PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA
VARIETAS STROBERI (Fragaria chiloensis
PADA KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA
TESIS
DONNA NOVITA SIAGIAN
087001004
PASCA SARJANA
FAKULTAS PERTANIAN
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA
VARIETAS STROBERI (Fragaria chiloensis
PADA KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA
TESIS
Tesis Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pertanian di Pasca Sarjana Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Medan
Oleh :
DONNA NOVITA SIAGIAN
087001004 / AGROEKOTEKNOLOGI
PASCA SARJANA
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011
Judul Tesis : PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA
VARIETAS STROBERI( Fragaria chiloensis L.) PADA KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA
Nama Mahasiswa : Donna Novita Siagian
Nomor Induk : 087001004
Program Studi : Agroekoteknologi
Menyetujui
Komisi Pembimbing
( Prof.Dr.Ir. Jenimar, MS ) ( Prof.Dr.Ir.B.Sengli.J.Damanik, MSc )
Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Dekan,
( Prof.Dr.Ir. Abdul Rauf, MP ) ( Prof. Dr.Ir. Darma Bakti, MS )
Telah diuji pada
Tanggal 31 Januari 2011
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Ir. Jenimar, MS
Anggota : 1. Prof. Dr. Ir. B. Sengli J. Damanik, MSc
2. Prof. Dr. Ir. Rosmayati, MS
3. Prof. Dr. Ir. Hapsoh, MS
ABSTRAK
Penelitian dilakukan pada tiga lokasi, yaitu di daerah Bandar Baru dengan ketinggian tempat 700mdpl, Balai Penelitian Hortikultura (Tongkoh) dengan ketinggian tempat 1200 mdpl dan daerah Merek dengan ketinggian tempat 1400 mdpl, dengan tujuan untuk mengetahui pertumbuhan vegetatif beberapa varietas stroberi pada ketiga lokasi dengan ketinggian tempat yang berbeda di daerah Sumatera Utara dan untuk mengetahui produksi beberapa varietas stroberi ditinjau dari kualitas dan kuantitas buahnya disetiap lokasi penelitian.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial, yang
terdiri dari dua faktor, faktor I : lokasi (L) dengan 3 taraf : daerah Bandar Baru (700 mdpl), Balai Penelitian Hortikultura, Tongkoh (1200 mdpl) dan daerah Merek
(1400 mdpl), faktor II : varietas Stroberi (V) dengan 4 taraf : California, Dorit, Rosalinda dan Sweet carlie, dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati yaitu luas daun, bobot kering, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, laju asimilasi bersih, laju tumbuh relatif, data cuaca harian, kadar gula buah, kadar vitamin C dan total asam.
Ketinggian tempat dan varietas berpengaruh nyata terhadap luas daun, bobot kering, bobot buah, jumlah buah, laju asimilasi bersih, laju tumbuh relatif, kadar gula buah, dan total asam buah, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap vitamin C. Pada parameter luas daun, bobot kering, bobot buah, jumlah buah, serta kadar gula buah yang tertinggi ditemukan pada ketinggian tempat 1200 mdpl, sedangkan total asam dan kadar vitamin C buah tertinggi ditemukan pada ketinggian tempat 1400 mdpl. Varietas Stroberi yang memiliki pertumbuhan dan produksi yang tertinggi yaitu California dan terendah adalah varietas Sweet carlie. Untuk total asam dan kadar vitamin C buah yang tertinggi terdapat pada varietas Sweet carlie dan terendah pada varietas California.
ABSTRACT
Research is done at three location, those are in Bandar Baru with height of place of 700 m above sea level, Research Hall of Horticulture ( Tongkoh) with height of place of 1200 m above sea level and Merek area with height of place of 1400 m above sea level, this is done to know vegetative growth with some strawberry variety in the third of locations with different height of places in North Sumatra area and production of some strawberry varieties evaluated from quality and quantity of fruit in each of research locations.
This research applies randomized completely block design (RAK) Factorial, that
consist of two factors, the first factor : location ( L) by 3 levels : Bandar Baru area (700 mdpl), Research Hall of Horticulture, Tongkoh (1200 mdpl) and Merek area (1400 mdpl), the second factor : strawberry of variety ( V) by 4 levels : California, Dorit, Rosalinda and Sweet carlie, with three reviews . Parameter that is observable is leaf area, dry weight, amount of crops, crop weight, net assimilation rate, relative growth rate, daily weather data, fruit sugar rate, fruit acid total and ascorbic acid rate .
Height of place and variety significantly influence to leaf area, dry weight, fruit weight, amount of fruits, net assimilation rate, relative growth rate, fruit sugar rate, and fruit acid amount, but they don’t influence significantly to ascorbic acid. At leaf area, dry weight, fruit weight, amount of fruits, and highest fruit sugar rate are found at height of place of 1200 mdpl, while the highest amount of fruit acid amount and fruit ascorbic acid rate are found in the height of place of 1400 mdpl. Variety of strawberry that has growth and the highest production is California and lowest is Sweet carlie variety , for the highest amount of fruit acid and ascorbic acid rate can be found in Sweet carlie variety and the lowest is in California variety.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kesehatan yang telah
diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tulisan dalam bentuk tesis
penelitian.
Penulis menyadari tulisan ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan berupa
moril dan materil. dari dosen dan keluarga serta rekan-rekan mahasiswa Pasca Sarjana
FP-USU. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Ir. Jenimar, MS., selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. B. Sengli J. Damanik, M.Sc., selaku Komisi Pembimbing yang
telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
3. Ibu Prof. Dr. Ir. Rosmayati, MS., Ibu Dr. Ir. Hapsoh, MS., dan Ibu Dr. Ir. Lolli
Agustina T. Putri, MSi selaku dosen penguji dan yang telah banyak memberikan
masukan kepada penulis.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP, selaku Ketua Program Studi Pasca Sarjana
Agroekoteknologi dan Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS selaku Dekan Fakultas
Pertanian USU Medan yang telah mendidik penulis Medan yang telah mendidik
penulis sebagai mahasiswa di Pasca Sarjana Fakultas Pertanian Universitas
5. Para Dosen di Pasca Sarjana Fakultas Pertanian USU Medan yang tidak dapat saya
sebutkan namanya datu persatu, saya ucapkan terima kasih sedalam-dalamnya atas
ilmu dan nasehat yang diberikan mulai dari awal perkuliahan hingga selesainya
penelitian ini.
6. Buat kedua orangtuaku, Bapak Drs. J. Siagian dan Mama M. Napitupulu, serta
adik-adikku ( Nora, Irwan dan Andri ), tanteku ( Odor Napitupulu ) serta keponakanku
Malaika Ovana yang begitu setia memberikan dukungan baik moril maupun
material hingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
7. Buat para rekan-rekan mahasiswa/i angkatan ’08 ( adei, k’martha, k’rini dll ) yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, thanks for all.
8. Spesial thanks buat my best friend Lince, Good Luck for you.
9. Buat semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Medan, Februari 2011
Penulis
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kesehatan yang telah
diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tulisan dalam bentuk tesis
penelitian.
Tesis ini berjudul “ Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Stroberi
(Fragaria chiloensis L.) pada Ketinggian Tempat yang Berbeda ”. Tulisan ini merupakan persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Pasca Sarjana Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis
menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dan
kesempurnaan tulisan ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga Tuhan
memberkati kita semua.
Medan, Januari 2011
Hormat saya,
RIWAYAT HIDUP
Donna Novita Siagian, dilahirkan pada tanggal 15 November 1976 di Medan,
anak pertama dari empat bersaudara, puteri dari Bapak Drs. J. Siagian dan Ibu M.
Napitupulu.
Pendidikan yang pernah ditempuh hingga saat ini adalah :
1. Tahun 1989, tamat dari Sekolah Dasar Katolik Mariana Medan
2. Tahun 1992, tamat dari Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dari SMP Katolik
Mariana Medan
3. Tahun 1995, tamat dari Sekolah Menengah Atas dari SMA Negeri 11 Medan
4. Tahun 2002, tamat dari Fakultas Pertanian Jurusan Budidaya Pertanian Program
studi Agronomi Universitas Sumatera Utara.
5. Pada tahun 2008, terdaftar sebagai mahasiswi Pasca Sarjana di Fakutas
DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRAK ……… i
ABSTRACT ………. ii
UCAPAN TERIMA KASIH ……… iii
KATA PENGANTAR ……….. v
Hipotesis Penelitian ……… 6
Manfaat Penelitian ………. 6
TINJAUAN PUSTAKA Botani Stroberi ………... 7
Varietas Stroberi ……… 11
Lingkungan Stroberi ……….. 15
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ……… 18
Bahan dan Alat ……….. 18
Metode Penelitian ……….. 19
Persiapan Media Tanam ………. 20
Laju Asimilasi Bersih ……… 23
DAFTAR TABEL
No. Judul Hal.
