• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Film Kisah Nabi Yusuf As Di Televisi Republik Indonesia (Tvri)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Film Kisah Nabi Yusuf As Di Televisi Republik Indonesia (Tvri)"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM FILM KISAH NABI YUSUF AS DI TELEVISI REPUBLIK INDONESIA (TVRI).

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Dan Penyiaran Islam(S.Sos.I)

Oleh: KHAERIAH NIM. 108051000114

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakudi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 03 Mei 2013

(5)

i

ABSTRAK

Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Film Kisah Nabi Yusuf AS Di Televisi Republik Indonesia (TVRI)

Media kini telah menjadi sebuah alat bagi setiap individu dalam memenuhi kebutuhannya akan sebuah informasi. Namun tidak hanya itu, media massa juga mempunyai beberapa fungsi umum selain memberikan informasi. Yaitu edukasi, hiburan dan juga alat untuk menyampaikan isi pesan dakwah. Keunggulan dari media sebagai alat yang dapat dengan mudah dijangkau oleh siapapun yang menggunakan media itu sendiri yang pada akhirnya dimanfaatkan oleh manusia untuk kepentingan-kepentingan tertentu.

Dakwah pada saat ini dapat dilakukan dengan berbagai media massa, termasuk media elektronik seperti televisi. Pada zaman sekarang para da’i atau dai’ah banyak menggunakan media massa untuk berdakwah, yang bisa dilakukan melalui lagu, artikel, Koran dan majalah.

Stasiun televisi pertama yang mengudara di Indonesia pada tahun 1962. Siaran perdana TVRI dahulu masih hitam putih. TVRI merupakan salah satu media massa (elektronik) yang tayang pertama kali di Indonesia. TVRI merupakan stasiun televisi tertua di Indonesia dan satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penonton sekitar 82 persen penduduk Indonesia. Saat ini TVRI memiliki 27 stasiun Daerah dan 1 Stasiun Pusat dengan didukung oleh 376 satuan transmisi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Dalam film kisah para Nabi yang tayang di TVRI pada bulan Ramadhan menggambarkan dengan visual tentang bagaimana syariat yang ada pada Nabi-Nabi sebelum nabi Muhammad, kemudahan dalam memahami kisah-kisah Nabi-Nabi terdahulu lewat film tersebut ketimbang harus membaca dan memahami langsung dari al-Qur’an, kitab tafsir dan hadist yang tidak semua orang bisa melakukannya, dan satu-satunya media televisi yang mengangat program kisah Nabi terdahulu. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti tentang isi pesan dakwah dalam film kisah Nabi Yusuf AS di TVRI.

Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis isi pesan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif (deskriptif). Yang biasanya menggunakan narasi atau menjelaskan suatu kejadian berdasarkan tema.

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Media masa kini telah menjadi sebuah alat bagi setiap individu dalam memenuhi kebutuhannya akan sebuah informasi. Namun tidak hanya itu, media massa juga mempunyai beberapa fungsi umum selain memberikan informasi.Yaitu edukasi, hiburan dan juga alat untuk menyampaikan isi pesan dakwah. Keunggulan dari media sebagai alat yang dapat dengan mudah dijangkau oleh siapapun yang menggunakan media itu sendiri yang pada akhirnya dimanfaatkan oleh manusia untuk kepentingan-kepentingan tertentu.

Pemilik media terus berlomba-lomba untuk menciptakan sebuah program acara yang menurut mereka dapat membawa keuntungan yang besar, karena semakin banyak orang yang melihat suatu acara maka semakin banyak juga orang-orang yang berkepentingan untuk memasarkan sebuah produk baik berupa iklan, jasa dan juga kampanye politik. Hal ini semata-mata untuk publisitas kepada halayak umum.

Penentuan program acara dalam sebuah industri media masa tentunya melalui beberapa tahap, baik dari menejerial yang meliputi “planning, organizing, directing, dan controlling”1

sampai dengan perencanaan anggaran yang harus dikeluarkan dalam setiap produknya.

Perindustrian media masa baik yang bersifat cetak, online, dan televisi di Indonesia semakin banyak dan beragam, peta persaingan pun antara media masa

1

Jenny Ratna, Soleh Soemirat, Elvinaro Ardianto, Komunikasi Organisasi, Jakarta,

(12)

negeri dan swasta semakin ketat untuk mencari penonton. hal ini semakin memotivasi pemilik media untuk tetap bertahan dengan persaingan atau harus tersingkir dan gulung tikar, oleh karena itu pemilik media harus terus melakukan inovasi produk mereka agar tetap mendapat penonton terbanyak.

Latar belakang masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama islam tentunya menjadi alasan bagi pemilik media untuk berlomba-lomba membuat produk mereka berbackground islam. Seperti diskusi islami, tabligh akbar, talk show islami, kuliah subuh, sinetron religi dan film islami. Kebanyakan media saat ini dari hasil pengamatan sementara peneliti yaitu lebih banyak membuat program acara talk show dan diskusi panel dengan narasumber ustadz yang mempunyai kredibilitas dan popularitas tinggi dalam masyarakat. Namun sedikit sekali media yang melakukan dakwah dengan mengangkat film islami.

Televisi Republik Indonesia atau yang dikenal dengan TVRI adalah stasiun televisi milik Negara yang menayangkan film tentang kisah-kisah para Nabi. Hal ini menarik perhatian peneliti karena satu-satunya stasiun televisi yang menayangkan kisah Nabi terdahulu. Berbeda dengan kebanyakan stasiun TV swasta, mereka lebih memprioritaskan paradigma modern yang terjadi dalam masyarakat ketimbang perkembangan islam pada zaman Nabi terdahulu yang hanya dapat ditemukan dalam al-Qur’an, kitab tafsir dan hadist.

(13)

3 dari al-Qur’an, kitab tafsir dan hadist yang tidak semua orang bisa melakukannya, dan satu-satunya media televisi yang mengangat program kisah-kisah nabi terdahulu. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti tentangANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM FILM KISAH NABI YUSUF AS DI TELEVISI REPUBLIK INDONESIA (TVRI).

B.Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Film tentang kisah Nabi yang ada di TVRI diantaranya Nabi Ya’kub, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Yusuf. Kemudian peneliti memberi batasan hanya pada film kisahNabi Yusuf mulai episode 5 sampai episode 17. Film ini sendiri terdiri atas 34 episode, dimana dalam episode tersebut terjadi dua perjalanan, yaitu ketika Nabi Yusuf di istana, dan Nabi Yusuf dewasa.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah maka secara rinci rumusan masalah yang menjadi pertanyaan penelitian adalah:

Bagaimana analisisisi pesan dakwah dalam film kisahNabi Yusuf di televisi republik Indonesia (TVRI) ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan telah diajukan, maka ada tujuan penelitian sebagai berikut:

(14)

2. Manfaat Penelitian

Selanjutnya dengan terciptanya tujuan tersebut penulis mengharapkan hasil penelitian ini mendapatkan manfaat yang antara lain:

a. Segi Akademis, memberikan kontribusi bagi pengembangan penelitian melalui pendekatan ilmu dakwah dan ilmu komunikasi sebagai alat bantu utama pada jurusan KPI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Memberikan kontribusi dan pengetahuan tentang dakwah Islamiyah melalui media masa bagi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. c. Segi praktis, penelitian ini juga diharapkan dapat menambah

wawasan bagi kader dakwah dan aktifis dakwah Islam pada umumnya.

D. Kajian Pustaka 1. Kajian terdahulu

Dari sekian banyak skripsi yang membahas mengenai analisis isi sudah banyak dilakukan oleh mahasiswa KPI (Komunikasi dan Penyiaran Islam), namun tidak mengecilkan hati dan minat penulisuntuk meneruskan dari berbagai penelitian yang berkaitan dengan komunikasi untuk menunjang penelitian. Antara lain:

Rosidatun Munawaroh 106051001877 Fakultas Dakwah dan Komunikasi jurusan Komunikasi Penyiaraan Islam UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta 2011 M. judul Analisis isi pesan dakwah pada materi Tausiah agama menjelang senja

(15)

5 tentang bahwa pesan-pesan yang disampaikan melalui program Tamasya Qolbu mengandung 3 kategori pesan yakni, Aqidah, syariah & akhlaq. lebih cenderung narasumbernya menjelaskan mengenai ibadah shalat & Hukum muamalah yang menjadi nilai keislamaan seseorang.

