• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Program Radio Dan Minat Dengar (Studi Korelasional Pengaruh Acara O Tano Batak di RadioTeladan FM terhadap Minat Dengar Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sei Sikambing D Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Program Radio Dan Minat Dengar (Studi Korelasional Pengaruh Acara O Tano Batak di RadioTeladan FM terhadap Minat Dengar Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sei Sikambing D Kota Medan)"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PROGRAM RADIO DAN MINAT DENGAR

(Studi Korelasional Pengaruh Acara O Tano Batak di RadioTeladan FM terhadap Minat Dengar Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sei Sikambing D

Kota Medan)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu

Komunikasi

DISUSUN OLEH: RIO PARDAMEAN

070904108

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Rio Pardamean

NIM : 070904108 Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : PENGARUH PROGRAM ACARA RADIO DAN

MINAT DENGAR

(Studi Korelasional Pengaruh Acara O Tano Batak di Radio Teladan FM Terhadap Minat Dengar Ibu-Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sei Sikambing D Medan)

Medan, Desember 2011

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Dra. Lusiana Andriani Lubis, MA, Ph.D Dra. Fatma Wardy Lubis, MA NIP: 196704051990032002 NIP: 196208281987012001

Dekan

(3)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Pengaruh Program Acara Radio dan Minat Dengar (Studi Korelasional Pengaruh Acara O Tano Batak di Radio Teladan Fm Terhadap Minat Dengar di Kalangan Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sei Sikambing D Kota Medan yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh program O Tano Batak di radio Teladan FM terhadap minat dengar ibu rumah tangga di Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan Medan Petisah.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response), dimana Stimulusnya adalah program acara O Tano Batak di Radio Teladan FM Medan, Organismnya adalah Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan Medan Petisah, dan Responsenya adalah minat dengar Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sei Sikambing D Kecamata Medan Petisah.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang mencari hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis table tunggal dan uji hipotesis dengan melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah accidental sampling, yaitu memilih siapa saja yang kebetulan dijumpai untuk dijadikan sampel.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, dan berkat semangat dan bimbingan dari Tuhan Yesus

yang telah membuat saya dapat menjadi mahasiswa yang lebih baik lagi dalam

iman dan pendidikan saya.

Penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Program Acara Radio dan

Minat Dengar Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan

Medan Petisah” ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan yang

harus dilengkapi dalam memperoleh gelas sarjana sosial pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sumatera Utara. Dalam menyelesaikan

skripsi ini, penulis tidak mengerjakannya dengan begitu saja, melainkan

merupakan hasil pelajaran yang penulis terima selama mengikuti perkuliahan di

Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di

Universitas Sumatera Utara.

Terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu

penulis sejak awal hingga akhir penyusunan skripsi ini. Secara khusus,

terimakasih kepada kedua orangtua dan keluarga penulis, Ayahanda Hotmada

Purba, Ibunda Esther C. Siambaton serta abang Ryanaldi Purba dan kakak

Kartarina Purba yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis, baik

moril maupun materil yang tak terhingga nilainya, sehingga penulis dapat

menjalani dan menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri dengan hasil

(5)

Dengan segala kerendahan hati, tidak lupa pula penulis mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Badaruddin, M.Siselaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dra. Fatmawardi Lubis, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu

Komunikasi serta Ibu Dra. Dayana, M.Si selaku Sekretaris Departemen

pada periode 2011-2016, atas segala bantuan yang berguna dan bermanfaat

bagi penulis.

3. Ibu Dra. Lusiana Andriani Lubis, M.A., Ph.D selaku Dosen Pembimbing

yang telah banyak memberikan masukan, arahan, dan bimbingan dalam

pengerjaan skripsi ini dan sekaligus selaku Dosen Wali selama mengikuti

perkuliahan dari awal hingga akhir perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Buat staf laboratorium dan Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU,

Kak Hanim, Kak Puan, Kak Maya, Kak Icut, dan Kak Ros yang telah

membantu segala sesuatu yang berkaitan dengan jalannya pendidikan

penulis.

5. Seluruh dosen dan staf pengajar Departemen Ilmu Komunikasi pada

khususnya dan FISIP USU pada umumnya, yang telah mendidik,

membimbing, dan membantu penulis selama masa perkuliahan.

6. Bapak Bachtiar selaku Sekertaris Kelurahan Sei Sikambing D yang

meluangkan waktu untuk membantu memberikan data-data yang

dibutuhkan oleh peneliti sebagai bentuk kerjasama dan dukungan kepada

(6)

7. Kepada semua sahabat-sahabat penulis, Bertha Meka (yang selalu

memberi perhatian dan dukungan), Harold dan Grace (yang selalu

mendukung dan mengerti), Ema, Nenes, Voni, Venta, Rocky, Romi,

Fazario dan segenap mahasiswa Komunikasi Stambuk 2007.

8. Sahabat penulis yang jauh, Illah, Rudi, Sendy, Toni, Hendra yang selalu

memberi semangat dalam menempuh pendidikan kepada penulis.

9. Dan kepada semuanya yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian

pendidikan dan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan disini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum mencapai titik

kesempurnaannya karena adanya kekurangan atau apapun. Penulis

mengaharapkan kepada para pembaca untuk dapat memberikan kritikan dan saran

yang dapat mendukung kesempurnaan skripsi ini sehingga penulis dan para

pembaca dapat menjadikan skripsi ini sebuah pengetahuan yang dapat dipahami

oleh banyak pihak.

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI... i

KATA PENGANTAR……… ii

DAFTAR ISI……….. v

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... xii

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah... 1

I.2. Perumusan Masalah... 4

I.3. Pembatasan Masalah... 5

I.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian... 5

I.5. Kerangka Teori... 6

I.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa... 7

I.5.2. Komunikasi Antar Budaya... 8

I.5.3. Radio... 9

I.5.4. Efek Komunikasi Massa... 16

1.5.5. Minat... 17

I.5.6. Teori S-O-R... 17

I.6. Kerangka Konsep... 20

I.7. Model Teoritis... 21

I.8. Operasional Variabel... 21

I.9. Defenisi Operasional... 22

I.10. Hipotesis... 25

BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Komunikasi dan Komunikas Massa... 26

II.1.1. Komunikasi... 26

II.1.1.1. Proses Komunikasi... 27

(8)

II.2.3. Fungsi Komunikasi Massa... 35

II.3. Komunikasi Antar Budaya... 36

II.3.1. Dimensi-dimensi Komunikasi Antar Budaya... 37

II.3.2. Budaya Batak... 39

II.3.3. Nilai Budaya Batak... 40

II.4. Radio... 41

II.4.1. Radio Siaran di Indonesia... 43

II.4.2. Radio Sebagai Media Massa... 44

II.4.3. Acara Siaran Radio... 47

II.5. Efek Komunikasi Massa... 49

II.6. Minat... 50

II.7. Teori S-O-R... 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Metode Penelitian... 56

III.2. Deskripsi Lokasi Penelitian... 56

III.3. Populasi dan Sampel... 58

III.3.1. Populasi... 58

III.3.2. Sampel... 59

III.4. Tekhnik Penarikan Sampel... 60

III.5. Tekhnik Pengumpulan Data... 61

III.6. Tekhnik Analisis Data... 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Proses Pengumpulan Data... 65

IV.2. Proses Pengolahan Data... 66

IV.3. Analisa Deskriptif... 66

IV.3.1. Karateristik Responden... 67

IV.3.2. Radio... 70

IV.3.3. Minat... 80

IV.3.4. Budaya Batak... 87

(9)

IV.6. Uji Hipotesis... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan... 99

V.2. Saran... 99

DAFTAR PUSTAKA... 101

LAMPIRAN... 103 1. Lembar Catatan Bimbingan Skripsi

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel I.1. Operasional Variabel Penelitian... 22

