• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan Melalui Komunikasi Organisasi dan Pengawasan Sumber Daya Manusia Pada Bagian Produksi Di CV Boga Jaya Snack Cimahi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan Melalui Komunikasi Organisasi dan Pengawasan Sumber Daya Manusia Pada Bagian Produksi Di CV Boga Jaya Snack Cimahi"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

CV. BOGA JAYA SNACK CIMAHI

Productivity Improvement Work Through Communications Organization and Supervision Human Resources on The Production CV.Boga Jaya Snack Cimahi

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu Syarat dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen pada Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

Disusun Oleh :

Mirnya Indriyanie 21212009

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)

v

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur bagi Allah SWT, Tuhan yang menguasai segala kekuasaan

dan pemiliki segala ilmu. Dengan sifat Maha Pengasih dan Penyayang-Nya

memberikan keuasaan, ilmu kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Atas

Kehendak-Nya jualah

Alhamdulillahirabbil‘alamin

penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

dengan judul

“Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan melalui

Komunikasi Organisasi dan Pengawasan Sumber Daya Manusia di CV Boga

Jaya Snack Cimahi”

disusun guna memenuhi syarat dalam menempuh ujian

sarjana ekonomi Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas

Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung. Selama penyusunan Skripsi ini, tidak

sedikit bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, khususnya kepada dosen

pembimbing Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si yang telah

meluangkan waktu disela kesibukan beliau sebagai Wakil Rektor Bidang

Akademik untuk memberikan bimbingan, arahan, dukungan dan motivasi untuk

dapat menghasilkan karya yang dapat dimanfaatkan oleh orang lain, sehingga

dapat diselesaikannya Skripsi ini dengan tepat waktu . Selanjutnya dengan rasa

tulus penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

(4)

vi

bimbingan dan pengarahan, ilmu pengetahuan serta semangat kepada penulis

selama dalam penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Ir. H. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer

Indanesia.

4.Dr.Raeny Dwisanty, SE., M.Si selaku Ketua Proram Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia dan Dosen Wali Kelas

Manajemen - 2

5.Isniar Budiarti, SE., M.Si, selaku Penguji I Program Studi Manajemen

Universitas Komputer Indonesia

6. Lita Wulantika, SE., M.Si, selaku Penguji II Program Studi Manajemen

Universitas Komputer Indonesia

7.Bapak Wely dan Ibu Pipin Nur di CV Boga Jaya Snack Cimahi yang telah

memberikan izin untuk Penulis melakukan survey Skripsi ini

8. Ibunda dan Ayahanda tercinta yang tanpa batas memberikan kasih sayang, doa

dan dukungan lain yang tidak bisa disebutkan satu-persatu kepada penulis.

9.Mugni Pratama yang selalu memberikan support kepada penulis selama proses

penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir.

10.Sahabat- Sahabat Tercinta Gina , Chandra , Risa , Fahmi , Miana , Rica , Neli ,

Muhidin, yang selalu mendukung dan memberikan support kepada penulis .

Akhir kata semoga Skripsi ini dapat dimanfaatkan dan dapat memberikan

sumbangsih pemikiran untuk perkembangan pengetahuan bagi penulis maupun

bagi pihak yang berkepentingan. Wasalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandung, Agustus 2016

Penulis

(5)

vii

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ...ii

ABSTRAK ...iii

ABSTRACK ...iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 6

1.2.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Maksud Penelitian... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 8

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 9

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian... 9

1.5.1 Lokasi Penelitian... 9

(6)

viii

2.1.1 Produktivitas ... 11

2.1.2 Pengertian Produktiitas kerja karyawan ... 11

2.1.1.2 Faktor-Faktor mendukung Produktivitas

Kerja Karyawan ... 13

2.1.1.3 Strategi untuk meningkatkan Produktivitas

Kerja Karyawan ... 14

2.1.1.4 Indikator Produktivitas Kerja Karyawan ... 19

2.1.2 Komunikasi Organisasi ... 22

2.1.2.1 Pengertian Komunikasi Organisasi ... 22

2.1.2.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi

Komunikasi Organisasi ... 24

2.1.2.3 Arah Komunikasi Organisasi ... 26

2.1.2.4 Peranan Komunikasi dalam Organisasi ... 28

2.1.2.5 Indikator Komunikasi Organisasi ... 30

2.1.3 Pengawasan Sumber daya Manusia ... 33

2.1.3.1 Pengertian Sumber daya Manusia... 33

2.1.3.2 Jenis-Jenis Pengawasan Sumber daya Manusia32

2.1.3.3 Tujuan Pengawasan Sumber daya Manusia ... 36

2.1.3.4 Indikator Pengawasan Sumber daya Manusia . 36

2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu... 39

2.2 Kerangka Pemikiran ... 43

2.2.1 Keterkaitan antara Peningkatan Produktivitas

Kerja Karyawan dengan Komunikasi Organisasi 44

2.2.2 Keterkaitan antara Peningkatan Produktivitas

Kerja Karyawan dengan Pengawasan Sumber Daya

Manusia ... 44

(7)

ix

3.2.1 Desain Penelitian ... 44

3.2.2 Operasional Variabel ... 46

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 50

3.2.3.1 Sumber Data... 50

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 51

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.2.4.1 Uji Validitas ... 55

3.2.4.2 Uji Realibilitas ... 59

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 64

3.2.5.1 Rancangan Analisis... 64

3.2.5.2 Analisa Deskriptif(Kualititatif) ... 64

3.2.5.3 Analisa Verifikatif ( Kuantitatif)... 66

3.2.5.4 Pengujian Hipotesis... 67

3.2.5.5 Kriteria pengujian... 72

BAB IV OBJEK DAN METODE PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan………....72

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan………..72

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan………...74

4.1.3 Deskripsi Pekerjaan………...75

4.2 Karakteristik Responden...76

4.3 Analisis Deskriptif………....79

4.3.1 Analisis Deskriptif Variabel

Komunikasi Organisasi...80

(8)

x

4.4.1 Pengaruh Komunikasi Organisasi dan Pengawasan

SDM terhadap Produktivitas Kerja………..112

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

(9)

xi

1.1 Survey awal Komunikasi Organisasi……….. 4

1.2 Survey awal Pengawasan Sumber Daya Manusia……….. 5

1.3 Survey awal Produktivitas kerja karyawan……… 6

1.4 Time Schedule Kerja Praktek……… 10

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu……… 34

3.1 Desain Penelitian………... 47

3.2 Operasional Variabel………. 50

3.3 Komposisi Karyawan CV Boga Jaya Snack Cimahi………. 52

3.4 Skala Likert………... 56

3.5 Interprestasi Nilai

r

……… 57

3.6 Kriteria presentase skor tanggapan responden terhadap skor ideal……….. 62

3.7 Hasil uji reliabilitas kuesioner penelitian

...61

4.1 Jenis Kelamin ... 77

4.2 Usia Responden... 77

4.3 Tingkat Pendidikan Responden... 78

4.4 Pedoman Kategorisasi Tanggapan Responden ... 80

4.5 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Responden untuk Variabel Komunikasi

Organisasi... 81

(10)

xii

4.9 Tanggapan Responden Indikator Aksesbilitas Informasi ... 85

4.10 Tanggapan Responden Indikator Penyebaran Informasi ... 86

4.11 Tanggapan Responden Indikator Ketepatan Informasi... 87

4.12 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Responden Untuk Variabel Pengawasan

