Financial Performance Analysis Using Profitability and Liquidity
Ratios On BJB Main Branch Bandung
Period 2007-2010
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Diploma
Jenjang D3 Program Studi Keuangan Dan Perbankan
Oleh :
Winda Widia Pangestika 21508003
PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
ii
“AnalisisKinerjaKeuanganDenganMenggunakanRasioRentabilitas Dan
LikuiditasPada Bank BJB CabangUtama BandungPeriode 2007-2010” dibawah bimbingan Ibu Linna Ismawati,SE.,Msi.
Penelitian ini dilakukan pada Bank BJB CabangUtama Bandung. Fenomena yang terjadi adalah peningkatandanpenurunan yang terjadipadarasiorentabilitasdanlikuiditas.
PenurunanpadarasiorentabilitasdapatdilihatdariIndikator ROA yang cenderungmenurundandisebabkanadanyapenurunanpadagiropada Bank Indonesia yang adapada total aktiva.Sedangkanpadarasiolikuiditasdapatdilihatpadaindikator
cash ratio yang
cenderungmenurundandisebabkanolehadanyapenurunanpadagiropada Bank Indonesia yang adapadaaktivalikuid.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif. Objek penelitian adalah
analisiskinerjakeuangandenganmenggunakanrasiorentabilitasdanlikuiditaspada Bank BJB CabangUtama Bandung. Dalam penelitian ini penulis menjadikanlaporankeuangansebagaipenelitian. Ruang lingkup penelitian
mencakup bagaimana analisis
kinerjakeuangandenganmenggunakanrasiorentabilitasdanlikuiditaspada Bank BJB CabangUtama Bandung.
Hasil penelitian menunjukan bahwa
penurunanrasiorentabilitaspadaindikator ROA dikarenakantidakmampunya bank
dalammengendalikan asset yang
adasedangkanpenurunanrasiolikuiditaspadaindikator cash ratio yang
semakinmeningkatdanmempengaruhi profitability.
Dapatditarikkesimpulanbahwapenurunan yang terjaditidakmempengaruhikinerja bank dan bank dapatberjalandenganlancardanbaik.
i
thedeclineinprofitabilityandliquidityratios. The
declineinprofitabilityratiosROAcan be seenfrom theindicatorsthat tendto declineandcauseda decreaseindemand depositsat BankIndonesiathat exist intotalassets.Whiletheratio could beseen on thecashratioindicatorsthat tendto declineand is causedbya decreaseindemand depositsat BankIndonesiathat exist inliquidassets.
The method usedin this study isa qualitativedescriptivemethod. Object of
researchis theanalysisof
financialperformanceusingprofitabilityandliquidityratiosatBJBBankMainBranchB andung. Inthis study the authorsmadeastudyof financial statement.The scope
ofresearchinclude how theanalysisof
financialperformanceusingprofitabilityandliquidityratiosatBJBBankMainBranchB andung.
The results showed that the decline in profitability ratios ROA indicators are not due to inability of bank in controlling existing assets while decreasing the ratio of cash liquidity ratio indicator is increasing and affects profitability. Can be concluded that the decline did not affect the performance of the bank and the bank can run smoothly and well.
iii Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi yang
selalu memberikan limpahan rahmat setiap saat, karena atas ridho dan izin-Nya
penulis dapat menyelsaikan TugasAkhir yang berjudul
”AnalisisKinerjaKeuanganDenganMenggunakanRasioRentabilitas Dan
LikuiditasPada Bank BJB CabangUtama BandungPeriode 2007-2010”. Adapun tujuan penulisan tugasakhir ini adalahuntuk memenuhi salah satu syarat
program perkuliahan D3 pada Program Studi Keuangan Dan Perbankan, Fakultas
Ekonomi, Universitas Komputer Indonesia.
Dalam penyelesaian tugas ini diperlukan data dan informasi disamping
petunjuk dan pengarahan, yang tentu saja dalam pelaksanaannya tidak terlepas
dari hambatandankesulitan. Namun penulis sangat bersyukur karena banyak pihak
yang membantu dan memberikan semangat atau dorongan kepada penulis dalam
menyelesaikan laporan ini.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Yang pertama penulis
ingin mengucapkanterimakasihsetinggi-tingginya kepada kedua orangtua yang
selalu memberikan do’arestu dan dukungan baik secara moril maupun materil.
iv
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Ibu LinnaIsmawati.,SE.,MSi,selaku Ketua Program Studi Keuangan Dan
Perbankan Universitas Komputer Indonesia dan selaku Dosen
Pembimbing dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
4. IbuWindi Novianti,SE.,MM,selakuDosen Wali Program Studi Keuangan
Dan Perbankan.
5. Kepada Dosen dan seluruh Staff Program Studi Manajemen.
6. Bapak Arif, Selaku Pembimbing dalam pelaksanaan penelitian di Bank
BJB CabangUtama Bandung.
7. Pengurus dan segenap karyawan Bank BJB CabangUtama Bandung,
terutamaIbu Hani yang telah mengizinkan penulis melaksanakan kerja
praktek di Bank BJB CabangUtama Bandung.
8. Kepada kedua orang tua saya yang telah mendukung dan mendoakan agar
diberi kemudahan dalam menyelesaikan laporan ini
9. Untuk sahabat-sahabat serta teman-teman seperjuangan “Mahasiswa
-mahasiswi KP-08” terima kasih atas bantuannya selama ini.
10.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang secara
langsung ataupun tidak langsung telah membantu menyelesaikan laporan
v
Wassalamua’laikum Wr. Wb.
Bandung,Juli 2011
Penulis
WindaWidiaPangestika
1
1.1 LatarBelakangPenelitian
Dalamperekonomian modern laporankeuangansudahmerupakan media
yang pentingdalam proses pengambilankeputusanekonomi. Laporankeuanganbank
diterbitkansecaraperiodikbaiktahunan, bulanan,
bahkanharian.Laporankeuanganinisudahmenjadikebutuhanparapengusaha,
investor, manajemen, pemerintahpelakupasar modal, dan bank.Dalam era
globalisasisekaranginiperanan bank sangatpentingbagimasyarakat Indonesia,
karenapadadasarnyaperbankanbertujuanuntukmemajukanpembangunannasionalda
lamrangkameningkatkankesejahteraanrakyat.
Adapundefinisidarilaporankeuanganmenurutsundjaja (2003;130)
mengatakanbahwa:
“Laporankeuanganadalahsuatulaporan yang menggambarkanhasildari proses
akuntansi yang digunakansebagaialatkomunikasiantara data
keuangandenganpihak-pihak yang berkepentingandengan data tersebut.”
Berkenaandengankondisiperekonomian Indonesia sekarangini yang
sedangkrisissebagaiakibatdariinflasisecaranasional yang
berdampakterhadaplaporankeuangan, makasetiap bank
diharapkandapatmenjagalikuiditas bank
salahsatunyayaitudenganpenempatansimpananpada bank lain.
merangkumsemuaaktivitas
bank.Informasitersebutsangatbergunabagisiapasajauntukpengambilankeputusante
ntangkondisi bank/perusahaan yang dilaporkansaatitujuga, sehinggabanyak bank
yang terguncangataubahkanterancamdilikuidasi.
MenurutHadiwidjaja (2000;51) definisidarilikuiditassebagaiberikut: “Likuiditassuatu bank itumempunyaiarti yang samapadabadanusaha lain
yaituukurankemampuandalammenghadapikewajibanjangkapendeknya.”
SedangkanmenurutSofyanSyafitriHarahap (2007;301)
mendefinisikananalisisrasiolikuiditassebagaiberikut:
“Rasiolikuiditasadalahrasioanalisatentangkemampuanperusahaanatau bank
untukmenyediakankewajibanhutangjangkapendeknya.”