Nur Hikmah 107051002364 Fakultas Dakwah dan Komunikasi jurusan Komunikasi Penyiaraan Islam UIN Syarif Hidayatulloh 2011 M. Judul Analisis Isi pesan dakwah rubrik pribadi muslim majalah keluarga Muzakki (Edisi April - Juli

2011).Membahas pesan-pesan keagamaan yang tediri dari pesan dakwah didalam

diri, dakwah antar pribadi, dakwah dalam kelompok, dakwah dalam organisasi dan setelah di analisis pesan dakwah yang paling dominan adalah pesan dakwah yang menjelaskan tentang dakwah didalam diri.

Neneng Ratna Komala Sari 207051000620 Fakultas Dakwah dan Komunikasi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta 2011 M. Judul Analisis isi pesan dakwah dalam rubric people majalah

Glow UpEdisi September 2009-Januari 2010. Membahas pesan yang terdapat

dalam rubrik glow people adalah pesan keagamaan berdakwah melalui profesi, pesan dakwah melalui profesi itu sendiri terbagi kedalam 3 kategorisasi yaitu dakwah melalui profesi, menajemen dakwah melalui profesi, factor pendukung dan penghambat.

Sedangkan skripsi yang saya buat yaitu Analisis isi pesan dakwah dalam film kisahNabi Yusuf AS di TVRI. membahas tentang isi pesan dakwah yang terdapat dalam sebuah film yaitu film kisahNabi Yusuf yang mana film tersebut

(16)

menghabiskan waktu riset selama delapan tahun dalam penggarapannya”2. Kemudian TVRI memberikan warna yang berbedadengan mengemas dakwah dalam sebuah film para Nabi terdahulu yaitu Nabi Yusuf. Berbeda dengan media lain yang kebanyakan tidak berdakwah dengan film-film islami seperti ini, mereka cenderung seragam dalam mengemas dakwah seperti: talk show, diskusi panel, tabligh akbar, kuliah subuh dan acara dzikir.

C. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini bersifat analisis isi deskriftif, yaitu metode penelitian melelui pendekatan kualitatif yang dihasilkan dari survei lapangan. Data tersebut berupa data, kata-kata, gambar, dan dokumen.

Metode analisis isi digunakan untuk menelaah isi dari suatu dokumen, dalam penelitian ini dokumen yang di maksud adalah film kisah Nabi yusuf yang ada di TVRI.

Krippendorf mengemukakan kajian isi adalah tekhnik penelitian yang dimanfaatkan menarik kesimpulan yang dapat ditiru dan sahih data atas dasar konteksnya, sedangkan R.Holsty memberikan definisi bahwa kajian isi adalah tekhnik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis.3 Selanjutnya unsur konteks sebuah penelitian dengan metode analisis isi haruslah memperhatikan konteks dari data yang di analisis.

2

Pustaka Nilna, film Seri Nabi Yusuf As” artikel Diakses Pada Rabu 07 November 2012 dari http://www.pustakanilna.com/film-seri-nabi-yusuf-as/

3

(17)

7 Analisis isi (content analysis) adalah “penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Analisis ini biasanya digunakan pada penelitian kualitatif”4. Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi. Ada beberapa definisi mengenai analisis isi.

Analisis isi secara umum diartikan sebagai metode yang meliputi semua analisis mengenai isi teks, tetapi di sisi lain analisis isi juga digunakan untuk mendeskripsikan pendekatan analisis yang khusus. “Menurut Holsti, metode analisis isi adalah suatu teknik untuk mengambil kesimpulan dengan mengidentifikasi berbagai karakteristik khusus suatu pesan secara objektif, sistematis, dan generalis”5. Objektif berarti menurut aturan atau prosedur yang apabila dilaksanakan oleh orang (peneliti) lain dapat menghasilkan kesimpulan yang serupa. Sistematis artinya penetapan isi atau kategori dilakukan menurut aturan yang diterapkan secara konsisten, meliputi penjaminan seleksi dan pengkodingan data agar tidak bias. Generalis artinya penemuan harus memiliki referensi teoritis. Informasi yang didapat dari analisis isi dapat dihubungkan dengan atribut lain dari dokumen dan mempunyai relevansi teoritis yang tinggi.

Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, baik surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua bahan-bahan dokumentasi yang lain. Hampir semua disiplin ilmu sosial dapat menggunakan analisis isi sebagai teknik/metode penelitian.

4

Sojono dan Abdurrahman, Metode Penelitian: Suatu Pembelajaran Dan Penerapan, ( Jakarta, PT Rineka Cipta, 1999), h. 3.

5

(18)

Menurut Badgan dan Taylor seperti yang dikutip oleh Moelong dalam

bukunya penelitian kualitatif adalah “sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa, kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yangdiamati.”6Artinya dalam penulisan ini penulis berupaya menghimpun data mengenai isi pesan dakwah dalam film kisah Nabi Yusuf di TVRI, kemudian penulis mengelola dan menganalisa data secara deskriptif dengan menafsirkan secara kualitatif.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian dalam penulisan ini adalah isi pesan dakwah yang ada dalam film kisah Nabi Yusuf. Sedangkan objek penelitian ini adalah film kisah Nabi Yusuf yang ada di TVRI.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa teknik sebagai berikut:

a. Observasi, adalah “suatu cara pengumpulan data dengan mengamati suatu objek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu”7. Yakni dengan mengamati langsung film kisahNabi Yusuf yang ditayangkan oleh TVRI pada pukul 17.00-18.00 WIB Yang hanya ditayangan pada bulan puasa. b. Wawancara, adalah Tanya jawab antara pewawancara dengan yang

diwawancara untuk meminta keterangan atau pendapat mengenai suatu hal, yakni penulis mendengar dan memperoleh informasi dan

6

Lexy J. Moelong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, cet X (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1999), h, 3.

7

(19)

9 keterangan dengan cara tanya jawab dan tatap muka secara langsung dengan responden pada skripsi ini.

c. Dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data data baik yang bersifat tulisan dan juga foto-foto yang berkaitan dengan skripsi ini. 4. Sistematikapeulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2007” sebagai pedoman dan rujukan dalam pembuatan skripsi.

D. Sistematika Penulisan

Hasil penelitian ini akan diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Menjelaskan latar belakang masalah, batasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini meliputi pengertian Analisis isi, Pengertian Dakwah , Unsur-Unsur Dakwah, Pesan Dakwah, Pengertian Pesan Dakwah, Kategorisasi Pesan Dakwah, Pengertian Akhlak, Aqidah dan

Syari’ah, Pengertian Film, Unsur-unsur dalam Film, dan Dakwah

(20)

BAB III : PROFIL FILM KISAH NABI YUSUF AS

Bab ini meliputi Latar belakang pembuatan film kisah Nabi Yusuf, Visi dan Misi pembuatan film kisah Nabi Yusuf,Profil TVRI BAB IV : TEMUAN DAN ANALISA DATA

Bab ini meliputi hasil analisis isi pesan dakwah film kisah Nabi Yusuf di TVRI berdasarkan klasifikasi AqidahNabi Yusuf di istana dan Nabi Yusuf dewasa , Nabi Yusuf di istana dan Nabi Yusuf dewasa, dan Syari’ah, Nabi Yusuf di istana dan Nabi Yusuf dewasa.

BAB V : Penutup

(21)

11 BAB II KAJIAN TEORI

A. Analisis Isi

1. Pengertian Analisis Isi

Pengertian analisis adalah “aktifitas yang memuat sejumlah kegiatan

seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan

ditaksir maknanya”1 .

Analisis isi (Content Analysis) adalah “tekhnik penelitian untuk membuat inferensi – inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isi

komunikasi”2

. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa setiap komunikasi selalu berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu, baik berupa verbal maupun nonverbal. Sejauh ini, makna komunikasi menjadi amat dominan dalam setiap peristiwa komunikasi.

Sebenarnya analisis isi komunikasi amat tua umurnya, setua umur manusia. Namun, panggunaan teknik ini diintoduksikan di bawah nama analisis isi (content analysis) dalam metode penelitian tidak setua umur penggunaan istilah tersebut. Tuanya umur penggunaan analisis isi dalam praktik kehidupan menusia terjadi karena sejak ada manusia di dunia, manusia saling menganalisis makna komunikasi yang dilakukan antara satu dengan lainnya. “Gagasan untuk

1

Cara Pedia, Pengertian dan Definisi Analisis, Artikel diakses pada, 05 Febuari 2013 dari carapedia.com

2

(22)

menjadikan analisis isi sebagai teknik penelitian justru muncul dari orang seperti Bernard Berelson (1959)”3. Ia telah menaruh banyak perhatian pada analisis isi.