SDM ... 88

4.13 Tanggapan Responden Indikator Pengarahan Pimpinan... 89

4.14 Tanggapan Responden Indikator Penerapan Standar... 90

4.15 Tanggapan Responden Indikator Tujuan Pengawasan ... 91

4.16 Tanggapan Responden Indikator Perhatian Pimpinan ... 92

4.17 Tanggapan Responden Indikator Sistem Pengawasan... 93

4.18 Tanggapan Responden Indikator Proses Pengawasan ... 94

4.19 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Produktivitas ... 95

4.20 Tanggapan Responden Indikator Kemampuan ... 96

4.21 Tanggapan Responden Indikator Meningkatkan Hasil yang dicapai... 97

4.22 Tanggapan Responden Indikator Semangat Kerja ... 98

4.2.3 Tanggapan Responden Indikator Pengembangan Diri... 99

4.2.4 Tanggapan Responden Indikator Mutu... 100

(11)

xiii

2.1 Paradigma Penelitian……….42

3.1 Desain Penelitian………...48

3.3 Uji Daerah dan Penolakan Hipotesis……….72

4.1 Struktur Organisasi CV. Boga Jaya Snack Cimahi...74

4.2 Kontinum Variabel Komunikasi Organisasi ...81

4.3 Kontinum Variabel Pengawasan SDM ...89

4.4 Kontinum Variabel Produktivitas ...96

4.5 Pengujian Hipotesis (Kurva Uji-t) Pada Komunikasi Organisasi

Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan ...112

(12)

komunikasi terhadap kepuasan kerja pegawai pada kantor radio republic Indonesia malang “ .JKMP (ISSN 2338-445X) Vol.1 No.2 September 2013. Ahmad Tohardi, (2002), Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia,

Universitas Tanjung Pura, Mandar Maju, Bandung

Alfred R.L, 1971:66

Indikator Semangat Kerja

Amir Makhmud Zain Nasution, “ Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap tingkat Produktivitas kerja karyawan di PT.Panen Lestari Internusa Sogo Medan”. Dian Murnawantika 2014 . ” Pengaruh pengawasan terhadap produktivitas kerja

karyawan pada CV.Putra Kaltim di Samarinda, e-journal ilmu administrasi bisnis”, 2014 2(4) : 614 -628 (ISSN 2355-5408).

Djoko Santoso : 2014, “

Pengaruh Komunikasi Organisasi dan Pengawasan

Sumber

Daya Manusia Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja

-Kentingan Surakarta “.

Donel Koontz

dan

Cyriel P.

Pengertian Indikator Sistem Pengawasan

Fadli Pangumpia 2013. ”Pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap produktivitas kerja karyawan di Bank Prisma Dana Manado, Journal “ . Acta Djurnal” Vol.II/No.2/2013.

Gorda. 2005.

Manajemen Sumber Daya Manusia.

Denpasar : Widya Kriya

Gematama

Ghozali, dan Setiawan 2006:159 Indikator Kepuasan Organisasi

Handoko, T. Hani. 2011. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Herdyn Darnuriatmaja 2013, “Pengaruh Pengawasan dan kedisiplinan terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT.Effatama Borneo Abadi di Kota Samarinda “. e-journal Pemerintah Intergratif, 2013, 1(4) 1633-1643 (ISSN 0000-0000).

(13)

Kosasis D.E , Sarwoprasodjo, Susanto D, ” Komunikasi organisasi dalam pengembangan kinerja pengurus gapoktan pada program penguat lembaga distribusi pangan masyarakat , Kabupaten Subang , Kabupaten Bogor “ .

Mohammad Kannzunnudin , ” Pengaruh Upah dan Pengawasan terhadap produktivitas karyawan studi kasus pada PT.Tonga Tiur Putra Kragan Kabupaten Rembang “. (ISSN 1907-6304).

Moh Nazir. 1998. Metode penelitian. PT. Ghalia Indonesia, Jakarta. 597 hlm. Moh. Nazir, 2003, Metode Penelitian, Cetakan Kelima, Jakarta, Ghalia. Indonesia.

Nadja Ahmad, Musriha “ Pengaruh Kepemimpinan , Komunikasi dan Lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan pada PT. Mitra Alam Segar Pasuruan, Jurnal Manajemen BranchMark “.( ISSN : 2407-8239).

Nidaul Izzah 2006, “ Hubungan antara pengawasan dan kompensasi dengan produktivitas kerja “ .MSE : Vol 9,No. 1 Januari –Juni 2006.

Ni Kadek Desy Arisanthi 2014, “ Pengaruh Komunikasi, Lingkungan kerja fisik dan disiplin kerja karyawan terhadap produktivitas karyawan pada PT Pembangunan daerah Bali Kantor Pusat –Bali “.

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002.

Metodologi Penelitian Bisnis.

Yogyakarta: BPFE.

Pace ,R. Wayne & Faules, Don F. 2010. “ Komunikasi Organisasi “. Terjemahan Deddy Mulyana. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Purwanto. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Poerwanto G Hendra

Pengertian Indikator Penetapan Standart

Prawirosentono, 1999:27

Indikator Meningkatkan Hasil yang dicapai

Ravianto, J. (1986),

Produktivitas dan Manusia Indonesia

. Jakarta. Siup.

(14)

Situmorang

Victor M.

dan

Jusuf Juhir

Pengertian Indikator Tujuan

Pengawasan

Sugiyono, 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta

Sugiyono, 2005,

Metode Penelitian Kualitatif

, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2006, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: CV ALFABETA.

Sugiyono. 2009.

Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

. CV.Alfabeta:

Bandung.

Sugiyono. 2010, Metode Penelitian Kantitatif Kualitatif & RND Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. 2012.

Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B

. Bandung:

Alfabeta.

Susilo

Pengertian Indikator Efesiensi

Sutrisno, Edi. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit Genesis.

Umi Narimawati. 2007.

Riset Manajemen Sumber Daya Manusia

. Jakarta: Agung

Media

Umi Narimawati. 2008.

Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori

dan Aplikasi.

Bandung: Agung Media

Vico Wentri Runondor 2013, “ Motivasi , Disiplin kerja dan kepemimpinan terhadap produktivitas kerja pada badan kepegawaian dan diklat daerah Minahasa Selatan Manado”

.

Winardi 2008,

Pengantar Ilmu Manajemen,

Penerbit Nova.

Yuniarsih, Tjutju & Suwatno. (2008).

,Manajemen Sumber Daya Manusia.

Bandung : Alfabet.

(15)

Engin Elif, 2013 “

The effect of Communication Satisfaction on Organizational

Commitment “ .

ISSN : 2046-9578, Vol.14 No II (2013).

Farahbod Farzin,2013 “

Impact of Organizational Communication in Job

Satisfaction and Organizational Commitment ” .

VoL 5, NO 4.

Femi Festus Asamu, 2014 “

The Impact of Communication on Workers’

Perfomance in selected Organisation in Lage State, Nigeria “.

IOSR Journal

of Hummanities and Sosial Science (IOSR-JHSS) , Volume 19, Issue 8, Ver .

II (Aug.2014), PP 75-82 , e-ISSN : 2279-0837, p-ISSN 2279-0845.

Idam Mohamad Rozak, 2014

, “ Factors Affecting labour Productivity in

Malaysia: An Overview “

. Vol.II,Issue 10,Oct 2014 ISSN 2348 0386.

Odesola Abiodun Isaac, 2014,

“Influence of Labour – Realated Factors on

Contruction Labour Productivity in the South – GeoPolitical Zone of

Nigeria”

. Journal od contruction in Developing Countries,19 (1) , 93

-109,2014.

Ramirez Lopez Daniel, 2010 “ Organizational Communication Satisfaction and Job Satisfaction withn University Food Service “. B.A., University of Oregon, 2010.

(16)

11 2.1.1 Produktivitas

2.1.2 Pengertian Produktivitas Kerja Karyawan

Produktivitas secara umum diartikan sebagai hubungan antara keluaran

(barang-barang atau jasa) dengan masukan (tenaga kerja, bahan, uang).

Produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif.Suatu perbandingan antara hasil

keluaran dan masukan.Masukan sering dibatasi dengan tenaga kerja,sedangkan

keluaran diukur dalam ke-satuan fisik,bentuk dan nilai (Djoko Santoso:2013). (Sayid M Rusdin : 2014) Selain dapat dihitung antara perbandingan output

dan input, juga dapat dinilai dengan melihat proses atau kegiatan pelaksanaan

manajemen.Kemampuan manajemen untuk menggunakan sumber-sumber secara

maksimal dan menciptakan system kerja yang optimal, akan menentukan

rendahnya produktivitas kerja karyawan. Peranan manajemen sangat strategis

untuk peningkatan produktivitas, yaitu dengan mengkombinasikan dan

mendayagunakan semua sarana produks, menerapkan fungsi-fungsi manajemen,

menciptakan system kerja dan pembagian kerja, menempatkan orang yang tepat

pada pekerjaan yang sesuai serta menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang

aman dan nyaman. Dengan demikian maka dapat ditentukan tinggi rendahnya

produktivitas kerja karyawan dengan mempergunakan pengukuran produktivitas

(17)

Tohardi (2002), menggemukakan bahwa produktivitas kerja merupakan

sikap mental.Sikap mental yang selalu mencari perbaikan terhadap apa yang telah

ada.Suatu keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan pekerjaan lebih baik hari

ini dari pada hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.

