• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Tentara Nasional Indonesia Dalam Pembangunan Daerah (Studi Kasus Tni Manunggal Membangun Desa Ke-84 Desa Tanjung Baringin–Sigading Kecamatan Huristak, Kabupaten Padang Lawas)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peran Tentara Nasional Indonesia Dalam Pembangunan Daerah (Studi Kasus Tni Manunggal Membangun Desa Ke-84 Desa Tanjung Baringin–Sigading Kecamatan Huristak, Kabupaten Padang Lawas)"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DALAM

PEMBANGUNAN DAERAH

(Studi Kasus TNI Manunggal Membangun Desa ke-84 Desa Tanjung

Baringin–Sigading Kecamatan Huristak, Kabupaten Padang Lawas)

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana

(S-1) Pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik

Oleh:

MALA DALINI

070903015

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan ijin-Nya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk meraih gelar S-1 pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari isi maupun pemakaian bahasa. Dengan mengucap sukur Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Peran Tentara Nasional Indonesia Dalam Pembangunan Daerah (Studi Kasus Pada

Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 84 di Desa Tanjung

Baringin-Sigading, Kecamatan Huristak, Kabupaten Padang Lawas).

(3)

Pada kesempatan ini juga dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan skripsi ini kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Husni Thamrin Nasution, M.Si, selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara.

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP sebagai Sekretaris Departemen.

4. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan masukan yang sangat berharga bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Faisal Eriza S.Sos, M.SP selaku dosen penguji ketika seminar proposal, terima kasih atas saran dan masukannya.

6. Bapak dan Ibu Dosen Departemen Ilmu Adminstrasi Negara atas pengabdian dan dedikasinya menyumbangkan ilmu dan mendidik penulis selama menuntut ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

7. Letkol Inf. Edi Hartono selaku Dandim 0212/TS yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Kodim 0212/TS. 8. Pasiter Dim 0212/TS Kapt. Inf. B. Hutabarat yang telah memberikan

(4)

9. Danramil 10/Binanga, Kapt. Inf. E. Purba yang telah sangat membantu penulis dalam memperoleh informasi tentang pelaksanaan TMMD ke 84 di Desa Tanjung Baringin-Sigading.

10. Danramil 05/Gunung Tua Kapt. Inf. C. Harahap (Pasiter pada masa penelitian) yang telah memberikan informasi, pengetahuan, dan motivasi kepada penulis selama pra penelitian.

11. Danramil 08/Sibuhuan beserta anggota yang telah banyak membantu penulis selama penelitian di Sibuhuan.

12. Anggota Siter Kodim 0212/TS yang telah banyak membantu penulis selama penelitan.

13. Pemerintah Kabupaten Padang Lawas antara lain Sekertaris Daerah, Kepala Bappeda, Kepala Dinas Kimprasda, Kasi Jalan dan Jembatan Kimprasda, Kepada Kesbang Linmas, Camat Huristak Kabupaten Padang Lawas yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

14. Bapak Aujar Bakti Harahap selaku Kepala Desa Tanjung Baringin dan Bapak Zuber Harahap selaku Kepala Desa Sigading yang telah membantu penulis selama penelitian.

15. Masyarakat Desa Tanjung Baringin dan Sigading yang telah memberikan banyak informasi dan bersedia meluangkan waktunya untuk wawancara dengan penulis.

(5)

17. Om Suriaman dan keluarga terimah kasih atas bantuan dan dukungannya selama penulis berada di Binanga.

18. Om Harahap dan Om Purba yang telah mendampingin penulis selama penelitian di Desa Tanjung Baringin dan Sigading.

19. Keluarga besarku yang telah banyak membantu penulis selama penelitian (buat Tulang Leo dan Kak Ninik terima kasih buat waktunya selama penelitian).

20. Kak Mega dan Kak Dian yang telah membantu dalam mengurus segala keperluan Administrasi dan memberikan segala informasi dari departemen. 21. Spesial buat sahabatku-sahabatku D’Ring Sparkle: Wirda, Engga, Lisa, dan

Ridha. Suka dan suka telah kita lalui bersama selama ini dengan sifat kita yang berbeda-beda. Terima kasih telah memberi warna dalam hidupku dengan sebuah persahabatan dan mengajarkanku arti sebuah persahabatan. Sukses selalu buat kita semua.

22. Teman-teman Magang di Desa Sialang Buah: Wirda, Engga, Lisa, Ridha, Rika, Hilda, Nartho, dan Apeles. Dalam waktu yang singkat kita bisa membuat sebuah cerita tentang kenangan indah selama magang.

23. Teman-temanku keluarga pedo: Maria, Tere, Gita, Adrey, Dedi, Johni, dan buat teman seperjuanganku Wilfried yang lebih dahulu wisuda. Terima kasih buat kebersamaan dan hal-hal aneh yang kita buat bersama, sukses buat kita semua.

(6)

selama ini, buat Kak eka yang menjadi teman sebagai penghuni terakhir di Sofyan 46 terima kasih buat saran dan masukannya.

25. Teman baruku Tri Ismanto terima kasih atas masukan, motivasi, dan kritikannya selama ini, terima kasih buat waktu dan cerita-ceritanya.

26. Teman-teman Administrasi Negara 2007 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih buat kebersamaannya selama kuliah kurang lebih empat tahun ini, sukses buat kita semua. AN satu AN jaya.

27. Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis selama penelitian di Desa Tanjung Baringin dan Sigading

Akhir kata terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Mei 2011

(7)

DAFTAR ISI

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

1.5 Kerangka Teori... 12

1.5.1 Pembangunan ... 12

1.5.1.1 Konsep Dasar Pembangunan Nasional ... 15

1.5.1.2 Pembangunan Daerah... 17

1.5.1.3 Pembangunan Desa ... 19

1.5.1.3.1 Ruang Lingkup Pembangunan Desa ... 21

1.5.1.3.2 Tiga Prinsip Pembangunan Desa ... 22

1.5.2 TNI dan Pemerintahan Daerah ... 23

1.5.3 TNI dan Pembangunan Daerah ... 26

1.5.3.1 Bhakti TNI ... 26

1.5.3.2 Posisi TNI Dalam Pembangunan ... 29

1.5.4 TNI Manunggal Membangun Desa ... 31

1.5.4.1 Latar Belakang TNI Manunggal Membangun Desa ... 31

1.5.4.2 Pola Penyelenggaraan TNI Manunggal Membangun Desa ... 34

1.5.4.3 Dasar Pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa... 35

1.5.4.4 TNI Manunggal Membangun Desa di Wilayah Kodim 0212/TS .... 36

1.5.4.5 Dasar Pelaksanan TNI Manunggal Membangun Desa di Wilayah Kodim 0212/TS ... 37

1.5.4.6 Jenis Kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa di Wilayah Kodim 0212/TS ... 38

1.5.4.6.1 Sasaran Fisik ... 38

1.5.4.6.2 sasaran Non Fisik ... 38

1.5.4.6.3 Pelibatan Personel ... 39

1.5 TMMD dan Pembangunan Daerah ... 39

1.6 Defenisi Konsep ... 42

1.6.1 Pembangunan Daerah... 42

1.6.2 TNI Manunggal Membangun Desa ... 43

BAB II METODOLOGI PENELITIAN ... 44

2.1 Bentuk Penelitian ... 44

2.2 Lokasi Penelitian ... 44

2.3 Informan Penelitian ... 44

2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 45

2.5 Teknik Analisa Data ... 47

(8)

3.1 Kecamatan Huristak ... 48

3.2 Desa Tanjung Baringin ... 58

3.2.1 Penduduk ... 49

4.1 Identitas Informan ... 57

4.1.1 Jenis Kelamin ... 58

4.1.2 Usia ... 58

4.1.3 Pendidikan ... 59

4.1.4 Pekerjaan ... 59

4.2 Peran TNI dalam Pembangunan Daerah Wilayah Kodim 0212/TS ... 60

4.3 TNI Manunggal Membangun Desa ... 66

4.3.1 Mekanisme Penyelenggaraan TMMD ... 66

4.3.1.1 Perencanaan TMMD ... 67

4.3.1.2 Persiapan Pelaksanaan TMMD ... 68

4.3.1.3 Pelaksanaan TNMMD di Lapangan ... 69

4.3.1.3 Pengawasan dan Evaluasi TMMD ... 70

4.4 Pelaksanaan TMMD di Desa Tanjung Baringin-Sigading ... 70

4.5 Kutipan Wawancara ... 76

BAB V ANALISA DATA ... 93

5.1 Peran TNI dalam Pembangunan Daerah Wilayah Kodim 0212/TS ... 94

5.1.1 Keberadaan TNI dalam Pembangunan ... 97

5.2 Peran TMMD dalam Meningkatkan Pembangunan Desa Tanjung Baringin-Sigading ... 101

5.2.1 Pelaksanaan TMMD di Desa Tanjung Baringin-Sigading ... 111

5.3 Tanggapan Masyarakat dan Pemerintah Daaerah ... 117

BAB VI PENUTUP ... 127

6.1 Kesimpulan ... 127

6.2 Saran ... 129

6.2.1 Saran Bagi TNI ... 129

6.2.2 Saran Bagi Pemerintah Daerah ... 129

6.2.3 Saran Bagi Masyarakat ... 130

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Nama Koramil Wilayah Kodim 0212/TS ... 55

