PERAN PETANI PEREMPUAN DALAM PELAKSANAAN
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI DESA TANJUNG BUNGA
KEC.PANGURURAN KAB.SAMOSIR
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Departemen Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
DISUSUN OLEH:
040901050
JUNIATY SIMARMATA
DEPARTEMEN ILMU SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh :
Nama : JUNIATY SIMARMATA NIM : 040901050
Departemen : Ilmu Sosiologi
Judul : Peran Petani Perempuan Dalam Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini Di Desa Tanjung Bunga Kec.Pangururan Kab.Samosir
Medan, Desember 2010
Dosen Pembimbing Ketua Departemen
Ilmu Sosiologi
Dra.Rosmiani, M.A
NIP : 19002261990032002 NIP : 196805251992031002 Prof.Dr.Badaruddin, M.Si
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU SOSIOLOGI
Skripsi ini telah dipertahankan di depan panitia penguji skripsi, Departemen Ilmu Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Nama : Juniaty Simarmata
NIM : 040901050
Judul :Peran Petani Perempuan Dalam Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini di
Desa Tanjung Bunga Kec.Pangururan Kab.samosir
Yang Dilaksanakan Pada:
Hari :
Tanggal :
Pukul :
Tempat : Ruang Sidang FISIP USU
Panitia Penguji
Ketua Penguji :
Penguji I :
KATA PENGANTAR
Segala Puji, Hormat dan Kemuliaan hanya bagi Allah, Sang pemilik hidup dan
kehidupan ini. Segala sesuatu adalah milik kepunyaanNya, baik waktu dan studi yang
dipercayakan kepada Saya untuk dikerjakan, sampai pada penyelesaian Skripsi ini, tak
sedetikpun Tuhan meninggalkan Saya. Tiada kata lain selain syukur dan terima kasih atas
segala yang telah Tuhan lakukan di dalam hidup ini.
Skripsi ini berjudul ” Peran Petani Perempuan Dalam Pelaksanaan Pendidikan Anak
Usia Dini di Desa Tanjung Bunga Kec.Pangururan Kab.Samosir ”, dengan tujuan untuk
memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Departemen Ilmu Sosiologi Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini, Saya berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu Saya, baik sebelum penelitian, selama penelitian, dan sampai penyelesaian
penelitian ataupun skripsi ini, yaitu:
1. Kepada kedua Orangtua Saya,yang telah banyak mempertaruhkan hidup, waktu,
perhatian dan kasih sayang bagi kami semua anak-anaknya. Terima Kasih Tuhan,
buat anugerahMu bagiku melalui orangtua yang selalu membimbingku,
menasehatiku dan mengajarkanku arti hidup dan banyak hal yang telah mereka
lakukan bagi hidupku yang tidak dapat kuungkapkan satu per satu. Terlebih ya
Tuhan, melalui hidup mereka Aku dapat lebih mengenal dan mencintai Tuhan.
Terpujilah Tuhan buat semuanya. Buat Bapak dan Mama..., Terima kasih buat
2. Buat kakak2ku/abang2 iparku yang di Padang dan yang di Sibolga. Terima kasih ya
kak untuk segalanya, terima kasih buat nasehat, semangat serta dukungan materil
yang diberikan padaku. Banyak hal yang boleh aku pelajari dari pribadimu kak, satu
hal yang terindah kakak selalu mengajarkanku untuk lebih lagi mencintai Tuhan
diatas segalanya dan mengerjakan apa yang menjadi kehendak Tuhan bagi kita.
Tetaplah semngat dan saling mendoakan kita ya kak sekalipun kita berjauhan. I
miss U n I Love U.
3. Buat adikku. Mariance,Paulus dan Putri. Terima kasih buat canda, tawa dan
cerewetmu yang membuatku merindukanmu. Maafkan kakakmu ini dik, ketika
kakak kurang memberikan perhatian ataupun bimbingan kepadamu oleh karena
jarak kita yang jauh dan keterbatasan kita dalam berkomunikasi, tetapi satu hal dik,
kalian selalu ada di hati kakak. I Love U.
4. Kepada Seluruh Pegawai kantor Dinas Pendidikan kec.Pangururan yang memberi
kesempatan kepada Saya untuk meneliti dan yang telah banyak membantu.
5. Kepada Kepala Desa Tanjung Bunga dan Seluruh Warga Desa Tanjung Bunga yang
telah memberi kesempatan kepada Saya untuk meneliti dan yang telah banyak
membantu.
6. Kepada Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Bapak Prof. Dr.Badaruddin,
M.Si
7. Kepada Dosen Pembimbing, Ibu Dra.Rosmiani, MA yang telah membimbing Saya
8. Untuk Sahabat Doaku,Ibeth Kom’04. Terima Kasih untuk dukungan doa, semangat
dan motivasi yang telah diberikan padaku baik dalam keluarga, studi maupun
pelayananku. Tetap saling mendoakan ya...
9. To My Lovely Small Group ”KTB ku”. Kak Duma,Kak Rita,Kak Reni dan Aroz.
Thank’s untuk doa, semangat dan dukungan kalian semua. Semoga kita tetap setia
pada Tuhan sampai selamanya, Amin.
10.Buat adik-adikku ” KTB Quasimodogenity ” Resinda,Senty, dan Emma juga Bang
Anto. Terima kasih buat dukungan doa dan semangat yang kalian berikan. Semoga
kita tetap semangat dan setia untuk mencintai dan melakukan kehendak Tuhan, OK!
11.Buat adik satu kostanku ” Lenny,Emi,Betha,Molenta,Beria,Sardo dan Luzy. Terima
kasih buat dukungan doa, semangat dan perhatian yang kalian berikan. Semoga kita
semakin mencintai Tuhan ya.
12.Buat
sahabat2ku,Hernauli,Florence,Mestika,Renova,Rosmalemna,Rini,Toeit,Yanti,Devi
Marina. Tetap setia pada Tuhan ya, dan sampai akhir hidup kita. OK! I Love U All.
13. Buat adik2ku, TPP UP FISIP, terima kasih untuk semangat dan dukungan kalian
semua.
14.Buat Kolumni KMK FISIP yang selalu mendukungku di dalam Doa dan Semangat
yang luar Biasa.Terima kasih ya.
15.Thank’s buat teman2ku SOS’04. Beberapa tahun sudah kita bersama, menjalani
kuliah di FISIP USU, wah tidak terasa ya sampai akhirnya kita menyelesaikan
DAFTAR ISI
5.2. Struktural Fungsional ... 17
5.3. Petani Perempuan ... 20
6. Konsep Penelitian ... 27
7. Sistematika Penulisan... 28
BAB II METODE PENELITIAN ... 29
2. Monografi Desa Tanjung Bunga... 33
3. Sejarah Berdirinya PAUD di Desa Tanjung Bunga ... 33
4. Kegiatan-kegiatan PAUD di Desa Tanjung Bunga ... 33
5. Susunan Penyelenggara PAUD di Desa Tanjung Bunga ... 35
6. Pembagian Jadwal PAUD di Desa TanjungBunga ... 53
1. Identitas Responden ... 61
2. Pendidikan Anak Usia Dini di Desa Tanjung Bunga ... 62
3. Masalah Yang Dihadapi Responden ... 63
4. Data Peserta Didik PAUD di Desa Tanjung Bunga………. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN ... 90
1. Kesimpulan ... 90
2. Saran-Saran ... 91
ABSTRAK
Peran Petani Perempuan Dalam Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini di Desa Tanjung Bunga Kec.Pangururan Kab.Samosir
Skripsi ini disusun oleh :
NAMA : Juniaty Simarmata NIM : 040901050
Departemen : Ilmu Sosiologi
Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Rosmiani M.Si
Penelitan ini tujuan utamanyauntuk memenuhi salah satu tugas akhir untuk meraih gelar sarjana (S1). Penelitian terdiri dari 6 bab, 65 halaman,16 tabel, serta 16 kepustakaan.
Sumber daya manusia merupakan kunci utama bagi suksesnya pembangunan bangsa. Untuk itu pengembangan sumber daya manusia hendaknya diperhatikan secara serius melalui pengembangan dari berbagai aspek terutama pendidikan. Pendidikan hendaknya diberikan sejak usia dini, karena perkembangan otak cepat terbentuk dan banyak keterampilan yang dikuasai bila dipelajari sejak dini. Pentingnya pendidikan anak sejak usia dini menjadi motivasi bagi petani perempuan di Desa Tanjung Bunga, Kec.pangururan untuk mengadakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana peran petani perempuan dalam pelaksanaan pendidikan anak usia dini tersebut.
Bentuk penelitian ini adalah Deskriptif dengan metode Kualitatif untuk mengumpulkan data dari proses pelaksanaan pendidikan anak usia dini di Desa tanjung Bunga.Penelitian ini akan berguna untuk menambah pengetahuan dan menganalisa persoalan yang dihadapi petani perempuan, serta dapat memberikan masukan kepada petani perempuan dalam melaksanakan pendidikan anak usia dini.
