• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dukungan Keluarga pada Remaja Putri Menghadapi Menstruasi Pertama(menarche) di SMP Negeri 2 Stabat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dukungan Keluarga pada Remaja Putri Menghadapi Menstruasi Pertama(menarche) di SMP Negeri 2 Stabat"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bernama Ainul Wahidah (121101022) adalah mahasiswi Progran S-1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian dengan tujuan untuk “Mengidentifikasi Dukungan Keluarga pada Remaja Putri Menghadapi Mentruasi Pertama (menarche) di SMP NEGERI 2 STABAT”.

Saya mengharapkan kesediaan saudari untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana tidak akan memberikan dampak yang membahayakan. Jika saudari bersedia maka saya akan memberikan kusioner kepada saudari untuk dijawab yang meliputi pertanyaan tentang data demografi dan dukungan keluarga. Saudari dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan keadaan dan kondisi saudari saat ini.

Partisipasi saudari dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga saudari bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Semua informsi yang saudari berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini. Terima kasih atas pertisipasi saudari dala penelitian ini.

Jika saudari bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, maka silahkan menandatangani formulir persetujuan ini.

Peneliti Stabat,...2016

Responden

(2)

Lampiran 2

KUESIONER

“Dukungan Keluarga pada Remaja Putri Menghadapi Menstruasi Pertama

(menarche) di SMP Negeri 2 Stabat

Kode :

Tanggal :

I. Data Demografi Responden

1. Usia terjadi menstruasi pertama (menarche) : 2. Pekerjaan orang tua :

Ayah :

Ibu :

3. Penghasilan orang tua :

- < Rp. 500.000 - Rp. 1. 000.000 – Rp. 3. 000.000 - Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 - >Rp. 3. 000.000

(3)

Petunjuk :

- Jawablah semua pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda ceklis (√) pada tempat yang telah disediakan.

SL : selalu KD : kadang-kadang SR : sering TP : tidak pernah - Semua pertanyaan harus dijawab.

- Tiap pertanyaan harus diisi dengan satu jawaban. II. Dukungan Keluarga Nyata

NO PERTANYAAN SL SR KD TP

1. Keluarga menyediakan pembalut ketika saya haid

2. Keluarga menyediakan makanan bergizi yang saya butuhkan ketika haid seperti makanan yang mengandung zat besi contohnya sayur-sayuran dan daging 3. Keluarga mengajarkan

untuk istirahat saat haid untuk mengurangi rasa nyeri haid

4. Keluarga mengajarkan cara menggunakan pembalut ketika haid 5. Keluarga mengajarkan

cara mencuci pembalut yang benar

6. Keluarga mengajarkan cara mandi wajib ketika saya selesai haid

(4)

III. DukunganKeluarga Pengharapan

9. Keluarga mengingatkan saya agar jangan bergaul bebas dengan laki-laki 10. Keluarga mengingatkan

saya untuk menjaga perasaan saya agar emosi saya tidak mudah tersinggung ketika haid 12. Keluarga mengingatkan

saya bahwa saya sudah memasuki masa remaja 13. Keluarga memotivasi

saya agar tidak malu ketika haid karena itu menandakan bahwa saya sudah remaja

14 Keluarga mendengarkan keluh kesah saya ketika menstruasi datang, saya mengalami payudara membengkak, sakit pinggang dan pusing-pusing

(5)

IV. Dukungan Keluarga Emosional

NO Pertanyaan (SL) (SR) (KD) (TP)

16. Keluarga merasakan masalah yang saya rasakan ketika sedang haid

17. Keluarga membimbing saya ketika sudah haid perilaku saya ketika sudah haid

20. Keluarga memberikan kasih sayang ketika saya

V. Dukungan Keluarga Informasi

NO PERTANYAAN (SL) (SR) (KD) (TP)

22. Keluarga

memberitahukan bahwa keluarnya darah pada kemaluan adalah haid 23. Keluarga

memberitahukan ketika haid ada rasa nyeri di payudara, sakit pinggang, dan pusing-pusing

24. Keluarga

(6)

haid harus memakai pembalut

25. Keluarga

memberitahukan ketika haid harus menjaga kebersihan kemaluan seperti sering mengganti pembalut

26. Keluarga

memberitahukan bahwa haid pertama akan ada haid kedua dan haid terjadi dalam satu bulan sekali

27. Keluarga

memberitahukan bahwa selesai haid harus mandi wajib

28. Keluarga

memberitahukan

informasi aturan tidak boleh melaksanakan shalat dan puasa pada saat mendapat haid

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)

Lampiran 9

TAKSASI DANA

Dana yang telah dipakai dan diperlukan untuk pembiayaan kegiatan mulai dari proses pembuatan proposal sampai dengan pembuatan skripsi.

1. Pembuatan Proposal Biaya

a. Kertas A4 80 gr 2 rim : Rp. 100.000 b. Fotocopysumber-sumberpustaka : Rp. 50.000

c. Internet : Rp. 100.000

d. Fotocopyperbanyak proposal : Rp. 100.000

e. Jilid proposal : Rp. 12.000

f. Konsumsidosenpembimbingdanpenguji : Rp. 200.000

g. Dana takterduga : Rp. 100.000

2. Pengumpulan Data

a. Transportasi : Rp. 100.000

b. Fotocopykuesionerdanlembarpersetujuan : Rp. 50.000

c. Cendramata : Rp. 200.000

3. Analisa Data danPenyajian Data

a. Biaya print, kertas a4 80 gr 2 rim : Rp. 150.000

b. Penjilitan : Rp. 100.000

c. Fotocopylaporanpenelitian : Rp. 120.000 d. Persiapansidangskripsi : Rp. 300.000

e. Biayatakterduga : Rp. 100.000

(17)

Lampiran 10 MASTER TABLE

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 KET

(18)
(19)
(20)

Lampiran 11

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ainul Wahidah

Tempat, Tanggal Lahir : Gohor Lama, 01 Juli 1994 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan Besar Emplasmen Gohor Lama Kec. Wampu Kab. Langkat

Email : aichabby01@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. SD N. 056005 (2000-2006)

2. MTS SWASTA GOHOR LAMA (2006-2009) 3. SMA PERSIAPAN STABAT (2009-2012)

(21)

Lampiran 12 JADWAL TENTATIF PENELITIAN

No Kegiatan September Oktobe

r

November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Aryani, R. 2010. Kesehatan Remaja : Problem dan Solusinya, Jakarta : Salemba Medika.

Azwar, S. 2003. Sikap Manusia Terori Pengukurannya. Edisi Kedua. Yogyakata : Pustaka Pelajar.

Batubara, J, Rl. 2010. Adolescent Development (Perkembangan Remaja). Sari Pediatri. Vol. 12. No. 1 Juni 2010.

Brockopp, D, Y. & Toisma, Marie T, H. 1999. Dasar-dasar Riset Keperawatan Edisi 2. Jakarta : EGC.

Akhmadi. 2010. Dukungan Keluarga. Diambil pada tanggal 12 November 2015 dari http://www.rajawana.com.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Elfrida.2008. Dukungan Keluarga pada Pasien Penyakit Menular Seksual di Puskesmas Padang Bulan dan RSUP.Haji Adam Malik.

Fajri & Ayu. 2011. Hubungan Antara Komunikasi Ibu-Anak dengan Kesiapan Menghadapi Menstruasi Pertama (menarche) pada Siswi SMP Muhammadiyah Banda Aceh. Jurnal Psikologi Undip Vol. 10, No. 2. Friedmen, M. 1998. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktek. Edisi 3. Jakarta :

EGC.

Friedman, M. dkk. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori dan Praktek. Edisi 5 : EGC.

Ginarhayu. 2014. Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Usia Menarche Remaja Putri (9-15 tahun) Pada Siswi Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjut Tingkat Pertama di Jakarta Timur pada Tahun 2004. Tesis FKM UI, Depok.