Tabel 4.1 Identitas Informan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 58

Tabel 4.2 Identitas Informan Berdasarkan Usia ... 58

Tabel 4.3 Identitas Informan Berdasarkan Pendidikan ... 59

Tabel 4.4 Identitas Informan Berdasarkan Pekerjaan ... 59

Tabel 4.5 Kegiatan Saka Wira Kartika Wilayah Kodim 0212/TS ... 62

Tabel 4.6 Kegiatan Penanggulangan Bencana WilayahKodim 0212/TS... 62

Tabel 4.7 Kegiatan Karya Bhakti Wilayah Kodim 0212/TS ... 64

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

ABSTRAK

Peran TNI Dalam Pembangunan Daerah

(Studi Kasus TNI Manunggal Membangun Desa Ke 84 Desa Tanjung Baringin-Sigading, Kecamatan Huristak, Kabupaten Padang Lawas)

Nama : Mala Dalini

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP

Pembangunan adalah suatu usaha dalam mewujudkan perubahan. Siapapun dapat berperan dalam melakukan pembangungan, tidak terkecuali TNI. TNI sebagai alat pertahanan negara ternyata mempuyai tugas dalam membantu pemerintah daerah sesuai dengan UU No. 34 Tahun 2004. Dalam menjalankan fungsi sosialnya TNI mempunyai kegiatan-kegiatan yang salah satunya adalah TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang berperan dalam meningkat pembangunan di desa terpencil/terisolir. Desa Tanjung Baringin dan Sigading adalah salah satu dari desa terpencil yang ada di wilayah Kodim 0212/TS. Maka untuk membantu pemerintah daerah Padang Lawas dalam pembangunan, Kodim 0212/TS menyelenggarakan kegiatan TMMD ke 84 di Desa Tanjung Baringin-Sigading, Kecamatan Huristak, Kabupaten Padang Lawas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran TNI dalam pembangunan di wilayah Kodim 0212/TS, peran TMMD dalam meningkatkan pembangunan di Desa Tanjung Baringin-Sigading, serta tanggapan dari masyarakat dan pemerintah daerah Padang Lawas terhadap pelaksanaan TMMD. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan analisa data kualitatif. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini terdiri dari informan kunci yaitu Kapt. Inf B. Hutabarat selaku Pasiter saat ini dan Kapt. Inf E. Purba Pasiter pada pelaksanaan TMMD. Informan utama yaitu Kepala Desa Tanjung Baringin dan Sigading, Kasi jalan dan jembatan Kimprasda, Kabid Fisik Bappeda, Sekda Padang Lawas dan masyarakat Tanjung Baringin dan Sigading 15 orang.

Kesimpulan dari penelitian menunjukkan bahwa TNI berperan dalam membantu pemerintah daerah dalam meningkatkan pembangunan daerah di wilayah Kodim 0212/TS. Salah satu dari peran TNI itu adalah melalui kegiatan TMMD yang dilaksanakan di Desa Tanjung Baringin-Sigading dimana dalam pelaksanaannya berhasil membuka keterisoliran kedua desa dengan pelebaran jalan dan perbaikan jembatan sehingga berdampak pada peningkatan kehidupan ekonomi dan sosial kedua desa tersebut. Selama pelaksanaan TMMD tidak ditemui kendala yang berarti, oleh sebab itu masyarakat sangat berterimah kasih begitu juga dengan pemda Padang Lawas. Namun setelah hampir setahun TMMD belum ada tindak lanjut yang berarti dari pemda, karena setelah TMMD selesai akan diserahkan ke pemda. Oleh sebab itu pemerintah Padang Lawas harus segera melanjutkan pembangunan agar hasil dari TMMD tidak sia-sia.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses pembangunan sebenarnya adalah merupakan suatu perubahan sosial budaya. Pembangunan supaya menjadi suatu proses yang dapat bergerak maju atas kekuatan sendiri tergantung kepada manusia dan struktur sosialnya. Jadi bukan hanya yang dikonsepsikan sebagai usaha pemerintah belaka. Indonesia, sebagai kelompok negara berkembang pada umumnya melakukan dan sedang di dalam proses perubahan-perubahan sosial yang besar. Proses atau usaha-usaha perubahan sosial tersebut dapat berarti suatu proses dan usaha pembangunan. Pada pokoknya suatu usaha perubahan dan pembangunan dari suatu keadaan atau kondisi kemasyarakatan yang dianggap lebih baik dan lebih diinginkan. Artinya ada perubahan dari yang ada sekarang dengan segala kekurangannya menjadi lebih baik, minimal ada “progress” dari kondisi yang sekarang ini.1

Prinsip pokok pembangunan mengacu kepada kondisi dari rakyat yang hendak atau sedang dibangun. Perubahan-perubahan dalam masyarakat yang bersifat menyeluruh tersebut, dapat dikembangkan secara sadar oleh pemerintah, yang sebaiknya pula mewakili kekuatan-kekuatan pembaharuan di dalam masyarakat. Hal ini sudah pasti sudah sesuai dengan paradigma yang diinginkan yaitu paradigma pembangunan yang partisipatif yang lebih mengarah kepada aspirasi dari akar rumput. Akan tetapi pada akhirnya supaya perubahan-perubahan itu mempunyai kemampuan berkembang yang dinamis, perlulah diperhatikan agar

1

(13)

proses tersebut didukung dan dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pembaharuan dan pembangunan yang timbul dan bergerak di dalam masyarakat bangsa itu sendiri. Pembangunan secara sederhana diartikan sebagai suatu perubahan tingkat kesejahteraan yang dilaksanakan secara sinergis.

Dalam Pembangunan Nasional, orientasinya diarahkan kepada kepentingan rakyat banyak, dan pada umumnya rakyat Indonesia lebih banyak bermukim di daerah pedesaan. Oleh karena itu, pembangunan pedesaan sebagai bagian integral dari Pembangunan Nasional mempunyai arti yang strategis. Dengan pembangunan ini akan meningkatkan taraf hidup dan kualitas masyarakat desa sebagai sumber kekuatan dalam melaksanakan Sistem Pertahanan Rakyat Semesta. Sudah menjadi tekad dan kesepakatan seluruh bangsa bahwa pembangunan nasional di semua aspek kehidupan sebagai perwujudan perjuangan bangsa harus dilaksankan dalam konteks negara yang didasarkan ideologi Pancasila dan diatur dalam tata kehidupan masyarakat menurut UUD 1945. Keberhasilan pembangunan desa berarti meningkatkan pemerataan tingkat kesejahteraan yang hasil-hasilnya akan menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Desa secara keseluruhan merupakan basis Ketahanan Nasional bagi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.2

Disadari bahwa pembangunan pedesaan telah banyak dilakukan sejak dari dahulu hingga sekarang, tetapi hasilnya belum memuaskan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Pembangunan pedesaan seharusnya dilihat bukan hanya sebagai obyek tetapi juga sebagai subyek

(14)

pembangunan. Pembangunan pedesaan harus dilihat sebagai upaya mempercepat pembangunan pedesaan melalui penyediaan prasarana dan sarana untuk memberdayakan masyarakat, dan upaya mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang lebih efektif dan kokoh.

Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri merupakan hasil semangat Kemanunggalan TNI dan Rakyat. Kemanunggalan TNI dan rakyat sudah berlangsung sejak pembentukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang merupakan cikal bakal TNI, tetapi secara konkrit adalah pada saat dilancarkan perang rakyat semesta yang digelar TNI selama agresi militer II pada tahun 1949. Saat Perang Kemerdekaan (1945–1949), anggota TNI selalu bahu-membahu dengan rakyat, baik untuk kepentingan kemiliteran (tempur) maupun untuk kesejahteraan. Dalam kondisi pertempuran, rakyat yang mendukung TNI dalam urusan logistik. Ketika pertempuran mereda, giliran anggota TNI yang membantu rakyat dalam perbaikan infrastruktur.

(15)

memisahkan diri dari rakyat, hal ini harus selalu diupayakan pembinaannya melalui program-program yang menjadikan TNI-AD tidak terpisah dari rakyat.

TNI lahir dan tumbuh bersama-sama rakyat yang selalu mengutamakan kepentingan rakyat. Oleh karena itu TNI yang merupakan salah satu komponen nasional dalam keadaan bagaimanapun dituntut mampu menjamin tetap tegaknya NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dan mengamankan penyelenggaraan pembangunan nasional dalam rangka pencapaian tujuan nasional secara bertingkat, dan berlanjut. Dalam UU TNI No. 34 Tahun 2004 Pasal 7 ayat (1) tentang tugas pokok TNI disebutkan bahwa:

Sebagai sebuah institusi, TNI mempunyai sumber daya dan kapasitas. Kapasitas TNI sebagai komoditas pertahanan negara sudah banyak dibahas. TNI sebagai pertahanan negara ternyata mempunyai peran terhadap pembangunan

(16)

nasional. Bentuk dari peran TNI tersebut dapat dilihat dari Bhakti TNI. Bhakti TNI adalah pendayagunaan kemampuan TNI terhadap objek yang bersifat fisik material maupun mental spiritual dalam rangka menunjang pembangunan negara dan bangsa, tanpa mengabaikan kewaspadaan dan kesiapan nasional. Kegiatan bhakti TNI yang dilaksanakan oleh prajurit dan satuan TNI, bersifat membantu, terintegrasi dan selalu terarah pada usaha penyuksesan program pembangunan pemerintah pusat dan daerah didukung oleh seluruh Departemen, Pemerintah Daerah dan masyarakat.