1. Data Iklim rata-rata tiap lokasi penelitian per bulan dengan ketinggian tempat
Yang berbeda ……… 25
2. Luas daun beberapa varietas stroberi pada umur 14,28,42 dan 56 hst pada
Ketinggian tempat yang berbeda ……….. 27
3. Bobot kering beberapa varietas stroberi pada umur 14,28,42 dan 56 hst pada
Ketinggian tempat yang berbeda ……….. 30
4. Bobot buah per tanaman beberapa varietas stroberi pada ketinggian tempat
yang berbeda ………. 31
5. Jumlah buah per tanaman beberapa varietas stroberi pada ketinggian tempat
yang berbeda ……….. 33
6. Laju Asimilasi Bersih beberapa varietas stroberi pada ketinggian tempat
yang berbeda ……… 35
7. Laju Tumbuh Relatif beberapa varietas stroberi pada ketinggian tempat
yang berbeda ……… 37
8. Kadar gula beberapa varietas stroberi pada ketinggian tempat yang
berbeda ………. 39
9. Total asam beberapa varietas stroberi pada ketinggian tempat yang
berbeda ……… 40
10.Vitamin C beberapa varietas stroberi pada ketinggian tempat yang
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Hal.
11.Tanaman dan buah stroberi varietas California ……… 70
12.Tanaman dan buah stroberi varietas Dorit ……… 71
13.Tanaman dan buah stroberi varietas Rosalinda ……… 72
14.Tanaman dan buah stroberi varietas Sweet Carlie ……….. 73
15.Lokasi Merek ………... 74
16.Lokasi Bandar Baru ………. 75
17.Lokasi Tongkoh ……… 76
18.Tanaman stroberi yang sedang berbuah ……… 77
19.Gambar bunga dan buah stroberi ……….. 78
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Hal.
1. Sidik Ragam Luas Daun (cm) pada Pengamatan I ( 14 hst ) ………. 52
2. Sidik Ragam Luas Daun (cm) pada Pengamatan II ( 28 hst ) ………... 52
3. Sidik Ragam Luas Daun (cm) pada Pengamatan III ( 42 hst ) ……….. 53
4. Sidik Ragam Luas Daun (cm) pada pengamatan IV (56 hst) ……… 53
5. Sidik Ragam Bobot Kering (gr) pada Pengamatan I ( 14 hst ) ……….. 54
6. Sidik Ragam Bobot Kering (gr) pada Pengamatan II ( 28 hst ) .…………... 54
7. Sidik Ragam Bobot Kering (gr) pada Pengamatan III ( 42 hst ) .……… 55
8. Sidik Ragam Bobot Kering (gr) pada Pengamatan IV ( 56 hst ) .……… 55
9. Sidik Ragam Bobot Buah (gr) ……… 56
10.Sidik Ragam Jumlah buah per tanaman (buah) ………. 56
11.Sidik Ragam Laju Asimilasi Bersih (g.cm2.hari-1) pada pengamatan I ……. 57
12.Sidik Ragam Laju Asimilasi Bersih (g.cm2.hari-1) pada pengamatan II …… 57
13.Sidik Ragam Laju Asimilasi Bersih (g.cm2.hari-1) pada pengamatan III …… 58
14.Sidik Ragam Laju Tumbuh Relatif ( g. hari-1 ) pada pengamatan I ………… 58
15.Sidik Ragam Laju Tumbuh Relatif ( g. hari-1 ) pada pengamatan II ………… 59
16.Sidik Ragam Laju Tumbuh Relatif ( g. hari-1 ) pada pengamatan III ……….. 59
17.Sidik Ragam Kadar Gula Buah (obrix) ……… 60
19.Sidik Ragam Kadar Vitamin C ( mg dalam 100gr bahan ) ……… 61
20.Data Iklim daerah Sibolangit dan sekitarnya (Bandar Baru) ……… 62
21.Data Iklim daerah Tongkoh Brastagi dan sekitarnya ……… 63
22.Data Iklim daerah Merek dan sekitarnya ……….. 64
23.Data Analisis Buah Stroberi ………. 65
24.Matriks Korelasi ……….. 66
25.Deskripsi Stroberi varietas California ……….. 67
26.Deskripsi Stroberi varietas Dorit ………. 67
27.Deskripsi Stroberi varietas Rosalinda ……….. 68
ABSTRAK
Penelitian dilakukan pada tiga lokasi, yaitu di daerah Bandar Baru dengan ketinggian tempat 700mdpl, Balai Penelitian Hortikultura (Tongkoh) dengan ketinggian tempat 1200 mdpl dan daerah Merek dengan ketinggian tempat 1400 mdpl, dengan tujuan untuk mengetahui pertumbuhan vegetatif beberapa varietas stroberi pada ketiga lokasi dengan ketinggian tempat yang berbeda di daerah Sumatera Utara dan untuk mengetahui produksi beberapa varietas stroberi ditinjau dari kualitas dan kuantitas buahnya disetiap lokasi penelitian.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial, yang
terdiri dari dua faktor, faktor I : lokasi (L) dengan 3 taraf : daerah Bandar Baru (700 mdpl), Balai Penelitian Hortikultura, Tongkoh (1200 mdpl) dan daerah Merek
(1400 mdpl), faktor II : varietas Stroberi (V) dengan 4 taraf : California, Dorit, Rosalinda dan Sweet carlie, dengan 3 ulangan. Parameter yang diamati yaitu luas daun, bobot kering, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, laju asimilasi bersih, laju tumbuh relatif, data cuaca harian, kadar gula buah, kadar vitamin C dan total asam.
Ketinggian tempat dan varietas berpengaruh nyata terhadap luas daun, bobot kering, bobot buah, jumlah buah, laju asimilasi bersih, laju tumbuh relatif, kadar gula buah, dan total asam buah, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap vitamin C. Pada parameter luas daun, bobot kering, bobot buah, jumlah buah, serta kadar gula buah yang tertinggi ditemukan pada ketinggian tempat 1200 mdpl, sedangkan total asam dan kadar vitamin C buah tertinggi ditemukan pada ketinggian tempat 1400 mdpl. Varietas Stroberi yang memiliki pertumbuhan dan produksi yang tertinggi yaitu California dan terendah adalah varietas Sweet carlie. Untuk total asam dan kadar vitamin C buah yang tertinggi terdapat pada varietas Sweet carlie dan terendah pada varietas California.
ABSTRACT
Research is done at three location, those are in Bandar Baru with height of place of 700 m above sea level, Research Hall of Horticulture ( Tongkoh) with height of place of 1200 m above sea level and Merek area with height of place of 1400 m above sea level, this is done to know vegetative growth with some strawberry variety in the third of locations with different height of places in North Sumatra area and production of some strawberry varieties evaluated from quality and quantity of fruit in each of research locations.
This research applies randomized completely block design (RAK) Factorial, that
consist of two factors, the first factor : location ( L) by 3 levels : Bandar Baru area (700 mdpl), Research Hall of Horticulture, Tongkoh (1200 mdpl) and Merek area (1400 mdpl), the second factor : strawberry of variety ( V) by 4 levels : California, Dorit, Rosalinda and Sweet carlie, with three reviews . Parameter that is observable is leaf area, dry weight, amount of crops, crop weight, net assimilation rate, relative growth rate, daily weather data, fruit sugar rate, fruit acid total and ascorbic acid rate .
Height of place and variety significantly influence to leaf area, dry weight, fruit weight, amount of fruits, net assimilation rate, relative growth rate, fruit sugar rate, and fruit acid amount, but they don’t influence significantly to ascorbic acid. At leaf area, dry weight, fruit weight, amount of fruits, and highest fruit sugar rate are found at height of place of 1200 mdpl, while the highest amount of fruit acid amount and fruit ascorbic acid rate are found in the height of place of 1400 mdpl. Variety of strawberry that has growth and the highest production is California and lowest is Sweet carlie variety , for the highest amount of fruit acid and ascorbic acid rate can be found in Sweet carlie variety and the lowest is in California variety.
PENDAHULUAN
Latar belakang
Penghasil stroberi (Fragaria chiloensis terbesar di dunia adalah negara
Amerika Serikat, disusul Polandia, Italia, Jepang dan Meksiko. Keberhasilan industri
stroberi di Amerika Serikat khususnya California, terutama karena ditemukannya
kultivar-kultivar baru yang unggul, sistem penanaman dan teknik budi daya yang tepat,
telah menempatkan Amerika Serikat (AS) menjadi negara penghasil stroberi terbesar di
dunia.
Dibandingkan dengan negara lainnya, usaha stroberi di Indonesia belum
dilakukan secara optimal. Baru pada pertengahan tahun 1990-an, stroberi dikenal
masyarakat Rancabali Bandung, Jawa Barat. Kemudian, merambah ke Ciwidey yang
secara geografis letaknya lebih rendah dari Rancabali .
Berkebun stroberi merupakan salah satu usaha di bidang agribisnis yang dapat
ditekuni dan menjanjikan keuntungan. Permintaan buah stroberi cukup tinggi baik
untuk dikonsumsi langsung, maupun diolah kembali menjadi produk makanan .
Stroberi tumbuh cukup baik di daerah Ciwidey karena udaranya dingin
menyerupai habitat aslinya. Jenis stroberi yang banyak ditanam penduduk adalah
Fragaria nilgerrensis, yang oleh warga setempat lebih dikenal sebagai stroberi Nyoho.