Menurut Yuniarsih dan Suwatno (2009:156) produktivitas kerja dapat diartikan sebagai hasil ang konkrit (produk) yang dihasilkan oleh individu atau kelompok, selama satuan waktu tertentu dalam suatu proses kerja. Dalam hal ini, semakin tinggi produk ang dihasilkan dalam waktu yang semakin singkat dapat dikatakan bahwa tingkat produktivitasnya mempunyai nilai yang tinggi. Produktivitas dapat diartikan sebagai ratio antara hasil karya (output) dalam bentuk barang dan jasa.

Sutrisno (2009:99) berpendapat bahwa “produktivitas merupakan hubungan antara keluaran (barang – barang atau jasa) dengan masukan (tenaga kerja, bahan, uang)”. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa produktivitas adalah ukuran efisien produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan. Masukan sering dibatasi dengan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam ke – satuan fisik, bentuk, dan nilai.

Produktivitas juga di artikan sebagai suatu sikap mental yang selalu berusaha

untuk meningkatkan mutu kehidupan dengan kata lain bahwa kehidupan hari ini

harus lebih baik dari hari kemarin dan mutu kehidupan hari esok, harus lebih baik

dari hari ini. Sumarsono (2003: 40), secara sederhana mengartikan produktivitas

sebagai perbandingan antara hasi yang dikeluarkan dengan sumbersumber

dayanya yang ada pada kurun waktu tertentu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas adalah

kemampuan seseorang karyawan dalam mengelola dan memanfaatkan sumber

daya yang dimiliki untuk memperoleh keluaran atau hasil yang optimal dalam

rangka pelaksanaan tugas yang telah dibebankan kepadanya serta pencapaian hasil

(18)

2.1.1.2 Faktor faktor mendukung Produktivitas Kerja

Ravianto (2002:20) merinci faktor yang dapat mempengaruhi

produktivitas kerja yaitu:

1. Motivasi, merupakan kekuatan atau motor pendorong kegiatan

seseorang kearah pencapaian tujuan tertentu dan melibatkan segala

kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya.

2. Disiplin, merupakan sikap mental yang tecermin dalam perbuatan

tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan

atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma dan kaidah

yang berlaku.

3. Etos kerja, merupakan salah satu faktor penentu produktivitas kerja,

karena etos kerja merupakan pandangan untuk menilai sejauh mana

kita melakukan suatu pekerjaan dan terus berupaya untuk mencapai

hasil yang terbaik.

4. Keterampilan, faktor keterampilan baik keterampilan teknis maupun

manajerial sangat menentukan tingkat pencapaian produktivitas kerja.

5. Pendidikan, tingkat pendidikan harus selalu dikembangkan melalui

jalur pendidikan formal maupun informal.

6. Pengawasan, mengingat eratnya hubungan pengendalian dengan

produktivitas kerja maka pengendalian mempunyai peran sentral

dalam membentuk pola kerja dan etos kerja produktif.

(19)

meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan

dengan lebih baik.

2.1.1.3 Strategi untuk meningkatkan Produktivitas Kerja

Pada dasarnya semua perusahaan menginginkan mempunyai

produktivitas yang tinggi. Namun dalam kasus-kasus tertentu atau

waktu-waktu tertentu perusahaan mandapati bahwa produktivitas perusahaannya

relatif rendah. Menghadapi situasi seperti ini manajemen perusahaan akan

mencari strategi untuk meningkatkan produktivitas.Menurut Randall yang

dikutip oleh Sri Haryani (2002:109-114) mengemukakan bahwa ”Program

yang ditujukan untuk meningkatkan produktivitas, dikelompokan menjadi tiga, yaitu yang menekankan pada desain ulang lingkungan kerja dan

program yang memfokuskan pada peningkatan partisipasi karyawan, serta

intervensi pemerintah dalam meningkatkan produktivitas”. Berikut adalah

rangkuman mengenai penjelasan program peningkatan produktivitas:

1. Desain ulang lingkungan kerja.

Produktivitas banyak dipengaruhi oleh variabel-variabel yang

berhubungan dengan lingkungan kerja. Oleh karena itu perusahaan harus

menjamin bahwa pekerjaan didesain untuk memaksimumkan

produktivitas. Beberapa strategi desain ulang lingkungan kerja adalah:

a. Work site redesign (ergonomik), merupakan suatu kegiatan untuk

mendesain pekerjaan dan peralatan sehingga sesuai dengan kemampuan

(20)

b. Robotik, penggunaan robot-robot di perusahaan dimaksudkan untuk

menggantikan tenaga manusia. Keunggulan penggunaan robot yaitu

menurunkan biaya tenaga kerja dan dapat meningkatkan kualitas dan

produktivitas.

c. Otomasi pekerjaan kantor. Dengan otomatisasi pekerjaan kantor

diharapkan tugas-tugas dapat segera diselesaikan, sehingga produktivitas

meningkat.

d. Mengubah desain pekerjaan (job design). Pengubahan desain kerja

dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas melalui peningkatan

motivasi dan kepuasan karyawan. Disamping itu pengubahan desain kerja juga dimaksudkan untuk menghilangkan kejenuhan/kebosanan dalam

bekerja. Pengubahan desain kerja dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu:

rotasi kerja, pengkayaan pekerjaan, dan pemekaran pekerjaan.

e. Pengaturan kerja alternatif. Pengaturan kerja alternatif yang paling populer

adalah flextime, perusahaan memberikan kebebasan kepada karyawan

dalam hal waktu masuk kerja dan waktu pulang kerja, namun tetap harus

memenuhi jam kerja yang telah ditetapkan.

2. Peningkatan partisipasi karyawan

Peningkatan partisipasi karyawan dapat meningkatkan produktivitas

melalui peningkatan motivasi dan kepuasan. Dengan meningkatnya

motivasi dan kepuasan, maka karyawan akan lebih besar kesediaannya

(21)

dilakukan dengan beberapa cara, seperti: dalam pengambilan keputusan,

dalam mengidentifikasikan masalah, dan untuk memberikan saran-saran.

3. Intervensi pemerintah

Intervensi pemerintah untuk meningkatkan produktivitas dilakukan dengan

mengeluarkan kebijakan dan program-program, yaitu:

a. Kebijakan, pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan dalam upaya

meningkatkan produktivitas diantaranya adalah kebijkan pendidikan,

anggaran dalam bidang pendidikan, investasi, dan perizinan.

b. Program-program. Program pemerintah dalam upaya meningkatkan

produktivitas adalah dengan mendirikan balai-balai latihan sperti: balai latihan kerja, Multi Media Training Centre, dan transmigrasi.

R.Bruce Mcafee dan William Poffenberger dalam bukunya Productivity

Strategies Enchancing Employee Job Performance menyatakan bahwa

strategi-strategi untuk meningkatkan produktivitas karyawan adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan penguatan dan pembentukan positif

Satu arah untuk memperbaiki kinerja karyawan yaitu dengan

memberikan penghargaan perilaku yang diinginkan tetapi bukan perilaku

yang tidak menyenangkan. Kapan, bagaimana, dan seberapa sering

seorang karyawan harus dihadiahi adalah satu bagian integral dari

pendekatan ini.

2. Menggunakan disiplin dan hukuman efektif

(22)

Bagaimana dan kapan untuk disiplin seorang karyawan agar benar-benar

memperbaiki kinerjanya dan juga menghindari efek samping yang tidak

diinginkan merupakan tujuan dari pendekatan ini.

3. Memperlakukan orang-orang secara adil

Ini untuk meningkatkan produktivitas karyawan merekomendasikan

bahwa para manajer memperlakukan karyawan mereka secara adil atau

meyakinkan karyawan mereka secara adil atau meyakinkan karyawan

bahwa pada kenyataannya mereka menerima perlakuan yang adil. Apa

yang dimaksud dengan memperlakukan secara adil merupakan

komponen-komponen penting dari strategi ini. 4. Memuaskan kebutuhan karyawan

Salah satu strategi penambahan produktivitas terbaik yang dikenal dan

yang paling tua untuk menentukan apa yang dibutuhkan karyawan adalah

untuk membuat pemuasan kebutuhan tersedia. Pendekatan ini memerlukan

satu pemahaman kebutuhan-kebutuhan dasar manusia dan cara

orang-orang yang berbeda di dalam kekuatan kebutuhan-kebutuhan mereka.