Optimalisasi peran TNI sama sekali bukan bentuk ekspansi TNI seperti dimasa lalu untuk mencampuri atau mengambil alih peran dan tugas pokok institusi lain. Optimalisasi peran TNI semata-mata panggilan moral atau peran fungsi TNI untuk menunaikan tugas perbantuan TNI kepada institusi atau lembaga lain seperti pemerintah daerah apabila diperlukan sesuai dengan batas kemampuan TNI. Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai untuk mewujudkan partisipasi aktif dan kontribusi nyata TNI dalam membantu pemerintah dalam melaksanakan pembangunan nasional untuk mencapai tujuan pokok yaitu meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa, meningkatkan kecerdasan, dan kesejahteraan rakyat, membantu menegakkan disiplin, tata tertib dan hukum serta membantu meningkatkan citra bangsa Indonesia dimata dunia melalui kerjasama Internasional dibawah naungan bendera PBB.3

Meski dwifungsi TNI telah lama dihapuskan, bukan berarti peran TNI memberdayakan kesejahteraan masyarakat ditinggalkan begitu saja. Lewat

3

(17)

program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) diharapkan akan semakin membantu percepatan (akselerasi) pembangunan daerah tertinggal. Program TMMD dilaksanakan sebagai upaya membantu pemerintah dalam memberdayakan wilayah pertahanan dan membantu tugas pemerintah di daerah dalam meningkatkan akselerasi pembangunan di daerah, membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memantapkan wawasan kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam rangka mewujudkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Seperti yang dikatakan oleh Kasdam I/BB bahwa program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) diharapkan pemberdayaan masyarakat desa dalam mewujudkan ketahanan dan ketangguhan wilayah diharapkan mampu diwujudkan serta mempersatukan bangsa. Program ini juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memantapkan wawasan kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari. Program ini juga diharapkan mampu menjawab aspirasi dan kepentinga warga desa, sehingga dapat mengurangi keresahan masyarakat terhadap minimnya sarana dan prasaranan.4

Kegiatan TMMD sasarannya adalah pembangunan fisik dan nonfisik, terutama pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana umum lain yang menjadi kebutuhan masyarakat di daerah, seperti jalan, rumah ibadah, sekolah, dll. Contoh pembangunan non fisik antara lain seperti penyuluhan-penyuluhan, pemberantasan narkoba dan penyakit sosial masyarakat, peningkatan sarana dan mutu pendidikan, modernisasi pertanian untuk mewujudkan ketahanan pangan,

4

(18)

revitalisasi agrobisnis, pemberdayaan industri kecil dan menengah (IKM), meningkatkan ekonomi nelayan, dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Sasaran non fisik, diarahkan untuk mendorong tumbuhnya inovasi dan kreatifitas masyarakat desa guna meningkatkan kualitas hidup dalam membangun daerahnya sendiri menuju kehidupan sosial yang lebih maju, sejahtera, dan mandiri.

Data hasil AMD/TMMD secara nasional (Tahun 1980 s/d 2010) sebagai mana yang disampaikan dalam Rapat Paripurna TMMD Tahun 20105

dapat dilihat hasil dari pembangunan yang telah dilakukan TNI dalam pembangunan, dari kegiatan fisik antara lain, pembutan jalan (115.169 km), rehab jalan (401,632 km), pengaspalan jalan (175,867 km), pengerasan jalan (331,762 km), pembangunan jembatan (6.442 unit), pembuatan drainase/saluran air (12.594 km), rehab siring/parit (34,209 km), pemasangan gorong-gorong (10.284 lokasi), pemasangan bronjong (14,912 lokasi), pembangunan/rehab rumah (31.251 unit), pembangunan Sekolah/madrasah/TPA (1.267 unit), pembuatan/rehab sarana ibadah (7.289 unit), pembuatan/rehab poskamling (6.576 unit), pembuatan/rehab MCK/jamban (13.470 unit), pemasangan pompa air (2.125 unit), pembuatan halte (15.501 unit), pembuatan sarana olah raga (1.262 buah), pembukaan lahan tidur (110.000 Ha), penanaman pohon/penghijauan (207.700 batang). Kegiatan non fisik antara lain, penyuluhan/ceramah meliputi materi: pertanian, peternakan,vaksinasi unggas dan flu burung, perikanan dan kelautan, perkebunan, koperasi, ketenagakerjaan dan transmigrasi, kesehatan/KB, ketrampilan PKK, pendidikan/wajib belajar 9 tahun dan 12 tahun, kehutanan/reboisasi,

(19)

pertanahan/hukum agraria/PBB/Wajib pajak, kependudukan/akte kelahiran. Dan kegiatan lain seperti pemutaran film/hiburan rakyat, pengobatan massal secara gratis, pembuatan akte kelahiran gratis, pemberian bantuan bibit ikan kepada masyarakat, pemberian bantuan pinjaman penguatan modal, ajangsana, mengadakan pasar murah, mengadakan olah raga bersama masyarakat, sosialisasi mobil pintar dan pustakaan, penghijauan dan pembagian bibit penghijauan. Dengan begitu, diharapkan akan meningkatkan roda perekonomian daerah karena terbukanya isolasi antar desa atau daerah terpencil, dan meningkatkan keterampilan masyarakat.

(20)

Di desa-desa yang ada di Kabupaten Padang Lawas, khususnya kecamatan Huristak kondisi jalan juga tidak kalah memprihatinkan. Jalanan yang tidak rata dan berlubang tentunya menyulitkan masyarakat untuk bermobilitas baik dari desa ke desa lain, dari desa ke kecamatan, maupun ke ibukota kabupaten. Salah satu desa yang mengalami kondisi terisolir adalah Desa Tanjung Baringin dan Sigading. Jarak kedua desa ini kurang lebih hanya 3 km, tetapi karena kondisi jalan yang tidak rata seperti berbukit dimana tanah tersebut adalah tanah merah, maka jika musim hujan jalanan itu akan berlumpur dan semakin sulit dilewati. Belum lagi tumbuhan liar di pinggir jalan membuat jalan semakin kecil, terlihat semak, dan terisolir. Untuk menuju Desa Sigading dari Tanjung Baringin dihubungkan oleh jembatan yang kondisinya juga memprihatinkan. Jembatan tersebut hanya terbuat dari papan seadanya yang sudah mulai rusak sehingga dapat menghambat mobilitas masyarakat setempat yang mempengaruhi kegiatan perekonomian, pendidikan, dan roda pemerintahan.

(21)

daerah, maka Komando Distrik Militer (Kodim) 0212/TS bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Padang Lawas melaksanakan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di desa Tanjung Baringin-Sigading Kecamatan Huristak, Kabupaten Padang Lawas untuk turut serta dalam proses pembangunan di daerah tersebut.

Berdasarakan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk melihat Peran TNI Dalam Pembangunan Daerah melalui TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-84 di Desa Tanjung

Baringin, Kecamatan Huristak, Kabupaten Padang Lawas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Bagimanakah peran TNI dalam pembangunan daerah di wilayah Kodim 0212/TS ?

2. Bagaimanakah peran TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) dalam meningkatkan pembangunan di Desa Tanjung Baringin-Sigading, Kecamatan Huristak, Kabupaten Padang Lawas ?

(22)

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui sebelumnya. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peran TNI dalam pembangunan daerah di wilayah Kodim 0212/TS.

2. Untuk mengetahui peran dari TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) dalam meningkatkan pembangunan di Desa Tanjung Baringin-Sigading, Kecamatan Huristak, Kabupaten Padang Lawas.

3. Untuk mengetahui pendapat masyarakat serta pemerintah daerah Kabupaten Padang Lawas terhadap pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa di Desa Tanjung Baringin dan Sigading

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik bagi diri sendiri maupun pihak lain yang berkepentingan yaitu:

1. Penelitian ini diharapkan mampu melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah dan kemampuan untuk menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara.

(23)

3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan tentang Peran TNI Dalam Pembangunan Daerah melalui TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD).

1.5 Kerangka Teori

Kerangka teori adalah seperangkat konsep, asumsi, dan generalisasi yang dapat digunakan dalam mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam organisasi.6

Penggunaan kata pembangunan telah dipopulerkan oleh para sarjana dan pembuat kebijakan di Amerika Serikat, dan diperkenalkan ke Eropa Barat dan negara-negara dunia ketiga yang sedang berkembang. Pembangunan berasal dari kata development. Kata development ini diartikan sebagai pembangunan atau perkembangan dan perubahan sosial. Menurut Sondang P. Siagian pembangunan didefenisikan sebagai rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar dalam rangkapembinaan bangsa.

