• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

5.3 Tanggapan Masyarakat dan Pemerintah Daerah

Pada bagian ini penulis akan menjabarkan hasil wawancara mengenai pendapat masyarakat dari Desa Tanjung Baringin dan Sigading tentang pelaksanaan kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 84, anggapan masyarakat tentang sosok TNI, penilaian mereka mengenai pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dengan pembangunan yang dilakukan oleh TNI, serta tanggapan dari pemerintah Kabupaten Padang Lawas terhadap pelaksanaan TMMD terhadap pembangunan daerah Padang Lawas. Selama proses wawancara banyak pendapat menarik yang penulis dapat dari penuturan masyarakat. Hal yang pertama sekali penulis tanyakan adalah apakah mereka mengetahui tentang TMMD. Dari hasil jawaban mereka, rata-rata masyarakat masih menyebut TMMD dengan sebutan AMD (Abri Masuk Desa), masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa istilah AMD telah berganti menjadi TMMD seiring reformasi di tubuh TNI. Seperti yang dikatakan oleh Rapotan Harahap bahwa TMMD itu adalah Abri Masuk Desa yang bertujuan untuk membangun jalan masyarakat, apa yang menjadi keluhan mereka untuk diperbaiki dipenuhi melalui kegiatan TMMD. Bagi masyarakat Tanjung Baringin seperti yang disampaikan oleh kepala desa Bapak Aujar Bakti, TMMD lah yang memajukan desa mereka. Sebelum pelaksanaan TMMD, baik desa Tanjung

Baringin maupun Sigading merupakan desa terpencil dengan kondisi jalan dan jembatan yang sangat memprihatinkan. Keadaan yang seperti itu sangat menyulitkan mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seperti penuturan dari Bapak Mual Siregar warga Tanjung Baringin, bila musim hujan tiba sepeda motor pun tidak bisa lewat, bahkan untuk mengantar anak ke sekolah harus menggunakan sampan karena banjir. Pendapat Bapak Mual Siregar tersebut didukung oleh pernyataan Bapak Nasarudin dari Desa Sigading yang mengatakan jika musim hujan jari-jari sepeda motor bisa tidak terlihat karena keadaan jalan yang merupakan tanah merah tidak rata, kalaupun naik sepeda lebih baik jalan kaki sambil memundak sepeda. Tidak hanya pembangunan fisik yang mereka rasakan, kegiatan TMMD juga memberikan penyuluhan-penyuluhan yang bermanfaat bagi masyarakat. Ada beberapa penyuluhan yang disampaikan seperti bela negara, kesehatan dan KB, pertanian, peternakan, dan teknologi tepat guna. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Elvida Siregar bahwa ia msendiri mengikuti penyuluhan kesehatan KB, dimana pada saat itu ia mendapat pemeriksaan kesehatan dan pemasangan alat KB secara gratis. Selain itu juga ada sunat massal secara gratis dimana ada 80 anak yang mengikutinya. Seperti yang dikatakan oleh Abdul Razak dalam penyuluhan pertanian, masyarakat dibagikan bibit mahoni untuk ditanami.

Masyarakat Tanjung Baringin dan Sigading sendiri sangat berterima kasih sekali dengan adanya kegiatan TMMD di desa mereka. Mereka sangat bersukur karena dengan adanya kegiatan ini dapat membuka akses jalan yang selama ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Seperti yang dikatakan