5. Mengatur pekerjaan yang berhubungan dengan sasaran

Pendekatan ini membantah bahwa menentukan mengukur sasaran sulit

untuk karyawan atau membiarkan karyawan untuk membuat sasaran bagi

diri mereka dapat mengakibatkan produktivitas karyawan lebih tinggi.

(23)

Pendekatan ini merekomendasikan bahwa pekerjaan tersusun atau

dirancang sedemikian rupa sehingga mereka meyediakan karyawan

dengan rasa pemenuhan prestasi, dan tanggung jawab.

7. Ganjaran berdasarkan kinerja

Seseorang penyelia yang menggunakan pendekatan ganjaran karyawan

berdasarkan pada kualitas dan kuantitas pekerjaan mereka. Bagi bawahan,

produktivitas yang lebih tinggi berarti semakin besar ganjaran. Para

manajer yang menggunakan pendekatan ini menyadari bahwa senioritas

dan pendidikan didalam dirinya bukanlah ukuran-ukuran yang tepat

sebagai dasar pemberian ganjaran.

Pada dasarnya upaya-upaya peningkatan produktivitas perusahaan harus

dimulai dari produktivitas individu (karyawan) yang ada dalam perusahaan,

sehingga manajemen industri yang ingin meningkatkan produktivitas individu

(karyawan), sebelum memperhatikan produktivitas dari sumber-sumber daya lain

seperti: material, energi, modal, mesin, peralatan, informasi, dan lain-lain.

Vincent Gaspersz (2000:71) mengemukakan karakteristik umum dari

individu atau karyawan yang produktif biasanya ditandai dengan beberapa hal

berikut:

1. Secara terus menerus selalu mencari berbagai gagasan dan cara

penyelesaian tugas yang lebih baik.

2. Selalu memberikan saran-saran untuk perbaikan secara sukarela

3. Menggunakan waktu secara efekif dan efisien

(24)

5. Selalu bersikap positif terhadap pekerjaannya

6. Dapat berperan sebagai anggota tim kerja sama dengan baik, sebagimana

juga menjadi pemimpin tim kerja sama dengan baik.

7. Dapat memotovasi diri melalui dorongan dari dalam diri sendiri

8. Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik terhadap pekerjaannya

serta mau menerapkannya dalam pekerjaan itu.

9. Mau menerima ide-ide atau saran-saran yang dianggap lebih baik dari

orang lain.

10. Hubungan antar pribadi dengan semua tingkatan manajemen dalam

organisasi berlangsung baik.

11. Sangat menyadari dan mempedulikan masalah pemborosan dan

inefisiesnsi dalam penggunaan sumber-sumber daya.

12. Mempunyai tingkat kehadiran yang baik

13. Selalu mampu mempelajari Sesutu hal baru dengan cepat.

2.1.1.4 Indikator Produktivitas Kerja

Menurut Sutrisno (2009:104) beberapa indikator produktivitas kerja

adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan

Kemampuan adalah sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang

memungkinkan seseorang yang dapat menyelesaikan pekerjaannya,

baik secara mental ataupun fisik. Karyawan dalam suatu organisasi,

meskipun dimotivasi dengan baik, tetapi tdak semua memiliki

kemampuan untuk bekerja dengan baik. Kemampuan dan keterampilan

(25)

Keterampilan adalah kecakapan yangberhubungan dengan tugas yang

di miliki dan dipergunakan oleh seseorang padawaktu yang tepat.

(Soehardi,2003:24).

2) Meningkatkan hasil yang dicapai

Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan

bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak

dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga

mengakibatkan kepuasan walaupun efektif dinamakan tidak efesien.

Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka

kegiatan tersebut efesien. (Prawirosentono, 1999:27).

3) Semangat kerja

Semangat kerjaadalah sikap individu untuk bekerja sama dengan

disiplin dan rasa tanggug jawab terhadap kegiatannya.(Alfred R.L,

1971:66).

4) Pengembangan diri

Pengembangan diri adalah proses pembentukan dan perwujudan dari

yang kebiasannya jelek menjadi kebiasaan yang lebih baik lebih

lengkapnya mungkin bisa seperti ini yaitu proses yang dilakukan

mewujudkan dirinya menjadi yang terbaik berdasarkan potensi

(kemampuan) di semua bidang sehingga berdampak manfaat buat

banyak orang.

5) Mutu

(26)

memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Perubahan mutu produk

tersebut memerlukan peningkatan atau perubahan keterampilan tenaga

kerja, proses produksi, dan tugas serta perubahan lingkungan

perusahaan agar produk dapat memenuhi dan melebihi harapan

konsumen.

6) Efisiensi

adalah suatu kondisi atau keadaan, dimana penyelesaian suatu

pekerjaan dilaksanakan dengan benar dan dengan penuh kemampuan yang

dimiliki. (Susilo).

Selanjutnya Sedarmayanti (2001:80) mengutip dari A. Dale Timpe

mengungkapkan tentang ciri umum pegawai yang produktif adalah sebagai

berikut:

1. Cerdas dan dapat belajar dengan cepat.

2. Kompeten secara professional/teknis selalu memperdalam pengetahuan

dalam bidangnya.

3. Kreatif dan inovatif, memperlihatkan kecerdikan dan keanekaragaman.

4. Memahami pekerjaan

5. Belajar dengan cerdik, menggunakan logika, menggorganisasikan

pekerjaan dengan efisien, tidak mudah macet dalam bekerja. Selalu

mempertahankan kinerja rancangan, mutu, kehandalan, pemeliharaan

keamanan, mudah dibuat, produktivitas, biaya, dan jadwal.

6. Selalu mencari perbaikan, tetapi tahu kapan harus berhenti

menyempurnakan.

(27)

8. Memiliki catatan prestasi yang berhasil

9. Selalu meningkatkan diri.

2.1.2 Komunikasi Organisasi

2.1.2.1 Pengertian Komunikasi Organisasi

Organisasi harus menyadari bahwa salah satu kunci penting tercapainya

tujuan tergantung pada kemampuan pegawai dan pimpinan dalam melakukan

komunikasi. Komunikasi menjadi titik penting karena segala proses perencanaan

dan pengorganisasian tidak akan dapat dijalankan dengan baik tanpa adanya

komunikasi yang baik. Komunikasi merupakan penggerak fungsi – fungsi

manajemen, karena tujuan perusahaan mustahil atau sulit dicapai tanpa adanya komunikasi yang baik. Komunikasi merupakan dasar bergeraknya organisasi dan

nampak sehari – hari. Komunikasi menjadi titik yang penting karena segala proses

perencanaan dan pengorganisasian yang ada dalam organisasi tidak akan dapat

dijalankan dengan baik tanpa adanya komunikasi yang baik. Hal ini dikarenakan

untuk menyampaikan tujuan organisasi kepada seluruh personel organisasi adalah

melalui komunikasi. Dalam organisasi setiap saat terjadi proses penyampaian

informasi. Apabila di dalam organisasi tidak dapat memproses penyampaian

informasi secaraefektif, kemungkinan komunikasi dapat menyimpang atau macet

dan para anggota organisasi mulai salah paham satu sama lain.

Komunikasi organisasi yang disampaikan Bernard tersebut, menyatakan

bahwa komunikasi organisasi menjadi jantungnya organisasi. Sedangkan menurut

(28)

messages within a network of interdependent relationship to cope with

environmental uncertainty”. Pengertian tersebut dapat diartikan kurang lebih

demikian, komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling tukar –

menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama

lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah – ubah

Untuk lebih mengerti tentang komunikasi organisasi, maka penulis

menyajikan beberapa persepsi para ahli tentang apa yang dimaksudkan dengan

komunikasi organisasi, Muhammad Arni (2004: 67) :

1. Menurut Redding dan Sanborn

Menurut mereka komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Meliputi:

komunikasi internal,hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola,

komunikasi downward,komunikasi upward, komunikasi horizontal,

keterampilan berkomunikasi,menulis dan komunikasi evaluasi program.