ABSTRAK
Peran Petani Perempuan Dalam Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini di Desa Tanjung Bunga Kec.Pangururan Kab.Samosir
Skripsi ini disusun oleh :
NAMA : Juniaty Simarmata NIM : 040901050
Departemen : Ilmu Sosiologi
Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Pembimbing : Dra. Rosmiani M.Si
Penelitan ini tujuan utamanyauntuk memenuhi salah satu tugas akhir untuk meraih gelar sarjana (S1). Penelitian terdiri dari 6 bab, 65 halaman,16 tabel, serta 16 kepustakaan.
Sumber daya manusia merupakan kunci utama bagi suksesnya pembangunan bangsa. Untuk itu pengembangan sumber daya manusia hendaknya diperhatikan secara serius melalui pengembangan dari berbagai aspek terutama pendidikan. Pendidikan hendaknya diberikan sejak usia dini, karena perkembangan otak cepat terbentuk dan banyak keterampilan yang dikuasai bila dipelajari sejak dini. Pentingnya pendidikan anak sejak usia dini menjadi motivasi bagi petani perempuan di Desa Tanjung Bunga, Kec.pangururan untuk mengadakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana peran petani perempuan dalam pelaksanaan pendidikan anak usia dini tersebut.
Bentuk penelitian ini adalah Deskriptif dengan metode Kualitatif untuk mengumpulkan data dari proses pelaksanaan pendidikan anak usia dini di Desa tanjung Bunga.Penelitian ini akan berguna untuk menambah pengetahuan dan menganalisa persoalan yang dihadapi petani perempuan, serta dapat memberikan masukan kepada petani perempuan dalam melaksanakan pendidikan anak usia dini.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan,pengendalian diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia,serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Untuk mempersiapkan generasi penerus yang unggul,aspek dan dimensi
pengembangan manusia tersebut dilakukan melalui pendidikan. Salah satunya
melalui Pendidikan Anak Usia Dini.Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
memegang posisi yang sangat mempengaruhi.Mempengaruhi dalam arti bahwa
pengalaman pendidikan dini dapat memberikan pengaruh yang mendalam,
sehingga melandasi proses pendidikan dan perkembangan anak selanjutnya.
Anak dalam setiap masyarakat adalah anggota baru, karena usianya masih
muda, ia merupakan generasi penerus. Dalam kedudukan demikian, amat penting
setiap anak bertumbuh dan berkembang secara optimal, sehingga kelak bisa
melaksanakan tugas dan tanggung jawab sosialnya sebagai warga dewasa, atau
sekurang-kurangnya mampu mengurusi dirinya sendiri tanpa menjadi beban orang
lain. (Singgih,2000)
Kerentanan hidup anak di satu sisi dan kedudukan penting anak pada sisi
lain telah disadari oleh banyak pihak, sehingga telah dilakukan berbagai upaya
Bangsa-Bangsa (PBB) antara lain telah memprakarsai ditetapkannya: Konvensi
tentang Hak-Hak Anak. Bulan Mei 2002, PBB bahkan telah memprakarsai suatu
bidang khusus yang dihadiri oleh kepala-kepala pemerintahan/Negara seluruh
dunia untuk membicarakan perbaikan kesejahteraan anak-anak. Sidang sepakat
menetapkan sejumlah upaya untuk satu dasawarsa ke depan, yang bertujuan untuk
mewujudkan sebuah dunia yang layak untuk anak-anak.
Indonesia, dalam batas tertentu, juga telah menaruh perhatian atas
kesejahteraan anak. Sejumlah upaya telah dilakukan oleh pemerintah, baik dalam
pendidikan, kesehatan, perumahan, hukum dan lain sebagainya. Khusus dalam
bidang pendidikan, Indonesia telah memiliki Undang-Undang Sisdiknas No.20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjamin hak anak akan
pendidikan.(WFP,2006)
Upaya-upaya untuk perbaikan kualitas hidup anak telah dilakukan, akan
tetapi masih jauh dari memadai. Rendahnya kualitas hidup anak tercermin dari
banyaknya anak putus sekolah dan rendahnya rata-rata tingkat pendidikan anak.
Karena itu, sangatlah diperlukan upaya yang serius dari berbagai pihak untuk
memperbaiki kualitas hidup anak.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas hidup
anak adalah dengan meningkatkan kualitas perempuan. Peningkatan kualitas
perempuan merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya peningkatan kualitas
hidup anak dan juga merupakan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Pada umumnya, perempuan memiliki keterlibatan yang tinggi terhadap
anak. Dimulai dari kelahiran anak, menyusui hingga anak tersebut dapat
keterlibatan perempuan kepada anak. Oleh karena itu, dengan meningkatnya
kualitas perempuan tersebut diharapkan juga akan membantu peningkatan kualitas
sumber daya manusia.
Perkembangan perempuan di berbagai belahan bumi memang
menunjukkan bahwa partisipasi perempuan dalam keluarga,masyarakat, dan
negara ternyata tidak kalah penting dari laki-laki. Bukan hanya melakukan
aktivitas reproduksi,melakukan aktivitas domestik,perempuan juga mampu
melakukan kegiatan sektor publik yang menghasilkan uang untuk menambah
pendapatan keluarga.(Baso,2000)
Sejak dulu keterlibatan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan
keluarga tergambarkan dengan pembagian kerja yang terlaksana pada saat zaman
berburu dan meramu,dimana laki-laki akan pergi berburu sedangkan perempuan
tetap tinggal di rumah menjaga anak dan melakukan pekerjaan-pekerjaan lain
yang dilakukan disekitar rumah.
Dengan tersedianya lahan yang kosong disekitar rumah,lambat laun situasi
itu membuat perempuan menemukan sistem bercocok tanam. Hasil dari bercocok
tanam tersebut ternyata menghasilkan bahan-bahan pangan yang lebih baik,lebih
terjamin penyediaannya daripada hewan buruan untuk digunakan sebagai sumber
makanan sehari-hari. Sistem bercocok tanam yang dilakukan tersebut saat itu
adalah cikal bakal pertanian yang kita kenal saat ini. Peran perempuan menjadi
pokok utama ketika bercocok tanam perlahan telah menunjukkan kelebihannya
daripada berburu.
Dewasa ini peran perempuan dalam sektor publik di Indonesia juga
perempuan dalam sektor publik di Indonesia dapat dilihat dari hasil survey BPS
selama tahun 2005-2006, dimana jumlah petani perempuan di Indonesia sebanyak
55,2% sedangkan petani laki laki sebanyak 46%. Data ini menunjukkan bahwa
petani perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam proses kegiatan
sektor publik (BPS 2006)
Petani perempuan dalam hal ini selain juga melakukan aktifitas
reproduksi, mereka juga bekerja di sektor produksi untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi keluarga mereka. kegiatan produksi yang dilakukan antara lain adalah
bercocok tanam serta kegiatan lain dengan mengolah lahan pertanian.
Dari keadaan petani perempuan ini, maka hal yang perlu di perhatikan
adalah persoalan tentang bagaimana anak-anak petani tersebut mendapatkan
pendidikan yang cukup memadai dan juga memang merupakan hak anak-anak
tersebut.
Pendidikan yang dimulai sejak dini ini akan menduku ng dan
memperlancar pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan pendidikan anak
usia dini ini diharapkan anak dapat bertumbuh kembang secara sehat dan optimal
sesuai dengan nilai dan norma serta harapan-harapan masyarakat.(Depdiknas
UPI,2004)
Melihat pentingnya pendidikan bagi anak usia dini,hendaknya petani
perempuan dapat memberikan dukungan ataupun peran yang memadai. Selain
melakukan kegiatan domestik (rumah tangga) dan melakukan kegiatan dalam
proses produksi untuk membantu pemenuhan ekonomi keluarga,hendaknya petani
perempuan juga memberikan upaya-upaya intervensi dalam melakuka n
Salah satu contohnya,seperti yang terjadi di Desa Tanjung Bunga
Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Seperti pada umumnya desa di
Sumatera Utara,mayoritas penduduk desa Tanjung Bunga bermata pencaharian
sebagai petani. Petani desa Tanjung Bunga menghabiskan waktunya dari pagi hari
hingga sore hari untuk bekerja di ladangnya. Petani perempuan juga tidak
mempunyai kekhususan,meskipun mereka juga harus melakukan aktifitas
reproduksi dan melakukan aktifitas domestik,petani perempuan di Desa Tanjung
Bunga juga melakukan kegiatan pertanian untuk menambah pendapatan keluarga.