Hidayat, A, A. 2013. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika.

(23)

71

Khazani , K. 2015. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kesiapan Menghadapi Menarche pada Siswi SD Negeri Tlogoadi Sleman. NASKAH PUBLIKASI Kusmiran, E. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita, Jakarta : Salemba

Medika.

Kuntjoro.2002. Dukungan Sosial pada Lansia.http://www.e-psikologi.com/160802.html.

Lestari, N. 2011. Tips Praktis Mengetahui Masa Subur, Yogyakarta : Katahati. Llewellyn-Jones. 2005. Setiap Wanita : Panduan Terlengkap tentang Kesehatan,

Kebidanan & Kandungan. Delapratasa Publishing.

Mardiyana & Ulfa. 2011. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Remaja Putri dalam Menghadapi Menarce di MI Salafiyah Simbang Kulon 02 Kabupaten Pekalongan. Jurnal STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.

Mardillah. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Remaja Putri dalam Menghadapi Menarche di SMP N 5 Kabupaten Naganraya. Diambil tanggal 11 Mei 2016.http://simptakp.uui.ac.id

Nagar, S. & Aimol, R. 2010. Knowledge of Adolescent Girls Regarding Menstruation in Tribal Areas of Meghalaya Journal. Vol. 8. No. 1. India : Departement of Science. University of Jammu.

Nazir, M. 2011. Metode Penelitian. Cetakan 9. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia. Niven, N. 2000. Psikologi Kesehatan : Pengantar untuk perawat dan profesional

kesehatan lain. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo. S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. RINEKA CIPTA.

Proverawati, A, & Misaroh, S. 2009. MENARCHE Menstruasi Pertama Penuh Makna, Yogyakarta : Nuha Medika.

Rachmawati, E. N. 2014. Hubungan Antara Usia Pertama Kali Melakukan Hubungan Seksual dan Personal Hygiene dengan Kejadian Kanker Leher Rahim di RSUD Kabupaten Sukoharjo. ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Santrock. 2011. Perkembangan Remaja, Jakarta : Prenada Media.

(24)

72

Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural. Cetakan 1. Jakarta : EGC.

Siregar, Sofyan. 2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo.

(25)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana dukungan keluarga pada remaja putri menghadapi menarche di SMP Negeri 2 Stabat. Bentuk dukungan keluarga meliputi dukungan nyata, dukungan pengharapan, dukungan emosional, dan dukungan informasi menurut Cohen & Mc Kay (1984 dalam Niven, 2000).

dukddukungan

Skema 1. Kerangka konsep dukungan keluarga pada remaja putri menghadapi menarche

Dukungan Keluarga pada Remaja Putri Menghadapi (menarche) Menstruasi

pertama : 1. Dukungan Nyata 2. Dukungan

Pengharapan 3. Dukungan

Emosional

4. Dukungan Informasi

(26)

40

2. Definisi Operasional Dukungan Keluarga

No Variabel Definisi

Operasional Alat Ukur Hasil ukur Skala

(27)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penilian ini adalah deskriptif. Dalam penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi dukungan keluarga pada remaja putri menghadapi menstruasi pertama (menarche) di SMP Negeri 2 Stabat.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

2.1Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri di SMP Negeri 2 Stabat. Jumlah remaja putri di SMP Negeri 2 sebanyak 215 siswa, remaja putri yang sudah mengalami menstruasi sebanyak 114 siswa.

2.2Sampel Penelitian

Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data, dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi (Siregar, 2013). Teknik sampel yang digunakan adalah Stratified random sampling yaitu dengan cara mengidentifikasi karakteristik umum dari anggota populasi, kemudian menentukan strata atau lapisan dari jenis karakteristik unit tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jumlah sampel yang dibutuhkan berdasarkan rumus Slovinsebagai berikut :

(28)

42

n = 114 : 2,14 = 53,2 sampel penelitian sebanyak 53 siswa.

keterangan : n : besar sampel N : besar populasi

(d)2 : tingkat kepercayaan atau ketetapan yang diinginkan (0,1) Sehingga didapat jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 53 orang dan setiap kelas diwakili menggunakan rumus :

=

Keterangan :

ni : jumlah anggota sampel menurut stratum n : jumlah anggota sampel seluruhnya

Ni : jumlah anggota populasi menurut stratum N : jumlah anggota populasi seluruhnya

No Kelas 1. VII. 1

2. VII. 2

3. VII. 3

4. VII. 4

5. VII. 5

6. VII. 6

(29)

43

7. VII. 7

8. VII. 8

9. VII. 9

Adapun kriteria inklusi yang dapat menjadi sampel penelitian 1. Remaja yang sudah menstruasi

2. Remaja kelas VII SMP 3. Remaja yang beragama islam 4. Bersedia menjadi responden 3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Stabat. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Stabat karena ciri-ciri subjek remaja putri tersebut sesuai dengan syarat penelitian dan belum pernah dilakukan penelitian dengan topik seperti peneliti lakukan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September 2015 – Juni 2016 yang meliputi pengajuan judul, penelusuran pustaka, bimbingan proposal, seminar proposal, pengumpulan data, analisis data hingga sidang hasil penelitian. 4. Pertimbangan Etik

(30)

44

dilakukannya penelitian dengan menekankan masalah etik penelitian (Hidayat, 2007) :

1. Anonimity (Tanpa Nama)

Masalah etik keperawatan merupakan masalah yang memberi jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menulis kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

2. Beneficience (Asas Kemanfaatan)

Penelitian sangat mempertimbangkan manfaat dan resiko yang mungkin terjadi. Jika manfaat yang diperoleh lebih besar dari pada resiko maka penelitian boleh dilaksanakan. Selain itu, penelitian yang dilakukan tidak boleh membahayakan dan harus menjaga kesejahteraan manusia.

3. Informed Consent

Subjek dalam penelitian ini harus menyatakan kesediaannya mengikuti penelitian dengan mengisi informed consent. Hal ini juga merupakan bentuk kesukarelaan dari subjek penelitian untuk ikut serta dalam penelitian.

4. Confidentiality (Aspek Kerahasiaan)

(31)

45

5. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan instrument pengumpulan data berupa kusioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto,2010). Instumen penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori, karena instrumen dibuat sendiri oleh peneliti maka peneliti akan melakukan uji validitas. Instrumen penelitian terdiri dari 2 bagian yaitu data demografi, dan dukungan keluarga pada remaja putri menghadapi menarche.

Bagian petama yaitu kusioner data demografi ini meliputi usia terjadinya menarche, anak ke dan dari berapa saudara,pekerjaan orang tua, dan penghasilan orang tua.

Bagian kedua yaitu kusioner untuk dukungan keluarga terdapat 29 pernyataan yang meliputi pernyataan 1-7 mengenai dukungan keluarga nyata, pernyataan 8-15 mengenai dukungan keluarga pengharapan, pernyataan 16-21 mengenai dukungan keluaga emosional dan pernyataan 22-29 mengenai dukungan keluarga informasi. Penilaian menggunakan skala likert, dengan jawaban selalu (SL) : 4, sering (SR) : 3, kadang-kadang (KD) : 2, tidak pernah (TP) : 1. Total skor yang tertinggi 116 dan terendah 29.

(32)

46

dukungan keluarga (baik, cukup, kurang). Menggunakan p = 29 dan nilai terendah 29 sebagai batas interval pertama, data tentang dukungan keluarga sebagai berikut :

87 - 116 = Baik 58 – 86 = Cukup 29 – 57 = Kurang 6. Validitas dan Reabilitas

(33)

47

melalui item pertanyaan dalam tes (Sukardi, 2009). Pernyataan yang tidak valid akan langsung diganti oleh peneliti sesuai dengan petunjuk dari ahli. Terdapat 4 item kusioner yaitu kusioner dukungan keluarga nyata terdiri dari 7 pernyataan, kusioner dukungan keluarga pengharapan terdiri dari 8 pernyataan, dukungan keluarga emosional terdiri dari 6 pernyataan, dan dukungan keluarga informasi terdiri dari 8 pernyataan.

