Hubungan Manajemen Konflik Dengan Produktivitas Kerja Karyawan Di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Kota Medan
Kantor Cabang Padang Bulan
SKRIPSI
DiajukanGunaMemenuhi Salah
SatuSyaratUntukMemperolehGelarSarjanaDepartemenIlmuAdministrasi Negara
110903042 ARDHITA
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Set your goals high, ans don’t stop till youget there” –BO Jackson-
“Always do your best. What you plant now, you will harvest later”
– OG Mandino-
“Be thankful for what you have, you’ll end up having more. If you
concentrate on what you don’t have, you will never, ever have
enough” –Oprah Winfrey-
***
Sebentuk karya kecil yang kudedikasikan untuk Bapak, Mamak, dan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan berkah dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Manajemen Konflik dengan Produktivitas Kerja Karyawan di PDAM Tirtanadi Kota Medan Kantor Cabang Padang Bulan”.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Departemen Ilmu Administrasi Negara.Penulis juga menyadari bahwa penelitian ini tidak akan selesai dengan baik tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak dan Mamak tersayang yang tidak pernah letih memberikan doa dan
bantuannya, baik secara moril maupun materil. Kakakku tercinta yang
selalu memberikan banyak masukan.Berkat doa yang tulus dan dukungan
kalian skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan.
2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si selaku Ketua Jurusan Departemen
Ilmu Administrasi Negara Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP selaku dosen pembimbing yang dengan sabar
telah memberikan bimbingan dan pengarahan serta memberikan dorongan
dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Beti Nasution M.Si selaku dosen penguji yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberi banyak masukan kepada penulis
dalam penyelesaian skripsi ini .
6. Bapak Drs. Ridwan Rangkuti, M.Si selaku Dosen Wali yang telah
7. Seluruh staff pengajar, Bapak dan Ibu Dosen Departemen Ilmu
Administrasi Negara yang telah membekali penulis dengan ilmu
pengetahuan, dan staff bagian administrasi Kak Mega dan Kak Dian.
8. Drs. Parlindungan Siregar, P.IA, M.Si selaku Kepala Divisi Sumber Daya
Manusia PDAM Tirtanadi Kota Medan yang telah memberikan izin dalam
pelaksanaan penelitian di PDAM Tirtanadi Kota Medan Kantor Cabang
Padang Bulan.
9. Devi Andriani SE selaku karyawan divisi Sumber Daya Manausia PDAM
Tirtanadi Kota Medan yang telah membantu dalam pengurusan surat izin
penelitian.
10.Ibu Lolita Imada Hasibuan selaku Assisten I Pemasaran PDAM Tirtanadi
Kota Medan Kantor Cabang Padang dan Ibu Melda Safitri, SE. M.AP
selaku KabagPersonalia PDAM Tirtanadi Kota Medan Kantor Cabang
padang Bulan yang telah membantu dalam pengumpulan data penelitian.
11.ORION FAMILY.Ibu Notaris/PPAT EkoEvidolo, SH yang selalu
memberikan izin dan keleluasaan untuk pergi kekampus guna
menyelesaikan skripsi. Abangnda Notaris/PPAT Arfansyah Putra Tanjung,
SH, M.Kn yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan. Kak
Naimatun Aliyah, SH dan Kak Ardyah Lestari, S.Kom, patner kerja di
lantai satu yang selalu memberikan dukungan penuh kepada penulis. 3
diva yang ada dilantai dua, Akak Rahma Sari Dahlan SH, Akak Siti Sri
Rezeki SH, M.Kn, dan Bunda Indayana Febriani S.pd, M.pd yang juga
selalu mengibur dan menyemangatiku. Kebaikan kaliantidak akan pernah
terlupakan. Untuk Atok Kamil juga, Atok akhirnya dita jadi Sarjana!.
12.Rekan-rekan seperguruan di Departemen Ilmu Administrasi Negara
stambuk 2011 yang namanya gabisa disebut satu persatu yang selalu
nanya “Dit, kapan sidang???”. Makasi banyak ya wee, aku anggap itu
pujian haha.
13.DKK (Dengan Kawan Kompak) tersayang, patner seperkongkolan selama
delapan semester, Cinta (Shinta Kharlina Nst), Cimamay (Melany Putri),
Lina (Adelina Akhirani), Sari (Syarifah Pili), Elan (Lailan S), Fatiyw
ngetik nama kelen semua, teringat dulu kita belajar sama-sama dimushola
kalau mau ujian, selalu geger kalau mau persentase kelompok, pergi main
sama-sama, dan kalau udah kumpul gak pernah tau malu untuk ketawa
besar.Kadang juga kita sering berdebat untuk hal-hal yang gak penting,
but it’s okey, we still bestfriends. Dan seneng kalau kita bisa kumpul dan
wisuda sama-sama di bulan agustus nanti, kecuali cimamay yang udah
wisuda duluan. I LOVE YOU GUYS!!!
14.Tim Magang (Manis dan Ganteng) yang terdiri dari gabungan DKK, Asya
Sakti O Zega, Abdi Syahputra, Riza Riztiar Harahap, Reza Erdiansyah,
dan Gidi alias Gideon F Sebayang. Gakkan pernah terlupakan momen
kebersamaan kita dirumah kos yang selalu diisi sama main kartu, pergi ke
pelabuhan dan aku sempet merajuk karna ditinggal, beli nasi goreng di
petatal, asya jatuh sakit, riza minggat dari rumah, gidi yang jadi idola para
wanita, dan liburan sama-sama ke pulau salah namo bareng Audy Rezky
Zulhid, Rippy Hamdani, Andrey Carver P, dan bang Alfarishi. Ah kapan
lagi ya kita bisa tinggal sama-sama???
15.CLUB yang selalu dirindukan.Filzah Adini lubis (Adin),terima kasih atas
usahamu yang selalu memotivasi dan memberi semangat yang gak ada
putus-putus supaya skripsi ini dapat segera di meja hijaukan. Melany
Putri(cimamay) yang selalu menghibur dikala suka maupun duka dan
selalu membagi film-film korea terbarunya.Manzilina Asri Harahap (Aci),
sahabat club yang juga selalu ngasi dukungan dan LOVEnya, Ade
Randana Panjaitan selaku ketua CLUB, dan bang Hardian Pirliza yang
selalu murah senyum. #LOVE#ALWAYS#FOREVERCLUB !!!
16.Spesial untuk Shinta Kharlina Nasution, cin makasiya selalu jadi patner
terbaik selama 4 tahun ini, susah senang, panasterik, hujan badai kita
selalu sama-sama, nilai ujian mulai dari A,B,C,D,E lita juga sama-sama,
seminar proposal, penelitian ke lapangan, dan akhirnya selesai skripsi dan
sidang juga sama-sama, ah gak cukuplah 10 halaman nyeritakan
pengalaman kita selama ini. Kalau kata ariel noah, separuhnya aku dirimu
17.Pembimbing privat skripsiAndrey Carver Purba S.sos yang sudah
meluangkan waktunya untuk berdiskusi bersama. Paman Rizky Alfindo
Lubis, AbangndaBembeng Manto S.sos, 2 orang laki-laki lucu lagi
penyabar. Ma beysh Felix Gregorius Samosir S.sos, dan Abangnda Rafi
Yusuf Lubis S.sos yang juga selalu memberikan semangat juang.
18.Sahabat-sahabat terbaikku Ridha Rizki Anggita, Astrid Aprilia Harahap,
Oneechan Dian fathera A, Dinda Gusti K, Mukti Wicaksono, Yeni
Haryati, Sri Mulyani, Purnama Maya S, Pinka Rosanti, Erwita Ayu, Devi
Salfianti dan Agita Lubis. Makasi banyak ya semuanya atas doa dan sms
dukungannya selama ini.
19.Jajaran Sarjana Komunikasi Universitas Malikul Shaleh (Lhokseumawe
community), abangnda Hidayatullah, abangnda Alvian, abangnda Jeck,
abangnda Masrur, Putri, Dian, Yuni, dan kak Ros. Semoga kita bisa
ketemu dan kumpul sama-sama lagi ya, amin. Untuk Cut Sitty Nurjanah
yang ada di langsa juga gak ketinggalan.
20.HBS(patner collect messages) yang selama ini kukenal lewat serangkaian
perjumpaan yang mengesankan. Terima kasih untuk doa-doanya.
