• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prilaku Sosial Pemusik Pengguna Narkoba di Lingkungan Masyarakat ( Studi pada Kelompok Musik Psychedelic Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prilaku Sosial Pemusik Pengguna Narkoba di Lingkungan Masyarakat ( Studi pada Kelompok Musik Psychedelic Kota Medan)"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Burhan, Bungin. 2001. Metode Penelitian Sosial, Format-format kuantitatif dan kualitatif.

Jakarta : Airlangga Universitas Pers.

Donnel, Kevin O’. 2009. Postmodernisme. Yogyakarta : PT. Kanisius.

Doyle P Johnson. 1988. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jil 1. Jakarta: Gramedia

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta : Erlangga.

Poloma, Margaret M. 2010. Sosiologi Kontemporer. Jakarta Utara : PT Raja Grafindo

Persada.

Ritzer, George-Douglas J. Goodman,2010 _________Teori Sosiologi Modern Ed.

Keenam. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Rajawali Pers.

Ritzer, Goerge.2010.Teori Sosial Postmodern. Ed.Keenam. Bantul. Kreasi Wacana.

Ritzer, George. 2009. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta:

Rajawali Pers.

Santoso, Selamet. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Salim, Agus.2006. Teori dan paradigma penelitian sosial (buku sumber untuk penelitian kualitatif). Yogyakarta: tiara wacana.

Suhardi, Sunarti Sri. 2009. Sosiologi Penyimpangan. Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen

pendidikan Graha Multi Grafika

Soekanto, Soerjono.1982. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sumber Skripsi, Online Dan Jurnal Ilmiah:

(2)

Arief. 2000. www.narkoba_mania.com, diakses 10 April 2012, pukuk 20.10 Wib

Kompas, 2009. http://www.scribd.com/doc/16176402/, diakses 16 April 2012, Pukul 20.05

(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Pendekatan kualitatif

diartikan sebagai pendekatan penelitian yang menghasilkan data, tulisan, dan

tingkah laku yang didapat dan diamati dan juga untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian.

Bogdan mendefinisikan studi kasus adalah sebuah kajian yang rinci atas

suatu latar atau peristiwa tertentu. Jadi penelitian ini mempelajari secara intensif

latar belakang keadaan dan interaksi lingkungan suatu unit sosial, individu

kelompok, lembaga atau masyarakat (Idrus, 2009).

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan.

Wilayah ini dijadikan sebagai lokasi penelitian karena di Kota Medan sendiri

hanya wilayah ini yang menjadi tempat berkumpulnya para pemusik jenis aliran

tersebut.

3.3 Unit Analisis dan Informan 3.3.1 Unit Analisis

Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek

penelitian. Salah satu ciri atau karakteristik dari penelitian sosial adalah

(4)

yang lazim digunakan pada kebanyakan penelitian sosial yaitu individu, kelompok

dan sosial. Adapun yang menjadi unit analisis dan objek kajian dalam penelitian

ini adalah komunitas pemusik psychedelic

3.3.2 Informan

Informan adalah orang-orang yang menjadi sumber informasi dalam

penelitian yang merupakan sumber informasi yang aktual dalam menjelaskan

tentang masalah penelitian. Pemilihan informan peneliti menggunakan teknik

purposive Sampling untuk menentukan subjek penelitian. Teknik purposive Sampling digunakan jika dalam pemilihan informan peneliti menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Sehingga peneliti menentukan beberapa

kriteria informan (Idrus, 2009). Adapun yang menjadi sumber informasi untuk

memperoleh data dari penelitian ini adalah :

1. Informan Utama

Pada infoman utama ini adalah seluruh anggota dari kelompok pemusik

psychedelic tersebut.

2. Informan Pendungkung

Pada informan pendudukung yang penulis wawancarai dan observasi

adalah para masyarkata yang berada dekat di tempat tinggal anggota dan juga para

teman dari komunitas lain.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Primer

Data primer merupakan data yang peneliti dapat langsung di lapangan.

Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

(5)

1. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan

menggunakan panca indera sebagai alat untuk melakukan pengamatan. Metode

observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun

data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan langsung (Bungin,

2007:115).

2. Wawancara mendalam

Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau

tanpa menggunakan pedoman wawancara. Dengan demikian, kekhasan

wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari

objek penelitian dan data yang dapat diambil dari sumber lain atau instansi lain

yang berkaitan dengan penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian

ini dilakukan dengan studi kepustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu

pengumpulan data yang berasal dari buku-buku yang sesuai dengan objek kajian

penelitian serta materi-materi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

Dalam melaksanakan studi pustaka, peneliti melakukan penelurusan

sumber-sumber tulisan seperti buku, majalah, dokumentasi, jurnal, peraturan-peraturan,

sumber elektronik, sumber online, dan sebagainya. Metode ini peneliti gunakan

untuk memperoleh data mengenai teori-teori dan kajian yang berkaitan dengan

(6)

3.5 Interpretasi Data

Bogdan dan Biklen (Moleong, 2006) dikutip dalam skripsi Novi Khairani

tahun 2010 menjelaskan interpretasi data adalah upaya yang dilakukan dengan

jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi

satuan yang dapat dikelola, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang

dapat diceritakan kepada orang lain.

Data-data yang diperoleh dari lapangan akan diatur, diurutkan,

dikelompokkan ke dalam kategori, pola atau uraian tertentu. Dalam proses analisis

data dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh dari berbagai sumber

antara lain dengan observasi, dan wawancara dan pengamatan tulisan yang dicatat

di lapangan serta dokumen yang telah diperoleh. Setelah data terkumpul,

dilakukan analisa data. Interprestasi data merupakan tahap penyederhanaan data,

setelah data dan informasi yang dibutuhkan telah terkumpul.

Data-data yang telah diperoleh dalam penelitian ini akan diinterprestasikan

berdasarkan dukungan teori dalam kajian pustaka, sampai pada akhirnya sebagai

laporan penelitian serta data tersebut akan diatur, diurutkan, dikelompokkan ke

dalam kategori, pola atau uraian tertentu. Selanjutnya akan dipelajari dan ditelaah

(7)

BAB IV

TEMUAN DATA DAN INTERPRETASI DATA

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kota Medan merupakan salah satu kota metropolitan yang berada di

Provinsi Sumatera Utara. Dahulu Kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah

Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Beberapa

sungai melintasi Kota Medan ini dan semuanya bermuara ke Selat Malaka. Kota

Medan sendiri sejak didirikan oleh Guru Patimpus hingga sekarang telah banyak

mengalami perkembangan yang sangat baik dan cepat. Saat ini Kota Medan

dikategorikan sebagai kota yang modern, dikarenakan perkembangan yang luar

biasa dari berbagai bidang diantaranya perekonomian yang terus meningkat

dengan munculnya berbagai kegiatan ekonomi seperti perhotelan, pusat pusat

perbelanjaan wisata dan sebagainya. Dalam hal teknologi juga semakin canggih

dimana para anak muda kota medan sangat kreatif dengan seringnya memodifikasi

alat-alat teknologi dengan kendaraan yang mereka miliki sehingga hasil kreatifitas

mereka juga dapat di perhitungkan ditingkat nasional bahkan internasional.

Kota Medan sendiri terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan, dari

sekian banyak kecamatan yang menjadi pusatnya Kota Medan adalah Kecamatan

Medan Maimun. Hal ini dikarenakan banyak peninggalan sejarah Kota Medan

terdapat disini diantaranya ada Istana Maimun, Perpustakaan daerah, Mesjid Raya

serta banyaknya tempat para anak muda untuk menyalurkan hobinya dari mulai

(8)

Kecamatan Medan Maimun yang menjadi central atau pusat dari

kecamatan ini adalah lokasi Mesjid Raya, Istana Maimun dan Perpustakaan

Daerah.

4.1.1 Perkembangan Aliran Musik Psychedelic

Istilah Psychedelic sendiri berarti suatu keadaan kejiwaan dimana orang

mengalami halusinasi dan hilang kesadaran akibat pengaruh dari luar,

semisal obatan.Padaera ’60an, para seniman menggunakan bantuan

obat-obatan agar mencapai keadaan psychedelic, sehingga karya seni yang tercipta

dinamakan Seni Psychedelic. Arti psychedelic secara keseluruhan adalah sebuah

hal/sifat yang berkaitan tentang mewujudkan pola-pikir, menerjemahkan

jiwa.Psychedelic ialah kemampuan kita mem-visualisasi-kan apa yang ada di

pikiran menjadi vision (penglihatan), yang akan terasa sangat nyata (efek

halusinasi). Pengalaman psychedelic sering dibandingkan dengan bentuk

kesadaran seperti trance (keadaan tdk sadar diri), meditasi, yoga, dan bermimpi.