Uji reliabilitas menurut Nazir (2011) merupakan bila suatu alat ukur mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya, jika alat ukur itu mantap, dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut stabil, dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictability). Kemudian peneliti melakukan uji reliabilitas lagi pada 30 orang remaja putri di Sekolah lain yaitu SMP Negeri 4 Stabat yang sesuai dengan kriteria penelitian, dengan menggunakan sistem komputerisasi teknik cronbach alpha (α) Dikatakan reliabilitas jika nilai α > 0,6 (Siregar, 2013). Dengan hasil uji memiliki nilai reabilitas 0,755 sehingga dapat disimpulkan bahwa kusioner yang digunakan penelitian ini adalah realibel.

7. Penggumpulan Data

(34)

48

masuk kedalam kelas calon responden. Pertama-tama guru memperkenalkan peneliti, dan peneliti memperkenalkan diri. Setelah itu peneliti menjelaskan tujuan, manfaat, dan cara pengisian kusioner pada calon responden. Setelah itu peneliti menyebutkan kriteria yang dapat menjadi responden peneliti yaitu beragama islam, dan sudah menstruasi. Bagi siswa yang tidak tergolong dalam kriteria calon responden diminta untuk keluar dari kelas. Calon responden yang bersedia dan sesuai dengan kriteria, diminta untuk menandatangani informed consent dan jika ada yang kurang jelas calon responden diberi kesempatan untuk bertanya selama proses pengumpulan data. Kemudian responden diberikan waktu 15 menit untuk mengisi kusioner dan tahapan ini dilakukan untuk setiap kelas. 8. Analisa Data

Setelah data kusioner sudah terkumpul, maka dilakukan pengolahan data melalui beberapa tahap. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya :

1. Editing

(35)

49

2. Coding

Kusioner yang telah diedit atau disunting selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk kalian atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

3. Entri data

Data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan kedalam program atau software komputer.

4. Cleaning

Semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

(36)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai dukungan keluarga pada remaja putri menghadapi menstruasi pertama (menarche) di SMP Negeri 2 Stabat. Pelaksanaan penelitian ini di lakukan pada tanggal 17 Maret 2016, responden dalam penelitian ini adalah remaja putri yang sudah menstruasi, beragama islam dan kelas VII dengan jumlah responden sebanyak 53 orang.

5.1.1 Karakteristik Responden

(37)

51

(38)

52

Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Keluarga pada Remaja Putri Menghadapi Menstruasi Pertama (menarche) di SMP Negeri 2 Stabat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi dan persentase dukungan keluarga pada remaja putri dalam kategori baik. Secara keseluruhan dukungan keluarga dalam kategori baik (64,15%).

Kategori Frekuensi Persentase

Dukungan Keluarga

Baik 34 64,15%

Cukup 17 32,07%

Kurang 2 3,77%

Total 53 100%

Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Nyata, Dukungan Pengharapan, Dukungan Emosional dan Dukungan Informasi pada Remaja Putri Menghadapi Menstruasi Pertama (menarche) di SMP Negeri 2 Stabat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi dan persentase untuk dukungan nyata dalam kategori baik (50,94%), dukungan pengharapan dalam kategori baik (58,49%), dukungan emosional dalam kategori baik (50,94%) dan dukungan infomasi dalam kategori baik (56,60%).

Kategori Frekuensi Persentase

(39)

53

5.1.2 Dukungan Nyata Keluarga pada Remaja Menghadapi Menstruasi

Pertama (menarche) di SMP Negeri 2 Stabat

Hasil menunjukan bahwa 39,62% responden selalu keluarga menyediakan pembalut ketika haid, 41,51% reponden selalu keluarga menyediakan makanan bergizi yang dibutuhkan remaja ketika haid seperti makanan yangh mengandung zat besi, 30,19% sering keluarga mengajarkan untuk istirahat ketika haid untuk mengurangi rasa nyeri haid, 33,96% sering keluarga mengajarkan cara menggunakan pembalut ketika haid, 52,83% selalu keluarga mengajarkan cara

(40)

54

mencuci pembalut yang benar, 71,70% keluarga mengajarkan cara mandi wajib ketika selesai haid, dan 37,73% kadang-kadang keluarga menyiapkan obat/minuman herbal untuk menghilangkan nyeri.

Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Nyata Keluarga

pada Remaja Menghadapi Menstruasi Pertama (menarche)

No Pernyataan Tidak

1. Keluarga menyediakan pembalut ketika saya haid 2. Keluarga menyediakan makanan

bergizi yang saya butuhkan ketika haid seperti makanan yang mengandung zat besi mengurangi rasa nyeri haid

8

(41)

55

obat/minuman herbal untuk menghilangkan nyeri

37,73% 37,73% 15,10% 9,43%

5.1.3 Dukungan Pengharapan Keluarga pada Remaja Putri Menghadapi

Menstruasi Pertama (menarche) di SMP Negeri 2 Stabat

(42)

56

Tabel 5.1.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Pengharapan Keluarga pada Remaja Putri Menghadapi Menstruasi Pertama (menarche)

8. Keluarga menanyakan kepada saya masalah apa yang saya untuk menjaga kebersihan organ kewanitaan guna memelihara kesehatan reproduksi

10. Keluarga mengingatkan saya agar jangan bergaul bebas dengan laki-laki

12. Keluarga mendengarkan keluh kesah saya ketika menstruasi dating seperti saya mengalami payudara membengkak, sakit pinggang, dan pusing-pusing menandakan bahwa saya sudah

(43)

57

5.1.4 Dukungan Emosional Keluarga pada Remaja Putri Menghadapi

Menstruasi Pertama (menarche) di SMP Negeri 2 Stabat

Hasil menunjukkan bahwa 43,40% tidak pernah keluarga merasakan masalah yang dirasakan ketika sedang haid, 69,81% selalu keluarga membimbing ketika sudah haid harus menutup aurat dan tidak boleh dekat-dekat dengan laki-laki, 39,62% sering keluarga peduli ketika nyeri haid muncul, 69,81% selalukeluarga memberi nasehat agar menjaga sikap dan perilaku ketika haid, 35,85% kadang-kadangkeluarga memberikan kasih sayang ketika mengalami nyeri haid, dan 33,96% kadang-kadang keluarga menjaga perasaan ketika haid mengalami perubahan emosional seperti mudah tersinggung, gampang marah, gelisah dan cemas.

Tabel 5.1.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Emosional Keluarga pada Remaja Putri Menghadapi Menstruasi Pertama (menarche)

16. Keluarga merasakan masalah yang saya rasakan ketika haid

(44)

58

17. Keluarga membimbing saya ketika sudah haid harus menutup

18. Keluarga peduli ketika nyeri haid saya muncul 19. Keluarga memberi nasehat

kepada saya agar saya menjaga

20. Keluarga memberikan kasih sayang ketika saya mengalami nyeri haid

21. Keluarga menjaga perasaan ketika haid saya mengalami perubahan emosional seperti mudah tersinggung, gampang marah, gelisah dan cemas

5.1.5 Dukungan Informasi Keluarga pada Remaja Putri Menghadapi

Menstruasi Pertama (menarche) di SMP Negeri 2 Stabat

(45)

59

keluarga memberitahukan haid pertama akan ada haid kedua dan haid terjadi dalam satu bulan sekali, 75,47% selalu keluarga memberitahukan bahwa selesai haid harus mandi wajib, 62,26% selalukeluarga memberitahukan informasi aturan tidak boleh melaksanakan shalat dan puasa pada saat mendapat haid, dan 39,62% kadang-kadang keluarga mencari informasi tentang cara-cara untuk mengatasi nyeri haid.

