PENGARUH RASIO KREDIT BERMASALAH DAN RASIO KECUKUPAN MODAL TERHADAP
JUMLAH PENYALURAN KREDIT
(Survei pada Perusahaan Bank Umum BUMN yang terdaftar di BEI Tahun 2005-2013)
THE INFLUENCE OF NON PERFORMING LOANS RATIO AND CAPITAL ADEQUACY RATIO TO LENDING
(A Survey In Commercial Bank BUMN listed In Indonesian Stock Exchange period 2005 - 2013)
Oleh:
MEGAWATI MAMANGKEY 21111068
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
Jl. Dipatiukur No.112-116 Bandung 40132
ABSTRACT
This research conducted in Commercial Bank BUMN listed In Indonesian Stock Exchange period 2005 – 2013. The phenomenon arose in 2013 was the increasing of total lending on one of banking company. It was expected that banks should reduce their total lending thus in the following year there will be no non performing loans increase.
The objective of this research was to know the impact of Non- Performing Loan and Capital Adequacy Ratio towards Total Lending on in Commercial Bank BUMN listed In Indonesian Stock Exchange.
Research Method used in this research were Descriptive and Verificatory Methods. The method used was Multiple Linear Regression Analysis with secondary data. The research results showed that Non Performing Loan ratio carried an impact and significant towards Lending on Commercial Bank BUMN listed In Indonesian Stock Exchange while Capital Adequacy ration influence significantly towards Lending in Commercial Bank BUMN listed In Indonesian Stock Exchange.
BAB I
1.1 Pendahuluan
Memasuki era pemanasan ekonomi dimana kecenderungan harga yang mengalami kenaikan, juga kenaikan minyak bumi dan bahan pangan akhir-akhir ini, membuat keadaan ekonomi di negara kita semakin terpuruk. Hal ini mulai memacu semua manusia untuk lebih giat dalam kegiatan mendapatkan dana, demi memenuhi setiap kebutuhan mereka. Kondisi ini mengindikasikan bahwa kebutuhan dana setiap orang akan naik atau semakin besar. Sama halnya dalam dunia bisnis, naiknya kebutuhan akan dana mulai memacu semua orang untuk membuka usaha sendiri dengan tujuan mendapatkan keuntungan demi kelangsungan hidup mereka serta kebutuhan - kebutuhan lainnya dapat terpenuhi. (Merung, 2013:630)
Tetapi jika kebutuhan dana besar, sementara dana yang dibutuhkan tidak tersedia, maka jalan keluar untuk pemenuhan dana tersebut yaitu melalui dana pinjaman dari lembaga keuangan seperti bank. (Merung, 2013:632)
Kegiatan perbankan yang paling pokok adalah membeli uang dengan cara menghimpun dana dari masyarakat luas. Kemudian menjual uang yang berhasil dihimpun dengan cara menyalurkan kembali kepada masyarakat melalui pemberian pinjaman atau kredit. (Kasmir, 2012:32)
1.2 Rumusan Masalah
1. Seberapa besar pengaruh Rasio Kredit Bermasalah (NPL) terhadap Jumlah Penyaluran Kredit pada Perusahaan Bank Umum BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Seberapa besar pengaruh Rasio Kecukupan Modal (CAR) terhadap Jumlah Penyaluran Kredit pada Perusahaan Bank Umum BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.3 Maksud dan tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Rasio Kredit Bermasalah (NPL) terhadap Jumlah Penyaluran Kredit pada Perusahaan Bank Umum BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Rasio Kecukupan Modal (CAR) terhadap Jumlah Penyaluran Kredit pada Perusahaan Bank Umum BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Praktis (Kegunaan Operasional)
a. Bagi perusahaan
peningkatan serta penurunan kredit yang diberikan yang dipengaruhi oleh rasio kredit bermasalah dan rasio kecukupan modal.
b. Bagi Investor
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pada investor untuk beriinvestasi di perusahaan terkait berdasarkan pertimbangan rasio kredit bermasalah, rasio kecukupan modal, dan penyaluran kredit.
1.4.2 Kegunaan Akademis (Pengembangan Ilmu)
a. Bagi Penulis
Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pemahaman dalam hal akuntansi perbankan mengenai rasio kredit bermasalah, rasio kecukupan modal, dan jumlah penyaluran kredit.
b. Bagi Pengembangan ilmu
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Rasio Kredit Bermasalah
2.1.1.1 Pengertian Rasio Keuangan
Pengertian rasio keuangan menurut Kasmir (2014:104) adalah sebagai berikut:
“Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang di perbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun berbeda periode”
2.1.1.2 Kredit Bermasalah
pinjaman atau tidak seorang banker harus bisa memperkirakan atau mengukur risiko pinjaman macet. (Darmawi, 2012:104)
2.1.1.3 Pengertian Rasio Kredit Bermasalah
Menurut Kashmir (2011:128) mendefinisikan Rasio Kredit Bermasalah sebagai:
Pemberian suatu fasilitas kredit mengandung suatu resiko kemacetan. Akibatnya kredit tidak dapat ditagih sehingga menimbulkan kerugian yang harus di tanggung oleh suatu bank.
Rumus untuk Rasio kredit bermasalah
Sumber: Veithzal Rivai (2007:731)
2.1.2.1 Rasio Kecukupan Modal
Menurut Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono (2011:519) mendefinisikan CAR sebagai:
Rumus Rasio Kecukupan Modal
Sumber: Lukman Dendawijaya (2006:116)
2.1.2 Jumlah Penyaluran Kredit
2.1.2.1 Pengertian Kredit
Pengertian Kredit menurut Mahmoeddin (2014: 2)
“Kredit ialah penyediaan uang atau tagihan, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan”.
2.1.2.2 Pengertian Jumlah Penyaluran Kredit
Menurut Sudirman (2013:44) Penyaluran Kredit dapat didefinisikan sebagai: “Kredit yang disalurkan oleh bank kepada masyarakat merupakan salah satu bentuk penggunaan dana bank yang menghasilkan pendapatan bank yang berupa bunga kredit. Oleh karena itu, penyaluran kredit kepada masyarakat disebut sebagai aktiva produktif. Pendapatan sebuah bank yang berupa bunga kredt sebagian disisihkan yang digunakan untuk mengganti kredit non lancar”.
Menurut Dahlan Siamat (2005:165) jumlah penyaluran kredit disajikan dalam bentuk
pinjaman yang diberikan yang berada pada posisi aktiva pada neraca atas laporan
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Pengaruh Rasio Kredit Bermasalah (NPL) Terhadap Penyaluran Kredit
Berdasarkan hasil penelitian Greydi Normala Sari, (2013: 940) yang menyatakan:
“NPL menjadi salah satu penghambat tersalurnya kredit perbankan. NPL merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meng-cover risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur (kredit macet). NPL juga merupakan perbandingan antara kredit macet dengan total kredit, dinyatakan dalam presentase”
2.2.2 Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Terhadap Penyaluran Kredit
Berdasarkan hasil penelitian Dias Satria & Rangga Bagus Subekti (2010:419) yang menyatakan:
“Dengan semakin tingginya rasio kecukupan modal yang berhasil
dihimpun oleh bank umum, hal tersebut mampu memberikan tambahan modal bagi bank umum dalam menyalurkan kreditnya”.