Tabel III.1. Populasi berdasarkan Pekerjaan... 57

Tabel III.2. Populasi Ibu Rumah Tangga... 59

Tabel 4.1. Usia... 67

Tabel 4.2. Suku Bangsa... 68

Tabel 4.3. Pendidikan... 69

Tabel 4.4. Intensitas Mendengar Radio... 70

Tabel 4.5. Daya Tarik Radio... 71

Tabel 4.6. Kualitas Radio... 71

Tabel 4.7. Interaksi Radio kepada Masyarakat... 72

Tabel 4.8. Penggunaan Media lain selain Radio... 73

Tabel 4.9. Pesan yang disampaikan oleh Radio... 74

Tabel 4.10. Kefaktualan Pesan Radio... 75

Tabel 4.11. Kebutuhan Informasi dari Radio... 76

Tabel 4.12. Pernahnya Responden Mendengar Radio ... 77

Tabel 4.13. Pernahnya Responden Mendengar acara O Tano Batak... 78

Tabel 4.14. Partisipasi Responden ... 79

Tabel 4.15. Informasi Radio yang Menghibur... 80

Tabel 4.16. Ketertarikan Mendengar Radio... 80

Tabel 4.17. Ketertarikan Mencari Informasi dari Radio... 81

Tabel 4.18. Ketertarikan Mendengar Radio Teladan FM... 82

(11)

Tabel 4.21. Ketertarikan Mendengar acara O Tano Batak... 84

Tabel 4.22. Bentuk Informasi di Acara O Tano Batak... 85

Tabel 4.23. Ketertarikan Responden Mendengar acara lain... 86

Tabel 4.24. Mendengar Radio Batak dari Radio... 87

Tabel 4.25. Informasi Budaya Batak dari acara O Tano Batak... 88

Tabel 4.26. Belajar Budaya Batak... 89

Tabel 4.27. Tabel Silang 1... 90

Tabel 4.28. Korelasi 1... 91

Tabel 4.29. Tabel Silang 2... 93

Tabel 4.30. Korelasi 2... 95

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1. Model S-O-R Penelitian... 18

(13)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Pengaruh Program Acara Radio dan Minat Dengar (Studi Korelasional Pengaruh Acara O Tano Batak di Radio Teladan Fm Terhadap Minat Dengar di Kalangan Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sei Sikambing D Kota Medan yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh program O Tano Batak di radio Teladan FM terhadap minat dengar ibu rumah tangga di Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan Medan Petisah.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response), dimana Stimulusnya adalah program acara O Tano Batak di Radio Teladan FM Medan, Organismnya adalah Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan Medan Petisah, dan Responsenya adalah minat dengar Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sei Sikambing D Kecamata Medan Petisah.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang mencari hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis table tunggal dan uji hipotesis dengan melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah accidental sampling, yaitu memilih siapa saja yang kebetulan dijumpai untuk dijadikan sampel.

(14)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang

Perkembangan media komunikasi modern dewasa ini telah memungkinkan

orang di seluruh dunia untuk saling berkomunikasi. Hal ini dimungkinkan karena

adanya berbagai media (channel) yang dapat digunakan sebagai sarana

penyampaian pesan. Media penyiaran, yaitu radio merupakan salah satu bentuk

media massa yang efisien dalam mencapai audiensinya dalam jumlah yang sangat

banyak. Karenanya media penyiaran memegang peranan yang sangat penting

dalam ilmu komunikasi pada umumnya dan khususnya ilmu komunikasi massa.

Radio merupakan media elektronik tertua dan sangat luwes. Peran media massa

semakin besar dan mulai menunjukkan kekuatannya dalam mempengaruhi

masyarakat.

Sebagai salah satu media elektronik, radio mempunyai sifat-sifat khas

yang dapat dijadikan sebagai kekuatan yang dimilikinya dalam menyampaikan

pesan atau informasi kepada masyaraka. Salah satu sifat khas radio yaitu bersifat

langsung, dimana pendengar dapat mendengarkan informasi secara langsung pada

saat peristiwa terjadi. Banyaknya pesawat radio yang berukuran kecil dengan

kemampuan daya tangkap yang tinggi, serta harganya yang relatif murah, orang

dengan mudah dapat membawanya kemana, dimana dan kapan saja.

Radio sebagai media massa terus mengalami perkembangan yang sangat

pesat. Sejak dari zaman Belanda, zaman Jepang, zaman Kemerdekaan dan zaman

orde baru. Radio memiliki daya tarik yang kuat. Daya tarik ini ialah disebabkan

(15)

memberikan hiburan, penerangan dan pendidikan. Tulang punggung radio siaran

adalah musik. Orang mendengarkan radio terutama untuk mendengarkan musik,

karena musik merupakan hiburan.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 32 tahun 2002 tentang

penyiaran, (Pasal 1) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan penyiaran radio

adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi

dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan

berkesinambungan. Lembaga penyiaran adalah penyelanggara penyiaran, baik

lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran

komunitas maupun lembaga penyiaran berlangganan yang dalam melaksanakan

tugas, fungsi dan tanggung jawabnya berpedoman pada peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Lembaga penyiaran dalam melaksanakan fungsi

penyiaran diatur oleh Undang-Undang No 32 tahun 2002 bahwa lembaga

penyiaran merupakan media komunikasi massa yang mempunyai peran penting

dalam kehidupan sosial, budaya, politik, dan ekonomi, memiliki kebebasan dan

tanggung jawab dalam menjalankan fungsinya sebagai media informasi,

pendidikan, hiburan, serta kontrol dan perekat sosial (Sembiring, 2008:5).

Dalam pasal 5, Undang-Undang No 32 tahun 2002, disebutkan bahwa

penyiaran diarahkan untuk : (a) menjunjung tinggi pelaksanaan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, (b) menjaga dan

meningkatkan moralitas dan nilai-nilai agama serta jati diri bangsa, (c)

meningkatkan kualitas sumber daya manusia, (d) menjaga dan mempereat

persatuan dan kesatuan bangsa, (e) meningkatkan kesadaran ketaatan hukum dan

(16)

lingkungan hidup, (g) mencegah monopoli kepemilikan dan mendukung

persaingan yang sehat di bidang penyiaran, (h) mendorong peningkatan

kemampuan perekonomian rakyat, mewujudkan pemerataab, memperkuat daya

saing bangsa dalm era globalisasi, (i) memberikan informasi yang benar,

seimbang dan bertanggung jawab, (j) memajukan kebudayaan nasional

(Sembiring, 2008:5).

Dengan adanya Undang-Undang No 32 tahun 2002 tersebut berdampak

terhadap tumbuh suburnya radio penyiaran di Indonesia, khususnya di Kota

Medan. Di Medan terdapat beberapa stasiun radio dengan berbagai macam

program acara, baik itu program musik, lagu-lagu yang sedang hits, berita lokal

maupun mancanegara dan life style. Salah satu radio di kota Medan yang memiliki

program acara yang cukup bervariasi adalah Teladan FM yang mengkhususkan

program siaran radio bagi yang suka terhadap lagu-lagu daerah yaitu lagu batak.

Radio Teladan adalah suatu radio yang sudah cukup lama eksis di Kota

Medan. Radio ini menawarkan banyak jenis acara sehingga acara yang

ditampilkan tidak terkesan monoton. Khalayak dari radio ini rata-rata adalah

orang-orang tua. Hal ini disebabkan karena radio ini banyak menampilkan

acara-acara seperti penayangan lagu nostalgia, lagu rohani, lagu batak. Dam di sini saya

ingin meneliti tentang acara yang ditampilkan di radio Teladan yaitu acara O Tano

Batak. Acara ini khusus menampilkan lagu-lagu batak lama dan baru sehingga

para pendengar dimanjakan dengan adanya lagu-lagu yang bisa mengingatkan

mereka tentang kampung halamanya di tanah batak. Acara ini tayang setiap hari

dan tayang dua kali sehari yaitu pada jam 11 siang sampai jam 2 siang kemudian

(17)

request lagu dan telepon para fans sehingga acara terkesan lebih hidup. Disamping

itu juga para pembawa juga menguasai tentang budaya dan lagu-lagu batak,

pembawa acara acara O Tano Batak yaitu Robert Sitompul dan juga Rudolf

Tobing.