21.Bang Iyan, langganan ngeprint di sumber yang selalu baik hati kalau
dimintai tolong ngeditin ketikan yang ngalor-ngidul. Selalu sabar dan
tabah ngadepin dita dan sinta yang gak sabaran kalau tempat ngeprint lagi
rame.Trims a lot bang, udah mau direpotin.
Akhir kata kita harus kembali ke bahasa yang formal dan baku.Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna, akan tetapi penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca supaya penulis dapat menyusun penelitian selanjutnya dengan lebih baik lagi. Terima Kasih.
Medan, Juli 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xvi
ABSTRAK ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 LatarBelakangMasalah ... 1
1.2 RumusanMasalah ... 4
1.3 TujuanPenelitian ... 4
1.4 ManfaatPenelitian ... 5
1.5 KerangkaTeori ... 6
1.5.1 Manajemen Konflik ... 6
1.5.1.1Pengertian Konflik ... 6
1.5.1.2Pengertian Manajemen Konflik ... 8
1.5.1.3 Pendekatan Manajemen Konflik ... 9
1.5.2 Produktivitas Kerja Karyawan ... 13
1.5.2.1 Pengertian Produktivitas Kerja Karyawan ... 13
1.5.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Karyawan ... 15
1.5.2.3 Pengukuran Produktivitas Kerja Karyawan ... 16
1.7 Hipotesis ... 19
1.8 Kerangka Konsep Penelitian ... 20
1.9 Definisi Operasional Variabel ... 21
BAB II METODE PENELITIAN ... 25
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 32
3.1 Sejarah Singkat PDAM Tirtanadi Kota Medan ... 32
3.2 PDAM Tirtanadi Kota Medan Kantor Cabang Padang Bulan .... 35
3.3 Logo Perusahaan ... 36
3.4 Struktur Organisasi PDAM Tirtanadi Kota Medan Kantor Cabang Padang Bulan ... 37
3.5 Deskripsi Jabatan Pekerjaan ... 38
BAB IV PENYAJIAN DATA ... 50
4.1 Klasifikasi Data Variabel Penelitian ... 50
4.1.1 Karakteristik Responden ... 50
4.1.2 Variabel Penelitian ... 53
4.1.2.1 Variabel Bebas (X) Manajemen Konflik ... 53
4.1.2.2 Variabel Terikat (Y) Produktivitas Kerja Karyawan ... 65
4.2 Interpretasi Data Variabel Penelitian ... 79
4.2.1 Variabel Bebas (X) Manajemen Konflik ... 80
4.3 Korelasi Product Moment ... 84
4.4 Koefisien Determinan ... 86
4.2 Uji Signifikan “uji t” ... 87
BAB V ANALISA DATA ... 89
5.1 Analisis Manajemen Konflik di PDAM Tirtanadi Kota Medan Kantor Cabang Padang Bulan ... 89
5.2 Analisis Produktivitas Kerja Karyawan di PDAM Tirtanadi Kota Medan Kantor Cabang Padang Bulan ... 95
5.3 Analisis Hubungan Manajemen Konflik dengan Produktivitas Kerja Karyawan di PDAM Tirtanadi Kota Medan Kantor Cabang Padang Bulan ... 99
BAB VI PENUTUP ... 102
6.1 Kesimpulan ... 102
6.2 Saran ... 104
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien ... 30
Tabel 4.1 Distribusi Data Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin... 51
Tabel 4.2 Distribusi Data Responden Berdasarkan Usia... 51
Tabel 4.3 Distribusi Data Responden Berdasarkan Jenjang
Pendidikan Terakhir... 52
Tabel 4.4 Distribusi Data Responden Berdasarkan Lama
Bekerja... 52
Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pimpinan
Menempatkan Karyawan Dari Divisi Lain Untuk
Menggantikan Salah Satu Pihak Yang Berkonflik... 53
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pimpinan
Melakukan Rotasi Jabatan Dan Pembagian Tugas
Kerja Yang Baru Untuk Menghindari Kecemburuan
Dalam Bekerja... 54
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang
Pimpinan Memberikan Penghargaan Dan Promosi
Jabatan Oleh Pimpinan Untuk Menunjang Persaingan
Yang Sehat Dalam Bekerja... 55
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pimpinan
Sudah Menempatkan Kepala Bagian Yang Tepat
Di Setiap Divisi... 56
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pimpinan
Terhadap Pihak Yang Berkonflik... 57
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pimpinan
Mengganti Tujuan Pihak Yang Berkonflik Dengan
Tujuan Baru Yang Bisa Diterima Kedua Pihak... 57
Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pimpinan
Turun Tangan Langsung Untuk Mempersatukan Pihak
Yang Berkonflik... 58
Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pimpinan
Menggunakan Kekerasan Untuk Menekan Pihak
Yang Berkonflik... 59
Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pimpinan
Menenangkan Pihak Yang Berkonflik Dengan Jalan
Musyawarah... 60
Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pimpinan
Menghindari Konflik Dengan Memisahkan Pihak Yang
Berkonflik... 60
Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pimpinan
Melakukan Voting Untuk Mencapai Suatu
Kesepakatan... 61
Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pimpinan
Akan Tetap Memisahkan Pihak Yang Berkonflik
Sebelum Tercapai Suatu Kesepakatan... 62
Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pimpinan
Memberikan Kompensasi Teretentu Agar Konflik
Dapat Teratasi ... 63
Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pimpinan
Mempertemukan Pihak Yang Berkonflik Untuk Mencari
Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pimpinan
Menggunakan Tujuan Yang Lebih Tinggi Untuk
Menyelesaikan Konflik... 64
Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kecakapan Dan
Kesigapan Karyawan Dalam Menyelesaikan Tugas... 66
Tabel 4.21 Distribusi Jawaban Responden Tentang Karyawan
Memiliki Keterampilan Yang Tinggi Dalam Bekerja
Termasuk Keterapilan Mengoperasikan Komputer... 67
Tabel 4.22 Distribusi Jawaban Responden Tentang Karyawan
Bersungguh-sungguh Dalam Menyelesaikan Setiap
Pekerjaan... 68
Tabel 4.23 Distribusi Jawaban Responden Tentang Karyawan
Selalu Memberikan Hasil Yang Terbaik Dari Setiap
Tugas Yang Dikerjakan... 69
Tabel 4.24 Distribusi Jawaban Responden Tentang Karyawan
Akan Segera Melaksanakan Setiap Tugas Yang
Diberikan... 70
Tabel 4.25 Distribusi Jawaban Responden Tentang Karyawan
Bersedia Memberikan Kontribusi Demi Kemajuan
Perusahaan... 71
Tabel 4.26 Distribusi Jawaban Responden Tentang Karyawan
Bersedia Betanggungjawab Dan Menanggung
Resiko Atas Kesalahan Yang Diperbuat Dalam Bekerja.... 72
Tabel 4.27 Distribusi Jawaban Responden Tentang Karyawan
Bersedia Ditugaskan Ke Luar Kota/Ke Luar Daerah ... 73
Tabel 4.28 Distribusi Jawaban Responden Tentang Karyawan
Menggunakan Waktu Kerja Dengan Sebaik Mungkin
Waktu Istirahat Untuk Berkumpul Dengan Rekan Kerja... 74
Tabel 4.29 Distribusi Jawaban Responden Tentang Ketaatan
Karyawan Dalam Mematuhi Peraturan Perusahaan... 75
Tabel 4.30 Distribusi Jawaban Responden Tentang Keikhlasan
Karyawan Dalam Bekerja... 75
Tabel 4.31 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kejujuran
Karyawan Dalam Bekerja... 76
Tabel 4.32 Distribusi Jawaban Responden Tentang Karyawan
Mampu Bekerjasama Dengan Sesama Rekan Kerja
Maupun Dengan Rekan Kerja Dari Divisi Lain... 77
Tabel 4.33 Distribusi Jawaban Responden Tentang Karyawan
Lebih Memetingkan Kepentingan Pribadi Dibanding
Dengan Kepentingan Kelompok... 78
Tabel 4.34 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden
Mengenai Kuisioner Manajemen Konflik Di PDAM
Tirtanadi Kota Medan Kantor Cabang Padang Bulan... 81
Tabel 4.35 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden
Mengenai Kuisioner Produktivitas Kerja Karyawan Di
PDAM Tirtanadi Kota Medan Kantor Cabang Padang
Bulan... 83
Tabel 4.36 Interpretasi koefisien Untuk Mengukur Hubungan
Manajemen Konflik Dengan Produktivitas Kerja
Karyawan Di PDAM Tirtanadi Kota Medan
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Konsep Penelitian... 21
Gambar 3.1 Logo PDAM Tirtanadi... 36
Gambar 3.2 Struktur Organisai Di PDAM Tirtanadi Kota Medan
Hubungan Manajemen Konflik Dengan Produktivitas Kerja Karyawan Di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Kota Medan
Kantor Cabang Padang Bulan
Nama : Ardhita
NIM : 110903042
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen : Ilmu Administrasi Negara Dosen Pembimbing : Dra. Elita Dewi M.SP
Abstrak
Konflik adalah hal yang lumrah terjadi dan tidak dapat dihindari di dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia, begitu pula pada lehidupan organisasi. konflik memang tidak akan secara langsung membawa “kehancuran” bagi suatu organisasi tetapi secara bertahap konflik dapat menurunkan kinerja dan melumpuhkan semua kegiatan organisasi. Manajemen konflik adalah langkah-langkah yang digunakan para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan kearah hasil tertentu yang mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik, memungkinkan berkembangnya kreativitas dan diskusi antar orang dengan kepentingan berbeda, dan hasilnya adalah peningkatan produktivitas kerja.