Tabel 5.1.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan

InformasiKeluarga pada Remaja Putri Menghadapi Menstruasi

Pertama (menarche)

22. Keluarga memberitahukan bahwa keluarnya darah pada kemaluan adalah haid

23. Keluarga memberitahukan ketika haid ada rasa nyeri di payudara, sakit pinggang, dan pusing-pusing

24. Keluarga memberitahukan ketika haid harus memakai pembalut

2 25. Keluarga memberitahukan ketika

(46)

60

haid pertama akan ada haid kedua dan haid terjadi dalam satu bulan sekali

7,55% 11,32% 30,19% 50,94%

27. Keluarga memberitahukan bahwa selesai haid harus mandi wajib

2

informasi aturan tidak boleh melaksanakan shalat dan puasa pada saat mendapat haid

29. Keluarga mencari informasi untuk saya tentang cara-cara untuk mengatasi nyeri haid

5

5.2.1 Dukungan Keluarga pada Remaja Putri Menghadapi Menstruasi

Pertama (menarche) di SMP Negeri 2 Stabat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan keluarga remaja putri menghadapi menstruasi pertama (menarche) adalah baik (64,15%). (Friedman, 2010), menyatakan bahwa keluarga lazimnya berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotanya.Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung, selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika dibutuhkan.

(47)

61

dorongan keingintahuan anak (Ali, 2009). Hal seperti ini dikemukakan oleh (Friedman, 2010), menyebutkan bahwa ada 4 fungsi dukungan keluarga yaitu dukungan informasi, dukungan emosional, dukungan pengharapan dan dukungan instrumental. Dengan adanya dukungan keluarga dalam kategori baik maka akan mampu membantu remaja putri di SMP Negeri 2 Stabat dalam menghadapi menarche. Seperti yang telah dikemukakan oleh Kuntjoro (2002), bahwa dukungan keluarga dapat meningkatkan kesejahteraan psikologi dan penyesuaian diri dengan rasa memiliki, meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, dapat mengelola stress dan tekanan serta dapat meningkatkan produktifitas.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 12 tahun sebanyak 28 orang (52,83%). Hal ini dikarenkaan pada saat itu banyak terjadi perubahan-perubahan fisik maupun psikologis pada remaja putri yang akan menghadapi menarche. Menurut Kartono (2006) semakin dini menarche terjadi pada seorang gadis, semakin belum siap ia menerima pertiwa haid tersebut. Dengan adanya informasi yang salah mengenai menarche yang kemudian dikembangkan menjadi suatu reaksi fantasi yang tidak nyata, maka proses menstruasi tersebut bersifat negatif. Gejala yang seing terjadi dan sangat mencolok pada peristiwa menarche ialah kecemasan atau ketakutan.

(48)

62

seseorang akan menyebabkan orang tersebut mudah mengalami kecemasan, semakin tingkat pendidikannya tinggi akan berpengaruh terhadap kemampuan berfikir.

5.2.2 Dukungan Nyata Keluarga pada Remaja Putri Menghadapi Menarche

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan nyata terhadap remaja putri adalah baik (50,94%).Menurut Cohen & Mac Kay (1984 dalam Niven, 2000), dukungan nyata meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial, dan material. Suatu kondisi benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah praktis, termasuk didalamnya seperti seseorang yang akan mengalami menstruasi pertama (menarche). Berdasarkan hasil penelitian menunjukan 39,62% responden selalu keluarga menyediakan pembalut ketika remaja haid, 41,51% responden selalu keluarga menyediakan makanan bergizi yang dibutuhkan remaja ketika haid seperti makanan yang mengandung zat besi, 37,73% responden kadang-kadang keluarga menyiapkan obat/minuman herbal untuk menghilangkan nyeri haid. Hal ini sesuai dengan pendapat Ningrat (1990 dalam Elfrida 2008), bahwa pada hakekatnya manusia itu adalah makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.

(49)

63

selesai haid. Hal ini sesuai dengan pendapat (Astuti, 2003), bahwa pendidikan seputar menstruasi mempengaruhi kesiapan anak perempuan menjelang remaja untuk menghadapi menarche. Oleh karena itu, pendidikan seputar menstruasi disarankan untuk ditetapkan bagi anak remaja perempuan yang belum mengalami menstruasi sebagai salah satu cara untuk menumbuhkan kesiapan menghadapi menarche.

Dukungan yang diberikan orang tua (khususnya ibu) juga dipengaruhi oleh usia. Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga lainnya adalah kelas ekonomi sosial orang tua. Kondisi ini terbukti dengan hasil penelitian dilapangan, dimana 28 orang (52,83%) mempunyai penghasilan berkisar Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000. dimana kelas menengah suatu hubungan yang lebih adil mungkin ada, sementara dalam keluarga kelass bawah hubungan yang lebih otoritas atau otokrasi. Selain mempunyai tingkat dukungan, afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi dari pada otang tua dengan kelas sosial rendah (Akhmadi, 2010).

5.2.3 Dukungan Pengharapan Keluarga pada Remaja Putri Menghadapi

Menarche

(50)

64

seperti mengalami payudara membengkak, sakit pinggang, dan pusing-pusing, 39,62% responden selalu keluarga memotivasi remaja agar tidak malu ketika haid karena itu menandakan bahwa sudah memasuki remaja. Hal ini sesuai dengan pendapat Cohen & Mc Kay (1984 dalam Niven, 2000), individu harus mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi pengharapan positif individu kepada individu lainnya, penyemangat dan persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan seseorang. Dalam dukungan pengharapan kelompok dukungan dapat mempengaruhi persepsi individu akan ancaman dan juga menyangga orang-orang untuk melawan stress dengan membantu mengidentifikasi bahwa situasi tersebut sebagai ancaman kecil

Dari hasil analisa juga diketahui bahwa selalu keluarga mengingatkan remaja untuk menjaga kebersihan organ kewanitaan guna memelihara kesehatan reproduksi 75,41%, 56,60% responden selalu keluarga mengingatkan agar jangan bergaul bebas dengan laki-laki, 62,25% responden selalu keluarga membimbing remaja tentang cara mandi wajib selesai haid, dan 58,49% reponden selalu keluarga mengingatkan remaja bahwa mereka sudah memasuki masa remaja. Hal ini sesuai dengan pendapat (Friedman, 2010), keluarga bertindak sebagai bimbingan upan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai sumber validator indentitas keluarga.

(51)

65

5.2.4 Dukungan Emosional Keluarga pada Remaja Putri Menghadapi

Menarche

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan emosional terhadap remaja putri adalah baik (50,94%). Berdasarkan hasil penelitian, 43,40% responden tidak pernah keluarga merasakan masalah yang dirasakan ketika sedang haid, 39,62% responden sering keluarga peduli ketika nyeri haid muncul dan 33,96% responden kadang-kadang keluarga menjaga perasaan ketika haid mengalami perubahan emosional seperti mudah tersinggung, gampang marah, gelisah dan cemas. Hal ini sesuai dengan pendapat Mc Kay (1998 dalam Niven, 2000), dukungan emosional memberikan individu merasa dicintai meskipun saat mengalami suatu masalah, bantuan dalam bentuk semangat, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa nyaman.