2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2010:96), Hipotesis adalah:
1. Rasio Kredit Bermasalah berpengaruh terhadap Jumlah Penyaluran Kredit
2. Rasio Kecukupan Modal berpengaruh terhadap Jumlah Penyaluran Kredit
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2011:2) menyatakan bahwa:
“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis”.
3.1.1 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:38) mendefinisikan objek penelitian adalah sebagai berikut:
“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
3.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2009:2) menjelaskan variabel penelitian:
“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”
Berdasarkan judul skripsi yang telah dikemukakan diatas yaitu “Pengaruh Rasio Kredit Bermasalah dan Rasio Kecukupan Modal terhadap
Jumlah Penyaluran Kredit (Survei pada Perusahaan Bank Umum BUMN yang Terdaftar di BEI).”
Maka variabel-variabel yang diteliti dapat dibedakan menjadi dua:
1. Variabel Bebas/Independen (X1 dan X2)
Menurut Sugiyono (2009:4) pengertian variabel bebas yaitu:
“Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”.
2. Variabel terikat / dependen (variabel Y)
Menurut Sugiyono (2009:4) pengertian variabel terikat yaitu:
“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”
Dalam hal ini variabel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah Jumlah Penyaluran Kredit.
3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber data sekunder. Menurut Sugiyono (2012:193), menjelaskan pengertian sumber data sekunder adalah sebagai berikut:
”Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”.
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini, diperoleh dari laporan keuangan Perusahan Bank Umum BUMN yang terdaftar di BEI dalam periode 2005 - 2013 melalui data yang tersedia secara online pada situs
www.idx.co.id, www.bri.co.id, www.btn.co.id, www.bankmandiri.co.id, dan
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara:
1. Dokumentasi
Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan yang diteliti. Sehubungan dengan permasalahan penelitian penulis, maka dokumen yang dapat diperoleh adalah laporan keuangan periode 2005-2013.
2. Penelitian Kepustakaan
Pengumpulan data dilakukan dengan membaca literatur-literatur, buku-buku mengenai teori permasalahan yang diteliti dan menggunakan media internet sebagai media pendukung dalam penelusuran informasi tambahan mengenai teori maupun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda sebagai alat bantu dalam pengambilan kesimpulan.
1. Pegaruh Rasio Kredit Bermasalah (NPL) Secara Parsial terhadap Jumlah Penyaluran Kredit
Untuk menguji pengaruh Rasio Kredit Bermasalah terhadap penyaluran kredit dilakukan pengujian statistik secara parsial dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis statistik Pengujian X1:
H0 (Hipótesis Nol)
H0: β1 = 0 Rasio kredit bermasalah (NPL) tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit pada perusahaan bank umum BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Ha: β1 ≠ 0 Rasio kredit bermasalah (NPL) berpengaruh signifikan terhadap
jumlah penyaluran kredit pada perusahaan bank umum BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
b. Menguji tigkat signifikansi
Tingkat signifikansi yang digunakan adalah (α) sebesar 5%, dan derajat
kebebasan atau df = (n-k-1) = (36-2-1) = 33.
c. Menggambarkan daerah penerimaan dan penolakan
Tolak H0 jika thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel, terima Ha Tolak Ha jika thitung < ttabel atau -thitung > -ttabel, terima H0
Dari tabel 4.12 output SPSS diperoleh nilai thitung untuk rasio kredit bermasalah (X1) sebesar -3,552 dengan nilai ttabel sebesar -2,035. Dikarenakan nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel (-3,552 < -2,035) maka H0 ditolak, artinya rasio kredit bermasalah berpengaruh signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit pada perusahaan bank umum BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jika digambarkan, nilai thitung dan ttabel untuk
pengujian parsial X1 tampak sebagai berikut:
Gambar 4.6 Kurva Uji Hipotesis Parsial X1 terhadap Y
d. Penarikan Kesimpulan Hipotesis
(NPL) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel jumlah penyaluran kredit pada perusahaan bank umun BUMN yang terdaftar di BEI. Rasio Kredit Bermasalah (NPL) memberikan pengaruh secara parsial sebesar 30,1% dengan arah negatif, artinya saat rasio kredit bermasalah (NPL) menurun jumlah penyaluran kredit cenderung meningkat pada perusahana bank umum BUMN yang terdaftar di BEI sedangkan sisanya sebesar 69,9% merupakan faktor-faktor lain yang tidak diteliti seperti tingkat suku bunga (Yuliarmi, 2013).
2. Pengaruh Rasio Kecukupan Modal (CAR) secara parsial terhadap Jumlah Penyaluran Kredit
Untuk menguji pengaruh Rasio Kecukupan Modal (CAR) terhadap jumlah penyaluran kredit dilakukan pengujian statistik secara parsial dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Merumuskan Hipotesis Statistik
Pengujian X2:
H0 1(Hipótesis Nol)
H0: β2 = 0 Rasio kecukupan modal (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit pada perusahaan bank umum BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Ha: β2 ≠ 0 Rasio kecukupan modal (CAR) berpengaruh signifikan terhadap
b. Menguji tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi yang digunakan adalah (α) sebesar 5%, dan derajat
kebebasan atau df = (n-k-1) = (36-2-1) = 33.
c. Menggambarkan Daerah penerimaan dan penolakan
Dengan tingkat signifikan (α) sebesar 5%, df = 33, sehingga diperoleh ttabel dengan uji dua pihak sebesar 2,035.
Kriteria : Tolak H0 jika thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel, terima Ha Tolak Ha jika thitung < ttabel atau -thitung > -ttabel, terima H0
Dari tabel 4.12 output SPSS diperoleh nilai thitung untuk rasio kecukupan modal (X2) sebesar 2,416 dengan nilai ttabel sebesar 2,035. Dikarenakan nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (2,416 > 2,035) maka H0 ditolak, artinya rasio kecukupan modal berpengaruh signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit pada perusahaan bank umum BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jika digambarkan, nilai thitung dan ttabel untuk pengujian parsial X2 tampak sebagai berikut:
d. Penarikan Kesimpulan Hipotesis
Berdasarkan gambar 4.7 diatas dapat dilihat bahwa thitung sebesar 2,416 berada pada daerah penolakan Ho yang berarti rasio kecukupan modal (CAR) berpengaruh signifikan terhadap variabel jumlah penyaluran kredit pada perusahaan bank umum BUMN yang terdaftar di BEI. Rasio Kecukupan modal memberikan pengaruh secara parsial sebesar 18,1% dengan arah yang positif, artinya peningkatan rasio kecukupan modal (CAR) cenderung meningkatkan jumlah penyaluran kredit pada perusahaan bank umum BUMN yang terdaftar di BEI sedangkan sisanya sebesar 81,9 % merupakan faktor-faktor lain yang tidak diteliti seperti dana pihak ketiga (Geriyadi, 2013), loan to deposit ratio (Buchori, 2012) dan lain-lain.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Rasio Kredit Bermasalah terhadap Jumlah Penyaluran Kredit
Diperoleh informasi bahwa nilai korelasi (r) yang diperoleh antara NPL dengan jumlah penyaluran kredit pada perusahaan bank umum BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar 0,550. Nilai 0,550 menurut Sugiono (2010:184) berada pada interval 0,41 − 0,600 termasuk kategori sedang dengan nilai negatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sedang antara rasio kredit bermasalah dengan jumlah penyaluran kredit, dimana semakin tinggi nilai rasio kredit bermaslah maka akan diikuti semakin menurunya jumlah penyaluran kredit pada perusahaan bank umum BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia jadi rasio kredit bermasalah dalam suatu periode memberikan efek yang besar kepada rasio kredit bermasalah pada bank, maka penyaluran kredit pada periode berikutnya akan berkurang.