Adapun penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mengkaji tentang hubungan manajemen konflik dengan produktivitas kerja karyawan di Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirtanadi Kota Medan Kantor Cabang Padang Bulan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode korelasional yaitu suatu teknik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel, kemudian dipakai untuk menguji teori, menyajikan suatu fakta dan menunjukkan data yang berbentuk angka yang lebih rinci dan hipotesis yang dirumuskan dengan jelas.
antara thitung dengan nilai 2.36 dan ttabel 2,056, maka dapat diketahui bahwa thitung lebih besar dari ttabel perbandingannya yakni 2,36 > 2,056.
Kata Kunci :Manajemen Konflik, Produktivitas Kerja Karyawan BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Konflik adalah hal yang lumrah terjadi dan tidak dapat dihindari di dalam
kehidupan sehari-hari setiap manusia. Konflik bersifat omnipresent, yang artinya
konflik ada di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. Begitu juga dalam
kehidupan berorganisasi,suatu organisasi pasti akan menghadapi suatu konflik.
Semakin besar suatu organisasi maka semakin rumit pula konflik yang akan
dihadapinya (Nurjaman, 2012:248).Menurut Pupun yang dikutip dalam
diakses pada 25 Februari 2015 pukul 16.19 WIB, menyatakan bahwa sebagian
besar orang menganggap bahwa konflik yang terjadi akan menimbulkan dampak
negatif, yakni konflik memang tidak akan secara langsung membawa
“kehancuran” bagi suatu organisasi tetapi secara bertahap konflik dapat
menurunkan kinerja dan melumpuhkan semua kegiatan organisasi. Selain itu
konflik didalam suatu organisasi tanpa peduli apa pun bentuk dan tingkat
kompleksitas organisasinya dapat menjadi suatu masalah yang serius bagi setiap
organisasi apabila konflik dibiarkan berlarur-larut tanpa penyelesaian.
Pendapat berbeda dikemukakan oleh Rahim dalam www,questia.com.
diakses pada tanggal20April 2015 pukul 14.35 WIB, menyatakan bahwa konflik
dinamika suatu organisasi, untuk mengadakan sebuah perubahan maupun inovasi
realistik terhadap konflik dapat berpotensi menghasilkan suatu hal yang produktif
maupun yang menghancurkan.
Walaupun konflik sering dianggap sebagai “ancaman”, konflik ternyata
juga dapat memberikan dampak yang positif apabila kita mampu menekan dan
mengelolanya dengan baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Robbins dalam
Pandoe Bimowati yang dikutip dari
yangmenyebutkan bahwa konflik merupakan bagian dari pengalaman hubungan
antar pribadi (interpersonal experience). Karena tidak bisa dihindari, sebaiknya
konflik dikelola dengan baik, sehingga dapat bermanfaat dan dapat menciptakan
pembaharuan ke arah yang lebih baik dalam organisasi.
Manajemen konflik adalah langkah-langkah yang digunakan para pelaku
atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan kearah hasil tertentu
yang mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik, dan
mungkin atau tidak mungkin dapat menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif,
maupun musyawarah mufakat, atau agresif (Ross dalam Wirawan,
2010:129).Dengan manajemen konflik yang baik maka konflik dapat digunakan
sebagai ajang adu pendapat, sehingga orang-orang yang berada didalam organisasi
bisa memperoleh pendapat-pendapat yang sudah tersaring yang bisa membantu
dalam pengambilan sebuah keputusan.Manajemen konflik juga memungkinkan
berkembangnya kreativitas dan diskusi antar orang dengan kepentingan berbeda,
Produktivitas kerja akan terwujud jika para karyawan mempunyai
kemampuan dalam menyelesaikan setiap pekerjaan atau tugas yang menjadi
tanggungjawab masing-masing sesuai dengan target pencapaian. Dalam hal ini,
pimpinan memiliki peran yang penting, dimana pimpinan dituntut untuk dapat
menggerakan seluruh karyawannya agar secara sadar melaksanakan tugasdengan
sebaik-baiknya dan bertanggungjawab atas setiap tugas yang dikerjakan.
Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi atau yang selanjutnya disingkat
menjadi PDAM Tirtanadi Kota MedanKantor Cabang Padang Bulan adalah
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang merupakan cabang dari Perusahaan
Daerah Air Minum Kota Medan yang bergerak didalam pengelolaan dan
pelayanan air minum untuk wilayah Kota Padang Bulan. Salah satu tujuan dari
pendirian PDAM Tirtanadi Kota Medan Kantor Cabang Padang Bulan adalah
mampu memberikan pelayanan terbaik dalam melayani kebutuhan air bersih
maupun air minum bagi masyarakat yang berada dikawasan Padang Bulan.
Berdasarkan survei yang telah dilakukan peneliti di PDAM Tirtanadi Kota
Medan Kantor Cabang Padang Bulan, peneliti menemukan bahwa produktivitas
kerja karyawan di PDAM Tirtanadi Kantor Cabang Padang Bulan belum
maksimal. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan karyawan sehari-hari dalam
melakukan tugas dan pekerjaannya, masih ada karyawan yang datang terlambat
dari jam masuk yang telah ditentukan, istirahat yang terlalu lama,pulang terlalu
awal, pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan dengan singkat, beberapa karyawan
yang sibuk bermain gadget dan lain sebagainya. Tentu saja hal ini dapat
memperlambat kinerja para karyawan dan dapat menurunkan produktivitas kerja
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
guna mencari tahu serta mengkaji apakah manajemen konflik mempunyai
hubungan dengan produktivitas kerja karyawan. Dan untuk itu peneliti
mengangkat penelitian dengan judul “Hubungan Manajemen Konflik Dengan Produktivitas Kerja Karyawan Di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Kota Medan Kantor Cabang Padang Bulan”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari pembahasan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
“Seberapa besar HubunganManajemen Konflikdengan Produktivitas Kerja
Karyawandi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Kota Medan
Kantor Cabang Padang Bulan?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui Manajemen Konflik di Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirtanadi Kota Medan Kantor Cabang Padang Bulan.
2. Untuk mengetahui Produktivitas Kerja Karyawan di Perusahaan Daerah
3. Untuk mengetahui Hubungan Manajemen Konflik dengan produktivitas
Kerja Karyawan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi
Kota Medan Kantor Cabang Padang Bulan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah pengetahuan bagi
pembaca, serta dapat dijadikan acuan maupun rujukan bagi penelitian
sejenis maupun penelitian selanjutnya.
2. Secara praktis
a. Bagi peneliti
Sebagai salah satu syarat penyelesaian program studi sarjana Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara serta menambah wawasan ilmu pengetahuan
danmengembangkan kemampuan berpikir peneliti melalui penulisan
sebuah karya ilmiah.
b. Bagi Instansi
Sebagai sumber masukan bagi instansi terkait yaitu Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Tirtanadi Kota Medan Kantor Cabang Padang
Bulan mengenai hubungan antara manajemen konflik dengan
c. Bagi Universitas Sumatera Utara
Sebagai sumbangan untuk koleksi perpustakaan dan dapat memberikan
masukan bagi bidang studi Ilmu Administrasi Negara mengenai kajian
tentang hubungan antara manajemen konflik dengan produktivitas
kerja karyawandi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi
Kota Medan Kantor Cabang Padang Bulan.