Pada awalnya, psychedelic merupakan sebuah sebutan dari gambaran

ekspresi orang-orang yang berada dibawah pengaruh obat-obatan (drugs).Mereka

menggambarkan ekspresi tersebut menggunakan warna yang terdistorsi dan

bersifat surealis, efek suara dan gema, warna-warna yang cerah dan penuh dengan

spektrum, serta animasi (termasuk gambar kartun) untuk membangkitkan

sekaligus menyampaikan kepada orang-orang yang melihat atau mendengar karya

si artist saat mereka sedang menggunakan obat-obatan. Pemikiran psychedelic

dipengaruhi oleh perubahan persepsi yang sebelumnya tidak pernah secara sadar

dirasakan oleh seseorang (yang biasanya bernuansa rasa gembira karena pikiran

(9)

halusinasi, sinestesia, kesadaran terfokus, variasi pola pikir, trance (semacam

kerasukan), keadaan terhipnotis, suasana mistis, dan perubahan pikiran lainnya.

Proses ini membuat seseorang merasakan sebuah perubahan (pemahaman

baru) yang berbeda dari sebelumnya pada keadaan normal, yaitu perubahan pada

jiwanya. Mereka tersugesti dan meyakini sugesti tersebut, mulai dari anggapan

bahwa perubahan itu merupakan wahyu dan pencerahan hingga polaritas antara

kebingungan dan piskosis, khususnya ketika mendefinisikan identitas diri mereka.

Proses ini sifatnya dapat hanya sesaat saja, atau bahkan mengalami pengembangan

kronis (peningkatan kepekaan tidak terkontrol). Pikiran psychedelic dapat

ditimbulkan dari berbagai teknik, seperti meditasi, stimulasi sensorik, dan yang

paling sering dengan menggunakan zat psikedelik.

Penggunaan obat psychedelic tersebar luas di budaya barat modern,

khususnya di Amerika dan di Inggris pada pertengahan tahun 1960. Psychedelia

pertama kali muncul dan berkembang di Inggris pada sekitar tahun 1960-an dari

kultur hippies. Pada masa itu banyak musisi rock dan folk mencoba

bereksperimen dengan menggunakan obat-obatan terlarang untuk mencari

inspirasi dalam kegiatan bermusiknya. Dalam kalangan musisi psychedelia, jenis

narkoba yang paling umum dan populer digunakan adalah narkoba jenis LSD

yang membuat pemakainya mengalami halusinasi-halusinasi. Anggota-angota The

Beatles mulai mencoba menggunakan LSD sebagai bahan eksperimen dalam

musiknya pada sekitar tahun 1965, dan ada beberapa lagunya yang bernuansa

psychedelia, sepertiNorwegian Wood dan Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club

(10)

Perkembangan psychedelic di Amerika tidak sepesat perkembangan musik

psychedelia di Inggris, sehingga pengaruh musik psychedelic yang berasal dari

musisi-musisi Amerika banyak yang kurang dikenal. Selain itu, pada

perkembangannya di Amerika, penggunaan obat-obatan terlarang lebih

merupakan bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah Amerika atas

kebijakannya mengikuti perang di Vietnam, yang dilakukan oleh para pemuda

Amerika yang dikenal dengan istilah flower generations. Mungkin salah satu band

yang mengusung musik psychedelic rock yang berasal dari Amerika dan banyak

dikenal serta sukses secara komersial hanyalah The Doors.

Musik psychedelic ini mulai mengalami penurunan pada akhir dekade

60-an, di mana pada tahun 1966 dibuat suatu peraturan di mana penggunaan LSD

adalah ilegal di Amerika maupun Inggris Kasus pembunuhan terhadap Sharon

Tate serta Leno dan Rosemary LaBianca yang dilakukan oleh Charles Manson,

yang disebut-sebut terinspirasi oleh lagu The Beatles seperti Helter

Skelter, dianggap merupakan serangan terhadap kaum anti-hippie. Pada akhir tahun tersebut, di Altamont Free Concert, terjadi penusukan terhadap remaja kulit

hitam Meredith Hunter oleh pihak keamanan Hells Angels.

Penurunan musik psychedelic ini juga diperparah dengan musisi-musisi

yang menjadi leading figures musik ini yang menjadi korban obat-obatan

terlarang. Sebut saja Brian Wilson dari The Beach Boys, Brian Jones dari Rolling

Stones, Peter Green dari Fleetwood Marc, dan Syd Barrett dari Pink Floyd. Pada

tahun 1970-an, penurunan musik psychedelia rock ini berlanjut dengan bubarnya

The Beatles secara tidak resmi, kematian Jimi Hendrix pada bulan September

(11)

1970, dan juga Jim Morrison dari The Doors pada bulan Juli 1971 di Paris. Akan

tetapi penurunan aliran musik ini yang terjadi di Eropa dan Amerika pada akhir

tahun 1975, justru mengembangkan alirannya ke daerah lain seeprti Indonesia

pada era tahun 80an hingga saat ini. Di Indonesia sendiri aliran musik ini

berkembang pada grup band yang bergenre rock. Berikut data yang bisa dihimpun

oleh peneliti tentang band-band atau kelompok musik di Indonesia yang

mencampur alirasn Psychedelic dalam bermusiknya.

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah kelompok

musik Hello Benji and The Cobra dan para pengikut dari kelompok musik ini, hal

ini karena kelompok musik ini merupakan kelompok musik beraliran Psychedelic

pertama yang ada di Kota Medan dan paling banyak memiliki pengikut.

4.2 Gambaran Umum Kelompok Musik Hello Benji and The Cobra

Hello Benji and the Cobra terbentuk pada awal 2008 sebagai band

projekan yang di mulai oleh Benji (vocal) dan formasi tetap terbentuk akhirnya

setelah perjalanan panjang yang berakhir di tahun 2015. Band yang beranggotakan

Benji (vokal), Arief (guitar), Tama (bass), dan Taufiq (drum) sering sekali disebut

sebagai band beraliran Psychedelic Rock. Hello Benji and the Cobra merupakan

sebuah proyek musik yang dibentuk oleh Benji, ia sebelumnya lebih dikenal

sebagai vokalis It"s Different Class (Jakarta). Selepas kepindahannya kembali ke

kampung halamannya di Medan 2008, ia kemudian membentuk Hello Benji and

the Cobra. Dalam wawancara yang dilakukan peneliti kepada mereka, empat

orang ini menjelaskan bahwa yang ditunjukkan oleh kelompok musik ini adalah

(12)

yang memiliki pemikiran dan imajinasi yang berbeda tetapi dengan visi yang

sama untuk menciptakan suguhan musik yang menghipnotis.

Di Medan, Hello Benji and the Cobra juga dikenal sebagai band dengan

aksi panggung yang liar. Pernah dalam sebuah kesempatan, Benji melepas burung

hidup dari dalam pakaiannya. Penampilan mereka yang cenderung tidak biasa

menghasilkan pro dan kontra yang kemudian menghidupkan kancah musik lokal

Medan. Tidak sedikit panggung yang akhirnya membentuk berbagai macam

bentuk emosiyang melahirkanrespon pro dan kontra yang akhirnya menjadi

makanan untuk pengembangan perjalanan band ini, dan di tengah panasnya

skenamusik kota Medan ini akhirnya Hello Benji and the Cobra akhirnya

meluncurkan EP mereka yang pertama bertajuk MITOS.

Album MITOS yang terdiri dari Maya, Terbawa emosi, Lembayung (Yang

Terlupa), dan Layang-layang merupakan sebuah hadiah yang akhirnya mereka

ciptakan untuk sebuah cerita penggambaran alur kisah perjalanan band Hello

Benji and the Cobra. Setiap lagu di EP “MITOS” ini memuat energi yang berbeda,

lagu “Lembayung” membuat kita berhentak dengan tempo yang memacu dan

pukulan drum yang menantang penonton untuk tidak diam. “Terbawa Emosi”

merupakan salah satu lagu Hello Benji and The Cobra yang paling di nanti

penonton untuk meneriakan “emosi!’ secara lantang sehingga keadaan emosi

pendengar semakin memanas. Memasukkan dua lagu selanjutnya dengan judul

“Maya” dan “Layang-Layang” membuat pendengar menjadi lebih teduh dengan

(13)

4.3 Profil Informan

1) Nama : Benji

Usia : 28

Pendidikan : S1

Benji merupakan vokalis dari sebuah band yang cukup eksis di kota

Medan yakni Hello Benji and The Cobra dan juga pemilik cafe Teras Benji, Benji

menjadi salah satu informan dalam penelitian ini karena dia merupakan salah satu

anak muda pelopor adanya aliran musik ini berkembang di Kota Medan. Benji

juga yang menjelaskan tentang apa itu aliran Psychedelic. Menurut Benji juga

bahwa dia adalah pengguna narkoba sejak SMA. Alasan dia bisa mengkonsumsi

narkoba adalah karena rasa ingin tahu yang besar, berhubung Benji sebelum di

Medan sempat tinggal di Jakarta, yang memang tingkat keingintahuan remaja di

kota ini sangat besar, Benji juga mengatakan bahwa dengan mengkonsumsinya

kita akan merasa lebih tenang.

Benji juga mengatakan bahwa dengan mengkonsumsi barang tersebut

memang mengalami banyak perubahan pada dirinya, dia merasa lebih percaya diri

kalau bertemu orang lain, fisiknya lebih tahan jika harus ada kerjaan hingga pagi

meskipun dia tidak tidur semalaman. Menurut Benji, dia tidak merasa di rugikan

sama sekali dalam hal ini. Tetapi menurutnya juga hingga saat ini tidak banyak

pihak yang tau jika dia mengkonsumsi barang tersebut.