Kepala Desa Sigading Bapak Zuber Harahap bahwa untuk desa mereka adalah pelaksanaan TMMD yang kedua kalinya setelah tahun 1995, namun karena tidak adanya perhatian dari pemerintah untuk melanjutkan dan memelihara hasil dari kegiatan TMMD maka kondisi desa mereka kembali seperti semula. Berbicara tentang perhatian pemerintah terhadap desa mereka, dari hasil wawancara masyarakat kedua desa berpendapat bahwa perhatian pemerintah setempat baik ketika masih kabupaten Tapanuli Selatan maupun sekarang yang telah menjadi Kabupaten Padang Lawas terhadap pembangunan di desa mereka masih rendah. Bagi masyarakat Tanjung Baringin seperti yang dikemukakan oleh Mual Siregar bahwa belum ada kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah setempat sebelum pelaksanaan TMMD, melalui kegiatan TMMD lah baru aja pembukaan jalan dan terbukanya akses bagi masyarakat. Dan yang sangat disayangkan oleh masyarakat Tanjung Baringin adalah belum nyatanya tindak lanjut pemerintah dalam melanjutkan pembangunan hasil TMMD. Untuk kita ketahui bersama bahwa setelah penutupan TMMD selesai maka semua hasil pembangunan yang dilaksanakan diserahkan ke pemerintah daerah untuk dirawat dan dilanjutkan. Memang ada tanggapan dari pemerintah tapi masih sangat jauh dari yng diharapkan. Seperti yang dikatakan oleh Irwan Harahap yang mengatakan sangat prihatin melihat apa yang dilakukan oleh pemerintah dalam menindaklanjuti hasil TMMD. Ia mengatakan seperti itu karena biaya yang digunakan selama kegiatan TMMD hanya sebesar empat ratus juta tetapi bisa membuka jalan sampai lima koma tujuh kilometer, tetapi pemerintah hanya menyirtu jalan sepanjang dua ratus meter telah menghabiskan dana sebesar dua

ratus juta. Masyarakat sendiri mengatakan bahwa mereka lebih menyukai pembangunan yang dilakukan oleh TMMD. Seperti yang dikatakan oleh Bonar Harahap, ia berharap ada TMMD lagi di desanya. Ia menilai pemerintah bekerja secara lambat, berbeda dengan TMMD yang terjun langsung bergotong royong bersama masyarakat. Jika pemerintah yang mengerjakan pasti akan diserahkan ke pemborong sehingga hasilnya tidak “becus”. Pendapat tersebut juga di dukung oleh Kepala Desa Bapak Aujar Bhakti yang mengatakan bahwa pembangunan yang dilakukan oleh TMMD lebih mantap dibanding dengan pemerintah. Bahkan untuk merawat hasil TMMD, masih atas swadaya masyarakat setempat dibantu oleh Koramil binanga.

Tidak jauh berbeda dengan pendapat masyarakat Tanjung Baringin, masyarakat Sigading juga menilai pembangunan yang dilakukan melalui hasil TMMD jauh lebih bermanfaat dibanding dengan yang dilakukan oleh pemerintah. Seperti yang telah dibahas di atas bahwa Desa Sigading pada tahun 1995 juga pernah jatah kegiatan yang dulunya masih bernama AMD, namun karena tidak ada perhatian dari pemerintah untuk merawat dan melanjutkannya maka kondisi desa ini kembali terpuruk. Bahkan menurut Bapak Nasaruddin yang merupakan pensiunan guru, saat penulis bertanya tentang penilaiannya terhadap pembanguna yang dilakukan oleh pemerintah dengan TNI mengatakan bahwa ia belum bisa membandingkan karena tidak adanya perhatian pemerintah terhadap Desa Sigading, yang selama ia tahu adalah bahwa TNI telah dua kali melakukan pembangunan di desanya. Yang ia minta adalah agar jalan yang ada didesanya sepanjang empat kilometer agar dikeraskan dan jembatan diperbaiki. Saat penulis

tanyakan kepada siapa ia meminta pengerasan jalan ia hanya mengatakan bahwa yang Ia perlu Cuma bukti, pembangunan dari TMMD telah Ia rasakan kalau dari pemerintah belum. Yang menarik adalah ia mengatakan bahwa dalam menanggapi pembangunan ia mengumpamakan dirinya seperti kucing, siapa yang memberinya makan maka ia akan ikut kepada orang yang memberinya makan.