4.2.2 Pengaruh Rasio Kecukupan Modal (CAR) terhadap Jumlah Penyaluran Kredit
Diperoleh informasi bahwa nilai korelasi (R) yang diperoleh antara CAR dengan jumlah penyaluran kredit pada perusahaan bank umum BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar 0,425. Nilai 0,425 menurut Sugiono (2010:184) berada pada interval 0,41 − 0,60 termasuk
terdapat hubungan positif yang sedang antara CAR dengan jumlah penyaluran kredit, dimana semakin tinggi nilai CAR maka akan diikuti semakin tingginya jumlah penyaluran kredit pada perusahaan bank umum BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4.2.3 Pengaruh Rasio Kecukupan Modal (CAR) terhadap Jumlah Penyaluran Kredit
Diperoleh informasi bahwa nilai korelasi (R) yang diperoleh antara CAR dengan jumlah penyaluran kredit pada perusahaan bank umum BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar 0,425. Nilai 0,425 menurut Sugiono (2010:184) berada pada interval 0,41 − 0,60 termasuk kategori sedang dengan nilai positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang sedang antara CAR dengan jumlah penyaluran kredit, dimana semakin tinggi nilai CAR maka akan diikuti semakin tingginya jumlah penyaluran kredit pada perusahaan bank umum BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bab I sampai dengan bab IV
mengenai pengaruh Rasio Kredit Bermasalah (NPL) dan Rasio Kecukupan Modal
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2013, maka penulis menarik suatu
kesimpulan sebagai berikut:
1. Rasio Kredit Bermasalah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Jumlah
Penyaluran Kredit. Terdapat hubungan yang sedang dengan arah negatif antara
Rasio Kredit Bermasalah dengan Jumlah Penyaluran Kredit, hal tersebut
menunjukkan apabila perusahaan dapat menurunkan Rasio Kredit Bermasalah,
maka Jumlah Penyaluran Kredit akan meningkat.
2. Rasio Kecukupan Modal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Jumlah
Penyaluraan Kredit. Terdapat hubungan yang sedang dengan arah positif antara
Rasio Kecukupan Modal dengan Jumlah Penyaluran Kredit, hal tersebut
menunjukkan bahwa apabila Rasio Kecukupan Modal perusahaan meningkat,
maka akan meningkatkan Jumlah Penyaluran Kredit.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Supangat. 2007. Statistika: Dalam Kajian Deskritif, Inferensi dan Non Parametik. Jakarta
Bogoev, Jane, 2010. Banks’Risk Preferences and Their Impact on the Loan Supply Funtion : Empirical Investigation for the Case of the Republic of Macedonia Priverdna Kretanja I Ekonimska Politika, 124
Dahlan Siamat. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan “Kebijakan Moneter dan Perbanakan”, edisi kesatu. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
David Gita. Ini Daftar Bank Terbaik Versi Majalah Investor. http//www.beritasatu.com. Diakses pada tanggal 29 November 2014 Dias Satria. 2010. Determinasi Penyaluran Kredit bank umum di Indonesia
Geryadi Normala. 2013. Faktor – Faktor yang mempenyaruhi Penyaluan Kredit Bank Umum di Indonesia. Jurnal EMBA ISSN 2303-1174 Vol. 1No.3, 931-941
Gozali, Imam (2001). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar N, 2003. “Basic Econometrics”. Fourth Edition. New York: McGraw-Hill.
Herman Darmawi, 20012. Manajemen Perbaankan. Cetakan ke-2 Jakarta: Bumi Aksara.
Ikatan Bankir Indonesia. 2014. Mengelola Bank Komersia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Imam Mukhlis, 2011. Penyaluran Kredit bank ditinjau dari jumlah Dana Pihak Ketiga dan Tingkat Non Performing Loan. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 130-138.
Laporan Keuangan.http://www.bni.co.id. Diakses pada tanggal 24 April 2015 Laporan Keuangan.http://www.btn.co.id. Diakses pada tanggal 24 April 2015 Laporan Keuangan.http://www.bri.co.id. Diakses pada tanggal 24 April 2015 Laporan Keuangan.http://www.bankmandiri.co.id. Diakses pada tanggal 24
April 2015
Laporan Keuangan.http://www.idx.co.id. Diakses pada tanggal 24 April 2015 Kasmir. 2012. Dasar-dasar Perbankan. Edisi Revisi. Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada.
Kasmir. 2014. Dasar-dasar Perbankan. Edisi Revisi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Luh Gede Meydianawathi, (2007). Analisis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan Kepada Sektor UMKM di Indonesia (2002-2006). Buletin Studi Ekonomi, ISSN 1410-4628, 134-147
Mardalis, 2008, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Bumi Aksara, Jakarta.
Maulana Surya. Indonesia Targetkan Kuasai 40% Pasar ASEAN.
http://www.metronews.com. Diakses pada tanggal 11 Maret 2015 Merung. R. Jandry, 2013, Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
Nasrun Tamin. 2012. Kiat Menghindari Kredit Macet. Jakarta: Dian Rakyat
Petriella. Pemerintah Perlu Cermati Krisis Global. http://www.metronews.com. Diakses pada tanggal 11 Maret 2015
Regi Fachriansyah. NPL bank BTN masih tinggi, sahamnya dalam tekanan.
http://www,vibiznews.com. Diakses pada tanggal 11 Maret 2015
Saad Siddiqui.2012. Impact of Interest Rate Volatility on Non Performing Loans in Pakistan. Journal of Finance and Economic, ISSN 1450-2887.
Salamudin Daeng. Industri Perbankan Diminta waspadai NPL.
http://www.finansialbisnis.com. Diakses pada tanggal 11 Maret 2015 Sarwono, Jonathan (2012). Path Analysis Teori, Aplikasi, Prosedur Analisis
Untuk Riset Skripsi, Tesis dan Desertasi (Menggunakan SPSS). Jakarta: Elex Media Komputindo
Sinngih Santoso, 2002.SPSS Versi 11.5 Cetakan Kedua. Jakarta: Gramedia
Sugiono.2014. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D. Bandung. Alfa Beta
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011.
Thamrin Abdulah dan Francis Tantri. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan.. Jakarta. Raja Grafindo Persada
Tabel 4.1
Data Rasio Kredit Bermasalah (NPL) Pada Perusahaan Bank Umum BUMN
%
Sumber: Laporan Keuangan (data diolah)
Tabel 4.2
Data Rasio Kecukupan Modal Pada Perusahaan Bank Umum BUMN Periode 2005-2013 (Dalam Rp)
Nama
Perusahaan Tahun
Modal
Bank ATMR CAR PERKEMBANGA
Tbk 2006 30.576.270 112.138.825 23,65% 27,74%
Sumber: Laporan Keuangan (data diolah) Tabel 4.3
Data Jumlah Penyaluran Kredit Pada Perusahaan Bank Umum BUMN Periode 2005-2013 (Dalam Rupiah)
NO Nama
Perusahaan TAHUN
JUMLAH PENYALURAN
KREDIT PERTUMBUHAN
2008
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Rasio Kredit Bermasalah
2.1.1.1Pengertian Rasio Keuangan
Pengertian rasio keuangan menurut Kasmir (2014:104) adalah sebagai
berikut:
“Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang di perbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun berbeda periode”
Pengertian rasio keuangan menurut Van Horne dalam Kasmir (2010:104)
adalah sebagai berikut:
“Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.”
Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan adalah
suatu perhitungan matematis yang dilakukan dengan cara membandingkan
beberapa pos tertentu dalam laporan keuangan yang memiliki hubungan untuk
kemudian yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan
12
2.1.1.2Analisis Rasio Keuangan
Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank, maka dapat dilihat laporan
keuangan yang disajikan oleh bank. Agar laporan dapat dibaca, maka perlu
dilakukan analisis terlebih dahulu. Analisis yang digunakan adalah dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan sesuai dengan standar yang berlaku. Rasio
Keuangan Bank menurut Kasmir dalam bukunya yang berjudul Manajemen
Perbankan (2012:310) ada 3 yaitu:
1. Rasio Likuiditas
Rasio ini bertujuan mengukur seberapa likuid suatu bank.
3. Rasio Rentabilitas
Rasio ini bertujuan mengukur efisiensi bank dalam menjalankan
aktivitasnya.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio ini bertujuan mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
semua kewajibannya apabila perusahaan di likuidasi
Dalam rasio keuangan bank diatas terdiri dari beberapa jenis rasio, yaitu:
1. Rasio Likuiditas
a. Current Assets (Rasio Lancar)
Current Assets dirumuskan sebagai berikut (Agus Sartono, 2008:116):
13
b. Quick Ratio (QR)
Quick Ratio dirumuskan sebagai berikut (Kasmir,2010: 286):
QR = Cash Assets
Total Deposit X %
c. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio dirumuskan sebagai berikut (SE BI 13/30/DPNP
16 Desember 2011)
d. Loan to Assets Ratio (LAR)
Loan to Assets Ratio dirumuskan sebagai berikut (Kasmir, 2010: 286):
2. Rasio Rentabilitas
a. Return On Assets (ROA)
Return On Assets dirumuskan sebagai berikut (SE BI 13/30/DPNP 16
Desember 2011:
� = ℎ � � %
�� =�� � � %
14
b. Return On Equity (ROE)
Return On Equity dirumuskan sebagai berikut (SE BI 13/30/DPNP 16
Desember 2011):
c. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin dirumuskan sebagai berikut (Kasmir, 2010: 286)
d. Rasio Kredit Bermasalah (NPL)
Rasio Kredit Bermasalah dirumuskan sebagai berikut (SE BI
13/30/DPNP 16 Desember 2011)
e. Beban Operasi / Pendapatan Operasi (BOPO)
Rasio BOPO dirumuskan sebagai berikut (SE BI 13/30/DPNP 16
Desember 2011)
� =� − ℎ � %
= �� � � %
Rasio Kredit Bermasalah NPL =Kredit BermasalahTotal kredit X %
BOPO = Total Beban Operasional
15
3. Rasio Solvabilitas
a. Rasio Kecukupan Modal (CAR)
Rasio Kecukupan Modal(CAR) dirumuskan sebagai berikut (Kasmir,
2010: 286):
2.1.1.3Kredit Bermasalah
Pemberian kredit mengandung berbagai risiko yang disebabkan adanya
kemungkinan tidak dilunasi kredit oleh debitur pada akhir masa (jatuh tempo) kredit
itu. Banyak hal yang menyebabkan kredit itu tidak dapat dilunasi nasabah pada
waktunya. Tidak ada keputusan pemberian kredit tanpa risiko. Tidak aka nada bank
yang mampu mengembangkan bisnisnya jika bank tersebut selalu menghindar dari
risiko. Tetapi tidak semua risiko dapat diterima. Risiko yang dapat diterima adalah
risiko yang dapat diukur dengan tepat. Jadi, dalam menentukan apakah akan
memberikan suatu pinjaman atau tidak seorang banker harus bisa memperkirakan
atau mengukur risiko pinjaman macet. (Darmawi, 2012:104)
Menurut Manurung dan Rahardja (2004:196) tentang kredit bermasalah:
“Jika pengelolaannya baik, maka akan menghasilkan benefit bagi bank, begitupun sebaliknya. Jika pengelolaan tidak optimal dan tidak hati-hati, maka yang akan mendorong timbulnya kredit bermasalah. Kredit dikatakan bermasalah jika pengembaliannya terlambat dibanding jadwal yang
direncanakan, bahkan tidak dikembalikan sama sekali.”
16
Menurut Nasrun Tamin (2012:72) tentang kredit macet:
“Kredit macet memang sudah merupakan risiko yang melekat dan harus
dipikul oleh pemberi kredit. Namun demikian, hal itu dapat diminimalisir untuk menghindari kerugian yang lebih besar misalnya dengan prudential
banking, asuransi kredit, agunan yang marketable dan pengikatan yang
kuat.”
Menurut Ismail (123:2010) menyatakan:
“Kredit bermasalah akan berakibat pada kerugian bank, yaitu kerugian karena tidak diterimanya kembali dana yang disalurkan, maupun pendapatan bunga yang tidak dapat diterima. Artinya bank kehilangan kesempatan mendapat bunga, yang berakibat pada penurunan pendapatan secara total”
Pengertian Kredit bermasalah menurut Kasmir (2010:119):
“Kredit bermasalah atau kredit macet adalah kredit yang didalamnya
terdapat hambatan yang disebabkan oleh 2 unsur yakni pihak perbankan dalam menganalisis maupun dari pihak nasabah yang dengan sengaja atau tidak sengaja dalam kewajibannya tidak melakukan pembayaran.
Sedangkan menurut Dahlan Siamat (2005:200)
“Kredit bermasalah adalah kredit yang mengalami kesulitan pelunasan
akibat adanya faktor-faktor atau unsur kesengajaan atau karena kondisi di
luar kemampuan debitur”
Dari pengertian – pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kredit
bermasalah adalah kredit yang di dalamnya mengalami kesulitan pelunasan yang
disebabkan 2 unsur karena unsur kesengajaan atau kondisi diluar kemampuan
17
2.1.1.4Pengertian Rasio Kredit Bermasalah
Menurut Kashmir (2011:128) mendefinisikan Rasio Kredit Bermasalah
sebagai:
Pemberian suatu fasilitas kredit mengandung suatu resiko kemacetan.
Akibatnya kredit tidak dapat ditagih sehingga menimbulkan kerugian yang harus di
tanggung oleh suatu bank.
Sedangkan menurut Darmawan dalam Pratama (2010;4) menyatakan :
“Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang dipergunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam meng-cover risiko kegagalan
pengembalian kredit oleh debitur.”
Menurut (Dahlan Siamat, 2005:92) menyatakan:
“Risiko yang dihadapi bank merupakan risiko tidak terbayarnya kredit yang disebut dengan default risk atau risiko kredit. Meskipun risiko kredit tidak dapat dihindarkan, maka harus diusahakan dalam tingkat yang wajar berkisar antara 3% sampai dengan 5% dari total kreditnya. Kredit yang termasuk dalam kategori NPL adalah kredit kurang lancar (sub standard), kredit diragukan (doubtfull) dan kredit macet (loss)”
Sedangkan menurut Jhon Hendri (2009:113)
“Naik atau turunnya NPL suatu bank disebabkan oleh kemauan atau I’tikad
18
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwaRasio Kredit
Bermasalahmerupakan suatu ukuran atau rasio yang menunjukan risiko kredit yang
ditanggung oleh bank karena ketidak mampuan pihak peminjam (debitur) dalam
mengembalikan kredit, yang dinyatakan dalam presentase.