Berdasarkan rumusan di atas, penulis akan mengemukakan beberapa teori atau pendapat, ataupun gagasan yang akan dijadikan sebagai landasan berpikir dalam penelitian ini.

1.5.1 Pembangunan

7

Pembangunan menurut Alexander adalah proses perubahan yang mencakup seluruh sistem sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya. Portes

6

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (bandung: Alfabeta,2007), hal 55

7

(24)

mendefenisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Menurut Deddy T. Tikson bahwa pembangunan nasional dapat pula diartikan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur ekonomi, misalnya, dapat dilihat melalui peningkatan atau pertumbuhan produksi yang cepat di sektor industri dan jasa, sehingga kontribusinya terhadap pendapatan nasional semakin besar.8

Menurut Todaro pembangunan merupakan suatu proses berdimensi jamak yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, dan kelembagaan nasional, seperti halnya percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketidakmerataan, dan pemberantasan kemiskinan absolut.9

1. Pembangunan bukan hanya diarahkan untuk peningkatan income, tetapi juga pemerataan.

Menurut Todaro defenisi di atas memberikan beberapa implikasi bahwa:

2. Pembangunan juga harus memperhatikan aspek kemanusiaan seperti: a. Life sustenance: kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar.

b. Self-Esteem: kemampuan untuk menjadi orang yang utuh yang memiliki

harga diri dan tidak diisap orang lain.

c. Freedom From Servitude: Kemampuan untuk melakukan berbagai pilihan

dalam hidup, yang tentunya tidak merugikan orang lain.

22 Februari 2011 jam 07:05 WIB

9

(25)

Konsep dasar di atas telah melahirkan beberapa arti pembangunan yang sekarang ini menjadi popular, yaitu:

1. Capacity: hal ini yang menyangkut aspek kemampuan meningkatkan income

atau produktivitas.

2. Equity: hal ini menyangkut aspek pengurangan kesenjangan antara berbagai

lapisan masyarakat dan daerah.

3. Enpowerment: hal ini menyangkut pemberdayaan masyarakat agar dapat

menjadi aktif dalam memperjuangkan nasibnya dan sesamanya.

4. Suistanable: hal ini menyangkut usaha untuk menjaga kelestarian

pembangunan.

Esensi dari pembangunan ternyata tidak hanya dapat dilihat dari sisi pengertian dan defenisi tetapi dapat juga beranjak dari segi tujuan pembangunan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Gant seperti yang dikutip oleh Arifin10

10

M. Arifin NST, Perencanaan Pembanguna Daerah,(Medan:FISIP USU Press), hal 42

(26)

kesempatan pada keseluruhan kebutuhan manusia dalam mewujudkan dan memenuhi kebutuhan masyarakat secara luas baik dalam bentuk materi maupun non materi.

1.5.1.1 Konsep Dasar Pembangunan Nasional

Pembangunan nasional adalah berpola kepada rakyat, untuk rakyat. Peran pemerintah adalah menjaga agar proses pembangunan dengan pola ini berjalan dengan baik. Pembangunan nasional berbasiskan partisipasi dan pemberdayaan. Partisipasi adalah kunci dari keberhasilan yang berkesinambungan, sebab pihak yang berhasil mencapai keberhasilan dari usahanya sendiri. Pemberdayaan adalah suatu proses awal untuk menjadikan mereka yang belum mampu berpartisipasi (dalam pembangunan) untuk menjadi mampu berpartisipasi. Pemberdayaan adalah konsep pemihakan kepada mereka yang tertinggal dan dilakukan secara aktif oleh pemerintah dan mereka yang lebih maju (intervensi)

(27)

pemerintah propinsi didukung oleh departemen teknis yang terkait dengan sektor yang dibangun di daerah.11

Pembangunan nasional hanya akan memberikan hasil optimal jika diselenggarakan secara bersama-sama oleh warga negara Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Jadi pembangunan perlu kesatuan dan kesatuan. Pada akhirnya, fondasi pembangunan sebagai bagian dari proses berkehidupan bersama dalam wadah negara bangsa Indonesia harus kembali kepada kesepakatan paling dasar dari dasar kehidupan bersama yang paling universal, yaitu demokrasi yang berarti dari-oleh-untuk rakyat, kembali kepada landasan pembangunan yang paling alami Mengingat konsep dasar pembangunan tersebut, maka strategi pembangunan nasional Indonesia disusun oleh Pemerintah Republik Indonesia adalah menyusun secara rinci secara sektoral strategi-strategi pembangunan di mana setiap daerah (otonom) dapat memilih sektor serta strateginya sesuai dengan potensi, kecakapan, dan aspirasi lokal. Jadi ibaratnya, strategi pembangunan nasional adalah “menu” yang lengkap untuk diberikan kepada masyarakat membangun di daerah untuk dapat memilih sesuai prioritas pembangunan di daerahnya masing-masing. secara sektoral, bidang-bidang pembangunan adalah ekonomi, politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Di luar itu, sesuai dengan U No. 32 Tahun 2004, maka terdapat beberapa sektor pembangunan yang masih dilakukan oleh pusat (nasional), yaitu hubungan luar negeri, pertahanan, keamanan, moneter dan fiskal, hukum, dan agama.

11

(28)

yaitu partisipasi dan pemberdayaan, serta landasan kesepakatan hidup bersama dari rakyat Indonesia.

1.5.1.2 Pembangunan Daerah

Pembangunan daerah dapat diartikan sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas dan perikehidupan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara terus-menerus, berlandaskan kemampuan daerah, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,serta memperhatikan tantangan perkembangan keadaan daerah, nasional, dan global.12

1. Tetap berada dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menggalang persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.

Pembangunan daerah juga dapat diatikan sebagai kesatuan dari semua kegiatan pembangunan baik yang dibiayai pemerintah pusat, daerah, swasta maupun swadaya masyarakat.

Garis besar prinsip penyelenggaraan pembangunan daerah kabupaten/kota maupun propinsi yaitu:

2. Demokasi di kehidupan semua segi kehidupan bernegara. 3. Pemerataan dan keadilan dan dapat dirasakan manfaatnya.

4. Pemanfaatan semua potensi yang ada sesuai dengan keragaman daerah.

5. Sesuai dengan kewenangan yang diberikan pusat, baik secara desentralisasi, dekonsentrasi, maupun dalam angka perbantuan.

12

Pembanguna daerah, sector, dan nasional (penulis Drs.Khuldun Munji).

(29)

Pembangunan daerah secara umum meliputi: 1. Peningkatan keadaan ekonomi untuk mandiri.

2. Peningkatan keadaan sosial daerah untuk kesejahteraan secara adil dan merata. 3. Pengembangan setiap ragam budaya untuk kelestarian.

4. Pemeliharaan keamanan masyarakat dalam mendukung pelaksanaan kegiatan EKOSOSBUD dan kualitas lingkungan.

5. Membantu pemerintah pusat dalam mempertahankan dan memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.

Yang menjadi pelaku dalam pembangunan daerah antara lain adalah pemerintah daerah, badan hukum swasta, pemerintah propinsi, pemerintah pusat dengan dana sendiri atau dana lain, dan organisasi internasional maupun negara lain.

(30)

keberdayaan masyarakat melalui penguatan kelembagaan dan organisasi masyarakat setempat, penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial masyarakat. Dalam melakukan pembangunan daerah, pemerintah daerah diharapkan mampu melakukan manajemen pembangunan daerah dengan fokus pengembangan kawasan. Potensi wilayah diharapkan dapat dioptimalkan sehingga masyarakat menjadi tuan di atas wilayahnya sendiri dalam suatu entitas kawasan pembangunan tanpa meninggalkan prinsip-prinsip pembangunan.

Keberhasilan pembangunan di suatu daerah sangat ditentukan oleh beberapa faktor antara lain yaitu keadaan daerah itu sendiri yang meliputi keadaan sosial, politik, budaya, keamanan, fisik dan sarana umum. Rencana pembangunan yang terdiri dari tujuan, sasaran, target pembangunan, strategi dan rencana pembangunan. Sarana pembangunan seperti kelembagaan, dana, sumber daya manusai dan sumber daya alam yang tersedia. Pengaruh dari keadaan luar seperti keadaan sosial politik, ekonomi, keamanan, dunia dan kekuatan khusus yang mempengaruhi. Dan yang terakhir, keberhasilan pembangunan itu ditentukan oleh faktor pelaksanaan yaitu ketentuan-ketentuan serta pengaturan pelaksanaan rencana pembangunan.

1.5.1.3 Pembangunan Desa

(31)

Jayadinata dan Pramandika13

Pembangunan desa harus dilihat sebagai upaya mempercepat pembangunan pedesaan melalui penyediaan prasarana dan sarana untuk memberdayakan masyarakat dan upaya mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang efektif dan kokoh.

, dapat mempunyai tujuan yaitu pertumbuhan sektor pertanian, integrasi nasional yaitu membawa seluruh penduduk suatu negeri ke dalam pola utama kehidupan yang sesuai, dan keadilan ekonomi yakni bagaimana pendapatan itu dibagi-bagi kepada seluruh penduduk.