Olehkarenaitusetiap bankharusberusahamenjagakemampuanlikuiditasnya,
danberusahauntukmengelolasertamengembangkandananya.
Selainlikuiditas, padaumumnyamasalahrentabilitasjugatidakkalahpenting,
karenalaba yang besarsajabelumlahmerupakanukuranapakah
bankitutelahdapatbekerjadenganefisien, dengandemikianmaka yang
harusdiperhatikanoleh bank
ialahtidakhanyabagaimanausahauntukmemperlancarlaba, tetapi yang
lebihpentingialahusahauntukmempertinggirentabilitas.
“Rentabilitasadalahkemampuansuatuperusahaanuntukmenghasilkanlabausahadeng
dipergunakanuntukmemperolehlabatersebutdandinyatakanpersentase.”(Riyanto;35
)
Analisisrasiorentabilitasbank
adalahalatuntukmenganalisisataumengukurtingkatefisiensiusahadanprofitabilitas
yang dicapaioleh bank yang bersangkutan.
Bank BJB adalah bank pembangunan Daerah Jawa Barat
MilikPemerintahPropinsiJawa Barat, yang
sekarangsemakinberkembangdanmempunyaicabang yang tersebarluas di
daerahJawa, dan Bank BJB adalahsalahsatu bank yang
mampumenjagatingkatlikuiditasdanrentabilitasnya.Rasiolikuiditas Bank BJB
mengalamifluktuasidanjikadilihatdari cash rationyacenderungmenurun.
Penurunaninidisebabkanadanyapenurunanpadapassivalikuid.Selainiturentabilitasj
ugamengalamipenurunandilihatdariindiKator ROA yang
cenderungmenurunkarenaadanyapenurunanpada total aktiva.
Tabel 1.1
AnalisisRasioRentabilitasdanLikuiditas
Tahun Rentabilitas (ROA) Likuiditas (Cash Ratio)
2007 2,48% 36,77%
2008 3.14% 29,29%
2009 3,04% 23,61%
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membahas
mengenai kinerja keuangan dengan menggunakan rasio rentabilitas dan likuiditas
yang dilakukan oleh Bank BJB Cabang Utama Bandung yang tertuang dalam
Tugas Akhirdengan judul “AnalisisKinerjaKeuangan Bank
DenganMenggunakanRasioRentabilitas Dan LikuiditasPada Bank BJB
CabangUtama BandungPeriode 2007-2010”.
1.2 IdentifikasidanRumusanMasalah 1.2.1 IdentifikasiMasalah
Penulismengidentifikasipermasalahan yang
akandibahasdalampenelitianiniadalahbagaimanakinerjakeuanganperbankan yang
adapada Bank BJB CabangUtama Bandung
denganmenggunakanrasiorentabilitasdanlikuiditas. Pada Bank BJB
beberapaperiodemengalamipenurunanRentabilitasdanLikuiditas.Halinidapatmeng
hambatkemajuan Bank BJB CabangUtama Bandung.
1.2.2 RumusanMasalah
Berdasarkanpadaapa yang telahdiuraiakan di atasakanpentingnyasuatu
system analisisrasiorentabilitasdanlikuiditasuntukkegiatan proses bank
dalammeningkatkankinerjakeuangansuatu bank,
penulistertarikuntukmengadakanpenelitianmengenai:
1. Bagaimanaperkembanganrasiorentabilitasperiode (2007-2010) pada Bank
2. Bagaimanaperkembanganrasiolikuiditasperiode (2007-2010) padaBank
BJB CabangUtama Bandung.
3. Bagaimanaanalisiskinerjakeuangandenganmenggunakanrasiorentabilitasda
nlikuiditaspada Bank BJB CabangUtama Bandung.
1.3 Maksud Dan TujuanPenelitian
1.3.1 MaksudPenelitian
Maksuddaripenelitianiniadalahuntukmemperolehinformasidanmengungka
pkanlaporankeuangandalamrangkauntukmengetahuibagaimanarasiorentabilitasdan
likuiditas yang dijalankanolehBank BJB CabangUtama Bandung.
1.3.2 TujuanPenelitian
Berkaitandenganpokokbahasanpermasalahan,
adapuntujuanpenulisdalammelakukanpenelitianiniadalahsebagaiberikut:
1. Untukmengetahuiperkembanganrasiorentabilitaspadaperiode (2007-2010)
padaBank BJB CabangUtama Bandung.
2. Untukmengetahuiperkembanganrasiolikuiditaspadaperiode (2007-2010)
3. Untukmenganalisiskinerjakeuangan yang adapada Bank BJB
CabangUtama Bandung.
1.4 KegunaanPenelitian
1.4.1 KegunaanPraktis
a) Bagi Perusahaan
Diharapkandapatdijadikansuatubahanmasukandalammenilaidanmenge
valuasi system yang
sedangberjalandalamrangkapenyempurnaanuntukmenciptakanSumberDay
aManusia yang
barudanberbakat.Penelitianinidiharapkandapatmenjadibahanmsukandanper
timbangan yang bermanfaatbagiBank BJB CabangUtama Bandung.
b) BagiPihakTerkait
Denganpenelitianinidiharapakandapatmemberikantambahaninformasi
yang diperlukanmengenairasiorentabilitasdanlikuiditaspadaBank BJB
CabangUtama Bandung.
a) BagiPenulis
Penulismengharapkanagar
usahapenelitianinidapatdijadikansebagaibahanmasukandanreferensigunam
enambahinformasidanmengolahkemampuanmahasiswa agar
lebihmandiri.Penelitianinidilakukanuntukmemenuhi program studi yang
telahditentukan di UniversitasKomputer Indonesia.
b) BagiPeneliti Lain
Penelitianinidiharapkandapatmembantudandapatdijadikansebagaitamb
ahaninformasidalammengkajidanmenganalisarasiorentabilitasdanlikuiditas
padalaporankeuangan di Bank BJB CabangUtama Bandung.
1.5 Lokasi Dan Waktupenelitian
1.5.1 LokasiPenelitian
Lokasi pelaksanaan penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan
dalam penyusunan usulanpenelitian ini adalah Bank BJB CabangUtama Jl. Braga
No. 12 Bandung.
1.5.2 WaktuPenelitian
Adapunwaktupenelitianpadabank bjbCabangUtama Bandung yang
dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan Juni 2011.
Tabel 1.3
No Kegiatan
Maret April Mei Juni
Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 PraSurvei
2 UsulanPenelitian
3 Pengambilan Data
4 Analisis Data
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Bank
Umumnya masyarakat mengenal bank sebagai tempat untuk menyimpan
uang. Hal tersebut merupakan fungsi bank sebagai penghimpun dana dan
penyaluran dana masyarakat. Terdapat pula produk-produk dan jasa-jasa lain yang
diberikan bank kepada masyarakat.
Bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima
simpanan seperti giro, tabungan, deposito, dan simpanan lainnya. Disamping itu
juga, bank dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang, memindahkan uang,
atau menerima segala macam bentuk pembayaran seperti air, listrik dan telepon.
Untuk lebih menjelaskan pengertian bank, penulis mengutip beberapa
pengertian bank, seperti:
Menurut kamus perbankan yang disusun olehtim penyusun kamus
perbankan Indonesia.
“Bank adalah suatu badan usaha dibidang keuangan yang menarik uang
dari dan menyalurkan ke dalam masyarakat, terutama dengan memberikan kredit
Menurut undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 november
1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.”
Adapun pengertian bank menurut kasmir, SE.,MM.(23:2002)
“Bank adalah merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
keuangan yang artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.”
2.1.2 Fungsi Bank dan Tujuan Bank
Fungsi utama bank adalah sebagai penghimpun dana dan penyalur dana
dari masyarakat. Secara spesifik, fungsi bank sebagai:
1. Agent Of Trust
Kegiatan perbankan berdasarkan kepercayaan dari nasabah kepada bank
yang merupakan dasar utamanya, baik dalam menghimpun dana maupun
2. Agent Of Development
Tugas bank sebagai penghimpun dana dan penyaluran dana sangat
diperlukan untuk kelancaran kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi
dalam meningkatkan pembangunan perekonomian masyarakat.
