• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penggunaan media pembelajaran papan buletin terhadap hasil pembelajaran IPA siswa kelas IV MIN Ciputat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh penggunaan media pembelajaran papan buletin terhadap hasil pembelajaran IPA siswa kelas IV MIN Ciputat"

Copied!
271
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh Femmy Rahayu

1111018300032

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

i

Bumi Dan Alam Semesta Siswa Kelas IV MIN Ciputat. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran papan buletin terhadap peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas IV MIN Ciputat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian menggunakan pretest-posttest control group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel penelitian berjumlah 30 siswa kelas eksperimen dan 30 siswa kelas kontrol. Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil analisis data menggunakan uji-t menunjukkan thitung sebesar 3,09 (ttabel = 2,39, α = 0,05). Ada pengaruh penggunaan media pembelajaran papan buletin terhadap hasil belajar IPA pokok bahasan bumi dan alam semesta.

(6)

ii

Board to The Result in The Study of Science Class IV Students Of MIN Ciputat. The Paper. Elementary School Teacher Education Departement, Faculty of Tarbiyah and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2015.

This study aims to know the improvement of students achievement by using bulletin board. This research was held in MIN Ciputat at 4th grade. This research used quasi-experimental, design using pretest-posttest control group design. Samples was done by purposive sampling technique. These samples included 30 students control class and 30 students experimental class. The research instrument is test of achievement. The instrument have been tested for validity and realibility. The result show tcount 3.09 (ttable = 2.39, α = 0.05). The bulletin board was significantly influence to students achievement in learning science.

(7)

iii

yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Papan Buletin

Terhadap Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Bumi Dan Alam Semesta Siswa Kelas IV MIN Ciputat”. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang mendidik dan membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana pendidikan (S.Pd) Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Meskipun banyak hambatan yang penulis alami dalam penulisan skripsi ini, namun dengan keyakinan dan kesungguhan, akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi ini baik moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun ucapan terima kasih yang disampaikan penulis kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Khalimi, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

3. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang senantiasa selalu memberikan arahan, semangat, dukungan, bimbingan dan memberikan pemahaman mengenai materi yang berhubungan dengan skripsi ini.

(8)

iv

6. Orang tua saya tercinta Bapak Dugel Priyono dan Ibu Sudarti, yang tak henti-hentinya memberikan do’a, dukungan moril dan materil kepada penulis dalam setiap waktunya.

7. Suami saya tercinta Omay Komara dan anakku tersayang Muhammad Hatim Abdillah, yang tak henti-hentinya memberikan do’a, dukungan moril dan materil kepada penulis.

8. Seluruh keluarga, khususnya adikku Syafira Asmarani yang telah banyak memberikan bantuan tenaga dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Untuk semua rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011 (Siti Fatimah, Nur Azizah, Sri Yulianingsih, Amelia Sidik, Siti Bahriah, Nurul Aini, Hafizah Nadia, Yulandari) yang selalu memotivasi dan menjadi tempat berbagi ilmu selama proses penyusunan skripsi ini.

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan maupun dari segi isi. Oleh karena itu penulis secara terbuka menerima setiap kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Dengan begitu skripsi ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amiin.

Jakarta, September 2015

(9)

v

ABSTRACT ………....

KATA PENGANTAR ………..iii

DAFTAR ISI ……….v

DAFTAR TABEL …...……….vii

DAFTAR LAMPIRAN ………..viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………...….. 1

B. Identifikasi Masalah ………...………. 3

C. Pembatasan Masalah ………... 3

D. Perumusan Masalah ………...…. 3

E. Tujuan Penelitian ……….... 4

F. Manfaat Penelitian ………...………5

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ………..…………6

b. Jenis-jenis Hasil Belajar ……….……….8

c. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ………..9

d. Jenis Alat Penilaian Hasil Belajar IPA ………...………...10

e. Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar IPA …………..………..11

f. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam ………..…12

2. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran ………..…..13

b. Klasifikasi dan Karakteristik Media ………..………15

c. Fungsi Media Pembelajaran ………..…………16

(10)

vi

3. Konsep Bumi dan Alam Semesta

a. Perubahan Kenampakan Bumi dan Pencegahannya ………..……....23 B. Hasil Penelitian Relevan ……….……...27 C. Kerangka Berpikir ……….…….29 D. Pengajuan Hipotesis ……….………..31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ………..………..32 B. Desain dan Metodologi Penelitian ……….………32 C. Populasi dan Sampel ……….………… 33 D. Prosedur Penelitian ………....34 E. Variabel Penelitian ……….…………35 F. Teknik Pengumpulan Data ………..………...35 G. Instrumen Penelitian ……….……….36 H. Kalibrasi Instrumen ……….……...36 I. Teknik Analisis Data ………...42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ……….…….48 B. Analisis Data ………..……51

C. Pembahasan ………...……56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………..………..60

B. Saran ………..………60

(11)

vii

………30

Tabel 3.2 Prosedur Penelitian ……….……...32

Tabel 3.3 Interpretasi Validitas Butir Soal ………..……..36

Tabel 3.4 Interpretasi Reliabilitas ………..……38

Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran……….…...41

Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda………42

Tabel 3.7 Kategori Hasil Observasi ………...45

Tabel 3.8 Kriteria Perhitungan Hasil Karya ………..46

Tabel 4.1 Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol …………...….48

Tabel 4.2 Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol …………...49

Tabel 4.3 Hasil Lembar Karya Eksperimen dan Kontrol ………...….50

Tabel 4.4 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran ………....50

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest Uji Liliefors ………...52

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Posttest Uji Liliefors ………...52

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest ………...53

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Posttest ……….54

Tabel 4.9 Uji Hipotesis Untuk Data Pretest kelas Eksperimen dan Kontrol ………...55

(12)

viii

Lampiran 2. Lembar Evaluasi dan Hasil Karya Eksperimen Pertemuan I……..69

Lampiran 3. Lembar Observasi Kelas Eksperimen Pertemuan I ………...78

Lampiran 4. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan II ………82

Lampiran 5. Lembar Evaluasi dan Hasil Karya Eksperimen Pertemuan II ...87

Lampiran 6. Lembar Observasi Kelas Eksperimen Pertemuan II ……….96

Lampiran 7. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan III ……….100

Lampiran 8. Lembar Evaluasi dan Hasil Karya Eksperimen Pertemuan III ....106

Lampiran 9. Lembar Observasi Kelas Eksperimen Pertemuan III …………...114

Lampiran 10. RPP Kelas Kontrol Pertemuan I ………..119

Lampiran 12. Lembar Evaluasi dan Hasil Karya Eksperimen Pertemuan …...125

Lampiran 13. Lembar Observasi Kelas Kontrol Pertemuan I ………133

Lampiran 14. RPP Kelas Kontrol Pertemuan II ……….137

Lampiran 15. Lembar Evaluasi dan Hasil Karya Eksperimen Pertemuan II.….142 Lampiran 16. Lembar Observasi Kelas Kontrol Pertemuan II ………...150