Stroberi jenis lain yang juga mulai dibudidayakan adalah stroberi California (Fragaria
kultivar-kultivar itu dapat dibedakan dari bentuk buah dan warna merahnya. Buah stroberi
Nyoho dan Ananassa agak mengerucut (konikal), sementara California dan Holland
agak membulat (globosa). Buah stroberi dapat dipanen tiga hingga empat kali
seminggu.
Produksi stroberi di Ciwidey dan sekitarnya cenderung menurun dan warna buah
kurang merah akibat cuaca yang tidak menentu. Penurunan volume produksi hingga 50
persen itu diduga akibat kualitas benih yang kurang baik serta hujan yang sering turun.
Dengan lahan seluas 250 meter biasanya menghasilkan 40 kg stroberi, namun awal
tahun 2009 produksi stroberi menjadi 20 kg. Selain di daerah Jawa Barat, tanaman
stroberi juga dijumpai di Jawa Tengah, seperti Tawangmangu, Sukabumi, Cipanas,
Lembang, Batu, dan Bedugul (Bali).
Usaha stroberi telah mengukuhkan keberadaan Tawangmangu sebagai sentra
baru penghasil stroberi. Namun produksi stroberi tidak dapat berjalan dengan baik,
permasalahan utama yang dihadapi pada produksi buah stroberi adalah ; (1) strawberry
yang ditanam di lahan terbuka di daerah Tawangmangu tidak dapat berbuah secara
kontinu sepanjang tahun, dimana produksi buah tergantung pada musim. Pada saat
musim hujan, tanaman stroberi tidak dapat berbuah, (2) pada analisis situasi di atas
dijelaskan, pada saat cuaca cerah rata-rata dapat dipanen stroberi sebesar kurang lebih
30% (kelas A), 50% (kelas B) dan 20% (kelas C).
karena adanya kerjasama antara varietas dengan lingkungannya, sedangkan kemampuan
adaptasi varietas dengan lingkungan antara suatu varietas dengan varietas lainnya
berbeda .
Varietas unggul tidak tampak keunggulan produksinya didaerah yang kurang
cocok untuk pertumbuhan tanamannya, hal ini karena varietas unggul tersebut tidak
dapat beradaptasi terhadap lingkungannya sehingga tidak dapat tumbuh optimal dan
memberikan hasil maksimal.
Ketinggian tempat yang cocok untuk penanaman strawberry adalah sekitar
1000 – 1300 m dpl. Tanaman stroberi cocok diusahakan di daerah Tanah Karo. Salah
satunya ada di Desa Tongkoh Kecamatan Tiga Panah ,Berastagi. Dengan ketinggian
tempat ± 1200 m dpl , dengan produktivitas petani stroberi adalah 13.847,62 Kg/Ha
masih jauh lebih rendah dari produktivitas stroberi menurut literatur (57.142,85 Kg/Ha).
Kecamatan Merek, Kabupaten Karo dengan ketinggian tempat ± 1400 m dpl.
Ketinggian tempat mempengaruhi perubahan suhu udara. Semakin tinggi suatu
tempat, misalnya pegunungan, semakin rendah suhu udaranya atau udaranya semakin
dingin. Semakin rendah daerahnya semakin tinggi suhu udaranya atau udaranya
semakin panas. Oleh karena itu ketinggian suatu tempat berpengaruh terhadap suhu
suatu wilayah.
Meski stroberi sudah banyak yang menanam, tetapi sampai saat ini produksinya
yang menanam dilahan terbuka harganya mencapai Rp. 30.000,-/kg (grade A/terbaik),
grade B Rp. 22.000,-/kg, dan grade C Rp. 15.000,-/kg (Cahyana, 2006).
Menurut Eno (2007) khasiat stroberi adalah: (1) dapat mengurangi kadar
kolestrol, (2) dapat meredam gejala stroke, (3) Mengandung zat anti alergi dan anti
radang, (4) Mengandung zat anti alergi dan anti radang, (5) Konsentrasi tujuh zat
antioksidan yang ada pada stroberi lebih tinggi dibandingkan buah atau sayuran lain,
sehingga stroberi merupakan buah yang efektif mencegah proses oksidasi pada tubuh
(Oksidasi ialah hancurnya jaringan tubuh karena radikal bebas. Oksidasi juga
bertanggung jawab pada proses penuaan), (6) Kebutuhan vitamin C orang dewasa
perharinya dapat dicukupi oleh 8 buah stroberi, kebutuhan serat juga sekaligus bisa
terpenuhi. Stroberi juga dapat bermanfaat bagi pertumbuhan anak, (7) Stroberi yang
hanya sedikit mengandung gula juga cocok untuk diet bagi pengidap diabetes, (8)
Apabila dimakan secara teratur, stroberi dapat menghaluskan kulit dan membuat warna
kulit terlihat lebih cerah dan bersih. Khasiat yang terkenal lainnya adalah anti
keriput,(9) Dapat memutihkan atau membersihkan permukaan gigi, (10) Ampuh
melawan encok dan radang sendi, (11) Daun stroberi berkhasiat karena memiliki zat
astringent. Tiga hingga empat cangkir air hasil rebusan daun stroberi per hari, dapat
efektif menghentikan serangan diare.
Di dunia pertanian, ditemukan ada lebih dari 600 varietas buah stroberi dengan
bentuknya yang kecil dan tidak seragam, tapi aroma dan rasanya ternyata sangat kuat,
juga berwarna lebih merah melebihi varietas yang berukuran besar.
Berdasarkan latar belakang ini, penulis ingin meneliti pertumbuhan dan produksi
beberapa varietas tanaman stroberi (Fragaria chiloensis
tempat yang berbeda di wilayah Sumatera Utara.
Perumusan Masalah
Permintaan stroberi cukup tinggi sehingga seringkali permintaan pasar domestik
saja tidak terpenuhi. Stroberi merupakan salah satu tanaman dengan nilai ekonomis
yang penting di Sumatera Utara. Namun yang jadi permasalahan adalah belum ada jenis
varietas stroberi yang sesuai dengan keadaan iklim pada pertumbuhannya berdasarkan
ketinggian tempat penanaman yang berbeda-beda di Sumatera Utara yaitu 700 m dpl,
1200 m dpl dan 1400 m dpl sehingga hasil yang diperoleh belum optimal. Untuk
mengatasi masalah tersebut maka dirasa perlu dilakukan suatu kajian terhadap
faktor-faktor penghambat pertumbuhan stroberi di Sumatera Utara. Bertolak dari kenyataan
tersebut, penulis mencoba melakukan suatu observasi dari beberapa faktor penghambat
Tujuan Penelitian
• Untuk mengetahui pertumbuhan vegetatif beberapa varietas stroberi pada beberapa
lokasi dengan ketinggian tempat yang berbeda di daerah Sumatera Utara, yaitu :
Bandar Baru, Tongkoh dan Merek ( 700 mdpl, 1200 mdpl dan 1400 mdpl ) .
• Untuk mengetahui produksi beberapa varietas stroberi ditinjau dari kualitas dan
kuantitas buahnya disetiap lokasi penelitian ( kadar gula, vitamin C, dan total asam).
Hipotesis Penelitian
• Ketinggian tempat akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi beberapa
varietas stroberi.
• Varietas yang berbeda akan memberikan respon yang berbeda pada kualitas dan
kuantitas buah pada setiap lokasi penelitian ( kadar gula, vitamin C, dan total asam).
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu informasi ilmiah
tentang pembudidayaan beberapa varietas stroberi dalam mendapatkan pertumbuhan
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Stroberi
Tanaman stroberi dalam tata nama (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan
sebagai berikut ( BAPPENAS, 2000) :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Rosaceae
Genus : Fragaria
Spesies : Fragaria spp.
Tanaman stroberi telah dikenal sejak zaman Romawi, tetapi bukan jenis yang
dikenal saat ini. Stroberi yang dibudidayakan sekarang disebut sebagai stroberi modern
(komersial) dengan nama ilmiah Fragaria xananassa var duchenes. Stroberi ini adalah
hasil persilangan antara Fragaria virginiana L. var duschenes dari Amerika Utara
dengan Fragaria chiloensis L. var duschenes dari Chili, Amerika Selatan. Persilangan
kedua jenis stroberi tersebut dilakukan pada tahun 1750. Persilangan-persilangan lebih
lanjut menghasilkan jenis stroberi dengan buah berukuran besar, harum, dan manis
(Adanikid, 2008).
Sifat dan ketahanan buah stroberi untuk masing-masing varietas berbeda-beda.
kesegaran dan kekerasan buah tidak sama. Oleh karena itu, perlakuan yang diberikan
untuk setiap varietas dapat berbeda.
Kualitas stroberi ditentukan oleh rasa (manis-agak asam-asam), kemulusan kulit
dan luka mekanis akibat benturan atau hama-penyakit (Amarta, 2009).
Bunga stroberi berbentuk klaster (tandan) pada beberapa tangkai bunga.
Biasanya bunga mekar tidak bersamaan, bunga yang terbuka awal biasanya lebih besar
ukurannya. Bunga berwarna putih, berdiameter 2,5 - 3,5 cm, terdiri dari 5 – 10 kelopak
bunga berwarna hijau, 5 mahkota bunga, sejumlah tangkai putik dan 2 – 3 lusin benang
sari. Benang sari tumbuh pada 3 lingkaran kedudukan. Jika benang sari berisi tepung
sari fertile, benang sari tersebut berwarna kuning emas. Sementara itu, cairan nektar
dihasilkan di daerah tangkai buah, bagian dasar benang sari atau disebelah luar bunga
betina ( Yudi P., 2007 ).