3. Agent Of Services
Disamping melakukan kegiatan penghimpun dana dan penyaluran dana,
bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan lainnya kepada
masyarakat.
Adapun tujuan dari perbankan yaitu untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat dengan cara menghimpun dana dan menyalurkan dana dari
masyarakat yang kelebihan dana kepada masyarakat yang membutuhkan
dana.
2.1.3 Jenis-jenis Bank
Adapun jenis-jenis bank yang sesuai dengan Undang-Undang No. 10
tahun 1998 adalah sebagai berikut:
a. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2.1.4 Kegiatan Usaha Bank
Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum sesuai dengan
ketentuan Undang-undang perbankan No. 10 tahun 1998 pasal 13 meliputi :
1. Menerima simpanan dalam bentuk giro, deposito, tabungan, dan atau
bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu
2. Memberikan kredit
3. Menerbitkan surat pengakuan utang
4. Memberikan atau menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan perintah nasabahnya
5. Melakukan kegiatan jual beli valas dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh BI.
2.1.5 Tinjauan Umum Analisis Laporan Keuangan 2.1.5.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan terdiri dari 2 kata yaitu analisis dan laporan
keuangan. Analisis adalah memecahkan atau menguraikan suatu unit menjadi
berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan adalah mengenai neraca,
Pengertian analisis laporan keuangan menurut sofyan syafri harahap
(2001 :189) yaitu :
Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
2.1.5.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan yang dilakukan untuk menambah informasi
yang ada dalam suatu laporan keuangan.Tujuan analisis laporan keuangan adalah
sebagai berikut :
a. Screening
Analisis yang dilakukan dengan melihat secara analisis laporan keuangan
dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger.
b. Forcasting
Analisis yang digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di
masa yang akan datang.
c. Diagnosis
Analisis yang dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya
masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau
d. Evalution
Analisis yang dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional,
efisiensi, dan lain-lain.
2.1.5.3 Metode Dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Metode dan teknik identifikasi (alat-alat analisis) digunakan untuk
menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan,
sehingga diketahui perubahan-perubahan pos tersebut dipertimbangkan dengan
laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan.
Tujuan dari metode dan teknik analisis laporan keuangan ini adalah untuk
mengolah data dan menyerderhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti dan
dipahami.
Teknik analisis laporan keuangan dapat digunakandengan berbagai metode
diantaranya:
1. Metode Komparatif
Melakukan perbandingan antar satu pos denagn pos yang lainnya yang
relevan dan bermakna untuk mengetahui perbedaan, besaran, maupun
hubungannya.
a. Intra perusahaan
b. Inter perusahaan
c. Industrial norm
2. Trend Analysis-horizontal
Rasio adalah gambaran situasi perusahaan pada suatu waktu tertentu dan
dari gambaran ini sebenarnya dapat kita bayangkan kecendrungan (trend) situasi
perusahaan dimasa yang akan datang melalui gerakan yang terjadi pada masa lalu
sampai masa kini, melalui:
a. Indeks
b. Number
3. Common Size Financial Statement (laporan bentuk awan)
Membuat laporan keuangan dalam bentuk common size financial
statement, atau bentuk sederhana (awan).Biasanya dibuat secara vertical.Metode
ini merupakan metode analisis yang menyajikan laporan keuangan dalam bentuk
persentasi.Persentasi itu biasanya dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilai
penting misalnya asset untuk neraca, penjualan untuk laba/rugi.
4. Metode Index Time Series
Dalam metode ini dihitung indeks dan digunakan untuk mengkonversikan
angka-angka laporan keuangan.
5. Analisis Rasio
Rasio laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu
dengan pos lain yang memiliki hubungan signifikan (berarti). Adapun rasio
keuangan yang popular adalah:
a. Likuiditas
b. Rentabilitas/profitabilitas
d. Leverage
e. Aktivitas
f. Market based ratio
6. Teknik Analisis Lain, seperti:
a. Analisis sumner dan penggunaan dana
b. Analisis break even
c. Analisis gross profit
d. Dupont analysis
7. Model Analisis
Dalam akuntansi para peneliti sering melakukan penelitian dengan tujuan
untuk memprediksi suatu keadaan dengan menggunakan data historis dalam
laporan keuangan. Beberapa model prediksi yang dikenal adalah:
a. Bond Rating
Ini digunakan untuk menghitung peringkat obligasi yang dipasarkan
dipasar modal.
b. Bankruptcy Model
Model ini memberikan rumus untuk menilai kapan perusahaan akan
bangkrut. Dengan menggunakan rumus yang diisi dengan rasio
keuangan maka akan diketahui angka tertentu yang akan menjadi
bahanuntuk memprediksi kapan kemungkinan suatu perusahaan akan
c. Net cash flow prediction model
Model ini didesain untuk mengetahui berapa besar arus kas masuk
bersih perusahaan tahun depan.
d. Take off prediction model
e. Take over model
Model ini dimaksudkan untuk mengetahui kapan kemungkinan
perusahaan ini akan diambil alih oleh perusahaan lainnya.
2.1.5.4 Pentingnya Analisis Laporan Keuangan
Bagi mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan waktu
perusahaan atau lembaga sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan
perusahaan atau lembaga laporan yang mempunyai arti penting bagi pihak-pihak
tertentu baik pihak intern maupun pihak ekstern. Menurut Munawir (1995:12).
Menyatakan bahwa laporan keuangan mempunyai arti penting bagi pihak-pihak
yang terkait, seperti:
a. Pemerintah
Laporan keuangan dalam perusahaan sangat penting karena untuk
mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut. Selain itu juga, diperlukan
oleh biro pusat statistik, dinas perindustrian, perdagangan dan tenaga kerja untuk
dasar perencanaan pemerintah.
b. Investor
Para investor (penanam modal jangka panjang), banker maupun para
atau lembaga dimana mereka menanamkan modalnya untuk kepentingan terhadap
prospek keuntungan dimasa yang akan datang, perkembangan perusahaan dan
untuk mengetahui jaminan investasinya dan kondisi kerja tersebut. Para investor,
bank, para kreditur akan dapat menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh.
c. Pemilik perusahaan
Sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan terutama
untuk menilai hasil yang telah dicapai dan untuk menilai kemungkinan
hasil-hasil yang akan dicapai dimasa yang akan datang.
d. Manajer atau pimpinan perusahaan
Untuk memiliki perkembangan posisi keuangan pada periode yang lalu
agar disusun rencana yang lebih baik.Bagi perbaikan sistem, pengaman dan dapat
menentukan kebijakan-kebijakan yang lebih tepat.Selain itu, laporan keuangan
juga dapat memberikan informasi mengenai kesehatan perusahaan juga
perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun.Tetapi yang terpenting dalam
manajemen adalah bahwa laporan keuangan tersebut merupakan alat untuk
mempertanggung jawabkan kepada pemilik perusahaan atau kepercayaan yang
diberikan kepadanya.
e. Kreditur dan bank
Berkepentingan dalam mengambil keputusan atau permintaan kredit, para
kreditur jangka panjang untuk mengenai kelayakan jaminan yang diajukan
perusahaan, sedangkan kredit jangka pendek berkepentingan untuk mengetahui
2.1.5.5 Objek-objek Analisis Laporan Keuangan
a. Analisis Laba/Rugi
Merupakan media untuk mengetahui keberhasilan suatu perusahaan,
keadaan usaha, nasabah, kemampuan operasional perusahaan dalam
menghasilkan laba dan memberikan informasi mengenai hasil usaha
perusahaan pada periode tertentu. Diantaranya meliputi:
- Trend Penjualan
- HPP (Harga Pokok Penjualan).