1.5 Kerangka Teori
Untuk memudahkan penelitian diperlukan pedoman dasar berpikir, yaitu
kerangka teori. Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, seorang peneliti perlu
menyusun kerangka teori sebagai landasan berpikir untuk menggambarkan dari
sudut mana peneliti menyoroti masalah yang telah dipilih. Teori adalah
serangkaian asumsi, konsep dan kontrak definisi dan proporsi untuk menerangkan
suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar
konsep (Singarimbun, 2008:37).
1.5.1 ManajemenKonflik
1.5.1.1 PengertianKonflik
Menurut Webster dalam Nurjaman (2012:244), kata ‘konflik’ berasal dari
bahasa latin confligo, yang terdiri atas dua kata, yakni ‘con’ yang berarti
bersama-sama dan ‘fligo’ yang berarti pemogokan, penghancuran, atau peremukan. Kata
ini kemudian diserap oleh bahasa inggris menjadi ‘conflict’ yang berarti a fight,
perebutan kekuasaan, persengketaan, perselisihan, perlawanan yang aktif,
permusuhan.
Pace (1994:249) berpendapat bahwa konflik merupakan ekspresi
pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain
karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya
perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami.
Konflik menurut Winardi (1994:1) adalah adanya oposisi atau
pertentangan pendapat antara orang-orang, kelompok-kelompok ataupun
organisasi-organisasi. Sejalan dengan pendapat Winardi, konflik menurut Alo
Liliweri (1997: 128) adalah bentuk perasaan yang tidak beres yang melanda
hubungan antara satu bagian dengan bagian lain, satu orang dengan orang lain,
satu kelompok dengan kelompok lain.
Menurut Thomson dalam Rahim yang dikutip dari www,questia.com.yang
diakses pada tanggal 20April 2015 pukul 14.35 WIB, konflik merupakan sebuah
persepsi perbedaan kepentingan dan merupakan hal yang tidak terelakkan diatara
manusia ketika dua atau lebih entitas soasial. Robbins dalam Wirawan (2010:7)
juga menyatakan bahwa konflik merupakan suatu proses dimana A melakukan
usaha yang sengaja dibuat untuk menghalangi sehingga mengakibatkan frustasi
pada B dalam usahanya untuk mencapai tujuan maupun kepentingannya.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas mengenai pengertian
konflik, maka peneliti menyimpulkan bahwa konflik adalah situasi terjadinya
pertentangan ataupun ketidaksesuaian diantara dua orang (paling sedikit) atau
lebih, kelompok, ataupun organisasi yang dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan
1.5.1.2 Pengertian Manajemen Konflik
Menurut Hasibuan (2003:1-2), manajemen adalah ilmu dan seni yang
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.Sedangkan
menurut Fathoni (2006:27) manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri
dari tindakan-tindakan yang dimulai dari pengawasan, dimana masing-masing
bidang digunakan baik ilmu pengetahuan maupun keahlian yang diikuti secara
berurutan dalam rangka usaha mencapai sasaran yang telah ditetapkan semula.
Manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku
atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan kearah hasil tertentu
yang mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik, dan
mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif,
bermufakat, atau agresif (Ross dalam Wirawan, 2010:129). Robbins (2003:556)
menyatakan bahwa manajemen konflik adalah penggunaan teknik-teknik resolusi
dan stimulasi untuk meraih level konflik yang diinginkan guna pencapaian kinerja
terbaik”.
Menurut Irvine dalam Wirawan (2010:78), manajemen konflik adalah
startegi dimana organisasi dan individu bekerja untuk mengenali dan
mengendalikan perbedan-perbedaan dengan cara pengurangan biaya keuangan
dan manusia dari kesulitan pengendalian konflik, sementara keselaran konflik
sebagai sumber pembaharuan dan perkembangan. Wirawan (2010:129)
manajemen konflik sebagai proses pihak yang terlibat konflik atau pihak ketiga
menyusun strategi konflik dan menerapkannya untuk mengendalikan konflik agar
Winardi (1994:23) menambahkan manajemen konflik adalah proses
penyusunan strategi konflik sebagai rencana untuk manjemen konflik. Jika tidak
dikendalikan, konflik bisa berkembang menjadi konflik destruktif dimana
masing-masing pihak akan memfokuskan perhatian, tenaga, dan pikiran serta sumber
organisasi bukan untuk mengembangkan produktivitas tapi untuk merusak dan
menghancurkan lawan konflik.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa manajemen
konflik adalah proses penyusunan strategi yang digunakan para pelaku konflik
atau pihak ketiga untuk mengenali, memperhitungkan serta mengendalikan
konflik untuk menghasilkan resolusi terbaik yang diinginkan.
1.5.1.3 Pendekatan Manajemen Konflik
Tidak ada teknik pengendalian konflik yang dapat digunakan dalam segala
situasi, karena setiap pendekatan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Gibson
(1997:133) mengatakan bahwa memilih resolusi konflik yang cocok tergantung
pada faktor-faktor penyebabnya., dan penerapan manajemen konflik secara tepat
dapat meningkatkan kreativitas dan produktivitas bagi pihak yang mengalaminya.
Winardi (1994:63) berpendapat bahwa manajemen konflik meliputi
kegiatan-kegiatan seperti menstimulasi konflik, mengurangi atau menekan
konflik, dan meyelesaikan konflik.
jabatan atau penghargaan lainnya, e). memilih pimpinan baru yang lebih demokratis.
2). Mengurangi atau menekan konflik. Tindakan mengurangi konflik dilakukan apabila tingkat konflik tinggi dan menjurus pada tindakan destruktif disertai penurunan produktivitas kerja di tiap unit/bagian. Metode pengurangan konflik dapat dilakukan dengan jalan a). mensubstitusi tujuan-tujuan yang dapat diterima oleh kelompok-kelompok yang sedang konflik, b). menghadapkan tantangan baru kepada kedua belah pihak agar dihadapi secara bersama, dan c). memberikan tugas yang harus dikerjakan bersama sehingga timbul sikap persahabatan antara anggota kelompok.
3). Menyelesaikan konflik. Penyelesaian konflik merupakan tindakan yang dilakukan pimpinan organisasi dalam menghadapi pihak-pihak yang sedang konflik. Metode penyelesaian konflik yang paling banyak digunakan adalah a). dominasi, b). kompromis, dan c). pemecahan problem secara integratif.”
Sama halnya dengan Winardi, Hani Handoko (2003:351-353) juga
menjelaskan bahwa terdapat tiga strategi pengelolaan manajemen konflik yang
dapat digunakan, yaitu stimulasi konflik, pengurangan konflik, dan penyelesaian
konflik.
“1). Stimulasi Konflik adalah kegiatan yang dilakukan apabila produktivitas karyawan pada suatu organisasi menurun ataupun tetap maka pimpinan harus melakukan kegiatan stimulasi yang berguna untuk merangsang kreastifitas serta meningkatkan kualitas produksi. Kemudian situasi dimana konflik terlalu rendah akan menyebabkan para karyawan takut berinisiatif dan menjadi pasif. Kejadian-kejadian, perilaku dan informasi yang dapat mengarahkan orang-orang bekerja lebih baik diabaikan, para anggota kelompok saling bertoleransi terhadap kelemahan dan kejelekan pelaksanaan kerja. Manajer dari kelompok seperti ini perlu merangsang timbuulnya persaingan kerja dan konflik yang dapat mempunyai efek penggemblengan. Metode yang digunakan dalam stimulasi konflik meliputi : a). Pemasukan atau penempatan orang luar ke dalam kelompok, b). penyusunan kembali organisasi, c). penawaran bonus, pembayaran insentif, pemberian penghargaan untuk mendorong persaingan, d) pemilihan manajer-manajer yang tepat, e). perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan.
persaingan dengan tujuan yang lebih bisa diterima oleh kedua belah pihak ataupun kelompok yang berkonflik, dan b). mempersatukan pihak yang berkonflik.