(52)

66

5.2.5 Dukungan Informsi Keluarga pada Remaja Putri Menghadaoi

Menarche

Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan informasi terhadap remaja putri adalah baik (56,60%). Berdasarkan hasil penelitian 47,17% responden selalu keluarga memberitahukan bahwa keluarnya darah dari kemaluan adalah haid, 30,19% responden selalu keluarga memberitahukan ketika haid ada rasa nyeri dipayudara, sakit pinggang, dan pusing-pusing, 56,60% responden selalu keluarga memberitahukan ketika haid harus memakai pembalut, 50,94% responden selalu keluarga memberitahukan bahwa haid pertama akan ada haid kedua dan terjadi dalam satu bulan sekali, dan 60,38% responden selalu keluarga memberitahukan ketika haid harus menjaga kebersihan kemaluan seperti sering mengganti pembalut. Hal ini sesuai dengan pendapat (Mardillah, 2014) dalam penelitiannya bahwa orang tua merupakan hal yang penting dalam pemberian perhatian dan informasi mengenai kesehatan reproduksi terkhusus tentang menarche yang akan lebih menambah informasi serta pengetahuan agar remaja putri lebih mengerti dan dapat menerima serta mengatasi permasalahan yang dialami saat menarche.

(53)

67

(54)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 17 maret 2016 sampai 28 juli 2016, yang bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana dukungan keluarga pada remaja putri menghadapi menstruasi pertama (menarche) di SMP Negeri 2 Stabat, dengan jumlah reponden 53 orang .

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan keluarga yang diberikan keluarga terhadap remaja putri menghadapi menstruasi pertama (menarhce) adalah baik (64,15%). Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa (50,94%) remaja mendapatkan dukungan nyata yang baik dari keluarga, (58,49%) remaja mendapatkan dukungan pengharapan yang baik dari keluarga, (50,94%) remaja mendapatkan dukungan emosional yang baik dari keluarga dan (56,60%) remaja mendapatkan dukunagn informasi yang baik dari keluarga. Dengan adanya dukungan keluarga yang baik maka akan mampu membantu remaja putri di SMP Negeri 2 Stabat dalam menghadapi menarche.

6.2 Saran

Saran yang dapat ddiberikan setelah menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Institusi Pendidikan

(55)

69

penyuluhan mengenai pengetahuan kepada keluarga untuk memberikan dukungan pada remaja putri terkait menstruasi pertama (menarche)

2. Bagi Pelayanan Keperawatan

Dalam melakukan pelayanan keperawatan, perawat dapat memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai pemberian dukungan pada remaja putri menghadapi menstruasi pertama (menarche)

3. Bagi Penelitian Keperawatan

(56)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Remaja

1.1Pengertian Remaja

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja (adolescence) adalah mereka yang berusia 10-19 tahun sebagai suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya (pubertas) sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan anak muda (youth) untuk usia 15-24 tahun. Ini kemudian disatukan dalam terminologi kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24 tahun (WHO, 2013). Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan setiap individu yaitu merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Santrock (2003) membagi masa remaja menjadi dua fase yaitu yang disebut “masa remaja awal” atau “pre

adolence” yang berkisar antara 12-15 tahun dan “masa remaja akhir” atau

“late adolensence” antara usia 15-18 tahun (Kusmiran, 2011). Menurut

Gunarsa (2001), defenisi remaja dapat ditinjau dari 3 sudut pandang, yaitu: 1. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun sampai 20-21 tahun

(57)

8

3. Secara psikologis, remaja merupakan masa dimana individu mengalami perubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial, dan moral, diantara masa kanak-kanak menuju masa dewasa.

Remaja adalah masa transisi dari kanak-kanak ke masa dewasa atau usia belasan tahun, atau seseorang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur mudah terangsang perasaan. Batasan usianya adalah 10-19 tahun dan belum menikah (Sarwono, 2007). Masa remaja merupakan masa dimana individu mengalami transisi perkembangan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik, usia dimana individu mulai berhubungan dengan masyarakat, dan telah mengalami perkembangan tanda-tanda seksual, pola psikologis, dan menjadi lebih mandiri. Masa remaja adalah masa yang penting dalam perjalanan kehidupan manusia (Kusmiran, 2011).Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut :

a. Masa remaja awal/dini (Early adolescence) : umur 11-13 tahun b. Masa remaja pertengahan (Middle adolescence) : umur 14-16 tahun c. Masa remaja lanjut (Late adolescence) : umur 17-20 tahun

1.2Ciri-ciri Pertumbuhan Somatik Remaja

Pertumbuhan somatik pada masa remaja mempunyai ciri-ciri tersendiri yaitu

(58)

9

2. Perubahan somatik sangat bervariasi dalam umur saat mulai dan berakhirnya, kecepatan dan sifatnya, tergantung pada masing-masing individu

3. Walaupun terdapat variasi dalam umur saat timbulnya perubahan-perubahan selama pubertas, tetapi setiap remaja mengikuti sikuen yang sama dalam pertumbuhan somatiknya 4. Timbulnya ciri-ciri seks sekunder merupakan manifestasi

somatik dari aktifitas gonad

5. Terdapat kecenderungan sekular yang disebabkan oleh adanya perbaikan gizi dan lingkungan. Tetapi pada 30 tahun terakhir kecenderungan ini telah mencapai plateau

Terdapat ciri yang pasti dari pertumbuhan somatik pada remaja, yaitu peningkatan masa tulang, otot, massa lemak, kenaikkan berat badan, perubahan biokimia, yang terjadi pada kedua jenis kelamin baik laki-laki maupun perempuan walaupun polanya berbeda. Salain itu terdapat kekhususan (sex specific), seperti pertumbuhan payudara pada remaja perempuan dan rambut muka (kumis, jenggot) pada remaja laki-laki.

1.3Pertumbuhan pada remaja perempuan

a. Pertumbuhan tinggi badan, tulang dan gigi

(59)

10

(peak height velocity/PHV) dengan kecepatan sekitar 8 cm/tahun (6-10,5 cm). Kecepatan maksimal dicapai 6-12 bulan sebelum menarche dan ini dipertahankan hanya untuk beberapa bulan. Kemudian kecepatan pertumbuhan linier mengalami deselerasi untuk 2 tahun berikutnya atau lebih, keadaan ini sesuai dengan TKS 4.

Gambaran yang paling dini dan terpenting dari pertumbuhan tulang pada remaja perempuan adalah pertumbuhan pada lebar panggul selama pubertas. Pertumbuhan pelvis dan panggul (diukur pada diameter bi-iliacal) secara kuantitatif hampir sama dengan remaja laki-laki. Tetapi, karena pertumbuhan remaja perempuan lebih kecil pada berbagai dimensi tubuhnya, maka lebar panggul tampak tidak proposional (tampak lebih besar) daripada laki-laki.

b. Pertumbuhan berat badan

(60)

11

c. Pertumbuhan organ reproduksi

Pada remaja perempuan tanda pubertas pertama pada umumnya adalah pertumbuhan payudara stadium 2 atau disebut dengan breast bud yaitu terdiri dari penonjolan putting disertai pembesaran daerah areola seikat 8-12 tahun. Haid pertama (menacrche) terjadi pada stadium lanjut pubertas dan sangat bervariasi pada umur berapa masing-masing individu mengalaminya, rata-rata pada umur 10,5-15,5 tahun.

d. Perubahan Psikososial Selama Pubertas

Karakteristik periode remaja awal(Early adolescence)ditandai oleh terjadinya perubahan-perubahan psikologis seperti :

a. Krisis identitas, b. berpakaian. c. Jiwa yang labil,

d. Meningkatnya kemampuan verbal untuk ekspresi diri, e. Pentingnya teman dekat/sahabat,

f. Berkurangnya rasa hormat terhadap orangtua, g. kadang-kadang berlaku kasar,

h. Menunjukkan kesalahan orangtua,

i. Mencari orang lain yang disayangi selain orangtua, j. Kecenderungan untuk berlaku kekanak-kanakan, dan

(61)

12

Pada fase remaja awal mereka hanya tertarik pada keadaan sekarang, bukan masa depan, sedangkan secara seksual mulai timbul rasa malu, ketertarikan terhadap lawan jenis tetapi masih bermain berkelompok dan mulai bereksperimen dengan tubuh seperti masturbasi. Selanjutnya pada periode remaja awal, anak juga mulai melakukan eksperimen dengan rokok, alkohol, atau narkoba. Peran peer groupsangat dominan, mereka berusaha membentuk kelompok, bertingkah laku sama, berpenampilan sama, mempunyai bahasa dan kode atau isyarat yang sama.