- Biaya Overhead
- Margin/laba yang diperoleh.
b. Analisa Neraca
Memberikan informasi tentang harta, uang, dan modal pada tanggal
tertentu.
c. Analisa Arus Kas
Analisa yang mencoba untuk mengetahui darimana sumber kas serta
bagaimana tau kemana kas tersebut digunakan, sumber kas di dapat dari
beberapa sumber yaitu dari operasionalnya, pembiayaan dan
investasi.Arus kas ini dapat menggambarkan sumber arus kas dan
penggunaan kas pada periode tertentu.
d. Analisa Laporan Perubahan Arus Kas
Laporan ini akan menunjukkan perubahan ekuitas yang menggambarkan
2.1.5.6 Sifat-sifat Analisis Laporan Keuangan
Sifat dari analisis laporan keuangan yang terkadang dalam akuntansi
keuangan seperti berikut ini:
1. Laporan Historis
Laporan keuangan pada hakikatnya mencatat informasi yang sudah terjadi.
Tidak mencatat transaksi yang akan terjadi.
2. Classification
Informasi melalui laporan keuangan diklasifikasikan sesuai dengan
kepentingan pemilik, kreditur dan pemakai lainnya.
3. Summarization
Transaksi dan kejadian-kejadian yang sama dalam perusahaan
dikelompokkan dan diikhtisarkan menurut metode tertentu sesuai pola
yang sudah mapan dalam akuntansi.
4. Measurement Basis
Dasar pengukuran yang digunakan dalam akuntansi ada bermacam-macam
seperti cost, market, locom (Lower Of cost in Market) dan lain-lain.
5. Verifiability
Setiap informasi dalam laporan keuangan harus dapat dibuktikan melalui
bukti-bukti yang sah.Disebut juga objectivity.
6. Conservatism
Perusahaan biasanya memiliki kejadian-kejadian yang tidak pasti
(incertainty) atau yang belum terjadi dalam keadaan seperti ini laporan
memilih dan menilai asset yang paling minimal, misalnya rugi yang belum
direalisasikan tapi sudah ada dasarnya dapat dicatat sedangkan laba yang
belum direalisasikan walau sudah ada indikasi laba belum dapat dicatat
sebagai laba.
7. Technical Terminology
Banyak istilah yang digunakan dalam laporan keuangan merupakan istilah
teknis akuntansi yang dimilikinya dan punya pengertian di bidangnya yang
berlaku khusus untuk akuntansi berbeda dengan umum yang harus
dipahami oleh pembaca.
8. Audience
Pemakai laporan keuangan sebagai dunia bisnis, dan mereka yang sudah
dianggap tau istilah akuntansi dan bisnis.
2.1.5.7 Manfaat Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio perusahaan merupakan langkah awal dalam analisis laporan
keuangan, karena sebagaimana fungsinya rasio keuangan yang dirancang dapat
digunakan untuk memberi gambaran hubungan-hubungan perkiraan laporan
keuangan.
Manfaat dari analisis rasio dapat ditinjau dari dua sudut yaitu:
1. Pihak Intern (Manajemen)
Dalam sudut pandang pihak intern perusahaan atau manajemen analisis
laporan keuangan berguna berbagai cara untuk :
b. Sebagai titik tolak bagi tindakan perencanaan yang akan mempengaruhi
jalannya kejadian di masa mendatang.
2. Pihak ekstern (Investor)
Dalam sudut pandang pihak ekstern manfaat dari analisis rasio keuangan yaitu
untuk meramalkan masa depan perusahaan, atau dengan kata lain manfaat dari
analisis rasio keuangan yaitu untuk menentukan prediksi apakah perusahaan
tersebut bisa berkembang dalam arti dapat melakukan kegiatan operasionalnya
kembali atau malah perusahaan tersebut gulung tikar, sehingga akan
mempengaruhi keberadaan pihak ekstern di dalam perusahaan tersebut.
2.1.6 Tinjauan Umum Rentabilitas 2.1.6.1 Pengertian Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Rentabilitas
menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba melalui
semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal,
jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.
Menurut Bambang Riyanto (2000 :35), ”rentabilitas adalah kemampuan
suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.”
Bagi suatu perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas adalah lebih
penting daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan
ukuran apakah perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien, dengan
bagaimana usaha untuk memperlancar laba, tetapi yang lebih penting ialah usaha
untuk mempertinggi rentabilitas.
Efisiensi usaha untuk perusahaan baru dapat diketahui dengan
membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang
menghasilkan laba tersebut atau dengan kata lain ialah menghitung rentabilitasnya
yang pada umumnya dirumuskan :
Dimana :
L = Jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu
M = Modal atau aktiva yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
Tersebut
2.1.6.2 Tujuan dan Kegunaan Analisis Rentabilitas
Sebagian besar perusahaan di dalam operasionalnya adalah untuk
memperoleh laba yang maksimal. Namun laba yang maksimal tersebut belum
dapat menggambarkan tingkat rentabilitas karena belum menghitung berapa asset
yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut, oleh karena itu setiap bank lebih
penting mengukur rentabilitas karena dalam mengukur rentabilitas akan mengukur L x 100%
asset yang telah digunakan untuk operasional hingga mendapatkan laba sehingga
dengan mengukur asset yang digunakan tersebut akan diketahui efektifitasnya.
Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa kemampuan bank dalam
hal ini bank untuk memperoleh laba dengan menggunakan modal atau asset yang
akan menggambarkan tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen dengan
demikian yang harus diperhatikan oleh bank ialah usahanya untuk memperoleh
laba tetapi yang penting adalah usaha untuk mempertinggi rentabilitas.
Analisis rentabilitas pada dasarnya tidak hanya berguna bagikepentingan
perusahaan, melainkan juga bagi pihak luar. Dalam hal ini adalah calon investor
dan kreditur yang akan menanamkan modal dengan cara membeli saham
perusahaan yang telah go public. Tujuan dari analisis rasio adalah membantu
manajer financial memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan
berdasarkan informasi yang tersedia yang sifatnya terbatas berasal dari financial
statement (laporan keuangan).
Menurut Syariefudin Alwi (1997 : 108), secara garis besar ada dua
kegunaan dari perhitungan rasio yang dilakukan oleh perusahaan yaitu :
a. Bagi intern perusahaan
analisis rentabilitas berguna bagi perusahaan terutama manajer financial mengenai
informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan dan
b. Bagi investor
bahwa pertimbangan untuk ikut serta menanamkan dananya dalam perusahaan
tersebut.
2.1.6.3 Jenis-Jenis Rasio Rentabilitas
Secara garis besar terdapat dua jenis rentabilitas yaitu dikemukakan oleh
Bambang Riyanto (2000 : 45) bahwa rentabilitas dibagi menjadi :
1. Rentabilitas Ekonomi
“ Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal
sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut, dan dinyatakan dalam persentase ”
Oleh karena itu pengertian rentabilitas sering dipergunakan untuk mengukur
efisiensi penggunaan modal di dalam suatu perusahaan, maka rentabilitas
ekonomi sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan
seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba.
Salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi
adalah profit margin. Menurut Bambang Riyanto (2000 : 37)
“ Profit margin adalah perbandingan antara net operating income (laba
operasi) dengan net sales (penjualan bersih) dimana perbandingan dinyatakan dalam persentase ”.
Profit margin = Net Operating Income x100%
Dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa profit margin adalah selisih
antara net sales (penjualan bersih) dengan operating expense (biaya operasi)
dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa profit margin dimaksudkan untuk
mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada kecilnya laba usaha
dalam hubungannya dengan sales.
2. Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering pula dinamakan rentabilitas usaha,
modal asing tidak diperhitungkan sebagaimana yang dikemukakan oleh Bambang
Riyanto (2000 : 44) adalah :
Rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah sendiri yang menghasilkan laba tersebut dilain pihak atau dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri dengan bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan.
Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas modal sendiri
adalah laba usaha setelah dikurangi dengan modal asing dan pajak perseroan atau
income tax (EAT = Earning after Tax / laba setelah pajak) sedangkan modal yang
diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang bekerja di dalam perusahaan.
Sedangkan Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis
atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank
yang bersangkutan. Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini dapat pula digunakan
untuk mengukur tingkat kesehatan bank. Dalam perhitungan rasio-rasio
rentabilitas ini biasanya dicari hubungan timbal balik antar pos yang terdapat pada
berbagai indikasi yang bermanfaat dalam mengukur tingkat efisiensi dan
profitabilitas bank yang bersangkutan.
Berikut adalah jenis-jenis rasio rentabilitas yang dianalisis :
1. Net Profit Margin (NPM)
Adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang
diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dan kegiatan
operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Sebagaimana halnya dengan perhitungan rasio sebelumnya rasio NPM pun
mengacu kepada pendapatan operasional bank yang terutama berasal dari kegiatan
pemberian kredit yang dalam prakteknya memiliki berbagai risiko seperti risiko
kredit (kredit bermasalah dan kredit macet) bunga (negative spread) kurs valas
(jika kredit diberikan dalam bentuk valas).
2. Return on Assets (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.Semakin besar ROA suatu
bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut dan
semakin baik pula kondisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Rasio ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
NPM = Laba bersih setelah pajak(EAT)x 100%
3. Return on Equity (ROE)
Adalah Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih bank dari modal sendiri yang
digunakan oleh perusahaan tersebut.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
4. Net Interest Margin (NIM)
Rasio ini menunjukkan kemampuan earning asset dalam menghasilkan
bunga bersih.
NIM=Pendapatan bersih (pendapatan bunga-beban bunga) Aktiva Produktif
5. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Bunga (BOPO)
Rasio ini adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan
operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasinya. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa usaha utama ROA = Laba Sebelum pajak(EBIT)x 100%
Total Aktiva
ROE = Laba Bersih setelah pajak(EAT) x100%
bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan selanjutnya menyalurkan
kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit, sehingga beban bunga dan hasil
bunga merupakan porsi besar bagi bank. Rasio ini dirumuskan dengan:
BOPO = Biaya (beban) operasional Pendapatan operasional
6. Fee Base Income Ratio
Pendapatan operasional di luar bunga.
Fee Base Income Ratio = Pendapatan operasional lagi Pendapatan operasional
7. Gross Profit Margin
Rasio ini menunjukkan berapa besar presentase laba kotor yang diperoleh
dari penjualan.
Gross Profit Margin = Penjualan netto – Harga Pokok Penjualan Penjualan netto
8. Operating Income Ratio
Rasio ini menggambarkan persentasi keuntungan sebelum pajak yang
Operating Income Ratio = Penjualan netto – HPP – Biaya administrasi umum Penjualan Netto
9. Operating Ratio
Rasio ini menunjukkan berapa persen biaya operasi yang dikeluarkan
perusahaan dari penjualan netto.Semakin kecil rasio ini berarti semakin baik
efisien.
Operating Ratio = Penjualan netto + HPP + Biaya administrasi umum Penjualan netto
10. Earning Per Share (EPS)
Dipakai untuk mengukur pertumbuhan laba dan potensi laba
perusahaan.Laba per lembar saham merupakan ratio yang dipublikasikan secara
luas, karena ratio ini mengkonversikan nilai absolute rupiah laba bersih ke jumlah
per lembar saham.
EPS = Laba bersih – kebutuhan deviden saham preferen
2.1.6.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas
Rentabilitas dapat diketahui dengan membandingkan antara satu
komponen dengan komponen yang lain, oleh karena itu tentunya rentabilitas
mendukungnya. Adapun faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi tersebut
adalah :
1. Laba yang dihasilkan dari sejumlah aktiva yang dioperasikan
2. Bunga yang ditanggung perusahaan
3. Pajak yang ditanggung perusahaan
4. Perputaran aktiva dari perusahaan tersebut
5. Modal sendiri yang ada pada perusahaan
2.1.6.5 Analisis Rasio Rentabilitas atas Laporan Keuangan
Untuk mengukur kondisi keuangan suatu perusahaan haruslah diadakan
analisis dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan, karena itu merupakan
dasar dari kegiatan perusahaan tersebut. Dengan menggunakan analisis yang telah
ditentukan, penulis menghitung tentang keuntungan perusahaan yang telah
dilakukan dapat memberikan bukti atau informasi yang sesuai dengan penulis
inginkan.
Dengan menggunakan rasio rentabilitas ini penulis dapat mengetahui
keadaan perusahaan apakah mengalami keuntungan atau sebaliknya perusahaan
akan mengalami kerugian. Sehingga penulis dapat menyimpulkan tentang kondisi
kesehatan perusahaan tersebut baik atau buruknya, rasio rentabilitas juga dapat
digunakan sebagai alat perhitungan yang cepat dan tepat, dan bermanfaat dalam
mengevakuasi kegiatan perusahaan.
Untuk mengukur tingkat rasio rentabilitas perusahaan diperlukan
sebelumnya. Analisis rasio rentabilitas dilakukan untuk mengukur efesiensi
aktivitas perusahaan dalam memperoleh keuntungan dan juga untuk mengukur
kemampuan rentabilitas perusahaan tersebut.Selain itu, untuk mengetahui apakah
perusahaan mengalami penaikan dan penurunan dalam periode tersebut. Dan
untuk mengetahui masalah-masalah yang mengakibatkan terjadinya rentabilitas.
Maka penulis akan menganalisis rasio rentabilitas. Antara lain :
a. Net Profit Margin(NPM)
b. Return On Asset(ROA)
c. Return On Equity(ROE)
2.1.7 Tinjauan Umum Rasio Likuiditas
2.1.7.1 Rasio Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar semua
kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo.Jika perusahaan mampu
melakukan pembayaran artinya keadaan perusahaan dalam keadaan likuid, tetapi
jika perusahaan tidak mampu membayar, maka perusahaan dikatakan dalam
keadaan illikuid.
Hal ini diungkapkan oleh Susan Irawati (2006:27) likuiditas dibagi menjadi
1. likuiditas badan usaha
Merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya
pada pihak perusahaan, jika pihak luar menagih pada perusahaan tersebut.
2. likuiditas perusahaan
Merupakan kemampuan perusahaan untuk menyelenggarakan preses produksi
perusahaan.
2.1.7.2 Pengertian Rasio Likuiditas
Menurut Susan irawati (2006:25) yang mendefinisikan rasio likuiditas
sebagai berikut :
Rasio Likuiditas (Liquidity ratios) merupakan rasio yang digunakan sebagai alat ukur kemampuan perusahaan dalam membayar pinjaman jangka pendeknya pada saat jatuh tempo atau dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (financial yang harus segera dipenuhi).
Sedangkan menurut Syafri Harahap (2007:301)
Rasio likuiditas adalah rasio analisa tentang kemampuan perusahaan/bank untuk menyelesaikan kewajiban hutang jangka pendeknya.Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar.
Menurut Rimsky K. Judisseno (2005:137) adalah sebagai berikut :
“Likuiditas bank merupakan kemampuan bank untuk membayar kembali
seluruh kewajiban lancarnya dilakukan dengan cara menghitung rasio-rasio likuiditas bank”.
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas adalah
kemampuan perusahaan/bank dalam menyelesaikan kewajiban atau hutang jangka
rasio-rasio likuiditas membandingkan antara harta lancar dan utang/kewajiban
lancarnya. Kewajiban lancar bank terhadap nasabahnya yang segera harus dibayar
memiliki keanekaragaman seperti : giro, tabungan, simpanan berjangka, rekening
Koran bank-bank lain, wesel yang dapat dibayar, pasiva valas, dan lain-lainnya.