Acara O Tano Batak ini dapat didengar oleh semua orang dari segala suku.

Acara O Tano Batak ini dapat memperkaya informasi budaya Batak bagi suku

batak umumnya, dan untuk semua suku khususnya. Dalam penelitian yang

menjadi objek penelitian saya adalah kalangan ibu rumah tangga di perumahan

Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan Medan Petisah karena di kelurahan Sei

Sikambing D terdapat berbagai macam suku. Hal ini memudahkan peneliti untuk

mendapat sampel dari berbagai suku untuk meneliti acara O Tano Batak ini.

Karena uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti “Bagaimana

pengaruh acara O Tano Batak di Radio Teladan FM terhadap minat mendengar

ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan Medan Petisah.”

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti

“Bagaimanakah Pengaruh Acara O Tano Batak di Radio Teladan FM Terhadap

Minat Mendengar di Kalangan Ibu-ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sei

Sikambing D Kecamatan Medan Petisah?”

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat

mengaburkan peneltian maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti.

(18)

a. Penelitian ini terbatas pada program O Tano Batak di Radio Teladan

FM.

b. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh program O Tano

Batak terhadap Minat Mendengar di kalangan Ibu-ibu rumah tangga di

Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan Medan Petisah.

c. Objek penelitian adalah Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sei

Sikambing D Kecamatan Medan Petisah

d. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Maret 2011

1.4. Tujuan dan manfaat penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk menganalisis pengaruh program O Tano Batak di radio Teladan

FM terhadap minat dengar ibu rumah tangga di Kelurahan Sei

Sikambing D Kecamatan Medan Petisah

1.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Secara akademik, penelitian ini disumbangkan kepada FISIP USU,

khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya

khasanah penelitian dan sumber bacaan khususnya dalam bidang

broadcating yang dapat menambah pemahaman mengenai saluran

media massa, khususnya radio..

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

(19)

1.5. Kerangka Teori

Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena

sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori ini adalah

himpunan konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang mengemukakan

pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel

untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.

Dalam penelitian ilmiah, teori berperan sebagai landasan berpikir untuk

mendukung pemecahan permasalahan dengan jelas dan sistematis. Hal ini sesuai

dengan pengertian teori itu sendiri, yaitu serangakaian asumsi, konsep, konstruk,

definisi dan proporsi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis

dengan cara merumuskan hubungan antara konsep (Singarimbun, 2006:37).

Dalam peneltian ini, teori-teori yang dianggap relevan diantaranya adalah :

Komunikasi dan Komunikasi Massa, Komunikasi Antar Budaya, Radio, Teori

S-O-R, Efek Komunikasi Massa, Minat,)

I.5.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa

Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message),

orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator),

sedangkan orang yang menerima pernyataan disebut komunikan (communicate).

Oleh karena itu komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator

kepada komunikan. Jika dianalisis pesan komunikasi terdiri dari dua aspek,

pertama isi pesan (the content of the message), kedua lambang (symbol).

Konkretnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan, lambang adalah bahasa

(20)

Dalam komunikasi ada tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap

komunikasi, yaitu sumber informasi (receiver), saluran (media), dan penerima

informasi (audience). Sumber informasi adalah seseorang atau institusi yang

memiliki bahan informasi (pemberitaan) untuk disebarkan kepada masyarakat

luas. Saluran adalah media yang digunakan untuk kegiatan pemberitaan oleh

sumber berita, berupa media interpersonal yang digunakan secara tatap muka

maupun media massa yang digunakan untuk khalayak umum. Sedangkan

audience adalah per orang atau kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran

informasi atau yang menerima informasi (Bungin, 2006:57-58).

Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang

menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik

(radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan

yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat,

anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat,

serentak dan selintas khususnya media elektronik (Mulyana, 2000:75).

Komunikasi massa memiliki ciri yaitu melibatkan banyak komunikator,

berlangsung melalui sistem bermedia dengan jarak fisik yang rendah (artinya

jauh), memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran indrawi (penglihatan,

pendengaran), dan biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera (Mulyana,

2000:71).

I.5.2. Komunikasi Antar Budaya

E.B Taylor, Bapak Antropologi budaya, mendefinisikan budaya sebagai

“keseluruhan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-

(21)

tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa budaya merupakan kepercayaan, nilai,

sikap, dan hal-hal lain yang tumbuh dari generasi ke generasi.

Kategori Budaya

Kita dapat menggolongkan budaya kedalam dua kategori, yaitu :

1. Budaya Konteks Tinggi

Negara dengan budaya konteks tinggi lebih cenderung memiliki tingkat

basa- basi yang tinggi. Mereka tidak menyukai berbicara secara langsung dan

lebih cenderung menyukai komunikasi nonverbal daripada komunikasi verbal.

Negara dengan budaya konteks tinggi juga tidak memiliki pemisahan antara

urusan pribadi dan pekerjaan. Contoh negara dengan budaya konteks tinggi adalah

Jepang, Arab, Amerika Latin , dan Indonesia.

2. Budaya Konteks Rendah

Negara dengan budaya konteks rendah lebih menyukai pembicaraan secara

langsung pada pokok pembicaraan dan tidak suka basa-basi. Contoh negara

dengan budaya konteks rendah adalah Jerman, Kanada, dan USA.

Dari segi waktu, budaya dapat di golongkan menjadi dua kategori, yaitu :

1. Budaya Monokronik

Budaya monokronik menekankan waktu sebagai sumber daya. Bagi negara

dengan budaya monokronik, waktu tidak mungkin dapat diraih kembali sehingga

mereka sangat menghargai waktu. Contoh negara dengan budaya monokronik

(22)

2. Budaya Polikronik

Budaya polikronik menekankan kepada hubungan kekerabatan dan tidak

terlalu menekankan kepada waktu. Contoh negara dengan budaya polikronik

adalah Indonesia.

I.5.3. Radio

Radio adalah media elektronik yang bersifat khas sebagai media audio

(Riswandi, 2009:2). Radio siaran adalah suatu media massa yang menyampaikan

pesan dalam bentuk modulasi berupa tanda-tanda (morse), suara (voice), kalimat

(talk), bunyi-bunyian (sounds), dan sebagainya, yang dipancarkan melalui

gelombang elektromagnetik dengan frekwensi tinggi ke udara melalui antena,

yang kemudian disebut dengan pemancar (transmiter). Sinyal-sinyal modulasi

tersebut kemudian diterima oleh suatu alat penerima yang disebut radio penerima

(receive). (Djuroto, 2007 : 3).

Radio siaran mendapat julukan “kekuasaan ke lima” atau “the fifth estate”

setelah pers dianggap sebagai kekuasaan ke empat. Radio dijuluki sebagai

kekuasaan ke lima karena tiga faktor yang mendukung. (Ardianto, 2004:119)

1. Radio Siaran Bersifat Langsung.

Sifat langsung radio siaran adalah bahwa suatu pesan yang akan disiarkan dapat

dilakukan tanpa melalui proses yang rumit.

2. Radio Siaran Tidak Mengenal Jarak Dan Rintangan.

Bagi radio tidak ada jarak waktu, begitu suatu pesan diucapkan oleh

penyiar pada saat itu juga dapat diterima oleh khalayak. Bagi radio tidak ada pula

(23)

3. Radio Siaran Memiliki Daya Tarik

Radio memiliki daya tarik disebabkan oleh tiga unsur yang melekat padanya,

yakni:

a. Kata-kata lisan (Spoken Words)

b. Musik (music)

c. Efek suara (Sound Effect)

Sejarah ditemukannya radio dimulai di Inggris dan Amerika Serikat.

Donald Mc. Nicol dalam bukunya Radio’s Conquest of Space menyatakan bahwa

terkalahkannya ruang angkasa oleh radio dimulai tahun 1802 oleh Dane, yaitu

dengan ditemukannya suatu pesan dalam jarak pendek dengan menggunakan alat

sederhana berupa kawat beraliran listrik.