Masyarakat sangat merasakan manfaat dari pelaksanaan TMMD terhadap peningkatan pembanguna di desa mereka. Masyarakat sendiri berpendapat bahwa mereka lebih menyukai pembangunan yang dilakukan oleh TNI dibandingkan yang dilakukan oleh pemerintah. Yang masyarakat butuhkan adalah bukti bukan janji. Mereka sudah melihat sendiri bahwa mereka benar-benar merasa sangat bersukur dan menikmati hasil dari pelaksanaan TMMD. Selama ini mereka merasa kurang adanya perhatian dari pemerintah sehingga desa mereka terisolir. Jalan dan jembatan yang ada sangat memprihatinkan. Tetapi sesudah adanya pembukaan jalan dan pembuatan jembatan darurat melalui TMMD, mereka merasa kehidupan mereka jauh lebih baik, usaha semakin berkembang, dan perekonomian meningkat. Jika selama ini mereka kesulitan untuk mengangkut hasil perkebunan seperti sawit dan karet, kini semakin lancar karena jalanan yang telah dapat dilalui kendaraan bermotor. Selama ini hanya ada satu toke, kini telah ada lima toke. Dalam pelaksanaannya masyarakat bekerja sama dengan TNI melakukan pembukaan jalan, penggalian parit, dan memperbaiki jembatan penghubung antara kedua desa tersebut. Selama 21 hari bekerja sama, masyarakat bisa menilai sendiri tentang sosok TNI yang mereka anggap kejam dan menyeramkan. Namun anggapan itu sirna seiring dengan adanya kegiatan TMMD

ini. Masyarakat akhirnya dapat menilai sendiri dan membuang anggapan tentang sosok TNI yang menakutkan. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Murniati Sitompul bahwa selama kegiatan TMMD, para prajurit TNI bersikap baik, ramah dan sopan kepada masyarakat, bahkan mereka menganggap bahwa mereka adalah bagian dari desa Tanjung Baringin dan Sigading. Masyarakat sendiri dengan sukarela ikut membantu kegiatan TMMD, mereka datang secara sukarela dan membawa peralatan masing-masing, dan kemanunggalan TNI dengan rakyat dapat terwujud.

Masyarakat sendiri tidak menyalahkan pemerintah, tetapi mereka ingin agar pemerintah lebih memperhatikan mereka terutama untuk melanjutkan hasil pembangunan dari TMMD. Masyarakat juga mengetahui bahwa pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah biasanya diserahkan kepada pemborong, sehingga banyak kekurangan, bukan pemerintahnya langsung yang mengerjakannya. Masyarakat merasa sedih dengan pembangangun yang menelan biaya dua ratus juta hanya mencapai dua ratus meter jalan, sementara TMMD bisa mencapai lima koma tujuh meter dengan biaya empat ratus juta. Jika TMMD yang mengerjakan, TNI-nya sendiri yang turun langsung dibantu oleh rakyat sehingga tidak ada yang main-main. Semua dikerjakan secara serius sehingga hasil yang diinginkan tercapai bahkan mencapai over prestasi

Dari pemerintah daerah sendiri yang diwakilkan oleh Sekretaris Daerah sangat berterimah kasih dengan pelaksanaan kegiatan TMMD di Kabupaten Padang Lawas. Bagi mereka TNI telah ikut membantu pembangunan di daerah Padang Lawas. Menurut pemerintah daerah, dengan pelaksanaan TMMD ini, maka biaya pembangunan dapat ditekan karena anggaran yang digunakan dapat

dimaksimalkan karena tidak menggunakan upah tenaga kerja. Pemerintah Padang Lawas juga tetap menjalin kerja sama dengan pihak Kodim 0212/TS tidak hanya mengenai TMMD tetapi berbagai jenis kerja sama lainnya.