Maksud pembangunan pedesaan adalah menghilangkan atau mengurangi berbagai hambatan dalam kehidupan sosial-ekonomi, seperti kurang pengetahuan dan keterampilan, kurang kesempatan kerja, dan sebagainya. Sasaran dari program pembangunan pedesaan adalah meningkatkan kehidupan sosial dan kehidupan ekonomi keluarga petani sehingga mereka mendapat kesejahteraan, yang berarti mereka memperoleh tingkat kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan material (makanan-minuman, pakaina, perumahan, alat-alat, dsb) dan kebutuhan spiritualnya (pendidikan, agama, ilmu, keamanan, kepercayaan terhadap diri sendiri, dsb).

14

13

Johara dan Pramandika, Pembangunan Desa Dalam Perencanaan, (Bandung: Penerbit ITB), hal 1

14

Rahardjo Adisasmita, Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2006), hal 17.

(32)

Sedangkan tujuan jangka pendeknya adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan ekonomi dan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya alam. Sasaran pembangunan desa adalah terciptanya peningkatan produkti dan produktivitas, percepatan pertumbuhan desa, peningkatan keterampilan dalam berproduksi dan pengembangan lapangan kerja dan lapangan usaha produktif, peningkatan prakarsa dan partisipasi masyarakat, dan perkuatan kelembagaan. Pembangunan pedesaan seharusnya menerapkan prinsi-prinsip yaitu transparansi, partisipasi, dapat dinikmati masyarakat, dapat dipertanggung jawabkan, dan berkelanjutan. Pembangunan desa yang dilaksanakan harus sesuai dengan masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, serta aspirasi dan prioritas masyarakat pedesaan.

1.5.1.3.1 Ruang Lingkup Pembangunan Pedesaan

Pengembangan pedesaan mempunyai ruang lingkup, yaitu:

1. Pembangunan sarana dan prasarana pedesaan (meliputi pengairan, jaringan jalan, lingkungan pemukiman dan lainnya).

2. Pemberdayaan masyarakat.

3. Pengolahan sumber daya alam (SDA), dan sumber daya manusia (SDM). 4. Penciptaan lapangan kerja, kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan

(khususnya terhadap kawasan-kawasan miskin).

5. Penataan keterkaitan antar kawasan-kawasan dengan kawasan perkotaan (inter

(33)

1.5.1.3.2 Tiga Prinsip Pokok Pembangunan Desa

Pembangunan pedesaan dilakukan dengan pendekatan secara multisektoral (holistic), partisipatif, berlandaskan pada semangat kemandirian, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan serta melaksanakan pemanfaatan sumber daya pembangunan secara serasi dan selaras dan sinergi sehingga tercapai optimalitas. Ada tiga prinsip pokok pembangunan pedesaan, yaitu:

1. Kebijakan dan langkah-langkah pembangunan di setiap desa mengacu kepada pencapaian Trilogi Pembangunan. Ketiga unsur Trilogi Pembangunan tersebut yaitu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan stabilitas yang sehat dan dinamis, diterapkan di sektor, termasuk desa dan kota, di setiap wilayah dan antar wilayah secara saling terkait, serta dikembangkan secara selaras dan terpadu.

2. Pembangunan desa dilakukan dengan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan. Penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan mensyaratkan setiap daerah lebih mengandalkan sumber-sumber alam yang terbaharui sebagai sumber pertumbuhan. Di samping itu setiap desa perlu memanfaatkan SDM secara luas, memanfaatkan modal fisik, prasarana mesin-mesin, dan peralatan seefisien mungkin.

(34)

1.5.2 TNI dan Pemerintah Daerah

Dalam UU No. 34 Tahun 2004 Pasal 7 ayat (2) tentang Tugas Pokok TNI dinyatakan bahwa salah satu dari tugas pokok TNI selain perang yaitu membantu tugas dari pemerintahan daerah. Maksud dari membantu tugas pemerintah di daerah adalah membantu pelaksanaan fungsi pemerintahan dalam kondisi dan situasi yang memerlukan sarana, alat, dan kemampuan TNI untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi, antara lain membantu mengatasi akibat bencana alam, merehabilitasi infra struktur, serta mengatasi masalah akibat pemogokan dan konflik komunal.

Sarana yang dimaksud di sini adalah segala sesuatu yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan Salah satu sarana yang dimiliki oleh TNI adalah adanya rumah sakit TNI yang tidak hanya diperuntukkan bagi anggota TNI tetapi dapat dimanfaatkan juga oleh masyarakat lain. Apabila terjadi bencana di suatu daerah, maka rumah sakit tersbut dapat digunakan sebagai tempat untuk menolong korban bencana alam dan tenaga medis yang ada akan siap membantu. Selain itu sarana lain yang dimiliki oleh TNI dalam hal ini dapat dilihat dari adanya Koramil (Komando Rayon Militer) di setiap di daerah tingkat kecamatan atau posko-posko yang dibangun oleh TNI. Adapun kegunanan dari sarana tersebut yaitu apabila terjadi bencana alam atau konflik, maka tempat tersebut dapat dijadikan sebagai lokasi untuk menyimpan bantuan berupa makanan, pakaian, obat-obatan atau bantuan lainnnya yang diperlukan.

(35)

digunakan apabila diperlukan oleh pemerintah daerah. Adapun alat-alat yang dapat digunakan tersebut antara lain truk, pesawat, helikopter, ambulans, kapal, dll. Apabila terjadi bencana di suatu daerah, maka peralatan yang dimiliki oleh TNI tersebut sangat diperlukan, misalnya truk TNI dapat digunakan untuk mengevakuasi warga, Pesawat, helikopter, ataupun kapal dapat digunakan untuk mengirimkan bantuan dan evakuasi korban ke daerah yang sulit dijangkau. Begitu juga dengan ambulans TNI dapat digunakan untuk mengevakuasi korban.

(36)

Apabila pemerintah daerah sedang menghadapi masalah seperti bencana alam, kerusakan infra struktur yang diakibatkan oleh bencana alam, maupun pemogokan dan konflik komunal, maka TNI dapat turut serta ikut membantu pemerintah daerah menyelsaikan masalah tersebut. Apabila terjadi bencana alam maka keterlibatan TNI dalam mengatasi bencana alam yaitu apabila oleh pemerintah daerah baik di tingkat Gubernur/Bupati/Walikota secara lisan menyampaikan permohonan permintaan bantuan kekuatan TNI kepada Pangdam/Danrem/Dandim/Danyon sesuai stuktur jabatan dan tataran kewenangan di daerah yang terkena bencan, setelah diikuti permohonan permintaan secara tertulis.15

15

Kontijensi dalam menghadapi bencana alam di wilayah Kodim 0212/TS

(37)

1.5.3 TNI dan Pembangunan Daerah

1.5.3.1 Bhakti TNI

Bhakti TNI adalah pelibatan TNI sebagai kekuatan pertahanan dalam menjalankan fungsi sosial kemasyarakatan untuk menunjang pembangunan dan pelaksanaan program pemerintah tanpa mengabaikan kewaspadaan. Adapun bentuk dari bhakti TNI antara lain adalah:

a. TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD)

TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) merupakan suatu bentuk kepedulian dan peran serta TNI dalam melaksanakan pembangunan yang dilaksanakan secara terpadu bersama instansi terkait serta melibatkan masyarakat sebagai subyek pembangunan dengan mengutamakan kebutuhan yang paling mendasar bagi masyarakat.

b. TNI Manunggal Sosial Sejahterah (TMSS)

Sebagai wujud kepedulian sosial dari TNI kepada rakyat, TNI melaksanakan TNI Manunggal Sosial Sejahtera. Sasaran diprioritaskan pada daerah/lokasi yang belum terjangkau oleh Bhakti TNI lainnya atau pada daerah/lokasi yang terkena musibah bencana alam. Setiap tahun diprogramkan di tiga Kodam dengan dukungan dana dari TNI, dengan kegiatan rehabilitasi akibat bencana alam dan rehabilitasi rumah/lingkungan hidup rakyat yang kumuh/miskin.

c. TNI Manunggal Reboisasi (TMR)

(38)

dengan pemerintah daerah untuk membantu pelaksanaan program Reboisasi, melalui penghijauan kembali lahan atau hutan yang gundul. TNI Manunggal Reboisasi (TMR).

d. TNI Manunggal Hutan Cadangan Pangan (TMHCP)

TNI turut berpartisipasi aktif bersama pemerintah daerah membangun hutan cadangan pangan dengan maksud membangun hutan cadangan pangan dengan menanam berbagai jenis tanaman pangan sebagai perkayaan hutan yang disesuaikan dengan kondisi setempat dan dapat digunakan sebagai makanan substitusi oleh masyarakat setempat. Serta menumbuhkan kesadaran masyarakat berpartisipasi aktif untuk memelihara dan meningkatkan hasil pembangunan hutan cadangan pangan.

e.

Krisis moneter pada tahun 1997 telah menyengsarakan sebagian besar rakyat Indonesia, karena naiknya berbagai kebutuhan pokok, selain itu banyak harga kebutuhan pokok yang dinaikkan oleh beberapa penjual dengan alasan kelangkaan barang. Untuk itu melalui TNI Manunggal Sembako, TNI membantu masyarakat mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga yang murah/wajar.