Demikian juga posisi harta lancar bank-bank terdiri dari berbagai pos seperti :
uang kas, saldo/giro pada Bank Indonesia, saldo/giro pada bank lain, wesel yang
dapat ditagih, surat-surat berharga, simpanan berjangka pada bank lain,
pinjaman-pinjaman yang diberikan dalam bentuk kredit, aktiva valas likuid, dan
lain-lainnya.
2.1.7.3 Penilaian Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk memastikan dilaksanakannya manajemen
aset dan kewajiban dalam menentukan dan menyediakan likuiditas yang cukup.
Menurut Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal, dan Ferry N. (2007:722-725)
Untuk melakukan penilaian rasio likuiditas terhadap perusahaan/bank dapat
dihitung dengan cara sebagai berikut :
a. Cash Ratio (CR)
Rasio ini untuk mengukur perbandingan alat likuid terhadap dana pihak ketiga
yang dihimpun bank yang harus segera dibayar. Rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan nasabah atau
deposan pada saat ditarik dengan menggunakan alat likuid yang dimilikinya.
Keterangan:
Aktiva likuid dan passiva likuid < 1 bulan dihitung berdasarkan bulan
penilaian.
Aktiva likuid < 1 bulan diperoleh dengan menjumlahkan neraca dari sisi
aktiva pada butir 1 (kas), butir 2a (giro BI), butir 2b (SBI) dan butir 3 (giro
pada bank lain, antara bank aktiva: giro, deposit on call, call money) Simpanan masyarakat (dana pihak ketiga) yang segera harus dibayar dan
diperoleh dengan menjumlahkan neraca pasiva pos 1 (giro), pos 3
(tabungan), pos 4 (sertifikat deposito), dan 6 (simpanan dari bank lain).
Rasio dihitung perposisi.
Kesimpulan:
Semakin tinggi rasio ini, maka semakin tinggi pula sisi likuiditas bank
tersebut, namun akan berpengaruh dalam meningkatkan profitability bank.
b. Reserve Requirement (RR)
Rasio ini disebut pula likuiditas wajib minimum, yaitu suatu simpanan
minimum yang wajib dipelihara dalam bentuk giro pada semua bank.
Besarnya RR dapat diukur dengan rumus :
Passiva Likuid
X 100 % Aktiva Likuid
Keterangan:
Giro wajib minimum diperoleh dari neraca aktiva pos 2a (giro pada Bank
Indonesia).
Jumlah dana/simpanan pihak ketiga diperoleh dengan menjumlahkan
neraca pasiva pos 1 (giro), 2 (tabungan), 3 (deposito berjangka), 4
(sertifikat deposito).
Kesimpulan :
Besarnya RR minimal yang ditetapkan oleh bank Indonesia akan
berubah-ubah, sesuai kondisi moneter dan perbankan ketika itu, dan semakin tinggi
rasio tersebut, maka bank tersebut semakin aman dari sisi likuiditas, yang saat
ini ditetapkan sebesar 5%.
c. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Rasio ini adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang
diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang menggambarkan
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan
dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Oleh karena itu, semakin tinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya
kemampuan likuiditas bank tersebut, hal ini sebagai akibat jumlah dana yang
diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar, dengan rumusan
sebagai berikut :
Jumlah DP III
X 100 % Giro Wajib Minimum
Keterangan :
Kredit merupakan total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak
termasuk kredit kepada bank lain).
Dana pihak ketiga mencakup giro, tabungan, deposito (tidak termasuk
antara bank).
Cara menghitung nilai kredit:
- Untuk rasio LDR sebesar 110%, atau lebih nilai kredit = 0
- Untuk rasio LDR di bawah 110%, nilai kredit = 100
Kesimpulan :
Bank Indonesia menetapkan rasio LDR sebesar 110%, atau bila melebihi
diberi nilai kredit 0 yang artinya likuiditas bank tersebut dinilai tidak sehat,
dan untuk rasio LDR di bawah 110% diberi nilai kredit 100 yang artinya
likuiditas bank tersebut dinilai sehat.
d. Loan to Asset Ratio (LAR)
Rasio ini untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukan
kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan
total asset yang dimiliki bank. LAR merupakan perbandingan antara besarnya
kredit yang diberikan bank dengan besarnya total asset yang dimiliki bank.
Loan to Asset ratio dirumuskan dengan:
Jumlah DP III
X 100 % Jumlah Kredit yang Diberikan
Keterangan:
LAR Bank Dual Permata sebesar berapa%, semakin tinggi rasio, maka
tingkat likuiditas bank tersebut semakin kecil, karena jumlah asset yang
digunakan untuk membiayai kredit semakin besar.
Kesimpulan:
Jumlah kredit yang diberikan diperoleh dari aktiva nerava pos 10 (kredit
yang diberikan) tapi PPAP tidak turut dihitung.
Jumlah asset yang diperoleh dari neraca aktiva yaitu total aktivanya.
Emakin tinggi rasio ini menunjukan semakin kecil tingkat likuiditasnya
keran jumlah asset yang diperlukan untuk membiayai kreditnya menjadi
semakin besar.
e. Ratio Net Call Money to Current Asset (NCM to CA)
Rasio ini menunjukan besarnya kewajiban bersih call money terhadap aktiva
lancar atau aktiva yang paling likuid dari bank, RasioKewajiban Bersih Call
money yang dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan :
Aktiva Lancar
Kewajiban Bersih Call Money
Rasio Kewajiban bersih Call Money = X 100 %
Jumlah Aset
Jumlah Kredit yang Diberikan
Call money pada posisi Passiva – Call Money pada sisi aktiva dibagi
dengan butir 1, 2, 3, 4 dan 5 pada sisi aktiva neraca.
Cara menghitung nilai kredit :
- Untuk rasio 100% atau lebih nilai kredit = 0
- Untuk setiap penurunan 1% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum
100.
-Kesimpulan :
Semakin kecil rasio, likuiditas bank yang bersangkutan dapat dikatakan baik
karena bank dapat segera menutup kewajiban dalam kegiatan pasar uang antar
bank dengan alat likuid yang dimilikinya.
2.1.7.4 Analisis Rasio Likuiditas Pada Laporan Keuangan
Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat.
Bank juga merupakan suatu lembaga keuangan yang harus dapat memenuhi
kewajiban hutang jangka pendeknya apabila sudah jatuh tempo.Oleh karena itu
likuiditas bagi bank adalah persoalan yang amat penting dan berkaitan erat dengan
masyarakat, nasabah, dan pemerintah.Bahkan begitu pentingnya persoalan
likuiditas ini, bank harus selalu mengamati, mengikuti, dan terjun dalam
usaha-usaha perbankan secara langsung dan juga mengadakan analisis terhadap laporan
keuangan agar posisi likuiditas ini terjaga setiap hari.
Analisis rasio likuiditas pada laporan keuangan adalah salah satu cara untuk
rasio, adapun rasio yang digunakan yaitu rasio likuiditas, karena rasio ini adalah
rasio yang tepat untuk menilai dan menghitung penelitian yang dilakukan seperti
pada penjelasan dan judul diatas. Ada beberapa cara perhitungan atau penilaian
yang digunakan untuk menganalisa tingkat likuiditas yaitu Cash Ratio (CR),
Reserve Requiremen(RR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Loan to Asset Ratio
(LAR), Rasio Kewajiban Bersih Call money. Likuiditas ini adalah suatu analisis
rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan/bank
dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya yang selanjutnya
digunakan perusahaan sebagai tolak ukur dalam memenuhi kewajiban jangka
panjangnya.Perusahaan yang likuid adalah perusahaan yang dapat membayar
kewajiban jangka pendeknya pada saat di tagih.