2.1.1.5Perhitungan Rasio Kredit Bermasalah
Rasio Kredit Bermasalah menurut Veithzal Rivai (2007:731) adalah rasio
yang menunjukan kemungkinan terjadinya risiko tidak tertagihnya piutang terhadap
sejumlah yang telah dibrikan. Semakin kecil rasio ini, maka semakin kecil pula
risiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang.
Perhitungan Rasio Kredit Bermasalah
Sumber: Veithzal Rivai (2007:731) Rasio ini disajikan dalam bentuk presentase. Dengan penjelasan sebagai
berikut:
1. Kredit merupakan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak
termasuk kredit kepada bank lain).
2. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan
dan macet.
3. Kredit bermasalah dihitung secara gross, tidak dikurangi Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), yaitu penyisihan yang dibentuk
untuk mengantisipasi risiko dari aktiva produktif yang diberikan.
Rasio Kredit Bermasalah NPL =Kredit Bermasalah
19
Sumber: Surat Edaran bank Indonesia nomor 330/DPNP tanggal 14
Desember 2001
2.1.1.6 Faktor Penyebab Kredit Bermaslah
Menurut Kashmir (2014:169), kemacetan suatu fasilitas kredit disebabkan
oleh 2 faktor yaitu:
1. Pihak perbankan (kreditur)
Dalam hal ini pihak analisis kredit kurang teliti dalam mengecek kebenaran
dan keaslian dokumen maupun salah dalam melakukan peerhitungan
dengan rasio-rasio yang ada. Selain itu dapat terjadi juga akibat kolusi dari
pihak analisis kredit dengan pihak debitur sehingga analisa datanya tidak
objektif.
2. Pihak debitur
Kemacetan kredit yang disebabkan oleh debitur diakibatkan 2 hal yaitu:
a. Adanya unsur kesengajaan. Artinya debitur sengaja tidak mau
membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang diberikan
dengan sendirinya macet.
b. Adanya unsur tidak sengaja. Artinya debitur memiliki kemauan untuk
membayar tetapi tidak mampu dikarenakan usaha yang dibiayai terkena
20
Sedangkan Menurut Jhon Hendri (2009:110) Rasio Kredit Bermasalah
(NPL) suatu bank disebaban oleh kemauan atau itikad baik debitur yaitu
kemampuan debitur dari sisi financial untuk melunasi pokok dan bunga pinjaman
tidak akan ada artinya tanpa kemampuan dan itikad baik dari debitur itu sendiri,
kebijakan pemerintah dan BI yang akan menyebabkkan suku bunga kredit ikut naik
dengan sendirinya kemampuan debitur melunasi okok dan bunga pinjaman akan
berkurang.
2.1.1.6Teknik Penyelesaian Kredit Macet
Menurut Thamrin Abdulah dan Francis Tantri (2014:180) Penyelamatan
terhadap kredit macet dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Rescheduling; hal ini dilakukan dengan cara memperpanjang jangka
waktu kredit, di mana debitur diberikan keringanan dalam jangka waktu
kredit.
b. Reconditioning; dengan cara mengubah berbagai persyaratan yang ada
seperti: kapitalisme bunga, yaitu dengan menurunkan suku bunga hal ini
dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah.
c. Restructuring; dilakukan dengan cara menambah jumlah kredit,
menambah equity dengan menyetor uang tunai tambahan dari pemilik
d. Kombinasi; merupakan kombinasi dari ketiga jenis di atas.
e. Penyitaan jaminan: merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah
benar-benar tidak mempunyai niat baik ataupun sudah tidak mampu
21
2.1.2 Rasio Kecukupan Modal (CAR)
2.1.2.1Pengertian Modal
Menurut Kuncoro dan Suhardjono, (2011: 564) Pengertian modal adalah:
“Pengertian modal di sini adalah modal bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia terdiri atas modal inti dan modal pelengkap, serta modal kantor cabang bank asing terdiri atas dana bersih kantor pusat dan kantor-kantor cabangnya di luar Indonesia. Pemenuhan penyediaan modal minimum sebesar 8 persen tersebut adalah secara bertahap, yaitu sebesar 5 persen pada akhir maret 1992, 7 persen pada akhir maret 1993, dan 8 persen pada akhir Desember 1993”.
Teori tentang Modal (Modal inti dan Modal Pelengkap) menurut Pandia
(2014: 18) adalah:
Modal bank ialah modal inti dan modal pelengkap
a. Modal inti terdiri dari: modal disetor, agio saham, modal sumbangan, cadangan umum, laba ditahan, laba tahun lalu dan laba tahun berjalan. b. Modal pelengkap terdiri dari: cadangan revaluasi aktiva tetap,
penyisihan penghapusan aktiva produktif, modal pinjaman, dan pinjaman subordinasi.
Sedangkan menurut Melayu Hasibuan (2008:72) tentang modal bank:
“Pelayanan yang baik dan benar adalah jika pelayanan diberikan secara
cepat, tepat, adil, ramah dan menyenangkan bagi orang yang dilayani peranan pelayanan ini bermanfaat untuk merangsang dan menarik masyarakat untuk menabung di bank. Semakin baik dan benar
pelayanannya, semakin besar modal bank yang dapat diperoleh”.
Menurut pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa modal bank adalah
22
2.1.2.2Pengertian Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
ATMR adalah faktor pembagi dari CAR. Menurut Melayu S.P Hasibuan
mengemukakan bahwa:
“ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) merupakan penjumlahan
aktiva neraca dan aktiva administrasi. ATMR aktiva neraca diperoleh
dengan cara mengalikan nilai nominal aktiva yang bersangkutan dengan
bobot risikonya”. (2008:58)
Sedangkan Menurut Susilo (2000:28):
“ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) adalah Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) adalah nilai total masing-masing aktiva bank setelah dikalikan dengan masing-masing bobot risiko aktiva tersebut. Aktiva yang paling tidak berisiko diberi bobot 0% dan aktiva yang paling berisiko diberi bobot 100%. Dengan demikian ATMR menunjukkan nilai aktiva berisiko yang memerlukan antisipasi modal dalam jumlah yang
cukup.”
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ATMR
merupakan penjumlahan atau total masing-masing aktiva bank.
2.1.2.3Rasio Kecukupan Modal
Menurut Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono (2011:519) mendefinisikan
CAR sebagai:
23
Sedangkan Menurut Lukman Dendawijaya (2009:121):
“CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung unsur risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank.
Menurut pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa CAR
(Capital Adequacy Ratio) adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi
menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi
CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari
setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko.
Adapun fungsi bank menurut Thamrin Abdulah dan Francis Tantri dalam
bukunya yang berjudul Bank dan Lembaga Keuangan (2014: 156) adalah sebagai
berikut:
“Fungsi utama dari modal bank adalah melindungi para penyimpan uang
(deposan) dari kerugian yang timbul. Walaupun pernyataan di atas mengandung kebenaran tetapi tidak cukup mengungkapkan sikap-sikap asli dari fungsi protektif dari modal bank. Modal bank adalah manifestasi dari keinginan para pemegang saham untuk berperan dalam bisnis perbankan. Modal bank digunakan untuk menjaga kepercayaan masyarakat, khususnya masyarakat peminjam”.