Namun yang perlu diperhatikan bagi pemerintah daerah adalah menindaklanjuti hasil dari pelaksanaan TMMD itu agar pekerjaan yang dilakukan oleh TNI bersama rakyat tidak sia-sia. Dengan adanya pembukaan jalan melalui TMMD, maka pekerjaan pemerintah semakin mudah, karena jalanan sudah rata. Pemerintah hanya perlu memperkeras atau mengaspal jalan dan mengganti jembatan darurat dengan jembatan yang permanen. Jika terus mempertahankan hasil TMMD tanpa ada tindak lanjut dari pemerintah maka tidak lama lagi jalanan akan semakin rusak dan jembatan bisa rubuh karena tergurus air sungai. Bercermin dari berbagai kegiatan TMMD yang telah ada, didapat bahwa pemerintah setempat kurang memperhatikan hasil dari pelaksanaan TMMD. Tidak jarang daerah yang tadinya telah dilaksanakan TMMD kembali ke kondisi sebelum TMMD. Desa Sigading sebagai contonya, di mana pada tahun 1995 desa ini pernah mendapat pelaksanaan TMMD (dulu AMD). Namun karena tidak ada tindaklanjut pemerintah maka desa itu kembali terisolir. Mungkin pada saat itu Kabupaten Padang Lawas masih menjadi wilayah Tapanuli Selatan, sehingga dengan wilayah yang sangat luas sulit untuk menjangkau pembangunan hingga ke pelosok desa. Dengan berdirinya Padang Lawas sebagai kabupaten baru, tentunya akan memperkecil ruang lingkup pembangunan, sehingga diharapkan pembangunan dapat dirasakan hingga ke pelosok desa. Dan tentunya yang paling diharapkan oleh masyarkat Desa Tanjung Baringin dan Sigading adalah adanya

usaha pemerintah menindaklanjuti hasil dari pelaksanaan TMMD agar desa mereka semakin maju dan berkembang. Namun dari hasil wawancara dengan Kabid Fisik Bappeda, Kasi Jalan dan Jembatan Kimprasda dan Sekretaris Daerah belum didapat kepastian tentang tindak lanjut pemerintah Padang Lawas untuk tahun 2011. Saat ditanyakan ke Bappeda mereka mengatakan belum ada, mereka menyarankan untuk bertanya ke Kimprasda karena menurut mereka Kimprasda yang lebih mengetahuinya. Sebagai badan perencana daerah seharusnya Bappeda Padang Lawas sudah mengetahui dengan pasti apakah ada tindak lanjut dari kegiatan TMMD, karena kegiatan TMMD sendiri masuk dalam perencanaan daerah. Saat hal ini dikonfirmasikan ke Kimprasda melalui Kasi Jalan dan Jembatan mengatakan kalau tidak salah anggaran untuk tindak lanjut TMMD sudah ada. Apapun pendapat dari pemerintah daerah dalam menanggapi tindak lanjut TMMD, yang jelas bahwa setelah penutupan TMMD seluruh hasil dari kegiatan tersebut telah diserahkan ke pemerintah daerah untuk dirawat dan dilanjutkan pembangunannya. Terlepas dari kapan mereka akan melanjutkannya, yang jelas masyarakat sangat berharap agar pemerintah cepat bertindak sebelum apa yang telah dibangun oleh TNI dan rakyat sia-sia karena tidak adanya perawatan.

Dengan adanya manfaat yang dirasakan melalui kegiatan TMMD dapat mengangkat keterpurukan warga untuk segera bangkit dan maju, karena persoalan minimnya sarana dan prasarana terkadang itu menjadi sebab kemajuan menjadi lamban, tetapi dengan adanya TMMD yang lebih dikonsentrasikan pada pengerjaan-pengerjaan yang menyentuh kepentingan warga, seperti jalan dengan