3). Penyelesaian konflik Penyelesaian konflik merupakan tindakan yang dilakukan pimpinan organisasi dalam menghadapi pihak-pihak yang sedang konflik. Metode penyelesaian konflik yang paling banyak digunakan adalah dominasi dan penekanan, kompromi, dan pemecahan problem secara integratif.
a) Dominasi dan penekanan. Dominasi dan penekanan dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: 1). kekerasan (forcing), yang bersifat penekanan otokratik, 2). penenangan (smoothing), merupakan cara yang lebih diplomatis, c). penghindaran (avoidance), dimana manajer menghindar untuk mengambil posisi yang tegas, dan d). aturan mayoritas (majority rule), mencoba untuk menyelesaikan konflik antar kelompok dengan melakukan pemungutan suara (voting) melalui prosedur yang adil.
b) Kompromi. Melalui kompromi manajer mencoba menyelesaikan
konflik melaui pencarian jalan tengah yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Bentuk-bentuk kompromi meliputi: 1). pemisahan (saperation), dimana pihak-pihak yang bertentanan dipisahkan sampai mereka mencapai persetujuan, 2). arbitrasi (perwasitan), dimana pihak ketiga (biasanya manajer) diminta memberi pendapat, 3). kembali ke peraturan-peraturan yang berlaku, dimana kemacetan dikembalikan pada ketentuan-ketentuan tertulis yang berlaku dan menyetujui bahwa peraturan-peraturan yang memutuskan penyelesaian konflik, 4). penyuapan (bribing), dimana salah satu pihak menerima kompensasi dalam pertukaran untuk tercapainya penyelesaian konflik.
c) Pemecahan masalah integratif. Dengan metode ini konflik antar
kelompok diubah menjadi situasi pemecahan masalah bersama yang dapat diselesaikan melalui teknik-teknik pemecahan masalah. Ada tiga jenis metode penyelesaian konflik integratif : 1). konsensus, dimana pihak-pihak yang sedang bertentangan bertemu bersama untuk mencari penyelesaian terbaik untuk masalah mereka dan bukan untuk mencari kemenangan satu pihak, 2). konfrontasi, dimana pihak-pihak yang saling berhadapan menyatakan pendapatnya secara langsung satu sama lain dan dengan kepemimpinan yang terampil dan kesediaan untuk menerima penyelesaian, 3). Penggunaan tujuan-tujuan yang lebih tinggi dapat juga menjadi metode penyelesaian konflik bila tujuan tersebut disetujui bersama.”
Dalam bukunya yang berjudul Konflik dan Manajemen Konflik, Wirawan
(2010:146) mengemukakan aspek-aspek manajemen konflik, yaitu pihak yang
konflik, kemampuan beradaptasi, serta memfokuskan tujuan. Adapun
penjelasannya adalah sebagi berikut :
“ 1). Pihak yang terlibat konflik atau pihak ketiga. Manajemen konflik bisa dilakukan oleh pihak yang terlibat konflik untuk menyelesaikan konflik yang dihadapinya. Pihak ketiga bisa berupa suatu organisasi ataupun perusahaandimana pihak-pihak yang terlibat konflik adalah anggota maupun pegawainya.
2). Strategi konflik.Manajemen konflik merupakan proses penyusunan strategi konflik sebagai rencana untuk memanajemeni konflik.
3). Mengendalikan konflik. Bagi pihak-pihak yang berkonflik, manajemen konflik merupakan aktivitas untuk mengendalikan dan mengubah konflik demi menciptakan keluaran konflik yang menguntungkaan atau minimal tidak merugikannya.
4). Resolusi konflik.Jika manajemen konflik dilakukan oleh opihak yang terlibat konflik, hal ini bertujuan untuk menciptakan solusi konflik yang menguntungkan.
5). Kemampuan beradaptasi.Organisasi yang sehat mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan eksternal dan internalnya.
6). Memfokuskan pada tujuan.Aktivis dan anggota organisasi yang sehat akan memfokuskan diri pada pencapaian tujuan yang visibel. Dalam keadaan krisis di lingkungannya, organisasi jika diperlukan harus mampu untuk mengubah tujuannya dan mengarahkan aktivitas anggotanya untuk mencapai tujuan tersebut. a). Mempunyai kemampuan mengontrol dan mengkoordinasi sumber-sumber, b). Kreatif dan inovatif, c). Mengembangkan serta mempertahankan kualitas sumber daya manusianya, d). Organisasi yang sehat adalah organisasi yang terus belajar dan tumbuh berkembang secara terus-menerus.”
Berdasarkan beberapa uraian tentang manajemen konflik diatas, maka
peneliti mengambil sebuah kesimpulan bahwa startegi dalam memanajemeni
konflik adalah sebagai berikut :
1. Stimulasi konflik
a) Pemasukan atau penempatan orang luar kedalam kelompok.
b) Penyusunan kembali organisasi.
c) Penawaran bonus, pembayaran insentif, pemberian penghargaan
untuk mendorong persaingan.
e) Perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan.
2. Pengurangan konflik
a) Mengganti tujuan yang menimbulkan persaingan dengan tujuan
yang lebih bisa diterima oleh kedua belah pihak ataupun kelompok
yang berkonflik.
b) Mempersatukan pihak yang berkonflik.
3. Penyelesaian konflik
a) Dominasi dan penekanan yang dapat dilakukan dengan kekerasan,
penenangan, penghindaran dan aturan mayoritas.
b) Kompromi, yang dapat dilakukan melalui pemisahan, arbitrasi,
kembali ke peraturan yang berlaku, dan penyuapan.
c) Pemecahan problem secara integratif yang dapat dilakukan dengan
cara konsensus, konfrontasi, penggunaan tujuan-tujuan yang lebih
tinggi.
1.5.2 Produktivitas Kerja Karyawan
1.5.2.1 Pengertian Produktivitas Kerja Karyawan
Setiap organisasi baik berbentuk perusahaan maupun lainnya akan selalu
berupaya agar para karyawan atau pekerja yang terlibat didalam kegiatan
organisasi dapat memberikan prestasi dalam bentuk produktivitas kerja yang
tinggi untuk mewujudkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Produktivitas
secara umum diartikan sebagai hubungan antara keluaran (barang dan jasa)
Robins (2003:40) menyatakan bahwa produktivitas secara umum adalah
mengenai keluaran tiap jam kerja dengan memperhatikan kualitas produk yang
dihasilkan. Menurut Swastha (1995:281) produktivitas adalah sebuah konsep yang
menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa) dengan sumber
(jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) yang dipakai untuk
menghasilkan hasil tertentu.
Sedarmayanti (2009:38) mendefinisikan produktivitas kerja yaitu :
“Produktivitas kerja menunjukkan bahwa individu merupakan perbandingan dari efektivitas keluaran (pencapaian unjuk kerja maksimal) dengan efisiensi salah satu masukan (tenaga kerja) yang mencangkup kuantitas, kualitas dalam waktu tertentu. Produktivitas kerja adalah suatu ukuran dari pada hasil kerja atau kinerja seseorang dengan proses input sebagai masukan dan output sebagai keluarannya yang merupakan indikator daripada kinerja karyawan dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi.”
Produktivitas kerja biasanya dinyatakan dengan suatu imbangan dari hasil
kerja rata-rata dalam hubungannya dengan jam kerja rata-rata dari yang diberikan
dengan proses tersebut (Moekijat,2001:481). Muchdarsyah (2008:25)
menambahkan penjelasan bahwa produktivitas merupakan masalah yang
bekenaan dengan badan pemerintahan, serikat buruh dan lembaga sosial lainnya,
yang semakin berbeda tujuannya akan semakin berbeda pula definisi
produktivitasnya.
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa
produktivitas kerja karywan adalah sebuah konsep yang menggambarkan
hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa) dengan sumber (jumlah tenaga
kerja) untuk mengukur hasil kerja atau kinerja seseorang dan mencapai
1.5.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Karyawan
Menurut Ambar (2003:199) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
besar kecilnya produktivitas suatu instansi antara lain pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skills), kemampuan (abilities), perilaku (attitude), dan kepribadian
(behaviors).
“1. Pengetahuan (Knowledge). Pengetahuan adalah merupakan akumulasi hasil proses pendidikan baik yang diperoleh secara formal maupun non formal yang memberikan kontribusi pada seseorang di dalam pemecahanmasalah, daya cipta, termasuk dalam melakukan atau menyelesaikan pekerjaan. Dengan pengetahuan yang luas dan pendidikan tinggi, seorang pegawai diharapkan mampu melakukanpekerjaan dengan baik dan produktif.
2). Keterampilan (Skills) Keterampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional mengenai bidang tertentu, yang bersifat kekaryaan. Keterampilan diperoleh melalui proses belajar dan berlatih. Keterampilan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis, seperti keterampilan komputer, keterampilan bengkel, dan lain-lain. Dengan keterampilan yang dimiliki seorang pegawai diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan secara produktif.