Berelson mendefinisikan analisis isi dengan: “content anlysis is a research technique for the objective, systematic, and quantitativ description of the manifest

content of communication”4. Tekanan Berelson adalah menjadikan analisis isi

sebagai teknik penelitian yang objektif, sistematis, dan deskripsi kuantitatif dari apa yang tampak dalam komunikasi.

Analisis isi dapat digunakan pada teknik kuantitatif maupun kualitatif, tergantung pada sisi mana peneliti memanfaatkannya. Dalam penelitian kualitatif, Analisis Isi ditekankan pada bagaimana peneliti melihat keajekan isi komunikasi secara kualitatif, dan bagaimana peneliti memaknakan isi komunikasi, membaca simbol-simbol, memaknakan isi interaksi simbolis yang terjadi dalam komunikasi. Selain itu penggunaan analisis isi tidak berbeda dengan penelitian kualitatif lainnya. Hanya saja, karena teknik ini dapat digunakan pada pendekatan yang berbeda (baik kuantitatif maupun kualitatif), maka penggunaan analisis isi tergantung pada kedua pendekatan itu. Penggunaan analisis isi untuk penelitian kualitatif tidak jauh berbeda dengan pendekatan lainnya. Awal mula harus ada fenomena komunikasi yang dapat diamati, dalam arti bahwa peneliti harus lebih dulu dapat merumuskan dengan tepat apa yang ingin diteliti dan semua tindakan harus didasarkan pada tujuan tersebut.

Langkah berikutnya adalah memilih unit analisis yang akan diuji, memilih objek penelitian yang menjadi sasaran analisis. Kalau objek penelitan berhubungan dengan data-data verbal (hal ini umumnya ditemukan dalam analisis

3

Jane Stokes, Terjemah How To Do Media and Cultural Studies( Yogyakarta, PT. Bentang Pustaka, 2003), h, 53.

4

(23)

13 isi), maka perlu disebutkan tempat, tanggal, dan alat komunikasi yang bersangkutan. Namun, kalau objek penelitian berhubungan dengan pesan-pesan dalam suatu media, perlu dilakukan identifikasi terhadap pesan dan media yang mengantarkan pesan itu.

Penggunaan analisis isi dapat dilakukan sebagaimana “Pual W.Missing melakukan studi tentang “The Voice of America”. Analisis isi didahului dengan

melakukan coding terhadap istilah-istilah atau penggunaan kata dan kalimat yang relevan, yang paling banyak muncul dalam media komunikasi”5.

“Ada beberapa bentuk klasifikasi dalam analisis isi. Seperti yang dikutip oleh

Janis yaitu”6:

1. Analisis isi pragmatis, dimana klasifikasi dilakukan terhadap tanda menurut sebab akibatnya yang mungkin. Misalnya, berapa kali suatu kata diucapkan yang dapat mengakibatkan munculnya sikap suka terhadap produk sikat gigi A.

2. Analisis isi semantik, dilakukan untuk mengklasifikasikan: tanda menurut maknanya. Analisis ini terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:

1) Analisis penunjukan (designation), menggambarkan frekuensi seberapa sering objek tertentu (orang, benda, kelompok, atau konsep) dirujuk.

2) Analisis penyifatan (attributions), menggambarkan frekuensi seberapa sering karakterisasi dirujuk (misal referensi kepada ketidakjujuran, kenakalan, penipuan, dan sebagainya).

5

Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, idiologi, dan politik Media, ( Yogyakarta, LKSI, 2002 ) h, 13.

6

(24)

3) Analisis pernyataan (assertions), menggambarkan frekuensi seberapa sering objek tertentu dikarakteristikkan secara khusus. Analisis ini secara kasar di sebut analisis tematik. Contohnya, referensi terhadap perilaku nyontek di kalangan mahasiswa sebagai maling, pembohong dan sebagainya

Analisis sarana tanda (sign-vechile), dilakukan untuk mengklasifikasi isi pesan melalui sifat psikofisik dari tanda, misalnya berapa kali kata cantik muncul, kata seks muncul.

Dalam penelitian kualitatif, “penggunaan analisis isi lebih banyak ditekankan pada bagaimana simbol-simbol yang ada pada komunikasi itu terbaca dalam interaksi sosial, dan bagimana simbol-simbol itu terbaca dan dianalisis oleh peneliti”7. Dan sebagaimana penelitian kualitatif lainnya, kredebilitas peneliti menjadi amat penting. Analisis isi memerlukan peneliti yang mampu menggunakan ketajaman analisisnya untuk merajut fenomena isi komunikasi menjadi fenomena sosial yang terbaca oleh orang pada umumnya.

1) Pengertian Analisis Wacana

Analisis wacana adalah “analisis isi yang lebih bersifat kualitatif dan dapat

menjadi salah satu alternatif untuk melengkapi dan menutupi kelemahan dari

analisis isi kuantitatif yang selama ini banyak digunakan oleh para peneliti”8 . Jika

pada analisis kuantitatif, pertanyaan lebih ditekankan untuk menjawab “apa”

(what) dari pesan atau teks komunikasi, pada analisis wacana lebih difokuskan

7

Burhan Mungin ed.., Metodelogi Penelitian Kualitatif, ( Jakarta, PT. Raya Grafindo Persada, 2007), h. 193.

8

(25)

15

untuk melihat pada “bagaimana” (how), yaitu bagaimana isi teks berita dan juga

bagaimana pesan itu disampaikan.

Analisis wacana merupakan suatu kajian yang digunakan secara ilmiah, baik dalam bentuk tulis maupun lisan. Penggunaan bahasa secara alamiah ini berarti penggunaan bahasa seperti dalam komunikasi sehari-hari. Stubbs menjelaskan bahwa analisis wacana menekankan kajian penggunaan bahasa dalam konteks sosial, khususnya dalam interaksi antar penutur. Senada dengan itu, cocok dalam hal ini menyatakan bahwa analisis wacana itu merupakan kajian yang membahas tentang wacana, sedangkan wacana itu adalah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi.

Analisis wacana adalah studi tentang struktur pesan pada dalam komunikasi. Lebih tepatnya lagi, telah mengenai aneka fungsi (prakmatik) bahasa. Kajian tentang pembahasaan realitas dalam sebuah pesan tidak hanya apa yang tampak dalam teks atau tulisan, situasi dan kondisi (konteks) seperti apa bahasa tersebut diujarkan akan membedakan makna subyektif atau makna dalam perspektif mereka.

B. Dakwah

1. PengertianDakwah

Secara “etimologis, kata “ dakwah” berasal dari Bahasa Arab da’ayad’uda’watan, yang berarti : ajakan, seruan, panggilan, atauundangan”9.Dakwah

menurut istilah dalam surat An-Nahl ayat 125 adalahmengajak umat manusia kejalan Allah dengan cara bijaksana, nasehatyang baik serta berdebat dengan cara yang baik pula.

9

(26)

 



Artinya : Dan jika kamu) tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.(QS.Al-Baqoroh: 23)

Quraish Sihabmendefinisikannya dakwah sebagai “seruan atau ajakan kepada keinsyafan, atauusaha mengubah sesuatu yang tidak baik kepada sesuatu yang lebih baikterhadap pribadi maupun masyarakat”10Dakwah adalah “suatu proses penyampaian atau penyeruaninformasi Ilahiyah kepada para hamba manusia yang merupakan bagianintegral dari hidup dan kehidupan setiap individu muslim”.11Dakwahadalah “suatu gejala di mana terdapat dua orang atau lebih yang salah satuatau sebagian diantaranya menyampaikan amar ma’ruf nahi munkar”12.Jadi, dakwah adalah suatu aktifitas atau kegiatan yang bersifatmenyeru atau mengajak kepada orang lain, untuk mengamalkan ajaranIslam dengan tujuan mencari kebahagiaan hidup dunia dan akhirat dengandasar keridhaan Allah.

Sebagaimana ayat al-Qur’an berbicara dalam surat Al-Imran ayat 104:

   

Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan

10

Tri, Pengertian Dakwah, artikel diakses pada 09 November 2012 dari http://tri1405.blogsome.com

11

Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2006), hal. 62

12

(27)

17 mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang

beruntung.