Meskipun petani perempuan di Desa Tanjung Bunga melakukan kegiatan
produksi,tetapi mereka tetap memberikan pendidikan bagi anak-anak mereka
sejak usia dini. Mereka juga menganggap pendidikan adalah salah satu hal yang
terpenting untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Perbandingan banyaknya jumlah anak usia dini dengan petani perempuan
Tabel Data Penduduk Desa Tanjung Bunga Kecamatan Pangururan tahun 2008
Sumber : Kantor Kepala Desa Tanjung Bunga
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah anak usia dini di Desa
Tanjung Bunga sangat potensial. Hal ini memerlukan perhatian yang khusus agar
anak usia dini tersebut akan menjadi sumber daya yang baik dan sesuai dengan
harapan masyarakat. Namun,sejak Desa Tanjung Bunga berdiri tahun 1942 hingga
saat ini Desa Tanjung bunga belum memiliki sekolah.Hal ini mengharuskan warga
desa yang ingin bersekolah harus pergi ke Ibu Kota Kecamatan Pangururan untuk
bersekolah dan belajar di bangku sekolah yang formal.(hasil wawancara dengan
kepala Desa Tanjung Bunga). Melihat kondisi ini,maka harus memiliki alternative
Dengan meningkatnya peran perempuan sebagai pencari nafkah keluarga
dan juga berperan dalam proses pendidikan anak usia dini,maka diperlukan
waktu,tenaga dan perhatian yang cukup baik,sehingga jika peran yang satu
dijalankan dengan baik maka peran yang lain juga tidak terabaikan,karena peran
yang satu dengan yang lainnya sangat berkaitan erat. Maka anak yang
mendapatkan pendidikan saat usia dini akan dapat melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi karena didukung oleh perekonomian yang memadai.
Dari latar belakang tersebut,timbul keinginan penulis mengangkat
kehidupan petani perempuan yang berperan dalam pendidikan anak usia dini.
Sebab anak usia dini adalah generasi muda yang diharapkan menjadi penerus
bangsa dan cita-cita pembangunan nasional. Untuk itulah penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Peran Petani Perempuan dalam Pelaksanaan
Pendidikan Anak Usia Dini”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas,maka perumusan
masalah yang diangkatkan dalam penelitian ini adalah:
“Bagaimanakah peran petani perempuan dalam Pelaksanaan pendidikan Anak
Usia Dini di Desa Tanjung Bunga?”
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
o Mengetahui dan menganalisa peluang dan tempat yang dijadikan
sebagai tempat interaksi antara Petani Perempuan dan Anak Usia
dini.
o Mengetahui bagaimana Peran Petani Perempuan dalam
Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap
pihak-pihak yang terkait langsung dalam hal ini Petani Perempuan dan Anak
Usia Dini.
2. Secara Akademis
Bagi penulis untuk menambah pengetahuan dan kemampuan berpikir
serta kemampuan menganalisa setiap persoalan yang berhubungan
dengan Petani Perempuan yang berperan dalam Pendidikan Anak Usia
Dini.
3. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat melatih diri dan mengembangkan
pemahaman dan kemampuan berpikir penulis melalui penulisan ilmiah
dengan menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama menjadi
1.5 Defenisi Konsep
Konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan secara
abstrak kejadian,keadaan dimana kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian (Singarimbun,1989:33). Konsep sangat diperlukan dalam penelitian agar
dapat menjaga masalah atau menjadi pembatasan masalah dan menghindari
timbulnya kesalahan-kesalahan defenisi yang dapat mengaburkan penelitian.
Beberapa konsep yang dibatasi dengan pendefenisiannya secara
operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
• Petani perempuan adalah sosok yang memegang peranan penting
di dalam memahami kebutuhan anaknya dalam pendidikan. Petani
perempuan yang mempunyai peranan melatih,membimbing dan
mengajari anak-anak mereka sebelum memasuki pendidikan
formal. Meskipun petani perempuan mempunyai kesibukan dalam
membantu mencari nafkah,tetapi mereka selalu memberikan
perhatian terhadap perkembangan dan pendidikan anaknya.
• Anak Usia Dini adalah anak yang mengalami proses tumbuh
kembang di tempat dimana ia hidup dan perlu diasuh dan dididik
sesuai dengan harapan,juga berinteraksi dengan baik di dalam
mengalami proses perkembangan pesat serta merupakan
pembelajar yang aktif dan energik.
• Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah usaha sadar dalam
memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak sejak lahir
sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan dengan penyediaan
pengalaman dan stimulasi yang kaya dan bersifat mengembangkan
secara terpadu dan menyeluruh agar anak bertumbuh secara sehat
dan optimal sesuai dengan nilai,norma dan harapan masyarakat.
• Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini yang bertujuan untuk
menjangkau kualitas pendidikan yang lebih memadai bagi anak
tersebut. Dan juga bertujuan untuk melindungi dan merefleksikan
pemenuhan tuntutan undang-undang hak anak untuk memperoleh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peran
Menurut Wahyudi (Ruwiyanto,1994:10), peran adalah sikap dan perilaku
nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di
masyarakat. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak punya
pilihan,sedangkan peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh
individu. Posisi dibutuhkan oleh individu sebagai aktualisai diri. Harga diri yang
tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan
ideal diri. Posisi di masyarakat dapat merupakan stressor terhadap peran karena
struktur sosial yang menimbulkan kesukaran,tuntutan serta posisi yang tidak
mungkin dilaksanakan. Stres peran terdiri dari konflik peran yang tidak jelas dan
peran yang tidak sesuai atau peran yang terlalu banyak.
Menurut William J.(Goode,1985:98) tentang penyesuaian individu
terhadap perannya dipengaruhi oleh beberapa faktor,yaitu:
1. Kejelasan perilaku yang sesuai dengan perannya serta pengetahuan yang
spesifik tentang peran yang diharapkan.
2. konsistensi respon orang yang berarti atau dekat dengan peranannya.
3. Kejelasan budaya dan harapannya terhadap perilaku dan perannya.
Sepanjang kehidupan individu sering menghadapi perubahan-perubahan
peran,baik yang sifatnya menetap atau sementara yang sifatnya dapat karena
situasional. Hal ini,biasanya disebut dengan transisi peran.
2.2 Konsep Perkembangan Diri
Meskipun proses belajar bermasyarakat berlangsung seumur hidup namun
menurut Mead secara bertahap individu mengalami proses pembentukan konsep
diri yang menghubungkan mereka dalam kehidupan mereka yang sedang
berlangsung baik dalam keluarga mereka dengan kelompok-kelompok lain.
Dalam konteks level masyarakat yang lebih spesifik Mead membahas
sejumlah hal tentang institusi sosial. Secara luas mead mendefinisikan institusi
sosial sebagai respon bersama dalam komunitas. Dan yang lebih spesifik lagi,ia
mengatakan bahwa seluruh komunitas bertindak terhadap individu pada situasi
tertentu secara identik.
Pendidikan adalah proses ketika kebiasaan umum komunitas
diinternalisasikan pada diri aktor. Pendidikan adalah satu proses esensial,karena
menurut pandangan Mead,orang maupun anggota asli komunitas tidak memiliki
diri kecuali mereka dapat merespon diri mereka sendiri sebagaimana dilakukan
oleh komunitas yang lebih besar. Untuk melakukannya,orang harus
menginternalisasikan sikap umum komunitas.
2.3 Stuktural Fungsional Tallcot Parson
Bahasan tentang fungsionalisme struktural akan dimulai dengan empat
Parson yakin bahwa ada empat fungsi penting yang diperlukan oleh semua
sistem, diantaranya, adaptation (A), goal (G), integration (I),latency (L) atau
pemeliharaan pola. Secara bersama sama keempat imperative fungsional ini
dikenal sebagai skema AGIL. Agar tetap bertahan (survive), suatu sistem harus
memiliki fungsi ini :
a. Adaptation (adaptasi), sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat. Sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan
dan menyesuaikan lingkungan itu dengan kebutuhannya.
b. Goal attainment (Penyampaian tujuan), sebuah sistem harus mendefenisikan dan mencapai tujuan utamanya.
c. Integration (integrasi), sebuah sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Sistem juga harus mengelola
antar hubungan ketiga fungsi penting lainnya (A,G,L).
d. Latent Pattern Maintenance (latensi atau pemeliharaan pola), sebuah sistem harus melengkapi, memelihara dan memperbaiki,baik motivasi
individual maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang
motivasi.
2.4 Petani Perempuan
Petani perempuan adalah sosok perempuan pedesaan baik yang dewasa
maupun muda. Petani perempuan dari setiap daerah mempunyai masalah yang
sama yaitu tingkat hidup yang rendah dan jumlah keluarga yang relative
keterampilan yang sangat terbatas dan tertinggal dalam usaha tani,kurangnya
sikap positif terhadap kemajuan baik karena adat,agama,maupun kebiasaan hidup.