2. Menurut Katz dan Khan

Katz dan Khan mengatakan komunikasi organisasi merupakan arus

informasi,pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu

organisasi.

3. Menurut Greenbaunm

Greenbaunm menyatakan bahwa bidang komunikasi organisasi termasuk

arus komunikasi formal dan informal dalam organisasi. Dia membedakan

(29)

menggiatkan aktivitas.

4. Menurut Zelko dan Dance

Menurut mereka komunikasi organisai dibagi menjadi dua: Komunikasi

internal, komunikasi dalam organisai itu sendiri seperti komunikasi dari

bawahan keatasan dan sebaliknya serta komunikasi diantara sesame

bawahan.

Mengutip pendapat R. Wayne Pace dan Don F. Faules

(2001:31-33) Komunikasi organisasi adalah prilaku pengorganisasiaan yang terjadi

atau bagaimana mereka yang terlibat dalam prose situ bertransaksi dan

memberi makna atas apa yang sedang terjadi. Dan lebih jelasnya Komunikasi Organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi

yang menciptakan, memelihara dan mengubah suatu organisasi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Komunikasi dalam

organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka

seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran

yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani

kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja antar

pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan

komunikasi secara lebih terperinci.

2.1.2.2 Faktor faktor yang mempengaruhi Komunikasi Organisasi

1) Kepercayaan, personel disemua tingkat harus berusaha keras untuk

(30)

kepercayaan, keyakinan, dan kredibilitas didukung oleh pernyataan dan

tindakan.

2) Pembuatan keputusan bersama, para karyawan disemua tingkat dalam

organisasi harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua

masalah dalam semua wilayah kebijakan organisasi, yang relevan dengan

kedudukan mereka. Para karyawan disemua tingkat harus diberikan

kesempatan berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen diatas

mereka agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan

penentuan tujuan.

3) Kejujuran, suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi, dan para karyawan

mampu mengatakan apa yang ada dalam pikiran mereka tanpa

mengindahkan apakah mereka berbicara kepada teman sejawat, bawahan,

atau atasan.

4) Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, kecuali untuk keperluan

informasi rahasia, anggota organisasi harus relatif mudah memperoleh

informasi yang berhubungan langsung dengan tugas mereka saat itu, yang

mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan pekerjaan

mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian lainnya, dan yang

berhubungan luas dengan perusahaan, organisasi, para pemimpin, dan

rencana-rencana.

(31)

masalah yang dikemukakan personel disemua tingkat bawahan dalam

organisasi, secara berkesinambungan dan dengan pikiran terbuka.

Informasi dari bawahan harus dipandang cukup penting untuk

dilaksanakan kecuali ada petunjuk yang berlawanan.

6) Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi, personel disemua

tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap

tujuan-tujuan berkinerja tinggi-produktivitas tinggi, kualitas tinggi, biaya

rendah demikian pula menunjukkan perhatian besar pada anggota

organisasi lainnya.

2.1.2.3 Arah Komunikasi Organisasi

Berbicara masalah komunikasi organisasi, tidak lepas dari masalah

perpindahan aliran informasi secara formal. Menurut Pace dan Faules

(2001: 185) Ada empat jenis arah aliran komunikasi dalam organisasi,

yaitu:

1) Komunikasi ke bawah, aliran komunikasi dari atasan atau orang yang

memiliki otoritas lebih tinggi, ke bawahan yang otoritasnya lebih rendah.

Menurut Katz & Khan ada lima jenis informasi yang biasanya

dikomunikasikan kepada bawahan, yaitu:

a. Informasi bagaimana melakukan pekerjaan.

b. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan.

c. Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi.

d. Informasi mengenai kinerja karyawan.

(32)

2.) Komunikasi keatas, aliran informasi dari bawahan ke atasan.

Komunikasi keatas sangat penting karena menumbuhkan loyalitas

karyawan pada perusahaan dengan memberi kesempatan pada karyawan

untuk menyalurkan pemikiran-pemikiran, dan saran mereka untuk

keberlangsungan hidup organisasi.Komunikasi ke atas juga penting karena

memberitahukan kepada atasan kapan bawahan siap menerima informasi

dari mereka dan seberapa baik bawahan mampu menerima dan memahami

informasi yang diberikan kepada mereka. Pace dan Faules (2001: 190),

mengemukakan informasi apa saja yang dikomunikasikan, yaitu:

a. Memberitahukan apa yang dilakukan bawahan-pekerjaan mereka, prestasi,kemajuan, dan rencana-rencana untuk waktu mendatang.

b. Menjelaskan persoalan-persoalan kerja yang belum dipecahkan

bawahan yang mungkin memerlukan beberapa macam bantuan.

c. Memberikan saran atau gagasan untuk perbaikan dalam unit-unit

mereka atau dalam organisasi sebagai suatu keseluruhan.

d. Mengungkapkan bagaimana pikiran dan perasaan bawahan tentang

pekerjaan mereka, rekan kerja mereka, dan organisasi

3. Komunikasi horizontal, komunikasi yang terjadi antara orang yang

memiliki jabatan yang sama dalam unit kerja yang sama pula. Komunikasi

horizontal ini biasanya terjadi diantara bawahan dengan sesama bawahan

dalam suatu organisasi, yang memiliki atasan yang sama. Tujuan dari

komunikasi horizontal adalah:

(33)

b. Berbagi informasi mengenai rencana kerja dan kegiatan.

c. Untuk memecahkan masalah.

d. Untuk memperoleh pemahaman bersama.

e. Untuk mendamaikan, berunding, dan menengahi perbedaan.

f. Untuk menumbuhkan dukungan antar persona.

4. Komunikasi lintas-saluran, aliran komunikasi yang terjadi diantara

orangorang yang tidak menjadi atasan ataupun bawahan satu dengan

lainnya dan menempati bagian fungsional yang berbeda.

2.1.2.4 Peranan Komunikasi dalam Organisasi

Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun social, tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan

melibatkan empat fungsi / peranan, yaitu:

1. Fungsi Informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu system pemrosesan

informasi (information processing system). Maksudnya, seluruh anggota

dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih

banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat

memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan

pekerjannya secara lebih pasti, informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh

semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu

organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan

(34)

(bawahan) membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan, jaminan

sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.

2. Fungsi Regulatif

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang

berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada

dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:

a. Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu

mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua

informasi yang disampaikan. Disamping itu mereka juga mempunyai

kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas

(position of authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan

sebagaimana semestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk

menjalankan perintah banyak bergantung pada: keabsahan pimpinan dalam

menyampaikan perintah kekuatan pimpinan dalam member sanksi

kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin

sekaligus sebagai pribadi tingkat kredibilitas pesan yang diterima

bawahan.

b. Berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada

dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan

kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak

(35)

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan

tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya

kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk memperusasi

bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan

secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih

besar disbanding kalau pemimpin sering memperlihatkan kekuasaan dan

kewenangannya.

4. Fungsi Integratif

Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang

memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam

organisasi tersebut (newsletter, bulletin) dan laporan kemajuan organisasi;

juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi

selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan

darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan

untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap

organisasi (Mulyana, 2008)

2.1.2.5 Indikator Komunikasi Organisasi

Menurut Pace & Faules (2010:497) beberapa indikator komunikasi

organisasi adalah sebagai berikut:

(36)

Kondisi menyenangkan atau secara emosional positif yang berasal

dari penilaian seseorang atas pekerjaannya atau pengalaman

kerjanya (Setiawan dan Ghozali, 2006:159).

2) Iklim komunikasi

Iklim Komunikasi terdiri dari dua kata, yaitu Iklim dan

Komunikasi. Iklim adalah Suasana seseorang kepada orang lain.

Sedangkan komunikasi adalah proses penyampaian suatu

pernyataan oleh seorang kepada orang lain.

3) Kualitas media

Suatu hasil yang dapat diukur dengan efektifitas dan efisiensi

suatu pekerjaan yang dilakukan oleh sumber daya manusia atau

sumber daya lainnya dalam pencapaian tujuan atau sasaran

perusahaan dengan baik dan berdaya guna.