Periode selanjutnya adalah (middle adolescence) yang ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan sebagai berikut,

a. Mengeluh orangtua terlalu ikut campur dalam kehidupannya, b. Sangat memperhatikan penampilan,

c. Berusaha untuk mendapat teman baru,

d. Tidak atau kurang menghargai pendapat orangtua, e. Sering sedih/moody

f. Mulai menulis buku harian,

g. Sangat memperhatikan kelompok main secara selektif dan kompetitif, dan

(62)

13

perhatian terhadap lawan jenis. Sudah mulai mempunyai konsep role modeldan mulai konsisten terhadap cita-cita.

Periode (late adolescence) ditandai oleh tercapainya maturitas fisik secara sempurna. Perubahan psikososial yang ditemui antara Lain : a. Identitas diri menjadi lebih kuat,

b. Mampu memikirkan ide,

c. Mampu mengekspresikan perasaan dengan kata-kata, d. Lebih menghargai orang lain,

e. Lebih konsisten terhadap minatnya, f. Bangga dengan hasil yang dicapai, g. Selera humor lebih berkembang, dan h. Emosi lebih stabil

Pada fase remaja akhir lebih memperhatikan masa depan, termasuk peran yang diinginkan nantinya. Mulai serius dalam berhubungan dengan lawan jenis, dan mulai dapat menerima tradisi dan kebiasaan lingkungan

2. Menarche

2.1Pengertian Menarche

(63)

14

Menarche merupakan suatu tanda awal adanya perubahan lainseperti pertumbuhan payudara, pertumbuhan rambut daerah pubis, dan aksila, serta distribusi lemak pada daerah pinggul.

Menstruasi pertama (menarche) merupakan menstrusi awal yang biasa terjadi pada rentang usia sepuluh tahun sampai enam belas tahun, atau pada masa awal remaja dan sebelum memasuki masa reproduksi. Menstruasi pertama (menarche) merupakan peristiwa terpenting yang terjadi pada masa remaja (Llewellyn-jones, 2005).

Menarche salah satu tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan didalam dirinya dan juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik, biologi, psikologik maupun sosial, harus dihadapi oleh remaja karena ini merupakan masa yang sangat penting karena merupakan masa peralihan kemasa dewasa (Moersintawati, 2008).

2.2Pengertian Menstruasi

Menstrusi adalah perdarahan peridik dan siklik dari uterus disertai dengan pengelupasan (deskuamasi) endoometrium (Proverawati & Misaroh, 2009).

(64)

15

2.3Usia terjadi Menstruasi

Usia saat seorang anak perempuan mulai mendapat menstruasi sangat bervariasi. Terdapat kecendrungan bahwa saat anak mendapat menstruasi yang pertama kali pada usia lebih muda. Ada yang berusia 12 tahun saat ia mendapat menstruasi pertama kali, tapi ada juga yang 8 tahun sudah memulai siklusnya. Bila usia 16 tahun baru mendapat menstruasi pun dapat terjadi disebut amenore skunder. Umumnya, remaja yang mengalami menarche pada umur 12-16 tahun (Proverawati & Misaroh, 2009).

2.4Fisiologi Menstruasi

a. Stadium Menstruasi

Stadium ini berlangsung selama 3-7 hari. Pada saat itu, endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan. Hormon-hormon ovarium berada pada kadar paling rendah.

b. Stadium Proliferasi

(65)

16

tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi).

c. Stadium Sekresi

Stadium sekresi berlangsung 11 hari. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progresteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim). d. Stadium Premenstruasi

Stadium yang berlangsung selama 3 hari. Ada infiltrasi sel-sel darah putih, bisa sel bulat. Stroma mengalami disintegrasi dengan hilangnya cairan dan sekret sehingga akan terjadi kolaps dari kelenjar dan arteri. Pada saat ini terjadi vasikontriksi, kemudian pembuluh darah itu berelaksasi dan akhirnya pecah (Kusmiran, 2011).

2.5Faktor-faktor Terjadinya Menstruasi

a. Faktor Hormon

(66)

17

b. Faktor Enzim

Enzim hidrolik yang terdapat dalam endometrium merusak sel yang berperan dalam sintesis protein, yang mengganggu metabolism sehingga mengakibatkan regresi dan endometrium dan perdarahan.

c. Faktor Vaskular

Saat fase proliferasi, terjadi pembentukan system vaskularisasi daalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena, dan hubungan di antara keduanya. Dengan regresi endometrium, timbul statis dalam vena-vena serta saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematoma, baik dari arteri maupun vena.

d. Faktor Prostaglandin

Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2. Dengan adanya desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebutkan kontraksi miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid (Kusmiran, 2011).

2.6Perubahan-perubahan Psikologis pada Menstruasi

(67)

18

a. Anoreksia Nervosa

Anoreksia berarti hilangnya nafsu makan (rasa lapar) yang bersifat patologis. Jadi anoreksia nervosa adalah hilangnya nafsu makan (rasa lapar) yang disebabkan oleh faktor penyimpangan emosional. Keadaan ini menjadi serius bila tidak ditangani, karena bisa menyebabkan kematian akibat kelaparan.

b. Bulimia

Bulimia merupakan salah satu kelainn emosional yang ditandai pola makan yang berlebihan dan berbahaya. Keadaan ini sering terjadi pada remaja atau orang dewasa. Gejala-gejala bulimia yaitu kekhawatiran yang luar biasa terhadap berat badan, sehingga siklus makannya tidak terkontrol dan apabila selesai makan dia selalu memuntahkan sehingga dia akan makan lagi dalam sikluas yang tak terkontrol juga.

c. Cemas

(68)

19

d. Depresi

Depresi merupaakan salah satu bagian ganggan emosi yang sering terjadi pada wanita. Depresi ditandai dengan adanya perasaan sedih yang berkepanjangan, kehilangan fokus perhatian, tidak mampu dalam konsentrasi, ingin bunuh diri, sulit tidur, cemas, nafsu makan kurang, berat badan menurun, merasa lelah dan kesepian, tidak berharga, rasa bersalah, tak mau bicara dengan orang lain, dan menutup diri.

e. Stres

Stres merupakan keadaan yang membuat tubuh untuk memproduksi hormon adrenalin yang berfungsi mempertahan diri. Stres adalah keadaan tertekan, namun stres ringan dapat berfungsi mendorong orang berfikir dan berusaha lebih cepat sehingga bisa menjawab tantangan sehari-hari. Namun apabila stresnya dalam kategori beran dapat menimbulkan gangguan kesehatan fisik dan mental.

f. Disleksia (Kesulitan Membaca)

Seseorang yang menderita disleksia merupakan orang yang mengalami kesulitan belajar membaca. Kelainan ini diakibatkan ketidakmampuan menghubungkan antara lisan dan tulisan.

g. Ketidakmatangan Emosi

(69)

20

dimana wanita cenderung menjadi pemarah, mudah tersinggung, atau cepat merasa lelah.

h. Ambivalen dan Insomnia

Kondisi ambivalen sering terjadi pada wanita, dimana dia selalu kesulitan untuk mengambil sikap atau setiap perubahan yang terjadi pada dirinya. Adapun pada insomnia ialah kesulitan memejamkan mata, kesulitan tidur dan selalu terjaga malam hari dan sering dialami wanita hamil dan menopouse.

2.7Larangan Bagi Wanita yang Sedang Haid

Kondisi seorang wanita sedang mendapat haid telah disepakati para ulama sebagai kondisi hadas besar yang mewajibkan mandi setelah sucinya dari haid dan kepadanya berlaku beberapa hukum laranganuntuk melakukan beberapa perbuatan yang didasari oleh dalil-dalil syar'i. Di antara hal-hal yang terlarang dilakukan oleh seorang yang sedang haid adalah:

a. Shalat.