Keteledoran bank dalam menjaga posisi likuiditas atau kesengajaan
membedakan posisi likuiditas berada di bawah ketentuan minimum, akan
menyulitkan bank itu sendiri, oleh karena itu penegndalian likuiditas bank
dilakukan setiap hari berupa penjagaan alat-alat likuid yang dapat dikuasai oleh
bank seperti: (uang tunai, kas, giro pada bank sentral) dapat digunakan untuk
memenuhi tagihan dari nasabah atau masyarakat yang datang setiap saat atau
sewaktu-waktu. Kewajiban yang muncul sewaktu-waktu itu adalah dana simpanan
pemegang giro pinjaman dari bank lain yang sudah jatuh tempo.
Posisi likuiditas bank harus memperhatikan dua sisi yaitu sisi yuridis dan
sisi ekonomis. Yuridis artinya pemimpin bank tidak boleh menggunakan batas
likuiditas minimal yang telah ditetapkan oleh pemerintah Bank
memanfaatkan/memproduksikan secara optimal dana-dana yang dimilikinya tanpa
melanggar optimasi tingkat presentase likuiditas minimal bank. Jika likuiditas
bank ini dilanggar, maka bank yang bersangkutan akan mendapat teguran, sanksi
bunga, diskors dari kliring, bahkan ijinnya dicabut atau di likuidasi.
2.2 Kerangka Pemikiran
Sebagai lembaga keuangan, bank memiliki usaha pokok berupa
menghimpun dana yang (sementara) tidak dipergunakan untuk kemudian
menyalurkan kembali dana tersebut ke dalam masyarakat untuk jangka waktu
tertentu.
Untuk mengetahui baik atau buruknya perkembangan suatu bank dan untuk
membandingkan kinerja suatu bank dengan bank lain dibutuhkan anlisis laporan
keuangan yang dibuat secara periodik, yaitu dengan analisis rasio. Salah satu
analisis rasio yang digunakan oleh bank adalah rasio rentabilitas dan likuiditas.
Adapun definisi dari laporan keuangan menurut sundjaja (2003:130)
mengatakan bahwa.
“Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari
proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data tersebut.”
Mengenai Rentabilitas menurut riyanto:
“Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
usaha dengan membandingkan modal sendiri dengan modal asing yang
Rasio Rentabilitas menurut (Bambang Riyanto:37-44) ada beberapa
indikator yang dianalisa penulis:
a. Net Profit Margin (NPM)
Rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh
bank dibandingkan dengan pandapatan yang diterima dan kegiatan
operasionalnya.
b. Return On Asset (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.
c. Return On Equity
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih bank dari modal sendiri yang digunakan
oleh perusahaan tersebut.
Dari keseluruhan rasio , penilitian ini menggunakan rasio NPM, ROA, dan
ROE sebagai alat untuk mengukur rentabilitas bank. Ketiga rasio tersebut
merupakan rasio yang terpenting diantara rasio rentabilitas yang ada.Karena
menurut Bambang Riyanto (2000), ketiga rasio tersebut dapat merefleksikan
seberapa banyak bank telah memperoleh hasil atas keseluruhan sumberdaya
keuangan yang ditanamkan pada bank. Rasio NPM, ROA, ROE sering digunakan
oleh top manajemen untuk mengevaluasi unit-unit usaha dalam perusahaan
Menurut Hadiwidjaja (2000:51) definisi dari likuiditas sebagai berikut: “Likuiditas suatu bank itu mempunyai arti yang sama pada badan usaha lain
yaitu ukuran kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.”
Rasio Likuiditas ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi
kewajiban-kewajiban lancarnya.
Rasio Likuiditas menurut (Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal, dan
Ferry N :723-725) ada beberapa indikator yang dianalisa penulis:
a. Cash Ratio (CR)
Rasio ini untuk mengukur perbandingan alat likuid terhadap dana pihak
ketiga yang dihimpun bank yang harus segera dibayar.
b. Reserve Requirement (RR)
Rasio ini disebut pula likuiditas wajib minimum, yaitu suatu simpanan
minimum yang wajib dipelihara dalam bentuk giro pada Bank Indonesia
bagi semua bank.
c. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Rasio ini adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang
diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang
menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan
dana oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai
d. Loan to Asset Ratio (LAR)
Rasio ini untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan
kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan
menggunakan total asset yang dimiliki bank.
e. Rasio Net Call Money to Current Assets
Rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban bersih call money terhadap
aktiva lancar atau aktiva yang paling likuid dari bank.
Penilaian yang digunakan untuk menganalisa tingkat likuiditas ini yaitu
Cash Ratio (CR), Reserve Requiremen(RR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Loan
to Asset Ratio (LAR), Rasio Kewajiban Bersih Call money.Karena rasio-rasio
tersebut digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan/bank
dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya yang selanjutnya
digunakan perusahaan sebagai tolak ukur dalam memenuhi kewajiban jangka
panjangnya.Perusahaan yang likuid adalah perusahaan yang dapat membayar
kewajiban jangka pendeknya pada saat di tagih.Kewajiban yang muncul
sewaktu-waktu itu adalah dana simpanan pemegang giro pinjaman dari bank lain yang
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Analisis Rasio Keuangan
Rasio Rentabilitas a. Net Profit Margin
b. Return On Asset
c. Return On Equity
(Ryanto (2000:37))
Rasio Likuiditas a. Cash Ratio
b. Reserve Requirement
c. Loan to Deposit Ratio
d. Loan to Asset Ratio
e. Ratio Net Call Money to Current Asset
45
enganmenggunakanrasiorentabilitasdanlikuiditas bankpadabank bjbyang
dilaksanakan di bank bjbcabangutama Bandung.
Penulismenjadikanlaporankeuangansebagaipenelitiankarenalaporankeuang
Metodedeskriptifyaitusuatupenelitian yang melukiskanvariabel demi variabel, satu demi satumengumpulkaninformasiaktualsecararinci yang
melukiskangejala yang ada,
mengidentifikasimasalahataumemeriksakondisidanpraktek-praktek yang berlaku, membuatperbandinganatauevaluasi, menentukanapa yang
dilakukan orang lain dalammenghadapimasalah yang
samadanbelajardaripengalamanmerekauntukmenetapkanrencanadankeputu sanpadawaktu yang akandatang.
3.2.1 DesainPenelitian
Dalammelakukansuatupenelitiansangatdiperlukanperencanaandanperancan
dilakukandapatberjalandenganbaikdansistematis.Olehkarenaitudalampenelitiandip
erlukandesainpenelitian.
Desainpenelitianmerupakanlangkah-langkah yang
dilakukanolehpenulisuntukmenuntundalam proses
penelitiansecarabenardantepatsesuaidengantujuan yang telahditetapkan.
Dalampenelitianinipenulismenerapkandesainpenelitian yang mecangkup
proses-proses sebagaiberikut:
1. Penelitiandimulaidenganadanyamasalah.
2. Menetapkanmasalah-masalah yang akandianalisisdalamsuatuperusahaan.
Dalampenelitianini yang menjadiidentifikasimasalahadalahsebagaiberikut:
a. Bagaimanaanalisiskinerjakeuangandenganmenggunakanrasiorentab
ilitasdanlikuiditaspada PT. Bank BJB CabangUtama Bandung.
b. Bagaimanaperkembanganrasiorentabilitasperiode (2007-2010)
pada PT. Bank BJB CabangUtama Bandung.
c. Bagaimanaperkembanganrasiolikuiditasperiode (2007-2010) pada
PT. Bank BJB CabangUtama Bandung.
d. Bagaimanamengatasipenurunanlikuiditasdanrentabilitaspada PT.
Bank BJB CabangUtama Bandung.