Penemuan berikutnya adalah oleh tiga orang cendikiawan muda,

diantaranya adalah James Maxwell berkebangsaan Inggris pada tahun 1865. ia

dijuluki scientific father of wireless, karena berhasil menemukan rumus-rumus

yang diduga mewujudkan gelombang elegtromagnetik, yakni gelombang yang

digunakan radio dan televisi.

Radio yang digunakan sebagai alat atau media komunikasi massa

mula-mula diperkenalkan oleh David Sarnoff pada tahun 1915. kemudian Le De Forrest

melalui eksperimen siaran radionya telah menyiarkan kampanye pemilihan

presiden Amerika Serikat tahun 1916, sehingga Ia dikenal sebagai pelopor radio

siaran.

I.5.3.1 Keunggulan dan Kelemahan Radio

Radio memiliki keunggulan sebagai media penyiaran. Adapun

(24)

1.Langsung

Radio adalah satu-satunya media yang memiliki kemampuan untuk

menyampaikan isi/kandungan programnya secara langsung ke hadapan

pendengar. Begitu suara dipancarkan, telinga pendengar langsung menangkap dan

mencernanya.

2. Cepat

Radio juga memiliki kecepatan yang sulit ditandingi oleh media jenis lain.

Suatu peristiwa yang terjadi di sebuah tempat, bisa dengan cepat disiarkan oleh

sebuah stasiun radio.

3. Menciptakan gambar dalam ruang imajinasi pendengar

Radio makes pictures. Radio menciptakan gambar. Inilah salah satu

ungkapan paling terkenal mengenai radio. Tidak salah memang untuk mengatakan

bahwa hanya radiolah satu-satunya media komunikasi modern yang memiliki

kemampuan istimewa dalam menciptakan “gambar” atau rekaan di ruang

imajinasi pendengarnya. Memang, radio memiliki kekuranglengkapannya

dibandingkan televisi, yaitu dari aspek visualnya.

4. Tanpa Batas

Radio praktis tidak memiliki batas, baik batas geografis maupun

batas-batas usia, ras, tingkat ekonomi-sosial-pendidikan (ingat, orang buta huruf pun

bisa menikmati radio. Hanya orang tuna rungu yang tidak bisa menikmati radio.

5. Tak banyak pernik

Radio adalah media yang tak memerlukan banyak pernik, paling tidak jika

dibandingkan dengan televisi. Untuk meliput sebuah peristiwa, televisi

(25)

6. Murah

Radio jelaslah media yang relatif murah, dibandingkan dengan televisi dan

bahkan media cetak. Murah dari segi investasi awal (hanya butuh peralatan audio,

transmitter atau pemancar, menara dan antene), maupun dari segi biaya produksi.

7. Bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain

Radio bisa dinikmati sambil sang pendengar melakukan aktivitas lain,

entah itu membaca, menyetrika, memasak, menyusui anak, menyetir mobil, dan

berbagai kegiatan lainnya. Keistimewaan ini tidak dimiliki media cetak dan

televisi.

8. Hangat dan dekat

Sampai saat ini, rasanya tidak ada media selain radio yang memiliki

kemampuan untuk selalu hangat dan dekat dengan penikmatnya. Suratkabar jelas

tidak bisa berakrab-akrab dengan pembaca, karena yang hadir di hadapan

pembaca adalah benda mati, berupa tumpukan kertas dan deretan huruf.

9. Mendidik

Radio sangat efektif untuk dipakai sebagai media pendidikan. Apalagi jika

diingat jangkauan pendengarnya yang luas dan sebagian besar pendengar radio di

Indonesia bermukim di wilayah-wilayah pinggiran yang mungkin belum memiliki

sarana pendidikan formal yang memadai.

5. Tempat mendengar musik

Radio adalah media yang paling andal untuk menikmati musik. Hampir

tidak ada radio di dunia ini yang tidak menyiarkan musik sama sekali dalam

programya. Radio merupakan salah satu media yang memegang peran terpenting

(26)

10. Memberi kejutan

Radio mampu menyuguhkan kejutan-kejutan lewat program-programnya.

Program musik, misalnya, bisa membawa kejutan-kejutan ini, karena perndengar

tidak tahu sebelumya musik apa yang disuguhkan oleh penyiar yang sedang

bertugas di studio pada saat itu.

11. Memberi manfaat bagi individu

Karena karakternya yang intim dan hangat, radio memiliki kemampuan

untuk lekas diakrabi oleh pribadi-pribadi atau individu pendengarnya. Radio pun

kemudian menjadi tumpuan bagi pribadi-pribadi pendengarnya untuk mencari

berbagai informasi yang dapat berharga bagi mereka.

12. Memberi manfaat bagi masyarakat

Selain berfungsi sebagai media pribadi yang hangat dan intim, radio

tetaplah media yang menjangkau massa. Dengan demikian, radio juga memiliki

potensi untuk menyumbang manfaat bagi masyarakat.

Selain memiliki keunggulan, radio sebagai media penyiaran juga memiliki

kelemahan, yaitu: (Brandt, 2001:13-16)

1.Cepat hilang

Radio adalah media yang sifatnya “selintas”. Apa yang disiarkan menit ini,

akan gampang dilupakan orang pada menit berkutnya. Penyebabnya jelas.

Pertama, sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, pendengar radio biasanya

mendengarkan radio sambil mengerjakan kegiatan lain, sehingga konsentrasinya

tidak penuh. Dan kedua, siaran yang sudah berlalu, tak bisa dirujuk kembali.

Karakter radio yang serba selintas ini sering diibaratkan sebagai “tulisan di atas

(27)

2. Ruang yang relatif terbatas

Radio adalah medium dengan ruangan yang relatif terbatas. Sebuah stasiun

radio swasta rata-rata mengudara selama 18 jam setiap hari. Jumlah jam siaran

maksimal tentu saja hanya 24 jam, sebuah pembatas alamiah yang tak mungkin

lagi diakali oleh pengelola radio.

3. Beralur Liner

Kelemahan lainnya yang melekat pada karakter radio adalah sifatnya yang

liner. Maksudnya adalah: program yang disiarkan oleh radio mengikuti perjalanan

waktu, di mana program B yang disiarkan pukul 10.00 WIB misalnya, muncul

setelah program A yang disiarkan antara pukul 09.00-10.00 WIB. Ibarat urutan

abjad, pendengar radio hanya bisa mendengarkan program-program yang

disuguhkan dengan mengikuti program urutan A sampai Z.

Lembaga penyiaran radio di Indonesia sesuai Undang-undang No. 32

tahun 2002 tentang penyiaran, terdiri atas lembaga penyiaran publik, lembaga

penyiaran komersial, lembaga penyiaran komunitas, dan lembaga penyiaran

berlangganan.

a. Lembaga penyiaran Publik

Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh

negara, bersifat independent, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan

pelayanan untuk kepentingan masyarakat.

b. Lembaga Penyiaran Komersial

Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang

(28)

c. Lembaga Penyiaran Komunitas

Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan

oleh komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak komersial, dengan daya

pencar rendah, luas wilayah jangkauan terbatas, serta untuk melayani kepentingan

komunitasnya.

d. Lembaga Penyiaran Berlangganan

Merupakan lembaga penyiaran berbentuk badan hukum Indonesia,yang

bidang usahanya menyelenggarakan jasa penyiaran berlangganan melalui satelit,

melalui kabel dan melalui terrestrial (Djuroto, 2007: 64-66).

I.5.4. Efek Komunikasi Massa

Efek komunikasi massa ini pada dasarnya memberikan penjelasan dimana

terdapat efek tertentu akibat dari pesan yang disampaikan oleh media kepada

komunikannya

Setiap aktivitas komunikasi akan menimbulkan pengaruh atau efek baik

terhadap individu maupun masyarakat, dan bertalian dengan pengetahuan, sikap

dan perilaku. Bukan saja pada seseorang, melainkan juga pada orang banyak atau

masyarakat. Efek suatu komunikasi massa adalah berupa realitas kemasyarakatan

yang pada dasarnya dimulai dari individu-individu yang jumlahnya tak terbatas.

Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul

pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat pada

khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Efek dapat diklasifikasikan

(29)

1. Efek kognitif yaitu berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga

khalayak yang semula tidak tahu yang tadinya tidak mengerti yang tadinya

bingung menjadi merasa jelas.

2. Efek afektif yaitu berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat

kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau film

bioskop dapat menimbulkan perasaan tertentu pada khalayak.

3. Efek konatif yaitu berkaitan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang

cenderung menjadi suatu tindakan atau kegiatan. Efek konatif tidak

langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului

oleh efek kognitif dan afektif. Dengan kata lain timbulnya efek konatif

setelah muncul efek kognitif dan afektif.

I.5.5. Minat

Mark (1976:69) berpendapat bahwa minat merupakan perubahan sikap

yang dapat membuat seseorang merasa senang terhadap objek, situasi ataupun

ide-ide tertentu yang bisa diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk

mencari objek yang disenangi tersebut. Menurut A.W. Wijaya (1993:45) secara

teori minat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

• Objek minat itu dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

• Minat tidak dibawa sejak lahir.

(30)

I.5.6. Teori S-O-R

Dari uraian diatas maka teori yang mendekati permasalahan peneltian

adalah Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response). Teori ini mengemukakan

bahwa tingkah laku sosial dapat dimengerti mengenai suatu analisis dari stimulus

yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik dan didukung oleh

hukuman maupun penghargaan sesuai dengan reaksi yang terjadi. Dengan kata

lain, menurut Effendy efek yang ditimbulkan sesuai dengan teori S-O-R yang

merupakan reaksi yang bersifat khsusus terhadap stimulus khusus, sehingga

seorang dapat mengharapkan dan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan

(Effendy, 2007:254).

Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang

sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dengan

demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu ikatan yang

erat antar pesan-pesan media dan reaksi audiens.

Berdasarkan uraian diatas, maka proses komunikasi dalam teori S-O-R ini

digambarkan sebagai berikut.

Stimulus

Response

(Minat Dengar)

Organism

• Perhatian

• Pengertian

(31)

Gambar I.1 : Teori S-O-R

Bagan tersebut menunjukkan bahwa minat dengar bergantung pada proses

yang terjadi pada individu. Stimulus ataupun pesan yang disampaikan kepada

komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan terus berlangsung

jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya adalah pengertian.

Kemampuan komunikasi inilah yang melanjutkan ke proses berikutnya. Setelah

komunikan mengolahnya dan menerimanya maka terjadilah kesediaan untuk

mengubah sikap.

Dikaitkan dengan program O Tano Batak di Radio Teladan FM terhadap

minat dengar, gambar diatas menunjukkan bahwa:

a. Pesan (Stimulus), stimulus atau pesan yang dimaksud disini adalah

program acara O Tano Batak di Radio Batak FM

b. Komunikan (Organism), yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah

Ibu-ibu di Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan Medan Petisah.

c. Efek (Response). Timbulnya Minat Dengar yang melalui tahap-tahap:

- Minat dengar Ibu-ibu di Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan

Medan Petisah terpenuhi setelah mendengarkan program acara O Tano

Batak di Radio Teladan FM.

- Timbulnya perasaan suka ataupun minat yang mendorong komunikan

untuk mendengarkan program acara O Tano Batak di Radio Teladan

FM.

- Tindakan komunikan yang diwujudkan dengan mendengarkan

(32)

I.6. Kerangka Konsep

Konsep yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan

secara abstrak: kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat

perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 2006:33). Jadi kerangka konsep adalah

landasan berfikir yang menjelaskan makna dan maksud teori yang dipakai atau

menjelaskan kata-kata yang mungkin masih abstrak pengertiannya di dalam teori

tersebut. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus

dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X)

Adalah sejuumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau

mempengaruhi munculnya gejala, faktor atau unsur yang lain (Nawawi,

2001:56). Dalam penelitian ini yang ditetapkan menjadi variabel bebas

yaitu program acara O Tano Batak di Radio Teladan FM.

2. Variabel terikat (Y)

Sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi

atau ditentukan adanya variabel bebas (Nawawi, 2001:57). Dalam

penelitian ini yang ditetapkan menjadi variabel terikat yaitu Minat Dengar

Ibu-ibu di Kelurahan Sei Sikambing D Kecamatan Medan Petisah..

3. Variabel antara (Z)

Adalah sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol akan tetapi dapat

diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas (Nawawi, 2001:58).

(33)

penelitian ini yang ditetapkan menjadi variabel antara yaitu Karakteristik

Responden. Karakteristik Responden di sini adalah usia, pendidikan, suku.

1.7. Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan

dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:

Gambar I.2 : Model Teoritis

I.8. Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat

dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam

penelitian, yakni sebagai berikut.

Variabel Bebas (X) Program Acara

O Tano Batak

Variabel Terikat (Y) Minat Dengar

(34)

Tabel I.1

Operasional Variabel

No Variabel Teoritis Variabel Operasional 1 Variabel Bebas (X)

Program Acara O Tano Batak di

Radio Teladan FM (90,4 MHz)

• Attractiveness (Daya Tarik) 2. Pesan yang disampaikan

• Faktor Isi 3 Karakteristik Responden • Usia

• Pendidikan

• Suku

I.9. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana cara untuk mengukur variabel. Dengan kata lain definisi operasional

adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana cara untuk mengukur variabel.

Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan

bagaimana cara mengukur suatu variabel. Definisi operasional adalah suatu

informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain yang ingin menggunakan

variabel yang sama (Singarimbun. 2006:46).

(35)

1. Variabel Bebas (Pengaruh Program Acara O Tano Batak di Radio Teladan

FM)

Penyiar, yaitu seseorang yang membawakan suatu program acara, dimana

si pembawa acara tersebut mempunyai ciri khas, nilai jual, dan interest.

Berupa:

a. Credibility (Kredibilitas), yaitu kemampuan yang dimiliki oleh

pembawa acara.

• Pembicaraan, yaitu gaya berbicara dari penyiar radio

• Keahlian, yaitu keahlian yang dimiliki oleh penyiar dalam

membawakan acara O Tano Batak di Radio Teladan FM

b. Attractiveness (Daya Tarik), yaitu daya tarik yang dimiliki oleh

penyiar radio Teladan FM.

Pesan yang disampaikan berupa:

a. Faktor isi, yaitu:

• Lagu Batak, yaitu pesaan yang disampaikan menggunakan

bahasa batak.

Waktu penyiaran, yaitu waktu program acara O Tano Batak disiarkan di

Radio Teladan FM setiap hari jam 11:00 – 14:00 WIB berlanjut lagi jam

17:00 – 21:00 WIB..

Lagu daerah yang dibawakan yaitu adalah lagu Batak yang diciptakan oleh

artis atau band-band yang berkecimpung di dunia musik daerah yaitu

musik batak yang akan disiarkan di program acara O Tano Batak di Radio

(36)

2. Variabel Terikat (Minat Mendengar Ibu-ibu Rumah Tangga di Kelurahan

Sei Sikambing D Kecamatan Medan Petisah)

a. Komponen kognitif, yaitu komponen yang berhubungan dengan apa

yang diketahui oleh manusia dan berhubungan dengan kepercayaan,

pengetahuan dan pemahaman.

• Pengetahuan, yaitu komunikan mengetahui lagu-lagu ciptaan

artis atau band-band Batak.

b. Komponen afektif, yaitu komponen pembentukan dan perubahan sikap

pada khalayak setelah mengenal aspek kognitif dan komponen ini

menyangkut kehidupan emosional seseorang yang dapat diamati

langsung.

• Perhatian, yaitu menaruh perhatian terhadap program acara O

Tano Batak dengan mendengarkannya.