Perempuan dalam proses pendidikan dipedesaan bukanlah berarti hanya
sebagai suatu tindakan perikemanusiaan yang adil belaka,tindakan
mengajar,mendorong perempuan dipedesaan untuk berpartisipasi dalam
pendidikan merupakan suatu tindakan yang efisien. Ikut sertanya perempuan pada
umumnya dalam pendidikan berarti pula memanfaatkan sumber daya manusia
dengan potensi yang tinggi.
Perempuan memegang peran penting sebagai ibu rumah tangga dengan
berbagai jenis pekerjaan dari yang berat sampai yang ringan,seperti mengatur
rumah tangga,memasak,mencuci,mengasuh dan mendidik anak. Namun sejalan
dengan perkembangan teknologi disektor pertanian,maka petani perempuan perlu
meningkatkan pengetahuan,keterampilan sehingga dapat mengambil manfaat yang
sebesar-besarnya dari segala jenis sumber daya yang ada disekitarnya berupa
sumber daya alam maupun sumber daya manusia.
Karena itu,kemajuan yang dicapai perempuan jaman sekarang dapat
dijumpai pada banyak kaum hawa ini sebagai motor penggerak pembangunan di
bidang pertanian,seperti kelompok tani,dalam kegiatan program peningkatan
produksi pertanian,dalam kegiatan pasca panen produksi pertanian. Termasuk
mengandung beban kerja di rumah tangga seperti mengambil air,mencari kayu
bakar,memasak,menjual hasil panen,mendidik anak-anaknya,sebagai ibu rumah
2.5 Anak Usia Dini
Sebagai individu, Anak Usia Dini adalah suatu organisme yang merupakan
suatu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dengan segala struktur dan perangkat
biologis dan psikologisnya sehingga menjadi sosok yang unik.
Sebagai mahluk sosiokultural, ia perlu tumbuh dan berkembang dalam
suatu setting social tempat ia hidup dan perlu diasuh dan di didik sesuai dengan
harapan masyarakatnya. Anak Usia Dini mengalami suatu proses perkembangan
yang mendasar dalam arti bahwa pengalaman perkembangan pada masa usia dini
dapat memberikan pengaruh yang membekas dan berjangka lama sehingga
melandasi proses perkembangan anak selanjutnya.
Menurut Johan Amos Comenius (1592-1671) dalam bukunya “Didactica
magna” menyatakan bahwa perkembangan anak dan pendidikannya dipengaruhi
oleh aspek pengajaran. Tahun-tahun pertama anak usia dini (sejak lahir-6 tahun)
disebut sebagai periode sekolah ibu,karena hampir semua usaha bimbingan
pendidikan (ditambah perawatan dan pemeliharaan) berlangsung ditengah
keluarga. Terutama sekali aktivitas ibu sangat menentukan kelancaran proses
pertumbuhan dan perkembangan anak (Singgih,2000).
2.6 Pendidikan Anak Usia Dini
Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini adalah tercapainya perkembangan
anak yang sehat dan optimal serta dimilikinya kesiapan dan berbagai perangkat
keterampilan hidup yang diperlukan untuk proses perkembangan dan pendidikan
anak selanjutnya. Karena anak merupakan bagian dan sekaligus generasi penerus
masyarakat,maka pertumbuhan dan perkembangan yang diraih oleh anak tentunya
Fungsi-fungsi Pendidikan Anak Usia Dini :
1. Pengembangan sebagai potensi anak.
2. Penanaman nilai-nilai dan norma-norma kehidupan.
3. Pembentukan dan pembiasaan perilaku-perilaku yang diharapkan.
4. Pengembangan pengetahuan dan keterampilan dasar.
5. Pengembangan motivasi dan sikap belajar yang positif.
Berbagai gerakan,kesepakatan dan ketetapan perundangan baik secara
internasional maupun regional telah semakin memuluskan jalan kea rah lebih
diperhatikannya hak-hak anak usia dini,termasuk hak akan pendidikannya.
Bahkan secara yuridis formal,dengan disahkannya Undang-undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Indonesia telah memiliki
pijakan yang lebih kuat untuk melaksanakan Pendidikan Anak Usia Dini
(Depdiknas-UPI,2004)
2.7 Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini
Kondisi Pendidikan Anak Usia Dini yang masih sangat sarat dengan
berbagai permasalahan dan tantangan diatas disebabkan oleh keterbatasan
kapasitas yang kita miliki dan belum maksimalnya pendayagunaan berbagai
potensi yang ada. Misalnya,pada pihak pemerintah telah banyak kebijakan dan
program yang ditetapkan dan program yang berkaitan dengan pelayanan
perkembangan anak usia dini. Namun masih kurang mantap dan terkoordinasi
Usia Dini tidak berdampak maksimal terhadap peningkatan kualitas
perkembangan anak.(Temuan Tim Peneliti PAUD,1998)
Secara kelembagaan,pendidikan anak usia dini diselenggarakan melalui
tiga jalur,yakni jalur pendidikan formal (seperti Taman Kanak-kanak),jalur
pendidikan non formal (seperti Kelompok Bermain dan Tempat
Pengasuhan/penitipan Anak),jalur pendidikan informal (dalam keluarga dan
masyarakat). Namun dari ketiga jalur pendidikan tersebut,penulis lebih
memfokuskan pada jalur pendidikan yang ketiga yaitu jalur informal,dimana
peran Petani Perempuan yang menjadi fokus penelitian ini.
2.8 Defenisi Konsep
2.8.1Defenisi Konsep
Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian. (Singarimbun 1989:33). Konsep sangat diperlukan dalam penelitian
agar dapat menjaga masalah atau menjadi pembatasan masalah dan
menghindarkan timbulnya kesalahan-kesalahan defenisi yang dapat mengaburkan
penelitian.
Yang dimaksud peran petani perempuan dalam pelaksanaan pendidikan anak usia
dini adalah segala kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh petani perempuan
pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh petani perempuan pada kegiatan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif yang akan dilakukan adalah
menganalisa bagaimana peran petani perempuan dalam pelaksanaan pendidikan
anak usia dini.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tanjung bunga, Kecamatan
Pangururan Kab. Samosir. Alasan penulis memilih lokasi ini karena desa Tanjung
Bunga mayoritas perempuan yang bekerja sebagai petani. Selain mengurus rumah
dan anak, mereka juga bekerja disektor pertanian. Kondisi masyarakat desa
tertinggal dan deskripsi geografis wilayah yang lumayan jauh dari kota
Kecamatan,membuat penulis tertarik untuk meneliti,meskipun transportasi ke
Desa Tanjung Bunga ini juga lumayan sulit didapatkan.
3.3 Unit Analisis dan Informan
3.3.1Unit Analisis
Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah Petani
nafkah,juga mengajar dan mendidik anak-anak di lembaga Pendidikan Anak Usia
Dini tepatnya di Desa Tanjung Bunga.
3.3.2Informan
Penelitian ini akan dilakukan pada beberapa petani perempuan yang telah
berumahtangga,dan yang telah memiliki anak.Informan yang akan diteliti dibatasi
hanya pada mereka yang telah tinggal selama 6 tahun atau lebih,dan keluarga
petani perempuan tersebut ikut terlibat dalam pelaksanaan Pendidikan Anak Usia
dini,sehingga peneliti akan dapat terbantu dalam mengetahui dan menganalisa
bagaimana peran petani perempuan tersebut dalam pelaksanaan Pendidikan Anak
Usia Dini.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data akurat dalam penelitian ini, teknik pengumpulan
data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Wawancara (interview)
Wawancara yang dimaksudkan adalah prcakapan yang sifatnya
luwes,terbuka dan tidak baku. Intinya Peneliti akan mengadakan pertemuan secara
langsung dengan informan, dan harapannya informan dapat mengungkapkan
informasi atau data yang diharapkan. Wawancara yang dilakukan adalah Tanya
jawab langsung dengan menggunakan alat bantu kuesioner yang ditujukan kepada
b. Observasi
Data yang akan diharapkan juga akan diperoleh melalui observasi atau
pengamatan secara langsung yang akan dilakukan oleh peneliti. Pengamatan yang
akan dilakukan peneliti adalah mengamati aktivitas petani perempuan dalam
melaksanakan pendidikan anak usia dini,misalnya pada saat informan melakukan
kegiatan belajar mengajar pada anak usia dini tersebut.
c. Dokumentasi
Dokumentasi untuk membantu penelusuran data historis, dapat berupa
foto, artikel, jurnal, buku, dokumen atau catatan lainya yang masih berhubungan
dengan topik penelitian.