Lampiran 17. RPP Kelas Kontrol Pertemuan III ………153

Lampiran 18. Lembar Evaluasi dan Hasil Karya Eksperimen Pertemuan III...158

Lampiran 19. Lembar Observasi Kelas Kontrol Pertemuan III ……….166

Lampiran 20. Kisi-kisi Instrumen Penilaian ………..169

Lampiran 21. Instrumen Hasil Belajar . ………..170

Lampiran 22. Analisis Materi dan Media ………182

Lampiran 22. Soal Uji Coba Instrumen Penelitian ………185

(13)

ix

Lampiran 26. Distribusi Frekuensi Pretest Eksperimen ………...….207

Lampiran 27. Distribusi Frekuensi Pretest Kontrol ………...………209

Lampiran 28. Distribusi Frekuensi Posttest Eksperimen …………...…………211

Lampiran 29. Distribusi Frekuensi Posttest Kontrol ………...……...213

Lampiran 30. Perhitungan Hasil Uji Normalitas ………...………….215

Lampiran 31. Perhitungan Hasil Uji Homogenitas ………...………….219

Lampiran.32. Perhitungan Uji Hipotesis ………...………….221

Lampiran 33. Perhitungan Lembar Observasi ………...…….223

Lampiran 34. Nilai Evaluasi Eksperimen dan Kontrol ……….…...…..224

Lampiran 35. Distribusi Frekuensi Evaluasi Kelas Eksperimen ………..……..226

Lampiran 36. Distribusi Frekuensi Evaluasi Kelas Kontrol ………...232

Lampiran 37. Nilai Lembar Hasil Karya Eksperimen dan Kontrol ……..…...238

Lampiran 38. Distribusi Frekuensi Lembar Hasil Karya Eksperimen …....…...239

Lampiran 39. Distribusi Frekuensi Lembar Hasil Karya Kontrol ……..……....241

Lampiran 40. Surat Bimbingan Skripsi ………..…....243

Lampiran 41. Surat Permohonan Izin Penelitian ………...244

Lampiran 42. Surat Keterangan Dari Sekolah ………..…..245

Lampiran 43. Uji Referensi ………..……..246

(14)

1

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam situasi yang bertujuan untuk memberdayakan diri.1 Pendidikan menghantarkan seseorang tidak hanya untuk mendapatkan ilmu, tetapi juga dapat meningkatkan status sosial dan yang lebih penting lagi adalah dapat bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Melalui pendidikan juga, seharusnya seseorang mendapatkan akhlak yang lebih mulia, seperti pepatah yang mengatakan, padi semakin menguning, semakin merunduk. Hal ini juga senada dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, yang menjelaskan bahwa:2

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa, agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan dari pendidikan nasional tersebut akan tercapai jika adanya kerjasama antara guru dan siswa. Guru membagi ilmu yang dimilikinya kepada para siswa. Dalam pendidikan di negeri ini, masih sering kali kita menjumpai pembelajaran yang konvensional, yaitu menggunakan metode ceramah. Pembelajaran di kelas akan terasa lebih baik jika guru dapat menggunakan berbagai bentuk metode, media, teknik dan strategi pembelajaran yang telah ada, sehingga siswa nantinya akan lebih aktif belajar. Guru juga berperan sebagai pembina ilmu. Penggunaan media dalam pembelajaran di kelas menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya hasil belajar siswa. Media pembelajaran juga dapat menarik perhatian siswa ketika belajar, sehingga dapat memberikan ingatan yang lebih dalam untuk memahami pelajaran. Hal ini dapat membantu guru mengatasi

1

Nurani Soyomukti, Teori-teori Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-ruzz media, 2010), h.27

2

(15)

siswa yang memiliki nilai rendah disebabkan oleh pembelajaran yang bersifat konvensional. Guru adalah salah satu media belajar yang hidup dalam kelas, karena itu penampilan guru (teacher’s performance) ikut menentukan keberhasilan belajar murid-muridnya.3

Penggunaan media pembelajaran tidak selalu memakan biaya yang mahal. Banyak media pembelajaran yang murah dan efektif dapat digunakan, baik itu sekolah yang sudah memiliki sarana dan prasarana menunjang ataupun belum guna mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Di samping itu, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.4 Guru dapat menggunakan media ataupun metode pembelajaran yang tepat. Seorang guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar harus memiliki gagasan yang ditujukan dalam desain instruksional, sebagai titik awal dalam melaksanakan komunikasi dengan siswa. Penyusunan desain instruksional, di samping gagasan guru, perlu diperhatikan adanya unsur-unsur yang dapat menunjang proses komunikasi serta adanya tujuan dari komunikasi.5

Media pendidikan digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik dalam Azhar, dimana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi .6 Media pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah media pembelajaran visual papan buletin. Media ini dinilai lebih efektif digunakan, karena seluruh sekolah dapat membuatnya baik itu sekolah dengan fasilitas memadai maupun dengan fasilitas yang belum memadai. Media papan buletin sebagian besar telah dimiliki oleh sekolah-sekolah, namun keberadaannya masih sering terabaikan. Media visual juga lebih murah dan mudah membuatnya. Guru bukan hanya dapat membuat media sebagai perantara dalam memberikan

3

Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: UHAMKA PRESS, 2003), h. 119.

4

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers.2013), h.2.

5

Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), h. 6.

6

(16)

pelajaran, tetapi juga siswa dapat membuatnya sebagai bagian dari kemudahan dalam memahami pelajaran.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Nurhidayanti7, Elawati8 dan Lutfiana Ambar Wati9 pada penelitian sebelumnya mengenai penggunan media papan buletin dalam kegiatan pembelajaran, menyatakan bahwa media papan buletin dapat digunakan untuk membantu proses pembelajaran di kelas serta mampu meningkatkan hasil belajar siswa walaupun diantara peneliti tersebut memiliki kendala ketika melaksanakan tahapan penggunaan media papan buletin sehingga mengharuskannya melakukan banyak demonstrasi terhadap beberapa materi ketika proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian menggunakan media papan buletin yang lebih baik.

Media pembelajaran papan buletin yang merupakan media visual ini diharapkan dapat mempermudah guru dan siswa untuk melaksanakan proses pembelajaran di kelas, selain itu media papan buletin yang telah tersedia di setiap sekolah atau kelas dapat dimanfaatkan dengan baik. Jenis media inilah yang sering digunakan oleh para guru untuk membantu menyampaikan isi atau materi pelajaran.10 Pelajaran bidang eksak seperti matematika dan ilmu pengetahuan alam masih terasa sulit dipahami oleh siswa, hal ini terbukti dari nilai beberapa siswa yang masih berada di bawah standar ketuntasan minimal karena proses pembelajaran di kelas lebih sering menggunakan metode ceramah atau konvensional. Dengan adanya penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran di kelas, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian

7

Nurhidayanti, “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Papan Buletin Terhadap

Hasil Belajar Matematika Siswa”, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah UIN

Jakarta, 2013.

8

Elawati, “Pengaruh Penggunaan Media Papan Buletin Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa”, Pendidikan Matematika, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

9

Lutfiana Ambar Wati, “Penggunaan Media Papan Buletin Dalam Pembelajaran

Sejarah untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X 3 SMAN Ngoro Jombang”, Jurusan

Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang, 2015.

10

(17)

tentang Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Papan Buletin Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV MIN Ciputat”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat diidentifikasikan berbagai permasalahan, diantaranya:

1. Rendahnya hasil belajar IPA.

2. Kurangnya penggunaan media pembelajaran.

3. Terbiasa mendapatkan pembelajaran metode ceramah.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan, maka peneliti membatasi masalah pada pengaruh penggunakan media pembelajaran terhadap hasil belajar IPA. Media pembelajaran yang digunakan adalah papan buletin. Sebagai objek penelitian yaitu siswa MI kelas IV dengan materi yang diajarkan adalah materi bumi dan alam semesta.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada pengaruh penggunakan media pembelajaran papan buletin terhadap hasil belajar IPA pokok bahasan bumi dan alam semesta siswa kelas IV?”