Menurut Syamsuri Siddiq (1982:8), dakwah adalah : Segala usaha dan kegiatan yang disengaja dan berencana dalam wujud sikap, ucap dan perbuatan yang mengandung ajakan dan seruan, baik langsung atau tidak langsung di-tujukan kepada orang perorangan, masyarakat, maupun golongan supaya tergugah jiwanya, terpanggil hatinya kepada ajaran Islam untuk selanjutnya mempelajari dan menghayati serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari hari.

Sedangkan Endang Saifuddin Anshari memberikan definisi dakwah dalam arti sempit dan arti Luas. Definisi dakwah secara sempit, dakwah berarti menyampaikan Islam kepada manusia secara lisan maupun tulisan, serta lukisan. Arti Dakwah secara luas adalah penyebaran penterjemahan, dan pelaksanaan Islam dalam peri kehidupan dan penghidupan manusia (termasuk di dalamnya politik, ekonomi, sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesenian, kekeluargaan dan sebagainya13.

Meskipun demikian, kesamaan dan perbedaan yang ada bagi para ahli dalam mendefinisikan dakwah sesunggunya dapat diambil kesimpulan yaitu14

a. Dakwah adalah suatu usaha atau proses yang diselenggarakan dengan sadar dan terencana.

b. Usaha yang dilakukan adalah mengajak umat manusia kejalan Allah, memperbaiki situasi yang lebih baik ( dakwah sebagai pembinaan dan pembangunan)

Usaha tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, yakni hidup bahagia sejahtera di dunia atau pun di akhirat.

13

Endang S. Anshari, Wawasan Islam, ( Interprises, Jakarta 1982), h, 19

14

Asmuni Syukir, Dasar-dasar strategi Dakwah Islam, (Al-Ikhlas, Surabaya, Indonesia),

(28)

2 . Unsur-unsur Dakwah

Dalam kegiatan dakwah, unsur-unsur dakwah harus selalu berada di dalamnya guna dapat mencapai tujuan dakwah yang diinginkan, karena pada hakekatnya unsur dakwah sendiri merupakan sesuatu yang melekat dalam dakwah. Dan adapun unsur-unsur dakwah adalah sebagai barikut:

1). Da'i (pelaku dakwah)

Yang dimaksud da'i atau biasa disebut dengan sebutan mubaligh (orang yang menyampaikan ajaran Islam) adalah orang yang melaksanakan atau menyampaikan dakwah secara lisan, tulisan ataupun perbuatan baik secara individu, kelompok ataupun secaraorganisasi.

Jadidakwah professional ini tidak wajib bagi muslim yang belummemenuhi persyaratan dakwah seperti itu. Subyek dakwah dalam tarafini disebut Da'i. salah satu bentuk dari dakwah professional ini antaralain adalah

tabligh, “sedangkan subyek dakwah dalam hal ini disebutdengan istilah

muballigh”15. “Allah SWT telah mewajibkan kepada Rasulnya dan

orang-orangmu'min untuk berdakwah kepada Allah, akan tetapi Allahmengikat perintahnya tersebut dengan syarat harus dikerjakan atasdasar ilmu pengetahuan yang mendalam (bashirah) dan kebijaksanaan(al-hikmah)”16.

2). Mad'u (orang yang menerima dakwah)

15

Sjahroni A.J, Teknik Pidato Dalam Pendekatan Dakwah (Surabaya: Dakwah Digital Press, 2008), hal. 3.

16

Syaikh Abdurrahman Abdul Khaliq, Methode Dan Strategi Da'wah Islam

(29)

19 Yang dimaksud dengan mad'u adalah manusia yangmenerima dakwah yang disampaikan oleh da'i atau dengan kata laindisebut sebagai obyek atau sasaran dakwah, baik secara individu,kelompok, orang Islam maupun tidak.

3). Maddah (materi dakwah)

Unsur dakwah yang ketiga adalah maddah atau pesan dakwah, pesan dakwah ialah isi yang disampaikan oleh da'i sebagai orang yang menyampaikan kepada mad'u. Dalam mengkaji tentangmateri dakwah, Sjahroni A. J berpendapat bahwa, ''Secara umumsebenarnya materi dakwah tercakup dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits.Dengan demikian ajaran Islam yang termuat di dalam dua kitabtersebut sebagai rumusan secara kaffah tentang materi dakwah''17.

3. Pesan Dakwah

1) Pengertian Pesan Dakwah

Pesan adalah keseluruhan dari pada apa yang disampaikan olehkomunikator. “Pesan seharusnya mempunyai inti pesan (tema) sebagaipengarah didalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah lakukomunikan. Pesan dapat disampaikan secara panjang lebar, namun yangperlu diperhatikan dan diarahkan kepada tujuan akhir dari komunikasi”18.

Sementara Astrid mengatakan bahwa “pesan adalah ide, gagasan,informasi dan opini yang dilontarkan seorang komunikator kepadakomunikan yang bertujuan untuk mempengaruhi komunikan kearahsikap yang diinginkan oleh komunikator”19.

17

Sjahroni A.J, Teknik Pidato Dalam Pendekatan Dakwah…..hal. 3. 18

A.W Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bina Aksara, 1986). h. 14

19

(30)

Dakwah adalah suatu aktifitas atau kegitan yang bersifat menyeruatau mengajak kepada orang lain, untuk mengamalkan ajaran Islam dengan tujuan mencari kebahagiaan hidup didunia dan akhirat dengandasar keridhaan Allah SWT.Dalam Ilmu Komunikasi pesan dakwah adalah message, yaitusimbol-simbol. Dalam literature berbahasa Arab, pesan dakwah disebutmaudlu’ al -da’wah ( ةوعدلاعوضوم ). Istilah ini lebih tepat dibandingdengan istilah “materi

dakwah” yang diterjemahkan dalam Bahasa Arabmenjadi maddah ad-da’wah ( ةوعدلاةدام ). Istilah pesan dakwah dipandanglebih tepat untuk menjelaskan, “isi

dakwah berupa kata, gambar,lukisan dan sebagainya yang diharapkan dapat

memberikan pemahamanbahkan perubahan sikap dan perilaku mitra dakwah.”20

Islam atau syariat adalah sebagai kebenaran hakiki yang datangdari Allah melalui Malaikat Jibril kepada para Nabi-Nya dan terakhirkepada Nabi Muhammad SAW. Pesan dakwah ini dalam Al-Qur’andi ungkapkan dengan arti yang beraneka ragam yang menunjukkkanfungsi kandungan ajaran-Nya, misalnya dalam Q.S An-Nahl:125disebut dengan Sabili rabbika (jalan Tuhanmu).21Untuk menghasilkan pesan dakwah yang dapat diterima,dimengerti, dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, makadiperlukan perencanaan pesan yang baik. Dalam studi komunikasi,untuk merencanakan pesan mengenai sasaran, yang dapatmempengaruhi aspek kognitif, afektif, dan behavior, ada hal yang perludipertimbangkan:

1). Audiens. Dengan mengetahui siapa dan bagaimana audiens yangdihadapi, maka dai dapat merencanakan pesan dakwah yang akandisajikan.

20

Moch. Ali aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, (Jakarta: kencana, 2009). h.318

21

(31)

21 2). Bahasa. Meliputi dua kode, simbol, dan isyarat (pesan verbal

ataunonverbal) yang akan digunakan.

3). Pendekatan. Meliputi bagaimana “strategi berhubungan dengan audienssupaya terjadi proses komunikasi yang bisa menghasilkan

commonmeaning (apa yang dimaksud komunikator sama dengan yang

diterimaoleh komunikan), dan pesan-pesan komunikator dapat diterima audiensdengan senang hati (tanpa keterpaksaan)”22.Ketiga aspek tersebut perlu diperhatikan dalam pengelolahan pesandakwah.

2). Kategorisasi Pesan Dakwah a. Masalah keimanan (aqidah)

Aqidah dalam Islam adalah bersifat I’tiqad bathiniyah yangmencakup

masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukuniman. Masalah aqidah ini secara garis besar ditunjukkan olehRasulullah SAW, dalam sabdanya.