Hubungan yang terjalin antara Benji dengan teman-teman yang bukan

termasuk orang yang mengkonsumsi barang ini juga sangat baik, hal ini

(14)

barang tersebut. Oleh karena itu menurutnya interaksi atau hubungan yang

dijalaninya saaat ini dengan lingkungan sekitar tetap sama bahkan dia bisa di

bilang lebih aktif dengan lingkungan setelah mengkonsumi barang ini.

2) Nama : Arif

Usia : 23

Pendidikan : SMA

Arif adalah saat ini merupakan mahasiswa S1 Ilmu Komputer di USU

stambuk 2011, penulis mengetahui tentang Arif sebagai salah satu pemusik

beraliran Psychedelic dan juga pengguna narkoba adalah hasil dari wawancara

yang dilakukan dengan Benji. Arif merupakan mahasiswa tingkat akhir atau bisa

dikatakan sebagai mahasiswa yang sudah cukup tua tetapi belum juga bisa

menyelesaikan kuliahnya. Menurut fahri dia bisa menggunakan narkoba karena

ajakan temen, dia mengkonsumsi sejak kuliah semester 5.

Menurut Arif dengan mengkonsumsi barang tersebut memang mengalami

banyak perubahan pada dirinya, dia merasa lebih percaya diri kalau bertemu orang

lain, fisiknya lebih tahan jika harus ada kuliah pagi atau kerjaan dadakan

meskipun dia tidak tidur semalaman. Menurut Arif , dia tidak merasa di rugikan

sama sekali dalam hal ini. Dia merasa beban hidupnya seketika terasa lebih ringan

jika mengkonsumsi barang tersebut.

Hubungan yang terjalin antara Arif dan temen-temen kampus, adik junior

bahkan teman sebaya hingga saat ini berjalan dengan baik, banyak orang yang

tidak tahu tentang kondisi arif yang mengkonsumsi barang ini. Bahkan saat ini

(15)

mengkonsumsi narkoba. Selagi dia masih bisa menyembunyikannya akan di

sembunyikan.

3) Nama : Tama

Usia : 22

Pendidikan : S1

Tama adalah anggota band Hello Benji dan The Cobra, Tama sebagai

seorang bassis maka dia dalam kelompok musik ini menjadi pemain bass, Tama

menjadi salah satu informan dalam penelitian ini karena dia merupakan salah satu

anggota kelompok musik tersebut, yang merupakan satu kelompok dengan Benji

dan kawan-kawan. Menurut Tama, dia telah mengkonsumsi barang ini sejak kenal

dengan Benji, alasan dia bisa mengkonsumsi narkoba adalah karena terpengaruh

ajakan teman lalu lama-lama menjadi ketagihan hingga sekarang.

Tama mengatakan bahwa dengan mengkonsumsi barang tersebut memang

mengalami banyak perubahan pada dirinya, dia merasa lebih percaya diri kalau

bertemu orang lain, fisiknya lebih tahan jika harus tidak tidur semalaman.

Menurut dia tidak merasa banyak di rugikan jika mengkonsumsi barang haram

ini.karena dia masih tetap bisa beraktifitas dengan baik..

Hubungan yang terjalin antara Tama dengan teman-teman yang bukan

termasuk orang yang mengkonsumsi barang ini juga sangat baik, hal ini

dikarenakan tidak banyak teman yang tau tentang dirinya yang menggunakan

barang tersebut. Oleh karena itu menurutnya interaksi atau hubungan yang

dijalaninya saaat ini dengan lingkungan sekitar tetap sama bahkan dia bisa di

(16)

4). Nama : Taufik

Usia : 22

Pendidikan : SMA

Taufik adalah anggota band Hello Benji dan The Cobra, Taufik sebagai

seorang Drummer maka dia dalam kelompok musik ini menjadi pemain drum,

Taufik menjadi salah satu informan dalam penelitian ini karena dia merupakan

salah satu anggota kelompok musik tersebut, yang merupakan satu kelompok

dengan Benji dan kawan-kawan. Menurut Taufik, dia telah mengkonsumsi barang

ini sejak dia belum mengenal benji pada akhir 2014 lalu, alasan dia bisa

mengkonsumsi narkoba adalah karena terpengaruh ajakan teman lalu lama-lama

menjadi ketagihan hingga sekarang.

Taufik mengatakan bahwa dengan mengkonsumsi barang tersebut

memang mengalami banyak perubahan pada dirinya, dia merasa lebih percaya diri

kalau bertemu orang lain, fisiknya lebih tahan jika harus tidak tidur semalaman.

Menurut dia tidak merasa banyak di rugikan jika mengkonsumsi barang haram

ini.karena dia masih tetap bisa beraktifitas dengan baik..

Hubungan yang terjalin antara Taufik dengan teman-teman yang bukan

termasuk orang yang mengkonsumsi barang ini juga sangat baik, hal ini

dikarenakan tidak banyak teman yang tau tentang dirinya yang menggunakan

barang tersebut. Oleh karena itu menurutnya interaksi atau hubungan yang

dijalaninya saaat ini dengan lingkungan sekitar tetap sama bahkan dia bisa di

(17)

5). Nama : Lutfi

Usia : 23

Pendidikan : SMA

Lutfi adalah mahasiswa tingkat akhir S1 Teknik Mesin USU stambuk

2012, penulis mengetahui tentang Lutfi dari Arief, Lutfi termasuk anggota yang

sering bergabung dengan Hello Benji and The Cobra tetapi bukan personil tetap.

Karena menurut para informan band ini banyak memiliki pengikut untuk

menikmati lagu-lagunya. Setiap lagu yang diciptakan oleh band ini hanya akan

mampu di mengerti oleh orang-orang yang telah mengkonsumsi nrkoba juga.

Maka Lutfi adalah salah stau informan dalam penelitian ini.

Lutfi mengatakan bahwa dia mengkonsumsi barang ini sudah hampir 3

tahun, sejak kuliah, dengan mengkonsumsi barang tersebut memang mengalami

banyak perubahan pada dirinya, dia merasa lebih percaya diri kalau bertemu orang

lain, fisiknya lebih tahan jika harus ada kuliah pagi meskipun dia tidak tidur

semalaman. Menurutnya, dia tidak merasa di rugikan sama sekali dalam hal ini.

Dia merasa beban hidupnya seketika terasa lebih ringan jika mengkonsumsi

barang tersebut.

Lutfi mengatakan bahwa hubungan yang terjalin antara dia dan kedua

keluarga sangat baik, bahkan keluarga tidak mengetahi tentang dirinya yang

mengkonsumsi narkoba karena menurutnya dia masih tetap bersikap biasa kepada

semua orang. Hubungan dengan teman-teman yang bukan termasuk orang yang

(18)

tidak banyak teman yang sering diajaknya berinteraksi, hanya berteman dengan

beberapa orang yang dianggapnya bisa dipercaya.

6). Nama : Restu

Usia : 23

Pendidikan : S1

Restu merupakan alumni S1 Ilmu budaya USU stambuk 2011, Restu

merupakan kawan akrab Lutfi sejak SMA dan kebetulan rumah mereka juga tidak

terlalu berjauhan. Ruth mengatakan bahwa dia tidak sering menggunakan barang

ini, dia hanya menggunakan saat dia merasa penat atau lagi banyak pikiran saja.

Ruth menjelaskan bahwa dia mengkonsumsi barang ini baru 2 tahun ini saja, dan

orang tuanya juga telah mengetahui tentang hal ini, dan menurutnya orang tuanya

bersikap biasa saja terhadap dirinya. Oleh karena itu menurutnya tidak ada hal

yang berbeda dari dirinya setelah mengkonsumsi barang ini, masih sama kayak

seeprti biasa dia sebelum menggunakan. Akan tetapi menurutnya dia sekarang

lebih vokal kalau berbicara didepan orang apalagi jika baru saja mengkonsumsi

barang tersebut, seperti ada keberanian lebih katanya.

Restu juga mengatakan bahwa dia sampai saat ini masih berteman dengan

semua temannya tidak hanya yang mengkonsumsi tetapi yang tidak

mengkonsumsi juga menjadi teman, bahkan menjadi teman akrab. Restu merasa

teman-temannya masih banyak yang tidak tahu kalau dia mengkonsumsi barang

tersebut, sehingga menurutnya masih bisa dia tutupi dengan tetap tampil biasa saja

(19)

atau mempengaruhi temannya untuk juga mengkonsumsi barang tersebut, karena

dia tidak ingin mendapat masalah.

7). Nama : Farid

Usia : 22

Pendidikan : S1

Farid adalah mahasiswa jurusan S1 Ilmu Komputer USU stambuk 2011,

dan merupakan kawan akrab dari Arief. Farid menjadi salah satu informan dalam

penelitian ini karena dia merupakan salah satu pemusik pengguna narkoba, yang

merupakan anggota dari kelompok Hello Benji. Menurut Farid, dia telah

mengkonsumsi barang ini sejak masuk kuliah lalu kenal dengan Arif, alasan dia

bisa mengkonsumsi narkoba adalah karena terpengaruh ajakan penasaran terus

diajak teman lalu lama-lama menjadi ketagihan hingga sekarang.