• Senang, yaitu perasaan gembira setelah mendengarkan program

acara O Tano Batak di Radio Teladan FM karena dengan

mendengar acara ini para komunikan jadi merasa berada di

kampung halaman sendiri.

• Puas, yaitu kepuasan yang diterima ibu-ibu setelah

mendengarkan program acara O Tano Batak di Radio Teladan

FM.

3. Karakteristik Responden

a. Usia adalah tingkat umur responden pada saat mengisi kuesioner

b. Pendidikan adalah pendidikan terakhir responden saat mengisi

(37)

c. Suku adalah suku dari responden pada saat mengisi kuesioner karena

saya juga tidak menutup kemungkinan bahwa ada di luar suku Batak

yang suka terhadap acara O Tano Batak.

I.10. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang tengah

diteliti (Suyanto dan Sutinah, 2005:43).

Berdasarkan masalah yang telah penulis kemukakan sebelumnya, maka

hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Ho: Tidak terdapat hubungan antara Pengaruh Program Acara O Tano Batak di

Radio Teladan FM terhadap Minat Dengar Ibu-ibu Rumah Tangga di Kelurahan

Sei Sikambing D Kecamatan Medan Petisah.

Ha: Terdapat hubungan antara Pengaruh Program Acara O Tano Batak di Radio

Teladan FM terhadap Minat Dengar Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sei

Sikambing D Kecamatan Medan Petisah.

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa II.1.1. Komunikasi

(38)

c. Suku adalah suku dari responden pada saat mengisi kuesioner karena

saya juga tidak menutup kemungkinan bahwa ada di luar suku Batak

yang suka terhadap acara O Tano Batak.

I.10. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang tengah

diteliti (Suyanto dan Sutinah, 2005:43).

Berdasarkan masalah yang telah penulis kemukakan sebelumnya, maka

hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Ho: Tidak terdapat hubungan antara Pengaruh Program Acara O Tano Batak di

Radio Teladan FM terhadap Minat Dengar Ibu-ibu Rumah Tangga di Kelurahan

Sei Sikambing D Kecamatan Medan Petisah.

Ha: Terdapat hubungan antara Pengaruh Program Acara O Tano Batak di Radio

Teladan FM terhadap Minat Dengar Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sei

Sikambing D Kecamatan Medan Petisah.

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa II.1.1. Komunikasi

(39)

Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Pentingnya komunikasi bagi

kehidupan sosial, budaya, pendidikan dan politik sudah disadari oleh para

cendekiawan sejak Aristoteles yang hidup ratusan tahun yang sebelum Masehi.

Akan tetapi, studi Aristoteles hanya berkisar pada retorika dalam lingkup kecil.

Pada pertengahan abad ke-20 ketika dunia dirasakan semakin kecil akibat revolusi

industri dan revolusi teknologi elektronik, setelah ditemukan kapal api, pesawat

terbang, listrik, telepon, surat kabar, film, radio, televisi, dan sebagainya maka

para cendekiawan pada abad sekarang menyadari pentingnya komunikasi

ditingkatkan dari pengetahuan (knowledge) menjadi ilmu (science).

Dalam komunikasi ada tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap

komunikasi, yaitu sumber informasi (receiver), saluran (media), dan penerima

informasi (audience). Sumber informasi adalah seseorang atau institusi yang

memiliki bahan informasi (pemberitaan) untuk disebarkan kepada masyarakat

luas. Saluran adalah media yang digunakan untuk kegiatan pemberitaan oleh

sumber berita, berupa media interpersonal yang digunakan secara tatap muka

maupun media massa yang digunakan untuk khlayak umum. Sedangkan audience

adalah per orang atau kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran informasi

atau yang meneriam informasi (Bungin, 2006:57-58).

Menurut Carl I. Hovland, ilmu konunikasi adalah proses yang

memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya

lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate)

(Mulyana,2005:62). Sedangkan menurut Harold Lasswell dalam karyanya, The

Structure and Fuction of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa

(40)

Paradigma Lasswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur yaitu: - Komunikator (communicator, source, sender)

- Pesan (Message)

- Media (Channel, media)

- Komunikan (Communicant, communicate, receiver, recipient) - Efek (Effect, impact, influence)

(Effendy,2004:10)

Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang

menimbulkan efek tertentu. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan

antarmanusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada

orang lain dengan menggunakana bahasa sebagai alat penyalurnya.

Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message),

orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator),

sedangkan orang yang menerima pernyataan disebut komunikan (communicate).

Oleh karena itu komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator

kepada komunikan. Jika dianalisis pesan komunikasi terdiri dari dua aspek,

pertama isi pesan (the content of the message), kedua lambang (symbol). Isi pesan

itu adalah pikiran atau perasaan, lambang adalah bahasa (Effendy, 2006:28). Yang

tepenting dalam komunikasi ialah bagaimana caranya agar suatu pesan yang

disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada

komunikan. (Effendy, 2002:6). Dampak yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan

menurut kadarnya, yakni:

- Dampak kognitif, dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia

menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya.

- Dampak afektif, disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya

(41)

- Dampak behavioral, dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk

perilaku, tindakan, atau kegiatan.

II.1.1.1. Proses Komunikasi

1. Proses Komunikasi secara Primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan

atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang

(symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi

adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna yang secara langsung

mampu“menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada

komunikan. Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam

komunikasi adalah bahas, karena bahasalah yang mampu “menerjemahkan”

pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk ide, informasi atau

opini. Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang

diterima oleh komunikan.

Wilbur Schramm, seorang ahli komunikasi, dalam karyanya

“Communication Research in the United States”, menyatakan bahwa komunikasi

akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan

kerangka acuan (frame of reference), yakni paduan pengalaman dan pengertian

(collection of experiences and meanings) yang pernah diperoleh komunikan.

Menurut Schramm, bidang pengalaman (field of experience) merupakan

faktor yang penting dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator

sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung

(42)

2. Proses Komunikasi secara Sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media

kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama(Effendy,2003:38).

Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan

komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang

relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah,

radio, televisi, film dan sebagainya adalah media kedua yang sering digunakan

dalam komunikasi.

Pentingnya peranan media, yakni media sekunder, dalam proses

komunikasi, disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai komunikan. Surat

kabar, radio, atau televisi merupakan media yang efisien dalam mencapai

komunikan dalam jumlah yang amat banyak.

Umpan balik dalam komunikasi bermedia, terutama media massa, biasanya

dinamakan umpan balik tertunda (delayed feedback), karena sampainya tanggapan

atau reaksi khalayak kepada komunikator memerlukan tenggang waktu.

Bagaimana pun dalam proses komunikasi bermedia, misalnya dengan surat,

poster, spanduk, radio, televisi, atau film, umpan balik akan terjadi. Dengan kata

lain, komunikator mengetahui tanggapan komunikan jika komunikasinya sendiri

selesai secara tuntas (Effendy, 2006:11).

II.2. Komunikasi Massa

(43)

(radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan

yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat,

anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaian secara cepat,

serentak dan selintas (khusunya media elektronik) (Mulyana, 2000:75).

II.2.1. Pengertian Komunikasi Massa

Karakteristik terpenting komunikasi massa adalah sifatnya yang satu arah,

dan kedua, ada proses seleksi. Misalnya setiap media memilih khalayaknya,

misalnya koran New Yorker untuk kalangan menengah ke atas saja. Ketiga, karena

media mampu meninjau khalayak luas, jumlah media yang diperlukan sebenarnya

tidak terlalu banyak, sehingga kompetisinya berlangsung ketat. Keempat, untuk

meraih khalayak sebanyak mungkin harus berusaha membidik sasaran khalayak

tertentu. Misalnya televisimerancang programnya untuk memikat segmen

khalayak yang akan menyebarluaskannya, contohnya opera sabun untuk ibu–ibu

rumah tangga. Kelima komunikasi dilakukan oleh institusi sosial yang harus peka

terhadap kondisi lingkungannya. Media tidak hanya mempengaruhi khalayak yang

mengkonsumsinya, tetapi juga dipengaruhi olehnya (Rivers, 2003: 19-20).