3). Kemampuan (Abilities). Abilities atau kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang pegawai. Pengetahuan dan keterampilan termasuk faktor pembentuk kemampuan. Dengan demikian apabila seseorang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi, diharapkan memiliki ability yang tinggi pula.
4). Perilaku (Attitude). Attitude merupakan suatu kebiasaan yang terpolakan. Jika kebiasaan yang terpolakan tersebut memiliki implikasi positif dalam hubungannya dengan perilaku kerja seseorang maka akanmenguntungkan.
Menurut Sukarna dalamKusriyanto(1993:41), produktivitas kerja
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Kemampuan dan ketangkasan karyawan
b. Managerial skill atau kemampuan pimpinan perusahaan
c. Lingkungan kerja yang baik
d. Lingkungan masyarakat yang baik
e. Upah kerja
f. Motivasi pekerja untuk meraih prestasi kerja g. Disiplin kerja karyawa
h. Kondisi politik atau keamanan, dan ketertiban negara
i. Kesatuan dan persatuan antara kelompok pekerja
j. Kebudayaan suatu negara
k. Pendidikan dan pengalaman kerja
l. Kesehatan dan keselamatan pekerja karyawan
m. Fasilitas kerja
n. Kebijakan dan sistem administrasi perusahaan
Menurut Susilo (2000:162), produktivitas karyawan juga akan meningkat
jikakeinginan-keinginan dan kebutuhan karyawan dapat terpenuhi antara lain :
a. Gaji atau upah yang baik
b. Pekerjaan yang aman secara ekonomis
c. Rekan kerja yang kompak
d. Penghargaan terhadap pekerjaan yang dijalankan
e. Pekerjaan yang berarti
1.5.2.3 Pengukuran Produktivitas Kerja Karyawan
Pengukuran produktivitas ini mempunyai peranan yang sangat penting
untuk mengetahui produktivitas kerja sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.
Pengukuran produktivitas kerja pada dasarnya digunakan untuk mengetahui dan
menilai sejauhmana tingkat efektivitas dan efisiensi kerja karyawan maupun
tingkat kemampuan karyawan dalam mencapai sesuatu hasil yang lebih baik dan
ketentuan yang berlaku (kesuksesan kerja).
Payman J. Simanjuntak dalam skripsi Kartika Ibriati yang dikutip dari
yang diakses pada 23 Februari 2015 pukul 13.03 WIB, menjelaskan bahwa dalam produktivitas kerja terdapat unsur pokok yang merupakan kriteria untuk
menilainya yaitu unsur semangat kerja, unsur cara kerja atau metode kerja, dan
unsur prodektivitas kerja yakni hasil kerja. Adapun penjelasannya adalah sebagai
berikut :
“1). Unsur semangat kerja Unsur semangat kerja dapat diartikan sebagai sikap mental para pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dimana sikap mental ini ditunjukan oleh adanya kegairahan dalam melaksanakan tugas dan mendorong dirinya untuk bekerja secara lebih baik dan lebih produktif. Sehingga apabila kondisi yang demikian dapat dijaga dan dikembangkan terus menerus, tidak mustahil upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja akan dapat tercapai. Untuk menilai semangat kerja karyawan dapat dilihat dari tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas pekerjaanya.
2). Unsur cara kerja atau metode kerja. Cara atau metode kerja pegawai dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dapat dilihat melalui kesediaan para pegawai untuk bekerja secara efektif dan efisien.
3). Ukuran ketiga dari produktivitas kerja adalah hasil kerja. Hasil kerja merupakan hasil yang diperoleh dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh karyawan. Hasil kerja yang diperoleh oleh pegawai merupakan prestasi kerja pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Hasil kerja ini dapat dilihat dari jumlah atau frekuensi di atas standar yang ditetapkan. Hal ini menandakan bahwa karyawan tersebut produktif di dalam menyelesaikan tugas-tugas pekerjaannya.”
Selain itu menurut Rusli Syarif (1991:7), tingkat produktivitas kerja
karyawan yang dapat diukur adalah :
“a). Penggunaan waktu.Penggunaan waktu kerja sebagai alat ukur produktivitas kerja karyawan, meliputi :
1. Kecepatan waktu kerja
3. Kedisiplinan waktu kerja 4. Tingkat absensi
b) Output yaitu hasil produksi karyawan yang diperoleh sesuai produkyang diinginkan perusahaan.”
Soeprihanto (2000:7) juga berpendapat bahwa ada aspek-aspek lain dalam
penilaian dan pengukuran produktivitas kerja karyawan, yaitu :
“ 1). Prestasi kerja yang meliputi: a) kecakapan, b) keterampilan c) kesungguhan kerja, d) hasil kerja, 2). Tanggung jawab yang meliputi: a)
pelaksanaan, b) dedikasi, c) bertanggung jawab, 3) Ketaatan yang
meliputi: a). perintah dinas, b) ketentuan jam kerja d) Sopan santun, 4) Kejujuran yang meliputi keikhlasan dalam melaksanakan tugas-tugas
kerja, 5) Kerjasama yang meliputi kemampuan pegawai dalam
bekerjasama.”
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas maka penelitian menyimpulkan
bahwa indikator pengukur produktivitas kerja yaitu prestasi kerja, tanggung
jawab, ketaatan, kejujuran, dan kerjasama.
1.6 Hubungan Manajemen Konflik dengan Produktivitas Kerja Karyawan
Konflik adalah suatu ‘ancaman’ yang dapat membunuh kinerja suatu
organisasi, yang akan berdampak langsung pada penurunan produktivitas kerja
karyawannya. Pihak-pihak yang terlibat konflik akan merasakan ketidaknyamanan
pada lingkungan dan rekan kerjanya, kemudian akan mulai menimbulkan
ketidakpuasan kerja dan lain sebagainya. Menurut Robbins dalam Wirawan
(2010:116), terdapat korelasi diantara konflik dengan produktivitas kerja yang
dinyatakan dalan sebuah kurva. Dimana konflik dapat saja menurunkan
produktivitas atau bahkan meningkatkan produktivitas kerja. Untuk itu diperlukan
Dengan manajemen konflik, kita dapat mengelola atau menekan suatu
konflik yang terjadi. Konflik yang biasa disebut sebagai ‘ancaman’ bisa menjelma
menjadi konflik yang berdampak dan manfaat yang positif bagi suatu organisasi
dan dapat pula dijadikan sebagai langkah pembaharuan ke arah yang lebih baik
lagi dalam suatu organisasi, yakni menggunakan manajemen konflik. Manajemen
konflik juga memungkinkan berkembangnya kreativitas serta dijadikan sebagai
ajang adu pendapat yang nantinya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam proses pengambilan keputusan. Dan hasilnya dapat meningkatkan
produktivitas kerja karyawan.
Adapun hubungan manajemen konflik dengan produktivitas kerja
karyawan adalah apabila konflik dapat dimanajemeni dengan baik maka akan
meningkatkan produktivitas kerja karyawan, sedangkan apabila konflik tidak
dimanajemeni dengan baik maka akan menurunkan produktivitas kerja karyawan.
1.7 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan.Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2005:70).
Adapun hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :
1. Hipotesis alternatif (Ha) yaitu: Semakin baik manajemen konflik yang
2. Hipotesis nihil (Ho) yaitu: Semakin buruk manajemen konflik yang
dilakukan maka semakin rendah pula produktivitas kerja karyawannya.
1.8 Kerangka Konsep Penelitian
Konsep merupakan istilah atau definisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak suatu kejadian, kelompok atau individu yang
menjadi pusat penelitian ilmu sosial (Singarimbun, 2008:33). Melalui konsep
peneliti diharapkan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan
satu istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan antara satu dengan yang
lainnya.
Adapun yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah
manajemen konflik (X) yang diukur berdasarkan stimulasi konflik, pengurangan
konflik, serta penyelesaian konflik. Sedangkan produktivitas kerja yang menjadi
variabel independen adalah produktivitas kerja karyawan (Y) yang diukur melalui
perestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, dan kerjasama.
Untuk memberi gambaran umum mengenai kerangka konsep penelitian
pada penelitian ini, maka peneliti mencoba menjelaskannya dalam bentuk gambar
dengan tujuan mempermudah pemahaman mengenai penulisan kerangka kondep
Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.1
dibawah ini.