Farid mengatakan bahwa dengan mengkonsumsi barang tersebut memang

mengalami banyak perubahan pada dirinya, dia merasa lebih percaya diri kalau

bertemu orang lain, fisiknya lebih tahan jika harus tidak tidur semalaman.

Menurut dia tidak merasa banyak di rugikan jika mengkonsumsi barang haram

ini.karena dia masih tetap bisa kuliah dengan baik bahkan memperoleh ip yang

lumayan baik bahkan tidak ada matakuliah yang harus mengulang. Hal ini

menurutnya juga karena hingga saat ini tidak banyak pihak yang tau jika dia

mengkonsumsi barang tersebut.

Hubungan yang terjalin antara dia dengan teman-teman yang bukan

termasuk orang yang mengkonsumsi barang ini juga sangat baik, hal ini

(20)

barang tersebut. Oleh karena itu menurutnya interaksi atau hubungan yang

dijalaninya saaat ini dengan lingkungan sekitar tetap sama bahkan dia bisa di

bilang lebih aktif dengan lingkungan setelah mengkonsumi barang ini.

8) Nama : Redi

Usia : 22

Pendidikan : SMA

Redi adalah mahasiswa S1 di Dharma Agung, penulis mengetahui tentang

Redi sebagai pengguna narkoba adalah hasil dari wawancara yang dilakukan

dengan Lutfi. Redi merupakan temen nongkrong Lutfi dulu di Teras Benji, dari

situ awal mereka bertemu dan akrab. Menurut Redi dia bisa menggunakan

narkoba karena rasa penasaran dulu waktu jaman SMA, sehingga sekarang sudah

ketagihan apalagi saat udah stres.

Redi mengatakan bahwa dia mengkonsumsi barang ini sudah hampir 4

tahun sejak akhir 2012, dengan mengkonsumsi barang tersebut memang

mengalami banyak perubahan pada dirinya, dia merasa lebih percaya diri kalau

bertemu orang lain, fisiknya lebih tahan jika harus ada kuliah pagi meskipun dia

tidak tidur semalaman. Menurutnya, dia tidak merasa di rugikan sama sekali

dalam hal ini. Dia merasa beban hidupnya seketika terasa lebih ringan jika

mengkonsumsi barang tersebut.

Hubungan yang terjalin dengan teman-teman yang bukan termasuk orang

yang mengkonsumsi barang ini juga banyak dilakukan olehnya, karena bagi Redi

berteman dengan siapa saja bisa saja, akan tetapi dia kurang begitu akrab. Oleh

(21)

narkoba agar juga memudahkannya untuk mendapatkan barang jika dia tiba-tiba

membutuhkan.

4.3 Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Para Pemusik Mengkonsumsi Narkoba

Banyak hal yang dapat menjadi penyebab penyalahgunaan NAPZA, hal itu

karna hubungan yang saling terkait antara prilaku penyalahgunaan, faktor

lingkungan dan faktor peredaran NAPZA di masyarakat (di dalam Jajuli, 2007).

Faktor-faktor yang dapat memepengaruhi terjadinya penyalahgunaan adalah

NAPZA sebagai berikut :

4.3.1 Lingkungan Sosial 1. Rasa ingin tahu

Pada masa remaja seseorang lazim mempunyai sifat selalu ingin tahu

segala sesuatu dan ingin mencoba sesuatu yang belum atau kurang diketahui

dampak negatifnya. Bentuk rasa ingin tahu dan ingin mencoba itu misalnya

dengan mengenal narkotika, psikotropika maupun minuman keras atau bahan

berbahaya lainnya. Rasa ingin tahu adalah suatu emosi yang berkaitan dengan

perilaku ingin tahu seperti eksplorasi, investigasi, dan belajar. Istilah ini juga

dapat digunakan untuk menunjukkan perilaku itu sendiri disebabkan oleh emosi

rasa ingin tahu. Seperti emosi “Rasa ingin tahu” merupakan dorongan untuk tahu

hal-hal baru. Hal ini terbukti dari hasil wawancara dengan informan yang

(22)

Benji 28 tahun,

“banyak kawan kita bang yang menggunakan barang ini awalnya karena ingin coba-coba atau bisa di bilang penasaran lah bg, lalu lama-lama jadi ketagihan. Biasanya kan kami juga para pemakai lama emang sengaja gitu bang menawarkan kemeraka, jadi pasti mereka penasaran kan yaudah kita kasih, nanti kalau udh dia rasa pasti dia mulai cari tahu sendiri itu bg, di tambah hampir rata emang yang bergabung itu sudah memiliki riwayat pernah memakai gtu bang”.

Arif 23 tahun,

“ aku sepakat kali bg, rasa ingin tahu ini paling jadi faktor utama para pemusik menggunakan narkoba bg. Karena pemusik kan harus memiliki rasa imajinasi yang tinggi dan halusinasi yang tinggi pula, sehingga kalau di pancing sedikit aja sudah pasti penasaran dia lalu pasti mencoba lah, kalau udah mencoba sekali pasti ketagihan lah bg.”

Lutfi 23 tahun,

(23)

Berdasarkan hasil kutipan wawancara diatas, dapat dianalisa oleh penulis

bahwa benar rasa ingin tahu yang kuat pada diri seseorang akan mempengaruhi

tindakan seseorang. Dalam hal ini para pemusik yang memiliki rasa ingin tahu

yang begitu besar terhadap segala hal, menjadikan para pemusik sangat rentan dan

mudah untuk di pengaruhi dan dikuasai oleh rasa ingin tahu. Oleh karena itu

menurut penulis sangat banyak penulis yang mengkonsumi narkoba karena sudah

seeprti kebutuhan bagi mereka untuk memiliki imajinasi dan halusinasi yang

tinggi pula.

2. Kesempatan Masyarakat dan lingkungan yang memberi kesempatan pemakaian Narkoba

Adanya situasi yang mendorong diri sendiri untuk mengggunakan

narkoba, dorongan dari luar adalah adanya ajakan, rayuan, tekanan dan paksaan

terhadap seseorang untuk memakai narkoba. Kesibukan kedua orang tua maupun

keluarga dengan kegiatannya masing-masing, atau dampak perpecahan rumah

tangga akibat (broken home) serta kurangnya kasih sayang merupakan celah

kesempatan para remaja mencari pelarian dengan cara menyalahgunakan

narkotika, psikotropika maupun minuman keras atau atau obat berbahaya, oleh

karna itu kondisi dalam masyarakat juga memprilaku pengaruhi prilaku remaja.

Hal ini juga di dukung dengan pernyataan dari wawancara langsung dengan para

informan sebagai berikut:

Restu 23 tahun,

(24)

apalagi kondisi lingkungan keluarga menjadi paling utama anak-anak muda untuk menggunakan narkoba karena kesempatan itu terbuka lebar, orang tua atau lingkungan tidak lagi mengontrol kegiatan anaknya bg. Jadi secara tidak langsung kesempatan yang luas dari orang tua atau lingkungan menjadi faktor untuk menggunakan narkoba ”

Redi 23 tahun,

“biasanya kesempatan yang peling pengaruh itu kesempatan di lingkungan keluarag bg, kalau keluarga udah gak open pasti kesempatannya lebih besar dan terbuka untuk mengkonsumsi barang tersebut, tapi banyak juga kesempatan di lingkungan teman bermain yang dengan muda memberikan barang jadi dengan adanya barang yang mudah di peroleh pasti juga akan memancing untuk para pemusik untuk mengonsumsinya, coba kalau sulit memperolehnya pasti kecil kemungkinannya.”

Berdasarkan uraian para informan tersebut menjelaskan bahwa kesempatan

yang diberikan masyarakat ataupun keluarga menjadi faktor yang

melatarbelakangi penggunaan narkoba oleh para generasi muda terutama para

anak muda yang hobi bermusik. Kesempatan biasanya datang dari keadaan

keluarga yang tidak harmonis, lingkungan masyarakat yang apatis satu dengan

yang lain atau bisa di ilustrasikan dalam kondisi komplek yang mana antara satu

(25)

Kemudahana fasilitas juga termasuk dalam kesempatan yang mendukung.

selain itu ungkapan rasa kasih sayang orangtua terhadap putra-putrinya termasuk

yang di berikan orang tua terhadap anak-ankanya seperti memberikan fasilitas dan

uang yang berlebih bisa jadi pemicu penyalah-gunakan uang saku untuk membeli

rokok untuk memuaskan segala mencoba ingin tahu dirinya. Biasanya para remaja

mengawalinya dengan merasakan merokok dan minuman keras, baru kemudian

mencoba-coba narkotika dan obat terlarang (di dalam Kartono, 1992).