E. Tujuan Penelitian

(18)

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai informasi bagi peneliti dalam memilih media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kemampuan siswa dan situasi serta keadaan lingkungannya.

2. Bagi siswa hasil penelitian ini diharapkan menjadi motivasi dalam kegiatan belajar mengajar disekolah sehingga meningkatkan hasil belajar dalam pelajaran IPA.

3. Bagi guru yang terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi dan bahan pertimbangan dalam merencanakan pembelajaran khususnya dalam menentukan media pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran IPA.

(19)

6 1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil Belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu „hasil‟ dan „belajar‟. Sebagaimana dikemukakan oleh UNESCO ada empat pilar hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh pendidikan, yaitu: learning to know, learning to be, learning to life together, dan learning to do.1 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.2 Sedangkan, pengertian belajar adalah aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar siswa yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu, atau siswa yang tadinya tidak terampil, menjadi terampil. Sedangkan belajar menurut Gagne dalam Toto adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman, dari pengertian ini terdapat tiga unsur pokok dalam belajar, yaitu: proses, perubahan perilaku dan pengalaman.3

Garret dalam Rasyad menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Perangsang dalam belajar akan selalu ditemui oleh orang yang belajar. Tampaknya Mursell dan Garret menekankan kepada mengalami sendiri apa yang dipelajari, karena banyak dari seseorang yang belajar secara formal, hanya mengandalkan catatan teman sedangkan ia sendiri tidak melibatkan diri secara aktif dalam proses belajar mengajar, karena mengandalkan catatan teman sebangku. Walaupun ia ada dalam kelas bersama dengan temannya tetapi ia mengerjakan pekerjaan lain. Hal ini banyak terjadi dalam proses belajar mengajar

1

Toto Ruhimat, Kurikulum & Pembelajaran, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011), h. 140.

2

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 22

3

(20)

di sekolah. Menurut Henry Garret orang yang tidak terlibat langsung dalam proses belajar, tingkah lakunya tidak akan berubah karena ia tidak mengalami secara langsung proses mencari dan menemukan ilmu yang dicarinya.4

Gagne dalam Sudjana membagi lima kategori hasil belajar, yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan motoris.5 Ada 5 kemampuan ditinjau dari segi-segi yang diharapkan dari suatu pengajaran atau instruksi, kemampuan itu perlu dibedakan karena kemampuan itu memungkinkan berbagai macam penampilan manusia dan juga karena kondisi-kondisi untuk memperoleh berbagai kemampuan itu berbeda.

Adapun pengertian belajar menurut Wina Sanjaya, belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.6 Proses belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat, kita hanya dapat melihat perubahan perilaku yang tampak pada diri seseorang. Sedangkan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam buku kurikulum dan pembelajaran, hasil belajar dirumuskan dalam bentuk kompetensi, yaitu: kompetensi akademik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi vokasional. Keempat kompetensi tersebut harus dikuasai oleh siswa secara menyeluruh, sehingga menjadi pribadi yang utuh dan bertanggung jawab.7

Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pengetahuan dan tingkah laku yang diperoleh dari proses belajar sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Sehingga, belajar tidak akan membuahkan hasil tanpa melalui proses pembelajaran. Dan hasil belajar itu tidak hanya diperoleh dari ranah kognitif saja, tetapi juga dilihat dari ranah afektif dan psikomotorik.

4

Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta: UHAMKA PRESS, 2003), h. 29-30

5

Nana Sudjana, Op.Cit., h. 22

6

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Bandung: Kencana, 2006), h. 112.

7

(21)

b. Jenis-jenis Hasil Belajar

Howard Kingsley dalam Sudjana, membagi tiga macam hasil belajar, yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, serta sikap dan cita-cita.8 Sedangkan Gagne membagi hasil belajar ke dalam lima kategori, yakni:9 Informasi verbal yaitu penguasaan informasi baik secara lisan maupun tertulis, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan sebagainya. Keterampilan intelektual yaitu keterampilan individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya penggunaan simbol matematik. Strategi kognitif yaitu cara-cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menitikberatkan pada pemikiran. Kemampuan mengendalikan ingatan sikap yaitu hasil pembelajaran yang merupakan kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Keterampilan motoris yaitu hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot fisik.

Jenis-jenis hasil belajar dari Benyamin Bloom dalam Sudjana yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni aspek mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mencipta, dan menilai. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penghargaan, organisasi, dan karakterisasi berdasarkan nilai-nilai. Ranah psikomotoris, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan reflex, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.10

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat diperoleh dari berbagai macam aspek. Aspek tersebut diantaranya kognitif,

8

Nana Sudjana, Op.Cit., h.22.

9

Ibid, h.22 10

(22)

keterampilan, dan sikap yang dapat berubah dari waktu ke waktu. Hasil belajar seseorang tidak hanya dilihat dari hasil akhirnya saja, tetapi juga dapat dilihat berdasarkan proses pembelajarannya. Sikap seseorang yang berubah menjadi lebih baik menandakan bahwa orang tersebut telah melalui proses pembelajaran yang baik.

c. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Seorang siswa yang mendapatkan hasil belajar tinggi, tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan kognitifnya saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang mendukung keberhasilan tersebut. Secara global, faktor-faktor-faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi tiga macam, diantaranya ialah: Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa), yakni kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor eksternal (dari luar diri siswa), yakni lingkungan di sekitar siswa. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi stategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. 11

Pendapat yang senada juga diungkapkan oleh Wasliman dalam Susanto, bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor eksternal maupun internal. Adapun faktor eksternal berasal dari luar diri siswa yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.12

Adapun pendapat Darmawan dan Permasih dalam buku kurikulum dan pembelajaran, secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa. Yang tergolong faktor internal ialah: Pertama, faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh, dan sebagainya.

11

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h.129.

12

(23)

Kedua, faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan. Di dalam faktor psikologis, terdapat pula 2 faktor, yakni faktor intelektual, terdiri atas faktor potensial berupa intelegensi dan bakat dan faktor aktual yaitu kecakapan nyata dan prestasi. Lalu faktor non-intelektual yaitu komponen kepribadian tertentu seperti minat, sikap, kebiasaan, motivasi, emosi dan lain sebagainya. Ketiga, faktor kematangan baik fisik maupun psikis.

Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu: Pertama, faktor sosial yang terdiri atas faktor lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan kelompok. Kedua, faktor budaya seperti: adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian dan sebagainya. Ketiga, faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim dan sebagainya. Keempat, faktor spiritual atau faktor lingkungan agama. 13

Jadi, berdasarkan kutipan tersebut, maka faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa berasal dari diri siswa sendiri (faktor internal), lalu dari lingkungan sekitarnya (faktor eksternal), dan pendekatan siswa terhadap kegiatan pembelajaran di sekolah. Faktor-faktor tersebut saling berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam memengaruhi hasil belajar yang dicapai seseorang.

d. Jenis Alat Penilaian Hasil Belajar

Alat penilaian digunakan oleh setiap guru untuk mengukur sejauh mana keberhasilan siswa dalam memahami pelajaran. Namun, alat penilaian disini juga memiliki berbagai macam jenis, dan yang seringkali dikenali adalah alat penilaian jenis tes dan juga non-tes. Penilaian jenis tes adalah suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh siswa untuk mengukur aspek perilaku siswa. Dalam referensi lain, tes adalah salah satu teknik penilaian yang termasuk ke dalam pengukuran.14

13

Toto Ruhimat, Op.Cit., h. 140-141.