3.5 Interpretasi data
Interpretasi data dilakukan dengan metode deskriptif yaitu suatu metode
dimana data yang diperoleh disusun, lalu diinterpretasikan sehingga memberikan
keterangan terhadap permasalahan yang diteliti dan berdasarkan dukungan teori
dalam tinjauan pustaka yang telah ditetapkan sampai pada akhirnya akan disusun
3.6 Jadwal kegiatan
Kegiatan Bulan ke -
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pra survey √
Acc judul √
Penyusunan proposal penelitian √ √
Seminar proposal √
Revisi proposal √
Penelitian ke lapangan √ √
Pengumpulan data dan analisis data √
Bimbingan skripsi √ √
Penulisan laporan √
Pedoman Wawancara I
6. Alamat Rumah/ Tempat Tinggal 7. Nama Dusun
8. Lama Tinggal 9. Jumlah Tanggungan 10.Pendidikan Anak
II Profil Sosial Ekonomi 1. Status Tempat Tinggal
a. Rumah Sendiri b. Mengontrak c. Menumpang d. Lainnya…… 2. Bentuk Bangunan Rumah
a. Rumah Tepas
5. Jenis Lahan Pertanian yang diolah 6. Status lahan pertanian yang diolah
a. Milik sendiri b. Menyewa c. Lainnya…
a. Pendidikan anak
b. Listrik dan air (jikalau ada pengeluaran) c. Sandang pangan
9. Organisasi yang diikuti a. Kepemudaan
b. Kelompok keagamaan c. Koperasi/KUD
d. Serikat tolong menolong (STM)
Pedoman Wawancara II
1. Apakah yang saudara ketahui tentang pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini?
2. Apakah saudara aktif terlibat dalam pelaksanaan kegiatan PAUD tersebut?
3. Menurut saudara bagaimanakah pengaruhnya terhadap perkembangan anak saudara?
4. Bagaimanakah manfaat pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini yang saudara ketahui terhadap lembaga-lembaga yang ada?
5. Bagaimanakah pengaruh Pendidikan Anak Usia Dini terhadap nilai-nilai sosial masyarakat yang ada?
6. Menurut saudara apakah yang menjadi masalah pokok dalam Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini,sementara saudara adalah petani di ladang? 7. Menurut saudara bagaimanakah dampak pelaksanaan Pendidikan Anak
Usia Dini terhadap masalah yang ada?
8. Apakah harapan saudara dari Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini ini? 9. Menurut saudara apakah Pemerintah terlibat juga dalam Pelaksanaan
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Keadaan Umum Desa Namoriam
Desa Namoriam, Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
Provinsi Sumatera Utara yang berpenduduk ± 1.600 jiwa aLan 453 KK
rnempunyai wilayah ± 636 Ha. Keadaan alamnya datar. landai (dataran tinggi)
dengan ketinggian rata-rata ± 60 m diatas permukaan laut yang dipengaruhi 2
(dua) iklim ini dipengaruhi oleh angin laut dari angin pegunungan yang menjadi
salah satu faktor pendukung dalam membentuk kesuburan tanah.
Adapun Desa Namoriam mempunyai batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Durin Simbelang, Durin Tonggal dan Desa Salam
Tani.
Sebelah Timur : Desa Durin Simbelang
Sebelah Selatan : Desa Durin Tonggal
Sebelah Barat : Desa Namorindang kec. Kutalinibaru
Desa Namoriam terdiri dan 5 (lima) Dusun dengan luas wilayah dan
kepala Dusunnya sebagai berikut:
Tabel 2. Dusun, luas wilayah dan Kepala Dusunnya
3 Dusun
Sumber Kantor Kepala Desa Namoriani
Desa Namoriam yang memiliki jarak tempuh ± 4 Km atau memerlukan
waktu ± 15 menit ke Ibu Kota Kecamatan Pancur Batu juga merupakan jalur lintas
propinsi atau jalan lintas pariwisata menuju kawasan wisata Sibolangit dan
Berastagi. Disamping itu Desa Namoriam juga dikenal sebagai Desa penghasil
buah belimbing dan buah jambu batu Taiwan yang banyak dijual sepanjang lintas
propinsi tersebut.
B. Monografi Desa Namoriam 1. Kondisi Geografis
a. Ketinggian Tanah dan Permukaan Laut : ± 60 mdl
b. Topografi (dataran rendah, tinggi, pantai) : Dataran tinggi
c. Sungai : 1 aliran
2. Orbitasi (jarak dari pusat Pemerintahan)
a. Jarak dari Pemerintahan Kecamatan : ± 4 km
b. Jarak dari Pemerintahan Kabupaten : ± 60 km
c. Jarak dari Ibu Kota Propinsi : ± 20 km
a. Daerah Permukiman : ± 26 Ha
b. Daerah Pertanian Sawah : ± 60 km
c. Daerah Perladangan : ± 35 Ha
d. Daerah Perkebunan : ± 150 Ha
e. Daerah Fasilitas Umum Kantor Sekolah,
Mesjid, Gereja, Perkuburan dan lain-lain : ± 2 Ha
4. Kependudukan
Jumlah Penduduk menurut :
a. Jenis Kelamin
1. Laki-laki : 882 orang
2. Perempuan : 907 orang
b. Kepala Keluarga
1. WNI : 418 orang
2. WNA : -
2. Jumlah penduduk menurut Agama
a. Islam : 15 %
b. Kristen Protestaa’Kristen Katholik : 85 %
d. Hindu, Budha : -
3. Jumlah Penduduk Menurut Umur
1.Usia 0 – 1 Tahun : 40 orang
2. Usia 1 – 5 Tahun : 127 orang
3. Usia 6 – 15 Tahun : 440 orang
5. Usia 22 – 59 Tahun : 700 orang
6.Usia > 60 Tahun :145 orang
4. Jumlah Penduduk menurut mata pencaharian
a. Wirausaha : 25 KK
b.Tani : 259 KK
c.Buruh : 93 KK
d. PNS. TNI/ POLRI : 32 KK
e. Pedagang : 54 KK
5. Etnis
a.Jawa : ± 2 %
b.Karo : ± 95 %
c. Batak Toba : ± 1 %
C. Sarana dan Prasarana
C. I. Sarana Peribadatan
a. Jumlah Mesjid : - unit
b. Jumlah Mushola : - unit
c. Jumlah Gereja : 4 unit
d. Jumlah Vihara : - unit
e. Jumlah Pura : - unit
C. 2. Prasarana Kesehatan
1. PUSKESMAS : - unit
2. POLINDES : 2 unit
1. Dokter Uinum : - orang
2. Dokter Gigi : - orang
3. Para Medis : 2 orang
4. Dukun Terlatih : 3 orang
5.Bidan Desa : 1 orang
D. Prasarana Air Bersih
1. Sumur Pompa : - unit
2. Sumur Gali : - unit
3. Jumlah MCK : 1 unit
SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA NAMORIAM
Kepala Desa : Subur Tarigan
Sekretaris Desa : Aman Gurusinga
Bendahara Desa : Ika Pana
Kaur Pemerintahan : Masana Purba
Kaur Pembangunan : Lindung Sembiring
Kaur Umum : Litna Kacaribu
Kepala Dusun I : Arifin Ginting
Kepala Dusun II : Disnis Barns
Kepala Dusun III : Kuat Sembiring
Kepala Dusun IV : Helmon Tarigan
SUSUNAN PENGURUS
TIM PENGGERAK PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (TP.PKK)
DESA NAMORIAM
Ketua : Norma Subur Tangan Br. Sembiring
Wakil Ketua : Juni Br. Gurusinga
Sekretaris : Ros Br. Keliat
Bendahara : Njoreken Br. Sembiring
Ketua Pokja I : Dahliana
Ketua Pokja II : Sabar Menanti
Ketna Pokja III : Setiawan Br. Ginting
Ketua Pokja IV : Sariana Br. Barus
C. Sejarah Berdirinya PAUD di Desa Namoriam
Pendidikan anak usia dini berdiri di Desa Namoriam sejak awal tahun
2007. Hal ini dilatar belakangi oleh kondisi Desa Namoriam dimana sejak Desa
Namoriam berdiri tahun 1942 sampai sekarang tidak memiliki sekolah formal.
Anak anak Desa Namoriam biasanya bersekolah di Pancur Batu yang jaraknya 4
km dan desa. Hal ini dikarenakan oleh di Pancur Batu sebagai ibu kota kecamatan
memiliki sekolah formal untuk SD, SMP dan SMA.
Salah satu faktor yang menyebabkan Desa Namoriam tidak memiliki
berdampingan dengan Desa Durin Simbelang sehingga sarana pendidikannya
yaitu dua unit SD negeri berada di Desa Durin Simbelang yang jaraknya ±3 Km.
Sehingga alternatif lainnya adalah bersckolah di Desa Durin Simbelang selain ke
Pancur Batu.
Karena tidak tersedianya bangunan sekolah formal berdiri di Desa
Namoriam, maka tahun 2007, dan seiring dengan program pemerintah kabupaten
yaitu Konsep Cerdas (Percepatan Rehabilitasi dan Aprestasi Sekolah) dan
program GMPP (Gerakan Masyarakat Peduli Pendidikan) kepada masyarakat,
maka melalui program GMPP tersebut, pemerintah kabupaten melalui kecamatan
memberikan arahan kepada kepala desa untuk membuka pendidikan bagi anak
usia dini. Kepala desa menyampaikan arahan tersebut kepada Ibu PKK Desa
Namoriam agar mendirikan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).