3. Pergaulan dengan teman sebaya

Pergaulan adalah merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu

dengan individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok pergaulan

mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang

individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik

pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu

dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal–hal

yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan

bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari

jati dirinya. Hal ini juga yang menjadi faktor para pemusik mengkonsumsi

narkoba dan obat-obatan. Berikut hasil wawancara dengan mereka:

Farid 22 tahun,

(26)

seseorang bisa menggunakan narkoba. Banyak sekali kok temen yang saya temui alasan dia bisa menggunakan ya salah satunya diajak temen karena pergaulan dan sebagainya. Biasanya pergaulan ini sering terjadi sama kami yang anak band, karena tuntutan bermusik dan teman-teman pergaulan mereka mengharuskan mengkonsumsi maka mau tidak mau pasti nyoba lalu ketagihan lah. ”

Tama 22 tahun,

“ namanya juga udah temen bergaulbang, udah pasti sangat mempengaruhi lah. Kita bilang aja lah misal aku ini kan, bergaul sama Benji,Arif dan yang lain, pasti aku lebih banyak sama dia kan, kayak main ke rumahnya lah atau nongrong lah, maka otomatis aku pasti tau apa yang dia konsumsi, dan aku pasti penasaran dan ingin mencoba lah kan, jadi hal-hal begitu yang menjadi awal kenapa bisa kita mengkonsumis narkoba dan obat-obatan itu lah bg. Karena kita melihat kalau kita mengkonsumsi itu juga gak papa kan, jaid kan gak salah di coba bg”.

Berdasarkan penjelasan informan diatas, peneliti meilhat bahwa faktor

temen sebaya atau sepergaulan sangat memberikan pengaruh besar bagi individu.

Hal ini dikarenakan banyak para pemusik yang waktunya lebih banyak bersama

teman-temannya dari pada di rumah bersama keluarganya atau berdiam sendiri.

Pada umumnya jika sudah berkumpul dengan teman yang sebaya dan dekat maka

(27)

mereka kan saling penasaran satu dengan yang lain tentang kegiatan temennya

serta apa yang temennya lakukan.

4.Konflik keluarga

Konflik keluarga yang dimaksud adalah Perceraian, dalam sebuah

pernikahan tidak bisa dilepaskan dari pengaruhnya terhadap anak. Banyak faktor

yang terlebih dahulu diperhatikan sebelum menjelaskan tentang dampak

perkembangan anak setelah terjadi suatu perceraian antara ayah dan ibu mereka.

Anak yang sudah menginjak remaja dan mengalami perceraian orang tua lebih

cenderung mengingat konflik dan stress yang mengitari perceraian itu sepuluh

tahun kemudian, pada tahun masa dewasa awal mereka. Mereka juga Nampak

kecewa dengan keadaan mereka yang tumbuh dalam keluarga yang tidak utuh.

Hal ini juga yang dialami oleh salah satu informan yang berhasil diwawancarai

oleh peneliti:

Redi 23 tahun,

(28)

lagi stres atau suntuk bang di tambah lagi aku juga hobi banget kan bermusik jadi aku rasa ya pas aja”.

Taufik 22 tahun,

“ kalau menurut aku bang, konflik keluarga juga menjadi alasan kuat banyak temen-temen yang mengkonsumsi narkoba atau obat-obatan ini lah bg, karena keluarga sudah berantakan jadi merasa bahwa keluarganya sudah tidak peduli alhasil ya mencari sesuatu yang bisa menenangkan pemikiran lah bang. Maka kalau aku bilang jika keluarga udah bermasalah ya pasti kami atau anak muda kayak kita gini pasti cari cara lah bang untuk menghilangkan stres ya salah satunya dengan mengkonsumsi barang ini”.

4.4 Prilaku Kepribadian dan Prilaku Sosial Yang Terjadi Pada Para Pemusik Pengguna Narkoba.

Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan

keharusan untuk menjamin keberadaan manusia (Rusli Ibrahim, 2001). Sebagai

bukti bahwa manusia dalam memnuhi kebutuhan hidup sebagai diri pribadi tidak

dapat melakukannya sendiri melainkan memerlukan bantuan dari orang lain.Ada

ikatan saling ketergantungan diantara satu orang dengan yang lainnya. Perilaku itu

ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap keyakinan, kenangan, atau rasa

hormat terhadap orang lain. Perilaku sosial seseorang merupakan sifat relatif

untuk menanggapi orang lain dengan cara-cara yang berbeda-beda. Misalnya

dalam melakukan kerja sama, ada orang yang melakukannya dengan tekun, sabar

(29)

Sementara di pihak lain, ada orang yang bermalas-malasan, tidak sabaran dan

hanya ingin mencari untung sendiri. Oleh karena itu prilaku sosial yang di

tunjukkan mahasiswa pengguna narkoba di lingkungan usu yang dapat peneliti

uraikan berdasarkan hasil observasi langsung dan wawancara adalah sebagai

berikut :

4.3.2.1 Ramah Pada Orang Tertentu

Berdasarkan observasi dan wawancara langsung, para informan

mengatakan bahwa sehari-hari mereka akan berprilaku yang cenderung

berbeda-beda, mereka bisa sangat tertutup pada kelompok-kelompok tertenru bahkan bisa

sangat ramah jika dengan kelompok tertentu pula, berikut penjelasan mereka:

Benji 28 tahun,

“kalau aku pribadi sih bang bersikap biasa aja sebenarnnya, tapi aku kalau di luar band sekarang ini biasanya hanay bersikap ramah gitu hanya keberapa orang atau kelompok tertentu aja bang, karena aku mikirnya males aja ramah atau akrab sama orang yang tidak memahami kondisi aku, dan cenderung memandang aku dengan pandangan negatif, aku itu kan pasti bisa merasakan lah siapa aja yang cara pandang ke akunya negatif dan mana yang tidak, maka aku ya bakal sangat ramah sama orang-orang tertentu aja bang”

Arif 23 tahun,

(30)

aku, tapi kalau kawan-kawan yang udah tau kalau aku pemakai mereka itu menjauh bang, jadi ya aku ngapain kan malah sok akrab sama orang yang jelas-jelas udah menjauh dari aku, makanya aku kalau ramah atau sangat akrab biasa sama orang yang udah tau aku”

Tama 22 tahun,

“ sebenarnya kan bang, kalau aku sih rama sama siapa aja, Cuma yang paling ramah biasnya cuma sama temen satu kelompok aja lah, atau sama anak-anak yang sering ngumpul di Teras Benji bang sama temen satu geng atau kelompok gitu bang. Soalnya males lah mau sok akrab sama anak lain, tau lah bang anak –anak di luar sana ini mah kalau mandang anak-anak kayak aku gini mah jelek aja tau mereka bang, makanya aku pun kalau ngerasa gak nyambung males gitu mau akrab sama orang lain kan udah gak sepemikiran gitu aja aku rasanya. ”

Taufik 22 tahun,

(31)

Lutfi 23 tahun,

“menurut aku gini bang, kita itu bisa ramah kepada orang kalau kita nyaman dengan mereka, maka aku itu hanya ramah atau akrab dengan orang yang buat aku nyaman, ditambah pastinya yang memiliki pandangan sama lah kayak aku, kalau gak jelas gak mungkin aku bersikap ramah pada dia atau bersikap akrab sama dia, selain itu juga kan bang bukan kami yang pilih-pilih teman untuk akrab atau ramah, tetapi mereka lah yang memilih-milih untuk tidak berteman akrab dengan kami”.

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut dapat peneliti jelaskan bahwa

para pemusik pengguna narkoba memilih berprilaku seperti itu karena mereka

merasa hanya orang-orang tertentu yang siap menerima keadaan mereka. Para

pemusik psychedelic juga tidak pernah memaksakan orang lain untuk mau

berteman dengan mereka atau mau satu pemikiran dengan mereka. Para pemusik

pengguna narkoba juga memahami bahwa jika mereka menggunakan obat-obatan

tersebut pola pikir mereka berbeda dengan teman-temannya. Oleh karena itu

mereka hanya mau bersikap ramah atau akrab kepada beberapa oarng saja yang

mereka anggap bisa menerima mereka dan tidak memandang negatif saja kepada

mereka.

Selama melakukan pengamatan langsung juga peenliti dapat melihat

bagaimana prilaku pemusik pengguna narkoba dengan pemusik yang bukan

pengguna narkoba jelas berbeda, para pemusik yang tidak menggunakan narkoba

hampir semua memandang negatif kepada mereka terutama tentang jenis musk

(32)

menggunakan, sehingga sudut pandang dan pola pikir berbeda maka tidak akan

bisa cocok dan nyaman untuk bersikap ramah tamah.

4.3.2.2 Mudah Terpancing Emosi

Berdasarkan observasi dan wawancara langsung, para informan

mengatakan bahwa setelah mereka mengkonsumi obat-obatan ini mereka jadi

memiliki tingkat emosi yang sulit untuk di kontrol dengan baik, dan biasanya

mereka sering gampang terpancing emosi dengan keadaan lingkungan

disekitarnya, baik dirumah, teman bermain maupun lingkungan kampus. Berikut

penjelasan para informan yang berhasil diwawancarai:

Lutfi 23 tahun,

“ setelah mengenal dan menggunakan obat-obatan ini emang berasa lebih sensitif bang kalau aku sih ya, biasanya lebih mudah kali aku tersinggung kalau ada orang yang bahas tentang aku yang bersifat negatif, karena aku ngerasa kok mereka jadi orang sok tau bahas-bahas tentang orang lain, jadi biasanya aku emang suka lebih mudah kepancing emosi gitu, maka juga aku memilih untuk sering berkawan sama yang udah paham lah tentang sifat aku gini, kan gak enak juga kalau kita sering kepancing emosi dikira orang kita terus yang negatif ”

Redi 23 tahun,

(33)

emosinya langsung. Jadi ditambah lagi sekarang kurasa emosi aku juga makin nambah aja gitu, apalagi kalau liat temen satu kelompok musik gitu kan di pukul atau berantem sama orang lain jadi bawaannya pengen mukul balik lah bang, soalnya kan bang biasanya kami itu merasa jadi kayak saudara gitu kalau udah deket sering ngumpul dan bahkan makai sama jadi kalau dia lagi susah dan di pukul orang misalnya ya pasti ikut emosi lah”

Restu 23 tahun

“ Kalau aku sangat membenarkan bahwa saat ini aku lebih emosian sih bang, kalau dirumah aja aku lebih suka marah-marah apalgi kalau apa yang aku pengen gak terkabul gitu, atau ada adikku yang ku suruh tapi gak mau, udah pasti emosi ku naik banget tuh bang, mau aja rasanya semua yang ada di deket aku di banting. Cuma kadang aku juga mikir kalau dirumah ada orang tua juga jadi kadang mau juga lah teredam dikit”.