ثع ل ب ت و ه سرب و هتكئا و ه ب ت أ يإ (

ير ل هجرخ )

“ Iman ialah engkau percaya kepada Allah, Malalikat-malaikat-Nya,

Rosul-rosul-Nya, dan beriman Hari akhir” Hadistdikeluarkan oleh Imam

Bukhori.23

Akidah menjadi materi utama dakwah, memilki ciri-ciri yangmembedakan dengan kepercayaan agama lain, yaitu:

1). Keterbukaan melalui kesaksian (syahadat). Dengan demikianseorang muslim selalu jelas identitasnya dan bersedia mengakuiidentitas keagamaan orang lain.

22

Abdul Aziz, Jelajah Dakwah Klasik-Kotemporer, (Yogyakarta Gama Media, 006). h. 62

23

(32)

2). Cakrawala pandangan yang luas dengan memperkenalkan bahwaAllah adalah Tuhan seluruh alam, bukan Tuhan kelompok ataubangsa tertentu.

3). Kejelasan dan kesederhanaan.Seluruh ajaran akidah baik soalKetuhanan, Kerasulan, ataupun Alam ghaib sangat mudahdipahami.

4). Ketahanan antara iman dan Islam atau antara iman dan amalperbuatan.

“Dalam ibadah-ibadah pokok yang merupakanmanifestasi dari iman

dipadukan dengan segi-segi pengembangandiri dan kepribadian seseorang dengan kemaslahatan masyarakatyang menuju pada kesejahteraannya. Karena aqidah memilkiketerlibatan dengan soal-soal kemasyarakatan”24.

Akidah pada hakikatnya sangat luas dan menyangkut semua aspek dalam kehidupan manusia. Namun itu semua terangkum dalam rukun iman yang enam yaitu:

a) Percaya kepada Allah b) Percaya kepada malaikat c) Percaya kepada Rosul d) Percaya kepada kitab suci e) Percaya kepada hari kiamat f) Percaya kepada qodo dan qodar.

b. Masalah Keislaman (syariah)

Menurut konteks kajian hukum Islam, kata tasy’ri merupakanbentuk masdar dari syarra’a yang berarti menciptakan dan menetapkansyari’ah. Sedang

24

(33)

23

dalam istilah para ulama fiqh bermakna “ Menetapkannorma-norma hukum untuk

menata kehidupan manusia baik dalamhubungannya dengan Tuhan , maupun dengan umat manusia lainnya”25.

Syari’ah dalam Islam adalah berhubungan erat dengan amal lahir(nyata)

dalam rangka mentaati semua peraturan atau hukum Allah gunamengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan mengaturpergaulan hidup antara sesama manusia. Hal ini dijelaskan dalam sabdaNabi SAW :

ض ر وصت و ضور ل كزل ي ت و اصل ي ت و يش هب رشت ا و ه عت أ اسإ

“Islam adalah bahwasannya engkau menyembah kepada AllahSWT. Dan janganlah engkau mempersekutukan-Nya dengan sesuatu,mengerjakan sembahyang, membayar zakat-zakat yang wajib, berpuasapada bulan

Romadhon. Hadist dikeluarkan oleh Imam Bukhori”26.

Dalam materi dakwah bidang syariah dimaksudkan untukmemberikan gambaran yang benar, pandangan yang jernih, kejadiansecara cermat terhadap

hujjah atau dalil-dalil dalam melihat setiappersoalan pembaruan, sehingga umat

tidak terperosok kedalamkejelekan, sementara yang diinginkan dalam dakwah adalah kebaikan.Dan materi dakwah yang menyajikan unsur syariat harus dapat menggambarkan atau memberikan informasi yang jelas dalam bidanghukum yang bisa wajib, mubah (diperbolehkan),dianjurkan (mandub),makruh (dianjurkan supaya tidak dilakukan), dan haram (dilarang).

Syariah merupakan aturan yang harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, karena syariah yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, dan hubungan`manusia`dengan`manusia.`Syariah`meliputi:

1)`Ibadah,`dan`ibadah`meliputi:

25

Tim Penyususn Studi Islam IAIN Sunan Ampel, Pengantar Studi Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas,2005) hal. 105

26

(34)

a)`Thaharah`(bersuci) b)`Sholat

c)`Zakat d)`Puasa e)`Haji

2)`Muamalah`yang`meliputi: a)`Munakahat`(hukum`nikah) b)`Waratsah`(hukum`waris) c)`Muamalah`(hukum`jual`beli) d)`Zinayah`(hukum`pidana) e)`Khilafah(hukum`negara)

f)`Jihad`(hukum`peperangan`dan`perdamaian) c. Masalah Budi Pekerti (Akhlaqul Karimah)

Akhlak adalah bahasa Arab, jama’ dari kata khuluq artinya tabiatatau

perangai, sabda Nabi Muhammad SAW :

اخأ سح تأ تثع ل .

“Aku (Muhammad) diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”(HR. Malik).

(35)

25 mendarah daging atautabiat yang diperoleh dari kebiasaan berulang-ulang yang dilatihkan.27

Masalah akhlak dalam aktifitas dakwah (sebagai materi dakwah)merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dankeislaman seseorang. “Meskipun akhlak ini berfungsi sebagai pelengkap,bukan berarti masalah akhlak kurang penting dibandingkan denganmasalah keimanan dan keislaman, akan tetapi akhlak adalah sebagaipenyempurna keimanan dan keislaman”28.

Menurut M. Ali Aziz mengutip pendapat Al-Ghozalimemaknai akhlak

sebagai “suatu sifat yang tetap pada seseorangyang mendorong untuk melakukan

perbuatan yang mudahtanpa membutuhkan sebuah pemikiranMenurut pendapat Asmuni Syukir dalam bukunyaDasar-dasar Strategi Dakwah Islam, menyatakan bahwa masalah Akhlaq dalam aktivitas dakwah (sebagai materidakwah) merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapikeimanan dan keislaman seseorang.Dalam kitabnya “tanzib al-akhlaq”, IbnuMaskawehmengatakan bahwa, akhlak diartikan sebagai keadaan jiwayang mendorong seseorang untuk

melakukan suatu perbuatantanpa memerlukan pemikiran”29 .

Materi akhlak sangat luas sekali, bahkan tidak hanyabersifat lahiriyah saja, akan tetapi materi akhlak jugamelibatkan bentuk pemikiran yang sangat mendalam.

Secara garis besar materi akhlak meliputi tiga hal, yaitu:

27

M. Romly Arief, Kuliah Akhlaq Tasawuf, (Jombang: Unhasy Press, 2006). h. 1-2 28

Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam… h. 60

29

(36)

1) Akhlaq terhadap Allah, akhlak ini tidak bertolak padapengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah.

2) Akhlak terhadap manusia, yang meliputi : a) Diri sendiri

b) Tetangga

c) Masyarakat lainya

3) Akhlaq terhadap lingkungan adalah : a) Flora

b) Fauna.

Mengenai tiga hal di atas tersebut sangatlah salingberkaitan dan sangat terikat satu sama lain, karena memangtidak dapat dipisahkan meski bisa untuk dibedakan.Walaupun sebagai perumpamaan yang tepat, Islamsebagai sebuah pohon yang amat rindang yang berada di perutbumi berupa aqidah, bahan pohonnya adalah hukum-hukumdan buah serta dedaunan adalah akhlaqul karimah (Budipekerti).

Lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang berbedadi sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, ataupunmakhluk lain yang beragama. Dan mengenai risalah-risalahAllah ini, Moh Natsir membaginya dalam tiga bagian pokok,yaitu:

1) Menyempurnakan hubungan manusia dengan sesamamanusia,

(hablumminannas)

(37)

27 3) Menyempurnakan hubungan antara manusia denganTuhannya (hablum

minalallah)45

C. Film

1 . Pengertian Film

Film pertama kali lahir di paruh kedua abad 19, dibuat denganbahan dasar selluloid yang sangat mudah terbakar, bahkan oleh percikanabu rokok sekalipun. Istilah film pada mulanya mengacu pada suatumedia sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media pekacahaya ini sering disebut selluloid. Film pada awalnya adalah karyasinematrografi yang memanfatkan selluloid sebagai penyimpannya.Sinematrogafi adalah kata serapan dari bahasa InggrisCinematography yang berasal dari bahasa Latin

kinema„gambar’.sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmuyang

membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabungkangambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yangdapat menyampaikan ide (dapat mengemban cerita).

Perkembangan teknologi media penyimpan telah mengubahpengertian film dari istilah yang mengacu pada bahan ke istilah yangmengacu pada bentuk karya seni audio-visual. “Singkatnya film kinidiartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya”30.