Michael W. Gamble dan Tery K. Gamble (1986) akan semakin

memperjelas apa itu komunikasi massa dengan mendefinisikan komunikasi massa

jika mencakup:

1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk

menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak luas dan

terbesar.

2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan–pesannya

(44)

3. Pesan adalah publik, artinya pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak

orang, karena itu dijadikan milik publik.

4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti

jaringan, ikatan dan perkumpulan.

5. Komunikasi massa dikontrol oleh gate keeper artinya pesan–pesan yang

disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga

tersebut sebelum disiarkan lewat media massa.

6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Dalam komunikasi

massa, komunikasi yang dilakukan lewat media massa umpan balik dari

komunikasi tidak bisa langsung dilakukan (Nurudin, 2004: 6).

Sedangkan Jay Black dan Frederick C. Whitney menyebutkan bahwa

komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi

secara massal disebarkan kepada massa penerima yang luas, anonim dan

heterogen (Nurudin, 2004: 11).

Dari definisi-definisi di atas komunikasi massa dapat didefinisikan dalam tiga ciri:

1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen dan

anonim.

2. Pesan–pesan yang disebarkan secara umum, dijadwalkan bisa mencapai

sebanyak mungkin audiens secara serempak dan sifatnya sementara.

3. Komunikator cenderung berada dalam sebuah organisasi yang kompleks yang

membutuhkan biaya yang besar.

II.2.2. Ciri-ciri Komunikasi Massa

(45)

Pengantar Ilmu Komunikasi Massa (2007, 19-32), ciri-ciri dari komunikasi massa

adalah :

1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga

Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan

orang.artinya, kumpulan antarberbagai macam unsur dan kerja sama satu sama

lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah

sistem. Sistem itu adalah sekelompok orang, pedoman dan media yang melakukan

suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan simbol, lambang

menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai suatu kesepakatan dan

saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber

informasi. Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa setidaknya

memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (1) kumpulan individu, (2) dalam

berkomunikasi individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam

media massa, (3) pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan

bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat, (4) apa yang dikemukakan

komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara

ekonomis.

2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen

Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/ beragam.

Artinya, komunikan terdiri dari beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status

sosial ekonomi, jabatan yang beragan, dan memiliki agama atau kepercayaan yang

berbeda pula. Herbert Blumer pernah memberikan ciri-ciri tentang karakteristik

(46)

a. Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia mempunyai

heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka berasal

dari berbagai kelompok dalam masyarakat.

b. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Di

samping itu, antarindividu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung.

c. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.

3. Pesannya Bersifat Umum

Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang

atau kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditujukan

kepada khalayak plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakan pun

tidak boleh bersifat khusus. Khusus disini, artinya pesan memang tidak disengaja

untuk golongan tertentu. Ketika melihat televisi misalnya, karena televisi

ditujukan untuk dinikmati oleh orang banyak, pesannya harus bersifat umum.

Misalnya dalam pemilihan kata-katanya, sebisa mungkin menggunakan kata

populer bukan kata-kata ilmiah. Sebab, kata ilmiah merupakan monopoli

kelompok tertentu.

4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah

Pada media massa, komunikasi hanya berjalan satu arah. Kita tidak bisa

langsung memberikan respon kepada komunikatornya (media massa yang

bersangkutan). Kalaupun bisa, sifatnya tertunda.

5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan

Salah satu ciri komunikasi massa selanjutnya adalah adanya keserempakan

dalam proses penyebaran pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati

(47)

Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada

khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis yang

dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik).

Radio disebut media massa yang kita bayangkan saat ini tidak terlepas dari

pemancar. Apalagi dewasa ini telah terjadi revolusi komunikasi massa dengan

perantara satelit. Peran satelit akan memudahkan proses pemancaran pesan yang

dilakukan media elektronik seperti radio.

7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper

Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi/palang

pintu/penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran

informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut

menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi

yang disebarkan lebih mudah dipahami.

Gatekeeper juga berfungsi untuk menginterprestasikan pesan,

menganalisis, menambah data, dan mengurangi pesan-pesannya. Intinya,

gatekeeper merupakan pihak yang ikut menentukan pengemasan sebauh pesan

dari media massa. Semakin kompleks sistem media yang dimiliki, semakin

banyak pula (pemalang pintu atau penapis informasi) yang dilakukan. Bahkan,

bisa dikatakan, gatekeeper sangat menentukan berkualitas atau tidaknya informasi

yang akan disebarkan. Baik buruknya dampak pesan yang disebarkan pun

tergantung pada fungsi penapisan informasi atau pemalang pintu.

II.2.3. Fungsi Komunikasi Massa

(48)

b) To Educate (mendidik)

c) To Persude (mempersuasi)

d) To Entertaint (menyenangkan, memuaskan kebutuhan komunikasi)

II.3. Komunikasi Antar Budaya

Kata budaya berasal dari bahasa sansekerta buddayah yang merupakan

bentuk jamak dari kata buddhi, yang berarti budi atau akal. Kebudayaan itu

sendiri diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan budi dan akal. Istilah culture

berasal dari kata colere yang artinya mengolah atau mengerjakan, yang

dimkasudkan kepada keahlian mengolah dan megerjakan tanah atau bertani. Kata

colere kemudian berubah menjadi culture, diartikan sebagai segala daya dan

kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam. (Soekamto, 1996:88)

E.B. Taylor, seorang antropolog memberikan definisi mengenai kebudayaan sebagai sesuatu yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, istiadat, kemampuan-kemampuan dan kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Semantara itu, komunikasi dalam pengertian umum dapat dibagi dari dua

sisi, yaitu secara etimologis dan terminologis. Secara etimologis berasal dari

bahasa latin communis yang berarti sama makna. Secara terminologis, komunikasi

berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seorang kepada orang lain.

Dengan demikian, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh

seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat

dan perilaku, baik lisan maupun tidak langsung melalui media (Onong, 2000:5).

Dengan pemahaman yang sama, menurut Charley H Dood, komunikasi

antar budaya meliputi komunikasi yang melibatkan peserta komunikasi yang

(49)

(Liliweri, 2003:11). Sehingga disini terlihat bahwa muncul penekanan pada

perbedaan kebudayaan sebagai faktor yang menentukan dalam berlangsungnya

proses komunikasi antar budaya. Komunikasi antar budaya mengakui dan

mengurusi permasalahan mengenai perbedaan maupun persamaan-persamaan

diantara peserta komunikasi dengan karakteristik yang dibawanya.

Komunikasi dan kebudayaan mempunyai hubungan timbal balik seperti

dua sisi mata uang. Kebudayaan menjadi bagian perilaku komunikasi dan pada

gilirannya komunikasi pun turut menentukan, memelihara, mengembangkan,

mewariskan budaya. Pada satu sisi , komunikasi merupakan suatu mekanisme

untuk mensosialisasikan norma-norma budaya masyarakat, baik secara horizontal

(dari satu masyarakat kepada masyarakat lainnya), ataupun secara vertikal (dari

satu generasi ke generasi berikutnya). Pada sisi lain budaya menetapkan

norma-norma (komunikasi) yang dianggap sesuai untuk kelompok tertentu.

II.3.1. Dimensi-dimensi Komunikasi Antar Budaya

Untuk mencari kejelasan dan mengintegrasikan berbagai konseptualisasi

tentang komunikasi antar budaya, ada 3 dimensi (Young Yun Kin, 1984:17-20)

yang perlu kita perhatikan yaitu:

1. Tingkat keorganisasian kelompok budaya

Istilah kebudayaan telah digunakan untuk menunjukkan pada

macam-macam tingkat lingkungan dan kompleksitas dari

organisasi sosial. Umumnya istilah kebudayaan mencakupi :

- Kawasan-kawasan di dunia, seperti budaya Timur-Barat

(50)

- Kelompok-kelompok etnis/ras, seperti budaya orang

Melayu, Batak, Cina.