Tanggung jawab yang dipercayakan masyarakat kepada Ibu-Ibu PKK
untuk mendirikan PAUD di desa Namoriam sampai saat ini tetap dipegang
lbu-lbu PKK. Untuk mendirikan PAUD, maka Ibu PKK mempersiapkan perangkat
PAUD terlebih dahulu. Adapun perangkat PAUD yang dipersiapkan Ibu PKK
adalah sebagai berikut:
1. Pengajar
2. Anakusiadini
3. Bahan ajar
4. Alat tulis
5. Tempat pertemuaan
Awal mula PAUD berdiri hanya seperti tempat penitipan anak dengan
kecamatan melakukan pelatihan dari dinas P & K untuk memberikan pelatihan
kepada para pengajar.
Dengan adanya pelatihan tersebut maka ibu-ibu PKK menetapkan
orang-orang yang mengajar di PAUD dan Ibu-Ibu PKK yang membantu pengajar dalam
rnelaksanakan PAUD.
Musyawarab Ibu-Ibu PKK dengan perempuan tani Desa Namoriam
berjalan lama. Hal ini dikarenakan tidak seorang pun yang bersedia menjadi
pengajar tetap di PAUD. Hal ini sangat dimaklumi karena mereka sangat sibuk di
ladang dan mengurus rumah. Karena kesibukan mereka di ladang dan mengurus
rumah serta anak dan suami. Karena kesibukan mereka, maka diambil keputusan
bahwa yang mengajar di PAUD adalah petani perempuan yang belum menikah
yang bisa meluangkan waktu untuk mengajar. Dan hasil musyawarah didapat
sepuluh orang petani perempuan yang belum menikah dan tujuh orang petani
perempuan yang sudah menikah.
Petani perempuan yang belum menikah bekerja sebagai petani, karena
tidak melanjutkan pendidikannya lagi. Mereka bekerja di ladang orang tuanya
sendiri. Pendidikan yang mereka jalani sangat minim, beberapa dari mereka ada
yang tamatan SMP, SMA dan bahkan ada yang putus sekolah. Hal ini juga
didorong oleh cara berpikir masyarakat desa yang masih tradisional yakni bahwa
anak perempuan tidak harus memiliki pendidikan yang tinggi. Dan tujuh orang
petani perempuan yang sudah menikah bersedia meluangkan waktunya untuk
mengajar di PAUD.
Dan hasil musyawarah tersebut juga diperoleh 17 orang sebagai pengajar
pelaksanaan PAUD di Desa Namoriam. Dengan kondisi umum petani perempuan
desa Namoriam yang harus juga bekerja produksi, maka disepakati bahwa PAUD
dilaksanakan hanya selama tiga hari setiap minggunya dengan waktu belajar
selama dua jam per harinya. Hal ini dilakukan agar PAUD dapat dilaksanakan
tanpa mengganggu kegiatan produksi yang dilakukan oleh petani perempuan
tersebut.
Kemudian 17 petani perempuan dilatih oleh Dinas P & K untuk dibenahi
agar petani perempuan tersebut mengetahui materi PAUD apa saja yang akan
mereka sampaikan kepada anak usia dini, dan mereka juga mengetahui cara
menyampaikan materi PAUD kepada anak usia dini.
PAUD yang pada awalnya hanya sebagai tempat penitipan anak dan
tempat bermain anak lambat laun berubah menjadi kelas belajar. Setelah
mendapat pelatihan 17 petani perempuan tersebut membagi tugas mereka dan
membuka PAUD yang tempat pelaksanaanya di Balai Desa Namoriam. Adapun
penyebab dilaksanakannya PAUD di Balai Desa dikarenakan rumah penduduk
desa Namoriam tidak dapat menampung jumlah anak yang belajar di PAUD.
Dan lima dusun yang terdapat di Desa Namoriam, anak-anak usia dini
yang berjumlah 167 orang hanya 30 orang saja yang mengikuti PAUD di Balai
Desa yang terletak di dusun IV. Hal ini disebabkan oleh jarak yang cukup jauh
antara dusun yang satu dengan dusun yang lainnya mengakibatkan orangtua anak
usia dini tidak dapat meluangkan waktunya untuk mengantarkan anaknya ke
D. Kegiatan - Kegiatan PAUD di Desa Namoriam
PAUD yang ada di desa Namoriam yang dilakukan di Balai Desa tersebut
memiliki kegiatan-kegiatan antara lain:
1. Belajar Berhitung
Dengan belajar berhitung ini, petani perempuan memperkenalkan angka-angka
dan mencoba mengajarkan penjumlahan melalui angka terkecil.
2. Belajar Membaca
Petani perempuan mengenalkan kepada anak usia dini huruf-huruf dan
mengarahkan anak usia dini melafalkannya.
3. Belajar menulis
Petani perempuan yang sebagai pengajar di PAUD ini mengenalkan anak usia
dini menggunakan alat tulis dan selanjutnya mencoba menulis huruf dan
gabungan huruf menjadi kata.
4. Belajar Bahasa Inggris
Anak usia dini diarahkan untuk dapat melafalkan angka dan beberapa huruf
dengan Bahasa lnggris. Petani perempuan akan membimbing anak usia dini
agar tertarik mengikuti, karena kegiatan ini selain masih menjadi keanehan
namun sangat penting.
5. Belajar Menggambar
Anak usia dini akan dikenalkan dengan warna yang ada serta mencoba
mengkombinasikannya dengan mencoba mewarnai gambar yang ada.
Selanjutnya anak usia dini akan diarahkan untuk mengekspresikan dirinya
melalui pensil warna dan buku gambar.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan norma-norma yang ada di
masyarakat seperti cara berbicara kepada orang yang lebih tua maupun menyapa
orang lain serta nilai-nilai yang lainnya.
7. Bermain
Kegiatan ini merupakan kegiatan pokok PAUJD, hal ini disebahkan oleh
karena PAUD dilaksanakan sesuai dengan karakteristik dan tingkat
perkembangan anak sehingga proses pendidikannya bersifat tidak terstruktur,
informal, dan peka terhadap perbedaan individual anak, serta melalui aktivitas
langsung dalam suasana bermain.
E. Susunan Penyelenggara PAUD di Desa Namoriam Penanggung Jawab : Bpk Subur Tarigan
Ketua : Norma Br. Sembiring
Sekretaris : Ros Br. Keliat
Bendahara : Njoreken Br. Sembiring
Pengajar Tetap :
- Mastalia Gurki
Pengajar Tidak Tetap
- Tiurma Simamora - Rita Ginting - Ida Sinuhaji - Indang Sembinng - Rosianna Sebayang - Namaken Sembinng - Arihta Ginting - Berliana Ketaren
F. Pembagian Jadwal PAUD di Desa Namoriam
Tabel 3 Roster Kegiatan PAUD di Desa Namoriarn
No Hari Waktu Materi PAUD Petugas
1. Jumat
16.00-16.30 Membaca - Dahliana Gmtng
- Sabar Menanti Sinuhaji
16.30-1730 Bermain
- Ngikut Sembiring - Lena Tangan - Sikap Ginting
17.30-18.00 Menulis - Setiawati Gmting - Serli Barus
2 Sabtu
16.00 – 16.30 Berhitung - Marlina Tarigan - Mastalia Gurki
16.00 – 16.30 Bahasa Inggrsi - Masanna Barus - Lesna Tarigan
16.30 – 17.30 Bermain
- Melisa Saragih - Sariana Karo Sekali - Serli Barus
BAB V ANALISIS DATA
Pada bab ini akan disajikan hasil dari penelitian yang diperoleh peneliti di
lapangan melalui metode-metode pengumpulan data yang telah disebutkan pada
bab terdahulu. Demikian juga halnya permasalahan utama yang hendak dijawab
dalam bab ini adalah permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya yaitu
“Bagaimanakah peran petani perempuan dalam pelaksanaan pendidikan anak usia
dini”.
Dalam mengumpulkan data penelitian, ada beberapa tahapan yang utama
yang dilakukan peneliti. Pertama, penelitian ini diawali dengan pengumpulan data
dan informasi yang dilakukan terhadap petani perempuan. Tujuannya untuk
mengetahui peran yang telah dilakukan petani perempuan dalam pelaksaan
pendidikan anak usia dini.
Kedua. melakukan penelitian dengan menyebarkan kuesioner yang
ditujukan kepada petani perempuan yang tujuannya untuk mengetahui identitas
pelaksanaan pendidikan anak usia dini di Desa Namoriam serta masalah-masalah
apa yang dihadapi responden saat melaksanakan PAUD di Desa Namoriam.