TNI Manunggal Sembako (TMS)

f. TNI Manunggal Pertanian (TMP)

(39)

g. TNI Manunggal Aksara (TMA)

Sadar bahwa kebodohan adalah akar masalah dari keterbelakangan yang bermuara pada kemiskinan, kesengsaraan dan penderitaan rakyat, maka TNI bertekat untuk memeranginya. Salah satu upaya yang ditempuh TNI adalah bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Dalam Negeri dan Departemen Agama melaksanakan pemberantasan buta aksara melalui program TNI Manunggal Aksara bagi warga masyarakat usia 11- 44 tahun, yang pada tahun 1995 berjumlah lebih kurang 5,7 juta orang.

h. TNI Manunggal Transmigrasi (TMT)

TNI membantu program pemerintah dalam hal penyebaran penduduk dengan bekerjasama dengan Departemen Transmigrasi. Pada pelaksanaannya TNI menempatkan anggota di lokasi transmigrasi selama 6 bulan untuk membantu mengatasi masalah-masalah kesehatan dan Keluarga Berencana.

i. TNI Manunggal KB-Kesehatan (TMKK)

(40)

1.5.3.2 Posisi TNI Dalam Pembangunan Daerah

Dapat dipastikan bahwa suatu negara bertekad bulat untuk mempertahankan kemerdekaannya, menjamin integritas teritorialnya, menegakkan kedaulatanya, menjamin stabilitas dalam bidang dan penghidupan bangsa, seperti di bidang politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, serta sosial budaya. Oleh Karena itu negara memerlukan ketahanan nasional yang ampuh dan andal. Dengan kemampuan seperti itu, negara yang besangkutan akan memerlukan angkatan bersenjata yang efektif dan modern untuk menangkal berbagai bentuk ancaman atau bahkan serangan yang mungkin datang dari luar dan untuk memadamkan segala bentuk gangguan yang mungkin timbul di dalam negeri.16

Dalam UU No. 34 Tahun 2004 disebutkan bahwa Tentara Nasional Indonesia adalah alat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bertugas melaksanakan kebijakan pertahanan negara untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah, dan melindungi keselamatan bangsa, menjalankan operasi militer untuk perang dan operasi militer

Kemampuan demikian tetap diperlukan meskipun secara global kemungkinann timbulnya Perang Dunia Ketiga kelihatannya kecil, perang yang bersifat lokal, ketidakstabilan politik, gerakan separatisme, terorisme, kejahatan terorganisasi, dan berbagai gangguan keamanan lainnya tidak dapat dipandang remeh. Dengan kata lain, kegiatan pembangunan hanya akan berhasil apabila dalam suatu negara tidak terjadi gejolak, instabilitas dan gangguan keamanan serta ketertiban umum.

16

(41)

selain perang, serta ikut secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional. Dalam operasi untuk selain perang disebutkan bahwa TNI juga mempuyai tugas untuk membantu pemerintahan di daerah. Bersama pemerintah daerah TNI menjalin kerja sama untuk sama-sama melakukan pembangunan di berbagai bidang. Selain itu TNI juga mempunyai sebuah program yaitu Bhakti TNI yang dapat diartikan sebagai pelibatan TNI sebagai alat negara untuk menunjang pembangunan dan pelaksanaan pemerintahan tanpa mengabaikan kewaspadaan dan Hankamnas.

Pembangunan adalah milik semua lapisan, baik pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dalam melakukan pembangunan posisi TNI sebagai pelaku pembangunan berada pada instansi pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari posisi Panglima TNI yang sejajar dengan Menteri. Di bawah panglima TNI ada Kepala Staf di masing-masing angkatan (Kasad, Kasal,Kasau). Seorang kepala staf membawahi seorang Pangdam (Panglima Kodam). Lalu di bawah Pangdam adalah Dandim (Komandan Kodim). Posisi Pangdam sendiri di pemerintah daerah adalah sebagai muspida (musyawarah pimpinana daerah) tingkat I dan Dandim sebagai muspida tingkat II. Oleh sebab itu posisi TNI dalam pembangunan adalah di pemerintahan.

(42)

daerah, semua tentara yang ada di Indonesia adalah Tentara Nasional Indonesia yang di tempatkan di seluruh wilayah Indonesia.

1.5.4 TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD)

1.5.4.1 Latar Belakang TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD)

Sejarah perjuangan bangsa Indonesia menunjukkan betapa kokohnya persatuan TNI dengan rakyat dalam kesatuan yang manunggal. TNI adalah tentara pejuang yang lahir dari kandungan rakyat terjajah, yang bangkit melancarkan revolusi untuk menumbangkan penjajahan, karena sadar bahwa penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Oleh karena itulah TNI akan terus berjuang untuk kepentingan rakyat yang mendambahkan keadilan dan kemakmuran. Kesetiaan TNI kepada rakyat telah dibuktikan dengan kesungguhan dan keberhasilan TNI dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan, khususnya penumpasan terhadap kaum separatis dan pemberontak yang berusaha mengubah falsafah dan Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia .

(43)

secara benar, tepat sasaran, dan sejalan dengan tuntutan perkembangan keadaan aktual dan faktual di daerah, bermuara pada percepatan pembangunan di daerah secara menyeluruh. 17

Ketika Presiden Soeharto melantik Jenderal M. Yusuf menjadi Menhankam Pangab tahun 1978, Pangab yang baru itu mendapat petunjuk untuk membangun kemanunggalan ABRI dengan rakyat. Artinya saat itu ABRI harus menyatu dengan masyarakat untuk bersama-sama membangun di pedesaan dan membantu meningkatkan kesejahteraannya. Petunjuk itu langsung ditangkap Menhankam Pangab, realisasinya tak lama kemudian Jenderal M. Yusuf mencanangkan program ABRI Masuk Desa (AMD) format baru kemasan civic

mission, tentu dengan tujuan yang paling utama agar ABRI lebih dekat dengan

masyarakat (Dalam Memoar Jenderal M. Yusuf). Diluar itu masih ada sasaran TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) sejak awal dimulainya pada tahun 1980 dikenal dengan sebutan ABRI Masuk Desa (AMD), yang dilaksanakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka menunjang dan mempercepat pembangunan Nasional di pedesaan, khususnya daerah yang tergolong tertinggal/miskin, terisolir/terpencil, daerah perbatasan, dan daerah kumuh perkotaan, serta daerah lainnya yang terkena bencana. TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) merupakan salah satu wujud operasi Bhakti TNI yang merupakan program terpadu lintas sektoral antara TNI dengan Kementrian, Lembaga Pemerintah Non Kementrian, Pemerintah Daerah, serta komponen bangsa lainnya.

17

(44)

yang ingin dicapai dalam program AMD, yaitu untuk membangun daerah pangkalan pertahanan, membantu masyarakat dalam membangun infrastruktur desa, dan menjamin rasa aman di masyarakat. Karena kondisi saat itu memang memerlukan kehadiran ABRI.

Membangun pangkalan pertahanan, karena saat itu memang sedang ditata dan diinvetarisir daerah-daerah pertahanan yang akan dijadikan daerah pangkal pertahanan. Dan ini sangat cocok dengan sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara dan potensi wilayah serta sumber daya nasional yang ada. Muara dari semua itu apabila kita menghadapi perang konvesional akan mengarah kepada perang berlarut dengan memanfaatkan kantong-kantong pertahanan untuk bergerilya dan rakyat ikut membantu. Membangun infrastruktur desa, memang desa-desa saat itu bisa dikata masih terbelakang artinya jalan-jalan belum diperkeras, bahkan kadang harus membuka jalan baru agar desa tersebut tidak terisolasi, membangun tempat ibadah dan perbaikan saluran irigasi karena sisa peninggalan Belanda yang sudah harus diperbaiki, merehab jembatan atau membangun jembatan dan masih banyak lagi yang dibutuhkan oleh desa yang direspon baik oleh ABRI.

(45)

dengan adanya infrastruktur sebagai penghubung antara desa satu dengan lainnya atau antara desa dengan kecamatan bisa menjamin rasa aman masyarakat. Sehingga secara otomatis program tersebut menjadi andalan ABRI untuk terus dikembangkan dari tahun ke tahun dengan berdasar kebutuhan masyarakat.

