingkungan yang akan mendukung terwujudnya ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan daya saing akan produk pangan UMKM.
61
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Ambrose, Gavin and Paul Haris, 2011, Packaging The Brand, Singapore AVA Book Production Pte.Ltd. p.6-7, 10-11
Amirullah,2002, Perilaku Konsumen, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Colles, Richard and Mark Kirwan, 2011, Food and Beverage Packaging Technology,second edition, West Sussex UK : Willey-Blackwell, p.86-88
Garber, L.L, 1995. The Package Appereance In Choice, In : Advances in Consumern Research, Kardes F.R and M.Sujan (eds). Provo (UT) : Association For Consumer Research, 22, pp.653-660
Heizer, Jay and Render Barry, 2001, Operation Manajement, 6th ed., Prentice Hall, Inc-New Jersey
..., Gambaran Umum Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Timur Surabaya
Hurriyati, Ratih, 2005, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Alvabeta, Bandung.
Ishak, A. Abidin, 2006, Himpunan Bahan Kuliah Total Quality Manajemen, UNNAR, Surabaya
Kartajaya, Hermawan, 1996. Marketing Plus 2000 Siasat Memenangkan Persaingan Global , Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kashmir dan Jakfar, 2010, Studi Kelayakan Bisnis, edisi kedua, PT. Prenada Media Group, Jakarta.
62
Klimchuk, M.R., Krasovec, S.A. (2007), Desain Kemasan : Perencanaan Merek Produk Yang Berhasil Mulai Dari Konsep Sampai Penjualan.Penterjemah Bob Sabran, Erlangga, Jakarta.
Longenecker, Justin G., Carlos W.Moore, J. William Petty, 2001, Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil, Salemba Empat, Jakarta.
Marsuki, 2006, Pemikiran dan Strategi Memberdayakan Sektor Ekonomi UMKM di Indonesia,Mitra Wacana Media, Jakarta.
Sarwono, J.Lubis, H., 2007, Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Sekaran U dan Bougie R, 2010, Research Methods For Bussiness, 5th edition, United Kingdom : John Wiley and Sons Ltd.
Setiadi, N, 2003. Perilaku Konsumen, Kencana : Jakarta
Sunyoto, Danang, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : BPFE UST.
Sukirno, Sadono, 2005, Mikro Ekonomi Teori Pengantar, Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Winardi,2002, Marketing dan Perilaku Konsumen, Mandar Maju, Jakarta.
Wirya, I., 1999, Kemasan Yang Menjual, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Marsuki, 2006, Pemikiran dan Strategi Memberdayakan Sektor Ekonomi UMKM di Indonesia, Jakarta : Mitra Wacana Media.
Masyuri, 2007, Ekonomi Mikro, Malang. UIN, Malang Press.
Miru, Achmadi dan Yodo Sutarman, 2008, Hukum Perlindungan Konsumen, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
63
Mulyadi, S., 2008, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Tambunan Tulus, 2000, Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia, Beberapa Isu Penting. Jakarta : Salemba Empat
JURNAL
Achmad Abidin Iskak, 2015, Totalitas Implementasi Rumusan Continous Improvement Untuk Peningkatan Daya Saing Produk UMKM, Universitas Narotama Surabaya
Afifah, Gustina, Investigasi Orientasi Usaha dan Pengembangan Model Penguatan Untuk Usaha Kecil dan Menengah : Sebuah Kajian Empirik, Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 10, No.1. Februari 2016.
Agustina, Rischi, Mochamad Saleh Soeaidy, Heru Ribawanto, 2014. Peran Stake Holder Dalam Meningkatkan Perekonomian Lokal Melalui Industri Kecil Menengah (IKM) ( Studi Pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi Kota Kediri), Jurnal Administrasi Publik, Vol.2 no.5 Hal : 844-850
Aminudin, T, 2003, Studi Pengembangan Industri Kecil Di Daerah Istimewa Yogyakarta, http://pl.lib.itb.ac.id., diakses tanggal 20 Juni 2003.
Ampuero, O, & Vilan, 2006. Consumer Perception of Product Packaging, Journal of Consumer Marketing, Vol.23, Iss:2, pp.100-112
Anindya Ardiansari, Bayu Bagas Hapsoro, Dwi Cahyaningtyas, 2015, Penerapan Green Marketing Pada UKM Kabupaten Semarang, disampaikan pada acara Seminar Call for Paper Strategic Agility : Thrive in Trubulent Environment ( Research and Practice), Hotel Grasia, Semarang 7 oktober 2015
64
Areal Tanadhy, A.S., 2010, Perancangan Desain Kemasan Kerupuk “Mekar Sari”, Sidoarjo, Student Jurnal Petra.
Ayyagari, M, 2003. Small and Medium Enterprises Across the Globe, Policy Research Working Paper, Washington USA, the World Bank.
Cenadi, C.S. 2000, Peranan Desain Kemasan Dalam Dunia Pemasaran, Nirmana Vol.2, No.1, Januari 2000, pp.92-103
Cahyani Tunggal Sari, Suryo Triono, Peran Kemasan dan Legalitas Produk Dalam Pemasaran Domestik dan Mancanegara Produk Kuliner Oleh-Oleh Khas Solo, jurnal Manajemen Bisnis Indonesia, Vol.3, Nomor 3, Juni 2016.