Ketiga, melakukan sejumlah wawancara untuk mengetahui kegiatan dan
pelaksanaan pendidikan anak usia dini di Desa Namoriam. Pertama sekali
wawancara dilakukan terhadap ketua pelaksana pendidikan anak usia dini Desa
Namoriam. Tujuannya adalah untuk mendapatkan referensi tentang berbagai hal
yang dianggap penting menyangkut pelaksanaan pendidikan usia dini di Desa
Namoriam serta kegiatan-kegiatannya selama ini karena ketua pelaksana
pendidikan anak usia dini merupakan pihak yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
Adapun peran yang telah dilakukan petani perempuan dalam pelaksanaan
pendidikan anak usia dini yakni:
a. Memberikan materi pelajaran Berhitung, Membaca, Bahasa lnggris, menulis,
menggambar, tata krama, dan bermain
Pendidikan anak usia dini yang berada di Desa Namoriam kec. Pancur
Batu memberikan pendidikan kepada anak usia dini melalui petani perempuan
yang berjumlah 17 orang. Tenaga pengajar yang memberikan materi pelajaran
kepada anak usia dini disesuaikan dengan materi pelatihan yang telah mereka
dapatkan dan Dinas P & K serta disesuaikan dengan kemampuan petani
perempuan.
Proses pelatihan yang di dapat oleh petani perempuan dilakukan melalui
pendidikan dan pelatihan yang diberikan Dinas P&K serta disesuaikan dengan
perempuan dapat berperan dengan balk dalam pelaksanaan pendidikan anak usia
dini.
Seperti percakapan yang dilakukan peneliti dengan ketua pelaksana
pendidikan anak usia dini mengenai materi pelajaran yang diajarkan di PAUD
Desa Namoriam, Ibu. Norma Br. Sembiring:
“Petani perempuan yang telah dipilih sebagal pengajar tetap di ke!as PA UD ini, dibina dan dilatih terlebih dahulu oleh Dinas P&K agar nantinya petani perempuan dapat menjalankan perannya dengan baik karena, petani perempuan yang mengajar di PAUD tidak memiliki jenjang pendidikan yang tinggi seperti layaknya seorang guru yang tamtlan Perguruan Tinggi bagian Pendidikan”.
Adanya ungkapan dan ketua pelaksana PAUD Desa Namoriam tersebut,
menyatakan bahwa petani perempuan mendapatkan pendidikan dan pelatihan
terlebih dahulu sebelum mereka memberikan materi pelajaran seperti Berhitung.
Membaca, Bahasa Lnggris, menulis, menggarnbar, tata krama, dan bermain
kepada anak usia dini
b. Dalam pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini melalui jalur nonformal
sebagai pengasuh pengganti orang tua anak, pembimbing, serta melatih
dan membelajarkan anak.
Dalam melaksanakan kegiatan PAUD melalui jalur nonformal, petani
perempuan juga berperan sebagai pengasuh anak atau pengganti orang tua anak,
pembimbing anak serta melatih dan membelajarkan anak. Sebagai pengasuh
artinya bahwa petani perempuan menjadi sosok seorang ibu bagi anak sebagai
pembimbing artinya bahwa petani perempuan selalu membimbing anak dalam
belajar dan melatih anak memahami materi pelajaran yang disampaikan petani
perempuan dan mengajari anak tentang pendidikan yang diberikan petani
Seperti petikan percakapan yang dilakukan peneliti kepada salah seorang
pengajar PAUD Desa Namoriam yakni Sikap Ginting:
“Kami sebagai seorang petani dan sebagai pengajar PAUD harus bisa menjadi orang iba bagi anak didik kami. Dengan kota lain, saya harus mengaggap anak itu seperli anak saya sendiri dengan memberikan kasih sayang dan kesabaran dalam memberikan pelajaran dasar kepadanya. Jika kita tidak seperti itu, maka anak akan takut dengan kita. Kita membimbing dan melatih mereka agar menjadi anak yang pintar dan baik serta berguna bagi bangsa dan Negara”.
Melalui pendekatan inilah, maka anak akan merasa senang dan nyaman
untuk mengikuti pelajaran yang ada di kelas PAUD. Jika petani perempuan yang
mengajar di kelas PAUD tidak dapat memahami anak. maka anak tidak mau di
didik atau dibina dan kemungkinan besar anak akan menangis an takut untuk
belajar.
Dalam melakukan penelitian. peneliti menyebarkan kuesioner guna
mengetahui identitas responden, kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan dalam
kelas PAUD:
A. Identitas Responden
Tabel 4. Status Responden
Keterangan Frekuensi Persen
Menikah 4 23,5
Belum Menikah 13 76,5
Jumlah 17 100
Sumber : Hasil penelitian 2008
Dan tabel diatas, dapat dilihat gambaran mengenai identitas responden
yaitu responden yang ada di Desa Namoriam. Dari 17 orang responden yang
mengisi kuesioner penelitian ini terdiri dari 4 orang (23.5%) adalah petani
perempuan yang sudah menikah dan 13 orang (76.5%) adalah petani perempuan
Dan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang belum menikah
memiliki frekuensi yang lebih banyak dibandingkan responden yang sudah
menikah. Hal ini dikarenakan responden yang belum menikah adalah petani
perempuan yang bekerja di ladang orang tuanya dan tidak melanjutkan
pendidikannya sehingga mereka dapat meluangkan waktunya untuk mengajar.
Tabel 5. Usia responden
Keterangan Frekuensi Persen
20-25 12 70,6
26-30 3 17,6
31-35 2 11,8
Jumlah 17 100%
Sumbcr penelitian 2008
tahun secara keseluruhan berjumlah 12 orang (706 %). Usia responden berkisar
26- 30 tahun sebanyak 3 orang (17,6%) dan kelompok usia 31-35 tahun sebanyak
2 orang (11,8%). Dari data tabel diatas dapat dilihat usia responden yang lebih
banyak berkisar 20-25 tahun. Hal ini dikarenakan responden yang termasuk
kelompok tersebut adalah responden yang lebih mampu menyesuaikan diri dengan
sifat anak-anak yang belajar di kelas PAUD.
Pada label berikut ini peneliti akan memberikan gambaran mengenai
pendidikan responden.
Tabel 6. Pendidikan responden.
Tingkat Pendidikan Frekuensi Persen
Tamatan SMP 1 5,8
Tamatan SMA 13 16,6
TidakTamatSMA 2 11,8
Jumlah 17 100%
Sumber: Penelitian 2008
Latar belakang pendidikan dan 17 orang responden yang ada di desa
Nanionam merupakan responden yang berlatar belakang tamatan SMP sebanyak 1
orang (5,8%) sedangkan tidak tamat SMP sebanyak 1 orang (5,8%). Responden
yang tamatan SMA sebanyak 13 orang (76,6%) dan tidak tamat SMA sebanyak 2
orang (11,8%). Dari tabel diatas menjelaskan bahwa pendidikan perempuan paling
tinggi di Desa tersebut adalah tamatan SMA dan yang mampu memberikan waktu
luang untuk mengajar di kelas PAUD.
B. Pendidikan Anak Usia Dini di Desa Namorim
Dalam mempersiapkan anak-anak usia dini ke jenjang Sekolah Dasar,
maka petani perempuan Desa Namoriam bersatu dan mendirikan sekolah lapang
tanpa biaya bagi anak-anak usia dini yaitu 0-6 tahun yang sering disebut
PA UD.
Adapun anak usia anak dini yang belajar di PAUD Desa Namoriam
berjumlah 30 orang. Untuk mencapai kriteria anak yang pantas duduk di bangku
Sekolah Dasar maka petani perempuan niemberikan pendidikan antara lain :
Membaca, Menulis, Berhitung, Menggambar, Bahasa Inggris, Bermain, dan Tata
krama.
Berikut ini adalah tabel responden yang mengajar membaca di Pendidikan
Anak Usia Dini di Desa Namoriam
Tabel 7. responden yang mengajar membaca
YA 2 11,8
Tidak 15 88,2
Jumlah 17 100
Sumber : Penelitian 2008
Tabel 7 diatas menunjukkan jumlah responden yang mengajar membaca
sebanyak 2 orang (11,8%) dalam pelajaran, hal ini dikarenakan tugas mereka
untuk menguasai materi membaca tersebut. Cara mengajar yang dilakukan
responden kepada anak-anak sangat bervariasi. Variasi yang dilakukan responden
dalam mengajar anak-anak membaca berfungsi agar anak-anak tersebut tidak
bosan dalam merigikuti pelajaran dan tidak mudah jenuh.
Dengan adanya gambar-gambar, anak-anak dapat lebih cepat mengingat
dan lebih mudah menangkap pelajaran. Misalnya gambar seekor kerbau
ditunjukkan kepada anak-anak. Dan gambar kerbau tersebut, anak-anak akan
serentak menyebutkan bahwa gambar hewan yang ada di depan adalah seckor
kerbau.