2. Unsur-Unsur Dalam Sebuah Film a. Title (judul)

30

(38)

b. Crident title, meliputi produser, karyawan, artis, ucapan terima kasih,dan lain-lain.

c. Tema film.

d. Intrik, yaitu usaha pemeranan film untuk mencapai tujuan. e. Klimaks, yaitu benturan antar kepentingan.

f. Plot (alur cerita).

g. Suspen atau keterangan, masalah yang masih terkantung-katung.

h. Million, setting, atau latar belakang terjadinya peristiwa, waktu,bagian kota, perlengkapan, dan fesyen yang disesuaikan.

i. Sinopsis,yaitu untuk memberi ringkasan atau gambaran dengan cepatkepada orang yang berkepentingan.

j. Trailer, yaitu bagian film yang menarik.

k. Character, yaitu karakteristik pelaku-pelakunya.

D. Dakwah Melalui Film

Zaman yang semakin maju membuat berbagai hal yang dulu tak mungkin kini menjadi mungkin. Di antaranya, merekam gambar dan suaradalam bentuk film. Secara obyektif, tampaknya kita tidak dapat menilaiseluruh film itu buruk, atau seluruh film itu baik. Karena dalamkenyataannya, terdapat berbagai jenis film dan hasil akhirnya jugabermacam-macam.

(39)

29 1)Pesan yang disampaikan dalam bentuk film lebih mudah

dipahami,misalnya dalam film tata cara sholat. 2) Film dapat mengubah persepsi masyarakat.

3) Film mampu mengubah gaya hidup masyarakat. Misalnya, masyarakatkota kini terbiasa dengan gaya hidup islami semacam berjilbab, berucap“Alhamdulilah” dan “Insya Allah”, karena film mencontohkannya. 4) Dakwah dengan media film memiliki sasaran dakwah lebih luas daripada

dakwah dengan tulisan dan ceramah.

5) Film dakwah dapat abadi dan terus ditonton meski para pembuatnyatelah meninggal. Selain itu, para pelaku pembuatan film dakwahdiharapkan beragama dengan baik dan berniat dakwah”31.

Untuk menghasilkan pesan dakwah yang dapat diterima, dimengerti,dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka diperlukanperencanaan pesan yang baik. Dalam studi komunikasi, untuk merencanakanpesan mengenai sasaran, yang dapat mempengaruhi aspek kognitif, afektif,behavior, dan ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :

1. Audiens. Dengan mengetahui siapa dan bagaimana audiens yang dihadapi,maka dai dapat merencanakan pesan dakwah yang akan disajikan. 2. Bahasa. Meliputi semua kode, symbol, dan isyarat (pesan verbal

maupunnonverbal) yang akan digunakan.

3. Pendekatan. Meliputi bagaimana strategi berhubungan dengan audienssupaya terjadi proses komunikasi yang bisa menghasilkan

commonmeaning (apa yang dimaksud komunikator sama dengan diterima

olehkomunikan), dan pesan-pesan komunikator dapat diterima audiens

31

(40)

dengansenang hati (tanpa keterpaksaan). “Ketiga aspek tersebut perlu diperhatikan dalam pengelolaan pesandakwah”32.

32

(41)

31 BAB III

GAMBARAN UMUM FILM KISAH NABI YUSUF AS

A. Latar Belakang Pembuatan Film Kisah Nabi Yusuf AS

Mimpi merupakan kunci bagi kita untuk menahlukkan dunia. Didengungdengungkan di seluruh media yang menghasilkan output suara, sudah wajarlah kalimat itu sangat akrab di telinga kita semua. Kalimat itu pula yang menjadi awal dari kisah Nabi Yusuf yang termahsyur. “Berawal dari mimpi, semua terjadi. Dibuang ke sumur, dijadikan budak, difitnah, dipenjara, hingga menjadi penguasa mesir yang luar biasa yang membawa kesejahteraan dan kemakmuran dizamannya. Kisah Nabi Yusuf patutlah di jadikan teladan bagi kita, agar kita dapat menaklukkan dunia kita sendiri”1.

Diangkat dari kisah yang tertuang dalam kitab suci. Kisah Nabi Yusuf ini kemudian dituangkan ke dalam sebuah bentuk film, karya sutradara kenamaan Iran, Majid Majidi. Film ini menceritakan kisah tentang Nabi Yusuf, yang dituangkan secara interaktif. Dengan alur cerita yang seakan membawa kita berjalan menembus ruang dan waktu, menuju waktu di mana Nabi Yusuf masih menginjakkan kakinya di muka bumi ini. Seakan membawa kita berwisata secara ruhaniah, mempelajari cerita tentang Nabi Yusuf yang berjalan dalam kehidupannya.

Nabi Yusuf adalah putera ke tujuh daripada dua belas putera-puteri NabiYa'qub. Ia dengan adiknya yang bernama Benyamin adalah beribukan Rahil, saudara sepupu Nabi Ya'qub. Ia dikurniakan Allah rupa yang bagus, paras tampan

1

(42)

gadis dan tubuh yang tegap yang menjadikan idaman setiap wanita dan kenangan gadis-remaja. Ia adalah anak yang dimanjakan oleh ayahnya, lebih disayang dan dicintai dibandingkan dengan saudara- saudaranya yang lain, terutamanya setelah ditinggalkan yaitu wafatnya ibu kandungnya Rahil semasa ia masih berusia dua belas tahun.

Perlakuan yang diskriminatif dari Nabi Ya'qub terhadap anak-anaknya telah menimbulkan rasa iri-hati dan dengki di antara saudara-saudara Yusuf yang lain, yang merasakan bahwa mereka dianak-tirikan oleh ayahnya yang tidak adil sesama anak, memanjakan Yusuf lebih daripada yang lain.

Rasa jengkel mereka terhadap kepada ayahnya dan iri-hati terhadap Yusuf membangkitkan rasa setia kawan antara saudara-saudara Yusuf, persatuan dan rasa persaudaraan telah mengalami yang akrab di antara mereka. Kisah Nabi Yusuf terdapat dalam satu surah penuh yang juga bernama surah Yusuf. Disebutkan bahawa sebab turunnya surah Yusuf adalah kerana orang-orang Yahudi meminta kepada Rasulullah saw untuk menceritakan kepada mereka kisah Nabi Yusuf. Kisah Nabi Yusuf perubahan pada sebahagiannya dan terdapat penambahan pada sebahagiannya. Lalu Allah SWT menurunkan satu surah penuh yang secara terperinci menceritakan kisah Nabi Yusuf.

(43)

33 banyak hal yang kita dapat pelajari, terutama tentang syariat, akhlaq, dan ketauhidan yang dibawa oleh Nabi Yusuf. Dengan tujuan edukasi terhadap kisah Nabi-Nabi terdahululahtentunya penonton diharapkan mendapat pelajaran-pelajaran yang bermanfaat.

“Kesungguhan dari pembuatan film ini dapat terasa dalam setiap adegan

yang ditampilkan”2. Walau mungkin kualitas gambar dan penataan suaranya tidak sebagus film-film Barat, tapi hal itu tidak menghalangi kita untuk dapat belajar dan meneladani kisah yang disajikan oleh film ini.

Kisah-kisah al-Qur’an yang diangkat ke layar lebar atau dijadikan film tentu bukan pekerjaan mudah. Diperlukan banyak nara-sumber baik kitab-kitab klasik sejarah, tafsir, hadis, serta beragam eksplorasi lainnya.Pasti yang lebih pelik lagi adalah ketika menukil sumber-sumber hadis yang sahih dan membedakannnya dari hadis-hadis Israiliyyat yang banyak bersileweran dalam berbagai kitab hadis.

Mengutip dari situs www.isyraq.wordpress kita bisa melihat betapa seriusnya penggarapan film ini. “Film ini dibuat selama 4 tahun dengan menelan biaya produksi kurang-lebih 70 Milyar Rupiah”3.Film besutan /Farajullah Salahsyur/ ini merupakan hasil dari 8 tahun riset di perpustakaan al-Azhar Mesir dan telaah kurang-lebih 60 kitab tafsir disamping kunjungan ke museum /Musée du Louvre/, Paris, lantaran di museum ini, benda-benda purbalaka peradaban kuno Mesir banyak tersimpan.