4) Aksebilitas informasi

adalah derajat kemudahan dicapai olehorang, terhadap suatu

objek, pelayanan ataupunlingkungan. Kemudahan akses tersebut

diimplementasikan pada informasi, lingkungan danfasilitasumum

lainnya.

5) Peyebaran informasi

Sejauh mana informasi dapat disampaikan kepada seluruh

(37)

6) Ketepatan pesan

Ketepatan pesan menunjukkan kepada kemampuan orang untuk

mereproduksi atau menciptakan suatu pesan dengan tepat. Dalam

komunikasi, istilah ketepatan di gunakan untuk menguraikan

tingkat persesuaian di antara pesan yang di ciptakan oleh pengirim

dan reproduksi penerima mengenai pesan tersebut. Atau dengan

kata lain tingkat penyesuaian arti pesan yang di maksudkan oleh si

pengirim dengan arti yang diinterpretasi oleh si penerima.

2.1.3 Pengawasan Sumber Daya Manusia

2.1.3.1 Pengertian Pengawasan Sumber Daya Manusia

Pengawasan sangat penting dan dilakukan oleh hampir semua organisasi atau perusahaan untuk menjamin bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai yang

direncakan. Para ahli manajemen mengungkapkan teoriteorinya tentang

pengawasan yaitu pengawasan manajemen adalah usaha sistematik untuk

menetapkan standart yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dalam

penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk

menjamin bahwa semua sumber daya alam perusahaan digunakan dengan cara

paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan (Handoko).

Menurut Siagian (2003:125) definisi tentang pengawasan sebagai proses

pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin

agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana

(38)

menyatakan bahwa pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan pekerjaan

apa yang sudah

dilaksanakan, menilainya dan mengoreksi bila perlu dengan maksud supaya

pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana semula.

Handoko (2011:359) berpendapat bahwa pengawasan adalah suatu

prosesuntuk menjamin bahwa tujuan – tujuan organisasi dan manajemen

tercapai.Menurut Martoyo (2007:237) yang dimaksudkan dengan pengawasan

sumber daya manusia adalah bagaimana pihak manajemen mengadakan

pengamatan atas:

1. Jumlah sumber daya manusia yang ada dalam organisasi.

2. Jumlah sumber daya manusia yang benar- benar dibutuhkan organisasi.

3. Jumlah pasaran sumber daya manusia yang ada dan memungkinkan.

4. Kualitas sumber daya manusia yang dimiliki dan yang ada di pasaran

tenaga kerja.

5. Kemampuan individual setiap sumber daya manusia dalam organisasi.

6. Upaya peningkatan kemampuan sumber daya manusia dalam organisasi.

7. Semangat kerja mereka dan sebagainya.

Dengan pengawasan dapat diketahui hasil pelaksanaan dan selanjutnya

apabila ada kekurangan dapat dilakukan perbaikan untuk peningkatan.

Pengawasan juga diharapkan untuk mengusahakan, menjaga dan menjamin agar

pelaksanaan proses pekerjaan dapat berlangsung sesuai rencana. Dengan

(39)

1. Mencegah terjadinya penyimpangan atau kesalahan

2. Memperbaiki berbagai penyimpangan atau kesalahan yang terjadi

3. Dapat membuat setiap bagian dalam perusahaan selalu dinamis dan terarah

untuk mencapai tujuannya

4. Mempertebal rasa tanggung jawab karyawan

Menurut Yuniarsih dan Suwatno (2009:109) mengatakan bahwa

langkah – langkah dari pengawasan sumber daya manusia adalah sebagai

berikut:

1. Menetapkan Standar

2. Menilai dan mengukur hasil yang telah dicapai

3. Membandingkan antara hasil pengukuran dengan standar

a) Melakukan tindak lanjut (follow up) di sesuaikam dengan kondisi

riil yang di capai dari hasil penelitian

b) Pengarahan pimpinan

c) Penetapan standar kerja

d) Tujuan pengawasan

e) Perhatian pimpinan

f) Sistem pengawasan dan evaluasi

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pengawasan Sumber Daya

Manusia merupakan fungsi penting dalam manajemen organisasi, khususnya

(40)

senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang dihadapi oleh

perusahaan.

2.1.3.2 Jenis – Jenis Pengawasan Sumber Daya Manusia

a) Pengawasan melekat yaitu pengawasan yang dilakukan oleh setiap

pimpinan terhadap bawahan dalam unit kerja yang dipimpinya.

b) Pengawasan fungsional yaitu pengawasan yang dilakukan oleh aparat

yang tugas pokoknya melakukan pengawasan.

c) Pengawasan masyarakat yaitu pengawasan yang disampaikan langsung

oleh masyarakat.

2.1.3.3 Tujuan Pengawasan Sumber daya Manusia

a) Meningkatkan disiplin kerja

b) Meningkatkan prestasi kerja

c) Mencegah kebocoran , penyimpangan , penyelewengan , hambatan dan

kesalahan dalam pencapaian tujuan d) Mencegah penyalahgunaan wewenang

e) Mendukung kelancaran dan ketepatan pelaksanaan kegiatan perusahaan

atau organisasi

2.1.3.4 Indikator Pengawasan Sumber daya Manusia

Menurut Handoko dalam Wahyuni (2008:70) adalah sebagai berikut:

1) Pengarahan pimpinan

Keinginan untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan

(41)

dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan.

Termasuk didalamnya memberitahukan orang lain apa yang harus

dilakukan dengan nada yang bervariasi mulai dari nada tegas sampai

meminta atau bahkan mengancam. Tujuannya adalah agar tugas-tugas

dapat terselesaikan dengan baik.

2) Penetapan standar kerja

Setiap orang maupun perusahaan dalam melakukan kegiatan selalu

berusaha untuk menentukan metode kerja yang baik, karena dengan

metode kerja yang baik akan dapat meningkatkan produkvitas kerja yang

tinggi. Usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan Seorang Operator (terlatih dan “qualified”) dalam Menyelesaikan suatu pekerjaan

yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan

kerja yang terbaik pada saat itu Pengukuran waktu yang dilakukan

terhadap beberapa Alternative system kerja, maka yang terbaik dilihat Dari

waktu penyelesaian tersingkat Pengukuran waktu juga ditujukan untuk

mendapatkan waktu baku penyelesaian pekerjaan, yaitu waktu yang

dibutuhkan secara wajar, normal, dan terbaik (Hendra Poerwanto G )

3) Tujuan pengawasan

setiap usaha dan tindakan dalam rangka untuk mengetahui sampai

dimana pelaksanaan tugas yang dilaksanakan menurut ketentuan dan

sasaran yang hendak dicapai (Victor M. SitumorangdanJusuf Juhir)

(42)

pemimpin ialah seseorang yang membimbing, memimpin dengan

bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan akseptansi/penerimaan

secara sukarela oleh para pengikutnya.Pemimpin yang efektif dalam

menerapkangayatertentu dalamkepemimpinannya terlebih dahulu h

arus memahami siapa bawahan yang dipimpinnya, mengerti

kekuatan dan kelemahan bawahannya, danmengertibagaimana cara

memanfaatkan kekuatan bawahan untuk mengimbangi kelemahan

yang mereka miliki (Wiliyo Senopati , 2012)

5) Sistem pengawasan dan evaluasi

Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat

penting, sehingga berbagai ahli manajemen dalam memberikan

pendapatnya tentang fungsi manajemen selalu menempatkan unsur

pengawasan sebagai fungsi yang penting. Kasus-kasus yang terjadi

dalam banyak organisasi adalah tidak diselesaikannya suatu

penugasan, tidak ditepatinya waktu dalam penyelesaian suatu anggaran

yang berlebihan dan kegiatan-kegiatan lain yang menyimpang dari

rencana. (KoontzdanCyriel P. Donel)

6) Proses pengawasan

suatu usaha sistematis menetapkan standar – standar dengan tujuan

perencanaan, merancang bangun system umpan balik informasi,

membandingkan kinerja sebenarnya dengan standar – standar yang

telah ditentukan terlebih dahulu, menentukan apakah ada penyimpanan

(43)

diperlukan yang menjamin pemanfaatan penuh sumberdaya yang

digunakan secara efisien dalam rangka pencapaian tujuan organisasi

(Dedy Inovain , 2012)

[image:43.612.115.528.467.702.2]

2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2

Hasil Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Pengaruh Komunikasi organisasi dan

Pengawasan sumber daya manusia terhadap produktivitas kerja Oleh : Djoko Santoso , Andre N Rahmanto

Dihitung dari presentase, tingkat

pencapaian variabel produktivitas kerja pegawai manusia pada RSUD Kudus adalah sebesar 80,7%. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara komunikasi organisasi dan pengawasan sumber daya manusia secara bersama –sama terhadap produktivitas kerja pegawai di

RSUD Kudus tahun 2013

(44)

setiap instansi / perusahaan .

2. Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Produktifitas Kerja Karyawan di BANK PRISMA Manado Oleh : Fadly Pangumpia

Berdasarkan hasil koefisien determinasi atau daya penentu, maka :Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Di Bank Prisma Dana adalah 41%sedangkan sisanya 59% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Membahas variable Komunikasi Organisasi terhadap Produktivitas kerja karyawan Di dalam penelitian setiap peneliti mempunyai pendapat yang berbeda dan masalah komunikasi organisasi dan pengawasan sumber daya manusia yang ada di setiap instansi / perusahaan .

3. Pengaruh Pengawasan terhadap Produktifitas Kerja Karyawan Oleh : Kartika Legawati

Didalam sub variabel penetapan standar kerja untuk mencapai

produktivitas TBS, maka sebaiknya atasan harus memberikan gambaran tujuan yang jelas agar pencapaian kerja tercapai sesuai harapan yang diinginkan sebelumnya.

Penelittian ini sama – sama meneliti tentang bagaimana peningkatan produktivitas kerja melalui pengawasan sumber daya manusia 1. Tempat penelitian 2. populasi 3.sample yang diteliti . 4. Pola Komunikasi organisasi dengan produktivitas kerja pegawai di dinas pertanian , perkebunan , dan kehutanan Kota Samarinda

Oleh : Sayid M Rusdin

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Analisis Korelasi Person Product Moment didapatkan hasil sebesar 5.67 yang artinya tingkat hubungan komunikasi organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai dikategorikan rendah tetapi signifikan. Ini terbukti pada uji Signifikansi thitung (5.67) > ttabel

(45)

(1.67), dengan demikian Ha diterima.

pengawasan sumber daya manusia yang ada di setiap instansi / perusahaan . 5. Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Produktivitas kerja karyawan di PT.Panen Lestari Internusa Oleh : Amir Makhmud Zain Nasution

Dari hasil analisis uji simultan variabel

pengawasan langsung (X1) dan pengawasan tidak langsung (X2), secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel produktivitas kerja (Y) pada CV. Putra Kaltim di

Samarinda. Dari hasil analisi uji parsial menunjukan bahwa secara parsial variabel pengawasan langsung (X1) yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja (Y) sedangkan pengawasan tidak langsung (X2) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan pada CV. Putra Kaltim di Samarinda. Persamaan regresi yang didapat adalah sebagai berikut : Y = 1,844 + 0,651 X1 + (-0,165) X2

Penelitian menggunakan variable Komunikasi Organisasi dan Peningkatan Produktivitas Kerja Di dalam penelitian setiap peneliti mempunyai pendapat yang berbeda dan masalah komunikasi organisasi dan pengawasan sumber daya manusia yang ada di setiap instansi / perusahaan .

6. Pengaruh Upah dan Pengawasan terhadap produktivitas karyawan studi kasus pada PT.Tonga Tiur Putra Kragan Kabupaten Rembang

Oleh : Mohammad Kanzunnudin

Variabel upah dan pengawasan mempunyai pengaruh terhadap

produktivitas karyawan pada PT. Tonga tiur putra rembang, dari perhitungan regresi berganda pada pengujian Anova secara bersamasama

terlihat bahwa nilai F hitung sebesar 227.033 dan F tabel sebesar 0.9946, karena F hitung >F tabel dengan tingkat probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05, maka model regresi dapat

(46)

digunakan untuk

mempredeksi produktivitas atau dapat dikatakan bahwa upah, dan pengawasan secara bersamasama berpengaruh terhadap produktivitas. Dari tampilan output SPSS besarnya

R2 adalah 0.871, hal ini berarti 87,1% variasi produktivitas karyawan bisa dijelaskan oleh

variasi dari kedua variabel

independent yaitu upah, dan pengawasan. Sedangkan sisanya

(100%1%=

12,9) dijelaskan oleh sebabsebab

yang lain diluar model.

setiap instansi / perusahaan .

7. Komunikasi Organisasi Dalam Pengembangan Kinerja Pengurus Gapoktan Pada Program Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat

Oleh : D.E. Kosasih1, S.Sarwoprasodjo2 dan D. Susanto2

Terdapat hubungan sangat nyata antara komunikasi organisasi dalam pengembangan kinerja pengurus Gapoktan dengan iklim komunikasi, dan terdapat hubungan sangat nyata antara iklim komunikasi dengan kepuasan komunikasi. Membahas variable Komunikasi Organisasi Tidak menggunaka n variabel pengawasan dan produktivita s 8.

Impact of Organizational Communication in Job Satisfaction and Organizational Commitment

Oleh : Farzin farahbod

Setelah uji hipotesis dan sesuai dengan model penelitian , ada hubungan yang signifikan dan positif antara variabel penelitian . Intensitas hubungan antara penilaian staf dari tindakan komunikasi dan kepuasan mereka dari komunikasi

Penelitian menggunakan variable Komunikasi Organisasi dan membahas variable Komunikasi Organisasi Jurnal Internasiona l dan tempat penelitian yang berbeda

9. Employee Perceived Factors of Labour Productivity: Evidence from Bank

Enterprise

Oleh : Jolanta Zemguliene

Hasilnya mungkin ditafsirkan sebagai bukti bahwa

praktek manajemen yang mendukung tertentu dapat berkontribusi

(47)

2.2 Kerangka Pemikiran

Dalam sebuah organisasi atau perusahaan, peningkatan produktivitas

karyawan dapat dilakukan dengan cara seperti dilakukannya pengawasan yang

ketat dan juga dibalik pengawasan dapat diberikannya motivasi dari pimpinan itu

sendiri. Hal ini juga dapat menjadi pendorong timbulnya semangat kerja yang

akhirnya berbuah prestasi bagi perusahaan itu sendiri. Begitu juga dengan halnya

pelaksanaan pengawasan yang terdapat pada Perusahaan yang menjadi objek

penelitian dalam penulisan skripsi ini, dimana Manajer selaku pimpinan tertinggi

dalam struktur organisasi seharusnya juga menerapkan pengawasan yang cocok

dengan situasi dan kondisi yang sedang dihadapi.. Titik berat pengawasan

sesungguhnya adalah pada MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia), karena

perusahaan perbankan. Desain sikap karyawan bank survei memungkinkan untuk membandingkan dan menginterpretasikan hasil mempertimbangkan penelitian sebelumnya dari penulis lain .

berbeda

10. The effect of Communication Satisfaction on Organizational Commitment Oleh : Elif Engin

Kepuasan komunikasi adalah istilah yang luas yang meliputi komunikasi antara dan di antara eksekutif dan karyawan di sebuah perusahaan , komunikasi antara

departemen dan kerjasama dan umpan balik antara unit . kepuasan individu dengan struktur komunikasi juga mempengaruhi keberhasilan mereka dalam kehidupan bisnis mereka .

(48)

SDM itulah yang melakukan kegiatan-kegiatan dalam organisasi yang

bersangkutan. Selain Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, komunikasi

dalam suatu organisasi juga merupakan hal utama yang tidak kalah pentingnya

dalam mencapai tujuan organisasi. Hubungan komunikasi yang baik antara atasan

dengan bawahan, bawahan dengan atasan, dan antara bawahan dengan bawahan

dalam suatu organisasi sangat berpengaruh besar dalam menjembatani terciptanya

peningkatan produktivitas kerja karyawan di dalam organisasi tersebut.