Taufik 22 tahun,

(34)

keluar salah, maka kadang aku gak pulang nginep dirumah temen ku aja aku atau di bascam”.

Berdasarkan keterangan mereka, bahwa setelah menggunakan narkoba dan

obat-obatan tersebut emosi mereka jadi semakin naik, ditambah para pemusik

pengguna narkoba mengaku bahwa tidak Cuma emosi yang tinggi, tetapi mereka

juga suka membanting apa yang ada disekitar mereka. Biasanya hal ini dilakukan

mereka kalau berada dirumah, maka mereka sering mencoba tidak berada di dekat

orang-orang yang meremehkan mereka. Hal ini di lakukan agar mereka tidak

terpancing emosi oleh orang yang tidak memahami mereka.

Dalam penjelasan mereka juga dapat disimpulkan bahwa mereka ingin

juga di perhatikan bahkan di pahami kalau mereka membutukan obat-obatan itu

untuk menambah imajinasi dalam bermusik agar keluar ide-ide yang bagus tidak

menganggap sebagai suatu kesalahan yang fatal yang harus di benci oleh banyak

orang bahkan keluarga sendiri ikut menjauhi.

4.3.2.3 Lebih Malas dalam Melakukan Sesuatu

Berdasarkan observasi dan wawancara langsung, para informan

mengatakan bahwa setelah mereka mengkonsumi obat-obatan ini mereka jadi

memiliki tingkat kemalasan yang tinggi, dan biasanya mereka sering malas pada

kegiatan tertentu. Mereka sering malas kalau sudah berkaitan dengan sekolah,

kuliah atau pekerjaan yang lain. Berikut penjelasan para informan yang berhasil

diwawancarai:

(35)

“males aja ngelakuin kegiatan yang gak sejalan sama kita bang, biasa sih aku males kalau misalnya ngerjain diluar hal-hal yang berbau musik, aku suka kalau udah bahas manggung, atau ada anak yang mau gabung gitu, terus biasanya aku juga males keluar rumah siang-siang kalau pas libur, biasanya sering keluar kalau malem aja. Pokoknya kalau siang aku ya banyak tidur lah, dulu sih biasa sering keluar siang, Cuma kalau sekarang temen aku banyak yang keluar malem bang, jadi ya lebih enak keluar malem di tambah usaha cafe ku kan juga ramenya malem”

Arif 23 tahun,

“kalau aku males bang ngelakuin banyak kegiatan, maunya sih kayak kerjaan yang fun aja, misal aku kan hoby ngeband ya pengennya ngeband aja gitu, main sama kawan-kawan. Aku paling males sekarang kalau disuruh belajar kuliah pagi gitu, kecuali kalau ujian lah bang. Lebih suka katifitas malem sekarang bang kalau kami. Karena sambil nongrong bisa lama dan biasa pasti kami juga makai”

Tama 22 tahun,

(36)

biasanya udh malem mau nongrong kami aku semangat lagi bang. Apalagi kalau udah main musik denger lagu kami “

Lutfi 23 tahun,

“kalau aku bang setelah menggunakan obat-obtan ini malesnya itu dalam hal belajar, kayak gak sampe aja otak ku untuk berpikir. Aku jadi lebih suka musik atau yang sifatnya gak harus berpikir keras gitu.Kalau udah sifatnya belajar berpikir pasti aku udah males lah itu.”

Redi 23 tahun,

“menurut aku gini bang, bukan berarti males itu kami jadi terus gak bisa ngapain-ngapain, aku males untuk beberapa hal aja sih, biasanya aku males kalau kuliah atau belajar formal lah istilahnya, karena malemnya udah begadang sama temen-temen kan, aku maunya itu belajar atau bermain di musik atau game. Kayak aku gabung di kelompok musik ini jadi t sekarang aku udah kayak menemukan dunia ku jadi makin males aku ngurus hal-hal diluar ini bg.”

Berdasarkan penjelasan para informan dapat disimpulkan bahwa setelah

mengenal dan mengkonsumsi narkoba dan obat-obatan tersebut para informan

lebih sering melakukan aktifitas yang tidak membuat mereka stres atau istilahnya

kegiatan yang menyenangkan dan biasanya pada malam hari. Hal ini dikarenakan

mereka merasa tidak sejalan dengan hal-hal demikian dan lebih suka bermusik

(37)

Para pemusik pengguna narkoba ini menilai bahwa prilaku males mereka

ini adalah hal yang wajar karena timbul dari rasa yang tidak nyaman atau tidak pas

terhadap kegiatan tersebut. Sehingga menurut mereka wajar kalau mereka

bersikap males pada kegiatan tertentu. Mereka tidak menyadari bahwa rasa males

yang timbul di diri mereka itu karena efek obat-obatan yang mereka konsumsi

yang telah merusak tubuh mereka.

Para pemusik yakin bahwa apa yang mereka pilih sekarang dalam

berprilaku adalah sudah sesuai dengan bakat diri mereka, sehingga hal ini positif

dan telah menemukan dunia mereka sendiri. Bahkan orang tua sudah tidak bisa

melarang apa yang sudah mereka jalani saat ini.

4.4 Tanggapan Mayarakat Terhadap Pemusik Pengguna Narkoba

Pemusik khususnya pemusik yang identik dengan narkoba seperti

Psychedelic yang hadir di tengah masyarakat menimbulkan tanggapan, biasanya

tanggapan akan hadir karena didasari oleh interaksi dengan masyarakat sekitar.

Semua perilaku dari setiap pemusik yang mayoritas pengguna narkoba menjadi

perhatian masyarakat sekitar. Tanggapan diberikan oleh masyarakat berdasarkan

apa yang dilihat dan dinilai oleh masyarakat dalam sehari-hari tidak meresahkan

atau merugikan mereka. Diantaranya sebagai berikut:

Pada saat para pemusik mengadakan ngumpul bareng di bascam atau

dislaah satu rumah anggota aliran musik tersebut yang biasa dilakukan dua kali

dalam seminggu dinilai tidak pernah meresahkan masyarakat sekitar tempat di

mana mereka sering berkumpul. Orang-orang yang ada di sekitar tempat mereka

berkumpul mereka pun pada awalnya merasa heran dengan kehadiran mereka.

(38)

umumnya. Tapi mereka tidak berbuat yang aneh-aneh dan setelah orang-orang di

sekitar mengerti dan sering bertanya dengan orang tua mereka, maka mereka

dianggap biasa saja dan lama kelamaan para masyarakat juga tidak ambil open

dengan kegiatan mereka.

Seperti ungkapan Pak Yusuf seorang yang kesehariannya sebagai pedagang

makanan kaki lima disekitaran lokasi biasa mereka ngumpul :

“Disini memang tempat kumpulnya anak-anak musik itu dan juga kadang sama anak-anak yang lain, pokoknya rame kalau udah ngumpul dan biasa dengan gaya yang aneh-aneh sih, setiap malam kamis dan malam minggu itu sering ngumpul sama kelompok yang lain mereka. Awal-awal nya ya terganggu karena suara musiknya aneh gak sama kayak biasanya musik gitu, pas di bilangin untuk tidak keras ya mereka nurut, selebihnya karena juga mereka bukan bagian dari keluarga saya, jadi ya tidak terlalu open lah apa yang dilakukan mereka di rumah itu pas ngumpul. Yang penting tidak berisik lagi dan mengganggu”.

Ungkapan Ibu Dewi:

“Kalau saya ya melihatnya biasa aja, namanya juga menyalurkan

(39)

mereka sih biasa aja Cuma kalau udh denger suara musiknya saya stres sendiri”

Kehadiran para pemusik pengguna narkoba telah diketahui oleh beberapa

kalangan masyarakat. Sebagian besar dari masyarakat melihat bahwa hampir

semua anak band identik dengan hal tersebut. Dan masyarakat tidak mau peduli

terlalu jauh dengan tindakan mereka bahkan cenderung apatis karena menganggap

bukan bagian dari keluarganya jadi tidak usah terlalu ikut campur. Dan perlahan

sepertinya masyarakat juga sudah memaklumi bahwa memang bermusik

diperlukan imajinasi yang kuat dan halusinasi yang kuat.