Untuk memproduksi film ini agar betul-betul mendekati keadaan

sebenarnya, di pinggiran kota Teheran, dibangun replika kota “Thebes” (yang

2

Wawancara Pribadi dengan Dedi

3

(44)

selama berabad-abad merupakan ibu kota Mesir Kuno) sebagaimana Thebes yang asli, ada sungai Nil, ada patung Luxor atau Spinx, pahatan-pahatan kuno, dan patung Amenhotep III ayah Amenhotep IV, yang kemudian mengubah gelarnya menjadi Akhenatun setelah menjawab seruan Yusuf menyembah Tuhan Yang Esa.

Satu hal juga yang membuat kita patut kagum dengan produser film ini, dimana film ini terdapat 34 episode yang kesemuanya sangat mengagumkan. film`besutan sineas Iran initampildengan para pemain yang semuanya menutupaurat dengan sopan. Kendati adasegmen kehidupan Mesir Kuno, di mana

para wanitanya bermodel rambut khas

mereka, namun pakaian para wanita ditampilkan tertutup, sehingga sangat aman kita tonton bersama anak-anak kecil sekalipun.

B. Profil Televisi Republik Indonesia (TVRI)

Stasiun Televisi pertama di Indonesia, yang mengudara pada tanggal 24 Agustus 1962. “Siaran perdananya menayangkan Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-17 dari Istana Negara Jakarta”4. Siarannya ini masih berupa hitam putih. TVRI kemudian meliput Asian Games yang diselenggarakan di Jakarta.

Dahulu TVRI pernah menayangkan iklan dalam satu tayangan khusus yang dengan judul acara Mana Suka Siaran Niaga (sehari dua kali). Pada tahun 80-an dan 90-an TVRI tidak diperbolehkan menayangkan iklan, dan akhirnya TVRI kembali menayangkan iklan. Status TVRI saat ini adalah Lembaga

4TVRI, “sejarah TVRI” artikel diakses pada 12 Desember 2012 dari

(45)

35 Penyiaran Publik. Sebagian biaya operasional TVRI masih ditanggung oleh negara.

“TVRI memonopoli siaran televisi di Indonesia sebelum tahun 1989 ketika

didirikan televisi swasta pertama RCTI di Jakarta, dan SCTV pada tahun 1990 diSurabaya”5.

1. LATAR BELAKANG

a. “Pada tahun 1961, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memasukkan proyek media massa televisi ke dalam proyek pembangunan Asian Games IV di bawah koordinasi urusan proyek Asian Games IV.

b. Pada tanggal 25 Juli 1961, Menteri Penerangan mengeluarkan SK Menpen No. 20/SK/M/1961 tentang pembentukan Panitia Persiapan Televisi (P2T).

c. Pada 23 Oktober 1961, Presiden Soekarno yang sedang berada di Wina mengirimkan teleks kepada Menteri Penerangan saat itu, Maladi untuk segera menyiapkan proyek televisi (saat itu waktu persiapan hanya tinggal 10 bulan) dengan jadwal sebagai berikut”6: 1. Membangun studio di eks AKPEN di Senayan (TVRI sekarang). 2. Membangun dua pemancar: 100 watt dan 10 Kw dengan tower

80 meter.

3. Mempersiapkan software (program dan tenaga).

d. Pada tanggal 17 Agustus 1962, TVRI mulai mengadakan siaran percobaan dengan acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia XVII dari halaman Istana Merdeka Jakarta, dengan pemancar cadangan berkekuatan 100 watt. Kemudian pada 24 Agustus 1962, TVRI mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung upacara pembukaan Asian Games IV dari stadion utamaGelora Bung Karno.

e. Pada tanggal 20 Oktober 1963, dikeluarkan Keppres No. 215/1963 tentang pembentukan Yayasan TVRI dengan Pimpinan Umum Presiden RI.

f. Pada tahun 1964 mulailah dirintis pembangunan Stasiun Penyiaran Daerah dimulai dengan TVRI Stasiun Yogyakarta, yang secara

(46)

2. TVRI PADA ERA ORDE BARU

Tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tatakerja Departemen Penerangan, yang diberi status Direktorat, langsung bertanggung-jawab pada Direktur Jendral Radio, TV, dan Film, Departemen Penerangan Republik Indonesia.

Sebagai alat komunikasi Pemerintah, tugas TVRI adalah menyampaikan informasi tentang kebijakan Pemerintah kepada rakyat dan pada waktu yang bersamaan menciptakan two-way traffic (lalu lintas dua jalur) dari rakyat untuk pemerintah selama tidak mendiskreditkan usaha-usaha Pemerintah.

Pada garis besarnya “tujuan kebijakan Pemerintah dan program-programnya adalah untuk membangun bangsa dan negara Indonesia yang modern dengan masyarakat yang aman, adil, tertib dan sejahtera, yang bertujuan supaya tiap warga Indonesia mengenyam kesejahteraan lahiriah dan mental spiritual”7. Semua kebijaksanaan Pemerintah beserta programnya harus dapat diterjemahkan melalui siaran-siaran dari studio-studio TVRI yang berkedudukan di ibukota maupun daerah dengan cepat, tepat dan baik.

Semua pelaksanaan TVRI baik di ibu kota maupun di Daerah harus meletakkan tekanan kerjanya kepada integrasi, supaya TVRI menjadi suatu

well-integrated mass media (media massa yang terintegrasikan dengan baik)

Pemerintah.

“Tahun 1975, dikeluarkan SK Menpen No. 55 Bahan siaran/KEP/Menpen/1975, TVRI memiliki status ganda yaitu selain sebagai Yayasan Televisi RI juga sebagai Direktorat Televisi, sedang manajemen yang diterapkan yaitu manajemen perkantoran/birokrasi”8.

7

TVRI, “sejarah TVRI

8

(47)

37

3. TVRI PADA ERA REFORMASI

Bulan Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2000 tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), yang secara kelembagaan berada di bawah pembinaan dan bertanggung jawab kepada Departemen Keuangan RI.

Bulan Oktober 2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001 tentang pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN untuk urusan organisasi dan Departemen Keuangan RI untuk urusan keuangan.

Tanggal 17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2002, status TVRI diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) TVRI di bawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kementerian Negara BUMN.

Selanjutnya melalui “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara”9. Semangat yang mendasari lahirnya TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik adalah untuk melayani informasi untuk kepentingan publik, bersifat netral, mandiri dan tidak komersial. Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi tertua di Indonesia dan satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah Indonesia dengan” jumlah penonton sekitar 82 persen penduduk Indonesia. Saat ini TVRI memiliki 27 stasiun Daerah dan 1 Stasiun Pusat dengan didukung oleh 376 satuan transmisi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia”10.

Ke 27 TVRI Stasiun Daerah tersebut adalah:

(48)

1. TVRI Stasiun DKI Jakarta

10.TVRI Stasiun Sulawesi Selatan

11.TVRI Stasiun Kalimantan Timur

12.TVRI Stasiun Sumatera Barat

13.TVRI Stasiun Jambi

14.TVRI Stasiun Riau dan Kepulauan Riau

15.TVRI Stasiun Kalimantan Barat

16.TVRI Stasiun Kalimantan Selatan

17.TVRI Stasiun Kalimantan Tengah

(49)

39

Karyawan TVRI pada Tahun Anggaran 2007 berjumlah 6.099 orang, terdiri atas 5.085 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 1.014 orang Tenaga Honor/Kontrak yang tersebar di seluruh Indonesia dan sekitar 1.600 orang di antaranya adalah karyawan Kantor Pusat dan TVRI Stasiun Pusat Jakarta.

“TVRI bersiaran dengan menggunakan dua sistem yaitu VHF dan UHF,

setelah selesainya dibangun stasiun pemancar Gunung Tela Bogor pada 18 Mei 2002 dengan kekuatan 80 Kw. Kota-kota yang telah menggunakan UHF yaitu Jakarta, Bandung dan Medan, selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa Timur”11.

TVRI Pusat Jakarta setiap hari melakukan siaran selama 19 jam, mulai pukul 05.00 WIB hingga 24.00 WIB dengan substansi acara bersifat informatif, edukatif dan entertain.

C. TVRI Dewasa Ini

Dengan perubahan “status TVRI dari Perusahaan Jawatan ke TV Publik sesuai dengan undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, maka TVRI diberi masa transisi selama 3 tahun dengan mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2002 di mana disebutkan TVRI berbentuk PERSERO atau PT”12.