14

(24)

Penilaian jenis non-tes adalah cara yang digunakan untuk mengetahui kualitas proses dan produk dari suatu pekerjaan serta hal-hal yang berkenaan dengan domain afektif, seperti sikap, minat, bakat, dan motivasi.15 Sedangkan, Toto dan Cepi dalam tim pengembangan MKDP menyatakan, berdasarkan tekniknya, evaluasi dibedakan antara tes dan nontes. Teknik tes dapat dibedakan menurut materi yang akan dinilai, bentuk dan caranya. Menurut materi yang dinilai dibedakan tes hasil belajar, tes kecerdasan, tes bakat khusus, tes minat, dan tes kepribadian. Menurut bentuknyadibedakan tes uraian dan tes objektif. Menurut caranya dibedakan tes tulisan, tes lisan, dan tes tindakan. Teknik nontes biasanya digunakan untuk menilai proses pembelajaran. Alat-alat khusus untuk melaksanakan teknik nontes ini dapat dilakukan melalui pengamatan, wawancara, angket, hasil karya/laporan, karangan, dan skala sikap.16

Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa alat penilaian hasil belajar tidak hanya dapat ditentukan dengan tes saja tetapi juga bisa dengan non-tes. Dalam jenis penilaian hasil belajar IPA, penilaian tes dapat menggunakan soal-soal yang bersifat objektif, sedangkan penilaian non-tes dapat berupa observasi langsung kegiatan pembelajaran di kelas dan juga bisa dengan angket.

e. Fungsi Dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar IPA

Hal utama yang harus dipikirkan dalam kegiatan hasil belajar adalah fungsi dan tujuan dari penilaian itu sendiri. Penentuan fungsi dan tujuan penilaian sangat bergantung pada jenis penilaian yang digunakan. Fungsi penilaian hasil belajar adalah sebagai berikut: pertama, fungsi formatif, yaitu untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan program remedial bagi siswa. Kedua, fungsi sumatif, yaitu untuk menentukan nilai (angka) kemajuan/hasil belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu, sebagai bahan untuk memberikan laporan kepada berbagai pihak, penentuan kenaikan kelas, dan penentuan lulus-tidaknya siswa. Ketiga, fungsi diagnostik, yaitu untuk memahami latar belakang (psikologis, fisik dan

15

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h.152.

16

(25)

lingkungan) siswa yang mengalami kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan tersebut. Keempat, fungsi penempatan, yaitu untuk menempatkan siswa dalam situasi pembelajaran yang tepat (misalnya dalam penentuan program spesialisasi) sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.17

Tujuan dari penilaian hasil belajar antara lain, untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah diberikan, untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat dan sikap siswa terhadap program pembelajaran, kemudian untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar siswa dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan, untuk mendiagnosis keunggulan dan kelemahan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, untuk seleksi dan menentukan kenaikan kelas, dan untuk menempatkan siswa sesuai dengan potensi yang dimilikinya.18

Adapun tujuan evaluasi pembelajaran menurut Toto dan Cepi dalam tim MKDP, meliputi: untuk melihat produktivitas dan efektivitas kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan guru, untuk memperbaiki, menyempurnakan, dan mengembangkan program belajar mengajar, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi oleh siswa selama kegiatan belajar dan mencarikan jalan keluarnya, untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuannya.19

Jadi intinya, seorang guru harus mengetahui terlebih dahulu fungsi dan tujuan penilaian yang akan dilakukan sebelum memilih alat penilaian hasil belajar terhadap siswa di kelas. Dengan mengadakan penilaian pembelajaran, maka guru dan siswa dapat memperbaiki dan mengembangkan kemampuan dan memperkuat motivasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

f. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam

IPA adalah ilmu yang mempelajari cara mencari tahu tentang alam semesta dan segala isinya secara sistematis. Ilmu pengetahuan alam diklasifikasikan

(26)

menjadi tiga bagian, ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses dan sikap. Dari ketiga komponen IPA ini, Sutrisno dalam Susanto menambahkan bahwa IPA juga sebagai prosedur dan IPA sebagai teknologi. Hal ini bersifat pengembangan, yaitu pengembangan prosedur dari proses, sedangkan teknologi dari aplikasi konsep dan prinsip-prinsip IPA sebagai produk.20

Ahmad Susanto dalam bukunya teori belajar & pembelajaran di sekolah dasar juga mengungkapkan bahwa IPA merupakan pembelajaran berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses yang mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA. Kegiatan IPA dilakukan dengan penyelidikan sederhana. Dengan kegiatan tersebut, pembelajaran IPA akan mendapatkan pengalaman langsung melalui pengamatan, diskusi, dan penyelidikan sederhana. Pembelajaran yang demikian dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa sehingga mampu berpikir kritis melalui pembelajaran IPA.21

Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa mempelajari ilmu pengetahuan alam adalah suatu hal yang penting bagi siswa. Pembelajaran IPA sangat berperan penting dalam kehidupan ini karena dengan mempelajari IPA, kita sebagai manusia dapat belajar untuk memecahkan masalah yang ada di alam ini yang memang seseungguhnya, manusia berhubungan langsung dengan alam semesta. Kita tidak hanya dituntut untuk menyelesaikan suatu permasalahan di alam ini, tetapi juga untuk menjaganya agar tetap lestari.

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

„tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa arab, media adalah perantara

atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.22 Dalam kutipan lain juga menyebutkan bahwa media adalah seperangkat peralatan pendidikan dan

20

Ahmad Susanto, Op.Cit., h. 167. 21

Ibid., h. 170-171. 22

(27)

pengajaran yang digunakan untuk membantu penyajian isi dan materi pelajaran kepada siswa agar mereka dapat mencapai tujuan.23

Wina Sanjaya dalam bukunya strategi pembelajaran mengungkapkan bahwa kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha, seperti media dalam menyampaikan pesan, media pengantar magnet atau panas dalam bidang teknik. Istilah media digunakan juga dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran. Media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan.24 Menurut Gerlach & Ely dalam Arsyad, mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.25 Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media.

Pengertian belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar mulai dalam masa kecil ketika bayi memperoleh sejumlah kecil keterampilan yang sederhana, seperti memegang botol susu dan mengenal ibunya.26 Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah, tetapi juga di seluruh tempat yang ada di dunia ini. Dengan belajar, maka seseorang dapat mengembangkan kemampuan yang ia miliki, bahkan dapat menambahkan wawasan baru sehingga dapat bermanfaat bagi orang banyak kelak. Kemampuan orang untuk belajar ialah ciri penting yang membedakan jenisnya dari jenis-jenis makhluk yang lain. Kemampuan belajar itu memberikan manfaat bagi individu dan juga bagi masyarakat. Bagi individu dalam budaya kita, kemampuan untuk belajar secara terus-menerus memberikan sumbangan bagi pengembangan berbagai ragam gaya hidup.27

23

Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta: UHAMKA PRESS, 2003), h. 125.