Buah stroberi berwarna merah. Buah yang biasanya dikenal adalah buah semu, yang
sebenarnya merupakan receptacle yang membesar. Buah sejati yang berasal dari ovul
yang diserbuki berkembang menjadi buah kering dengan biji keras. Struktur buah keras
ini disebut achene yang terbentuk ditentukan oleh jumlah pistil dan keefektifan
penyerbukan. Bunga primer mempunyai pistil terbanyak yaitu lebih dari 400 buah,
jumlah pistil pada bunga sekunder antara 200-300 buah, sedangkan pada bunga tersier
Berdasarkan ukuran buah, warna dan kematangan buah, menurut Ariyanto Y. dan
W. Adhi, 2009, buah stroberi dibagi atas 3 kelas:
1. Kelas Ekstra:
¾ buah berukuran 20-30 mm atau tergantung spesies; ¾ warna merah dan kematangan buah seragam.
2. Kelas I:
¾ buah berukuran 15-25 mm atau tergantung spesies; ¾ bentuk dan warna buah bervariasi.
3. Kelas II:
¾ tidak ada batasan ukuran buah;
¾ sisa seleksi kelas ekstra dan kelas I yang masih dalam keadaan baik. Berdasarkan bobot buah, stroberi diklasifikasikan menjadi 4 kelas yaitu:
9 Kelas AA: > 20 gram/buah 9 Kelas A : 11-20 gram/buah 9 Kelas B : 7-12 gram/buah 9 Kelas C1 : 7-8 gram/buah
Batang tanaman stroberi beruas-ruas pendek dan berbuku-buku, banyak
mengandung air, serta tertutupi pelepah daun, sehingga seolah-olah tampak seperti
rumpun tanpa batang. Buku-buku batang yang tertutup oleh sisi daun mempunyai
kuncup (gemma). Kuncup ketiak dapat tumbuh menjadi anakan atau stolon. Stolon
Struktur akar tanaman stroberi terdiri atas pangkal akar (collum), batang akar
(corpus), ujung akar (apeks), bulu akar (pilus radicalis), dan tudung akar (calyptras).
Tanaman stroberi berakar tunggang (radix primaria), akarnya terus tumbuh memanjang
dan berukuran besar. Panjang akarnya mencapai 100 cm, namun akar tersebut hanya
menembus lapisan tanah atas sedalam 15-45 cm, tergantung jenis dan kesuburan
tanahnya.
Stolon adalah cabang kecil yang tumbuh mendatar atau menjalar di atas
permukaan tanah. Penampakan stolon secara visual mirip dengan sulur. Tunas dan akar
stolon tumbuh membentuk generasi tanaman baru. Stolon yang tumbuh segera dipotong
atau dipisahkan dari rumpun induk sebagai bahan tanaman (bibit). Bibit yang berasal
dari stolon disebut geragih atau runners ( Adanikid, 2008).
Bila menyentuh tanah, ruas sulur akan membentuk akar serabut dan tumbuh
menjadi tanaman baru. Satu bibit minimal terdiri dari satu ruas. Dengan demikian,
tanaman baru tersebut dapat dijadikan bibit dengan cara dipisahkan dari induknya.
Tanaman induk yang dipilih sebaiknya berumur 3 bulan, sehat dan produktif. Pada
umur tersebut, tanaman sudah menghasilkan stolon. Disamping dapat ditanam langsung,
bibit stolon juga dapat disemaikan terlebih dahulu, tergantung keadaan akarnya.
Daun tanaman stroberi tersusun pada tangkai yang berukuran agak panjang.
Tangkai daun berbentuk bulat serta seluruh permukaannya ditumbuhi oleh bulu-bulu
dan berstruktur tipis. Daun dapat bertahan hidup selama 1-3 bulan, kemudian daun akan
kering dan mati ( Gayo, B.,2009 ).
Menurut Ariani dan Sri Retno.,2007, Stroberi (Fragaria chiloensis L.) sangat
kaya akan nutrisi. Setiap 100 gram stroberi mengandung : protein 0,8 g; lemak 0,5 g;
karbohidrat 8,3 g; kalsium 28 mg; fosfor 27 mg; zat besi 0,8 mg; vitamin A 60 SI;
vitamin B1 0,03 mg; vitamin B2 0,07 mg; vitamin C 904,12 mg; Niasin 60 mg; Air 89,9
g; Serat 3,81 gram; magnesium 16,60 mg; potassium 44,82 mg; selenium 1,16 mg; folat
29,38 mg.
Masa hidup tanaman stroberi bisa mencapai dua tahun. Stroberi dapat
menghasilkan buah pada usia tanam empat hingga lima bulan. Setelah buah dipetik,
tanaman Stroberi akan berbuah kembali dan dapat dipanen setelah lima belas hari
kemudian. Saat peralihan musim hujan ke musim kemarau, tanaman akan mengalami
penurunan produksi sekitar 30% ( Santi, 2009 ).
Varietas
Pada dasarnya hasil panen merupakan hasil kerja sama antara genetis varietas
dengan lingkungannya, sedangkan kemampuan adaptasi varietas dengan lingkungan
antara suatu varietas dengan varietas lainnya berbeda (Muhadjir dan Silahooji, 1996).
Dimana indeks panen suatu tanaman dipengaruhi oleh faktor genetisnya dan juga
lingkungan tempat dimana tumbuh (Coursey, 1979).
Pengembangan varietas unggul tanaman ditentukan oleh banyak faktor dan
tersebut antara lain adalah faktor lingkungan makro tempat tumbuh varietas yang
bersangkutan dan varietas unggul tanaman yang bagaimana yang akan dikembangkan.
Pengambilan kebijakan dalam pengembangan varietas unggul tanaman
menentukan keberhasilan pembangunan pertanian secara sinambung yang mampu
memanfaaatkan potensi wilayah tumbuh tanaman setempat (Bahaiki dan Wicaksana,
2005).
Varietas unggul memegang peranan penting dalam peningkatan produktivitas.
Untuk mengantisipasi beragamnya lingkungan tumbuh tempat pertanaman, telah dilepas
dan ditawarkan beberapa varietas yang bersifat unggul (Muhadjir dan Arsana, 1999).
Varietas unggul tidak tampak keunggulan produksinya didaerah yang kurang
cocok untuk pertumbuhan tanamannya, hal ini karena varietas unggul tersebut tidak
dapat beradaptasi terhadap lingkungannya sehingga tidak dapat tumbuh optimal dan
memberikan hasil maksimal (Suharno, 1998).
Menurut Sjechnadarfuddin dkk ( 2005) bahwa tinggi rendahnya tingkat kuantitas
dan kualitas hasil suatu tanaman sebagian besar dipengaruhi oleh varietas yang
digunakan. Selain itu varietas unggul biasanya memiliki tingkat resistensi/ketahanan
yang lebih tinggi terhadap serangan berbagai jenis hama penyakit, kualitas yang lebih
baik seperti warna/penampakan, rasa dan lain-lain.
Menurut Muhadjir dan Arsana (1999) bahwa varietas unggul adalah kumpulan
sifat-sifat yang lebih baik dan diharapkan hasilnya lebih tinggi dari pada varietas lain pada
keadaan lingkungan tertentu.
Varietas unggul dengan kualitas lebih baik akan mampu meningkatkan produksi
secara signifikan. Oleh karena itu upaya-upaya budidaya untuk memperoleh
varietas-varietas berkualitas baik akan terus diusahakan ( Suharno, 1998).
Varietas unggul memegang peranan penting dalam peningkatan produktivitas.
Untuk mengantisipasi beragamnya lingkungan tumbuh tempat pertanaman, telah dilepas
dan ditawarkan beberapa varietas yang bersifat unggul ( Amarta, 2009 ).
Sifat dan ketahanan buah stroberi untuk masing-masing varietas berbeda-beda.
Kondisi ini mengakibatkan buah stroberi yang dipanen, baik waktu maupun tingkat
kesegaran dan kekerasan buah tidak sama.
Stroberi merupakan buah daerah sub tropik. Oleh karena itu, stroberi yang
dibudidayakan di Indonesia merupakan hasil introduksi. Varietas introduksi yang dapat
ditanam di Indonesia antara lain :
1. Sweet Charlie (asal Amerika Serikat).
Varietas ini ditanam secara luas di dunia karena cepat berbuah, buah besar
dengan warna jingga sampai merah, aroma tergolong kuat, sangat produktif dan
tahan terhadap serangan Colletotrichum.
2. Oso Grande (asal California).
Varietas ini sekarang digunakan secara luas di dunia. Ukuran buah sangat besar,
3. Tristar (asal Amerika Barat).
Varietas ini memerlukan panjang hari netral. Ukuran buah medium sampai kecil,
buah cocok untuk pengolahan makanan, dan tahan terhadap serangan penyakit red
stele dan embun tepung.
4. Nyoho (asal Jepang Selatan dan Korea).
Secara umum, varietas ini memiliki penampilan buah sangat menarik,
mengkilap, buah padat, sangat manis, sangat cocok untuk bahan baku kue.