Dasar Hukum :

(70)

21

sebagian dari waktunya yang cukup untuk mengerjakan satu rakaat sempurna, baik pada awal atau akhir waktunya.

Contoh pada awal waktu, seorang wanita haid setelah matahari terbenam tetapi ia sempat mendapatkan waktu sebanyak satu rakaat dari waktunya. Maka wajib baginya mengqada salat magribtersebut setelah suci, karena ia telah mendapatkan sebagian dari waktunya yang cukup untuk satu rakaat sebelum datangnya haid.

Adapun contoh pada akhir waktu: seorang wanita suci dari haid sebelum matahari terbit dan masih sempat mendapatkan satu rakaat dari waktunya. Maka wajib baginya mengqada salat subuh tersebut setelah bersuci, karena ia masih sempat mendapatkan sebagian dari waktunya yang cukup untuk satu rakaat. Namun jika wanita yang haid mendapatkan sabagian dariwaktu salat yang tidak cukup untuk satu rakaat sempurna; seperti kedatangan haid.

(71)

22

rakaat dari waktu Isya’ apakah wajib baginya mengerjakan

shalat Magrib bersama Isya’. Terdapat perbedaan pendapat di

antarapara ulama dalam masalah ini dan yang benar, bahwa tidak wajib baginya kecuali shalat yang didapatkan sebagian waktunya saja yaitu shalat Asar dan shalat Isya’.

b. Puasa

Dasar Hukum :

Diharamkan bagi wanitayang sedang haid berpuasa, baik puasa wajib maupun sunnah, dan tidak sah puasa yang dilakukannya. Akan tetapi ia berkewajiban mengqada puasa yang wajib. Jikaseorang wanita kedatangan haid ketika berpuasa maka batallah puasanya, sekalipun hal ituterjadi sesaat menjelang Magrib, dan wajib baginya mengqada puasahari itu, jika puasa tersebutpuasa wajib. Namun jika ia merasakan tanda-tanda akan datangnya haidsebelumnya, tetapi darah baru keluar setelah Magrib, makamenurut pendapat yang sahih bahwa puasanya itu sempurna dan tidak batal, alasannya, darah yang masih dalam rahim belum ada hukumnya. Demikian pula masalah haid, tidak berlaku hukum-hukumnya kecuali dengan melihatadanya darah keluar, bukan dengan tanda-tanda akan keluarnya.

c. Tawaf

(72)

23

tawafnya, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

kepada Aisyah:

Adapun kewajiban lainnya seperti sa’i antara Safa dan Marwah,

wukuf di Arafah, bermalam di Muzdalifah dan Mina, melempar jumrah dan amalan haji dan umrah, selain itu tidak diharamkan. Atas dasar ini, jika seorang wanita melakukan tawaf dalam keadaan suci, kemudian keluar darah haid langsung setelah tawaf

atau di tengah tengah melakukan sa’i, maka tidakapa-apa

hukumnya.

d. Membaca al-Qur’an

Bagi para wanita yang mentruasi dilarang menbaca al-Quran karena itu dianggap merusak pengagungan terhadap Allah SWT. Adapun berdzikir al-qur’an dan yang lainnya seperti nasehat -nasehat bukan tujuan membaca al-Qur’an seperti naik kendaraan. Hal ini diperbolehkan dengan catatan tidak dengan tujuan membaca al-Qur’an. Ada pendapat lainyang menyatakan bahwa perempuan yang sedang menstruasi tidak membaca al-Qur’an secara terucap kalau untuk kepentingan tertentu seperti untuk belajar. Apabila pembacaan dilakukan di dalam hati maka boleh saja.

e. Berdiam dalam masjid

(73)

24

disebutkan sebelumnya. Sangat tidak mungkin pada bahasan ini untuk menyebutkan dalil masing-masing mazhab. Bagi orang-orang yang melihat secara jeli dalil-dalil dalam masalah ini, dia akan mendapatkan sebuah dalil yang sahih dan gamblang bahwa tidak ada alasan sahih bagi orang yang mengatakan boleh berdiam didalam masjid bagi wanita yang haid.

f. Jima’ ( senggama)

Diharamkan bagi suami melakukan jima’ dengan istrinya

yang sedang haid, dan diharamkan bagi istri memberi kesempatan kepadasuaminya melakukan hal tersebut. Dalilnya firman Allah subhanahu wa ta'ala:

Yang dimaksud dengan “المحيض" dalam ayat di atas adalah

waktu haid atau tempat keluarnya darah haid, yaitu: farji (vagina), dan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam:

Umat Islam juga telah sepakat bahwa jima’ di dalam farji

(74)

25

mengatakan: “Imam Syafi'i berpendapat bahwa orang yang

melakukan hal itu telah berbuat dosa besar. dan menurutpara sahabat kami dan yang lainnya, orang yang melakukan senggama dengan istri yang sedang haid hukumnya kafir. Untuk menyalurkan sahwatnya, suami diperbolehkan melakukan selain jima’ (senggama), seperti berciuman, berpelukan dan bersebadan

pada selain daerah farji (vagina). Namun sebaiknya, jangan bersebadan pada daerah antara pusar dan lutut kecuali jika sang istri mengenakan kain penutup.

g. Talak

(75)

26

bagi suami mentalak istrinya sehingga jelas permasalahan tersebut. Jadi mentalak istri yang sedang haid haram hukumnya.

Dengan demikian, berdosalah seorang suami andaikata mentala istrinya yang sedang haid. Ia harus bertaubat kepada Allah SWT dan merujuk Istrinya untuk kemudian mentalaknya secara

syar’i sesuai dengan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Yakni,

setelah merujuk istrinya hendaklah ia membiarkannya sampai suci dari haid yang dialaminya ketika ditalak, kemudian haid lagi, setelah itu jika ia menghendaki dapat mempertahankannya atau mentalaknya sebelum digauli (Wahid, 2009).

3. Keluarga

3.1Pengertian Keluarga

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan-ikatan emosional serta mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998).

(76)

27

3.2Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut friedman (2010) terdapat empat fungsi keluarga meliputi :

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif adalah fungsi upaya pemenuhan kebutuhan akan kasih, sayang, pengertian, dan menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak terpenuhi. Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga yang dapat mempertahankan makna yang positif. Mempelajari dan mengembangkan fungsi afektif melalui interaksi serta hubungan dalam keluarga.

b. Fungsi sosialisasi

(77)

28

tetapi lebih kepada proses seumur hidup yang meliputi internalisasi sekumpulan nilai dan norma yang tepat agar dapat menjadi seorang remaja, suami/istri, orangtua, seorang pegawai yang baru kerja, kakek/nenek, mahasiswa, dan pensiunan.

c. Fungsi reproduksi

Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi

dan menjaga kelangsungan keluarga. Menjamin kontinuitas antar generasi keluarga dan masyarakat yaitu menyediakan anggota baru untuk masyarakat Leslie & Korman (1989 dalam Friendman, 2010). Pernikahan dan keluarga dirancang untuk mengatur dan mengendalikan perilaku seksual serta reproduksi. Sekarang, fungsi reproduksi telah dipisahkan dari keluarga. Keluarga pasca modern, keluarga didefinisikan dalam konteks pilihan dapat memilih dengan siapa saja Dunphy (2001 dalam Friendman, 2010).

d. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan

(78)

29

3.3Dukungan Keluarga

3.3.1 Pengertian Dukungan Keluarga

Menurut Sarwono (2008), dukungan adalah upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan kegiatan.

Bailon dan Maglaya dalam Sudiharto (2007) menyatakan bahwa keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka hidup dalam satu rumah tangga, melakukan interaksi satu sama lain menurut peran masing-masing, serta menciptakan dan mempertahankan suatu budaya. Keluarga juga dapat diartikan suatu kelompok yang terdiri dan dua orang atau lebih yang direkat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta tinggal bersama.