3. Menentukan judul penelitian
4. Memilihteknikpengumpulan data
5. Pelaporanhasilpenelitiantermasuk proses penelitiandaninterprestasikan
3.2.2 OperasionalisasiVariabel
Sebelummengadakanpenelitiandiperlukanoperasionalvariabeluntukmenent
ukanjenis, indikator yang
terkaitdalampenelitiansehinggapenelitiandapatdilakukansecarabenar.
Sesuaidenganjudulpenelitian yang dipilihyaitu
“AnalisisKinerjaKeuanganDenganMenggunakanRasioRentabilitas Dan
RasioLikuiditas BankPada PT Bank BJB CabangUtama
Bandung”.Makaterdapatduavariabelbebas yang diteliti.
PengertianvariabelbebasmenurutSugiyono(2009:39) menyatakanbahwa: “Variabelbebasadalahmerupakanvariabel yang mempengaruhiatau yang
menjadisebabperubahannyaatautimbulnyavariabeldependen (terikat).”
Berdasarkanpengertiandiatasbahwavariabelbebasmerupakanvariabel yang
tidakterikat.Sehingga yang
menjadivariabelbebasdalampenelitianiniadalahrasiorentabilitasdanrasiolikuiditas.
OperasionalisasiVariabel
Variabel KonsepVariabel Indikator Skala Ukuran
RasioRentab
1.NPM =LabaSetelahPajak x 100% Pendapatanoperasional
3. LDR = JumlahKredit yang diberikan x 100% Jumlah DP III
4. LAR = JumlahKredit yang diberikan x 100% Jumlah Asset
Sumber yang diperolehpenelitiuntukmendapatkan data mengenaiobjek
yang akanditeliti didapatdariPT Bank BJBCabangUtama Bandung.
Untukmenunjanghasilpenelitian, makapenulismelakukanpengelompokan
data yang diperlukankedalamduagolongan, yaitu :
1. Data Primer
Data primer yaitu data atausegalainformasi yang
diperolehdandidapatolehpenulislangsungdarisumberpertamabaikindividuat
ausekelompok,bagiandariobjekpenelitian,
sepertihasilwawancaradanobservasilangsungpadaobjek yang diteliti.
2. Data Sekunder
Data sekunderyaitu data primer yang
telahdiolahlebihlanjutdandisajikanbaikolehpengumpul data primer
ataupihak lain.
3.2.3.2 TeknikPengumpulan Data
Adapunteknikpengumpulan data sertainformasi yang
dilakukanolehpenulisdalampenyusunantugasakhiriniyaitudengancarasebagaiberik
ut:
1. Penelitianlapangan (Field Research).
Yaitudenganmelakukanpeninjauansecaralangsungkeperusahaan agar
memperoleh data yang diperlukan, melaluiwawancaradanobservasi,
denganpihak-pihak yang berhubungandenganmasalah yang
dibahasuntukmendapatkan data-data daninformasi yang diperlukan.Teknik
a. Wawancara
Denganmelakukankegiatantanyajawabdenganpihakpetugas bank.
Hal inidilakukanuntukmemperolehinformasimengenai data
laporankeuanganpada PT Bank BJB CabangUtama Bandung.
b. Observasi
Denganmelakukanpenelitiandenganmelihatbeberapakegiatan yang
dilakukanpadaPT Bank BJB CabangUtama Bandung.
c. Dokumentasi
Pengumpulan data yang
dilakukandengancaramengumpulkandokumen yang
berkaitandenganmasalah yang dibahas.
2. PenelitianKepustakaan (Library Research)
Yaitudilakukandenganmempelajaridariliteratur, catatan-catatankuliah,
bahantulisanlainnya yang adakaitannyadenganmasalah yang
dibahasyaituperbankan,undang-undangperbankan,
metodologipenelitian.Tujuandaripenelitiankepustakaaniniadalahuntukmen
dapatkanlandasanteoridanberbagaipengertianmengenaimasalah yang
dibahas.
3.2.4 RancanganAnalisis
DalammenyusunTugasAkhirini, penulis menggunakan analisis deskriftif,
yaitu data tersebut diperoleh dan dianalisis dengan dasar teori yang ada sehingga
diambil suatu kesimpulan dari hasil analisis tersebut dan atas kesimpulan tersebut
dapat menjadi bahan dan pertimbangan bagi perusahaan.
Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan
menggunakan metode kualitatif .
1. Analisis Kualitatif
Metodekualitatifyaitumetodeyang diharapkanmampumenghasilkanuraian
yang mendalamtentangucapan, tulisan, danatauperilaku yang
dapatdiamatidarisuatuindividu, kelompok, masyarakat,
danorganisasidalamsuatukontekstertentu.
Adapunrumus-rumus yang
akandigunakandalammetodeiniuntukmengetahuirasiorentabilitas,
likuiditasdanperkembangannyasebagaiberikut:
RasioRentabilitas
NPM = Lababersihsetelahpajak (EAT) x 100% PendapatanOperasional
ROA = Labasebelumpajak (EBIT) x 100%
Total aktiva
ROE = Lababersihsetelahpajak (EAT) x 100% Modal sendiri
RasioLikuiditas
Cash Ratio = Aktivalikuid x 100%
Passivalikuid
Reserve Requirement =Girowajib minimum x 100%
Loan to Deposit Ratio = Jumlahkredit yang diberikan x 100%
Jumlah DP III
Loan to Asset Ratio = Jumlahkredit yang diberikan x 100%
Jumlah asset
NCM to CA = KewajibanbersihCall Money x 100%
Aktivalancar
RumusPerkembangan
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Sejarah Perusahaan
Sejarah Pendirian – 1961
Pendirian Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat 53ilator belakangi oleh
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 1960 tentang penentuan
perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu
perusahaan milik Belanda yang berkedudukan di Bandung yang dinasionalisasi
yaitu NV Denis (De Erste Nederlansche Indische Shareholding) yang sebelumnya
perusahaan tersebut bergerak di bidang bank hipotek. Sebagai tindak lanjut dari
Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 1960 Pemerintah Propinsi Jawa Barat
dengan Akta Notaris Noezar nomor 152 tanggal 21 Maret 1961 dan nomor 184
tanggal 13 Mei 1961 dan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Gubernur Propinsi
Jawa Barat nomor 7/GKDH/BPD/61 tanggal 20 Mei 1961, mendirikan PD Bank
Karya Pembangunan dengan modal dasar untuk pertama kali berasal dari Kas
Daerah sebesar Rp. 2.500.000,00.
Perubahan Badan usaha – 1978
Untuk menyempurnakan kedudukan hukum Bank Karya Pembangunan
Daerah Jawa Barat, dikeluarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat nomor
Pembangunan Daerah Jawa Barat sebagai perusahaan daerah yang berusaha di
bidang perbankan. Selanjutnya melalui Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat
nomor 1/DP-040/PD/1978 tanggal 27 Juni 1978, nama PD. Bank Karya
Pembangunan Daerah Jawa Barat diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat.
Peningkatan Aktivitas - 1992
Pada tahun 1992 aktivitas Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
ditingkatkan menjadi Bank Umum Devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi
Bank Indonesia Nomor 25/84/KEP/DIR tanggal 2 November 1992 serta
berdasarkan Perda Nomor 11 Tahun 1995 mempunyai sebutan "Bank Jabar"
dengan logo baru.
Perubahan Bentuk Hukum - 1998
Dalam rangka mengikuti perkembangan perekonomian dan perbankan, maka
berdasarkan Perda Nomor 22 Tahun 1998 dan Akta Pendirian Nomor 4 Tanggal 8
April 1999 berikut Akta Perbaikan Nomor 8 Tanggal 15 April 1999 yang telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman RI tanggal 16 April 1999, bentuk hukum Bank
Jabar diubah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT).
Perluasan Bentuk Usaha - Dual Banking System 2000
Dalam rangka memenuhi permintaan masyarakat akan jasa layanan perbankan