5. Hokowaze (asal Jepang Utara).
Varietas ini memiliki hasil panen tinggi, aroma tajam, sedikit lunak, sangat
rentan terhadap serangan Verticillium dan antraknosa, dan tahan terhadap serangan
penyakit embun tepung.
6. Rosa Linda (asal Florida).
Varietas ini memiliki hasil panen tinggi dengan aroma buah yang kuat. Varietas
ini digunakan sebagai buah meja dan olahan.
7. Chandler (asal California).
Varietas ini telah ditanam secara luas di dunis. Ukuran buah besar, hasil panen
tinggi dan tahan terhadap serangan virus.
Varietas- varietas tersebut telah banyak dibudidayakan, khususnya di daerah dataran
tinggi seperti Lembang, Cianjur, Cipanas dan Sukabumi (Jawa Barat), Batu dan
Lingkungan Stroberi
Lingkungan tanaman stroberi membutuhkan temperatur rendah, pembudidayaan
di Indonesia harus dilakukan di dataran tinggi. Lembang dan Cianjur (Jawa Barat)
adalah daerah sentra pertanian membudidayakan stroberi. Sehingga dapat dikatakan
bahwa untuk saat ini, kedua wilayah tersebut adalah sentra penanaman stroberi
(BAPPENAS, 2000).
Suhu yang cukup dingin di malam hari dibutuhkan untuk memicu proses inisiasi
bunga, sedangkan di siang hari tanaman stroberi, membutuhkan cukup cahaya matahari
untuk proses fotosintensis dan pematangan buah (Gusyana, 2009).
Unsur radiasi matahari yang penting bagi tanaman ialah intensitas cahaya,
kualitas cahaya, dan lamanya penyinaran. Bila intensitas cahaya yang diterima rendah,
maka jumlah cahaya yang diterima oleh setiap luasan permukaan daun dalam jangka
waktu tertentu rendah (Gardner et al., 1991). Kondisi kekurangan cahaya berakibat
terganggunya metabolisme, sehingga menyebabkan menurunnya laju fotosintesis dan
sintesis karbohidrat (Chowdury et al., 1994 ).
Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan
600-700 mm/tahun dengan lama penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan yaitu sekitar
8–10 jam setiap harinya. Stroberi adalah tanaman subtropis yang dapat beradaptasi
dengan baik di dataran tinggi tropis yang memiliki temperatur 17-20°C dengan
Tempat yang cocok untuk bertanam stroberi adalah lahan berpasir yang
mengandung tanah liat, subur dan gembur, serta mengandung banyak bahan organik,
tata air dan udara yang baik. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang ideal untuk
budidaya stroberi adalah sekitar 6.5-7.0 dengan ketinggian tempat sekitar 1000-1.300
mdpl (BAPPENAS, 2000).
Tinggi tempat dari permukaan laut menentukan suhu udara dan intensitas sinar
yang diterima oleh tanaman. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah suhu tempat
tersebut. Demikian juga intensitas matahari semakin berkurang. Suhu dan penyinaran
inilah yang nantinya akan digunakan untuk menggolongkan tanaman apa yang sesuai
untuk dataran tinggi atau dataran rendah ( Guslim, 2007).
Ketinggian tempat dari permukaan laut juga sangat menentukan pembungaan
tanaman. Tanaman berbuah yang ditanam di dataran rendah berbunga lebih awal
dibandingkan dengan yang ditanam pada dataran tinggi. Faktor lingkungan akan
mempengaruhi proses-proses fisiologi dalam tanaman. Semua proses fisiologi akan
dipengaruhi oleh suhu dan beberapa proses akan tergantung dari cahaya. Suhu optimum
diperlukan tanaman agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Suhu yang terlalu tinggi
akan menghambat pertumbuhan tanaman bahkan akan dapat mengakibatkan kematian
bagi tanaman, demikian juga sebaliknya suhu yang terlalu rendah. Sedangkan cahaya
merupakan sumber tenaga bagi tanaman (Gusyana, 2009).
yang tumbuh pada malam harinya akan mempunyai rasa lebih enak dibandingkan yang
tumbuh di bawah udara berawan. Lembab dan panas malam hari ( Yudi P., 2007 ).
Data rata-rata iklim dari ketiga lokasi penelitian selama penelitian dari bulan
Februari hingga Mei 2010 dapat dilihat pada tabel berikut :
SUHU LOKASI
KETINGGIAN TEMPAT
( mdpl ) Max Min
RH CAHAYA CH HH
Bandar Baru 700 33.3 23.8 86 56 48 5
Tongkoh 1200 23.0 18.2 88 51 188 19
Merek 1400 24.1 20.7 85 53 88 10
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan pada tiga lokasi yaitu di daerah Bandar Baru dengan
ketinggian ± 700 mdpl, Balai penelitian Hortikultura (Tongkoh) dengan ketinggian
±1200 mdpl dan daerah Merek dengan ketinggian ± 1400 mdpl. Penelitian dilaksanakan
pada bulan Januari 2010 sampai dengan Mei 2010.
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit stroberi yang
terdiri dari 4 varietas yaitu California, Dorit, Rosalinda dan Sweet Charlie yang telah
berdaun rimbun serta sudah siap dipindahkan ke lapangan. Mulsa plastik, pupuk Urea,
pupuk SP-36, pupuk KCl, insektisida, fungisida dan air sebagai bahan pelarut dan
penyiram tanaman serta bahan lain yang diperlukan.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah cangkul, babat, parang, tali
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial, dengan
2 faktor, yaitu :
1. Faktor Lokasi (L) , dengan 3 taraf perlakuan, yaitu :
L1 = Daerah Bandar Baru ( 700 mdpl )
L2 = Balai Penelitian Hortikultura, Tongkoh ( 1200 mdpl )
L3 = Daerah Merek ( 1400 mdpl )
2. Faktor varietas Stroberi (V), dengan 4 taraf perlakuan, yaitu :
V1 = California
V2 = Dorit
V3 = Rosalinda
V4 = Sweet Charlie
Penelitian dengan 3 ulangan, jarak tanam 25 x 30 cm, dengan ukuran plot
800 x 120 cm, dengan jumlah tanaman per plot 47.
Data hasil percobaan dianalisis dengan sidik ragam berdasarkan model linier,
sebagai berikut :
Yijk =
μ
+
ρ
i +
α
j +
β
k + (
αβ
)jk +
ε
ijk
Dimana :
Yijk : Nilai pengamatan pada ulangan ke-i, perlakuan varietas stroberi pada
μ : Nilai tengah
ρi : pengaruh ulangan pada taraf ke-i
αj : pengaruh varietas stroberi pada taraf ke-j
βk : pengaruh ketinggian tempat penanaman stroberi pada taraf ke-k
(αβ)jk : Interaksi antara varietas stroberi pada taraf ke-j dan ketinggian tempat
penanaman pada taraf ke-k
εijk : Pengaruh galat
Pelaksanaan Penelitian Persiapan Media Tanam
Sebelum penelitian dimulai, dilakukan analisis tanah yang berasal dari 3 lokasi
penanaman. Analisis kesuburan tanah ini meliputi pH tanah, N, P dan K.
Pengolahan Tanah
Areal penanaman dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa tanaman lain, pengolahan
dilakukan 2 kali, tanah dibalik dan dipecah-pecahkan hingga tanah menjadi gembur.
Dibuat plot-plot percobaan dengan ukuran 800 cm x 120 cm, jarak antar blok 100 cm
dan antar plot 100 cm. Kemudian ditutup dengan mulsa. Mulsa sebaiknya dipasang
pada tengah hari dengan tujuan agar mulsa mudah memuai sehingga diharapkan akan
menutup rapat bedengan. Mulsa dipasang dengan bagian perak menghadap ke atas,
Penanaman Bibit
Bibit ditanam di polibag kecil yang telah berisi campuran tanah, pasir dan pupuk
kandang (1:1:1). Setelah tingginya 10 cm dan berdaun rimbun, bibit siap dipindahkan
ke lapangan. Bibit di dalam polibag disiram kemudian dikeluarkan bersama tanahnya
dan ditanam pada lubang-lubang tanam yang telah tersedia yang telah ditutup dengan
mulsa.
Pemupukan
Sebelum bibit di tanam, sesuai rekomendasi pemupukan : pupuk yang diberikan
pupuk kandang sebanyak 10.000 kg/ha, pupuk Urea 200 kg/ha, SP-36 250 kg/ha dan
KCl 100 kg/ha, yang diberikan dengan cara menaburkan dan mencampurkan ke tanah
yang kemudian ditutup dengan Mulsa Plastik Perah Hitam. Pupuk susulan diberikan
jika pertumbuhan tanaman kurang baik, dengan mencampurkan pupuk Urea,SP-36 dan
KCl dengan perbandingan ( 1 : 2,5 : 1,5 ) sebanyak 5 kg yang dilarutkan dengan 200
liter air ( Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2007 ) .