Kan
1.9 Definisi Operasional Variabel
Menurut Masri Singarimbun (1995:46) definisi operasional adalah unsur
penelitian yang memberitahukan cara mengukur suatu variabel. Dengan kata lain,
definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya
mengukur suatu variabel. Melalui pengukuran ini dapat diketahui indikator apa
saja pendukung untuk dianalisis dari variabel-variabel tersebut.
Definisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah
dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator agar lebih memudahkan dalam Manajemen Konflik
1. Stimulasi Konflik
- Pemasukan atau penempatan orang luar kedalam kelompok.
- Penyusunan kembali organisasi.
- Penawaran bonus, pembayaran insentif, pemberian penghargaan untuk mendorong persaingan.
- Pemilihan manajer yang tepat.
- Perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan. 2. Pengurangan Konflik
- Mengganti tujuan kelompok yang berkonflik. - Mempersatukan pihak yang berkonflik. 3.Penyelesaian Konflik
- Dominasi dan penekanan dengan cara kekerasan, penenangan maupun penghindaran konflik.
- Kompromi yang dilakukan dengan pemisahan, arbitrasi ataupun penyuapan tertentu terhadap pihak yang berkonflik. - Pemecahan masalah integratif, biasa
dilakukan dengan konsensus, konfrontasi, dan penggunaan tujuan-tujuan yang lebih tinggi.
Produktivitas Kerja Karyawan
1. Prestasi Kerja Karyawan dinilai berdasarkan kecakapan, keterampilan, kesungguhan kerja, serta hasil kerja. 2. Tanggung jawab dinilai
berdasarkan pelaksanaan, dedikasi, dan tanggung jawab. 3. Ketaatan dinilai berdasarkan
perintha dinas, ketentuan jam kerja, serta sopan santun. 4. Kejujuran dinilai berdasarkan
keikhlasan dalam melaksanakan tugas.
operasional dari sudut penelitian. Adapun yang menjadi definisi operasional
dalam penelitian ini yaitu :
1. Variabel bebas (X) adalah manajemen konflik. Manajemen konflik adalah
proses penyusunan strategi yang digunakan para pelaku konflik atau pihak
ketiga untuk mengenali, memperhitungkan serta mengendalikan konflik
untuk menghasilkan resolusi terbaik yang diinginkan (Robins, 2003, Ross
dalam Wirawan, 2010, Winardi, 1994).Indikatornya adalah 1) stimulasi
konflik, 2) pengurangan konflik, dan 3) penyelesaian konflik. Berikut
adalah penjelasan mengenai indikator manajemen konflik :
a. Stimulasi Konflik. Stimulasi konflik merupakan
metode-metode yang dilakukan untuk merangsang unit-unit kerja
mengalami yang mengalami penurunan produktivitas atau
kelompok-kelompok kerja yang belum memenuhi standar kerja
yang ditetapkan. Stimulasi konflik biasanya dilakukan oleh
pimpinan. Pimpinan dari kelompok seperti ini perlu
merangsang timbulnya persaingan kerja dan konflik yang dapat
mempunyai efek penggemblengan. Ada beberapa metode yang
dapat dilakukan untuk menstimulasi konflik, yaitu :
a) Pemasukan atau penempatan orang luar ke dalam
kelompok.
b) Penyusunan kembali organisasi.
c) Penawaran bonus, pembayaran insentif, pemberian
penghargaan untuk mendorong persaingan.
e) Perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan.
b. Pengurangan konflik. Metode pengurangan konflik menekan
terjadinya antagonisme yang ditimbulkan konflik. Metode ini
mengelola konflik sesuai dengan tingkatan konflik melalui
“pendinginan suasana” tetapi tidak menangani
masalah-masalah yang semula menimbulkan konflik. Manajer biasanya
lebih terlibat dengan pengurangan konflik daripada stimulasi
konflik. Adapun metode yang digunakan dalam pengurangan
konflik yaitu :
a) Mengganti tujuan yang menimbulkan persaingan
dengan tujuan yang lebih bisa diterima oleh kedua
belah pihak ataupun kelompok yang berkonflik.
b) Mempersatukan pihak yang berkonflik.
c. Penyelesaian Konflik. Penyelesaian konflik merupakan
tindakan yang dilakukan pimpinan organisasi dalam
menghadapi pihak-pihak yang sedang konflik. Metode
penyelesaian konflik yang paling banyak digunakan adalah :
a) Dominasi dan penekanan yang dapat dilakukan dengan
kekerasan, penenangan, penghindaran dan aturan
mayoritas.
b) Kompromi, yang dapat dilakukan melalui pemisahan,
arbitrasi, kembali ke peraturan yang berlaku, dan
c) Pemecahan problem secara integratif yang dapat
dilakukan dengan cara konsensus, konfrontasi,
penggunaan tujuan-tujuan yang lebih tinggi.
2. Variabel terikat (Y) adalah produktivitas karyawan. Produktivitas kerja
karyawan merupakan sebuah konsep yang menggambarkan hubungan
antara hasil (jumlah barang dan jasa) dengan sumber (jumlah tenaga kerja)
untuk mengukur hasil kerja atau kinerja seseorang dan mencapai
produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi (Robins, 2003, Swastha,
1995, dan Sedarmayanti, 2009).Indikatornya adalah prestasi kerja,
tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, serta kerjasama. Adapun penjelasan
adalah sebagai berikut :
a. Prestasi kerja, yang meliputi kecakapan, keterampilan,
kesungguhan dan hasil kerja.
b. Tanggungjawab, yang meliputi pelaksanaan kerja dan dedikasi.
c. Ketaatan, yang meliputi perintah dinas, ketentuan jam kerja,
dan sopan santun.
d. Kejujuran yang meliputi keikhlasan dalam melaksanakan
tugas-tugas kerja.
e. Kerjasama yang meliputi kemampuan karyawan dalam
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan
menggunakan metode korelasional yaitu suatu teknik yang digunakan untuk
mencari hubungan antara dua variabel atau lebih yang sifatnya kuantitatif
(Sulaiman, 2002:109). Sedangkan pendekatan kuantitatif dipakai untuk menguji
teori, menyajikan suatu fakta dan menunjukkan data yang berbentuk angka yang
lebih rinci dan hipotesis yang dirumuskan dengan jelas.
Berdasarkan pengertian diatas, maka penelitian ini adalah penelitian yang
bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel bebas (x) yaitu manajemen
konflik dengan variabel terikat (y) yaitu produktivitas kerja karyawan.
2.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirtanadi pada Kantor Cabang Padang Bulan yang terletak di Jl. Letjen Jamin
Ginting Km. 10 No. 21 Simpang Selayang Kota Medan, Sumatera Utara.
2.3 Populasi dan Sampel 2.3.1 Populasi
Populasi merupakan totalitas dari semua objek atau individu yang
58). Objek atau nilai yang akan diteliti dalam populasi disebut unit analisis atau
elemen populasi yang dapat berupa orang, perusahaan, media, dan sebagainya.
Kesimpulannya populasi adalah keseluruhan anggota dari suatu tempat yang
diteliti.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh karyawan PDAM Tirta NadiKota MedanKantor
Cabang Padang Bulan yang berjumlah 126 orang yang terdiri dari 44 orang
karyawan tetap dan 82 karyawan tenaga kerja kontrak (outsourcing).
2.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002:
109). Kesimpulannya sampel adalah wakil atau bagian dari populasi yang akan
diteliti.
Menurut Arikunto (2003:5), apabila populasi kurang dari 100 orang maka
diambil dari keseluruhannya. Namun apabila jumlah populasinya lebih dari 100
orang, maka sampel yang diambil sebesar 10%-15%-20%-25% atau lebih. Jumlah
populasi yang ada di lokasi penelitian adalah 126 orang, dan peneliti mengambil
20% dari jumlah populasi untuk dijadikan sampel. Maka jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 26 orang karyawan PDAM Tirta Nadi
Kantor Cabang Padang Bulan Kota Medan.
2.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua macam data menurut
1. Teknik Pengumpulan Data Primer
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada
lokasi penelitian. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan
instrumen :
a) Kuisioner
Yaitu teknik pengumpulan data melalui pemberian daftar
pertanyaan secara tertutup kepada responden yakni para karyawan
yang bekerja di PDAM Tirta Nadi Kota Medan Kantor Cabang
Padang Bulan dan dilengkapi dengan berbagai alternatif jawaban.
Pembagian kuisioner dilakukan secara accidental, yakni kuisioner
dibagikan kepada siapa saja responden yang ditemui secara
langsung oleh peneliti dilokasi penelitian.
b) Observasi
Yaitu pengamatan langsung pada PDAM Tirtanadi Kota Medan
Kantor Cabang Padang Bulan pada suatu objek yang akan diteliti
untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek
penelitian.