2.1.2.4Perhitungan Rasio Kecukupan Modal
Rasio Kecukupan Modal yang dipakai sesuai dengan ketentuan bank
Indonesia dalam surat keputusan direksi bank Indonesia nomor 3/21/pbi/2001 yang
diperbaharui dengan peraturan bank Indonesia nomor 10/15/pbi/2008 tentang
kewajiban penyediaan modal minimum bank umum dalam pasal 2 menyatakan
bahwa: “bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% (delapan persen)
24
Menurut Veitzhal (2007:709) sesuai dengan peraturan Bank Indonesia,
pendekatan sebagai dasar dalam penelitian permodalan adalah sebagai berikut :
a. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
Bank diwajibkan menyediakan modal sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang
Menurut Risiko (ATMR) dengan catatan penilaian Bank Indonesia tidak
terdapat faktor lain yang dapat menambah risiko diluar yang telah dihitung
secara kuantitatif.
b. Pengertian Modal
1. Modal Inti (“TierI”) terdiri dari:
a. Modal disetor
b. Agio Saham
c. Modal Sumbangan
d. Cadangan umum, cadangan tujuan
e. Laba ditahan, dan
f. Laba tahun berjalan
2. Modal Pelengkap (“Tier II”) terdiri dari :
a. Cadangan evaluasi aktiva tetap
25
c. Modal pinjaman, dan
d. Pinjaman subordinasi
Risiko atas modal berkaitan dengan dana yang diinvestasikan pada aktiva
berisiko rendah, baik yang berisiko rendah ataupun yang risikonya tinggi.
Rumus yang digunakan menurut Lukman Dendawijaya (2006:116) adalah
sebagai berikut:
Sumber: Lukman Dendawijaya (2006:116)
2.1.3 Jumlah Penyaluran Kredit
2.1.3.1Pengertian Kredit
Pengertian Kredit menurut Mahmoeddin (2014: 2)
“Kredit ialah penyediaan uang atau tagihan, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil
keuntungan”.
Kredit menurut Thamrin Abdulah dan Francis Tantri (2014: 162)
“Istilah kredit berasal dari yunani credere yang berarti kepercayaan. Oleh karena itu, dasar dari kredit adalah kepercayan, seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit percaya bahwa penerima kredit (debitur) pada masa yang akan datang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah
dijanjikan”
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dijelaskan, bahwa pinjaman
atau kredit dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang.
Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah
26
penerima kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian
yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban
masing - masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan
bersama.
2.1.3.2Unsur-unsur Kredit
Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga perbankan didasarkan atas
kepercayaan, sehingga pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan.
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah
sebagai berikut:
a. Kepercayaan; yaitu suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang diberikan akan benar-benar diterima kembali di masa yang akan dating. b. Kesepakatan; kesepakatan ini meliputi kesepakan antara si pemberi kredit
dengan si penerima kredit.
c. Jangka waktu; setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
d. Risiko; adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya/ macet pemberian kredit.
e. Balas jasa; merupakan keutungan atas pemberian suatu kredit atau fase yang kita kenal dengan nama bunga
(Thamrin Abdulah dan Francis Tantri, 2014: 166)
2.1.3.3Pengertian Jumlah Penyaluran Kredit
Menurut Sudirman (2013:44) Penyaluran Kredit dapat didefinisikan sebagai:
“Kredit yang disalurkan oleh bank kepada masyarakat merupakan salah satu bentuk penggunaan dana bank yang menghasilkan pendapatan bank yang berupa bunga kredit. Oleh karena itu, penyaluran kredit kepada masyarakat disebut sebagai aktiva produktif. Pendapatan sebuah bank yang berupa bunga kredt sebagian disisihkan yang digunakan untuk mengganti kredit
27
Menurut Suhardjono (2012:223)
“Dana yang dihimpun oleh Bank harus disalurkan kembali kepada
masyarakat dalam bentuk kredit. Hal ini dilakukan karena fungsi bank adalah sebagai lembaga perantara (intermediare) antara pihak-pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana”.
Menurut Nasrun Tamrin (2012:72)
“Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dahul akan membahayakan
pihak bank. Akibatnya jika dalah dalam menganalisis, maka kredit yang
disalurkan akan sulit untuk ditagih alias macet”.
Harmanta dan Ekananda (2005:71) mengatakan bahwa dari sisi perbankan,
krisis ekonomi mengakibatkan melambatnya pertumbuhan modal bank dan
berdampak menurunnya lending capacity perbankan, sehingga mengurangi
kemampuan bank dalam menyalurkan kredit.
Kondisi normal jumlah penyaluran kredit mencapai 70%-90% dari asset
bank. (Rahmat Firdaus, 2009).
Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat dinyatakan bahwa
penyaluran kredit adalah proses atau cara bank dalam melakukan fungsinya sebagai
bank dengan menyampaikan dananya kepada masyarakat melalui kredit. Hal ini
dilakukan bank karena fungsi utama dari suatu perbankan yaitu menghimpun dana
kepada masyarakat.
2.1.3.4Perhitungan Jumlah Penyaluran Kredit
Menurut Dahlan Siamat (2005:165) jumlah penyaluran kredit disajikan
dalam bentuk pinjaman yang diberikan yang berada pada posisi aktiva pada neraca
28
2.1.3.5Tujuan Penyaluran Kredit
Tujuan penyaluran kredit menurut Kasmir (2014:105) adalah sebagai
beikut:
1. Mencari keuntungan. Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari
pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang
diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang
dibebankan kepada nasabah.
2. Membantu usaha nasabah. Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha
nasabah yang memerlukan dana, baik dan investasi maupun dana untuk
modal kerja. Dengan dana itu maka pihak debitur akan dapat
mengembangkan dan memperluas usahanya.
3. Membantu pemerintah. Baik pemerintah semakin banyak kredit yang
disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin
banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan berbagai sektor.
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Pengaruh Rasio Kredit Bermasalah (NPL) Terhadap Penyaluran
Kredit
Berdasarkan hasil penelitian Greydi Normala Sari, (2013: 940) yang
menyatakan:
“NPL menjadi salah satu penghambat tersalurnya kredit perbankan. NPL
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meng-cover risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur (kredit macet). NPL juga merupakan perbandingan antara kredit macet dengan
29
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan teori Dahlan Siamat (2005:358)
yang menyatakan:
“Pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan maupun ketidaksengajaan atau faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur seperti kondisi ekonomi yang buruk. NPL merupakan presentase jumlah kredit bermasalah (dengan kriteria kurang lancar, diragukan dan macet) terhadap total kredit yang disalurkan bank”
Sedangkan menurut Selamet Riyadi (2006: 161), semakin besar tingkat NPL
menunjukan bahwa bank tersebut tidak professional dalam mengelola kreditnya.
Berdasarkan teori yang diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
NPL merupakan salah satu pertimbangan bagi pihak bank untuk menyalurkan
berapa besar jumlah kredit dana yang akan diberikan kepada masyarakat agar pihak
bank mendapatkan keuntungan dari transaksi tersebut.