24

Wina Sanjaya, Op.Cit., h.163.

25

Azhar Arsyad, Op.Cit.h.3

26

Margaret E. Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), h. 1

27

(28)

Berdasarkan dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu pengantar pesan dari pengirim kepada penerima yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam kegiatan pembelajaran.

b. Klasifikasi dan Karakteristik Media

Klasifikasi media pembelajaran dapat dilihat dari beberapa pendekatan. Klasifikasi media berdasarkan rangsangan belajar menurut Edling terdapat enam unsur rangsangan belajar, yaitu dua untuk pengalaman audio meliputi, kodifikasi subjektif visual dan kodifikasi objektif audio, dua untuk pengalaman visual meliputi kodifikasi subjektif audio dan kodifikasi objektif visual, dan dua pengalaman belajar 2 dimensi meliputi pengalaman langsung dengan orang dan benda-benda.28

Klasifikasi media berdasarkan fungsi pembelajaran, Gagne membuat 7 macam pengelompokan media, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara dan mesin belajar. Klasifikasi media berdasarkan pemanfaatannya untuk pendidikan, Duncan memaparkan bahwa semakin sulit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin sulit pengadaannya, tetapi juga semakin umum penggunaannya dan semakin luas lingkup sasarannya. 29 Sebaliknya semakin sederhana perangkat media yang digunakan biayanya akan lebih murah, pengadaannya lebih mudah, sifat penggunaannya lebih khusus, dan lingkup sasarannya lebih terbatas.

Rudi Bretz mengungkapkan pendapat lain, ia mengklasifikasikan media berdasarkan indera yang terlibat sehingga ia memilih tiga unsur pokok sebagai dasar dari setiap media, yaitu suara, visual, dan gerak. 30

28

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press. 2012), h. 50.

29

Ibid, h. 50-51

30

(29)

Jadi, berdasarkan pemaparan diatas, media dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok besar, yaitu media audio verbal (bahasa lisan) dan media audio non-verbal (bunyi-bunyian, musik, dan lain-lain). Media visual non-verbal (pesan linguistik berbentuk tulisan), media visual non-verbal grafis (gambar, grafik, diagram, bagan dan peta), media non-verbal 3 dimensi (miniatur, mock up, specimen dan diorama). Media audio visual berupa film dan dokumenter dan multimedia.31

Beberapa karakteristik media pembelajaran, diantaranya, pertama, ciri fiksatif, ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat disusun kembali menggunakan media seperti fotografi, video tape, audio tape dan film. Peristiwa yang kejadiannya hanya sekali dapat diabadikan dan disusun kembali untuk keperluan pembelajaran. Kedua, ciri manipulatif menggambarkan bahwa kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Kejadian yang lama dapat diatur untuk bergerak cepat dan kejadian yang cepat dapat diatur untuk bergerak lambat, sesuai keinginan guru ketika mengajar di kelas, agar dapat menampilkan bagian-bagian yang dianggap penting dalam materi pembelajaran. Ketiga, ciri distributif, ciri ini memungkinkan suatu kejadian atau objek ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.32

c. Fungsi Media Pembelajaran

Setiap media pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru sudah pasti memiliki fungsinya masing-masing. Menurut Sudjana & Rivai dalam arsyad, mengemukakan fungsi media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu: Pertama, pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Kedua, bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya

31

Ibid, h. 54-57 32

(30)

menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. Ketiga, metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran. Keempat, siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.33

Pada referensi lainnya, media pendidikan bertujuan untuk membantu memperjelas pokok bahasan yang disampaikan, membantu guru memimpin diskusi, membantu meringankan peranan guru, membantu merangsang siswa berdialog dengan dirinya sendiri (internal dialog), membantu mendorong siswa aktif belajar, memudahkan guru mengatasi masalah ruang tempat dan waktu, memberi pengalaman nyata kepada siswa dan memberikan perangsang dan pengalaman yang sama kepada seluruh siswa.34

Menurut Yudhi Munadi dalam bukunya media pembelajaran, fungsi media pembelajaran difokuskan pada dua hal, yakni analisis fungsi yang didasarkan pada medianya dan didasarkan pada penggunaannya. Analisis fungsi yang didasarkan pada media terdapat tiga fungsi media pembelajaran, yakni: media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar, yaitu fungsi utamanya disamping ada fungsi-fungsi lain. Maka media belajar dapat menggantikan fungsi-fungsi guru terutama sebagai sumber belajar. Di dalam media sebagai sumber belajar terdapat 2 fungsi, diantaranya: fungsi semantik, ialah kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol verbal) yang mana atau maksudnya benar-benar dipahami siswa (tidak verbalistik). Dan selanjutnya fungsi manipulatif yakni memiliki dua kemampuan, diantaranya mengatasi ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi. 35

(31)

yaitu menggugah perasaan, emosi dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Lalu terdapat pula fungsi kognitif yaitu dapat meningkatkan ingatan dan pikiran terhadap pelajaran. Fungsi imajinatif yakni media dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa. Dan fungsi motivasi, yakni mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Fungsi sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-kultural antarpeserta komunikasi pembelajaran.36

Ahmad Rohani dalam bukunya yang berjudul media instruksional edukatif menyatakan, fungsi media instruksional edukatif antara lain adalah menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar, memperjelas informasi pada waktu tatap muka dalam proses belajar mengajar, melengkapi dan memperkaya informasi dalam kegiatan belajar mengajar, mendorong motivasi belajar, meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam menyampaikannya, menambah variasi dalam menyajikan materi, menambah pengertian nyata tentang suatu pengetahuan, memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak diberikan guru serta membuka cakrawala yang lebih luas sehingga pendidikan bersifat produktif, memungkinkan siswa memilih kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya, mendorong terjadinya interaksi lansung antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa serta siswa dengan lingkungannya, mencegah terjadinya verbalisme, dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, dengan menggunakan media secara tepat, dapat menimbulkan semangat yang lesu menjadi bergairah, pelajaran yang berlansung menjadi lebih hidup, mudah dicerna dan tahan lama dalam menyerap pesan-pesan, dapat mengatasi watak dan pengalaman yang berbeda.37

Berdasarkan pemaparan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa, semua media pembelajaran, apapun itu jenisnya memiliki tujuan untuk membuat kegiatan pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Dengan media, pembelajaran siswa dapat meningkatkan motivasi belajarnya. Media juga dapat berperan utama sebagai sumber belajar sebagai pengganti guru ataupun buku.