perlahan kemajuan itu bisa dirasakan, transportsai semakin mudah, aksespun semakin terbuka. Apa yang dialami oleh masyarakat Desa Tanjung Baringin dan Sigading juga tidak jauh berbeda dengan apa yang dirasakan oleh masyarakat desa Pesalakan Kotawingun. Camat Poncowarno, Dra. Siti Alfiah Anggraini mengaku lega dengan adanya TMMD. Hubungan Poncowarno dengan Kotowinangun akan semakin lancar dan diharapkan nanti ada jalur angkudes yang melayani masyarakat di pedesaan untuk bepergian ke kota Kebumen. Hal ini terlihat dalam penyelenggaraan TMMD II di Desa Pesalakan Kotawinangun wilayah Kodim 0709/Kebumen. Yang serupa juga terjadi pada TMMD II di Desa Surajaya Kecamatan/Kabupaten Pemalang. Dengan adanya kegiatan TMMD tahap II yaitu jika program-program proyek tersebut dilaksanakan oleh pemborong dikalkulasi mencapai Rp. 238 juta, sedang melalui operasi TMMD II Rp.163 juta sehingga operasi TMMD tahap II mempunyai nilai tambah sebesar Rp. 163 juta. Manfaat TMMD meningkatkan sarana transportsai, memperlancar arus perekonomian desa, mempercepat pembagunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sama seperti TMMD di Desa Tanjung Baringin-Sigading yang berhasil dilaksanakan dengan biaya Rp. 400 juta, jika itu diserahkan ke pemborong mungkin akan memakan biaya milyaran rupiah.

Gambaran tentang masih adanya kondisi wilayah yang secara ideal belum tersentuh pembangunan dalam memperbaiki taraf hidup dan kesejahteraan masyarakatnya secara keseluruhan, merupakan salah satu cermin kegagalan negara dalam melakukan pemerataan pembangunan. Tentu banyak sebab yang bisa dicari tentang kegagalan tersebut, namun adalah kurang pas kalau hanya

malah saling tuding menuding, dengan prasangka positif dapat dikatakan bahwa negara dalam satu sisi memang banyak mengalami keterbatasan baik dari segi pembiayaan pembangunan maupun alat peralatan yang minim.

Dalam mengejar sebuah ketertinggalan itu, tentu butuh kesadaran dan partisipasi semua komponen bangsa untuk saling bahu-membahu membantu tugas negara dan pemerintah dalam mewujudkan pemerataan pembangunan. TNI sebagai bagian dari elemen bangsa yang mempunyai fungsi khusus sebagai alat pertahanan dalam Undang-Undang no. 34 tahun 2004 tentang TNI, menyebutkan dua pola operasi pokok TNI, yakni operasi perang dan operasi selain perang yang terbagi dalam beberapa bentuk kegiatan. Keterlibatan TNI dalam bentuk partisipasi aktif terhadap sensifitas persoalan masyarakat yang dikemas dalam kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), TNI Manunggal KB Kesehatan (TMKK) dan lain sebagainya secara hukum memang telah dipayungi, namun lebih dari itu sebenarnya TNI tidak boleh tinggal diam terhadap persoalan masyarakat padahal dengan segenap kemampuan yang dipunyai, TNI bisa memberikan kontribusi positif dalam membantu persoalan masyarakat. Selain itu konsep pertahanan rakyat semesta dimana TNI sebagai komponen utama dan rakyat sebagai komponen pendukung semakin kuat. Tugas pokok TNI dalam menjaga kedaulatan NKRI tidak akan terbantu kalau tidak ada kebersamaan dan kesatupaduan, Semoga saja semangat kemanunggalan TNI rakyat ini terus terjaga.

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian pada bagian terdahulu maka, dapat diambil beberapa kesimpulan tentang peran TNI dalam pembangunan daerah melalui kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 84 di Desa Tanjung Baringin-Sigading, Kecamatan Huristak, Kabupaten Padang Lawas sebagai berikut:

1. Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai kekuatan pertahanan negara ternyata mempuyai peran dalam membantu tugas pemerintah daerah sesuai dengan alat, kemampuan, dan sarana yang dimiliki oleh TNI.

2. Tentara Nasional Indonesia (TNI) berperan dalam pembangunan daerah melalui kegiatan Bhakti TNI yang salah satunya adalah TNI Manunggal Membangun Desa.