Pupuk yang diberikan per plot dengan luas 800 x 120 cm adalah pupuk kandang
10 kg, pupuk Urea 0,2 kg, pupuk SP-36 0,3 kg dan pupuk KCl 0,1 kg yang ditaburkan
dan dicampurkan ke masing-masing plot. Pupuk susulan diberikan yaitu pupuk
Urea,SP-36 dan KCl dengan masing-masing sebanyak 1 kg Urea, 2,5 kg SP-36 dan 1,5
Penyulaman
Penyulaman dilakukan sebelum tanaman berumur 15 hari setelah pindah tanam.
Tanaman yang disulam adalah tanaman yang mati atau tumbuh abnormal.
Penyiangan
Penyiangan gulma dilakukan dengan cara mencabut (hand weeding) yang
berada di pinggir tanaman.
Panen
Tanaman mulai berbunga pada umur 2 bulan setelah pindah tanam. Kriteria
buah yang sudah siap panen adalah sebagai berikut: (1) buah sudah agak kenyal, (2)
kulit buah didominasi warna merah: hijau kemerahan hingga kuning kemerahan, (3)
buah berumur 2-3 minggu sejak pembungaan atau 10-15 hari setelah awal pembentukan
buah. Panen dilakukan dengan menggunting bagian tangkai bunga dengan kelopaknya.
Peubah Amatan 1. Luas Daun (cm2)
Luas daun diamati pada umur 14, 28, 42 dan 56 hst. Daun yang diukur adalah daun
yang sudah berkembang sempurna dengan menggunakan Leaf Area Meter.
2. Bobot Kering (g)
telah diberi label sesuai perlakuan, lalu di keringkan dalam oven pada suhu 65 oC
sampai bobotnya stabil.
3. Jumlah Buah
Buah yang dihitung adalah buah yang telah matang sempurna, kulit buah warna
merah atau hijau kemerahan hingga kuning. Penghitungan jumlah buah bersamaan
dengan pemanenan.
4. Bobot Buah (g)
Segera setelah buah dipanen dilakukan penimbangan untuk menentukan bobot buah
dengan menggunakan timbangan analitik. Panen pertama dilakukan 60 hari setelah
tanam (hst), panen kedua 14 hari kemudian dan panen ketiga 14 hari setelah panen
kedua.
5. Laju Assimilasi Bersih (g.m-2 hari-1)
Nilai Laju assimilasi bersih merupakan pertambahan material tanaman dari
assimilasi persatuan waktu. Dihitung pada umur 2 minggu setelah pindah tanam
dengan interval 2 minggu sekali, dengan persamaan sebagai berikut :
6. Laju Tumbuh Relatif ( g/hari )
Laju tumbuh relative (LTR) diukur dengan rumus ;
( ln W2 – ln W1 )
Data cuaca harian diambil dari stasiun pengukuran data cuaca harian dari ketiga
lokasi penelitian yaitu selama penelitian berlangsung. Data cuaca harian yang
diambil yaitu ; curah hujan, hari hujan, intensitas radiasi surya (cahaya), suhu dan
kelembaban (Rh).
8. Kadar Gula Buah (obrix)
Daging buah dihaluskan (diblender). Selanjutnya ekstrak daging buah diteteskan ke
lensa Hand refractrometer untuk mengetahui total kadar gula dalam bentuk % brix.
Buah yang dipakai sebagai sampel adalah buah pada panenan pertama.
9. Kadar Vitamin C
Untuk mengetahui kandungan vitamin C buah dapat dilakukan dengan titrasi
Iodium, dilakukan di Laboratorium Pasca Panen, Fakultas Pertanian,USU.
10.Total Asam
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Data Agroklimat
Hasil pengamatan data iklim harian selama penelitian dapat dilihat pada
lampiran 20, 21 dan 22.
Tabel 1. Data Iklim rata-rata tiap lokasi penelitian per bulan dengan ketinggian tempat yang berbeda.
Dari tabel data rata-rata iklim dapat dilihat bahwa pada bulan Februari suhu
maximum dan minimum tertinggi terdapat di daerah Bandar Baru ( 32.30C dan 23.10C),
sedangkan suhu maximum dan minimum terendah pada daerah Tongkoh ( 22.10C dan
17.80C ). Untuk kelembaban (Rh) yang tertinggi terdapat di daerah Tongkoh ( 89% ),
terdapat pada daerah Merek ( 69% ) sedangkan intensitas cahaya terkecil pada daerah
Tongkoh ( 55% ). Demikian juga halnya untuk curah hujan dan hari hujan yang paling
banyak terdapat di daerah Tongkoh ( 204 mm dan 19 hari ) dan yang terkecil di Bandar
Baru ( 13 mm dan 4 hari ).
Untuk bulan Maret, suhu maximum tertinggi sebesar 33.4 0C dan minimum
tertinggi 23.40C terdapat di daerah Bandar Baru dan suhu maximum terendah 22.50C
dan suhu minimum terendah 17.60C pada daerah Tongkoh, sedangkan kelembaban yang
tertinggi sebesar 88% di Tongkoh dan terendah 86% di Merek. Intensitas cahaya
tertinggi di Bandar Baru sebesar 54 % dan terkecil di daerah Tongkoh sebesar 48 %.
Curah hujan yang tertinggi di daerah Merek sebesar 141 mm dengan hari hujan hanya 9
hari, curah hujan terendah terdapat di daerah Bandar Baru sebesar 68 mm dengan hari
hujan selama 20 hari. Sedangkan di Tongkoh hari hujan sebesar 13 hari dengan total
curah hujannya hanya 124 mm.
Pada tabel 1 dapat dilihat, bahwa pada bulan April di daerah Tongkoh suhu
maximum terendah sebesar 23.40C dan suhu minimumnya adalah 18.20C, dengan
kelembabannya sebesar 88% , intensitas cahayanya 47% dengan hari hujan 22 hari dan
curah hujannya 266 mm. Sedangkan untuk suhu maximum tertinggi terdapat di daerah
Bandar Baru sebesar 33.50C dan suhu minimumnya 23.70C dengan kelembaban dan
intensitas cahaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan di daerah Merek. Sedangkan
kelembaban tertinggi dan intensitas yang rendah, hari hujan yang lama dengan total
curah hujan yang besar. Sedangkan untuk daerah Bandar Baru, tetap dengan suhu yang
tertinggi dengan kelembaban yang rendah dan intensitas cahaya yang tinggi, dengan
curah hujan dan hari hujan yang sedikit.
Luas Daun (cm)
Hasil pengamatan luas daun dapat dilihat pada sidik ragam pada lampiran 1, 2, 3
dan 4.
Tabel 2. Luas daun (cm2) beberapa varietas stroberi pada umur 14, 28, 42, dan 56 hst pada ketinggian tempat yang berbeda.
Varietas
Analisis sidik ragam ( lampiran 1, 2, 3 dan 4 ) menunjukkan bahwa ketinggian
tempat dan varietas berpengaruh nyata terhadap luas daun pada umur 14, 28, 42 dan 56
hst. Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa luas daun tertinggi pada pengamatan I terdapat di
daerah Tongkoh ( Brastagi ) dengan ketinggian 1200 mdpl yaitu varietas California
( 40.42 cm ) dan disusul pada daerah Merek sedangkan yang terendah terdapat di daerah
Bandar Baru ( 32.71 cm ) yaitu varietas Sweet carlie. Begitu juga pada pengamatan II
,III dan IV, ditemukan bahwa pada daerah Tongkoh dengan varietas California
memberikan hasil yang baik dengan ukuran daun yang lebih luas dibandingkan varietas
yang lain pada ketiga lokasi penelitian. Pada ketinggian 1200 mdpl di daerah Tongkoh
terdapat luas daun yang tertinggi untuk semua varietas. Sedangkan di daerah Bandar
Baru diperoleh luas daun yang terendah untuk semua varietas.
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa luas daun relatif meningkat selama pengamatan.
Luas daun yang terbesar pada pengamatan ke IV yaitu varietas California sebesar 80.60
cm2 di daerah Tongkoh sedangkan luas daun yang terendah yaitu varietas Sweet carlie
sebesar 75.16 cm2 pada daerah Bandar Baru.
Hal tersebut kemungkinan karena hasil asimilasi yang ditransport kebagian organ dapat
mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman. Hasil asimilasi yang diedarkan ke daun
menyebabkan perkembangan luas daun yang lebih besar. Dalam Gardner. et al (1991)
yaitu pembagian hasil asimilasi selama fase vegetatif akan memperbesar luas daun dan
peningkatan luas daun akan diikuti dengan peningkatan kemampuan tanaman untuk
melakukan fotosintesis.
Selain itu didukung dengan keadaan tanah bila ditinjau dari keadaan pH
tanahnya, luas daun meningkat dengan meningkatnya pH tanah, dimana pH tanah di
daerah Tongkoh lebih besar dari ketiga daerah penelitian yaitu sebesar 5.85 ( dapat
dilihat pada lampiran data hasil analisis ).
Bobot Kering (gr)
Hasil pengamatan bobot kering dapat dilihat pada sidik ragam pada lampiran 5,
6, 7 dan 8.