Responden akan mengeja tulisan “kerbau” dan anak-anak akan serentak membaca
huruf yang membangun kata kerbau satu persatu. Pelajaran yang mendasar adalah
pengenalan huruf dan membaca huruf.
Berikut ini adalah tabel responden yang mengajar menulis di Pendidikan
Anak Usia Dini di Desa Namoriam.
Tabel 8. Responden yang mengajar menulis
Mengajar Menulis Frekuensi Persen
Ya 2 11,8
Tidak 15 88,2
Jumlah 17 100%
Sumber: Hasil penelitian 2001
Dari data tabel diatas dapat penulis gambarkan bahwa responden yang
menulis di papan tulis bacaan yang akan dieja dan responden yang lainnya berada
diantara anak-anak untuk mengarahkan mereka agar fokus dan tidak membuat
keributan.
Berikut ini adalah tabel responden yang mengajar berhitung di Pendidikan
Anak Usia Dini di Desa Namoriam.
Tabel 9. Responden yang mengajar berhitung
Mengajar Berhitung Frekuensi Persen
Ya 2 11,8
Tidak 15 88,2
Jumlah 17 100%
Sumber: Hasil penelitian 2001
Dalam memberikan pelajaran jenis ini dilakukan oleh 2 orang (11,8%).
Adapun tujuan pelajaran berhilung ini ditujukan untuk melihat kemampuan dan
kecepatan anak dalam berhitung dan melatih daya tangkap anak. Biasanya
responden menyampaikan pelajaran berhitung dengan memperkenalkan
angka-angka kepada anak dan penjumlahan yang ringan seperti 1+1 = 2; 2+2 = 4, dan
seterusnya.
Responden selalu melatih anak-anak untuk menjumlahkan angka-angka
dengan alat bantu jan tangan atau lidi yang telah disediakan responden. Dengan
cara deinikian. anak-anak akan cepat menangkap pelajaran dan mcngingatnya.
Berikut ini adalah tabel responden yang mengajar menggambar di
Pendidikan Anak Usia Dini di Desa Namoriam.
Tabel 10. Responden yang mengajar menggambar
Mengajar Menggambar Frekuensi Persen
Ya 2 11,8
Jumlah 17 100% Sumber: Hasil penelitian 2008
Dari data diatas menunjukkan bahwa yang melakukan kegiatan mengajar
menggambar 2 orang (11,8%), sedangkan yang tidak ikut serta dalam kegiatan ini
sebanyak 15 orang (88,2%).
Responden yang melakukan kegiatan ini dipilih karena mereka lebih
mengerti mengajari anak-anak dalam menggambar dan memilih warna ataupun
memadukan warna pada gambar yang ada. Biasanya responden melatih anak anak
menggambar pola yang ringan tidak berat. Dalam pelajaran ini, biasanya gambar
telah tersedia dan anak-anak tinggal mewarnainya saja. Terkadang, anak-anak
juga diajarkan untuk menginspirasikan gambar yang ada di benak mereka sendiri
ke dalam kertas dan mewarnainya sendiri dengan sesuka hati mereka.
Berikut ini adalah tabel responden yang mengajar Bahasa Inggris di
Pendidikan Anak Usia Dini di Desa Namoriam.
Tabe 11 Responden yang memberikan pelajaran bahasa inggris
Mengajara Bahasa Ingris
Frekuensi Persen
Ya 2 11,8
Tidak 15 88,2
Jumlah 17 100
Sumber : hasil Penelitian 2008
Tabel 11 menerangkan jumlah responden yang mengajar Bahasa lnggris.
Dan 17 orang yang mengajarkan pelajaran Bahasa Inggris sebanyak 2 orang
(11,8%) sementara itu yang tidak ikut serta dalam kegiatan tersebut adalah 15
Responden yang mengajar Bahasa Inggris ini dipilih karena mereka
mampu dalam pealajaran tersebut. Responden yang mengajar pelajaran ini adalah
tamatan SMA.
Pelajaran Bahasa Inggris yang diajarkan responden kepada anak-anak
adalah pelajaran Bahasa Inggris dasar. Adapun pelajaran yang mereka ajarkan
seperti membaca huruf A sampai Z dan membaca angka 1 sampai 10 dengan
menggunakan Bahasa Inggris. Untuk mempermudah anak-anak mengingat
pelajaran tersebut, biasanya responden mencari cara cepat dan melatih anak-anak
cara cepat tersebut. Salah satu cara cepat yang biasa digunakan responden adalah
dengan menjadikan huruf-huruf tersebut menjadi syair lagu dan dinyanyikan
dengan Bahasa Inggris. Dengan melagukan huruf-huruf tersebut dalam Bahasa
Inggris, anak-anak akan semakin cepat mengingatnya.. Responden sangat senang
dengan belajar seperti metode cara cepat tersebut, karena dimanapun anak-anak
itu berada mereka bisa memperagakan ataupun mempraktekkan lagu tersebut. Jadi
anak-anak tersebut bernyanyi sambil menghapal.
Berikut ini adalah tabel responden yang melatih bermain di Pendidikan
Anak Usia Dini di Desa Namoriam
Tabel 12. Responden yang melatih bermain
Melatih Bermain Frekuensi Persen
Ya 1 9 52,9
Tidak 1 8 47,1
Jumlah 17 100%
Sumber: Hasil penelitian 2008
Tabel diatas menunjukkan dalam melatih anak-anak bennain ada 9 orang
(52,9%) dan yang tidak ikut dalam kegiatan ini sebanyak 8 orang (47,1%). Dalam
mendapat frekuensi tiga kaii dalam seininggu. Bermain dilaksanakan
dipertengahan pelajaran yang wajib. Misalnya: jumat pelajaran Membaca,
Bermain dan Menulis. Setiap hazi bermain berada di sela pelajaran yang wajib,
agar anak tidak jenuh dalam belajar.
Bagi respoden, bermain termasuk salah satu bagian dan pelajaran.
Disamping untuk mengurangi kejenuhan anak terhadap pelajaran yang terlalu
formal dan membosankan, bermain membantu anak untuk mudah mengingat
pelajarannya. Belajar sambil bermain, itulah yang diterapkan responden.
Responden mengajarkan cara bermain yang baik kepada anak-anak. Misalnya
tidak bermain tanah karena dapat menimbulkan perut cacingan, dalam bermain
tidak boleh curang atau tidak adil, bermain tidak boleh dengan kekerasan.
Anak-anak juga biasanya bermain dengan bernyanyi sambil memperagakan
gerakan-gerakan pendukung lagu. Misalnya lagu dua mata saya, hidung saya satu,
sath mulut saya tidak berhenti makan”. Dalam menyanyikan lagu tersebut
anak-anak menunjuk organ tubuh yang ada tertulis dalam lirik lagu.
Berikut ini adalah tabel responden yang memberikan pelajaran tata krama
di Pendidikan Anak Usia Dini di Desa Namoriam.
Tabel 13. Responden yang memberikan pelajaran tata krama
Pelajaran tata krama Frekuensi Persen
Ya 2 11,8
Tidak 15 88,2
Jumlah 17 100
Sumber : Hasil Penelitian 2008
Dan tabel diatas dapat digambarkan bahwa 2 orang (11.8%) mengajarkan
pelajaran tata krama. Tata krama termasuk dalam pelajaran anak-anak sejak usia
dan adat istiadat, orang tua anak-anak tersebut tidak meiniliki waktu luang untuk
mengajarkan anak mereka karena orang tua selalu sibuk di ladang selama satu
harian lebih. Dengan kondisi yang sangat sibuk diladang tersebut, orang tua selalu
membiarkan anak-anak mereka bersama teman-temannya atau kakak atau
abangnya bermain-main di sekitar lingkungan mereka.
Melihat kondisi tersebut, PAUD mengajarkan anak-anak sejak usia dini
bagaimana cara berbicara yang sopan, cara makan yang sopan, cara memanggil
sebutan untuk seseorang yang lebih muda atau yang lebih tua dan mereka. tidak
berbicara kotor tapi sopan. Harapan responden dengan adanya pelajaran tata
krama ini. anak-anak tumbuh dengan baik dan mudah-mudahan sampai sekolah
nantinya mereka tetap tumbuh menjadi anak yang baik dan sopan.
Dalam melaksanakan Pendidikan Anak Usia Dini dan dalam mencapai
hash yang memuaskan dalam menyampaikan bahan ajaran kepada anak-anak usia
dini, responden memerlukan peralatan yang dapat mendukung PAUD dan agar
proses PAUD dapat berjalan dengan lancar. Karena itu. Para pengajar PAUD
bekerja sama dengan warga desa Namoriam untuk melengkapi peralatan tersebut.
Berikut ini adalah tabel Jenis Peralatan yang dihutuhkan responden untuk
memberikan pendidikan bagi anak usia dini di PAUD di Desa Namoriam.
Tabel 14 . Jenis Peralatan yang dibutuhkan untuk memberikan pendidikan bagi
anak usia dini.