4.5 Bentuk Penerapan Postmodernisme dalam Prilaku Pemusik Pengguna Narkoba

Paradigma kehidupan dalam sebagian masyarakat modern telah beralih

kepada postmodernism. Di zaman modern, semenjak era revolusi industri di Abad

ke-15, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mewujudkan

kehidupan yang mapan dan nyaman dalam banyak segi. Gaya Hidup Post-modern

adalah berkembangnya sifat hedonism, materialisme dan konsumerisme yaitu

sikap selalu mencari kepuasan diri sendiri, menilai segala sesuatu (bahkan orang

lain) dari segi kepemilikan materi, serta kepuasan yang muncul bila sudah

membeli/memiliki barang-barang bahkan yang sebenarnya tidak diperlukan.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang diperoleh oleh peneliti

selama melakukan penelitian selama dua bulan dengan mengamati secara

partisipatif, peneliti dapat melihat perilaku para pemusik pengguna narkoba ini

sudah tidak hanya sekedar modern tetapi lebih kepada postmodern dengan tidak

(40)

yang lainnya. Seperti penggunaan nada musik yang sangat anaeh ditelinga

masyarakat hanya di pahami oleh orang-orang tertentu saja dan juga pemilihan

warna dalam setiap aksi panggung mereka. Akan tetapi para pemusik tidak merasa

bahwa mereka telah salah dalam penggunaan itu. Mereka malah merasa benar

dengan penggunaan itu merupakan ide mereka.

Benji 28 tahun,

“Menurut aku sih bg, gak ada yang salah sama perilaku kami dan kami banyak ngelakuin hal positif kok, kalau masalah kami keluar malam bergaul dengan banyak bahkan anak perempuan juga ikut bersama kami, namanya juga kami satu hobi di dunia musik jadi aku rasa gak ada yang salah. Kalau ikut agama bg emang susah, apa-apa dilarang, berdosa, udah kayak mau meninggal besok kita bg. Kalau aku sih kak ya jalani ajah lah kak aku udh nyaman dengan dunia ku sekarang dan aku merasakan banyak dampak positif kok. Ya kalau soal hedonisme ya aku rasa wajar namanya juga anak muda yang mau menikmati masa muda saling tidak mau terikat dan masih mau semua segala sesuatu dicoba jadi terkesan hedonis”.

Arif 23 tahun,

(41)

cenderung rock dan alirannya susah dipahami, tapi kami merasa nyaman dan tidak saling mengganggu. Kalau kami dibilang konsumerisme atau kosumtif aku rasa sih biasa aja, namanya juga hobi dan pengen nunjukin kalau kami juga tau dunia musik sehingga apapun yang berhubungan dengan musik aliran kami pasti akan dibeli meski mahal”.

Dengan penjelasan wawancara para informan di atas, dapat dilihat pola

pikir modern sudah berkembang menjadi pola pikir postmodernisasi, di mana hal

yang menurut banyak orang tidak wajar dan tidak masuk dalam rasio orang

menurut mereka wajar dan biasa. Tidak ada lagi yang menjadi pegangan manusia

yang berperilaku postmodern. Bahkan agama hanya dijadikan status dalam diri

mereka. Orang yang berperilaku postmodern seperti para pemusik ini merasa

bahwa perilaku mereka lah yang paling benar dan mereka merasa nyaman

menjalaninya. Mereka hanya akan peduli dengan kesenangan dirinya saja.

4.6 Bentuk Kontruksi Sosial dalam Penggunaan Narkoba Pada Pemusik Psychedelic

Dalam teori ini istilah konstruksi atas realita sosial mereka

menggambarkan bahwa konstruksi sosial adalah proses sosial melalui tindakan

dan interaksi dimana individu menciptakan secara terus menerus suatu realitas

atau kenyataan yang dimiliki dan dialaminya. Hal ini lah yang terjadi pada para

pemusik Psychedelic juga bahwa mereka mengalami banyak proses sosial

sehingga bisa seperti saat ini.

Berdasarkan proses sosial yang dialami sangat sama dengan asal usul

(42)

positif, dan gagasan tersebut lebih tepat setelah Aristoteles mengenalkan istilah,

informasi, esensi dan sebagainya, dan ia mengatakan bahwa manusia adalah

makhluk sosial, setiap pernyataan yang harus dibuktikan kebenarannya.

Permasalahan yang diungkap dalam penelitian kali ini nyata terdapat dalam

masyarakat khususnya masyarakat Kota Medan.

Suatu fakta yang benar-benar terjadi dalam masyarakat bahwa pemusik

tidak hanya pemusik yang sering kita dengar saat ini tapi ada sebuag aliran yang

baru. Oleh karena itu, peneliti mencoba melihat dengan menggunakan teori

konstruksi sosial, dalam teori ini Berger menjelaskan bahwa proses kehidupan

manusia terjadi melalui tiga momen simultan, yaitu eksternalisasi, obyektivasi dan

internalisasi. 1. Eksternalisasi

Eksternalisasi adalah suatu keharusan antropologis. Manusia, menurut pengetahuan empiris diri (individu), tidak bisa dibayangkan terpisah dari

pencurahan dirinya terus-menerus ke dalam dunia yang ditempatinya. Manusia

bagaimanapun tidak bisa tinggal diam di dalam dirinya sendiri, dalam suatu

lingkup tertutup, dan kemudian bergerak keluar untuk mengekspresikan diri dalam

dunia sekelilingnya (Berger, 1991).

Setiap orang itu tidak akan tinggal diam dan tetap di dalam dunia atau

lingkungan yang ditempatinya dalam membutuhkan atau memenuhi keinginan

atau sesuatu yang diharapkan. Begitu juga dengan para pemusik Psychedelic ini,

para pemusik yang selama ini selalu berada pada lingkungan yang teratur tidak

memiliki kebabasan dalam menuangkan idenya. Adanya ilmu pengetahuan,

(43)

mulai mendapatkan pengaruh atau kontruksi sosial bahwa harus ada hal baru yang

dapat mengekspresikan diri mereka dalam bermusik.

2. Objektivasi

Objektivasi merupakan interaksi sosial dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami proses institusionalisasi. Semua aktivitas manusia

yang terjadi dalam eksternalisasi, menurut Berger dan Luckmann dapat

mengalami proses pembiasaan (habitualisasi) yang kemudian mengalami

pelembagaan (institusionalisasi). Seperti yang terjadi dalam kelompok lain,

pemusik Psychedelic juga memiliki metode atau sistem untuk membawa

anggotanya mengeksplor kemampuan bermusik yang dimiliki dari setiap pribadi

anggotanya. Dalam tahap ini, tentunya melibatkan interaksi sosial yang terjadi

antar anggota dengan pihak lain dan juga dengan masyarakat lainnya.

3. Internalisasi

Internalisasi merupakan proses penyerapan ke dalam kesadaran dunia yang terobjektifasi sedemikian rupa sehingga struktur dunia ini menentukan

struktur subjektif kesadaran itu sendiri. Sejauh internalisasi itu telah terjadi, setiap

pemusik kini memahami berbagai unsur yang terlihat dan terjadi sebagai suatu

fenomena di masyarakat bahwa ada secara nyata pemusik yang menggunakan

(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dari bab sebelumnya, maka peneliti menarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam penelitian ini, para pemusik penggunaan narkoba dan

obat-obatan mempengaruhi perilaku penggunanya, seperti menjadikan mereka sering

malas, mudah emosi dan ramah hanya pada orang-orang tertentu atau bisa

dikatakan tertutup pada orang lain. Tetapi mereka juga menggunakan barang

tersebut dikarenakan beberapa faktor utama yakni konflik keluarga, teman sebaya

dan rasa ingin tahu yang besar serta tuntutan agar memiliki rasa halusinasi yang

tinggi pula.

2. Berdasarkan hasil anilisa yang dilakukan oleh peneliti selama

melakukan penelitian selama dua bulan dengan mengamati secara partisipatif,

peneliti dapat melihat perilaku para pemusik pengguna narkoba ini sudah tidak

hanya sekedar modern tetapi lebih kepada postmodern dengan tidak lagi melihat

kebenaran pada sebuah titik norma baik itu agama maupun norma yang lainnya.

Seperti penggunaan nada musik yang sangat anaeh ditelinga masyarakat hanya di

pahami oleh orang-orang tertentu saja dan juga pemilihan warna dalam setiap aksi

panggung mereka.

Akan tetapi para pemusik tidak merasa bahwa mereka telah salah dalam

penggunaan itu. Mereka malah merasa benar dengan penggunaan itu merupakan

(45)

pemusik tidak hanya pemusik yang sering kita dengar saat ini tapi ada sebuag

aliran yang baru.

5.2 Saran

1. Para Pemusik yang lain diharapkan melakukan dan menjadikan

kegiatan-kegiatan yang bersifat positif menjadi tujuan utama dari setiap kagiatan bermusik

agar tercipta sebuah hasil yang lebih bermanfaat bagi orang banyak dan mudah

dipahami oleh masyarakat luas.