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, dan penerimaan terhadap tiap-tiap anggota keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika dibutuhkan (Friedman, 2010)

House dan Kahn dalam Friedman (2010) menerangkan bahwa keluarga memiliki empat fungsi dukungan diantaranya:

1. Dukungan emosional

(79)

30

Dukungan emosional keluarga merupakan bentuk atau jenis dukungan yang diberikan keluarga berupa perhatian, kasih sayang dan empati. Menurut Friedman (1998) dukungan emosional merupakan fungsi afektif keluarga yang mengalami halusinasi. Fungsi afektif keluarga merupakan fungsi internal keluarga dalam memenuhi kebutuhan psikososial anggota keluarga dengan saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan dan saling mendukung dan menghargai antar anggota keluarga.

2. Dukungan Informasi

Keluarga berfungsi sebagai sebuah pengumpul dan penyebar informasi. Menjelaskan tentang pemberian saran dan sugesti, informasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan tentang suatu masalah. Manfaat daridukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi. Dukungan informasi merupakan suatu dukungan atau bantuan yang diberikan oleh keluarga dalam bentuk memberikan saran atau masukan, nasehat atau arahan dan memberikan informasi-informasi penting yang sangat dibutuhkan oleh remaja putri.

3. dukungan instrumental

(80)

31

mendengarkan klien halusinasi dalam menyampaikan perasaannya. Serta dukungan instrumental keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit (Friedman, 1998)

4.Dukungan Penghargaan

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,membimbing dan menengahi pemecahan masalah. Terjadi lewat ungkapan rasa hormat (penghargaan) serta sebagai sumber dan validator identitas anggota keluarga. Dukungan keluarga memainkan peran penting dalam mengintensifkan perasaan sejahtera, orang yang hidup dalam lingkungan yang supportif kondisinya jauh lebih baik daripada mereka yang tidak memilikinya. Dukungan tersebut akan tercipta bila hubungan interpersonal diantara mereka baik. Ikatan kekeluargaan yang kuat sangat membantu ketikakeluarga menghadapi masalah, karena keluarga adalah orang yang paling dekat hubungannya dengan anggota keluarganya (Friedman, 1998).

3.3.2 Komponen-komponen Dukungan Keluarga

(81)

32

a. Dukungan nyata

Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial, dan material berupa dukungan nyata (instrumental Support/Material Support). Suatu kondisi benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah praktis, termasuk di dalamnya seperti seseorang yang akan mengalami menstruasi pertama (menarche), menyediakan pembalut, menyiapkan nutrisi dan menyiapkan obat untuk menghilangkan nyeri anak. Dukungan nyata keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata. Dukungan nyata akan lebih efektif bila dihargai oleh penerima dengan tepat.

b. Dukungan pengharapan

(82)

33

Dukungan pengharapan dapat menjadi koping yang baik pada individu dalam mengahadapi suatu masalah. Jenis Dukungan ini membuat individu mampu membangun harga diri, percaya diri, kompetensi dan bernilai atau berharga.

c. Dukungan emosional

(83)

34

d. Dukungan informasi

Dukungan informasi merupakan jaringan komunikasi dan tanggung jawab bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah, memberi nasehat, pengarahan, usulan, saran, petunjuk, pemberian informasi, dan umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi dan memberikan saran dalam mengatasi masalah serta tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stresor. Dukungan informasi ini keluarga sebagai penghimpun informasi dan pemberi informasi.

3.3.3 Sumber Dukungan Keluarga

Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan sosial yang dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses/diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan). Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial kelurga internal, seperti dukungan dan suami/istri atau dukungan dan saudara kandung atau dukungan sosial keluarga eksternal (Friedman 1998).

(84)

35

dipandang sebagai kelompok yang memberikan jumlah bantuan terbanyak selama masa yang dibutuhkan.

3.3.4 Tujuan dukungan keluarga

Orang yang hidup dalam keluarga dengan dukungan keluarga umumnya memiliki kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan orang tanpa dukungan keluarga. Dukungan keluarga dianggap khusus karna mengurangi atau menyangga efek stres serta memotivasi dalam menjalani stuatu aktivitas dan masalah yang dialami secara langsung. Dukungan keluarga adalah strategi koping penting yang harus ada dalam masa stress bagi keluarga. Dukungan keluarga juga dapat berfungsi sebagai strategi pencegahan guna mengurangi stres dan akibat negatifnya (Roth, 1996 dalam Friedman, 2010).

(85)

36

3.3.5 Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga

Feiring dan Lewis (1984 dalam Friedman, 2010) menyatakan bahwa ada bukti kuat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa keluarga besar dan keluarga kecil secara kualitatif menggambarkan pengalaman-pengalaman perkembangan. Anak-anak yang berasal dari keluarga kecil lebih menerima lebih banyak perhatian daripada anak-anak dari keluarga yang besar. Selain itu, dukungan yang diberikan orang tua (khususnya ibu) juga di pengaruhi oleh usia. Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga lainnya adalah kelas sosial ekonomi orang tua. Kelas sosial ekonomi disini meliputi tingkat pendapatan, pekerjaan orang tua, dan tingkat pendidikan.

(86)

37

Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga adalah: 1. Faktor internal

a. Pendidikan dan tingkat pengetahuan

Keyakinan seseorang terhadap adanya dukungan terbentuknya oleh variabel intelektual yang terdiri dari pengetahuan, latar belakang pendidikan, dan pengalaman masa lalu. Kemampuan kognitif akan membentuk cara berpikir seseorang termasuk kemampuan untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan kesehatan.

b. Faktor emosi

Seseorang yang mempunyai respon stres dalam setiap perubahan hidupnya cenderung berespon terhadap berbagai tanda sakit, mungkin dilakukan dengan cara mengkhawatirkan bahwa penyakit tersebut dapat mengancam nyawanya.

c. Spiritual

Aspek spiritual dapat dilihat bagaimana seseorang menjalani kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan hubungan antar keluarga atau teman, dan kemampuan mencari harapan dan arti hidup.

2. Faktor eksternal

a. Praktik di keluarga

Gambar

Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden di SMP Negeri 2 Stabat
Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Nyata, Dukungan Pengharapan, Dukungan Emosional dan Dukungan Informasi pada Remaja Putri Menghadapi Menstruasi Pertama (menarche) di SMP Negeri 2 Stabat
Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Nyata Keluarga
Tabel 5.1.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Pengharapan Keluarga pada Remaja Putri Menghadapi Menstruasi Pertama
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kecukupan protein, vitamin C dan zat besi ( Fe ) dengan kadar

Herki Artani R., Himpunan Makalah, Artikel dan Rubrik Yang Berhubungan Dengan Masalah Hukum dan Keadilan Dalam Varia Peradilan IKAHI Mahkamah Agung Republik Indonesia, Perpustakaan

Pendidikan Konservasi adalah sebuah program yang dikemas dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan kepada siswa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya agar

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, dapat disusun rumusan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah , “ Faktor apa saja yang Berhubungan

dilihat dari sebanyak 20 siswa (38%) menunjukan bahwa pemahaman siswa terhadap Pengertian ilmu ekonomi dalam kategori sedang, sebanyak 36 siswa (69%) menunjukan

Angka kematian neonatal dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko seperti tingkat sosial ekonomi yang berhubungan dengan kelahiran berat bayi lahir rendah,

78,63% dan termasuk kedalam kategori tinggi.hal ini berarti anggota dikatakan loyal kepada koperasi karena tingkat pembelian atau menggunakan produk dan jasa yang ada

15.4 Calon yang masih belum menerima kelulusan perpindahan pusat peperiksaan dalam tempoh seminggu sebelum peperiksaan bertulis bagi sesuatu penggal bermula