36

Ibid, h. 43-38 37

(32)

d. Peran Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat dikatakan telah berperan sebagai sumber belajar, sehingga peran guru dan orang lain dapat diminimalisir dan siswa sudah mampu untuk dapat belajar mandiri. Peran media instruksional edukatif atau media pembelajaran antara lain, mengatasi perbedaan pengalaman pribadi siswa, mengatasi batas-batas ruang kelas, mengatasi kesulitan apabila suatu benda secara langsung tidak dapat diamati karena terlalu kecil, mengatasi gerak benda secara cepat atau terlalu lambat sedangkan proses gerakan itu menjadi pusat perhatian siswa, mengatasi hal-hal yang terlalu kompleks dapat dipisahkan bagian demi bagian untuk diamati secara terpisah, mengatasi suara yang terlalu halus untuk di dengar secara langsung melalui telinga, mengatasi peristiwa-peristiwa alam, memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan masyarakat atau dengan keadaan alam sekitar, memberikan kesamaan/kesatuan dalam pengamatan terhadap sesuatu yang pada awal pengamatan siswa berbeda-beda, membangkitkan minat belajar yang baru dan membangkitkan motivasi kegiatan belajar siswa.38

Berdasarkan pemaparan tersebut, peranan media pembelajaran sangat banyak. Guru akan sangat terbantu ketika menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Bahkan media pembelajaran saat ini sudah dapat digunakan dengan mudah baik oleh guru maupun siswa sendiri.

e. Papan Buletin

Papan buletin adalah suatu tempat atau halaman papan yang khusus digunakan untuk mempertunjukkan contoh-contoh dari pekerjaan siswa, gambar-gambar, kartu poster-poster dan objek-objek tiga dimensi yang kecil atau material belajar lainnya.39 Menurut Azhar Arsyad dalam bukunya Media Pembelajaran, papan buletin termasuk ke dalam media pajang yang pada umumnya digunakan

Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1994), h. 56.

40

(33)

buletin berfungsi sama dengan papan magnetik, tetapi dapat pula digunakan untuk menampilkan visual tiga dimensi.41

Papan buletin dapat diisi dengan informasi verbal maupun nonverbal. Menurut Yudhi Munadi, fungsi papan buletin ialah selain menerangkan sesuatu, juga dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.42 Media grafis seperti (gambar, poster, sketsa, diagram, dan chart) dapat ditempel pada papan buletin ini. Selain itu pesan-pesan verbal tertulis seperti karangan-karangan, berita, feature, dan sebagainya.

Papan buletin telah tersedia di sebagian besar sekolah-sekolah negeri yang ada di Indonesia, namun pihak sekolah baik itu guru dan siswa masih kurang berpartisipasi dalam menggunakan papan buletin sebagai media dalam proses pembelajaran. Peneliti lebih sering melihat penggunaan media papan buletin hanya untuk media pajang saja, padahal papan buletin dapat juga digunakan ketika proses pembelajaran. Papan buletin tidak hanya menampilkan hasil kerja siswa, namun juga sebagai salah satu faktor berkembangnya kreativitas siswa untuk memanfaatkannya terutama dalam proses pembelajaran di kelas. Adanya papan buletin dapat menyelaraskan antara tujuan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan mengembangkan serta menyalurkan bakat dan kreativitas siswa.

Berdasarkan pernyataan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa papan buletin termasuk ke dalam media visual dan dapat disebut juga media pajang. Papan buletin dapat digunakan tidak hanya di dalam kelas tetapi juga di tempat-tempat umum. Media ini berisikan informasi dan ditampilkan secara menarik sehingga orang-orang yang lewat dan melihat media ini tertarik untuk sejenak membaca informasi yang ada di dalamnya.

f. Kelebihan Dan Keterbatasan Media Papan Buletin

Kelebihan penggunaan media papan buletin antara lain, pertama, bermanfaat di ruang mana pun tanpa harus ada penyesuaian khusus. Kedua,

41

Ibid, h. 41.

42

(34)

pemakai dapat secara fleksibel membuat perubahan-perubahan sementara penyajian berlangsung. Dan ketiga, mudah dipersiapkan dan materinya mudah digunakan. 43

Menurut Oemar Hamalik, kelebihan penggunaan media papan buletin ialah: pertama, merupakan ruang khusus untuk mempertunjukkan benda, gambar-gambar, poster-poster, dan sebagainya. Kedua, menciptakan minat dan memperluas minat siswa. Ketiga, mempersatukan semangat kelas dengan menimbulkan rasa milik bersama, tanggung jawab bersama. Keempat, melengkapi pengalaman sosial, karena para siswa bekerja dalam kelompok pada waktu merencanakan dan melaksanakan papan buletin. Kelima, mengembangkan kecakapan artistik dan daya mencipta di kalangan siswa-siswa. Keenam, papan buletin mendorong siswa untuk bekerja, merangsang inisiatif, dan melatih cara memecahkan masalah. 44

Keterbatasan penggunaan media papan buletin ialah: pertama, terbatas penggunaannya pada kelompok kecil. Kedua, memerlukan keahlian khusus dari penyajinya (apalagi jika memerlukan penjelasan verbal). Ketiga, mungkin tidak dianggap penting jika dibandingkan dengan media-media yang diproyeksikan. 45

g. Tahapan Penggunaan Media Papan Buletin

Media papan buletin memiliki tahapan-tahapan dalam proses pembuatannya. Agar menjadi papan buletin yang bagus dan sesuai dengan pembelajaran, maka terdapat tahap-tahap penggunaannya. Tahapan penggunaan media papan buletin menurut Koskey dalam Malik, terdiri dari enam langkah, yaitu:

Pertama, menentukan satu subjek, yang merupakan satu kesatuan tentang suatu ide atau masalah. Rumuskan dalam bentuk pernyataan berupa komposisi tertulis yang menarik. Kedua, membuat suatu judul. Ketiga, membuat judul yang menarik. Dapat berupa pertanyaan, slogan, atau pernyataan singkat. Keempat, mengumpulkan bahan-bahan, yaitu mengumpulkan bermacam-macam gambar, kartun, objek-objek kecil, buku, pamphlet, dan sebagainya. Untuk melakukan kegiatan ini diperlukan

43

Azhar Arsyad, Op.Cit., h. 42.

44

Oemar Hamalik, Op.Cit., h. 57.

45

(35)

berbagai alat seperti gunting, alat perekat, dan sebagainya. Kelima, merencanakan susunan. Susunan ini hendaknya bersifat artistik, bahan disusun secara teratur dan jangan sampai campur aduk. Pada langkah ini sebaiknya direncanakan penggunaan dan pengaturan warna agar menarik. Keenam, merencanakan pemberian huruf. Huruf-huruf biasanya ditempelkan melekat pada papan. Harus di perhatikan spacing style, warna, dan bahan dari huruf tersebut. Labelnya harus jelas dan sederhana. Huruf-huruf dapat di buat dari kayu, board metal atau plastik. Selain itu huruf dari tinta, kapur, dan sebagainya. Ketujuh, melaksanakan dan menilai. Setelah kelima langkah itu dilalui dengan seksama, maka sampailah pada langkah ke 6 yakni melaksanakan pemasangan dengan meletakanya bersama-sama. Selanjutnya, sebaiknya dilakukan penilaian apakah telah memenuhi syarat yang diperlukan baik kearsitekanya, teknik maupun nilai pendidikanya.46

Selain tahapan penggunaan yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat pula tahap selanjutnya yang dapat dilakukan ketika menggunakan media papan buletin. Petunjuk selanjutnya mengenai teknik penggunaan dan pelaksanaan papan buletin ialah:

Pertama, menempatkan papan buletin, penempatan papan buletin hendaknya disesuaikan dengan fungsinya. Papan buletin dapat diletakkan di depan kelas, jadi sangat erat hubungannya dengan arsitek dan situasi bangunan itu sendiri. Kedua, konstruksi, papan buletin yang menarik dan bermanfaat dapat terbuat dari bahan-bahan, misalnya: cork, linoleum, softwood dan lainnya, tetapi dapat juga dari bahan yang mudah di dapat di lingkungan sekolah. Ketiga, cahaya, papan buletin harus terlihat terang maka perlu mendapat cahaya yang cukup baik dari sinar matahari atau lampu sorot. Keempat, luas papan buletin, ukuran dan luas papan buletin tidak ada ketentuan khusus akan tetapi dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemungkinan bahannya. Kelima, alat-alat perlengkapan, untuk membuat papan buletin hendaknya disesuaikan dengan alat dan perlengkapan yang ada. Berhasilnya pembuatan papan buletin dan pemasangan tergantung pada alat-alat dan perlengkapannya. Keenam, improvisasi, pada suatu waktu bilamana diperlukan, guru dapat membuat papan buletin dengan bahan apa saja tanpa terlalu banyak memperhitungkan syarat dan ketentuan yang telah dikemukakan sebelumnya. Yang terpenting, guru memiliki inisiatif bekerja sama dengan siswa untuk membuat papan buletin demi kepentingan pendidikan dan dapat memanfaatkan bahan-bahan yang ada sebaik-baiknya.47

46

Oemar Hamalik,Op.Cit., h. 58. 47

(36)

Memahami tahapan pembuatan papan buletin di atas, maka guru perlu pula menguasai berbagai teknik perencanaan, pelaksanaan, pembuatan, dan teknik penggunaan alat-alat itu dengan memperhatikan prinsip-prinsip dan kriteria-kriteria sebagai persyaratan, agar diperoleh alat yang baik, efektif, dan memuaskan.48 Dengan papan buletin, siswa dapat menumbuhkan minat dan motivasi dalam belajar, karena dengan membuat sendiri media pembelajaran, siswa dapat mengembangkan kreatifitas yang dimilikinya.

3. Konsep Bumi Dan Alam Semesta

a. Perubahan Kenampakan Bumi Dan Pencegahannya

Materi pelajaran mengenai konsep bumi dan alam semesta terdapat pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditetapkan oleh departemen pendidikan nasional yaitu standar kompetensi: memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan. Kompetensi dasarnya terdiri dari tiga bagian yaitu: mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut), menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor), dan mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor).

Antara manusia dan bumi mempunyai hubungan historis yang sangat erat. Manusia pertama bernama Adam diciptakan dari tanah (bagian dari bumu) sehingga pola kehidupan sehari-harinya tidak pernah terlepas dari unsur bumi. Diciptakan dari tanah, memperoleh makanan dari dalam tanah, dan jika mati kelak akan dikuburkan di dalam tanah.49 Fakta yang dapat diamati dari lingkungan alam yang baik diantaranya adalah sebagai berikut: air yang mengalir di sungai berwarna bening dan bersih dari sampah pabrik maupun industri, tanaman di hutan tumbuh lebat dan berwarna kehijauan, tanah-tanah di pedesaan yang subur dan

48

Ibid, h. 61 49

(37)

tidak tercemar oleh liimbah industri, dan udara di pedesaan dan pegunungan yang bersih dari polusi dan segar.50

Lingkungan alam dapat mengalami kerusakan yang disebabkan oleh perbuatan menusia maupun karena adanya peristiwa alam. Beberapa fakta terjadinya kerusakan lingkungan akibat ulah manusia adalah sebagai berikut: penebangan hutan secara liar dan membabi buta menyebabkan hutan menjadi tandus dan gersang, tanah longsor dan juga banjir. Pembuangan limbah industri atau limbah rumah tangga di sungai menyebabkan sungai menjadi keruh, menyebabkan penyakit dan terganggunya ekosistem air. Pembuangan sisa pembakaran bahan bakar dan pabrik menyebabkan udara menjadi kotor, mengakibatkan hujan asam dan berbagai gangguan kesehatan. Pembuangan bahan-bahan limbah industri dan rumah tangga yang sulit diuraikan (misalnya plastik) dapat menyebabkan menurunnya kesuburan tanah. Dan pembuangan limbah cair dapat menyebabkan tercemarnya sumber air. Pembuangan berbagai benda berbahaya bagi alam ini dikenal pula dengan istilah polusi.51

Beberapa kerusakan lingkungan juga diakibatkan oleh peristiwa alam, yaitu peristiwa yang terjadi karena gejala alam. Beberapa fakta tentang kerusakan alam akibat peristiwa alam adalah sebagai berikut: letusan gunung berapi dapat mengakibatkan kerusakan dan kebakaran hutan, lahan pertanian, dan merusak habitat hewan-hewan liar. Gempa bumi dapat menimbulkan tanah longsor dan tsunami yang memiliki kemampuan merusak alam. Angin ribut dapat menyebabkan kerusakan hutan dan habitat binatang. Dan ada gunung berapi yang aktif dapat pula menyebarkan gas beracun yang dapat merusak lingkungan. Gas yang terkandung di dalam materi erupsi vulkanik yakni nitrogen, oksigen, hidrogen, karbon monoksida, karbon dioksida, gas belerang dan sebagainya.52

Pencemaran udara, hal ini terjadi ketika udara tercemar oleh gas-gas, misalnya dari kendaraan bermotor menggunakan bahan bakar fosil. Dengan demikian pencemaran udara adalah terkontaminasinya udara karena kegiatan

50

Agus Sugianto, dkk, Pembelajaran IPA MI edisi pertama, (Jakarta: APIS-PGMI, 2009), h.11

51

Agus Sugianto, dkk, Op.Cit., h.11. 52

(38)

manusia, akibatnya kualitas udara mengalami penurunan sehingga mengubah lingkungan alami udara. Polutan udara dapat berupa gas dan partikel.53

Pencemaran air. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran air dapat disebabkan oleh beberapa jenis polutan. Polutan tersebut diantaranya: limbah yang menghabiskan oksigen dalam proses peruraiannya (tinja, limbah rumah tangga, limbah pertanian, limbah peternakan, limbah industri dan limbah rumah pemotongan hewan), bakteri dan virus, bahan anorganik (asam, garam, logam berat), bahan organik (pestisida, detergen, minyak), hara tanaman (nitrat dan fosfat), sedimen, bahan radioaktif serta panas (dari industri dan air pendingin industri).54Pencemaran tanah, dapat disebabkan oleh beberapa jenis polutan yaitu limbah domestik, limbah industri dan limbah pertanian.

Berbagai macam pencemaran lingkungan dapat terjadi dimana saja, maka sebelum lingkungan ini tercemar oleh berbagai jenis polutan yang begitu banyak, lebih baik jika diadakannya pencegahan pencemaran lingkungan. Air yang sudah tercemar memang sulit diperbaiki tetapi dapat ditanggulangi dengan cara bahwa limbah dari pabrik ditampung sendiri, menanam tanaman alang-alang disekitar sungai. Mencegah agar limbah tidak mengalir ke sungai, membuat tempat pembuangan sampah.55

Pencemaran tanah. Usaha untuk mengurangi pencemaran tanah dengan cara penanaman model miring, yaitu tanah di bikin miring sehingga air yang datang dari atas tidak langsung ke bawah. Tanah yang tercemar karena plastik perlu disarankan kepada masyarakat dan ibu-ibu rumah tangga untuk dapat memisahkan sampah yang berbahan plastik dengan yang tidak berbahan plastik sehingga dapat diolah jadi kompos untuk sampah yang bukan plastik.56

53

Agus Sugianto, dkk, Op.Cit, h.12. 54

Moch. Munir, Op.Cit., h. 329. 55

Agus Sugianto, dkk, Op.Cit., h.12. 56

(39)