Deliya M, M, & Parmar, B. J., Role of Packaging On Consumer Buying Behavior.
Patan District Global, Journal of Management and Bussiness Research, Vol. 12 Issue 10 Version 1,0. June 2012
Deviana Fadland, Netty Herawati, Hardilina, Implementasi Program Fasilitasi Pengembangan Usaha Mikro Melalui Kegiatan Kemasan di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Kubu Raya,Universitas Tanjungpura, Pontianak, Jurnal Tesis PMIS, UNTAN, 2013.
Fereshti D, Edy Purwo Saputro, Didit Purnomo, Penguatan Kapasitas Klaster Usaha Kecil dan Menengah : Kasus di Serenan, Klaten, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol.9, no.1, Juni 2008, hal. 83-95
Gunardi, H.S,2001, Masalah-Masalah Di Seputar Usaha Kecil di Indonesia (Prosiding Konfrensi Jakarta Nasional Usaha Kecil di Cipanas 4-6 Agustus 2001 No.
29 Tahun XVI), Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
65
Gonzales, M.P. Thorhsbury S., & Twede D., 2007, Packaging as a tool for Product Development, Communicatingvalue to Consumers, Journal of Food Distribution Research, 38 (1), pp.61-66
Gordon, A, Finlay, K,& Watts T, 1994, The Psychological Effects Of Colour in Consumer Product Packaging, Canadian Journal of Marketing Research, Vol.13, PP.3-11
Hasan, KN Sofyan, 2014. Kepastian Hukum Sertifikasi dan Labelisasi Halal Produk Pangan, Jurnal Dinamika Hukum, Vol.14 no.2
Handiani, Eka, 2011, Pengaruh Faktor Internal, Eksternal, Entrepreuneurship, Strategi dan Kinerja Terhadap Daya Saing Usaha Kecil dan Menengah,Jurnal Dinamika Manajemen Vol.3.
Juriyah, 2013, Pengaruh Inovasi Terhadap Daya Saing UMKM (Studi Kasus UMKM di Kec. Rubaru Kab. Sumenep.Jurnal Universitas Trunojoyo, Madura.
Ksenia, Polyakova, 2013, Packaging Design as A Marketing Tool and Desire to Purchase, Unpublished Master Thesis, Saimaa University of Applied Science, Faculty of Business Administration, Lappeenranta.
Lingga, YP, The Relationship Between Consumer Product Involment, Product, Knowledge and Impulsive Buying Behaviour, Procedia Social and Behavioral Science, 57 :325-33
Manggara, Tambunan, 2004, Melangkah Ke Depan Bersama UKM, Makalah pada Debat Ekonomi ESEI 2004, Jakarta Convention Centre, 15-16 September 2004
Mardiyanti F, 2011, Pengaruh Elemen Kemasan Produk(Packaging), warna (colour);
Tipografi (Typography), Bentuk (Shape), Gambar (Images), terhadap Keinginan anak-anak membeli makanan ringan (intention to buy), Universitas Bakrie, Jakarta
66
Mudra, I.W. 2010. Desain Kemasan Produk. Pelatihan Pembuatan Kemasan Puslit Seni Kreasi Baru LP2MP ISI Denpasar, 19-23 April 2010.
Muchlas, Zainul, 2015. Strategi Inovasi dan Daya Saing Industri Kecil dan Menengah (IKM) Agro Industri di Kota Batu, Jurnal STIE Asia Malang.
Mohammad Liwa Irrubai, Strategi Labeling, Packaging dan Marketing Produk Hasil Industri Rumah Tangga, 2016, Sosio Didaktika, p.ISSN : 2356-1389, e-ISSN : 2442- 9430
Nababan H, 2012, Peningkatan Keamanan dan Mutu Pangan Melalui Daya Saing UMKM Dalam Konsep Partisipatori Bisnis Plan. Direktorat Surveilan dan Keamanan Pangan, Badan POM RI.
Nanda Resmi, Tri Wismiarsi, Pengaruh Kemasan dan Harga Pada Keputusan Pembelian Minuman Isotonik, Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol.13 No.1 Maret 2015.
Nina Nurviana, Kajian Label Kemasan Makanan Ringan UMKM Di Tiga Kelurahan Kota Bandung, Serat Rupa Jurnal Of Design, January 2016, Vol. 1, No.1 : 79:99, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
---.Kajian Fitur Identitas dan Karakter Kemasan Makanan Oleh-Oleh Bercirikan Budaya, Laporan Penelitian, Institut Teknologi Bandung, 2011.
Nur Priati Ningsih, Kirwani, Peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dalam Meningkatkan Tingkat Produksi dan Tingkat Pendapatan UKM Ledre Pisang Di Desa Dukohlor Kecamatan Malo kabupaten Bojonegoro, Vol.3 No.3 Tahun 2015.
Pradana, Candra Arysta Putra, Tjahjanulin Domai, Suwondo,2014, Peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dalam Pemberdayaan Pengrajin Kerajinan Perak Sebagai Produk Unggulan Daerah ( Studi pada Dinas Perindustrian dan