Analisis sidik ragam ( lampiran 5, 6, 7 dan 8 ) menunjukkan bahwa ketinggian
tempat dan varietas berpengaruh nyata terhadap bobot kering tanaman stroberi pada
umur 14, 28, dan 42 hst tetapi berpengaruh tidak nyata pada umur 56 hst. Pada tabel 3
dapat dilihat bahwa bobot kering tanaman yang tertinggi pada pengamatan I (14 hst)
terdapat di daerah Tongkoh ( Brastagi ) yaitu varietas California ( 1.96 gr ) dan yang
terendah terdapat di Bandar Baru yaitu varietas Sweet carlie ( 1.03 gr ), demikian
halnya pada pengamatan 28 dan 42 hst, bobot kering terbesar ditemukan di daerah
Tongkoh dengan varietas California, kemudian disusul di daerah Merek, dan bobot
Tabel 3. Bobot kering (gr) beberapa varietas stroberi pada umur 14, 28, 42, dan 56 hst pada ketinggian tempat yang berbeda.
Varietas
Keterangan : Angka rataan yang diikuti oleh huruf yang sama kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) berdasarkan uji Duncan.
Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa bobot kering tanaman relatif bertambah, pada
pengamatan ke IV (56 hst) ditemukan bobot kering yang terbesar di daerah Tongkoh
( Berastagi ) yaitu varietas California sebesar 5.93 gr, tetapi memberikan pengaruh yang
tidak nyata terhadap ketinggian tempat dan varietas daripada stroberi. Peningkatan
fotosintesis akan meningkatkan asimilat, yang kemudian akan ditransportasikan ke
seluruh jaringan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif seperti perluasan daun, dan
terhadap pertambahan berat kering tanaman, berat kering tanaman mencerminkan
akumulasi senyawa organik yang berhasil disintesis tanaman dari senyawa anorganik,
terutama air dan karbondioksida.
Bobot Buah per tanaman (gr)
Hasil pengamatan bobot buah dapat dilihat pada sidik ragam pada lampiran 9.
Tabel 4. Bobot buah (gr) per tanaman beberapa varietas stroberi pada ketinggian tempat yang berbeda.
Keterangan : Angka rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) berdasarkan uji Duncan.
Analisis sidik ragam ( lampiran 9 ) menunjukkan bahwa ketinggian tempat dan
Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa bobot buah yang terberat dari masing-masing
lokasi penelitian adalah untuk varietas California (126.24 gr) ditemukan di daerah
Tongkoh ( Berastagi ) dengan ketinggian tempat 1200 mdpl , untuk varietas Dorit
(101.08 gr) terdapat di daerah Tongkoh (Brastagi), untuk varietas Rosalinda
(84.55 gr) terdapat di daerah Tongkoh, dan untuk varietas Sweet carlie ( 71.24 gr ) juga
ditemukan di daerah Tongkoh. Sedangkan varietas yang terendah terdapat di Bandar
Baru yaitu varietas Sweet carlie (50,41 gr). Pada produksi semua varietas stroberi yang
memiliki produksi terendah ditemukan di daerah Bandar Baru dengan ketinggian tempat
700 mdpl.
Dapat disimpulkan bahwa varietas California berbeda nyata dengan varietas
Dorit, Rosalinda dan Sweet carlie, begitu juga dengan varietas Dorit berbeda nyata
terhadap Rosalinda dan Sweet carlie. Masing-masing varietas memberikan perbedaan
yang nyata terhadap bobot buah. Demikian juga halnya dengan lokasi penelitian ditinjau
dari ketinggian tempat masing-masing berbeda nyata terhadap bobot buah stroberi.
Jumlah Buah per tanaman ( buah ).
Hasil pengamatan jumlah buah dapat dilihat dalam sidik ragam pada
lampiran 10.
Pada analisis sidik ragam ( lampiran 10 ) menunjukkan bahwa ketinggian tempat
dengan interaksi antara ketinggian tempat dan varietas memberikan pengaruh nyata
terhadap jumlah buah.
Tabel 5. Jumlah buah per tanaman dari beberapa varietas stroberi pada ketinggian tempat yang berbeda.
Keterangan : Angka rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) berdasarkan uji Duncan.
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah buah yang terbanyak dari
masing-masing lokasi penelitian terdapat di daerah Tongkoh ( Brastagi ) untuk varietas
California (9,03) yang berbeda nyata pada ketinggian tempat 700 mdpl dan 1400 mdpl,
untuk varietas Dorit jumlah buah yang terbanyak di daerah Tongkoh sebesar 8.25 yang
berbeda nyata pada kedua lokasi penelitian, varietas Rosalinda ( 7.09 ) terbanyak di
serta varietas Sweet carlie ( 6.10 ) yang terbanyak juga di daerah Tongkoh yang berbeda
nyata pada kedua lokasi penelitian yang lainnya. Sedangkan untuk varietas yang
terendah pada ketiga lokasi terdapat di Bandar Baru yaitu varietas Sweet carlie ( 4,73 ).
Jumlah buah di daerah Merek lebih sedikit dari daerah Tongkoh, bila ditinjau dari
ketinggian tempat, daerah Merek lebih tinggi dari daerah Tongkoh sehingga
kemungkinan curah hujan lebih tinggi, tapi kenyataannya suhu didaerah Merek lebih
tinggi dari daerah Tongkoh, sehingga intensitas cahaya tinggi, tapi untuk kelembaban,
hari hujan dan curah hujan lebih sedikit dibandingkan di daeah Tongkoh.
Laju Asimilasi Bersih ( g.cm2.hari-1 )
Hasil pengamatan Laju Asimilasi Bersih dapat dilihat pada sidik ragam pada
lampiran 11, 12 dan 13.
Analisis sidik ragam ( lampiran 11, 12 dan 13 ) menunjukkan bahwa ketinggian
tempat dan varietas berpengaruh nyata terhadap laju asimilasi bersih
( LAB-1, LAB-2 dan LAB-3 ). Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa laju asimilasi bersih
tertinggi pada LAB-1 sebesar 2.41 g.cm2.hari-1 pada varietas Rosalinda berada di
Tongkoh, dan terendah sebesar 1.70 g.cm2.hari-1 pada varietas California yang berada di
Tongkoh ( Berastagi ) juga. Pada LAB-2 yang tertinggi berada di daerah Bandar Baru
dengan varietas Rosalinda sebesar 2.78 g.cm2.hari-1 dan terendah berada di Tongkoh
daerah Tongkoh dengan varietas Sweet carlie sebesar 1.58 g.cm2.hari-1, dan yang
terendah di daerah Bandar Baru dengan varietas California 0.91 g.cm2.hari-1.
Tabel 6. Laju Asimilasi Bersih ( g.cm2.hari-1 ) beberapa varietas stroberi pada ketinggian tempat yang berbeda.
Keterangan : Angka rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) berdasarkan uji Duncan.
Jika dicermati dari kondisi cuaca harian bahwa pada parameter LAB-1 kondisi
cuaca harian diantara umur 14 – 28 hst menghasilkan suhu rata-rata harian max 26,27oC
dan min 20,40oC, curah hujan 95,67 mm, pada LAB-2 mengikuti kondisi cuaca harian
umur 28 – 42 hst menghasilkan suhu max 26,82oC dan min 20,73oC, curah hujan 127
mm serta pada LAB-3 kondisi cuaca harian antara 42 – 56 hst menghasilkan suhu max
fluktuasi kondisi cuaca harian lebih cenderung dipengaruhi oleh kondisi curah hujan.
Sehingga dalam hal ini varietas California nampaknya lebih cenderung menbutuhkan
curah hujan yang tinggi. Jika curah hujan semakin tinggi maka dampak pengaruhnya
pada ketersediaan hara dan air yang lebih tersedia, bila hara dan air cukup tersedia pada
daerah perakaran maka setiap saat akar dapat berkembang dan air sebagai pelarut hara
dan bahan-bahan organik di dalam tubuh tanaman yang berdampak kepada peningkatan
laju fotosintat dan asimilasi, karena laju asimilasi bersih menggambarkan hasil dari
bobot kering dengan persatuan luas daun. Gardner (1991) laju asimilasi bersih adalah
hasil bersih dari hasil asimilasi, kebanyakan hasil fotosintesis, per satuan luas daun dan
waktu. Bobot kering dan luas daun dengan semua parameter yang meningkat terjadi
pada varietas Califoria untuk ketinggian 700, 1200, dan 1400 mdpl. Pada ketinggian
700 mdpl didominasi oleh varietas California pada LAB-1, pada LAB-2 dengan
ketinggian 1200 didominasi oleh varietas California dengan ketinggian 1200 mdpl.
Laju Tumbuh Relatif ( g/hari )
Hasil pengamatan Laju Tumbuh Relatif dapat dilihat pada sidik ragam pada lampiran
14, 15 dan 16.
Analisis sidik ragam ( lampiran 14, 15 dan 16 ) menunjukkan bahwa ketinggian
tempat dan varietas berpengaruh nyata terhadap laju tumbuh relatif
Tabel 7. Laju Tumbuh Relatif ( g..hari-1 ) beberapa varietas stroberi pada ketinggian
Keterangan : Angka rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) berdasarkan uji Duncan.
Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa laju tumbuh relatif tertinggi pada LTR-1
terdapat di daerah Merek yaitu varietas Rosalinda sebesar 56.06 g.hari-1 dan terendah
adalah varietas California yang berada di daerah Tongkoh sebesar 30.96 g.hari-1, Pada
LTR-2 tertinggi di daerah Bandar Baru dengan varietas Rosalinda sebesar 45.93 g.hari-1
dan terendah adalah varietas California yang berada di daerah Tongkoh (32.42 g.hari-1).