2.2.1 Keterkaitan antara Peningkatan Produktivitas Karyawan dengan

Komunikasi Organisasi

Penelitian yang dilakukan Sayid M.Rusdin (2014) menyatakan dari hasil

analisis dan pengujian mengenai hubungan komunikasi organisasi terhadap

produktivitas kerja pegawai, yaitu berdasarkan hasil perhitungan person product moment (r)diketahui t hitung (hasil perhitungan) lebih kecil dari t tabel yaitu 5.67

> 1.67. Yang menunjukan adanya hubungan ( Ho ditolak dan Ha diterima). Jadi

dapat dikatakan bahwa semakin baik komunikasi organisasi yang dilakukan oleh

pegawai maka tingkat produktivitas kerja yang dimiliki pegawai akan menjadi

(49)

berkomunikasi di dalam kantor maka tingkat produktivitas kerja nya juga akan

rendah.

2.2.2 Keterkaitan antara Peningkatan Produktivitas Kerja dengan

Pengawasan Sumber Daya Manusia

Arouf dalam Sedarmayanti (2000:185) menyatakan bahwa produktivitas

kerja memiliki dua dimensi yakni efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber

masukan yaitu dimensi pertama berkaitan dengan pencapaian unjuk kerja yang

maksimal, dalam arti pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas

dan waktu. Sedangkan dimensi kedua berkaitan dengan upaya membandingkan

masukan dengan realisasi penggunaannya, atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.

Produktivitas kerja merupakan kemampuan seseorang atau sekelompok

orang untuk menghasilkan barang dan jasa dalam jangka waktu tertentu yang telah

ditentukan atau sesuai dengan rencana. Untuk dapat meningkatkan produktivitas

kerja pegawai, pelaksanaan pengawasan sangat diperlukan. Pengawasan

dimaksudkan sebagai upaya yang sistematik untuk mengamati dan memantau

apakah berbagai fungsi, aktivitas, dan kegiatan yang terjadi dalam organisasi

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya atau tidak. Berarti inti

fungsi ini menyoroti apa yang sedang terjadi pada waktu pelaksanaan kegiatan

operasional sedang berlangsung. Jika penyimpangan ditemukan, tindakan korektif

dapat saja diambil sehingga dengan demikian organisasi kembali ke “rel” yang

(50)

menyelenggarakan fungsi pengawasan ialah membandingkan isi rencana dengan

kinerja nyata (actual performance).

Perlu ditekankan bahwa pengawasan dimaksudkan juga sebagai instrument

untuk mengubah perilaku disfungsional atau menyimpang, bukan untuk serta

merta mengenakan sanksi atau hukuman, tetapi untuk mambantu yang

bersangkutan mengubah atau meluruskan perilakunya. Kiatnya ialah bahwa teknik

apa pun yang digunakan dalam melakukan pengawasan, sasaran utamanya adalah

untuk menemukan “apa yang tidak beres dalam pelaksanaan berbagai kegiatan

operasional dalam organisasi” dan bukan serta merta mencari “siapa yang salah”.

Dengan demikian secara implisit terlihat bahwa pengawasan merupakan alat yang ampuh untuk meningkatkan produktivitas kerja. Dengan adanya pengawasan yang

baik, maka tujuan yang telah direncanakan akan tercapai secara efektif dan

efisien. Selanjutnya dengan adanya pengawasan juga akan memberikan suatu

(51)
[image:51.612.81.533.104.518.2]

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

Keterangan :

X1 = Variabel Komunikasi Organisasi

X2 = Variabel Pengawasan Sumber Daya Manusia Y = Peningkatan Produktivitas Kerja

Produktivitas Kerja (Y)

1. Kemampuan 2. Meningkatkan hasil

yang dicapai 3. Semangat Kerja 4. Pengembangan diri 5. Mutu

6. Efisiensi

Sutrisno (2009:104) Komunikasi Organisai (X1) :

1. Kepuasan organisasi 2. Iklim komunikasi 3. Kualitas media 4. Aksebilitas informasi 5. Penyebaran informasi 6. Ketepatan pesan Pace & Faules (2010:497)

Pengawasan Sumber Daya Manusia (X2) :

1. Pengarahan Pimpinan 2. Penetapan Standart

Kerja

3. Tujuan Pengawasan 4. Perhatian Pimpinan 5. Sistem Pengawasan dan

evaluasi

6. Proses Pengawasan

(52)

2.3 Hipotesis

Menurut Husein Umar (2005:73) “Hipotesis dapat dikatakan sebagai

pendugaan sementara mengenai hubungan antar variabel yang akan diuji

kebenarannya. Karena sifatnya dugaan, maka hipotesis hendaknya mengandung

implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian hubungan yang dinyatakan

.Berdasarkan uraian dari produktivitas kerja melalui komunikasi organisasi dan

pengawasan sumber daya manusia, maka dapat ditarik sebuah hipotesa sebagai

jawaban sementara dari pertanyaan penelitian ini. Adapun hipotesa dalam

penelitian ini adalah :

H1 : Produktivitas kerja karyawan pada CV Boga Jaya Snack telah memenuhi standart perusahaan, komunikasi organisasi berjalan dengan efektif, dan

Pengawasan sumber daya manusia sudah memenuhi kebutuhan

perusahaan.

H2 : Produktivitas kerja karyawan pada CV Boga Jaya Snack ditentukan melalui komunikasi organisasi

H3 : Produktivitas kerja karyawan pada CV Boga Jaya Snack ditentukan melalui pengawasan sumber daya manusia

(53)

42

3.1

Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai

topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Pengertian objek

penelitian yang dikemukakan oleh

Nur Indriantoro

dan

Bambang Supomo

(2007:56)

, menyatakan bahwa objek penelitian adalah sebagai berikut:

Objek penelitian adalah karakteristik tertentu yang mempunyai nilai, skor

atau ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda atau merupakan

konsep yang diberi lebih dari satu nilai.

Menurut Sugiyono (2012:38)

menyatakan bahwa objek Penelitian

merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang

mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulan.

Berdasarkan kutipan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa objek

penelitian merupakan hal yang mendasari suatu penelitian berdasarkan studi dan

kondisi yang sama dari tujuan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan untuk

memperoleh data–data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut yang

berjudul :

“Peningkatan Produktivitas Kerja melalui Komunikasi Organisasi

(54)

Di dalam penelitian ini, penulis mengemukakan dua variabel yang akan diteliti.

Adapun variabel yang akan diteliti di dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel independent (variabel bebas), yaitu variabel yang menjadi sebab

terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependent (variabel tidak bebas).

Variabel independent (variabel X1) dalam penelitian ini adalah

Kpmunikasi organisasi dan (variabel X2) Pengawasan sumber daya

manusia

2. Variabel dependent (variabel tidak bebas), yaitu variabel yang dipengaruhi

oleh variabel independent. Variabel dependent (variabel Y) dalam

penelitian ini adalah Produktivitas kerja karyawan.

3. Komunikasi Organisasi dan Pengawasan

Sumber Daya Manusia

merupakan faktor penyebab, Sedangkan Produktivi

Gambar

Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3. 1 Oprasionalisasi Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Korupsi tidak termasuk ke dalam kategori hudûd yang sudah mempunyai sanksi pidana definitif tersendiri semisal potong tangan ( qath’ ) bagi tindak pidana pencurian, cambuk ( jild

Dari hasil simulasi model ruang panggang oven dengan menggunakan program COSMOSFloWorks diketahui bahwa, model desain ruang panggang yang terbaik adalah desain ruang panggang

Puji syukur kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang dengan rahmat serta berkat-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir yang berjudul “Analisa

Hasil tindakan secara empirik yaitu: melalui penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi memahami sistem reproduksi manusia dari kondisi

Begitu mereka telah mendapatkan akses ke sistem mereka kemudian dapat menghapus, memodifikasi atau menyalin informasi yang sesuai dengan kebutuhan serangan mereka

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa keragaan Varietas Anjasmoro lebih tinggi dan berbeda nyata dengan varietas Grobogan, sedangkan aplikasi rhizobium dan varietas tidak

42 Walau bagaimana pun sebelum itu, iaitu pada Disember 1961, United Nations General Assembly (Perhimpunan Agung Pertubuhan Bangsa-bangsa Bersatu) telah mengambil langkah

economizer secara konveksi alami. Panas kemudian diteruskan melewati bottom plate twin deck dengan ketebalan 10 mm secara konduksi. Suhu muatan yang digunakan untuk