2. Masyarakat sekitar dan Pemerintah diharapkan dapat berkontribusi lebih dapat

melibatkan diri dalam mengawai keberadan para pemusik ini khususnya pemusik

psychedelic agar tidak ada pola pikir bahwa anak musik atau anak band tidak baik

dan cenderung dianggap sebagai anak nakal oleh masyarakat sekitar mereka

tinggal. Perhatian masyarakat sangat dibutuhkan sebagai pengawas dan pengontrol

kegiatan bermusik anak-anak muda jaman sekarang agar lebih postif dan tidak

(46)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Interaksionisme Simbolik

Teori Interaksionisme Simbolik Untuk mempelajari interaksi sosial

digunakan pendekatan tertentu, yang dikenal dengan nama interaksionist

prespektive. Di antara berbagai pendekatan yang digunakan untuk mempelajari

interaksi sosial, dijumpai pendekatan yang dikenal dengan nama interaksionosme

simbolik (symbolic interactionism). Pendekatan ini bersumber pada pemikiran

George Herbert Mead. Dari kata interaksionisme sudah nampak bahwa sasaran

pendekatan ini ialah interaksi sosial; kata simbolik mengacu pada penggunaan

simbol-simbol dalam interaksi (Douglas (1973), dalam Kamanto Sunarto (2004)).

Teori tersebut juga mengajak kita untuk lebih memperdalam sebuah kajian

mengenai pemaknaan interaksi yang digunakan dalam mayarakat mulitietnik.

Dalam menggunakan pendekatan teori interaksionisme simbolik sudah nampak

jelas bahwa pendekatan ini merupakan suatu teropong ilmiah untuk melihat

sebuah interaksi dalam masyarakat multietnik yang banyak menggunakan

simbol-simbol dalam proses interaksi dalam masyarakat tersebut.

Pokok pikiran interaksionisme simbolik ada tiga; yang pertama ialah

bahwa manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dipunyai

sesuatu baginya. Dengan demikian tindakan seorang penganut agama Hindu di

India terhadap seekor sapi akan berbeda dengan tindakan seorang penganut agama

islam di Pakistan, karena bagi masing-masing orang tersebut sapi tersebut

(47)

pemikiran teori interaksionisme simbolik, membuat kita memahami bahwa dalam

sebuah tindakan mempunyai makna yang berbeda dengan orang yang lain yang

juga memaknai sebuah makna dalam tindakan interaksi tersebut.

Interaksionis simbolik telah diperhalus untuk dijadikan salah satu

pendekatan sosiologis oleh Herbert Blumer dan George Herbert Mead, yang

berpandangan bahwa manusia adalah individu yang berpikir, berperasaan,

memberikan pengertian pada setiap keadaan, yang melahirkan reaksi dan

interpretasi kepada setiap rangsangan yang dihadapi. Kejadian tersebut dilakukan

melalui interpretasi simbol-simbol atau komunikasi bermakna yang dilakukan

melalui gerak, bahasa, rasa simpati, empati, dan melahirkan tingkah laku lainnya

yang menunjukan reaksi atau respon terhadap rangsangan-rangsangan yang datang

kepada dirinya.

Pendekatan interaksionisme simbolik merupakan salah suatu pendekatan

yang mengarah kepada interaksi yang menggunakan simbol-simbol dalam

berkomunikasi, baik itu melalui gerak, bahasa dan simpati, sehingga akan muncul

suatu respon terhadap rangsangan yang datang dan membuat manusia melakukan

reaksi atau tindakan terhadap rangsangan tersebut. Dalam pendekatan

interaksionisme simbolik akan lebih diperjelas melalui ulasan-ulasan yang lebih

spesifik mengenai makna simbol yang akan dibahas di bawah ini. Dalam

melakukan suatu interaksi, maka gerak, bahasa, dan rasa simpati sangat

(48)

2.2 Perilaku Sosial

Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan

keharusan untuk menjamin keberadaan manusia (Rusli Ibrahim, 2001). Sebagai

bukti bahwa manusia dalam memnuhi kebutuhan hidup sebagai diri pribadi tidak

dapat melakukannya sendiri melainkan memerlukan bantuan dari orang lain.Ada

ikatan saling ketergantungan diantara satu orang dengan yang lainnya. Artinya

bahwa kelangsungan hidup manusia berlangsung dalam suasana saling

mendukung dalam kebersamaan. Untuk itu manusia dituntut mampu bekerja

sama, saling menghormati, tidak menggangu hak orang lain, toleran dalam hidup

bermasyarakat.

Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rusli Ibrahim

(2001), perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons antar orang yang

dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial juga

identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain (Baron & Byrne, 1991 dalam

Rusli Ibrahim, 2001). Perilaku itu ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap

keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain. Perilaku sosial

seseorang merupakan sifat relatif untuk menanggapi orang lain dengan cara-cara

yang berbeda-beda. Misalnya dalam melakukan kerja sama, ada orang yang

melakukannya dengan tekun, sabar dan selalu mementingkan kepentingan

bersama diatas kepentingan pribadinya. Sementara di pihak lain, ada orang yang

bermalas-malasan, tidak sabaran dan hanya ingin mencari untung sendiri.

Sesungguhnya yang menjadi dasar dari uraian di atas adalah bahwa pada

(49)

dilahirkan manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memuhi

kebutuhan biologisnya. Pada perkembangan menuju kedewasaan, interaksi social

diantara manusia dapat merealisasikan kehidupannya secara individual. Hal ini

dikarenakan jika tidak ada timbal balik dari interaksi sosial maka manusia tidak

dapat merealisasikan potensi-potensinya sebagai sosok individu yang utuh

sebagai hasil interaksi sosial. Potensi-potensi itu pada awalnya dapat diketahui

dari perilaku kesehariannya. Pada saat bersosialisasi maka yang ditunjukkannya

adalah perilaku sosial.

Pembentukan perilaku sosial seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor

baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Pada aspek eksternal

situasi sosial memegang pernana yang cukup penting. Situasi sosial diartikan

sebagai tiap-tiap situasi di mana terdapat saling hubungan antara manusia yang

satu dengan yang lain (W.A. Gerungan,1978:77). Dengan kata lain setiap situasi

yang menyebabkan terjadinya interaksi social dapatlah dikatakan sebagai situasi

sosial. Contoh situasi sosial misalnya di lingkungan pasar, pada saat rapat, atau

dalam lingkungan pembelajaran pendidikan jasmani.

2.3 Komunitas/Kelompok Sosial

Soekanto mengemukakan “kelompok sosial atau social group merupakan

himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, oleh karena adanya

hubungan dan timbal balik di antara mereka” (Soekanto, 1975:94). Namun

himpunan manusia dapat dikatakan sebagai kelompok sosial jika di dalamnya

terdapat kesadaran kelompok, hubungan timbal balik antara anggota dan

(50)

merupakan kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan

dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok

juga dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya. Kelompok-kelompok sosial

merupakan himpunan manusia yang saling hidup bersama dan menjalani saling

ketergantungan dengan sadar dan tolong menolong.

Komunitas merupakan sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme

yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.

Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki

maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah

kondisi lain yang serupa. Komunitas itu sendiri adalah suatu wilayah kehidupan

sosial yang ditandai oleh suatu derajat setempat ini adalah lokalitas dan perasaan

semasyarakat (Soekanto 1975:117).

Masyarakat yang memiliki tempat tinggal yang tetap atau permanen,

biasanya memiliki ikatan yang kuat karena faktor demografis tersebut. Namun,

pada perkembangan masyarakat modern saat ini, ikatan karena faktor kesatuan

tempat tinggal dirasakan berkurang sebagai akibat dari perkembangan teknologi,

sarana dan prasarana transportasi atau perhubungan. Namun sebaliknya, hal

tersebut memperluas wilayah pengaruh ikatan masyarakat setempat yang

bersangkutan. Dengan kata lain, masyarakat setempat atau komunitas berfungsi

sebagai ikatan untuk menggarisbawahi hubungan antara hubungan-hubungan

sosial dengan suatu demografis wilayah geografis.

Soekanto dalam (Soekanto 1975:118) menjelaskan bahwa faktor kesatuan

tempat tinggal tidak cukup untuk mengidentifikasi suatu komunitas. Di samping

Referensi

Dokumen terkait

the D-III of Examination of the Diploma III of English Study Program, Faculty of Cultural Science University of North Sumatera.. The examination is held

Pengendalian pencahayaan yang mengatur suatu area kerja yang luas secara keseluruhan sesuai dengan kebutuhan pencahayaan dan pengendali dapat dipusatkan di tempat lain

Satu cara bagaimana mengubah sebuah Kata Kunci dari IDE Anda menjadi sebuah produk Informasi adalah dengan menggunakan RUMUS berikut ini:. ANGKA+ Rahasia

Bagan Diagram Pengolahan sisa hasil Olahan (Waste Tailing) dan Penerapan.. Teknologi Pemulihan

 Manajer proyek akan mengubah jadwal proyek atau rencana kerja untuk mengakomodasi perubahan yang telah disetujui dan mempresentasikannya dalam meeting kemajuan proyek

[r]

Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang sudah direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah; (3) Peraturan perundang-undangan.. yang terkait dengan

Berdasarkan gambar 4.15 setelah aplikasi dapat diinstal di laptop/ smartphone maka proses selanjutnya yaitu Login menggunakan alamat email dari gmail yang terdaftar pada