Sedangkan pada LTR-3 yang tertinggi terdapat di daerah Tongkoh dengan varietas
Sweet carlie sebesar 22.56 g.hari-1 dan terendah di daerah Bandar Baru sebesar 12.84
g.hari-1 untuk varietas California.Dalam hal ini dapat dilihat bahwa laju tumbuh relatif
bertolak belakang yang biasanya jika bobot kering per satuan waktu semakin meningkat
maka laju tumbuh relatif juga semakin meningkat. Dalam hal ini sementara waktu dapat
dilihat pada varietas stroberi dengan ketinggian tempat yang berbeda, dimana laju
tumbuh relatif tertinggi dihasilkan oleh varietas Rosalinda dan Sweet carlie. Hal ini
sesuai dengan pendapat Gardner et al. ( 1991 ) laju tumbuh relatif tidak menyiratkan
adanya laju pertumbuhan yang konstan selama jangka waktu tertentu dari t1 sampai t2 ;
karena hal itu dapat bervariasi dari nilai laju tumbuh relatif. Dugaan sementara bahwa
tanggap tanaman setiap masing-masing varietas berbeda kemampuan jaringan
tanamannya untuk membentuk fase pertumbuhan vegetatif.
Kadar Gula ( obrix )
Hasil pengamatan Kadar gula ( obrix ) dapat dilihat pada sidik ragam pada
lampiran 17.
Dari hasil sidik ragam pada lampiran 17 diketahui bahwa ketinggian tempat
beberapa varietas stroberi berpengaruh nyata pada kadar gula buah. Kadar gula buah
yang tertinggi dari masing – masing varietas dapat dilihat pada tabel 8, dimana kadar
gula untuk varietas California yang tertinggi ditemukan di daerah Tongkoh
(11,09 0brix), sedangkan untuk varietas Dorit, Rosalinda dan Sweet carlie yang
memiliki kadar gula yang tinggi ditemukan di daerah Merek, sedangkan kadar gula
Tabel 8. Kadar gula (obrix) beberapa varietas stroberi pada ketinggian tempat yang
Keterangan : Angka rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) berdasarkan uji Duncan.
Total Asam ( % )
Hasil pengamatan total asam ( % ) dapat dilihat pada sidik ragam pada
lampiran 18.
Dari hasil sidik ragam pada lampiran 18 diketahui bahwa ketinggian tempat
beberapa varietas stroberi berpengaruh nyata pada total asam buah. Total asam buah
yang tertinggi untuk varietas California ditemukan di daerah Merek dengan ketinggian
Tabel 9. Total asam ( % ) beberapa varietas stroberi pada ketinggian tempat yang
Keterangan : Angka rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) berdasarkan uji Duncan.
Lokasi yang memiliki total asam yang tertinggi ditemukan pada ketinggian
tempat 1400 mdpl, yaitu di daerah Merek dengan varietas Sweet carlie (1,71%) yang,
sedangkan total asam terendah untuk semua varietas terdapat di daerah Bandar Baru
Hasil pengamatan Vitamin C ( mg dalam 100 gr bahan ) dapat dilihat pada sidik
ragam pada lampiran 19.
Tabel 10. Vitamin C (mg dalam 100 gr bahan) beberapa varietas stroberi pada ketinggian tempat yang berbeda.
Varietas Ketinggian
Tempat (mdpl) Vitamin C …..mg dalam 100 gr bahan….
Keterangan : Angka rataan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) berdasarkan uji Duncan.
Dari hasil sidik ragam pada lampiran 19 diketahui bahwa ketinggian tempat
beberapa varietas stroberi berpengaruh tidak nyata pada vitamin C. Vitamin C buah
yang tertinggi diperoleh pada daerah Merek untuk semua varietas, kemudian disusul di
daerah Tongkoh, dan yang memiliki kandungan vitamin C yang sedikit diperoleh di
varietas Sweet carlie sebesar 457,52 gr, sedangkan vitamin C terendah terdapat di
daerah Bandar Baru dengan varietas California ( 158,29 gr ).
Pembahasan
Salah satu persyaratan tumbuh untuk pertumbuhan dan produksi tanaman
stroberi dipengaruhi oleh kondisi iklim, dan varietas yang digunakan harus disesuaikan
dengan iklim tersebut. Dari hasil statistik yang diperoleh bahwa antara parameter yang
satu dengan yang lain berkorelasi positif kecuali pada kadar gula, total asam, vitamin C
dan laju tumbuh relatif, sedangkan parameter yang memiliki korelasi positif yaitu pada
bobot buah, jumlah buah, bobot kering tanaman terbesar, dan luas daun terluas yang
dihasilkan oleh varietas California pada kondisi ketinggian tempat yang berbeda.
Sedangkan pada laju tumbuh relatif yang tertinggi diperoleh oleh varietas yang berbeda
pada ketinggian tempat 700 mdpl, 1200 mdpl dan 1400 mdpl.
Selama pertumbuhan vegetatif, air sangat dibutuhkan oleh unsur hara untuk
meningkatkan luas daun, hal ini didukung oleh Gardner et al (1991) bahwa nutrisi
mineral dan ketersediaan air mempengaruhi pertumbuhan ruas, terutama oleh perluasan
sel, seperti pada organ vegetatif atau organ pembuahan. Pengaruh kekurangan air
selama tingkat vegetatif dapat menyebabkan perkembangan daun-daun yang lebih kecil,
yang dapat berakibat kurangnya penyerapan cahaya oleh tanaman budidaya tersebut
Analisa tanah dilakukan pada ketiga lokasi penelitian yaitu Bandar Baru,
Tongkoh dan Merek. Dari ketiga tempat tersebut yang memiliki pH tanah yang tertinggi
terdapat di daerah Tongkoh kemudian Merek, dan pH terendah di daerah Bandar Baru.
Sedang unsur Nitrogen tanah yang tertinggi di daerah Bandar Baru kemudian Merek
dan Nitrogen tanah yang terendah di daerah Tongkoh. Berdasarkan data pengamatan,
luas daun yang terbesar dari ketiga lokasi penelitian terdapat di daerah Tongkoh, hal
tersebut kemungkinan pengaruh iklim dari masing-masing lokasi yang mendukung
pertumbuhan vegetatif tanaman stroberi. Dari ketiga lokasi dengan keadaan iklim yang
berbeda dapat dilihat pada tabel 1, bahwa pada daerah dengan ketinggian tempat 1200
mdpl yaitu di daerah Tongkoh keadaan iklimnya mendukung pertumbuhan tanaman
stroberi, dimana hari hujan dan curah hujan yang besar serta kelembaban yang tinggi
dengan intensitas cahaya yang sedikit.
Tanaman stroberi merupakan tanaman yang responsif terhadap pemberian air,
salah satu cara untuk menghemat air dengan menggunakan lapisan penutup tanah atau
mulsa. Dengan pemakaian mulsa mampu mereduksi panas dari sinar matahari sehingga
mampu memperkecil besarnya evaporasi pada tanaman serta menciptakan kondisi yang
cocok bagi tanaman. Dengan penggunaan mulsa dapat mempengaruhi jumlah daun,
indeks luas daun dan berat kering brangkas daripada tanaman stroberi. Menurut Guslim
(2007), produksi tanaman dipengaruhi oleh curah hujan, tinggi tempat dari permukaan
akan meningkatkan penyerapan cahaya matahari untuk proses fotosintesis. Hasil dari
proses fotosintesis digunakan pada sel-sel yang sedang tumbuh atau berkembang.
Keterpaduan tersebut mencerminkan bahwa varietas California lebih adaptif
dibandingkan dengan varietas lainnya dengan kondisi tempat yang berbeda-beda.
Dalam tabel 5 terlihat bahwa varietas California memiliki bobot buah per tanaman yang
lebih berat dibandingkan dengan varietas yang lain pada ketinggian tempat 1200 mdpl.
Ketinggian tempat dari permukaan laut sangat menentukan pembungaan tanaman.
Tanaman berbuah lebih awal berbunga di daerah dataran rendah dibandingkan dengan
dataran tinggi. Faktor lingkungan akan mempengaruhi proses-proses fisiologi dalam
tanaman. Suhu optimum diperlukan tanaman agar dapat dimanfaatkan oleh tanaman,
sedangkan cahaya merupakan sumber tenaga bagi tanaman. Suhu berpengaruh terhadap
pertumbuhan vegetatif, indeks bunga, pertumbuhan dan differensiasi pembungaan.
Luas daun yang semakin luas mengakibatkan laju fotosintesis dan asimilasi di
daun juga semakin tinggi yang pada akhirnya juga mendukung pertumbuhan vegetatif
lainnya, sehingga dengan sendirinya bobot kering tanaman terberat merupakan acuan
bahwa varietas California selalu yang terbaik jika dibandingkan dengan varietas
lainnya. Dalam Rusprasita dkk, ( 2001 ) bahwa peningkatan luas daun akan diikuti
dengan peningkatan kemampuan tanaman untuk melaksanakan fotosintesis, hasil
fotosintesis kemudian digunakan sebagai bahan baku pertumbuhan diantaranya untuk