2.2.2 Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Terhadap Penyaluran Kredit
Berdasarkan hasil penelitian Dias Satria & Rangga Bagus Subekti
(2010:419) yang menyatakan:
“Dengan semakin tingginya rasio kecukupan modal yang berhasil dihimpun
oleh bank umum, hal tersebut mampu memberikan tambahan modal bagi
bank umum dalam menyalurkan kreditnya”.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan teori Ikatan Bankir Indonesia (IBI)
(2014:28) yang menyatakan:
“Capital Adequacy Ratio (CAR). Semakin tinggi rasio CAR, semakin
30
Menurut Darmawi (2012:18) apabila ketentuan rasio kecukupan modal
tidak terpenuhi, akan mengurangi kemampuan ekspansi kredit dan mempengaruhi
kesehatan bank.
Hasibuan (2005:12) yang menyatakan agar kegiatan operasional bank dapat
berjalan dengan lancar maka kredit sebagai salah satu produk perbankan harus di
program dengan baik dan benar.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu rasio kecukupan modal
yang tinggi, akan sangat mempengaruhi operasional sebuah bank sebagai lembaga
keuangan atau intermediasi khusunya dalam menyalurkan kredit, semakin besar
modal yang dimiliki sebuah bank kemungkinan bank menyalurkan kreditnya juga
akan relatif besar.
Berdasakan uraian diatas, dapat digambarkan kerangka pemikiran dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Kegiatan Bank
Menghimpun dana dari masyarakat (Funding)
Menyalurkan kembali dana kepada masyarakat
(Lending) Fasilitas
Perbankan Lainnya
Rasio Kecukupan Modal Rasio Kredit Bermasalah
31
Dari kerangka Pemikiran diatas maka dapat dibuat paradigma penelitian. Dengan paradigma penelitian, penulis dapat menggunakan sebagai panduan untuk hipotesis penelitian yang selanjutnya dapat digunakan dalam mengumpulkan data analisis.
Paradigma pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2010:96), Hipotesis adalah:
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang dibeikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.”
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka penulis mencoba merumuskan
hipotesis yang merupakan jawaban sementara adalah sebagai berikut:
1. Rasio Kredit Bermasalah berpengaruh terhadap Jumlah Penyaluran Kredit
2. Rasio Kecukupan Modal berpengaruh terhadap Jumlah Penyaluran Kredit Rasio Kredit Bermasalah
1. Geryadi Normala Sari (2013: 940) 2. Dahlan Siamat (2005:358) 3. Slamet Riyadi (2006:161)
1. Dias Satria & Rangga Bagus Subekti (2010:419)
PENGARUH RASIO KREDIT BERMASALAH DAN
RASIO KECUKUPAN MODAL TERHADAP
JUMLAH PENYALURAN KREDIT
(Survei pada Perusahaan Bank Umum BUMN yang terdaftar di BEI Tahun 2005-2013)
THE INFLUENCE OF NON PERFORMING LOANS RATIO AND
CAPITAL ADEQUACY RATIO TO LENDING
(A Survey In Commercial Bank BUMN listed In Indonesian Stock Exchange period 2005 - 2013)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata 1 Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Program Studi Akuntansi
Oleh:
Nama : MEGAWATI MAMANGKEY Nim : 21111068
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
ABSTRACK ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian... 1
1.2 Identifikasi Masalah... ... 7
1.3 Rumusan Masalah ... 8
1.4 Tujuan Penelitian ... 9
1.5 Kegunaan Penelitian ... 9
1.5.1 Kegunaan Praktis (Kegunaan Operasional) ... 9
1.5.2 Kegunaan Akademis (Pengembangan Ilmu) .... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 11
vii
2.1.1 Rasio Kredit Bermasalah ... 11
2.1.1.1 Pengertian Rasio Keuangan ... 11
2.1.1.2 Analisis Rasio Keuangan ... 12
2.1.1.3 Kredit Bermasalah ... 15
2.1.1.4 Pengertian Rasio Kredit Bermasalah ... 17
2.1.1.5 Perhitungan Rasio Kredit Bermasalah ... 18
2.1.1.6 Faktor Penyebab Kredit Bermasalah ... 19
2.1.1.7 Teknik Penyelesaian Kredit Bermasalah ... 20
2.1.2 Rasio Kecukupan Modal ... 21
2.1.2.1 Pengertian Modal... 21
2.1.2.2 Pengertian Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ... 22
2.1.2.3 Rasio Kecukupan Modal ... 22
2.1.2.4 Perhitungan Rasio Kecukupan Modal ... 23
2.1.3 Jumlah Penyaluran Kredit ... 25
2.1.3.1 Pengertian Kredit ... 25
2.1.3.2 Unsur-unsur Kredit ... 26
2.1.3.3 Pengertian Jumlah Penyaluran Kredit ... 26
2.1.3.4 Perhitungan Jumlah Penyaluran Kredit ... 27
2.1.3.5 Tujuan Penyaluran Kredit ... 28
2.2 Kerangka Pemikiran ... 28
viii
2.2.2 Penngaruh Rasio Kecukupan modal terhadap
Penyaluran Kredit ... 29
2.3 Hipotesis ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
3.1 Metode Penelitian ... 32
3.1.1 Objek Penelitian ... 34
3.2 Operasionalisasi Variabel ... 34
3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 37
3.3.1 Sumber Data ... 37
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.4 Populasi dan Penarikan Sampel ... 38
3.4.1 Populasi ... 38
3.4.2 Penarikan Sampel ... 39
3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 41
3.5 Metode Pengujian Data ... 43
3.5.1 Uji Normalitas Data Residual ... 43
3.5.2 Uji Multikolinearitas ... 44
3.5.3 Uji Heteroskedastitas ... 45
3.5.4 Uji Autokorelasi ... 46
3.6 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 47
3.6.1 Rancangan Analisis ... 47
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57
4.1 Hasil Penelitian ... 57
4.1.1 Deskritif Data Penelitian ... 57
4.1.1.1 Anallisis Deskritif Rasio Kredit Bermasalah ... 57
4.1.1.2 Analisis Deskritif Rasio Kecukupan Modal ... 62
4.1.1.3 Analisis Deskritif Jumlah Penyaluran Kredit ... 66
4.1.2 Hasil Analisis Verivikatif ... 71
4.1.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 71
4.1.2.2 Persamaan Regresi Linier Berganda ... 76
4.1.2.3 Analisis Koefesien Korelasi ... 78
4.1.2.4 Persamaan Koefisien Determinasi ... 82
4.1.2.5 Pengujian Hipotesis Secara Parsial ... 83
4.2 Pembahasan ... 89
4.2.1 Pengaruh Rasio Kredit Bermasalah terhadap Jumlah Penyaluran Kredit ... 89
4.2.2 Pengaruh Rasio Kecukupan Modal terhadap Jumlah Penyaluran Kredit ... 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 93
5.1 Kesimpulan ... 93
x
DAFTAR PUSTAKA ... 96
LAMPIRAN ... 99
96
DAFTAR PUSTAKA
Andi Supangat. 2007. Statistika: Dalam Kajian Deskritif, Inferensi dan Non
Parametik. Jakarta
Bogoev, Jane, 2010. Banks’Risk Preferences and Their Impact on the Loan Supply Funtion : Empirical Investigation for the Case of the Republic of Macedonia
Priverdna Kretanja I Ekonimska Politika, 124
Dahlan Siamat. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan “Kebijakan Moneter dan Perbanakan”, edisi kesatu. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
David Gita. Ini Daftar Bank Terbaik Versi Majalah Investor.
http//www.beritasatu.com. Diakses pada tanggal 29 November 2014
Dias Satria. 2010. Determinasi Penyaluran Kredit bank umum di Indonesia tahun 2006-2009. Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol.14 No.3, 415-424.