- Macam-macam sub kelompok sosiologis berdasarkan jenis

kelamin, kelas sosial, seperti budaya orang dipenjara,

budaya waria, budaya orang gelandangan, budaya di

pesantren.

2. Konteks Sosial

Macam KAB dapat diklasifikasikan berdasarkan konteks sosial

dari terjadinya. Yang biasanya termasuk dalam studi KAB :

- Business

- Organizational

- Pendidikan

- Alkulturasi imigran

- Politik

- Penyesuaian pelancong/pendatang sementara

- Perkembangan alih tekhnologi/pembangunan/difusi

inovasi

- Konsultasi terapis

3. Saluran Komunikasi

Dimensi lain membedakan KAB ialah saluran melalui mana KAB

terjadi. Secara garis besar, saluran dapat dibagi atas :

- Antarpribadi

(51)

Suku Batak adalah salah satu suku bangsa di Indonesia. Nama ini

merupakan sebuah terma kolektif unt

bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli, Sumatera Utara. Suku bangsa

yang dikategorikan sebagai

Sebagian besar orang Batak menganut

beragam

disebut denga

Pelebegu atau Parbegu), walaupun kini jumlah penganut kedua ajaran ini sudah

semakin berkurang.

Yang diamksud dengan kebudayaan Batak yaitu seluruh nilai-nilai

kehidupan suku bangsa Batak diwaktu-waktu mendatang merupakan penerusan

dari nilai kehidupan lampau dan menjadi faktor penentu sebagai identitasnya.

Refleksi dari nilai-nilai kehidupan tersebut menjadi suatu cirri yang khas bagi

suku bangsa Batak yakni : Keyakinan dan kepercayaan bahwa ada Maha Pencipta

sebagai Tuhan yang menciptakan alam semesta beserta segala sesuatu isinya,

(52)

Untuk mewujudkan keseimbangan dalam menjalankan nilai-nilai

kehidupan sebagai mahluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang

lainnya, Tuhan Maha Pencipta sebagai titik orientasi sipritualnya, alam

lingkungan sebagai objek integritasnya suku bangsa Batak telah dinaungi Patik.

Patik berfungsi sebagai batasan tatanan kehidupan untuk mencapai nilai-nilai

kebenaran. Patik ditandai dengan kata Unang, Tongka, Sotung, Dang Jadi.

Sebagai akibat dari penyimpangan tatanan kehidupan yang dimaksud

dibuatlah Uhum atau Hukum. Uhum/Hukum ditandai oleh kata; Aut, Duru, Sala,

Baliksa, Hinorhon, Laos, Dando, Tolon, Bura dsb. Didalam menjalankan

kehidupan suku bangsa Batak terutama interaksi antara sesama manusia dibuatlah

nilai-nilai antara sesama, etika maupun estetika yang dinamai Adat. Suku bangsa

Batak mempunyai system kekerabatan yang dikenal dan hidup hingga kini yakni

Partuturon. Peringatan untuk tidak melanggar Patik itu ditegaskan dengan kata

Sotung. Dan mengharamkan segala aturan untuk dilanggar dikatakan dengan kata

Subang.

II.3.3. Nilai Budaya Batak

1. Kekerabatan

Nilai kekerabatan masyarakat Batak utamanya terwujud dalam

pelaksanaan adat Dalian Na Tolu, dimana seseorang harus mencari jodoh

diluar kelompoknya, orang-orang dalam satu kelompok saling menyebut

Sabutuha (bersaudara), untuk kelompok yang menerima gadis untuk

diperistri disebut Hula-hula. Kelompok yang memberikan gadis disebut

(53)

2. Hagabeon

Nilai budaya yang bermakna harapan panjang umur, beranak, bercucu

banyak, dan yang baik-baik.

3. Hamoraan

Nilai kehormatan suku Batak yang terletak pada keseimbangan aspek

spiritual dan meterial.

4. Uhum dan ugari

Nilai uhum orang Batak tercermin pada kesungguhan dalam menegakkan

keadilan sedangkan ugari terlihat dalam kesetiaan akan sebuah janji.

5. Pengayoman

Pengayoman wajib diberikan terhadap lingkungan masyarakat, tugas

tersebut di emban oleh tiga unsur Dalihan Na Tolu.

II.4. Radio

Radio adalah keseluruhan sistem gelombang suara yang dipancarkan dari

sebuah stasiun dan kemudian diterima oleh berbagai pesawat penerima (Sunarjo,

1995:277). Dengan demikian yang dimaksud dengan istilah radio bukan hanya

bentuk fisiknya saja, tetapi antara bentuk fisik dengan kegiatan radio adalah saling

berhubungan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Karena itu apabila

pengertian radio tersebut dipisahkan satu persatu ataupun diperinci secara fisik,

maka yang dimaksud dengan radio adalah keseluruhan daripada pemancar, studio,

(54)

minim, umpamanya tanda pada saat akan memulai acara warta berita dalam

bentuk bunyi telegrafi atau bunyi salah satu alat musik. Keuntungan radio siaran

bagi komunikan ialah sifatnya yang santai dan flexibel. Orang bisa menikmati

acara siaran radio dengan sambil tidur-tiduran, sambil bekerja, bahkan sambil

mengemudikan mobil (Djuarsa,1993:18)

Dengan demikian karena sifatnya yang auditif ini mendorong masyarakat

lebih menyukainya sebagai salah satu media massa yang cepat digemari dengan

kemudahan penerimaan tanpa memerlukan keahlian khusus.

Radio sebagai salah satu penyebar informasi merupakan industri yang selalu

berkembang, yang mampu menciptakan lapangan serta kesempatan kerja lain,

serta menghidupkan industri lain yang terkait. Radio juga merupakan industri

tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan

institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya.

Dilain pihak, institusi media dikelola masyarakat, radio akhirnya terlihat

sebagai sarana industri dan berkembang luas menjadi suatu Perseroan Terbatas

(PT) dalam fase akhir. Upaya memanajemen radio yang berorientasi pada

pemberdayaan masyarakat menjadi manusia unggul menjadi pertimbangan akan

peningkatan kualitas radio di mata masyarakat. Dalam melihat permintaan pasar

tersebut radio akan mementingkan keberadaan dirinya di antara media radio

lainnya, disamping media cetak dan televisi. Dengan kebutuhan operasional yang

meningkat dan untuk terus dapat menghidupinya, radio sebagai media industri

yang akan mengandalkan iklan dari produsen yang menjadi partner kerja (profit

Gambar

Gambar I.2 : Model Teoritis
Tabel I.1 Operasional Variabel
Tabel III. 2 Jumlah Populasi Ibu Rumah Tangga
Tabel 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian mengidentifikasi faktor-faktor risiko dengan hubungan terhadap kejadian kanker serviks yang signifikan, yaitu usia, usia pertama kali melakukan hubungan

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 3 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya berkaitan dengan faktor komunikasi yang menyebabkan konflik sosial

[r]

Hasil wawancara yang diperoleh yaitu, guru mengatakan bahwa hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat siswa itu tertarik dengan pembelajaran kita.. Menyapa,

Seberapa besar pengaruh pajak tangguhan dan tax to book ratio terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur subsektor food and beverages yang terdaftar di

Jika kita membuat bola menyerupai bentuk air mata pada gambar 2.6 (b) streamline terbuka, dan tekanan akan meningkat dengan pelan, seperti memperpanjang aliran

Kalimat terakhir tersebut merupakan bentuk kompromi dengan keinginan Rusia, Cina, dan beberapa anggota Dewan Keamanan PBB lainnya, yang menuntut keseimbangan dalam pernyataan

Tujuan Penelitian: Mengetahui metode validasi penentuan kadar betametason dipropionat dan klotrimazol dalam sediaan krim menggunakan KCKT dan mengetahui pengaruh suhu