3. Pelaksanaan kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 84 di Desa Tanjung Baringin-Sigading mendapat sambutan positif dari pemerintah daerah karena turut mempercepat pembangunan di Kabupaten Padang Lawas, terutama dari masyarakat karena dengan terbukanya akses jalan maka memperlancar distribusi barang dan jasa sehingga terjadi peningkatan perekonomian masyarakat.

4. Tujuan dari pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Desa Tanjung Baringin-Sigading sesuai dengan yang diharapkan yaitu meningkatkan motivasi masyarakat Kecamatan Huristak dalam rangka

mensukseskan program pembangunan daerah Kabupaten Padang Lawas, memperlancar distribusi barang dan jasa serta mobilitas masyarakat desa Tanjung-Baringin Kecamatan Huristak, Kabupaten Padang Lawas.

5. Hasil yang dicapai dari pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa sesuai dengan target yang direncanakan bahkan mencapai over prestasi.

6. Pelaksanaan TMMD selain membantu pemerintah dalam pembangunan juga dapat menghemat anggaran karena TNI yang bekerja langsung bersama-sama dengan rakyat.

7. Pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa mempererat hubungan TNI dengan rakyat dan menghapus kesan “takut” pada masyarakat tentang sosok seorang prajurit TNI, serta mempererat kerja sama TNI dengan pemerintah daerah.

8. Tidak ditemui kendala yang berarti selama pelaksanaan kegiatan TMMD karena semuanya telah dipersiapkan secara matang dan mengantisipasi kemungkinan hambatan.

9. Sampai saat ini belum ada tanggapan yang sangat berarti dari pemerintah dalam menindaklanjuti hasil pembangunan TMMD sebagai mana yang dinyatakan pada penutupan TMMD bahwa hasil TMMD diserahkan ke pemerintah daerah untuk dirawat dan dilanjtkan pembangunanya.

10. Keberhasilan pembangunan di suatu daerah dapat tercapai apabila suatu negara dalam kondisi stabil, tidak ada gejolak. Oleh karena itu dalam perencanaan pembangunan perlu memperhatikan aspek pertahanan agar pembangunan tersebut dapat dicapai.

6.2Saran

6.2.1 Saran Bagi TNI

1. Memperbanyak kegiatan atau program-program yang bersifat membantu pemerintah daerah dan masyarakat sebagai bentuk kemangunggalan TNI dengan rakyat.

2. Bagi kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa di wilayah Kodim 0212/TS berikutnya harus mengalami peningkatan dibandingkan dengan pelaksanaan sebelumnya dari segi pelaksanaan dan hasil yang dicapai sehingga terlihat kemajuan di setiap pelaksanaannya.

3. Lebih mensosialisasikan istilah TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) karena masih banyak masyarakat yang tidak mengetahuinya dan lebih akrab dengan istilah Abri Masuk Desa (AMD).

6.2.2 Saran Bagi Pemerintah Daerah

1. Bagi pemerintah daerah diharapkan untuk merawat dan melanjutkan pembangunan hasil dari kegiatan TMMD agar tidak sia-sia begitu saja.

2. Terus meningkatkan kegiatan pembangunan di kabupaten Padang Lawas demi kesejahteraan rakyat.

3. Menjalin kerja sama dengan TNI dalam kegiatan pembangunan daerah.

4. Serta melibatkan TNI dalam perencanaan pembangunan daerah demi pertahanan dan ketahanan wilayah.

6.2.3 Saran Bagi Masyarakat Desa Tanjung Baringin dan Sigading

1. Bagi masyarakat desa Tanjung Baringin dan Sigading agar selalu merawat dan menjaga hasil dari pelaksanaan kegitana TMMD.

2. Selalu meningkatkan motivasi dalam pembangunan, terutama pembangunan dari kegiatana TMMD.

3. Selalu menjalin kemanunggalan TNI dan Rakyat dalam mensukseskan pembangunan di daerah Padang Lawas.