Hingga berlanjut kepada kepemimpinan berikutnya Program itu tetap berjalan dan skalanya semakin luas dan mulai tahun 2000 dikenal dengan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), karena adanya pemisahan organisasi TNI dan Polri sesuai dengan reformasi TNI. Program TMMD adalah program lintas sektoral yang masih eksis dan terus berkembang serta memilik cakupan yang semakin luas dan programnya sama sekali tidak tersentuh oleh pengaruh reformasi. Adapun para pihak yang terlibat adalah unsur TNI, Departemen, lembaga pemerintah non departeman, pemerintah daerah dan kota serta masyarakat.18

Setiap tahunnya masing-masing Kodim mendapat jatah untuk melaksanakan kegiatan TMMD untuk membantu pembangunan di daerah. Setiap koramil diperintahkan mengajukan desa mana yang akan dijadikan tempat pelaksaan, hingga terpilih satu desa. Selanjutnya rencana TMMD ini dimusyawarahkan dengan pemerintah setempat untuk dimasukkan dalam perencanaan pembangunan dimana anggaran yang akan digunakan berasal dari APBD. Pola penyelenggaraan TMMD adalah keterpaduan program lintas sektoral

1.5.4.2 Pola Penyelenggaraan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD)

18 Memetik nilai lebih TMMD (penulis Kapt. Arh. Untung. W, S.H M.SI)

(46)

antara TNI, Departemen Pemerintah, Lembaga Pemerintah Non Departemen, dan Pemerintah daerah beserta seluruh komponen masyarakat lainnya. Dalam proses perencanaan, pemilihan, dan penentuan sasaran fisik menggunakan pola bottom

up yang ditindaklanjuti dengan pola top down, dilaksanakan secara terkoordinasi

dan terpadu dari semua unsur yang terkait mulai dari tingkat desa, kecamatan, sampai ke tingkat pemerintah daerah.

Selanjutnya Kodim, sebagai Komando kewilayahan di bawah Korem/Kodam bertindak sebagai unsur pelaksana. Semua jenis kegiatan direncanakan disini, sesuai dengan kebutuhan daerah tersebut. Pembangunan fisik dan non fisik apa yang akan dilakukan, siapa-siapa saja yang terlibat, serta administrasi dan logistik apa saja yang dibutuhkan, serta pengawasan selama kegiatan berlangsung. Dalam program ini Kodim melibatkan Batalyon setempat untuk membantu pelaksaan dengan menyiapkan personel yang turut membantu pelaksanaan pembangunan, ditambah instansi pemerintah yang terkait.

1.5.4.3 Dasar Pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa

Sebagai dasar pelaksanaan kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa adalah sebagai berikut :

(47)

2) Surat Telegram Menhankam/Pangab Nomor : T/648/1980 tanggal 26 Juli 1980 tentang Penunjukan Pejabat Penanggung Jawab Operasional TNI ABRI Masuk Desa.

3) Surat Keputusan Menhankam/Pangab Nomor : Skep/899/IX/1980 tanggal 5 september 1980 tentang Organisasi dan Tugas Penanggung Jawab Operasional TNI ABRI Masuk Desa.

4) Instruksi Mendagri Nomor 9 tahun 1985 tanggal 12 Maret 1985 tentang Koordinasi Penyelenggaraan Program TNI ABRI Masuk Desa.

5) Surat Keputusan Penanggung Jawab Operasional TMMD Nomor: Skep/01/V/2002 tanggal 14 Mei 2002 tentang Pengangkatan Tim Asistensi dari Departemen dan Lembaga Pemerintah Non Departemen dalam Staf PJO TNI Manunggal Membangun Desa

1.5.4.4 TNI Manunggal Membangun Desa ke-84 Di Wilayah Kodim

0212/TS

(48)

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan fisik maupun non fisik.19

a. Meningkatkan motivasi masyarakat Kec. Huristak dalam rangka mensukseskan program pembangunan di daerah Kab. Padang Lawas.

Komando Distrik Militer 0212/TS adalah Komando pelaksana wilayah di bawah Korem/Kodam I Bukit Barisan. Sebagai wujud kepedulian terhadap pembangunan daerah ,maka Kodim 0212/TS melaksanakan operasi Bhakti TNI yaitu TNI Manunggal Membangun Desa ke-84 di Desa Tanjung Baringin, Kecamatan Huristak, Kabupaten Padang Lawas. Adapun sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan TMMD ke-84 yaitu:

b. Memperlancar distribusi barang dan jasa serta mobilitas masyarakat desa Tanjung Baringin-Desa Sigading Kec. Huristak, Kabupaten Padang Lawas. c. Membuka isolasi daerah pedesaan dalam rangka menunjang peningkatan

ekonomi, pendidikan, dan menjalankan roda pemerintahan dari Desa Tanjung Baringin-Desa Sigading Kecamatan Huristak, Kabupaten Padang Lawas.

1.5.4.5 Dasar Pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa ke-84 di

Wilayah Kodim 0212/ TS

1. Keputusan KASAD TNI-AD Nomor: Kep/02/XII/2009 tanggal 07 Desember 2009 tentang pengesahan berlakunya rencana umum TMMD TA. 2010 termasuk di antaranya wilayah Dim 0212/TS.

19

(49)

2. Surat Pangdam I/BB Nomor: B/Speng-100/III/2010/Set tanggal 03 Maret 2010 tentang Rencana umum TMMD ke-84 TA 2010.

3. Surat Telegram Danrem 023/KS Nomor: ST/216/2010 Tanggal 30 April 2010 Tentang penetapan Hari H TMMD ke-84.

1.5.4.6. Jenis Kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa ke-84

1.5.4.6.1 Sasaran fisik

1. Sasaran Pokok:

a. Pelebaran badan jalan sepanjang 5.700 m, lebar 6 m b. Penggalian parit jalan kiri kanan sepanjang 5.700 m x 2 2. Sasaran Tambahan :

Pembuatan jembatan darurat 4 unit yaitu: a. Jembatan Aek Gading sepanjang 14 m b. Jembatan Aek Nagargar 1 sepanjang 8 m c. Jembatan Aek Nagargar 2 sepanjang 8 m d. Jembatan Aek Silangkitan sepanjang 8 m

1.5.4.6.2 Sasaran non fisik

(50)

gratis dimana dokter-dokter dari Rumah Sakit TNI bekerja sama dengan dokter- dokter dari Rumah Sakit setempat.

1.5.4.6.3 Pelibatan Personel

a. Personel TNI : 125 orang b. Tim Asisten/penyuluh : 25 orang c. Personel Pendukung : 200 orang

1.5.5 TMMD dan Pembangunan Daerah

Pelibatan TNI dalam pembangunan daerah melalui operasi Bhakti TNI Manunggal Membangun Desa pada hakekatnya merupakan pendayagunaan kemampuan menganggur (idle capacity) yaitu sebuah organisasi yang disipakan dalam fungsi pertahanan namun belum digunakan. Pasca kemerdekaan, TNI tidak lagi berjuang dengan mengangkat senjata tetapi lebih banyak melaksanakan program-program ketahanan masyarakat yang salah satunya adalah TNI Manunggal Membangun Desa (dulu Abri Masuk Desa). Program seperti ini sangat berguna untuk membuka isolasi di daerah-daerah terpencil, meningkatkan mobilitas perekonomian masyarakat di daerah yang dapat membuka akses yang lebih luas untuk memasarkan produk-produk unggulan di setiap desa. Ketersediaan sarana dan prasarana tersebut secara tidak langsung membentuk masyarakat yang sehat dan sejahtera.

(51)

Keseluruhan kegiatan tersebut sebagai upaya TNI dalam pembinaan teritorial dan sangat diharapkan bermanfaat kepada kesejahteraan rakyat. Memang tugas pembinaan teritorial bukan hanya tanggung jawab TNI semata, tetapi juga tanggung jawab Pemerintah Daerah yang memiliki dan mempunyai wilayah kewenangan. Pemerintah Daerah menjalankan fungsi teritorial dengan melaksanakan pembangunan di seluruh aspek-aspek kehidupan rakyat yang mendukung kepentingan pertahanan negara dengan anggaran yang tersedia.

Kehadiran ABRI Masuk Desa pada tahun 1980 dalam kegiatan AMD pada saat itu sangat membantu pembangunan di pedesaan. Rakyat mulai merasakan manfaat pembangunan fisik seperti irigasi, jembatan, sekolah, rumah ibadah, dan sarana infrastruktur lainnya serta non fisik seperti bimbingan mental, pemberantasan buta huruf, dan pemahaman tentang bela negara. Contoh di Desa Kutaimbaru, Kecamatan Tiganderket, Tanah Karo, pada tahun 1980 telah dialiri air bersih yang berasal dari Gunung Sinabung. Pipa air bersih itu dibangun TNI AMD bersama-sama rakyat setempat. Kehadiran pipa air bersih tersebut membawa perubahan besar bagi warga desa karena tidak perlu lagi membawa air berkilo-kilo meter dan dinamika kehidupan semakin terasa.20

TNI merupakan bagian dari rakyat Indonesia ikut bertanggungjawab dalam pencapaian keberhasilan Pembangunan guna mewujudkan tujuan nasional. Sementara itu, pembangunan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia belum semuanya mampu dilakukan oleh berbagai departemen pemerintah dikarenakan keterbatasan anggaran maupun faktor geografis khususnya di wilayah terpencil

20

(52)

(terisolasi), sehingga menuntut keikutsertaan dan kiprah TNI, yakni dengan ikut aktif dalam pembangunan nasional, dengan menitikberatkan pada pembangunan di daerah-daerah pedesaan yang terpencil (terisolasi) di seluruh Indonesia.

Ukuran keberhasilan pembangunan adalah makmurnya rakyat pedesaan dengan tidak mengenyampingkan apa yang telah dicapai oleh masyarakat perkotaan. Namun masalah pembangunan pedesaan ini bukanlah suatu hal yang mudah, karena jumlah desa di Indonesia sangat banyak dan desa itu berbeda-beda adat istiadatnya dan berbeda pula kondisi daerahnya, serta masing-masing desa memiliki masalah yang tersendiri pula.