2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh untuk mendukung data primer. Data
sekunder yang digunakan antara lain :
a) Studi Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data-data dengan cara mempelajari,
sejumlah literature baik buku, jurnal, majalah, koran, ataupun
karya tulis lainnya yang relevan dengan topik penelitian.
b) Dokumentasi
Yaitu pemanfaatan dokumen tertulis, gambar, foto atau
benda-benda lain yang berkaitan dengan aspek-aspek yang diteliti.
2.5 TeknikPenentuanSkor
Menurut Sugiono (2005:213) Untuk membantu dalam menganalisadata,
maka penelitian ini menggunakan teknik penentuan skor. Teknik pengukuran skor
yang digunakan adalah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner
responden. Adapun skor yang ditentukan untuk setiap pertanyaan adalah:
1. Untuk alternatif jawaban “a” diberi skor 5
2. Untuk alternatif jawaban “b” diberi skor 4
3. Untuk alternatif jawaban “c” diberi skor 3
4. Untuk alternatif jawaban “d” diberi skor 2
5. Untuk alternatif jawaban “e” diberi skor 1
Untuk mengetahui kategori dari jawaban masing-masing variabelapakah
tegolong tinggi, sedang atau rendah, maka terlebih dahulu ditentukan skala
interval dengan cara sebagai berikut :
Skor tertinggi−Skor terendah Banyak bilangan
Makadiperoleh :
Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk
masing-masing variabel yaitu :
1. Skor untuk kategori sangat tinggi = 4.25 - 5.00
2. Skor untuk kategori tinggi = 3.43 - 4.23
3. Skor untuk kategori sedang = 2.62 - 3.42
4. Skor untuk kategori rendah = 1.81 - 2.61
5. Skor untuk kategori sangat rendah = 1.00 - 1.80
2.6 TeknikAnalisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif
yang digunakan untuk menguji hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat dengan menggunakan perhitungan statistik.
2.6.1 Koefisien Korelasi Product Moment
Untuk mengetahui koefisien korelasi variabel X terhadap variabel Y
digunakan Rumus Product Moment (Sugiyono, 2005:212):
��� = �
.∑ �� −(∑ �) (∑ �)
�{�.∑ �2−(∑ �)2}{�.∑ �2−(∑ �)2}
Keterangan:
��� = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
��y = Jumlah perkalian antara variabel X dan Y
∑�2 = Jumlah dari kuadrat nilai X
(∑�)2 = Jumlah nilai X kemudian dikuadratkan
(∑�)2 = Jumlah nilai Y kemudian dikuadratkan
Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan tiga kemungkinan
yaitu :
1. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nilai nol (r = o), berarti
hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada.
2. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +) artinya kenaikan nilai
variabel yang satu diikuti nilai variabel yang lain dan kedua variabel
memiliki hubungan positif.
3. Koefisien korelasi yang diperoleh negatif (r = -) artinya kedua variabel
negatif dan menunjukkan meningkatnya variabel yang satu diikuti
menurunnya variabel yang lain.
Menurut Sugiyono (2005:214), untuk mengetahui adanya hubungan yang
tinggi, sedang atau rendah antarakedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien
korelasi) digunakan penafsiran atau interprestasi angka sebagai berikut :
Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien
InteprestasiKoefisien Tingkat Hubungan
Sumber :Sugiyono (2005:214)
Jikanilairyang diperolehlebihbesaratausamadengannilair dalamtabel,
makanilair yang diperolehitusignifikan.Dan sebaliknya, jikanilair yang
diperolehlebihkecildarinilair dalamtabel, makanilair yang
diperolehtidaksignifikan.
2.6.2 Koeofisien Determinan
Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan
mengkuadratkan nilai Koeofisien Korelasi Product Moment (R) dan dikalikan
100% (Sugiyono, 2005:214).
� = (���)2× 100%
Keterangan:
D = Koefisien Determinan
r = Koefisien korelasi Product Moment antara X dan Y
2.6.3 Uji Signifikan (Uji “t”)
Untuk menguji hubungan antara variabel X dan Y digunakan uji statistik
“t” dengan rumus (Sutrisno Hadi, 2004:365):
� =�√n−2
√1− �2
Kriteria pengujian adalah :
a. Jika harga t hitung<ttabel maka hipotesis alternatif ditolak.
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Pada bab ini akan disajikan mengenai gambaran umum lokasi penelitian.
Lokasi penelitian adalah PDAM Tirtanadi Kota Medan Kantor Cabang Padang
Bulan, untuk itu pada bab ini akan disajikan pula mengenai sejarah singkat
PDAM Tirtanadi Kota Medan, kemudian gambaran umum PDAM Tirtanadi Kota
Medan Kantor Cabang Padang Bulan, jumlah karyawan, struktur organisasi, serta
deskripsi jabatan pekerjaan disetiap divisi kerja yang ada di PDAM Tirtanadi
Kota Medan Kantor Cabang Padang Bulan.
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirtanadi Kota Medan
PDAMTirtanadi Kota Medan pertama kali dibangun oleh Pemerintahan
Kolonial Belanda pada tanggal 8 September 1905 yang diberi nama NV
Waterleiding Maatschappij Ajer Beresih. Pembangunan ini dilakukan oleh
Hendrik Cornelius Van Den Honert selaku Direktur Deli Maatschappij, Pieter
Kolff selaku Direktur Deli Steenkolen Maatschappij dan Charles Marie
Hernkenrath selaku Direktur Deli Spoorweg Maatschappij. Kantor Pusat dari
perusahaan air bersih ini berada di Amsterdam Belanda.
Pada saat itu air yang diambil dari sumber utama mata air Rumah Sumbul
di Sibolangit dengan kapasitas 3000 m3/hari. Air tersebut ditransmisikan ke
Reservoir Menara yang memiliki kapasitas 1200 m3 yang terletak di Jl. Kapitan
memiliki ketinggian 42 m dari permukaan tanah. Reservoir ini dibuat dari besi
dengan diameter 14 m. Setelah kemerdekaan Indonesia, perusahaan ini diserahkan
kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Pemerintah Indonesia.
Berdasarkan Perda Sumatera Utara No 11 tahun 1979, status perusahaan
diubah menjadi PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Sejak tahun 1991
PDAM Tirtanadi ditunjuk sebagai operator sistem pengelolaan air limbah Kota
Medan.
Dalam rangka pengembangan cakupan pelayanan air minum bagi
masyarakat Sumatera Utara, PDAM Tirtanadi melaksanakan kerjasama operasi
dengan 9 (Sembilan) PDAM di beberapa Kabupaten di Sumatera Utara, yaitu
Kabupaten Simalungun, Kabupten Deli Serdang, kabupaten Toba Samosir,
Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Mandailing
Natal, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan dan Kabupaten Samosir. Pada
Pebruari 2009, PDAM Tirtanadi Cabang Nias dikembalikan ke Pemerintah
Kabupaten Nias, dengan pertimbangan bahwa pihak Pemkab Nias dan PDAM
Tirta Umbu telah memiliki kemampuan di dalam pengelolaan PDAM di Gunung
Sitoli.
Pada tanggal 10 September 2009, telah ditandatangani Peraturan Daerah
Provinsi Sumatera Utara No 10 Tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi
yang menyatakan bahwa tujuan pokok PDAM Tirtanadi adalah untuk mengelola
dan menyelenggarakan pelayanan air minum yang memenuhi persyaratan
kesehatan dan untuk mengembangkan perekonomian daerah, meningkatkan
pelayanan pengumpulan dan penyaluran air limbah melalui sistem perpipaan
dalam rangka untuk mencapai kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Secara garis besar daerah operasional PDAM -Tirtanadi Kota Medan dan
sekitarnya terdiri dari cabang-cabang, meliputi :
a. Cabang Utama
b. Cabang Sei Agul
c. Cabang Padang Bulan
d. Cabang Medan Denai
e. Cabang Belawan
f. Cabang Tuasan
g. Cabang Sunggal
h. Cabang Deli Tua
i. Cabang H. M. Yamin
j. Cabang Diski
k. Cabang Amplas
Adapun visi dan misi Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Tirtanadi
Kota Medan adalah sebagai berikut :
1. Visi
“PDAM Tirtanadi mampu melayani kebutuhan air minum bagi seluruh