Meningkatkan kesuburan tanah dapat dilakukan dengan pemupukan, dilarang penebangan pohon-pohon di lereng-lereng gunung atau hutan liar, dilarang membuang limbah di sembarang tempat yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah, reboisasi gunung-gunung yang gundul, mencegah kebakaran hutan dan perladangan yang berpindah-pindah, dan mematuhi undang-undang yang berlaku.57

Pencemaran udara. Usaha dalam mengurangi pencemaran udara dengan cara mengurangi penggunaan bahan bakar. Mencegah penebangan hutan dan lahan pertanian. Selain itu mengadakan reboisasi yaitu penanaman hutan kembali di daerah kota dan pedesaan maupun dihutan-hutan yang telah ditebangi.58 Fungsi dan peranan penghijauan perkotaan, antara lain: pertama, sebagai paru-paru kota, tanaman sebagai elemen hijau, pada pertumbuhannya menghasilkan zat asam yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup untuk pernapasan. Kedua, sebagai pengatur lingkungan (mikro), vegetasi akan menimbulkan hawa lingkungan setempat sejuk, nyaman dan segar. Ketiga, penciptaan lingkungan hidup (ekologis), penghijauan dapat menciptakan ruang hidup bagi makhluk hidup di alam. Keempat, penyetimbangan alam merupakan pembentukan tempat-tempat hidup alam bagi satwa yang hidup di sekitarnya. Kelima, perlindungan terhadap kondisi fisik alami sekitarnya (angin, terik matahari, gas atau debu-debu). Keenam, keindahan, dengan terdapatnya unsur-unsur penghijauan yang direncanakan secara baik dan menyeluruh akan menambah keindahan kota. Ketujuh, kesehatan, misalnya untuk terapi mata. Kedelapan, rekreasi dan pendidikan. Jalur hijau dengan aneka vegetasi mengandung nilai-nilai ilmiah. Kesembilan, sosial politik ekonomi.59

Banyak contoh di dalam dan di luar negeri bahwa penghijauan di pinggir jalan maupun taman di Tanami dengan tanaman produktif (buah-buahan, tanaman langka, tanaman bunga wangi). Pemeliharaan pada penghijauan meliputi penyulaman, pemangkasan, pemberantasan hama dan penyakit, pemberantasan gulma, penyiraman, pemupukan, pemetikan dan lainnya. Tindakan untuk

57

Ibid., h.12.

58

Ibid, h.12

59 Zoer‟aini Djamal Irwan,

(40)

melestarikan lingkungan sangat penting bagi kehidupan manusia. Pencemaran di berbagai tempat mengakibatkan peningkatan zona mati yang begitu parah. Bahkan, sekarang bahan kimia beracun dan sampah dapat ditemukan di daerah paling terpencil sekalipun di bumi.60

B. Hasil Penelitian Relevan

Sri Wahyuni dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Dengan Menggunakan Media Visual Gambar”, memberikan kesimpulan bahwa tindakan menggunakan media visual gambar dikatakan baik (efektif) dalam meningkatkan hasil pembelajaran IPA. Berdasarkan data yang diperoleh, skor hasil observasi aktivitas siswa memperoleh persentase 82,35% termasuk kategori sangat baik dan observasi kegiatan guru mencapai nilai rata-rata 68,7% dapat dikategorikan baik. Data angket diperoleh nilai rata-rata 65,02% dengan kategori kuat. Sedangkan, nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelum digunakannya media visual gambar memperoleh 66,39% dan setelah digunakannya media visual gambar memperoleh 73,25% dengan kategori baik. Dan persentase ketuntasan juga mengalami peningkatan dari 62,79% - 93,02%.61

Nurhidayanti dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Papan Buletin Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”, memberikan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh media papan buletin terhadap hasil belajar matematika siswa. Hasil perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh hasil belajar siswa menggunakan media papan buletin memperoleh nilai rata-rata sebesar 73,3. Hasil perhitungan uji normalitas hasil belajar menggunakan rumus chi-square, diperoleh nilai 2hitung = 5,39 dengan taraf

signifikansi α = 5% dan derajat kebebasan (dk) = 3. Sedangkan hasil perhitungan

uji homogenitas, diperoleh Fhitung = 1,66 dengan taraf signifikansi α = 5% dan derajat kebebasan (dk) = 29. Dan hasil perhitungan uji hipotesis adalah thitung

60

Carol Inskipp, Kelestarian Laut (terjemah), (Solo: Tiga Serangkai, 2009), h.42

61 Sri Wahyuni, “

Peningkatan Hasil Belajar IPA Dengan Menggunakan Media Visual

(41)

sebesar 8,59 dengan taraf signifikansi sebesar 0,05 dan derajat kebebasan 58 diperoleh nilai ttabel sebesar 1,68.62

Elawati dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Papan Buletin Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa” Program Studi Matematika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada penelitiannya memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media papan buletin memberikan bukti hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 68,30 sedangkan kelompok kontrol sebesar 61,10. Varian kelompok eksperimen sebesar 87,89 sedangkan varian kelompok kontrol sebesar 71,01, maka diperoleh data nilai p untuk z =

-1,54 adalah 0,439 > 0,05 (α = 5%). 63

Lutfiana Ambar Wati dalam jurnal penelitiannya yang berjudul

Penggunaan Media Papan Buletin Dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X 3 SMAN Ngoro Jombang” Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Pada penelitiannya memberikan kesimpulan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media papan buletin dalam pembelajaran sejarah siswa kelas X 3 SMAN Ngoro dapat menyampaikan pesan dengan baik dalam pembelajaran sejarah dan mendukung terhadap materi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi terlihat bahwa minat, perhatian, konsentrasi, dan ketekunan siswa X 3 dari siklus I ke siklus II meningkat. Hal ini didukung oleh hasil angket bahwa rata-rata keseluruhan aspek motivasi belajar dari siklus I sebesar 68,76% dan meningkat pada siklus II dengan rata-rata sebesar 80,74%.64

62

Nurhidayanti, “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Papan Buletin Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah UIN Jakarta, 2013.

63

Elawati, “Pengaruh Penggunaan Media Papan Buletin Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa”, Pendidikan Matematika, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

64

Gambar

Tabel 3.2 Prosedur Penelitian
Tabel 3.3 Interpretasi Validitas Butir Soal
Tabel 3. 4 Interpretasi Reliabilitas
Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran22
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan 2 siklus penelitian pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dikelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Badau dengan menggunakan media Audio Visual

Perencanaan. Pada perencanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini penliti berusaha memperbaiki pelaksanaan dan proses belajar. Dengan penggunaan media gambar dalam

Sehubungan dengan penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran, para tenaga pengajar atau guru perlu cermat dalam pemilihan dan atau penetapan media yang

Penelitian yang dilakukan oleh Ariyanti dan Muslimin (2014) yang berjudul “Efektivitas Alat Permainan Edukatif (APE) Berbasis Media DALAM Meningkatkan

Hal ini juga didukung oleh pendapat Uno (2008) menyatakan bahwa media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk

Penelitian sebelumnya dengan menggunakan media flashcard pernah dilakukan oleh Haryati (2015) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Flash Card

Subjek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPA dan Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Badau yang berjumlah 22 siswa terdiri dari laki-laki berjumlah 11

Metode Penelitian Metode penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini dengan maksud untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan media animasi terhadap hasil