Melalui PERSERO ini Pemerintah mengharapkan Direksi TVRI dapat melakukan pembenahan-pembenahan baik di bidang Manajemen, Struktur Organisasi, SDM dan Keuangan. Sehubungan dengan itu Direksi TVRI tengah melakukan konsolidasi, melalui restrukturisasi, pembenahan di bidang Marketing dan Programing, mengingat sikap mental karyawan dan hampir semua acara TVRI masih mengacu pada status Perjan yang kurang memiliki nilai jual.

11

Wawancara Pribadi dengan Dedi, Jalarta 05 Desember 2012.

12

(50)

Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI melalui restrukturisasi akan diketahui jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, berdasarkan kemampuan masing-masing individu karyawan untuk mengisi fungsi-fungsi yang ada dalam struktur organisasi sesuai dengan keahlian dan profesi masing-masing, dengan kualifikasi yang jelas.

Melalui restrukturisasi tersebut akan diketahui apakah untuk mengisi fungsi tersebut di atas dapat diketahui, dan apakah perlu dicari tenaga profesional dari luar atau dapat memanfaatkan sumberdaya TVRI yang tersedia.

Dalam bentuk PERSERO selama masa transisi ini, TVRI benar-benar diuji untuk belajar mandiri dengan menggali dana dari berbagai sumber antara lain dalam bentuk kerjasama dengan pihak luar baik swasta maupun sesama BUMN serta meningkatkan profesionalisme karyawan.

Dengan adanya masa transisi selama 3 tahun ini, diharapkan TVRI akan dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh undang-undang penyiaran yaitu sebagai TV publik dengan sasaran khalayak yang jelas.

Bertepatan dengan “peringatan hari kebangkitan nasional tanggal 20 Mei 2003 yang lalu, TVRI mengoperasikan kembali seluruh pemancar stasiun relay TVRI sebanyak 376 buah, yang tersebar di seluruh Indonesia”13.

Sebagai stasiun televisi pertama di negeri ini, TVRI telah melalui perjalanan panjang dan mempunyai peran strategis dalam perjuangan dan perjalanan kehidupan bangsa. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-44 (24 Agustus 2006), TVRI resmi menjadi Lembaga Penyiaran Publik.

13

(51)

41

D. Visi dan Misi TVRI 1. Visi

“Terwujudnya TVRI sebagai media pilihan bangsa Indonesia dalam

rangkaturut mencerdaskan kehidupan bangsa untuk memperkuat`kesatuan`nasional.

2. Misi

Mengembangkan TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus media kontrol sosial yang dinamis.

1. Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang utama.

2. Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan.

3. Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan negara Indonesia di dunia Internasional”14.

E. Sinopsis film kisah Nabi Yusuf AS.

Film kisah Nabi Yusuf dominan menggambarkan tentang bagaimana akhlaq seorang utusan Allah SWT yang merupakan manusia pilihan Tuhan untuk memberikan tauladan yang baik terhadap umat manusia. Sesungguhnya ketauladanan yang ditunjukan oleh Nabi Yusuf dalam film tersebut ialah berusaha menggambarkan tentang aplikasi dari keempat sifat wajib yang melekat pada diri seorang Nabi, yaitu sifat Shidiq, Amanah, Tabligh, Fatonah.

14

(52)

Sifat Shidiq dalam film tersebut dapat terlihat dari kejujuran sikap yang diperlihatkan Nabi Yusuf ketika beliau menghadapi berbagai macam keadaan. Bahkan dalam keadaan yang terdesakpun Nabi yusuf selalu berikap jujur. Sifat Amanah dalam film ini juga dapat diamati ketika Yusuf ditemukan oleh pedagang dari sebuah sumur, ketika Yusuf ditanya berulang-ulang kali oleh

Malik Bin Zaher Bin Malik Yusuf hanya berkata “aku adalaha seorang anak

sumur” sebagaimana pesan Allah yang disampaikan melalui Jibril, Bahwa

Yusuf AS jangan memberitahukan identitas mu kepada siapapun.

Sifat tabligh yaitu dalam film ini juga tergambar bagaimana kegigihan Nabi Yusuf menyampaikan pesan ketauhidan, dan akidah yang dibawa oleh Yusuf dan bersumber langsung dari Allah SWT. Dan sifat fatonah Nabi Yusuf sebagai seorang yang terpilih ini tercermin dari retorika Yusuf berbicara dihadapan penguasa mesir dan menjadikan penguasa mesir jatuh hati dan menyukainya untuk diizinkan tinggal di istana. Sifat fatonah juga terlihat ketika Yusuf mendapat beberapa kedudukan terpenting dalam kerajaan seperti menjadi mentri keuangan.

(53)

43

Sebagaimana juga syari’at yang dibawa oleh Nabi Muhammad, Nabi

Yusuf juga membawa syari’at yang sama, yakni beribadah kepada Allah

(54)

44

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Penulisan temuan dan analisis data dari film kisah Nabi Yusuf ini terbagi kedalam tiga bagian. Bagian pertama yaitu menggambarkan isi pesan dakwahNabi Yusuf berada di istana dan Yusuf dewasa yang mengandung unsur akidah. Bagian kedua yaitu menggambarkan isi pesan dakwah Nabi Yusuf di istana, dan Yusuf dewasa yang mengandung unsur akhlak. Bagian ketiga adalah menggambarkan isi pesan dakwah Nabi Yusuf di istana, Yusuf dewasa yang mengandung unsur syariat.

A. Isi Pesan Dakwah dari Segi Akidah 1. Akidah Nabi Yusuf AS.

a. Wafatnya ibunda Nabi Yusuf ketika melahirkan saudara Nabi

Bunyamin ketika dalam perjalanan menuju pemakaman Nabi Ya’kub.

Kejadian ini terintegrasi dengan ayat al-Qur’an surat al-Baqoroh ayat 156. (Rukun iman kategori qodo dan qodhar)



   

“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"

(55)

45



    



“(ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku

(Bapak Yusuf a.s. ialah Ya'qub putera Ishak putera Ibrahim a.s.) Sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku."

c. Mu’jizat Nabi Yusuf ketika diceburkan kedalam sumur yaitu dengan berubahnya rasa air sumur tersebut dari yang semula asin menjadi tawar. Tentunya sebagai Nabi Allah SWT selalu menjaga Yusuf dari Marabahaya. (Rukun iman kategori percaya kepada Rosul).

d. Kepercayaan Nabi Yusuf terhadap pesan dari Allah SWT yang disampaikan melalui malaikat Jibril yang berkata “ wahai yusuf ini adalah cobaan yang harus engkau hadapi untuk menguji dirimu

sebagai nabi yang terpilih, maka bersabarlah”. (Rukun iman kategori

percaya kepada Allah).

2. Akidah Nabi YusufAS Di Istana

a. Yusuf hanya akan menundukan kepala kepada Allah SWT, maka ketika diperkenalkan kepada pengusa mesir, semua orang yang berada di istana menundukan kepalanya kecuali Nabi Yusuf. (Rukun iman kategori percaya kepada Allah).

(56)

c. Yusuf berpasrah diri kepada Allah atas segala cobaan yang akan dihadapinya dimasa depan dan harus terpisah dari orang tuanya (Nabi

Ya’kub) untuk hidup di Mesir. (Rukun iman kategori percaya kepada

Allah).

3. Akidah Nabi Yusuf AS Dewasa

a. Yusuf menerima wahyu dari “utusan Allah” yaitu malaikat Jibril

ketika “Yusuf dewasa pada umur 33 tahun berupa ahli hikmah dan

ahli dalam bidang ilmu fiqh”1

. (Rukun iman kategori percaya kepada Malaikat).

b. Mu’jizat Nabi Yusuf yang diberikan Allah untuk menolong Yusuf atas fitnah dari Zulaikhah yang menuduh Yusuf ingin memperkosa Zulaikah dengan menjadikan anak kecil yang belum bisa berbicara dari salah satu penghuni istana. Ibnu Ma’mun berkata “jika yang koyak bagian depan dari gamis yusuf maka yusuf bersalah, dan jika yang koyak pada bagian belakang gamis yusuf maka Zulaikahlah yang memfitnah. (Rukun iman kategori percaya kepada Rosul).

B. Isi Pesan Dakwah dari Segi Akhlak 1. Akhlak Nabi Yusuf AS.

a. sifat hormat dan kasih sayang Yusuf kepada semua saudaranya. (akhlak terhadap manusia).

1

Gambar

gambaran yang benar, pandangan yang jernih, kejadiansecara cermat terhadap

Referensi

Dokumen terkait