(53)

1.6 Defenisi Konsep

Defenisi konsep merupakan unsure yang paling penting untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak diteliti21. Konsep biasanya dipakai untuk mendeskripsikan dunia empiris yang diamati oleh peneliti, baik berupa benda maupun gejala sosial tertentu yang bersifat abstrak22

Pembangunan daerah dapat diartikan sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas dan perikehidupan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara terus-menerus, berlandaskan kemampuan daerah, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,serta memperhatikan tantangan perkembangan keadaan daerah, nasional, dan global.

. Tujuan sebuah konsep dalam penelitian adalah untuk mendapatkan pembatasan yang jelas dari setiap konsep yang diteliti, maka yang menjadi konsep dalam penelitian yang akan dilakukan adalah:

1.6.1 Pembangunan Daerah

23

21 Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung:Penerbit Alfabeta, 2007), hal.70 22

Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survay, (Jakarta:LP3ES,1993)hal.33

23

Pembanguna daerah, sector, dan nasional (penulis Drs.Khuldun Munji).

elearning-rri.net/materipim3/pdsn.ppt. Diakses pada Rabu, 12 Januari, jam 20.44 WIB)

(54)

meningkatkan pengembangan ekonomi daerah, pembangunan pedesaan dan perkotaan, dan pengembangan wilayah tertinggal, dan perbatasan, pengembangan permukiman serta pengelolaan penataan ruang dan pertanahan guna mendukung pemulihan ekonomi nasional dan penguatan landasan pembangunan berkelanjutan, dan sekaligus mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi antar daerah.

1.6.2 TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD)

(55)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Peneltian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan bentuk deskriptif ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang peran TNI dalam pembangunan daerah melalui kegiatan TMMD di Desa Tanjung Baringin Sigading.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Tanjung Baringin dan Desa Sigading, Kecamatan Huristak, Kabupaten Padang Lawas.

2.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak bermaksud membuat generalisasi dari hasil penelitiannnya. Oleh Karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian tidak ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. informan penelitian ini meliputi dua macam, (1) informan kunci (Key

Informant), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi

(56)

Berdasarkan uraian di atas maka ditentukan sejumlah informan dengan menggunakan teknik purposive yaitu, pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan itu misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajah objek/situasi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan informan yang terdiri dari :

1. Informan Kunci yang terdiri dari :

a. Perwira Seksi Teritorial (Pasiter) Dim 0212/TS periode sekarang

b. Perwira Seksi Teritorial (Pasiter) Dim 0212/TS periode pada saat pelaksanaan TMMD Tahun 2010

2. Informan Utama yang terdiri dari :

a. Kepala Desa Tanjung Baringin dan Sigading

b. Kasi Jalan dan Jembatan Pemukiman Prasarana Daerah (Kimprasda) Kabupaten Padang Lawas.

c. Kabid Fisik Bappeda Kabupaten Padang Lawas d. Sekertaris Daerah Padang Lawas

e. Masyarakat Desa Tanjung Baringin dan Sigading (15 orang)

2.4 Teknik Pengumpulan data

(57)

1. Teknik pengumpulan data primer, yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. pengumpulan data primer dilakukan dengan instrument:

a. Metode Wawancara (Interview)

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak terkait atau mengajukan pertanyaan kepada orang yang berhubungan dengan objek penelitian.

b. Observasi

Yaitu kegiatan mengamati secara langsung objek penelitian dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkenaan dengan topik penelitian.

2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan yang terdiri dari:

a. Dokumentasi (Documenter)

Yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.

b. Studi Kepustakaan (Library Research)

(58)

materi yang bersumber dari buku-buku serta referensi lainnya yang berkaitan dengan program TMMD dan pembangunan daerah.

2.5 Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian dasar. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisa data kualitatif yang merupakan analisa yang tidak menggunakan model matematika, model statistik, atau model lainnya. Analisa yang dilakukan terbatas pada teknik pengolahan data yang diperoleh dari informan, seperti pada pengecekan data dan tabulasi. Dalam hal ini sekedar membaca tabel-tabel, grafik-grafik, atau angka-angka yang tersedia, kemudian melakukan uraian atau penafsiran.

(59)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI

3.1 Kecamatan Huristak

Kecamatan Huristak adalah salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Padang Lawas dan beribukota di Pasar Huristak. Kecamatan ini terletak di 1o26’-2011’ LU dan 91001-95053’ BT. Luas kecamatan ini adalah 386,10 km2, dengan ketinggian 200-400 m di atas permukaan laut dan topografi datar sampai bergelombang. Jumlah desa yang ada di kecamatan ini berjumlah 27 desa. Batas-batas kecamatan antara lain :

Utara : Kecamatan Simangambat, Kabupaten Padang Lawas Utara dan Kecamatan Halongonan, Kabupaten Padang Lawas Utara.

Timur : Kabupaten Rokan Hulu, Riau.

Selatan : Kecamatan Huta Raja Tinggi, Kecamatan Barumun Tengah, dan Kabupaten Rokan Hulu, Riau.

Barat : Kecamatan Padang Bolak, Padang Lawas Utara.

3.2 Desa Tanjung Baringin

Desa Tanjung Baringin adalah satu desa yang terletak di Kecamatan Huristak, Kabupaten Padang Lawas. Luas desa ini adalah 10,30 km2 dengan jarak dari desa kecamatan adalah 9 km. Batas-batas Desa Tanjung Baringin antara lain: Utara : Tanah wilayah Desa Sigading.

(60)

Barat : Desa Tanjung Morang

3.2.1 Penduduk

Desa ini berpenduduk 531 jiwa, jumlah penduduk laki – laki 269 jiwa dan penduduk perempuan 262 jiwa. Kepadatan penduduk 51,55 jiwa/km2 dengan jumlah rumah tangga 107 kepala keluarga. Penduduk di desa ini 100 % beragama islam dengan mayoritas suku batak, di mana mayoritas penduduk bekerja dengan cara bertani dan berkebun. Ada juga yang beternak seperti sapi, ayam, dan kambing.

3.2.2 Kondisi Desa

Kondisi Desa Tanjung Baringin masih jauh dari sarana dan prasarana yang memadai, bahkan kantor kepala desa juga tidak ada sehingga aktivitas kepala desa dilaksanakan di rumahnya. Jalan-jalan ke Desa Tanjung Baringin masih tanah, dimana kondisi dari jalan tersebut rusak.

(61)

Gambar 3.1

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA TANJUNG

BARINGIN

KETUA BPD

SOFYAN HRP

KEPALA DESA

AUJAR BAKTI HRP

SEKRETARIS DESA

A. HARAHAP

KAUR UMUM

MANGARAJA NAPOSO

3.3 Desa Sigading

Desa Sigading adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Huristak, Kabupaten Padang Lawas. Luas desa ini adalah 25 km2 dengan jarak dari desa ke kecamatan adalah 16 km. Batas-batas Desa Sigading antara lain:

Utara : Berbatasan dengan kebun PT. Sungai Pinang, Kabupaten Padang Lawas Utara.

Timur : Berbatasan dengan jalan PT. Barakas.

Selatan : Berbatasan dengan tanah wilayah Tanjung Baringin.

(62)

3.3.1 Penduduk

Desa ini berpenduduk 323 jiwa, jumlah penduduk laki-laki 161 jiwa dan penduduk perempuan 162 jiwa. Kepadatan penduduk 12,92 jiwa/km2 dengan jumlah rumah tangga 62 kepala keluarga. Penduduk di desa ini 100 % beragama islam dengan mayoritas suku batak, di mana mayoritas penduduk bekerja dengan cara bertani dan berkebun. Ada juga yang beternak seperti sapi, ayam, dan kambing.

3.3.2 Kondisi Desa

Kondisi Desa Sigading tidak jauh berbeda dengan desa Tanjung Baringin, dimana masih jauh dari sarana dan prasarana yang memadai, bahkan kantor kepala desa juga tidak ada sehingga aktivitas kepala desa dilaksanakan di rumahnya. Jalan-jalan de Desa Tanjung Baringin masih tanah, dimana kondisi dari jalan tersebut rusak.

(63)

Gambar 3.2

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA SIGADING

KETUA BPD

SOFYAN HRP

KEPALA DESA

ZUBER HRP

SEKRETARIS DESA

A. HARAHAP

KAUR PEMERINTAHAN

ALIRAJO HSB

KAUR PEMBANGUNAN

BAGINDA HABONARAN

3.4 Kodim 0212 /TS

Komando Distrik Militer disingkat Kodim adalah Komando pelaksana Komando Daerah Militer/Komando Resot Militer (Kodam/Korem), bersifat kewilayahan yang berkedudukan langsung di bawah Panglima Daerah Militer/Komandan Resort Militer (Pangdam/Danrem).

Gambar

Gambar 3.1 STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA TANJUNG
Gambar 3.2
Tabel 3.1
Gambar 3.3 STRUKTUR ORGANISASI KOMANDO DISTRIK MILITER 0212/TS
+6

Referensi

Dokumen terkait