Geryadi Normala. 2013. Faktor – Faktor yang mempenyaruhi Penyaluan Kredit Bank Umum di Indonesia. Jurnal EMBA ISSN 2303-1174 Vol. 1No.3, 931-941
Gozali, Imam (2001). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar N, 2003. “Basic Econometrics”. Fourth Edition. New York:
McGraw-Hill.
Herman Darmawi, 20012. Manajemen Perbaankan. Cetakan ke-2 Jakarta: Bumi Aksara.
Ikatan Bankir Indonesia. 2014. Mengelola Bank Komersia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Imam Mukhlis, 2011. Penyaluran Kredit bank ditinjau dari jumlah Dana Pihak Ketiga dan Tingkat Non Performing Loan. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 130-138.
Laporan Keuangan.http://www.bni.co.id. Diakses pada tanggal 24 April 2015
Laporan Keuangan.http://www.btn.co.id. Diakses pada tanggal 24 April 2015
Laporan Keuangan.http://www.bri.co.id. Diakses pada tanggal 24 April 2015
Laporan Keuangan.http://www.bankmandiri.co.id. Diakses pada tanggal 24 April 2015
97
Kasmir. 2012. Dasar-dasar Perbankan. Edisi Revisi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2014. Dasar-dasar Perbankan. Edisi Revisi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Luh Gede Meydianawathi, (2007). Analisis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan Kepada Sektor UMKM di Indonesia (2002-2006). Buletin Studi Ekonomi, ISSN 1410-4628, 134-147
Mardalis, 2008, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Bumi Aksara, Jakarta.
Maulana Surya. Indonesia Targetkan Kuasai 40% Pasar ASEAN.
http://www.metronews.com. Diakses pada tanggal 11 Maret 2015
Merung. R. Jandry, 2013, Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan pemberian kredit pensiunan, Jurnal EMBA Vol.1 No.3, 629-638.
Mch. Nazir.2014. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
Nasrun Tamin. 2012. Kiat Menghindari Kredit Macet. Jakarta: Dian Rakyat
Petriella. Pemerintah Perlu Cermati Krisis Global. http://www.metronews.com. Diakses pada tanggal 11 Maret 2015
Regi Fachriansyah. NPL bank BTN masih tinggi, sahamnya dalam tekanan. http://www,vibiznews.com. Diakses pada tanggal 11 Maret 2015
Saad Siddiqui.2012. Impact of Interest Rate Volatility on Non Performing Loans in
Pakistan. Journal of Finance and Economic, ISSN 1450-2887.
Salamudin Daeng. Industri Perbankan Diminta waspadai NPL.
http://www.finansialbisnis.com. Diakses pada tanggal 11 Maret 2015
Sarwono, Jonathan (2012). Path Analysis Teori, Aplikasi, Prosedur Analisis Untuk Riset Skripsi, Tesis dan Desertasi (Menggunakan SPSS). Jakarta: Elex Media Komputindo
Sinngih Santoso, 2002.SPSS Versi 11.5 Cetakan Kedua. Jakarta: Gramedia
Sugiono.2014. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D. Bandung. Alfa Beta
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001.
98
Thamrin Abdulah dan Francis Tantri. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan.. Jakarta. Raja Grafindo Persada
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Megawati Mamangkey
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 22 Mei 1994
Jenis Kelamin : Wanita
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
No Tlp : 085222240800
Tempat Tinggal : Hegarwangi No 59 Rt 002 Rw 017, Desa Galanggang,
Kec.Batujajar, Kab. Bandung Barat (40561)
Pendidikan Formal :
NO TINGKAT Nama Sekolah/Universitas Jurusan Tahun Keterangan
1 SD SDN GALANGGANG 4 Umum 1998-2004 Berijazah
2 SMP SMPN 1 BATUJAJAR Umum 2004-2007 Berijazah
3 SMA SMKN 11 BANDUNG Akuntansi 2007-2010 Berijazah
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmannirrohiim,
Alhamdulilah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala karunia dan ridhoNya, serta shalawat salam kepada Nabi Muhammad SAW,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.
Penulisan Usulan Penelitian yang berjudul “Pengaruh Rasio Kredit Bermasalah
dan Rasio Kecukupaan Modal terhadap Jumlah Penyaluran Kredit”,disusun sebagai
salah satu syarat Strata Satu pada program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan, serta pengalaman penulis. Namun
penulis mengharapkan semoga Skripsi ini dapat memberi manfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pihak lain yang memerlukan.
Atas segala petunjuk dan bimbingan yang telah penulis dapatkan maka dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto., M.Sc, Selaku Rektor Universitas Komputer
iv
2. Prof. Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati, SE.,M.S.,Ak, Selaku Dosen Pembimbing,
Dr. Ony Widilestariningtyas, SE.,M.Si., Ak, Selaku Dosen Penguji I, dan Sri
Dewi Anggadini, SE.,M.Si.,Ak, Selaku Dosen Penguji II yang penuh
keikhlasan berkenan memberikan bimbingan, membina dan mengarahkan
penulis sehingga laporan ini dapat selesai.
3. Prof. Dr. Hj Dwi Kartini, SE.,Spec,Lic, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
4. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE,M.Ak.,Ak.,CA, Selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan selaku
Dosen Wali Kelas.
5. Adi Rachmanto, S.Kom.,M.Kom selaku Sekertaris Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
6. Dona Eliana, S.Ak dan Seni Lisnawaty, A.Md selaku Staf Kesekertariatan
Program Studi Akuntansi yang telah memberikan pelayanan dan informasi.
7. Mamah Riah, Ayah Nico, Teh Lina, A Budi, A Iwan dan keponakan yang tak
henti-hentinya memberikan doa, kasih sayang, dan dorongan baik secara moril
maupun materil.
8. My best partner Albie Trisnadian Putra,A.Md, terima kasih atas segala bantuan
v
9. Sahabat tercinta Gendis, Nurrisa, Riski Anggraeni, Mira Lestari, Lindawati,
Dewi, Mega Nurcahyanti, Wina, Teh Ria, Afry, Faisal, Adi, Dani, dan Rizki
Mahardi terimakasih untuk saling mengingatkan, bertukar pikiran, dan saling
memeberi masukan.
10.Alumni Unikom Teh Minda Driati, SE dan A Nurman Sasongko, SE, terima
kasih atas semua informasi dan nasehat-nasehatnya sangat membantu penulis.
11. Semua pihak yang ikut membantu dan terlibat dalam penyusunan Skripsi ini
yang tidak dapat dituliskan satu persatu.
Dengan segala keterbatasan, penulis mohon maaf apabila terdapat tulisan yang
kurang berkenan. Semoga apa yang telah penulis sajikan dalam Laporan ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang membaca.
Akhir kata, semoga kebaikan mereka yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amin
Bandung, Juli 2015 Penulis
Megawati Mamangkey
SURAT KETERANGAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI
Bahwa yang bertandatagan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, menyetujui:
“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty
Nonekslusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan penelitian”.
Catatan:
Kecuali BAB I, BAB III, BAB IV, dan BAB V serta lampiran tidak untuk
di-online-kan, dengan alas file-file di atas merupakan data hasil kerja peneliti selama